reverse fault paper

29
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pengertian geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan bagaimana proses pembentukannya. Beberapa kalangan berpendapat bahwa geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai unsur-unsur struktur geologi, seperti perlipatan (fold), rekahan (fracture), patahan (fault), dan sebagainya yang merupakan bagian dari satuan tektonik (tectonic unit). Sebagaimana diketahui bahwa batuan-batuan yang tersingkap dimuka bumi memperlihatkan bentuk-bentuk arsitektur yang bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Bentuk arsitektur susunan batuan di suatu wilayah pada umumnya merupakan batuan-batuan yang telah mengalami deformasi sebagai akibat gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Deformasi pada batuan dapat berbentuk lipatan maupun patahan atau sesar. Ternyata proses yang menyebabkan batuan-batuan mengalami deformasi adalah gaya yang bekerja pada batuan batuan tersebut. 1.2 Ruang Lingkup Kajian 1. Pengertian Sesar 9. Sesar Naik 2. Penyebab Sesar 10. Ciri Morfologi Sesar Naik 3. Anatomi Sesar 11. Thrust System 4. Kriteria Pensesaran 12. Hubungan Sesar dan Lipatan 5. Ciri-Ciri Umum Sesar 13. Bahaya Sesar 6. Bentang Alam Pegunungan Sesar 14. Manfaat Sesar 7. Klasifikasi Sesar 15. Sesar Naik di Indonesia 8. Jenis Pergerakan Sesar

Upload: alfaindia

Post on 10-Nov-2015

64 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Reverse Fault papaer

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Secara umum pengertian geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang

    bentuk arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan

    bagaimana proses pembentukannya. Beberapa kalangan berpendapat bahwa

    geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai unsur-unsur struktur

    geologi, seperti perlipatan (fold), rekahan (fracture), patahan (fault), dan

    sebagainya yang merupakan bagian dari satuan tektonik (tectonic unit).

    Sebagaimana diketahui bahwa batuan-batuan yang tersingkap dimuka bumi

    memperlihatkan bentuk-bentuk arsitektur yang bervariasi dari satu tempat ke

    tempat lainnya. Bentuk arsitektur susunan batuan di suatu wilayah pada umumnya

    merupakan batuan-batuan yang telah mengalami deformasi sebagai akibat gaya

    yang bekerja pada batuan tersebut. Deformasi pada batuan dapat berbentuk lipatan

    maupun patahan atau sesar. Ternyata proses yang menyebabkan batuan-batuan

    mengalami deformasi adalah gaya yang bekerja pada batuan batuan tersebut.

    1.2 Ruang Lingkup Kajian 1. Pengertian Sesar 9. Sesar Naik

    2. Penyebab Sesar 10. Ciri Morfologi Sesar Naik

    3. Anatomi Sesar 11. Thrust System

    4. Kriteria Pensesaran 12. Hubungan Sesar dan Lipatan

    5. Ciri-Ciri Umum Sesar 13. Bahaya Sesar

    6. Bentang Alam Pegunungan Sesar 14. Manfaat Sesar

    7. Klasifikasi Sesar 15. Sesar Naik di Indonesia

    8. Jenis Pergerakan Sesar

  • 2

    1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini adalah untuk memberi pemahaman mengenai prinsip awal

    terjadinya sesar beserta penyebab-penyebab yang mengakibatkan terjadinya sesar.

    Di sisi lain tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan

    tentang bahaya yang dapat di timbulkan serta keuntungan yang dapat kita

    manfaatkan dari adanya salah satu struktur geologi ini.

  • 3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Sesar

    Sesar didefinisikan sebagai bidang rekahan yang disertai oleh adanya pergeseran

    relatif (displacement) satu blok terhadap blok batuan lainnya, Billing (1959).

    Sesar merupakan suatu bidang rekahan yang telah mengalami pergeseran, Ragan

    (1973).

    Sesar adalah suatu bidang pecah (fracture) yang memotong suatu tubuh batuan

    dengan disertai oleh adanya pergeseran yang sejajar dengan bidang pecahnya,

    Park (1983).

    Secara umum sesar (fault) adalah suatu rekahan yang terjadi pada lapisan batuan

    yang telah memperlihatkan adanya bukti pergerakan (shear displacement) atau

    off-set. Sesar (fault) merupakan suatu zona (fault zone) yang terdiri dari banyak

    bidang-bidang sesar yang sejajar dan saling berhubungan (net-work).

    Sesar mempunyai bentuk dan dimensi yang bervariasi. Ukuran dimensi sesar

    dapat mencapai ratusan kilometer panjangnya (Sesar Semangko) atau hanya

    beberapa sentimeter saja. Arah singkapan suatu sesar dapat lurus atau berliku-liku.

    Sesar boleh hadir sebagai sempadan yang tajam, atau sebagai suatu zona, dengan

    ketebalan beberapa milimeter hingga beberapa kilometer.

    2.2 Penyebab Sesar

    Batuan yang terdapat di Bumi merupakan subyek yang secara terus menerus

    mendapat gaya yang berakibat tubuh batuan dapat mengalami pelengkungan atau

    keretakan. Ketika tubuh batuan melengkung atau retak, maka kita menyebutnya

    batuan tersebut terdeformasi (berubah bentuk dan ukurannya). Penyebab

    deformasi pada batuan adalah gaya tegasan (gaya/satuan luas), gaya tegasan ini

  • 4

    umumnya terbagi dalam dua jenis yaitu gaya tegasan seragam dan gaya tegasan

    yang tidak seragam. Untuk sistem sesar sendiri disebabkan oleh adanya gaya

    tegasan yang sifatnya tidak seragam. Gaya tegasan yang tidak seragam itu dapat

    di kelompokan menjadi 3 jenis yaitu:

    1. Tegasan tensional adalah tegasan yang dapat mengakibatkan batuan mengalami

    peregangan atau mengencang.

    2. Tegasan kompresional adalah tegasan yang dapat mengakibatkan batuan

    mengalami penekanan.

    3. Tegasan geser adalah tegasan yang dapat berakibat pada tergesernya dan

    berpindahnya batuan.

    Gambar 1

    Ketika batuan terdeformasi maka batuan mengalami tarikan. Gaya tarikan akan

    merubah bentuk, ukuran, atau volume dari suatu batuan. Tahapan deformasi

    terjadi ketika suatu batuan mengalami peningkatan gaya tegasan yang melampaui

    3 tahapan pada deformasi batuan.

    1. Deformasi yang bersifat elastis (Elastic Deformation) terjadi apabila sifat gaya

    tariknya dapat berbalik (reversible).

  • 5

    2. Deformasi yang bersifat lentur (Ductile Deformation) terjadi apabila sifat gaya

    tariknya tidak dapat kembali lagi (irreversible).

    3. Retakan atau rekahan (Fracture) terjadi apabila sifat gaya tariknya yang tidak

    kembali lagi ketika batuan pecah/retak.

    Gambar 2

    Gambar 3

  • 6

    Sistem sesar terjadi saat tahapan deformasi batuan telah mencapai kondisi

    terjadinya rekahan (fractures), dimana pada kondisi ini batuan yang diberikan

    gaya tegasan tidak mampu lagi menahannya. Saat batuan yang mengalami

    rekahan ini belum mengalami pergeseran maka hal tersebut dinamakan kekar dan

    apabila kondisi rekahan ini telah mengalami pergeseran maka hal tersebut

    dinamakan sesar. Pada umumnya semua kekar akan membentuk suatu sesar,

    apabila secara terus-menerus mengalami pergeseran.

    2.3 Anatomi Sesar

    Arah pergerakan yang terjadi disepanjang permukaan suatu sesar dikenal sebagai

    bidang sesar. Apabila bidang sesarnya tidak tegak, maka batuan yang terletak di

    atasnya dikenali sebagai dinding gantung (hanging wall), sedangkan bagian

    bawahnya dikenal dengan dinding kaki (footwall).

    Gambar 4

    Ada dua jenis gelinciran sesar, satu komponen tegak (dip-slip) dan satu komponen

    mendatar (strike-slip). Kombinasi kedua-dua gelinciran dikenal sebagai gelinciran

    oblik (oblique slip).

  • 7

    Gambar 5

    Pada permukaan bidang sesar terdapat gores-garis sesar (slicken-side) yang

    dicirikan oleh permukaan yang licin, pertumbuhan mineral dan tangga-tangga

    kecil. Arah pergerakan sesar dapat ditentukan dari arah gores garisnya.

    Gambar 6

  • 8

    2.4 Kriteria Pensesaran

    a) Sesar Aktif

    Sesar yang aktif ditunjukkan oleh rayapan akibat gempa bumi dan pecahan dalam

    tanah.

    b) Sesar Tidak Aktif

    Sesar yang tidak aktif dapat dilihat dari peralihan pada kedudukan lapisan,

    perulangan lapisan, perubahan secara tiba-tiba suatu jenis batuan, kehadiran

    milonitisasi atau breksiasi, kehadiran struktur seretan (drag-fault), bidang sesar

    (fault-plane).

    2.5 Ciri-Ciri Umum Sesar

    a. Gerak geser dapat lebih cepat daripada erosi sehingga menghasilkan rombakan yang bersatu (bercampur) dengan breksi sesar

    b. Gejala seretan, dan pembentukan sesar-sesar sekunder sangat umum

    c. Di lapangan sulit dikenal, dan rentan erosi

    d. Kedudukan sukar ditentukan dan jalur sesarnya rumit

    2.6 Bentang Alam Pegunungan Sesar

    1. Punggungan blok sesar (dengan gawir sesar, gawir jalur sesar, faset segitiga,

    faset trapezoid).

    2. Perbukitan atau Punggungan Horst.

    3. Perbukitan atau Punggungan Zona Sesar.

    4. Perbukitan atau Punggungan Bancih (Melange).

    5. Lembah Graben.

    6. Dataran Denudasional Struktur Patahan.

  • 9

    Gambar 7

    Gambar 8

    2.7 Klasifikasi Sesar

    Klasifikasi Anderson (1951)

    Klasifikasi sesar ini berdasarkan pada pola tegasan utama sebagai penyebab

    terbentuknya sesar. Berdasarkan pola tegasannya ada 3 (tiga) jenis sesar, yaitu

  • 10

    sesar naik (reverse and thrust fault), sesar normal (normal fault) dan sesar

    mendatar (wrench fault).

    Gambar 9

    Gambar 10

  • 11

    Angelier (1979)

    Klasifikasi sesar ini berdasarkan gerak relatifnya dan unsur geometrinya, berupa

    gores-garis, pitch, sudut kemiringan bidang sesar, pergeseran transversal atau

    heave dan pergeseran longitudinal.

    Rickard (1972)

    Klasifikasi sesar ini berdasarkan dip of fault dan pitch of net slip. Berdasarkan

    parameter tersebut jenis sesar ada 6 kelompok besar, yaitu Left slip, Right slip,

    Thrust slip, Reverse slip, Normal slip dan lag slip.

    Gambar 11

    Spencer (1988)

    Klasifikasi sesar ini berdasarkan tipe gerakannya, yaitu sesar translasi dan sesar

    rotasi. Sesar translasi adalah jenis sesar yang pergerakannya sepanjang garis lurus.

    Sesar rotasi adalah jenis sesar yang sifat pergeserannya mengalami perputaran.

  • 12

    2.8 Jenis Pergerakan Sesar

    1. Apparent Relative Movement

    Ditentukan atau diamati sebagai jarak antara dua bagian bidang penunjuk (lapisan,

    korok dsb) yang dipotong oleh sesar dinyatakan sebagai separation

    2. True Relative Movement

    Dinyatakan sebagai slip (net slip) yakni jarak sesungguhnya antara 2 titik yang

    tadinya berhimpit. Berdasarkan gerak sebenarnya (slip), sesar dapat dibagi

    menjadi dua yaitu dip-slip dan strike-slip, sedangkan oblique-slip apabila

    gerakannya mempunyai komponen strike-separation dan dip-separation.

    Gambar 12

  • 13

    Gambar 13

    Gambar 14

    Heave : Jarak pergeseran pada bidang horizontal yang memisahkan bagian-bagian dari lapisan.

    Throw : Jarak pergeseran pada bidang vertical dari total throw.

  • 14

    2.9 Sesar Naik

    Sesar yang merupakan hasil dari gaya tegasan kompresional, dimana bagian

    hangingwall bergerak relatif kebagian atas dibandingkan footwallnya.

    Berdasarkan sudut kemiringannya, sesar naik ini terbagi ke dalam 2 jenis yaitu:

    a. Reverse Fault : Sesar naik yang mempunyai sudut kemiringan curam.

    b. Thrust Fault : Sesar naik yang mempunyai sudut kemiringan landai.

    Gambar 15

    Gambar 16

  • 15

    Gambar 17

    2.10 Ciri Morfologi Sesar Naik

    Tahap Muda : Pada sesar naik, gawir-gawir bertangga dengan gejala longsoran

    Tahap Dewasa : Pada sesar naik, gawir-gawir bertangga dengan gejala longsoran

    yang lebih intensif; relief lebih rendah

    Tahap Tua : Pada sesar naik, gawir-gawir bertangga terdatarkan, gejala

    longsoran mulai menghilang; relief hampir datar.

    2.11 Thrust System

    Sejumlah sesar naik (Thrust zone) yang terbentuk pada periode tektonik yang

    sama dinamakan sebagai Thrust Systems (Boyer dan Elliott, 1982). Pada Thrust

    System ada dua jenis pola sesar utama, yaitu:

  • 16

    Imbricate Fan: Imbricate Fan dicirikan dengan adanya Thrust sheet yang di

    dalamnya berkembang struktur lipatan asimetri dan rebah mengikuti arah

    Tectonic transport (Boyer dan Elliott, 1982).

    Sesar naik dengan pola Imbricate fan atau pola susun genteng dibedakan menjadi

    2 (dua) jenis, yaitu Trailling imbricate fan dan Leading imbricate fan. Kedua

    jenis pola sesar tersebut dibedakan berdasarkan besarnya jarak pergeseran

    (Dispclacement). Trailling imbricate fan dicirikan oleh adanya displacement yang

    besar pada bagian paling belakang dari seluruh sesar naik (dilihat dari Tectonic

    transport), sebaliknya dinamakan Leading imbricate fan.

    Gambar 18

    Duplex: Di dalam pola duplex (duplikasi), thrust sheet dilingkupi oleh sesar-sesar

    seperti menumpuk. Pada umumnya pola duplex ini sulit dikenali secara visual,

    (Boyer dan Elliott, 1982).

  • 17

    Gambar 19

    Berdasarkan pada posisi bidang sesar terhadap sumbu lipatan dan arah tectonic

    transport. Sesar naik yang terbentuk dibagian belakang sumbu lipatan dinamakan

    sebagai Forelimb thrust, sedangkan yang berkembang dibagian depan sumbu

    lipatan dinamakan sebagai Backlimb thrust.

    Berdasarkan pada tectonic transportnya, sesar naik dibedakan menjadi Back thrust

    dan Fore thrust. Apabila gerak relatif dari sesar naik searah dengan pada tectonic

    transportnya,maka sesar naik tersebut dinamakan sebagai Fore Thrust dan

    sebaliknya dinamakan sebagai Back thrust. Back thrust yang terbentuk di dalam

    Thrust system maka hal tersebut dapat membentuk Pop-up dan Triangle zone.

    Didalam Thrust system, berdasarkan posisi bidang sesarnya dapat relatif sejajar

    dengan bidang lapisan batuan yang dinamakan sebagai Flat dan apabila

    memotong bidang lapisan dinamakan sebagai Ramp. Apabila posisi flat searah

    dengan Tectonic transport dinamakan frontal ramp dan sebaliknya dinamakan

    sebagai back thrust. Gerak relatif suatu blok terhadap blok yang lainnya dapat

    terjadi sepanjang flat dan ramp. Blok hanging wall yang menumpang di atas flat

    dinamakan sebagai hangingwall ramp sedangkan blok foot wall yang berada di

    bagian ramp dinamakan sebagai footwall ramp.

  • 18

    Terbentuknya sejumlah sesar naik tidak terjadi secara bersamaan melainkan

    terbentuk secara berurutan (Sequence of thrusting). Apabila urutan pembentukan

    sesar naiknya makin muda ke arah hanging wall dinamakan sebagai Overstep dan

    jika terjadi sebaliknya dinamakan sebagai Piggyback. Pembentukan sesar naik

    selalu berasosiasi dengan pembentukan lipatan, oleh karenanya pola lipatan dan

    sesar naik yang terbentuk relatif bersamaan dinamakan sebagai lipatan anjakan

    (Thrust Fold Belt atau Fold Thrust Belt).

    Gambar 20

  • 19

    Gambar 21

    2.12 Hubungan Sesar dan Lipatan

    Batuan yang berbeda akan memiliki sifat yang berbeda terhadap gaya tegasan

    yang bekerja pada batuan batuan tersebut, dengan demikian kita juga dapat

    memperkirakan bahwa beberapa batuan ketika terkena gaya tegasan yang sama

    akan terjadi retakan atau terpatahkan, sedangkan yang lainnya akan terlipat.

    Geometri dari perlipatan lapisan batuan yang terkena tegasan diperlihatkan

    dimana pada tahap awal perlapisan batuan akan terlipat membentuk lipatan

    sinklin-antiklin dimana secara geometri bentuk lengkungan bagian luar (outer arc)

    akan mengalami peregangan sedangkan lengkungan bagian dalam akan

    mengalami pembelahan (cleavage).Apabila tegasan ini berlanjut dan melampaui

    batas elastisitas batuan, perlipatan akan mulai terpatahkan (tersesarkan) melalui

    bidang yang terbentuk pada sumbu lipatannya.

  • 20

    Pada bidang patahan, gaya tegasan akan berubah arah. Ketika batuan batuan yang

    berbeda tersebut berada di area yang sama, seperti batuan yang bersifat lentur

    menutupi batuan yang bersifat retas, maka batuan yang retas kemungkinan akan

    terpatahkan dan batuan yang lentur mungkin hanya melengkung atau terlipat

    diatas bidang patahan. Demikian juga ketika batuan batuan yang bersifat lentur

    mengalami retakan dibawah kondisi tekanan yang tinggi, maka batuan tersebut

    kemungkinan terlipat sampai pada titik tertentu kemudian akan mengalami

    pensesaran, membentuk suatu patahan.

    Gambar 22

    Gambar 23

  • 21

    Gambar 24

    2.13 Bahaya Sesar a. Terjadinya Tsunami

    Proses terjadinya tsunami yang disebabkan oleh adanya sesar. saat terjadi

    patahan di dasar laut kemudian bergerak karena adanya tekanan yang

    besar kemudian membuat air masuk kedalam celah yang dibuat oleh

    pergerakan sehingga membuat laut menjadi dangkal setelah terakumulasi

    air keluar celah dengan energi yang terakumulasi dan membuat gelombang

    besar mendekati daratan, gelombang menjadi tinggi karena dasar laut yang

    dangkal

    b. Terjadinya Gempa Tektonik

    Gempa bumi biasanya disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik

    dan terjadi di sekitar batas lempeng tektonik. Gempa bumi terjadi apabila

    tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat

    ditahan oleh lempeng tektonik tersebut, sehingga terjadi sebuah rekahan

    dan bahkan rekahan tersebut mengalami pergeseran.

  • 22

    Gambar 25

    Gambar 26

  • 23

    2.14 Manfaat Sesar a. Dapat mengetahui posisi stratigrafi suatu batuan dengan batuan yang lain.

    b. Minyak dan gas alam terbentuk dan ditemukan terjebak di dalam lipatan

    bawah permukaan.

    c. Faults, joint, dan fractures dapat berperan sebagai lorong untuk tanah dan

    rumah untuk deposit mineral-mineral industri yang berharga sebagai bijih

    emas, perak, tembaga.

    d. Unconformities dapat digunakan untuk menandai batas-batas waktu

    geologi untuk era, periode, dan zaman.

    Gambar 27

  • 24

    Gambar 28

    Gambar 29

  • 25

    Gambar 30

    2.15 Sesar Naik di Indonesia

    Sesar Bali adalah sesar yang berada pada daerah kepulauan bali dan sekitarnya,

    yang terkonsentrasi di selatan busur kepulauan sekitar Jawa Timur Bali dan

    Nusatenggara. Pergerakan sesar di daerah ini mecapai 7 9 cm pertahun yang di

    pengaruhi aktifitas subduksi lempeng dan aktifitas sesar.

    Gambar 31

  • 26

    Sesar flores berada pada utara pulau flores Sesar segmen barat dikenal sebagai

    Sesar Naik Flores (Flores Thrust) yang membujur dari timur laut Bali sampai

    dengan utara Flores.

    Gambar 32

    Sesar Wetar dikenal sebagai Sesar Naik Wetar (Wetar Thrust) yang membujur

    dari utara Pulau Alor hingga Pulau Roman. Sesar ini terjadi desakan lempeng

    Indo-Australia, dan di sebelah utara Alor, terdapat sesar aktif busur belakang

    (Wetar Thrust).

    Gambar 33

  • 27

    BAB III

    KESIMPULAN

    Setiap batuan mempunyai sifat yang berbeda-beda terhadap gaya tegasan yang

    bekerja pada batuan tersebut. Suatu batuan retas ketika terkena gaya tegasan yang

    sama akan terjadi retakan atau terpatahkan sedangkan batuan yang lentur akan

    terlipat. Geometri dari perlipatan lapisan batuan yang terkena tegasan telah

    diperlihatkan dimana pada tahap awal perlapisan batuan akan terlipat membentuk

    lipatan sinklin dan antiklin dimana secara geometri bentuk lengkungan bagian luar

    (outer arc) akan mengalami peregangan sedangkan lengkungan bagian dalam akan

    mengalami pembelahan (cleavage). Apabila tegasan ini berlanjut dan melampaui

    batas elastisitas batuan, perlipatan akan mulai terpatahkan (tersesarkan) melalui

    bidang yang terbentuk pada sumbu lipatannya.

    Pada bidang patahan, gaya tegasan akan berubah arah. Ketika batuan batuan yang

    berbeda tersebut berada di area yang sama, seperti batuan yang bersifat lentur

    menutupi batuan yang bersifat retas, maka batuan yang retas kemungkinan akan

    terpatahkan dan batuan yang lentur mungkin hanya melengkung atau terlipat

    diatas bidang patahan. Demikian juga ketika batuan batuan yang bersifat lentur

    mengalami retakan dibawah kondisi tekanan yang tinggi, maka batuan tersebut

    kemungkinan terlipat sampai pada titik tertentu kemudian akan mengalami

    pensesaran, membentuk suatu patahan. Sesar merupakan suatu rekahan yang

    memperlihatkan adanya sebuah pergeseran. Dari hal tersebut didapat 3 jenis sesar

    yaitu:

    1. Sesar normal merupakan dimana bagian hanging wall relative turun

    terhadap footwallnya.

    2. Sesar naik merupakan dimana bagian hanging wall relative naik terhadap

    footwallnya.

    3. Sesar mendatar merupakan bagian yang terpisah bergerak relative

    mendatar pada bidang sesar umumnya tegak (900).

  • 28

    Pada sesar naik berdasarkan sudut kemiringan.sesar naik terbagi menjadi 2 jenis

    yaitu:

    a. Reverse fault : sesar naik yang mempunyai sudut kemiringan curam.

    b. Thrust fault : sesar naik yang mempunyai sudut kemiringan landai.

    Sesar juga mempunyai bahaya dan juga keuntungan yang didapatkan dari

    keberadaan sesar

    1. Bahaya sesar, yaitu:

    a. Terjadinya Tsunami

    Proses terjadinya tsunami yang disebabkan oleh adanya sesar. saat terjadi

    patahan di dasar laut kemudian bergerak karena adanya tekanan yang

    besar kemudian membuat air masuk kedalam celah yang dibuat oleh

    pergerakan sehingga membuat laut menjadi dangkal setelah terakumulasi

    air keluar celah dengan energi yang terakumulasi dan membuat gelombang

    besar mendekati daratan, gelombang menjadi tinggi karena dasar laut yang

    dangkal

    b. Terjadinya Gempa Tektonik

    Gempa bumi biasanya disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik

    dan terjadi di sekitar batas lempeng tektonik. Gempa bumi terjadi apabila

    tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat

    ditahan oleh lempeng tektonik tersebut, sehingga terjadi sebuah rekahan

    dan bahkan rekahan tersebut mengalami pergeseran.

    2. Keuntungan sesar, yaitu:

    a. Dapat mengetahui posisi stratigrafi suatu batuan dengan batuan yang

    lain.

    b. Minyak dan gas alam terbentuk dan ditemukan terjebak di dalam

    lipatan bawah permukaan.

    c. Faults, joint, dan fractures dapat berperan sebagai lorong untuk tanah

    dan rumah untuk deposit mineral-mineral industri yang berharga

    sebagai bijih emas, perak, tembaga.

    d. Unconformities dapat digunakan untuk menandai batas-batas waktu

    geologi untuk era, periode, dan zaman.

  • 29

    BAB IV

    DAFTAR PUSTAKA

    http://data.bmkg.go.id/share/Dokumen/artikel-geofisika sesar_naik_belakang_busur_bali-daryono-2010.pdf

    http://elearning.pelatihan-osn.com/riddar/kebumian/geologistruktur.pdf

    http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195901011989011-YAKUB_MALIK/GEOMORFOLOGI_SESAR.pdf

    http://ibnuseven.com/wp-content/uploads/2013/11/10_SESAR-NAIK_8.pdf

    http://kartono.sttnas.ac.id/Geologi%20Struktur/3.%20PENGETAHUAN%20DASAR%20SESAR%20DAN%20LIPATAN.pdf

    http://petroleumstudies.files.wordpress.com/2009/03/geostruk-3-sesar-faults.pdf

    http://repository.upnyk.ac.id/4251/1/Sari.pdf