retorika dakwah bi al-lisan kh. syarif rahmat ra,...
TRANSCRIPT
RETORIKA DAKWAH BI AL-LISAN KH. SYARIF RAHMAT RA, SQ
DALAM PROGRAM DAMAI INDONESIAKU
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh:
SYEHAB BUDIYANTO
NIM: 1110051000112
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2017
ABSTRAK
Syehab Budiyanto 1110051000112
Retorika Dakwah KH. Syarif Rahmat RA. SQ. Dalam Program Damai
Indonesiaku
Tugas dakwah merupakan suatu kewajiban yang diemban oleh setiap
orang muslim, menyampaikan kebenaran yang ada dalam Al-Quran dan Hadist
sudah menjadi konsekuensi seorang yang menganggap dirinya beriman, walaupun
yang disampaikannya itu hanya satu ayat. Banyak da’i yang pandai berbicara
sehingga pidato panjang lebar akan tetapi tidak memperoleh apa-apa kecuali
kebosanan, hal ini di sebabkan pembicara banyak mempunyai bahan materi tetapi
tidak mampu mengorganisasikannya. Dakwah akan di terima dengan baik oleh
mad’u apabila penyampaianya seorang da’i dapat menggunakan retorika dengan
baik salah satunya adalah KH. Syarif Rahmat RA, SQ. seorang da’i yang mampu
menyuguhkan dakwahnya dengan retorika yang baik.
Penyampaian pidato yang paling banyak dilakukan juru dakwah sekarang
ini adalah dengan menggunakan ceramah atau disampaikan secara lisan, yakni
melalui ceramah atau pidato dalam pengajian, kenyataan ini dapat dilihat dari desa
maupun kota. Akan tetapi dakwah dengan menggunakan metode ceramah,
haruslah disampaikan dengan cara-cara yang efektif sehingga dapat diterima oleh
sasaran dakwah dan tidak terjadi kesalah pahaman dalam menerima isi dari pesan
dakwah yang disampaikan untuk itu untuk mewujudkan hal tersebut maka juru
dakwah dibutuhkan untuk menguasai retorika. Retorika adalah seni berbicara
dihadapan masyarakat luas yang mana tujuan dari pengaplikasian terhadap
dakwah ialah dapat merubah pola pikir masyarakat agar kembali pada jalan Allah.
Jadi peran retorika dalam sebuah dakwah tidak dapat dipisahkan.
Berangkat dari sinilah maka peneliti retorika da’i adalah suatu yang
menarik, selanjutnya yang menambah penulis tertarik untuk mengajukan
penelitian ini karena KH Syarif Rahmat RA,SQ. merupakan seorang kiai
sekaligus muballigh yang tidak asing lagi dimasyarakat. Selain itu yang paling
membedakan dari da’i lainnya adalah beliau selalu menggunakan blangkon dalam
setiap berdakwah, hal inilah yang menjadi penerik tersendiri sehingga beliau
disukai oleh banyak jamaah atau karena cara penyampaian beliau yang sesuai
menurut kaidah retorika sehingga beliau banyak diminati.
Dalam penelitian ini penulis terjun langsung pada peristiwa dimana data
diperoleh dan dikumpulkan dari subjek, objek dan orang-orang yang
bersangkutan. Subjek dalam penelitian ini adalah KH. Syarif Rahmat RA,SQ.
kemudian yang dijadikan objek penelitian adalah retorika dakwah. Teori yang
digunakan yaitu teori Jalaluddin Rakhmat, Sedangkan penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif analisis. rumusan masalah yang ditinjau adalah
jenis pidato, teknik penyampaian pidato yang terdiri dari pendekatan Informatif,
persuasif, humor dan konsep pemiliharn materi dalam programn damai
Indonesiaku.
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hidarat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga berkat izin-
Nya penulis mampu menyelesaikan pembuatan skripsi ini. Shalawat beserta
salam selalu tercurah kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih jauh dari sempurna
baik dalam hal bentuk maupun isinya. Namun berkat bantuan serta dukungan dari
berbagai pihak, Alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,
sepatutunya diberikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Suparto M.Ed, Ph.D, selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik. Dr. Hj. Roudhanah MA, selaku Wakil Dekan Bidang
Administrasi dan Suhaimi M. Si, selaku Dekan Bidang
Kemahasiswaan.
2. Drs. Masran MA, selaku ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam dan Fathurokhmah SS, M.si, selaku Sekertaris Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam.
3. Prof. Dr. Murodi MA, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
selalu memberikan masukan dan membantu penulis selama proses
perkuliahan.
iii
4. Rubiyanah, M.A. selaku Dosen Pembimbing yang dengan tulus
memberikan dukungan dan bimbingan kepada penulis serta nasehat-
nasehat yang luar biasa yang semoga bermanfaat bagi penulis.
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
sangat berkontribusi dalam memberikan banyak ilmu serta pengetahuan
yang tiada terkira kepada penulis selama menjalani Studi di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Umum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta serta sluruh straf dan kariawan yang telah
melayani dan menyiapkan fasilitas titelatur, sampai penulis bisa
menyelesaikan studi ini.
7. Pimpinan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
yang telah memfasilitasi penulis untuk mempelajari dan mencari bahan
untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Para pegawai/ staf Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang
telah memberikan pelayanan yang prima kepada penulis.
9. Kepada kedua orang tua penulis, ayahanda tercinta Ahmad Nurdin dan
ibunda tercinta Evi Sofiah yang telah membesarkan dan merawat
penulis dengan rasa cinta kasih dan sayang. Serta lantunan doa dan
ridho yang tak pernah putus, sehingga penulis dapat menyelesaikan
studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Guru besar KH. Syarif Rahmat RA, SQ selaku Pemimpin Pon-Pes
Ummul Qura, selaku ayah dan dan orang tua saya di pesantren.
iv
11. Teman-teman KPI angkatan 2010, Khusunya teman-teman sekelas KPI
D: Kurnia Prasetio, Abdullah Icshan Baihaqi, Abdurrahman, Agung
Sulistiono Nugroho, Boby Gunawan, Enjang Zaki, Fahmi Hayatudin,
Helmi Afandi, Sumantri, Maulana Fityan, Rahmat Hidayat, Zainun
Najmi Hasmi dan tentunya teman-teman perempuan KPI D yang tidak
dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas kebersamaannya,
penulis bangga menjadi bagian dari kalian. Tetap berjuang dan tetap
semangat Semoga kita sama-sama bisa meraih kesuksesan.
12. Keluarga besar Forum komunikasi Alumni Pesantren Ummul Qura
Tangerang Selatan, Teman-teman KKN kompak, RNJ, BORJU, KPPA
Nusantara dan PSHT Komisariat UIN Jakarta dan semua pihak yang
telah membantu, memotivasi, dan memberikan masukan-masukan
selama penulis kuliah dan dalam penulisan skripsi ini yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu, sehingga penulis dapat menyelesaikan
study di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tercinta ini.
Jazakumullah khairal jaza. Penulis berharap semoga karya tulis ini
bermanfaat bagi kita semua dan menambah setitik khazanah ilmu pengetahuan.
Jakarta, 21 juni 2017
Syehab Budiyanto
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 6
D. Metodologi Penelitian ........................................................ 7
E. Tinjauan Pustaka ................................................................ 10
F. Sistematika Penulisan......................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI RETORIKA DAKWAH
A. Ruang Lingkup Retorik ...................................................... 14
1. Pengertian Retorika ................................................... 14
2. Lima Hukum Retorika ................................................ 18
3. Jenis Dan Teknik ........................................................ 20
4. Tujuan dan Fungsi Retorika ....................................... 27
B. Ruang Lingkup Dakwah .................................................... 29
1. Pengertian Dakwah ...................................................... 29
2. Unsur-Unsur Dakwah................................................... 34
3. Bentuk- Bentuk Dakwah .............................................. 50
C. Hubungan Retorika dan Dakwah ....................................... 51
vi
ABAB III PROFIL KH. SYARIF RAHMAT RA, SQ
A. Riwayat Hidup KHR Syarif Syarif Rahmat RA, SQ, MA . 55
B. Gambaran Umum Program Dama Indonesiaku ................. 56
C. Pendidikan Formal, Non Formal dan Organisasi ............... 61
1. Pendidikan Formal ....................................................... 61
2. Pendidikan Non Formal ............................................... 62
3. Organisasi ..................................................................... 64
D. Prestasi Dan Karya Tulis .................................................... 64
E. Aktifitas .............................................................................. 66
BAB IV ANALISIS RETORIKA DAKWAH BI AL-LISAN KH.
SYARIF RAHMAT RA, SQ DALAM PROGRAM DAMAI
INDONESIAKU
A. Data dakwah Bi Al-Lisan KH. Syarif Rahmat RA,SQ Dalam
Program Damai Indonesiaku .............................................. 68
B. Analisis Jenis dan Teknik Dakwah Bi Al-Lisan KH. Syarif
Rahmat RA,SQ Dalam Program Damai Indonesiaku ........ 83
C. Analisis Teknik Dakwah Bi Al-Lisan KH. Syarif Rahmat RA,SQ
Dalam Program Damai Indonesiaku .................................. 87
D. Konsep Pemilihan Materi Dakwah Bi Al-Lisan KH. Syarif
Rahmat RA,SQ Dalam Program Damai Indonesiaku ........ 93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 101
B. Saran ................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 100
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Da‟i atau pelaku dakwah adalah seseorang yang menyampaikan dan
mengajarkan Islam serta berusaha untuk mewujudkan ajaran tersebut dalam
kehidupan.1 Dakwah yang paling banyak dilakukan da‟i pada saat ini adalah
melalui ceramah atau bil-lisan. Dakwah Bi Al-Lisan adalah suatu teknik atau
metode dakwah yang praktis dan banyak diwarnai oleh karakteristik bicara
seorang da‟i atau Muballigh pada waktu aktivitas dakwah, dakwah Bi Al-Lisan
diartikan sebagai tata cara pengutaraan dan penyampaian dakwah di mana
berdakwah lebih berorientasi pada berceramah, pidato, tatap muka dan
sebagainya.
Menyampaikan dakwah dengan diwarnai oleh karakteristik berbicara yang
memakai retorika yang sempurna, sehingga mampu mempengaruhi para
pendengar untuk mengikuti ajaran yang disampaikan. Kesemuanya ini menuntut
agar para da‟i lebih arif dan bijaksana mengetahui siapa yang dihadapinya
sehingga apa yang disampaikan dapat meningkatkan wawasan dan
menyempurnakan akhlakul karimah.
Karenanya kepandaian retorika seorang juru dakwah sangat dituntut, sebab
dengan penguasaan retorika seorang da‟i dapat memotivasi pendengarnya menuju
tingkah laku atau sikap yang sesuai dengan pesan dakwahnya. Rasulullah SAW
1Dr. M. Tata Taufik, Dakwah Era Digital seri Komunikasi Islam, (Kuningan: Al-Ikhlash,
2013), Cet. Ke-1, hal. 62
2
sendiri pernah berkata dalam berdakwahnya “Berbicaralah kepada manusia
menurut kadar akal (kecerdasan) mereka masing-masing, (HR. Muslim)2.
Penyampaian dakwah yang dilakukan dengan cara tidak memperhatikan
siapa pendengar yang dihadapinya, maka dapat mengakibatkan pesan dakwah
yang disampaikan tidak mengenai sasaran dan akan menyebabkan keresahan umat
serta kesalah pahaman maksud dan tujuan dari apa yang telah disampaikan.
Dakwah akan diterima dengan baik apabila para da‟i mengetahui secara
tepat kepada siapa dakwah itu di tunjukan, dikarenakan setiap manusia itu tidak
sama, baik dari segi usia, tingkat kecerdasan dan status sosial dalam masyarakat.
Semua itu menuntut agar penyeru dakwah arif dan bijaksana kepada siapa dan
bagaimana ia harus menghadapi jamaah.3
Menguasai materi saja belum cukup untuk meraih sukses dalam dunia
pidato tanpa dibarengi dengan keindahan bahasa. Rangkaian kata dan susunan
bahasa yang indah dan berirama dalam berpidato merupakan akar dalam retorika.
Bung Tomo tokoh 10 November yang dikenal dengan Hari Pahlawan, Soekarno
yang mampu membangkitkan semangat bangsa Indonesia untuk bangkit berjuang
melawan penjajah Belanda dalam dalam meraih kemerdekaan dan Zainuddin MZ.
julukannya adalah "Dai Sejuta Umat" karena dakwahnya yang dapat menyentuh
seluruh lapisan masyarakat. Semua itu kalau kita kaji dan analisa tidak lain
bersumber dari sebuah pidato serta keindahan bahasa yang mampu menggerakan
hati manusia untuk melakukan apa yang orator ingini.
2Fachrudin HS dan Irfan Fachruddin, Pilihan Sabda Rasulullah, (Jakarta: Bumi
Aksara,1978), hal. 346 3M. Bahri Saputra, Buku Ajar Dakwah Lisan (Teknik Khithabah), (Fakultas Dakwah UNI
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), Cet. Ke-1, hal.2
3
Dalam buku Jalaluddin Rakhmat yang berjudul Retorika Modern
Pendekatan Praktis Aristoteles menyebutkan ada tiga cara untuk mempengaruhi
manusia. Pertama, Anda harus sanggup menunjukan kepada khalayak bahwa
Anda memiliki pengetahuan yang luas, kepribadian yang terpercaya, dan status
terhormat (ethos). Kedua, Anda harus menyentuh hati khalayak: perasaan, emosi,
harapan, kebencian dan kasih sayang mereka (pathos). Kelak para ahli retorika
modern menyebutnya imbauan emosional (emotional appeals). Ketiga, Anda
meyakinkan khalayak dengan mengajukan bukti atau yang kelihatan sebagai
bukti. Di sini Anda mendekati khalayak lewat otaknya (logos) .4 Sehingga
terciptalah dakwah yang komunikatif.
Banyak da‟i pada saat ini yang tidak mampu membaca jamaah yang
dihadapi sehingga menghadapi orang kota disamakan dengan menghadapi orang
desa. Dan memberikan ceramah ditengah intelektual atau pelajar tidak
dibedakannya dengan menghadapi orang awam, dikarenakan setiap manusia itu
tidak sama, baik dari segi usia, tingkat kecerdasan dan status sosial dalam
masyarakat. Dan banyak sekali orang yang pandai berbicara sehingga pidato
panjang lebar, akan tetapi tidak memperoleh apa-apa selain kelelahan dan
kebosanan, hal ini disebabkan pembicara banyak mempunyai bahan materi tetapi
tidak mampu mengorganisasikannya. Oleh karena itu, bila seseorang mau menjadi
4Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern, (Bandung: PT: Remaja Rosdakarya, 2014), cet.
Ke-18, hal. 7
4
ahli pidato, maka perlu memperhatikan dan memahami tahap penyusunan pidato.5
Penggunaan retorika dalam berpidato merupakan persuasi dari da‟i untuk
meyakinkan mad‟u bahwa ajaran Islam sebagai pedoman hidup yang mampu
menyelamatkan manusia untuk hidup di dunia dan akhirat. Retorika akan
berpengaruh pada isi pesan dakwah yang disampaikan da‟i. Ekspresi komunikasi
efektif da‟i dalam menyampaikan dakwah Islam akan dilihat dan didengar oleh
mad‟u, sehingga mad‟u akan mengikuti apa yang disampaikan dan diharapkan
da‟i.
Pada saat ini para da‟i dalam berdakwah menggunakan metode pribadi yang
dapat memberikan perhatian kepada masyarakat. Seiring dengan harapan
kehadiran para da‟i di tengah masyarakat agar memberikan nuansa baru dalam
berdakwah sehingga masyarakat dapat menerima dan mengamalkan apa
disampaikan oleh para da‟i.
Seorang da‟i dituntut untuk mampu menggunakan kata yang baik dan
teratur sehingga pesan dakwah memiliki relevansi dalam kehidupan di masyarakat
yang dapat dimengerti dan difahami oleh mad‟u mengenai pesan dakwah yang
disampaikan. Walaupun ayat dan hadits yang digunakan oleh para da‟i memiliki
kesamaan, namun mereka berbeda dalam menjelaskan ayat dan hadits tersebut,
tergantung pada persiapan dan keilmuan da‟i. Maka retorika berfungsi sebagai
ilmu yang membimbing untuk merancang kata agar tercapai tujuan dakwah.
KH. Syarif Rahmat adalah seorang muballigh yang sudah dikenal luas oleh
masarakat dalam dakwah dan sudah banyak diterima dikalangan masyarakat
5Wahidin Saputra, Buku Ajar Dakwah Lisan (Teknik Khithabah), (Fakultas Dakwah UIN
SYarif Hidayatullah Jakarta, 2006), Cet Ke-1, hal.1
5
nasional. Dan terbilang sukses dalam penyampaian dakwahnya, beliau tahu apa
yang harus lakukan disesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia sekarang,
dari berbagai tantangan dakwah beliau terlihat bisa menghadapinya argumen kuat
dan dengan gaya bahasanya yang tegas dan lugas sehingga pesan yang
disampaikan lebih mudah diterima oleh masyarakat. Beliau juga terkadang
menggunakan media seni pula jadi semua kalangan bisa menerima, karena itulah,
beliau seringkali tampil pada program Damai Indonesiaku yang secara rutin
tayang di TV One setiap hari Sabtu dan Minggu, Program talk show Damai
Indonesiaku merupakan salah satu program acara kerohanian bagi umat Islam
yang sarat akan pesan dakwah, karena sifatnya sendiri komprehensif. Dan
memiliki nuansa yang berbeda dibanding dengan program-program agama lain,
yang memiliki program acara yang sama kaitannya dengan keagamaan. Acara
membahas seputar permasalahan (problematika) yang paling banyak/ramai di
perbicarakan dalam sepekan. Tentunya dengan dilihat dari sudut pandang agama
Islam.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik membahas permasalahan
tersebut pada sebuah skripsi berjudul: “Retorika Dakwah Bi Al-Lisan KH.
Syarif Rahmat RA, SQ dalam Program Acara Damai Indonesiaku”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Peneliti sangat menyadari aktifitas dakwah beliau sangat padat, oleh
karena itu tidak mungkin semua data mengenai dakwah yang disampaikan
saat berdakwah penulis cantumkan pada skripsi ini. Oleh karena itu,
6
peneliti hanya memfokuskan kepada retorika dakwah KH. Syarif Rahmat
RA, SQ dalam Program Acara Damai Indonesiaku tanggal 2 Januari 2016
di Hotel Mabruk Anyer, Labuan Banten. 10 januari 2016 di Mabes AU
Cilangkap, Jakarta Timur. 28 Februari 2016 di Pendopo Kasepuhan
Keraton Girilaya, Cirebon, Jawa Barat. 14 februari 2016 di Masjid Istiqlal
Jakarta Pusat. 2 November 2016 di Aula Djayoesman Korlantas Polri, Jl
MT Haryono, Jakarta Selatan, 30 oktober 2016 di masjid Siti Raswani,
Bekasi, 10 juni 2016 di Perguruan Bustanul Ulum, Pati, Jawa Tengah, 29
oktober 2016 di Masjid Jami: Al Hidayah, Tebet Dalam III, Jakarta
Selatan.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah
penelitian ini adalah :
a. Apakah jenis Dakwah Bi Al-Lisan yang biasa digunakan oleh KH.
Syarif Rahmat RA, SQ dalam Program dakwah Damai
Indonesiaku?
b. Bagaimana teknik penyampaian dakwah Bi Al-Lisan KH. Syarif
Rahmat RA, SQ dalam Program Damai Indonesiaku?
c. Bagaimana Konsep Pemilihan Materi Dakwah Bi Al-Lisan KH.
Syarif Rahmat RA, SQ dalam Program Damai Indonesiaku?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Mengacu pada pembatasan dan perumusan masalah di atas, maka
7
penelitian dalam skripsi ini yaitu :
a. Untuk mengetahui jenis pidato yang biasa digunakan oleh KH. Syarif
Rahmat RA, SQ dalam Program dakwah Damai Indonesiaku.
b. Untuk mengetahui teknik penyampaian KH. Syarif Rahmat RA, SQ
dalam program dakwah damai Indonesiaku.
c. Untuk mengetahui konsep pemilihan materi KH. Syarif Rahmat RA,
SQ dalam Program dakwah Damai Indonesiaku.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian diantaranya :
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi positif bagi
pengembangan penelitian melalui pendekatan Ilmu Komunikasi.
Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan umumnya bagi yang
lain yang terjun pada dunia dakwah. Yang berkaitan tentang retorika
sebagai alat utama dalam menyiarkan agama Islam.
b. Manfaat praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menambah akan
menjadi sebuah bahan tambahan bagi para da‟i untuk dapat
menyampaikan dakwah Islam dengan cara yang efektif dan efisien
dalam menyikapi perkebangan dakwah di Indonesia, Khususnya
berkenaan dengan retorika dakwah KH. Syarif Rahmat RA, SQ
dalam Program Acara Damai Indonesiaku.
8
D. Metodologi Penelitian
1. Metode dan Pendekatan Penelitian
Untuk mendapatkan hasil yang objektif dan representatif dalam
penelitian ini maka, penulis menggunakan metode Kualitatif Deskriptif
Analisis, yaitu metode yang memiliki beberapa langkah penerapan.6
Langkah pertama adalah mendeskripsikan gagasan primer yang menjadi
bahan utama. Langkah kedua, adalah membahas gagasan primer yang pada
hakikatnya adalah memberikan penafsiran penulis terhadap gagasan yang
dideskripsikan.7
Bagdan dan Taylor dalam buku penelitian kualitatif mendefinisika
“Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriftif berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati”.8
Dean J. Champion dalam bukunya mengatakan bahwa penelitian
kualitatif adalah “Penelitian yang berfungsi untuk mendata atau
mengelompokkan sederet unsur yang terlihat sebagai pembentuk suatu
bidang persoalan yang ada”.9
Penulis mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai factor-faktor, sifat, serta hubunga fenomena
7Mastuhi, Antar Disiplin Ilmu, (Bandung: Dan Pusjarlit Nuansa, 1998). Cet. Ke-1, hal. 45.
8Lexi J. Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosyada Karya,
1993) Cet. Ke-10, hal. 3 9Lexi J. Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosyada Karya,
1993) Cet. Ke-10, hal. 186
9
yang diteliti.
2. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah KH. Syarif Rahmat RA, SQ dan objek
penelitian ini adalah Retorika Dakwah di Program Acara Damai
Indonesiaku.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah prngamatan atau pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena yang diselidiki.10
Dengan demikian penulis
mengamati, mengikuti kegiatan-kegiatan ceramah dan mencatat dengan
sistemetis fenomena-fenomena yang diselidiki. Dengan metode ini
penulis akan mengetahui langsung kegiatan dakwah KH. Syarif Rahmat
RA, SQ guna mendapat data yang valid, sehingga data yang diperoleh
dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknis dalam upaya menghimpun data yang
akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah
tertentu, yang sesuai dengan data. Dalam mengumpulkan data-data
dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengadakan
wawancara langsung dengan KH. Syarif Rahmat RA, SQ. Teknik
wawancara berbentuk, wawancara secara lisan. maksud wawancara ini
adalah untuk mengungkapkan riwayat hidup, pekerjaan dan lain-lain.
10
Sutrisno Hadi, “Metodologi Research, “(Yogyakarta: Ardi Offset, 1992), cet ke-21 h.
136.
10
Wawancara semacam ini dilakukan sedemikin rupa, sehingga yang
diwawancarai berbicara, sedangkan pewawancara duduk mendengarkan
dengan baik diselingi dengan sekali-kali mengajukan pertanyaan. Salain
itu, wawancara, wawancara juga dilakukan kepada para jamaahnya
(sebanyak lima orang) dengan tujuan memperoleh data dan fakta yang
akurat tentang retorika dakwah KH. Syarif Rahmat RA, SQ.
c. Dokumentasi
Pengambilan dokumentasi berupa foto-foto, rekaman suara dan
video yang dilakukan penulis pada saat penelitian.
4. Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan ke dalam tulisan
yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.11
Dalam penelitian ini
penulis menggunakan analisa non statistic yaitu mengambil keputusan atau
kesimpulan yang benar melalui proses pengumpulan data dari hasil
penelitian dengan berwujud kata-kata kedalam tulisan yang lebih luas.12
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum penulis mengadakan penelitian lebih lanjut, maka langkah
pertama adalah meninjau pustakaan serta menelaah skripsi-skripsi terdahulu
yang mempunyai objek dan subjek yang hamper sama. Antara lain.
1. Leiza Sixmansyah “Retorika Dakwah KH Muchammad Syarif Hidayat”,
Skrpsi Fakutas Dakwah dan Komunikasi, jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam, tahun 2014. Skripsi ini membahas tentang penerapan Retorika
11
Masi Singarimbun, Sofian Effendi, “Metode Penelitian Survey,” (Jakarta: LP3 ES, 1989),
Cet Ke-1, h. 263. 12
Wardi Bachtiar, “Metode Penelitian Ilmu Dakwah, “(Jakarta: Logos, 1997), h. 27.
11
Dakwah KH. Muchammad Syarif Hidayat yang mana penerapannya
menggunakan penerapan monologika. Sedangkan dalam skripsi ini penulis
meneliti tentang jenis pidato yang di gunakan, konsep pemilihan materi
dan teknik penyampaian dakwah KH. Syarif Rahmat RA, SQ. Dalam
Program damai Indonesiaku.
2. Ari Pratama Putra “Retorika Dakwah KH. Ahmad Damanhuri di Depok”,
Skripsi Fakutas Dakwah dan Komunikasi, jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam, tahun 2011. Skripsi ini membahas Retorika Dakwah KH. Ahmad
Damanhuri di Depok yang mana retorika KH. Ahmad Damanhuri
menggunakan pesan nonverbal berupa bahasa tubuh, gaya, penampilan
sedangkan dalam skripsi ini penulis meneliti tentang jenis pidato yang di
gunakan, konsep pemilihan materi dan teknik penyampaian dakwah KH.
Syarif Rahmat RA, SQ. Dalam Program damai Indonesiaku.
3. Syarifah Sa‟diah “Retorika dakwah KH. Habib ALI Alwi Bin Thahir”
Skripsi Fakutas Dakwah dan Komunikasi, jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam, tahun 2007. Yang mana skripsi ini menjelaskan rumusan masalah
tentang bagaimana pandangan KH. Habib ALI Alwi Bin Thahir dan
retorika apa yang di pakai sedangkan dalam skripsi ini penulis meneliti
tentang jenis pidato yang di gunakan, konsep pemilihan materi dan teknik
penyampaian dakwah KH. Syarif Rahmat RA, SQ. Dalam Program damai
Indonesiaku.
Dalam penelitian sebelumnya memang membahas masalah retorika
dakwah yang disampaikan, walaupun mengandung kategori retorika dakwah
12
namun penyampain para Mubaligh tersebut berbeda dalam retorika
berdakwahnya.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan ini, penulis berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan
Skripsi, Tesis, dan Disertasi, “UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan
oleh CEQDA tahun 2017.
Untuk Memberikan gambaran secara sederhana agar mempermudah
penulisan skripsi ini, maka penulisan ini, maka disusun sistematika penulisan
yang terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai berikut.
BAB I. PENDAHULUAN. Bab ini memuat tentang latar belakang
masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN TEORITIS. Bab ini memuat tentang tinjauan
teoritis retorika, terdiri dari pengertian retorika, lima Hukum retorika, tujuan
dan fungsi retorika dan manfaat. Tinjauan teoritis dakwah, yang terdiri dari
pengertian dakwah, unsur-unsur dakwah, bentuk-bentuk dakwah dan hubungan
retorika dengan dakwah.
BAB III. PROFIL KH SYARIF RAHMAT RA, SQ, MA. Bab ini
memuat gambaran umum tentang biografi KH. Syarif Rahmat RA, SQ yang
terdiri dari riwayat hidup, pendifdikan , organisasi, Prestasi, karya-karya dan
aktifitas dakwah KH. Syarif Rahmat RA, SQ.
BAB IV. RETORIKA DAKWAH BI AL-LISAN KHR SYARIF
13
RAHMAT RA, SQ, MA. Bab ini merupakan hasil dan analisis tentang
rumusan masalah yang diantaranya memuat tentang, Jenis Dakwah Bi Al-
Lisan, Konsep Pemilihan Materi dan Teknik Dakwah Bi Al-Lisan KH. Syarif
Rahmat RA, SQ dalam program Damai Indonesiaku.
BAB V. PENUTUP. Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKAAN
LAMPIRAN
14
BAB II
LANDASAN TEORITIS RETORIKA DAN DAKWAH
A. Ruang Lingkup Retorika
1. Pengertian Retorika
Kata „retorika‟ berasal dari bahasa Yunani, yaitu rhetorikos. Artinya,
kecakapan berpidato. Kata tersebut terkait dengan kata rhetor yang berarti
pembaca publik, dan terkait dengan kata rhema, yang berarti perkataan.
Sehingga secara etimologis, retorika bisa dikatakan sebagai kecakapan
berpidato pembicara public yang terbiasa berkata-kata.13
Retorika berarti seni untuk berbicara baik (Kunst, gut, zu reden atau
Ars bene dicendi), yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan
keterampilan teknis (ars, techne). Dewasa ini retorika diartikan sebagai
kesenian untuk berbicara baik, yang dipergunakan dalam proses
komunikasi antar manusia. Kesenian berbicara ini bukan hanya berarti
berbicara lancar tanpa jalan pikiran yang jelas dan tanpa isi, melainkan
suatu kemampuan untuk berbicara dan berpidato secara singkat, jelas,
padat dan mengesankan. Retorika modern mencakup ingatan yang kuat
daya kreasi dan fantasi yang tinggi, teknik pengingkapan yang tepat dan
daya pembuktian serta penilaian yang tepat.14
13
Maarif Zainul, Retorika Metode Komunikasi Publik (Jakarta: Rajawali Pers, 2015) Cet
ke-1, hal. 1 14
Dori Wuwur Hendrikus, Retorika Trampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi,
Bernegosiasi, (Yogyakarta: Kanisius, 2009) Cet ke-13, hlm. 14
15
Dengan demikian dapat dipahami bahwa maksud dari retorika adalah
ilmu tentang seni berbicara untuk memikat perhatian pendengar dan
meresapkan pesan-pesan ke dalam pikiran dan hati pendengar dengan
menggunakan beberapa cara yaitu dengan pemakaian bahasa yang baik
indah dan teratur, nada bicara yang menarikdengan selingan-selingan seni
dan humor yang dapat memikat perhatian pendengar serta penyusunan dan
bentuk pidato yang teratur dan sitematis.
Retorika adalah bagian dari ilmu bahasa, khususnya ilmu bina bicara.
Retorika sebagi bagian dari ilmu bicara ini mencakup:
a. Monologika
Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog,
dimana hanya seorang yang berbicara. Bentuk-bentuk yang
tergolong dalam monologika adalah pidato, kata sambutan, kuliah,
ceramah, dan deklamasi.
b. Diologika
Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog,
dimana dua orang atau lebih berbicara atau mengambil bagian
dalam satu proses pembicaraan. Bentuk dilogika yang penting
adalah diskusi, Tanya jawab, perundingan, percakapan dan debat.
c. Pembinaan Teknik Bicara
Efektif monologika dan dialogika tergantung juga pada teknik
bicara. Teknik bicara merupakan syarat bagi retorika. Oleh karena
itu pembinaan teknik bicara merupakan bagian yang penting
16
dalam retorika. Dalam bagian ini perhatian lebih diarahkan pada
pembinaan teknik bernafas, teknik mengucap, bina suara, teknik
membaca dan bercerita.15
Adapun istilah retorika menurut beberapa para ahli berpendapat yaitu
antara lain:
1) Retorika menurut Aristoteles adalah retorika tidak lain daripada
kemampuan untuk menentukan, dalam kejadian tertentu dan
situasi tertentu, metode persuasi yang ada16
2) Retorika menurut E. Young adalah adalah ilmu yang mengajarkan
bagaimana kita menggarap masalah bicara, tutur kata secara
heiristik, epistomologi untuk membina saling pengertian dan
kerjasama.17
3) Retorika menurut Donald C. Bryant adalah proses untuk
menyesuaikan orang dengan ide melalui berbagai macam pesan
(adjusting ideas to people to ideas in messages of all kinds).18
4) Retorika menurut Socrates adalah ilmu yang mempersoalkan
tentang bagaimana mencari kebenaran dengan dialog sebagai
15
P. Dori Wuwur Hendrikus, Retorika: Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi,
Bernegoisasi (Yogyakarta: Kanisius, 1991) hal. 16-17 16 Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern, hal. 7 17
“Pengertian retorika menurut para ahli”. Diakses pada tanggal 26 desember 2016 dari
http//www.pengertianahli.com/2013//11/pengertian-menrut-para-ahli.html 18
Morissan dan Andy Corry Wardhani, Teori Komunikasi tentang Komunikator, Pesan,
Percakapan, dan Hubungan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), Cet Ke-1 hal. 43
17
tekniknya. Karena dialog kebenaran dapat timbul dengan
sendirinya.19
5) Retorika menurut Plato adalah kemampuan dalam
mengaplikasikan bahasa lisan yang sempurna dan merupakan
jalan bagi seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang luas
dan sempurna.20
6) Retorika menurut Gorys Kraf adalah suatu pemakaian bahasa
sebagai seni baik lisan maupun tertulis yang didasarkan pada
suatu pengetahuan yang tersusun rapi dan baik.21
7) Retorika menurut I Gsti Ngurah Oka adalah ilmu yang
mengajarkan tindakan dan penampilan kultur untuk membina
saling pengertian, dan kerjasama serta kedamaian dalam
kehidupan masyarakat.22
Dengan demikian, penulis dapat memahami dan merangkum
pengertian retorika dari berbagai pendapat adalah suatu pemakaian bahasa
sebagai seni baik lisan maupun tertulis yang didasarkan pada suatu
pengetahuan yang tersusun rapi dan baik juga untuk memperoleh
pengetahuan yang luas dan sempurna untuk membangun kemampuan
argumentasi berkomunikasi dalam medan pikiran dan menyesuaikan ide
19
“Pengertian retorika menurut para ahli”.
http//www.pengertianahli.com/2013//11/pengertian-menrut-para-ahli.html 20
“Pengertian retorika menurut para ahli”.
http//www.pengertianahli.com/2013//11/pengertian-menrut-para-ahli.html 21
MH. Israr, Retorika dan Dakwah Islam Era Modern, (Jakarta: CV Firdaus, 1993), cet
ke 6, hal.10 22
I Gusti Ngurah Oka, Retorika Sebuah Tinjauan Pengantar, (Bandung: Terate, 1976), Cet,
ke-1, hal. 13
18
dengan orang dengan sistematis, logis dan efektif agar orang lain
terpengaruh dan mau membina saling pengertian, kerjasama serta
kedamaian dalam kehidupan masyarakat.
2. Lima Hukum Retorika
Di buku De Inventione, Marcus Tillius Cicero (106-43 SM)
memperkenalkan lima buah hukum retorika: inventio, disposition,
elocution, memoria, dan pronuntianto. Lima kaidah tersebut, selanjutnya,
menjadi objek pelatihan retorika selama berabad-abad di Imperium
Romawi hingga abad pertengahan. Hukum-hukum retorika itu merupakan
sistem dan panduan untuk berpidato dan menulis, bahkan dianggap sebagai
parameter penilai efektivitas retorika. Karena itu mengkajinya menjadi
conditio sine qua non (syarat mutlak) pada kajian retorika.
Berikut ini lima hukum retorika, diantaranya:
a. Invention (penyusunan data retorika)
Invention merupakan istilah retorika dari bahasa Latin yang di
terjemahkan ke bahasa Inggris dengan istilah invention atau discovery.
Artinya, pencarian.Yang dicari, dalam hal ini, adalah sarana untuk
mendapatkan alasan dan bukti yang shahih untuk membujuk dalam
beretorika.23
b. Dispositio (penyusunan data retorika)
Disposition merupakan hukum kedua dari retorika Cicero yang berisi
tentang tata cara mengatur argument bahan pidato/tulisan, supaya
23
Maarif Zainul, Retorika Metode Komunikasi Publik, hal-57
19
tertera rapih dan mudah diutarakan secara efektif. Hukum kedua ini
kelanjutan dari hukum pertama: invention. Sementara inventio
merupakan momen pencarian materi pembicaraan/penulisan,
disposition adalah saat menata materi tersebut.24
c. Elocution (komunikasi publik)
Elocution merupakan hukum ketiga retorika setelah inventio dan
dispositio. Dalam invention, data untuk pidato/tulisan dicari hingga
didapat. Setelah didapat, data tersebut disusun di momen disposition
hingga tersisa pertanyaan bagaimana menyampaikannya? Elocutio
menjawab pertanyaan tersebut dengan memaparkan gaya komunikasi
publik.25
Atau pengungkapan atau penyajian gagasan dalam bahasa
yang sesuai, yang meliputi komposisi bahasa, kerapian, kemahiran,
ketajaman, kesopanan,, kemegahan, dan hiasan pikiran.
d. Memoria (teknik menghafal dalam retorika)
Memoria merupakan senjata orator yang mengingat apa yang di
hendak disampaikan. Ingatan itu penting terutama dalam orasi tanpa
teks. Orator minimal perlu mengingat poin-poin yang hendak
disampaikan berikut argumentasinya. Tanpa ingatan yang baik, orator
tanpa teks tidak dapat berbicara dengan lancer, tentu saja menjadi
tidak menari, dan tidak dapat membujuk pendengarnya. Karena itu,
24
Maarif Zainul, Retorika Metode Komunikasi Publik, hal-69 25
Maarif Zainul, Retorika Metode Komunikasi Publik, hal-89
20
hal ihwal tentang ingatan berikut cara mengingat yang baik menjadi
sesuatu yang fital dalam retorika.26
e. Pronuntiato (teknik penyampaian pidato)
Pronuntiatio (chironamia/delivery) adalah bagian kelima dari seni
retorika yang berisi cara menyampaikan pidato yang baik. Dalam
catatan Gilbert Austin di buku Chironomia: A Treatise on Rhetorical
Delivery disebutkan bahwa mengemukakan pidato yang
baiksedikitnya memerlukan tiga hal: pengaturan suara (voice),
ekspresi raut muka (countenance) dan gerak tubuh (gesture)
setepatnya.27
3. Jenis dan Teknik Pidato
a. Jenis Pidato
Seorang da‟i memiliki varian tersendiri dalam menyampaikan pidato,
ada yang memilih jenis pidato dengan menyampaikan langsung ada yang
terlebih dahulu menuliskan poin-poinnya atau membacakan pidatonya.
Untuk itu dalam berpidato seorang da‟i biasanya mempunyai ciri tersendiri
dalam berpidato yang terlihat dari jenis pidato yang biasa disampaikan.
Sebagaimana yang dipaparkan dalam buku Retorika Modern
Pendekatan Praktis karangan Jalaluddin Rakhmat menerangkan bahwa
jenis pidato terbagi menjadi empat bagian yaitu:
26
Maarif Zainul, Retorika Metode Komunikasi Publik, hal-105 27
Maarif Zainul, Retorika Metode Komunikasi Publik, hal-115
21
1. Impromtu
Bila Anda menghadiri pesta dan tiba-tiba dipanggil untuk
menyampaikan pidato, pidato yang anda lakukan disebut
impromtu. Bagi juru pidato yang berpengalaman, impromtu
memiliki beberapa keuntungan: (1) Impromtu lebih dapat
mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya, karena
pembicara tidak memikirkan lebih dulu pendapat yang
disampaikannya, (2) gagasan dan pendapatnya datang secara
spontan, sehingga tampak segar dan hidup, (3) Impromtu
memungkinkan Anda terus berfikir.
Kerugiannya dapat melenyapkan keuntungan-keuntungan di atas,
lebih-lebih bagi pembicara yang masih “hijau”: (1) Impromtu dapat
menimbulkan kesimpulan yang mentah, karena dasar pengetahuan
yang tidak memadai, (2) Impromtu mengakibatkan penyampaian
yang tersendat-sendat dan tidak lancer, (3) gagasan yang
disampaikan bisa “acak-acakan” dan ngawur, (4) karena tiadanya
persiapan, kemungkinan “demam panggung” besar sekali.
Impromtu sebaiknya dihindari, tetapi bila terpaksa hal-hal berikut
dapat dijadikan pegangan:
a. Pikirkan lebih dahulu teknik permulaan pidato yang baik.
Misalnya: cerita, hubungan dengan pidato sebelumnya,
bandingan, Ilustrasi dan sebagainya.
22
b. Tentukan sistem organisasi pesan. Misanya: susunan
kronologis, teknik “pemecahan soal”, kerangka sosial-
ekonomi-politik, hubungan teori dan praktek.
c. Pikirkan teknik menutup pidato yang mengesankan.
Kesukaran menutup pidato biasanya merepotkan pembicara
impromtu.28
2. Manuskrip
Pidato manuskrip ini disebut juga pidato dengan naskah. Juru
pidato membacakan naskah pidato dari awal sampai akhir. Di sini
tidak berlaku istilah “menyampaikan pidato”, tetapi” membacakan
pidato”. Manuskrip diperlukan oleh nasional, sebab kesalahan kata
saja dapat menimbulkan kekacauan dan berakibat jelek bagi
pembicara. Manuskrip juga dilakukan oleh ilmuan yang
melaporkan hasil penelitiannya dalam pertemuan ilmiah. Pidato
radio dapat menggunakan manuskrip tanpa kelihatan oleh
pendengarnya.
tentu saja bukan jenis pidato yang baik walaupun memiliki
keuntungan-keuntungan sebagai berikut: (1) kata-kata dipilih
sebaik-baiknya sehingga dapat menyampaikan arti yang tepat dan
pernyataan yang gamblang, (2) pernyataan dapat dihemat, karena
manuskrip dapat disusun kembali, (3) kefasihan bicara dapat
dicapai, karena kata-kata sudah disiapkan, (4) hal-hal yang ngawur
28 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, hal. 17
23
atau menyimpang dapat dihindari, (5) manuskrip dapat diterbitkan
atau diperbanyak.
Ditinjau dari proses komunikasi kerugiannya cukup berat: (1)
komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak
berbicara langsung kepada kepada mereka, (2) pembicara tidak
dapat melihat pendengar dengan baik, sehingga akan kehilangan
gerak dan bersifat kaku, (3) umpan balik dari pendengar tidak
dapat mengubah, memperpendek atau memperpanjang pesan, (4)
perbuatannya lebih lama dan sekedar menyiapkan garis-garis
besarnya (outline) saja.
Untuk mengurangi kekurangan-kekurangan di atas, beberapa
petunjuk dapat diterapkan dalam penyususnan dan penyampaian
manuskrip:
a. Susunlah labih dahulu garis-garis besarnya dan siapkan
bahan-bahannya.
b. Tulislah manuskrip seakan-akan Anda bicara. Gunakan
gaya percakapan yang lebih informal dan langsung.
c. Baca naskah itu berkali-kali sambil sambil membayangkan
pendengar.
d. Hafalkan sekadarnya sehingga Anda dapat lebih sering
melihat pendengar.
24
e. Siapkan manuskrip dengan ketikan besar, tiga spasi dan
batas pinggir yang luas.29
3. Pidato Memoriter
Pesan pidato ditulis kemudian diingat kata demi kata. Seperti
manuskrip, memoriter memungkinkan ungkapan yang tepat,
organisasi yang berencana, pemilihan bahasa yang teliti, gerak dan
isyarat yang diintegrasikan dengan uraian. Tetapi karena pesan
sudah tetap, maka tidaj terjalin saling hubungan antara pesan
dengan pendengar, kurang langsung, memerlukan banyak waktu
dalampersiapan, kurang spontan, perhatian beralih dari kata-kata
kepada usaha mengingat-ingat. Bahaya terbesar timbul bila satu
kata atau lebih hilang dari ingatan. Seperti penulisan manuskrip,
maka naskah memoriter pun harus ditulis dengan gaya ucapan.30
4. Ekstempore
Ekstempore adalah jenis pidato yang paling baik dan paling sering
dilakukan oleh juru pidato yang mahir. Pidato sudah dipersiapkan
sebelumnya berupa out-line (garis besar) dan pokok-pokok
penunjang pembahasan (supporting points). Tetapi pembicara tidak
berusaha mengingatnya kata demi kata. Out-line itu hanya
merupakan pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam
pikiran kita. Keuntungan ekstempore ialah komunikasi pendengar
dengan pembicara lebih baik karena pembicara berbicara langsung
29 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, hal. 18 30 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, hal. 19
25
kepada khalayak, pesan dapat fleksibel untuk diubah sesuai dengan
kebutuhan dan penyajiannya lebih spontan. Bagi pembicara yang
belum ahli, kerugian-kerugian berikut ini dapat timbul: persiapan
kurang baik bila dibuat terburu-buru, pemilihan bahasa yang jelek,
kefasihan yang terhambat karena kesukaran memilih kata dengan
segera, kemungkinan menyimpang dari out-line, dan tentu saja
tidak dapat dijadikan bahan penerbitan. Beberapa kekurangan
ekstempore yang disebut belakangan sebenarnya dengan mudah
dapat diatasi melalui latihan-latihan yang intensif.31
b. Teknik Pidato
Teknik pidato terbagi menjadi:
1. Informatif
Seperti ditunjukan namanya, bertuajuan untuk menyampaikan
informasi. Khalayak diharapkan mengetahui, mengerti, dan
menerima informasi itu. Ehninger, Monroe, dan Gronbeck
menyebut tiga macam pidato informatif (dalam buku mereka,
yang sering kita kutip, Principles and Type of Speech): (1) Oral
report (laporan lisan): laporan ilmiah, laporan panitia, laporan
tahunan, laporan proyek, dan sebagainya; (2) Oral instruction
(pengajaran): guru yang menjelaskan pelajaran, atasan yang
menerangkan pekerjaan, atau pemimpin yang membagi tugas
kepada bawahannya; (3) Informative Lectures (kuliah):
31 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, hal. 19
26
ceramah umum, presentasi di depan peserta konfrensi,
penyajian makalah, pengajian.
Apa pun jenisnya, pidato informatif merupakan upaya untuk
menanamkan pengertian. Karena itu, secara keseluruhan,
pidato informatif harus jelas, logis, dan sistematis. Khalayak
sulit memahami pesan yang abstrak, meloncat-loncat, dan
kacau.32
2. Persuasif
Tujuan akhir pidato persuasif ialah mempengaruhi manusia.
Retorika sering juga disebut seni persuasi, dan persuasi adalah
proses mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan orang
dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang
tersebut bertindak seperti atas kehendak seperti atas
kehendaksnya sendiri, pendapat, sikap dan tindakan adalah
fenomena kepribadian, karena itu seorang orator (ahli pidato)
perlu mengetahui factor-faktor yang menentukan kepribadian
manusia.33
3. Rekreatif
Alan H. Monroe menyebutnya “the speech to entertain”, pidato
untuk menghibur. Anda berbicara tidak untuk menyampaikan
informasi, tidak pula untuk mempengaruhi. Tujuna anda
hanyalah menggembirakan, melepaskan ketegangan,
32 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, hal. 89 33 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, hal. 102
27
menggairahkan suasana, atau sekedar memberikan selingan
yang enak setelah rangkaian acara yang melelahkan. Pidato
rekreatif tidak selalu harus melucu. Anda dapat menceritakan
pengalaman yang luar biasa, eksotik, aneh tetapi nyata. Selama
anda menyampaikan hal-hal yang menarik perhatian
pendengar, mengendurkan saraf mereka, atau membuat mereka
santai. Anda sedang menyampaikan pidato rekreatif.34
4. Tujuan dan Fungsi Retorika
a. Tujuan Retorika
Secara retorika tujuan berbicara kepada massa itu dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. To inform, yaitu membiarkan penerangan dan pengertian kepada
massa, guna memberikan penerangan yang mampu menamkan
pengertian dengan sebaik-baiknya.
2. To convine, yaitu meyakinkan atau menginsyafkan.
3. To inspire, menimbulkan inspirasi dengan teknik dan system
penyampain yang baik dan bijkasana.
4. To entertain, yaitu menggembirakan, menghibur atau
menyenangkan dan memuaskan.
5. To ectuate (to put into action), yaitu menggerakkan dan
mengarahkan mereka untuk bertindak merealisasi dan
34
Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, hal. 125
28
melaksanakan ide yang telah di komunikasikan oleh orator di
hadapan massa.35
b. Fungsi Retorika
I Gusti Ngurah Oka menjelaskan bahwa retorika adalah untuk:
1) Menyediakan gambaran yang jelas tentang manusia terutama
dalam hubungan kegiatan bertuturnya, termasuk kedalam
gambaran ini antara lain gambaran proses kejiwaannya ketika ia
terdorong untuk bertutur ketika ia mengidentifikasi pokok
persoalan dan retorika bertutur ditampilkan.
2) Menampilkan gambaran yang jelas tentang bahasa atau benda
yang biasa diangkat menjadi topik tutur. Misalnya saja gambaran
tentang hakikatnya, strukturnya, fungsi dan sebagainya.
3) Mengemukakan gambaran terperinci tentang masalah tutur
misalnya dikemukakan gambaran tentang hakikatnya, strukturnya,
bagian-bagianya dan sebagainya.
4) Bersama-sama dengan penampilan gambaran ketiga hal tersebut
diatas disiapkan pula bimbingan tentang:
a) Cara-cara memilih topic
b) Cara-cara memandang dan menganalisa topic untuk
menentukan saran ulasan yang persuasive objective.
c) Pemilihan jenis tutur yang disesuaikan dengan tujuan yang
hendak dicapai
35
T,A Lathief Rosydy, Dasar-Dasar Retorika Komunikasi Dan Informasi, (Medan: PT.
Firma Rinbow, 1939) Cet ke-1 hal. 234-235
29
d) Pemilihan materi bahasan serta penyusunan menjadi kalimat-
kalimat yang padu, utuh, mantap dan bervariasi.
e) Pemilihan gaya bahasa dan gaya tutur dalam penampilan.36
B. Ruang Lingkup Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa arab, yaitu da‟a, yad‟u,
da‟wan, du‟a, yang diartikan sebagai mengajak/menyeru, memenggil,
seruan, permohonan, dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang
sama dengan istilah-istilah tablig, amr ma‟ruf dan nahi munkar,
mau‟idzhoh hasanah, tabsyir, indzhar, washiyah, tarbiyah, ta‟lim, dan
khotbah.37
Istilah dakwah dalam Al-Qur‟an diungkapkan dalam bentuk fi‟il
maupun mashdar sebanyak lebih dari seratus kata. Al-Qur‟an
mengkhususkan kata dakwah untuk mengajak kepada kebaikan yang
disertai dengan risiko masing-masing pilihan. Dalam Al-Qur‟an, dakwah
dalam arti mengajak ditemukan sebanyak 46 kali, 39 klai dalam arti
mengajak kepada islam dan kebaikan, dan 7 kali mengajak ke neraka atau
kejahatan. Di samping itu, banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan
istilah dakwah dalam konteks yang berbeda.38
Terlepas dari beragamnya makna istilah ini, pemakaian kata dakwah
dalam masyarakat islam, terutama di Indonesia, adalah sesuatu yang tidak
36
I Gusti Ngurah Oka, Retorika Sebuah Tinjauan Pengantar, Cet ke-1, hal. 65 37 M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2006), cet. Ke-4, hal 17 38
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, hal. 17
30
asing. Arti dari kata dakwah yang dimaksudkan adalah “seruan” dan
“ajakan”. Kalau kata dakwah diberi arti “seruan”, maka yang dimaksudkan
adalah seruan kepada islam atau seruan islam. Demikian juga halnya kalau
diberi arti “ajakan”, maka yang dimaksud adalah ajakan kepada islam atau
ajakan islam. Kecuali itu, “islam” sebagai agama disebut “agama dakwah”,
maksudnya agama yang disebar luaskan dengan cara damai, tidak lewat
kekerasan.
Setelah mendata seluruh kata dakwah dapat didefinisikan bahwa
dakwah islam adalah kegiatan mengajak, mendorong, dalam memotivasi
orang lain berdasarkan bashirah untuk meniti jalan Allah dan
istiqomahdijalan Nya serta berjuang bersama meninggikan agama Allah.
Kata “mengajak, mendorong, dan memotivasi” adalah kegiatan
dakwah yang berada dalam ruang lingkup tabligh. Kata “bashirah” untuk
menunjukkan bahwa dakwah harus dengan ilmu dan perencanaan yang
baik. Kalimat “meniti jalan Allah” untuk menunjukan tujuan dakwah,
yaitu mardhotillah. Kalimat “istiqomah dijalan-Nya” untuk menunjukan
bahwa dakwah dilakukan secara berkesinambungan. Sedangkan kalimat
“berjuang bersama meninggikan agama Allah” untuk menunjukkan bahwa
dakwah bukan hanya untuk menciptakan kesalehan social. Untuk
mewujudkan masyarakat yang saleh tidak bisa dilakukan secara sendiri-
sendiri, tetapi harus dilakukan secara bersama-sama.39
39 M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, hal. 19
31
Pada tataran praktik dakwah harus mengandung dan melibatkan tiga
unsur, yaitu: penyampaian pesan, informasi yang disampaikan, dan
penerimaan pesan. Namun dakwah yang mengandung pengertian yang
luas dari istilah-istilah tersebut, karena istilah dakwah mengandung makna
sebagai aktifitas menyampaikan ajaran islam, menyuruh berbuat baik dan
mencegah perbuatan mungkar, serta memberi kabar gembira dan
peringatan bagi manusia.
Oleh karena itu, secara terminologis pengertian dakwah dimaknai dari
aspek positif ajakan tersebut, yaitu ajakan kepada kebaikan dan
keselamatan dunia akhirat. Sementara itu, para ulama memberikan definisi
yang bervariasi, antara lain:
a. Ali Makhfudh dalam kitabnya “Hidayatul Mursyidin”
mengatakan, dakwah adalah mendorong manusia berbuat
kebajikan dan mengikuti petunjuk [agama], menyeru
mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari
perbuatan mungkar agar memperoleh kebahagiaan dunia
dan akhirat.
b. Muhammad Khidr Husain dalam bukunya “al-dakwah ila
al Ishlah” mengatakan, dakwah adalah upaya untuk
memotivasi orang agar berbuat baik dan mengikuti jalan
petunjuk, dan melakukan amr ma‟ruf nahi munkar dengan
32
tujuan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan di dunia
dan di akhirat.40
c. Ahmad Ghalwasy dalam bukunya “ad Dakwah al
Islamiyyah” mengatakan bahwa, ilmu dakwah adalah
ilmu yang dipakai untuk mengetahui sebagai seni
menyampaikan kandungan ajaran islam, baik iyi akidah,
syariat, maupun akhlak.
d. Nasrudin Latif meyatakan, bahwa dakwah adalah setiap
usaha aktivitas dengan lisan yang bersifat menyeru,
mengajak, memenggil manusia lainnya untuk beriman dan
mentaati Allah SWT. Sesuai dengan garis-garis akidah
dan syariat serta akhlak islamiyah.
e. Toha Yahya Omar mengatakan bahwa, dakwah adalah
mengajak manusia dengan cara bijak sana kepada jalan
yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk
kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di
akhirat.
f. Masdar Helmy mengatakan bahwa dakwah adalah
mengajak dan menggerakan manusia agar menaati ajaran-
ajaran Allah [islam] termasuk amr ma‟ruf nahi munkar
untuk bisa memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.
40 M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, hal. 20
33
g. Quraish Shihab mendefinisikannya sebagai serauan atau
ajakan kepada keinsafan, atau usaha mengubah situasi
yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik dan
sempurna baik terhadap pribadi maupun masyarakat.41
Betapa pun definisi-definisi di atas terlihat dengan redaksi yang
berbeda, namun dapat disimpulkan bahwa esensi dakwah merupakan
aktifitas dan upaya untuk mengubah manusia, baik individu maupun
masyarakat dari situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik.
Lebih dari itu, istilah dakwah mencakup pengertian natara lain:
a) Dakwah adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang bersifat
menyeru atau mengajak kepada orang lain untuk
mengamalkan ajaran islam.
b) Dakwah adalah suatu proses penyampaian ajaran islam yang
dilakukan secara sadar dan sengaja.
c) Dakwah adalaha suatu aktivitas yang pelaksanaannya bisa
dilakukan dengan berbagai cara atau metode.
d) Dakwah adalah kegiatan yang direncanakan dengan tujuan
mencari kebahagiaan hidup dengan dasar keridhaan Allah.
e) Dakwah adalah usaha peningkatan pemahaman keagamaan
untuk mengubah pandangan hidup, sikap bathin dan perilaku
umat yang tidak sesuai ajaran islam menjadi sesuai dengan
41
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, hal. 20
34
tuntutan syariat untuk memperoleh kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat.42
2. Unsur-unsur Dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat
dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah:
a) Subjek Dakwah (da‟i)
Da‟i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan,tulisan,
maupun perbuatan yang dilakukan baik secaraindividu, kelompok,
atau lewat organisasi/ lembaga.43
Secara umum kata da‟i ini sering disebut dengan sebutan mubaligh
(orang yang menyampaikan ajaran islam), namun sebenarnya
sebutan ini konotasinya sangat sempit, karena masyarakat
cenderung mengartikannya sebagai orang yang menyampaikan
ajaran islam melalui lisan, seperti penceramah agama, khatib
(orang yang berkhotbah), dan sebagainya. Siapa saja yang
menyatakan sebagai pengikut Nabi Muhammad hendaknya menjadi
seorang da‟i, dan harus dijalankan sesuai dengan hujjah yang nyata
dan kokoh. Dengan demikian, wajib baginya untuk mengetahui
kandungan dakwah baik dari sisi akidah, syariah, maupun dari
akhlak. Berkaitan dengan hal-hal yang memerlukan ilmu dan
42
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, hal. 21 43
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, hal. 22
35
keterampilan khusus, maka kewajiban berdakwah dibebankan
kepada orang-orang tertentu.
Nasaruddin Lathief mendefinisikan bahwa da‟i adalah muslim dan
muslimat yang menjadikan dakwah sebagai suatu amaliah pokok
bagi tugas ulama. Ahli dakwah adalah wa‟ad, mubaligh
mustama‟in (juru penerang) yang menyeru, mengajak, memberi
pengajaran, dan pelajaran agama islam.44
Da‟i juga harus mengetahui cara menyampaikan dakwah tentang
Allah, alam semesta, dan kehidupan, serta apa yang dihadirkan
dakwah untuk memberkan solusi, terhadap problem yang dihadapi
manusia, juga metode-metode yang dihadirkannya untuk
menjadikan agar pemikiran dan perilaku manusia tidak salah dan
tidak melenceng.
b) Objek (Mad‟u)
Mad‟u, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia
penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok, baik manusia yang beragama Islam atau tidak; atau
dengan kata lain, manusia secara keseluruhan. Kepada manusia
yang belum beragama Islam, dakwah bertujuan untuk mengajak
mereka untuk mengikuti agama Islam; sedangkan kepada orang-
orang yang telah beragama Islam dakwah bertujuan meningkatkan
kualitas iman, Islam, dan ihsan.
44
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, hal. 22
36
Muhammad Abduh membagi mad‟u menjadi tiga golongan, yaitu:
1) Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dapat
berpikir kritis dan cepat dapat menangkap persoalan.
2) Golongan awam, yaitu orang kebanyakan yang belum dapat
berpikir secara kritis dan mendalam, serta belum menangkap
pengertian-pengertian yang tinggi.
3) Golongan yang berbeda dengan kedua golongan tersebut,
mereka senang membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas
tertentu saja, dan tidak mampu membahasnya secara
mendalam.45
c. Maddah (Materi) Dakwah
Maddah dakwah adalah isi pesan atau meteri yang disampaikan
da‟i kepada mad‟u. dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi
maddah dakwah adalah ajaran islam itu sendiri.
Secara umum materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi empat
masalah pokok, yaitu:
1) Masalah Aqidah (keimanan)
Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah aqidah
islamiyah. Aspek aqidah ini yang akan membentuk moral
(akhlak) manusia. Oleh karena itu, yang pertama kali dijadikan
materi dalam dakwah Islam adalah masalah aqidah atau
keimanan. Aqidah yang menjadi materi utama dakwah ini
45
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, hal. 24
37
mempuyai ciri-ciri yang membedakannya dengan kepercayaan
agama lain, yaitu:
a) Keterbukaan melalui persaksian (syahadat). Dengan
demikian, seorang muslim harus selalu jelas identitasnya dan
bersedia mengakui identitas keagamaan orang lain.
b) Cakrawala pandangan yang luas dengan memperkenalkan
bahwa Allah adalah Tuhan seluruh alam, bukan tuhan
kelompok atau bangsa tertentu. Dan soal kemanusiaan juga
diperkenalkan kesatuan asal usul manusia. Seluruh ajaran
aqidah baik soal ketuhanan, kerasulan, ataupun alam gaib
sangat mudah untuk dipahami.
c) Ketahanan antara iman dan islam atau antara iman dan amal
perbuatan. Dalam ibadah-ibadah pokok yang merupakan
manifestasi dari iman dipadukan dengan segi-segi
pengembangan diri dan kepribadian seseorang dengan
kemaslahatan masyarakat yang menuju pada
kesejahteraannya. Karena aqidah memiliki keterlibatan
dengan soal-soal kemasyarakatan.46
Keyakinan demikian yang oleh Al-Qur‟an disebut dengan
iman. Iman merupakan esensi dalam ajaran islam. Iman juga
erat kaitannya antara akal dan wahyu. Dalam Al-Qur‟an
istilah iman tampil dalam berbagai variasinya sebanyak
46
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, hal. 25
38
kurang lebih 244 kali. Yang palin sering adalah melalui
ungkapan. “wahai orang-orang yang beriman,” yaitu 55 kali.
Meski istilah ini ditunjukan kepada para pengikut Nabi
Muhammad SAW, 11 diantaranya merujuk kepada para
pengikut Nabi Musa dan pengikutnya, dan 22 kali kepada
para Nabi lain dan para pengikut mereka, orang yang
memiliki iman yang benar (haqiqiy) itu akan cenderung
untuk berbuat baik, karena ia mengetahui bahwa
perbuatannya itu adalah baik dan akan menjauhi perbuatan
jahat, karena ia tahu perbuatan jahat itu akan berkonsekuensi
pada hal-hal yang buruk. Dan iman haqiqiy itu sendiri dari
atas amal saleh, karena mendorong untuk
melakukanperbuatan yang nyata. Posisi iman inilah yang
berkaitan dengan dakwah Islam dimana amr ma‟ruf nahi
munkar dikembangkan yang kemudian menjadi tujuan utama
dari suatu proses dakwah.
2) Masalah Syariah
Hukum atau syaria sering disebut sebagai cermin peradaban
dalam pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang dan
sempurna, maka peradaban mencerminkan dirinya dalam
hokum-hukumnya. Pelaksanaan syariah merupakan sumber
yang melahirkan peradaban Islam, yang melestarikan dan
39
melindunginya dalam sejarah. Syariah inilah yang akan selalu
menjadi kekuatan peradaban dikalangan kaum muslim.47
Materi dakwah yang bersifat syariah ini sangat kuat dan
mengikat seluruh umat Islam. Ia merupakan jantung yang tidak
terpisahkan dari kehidupan umat Islam di berbagai penjuru
dunia, dan sekaligur merupakan hal yang patut dibanggakan.
Kelebihan dari materi syariah Islam antara lain, adalah bahwa ia
tidak dimiliki oleh umat-umat yang lain. Syariah ini bersifat
universal, yang menjelaskan hak-hak umat muslim dan non
muslim, bahkan hak seluruh umat manusia. Dengan adanya
materi syariah ini, maka tatanan system dunia akan teratur dan
sempurna.
Di samping mengandung dan mencakup kemaslahatan social
dan moral, maka materi dakwah dalam bidang syariah ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang benar,
pandangan yang jernih, dan kejadian secara cermat terhadap
hujjah atau dalil-dalil dalam melihat setiap persoalan pembruan,
sehingga umat tidak terperosok kedalam kejelekan, karena yang
diinginkan dalam dakwah adalah kebaikan. Kesalahan dalam
meletakan posisi yang benar dan seimbang di antara beban
syarian sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Islam, maka
47
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, hal. 26
40
akan menimbulkan sesuatu yang membahayakan terhadap
agama dan kehidupan.48
Syariah islam mengembangkan hukum bersifat komprehensif
yang meliputi segenap kehidupan manusiakelengkapan ini
mengalir dari konsepsi Islam tentang kehidupan manusia yang
diciptakan untuk memenuhi ketentuan yang membentuk
kehendak Ilahi. Materi dakwah yang menyajikan unsur syariat
harus dapat menggambarkan atau memberikan informasi yang
jelas di bidang hokum yang bersifat wajib, mubbah
(dibolehkan), dianjurkan (mandub), makruh (dianjurkan supaya
tidak dilakukan), haram (dilarang).
3) Masalah Mu‟amalah
Islam merupakan agama yang menekankan urusan mu‟amalah
lebih besar porsinya daripada urusan ibadah. Islam lebih banyak
memperhatikan aspek kehidupan sosial daripada aspek
kehidupan ritual. Islam adalah agama yang menjadikan seluruh
bumi ini masjid, tempat mengabdi kepada Allah. Ibadah dalam
mu‟amalah di sini, di artikan sebagai ibadah yang mencakup
hubungan dengan Allah dalam rangka mengabdi kepada Allah
SWT.
Cakupan aspek mu‟amalah jauh lebih luas daripada. Statement
ini dapat dipahami dengan alasan:
48
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, hal. 27
41
a) Dalam Al-Qur‟an dan al-Hadits mencakup proporsi terbesar
sumber hukum yang barkaitan dengan urusan mu‟amalah.
b) Ibadah yang mengandung segi kemasyarakatan diberi
ganjaran lebih besar daripada ibadah yang bersifat
perorangan. Jika urusan ibadah dilakukan tidak sempurna
atau batal, karena melanggar pantangan tertentu, maka
kafarat-nya (tebusannya) adalah melakukan sesuatu yang
berhubungan dengan mu‟amalah. Sebaiknya, jika orang tidak
baik dalam urusan mu‟amalah, maka urusan ibadah tidak
dapat menutupinya.
c) Melakukan amal baik dalam bidang kemasyarakatan
mendapat ganjaran lebih besar daripada ibadah sunnah.
4) Masalah Akhlak
Secara etimologis, kata ahklaq berasal dari bahasa Arab, jamak
dari “Khuluqun” yang berarti budi pekerti, perangai, dan
tingkah laku atau tabiat. Kalimat-kalimat tersebut memiliki segi-
segi persamaan dengan perkataan “Khalqun” yang berarti
kejadian, serta erat hubungannya dengan Khaliq yang berarti
pencipta, dan “makhluq” yang berarti yang diciptakan.49
Sedangkan secara terminologi, pembahasan akhlak berkaitan
dengan masalah tabiat atau kondisi temperatur batin yang
memengaruhi perilaku manusia. Ilmu akhlak bagi Al-Farabi,
49
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, hal. 28
42
tidak lain dari bahasan tentang keutamaan-keutamaan yang
dapat menyampaikan manusia kepada tujuan hidupnya yang
tertinggi, yaitu kebahagiaan, dan tentang berbagai kejahatan atau
kekurangan yang dapat merintangi usaha pencapaian tujuan
tersebut.
Kebahagiaan dapat dicapai melalaui upaya terus menerus dalam
mengamalkan perbuatan terpuji berdasarkan kesadaran dan
kemauan. Siapa yang mendambakan kebhagiaan, maka ia harus
berusaha secara terus menerus menumbuhkan sifat-sifat baik
yang terdapat dalam jiwa potensial, dan dengan demikian, sifat-
sifat baik itu akan tumbuh dan berurat berakar secara actual
dalam jiwa. Selanjutnya Al-Faribi berpendapat bahwa latihan
adalah unsur yang terpenting untuk memperoleh akhlak yang
terpuji atau tercela, dan dengan latihan secara terus-menerus
terwujudlah kebiasaan.
Berdasarkan pengertian ini, maka ajaran akhlak dalam Islam
pada dasarnya meliputi kualitas perbuatan manusia yang
merupakan ekspresi dari kondisi kejiwaannya. Akhlak dalam
Islam bukanlah norma ideal yang tidak dapat
diimplementasikan, dan bukan pula sekumpulan etika yang
terlepas dari kebaikan norma sejati. Dengan demikian, yang
menjadi materi akhlak dalam Islam adalah mengenai sifat dan
kriteria perbuatan manusia serta bebagai kewajiban yang harus
43
dipenuhinya. Karena semua manusia harus
bertanggungjawabkan setiap perbuatannya, maka Islam
mengajarkan kriteria perbuatan dan kewajiban yang
mendatangkan kebahagiaan, bukan siksaan. Bertolak dari
prinsip perbuatan manusia ini, maka materi akhlak membahas
tentang norma luhur yang harus menjadi jiwa dari perbuatan
manusia, serta tentang etika atau tata cara yang harus
dipraktekan dalam perbuatan manusia sesuai dengan jenis
sasaranya.50
Dalam rangka mewujudkan kesempurnaan martabat manusia
dan membangun sebuah tatanan hidup bermasyarakat yang
harmonis, maka harus ada aturan legal formal yang terkandung
dalam syariat dan ajaran etis moral yang terkandung dalam
akhlak. Oleh karna itu, bidang (domain) akhlak Islam memiliki
cakupan yang sangat luas dan memiliki objek yag laus juga.
Islam mengajarkan agar manusia berbuat baik dengan ukuran
yang bersumber pada Allah SWT. Sebagaimana telah
diaktulisasikan oleh Rasulullah SAW. Apa yang menjadi sifat
dan digariskan “baik” olehnya dapat dipastikan “baik” secar
esensial oleh akal pikiran manusia. Dalam konteks ini, ketentuan
Allah SWT. Menjadi standar penentuan kriteria “baik” yang
rumusannya dapat dibuktikan dan dikembangkan oleh akal
50 M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, hal. 30
44
manusia. Dalam Al-Qur‟an dikemukakan bahwa kriteria baik
itu, antara lain bertumpu pada sifat Allah SWT. Sendiri yang
terpuji (al-asma‟ al-husna), karna itu Rasulullah SAW.
Memrintahkan umatnya untuk berprilaku baik, sebagaimana
“perilaku” Allah SWT.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa apa yang
menjadi sifat Allah SWT. Pasti dinilai baik oleh manusia ,
sehingga harus dipraktekkan dalam perilaku sehari-hari. Dalam
mewujudkan sifat itu, manusia harus konsisten dengan esensi
dengan kebaikannya sehingga dapat diterapkan secara
proposional.
Materi akhlak ini diorientasikan untuk dapat menentukan baik
dan buruk, akal, dan kalbu berupaya untuk menemukan standard
umum melalui kebiasaan masyarakat. Karena ibadah Islam
sangat erat kaitannya dengan akhlak pemakaian akal dan
pembinaan akhlak mulia merupakan ajaran Islam. Ibadah
dalamAl-Qur‟an selalu di kaitkan dengan takwa, berarti
pelaksanaan perintah Allah SWT. Dan menjauhi larangannya.
Perintah Allah SWT. Selalu berkaitan dengan perbuatan-
perbuatan baik sedangkan larangannya senantiasa berkaitan
dengan perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Kebaikan dan
kebahagiaan, bagi Ibnu Maskawaih, adalah terletak pada
kemampuan untuk mengaktualisasikan secara sempurna potensi
45
akal pada jiwanya. Manusia yang paling sempurna
kemanusiaanya adalah manusia yang paling benar aktifitas
berfikirnya dan yang paling mulia ikhtiyarnya (akhlaknya).
Dengan demikian, orang bertakwa adalah orang yang mampu
menggunakan akalnya dan mengaktualisasikan pembinaan
akhlak mulia yang menjadi ajaran yang paling dasar dalam
Islam. Karna tujuan ibadah dalam Islam, bukan semata-mata
dioriantasikan untuk menjauhkan diri dari neraka dan masuk
surga, tetapi tujuan yang didalamnya terdapat dorongan babgi
kepentingan dan pembinaan akhlak yang menyangkut
kepentingan masyarakat.masyarakat yang baik dan bahagia
adalah masyarakat yang anggotanya memiliki akhlak mulia dan
budi pekerti luhur.
d. Wasilah (Media ) Dakwah
Wasilah (media) dakwah adalah alat yang digunakan untuk
menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad‟u. untuk
menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya, dakwah dapat
menggunakan berbagai wasilah. Hamzah Ya‟kub membagi
wasialah dakwah menjadi lima macam, yaitu: lisan, tulisan,
lukisan, audiovisual, dan akhlak. Lisan adalah media dakwah yang
paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara, dakwah
dengan media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah,
bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya.
46
1. Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan, buku,
majalah, surat kabar, surat menyurat (korespondensi),
spanduk, dan sebagainya.
2. Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, karikatur,
dan sebagainya.
3. Audovisual adalah media dakwah yang dapat merangsang
indra pendengaran, penglihatan atau kedua-duanya, seperti
televise, film slide, OHP, internet, dan sebagainya.
4. Akhlak, yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan
nyata yang mencerminkan ajaran Islam yang secara
langsung dapat dilihat dan didengarkan oleh mad‟u.51
e. Thariqah (metode) Dakwah
Kata metode telah menjadi bahasa Indonesia yang memiliki
pengertian “suatu cara yang bisa ditempuh atau cara yang
ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu
tujuan, rencana sistem, tata pikir manusia”. Sedangkan dalam
metodelogi pengajaran ajaran Islam disebutkan bahwa metode
adalah “suatu cara yang sistematis dan umum terutama dalam
mencari kebenaran ilmiah” dalam kaitannya dengan pengajaran
ajaran Islam, maka pembahasan selalu berkaitan dengan hakikat
51
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, hal. 32
47
penyampaian materi kepada peserta didik agar dapat diterima dan
dicerna dengan baik.52
Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah
untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam. Dalam
menyampaikan suatu pesan dakwah, metode sangat penting
peranannya, karena suatu pesan walaupun baik, tetapi disampaikan
lewat metode yang tidak benar maka pesan itu bisa saja ditolak
oleh si penerima pesan. Ketika membahas tentang metode dakwah,
maka pada umumnya merujuk kepada surat An-Nahl: 125.
Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.
Dalam ayat ini, metode dakwah ada tiga, yaitu: bil-hikmah;
mau‟izatul hasanah; dan mujadalah billati hiya ahsan.
Secara garis besar ada tiga pokok metode (thariqah) dakwah, yaitu:
52
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, hal. 33
48
1. Bi al-HIkmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan
situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitik beratkan
pada kemampuan mereka sehingga dalam menjalankan
ajaran-ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi merasa
terpaksa atau keberatan.
2. Mau „izatul Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan
nasehat-nasehat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam
denagn rasa kasih sayang, sehingga nasehat dan ajaran Islam
yang disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka.
3. Mujadalah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara
bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-
baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang
memberatkan kepada komunitas yang menjadi sasaran
dakwah.53
f. Atsar (Efek) Dakwah
Dalam setiap aktifitas dakwah pasti akan menimbulkan reaksi.
Artinya, jika dakwah telah dilakukan oleh seorang da‟i dengan
materi dakwah, wasilah, dan thariqah tertentu, maka akan timbul
respon dan efek (atsar) pada mad‟u (penerimaan dakwah).54
Atsar (efek) sering disebut dengan feed back (umpan balik) dari
proses dakwah ini sering dilupakan atau tidak banyak menjadi
perhatian para da‟i. kebanyakan mereka menganggap bahwa
53
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, hal. 34 54
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, hal. 34
49
setelah dakwah disampaikan, maka selesailah dakwah. Padahal,
atsar sangat berat artinya dalam penentuan langkah-langkah
dakwah berikutnya.tanpa menganalisis atsar dakwah, maka
kemungkinan kesalahan strategi yang sangat merugikan
pencapaian tujuan dakwah akan terulang kembali. Sebaliknya,
dengan menganalisis atsar dakwah secara cermat dan tepat, maka
kesalahan strategi dakwah akan segera diketahui untuk diadakan
penyempurnaan pada langkah-langkah berikutnya (corrective
action). Demikian juga strategi dakwah termasuk didalam
penentuan unsur-unsur dakwah yang dianggap baik dapat
ditingkatkan.
Efaluasi dan koreksi terhadap atsar dakwah harus dilaksanakan
secara radikal dan komprehensif, artinya tidak secara parsial atau
setengah-setengah. seluruh komponen sistem (unsur-unsur)
dakwah harus dievaluasi secara komprehensif. Para da‟i harus
memiliki jiwa terbuka untuk melakukan pembaruan dan perubahan
disamping bekerja dengan menggunkan ilmu. Jika proes efaluasi
ini telah menghasilkan bebrapa konklusi dan keputusan, maka
segera diikuti dengan tindakan korektif (corrective action). Jia
proses ini dapat terlaksana dengan baik, maka terciptalah suatu
mekanisme perjuangan dalam bidang dakwah. Dalam bahasa
agama, inilah sesungguhnya yang disebut dengan ikhtiar insani.
50
Jalaluddin Rahmat menyatakan bahwa efek kognitif terjadi bila ada
perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi
khalayak. Efek ini berkaitan dengan tramisi pengetahuan,
keterampilan, kepercayaan, dan informasi. Efek efektif timbul bila
ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci
khalayak, yang meliputi segala yang berhubungan dengan emosi,
sikap serta nilai sedangkan efek behavioural merujuk pada prilaku
nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan,
kegiatan, atau kebiasaan berperilaku.55
3. Bentuk-bentuk Dakwah
Secara umum dakwah Islam itu dapat dikatagorikan kedalam tiga
macam bentuk, yaitu:
a) Dakwah bi al-Lisan
Dakwah Bi Al-Lisan adalah dakwah yang dilaksanakan melalui
lisannya. Metode ini sangat umum digunakan oleh para da'i di
dalam ceramah, pidato, nasihat, dan lain-lain. Menurut Ki Moesa A.
Machfoed, disebutkan “dakwah ini bentuknya dapat berupa ceramah
keagamaan, pengajian dengan berbagai bentuknya. Dalam ceramahnya
tersebut, dapat juga diselingi dengan humor, baik melalui kata-kata
atau gerakan badan dan mimik wajah”56
55
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, hal. 35 56
Ki Moesa A. Machfoed, Filsafat Dakwah dan penerapannya, (Jakarta: PT. Bulan
Bintang, 2004), Cet ke-1, hal. 190
51
b) Dakwah Bi al-Hal
Yaitu dakwah yang dilakuakan melalui berbagai kegiatan yang
langsung menyentuh kepada masyarakat sebagai objek dakwah atau
berdakwah melalui perbuatan, melalui dari tutur kata, tingkah laku,
samapai pada kerja bentuk nyata seperti mendirikan panti asuhan, fakir
miskin, sekolah-sekolah, rumah ibadah dll.
c) Dakwah bi al-Qalam
Berbicara dakah tentang dakwah bi al-Qolam tidak terlpas dengan
memahami makna tulisan. Dalam konteks ini, tulisan memiliki dua
fungsi. Pertama, sebagai alat komunikasi atau komunikasi ide yang
produknya berupa ilmu pengetahuan. Kedua, sebagai alat komunikasi
ekspresi yang produknya berupa karya seni (jurnalistik).57
C. Hubungan Retorika, Dakwah dan Jenis, Teknik Pidato (Ceramah)
Menurut Efendi M Siregar retorika adalah “sebuah seni (system)
berpidato menggunakan bahasa lisan, agar dapat menghasilkan kesan terutama
para pendengar. Retorika termasuk seni yang paling tua dalam komunikasi
massa. Karena itu berpidato termasuk salah satu cara dari sekian banyak cara
berkomunikasi yaitu antara yaitu antara sipembicara (komunikator) dengan
sejumlah orang (komunikan/audience). Jadi berpidato termasuk untuk
menyampaikan isi hati, pesan (message), ide (butiran pikiran, program,
perasaan dan sebagainya oleh seseorang kepada ssejumlah orang. Dengan kata
lain pidato merupakan salah satu sarana informasi dan komunikasi yang
57
Nurul Badrutamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi, hal. 175
52
sangat penting. Karena melalui pidato orang akan menyebarluaskan idenya,
data menanamkan pengaruhnya bahan dapat memberikan arah berfikiran yang
baik dan sistematis, bukan “omong kosong” dan berteriak-triak tidak karuan,
melainkan dengan moral, dan harus didukung oleh rithme, volume, penyajian
dan penampilan yang sempurna”.58
Dakwah dengan menggunakan retorika adalah memaparkan sesuatu
masalah agama dan kemudian orang merasa begitu concern (terlibat) dengan
masalah yang dipaparkan tersebut, sama halnya apabila seorang orator
menyampaikan suatu persoalan kemudian merasa terdorong untuk mencari
sebab deviasi (penyimpangan) dan kemudian membuat keputusan tertentu
untuk mencari pemecahannya.
Dengan kata lain, di dalam proses retorika merupakan usaha untuk
melibatkan emosi dan rasio dari pihak khalayak agar merasa terlibat dengan
masalah atau persoalan yang disajikan merupakan inti dari pemaparan retorika
sebagai sarana menuju tujuan akhir yaitu suatu tindakan yang sesuai dengan
harapan komunikator. Sementara tujuan yang ingin dicapai dakwah antara
lain, agar manusia mengerjakan kebaikan dan meninggalkan kejahatan, serta
memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Hubungan retorika dengan dakwah menurut T.A Latief Rosyadi dalam
bukunya Dasar-dasar Retorika Komunikasi dan Informasi adalah
“Kemampuan dalam kemahiran menggunakan bahasa untuk melahirkan
58
Efendi M Siregar, Teknik Berpidato dan Menguasai Massa (Jakarta: Yayasan Mari
Belajar, 1992), Cet. Ke-2, hal. 29
53
pikiran dan perasaan itulah sebenarya hakikat retorika. Dan kemahiran serta
kesenian menggunakan bahasa adalah masalah pokok dalam menyampaikan
dakwah. Karena itu antara dakwah dengan retorika tidak dapat dipisahkan.
Dimana ada dakwah disitu ada retorika”.59
Kesuksesan para da‟i atau mubaligh dalam khutbah lebih banyak
ditunjang dan ditentukan oleh kemampuan retorika yang dimiliki oleh da‟i
tersebut. Dan kalaulah dakwah belum berhasil menurut yang dicita-citakan
dan menurut garis yang telah ditetapkan semula, mungkin karena cara persuasi
(retorika) tidak menjadi perhatian dan tidak terpenuhi oleh para da‟i.
Dan dalam hal ini diungkapkan oleh T.A Latief Rosyadi dalam dalam
bukunya Dasar-dasar Retorika Komunikasi dan Informasi tentang faktor
penyebab kegagalan dalam berdakwah adalah karena kurangnya keberhasilan
kita, baik dalam menanamkan pengertian dan keyakinan, apa lagi dalam
menggunakan massa rakyat untuk membuat, berjuang dan berkorban (sesuai
dengan ajaran Islam), salah satu dari penyebabnya adalah karena kelemahan
kita dalam memanfaatkan retorika dakwah dalam memanfaatkan retorika
dakwah dalam penyampaiyannya.60
Komunikasi dan retorika memiliki kesamaan, terutama dalam hal media
yang dipergunakan. Apakah medium yang digunakan medium lisan, tulisan
dan sebagainya, yang terutama dalam hal ini adalah unsur bahasa yang
59
Efendi M Siregar, Teknik Berpidato dan Menguasai Massa, hal.94 60
Efendi M Siregar, Teknik Berpidato dan Menguasai Massa, hal.95
54
memegang peranan yang sangat penting dan sangat menentukan yaitu gaya
bahasa yang digunakan oleh seseorang da‟i dalam menyampaikan dakwahnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dakwah dan retorika sangat
berhubungan erat, dakwah bertujuan untuk meningkatkan kehidupan umat
manusia kepada keadaan yang lebih baik sesuai dengan tuntunan al-Qur‟an
dan Hadts. Sedangkan retorika adalah cara bagaimana kita mempengaruhi
orang lain untuk mengikuti apa kemauan kita, yang intinya adalah sama-sama
untuk saling mempengaruhi orang lain.
55
BAB III
PROFIL KH. SYARIF RAHMAT RA, SQ, MA
A. Riwayat Hidup KHR Syarif Rahmat RA,SQ, MA
KH Syarif Rahmat RA, SQ, MA, dilahirkan di Kampung Sindanglaya, Desa
Sindangsari, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat; bersamaan
dengan semburat fajar shidiq, pada senin dini hari, tanggal 20 Januari 1964 M.
Beliau putera bungsu dari 8 bersaudara pasangan Kiai Raden Ahmad bin Kiai
Romli (Yogyakarta) dan Nyai Shofiah binti Kiai Hanafiah (Ciamis).
KH Syarif Rahmat mengungkapkan, “Mbah Abdur Rauf, itu pembawa
Thariqah Syathoriyah ke Jawa, setelah delapan tahun bermukim di Makkah dan
di-bai‟at di Jabal Abi Qubays. Beliau pernah membawa Thariqah itu di Aceh,
sekitar dua tahun, baru kembali ke yogya mungkin sekitar 200 tahun yang lalu.
Syekh Abdur Rauf itu, kalau dilihat dari silsilahnya di Banian; beliau itu trah dari
Sayyid Rahmat Kanjeng Sunan Ampel. Beliau juga ada trah, atau cucu dari Mbah
Kiai Syihabuddin, Dongkelan, Patok Nagoro, Yogyakarta. Belakangan, saya dapat
catatan dari Dongklean, bahwa Mbah Kiai Syihabuddin, masih keturunan dari
Sunan Kali Jaga.”61
Secara garis besar dari catatan silsilah leluhur Mbah Raden, jika diurai dari
Sunan Ampel tertera sebagai beriut:
Sayid Rahmat Kanjeng Sunan Ngampel berputra Sayyid Qasim
Kanjeng Pangeran Drajat (Sunan Drajat). Slah satu putra Sunan Drajat bernama
61
Muhammad Ali Rahman, Padasuka Kelahiran dan Perjuangannya, Rekam Jejak Sunan
KaliJaga, (Tangerang Selatan: Sabila Press, 2014), Cet. Ke-1, hal. 65
56
Kanjeng Pangeran Pekik. Dan, dari Pangeran Pekik, secara berurutan kelak
melahirkan keturunan: Kiai Syihabuddin dan Kiai Muhtarom. Kiai Muhtarom
memiliki putra bernama Kiai Abdur Rauf. Dan Kiai Abdur Rauf menikah
dengan puteri Kiai Sihabuddin. Dari pasangan Kiai Abdur Rauf dan puteri
Kiai Syihabuddin inilah yang kem udian melahirkan keturunan sampai ke
Kiai Raden Ahmad alias Mbah Raden.
Sementara dari garis ibu, yakni dari Nyai Shofiah, beliau tidak memberi
keterangan secara rinci. Hanya saja, dari hasil wawancara penulis dengan
masyarakat Sindanglaya (Banjarsari), bahwa kakek beliau dari garis ibu, yakni
Kiai Hanafiah adalah seorang tokoh agama di daerah tersebut yang memiliki
semangat kuat dalam pendidikan Islam. Karenanya, beliau ingin sekali memiliki
menantu yang dapat melanjutkan perjuangannya. Singkat cerita, atas jasa Kiai
Muhdi, Seorang Kiai asal Yogykarta yang tinggal di daerah tersebut,
mempertemukan Raden Ahmad dengan Kiai HAnafiah. Dari pasangan Raden
Ahmad dan Shofiah ini kelak melahirkan delapan orang putra-putri, dan yang
bungsu adalah KHR Syarif Rahmat.62
B. Gambaran Umum Program Damai Indonesiaku
Damai Indonesiaku merupakan program acara dari stasiun tivi TVONE.
Acara ini merupakan acara yang di kemas dengan nuansa Islami sehingga pada
pembukaan acara di awali dengan pembacaam ayat Al-Qur‟an. Dan acara ini juga
berlangsung intraktif, sebab para hadirin dapat mengajukan pertanyaan langsung
62
Muhammad Ali Rahman, Padasuka Kelahiran dan Perjuangannya, Rekam Jejak Sunan
KaliJaga, (Tangerang Selatan: Sabila Press, 2014), Cet. Ke-1, hal. 68
57
kepada narasumber yang berkaitan tentang korupsi. Serta bagaimana pandangan
Islam terhadap kejahatan korupsi dan juga perberantasannya dari Negara ini.
Acara ini memiliki referensi ayat yang di bacakan oleh seorang qori dan
saritilawah. Kemudian narasumber atau da‟i akan memberikan penjelasan dari
ayat ini yang kemudian di sangkut pautkan pada tema acara, kemudian akan di
temukan benang merah antara tema dan ayat.
Damai Indonesiaku bukanlah satu-satunya acara yang Islami di TVONE,
ada juga acara Islami seperti Butiran Ilmu. Akan tetapi acara Damai Indonesiaku
ini merupakan acara Islami yang kontekstual yang di maksud adalah membahas
permasalahan yang sedang hangat terjadi (up to date) baik di masyarakat maupun
pemerintahan dengan merajuk pada ajaran Islam.63
Acara ini juga berhasil karena berkat kerja sama dari para Ulama besar
seperti Yusuf Mansyur, Habib Nabil al Musawa, Habib Mahdi Alatas, Habib
Ahmad Alkaf, Syekh Ali Jabir, Jujun Junaidi dan salah satunya yaitu KH. Syarif
Rahmat RA, SQ. pemilihan narasumber ini juga di tentukan dari tiga hal yakni
tema apa yang akan di bahas, kepopuleran da‟i di tengah masyarakat, sebab hal ini
tidak dapat dipungkiri akan membuat minat masyarakat untukmenyaksikan acara
ini. Selain itu jadwal da‟i yang terkadang selalu berbenturan dengan aktivitas
mereka diluar. adapun pemilihan narasumber ini juga merupakan proses analisis
rating dan juga respon dari masyarakat.
Pemilihan host dalam program Damai Indonesiaku ini juga memiliki
persyaratan yaitu mereka-mereka yang memiliki talenta dan image yang baik di
63 Ali Uraidi, Respon Mahasiswa Komunikasi Dan Penyiaran Islam Terhadap Program
Damai Indonesiaku Di TV ONE, (Fak. Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta: 2011),
hal. 43
58
mata masyarakat. Sehingga ia pantas untuk membawakan acara yang berbasis
Islami. Seorang host juga di tuntut untuk kreatif agar mampu membawakan acara
dengan sangat menarik. Dalam pemilihan host ini juga di pilih dari kaum laki-laki
sebab menganggap laki-laki adalah seorang pemimpin dan sebagian besar
masyarakat Indonesia yang melarang bagi peruempuan berada di depan. Maka
untuk mencari jalan yang baik maka di pilihlah dari kaum laki-laki.
Walaupun acara ini berjudul sangat umum yakni “Damai Indonesiaku”,
tetapi di bawakan dengan basis Islam. Sebab mayoritas masyarakat Indonesia
adalah Muslim. Sehingga penonton mendapatkan pencerahan dari setiap
permasalahan yang hadir di tengah masyarakat. Dan sebagai pihak TV, hal ini
juga di gunakan untuk menarik peminat penonton acara ini.
Untuk ide pembuatan acara “Damai Indonesiaku” di mulai pada masa-masa
PEMILU 2009 yang mengalami banyaknya gonjang-ganjing yang menimbulkan
keresahan di tengah masyarakat. Sehingga hadirlah acara ini dengan membawa
perubahan yang baru dari acara-acara TV lainnya. Sebab acara ini di bentuk
dengan mengkaji permasalahan yang terjadi dengan sudut pandang Islam. Acara
ini bertujuan untuk mencerdaskan penonton bukan mencerdaskan pemimpin.64
Sehingga masyarakat dapat sedikit menilai tentang pemimpin dari sisi
agama sehingga dapat menentukan pemimpin mana yang pantas untuk di jadikan
seorang pemimpin di Negara ini. Masyarakat juga di harapkan agar tidak terjebak
64
Ali Uraidi, Respon Mahasiswa Komunikasi Dan Penyiaran Islam Terhadap Program
Damai Indonesiaku Di TV ONE, hal. 45
59
dengan permainan politik para calon penguasa yang saling menjatuhkan satu sama
lain dan juga praktek Black Champage.65
Maka dengan kehadiran acara ini selain memberikan edukasi kepada
masyarakat, juga menyatukan segala perbedaan yang terjadi dalam situasi yang
sedang memanas dalam masyarakat. Misalnya saja perdebatan yang terjadi dalam
PEMILU.
Adapun dalam pemilihan tema dalam setiap tayang di dapatkan dari ide
sendiri. Masyarakat pun terkadang mengirimkan ide dalam pembahasan acara ini
seperti mengirimkan ide lewat facebook. Akan tetapi pihak penyelenggara akan
memfokuskan pada ide sendiri.
Tema yang di angkat pun di lihat dari berita-berita yang sedang hangat di
bicarakan di tengah masyarakat seperti bencana, korupsi, kepemimpinan yang
tidak adil dan lain sebagainya. Masalah ini akan di bahas dengan sudut pandang
agama Islam. Misalnya saja dalam penyambutan tahun Baru Hijriah yang di
sangkut pautkan dengan perubahan-perubahan apa yang harus di usung dalam
menjalankan Negara ini atau melihat kemajuan dan kemunduran yang telah terjadi
selama satu tahun terakhir.66
Dalam setiap penayangan program juga masih sering di temukan kendala-
kendala, seperti keterlambatan dari kru untuk datang ke lokasi shooting ataupun
bagian tekhnik yang mengalami permasalahan. Kendala yang juga sering terjadi
65 Ali Uraidi, Respon Mahasiswa Komunikasi Dan Penyiaran Islam Terhadap Program
Damai Indonesiaku Di TV ONE, hal. 45 66
Ali Uraidi, Respon Mahasiswa Komunikasi Dan Penyiaran Islam Terhadap Program
Damai Indonesiaku Di TV ONE, hal. 45
60
yakni apabila acara yang sedang berlangsung terkadang tidak mengikuti rundown
yang ada sehingga perlu di buat perubahan. Seperti langsung melakukan diskusi
dengan narasumber dan host acara agar sedapat mungkin menguasai rundown
yang ada. Pada saat seperti ini seorang produser acara dituntut untuk melakukan
improvisasi acara tetap berjalan dengan lancar.
Pada awalnya, acara Damai Indonesiaku tidak memiliki sponsor dengan
kata lain mereka berdiri dengan modal sendiri. Lalu melakukan kerjasama dengan
pihak masjid se-JABOTABEK. Dan sampai saat ini lokasi yang di utamakan
adalah masjid, dengan tujuan membuat masjid sebagai tempat untuk membahas
masalah yang mengenai Negara secara bersama-sama.
Dengan hal ini membuat masyarakat juga akan semakin peduli dengan
permasalan yang di hadapi bangsa ini. Pemilihan masjid juga harus tepat dan
memiliki standarisasi, seperti banyaknya jamaah dan juga masjid yang indah.
Sehingga di carilah masjid-masjid yang bagus yang berada di tengah perumahan
masyarakat, agar masyarakat dapat dengan mudah mengikuti acara ini.67
Pada jam penayangan pun sangat tepat di tayangkan, karena banyak orang yang
telah selesai/ melakuakan sholat ashar, atau telah pulang kerja. Biasanya setelah
itu mereka menyempatkan waktu luang mereka untuk melihat televisi sambil
makan siang. Dan tidak hanya itu alasan acara ini tayang setiap jam 03-00 hari
sabtu dan minggu karena pada waktu itu tidak ada stasiun lain yang menayangkan
acara keagamaan semua menayangkan sinetron yang bersifat hiburan. Dengan
67
Ali Uraidi, Respon Mahasiswa Komunikasi Dan Penyiaran Islam Terhadap Program
Damai Indonesiaku Di TV ONE, hal. 46
61
hadirnya acara “Damai Indonesiaku” di harapakan pesan yang disampaikan dapat
bermanfaat dan mampu memberikan pengetahuan yang di harapkan oleh
masyarakat Indonesia.
C. Pendidikan dan Organisasi KH Syarif Rahmat RA,SQ, MA
1. Pendidikan Formal
Adapun jalur pendidikan yang ditempuh semasa di Ciamis, selain
belajar pada orang tuanya, pada jalur formal, dari tingkat Sekolah Dasar,
beliau bersekolah di SD Negri V Banjarsari. Selanjutnya menempuh
pendidikan di Madrasah Aliah Negri “Darus salam” Ciamis sambil
mondok. Namun di Pesantren modern yang kala itu diasuh oleh KH Irvan
Hielmy (alm.) tersebut, namun beliau tidak sampai tamat; kemudian
melanjutkan di Madrasah Aliah “Al-Ma‟arif” Banjarsari.68
Setelah mengantongi ijazah Aliah (SLTA), beliau lalu melanjutkan
pendidikannya ke Jakarta, yakni kuliah di Perguruan Tinggi Ilmu Al-
Qur‟an (PTIQ) Jakarta; dan dua kali mengenyam Pendidikan Kader
Ulama‟ yang diselenggarakan oleh MUI DKI Jakarta dan Pusat. Dalam
menghafal Al-Qur‟an, ditekuninya di sela-sela kegiatan akademisnya di
Fakultas Syari‟ah PTIQ, hanya dalam waktu sebelas bulan. Lulus dengan
gemilang di PTIQ, melanjutkan lagi di program Paska Sarjana “Institut
Ilmu Al-Qur‟an” (IIQ) Jakarta. Oleh para gurunya, beliau yang dikenal
sebagai mahasiswa jenius diminta untuk melanjutkan pada program S-3.
karena kesibukannya yang luar biasa, untuk program Doktoral tersebut,
68
Muhammad Ali Rahman, Padasuka Kelahiran dan Perjuangannya, Rekam Jejak Sunan
KaliJaga, (Tangerang Selatan: Sabila Press, 2014), Cet. Ke-1hal. 69
62
belum sempat diselesaikan. Namun, tidak sedikit para sahabatnya yang
memanggil sosok Kiai yang penuh sahaja ini dengan sebutan Doktor.
Sehingga tidak jarang pula dalam berbagai acara, beliau dipanggil dengan
gelar Doktor. Mengenai gelar yang satu ini, seorang sahabatnya berkata,
“Sebenarnya secara kualitas keilmuan, beliau ini sudah Doktor, mungkin
diatasnya; hanya secara akademisi saja beliau belum mau
menyelesaikannya.”69
2. Pendidikan Non Formal
Yang dimaksud pendidikan non formal di sini, bukan berarti
pendidikan di luar jalur yang di formalkan oleh Pemerintah, semisal
pendidikan pesantren Salaf dengan system mengaji sorogan atau
blandongan dan sejenisnya, melainkan benar-benar nor formal yakni tidak
diajari oleh seorang guru di alam nyata. Pola pendidikan semacam ini,
biasanya jarang dimasukkan dalam penulisan biografi seorang tokoh,
karena mungkin hanya dianggap sebagai mitos, atau karena tidak
ditemukan fakta empirisnya. Namun dalam hal ini, penulis mendapatkan
beberapa contoh yang hampir serupa dengan apa yang terjadi pada pribadi
KHR Syarif Rahmat.70
Salah satu contoh yang cukup masyhur tentang pendidikan non formal
sebagaimana yang dimaksud, adalah kisah Syaikhona Kholil Bangkalan
(guru dari sebagian besar pendiri NU) saat berguru pada Kiai AbuDzarrin,
6969
Muhammad Ali Rahman, Padasuka Kelahiran dan Perjuangannya, Rekam Jejak Sunan
KaliJaga, hal. 70 70
Muhammad Ali Rahman, Padasuka Kelahiran dan Perjuangannya, Rekam Jejak Sunan
KaliJaga, hal. 70
63
di Desa Winungan, Pasuruan, Jawa Timur. Sesampainya Kholil remaja
kala itu masih berusia 11 tahun di pesantren Kiai Abu Dzarrin, ternyata
Kiai yang di harapkan dapat ditimba ilmunya itu, sudah wafat sejak 7 hari
sebelumnya. Oleh karena itu Kholil menangis seraya berkata, “Kenapa
Kiain wafat sebelum saya mengaji pada panjenengan? Padahal saya masih
ingin mengaji pada Kiai. “Kholil lalu bertawasusul di kuburan Kiai Abu
Dzarrin dengan membaca Al-Qur‟an. Setelah 41 hari kemudian, Kholil
tertidur di sisi pusara Kiainya. Dalam tidurnya Kholil bermimpi didatangi
oleh Kiai Abu Dzarrin dan diajari kitab, selayaknya orang mengaji. Setelah
terbangun, Kholil masih ingat apa yang diajari oleh Kiainya itu, bahkan ia
hafal isi kitab yag dijarkan tersebut, di antaranya adalah kitab Al-Imrithi,
sebuah kitab yang mengulas tentang cabang ilmu bahasa Arab.71
Jika kisah di atas diukur dengan logika, maka dengan musykil, namun
hal tersebut adalah sebuah fakta yang dikisahkan oleh beberapa tokoh
ataupun Kiai yang pernah nyantri pada Syaikhona Kholil. Entah apa dan
bagaimana, semua ini merupakan keistimewaan yang dianugerahkan oleh
Allah SWT pada hamba-hamba yang di kehendaki-nya.
Suatu hal yang hampir sama dengan kisah diatas, diantara terjadi pada
KHR Syarif Rahmat. Dalam beberapa kesempatan, beliau berkisah pada
penulis tentang pelajaran yang di dapatkan di alam mimpi. Menariknya
lagi, hamper setiap mimpinya beliau tulis dengan rapi dalam buku catatam
khusus. Terkadang, isi dari buku khusus tersebut didiskusikan nyambung
71
Muhammad Ali Rahman, Padasuka Kelahiran dan Perjuangannya, Rekam Jejak Sunan
KaliJaga, hal. 71
64
pada orang-orang yang mungkin beliau khusus pula. Pendek kata,
tumpukan kitab yang menghiasi ruang tamunya yang menyerupai
perpustakaan, hamper semuanya beliau hafal. Bahkan, dari sekian kitab
tersebut ada yang telah di hafal terlebih dahulu melalui jalur pendidikan
non formal tadi, sebelum mendapatkan fisik kitabnya maka, hamper semua
kitab milik beliau, di bagian pinggir atau dibelakangnya terdapat catatan
atau tulisan tangan beliau. Yang menarik, ternyata dari sekian kitab itu,
sebagian ada yang salah cetak, yang kemudian di koreksinya; serta ada
pula yang di palsukan oleh penerbitnya.72
3. Organisasi
Dalam organisasi; beliau terbilang aktif, selain di Padepokan Sunan
Kalijaga (PADASUKA), beliau juga sebagai pengurus di berbagai
organisasi semisal di: MUI DKI Jakarta dan Pusat, di lingkungan
Nahdlatul Ulama (NU), sebagai Ketua Umum Ikatan Da‟i Media
Nusantara (IDAMAN), dan lain-lain.73
D. Prestasi dan Karya KH Syarif Rahmat RA, SQ
1. Prestasi KH Syarif Rahmat RA, SQ
Mengenai prestasi yang diraih oleh KHR Syarif Rahmat, terbilang
sangat sangat banyak. Di antaranya:
a. Juara Nasional Cerdas Cermat isi dan kandungan Al-Qur‟an.
b. Peserta Musabaqah Tahfizul Qur‟an 30 Juz beserta Tafsirnya.
72
Muhammad Ali Rahman, Padasuka Kelahiran dan Perjuangannya, Rekam Jejak Sunan
KaliJaga, hal. 71 73
Muhammad Ali Rahman, Padasuka Kelahiran dan Perjuangannya, Rekam Jejak Sunan
KaliJaga, hal. 74
65
c. Juara pertama lomba Ceramah antar Mahasiswa PTIQ Jakarta.
d. Juara pertama Musabaqah Syahril Qur‟an DKI Jakarta.
e. Peraih nilai terbaik PKU MUI DKI.
f. Peraih nilai terbaik pada ujian masuk Pasca Sarjana IIQ Jakata.
g. Penghargaan sebagai Pendidik berprestasi dari Lembaga Profil
Indonesia (tahun2001).74
Atas prestasi yang diraihnya, beliau pernah mendapat tawaran
beasiswa studi ke Madinah dann Al-Azhar Mesir, namun karena
kesibukannya, tawaran tersebut tidak diambilnya.
2. Karya Karya KH Syarif Rahmat RA, SQ
Adapun karya tulisnya yang disusun dalam bentuk buku, di antara
lain.
a. Menimbang Amalan Tradisional
b. Barokah
c. Munajat
d. Pemburu Hantu daam Tinajauan Syari‟at
e. SMS Abu-Abu (Salafi melawan Salafi)
f. Terjemahan Qasidah Burdah
g. Perbedaan Pendapat; Sebab-sebab dan Cara Menyikapinya.
h. Tabarukan (Ngalap berkah)
i. Tawassul
j. 40 Goresan Pena Syarif Rahmat (1-5)
74
Muhammad Ali Rahman, Padasuka Kelahiran dan Perjuangannya, Rekam Jejak Sunan
KaliJaga, hal. 72
66
E. Aktifitas
Sejak masih duduk di bangku kuliah, KH Syarif Rahmat sudah aktif
mengisi pengajian di beberapa Majlis Ta‟lim,atau pun menjadi Khatib Jum‟at
di berbagai masjid, dan berceramah di berbagai forum. Selanjutnya, beliau
juga mengisi acara di Radio dan Televisi. Kemudian, setelah menikah, beliau
mendirikan pesantren dengan berbagai rintangan yang dihadapi. Ternyata,
pesantren yang pertama didirikan, bukan yang saat ini berada di Pondok Cabe,
Tangerang Selatan, melainkan di daerah Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta
Selatan. Namun karena satu dan lain hal, pesantren yang dirintisnya itu
akhirnya harus ditinggalkan, lalu merintis di tempat yang baru.75
Lambat laun pesantren yang beliau rintis di tempat yang baru semakin
bersinar, bahkan kini telah melahirkan santri-santri berprestasi di tingkat
Nasional. Kini, selain mengasuh pondok pesantren yang dirintisnya, yakni
Pondok Pesantren Ummul Qura, yang beralamat di Jalan Raya Pondok Cabe
Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Beliau tetap aktif dalam kegiatan
keagamaan di luar pesantren. Sampai saat ini masih aktif sebagai Dosen PTIQ
Jakarta serta mengajar di PDU MUI Jakarta Selatan. Bahkan, meskipun jadwal
ceramahnya sangat padat, namun pengajian di berbagai majelis dan masjid
tetap beliau jalani, semisal di Masjid RSUD Pasar Rebo Jsakarta Timur,
Masjid Al-Muhajirin Kabupaten Tangerang, Masjid Jami‟ As-Salafiyah
Pangeran Jayakarta, Jatinegara Kaum, Masjid An-Nashr Bintaro, Islamic
75
Muhammad Ali Rahman, Padasuka Kelahiran dan Perjuangannya, Rekam Jejak Sunan
KaliJaga, hal. 73
67
Center Jakarta Utara, di beberapa Kementrian, seperti di: Kemenhut,
Kemenakertans, Kemenpora, dan lain sebagainya.76
Di sela-sela kesibukannya yang luar biasa padat, termasuk mengisi
ceramah di acara Damai Indonesiaku (TV One), Mata Air (SCTV Surabaya),
Suara Anak Negri (Jak TV), Tabligh Akbar (MNC TV), Tafsir Hadits MNC
Muslim, serta ceramah di berbagai acara keagamaan sampai ke luar pulau
semisal ke Kalimantan, NTB, Papua, dan lain-lain; beliau masih sempat secara
rutin menulis untuk Bulletin Jum‟at, Qum.77
76
Muhammad Ali Rahman, Padasuka Kelahiran dan Perjuangannya, Rekam Jejak Sunan
KaliJaga, hal. 74 77
Muhammad Ali Rahman, Padasuka Kelahiran dan Perjuangannya, Rekam Jejak Sunan
KaliJaga, hal. 64
68
BAB IV
ANALISIS RETORIKA DAKWAH BI AL-LISAN KH. SYARIF RAHMAT
RA, SQ DALAM PROGRAM DAMAI INDONESIAKU
A. Data Dakwah Bi Al-Lisan KH. Syarif Rahmat RA, SQ. Dalam Program
Damai Indonesiaku
Berikut beberapa ceramah agama KH. Syarif Rahmat dalam program Damai
Indonesiaku dari tanggal 2, 10 januari, 14, 28 februari, 10 juni , 24 september dan
31 oktober 2016:
Ceramah tanggal 2 januari 2016
Ketika Allah SAW telah menetapkan bahwa manusia itu diciptakan hanya
beribadah kepada Dia “Wama kholaqtul jinna wal insa illa liya‟buduun” dan aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-
Ku. Sering saya sampaikan bahwa Allah SWT menciptakan makhluk bangsa
golongan jin itu sama dengan penciptaannya manusia agar dia beribadah
menghambakan diri kepada Allah, karena seluruh hidup manusia “liya‟buduun
supaya beribadah kepada Allah. Maka mari kita berusaha dari bangun tidur
69
sampai bangun lagi semua aktifitas kita, makan kita, minum kita, tidur kita,
berjalan kita, megang kita semua bernilai ibadah dimata Allah SWT. Bahwa
orang yang beranggapan ibadah itu duduk terus di masjid pas lagi ditanya, lagi
di masjid, lagi apa, baca qur‟an sama dzikir ada tamu lagi, kyai lagi dimana,
masih dzikir di masjid. Dari pagi sampai pagi di masjid terus. Benar itu ibadah
tetapi ibadah juga terbatas dan duduk di masjid artinya apa. Ketika Allah SWT
telah mencanangkan bahwa kita di ciptakan oleh Allah SWT supaya beribadah,
berarti seluruh hidup kita bisa bernilai ibadah, seluruh nafas kita, seluruh
kehidupan kita bisa bernilai ibadah dengan catatan. Satu, melakukan karena
Allah SWT dan yang kedua lakukan sesuai ketentuan Allah. Jadi ibadah.
Kita melihat misalnya tukang ojek dari pagi sampai sore terus ngojek, ada
tukang becak dari pagi sampai sore terus boseh beca, ada sopir taksi ada pilot
ada apa saja kita beranggapan mereka sedang mencari dunia, benar mencari
dunia tapi dai hadapan Allah dia bias bernilai ibadah “banyak amaliyah yang
tampilan lahiriyahnya itu amaliyah dunia menjadi bernilai akerat ibadah di
hadapan Allah karena baik niatnya, sebaliknya “banyak amaliyah ibadah tetapi
menjadi amal dunia karena buruknya niat.78
Ceramah tanggal 10 januari 2016
Di sisi Allah itulah kunci-kunci ghaib, selama ini disebut ghaib biasanya
bayangannya itu genderuwo, kuntilanak, wewe, suster ngesot, tuyul dan mba yul,
atau simanis jembatan ancol. Itu pikiranmu… kalau saya berpendapat jin itu
78
Ceramah KH. Syarif Rahmat RA,SQ, Bekerja Dengan Beribadah dan Jujur, Damai
Indonesiaku, Hotel Mambruk Anyer, Jl Raya Karang Bolong, Labuan , Banten, 2 Januari 2016
70
bukan makhluk ghaib kenapa, karena jin juga termasuk makhluk yang wajib
beriman pada yang ghaib berarti jeruk minum jeruk, kalau saya ngomong ghaib-
ghoib makin kuat saja orang yang nyebut saya dukun karena pakaian saya hitam-
hitam. Allah tahu semua yang didaratan maupun dilautan tidak satu daunpun
jatuh kecuali Allah pasti tau dan tidak usah nunggu waktu jatuh tau dan tidak ada
bebijian dikegelapan bumi tidak yang kering tidak yang basah kecuali semua itu
sudah ada didalam kitabul mubin”. Kotak hitam, lewat batu hitam hajar aswad
dibersihkan dosa-dosa manusia, lewat kotak hitam pesawat kita tahu rahasia air
asia, Apa yang kita ambil yang pertama bahwa Allah SWT punya kuasa mutlak
diatas teori manusia tidak ada satupun peristiwa kecuali itu sudah ada di dalam
plening Allah. Jauh sebelum Allah menciptakan manusia jauh sebelum Allah
menciptakan alam dunia dan seisinya, rencana sudah selesai program sudah
tuntas sekarang tinggal pelaksanaan jadi apa yang terjadi wajib di yakini sudah
takdirnya Allah.
Hamba-hamba Allah yang dimulyakan Allah SWT telah mengumumkan
“walabnuannakum bi sayyiiminal khoufi wal juu‟iwanaksim minal amwali wal
angfusi wassamaroot wabassirissobiriin” dan kami akan pasti menguji kamu
dengan sedikit ketakutan, kelaparan kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.
Dan sampaikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang bersabar. Ini apa
artinya, ini peringatanya serius kamu akan mengalami ujian kenapa ini di
umumkan jarak jauh supaya saat ujian dating siap ngisi ujian dengan benar, jauh
hari Allah sudah mengumumkan, pengumumannya bukan satu, dua minggu sejak
Al-Qur‟an di turunkan seluruh manusia akan mengalami ujian pada hidupnya
71
dari kecil sampai tua ada ujiannya, mungkin anak kecil ujiannya gak punya
mainan, remaja mungkin ujiannya gak bias pacaran, yang kawin
mungkinujiannya gak punya turuna dan yang tua mungkin ujiannya bingung
mungkin ujiannya bikin kuburan, bisa saja. Itu ujian semua. Ada rasa cemas,
lapar ada rasa sakit itu semua ujian tinggal kita memaknai ujian itu. Aku pasti
menguji kamu semua khouf rasa takut, khawatir, lapar, kurang buah-buhan
kurang jiwa satu pesan Allah jika ujian sudah datang kepamu semuanya satu
pesan Allah “wabassirissobiriin” kanda ke karo wong kang sabar kabeh,
bejakeun kanu jelema nu sabar siapa yang sabar “aladzina idza asobathum
musibatun koluu innalillahi wa inna ilaihi rojiun” yaitu orang-orang yang punya
satu bangsa satu negara satu kompi ketika ketimpa musibah ngisi ujiannya apa
ujian lisannya apa ujian tulisnya ridho ujian lisannya di tulis apa “inna lilahi
wainnalilaihi rojiun” setan kadang ngasih jawaban tapi jawabannya salah kata
setan kamu ngmong aja sompret nah itu jawaban setan jawaban setan danco itu
jawaban setan jawaban Allah Cuma satu yaitu “inna lillahi wa innalillaihi
rojiun” .79
Ceramah tanggal 14 februari 2016
Rosulullah pernah di tanya tentang hari senin, beliau menjawab “
fihi wulidtu wa fihi ungzila alaya” “pada hari itu aku di lahirkan dan pada
hari itu di turunkan kepada Al Qur‟an”. Maka aku berpuasa hari senin karena
hari senin aku di lahirkan dan hari senin untuk pertama kali Al-Qur‟an di
79
Ceramah KH. Syarif Rahmat RA,SQ. manusia harus yakin dengan takdir, Damai
Indonesiaku, Mabes AU Cilangkap, Jakarta Timur, 10 Januari 2016
72
turunkan. Hadits ini menjadi isyarat, apa? Pertama saudara-saudara kita yang
senang dengan hari peringatan maulid nabi. Dua, kalau nabi puasa hari senin
karena hari senin, hari kelahiran beliau maka ini menjadi isyarat, karena
sunahnya puasa weton kalau lahirnya hari rabu sunah puasa hari rabu syukur
pada Allah. Nah kalau lahirnya tanggal empat belas februari, sunah puasa empat
belas februari, tapi tidak harus puasa wujud syukurnya itu bisa dengan puasa
bisa dengan sedekah bisa dengan Tabligh Akbar kaya gini, ini sudah Udkhulu
fisilmi kaffah. jadi ulang tahun TV One yang ke delapan ini termasuk kedalam
fisilmi kaffah anut kepada kanjeng nabi SAW. Nah terus bagaimana ada orang
yang tidak suka, jangan sampai kemasukan termasuk yang khutuwatissyaiton.
Kan sudah jelas nabi mengenang kelahirannya dengan puasa, jangan di slahkan
sebab itu “khuwatussyaiton” jelas apa jelas.. kalua saya lahir hari senin nabi
lahir hari senin enak bener tiap senin puasa, kalua mau.. nah bagaimana nanti
kalua ada orang saudara-saudara kita yang tidak suka.. lain masalah itumah
masing-masing tapi inget “wala tatabiu khutuwatissyaiton jangan sampai ikut
langkah-langkah syetan sebab syetan itu apa “ayuki‟a bai kumul adzab watawal
baghdo” hobinya syetan menyaksikan perpecahan umat islam, maka ada celah-
celah yang membuat umat islam akan terpecah siapapun melkukannya kita harus
kompak dan serentak. Siapa contohnya? Nabi Ibrahim “ wa auhayna ilayka
anitabi‟a ibrohima hanifau wama kana minal musrikiin”
“Nabi Ibrahim disuruh nyembelih anaknya, pas akan dilaksanakan datang
syetan, penampilannya seperti Ustadz juga, dia datang. Bro, syetan manggil
nama nabi Ibrahim namanya, seharusnya manggil nabi dengan sayidina,
73
makanya nanti ada orang yang baca Allahumma sholi ala sayidina Muhammad,
dibilang sayidina bid‟ah itu namanya… jelas apa jelas. Gitu aja kok repot. „Bro
apa set‟ katanya kamu disuruh sembelih anak kamu ya, siapa yang nyuruh.
Allah.kapan nyuruhnya. Tadi malam, Dari mana, Dalam mimpi, Owalah bro, bro
mungkin yang nyuruh kamu sembelih anak kamu itu bukan Allah tapi syetan
padahal dia sendiri syetan. Nama nabi Ibrahim tidak mau banayak bicara,
siapapun yang mengganggu ibadahku kepada Allah walaupun jenggotnya
panjang celananya cingkrang pasti syetan dia. Kemudian nabi Ibrahim ambil
batu, lempar, dia minggat, dia lapor pada bosnya, priwen kang? Gagal bos.
Syetan datang sama Ismail, katanya kamu mau dipotong ya sama bapak kamu ya.
Iya, ko abang tau. Dari youtub. Emang syetan ngajinya sam youtube enggak mau
qira‟atuul qutub, kalau habib bacanya hadits bukan buka hardits, tau gak
ilmungkin kamu di sembelih bapakmu bukan karena perintah Allah tapi karena
takut kamu jual kebon buat beli motor, tau sendiri anak majlis Rosulullah naek
motor mulu, mobil kaga gableg. Ismail tidak mau banyak bicara ambil batu,
lempar.Syetannya lapor bosnya. Priwen kang, gagal maning bos.”80
Ceramah pada tanggal 28 Februari 2016
“Sesungguhnya orang-orang siapa saja oranng jawa, orang sunda orang
arab, orang barat, cino, londo siapa saja yang mengatakan tuhan kami adalah
Allah kemudian istoqomah pasti akan terus menerus turun atas mereka siapa
malaikatu malaikat dalam ayat ini Allah mengatakan “Ada dua amaliyah
80
Ceramah Damai Indonesiaku, jangan mengikuti langkah-langkah syetan, Damai
Indonesiaku, Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, 14 Februari 2016
74
manusia siapa yang melakukannya, siapa saja yang memilikinya pasti akan
memperoleh sesuatu yang sangat mahal, apa itu.Satu meyakini tuhannya adalah
Allah.Bukan bulan, bukan bintang, bukan matahari, bukan hewan, bukan benda,
bukan pepohonan. Tauhid dulu,(Tsummastaqomu) kemudian mereka istiqomah,
apa yang dimaksud istiqomah sederhana saja, mereka mengerjakan apa
konsekuensi dari tauhidnya, mereka melakukan konsekuensi dari Robbunallah
kalau Robnya Allah, istiqomahnya berarti semua ucapannya, semua rasa dan
semua perbuatanya dilakukan semata-mata karena Allah. Tidur itu kegiatan
manusia, semua manusia ingin tidur tapi mari berusaha tidurnya itu bernilai
ibadah. Tanpa ada ayat perintahpun orang pasti makan, tanpa ada ayat Waquluu
wasyrobuu, manusia pasti ingin makan tetapi mari semua supaya makan kita
bernilai ibadah dimata Allah
Apa buah bagi orang yang telah beriman kepada Allah kemudian
mengamalkan, mempraktekan apa yang akan menjadi syareat Allah “tatanazalu
alahumul malaikatu” malaikat akan terus menerus turun kepada mereka.
tatanazalu berbeda sama tanzilu kalua tanzilu Cuma sekali turun kalua kalua
tatanazalu terus nonstop terus jadi malikat akan dating kepada orang itu dengan
bersip secara bergantian untuk apa, “ala takhofu” kamu jangan cemas, aja
khawatir ayem bae aja briben briben ko… “ala takhofu” jangan khawatir, jangan
cemas apa khouf itu ada rasa tidak nyaman karena mengkhawatirkan sesuatu
yang belum terjadi menata masa depan jangan khawatir ayem bae wes enyong
seng ngadepi kon, ngerti ora.. tong salempang tong hawatos anjeun…
menghadapi hari depan la takhofu, wala tahzanu dan jangan kamu tenggelam
75
dalam bersedih karena menerima sesuatu yang sudah terjadi, malaikat dating
menghibur bagi kita semuanya, malaikat dating menjadi penghibur orang-orang
yang istiqomah yang menegakkan syareat Allah “wa‟ab siru bil jannati kuntum tu
aduun” dan bergembiralah kamu semua dengan surge yang telah di janjikan
kepadamu semua apa keuntungannya. Satu, tidak cemas menghadapi hari depan.
Dua, tidak bersedih ketika berhadapan dengan sesuatu yang terjadi dan yang
ketiga surge telah menunggumu Amiiin… aminnya amin surga apa amin
istiqomah?
Terus apa kata malaikat “nahnu auliyaukum fil; hayati dunnia”kami ini wali-
wali kamu semua di dunia dalam kehidupan dunia ini kami adalah penolong-
penolong kamu, kami pembantu-pembantu kamu, kami orang yang akan
em,ndampingi mengawal kamu “fil hayati dunnia” dalam kehidupan dunia
artinya apa? malikat di dunia ini akan menjadi pengawal kita ketika kita akan di
ganggu orang, orang yang istiqomah berhadapan dengan malaikat Allah ketika
kita akan disakiti orang, malaikat menghibur kita mengawal kita mengibur kita
membesarkan hati kita dan menjaga kita sehingga siapapun yang mengganggu
orang yang istiqomah berhadapan langsung dengan malaikat-malaikat Allah
yang turunkan Allah SWT yang membentengi orang-orang yang istiqomah “fil
hayati dunnia wa fil akhiroh” dan dalam masalah akirat artinya apa, ketika
orang yang istiqomah sedang mengerjakan ibadah-ibadah kepada Allah malaikat
ikut berjamaah, jamaahnya malaikat membengkakkan pahala kita, saat kita
berdzikir malaikat ikut berdoa mendampingi orang yang istiqomah maka
76
besarlah pahalanya saat kita sedang berdoa untuk urusan akhirat malaikat akan
mengamini doa kita semuanya Allhumma Amiiin… “81
Ceramah tanggal 10 juni 2016
“Islam Indonesia seharusnya menjadi penentu dan pemimpin bukan hanya di
negri ini, tetapi di dunia tetapi jangan akan memimpin di duinia untuk merebut
kepemimpinan negri ini pun gagal total mengapa. Pertama, karena yang mimpin
Islam tidak tau jalan sementara penumpangnya ngantuk-ngantuk tidak berani
bicara dan yang kedua ketika sudah ketemu jalannya ternyata terlalu banyak
arahnya terlalu banyak mazhabnya, simpangannya terlalu banyak jadi tidak
sampai. Padahal para pendiri bangsa ini sudah berhasil menciptakan satu
kondisi yang belum pernah di buat oleh bangsa manapun kecuali Rasulullah. Al
Hasan dan Umar bin Abdul Aziz belum pernah umat manusia di persatukan
melebihi kehebatan Indonesia jong jawa, jong ambon, jong selebes, jong Sumatra,
semua beda bahasa beda muka beda agama,beda keyakinan. Bisa bersatu dengan
“Bhineka Tunggal Ika”. Para pemimpin umat pada saat ini lupa.
Hamba Allah yang di mulyakan saudara-saudara kita syiah dan wahabi
terlibat perang fisik bukankah tahun lalu saya mengatakan itu sampai saya
angkat kitabnya, kenapa itu terjadi mereka bukan orang bodoh mereka ulama
yang hebat-hebat mereka masayikh mereka kenapa bertengkar karena memahami
pesan yang di sampaikan Rosulullah pesan keragaman di fahami dengan pesan
tarjim mohon maaf disini banyak orang alim. Rosulullah pernah berkata “Aku
81
Ceramah KH. Syarif Rahmat RA, SQ, Hubungan Antara Amal Sholeh dan Keimanan,
Damai Indonesiaku, Pendopo Kasepuhan Keraton Girilaya, Cirebon, Jawa Barat, 28 Februari 2016
77
tinggalkan kamu dua perkara yang jika kamu berpegang teguh kepada keduanya
maka selamanya kamu tidak akan tersesat itu kitabullah dan sunnah
Rasulullah”tapi di sisi lain Rasulullah pernah berkata “Dua perkara yang di
tinggalkan Rasulullah kitabullah dan ahlul baitku” ini pesan Rasulullah bukan
untuk di pertentangkan artinya alternative engkau boleh ikut ahlul bait engkau
juga boleh ikut ahlussunnah kalau dua-duanya di amalkan dengan semangat
untuk kebersamaan beres dunia ini tetapi sayangnya sudah seribu tahun lebih
para ulama yang membaca hadits ini membacanya semangatnya tarjih yang
hebat yang ini, ini lebih lemah, ini lebih kuat, tidak ada yang lemah tidak ada
yang kuat dua-duanya shoheh tergantung yang mengamalkannya salahnya
dipertentangkan ini dia yang satu ini semangat kita harus ahlul bait yang tidak
ahlul bait bid‟ah dzolalah yang satu mengatakan sunnah yang tidak sunnah
bid‟ah dzolalah ini bertentangan seharusnya dua jalan ini alternatif. Saya kesini
ada dua jalan sebetulnya mungkin akan lebih cepat lewat Kp Rambutan lurus
kejati waringin tapi saya juga bolehkan kesini kerumah Bangka ini lewat ke
cawing masuk lalu ke asrama haji lalu kekiri resikonya macet sedikit wajar saja
namanya juga jamaah.
Hamba Allah yang di mulyakan bangsa Indonesia dulu belum banyak gang
aman dan damai luar biasa tapi anak bangsa tidak puas dengan yang di bawa
para ulama, walisongo, para habaib, para kyaitidak puas kita kemudian kita
terbujuk oleh rayuan oleh macam-macam Islam yang model-model yang berbeda-
beda kita tidak boleh tidak pernah salah tetapi kurang baik dan menjadi masalah.
78
Salahnya mentri agama bungkam mungkin tidak mengerti juga dia, salahnya
presiden juga diam mungkin tidak bisa baca Al Qur‟an dia belum pernah ngetes.
Saudara-saudaraku, sekarang iran dan Saudi sedang berperang. Saudi
wahabiyah, Iran syiah. Tolong Indonesia, saya tidak megatakan syiah itu sesat
engkau saudaraku saya tidak menyebutkan wahabiyah sesat, engkau
keluargaku.Tapi engkau tidak perlu ada disini, karena apa, biarlah kami akan
datang kerumahmu dan membereskan rumahmu, supaya engkau seperti kami,
karena apa, kami sudah membuktikan Bhineka Tunggal Ika di Indonesia Islamnya
bisa meredakan panas dalam. Kalian lagi panas dalam biarkan kami yang
mengobatinya, jadi tolong engkau tidak perlu datang kesini. Izinkan abi dan
teman-teman datang kesana, tapi saya pesan, kembalilah kalian dengan pakaian
Indonesia.ini mah pantes orang Arab gagah dong hidungnya mancung bedannya
jangkung duitnya banyak .pantes, sudah ini badan pendek, idung pesek, duit
sedikit pake udeng-udeng kaya pentol korek. Kembalikan baju Indonesiamu tidak
akan jatuh harkat martabatmu dengan itu. Pamerkan pada dunia tolong iran dan
Saudi Arabia ayo kita damai lihatlah kami Indonesia dengan ribuan sukunya,
jutaan penduduknya dan alirannya bisa berdamai, mengajilah kesini. Satu, Islam
Indonesia adalah Islam yang tawasuh Islam yang pertengahan pemahamannya.
Dua, Islam Indonesia adalah Islam yang Tawadzun Islam yang menjaga
keseimbangan yang ketiga Islam Indonesia adalah Islam yang tasamuh toleran
79
dalam perbedaan terserah cap nya apa yang penting satu harus ada larutan
penyegarnya”82
Ceramah tanggal 24 september 2016
Ujian biasanya di berikan kepada orang yang sudah di beri pelajaran tidak
ada orang yang ujug-ujug di beri ujian walaupun ada sarjana palsu diamah ujian
enggak di ajar henteu, ijazah aya keun da etamah jelema gelo kos kitumah, yg
gila bukan sarjananya yang gila rektornya. Dua cobaan itukan sedang mengetes
sedang di cobain biasanya dimana? silat, cik di coba bisa teu nangkis, kalau
siksaan nah itu nah itu habis nyolong ayam di uber-uber ketemu digebugin nah
itu siksaan. Kita sudah di ajar, kita sudah di latih terus oleh Allah SWT
rumangsane iman kita sudah dewasa di uji oleh Allah. Bener nih iman kamu
sudah dewasa tiap hari “Laillaa ha ilallah” jeger di uji ternyata imannya masih
kuntet. Sudah di ajari, sudahkah ayat yang kau dengar, sudahkah nasehat tiap
hari membekas di hatimu, di tes. Makanya sering saya katakana teman-teman
yang mengamalkan kitab kitab munajat, kitab yang terbaik dari Al Qur‟an.
Alhamdulillah hampir seluruh nusantara sudah mengamalkan nanti bapa ibu
kebagian semuanya di bagi asal beli, asal beli… tidak usah beli asal bilang ke
saya nanti saya tunjukan tempatnya. Saya bilang ketika engkau mengamalkan
do‟a munajat, baca do‟a para nabi semuanya itu akan di uji, kenapa? Sebab do‟a
para nabi ada paketnya “Robbanaa Dzolamna” nabi Adam krisis ekonomi,
“Robbanaa Amwalihim”nabi Musa di uber-uber oleh Firaun jadi kalian
82
Ceramah KH. Syarif Rahmat RA, SQ, Membangun Silaturrahmi Merajut Kebersamaan,
Damai Indonesiaku, Perguruan Islam Bustanul Ulum, Pagerharjo Wedarijaksa pati, Jawa Tengah
10 juni 2016
80
mengamalkan munajat yang ada dalam Qur‟an di uber-uber kemudian di sakiti di
uji oleh Allah. Sabar ibarat itu orang yang kena demam berdarah sedang muncak
panasnya, itu pertanda ada saat turunnya di uji, di coba kadang-kadang orang
merasa lengah merasa sudah selesai. Jangan merasa sudah selesai dan di siksa
karena ada orang yang tidak mau dengerin aturan Allah ngeyel saja sudah di
kandani jek ngono wae ora manut koe yen ngono tak jewer sisan tapi Allah
biasanya masih bisa di beri kesempatan “La alla kum Yarji‟un” punten inimah
bukan dosanya orang garut yah bukan bukan dosa kita semua siapa suruh
pohonnya di tebang-tebang kan kita se/mua sudah bilang cukup yang glinding di
kali kau ambil kenapa yang bongkahannya yang di bongkar semuanya airnya
turun tidak terkira cobalah tengok dahan ranting pohon dan kebun longsor
semua, ceuk Qur‟an mah “Dzoharol Fasadu fil bahri wal bahri lama kasabats
aidinnas” semua kerusakan teh usaha tangan manusia, terus “Liyudikohum ba
dzolladi amilu” itu biar sengaja kami pasti menimpakan sebagian yang mereka
lakukan, lakukan apa? “Laallakum Yarji‟un” ben opo ben dadi uwong seng becek
“Laallakum Yarji‟un” supaya babaleg pikir ulah di tutuluykeun.83
Ceramah tanggal 31 oktober 2016
“Telah kukenal cinta, yang semenjak aku mengenal cinta ya Tuhan dan ku
kunci rapat rapat hatiku ini dari selain diri Mu dan dikegelapan mala mini aku
sekarang sedang merintih menyerumu wahai engkau yang menyaksikan semua
rahasia hati dan sama sekali aku tak dapat menatap Mu”
83
Ceramah Agama, KH. Syarif Rahmat RA, SQ, Pokok-Pokok Ajaran Islam, Pertanyaan
Jamaah: Perbedaan Antara Ujian, Cobaan dan Azab (siksaan), Damai Indonesiaku, Masjid Al
Hidayah, Jl Sukatani Pelita, Cimanggis, Depok, Jawa Barat. 24 September 2016
81
Kucinta diri MU ya Allah dengan dua cinta yang pertama hubbul hawa yang
kedua karena engkau yang layak di cintai adapun cinta yang berangkat dari
cintaku dia yang menyebabkan aku meyebut nama Mu dan tidak pernah menyebut
yang lain ada pun cinta yang layak di cintai, engkau singkapkan diri Mu ya
Tuhan sampai aku menatap wajah Mu, aku tak menyaksikan lagi pujian disani
dan disitu tapi sebenarnya untuk Mu cintaku disana dan disitu dan tak akan
pernah aku mengadukan cinta ini kepada seorangpun di antara ciptaan Mu aku
telah rela memiliki cinta Mu saja”
Hamba Allah yang di mulyakan, kita semua ada makhluk di dalam diri kita
itu ada yang namanya rasa cinta selagi dia makhluk hidup pasti dia punya rasa
cinta. Cinta indra kita adalah stasiun cinta, mata punya cinta, hidung punya
cinta, mulut punya cinta, tangan punya cinta, farji punya cinta. Cintai segala
sesuatu menurut versinya sendiri, dia mengatakan itu cinta yang indah tapi bias
jadi cinta itu akan merusak dirinya sendiri, kaidahnya jangan puaskan mulutmu
tapi berbahaya lagi lambung dan perutmu. Banyak orang yang mencintai sesuatu
sebenarnya yang di cintainya itu membahayakan dirinya. Disini Allah
mengatakan “bisa jadi kau mencintai sesuatu itu buruk bagi dirimu sendiri dan
bias jadi kau benci sesuatu sebenarnya itu baik buat dirimu yang tau Allah kamu
itu tidak tau apa-apa” berarti cintailah versi Allah SWT.
Ketika seseorang mencintai sesuatu pasti ada alasannya. Mengapa dia
mencintainya dan alasan itu bias jadi berbeda dengan yang lainnya, mana
faktanya bedanya pilihan ketika seseorang mencintai laguku keroncong misalnya
dia punya alasan mungkin dia adem di hati tetapi orang lain tidak menyukainya
82
beda dengan dirinya jangan di salahkan dia puny acara pandang sendiri tentang
lagu tadi, seorang pria mencintai wanita pasti ada alasannya dan alasan seorang
pria yang satu berbeda dengan pria yang lain buktinya mana ketika memilih istri
tidak sama, ada yang milihnya itu wanita yang kurus tapi anehnya ada pria yang
megatakan aneh pria yang pertama tadi ko ada yang seneng wanita gemuk, Pasti
punya alasannya silahkan alasan-alasan itu tadi kau pergunakan, silahkan kau
cintai yang kurus alasannya itu tadi buat ngirit bahan pakaian, silahkan kau
cintai yang gemuk biar alasannya kalua ada yang nubruk tidak roboh, silahkan.
Tetapi versi-versimu itu bukan ukuran bahagia, jika engkau ingin bahagia dengan
istrimu versinya kau mesti ikut yang tau rahasia bahagi.
Kata Nabi “wanita umumnya di nikahi karena empat” ada orang salah
paham, nikahi wanita dengan empat, bukan umumnya manusia akan menikahi
wanita itu pertimbangannya empat ada yang karna hartanya, ada yang karna
wajahnya, ada yang karna keturunannya ada yang karna agamanya, anehnya
oleh Nabi yang disebut adalah agamanya, tapi Nabi mengingatkan kalua pilihan-
pilihan ini ada semua, pilih wanita dasarnya agama kalua pilihnya agama jelek
wajahnya kurang sedikit hartanya kurang baik turunannya, kalu sudah
agamanya, bahagia hidupmu. Beruntung tanganmu kau memegang sesuatu yang
membahagiakan kamutapi umumnya kita kurang mau mencintai wanita yang
seharusnya menurut versi Nya menurut versi Allah SWT.
Sok punteun kalua bapak kalau waktu istri kita dulu itu pertimbangannya
agamanya apa wajahnmya? Bahwa misalnya agamanya bagus wajahnya jelek itu
nasibmu... sebaliknya ibu-ibu ketika dengan seorang pria akan memilih seorang
83
menantu atau suami macem-macem ada yang turunannya ada juga jabatannya
dan lain-lainya, tapi jika mengatakan “jika ada seorang pria yang dating
kerumahmu melamar anakmu seng ayu dan laki-laki itu sudah baik agama dan
akhlaknya cepat kawinkan ia jangan menunda waktu sebab apa, jika tidak kata
Nabi “aka nada banyak persoalan kekacauan di hiduponya dan bumi ini ada
kerusakan yang besar, dan kekacauan Indonesia sebahagiannya karna ibu-ibu
milih pertimbangannya harta bukan cinta karna Allah, milih pemimpin macem-
macem pertimbangannya, ada yang “dia kan jendra, gagah” memangnya
tugasnya nembakin rakyat, “dia kan politisi” memang tugasnya di uber-uber
maling, ada juga yang wani piro.. ada. Tapi Islam telah menentukan memilih
seorang pemimpin, memilih seorang imam, memilih istri, memilih suami, memilih
temanhidupdasarnya adalah cinta karena Allah SWT siapa mereka, mereka
adalah orang-orang yang dekat dalam dirinya ada nama Allah SWT.84
B. Analisis Jenis dan Teknik Dakwah Bi Al-Lisan KH. Syarif Rahmat RA,
SQ. Dalam Program Damai Indonesiaku
Analisis teks ceramah 1
Judul : Bekerja Dengan Beribadah
1. Ayat tentang penciptaan manusia
2. Pembahasan : bahwa beribadah itu tidak selalu duduk dan dzikir di masjid
karena beribadah itu ada batasannya maka dari itu mari kita berusaha
dalam kegiatan kita dalam sehari-hari dan seluruh hidup kita bernilai
84
Ceramah Agama, KH. Syarif Rahmat RA, SQ, Cinta dan Benci Karena Allah SWT, Damai
Indonesiaku, Masjid Jami: Al Hidayah, Tebet Dalam III Jkarta Selatan, 24 September 2016
84
ibadah dengan catatan. Satu, melakukan kerena Allah SWT dan yang
kedua lakukan sesuai ketentuan Allah SWT.
Analisis teks ceramah 2
Judul : manusia harus yakin dengan takdir
1. Pembahasan : Allah SWT punya kuasa mutlak diatas teori manusia, tidak
satupun peristiwa kecuali itu sudah ada di dalam rencana Allah SWT, jadi
apa yang terjadi wajib di yakini sudah takdirnya Allah SWT.
Analisis teks ceramah 3
Judul : Jangan mengikuti langkah-langkah syetan
1. Ayat tentang jangan mengikuti langkah-langkah syetan.
2. Pembahasan: menghargai perbedaan antar antar mazhab, dan antar budaya
tapi ingat jangan mengikuti langkah-langkah syetan kerena syetan
menyukai perpecahan umat Isalam.
Analisis teks ceramah 4
Judul : Hubungan Antara Amal Sholeh Dan Keimanan
1. Ayat tentang mengimani bahwa tiada tuhan yang pantut di sembah
melainkan Allah SWT.
2. Pembahasan: ada dua amaliyah manusia siapa yang melakukannya akan
memperoleh sesuatu yang mahal ganjarannya yang pertama meyakini
tuhan yang pantut di sembah melainkan Allah SWT dan yang dua
85
istiqomah yaitu mereka melaksanakan apa yang menjadi konsekuensi dari
tauhidnya mereka melaksanakan konsekuensi dari apa yang mereka
katakana bahwa Robbunallah kalua Rabb nya Allah istiqomah berarti
semua ucapannya semua rasa dan perbuatannya dilakukan semata-mata
karena Allah SWT.
3. Pembahasan: Ganjaran bagi orang yang beriman kepada Allah kemudian
mengamalkannya maka Allah akan menurunkan malaikat untuk
melindungi orang-orang yang beriman.
Analisis teks ceramah 5
Judul: membangun silaturrahmi merajut kebersamaan
1. Pembahasan: Indonesia hebat karena Indonesia bias saling memahami
semua beda Bahasa beda muka beda keyakinan bias bersatu dengan
bhineka tuggal ika.
Analisis teks ceramah 6
Judul: perbedaan antara ujian, cobaan dan azab (siksaan)
1. Pembahasan: Ujian biasanya di berikan kepada yang sudah di beri
pelajaran.
2. Pembahasan: Cobaan itu Allah sedang menguji hambanya apakah iaman
kita sudah dewasa apa belum.
3. Pembahsan: Azab atau siksaan merupakan suatu penderitaan yang di
terima oleh seseorang atau lain sebagainya.
86
Analisis teks ceramah 7
1. Syair cinta kepada Allah
2. Pembahasan: Cintailah sesuatu karena Allah karena mencintai karena
Allah akan di ridhoi Allah.
3. Pembahasan: jika kau tidak mencintai sesuatu karena Allah maka yang di
cintanya itu akan membahayakan bagi dirimu dan Allah benci siapa yang
tidak mencintai sesuatu itu kecuali semata-mata karena Allah SWT.
Melihat dari analisis pidato di atas, KH Syarif Rahmat cenderung dalam
berpidato menggunakan jenis ekstempore. Ketika berpidato dalam program damai
Indonesiaku KH Syarif Rahmat menyampaikan pidato secara garis besar atau inti
yang kemudian menjabarkan dengan mengacu kepada Al-Qur‟an dan sunah nabi.
Mengingat acara sudah di program Damai Indonesiaku maka jenis pidato
ekstempore adalah yang paling sesuai disampaikan.
Jenis pidato yang di pakai para da‟i baik dari jenis improptu, manuskrip,
memoriter dan ekstempore masing-masing digunakan sesuai dengan kemampuan
dan kebutuhan dari pembicara namun yang lebih baik digunakan pada saat
berpidato adalah jenis ekstempore, karena pembicara sudah menguasai materi
maupun wawasan sehingga apa yang ia sampaikan dan jelaskan dapat dipahami
oleh masyarakat atau pendengar. Jenis pidato ini merupakan jenis pidato yang
lebih baik dari semua jenis pidato yang lain, karena pembicara berbicara langsung
sehingga kesan yang disampaikan dapat di ubah sesuai dengan kebutuhan yang
lebih spontan.
87
Agar kegiatan pidato yang dilakukan menarik hati dan perhatian pendengar,
seorang pembicara harus mampu memilih jenis pidato yang baik. Berpidato
dengan cara ekstempore sangat fleksibel. Pembicara dituntut oleh kerangka yang
dibuatnya. Kerangka itu dikembangkan secara langsung dan dilihat saat
diperlakukan saja. Pembicara juga bebas menyesuaikan dengan reaksi dan situasi
pendengar. Kalau kerangka pidato yang dibuat sudah dapat di ingat pembicara
dapat tampil tanpa membawa secarik kertas. Hal ini tentu lebih baik lagi, karena
pembicara lebih konsentrasi meningkatkan kualitas pidatonya agar lebih menarik.
C. Analisis Teknik Dakwah Bi Al-Lisan KH. Syarif Rahmat RA, SQ. Dalam
Program Damai Indonesiaku
Analisis ceramah 1
1. Bukti informatif: banyak amaliyah yang tampilan lahiriyahnya itu
amaliyah dunia tetapi menjadi bernilai akhirat di hadapan Allah itu karena
baik niatnya, sebaliknya banyak amaliyah ibadah atau akhirat tetapi
menjadi amaliyah dunia itu karena buruk niatnya.
2. Bukti persuasif: maka mari kita berusaha dari bangun tidur sampai
bangun lagi semua aktifitas kita semua menjadi bernilai ibadah di mata
Allah
3. Bukti rekreatif: tidak ada
Analisis ceramah 2
1. Bukti informatif: Allah tahu semua yang didaratan maupun di lautan tidak
semua daunpun jatuh kecuali Allah pasti tahu dan jauh sebelum Allah
88
menciptakan manusia jauh sebelum Allah menciptakan alam dunia dan
seisinya, rencana sudah selesai program sudah tuntas sekarang tinggal
pelaksanaan jadi apa yang terjadi wajib di yakini sudah takdirnya Allah.
2. Bukti persuasif: bersabarlah karena orang yang bersabar mereka itulah
orang-orang yang memperoleh ampunan dan rahmat dari tuhannya, dan
mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
3. Bukti rekreatif: selama ini yang di sebut ghoib biasanya bayangannya itu
genderuwo, kuntilanak, wewe, suster ngesot, tuyul dan mba yul atau
simanis jembatan ancol, itu pikiranmu…
Analisis ceramah 3
1. Bukti informatif: Rosulullah berpuasa hari senin karena Rosulullah di
lahirkan hari senin dan untuk pertama kali Al-Qur‟an di turunkan.
2. Bukti persuasif: kita harus kompak dan serentak agar umat Islam tidak
terpecah belah.
3. Bukti rekreatif: ismail mau banyak bicara ambil batu, lempar. Syetanya
lapor bosnya “priwen kang? Gagal maning bos”
Analisis ceramah 4
1. Bukti informatif: ada dua amaliyah manusia siapa yang melakukannya,
siapa yang memilikinya pasti memperoleh sesuatu yang sangat mahal
ganjarannya apa itu satu meyakini tuhannya adalah Allah dan yang kedua
adalah istiqomah.
89
2. Bukti persuasif: mari kita berusaha kegiatan dalam hidup kita bernilai
ibadah di hadapan Allah SWT.
3. Bukti rekreatif: ayem bae wes enyong seng ngadepi kon, ngerti ora…
Analisis ceramah 5
1. Bukti informatif: saudara-saudaraku sekarang Iran dan Saudi berperang.
Saudi wahabiyah dan Iran syiah.
2. Bukti persuasif: tolong Iran dan Saudi mari kita damai, lihatlah kami
Indonesia denganm ribuan sukunya, jutaan, penduduknya dan alirannya
bisa berdamai.
3. Bukti rekreatif: orang arab gagah dong, hidungnya mancung, badannya
jangkung, duitnya banayak, pantas. Sudah ini badan pendek, hhidung
pesek, duit sedikit pake udeng-udeng kaya pentol korek.
Analisis ceramah 6
1. Bukti informatif: ujian biasanya diberikan kepada orang yang sudah
diberi pelajaran.
2. Bukti persuasif: jangan merasa sudah selesai dalam menghadapi ujian
karena kita tidak tau kedepannya, minta perlindunganlah kepada Allah
hanya kepada Allah lah sebaik-baiknya perlindungan.
3. Bukti rekreatif: karena ada orang tidak mau dengerin aturan Allah ngeyel
saja sudah dikandani jek ngono wae ora manut koe yen ngono tak jewer
sisan.
90
Analisis ceramah 7
1. Bukti informatif: Rosulullah mengatakan ada empat perkara untuk
menikahi seorang wanita. Pertama, karena hartanya. Dua, rupanya. Tiga,
keturunannya. Empat, agamanya.
2. Bukti persuasif: cintailah sesuatu karena semata-mata karena Allah SWT.
3. Bukti rekreatif: tapi kalupun ada yang dapat agamanya bagus tapi
wajahnya jelek itu nasibmu…
Jadi kesimpulannya dari ketiga pengertian pendekatan dakwah melalui teknik
informatif, persuasif maupun rekreatif atau humor yang digunakan KH. Syarif
Rahmat sebagai salah satu upaya bagi setiap da‟i dalam mememelihara dan
menjaga perdamaian dan mempererat jalinan silaturrahmi sesame muslim
walaupun ada perbedaan diantaranya. Karena pendekatan komunikasi persuasif,
informatif, dan rekreatif atau humor merupakan salah satu metode komunikasi
sosial dan dalam penerapannya menggunakan teknik atau cara tertentu sehingga
dapat menyebabkan orang bersedia melakukan sesuatu dengan senang hati,
dengan suka rela dan tanpa merasa dipaksa oleh siapapuna.
Dengan paparan diatas maka teknik yang dibawakan oleh KH. Syarif Rahmat
dalam pelaksanaan dakwahnya, sesuai dengan apa yang ada didalam ilmu retorika
yang penulis pelajari, mengembangkan pokok bahasan seperti jenis pidato, konsep
pemilihan materi dan teknik penyampaian dakwah, pembicaraanya menarik
sealalu dikembangkan dengan ilustrasi dan percontohan dan dapat dipahami
situasi dan kondisi di masyarakat saat ini.
91
Dalam penyampaian dakwah KH. Syarif Rahmat RA.SQ. sendiri lebih santai
lebih rileks tapi tidak mengurangi dari pada isi dakwahnya, lebih persuasif, lebih
dinamis tetapi dengan muatan-muatan sungguh luar biasa sehingga inilah yang
diminati banyak kalangan, bukan hanya umat muslim bahkan setiap kalangan
semua golonganpun menyukai dari pada penyampaian dakwahnya dalam program
damai Indonesiaku jadi banyak teknik-teknik di dalam dakwah KH. Syarif
Rahmat RA. SQ. Cara penyampaian yang sederhana tidak menggebu-gebu tetapi
masuk kedalam isi atau subtansi permasalahan yang ada di bangsa ini. KH. Syarif
Rahmat RA. SQ juga mengatur strategi dalam berpidatonya kapan harus
menggunakan Metode Dakwah yang Hanif (Lembut) kapan saat menggunakah
metode dakwah yang Jahar (Keras), kapan harus bercakap-cakap dengan objek
dakwah dan kapan juga harus monolog. Jadi kesimpulannya untuk teknik
penyampaian dalam program damai Indonesiaku lebih santai dan santun dan
beliau mengetahui saat menggunakan metode yang lembut dan juga yang keras
akan tetapi tidak mengurangi isi dari ceramah itu sendiri, juga lebih persuasif
tetapi masuk meresap pada esensi permasalahan yang ada, tidak harus keras, tidak
harus teriak tetapi masuk kedalam permasalahan.85
Orang yang akan kita nasihati
adalah manusia yang memiliki beragam adat, budaya, kecenderungan,
pengetahuan dan latar belakang sosial lainnya. Semua itu membuat manusia
menjadi makhluk unik yang harus didekati dengan cara yang berbeda-beda juga.
Menurut KH. Syarif Rahmat dak wah akan berhasil dengan baik tidak lain
dan tidak bukan adalah da‟i harus lebih dulu melaksanakan apa yang kita
85
Wawancara pribadi dengan KH. Syarif Rahmat RA.SQ, Pondok Cabe, 10 mei 2017
92
sampaikan, kita lebih dulu mengerjakan apa yang kita ajakan sehingga apa yang
kita sampaikan dan kita ajakan masuk relung hati dari pada mad‟u dan menjadi
kesuksesan dalam berdakwah.Tetapi da‟i nya juga belum melaksanakan nah ini
yang menjadi masalah dalam dakwah.Pinter mengajak tapi tidak pintar
mencontohkan.86
Penyebab permasalahan awal dari gagalnya dakwah itu adalah niat yang ada
dalam seorang da‟i dan mad‟unya dalam beraktifitas, kalau da‟i nya niat karena
Allah dan mad‟unya karena Allah pasti akan masuk dan sampai, tapi salah
satunya tidak karena Allah pasti dia akan terganjal diluar hatinya sehingga
dakwah itu tidak bisa merubah tatanan kehidupan umat bahkan bikin menjadi
perpecahan dalam umat itu sendiri, oleh karena itu awali setiap langkah kita
khususnya seorang da‟i semuanya niatnya karena Allah bukan karena selain Allah
SWT. Jadi semuanya ada kuncinya pada seorang da‟i adapun nanti mad‟unya bisa
terpengaruh bisa terbawa dengan niat atau kebesaran seorang da‟i betul-betul bisa
mengerjakan tugas dan fungsinya sebagai orang yang bisa merubah dari
kehidupan umat beragama yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, yang jauh
menjadi dekat, yang dekat semakin dekat dan yang dekat benar-benar
mengapresiasi nilai-nilai agama dan kehidupan sehari-hari.87
86
Wawancara pribadi dengan KH. Syarif Rahmat RA.SQ, Pondok Cabe, 10 mei 2017 87
Wawancara pribadi dengan KH. Syarif Rahmat RA.SQ, Pondok Cabe, 10 mei 2017
93
D. Konsep Pemilihan Materi Dakwah Bi Al-Lisan KH. Syarif Rah 4at RA,
SQ Dalam Program Damai Indonesiaku.
Dari segi pesan atau materi yang disampaikan, pelaku dakwah sangatlah
penting dan mulia karena dia merupakan penyeru kepada Allah SWT serta
mengantarkan manusia kepada Ridha-Nya. Hal ini sebagaimana firman
AllahSWT:
Artinya: siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:
"Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushilat
33).
Pada dasarnya materi dakwah Islam itu kembali kepada tujuan dakwah, apa
yang terdapat dalam materi dakwah bergantung pada tujuan dakwah yang ingin
dicapai. Sebagaimana telah disebutkan dalam Al-Qur‟an bahwa: “Tujuan umum
dakwah adalah mengajak ummat manusia (meliputi orang mukmin maupun kafir
atau musyrik) kepada jalan yang benar yang diridhai Allah SWT, agar manusia
hidup bahagia dan sejahtera didunia maupun diakhirat”.
dilakukan KH. Syarif Rahmat RA. SQ. dalam dakwahnya selalu berdakwah
menyampaikan tema-tema yang sedang update atau masalah-masalah yang sedang
terjadi pada masyarakat sehingga dakwahnya menjadi jelas atau penerang bagi
masyarakat walaupun dalam masyarakat ada yang pro dan kontra, itu hal yang
biasa tapi bagi orang-orang berilmu maka dakwah ini adalah benar-benar yang
94
bisa menjadi solusi atau informasi yang sangat penting dan menjadi obat di
masyarakat sehingga permasalahan yang terjadi dimasyarakat itu menjadi terang
dan jelas.
Materi yang di angkat harus relevan dengan kondisi atau yang tengah menjadi
perhatian masyarakat saat ini, Dalam Program damai Indonesiaku KH Syarif
Rahmat membawakan konsep ke-Indonesiaan yaitu menggunakan blangkon88
,
karena memang materi yang dibawakan mempunyai ciri khas dalam berdakwah.
Misalnya yang pertama yaitu menjadikan selalu Islam Nusantara, meneguhkan
komitmen keIslaman dalam bingkai kebangsaan. materi dakwah dalam program
damai Indonesiaku selalu menyampaikan tema-tema yang sedang update atau
masalah-masalah yang sedang terjadi pada masyarakat sehingga dakwahnya
menjadi jelas atau penerang bagi masyarakat walaupun dalam masyarakat ada
yang pro dan kontra, itu hal yang biasa tapi bagi orang-orang berilmu maka
dakwah ini adalah benar-benar yang bisa menjadi solusi atau informasi yang
sangat penting dan menjadi obat di masyarakat sehingga permasalahan yang
terjadi dimasyarakat itu menjadi terang dan jelas. KH. Syarif Rahmat selalu
menyampaikan dengan konsep Al-Qur‟an dengan metode atau pemilihan konsep
yang selalu dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam Al-
Qur‟an Jadi walaupun baik didalam program damai Indonesiaku atau diluar
program damai Indonesiaku selalu mengedepankan kisah-kisah didalam Al-
Qur‟an, lalu dikisahkan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi.89
Jadi apapun
88
Blangkon adalah tutup kepala dari batik dan digunakan oleh kaum pria sebagai bagian dari
pakaian adat tradisional jawa. 89
Wawancara pribadi dengan KH. Syarif Rahmat RA.SQ, Pondok Cabe, 10 mei 2017
95
yang disampaikan seorang da‟i dalam proses dakwah untuk mengajak umat
manusia kepada jalan yang diridhai Allah, serta mengubah sikap mad‟u agar mau
menerima ajaran-ajaran Islam serta memanifestasikannya, agar mendapatkan
kebaikan dunia akhirat, itulah yang disebut materi dakwah yang harus
disampaikan, lebih jelasnya perlu mencermati firman Allah SWT dalam QS. Ali
Imran :104
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.(QS. Ali Imran :104)
Bagi seorang da‟i pemilihan materi tidak dapat dilakukan secara asal-asalan.
Sebab pemilihan materi secara asal-asalan akan menjauhkan da‟i dari tujuan
dakwah yakni melakukan perubahan positif terhadap mad‟u. materi dakwah tidak
dianjurkan untuk normative seperti dalam Al-Qur‟an dan sunnah tetapi harus juga
bersifat empiris dan operasional. Moh Ali Aziz menyatakan bahwa ada enam hal
yang perlu diperhatikan oleh da‟i dalam menentukan materi dakwah yaitu Harus
mengetahui adat dan tradisi penerima dakwah (mad‟u), mampu menyesuaikan
materi dakwah dengan masalah konteporer yang mempengaruhi pola hidup
masyarakat, meninggalkan materi yang bersifat emosional dan penamaan
fanatisme golongan, mengabaikan budaya golongan, menghayati seluruh ajaran
96
Islam secara mendalam dan Harus menyesuaikan tingkah lakunya dengan materi
dakwah yang disampaikannya.90
Manurut KH Syarif Rahmat, dalam memilih materi yang akan di sampaikan
da‟i harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat. Materi yang yang
beliau sajikan berasumber dari Al-Qur‟an, hadits, fatwa ulama dan lain
sebagainya yang sesuai dengan materi yang akan di bahas. Serta materi yang
diangkatpun harus yang sedang menjadi pembicaraan masyarakat, di kemas secara
mendalam dengan gaya bahasa yang menarik, karena dengan ini maka pidato
yang disampaikan akan mengena kepada tujuan atau sasaran.91
Setelah penulis menghadiri beberapakali ceramah beliau, dalam program
damai Indonesiaku, beliau menggunakan materi atau topic dakwah sesuai dengan
metode yang penulis gunakan pada bab dua yaitu: Pertama, masalah aqidah
(keimanan), masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah aqidah
Islamiyah, aspek aqidak ini yang akan membentuk moral manusia. Kedua,
masalah syar‟iyah, hokum atau syariyah di sebut sebagai cermin peradaban dalam
pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang dan sempurna, maka peradaban
mencerminkan dirinyadalam hokum-hukumnya. Materi dakwah yang menyajikan
unsur syar‟iyah harus dapat menggambarkan atau memberikan informasi yang
jelas di bidang hokum dalam bent uk status hokum yang bersifat wajib, mubah,
haram. Ketiga, masalah mu‟amalah, Islam merupakan agama yang melakukan
urusan mu‟amalah lebih besar porsinya dari pada urusan ibadah. Ibadah dalam
90
Ali Aziz, Muhammad, M. Ag, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet. Ke-1, hal. 108 91 Wawancara pribadi dengan KH. Syarif Rahmat RA.SQ, Pondok Cabe, 10 mei 2017
97
mu‟amalah di sini, di artikan sebagaiibadah yang mencakup hubungan kepada
manusia dalam rangka mengabdi kepada Allah. Beliau selalu menganjurkan agar
kita selalu menjaga tali silaturrahmi kepada siapapun, karena itu akan
menyebabkan turunnya rahmat kepada kita, seperti di panjangkan umurnya dan di
permudah rezekinya. Keempat, masalah akhlak Islam yang mengajarkan agar
manusia berbuat baik dengan ukuran yang bersumber kepada Allah. Sebagaimana
telah di aktualisasikan oleh Rosulullah SAW.
Materi dakwah yang sempat beliau sampaikan dapat diketahui dari
pembukaan yang beliau gunakan. Apakah materi itu tentang Maulid, Isra Mi‟raj,
ataupun acara lainnya. contoh judul materi yang akan beliau sampaikan tentang
hari kelahiran:
Artinya: "Pada hari itu aku dilahirkan dan pada hari itu diturunkan kepada
(Al-Quran)." (HR. Muslim).
Berikut ini materi ceramah yang pernah di KH. Syarif Rahmat sampaikan:
Maka aku berpuasa hari senin karena hari senin aku di lahirkan dan hari
senin untuk pertama kali Al-Qur‟an di turunkan. Hadits ini menjadi isyarat, apa?
Pertama saudara-saudara kita yang senang dengan hari peringatan mauled nabi.
Dua, kalau nabi puasa hari senin karena hari senin, hari kelahiran beliau maka
ini menjadi isyarat, karena sunahnya puasa weton kalau lahirnya hari rabu sunah
puasa hari rabu syukur pada Allah. Nah kalau lahirnya tanggal empat belas
98
februari, sunah puasa empat belas februari, tapi tidak harus puasa wujud
syukurnya itu bisa dengan puasa bisa dengan sedekah bisa dengan Tabligh Akbar
kaya gini, ini sudah Udkhulu fisislmi kaffah. jadi ulang tahun TV One yang ke
delapan ini termasuk kedalam Udkhulu fisislmi kaffah anut kepada kanjeng nabi
SAW. Nah terus bagaimana ada orang yang tidak suka, jangan sampai
kemasukan termasuk yang khutuwatissyaiton. Kan sudah jelas nabi mengenang
kelahirannya dengan puasa…”92
Hal penting yang harus di sadari yaitu, semua ajaran yang di sampaikan itu
(materi dakwah), bukanlah semata-mata berkaitan dengan eksistensi dan wujud
Allah SWT, akan tetapi bagaimana menumbuhkan kesadaran mendalam, agar
mampu mewujudkan atau memanifestasikan Aqidah, Syar‟iyah, dan Akhlak
dalam ucapan, pikiran, dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut KH. Syarif Rahmat salah satu penyebab kegagalan dakwah karena
da‟i kurang mempersiapkan topik atau materi yang akan di bahas, sebab jika
kurang persiapan dalam berdakwah maka da‟i akan bingung sendiri apa yang
harus ia sampaikan, otomatis karena kurang persiapan maka dakwah akan gagal.
Oleh karena itu persiapan materi dalam berpidato menjadi salah satu faktor yang
utama dalam berdakwah dan Paling penting adalah pemilihan materi yang tepat
untuk penerima dakwah yang sesuai Materi harus pula disesuaikan dengan tingkat
pendidikan yang menjadi sasaran dakwah. Karena tugas dakwah adalah juga
92
Ceramah KH. Syarif Rahmat RA, SQ, Damai Indonesiaku, Memperingati Hari kelahiran,
Damai Indonesiaku, Masjid Siti Raswani, Bekasi, 30 oktober 2016
99
untuk merubah manusia, maka dalam kesempatan perlu juga diperhatikan fungsi
mendidik rakyat.93
Menurut KH. Syarif Rahmat dak wah akan berhasil dengan baik tidak lain dan
tidak bukan adalah da‟i harus lebih dulu melaksanakan apa yang kita sampaikan,
kita lebih dulu mengerjakan apa yang kita ajakan sehingga apa yang kita
sampaikan dan kita ajakan masuk relung hati dari pada mad‟u dan menjadi
kesuksesan dalam berdakwah.Tetapi da‟i nya juga belum melaksanakan nah ini
yang menjadi masalah dalam dakwah.Pinter mengajak tapi tidak pintar
mencontohkan.94
Penyebab permasalahan awal dari gagalnya dakwah itu adalah niat yang ada
dalam seorang da‟i dan mad‟unya dalam beraktifitas, kalau da‟i nya niat karena
Allah dan mad‟unya karena Allah pasti akan masuk dan sampai, tapi salah
satunya tidak karena Allah pasti dia akan terganjal diluar hatinya sehingga
dakwah itu tidak bisa merubah tatanan kehidupan umat bahkan bikin menjadi
perpecahan dalam umat itu sendiri, oleh karena itu awali setiap langkah kita
khususnya seorang da‟i semuanya niatnya karena Allah bukan karena selain Allah
SWT. Jadi semuanya ada kuncinya pada seorang da‟i adapun nanti mad‟unya bisa
terpengaruh bisa terbawa dengan niat atau kebesaran seorang da‟i betul-betul bisa
mengerjakan tugas dan fungsinya sebagai orang yang bisa merubah dari
kehidupan umat beragama yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, yang jauh
93 Wawancara pribadi dengan KH. Syarif Rahmat RA.SQ, Pondok Cabe, 10 mei 2017 94
Wawancara pribadi dengan KH. Syarif Rahmat RA.SQ, Pondok Cabe, 10 mei 2017
100
menjadi dekat, yang dekat semakin dekat dan yang dekat benar-benar
mengapresiasi nilai-nilai agama dan kehidupan sehari-hari.95
95
Wawancara pribadi dengan KH. Syarif Rahmat RA.SQ, Pondok Cabe, 10 mei 2017
101
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan retorika dakwah KH. Syarif Rahmat RA, SQ
dalam program Damai Indonesiaku dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan analisis jenis pidato yang digunakan oleh KH. Syarif
Rahmat adalah jenis ekstempore yang merupakan jenis pidato yang
menyampaikan judul dan garis-garis besar uraian dengan kreatifitas
orator, jenis ini yang paling baik dan paling sering dilakukan oleh juru
pidato yang mahir dan merupakan jenis prestasi yang paling baik untuk
dilakukan dibanding jenis lainnya. Kelebihan dari jenis ini adalah
materi yang di sampaikan dapat di ungkapkan secara terurut dan
sistematis dan komunikasi pendengar dengan pembicara lebih karena
pembicara berbicara langsung kepada khalayak.
2. Berdasarkan analisis dalam penyampaian dakwah Bi Al-Lisan KH.
Syarif dalam program damai Indonesiaku. KH. Syarif memakai teknik
pidato yang menggabungkan dari pada teknik informative, persuasif
dan rekreatif atau humor. Pertama, teknik informatif adalah pidato
yang bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada publik dan
dapat di yakini dengan fakta sebagai alat konkritisasi dalam penyajian.
Kedua, teknik persuasif adalah mengajak atau membujuk orang lain
dengan tujuan mengubah sikap, keyakinan dan pendapat sesuai dengan
keinginan komonikator. Ketiga, teknik rekreatif atau humor adalah
102
yang bertujuan untuk menggembirakan, melepaskan ketegangan,
menggairahkan suasana, atau sekedar memberikan selingan yang enak
setelah rangkaian yang melelahkan.
Dan penyampaian dakwah Bi Al-Lisan KH. Syarif Rahmat dalam
program damai Indonesiaku tegas, lugas lebih santai dan santun akan
tetapi tidak mengurangi isi dalam kandungan ceramah itu sendiri dan
lebih persuasif tetapi juga masuk kedalam esensi permasalahan yang
ada, tidak harus keras, tidak harus teriak tetapi masuk kedalam inti
permasalahan yang ada dalam kandungan ceramah tersebut
3. Materi dakwah KH. Syarif Rahmat materi yang dibawakan
mempunyai ciri khas dalam berdakwah. Pertama, Islam Nusantara
sebagai landasan kaum muslim di Indonesia dalam konsep ber-Agama.
dalam artian Islam di jadikan sebagai konsepsi nilai bukan hanya
semata sebagai kostum yang terlihat dari luar, Islam yang dipaparkan
dalam nuansa keagamaan, agama yang dibingkai kebangsaan. Selalu
meneguhkan komitmen ke-Islaman dalam sebuah bingkai yang
bernama Kebangsaan. Kedua, materi dakwah selalu menyampaikan
tema-tema yang sedang update atau permasalahan-permasalahan umat
yang marak terjadi atau menjadi fenomena yang terjadi di masyarakat.
B. Saran-Saran
1. Keberhasilan pidato dilihat dari diterimanya pesan pidato yang
disampaikan oleh pembicara kepada pendengar. Agar itu semua bisa
terwujud, kita harus menguasai semua teknik-teknik yang berkaitan
103
dengan berpidato. Mulai dari menulis naskah pidato, hendaknya kita
menulis naskah pidato yang sesuai dan diminati pendengar. Selain itu
kita juga harus mengetahui kiat-kiat apa saja yang harus kita lakukan
agar pendengar tertarik untuk mendengarkan pidato yang kita
sampaikan serta tidak menyinggung perasaan pendengar. Selain itu
kita harus banyak berlatih agar pidato yang kita sampaikan dapat
berjalan dengan lancar dan kita tidak mengalami demam panggung
yang dapat mengganggu konsentrasi dan penampilan kita dalam
menyampaikan pidato dan da‟i tidak hanya terpaku pada konsep
sehingga menjadi mudah menjalankan dari pada perbedaan.
2. Da‟i harus memperluas keilmuan, memperluas wawasan dan jangan
bosan belajar dengan kondisi yang ada sehingga dari itu menjadi solusi
bagi permasalahan umat.
3. Da‟i kedepan harus lebih cerdas lagi sehingga benar-benar menjadi
harapan dari pada agama ini yang bisa melahirkan dari pada konsep-
konsep yang membawa pencerahan kepada umat.
104
DAFTAR PUSTAKA
A. Referensi Buku
Asmuni Sukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah, Surabaya: Al-Ikhlas, 1993
Ali Uraidi, Respon Mahasiswa Komunikasi Dan Penyiaran Islam Terhadap
Program Damai Indonesiaku Di TV ONE, Fak. Ilmu Dakwah Dan Ilmu
Komunikasi, UIN Jakarta: 2011
Boerre, George . Psikologi Sosial. Jogjakarta: Prisma Sophi, 2008
Dori Wuwur Hendrikus, Retorika Trampil Berpidato, Berdiskusi,
Berargumentasi, Bernegosiasi, Yogyakarta: Kanisius, 2009
Efendi M Siregar, Teknik Berpidato dan Menguasai Massa, Jakarta: Yayasan
Mari Belajar, 1992
Fachrudin HS dan Irfan Fachruddin, Pilihan Sabda Rasulullah, Jakarta: Bumi
Aksara,1978
I Gusti Ngurah Oka, Retorika Sebuah Tinjauan Pengantar, Bandung: Terate,
1976
Jalaludin Rahmat, Retorika Modern, Bandung: PT: Remaja Rosdakarya, 2014
Ki Moesa A. Machfoed, Filsafat Dakwah dan penerapannya, Jakarta: PT.
Bulan Bintang, 2004
105
Lexi J. Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosyada Karya, 1993
Maarif Zainul, Retorika Metode Komunikasi Publik, Jakarta: Rajawali Pers,
2015
Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah Islam, Jakarta:
Pustaka Setia, 1997
Masi Singarimbun, Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3 ES,
1989
Mastuhi, Antar Disiplin Ilmu, Bandung: Dan Pusjarlit Nuansa, 1998
MH. Israr, Retorika dan Dakwah Islam Era Modern, Jakarta: CV Firdaus,
1993
Morissan dan Andy Corry Wardhani, Teori Komunikasi tentang Komunikator,
Pesan, Percakapan, dan Hubungan, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009
Muhammad Ali Rahman, Padasuka Kelahiran dan Perjuangannya, Rekam
Jejak Sunan KaliJaga, Tangerang Selatan, Sabila Press, 2014
Munir, Muhammad dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2006
Sutrisno Hadi, “Metodologi Research, Yogyakarta: Ardi Offset, 1992
T,A Lathief Rosydy, Dasar-Dasar Retorika Komunikasi Dan Informasi,
Medan: PT. Firma Rinbow, 1939
106
Wardi Bachtiar, “Metode Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997
B. Referensi Internet:
“Pengertian retorika menurut para ahli”, Diakses pada tanggal 26 desember
2016 dari http//www.pengertianahli.com/2013//11/pengertian-menrut-para-
ahli.html
C. Vidio
Ceramah Agama, KH. Syarif Rahmat RA, SQ, Pokok-Pokok Ajaran Islam,
Pertanyaan Jamaah: Perbedaan Antara Ujian, Cobaan dan Azab (siksaan),
Damai Indonesiaku, Masjid Al Hidayah, Jl Sukatani Pelita, Cimanggis,
Depok, Jawa Barat. 24 September 2016
Ceramah Damai Indonesiaku, Jangan Mengikuti Langkah-Langkah Syetan,
Damai Indonesiaku, Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, 14 Februari 2016
Ceramah KH. Syarif Rahmat RA, SQ, Damai Indonesiaku, Perguruan Islam
Bustanul Ulum, Pagerharjo Wedarijaksa pati, Jawa Tengah 10 juni 2016
Ceramah KH. Syarif Rahmat RA, SQ, Hubungan Antara Amal Sholeh dan
Keimanan, Damai Indonesiaku, Pendopo Kasepuhan Keraton Girilaya,
Cirebon, Jawa Barat, 28 Februari 2016
Ceramah KH. Syarif Rahmat RA, SQ, Membangun Silaturrahmi Merajut
Kebersamaan (Damai Indonesiaku, Perguruan Islam Bustanul Ulum,
Pagerharjo Wedarijaksa pati, Jawa Tengah 10 juni 2016).
Ceramah KH. Syarif Rahmat RA,SQ, Bekerja Dengan Beribadah dan Jujur,
Damai Indonesiaku, Hotel Mambruk Anyer, Jl Raya Karang Bolong,
Labuan , Banten, 2 Januari 2016
107
Ceramah KH. Syarif Rahmat RA,SQ. Dalam Peristiwa kehidupan dan
Kematian selalu ada sebab akibat, (Damai Indonesiaku, Mabes AU
Cilangkap, Jakarta Timur, 10 Januari 2016).
D. Wawancara
Wawancara pribadi dengan KH. Syarif Rahmat RA, SQ, MA, Pondok Cabe,
April 2017
Wawancara pribadi dengan Hilalludin, Cibinong, Bogor, 1 April 2017
Wawancara pribadi dengan Subhan, Cibinong, Bogor, 1 April 2017
Wawancara pribadi dengan Subhan Syamsuri, Cibinong, Bogor, 1 April 2017
Wawancara pribadi dengan Zulfikar Ahmad Syarif, Cibinong, Bogor, 1 April
2017
WAWANCARA
Nama : KH. Syarif Rahmat RA, SQ
Hari/ Tanggal : Rabu 10 mei 2017
Tempat : Kediaman Rumah Beliau diPondok Cabe Ilir, pamulang, Tangerang Selatan
Jam/ Waku : 8.30 WIB s/d Selesai
Pertanyaan-Pertanyaan
1. Apakah jenis pidato yang biasa digunakan oleh Abi dalam program dakwah damai
Indonesiaku?
Jawab: Abi selalu berdakwah menyampaikan bertemakan tema yang sedang in atau up
date atau masalah-masalah yang sedang terjadi pada masyarakat sehingga dakwahnya
menjadi jelas atau penerang bagi masyarakat walaupun dalam masyarakat ada yang pro
dan kontra, itu hal yang biasa tapi bagi orang-orang berilmu maka dakwah ini adalah
benar-benar yang bisa menjadi solusi atau informasi yang sangat penting dan menjadi
obat di masyarakat sehingga yang terjadi dimasyarakat itu menjadi tenang atas informasi
yang disampaikan.
2. Bagaimana konsep pemilihan materi pidato Abi dalam program damai
Indonesiaku?
Jawab: Program damai Indonesiaku adalah salah satu media yang ada di televisi yang
sangat dinanti-nantikan oleh setiap umat, karena memang da’i-da’i yang ada dalam
program damai Indonesiaku adalah da’i-dai yang sudah terseleksi. Lalu ketika kita ada
dengan konsep keIndonesiaan yaitu menggunakan blangkon akhirnya menjadi salah satu
rating yang tertinggi. Kenapa, karena memang materi yang dibawakan mempunyai ciri
khas dalam berdakwah. Misalnya yang pertama yaitu menjadikan selalu Islam Nusantara,
Islam yang dibingkai dalam nuansa keagamaan, agama yang dibingkai kebangsaan. Yang
kedua materi dakwah dalam dalam konsep damai Indonesiaku adalah selalu
menyampaikan permasalahan-permasalahan umat yang marak terjadi atau menjadi
fenomena yang membuat umat menjadi bingung dengan konsep Al-Qur’an dengan
metode atau pemilihan konsep yang selalu dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam Al-Qur’an dan sejarah yang terjadi pada zaman para nabi. Jadi walaupun
baik didalam program damai Indonesiaku atau diluar program damai Indonesiaku selalu
menggunakan kisah-kisah yang tersurat didalam Al-Qur’an, lalu dikisah-kisah tersebut
dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada zaman sekarang
3. Bagaimana teknik penyampaian pidato Abi dalam program damai Indonesiaku?
dan mohon penjelasannya tentang teknik pidato informatif, persuasif dan rekreatif
dalam hal ini humor, menurut abi?
Jawab: Abi syarif lebih santai dan rileks tapi tidak mengurangi dari pada isi
dakwahnya, lebih persuasif, lebih dinamis tetapi dengan materi dan metode yang berbeda
dengan yang lain sehingga inilah yang diminati banyak kalangan, bukan hanya umat
muslim bahkan setiap kalangan semua golonganpun menyukai dari pada penyampaian
dakwahnya dalam program damai Indonesiaku jadi banyak teknik-teknik atau materi-
materi yang memang sangat up to date di dalam dakwah Abi. Dengan penyampaian yang
sederhana tidak menggebu-gebu tetapi masuk kedalam isi atau substansi permasalahan
yang ada di bangsa ini. Jadi kesimpulannya untuk teknik penyampaian dalam program
damai Indonesiaku lebih santai tetapi tidak mengurangi isi lebih persuasif tetapi juga
masuk esensi pada permasalahan yang ada, tidak harus keras, tidak harus teriak tetapi
masuk kedalam permasalahan. Apa itu persuasif, persuasif adalah dakwah yang
menghendaki reaksi penyimak mad’u untuk melakukan atau meninggalkan perilaku,
sikap, atau keyakinan tertentu sesuai dengan harapan pembicara atau pendakwah.
informatif yaitu informasi-informasi yang berkembang dimasyarakat, hal-hal yang terjadi
atau fenomena yang berkembang dimasyarakat. Contoh kasus ketika terjadi perdebatan
atau masalah timbulnya Pemburu Hantu di televisi, di masyarakat terjadi atau perbedaan
pendapat satu ada yang bilang musyrik dan lain sebagainya, lalu kita hadir untuk
menyelesaikan masalah tersebut dengan penyampaian bahwa hal itu memang ada dan
pernah ada dijaman Rasulullah sehingga umat mendapatkan pencerahan dan
mendapatkan jawaban owh ternyata itu ada, sehingga informatif dan persuasif itu
berdampingan selalu bersamaan. Berbicara humor memang dibutuhkan didalam dakwah
tujuannya agar tidak terjadi kejenuhan dan kebosanan bagi umat atau mad’u. nah
membawakan humor-humor juga harus dibawakan dengan cerdas bukan humor-humor
yang memang asal gobleg atau humor yang tidak bermutu, sehingga humornya sedikit
tapi nyelekit. Humor-humor yang dibawakan itu harus berkenaan dengan fenomena
yang ada sehingga tanpa sadar umat mendapatkan pencerahan dari pada humor yang
cerdas itu.
4. Bagaimana pengertian retorika dakwah menurut Abi?
Jawab: Retorika itu adalah seni dalam berbicara, ketika kita menjadi seorang pendakwah
maka sangat dibutuhkan apa yang namanya retorika, karena tanpa retorika, dakwah tidak
akan sampai, tanpa retorika, dakwah tidak akan masuk, tanpa retorika, dakwah menjadi
hambar. Nah disinilah pentingnya seorang da’i harus mempelajari ilmu retorika,
siapapun yang ingin menjadi pemimpin, menjadi orang-orang yang berpengaruh dalam
setiap hal, maka ilmu yang harus dikuasai adalah ilmu retorika selain ilmu seni berbicara
juga retorika merupakan ilmu atau seni mempengaruhi orang lain agar orang lain mau
mengikuti apa yang kita sampaikan atau orang lain ingin mengikuti apa yang kita
dakwahkan oleh karena itu ilmu retorika sangat dibutuhkan.
5. Seberapa penting penggunaan retorika dalam berdakwah menurut Abi?
Jawab: Penggunaan retorika sangatlah penting dalam dunia dakwah bahkan bukan
hanya dunia dakwah saja, dunia politik, dunia usaha dan dunia lainnya semuanya perlu
menggunakan yang namanya ilmu retorika, karena ilmu retorika adalah salah satu
pendukung untuk menyampaikan atau menjadi media untuk tersampainya tujuan kita
dalam berdakwah dengan ilmu retorika ini kita akan mempunyai ciri atau mempunyai
kelebihan dalamnya ada instrument ada artikulasi ada penguasaan materi sehingga tanpa
sadar mereka mau nurut, tunduk, patuh terhadap apa yang disampaikan. Sekali lagi
penggunaan retorika sangatlah penting dalam dunia dakwah.
6. Apa tujuan dakwah menurut Abi?
Jawab: Tujuan dakwah itu kembali pada makna dakwah diambil dari kata da’a yad’u
ud’u adalah mengajak atau memanggil jadi tujuan dakwah itu adalah mengajak orang
untuk mau mengikuti apa yang kita dakwahkan, tujuan dakwah itu adalah untuk
memanggil orang-orang agar bisa ikut bersama kita, karena kita menjadi penerus dari
pada perjuangan baginda Rasulullah dalam berdakwah mensyiarkan agama Islam maka
bagaimana dari pada tujuan dakwah kita ini agar bisa mengajak orang-orang yang
tadinya jauh dari agama menjadi dekat dengan agama, orang yang tidak tau menjadi tau,
orang yang sudah dekat dan tau mau melaksanakan apa-apa yang ada didalam ajaran
kita, sehingga tujuan dakwah kita benar-benar tepat dan sampai sasaran atau menuju
sasaran. Jadi tujuan dakwah itu adalah mengajak orang-orang untuk mengikuti ajaran
yang dianutnya, memanggil orang-orang untuk bersama-sama menjalankan perintah-
perintah Allah SWT sehingga kita menjadi manusia yang selamat dunia dan akhirat.
7. Bagaimana metode dakwah yang tepat dan efektif menurut Abi?
Jawab: Metode dakwah yang tepat dan efektif tidak lain dan tidak bukan adalah kita
mengikuti dakwahnya Rasulullah SAW, baginda Rasulullah menjadi seorang Nabi yang
sukses dakwahnya, satu dari rahasia baginda adalah akhlak maka semua akan tunduk
dengan akhlak semua orang bisa mengikuti ajaran Rasulullah SAW, yang ke dua dari
pada metode dakwah yang tepat dan efektif adalah dakwah bil hal tidak hanya berbicara
tapi juga melaksanakan. Ada ungkapan adalah Ibda binafsikh memulai dari diri sendiri,
ketika seorang da’i sudah melaksanakan apa yang didakwahkanya maka mad’u atau
orang yang diajak tidak ada alasan menolaknya dan tidak ada untuk mengembalikan
kata-katanya dan juga apa yang disampaikan akan masuk dalam hati orang yang
diajaknya. Karena apa, karena yang diajak sudah merasakan dari pada apa yang diajak
atau yang diajak sudah merasakan dari pada ajakan itu benar-benar masuk dalam hatinya.
Sehingga tanpa sadar mereka juga mengikuti apa yang diajak oleh seorang da’i yang
sudah mengamalkan apa yang sudah diajaknya itu, bukan hanya mengajak tapi da’i nya
juga belum melaksanakan nah ini yang menjadi masalah dalam dakwah. Pinter mengajak
tapi tidak pintar mencontohkan. Jadi kesimpulannya adalah metode dakwah yang tepat
dan efektif adalah kita sebagai da’i harus lebih dulu melaksanakan apa yang kita
sampaikan, kita lebih dulu mengerjakan apa yang kita aja ajakan sehingga apa yang kita
sampaikan dan kita ajakan masuk relung hati dari pada mad’u dan menjadi kesuksesan
dalam berdakwah.
8. Bagaimana strategi dakwah agar mad’u tertarik mendengar dan mengikuti
dakwah Abi?
Jawab: Ketika seorang da’i akan menyampaikan materi dan materi itu akan menjadi
rujukan atau landasan agar mad’u mau mengikuti pastinya seorang da’i harus
mempunyai strategi harus mempunyai teknik atau mempunyai konsep dalam berdakwah
sehingga mad’u tertarik untuk mendengar dan mengikuti seorang da’i. untuk mengajak
orang itu biasanya kita dalam berdakwah tidak harus atau tidak langsung masuk kedalam
inti permasalahan agar menjadi suatu ketertarikan dari pada mad’u kita berikan materi-
materi ringan tetapi mengena materi-materi yang mungkin bisa menyegarkan suasana
sehingga tanpa sadar mad’u mau mendengarkan kita ketika mad’u sudah merasa nyaman
dengan apa yang disampaikan dari awal tanpa sadar pula mereka mengikuti apa yang kita
sampaiakan atau materi yang kita ingin masukan kedalam hati atau pikiran mereka jadi
strategi agar mad’u tertarik mendengar dan mengikuti, kita harus mempunyai strategi
yang khusus, strategi yang ringan tetapi tidak keluar dari koridor dengan menyampaikan
informasi-informasi yang berkembang dan juga dengan humor-humor yang sesuai
dengan apa yang terjadi sehingga mad’u menjadi penasaran dengan apa isi yang akan
disampaiakan oleh seorang da’i.
9. Bagaimana pandangan dakwah pada saat ini menurut Abi?
Jawab: Dakwah sekarang ini sudah banyak bermunculan da’i-da’i muda dengan
berbagai macam konsep yang ada ditengah masyarakat, tetapi sayangnya semakin
banyak da’i yang ada bukannya menambah kesan umat untuk dekat dengan agamantya
bahkan semakin jauh dan makin jauh. Nah pertanyaannya ada pa dengan dakwah
sekarang ini, ini menjadi PR buat kita semua sehingga dakwah yang ada ini hanya masuk
dalam tataran menjadi seremonial saja tidak menjadi suatu kegitan yang bisa merubah
tatanan kondisi umat atau akhlak umat atau tata cara ibadah umat, berarti ada suatu yang
perlu kita luruskan dalam dakwah sekarang ini, bisa jadi yang salah da’i nya dalam niat
menyampaikan dakwahnya atau sebaliknya umat yang salah niat mengikuti dari pada
pengajian atau ustadz-ustadz, da’i- da’i yang ada sehingga banyak tabligh akbar, banyak
media dakwah tapi anehnya tidak ada perubahan yang signifikan terhadap tatanan Islam
itu sendiri sehingga ini menjadi PR kita semua orang-orang yang ada dalam dunia
dakwah.
10. Apa yang menyebabkan kegagalan dalam berdakwah menurut Abi?
Jawaban: sesuai dengan apa yang disampaikan diatas banyak kegagalan dalam
berdakwah. Dakwah itu harus ada dua faktor atau dua unsur didalamnya yang pertama
da’i yang kedua mad’u, da’i adalah orang yang menyampaiakan mad’u, mad’u adalah
orang yang diajak dalam dakwah oleh seorang da’i, ketika seorang da’i yang niat
awalnya bukan karena Allah maka pasti dalam dakwahnya tidak masuk kedalam hati
mad’unya sebaliknya ketika jamaah, mad’u atau audience yang mengikuti suatu
pengajian atau kegiatan dakwah bukan karena Allah niatnya pun tidak akan masuk pada
hati madunya. Oleh karena itu penyebab permasalahan awal dari gagalnya dakwah itu
adalah niat yang ada dalam seorang da’i dan mad’unya dalam beraktifitas, kalau da’i nya
niat karena Allah dan mad’unya karena Allah pasti akan masuk dan sampai, tapi salah
satunya tidak karena Allah pasti dia akan terganjal diluar hatinya sehingga dakwah itu
tidak bisa merubah tatanan kehidupan umat bahkan bikin menjadi perpecahan dalam
umat itu sendiri, oleh karena itu awali setiap langkah kita khususnya seorang da’i
semuanya niatnya karena Allah bukan karena selain Allah SWT. Jadi semuanya ada
kuncinya pada seorang da’i adapun nanti mad’unya bisa terpengaruh bisa terbawa
dengan niat atau kebesaran seorang da’i betul-betul bisa mengerjakan tugas dan
fungsinya sebagai orang yang bisa merubah dari kehidupan umat beragama yang tadinya
tidak tau menjadi tau, yang jauh menjadi dekat, yang dekat semakin dekat dan yang
dekat benar-benar mengapresiasi nilai-niali agama dan kehidupan sehari-hari.
11. Bagaimana da’i yang professional menurut Abi?
Jawab: da’i yang propesional itu adalah seorang da’i yang tau akan tugas dan fungsinya
karena da’i itu bukan menjadi salah satu mata pencaharian atau menjadi salah satu
profesi da’i itu adalah suatu kewajiban bagi setiap umat beragama wabil khusus memang
orang-orang yang ditunjuk oleh Allah SWT menjadi manusia pilihan dalam meneruskan
dakwahnya baginda Rosulullah SAW. Ketika orang itu telah menjadi manusia yang telah
ditunjuk oleh Allah menjadi seorang da’i maka orang itu atau da’i itu harus benar-benar
sesuai dengan apa yang dilakukan oleh baginda Rasulullah. Akan ilmunya disiapkan
akan akhlaknya dan disiapkan segala hal-hal yang berhubungan dengan apa yang
menjadi tugas dan tanggung jawab seorang da’i sehingga da’i bukan hanya menjadi
suatu kebnggaan, da’i bukan suatu hal yang menjadi suatu sumber kehidupan tapi benar-
benar menjadi da’i yang ingin memperjuangkan agama Allah dengan apa-apa yang Allah
sudah berikan kepada orang itu, berupa ilmu, berupa tugas dan tanggung jawab maka dia
harus bisa menjalankan tugas dan fungsinya ditengah-tengah masyarakat.
12. Apa nasehat atau pesan Abi untuk calon-calon da’i pada masa mendatang?
Jawab: kedepan tantangan dakwah semakin berat, kedepan tantangan dari pada
kehidupan masyarakatpun semakin kompleks oleh karena itu da’i harus selalu terus
memperdalam dari pada ilmu-ilmunya terus memperluas wawasan cakrawala ilmunya
sehingga da’i tidak kaku, da’i tidak hanya terpaku pada konsep sehingga menjadi mudah
menjalankan dari pada perbedaan, da’i kedepan harus lebih cerdas lagi sehingga benar-
benar menjadi harapan dari pada agama ini yang bisa melahirkan dari pada konsep-
konsep yang membawa pencerahan kepada umat. Intinya adalah da’i kedepan harus
memperluas keilmuan, memperluas wawasan dan juga jangan bosan belajar dengan
kondisi yang ada sehingga dari itu menjadi solusi bagi permasalahan umat, bukan
menjadi provokator bagi umat atau menjadi sumber masalah bagi umut. Hasbunallah
Wani’mal wakil.
Narasumber
KH. Syarif Rahmat RA.SQ.
Nama : Subhan Samsuri
Jabatan : Jamaah Damai Indonesiaku
Hari/ Tanggal : 1 april 2017
Tempat : Masjid Syuhada, Cibinong, Bogor
1. Bagaimana pendapat anda tentang figur KH Syarif Rahmat?
Jawab: Menurut saya beliau adalah seorang ulama yang ilmunya yang tidak diragukan
lagi, semua ilmu-ilmu agama dapat beliau sampaikan dengan sebaik mungkin, tentu saja
dengan rujukan-rujukan kitab ulama terdahulu yang sudah masyuhur, pengetahuan ilmu
agamanya serta ulama salafusshalih. Bahkan ketika saya kerumahnya, dirumahnya
terdapat banyak sekali kitab-kitab dan beliau bisa menerjemahkan, menafsirkan dan
memahami seluruh kitab-kitab tersebut
2. Apakah anda menyukai cara penyampaian dak’wah yang dilakukan beliau?
Alasanya!
Jawab: Tentu saja sangat suka dengan penyampaian beliau, karena cara penyampaian
tidak menoton dan dakwahnya di kaitkan dengan keadaan terkini yang sedang terjadi
khususnya dinegri ini, karena beliau memiliki komitmen keIslaman dalam bingkai
kebangsaan. Selain itu beliau bisa membawa suasana dalam pengajian itu hidup.
3. Bagaimana pandangan anda tentang penyampaian isi ceramah yang dilakukan KH
Syarif Rahmat?
Jawab: Pandangan saya tentang penyampaian beliau Alhamdulillah beliau langsung
kepada sumber rujukannya, bahkan beliau sering membawa beberapa kitab-kitab dan
menjelaskannya langsung kepada jamaah. Karena pada zaman ini dimana jarang kita
temukan para ustadz atau kyai yang mampu membaca kitab-kitab bahkan kebanyakan
ustadz-ustadz zaman sekarang materi penyampaiannya searching media online tanpa
berguru kepada ulama yang benar-benar alim dan sholih.
4. Tanggapan anda tentang, keefektifan dak’wah KH Syarif Rahmat terhadap
masyarakat/ mad’u?
Jawab: Beliau adalah sosok yang dicintai oleh jamaah karena selera ceramahnya yang
begitu baik begitu pula perangai beliau terhadap jamaah serta beliau begitu merakyat.
5. Apakah retorika yang beliau gunakan sudah cukup bagus,apa alasannya?
Jawab: Sudah bagus sekali, karena retorika yang beliau sampaikan tidak menoton,
membahas tentang perkara agama saja namun tidak jarang beliau menyanyikan lagu-lagi
klasik yang sesuai dengan isi ceramah beliau, karena menurut saya, retorika beliau dalam
berdakwah, mengikuti cara-cara sunan kalijaga, jika sunan kalijaga menggunakan wayang
beliau Kyai Syarif menggunakan Organ atau lagu-lagu.
6. Seberapa sering KH Syarif Rahmat memberikan ceramah diselingi humor?
Jawab: Tidak sering, karna beliau adalah ulama bukan pelawak, yang mana beliau adalah
sosok yang tegas dalam berijtihad, dan menyampaiakan isi ceramah itu. Namun beliau
pasti diselingi humor untuk memecah suasana dan agar para jamaah tidak mengantuk.
Beliau sosok yang tegar dan humoris namun tidak keseringan humornya.
Jamaah Damai Indonesiaku
Subhan Syamsuri
Nama : Zulfikar Ahmad Syarif
Jabatan : Jamaah Damai Indonesiaku
Hari/ Tanggal : 1 april 2017
Tempat : Masjid Syuhada, Cibinong, Bogor
1. Bagaimana pendapat anda tentang figur KH Syarif Rahmat?
Jawab: Beliau seorang yang berpengetahuan luas, tegas dan berani berpendapat.
2. Apakah anda menyukai cara penyampaian dak’wah yang dilakukan beliau?
Alasanya!
Jawab: Iya, karna karena hamper disetiap isi ceramah beliau jelas dan kongkrit, dengan
bahasa yang mudah dipahami oleh jamaah khususnya orang awam seperti saya.
3. Bagaimana pandangan anda tentang penyampaian isi ceramah yang dilakukan KH
Syarif Rahmat?
Jawab: Dalam isi ceramah beliau terkadang menyisipkan topic-topik hangat seperti
politik dan lain-lain, menurut saya beliau adalah orang yang update dalam masalah-
masalah yang ada dinegara ini dan tidak jarang beliau mengkritik masalah yang ada
dinegri ini dan di kaitkan dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits.
4. Tanggapan anda tentang, keefektifan dak’wah KH Syarif Rahmat terhadap
masyarakat/ mad’u?
Jawab: Menurut saya cara berdakwah beliau sangat efektif bagi jamaah yang
mendengarkan dan dengan tema-tema ceramah yang menarik dan tidak jarang isi ceramah
beliau menyangkutkan tentang apa yang sedang terjadi dinegri saat ini.
5. Apakah retorika yang beliau gunakan sudah cukup bagus,apa alasannya?
Jawab: Iya, ya itu beliau selalu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan tidak
jarang beliau menggunakan bahasa daerah seperti jawa dan sunda.
6. Seberapa sering KH Syarif Rahmat memberikan ceramah diselingi humor?
Jawab: Hampir disetiap isi ceramah beliau ada humornya, karna menurut saya humor
adalah salah satu bagian ceramah yang harus ada disetiap penceramah.
Jamaah Damai Indonesiaku
Zulfikar Ahmad Syarif
Nama : Nurhilaludin
Jabatan : Jamaah Damai Indonesiaku/ Mahasiswa PTIQ
Hari/ Tanggal : 1 april 2017
Tempat : Masjid Syuhada, Cibinong, Bogor
1. Bagaimana pendapat anda tentang figur KH Syarif Rahmat?
Jawab:Beliau adalah salah satu Kyai/ Ulama yang masih berpegang teguh dengan
kebangsaan dan budaya
2. Apakah anda menyukai cara penyampaian dak’wah yang dilakukan beliau?
Alasanya!
Jawab: saya sangat menyukai karena beliau Ulama yang menyampaikan ceramahnya
dengan berbagai macam-macam daerah contohnya jawa dan sunda.
3. Bagaimana pandangan anda tentang penyampaian isi ceramah yang dilakukan KH
Syarif Rahmat?
Jawab: Karna bertutur kata yang baik dan menyampaikannya dengan berdasarkan Al-
Qur’an, Hadits, Ijma dan Qias.
4. Tanggapan anda tentang, keefektifan dak’wah KH Syarif Rahmat terhadap
masyarakat/ mad’u?
Jawab: Sangat efektif, kita sebagai jamaah bisa dengan mudah memahami isi ceramah
beliau dikarenakan beliau bisa menyesuaikan kondisi para jamaah.
5. Apakah retorika yang beliau gunakan sudah cukup bagus,apa alasannya?
Jawab: Beliau adalah salah satu ulama yang menyampaikan dakwahnya santai, tegas dan
Jelas.
6. Seberapa sering KH Syarif Rahmat memberikan ceramah diselingi humor?
Jawab: Tidak terlalu sering, karna beliau bisa mengkondisikan untuk menyampaikan
humornya.
Jamaah Damai Indonesiaku
Nur Hilalludin
Nama : Faisal Amrullah SH
Jabatan : Jamaah Damai Indonesiaku
Hari/ Tanggal : 1 april 2017
Tempat : Masjid Syuhada, Cibinong, Bogor
1. Bagaimana pendapat anda tentang figur KH Syarif Rahmat?
Jawab: Beliau seorang yang berkarismatik, mempunyai pengetahuan yang luas, ramah
dan suka bergaul kesemua kalangan.
2. Apakah anda menyukai cara penyampaian dak’wah yang dilakukan beliau?
Alasanya!
Jawab: Iya saya sangat suka, menarik dan mudah dipahami.
3. Bagaimana pandangan anda tentang penyampaian isi ceramah yang dilakukan KH
Syarif Rahmat?
Jawab: Beliau suka memberikan isi ceramah yang menarik dan memiliki dasar-dasar yang
jelas seringkali mengambil atau mengqiaskan hal-hal yang sedang terjadi dengan yang
telah terjadi pada masa terdahulu.
4. Tanggapan anda tentang, keefektifan dak’wah KH Syarif Rahmat terhadap
masyarakat/ mad’u?
Jawab: Iya sangat efektif sekali, karena penyampaianya lemah lembut dan mudah
dipahami dan cenderung memberi doktrin-doktrin kedamaian.
5. Apakah retorika yang beliau gunakan sudah cukup bagus,apa alasannya?
Jawab: Iya bagus, karena pada awal penyampaian beliau selalu membuat jamaah
penasaran.
6. Seberapa sering KH Syarif Rahmat memberikan ceramah diselingi humor?
Jawab: Hampir disetiap ceramah beliau selalu diselingi humor agar jamaah tidak teralalu
jenuh, akan tetapi porsi humornya tidak terlalu banyak jadi inti yang disampaikan akan
selalu diingat oleh jamaah.
Jamaah Damai Indonesiaku
Faisal Amrullah
Lampiran: Beberapa gambar aktifitas dakwah KH. Syarif Rahmat RA, SQ.