retinopati serosahaha

Upload: devia-suciyanti

Post on 02-Apr-2018

344 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    1/25

    PENDAHULUAN

    Central serous retinopathy ( CSR ) atau lebih dikenal dengan nama retinopati serosa sentraladalah suatu kelainan pada retina, tepatnya pada macula lutea, penyakit ini jarang ditemukan,

    bersifat unilateral,self limited desease danditandai oleh pelepasan serosa sensorik sebagai akibat

    dari kebocoran setempat cairan dari koriokapilaris melalui defek di epitel pigmen retina.Penyakit ini biasanya mengenai pria berusia muda sampai pertengahan dan mungkin berkaitan

    dengan kejadian-kejadian stress kehidupan( 1 ) ( 2 ) ( 3 )

    .

    Penjelasan mengenai hal ini adalah karena pria cenderung mempunyai kehidupan yang lebih

    stress, paparan terhadap kejahatan lebih tinggi, jam kerja yang lebih panjang, tanggung jawab

    keuangan yang lebih besar dan pekerjaan yang lebih berbahaya(4)

    .

    Melalui peneletian retrospektif, Haimovici mendapatkan bahwa steroid sistemik dan kehamilan

    merupakan faktor sistemik yang berhubungan dengan pembentukan CSR. Faktor resiko lainnyaadalah pemakaian antibiotik, konsumsi alkohol, hipertensi yang tidak terkontrol, dan penyakit

    saluran nafas alergik

    ( 4 )

    .

    ANATOMI RETINA

    Retina manusia merupakan suatu struktur yang sangat terorganisir, yang terdiri dari lapisan-lapisan badan sel dan prosesus sinaptik. Merupakan selembar tipis jaringan saraf yang

    semitransparan, dan multilapis yang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola

    mata. Lapisan-lapisan retina mulai dari sisi dalamnya adalah( 1 )

    :

    1. membrane limitans interna2. lapisan serat saraf, yang mengandung akson-akson sel ganglion yang berjalan menuju

    nervus opticus.3. lapisan sel ganglion.4. lapisan pleksiformis dalam, yang mengandung sambungan-sambungan sel ganglion

    dengan sel amakrin dan bipolar

    5. lapisan inti dalam badan sel bipolar, amakrin dan sel horizontal.6. lapisan pleksiformis luar, yang mengandung sambungan-sambungan sel bipilar dan

    horizontal dengan fotoreseptor.7. lapisan inti luar sel fotoreseptor.8. membrane limitans eksterna.9. lapisan fotoreseptor segmen dalam dan luar batang dan kerucut

    10. lapisan pigmen retina.

    Untuk melihat mata harus berfungsi sebagai suatu alat optis, sebagai suatu reseptor kompleks

    dan sebagai suatu transducer yang efektif. Sel-sel batang dan kerucut di lapisan fotoreseptor

    mampu mengubah rangsangan cahaya menjadi suatu impuls saraf yang dihantarkan oleh lapisanserat saraf retina melalui saraf opticus dan akhirnya ke korteks penglihatan. Macula bertanggung

    jawab untuk ketajaman penglihatan yang terbaik dan untuk penglihatan warna, dan sebagian

    besar selnya adalah sel kerucut. Di fovea sentralis, terdapat hubungan antara fotoreseptor

  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    2/25

    kerucut, sel gangglionnya dan serat saraf yang keluar, dan hal ini menjamin penglihatan yang

    tajam. Di retina perifer, banyak fotoreseptor dihubungkan ke sel ganglion yang sama, dan

    diperlukan system pemancar yang lebih kompleks. Akibat dari susunan ini adalah bahwa maculaterutama digunakan untuk penglihatan sentral dan warna ( penglihatan otopik ) sedangkan bagian

    retina yang lainnya, yang sebagian besar terdiri dari fotoreseptor batang, digunakan terutama

    untuk penglihatan perifer dan malam ( skotopik )

    ( 1 )

    .

    Fotoreseptor kerucut dan batang terletak dilapisan terluar yang avaskular pada retina sensorik

    dan merupakan tempat berlangsungnya reaksi kimia yang mencetuskan proses penglihatan.Penglihatan siang hari terutama diperantarai oleh fotoreseptor kerucut, senjakala oleh kombinasi

    sel kerucut dan batang, dan penglihatan malam oleh fotoreseptor batang( 1)

    .

    Epitel pigmen retina ( RPE ) terbentuk dari satu lapis sel, melekat longgar pada retina kecuali

    diperifer ( ora serata ) dan disekitar lempeng optic. RPE ini membentuk mikrovili yang

    menonjol diantara lempeng segmen luar sel batang dan sel kerucut dan menyeimbanginya.

    Lapisan ini berfungsi memfagosit sisa segmen eksternal sel batang dan kerucut, memfasilitasi

    pasase nutrient dan metabolit antara retina dan koroid, serta berperan dalam regenerasi rodopsindan opsin sel kerucut, pigmen visual fotoreseptor yang mengolah kembali vitamin A. RPE juga

    mengandung granula melanin yang mengabsorpsi cahaya yang terpencar( 6 )

    .

    PATOFISIOLOGI

    Kebocoran ( leakage ) pada lapisan epitel pigmen diduga disebabkan oleh kelainan hormonal dan

    infeksi oleh virus. Lubang kebocoran ini merupakan suatu pintu masuk untuk mengalirnya cairan

    dari bawah lapisan epitel pigmen ke ruangan dibawah retina sehingga terjadi pengumpulancairan dibawah retina. Pengumpulan cairan dibawah retina didaerah macula retina ini

    menyebabkan penglihatan penderita sangat terganggu( 5 )

    .

    Baru sejak ditemukannya ICGA pada tahun 1993, patogenesis CSR telah diketahui dengan pasti.

    Kelainan ini disebabkan oleh abnormalitas sirkulasi koroid yang selanjutnya menyebabkan

    iskemia koroid, hiperpermeabilitas vascular koroid, RPE ( retinal pigment epithelium )detachment, dan ablasio retina sensorik. Abnormalitas sirkulasi koroid ini dihubungkan dengan

    kondisi hiperkortisolisme seperti kehamilan, stress dan kepribadian tipe-A, sindrom Cushing,

    dan pemakaian glukokortikoid( 4 )

    .

    Pada awalnya glukokortikoid merupakan obat pertama yang digunakan secara luas sebagai terapi

    CSR. Namun dengan beberapa penelitian didapatkan fakta bahwa glukokortikoid merupakan

    suatu factor resiko yang bermakna dalam timbulnya CSR. Mekanisme patofisiologinya belumdiketahui. Penjelasan yang diterima saat ini adalah pengaruh glukokortikoid terhadap sirkulasi

    koroid. Aliran darah koroid diketahui diatur oleh system simpatis dan secara antagonis dengan

    system parasimpatik untuk menghambat produksi nitric oxide synthase, suatu modulatorvascular. Interaksi ini menyebabkan spasme pembuluh darah koroid dan iskemia koroid

    ( 6 ).

    GEJALA KLINIS

  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    3/25

    Dari anamnesis penderita akan mengeluh mata kabur untuk membaca dan melihat jauh, terutama

    jika melihat benda tampak lebih kecil atau lebih besar dari mata yang sehat, dan penderita akan

    melihat suatu bayangan gelap berbentuk bulat atau lonjong ditengah lapang pandangan ( bercakhitam) . Tidak ada rasa sakit pada mata dan mata tidak merah serta tidak mengeluarkan air mata

    (

    5 ).

    Sebagian besar pasien datang dengan penglihatan kabur yang timbul mendadak, mikropsia,

    metamorfosia, dan scotoma sentralis dan gangguan adaptasi gelap. Ketajaman penglihatan sering

    hanya berkurang secara sedang dan dapat diperbaiki mendekati normal dengan koreksi hiperopikkecil

    ( 1 ) ( 2 ).

    Dari penelitian, 75 % mengalami hipermetropisasi. Sebagian hipermetropisasi yang terjadiadalah hipermetropisasi ringan ( antara S+0.25 D dan S+1,00 D ). Fenomena ini sesuai dengan

    kondisi anatomi yang terjadi pada CSR, yaitu terangkatnya retina sensorik akibat penimbunan

    cairan serosa didalam ruang subretina. CSR juga menyerang individu yang mempunyai status

    refraksi emetropia atau hipermetropia, dan jarang sekali mengenai individu myopia. Hubungan

    antara kelainan refraksi dengan resiko terkena CR belum dapat dijelaskan

    ( 4 )

    .

    DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN

    Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan( 1) ( 2 ) (3 ) ( 4 ) ( 5 )

    :

    Visus: Penglihatan kabur, turun menjadi 6/9 sampai 6/12, dengan koreksi lensa positif

    akan lebih terang atau mendekati normal ( hipermetrop )

    Pemeriksaan eksterna: Konjungtiva, kornea, iris, lensa tampak normal.

    Tekanan bola mata: Normal

    1. Indirect ophthalmoscopy: tampak ada penonjolan retina didaerah macula retina yangberbentuk bulat lonjong dengan batas yang jelas. Pada kasus yang jarang terjadi dimana

    CSR dapat menyebabkan gumpalan yang memisahkan lapisan retina, mengakibatkanpeningkatan cairan subretina. Akan tampak cairan eksudat berwarna putih kekunin-

    kuningan.

    2. Slitlamp biomicroscopy ( sangat berperan dalam penegakan diagnosis ): Adanyapelepasan serosa retina sensorik tanpa peradangan mata, neovaskularisasi mata, suatu

    lubang kecil optic, atau tumor koroid. Lesi epitel pigmen retina tampak sebagai bercak

    abu-abu kekuningan, bundar atau oval, kecil yang ukurannya bervariasi dan mungkinsulit dideteksi tanpa bantuan angiografi flouresens.3. Fundal Flourescein Angiografi ( FFA ): Meskipun pada sebagian kasus sudah terdiagnosa

    secara klinik, pemeriksaan flouresens ini sangat membantu dalam membedakannya

    dengan penyakit lain yang mirip. Pada CSR, terdapat gangguan pada barrier pembuluhdarah retina yang menyebabkan molekul dari zat flouresens dapat masuk menuju ruang

    subretina. Akan tampak dua konfigurasi yang khas yaitu :

  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    4/25

    Konfigurasi Cerobong Asap: Pada awal masuknya zat flouresens, akan tampak titik

    hiperflouresens yang kemudian akan menyebar secara vertical. Beberapa lama kemudian

    , cairan akan masuk menuju ruang subretina dan naik secara vertical seperti tumpukanasap pada cerobong asap mulai dari titik kebocorannya sampai bagian akhir dari

    pemisahan lapisan retina. Lama kelamaan zat flouresens tersebut akan berbentuk seperti

    jamur atau payung sampai semua daerah yang terpisah terpenuhi oleh cairan flouresens.

    Optical Coherence Tomography (OCT): OCT merupakan pemeriksan yang sangat akurat

    untuk mendiagnosa CSR, terutama bila pemisahan lapisan retina yang dangkal. Bahkanpada beberapa kasus dapat memperlihatkan titik kebocoran.

    TERAPI

    Medikamentosa

    1. Karena CSR ini merupakanself limited desease, maka tanpa pengobatan pun akan

    sembuh sendiri. Obat yang diberikan pun hanya obat yang dapat mempercepatmenutupnya lubang kebocoran dilapisan epitel pigmen. Obat yang diberikan adalahvitamin dalam dosis yang cukup

    ( 5 ).

    Penatalaksanaan CSR yang banyak dianut saat ini adalah observasi selama 3-4 bulan sambilmenunggu resolusi spontan.Biasanya penyakit ini akan sembuh dalam waktu 8-12 minggu

    ( 4 ).

    1. Asetazolamid sebagai terapi pertama kali dikemukakan oleh Pikkel pada tahun 2002.percobaan ini didasarkan pada fakta bahwa asetazolamid terbukti efektif untuk

    mengurangi edema macula yang disebabkan oleh tindakan operasi dan berbagai kelainan

    intraocular lainnya.penelitian pikkel ini membuktikan asetazolamid dapat memperpendek

    waktu resolusi klinis, tetapi tidak berdampak terhadap tajam penglihatan akhir danrekurensi CSR( 4 )

    .

    Non medikamentosa

    Jika penderita belum sembuh, maka dilakukan pengobatan dengan koagulasi sinar laser yangbertujuan untuk menutup lobang kebocoran dilapisan epitel pigmen. Keuntungan melakukan

    koagulasi ini adalah memperpendek perjalanan penyakit dan mengurangi kemungkinan

    kekambuhan tetapi tidak berpengaruh terhadap tajam penglihatan akhir( 3 ) ( 5 )

    .

    Fotokoagulasi laser Argon yang diarahkan kebagian yang bocor akan secara bermakna

    mempersingkat durasi pelepasan retina sensorik dan mempercepat pemulihan penglihatansentral, tetapi tidak terdapat bukti bahwa fotokoagulasi yang segera dilakukan akan menurunkan

    kemungkinan gangguan penglihatn permanent. Walaupun penyulit fotokoagulasi laser retina

    sedikit, terapi fotokoagulasi laser segera sebaiknya tidak dianjurkan untuk semua pasien CSR.Lama dan letak penyakit, keadaan mata yang lain, dan kebutuhan visual okupasional merupakan

    factor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memutuskan pengobatan( 1 )

    .

  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    5/25

    Dalam menggunakan fotokagulasi laser, dilakukan dua sampai tiga kali penyinaran tepat di sisi

    yang bocor, dengan ukuran titik sinarnya adalah 200m. dilakukan penyinaran selama 0,2 detik

    dan dengan intensitas yang ringan untuk menghindari kerusakan RPE yang lebih lanjut.Kontraindikasi pengobatan ini adalah apabila sisi kebocorannya dekat dengan FAZ atau tepat di

    bagian FAZ( 2 )

    .

    Indikasi fotokoagulasi laser adalah( 4 ) ( 5 )

    :

    1. CSR yang berulang2. CSR sesudah 12 minggu belum membaik3. visus penderita semakin terganggu dan penderita tidak bisa bekerja untuk melakukan

    pekerjaan yang penting.4. timbulnya deficit visual permanent pada mata disebelahnya5. munculnya tanda-tanda kronik seperti perubahan kistik pada retina sensorik atau

    abnormalitas RPE ( retina eigment epithelium ) yang luas.

    PROGNOSIS

    Sekitar 80 % mata dengan CSR mengalami resorpsi spontan cairan subretina dan pemulihan

    ketajaman penglihatan normal dalam waktu 6 bulan setelah awitan gejala . Namun, walaupun

    ketajaman penglihatan normal, banyak pasien mengalami defek penglihatan permanent,misalnyapenurunan ketajaman kepekaan terhadap warna, mikropsia, dan skotoma relative. 20% 30 %akan mengalami sekali atau lebih kekambuhan penyakit, dan pernah dilaporkan adanya penyulit

    termasuk neovaskularisasi subretina dan edema macula sistoid kronik pada pasien yang sering

    dan berkepanjangan mengalami pelepasan serosa( 1 ) ( 2 )

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Vaughan G, Daniel, dkk 1996. Oftalmologi Umum Edisi 14.. Widya Medika. Hal 199-200

    2. Kanski, Clinical Ophtalmology. Third Edition. Dalam Miscellaneus AcquiredMaculopathies. Hal 398-399

    3. Sidarta, Ilyas Prof 2004. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Dalam Penglihatan TurunMendadak Tanpa Mata Merah. Balai Penerbit FKUI. Hal 197-198

    4. Sengdy, Chandra Chauhari dr, Elvoiza dr. Ophtalmologica Indonesia, Jurnal Of TheIndonesian Ophtalmologist Association 2005. Dalam Karakteristik Penderita dan

    Efektivitas Terapi Medikamentosa CSR. Volume 32. Hal 133-139

    5. Pedoman Diagnosis Dan Terapi, RSUD Dokter Soetomo 1988. Dalam Sentral SerousRetinopati. Lab/UPF Ilmu Penyakit Mata. FK Universitas Airlangga. Surabaya . Hal 107-

    108

    6. James, Bruce dkk 2003. Lecture Notes Oftalmologi. Edisi ke Sembilan. Dalam Retinadan Koroid. Penerbit Erlangga. Hal 114

    7. http://www.gogle.com. R, Steven, Virata MD FACS , William Institute, The RetinaCenter.

    http://www.gogle.com/http://www.gogle.com/http://www.gogle.com/
  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    6/25

    Central Serous Retinopathy ( CSR )

    Latar Belakang

    Central serous retinopathy ( CSR ) atau lebih dikenal dengan nama retinopati

    serosa sentral adalah suatu kelainan pada retina, tepatnya pada macula lutea, penyakit

    ini jarang ditemukan, bersifat unilateral, self limited desease dan ditandai oleh

    pelepasan serosa sensorik sebagai akibat dari kebocoran setempat cairan dari

    koriokapilaris melalui defek di epitel pigmen retina. Penyakit ini biasanya mengenai pria

    berusia muda sampai pertengahan dan mungkin berkaitan dengan kejadian-kejadian

    stress kehidupan ( Vaughan et all, 2000 ).

    Penjelasan mengenai hal ini adalah karena pria cenderung mempunyai

    kehidupan yang lebih stress, paparan terhadap kejahatan lebih tinggi, jam kerja yang

    lebih panjang, tanggung jawab keuangan yang lebih besar dan pekerjaan yang lebih

    berbahaya ( Chandra Chauhari dr, 2005 ).

    http://1.bp.blogspot.com/-oNTbPo_RkQI/TirMZPJNucI/AAAAAAAAAJ4/FPzh91cIV7c/s1600/CSR_10788572.jpg
  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    7/25

    Melalui peneletian retrospektif, Haimovici mendapatkan bahwa steroid

    sistemik dan kehamilan merupakan faktor sistemik yang berhubungan dengan

    pembentukan CSR. Faktor resiko lainnya adalah pemakaian antibiotik, konsumsi

    alkohol, hipertensi yang tidak terkontrol, dan penyakit saluran nafas alergik ( Chandra

    Chauhari dr, 2005 ).

    Anatomi Retina

    Retina manusia merupakan suatu struktur yang sangat terorganisir, yang

    terdiri dari lapisan-lapisan badan sel dan prosesus sinaptik. Merupakan selembar tipis

    jaringan saraf yang semitransparan, dan multilapis yang melapisi bagian dalam dua per

    tiga posterior dinding bola mata ( Vaughan et all, 2000 ). Lapisan-lapisan retina mulai

    dari sisi dalamnya adalah :

    1. Membrane limitans interna

    2. Lapisan serat saraf, yang mengandung akson-akson sel ganglion yang berjalan menuju

    nervus opticus.

    3. Lapisan sel ganglion.

    4. Lapisan pleksiformis dalam, yang mengandung sambungan-sambungan sel ganglion

    dengan sel amakrin dan bipolar

    5. Lapisan inti dalam badan sel bipolar, amakrin dan sel horizontal.

    6. Lapisan pleksiformis luar, yang mengandung sambungan-sambungan sel bipolar dan

    horizontal dengan fotoreseptor.

    7. Lapisan inti luar sel fotoreseptor.

    8. Membrane limitans eksterna.

  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    8/25

    9. Lapisan fotoreseptor segmen dalam dan luar batang dan kerucut

    10. Epitelium pigmen retina

    Gambar Lapisan Retina

    Gambar Retina Normal

    http://2.bp.blogspot.com/-X9H3EWieXkQ/TiF7_YZT17I/AAAAAAAAACc/at6ey6EHk-4/s1600/2.pnghttp://1.bp.blogspot.com/-fu2WboF9erA/TiF7-Su2jbI/AAAAAAAAACY/HD4pjp3dZpo/s1600/1.jpg
  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    9/25

    Untuk melihat, mata harus berfungsi sebagai suatu alat optis, sebagai suatu

    reseptor kompleks dan sebagai suatu transducer yang efektif. Sel-sel batang dan

    kerucut di lapisan fotoreseptor mampu mengubah rangsangan cahaya menjadi suatu

    impuls saraf yang dihantarkan oleh lapisan serat saraf retina melalui saraf opticus dan

    akhirnya ke korteks penglihatan. Macula bertanggung jawab untuk ketajaman

    penglihatan yang terbaik dan untuk penglihatan warna, dan sebagian besar selnya

    adalah sel kerucut. Di fovea sentralis, terdapat hubungan antara fotoreseptor kerucut,

    sel gangglionnya dan serat saraf yang keluar, dan hal ini menjamin penglihatan yang

    tajam.

    Di retina perifer, banyak fotoreseptor dihubungkan ke sel ganglion yang

    sama, dan diperlukan system pemancar yang lebih kompleks. Akibat dari susunan ini

    adalah bahwa macula terutama digunakan untuk penglihatan sentral dan warna (

    penglihatan otopik ) sedangkan bagian retina yang lainnya, yang sebagian besar terdiri

    dari fotoreseptor batang, digunakan terutama untuk penglihatan perifer dan malam (

    skotopik ) ( Vaughan et all, 2000 ).

    Fotoreseptor kerucut dan batang terletak dilapisan terluar yang avaskular

    pada retina sensorik dan merupakan tempat berlangsungnya reaksi kimia yang

    mencetuskan proses penglihatan. Penglihatan siang hari terutama diperantarai oleh

    fotoreseptor kerucut, senjakala oleh kombinasi sel kerucut dan batang, dan penglihatan

    malam oleh fotoreseptor batang ( Vaughan et all, 2000 ).

  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    10/25

    Epitel pigmen retina ( RPE ) terbentuk dari satu lapis sel, melekat longgar

    pada retina kecuali diperifer ( ora serata ) dan disekitar lempeng optic. RPE ini

    membentuk mikrovili yang menonjol diantara lempeng segmen luar sel batang dan sel

    kerucut dan menyeimbanginya. Lapisan ini berfungsi memfagosit sisa segmen

    eksternal sel batang dan kerucut, memfasilitasi pasase nutrient dan metabolit antara

    retina dan koroid, serta berperan dalam regenerasi rodopsin dan opsin sel kerucut,

    pigmen visual fotoreseptor yang mengolah kembali vitamin A. RPE juga mengandung

    granula melanin yang mengabsorpsi cahaya yang terpencar (James, Bruce et all ,

    2003 ).

    Definisi

    Retinopati serosa sentral ( CSR ) merupakan kelainan pada makula lutea

    berupa penimbunan cairan yang mengakibatkan edema makula. Retinopati serosa

    sentral terutama terdapat pada dewasa muda. Laki-laki lebih banyak terkena dibanding

    wanita terutama yang sedang menderita stress berat, dimana tajam penglihatan akan

    turun secara mendadak dengan terdapatnya skotoma sentral dengan metamorfopsia (

    Ilyas S, 2005 ).

    Retinopati serosa sentral atau korioretinopati serosa sentral adalah sebuah

    penyakit dimana terdapat ablasio serosa retina neurosensorik sebagai akibat dari

    kebocoran cairan setempat dari koriokapilaris melalui suatu defek di epitel pigmen

    retina ( Vaughan et all, 2000 ) ( Theng Oh K. MD, 2010 ).

  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    11/25

    Penyebab-penyebab lain bocornya epitel pigmen retina, seperti

    neovaskularisasi koroid, inflamasi atau tumor harus dipisahkan untuk membuat

    diagnosis ( Theng Oh K. MD, 2010 ).

    Retinopati serosa sentral dapat dibagi menjadi dua gambaran klinis yang

    berbeda. Secara klasik, retinopati serosa sentral disebabkan oleh satu atau lebih

    kebocoran terpisah yang berlainan pada tingkat epitel pigmen retina yang terlihat pada

    angiografi fluoresens. Bagaimanapun, saat ini diketahui bahwa retinopati serosa sentral

    dapat muncul sebagai disfungsi epitel pigmen retina difus (misal epiteliopati pigmen

    retina difus, retinopati serosa sentral kronik, epitel pigmen retina terdekompensasi)

    yang ditandai dengan lepasnya retina neurosensorik melewati area atrofi epitel pigmen

    retina dan pigmen mottling. Selama angiografi fluoresens area hiperfluoresens granular

    yang luas berisi satu atau beberapa kebocoran halus yang terlihat ( Theng Oh K. MD,

    2010 ).

    Penyebab

    Retinopati serosa sentral sering disebut retinopati serosa sentral idiopatik

    yang artinya penyebabnya tidak diketahui ( Ilyas S, 2005 ).

    Kemungkinan berkaitan dengan kejadian-kejadian stress kehidupan (Theng

    Oh K. MD, 2010 ).

    Retinopati serosa sentral juga dihubungkan dengan kortisol dan

    kortikosteroid, dan orang dengan tingkat kortisol lebih tinggi daripada normal juga

    memiliki kecenderungan untuk menderita retinopati serosa sentral (Theng Oh K. MD,

    2010 ).

  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    12/25

    Kepribadian tipe A dan hipertensi sistemik dapat berhubungan dengan CSR,

    diperkirakan karena peningkatan sirkulasi kortisol dan epinefrin, yang mempengaruhi

    autoregulasi dari choroidal sirkulasi (Theng Oh K. MD, 2010 ).

    Faktor resiko lainnya adalah pemakaian antibiotik, konsumsi alkohol,

    hipertensi yang tidak terkontrol, dan penyakit saluran nafas alergik.

    Kehamilan juga merupakan faktor sistemik yang berhubungan dengan

    pembentukan CSR ( Chandra Chauhari dr, 2005 ).

    .

    Patofisiologi

    Kebocoran ( leakage ) pada lapisan epitel pigmen diduga disebabkan oleh

    kelainan hormonal dan infeksi oleh virus. Lubang kebocoran ini merupakan suatu pintu

    masuk untuk mengalirnya cairan dari bawah lapisan epitel pigmen ke ruangan dibawah

    retina sehingga terjadi pengumpulan cairan dibawah retina. Pengumpulan cairan

    dibawah retina didaerah macula retina ini menyebabkan penglihatan penderita sangat

    terganggu.

    Baru sejak ditemukannya ICGA pada tahun 1993, patogenesis CSR telah

    diketahui dengan pasti. Kelainan ini disebabkan oleh abnormalitas sirkulasi koroid yang

    selanjutnya menyebabkan iskemia koroid, hiperpermeabilitas vascular koroid, RPE (

    retinal pigment epithelium ) detachment, dan ablasio retina sensorik. Abnormalitas

    sirkulasi koroid ini dihubungkan dengan kondisi hiperkortisolisme seperti kehamilan,

    stress dan kepribadian tipe-A, sindrom Cushing, dan pemakaian glukokortikoid (

    Chandra Chauhari dr, 2005 ) ( Theng Oh K. MD, 2010 ).

  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    13/25

    Pada awalnya glukokortikoid merupakan obat pertama yang digunakan

    secara luas sebagai terapi CSR. Namun dengan beberapa penelitian didapatkan fakta

    bahwa glukokortikoid merupakan suatu factor resiko yang bermakna dalam timbulnya

    CSR. Mekanisme patofisiologinya belum diketahui. Penjelasan yang diterima saat ini

    adalah pengaruh glukokortikoid terhadap sirkulasi koroid. Aliran darah koroid diketahui

    diatur oleh system simpatis dan secara antagonis dengan system parasimpatik untuk

    menghambat produksi nitric oxide synthase, suatu modulator vascular. Interaksi ini

    menyebabkan spasme pembuluh darah koroid dan iskemia koroid (James, Bruce et all ,

    2003 ).

    Mortalitas dan Morbiditas

    Ablasio retina serosa secara khusus sembuh spontan pada kebanyakan

    pasien. Bahkan dengan kembalinya ketajaman penglihatan sentral yang baik, banyak

    dari pasien-pasien ini masih terdapat diskromatopsia, hilangnya sensitivitas terhadap

    kontras, metamorfopsia atau yang paling jarang adalah niktalopia ( Theng Oh K. MD,

    2010 ).

    http://3.bp.blogspot.com/-7G2CnU1anMs/TiF8DlrRd1I/AAAAAAAAACo/zwquKovCh0s/s1600/5.png
  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    14/25

    Pasein dengan retinopati serosa sentral (yang ditandai dengan kebocoran

    setempat) memiliki resiko rekurensi 40-50 pada mata yang sama. Resiko terjadinya

    neovaskularisasi koroid yang muncul dari retinopati serosa sentral sebelumnya

    siperkirakan kecil (< 5) namun memiliki frekuensi lebih tinggi pada pasien lebih tua

    dengan diagnosa retinopati serosa sentral ( Theng Oh K. MD, 2010 ).

    Epidemiologi

    CSR jarang muncul pada orang Afrika dan Amerika tetapi mungkin sangat

    parah pada orang Hispanik dan Asia.

    Secara klasik, retinopati serosa sentral lebih sering mengenai laki-laki pada

    usia 20-55 tahun dengan kepribadian tipe A. Kondisi ini mempengaruhi laki-laki 6-10

    kali lebih banyak dibandingkan perempuan ( Theng Oh K. MD, 2010 ).

    Gejala Klinis

    Pandangan kabur / visus menurun

    Skotoma sentral

    Mikropsia

    Metamorfopsia

    Penurunan kemampuan melihat warna dan kontras (James, Bruce et all , 2003 ) (

    Theng Oh K. MD, 2010 ) ( Vaughan et all, 2000 )

    Diagnosa dan Pemeriksaan

    Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan :

  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    15/25

    Visus: Penglihatan kabur, turun menjadi 6/9 sampai 6/12, dengan koreksi lensa positif

    akan lebih terang atau mendekati normal ( hipermetrop )

    Pemeriksaan eksterna: Konjungtiva, kornea, iris, lensa tampak normal.

    Tekanan bola mata: Normal

    Pemeriksaan lainnya adalah :

    1. Oftalmoskopi indirek

    Tampak ada penonjolan retina didaerah macula retina yang berbentuk bulat

    lonjong dengan batas yang jelas. Pada kasus yang jarang terjadi dimana CSR dapat

    menyebabkan gumpalan yang memisahkan lapisan retina, mengakibatkan peningkatan

    cairan subretina. Akan tampak cairan eksudat berwarna putih kekunin-kuningan.

    Pada kasus tipikal telah menunjukkan lingkaran dangkal atau peninggian oval

    pada retina sensoris pada kutub posterior( Kanski, 1994 ).

    Lepasnya lapisan serosa retina neurosensoris, peninggian kubah jernih

    biasanya pada daerah perifovea, menyebabkan peningkatan relatif dalam hiperopia,

    penurunan yang dihubungkan pada ketajaman penglihatan tak terkoreksi dan

    mengubah refleks membran limitans interna ( Newman, NM, 1992 ). Lesi ini biasanya

    menghilang secara spontan dalam 3 4 bulan ( Spencer, 1985 ).

    2. Biomikroskopi slitlamp

    Perlu sekali dilakukan dalam menegakkan diagnosa dan menyingkirkan

    penyebab lain lepasnya retina sensoris (misal lubang diskus optikus, koloboma diskus

    optikus, tumor koroid dan membran neovaskuler subretina). Biomikroskopi

  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    16/25

    menunjukkan retina sensoris yang terlepas sebagai sesuatu yang transparan dengan

    ketebalan yang normal. Terpisahnya retina sensoris yang terlepas tersebut dari epitel

    pigmen retina yang mendasarinya dapat diketahui dengan menandai bayangan semu

    diatas epitel pigmen retina oleh pembuluh darah retina. Pada kasus tertentu, presipitat-

    presipitat kecil dapat dilihat pada permukaan posterior retina sensoris yang terlepas.

    Kadang-kadang daerah abnormal pada epitel pigmen retina dapat juga dijumpai melalui

    cairan yang bocor dari koriokapiler ke dalam ruang subretina dan pada beberapa kasus

    terlepasnya epitel pigmen retina yang kecil dapat dijumpai dalam lapisan serosa yang

    lepas. Cairan subretina dapat jernih maupun keruh ( Kanski, 1994 ).

    3. Angiografi fluorosens

    Walaupun dalam banyak kasus diagnosa dibuat secara klinis, angiografi

    fluoresens membantu dalam membuat diagnosa pasti retinopati serosa sentral, dan

    dalam menyingkirkan munculnya membran neovaskuler subretina dalam kasus-kasus

    atipikal. Pada retinopati serosa sentral terdapat kerusakan sawar retina-darah bagian

    luar yang memungkinkan lewatnya molekul fluoresens bebas ke dalam ruang subretina.

    ( Khurana, AK, 1998 ) ( Kanski, 1994 ).

    Pada angiografi ada 2 pola yang terlihat :

    a. Gambaran kumpulan-asap (smoke-stack)

    Selama fase awal perpindahan zat kontras, bintik hiperfluoresens muncul

    yang kemudian membesar secara vertikal. Selama fase vena lambat, cairan memasuki

    ruang subretina dan naik secara vertikal (seperti kumpulan asap) dari titik kebocoran

    sampai mencapai batas atas lepasannya. Zat kontras kemudian menyebar ke lateral

  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    17/25

    mengambil bentuk mushroom atau payung, sampai keseluruhan area yang lepas terisi (

    Kanski, 1994 ).

    b. Gambaran noda tinta (ink-blot)

    Kadang-kadang dapat terlihat pada bintik hiperfluoresens pertama yang berangsur-

    angsur bertambah ukurannya sampai seluruh ruang subretina terisi.

    Fluorescein angiography pada awal fase recirculation pasien denganneurosensory terlokalisasi detasemen di makula dari pusat serosa

    chorioretinopathy. Catatan hyp erf luorescence foku s.

    Fluorescein angiography pada akhir fase recirculation pasien yang sama sepertipada gambar di atas. Perhat ikan keboco ran distr ibus i f luorescein pewarna dalam

    neurosenso ry detasemen.

    http://3.bp.blogspot.com/-7Vq_9RT9VpA/TiF834uV4eI/AAAAAAAAACs/JkeiqpFHfVs/s1600/8.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-XVSxl565o50/TiF84eFGFkI/AAAAAAAAACw/MDZYHnVuPO8/s1600/7.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-7Vq_9RT9VpA/TiF834uV4eI/AAAAAAAAACs/JkeiqpFHfVs/s1600/8.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-XVSxl565o50/TiF84eFGFkI/AAAAAAAAACw/MDZYHnVuPO8/s1600/7.jpg
  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    18/25

    4. Optical Coherence Tomography (OCT)

    OCT merupakan pemeriksan yang sangat akurat untuk mendiagnosa CSR,

    terutama bila pemisahan lapisan retina yang dangkal. Bahkan pada beberapa kasus

    dapat memperlihatkan titik kebocoran.

    Diagnosa Banding

    Degenerasi makula terkait-usia

    Edema makula Irvine-Gass

    Lubang makula

    Membran neovaskular subretina

    Neovaskularisasi koroid

    Ablasio retina eksudatif

    Penyakit Vogt-Koyanagi-Harada ( Theng Oh K. MD, 2010 ).

    Terapi

    Medikamentosa

    1. Karena CSR ini merupakan self limited desease, maka tanpa pengobatan pun akan

    sembuh sendiri. Obat yang diberikan pun hanya obat yang dapat mempercepat

    menutupnya lubang kebocoran dilapisan epitel pigmen. Obat yang diberikan adalah

    vitamin dalam dosis yang cukup.

  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    19/25

    Penatalaksanaan CSR yang banyak dianut saat ini adalah observasi selama 3-

    4 bulan sambil menunggu resolusi spontan. Biasanya penyakit ini akan sembuh dalam

    waktu 8-12 minggu ( Chandra Chauhari dr, 2005 ).

    2. Asetazolamid sebagai terapi pertama kali dikemukakan oleh Pikkel pada tahun 2002.

    percobaan ini didasarkan pada fakta bahwa asetazolamid terbukti efektif untuk

    mengurangi edema macula yang disebabkan oleh tindakan operasi dan berbagai

    kelainan intraocular lainnya. Penelitian pikkel ini membuktikan asetazolamid dapat

    memperpendek waktu resolusi klinis, tetapi tidak berdampak terhadap tajam

    penglihatan akhir dan rekurensi CSR ( Chandra Chauhari dr, 2005 ).

    Non Medikamentosa

    Jika penderita belum sembuh, maka dilakukan pengobatan dengan koagulasi

    sinar laser yang bertujuan untuk menutup lobang kebocoran dilapisan epitel pigmen.

    Keuntungan melakukan koagulasi ini adalah memperpendek perjalanan penyakit dan

    mengurangi kemungkinan kekambuhan tetapi tidak berpengaruh terhadap tajam

    penglihatan akhir( Ilyas S, 2004 ).

    Fotokoagulasi laser Argon yang diarahkan kebagian yang bocor akan secara

    bermakna mempersingkat durasi pelepasan retina sensorik dan mempercepat

    pemulihan penglihatan sentral, tetapi tidak terdapat bukti bahwa fotokoagulasi yang

    segera dilakukan akan menurunkan kemungkinan gangguan penglihatn permanent.

    Walaupun penyulit fotokoagulasi laser retina sedikit, terapi fotokoagulasi laser segera

    sebaiknya tidak dianjurkan untuk semua pasien CSR. Lama dan letak penyakit,

  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    20/25

    keadaan mata yang lain, dan kebutuhan visual okupasional merupakan factor-faktor

    yang perlu dipertimbangkan dalam memutuskan pengobatan ( Vaughan et all, 2000 ).

    Dalam menggunakan fotokagulasi laser, dilakukan dua sampai tiga kali

    penyinaran tepat di sisi yang bocor, dengan ukuran titik sinarnya adalah 200m.

    dilakukan penyinaran selama 0,2 detik dan dengan intensitas yang ringan untuk

    menghindari kerusakan RPE yang lebih lanjut. Kontraindikasi pengobatan ini adalah

    apabila sisi kebocorannya dekat dengan FAZ atau tepat di bagian FAZ ( Kanski, 1994 ).

    Indikasi fotokoagulasi laser adalah :

    1. CSR yang berulang

    2. CSR sesudah 12 minggu belum membaik

    3. Visus penderita semakin terganggu dan penderita tidak bisa bekerja untuk melakukan

    pekerjaan yang penting.

    4. Timbulnya deficit visual permanent pada mata disebelahnya

    5. Munculnya tanda-tanda kronik seperti perubahan kistik pada retina sensorik atau

    abnormalitas RPE ( retina eigment epithelium ) yang luas.

    Komplikasi

    Sebagian kecil pasien mengalami neovaskularisasi koroid pada tempat

    kebocoran dan bekas laser. Pengamatan retrospektif kasus ini menunjukkan

    bahwa setengah dari pasien-pasien tersebut mungkin memiliki tanda-tanda

    neovaskularisasi koroid semu pada saat pengobatan. Pada pasien yang lain,

  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    21/25

    resiko neovaskularisasi koroid mungkin meningkat dengan pengobatan laser (

    Theng Oh K. MD, 2010 ).

    Ablasio retina bulosa akut dapat muncul sebaliknya pada pasien sehat dengan

    retinopati serosa sentral. Gambarannya dapat menyerupai penyakit Vogt-

    Koyanagi-Harada, ablasio retina regmatogenus, atau efusi uvea. Sebuah laporan

    kasus telah melibatkan penggunaan kortikosteroid pada retinopati serosa sentral

    sebagai faktor yang meningkatkan kemungkinan pembentukan fibrin subretina.

    Mengurangi dosis kortikosteroid secara bertahap akan menghasilkan perbaikan

    pada ablasio retina serosa ( Theng Oh K. MD, 2010 ).

    Dekompensasi epitel pigmen retina akibat serangan berulang akan berakibat

    atrofi epitel pigmen retina dan berikutnya atrofi retina. Dekompensasi epitel

    pigmen retina adalah manifestasi retinopati serosa sentral namun dapat juga

    dianggap sebagai komplikasi jangka panjang ( Theng Oh K. MD, 2010 ).

    Prognosis

    Sekitar 80 % mata dengan CSR mengalami resorpsi spontan cairan subretina

    dan pemulihan ketajaman penglihatan normal dalam waktu 6 bulan setelah awitan

    gejala . Namun, walaupun ketajaman penglihatan normal, banyak pasien mengalami

    defek penglihatan permanent,misalnya penurunan ketajaman kepekaan terhadap

    warna, mikropsia, dan skotoma relative. 20% 30 % akan mengalami sekali atau lebih

    kekambuhan penyakit, dan pernah dilaporkan adanya penyulit termasuk

  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    22/25

    neovaskularisasi subretina dan edema macula sistoid kronik pada pasien yang sering

    dan berkepanjangan mengalami pelepasan serosa ( Vaughan et all, 2000 ) ( Kanski,

    1994 ).

    Ketajaman penglihatan cenderung kembali normal. Jika gejala secara khusus

    mengganggu, fotokoagulasi laser dapat menurunkan lamanya waktu untuk resolusi (

    Newman, NM, 1992 ).

    Saran Untuk Pasien

    Jika memungkinkan, pasien harus menghindari situasi yang menekan. Pasien

    partisipasi dalam kegiatan mengurangi stres (misalnya, olahraga, meditasi, yoga)

    sangat dianjurkan.

    Bukti baru-baru ini seseorang dengan CSCR hipertensi sistemik, tapi tidak

    diketahui apakah berhati-hati mengendalikan hipertensi sistemik akan

    mengurangi insiden CSCR ( Theng Oh K. MD, 2010 ).

    KESIMPULAN

    Retinopati serosa sentral ( CSR ) merupakan kelainan pada makula lutea

    berupa penimbunan cairan yang mengakibatkan edema makula. Retinopati serosa

    sentral terutama terdapat pada dewasa muda. Laki-laki lebih banyak terkena dibanding

    wanita terutama yang sedang menderita stress berat, dimana tajam penglihatan akan

    turun secara mendadak dengan terdapatnya skotoma sentral dengan metamorfopsia.

  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    23/25

    Pasien biasanya mengeluh adanya penurunan ketajaman penglihatan, melihat

    benda serasa menjadi lebih kecil, penurunan penglihatan warna dan kontras dll.

    Karena penyebab pasti belum diketahui, dan diduga berhubungan dengan stress

    dalam kehidupan, maka edukasi pada pasien Central Serous Retinopathy adalah jika

    memungkinkan, pasien harus menghindari situasi yang menekan. Pasien berpartisipasi

    dalam kegiatan mengurangi stres (misalnya, olahraga, meditasi, yoga) sangat

    dianjurkan. Walaupun harus diwaspadai juga penyebab lainnya seperti penggunaan

    kortikosteroid dalam waktu lama, hipertensi sistemik, kehamilan, kepribadian tipe A,

    pemakaian antibiotik, konsumsi alkohol, hipertensi yang tidak terkontrol, dan penyakit

    saluran nafas alergik.

    Adapun penatalaksanaannya meliputi non medikamentosa dan medikamentosa.

    Karena CSR ini merupakan self limited desease, maka tanpa pengobatan pun akan

    sembuh sendiri. Obat yang diberikan pun hanya obat yang dapat mempercepat

    menutupnya lubang kebocoran dilapisan epitel pigmen. Obat yang diberikan adalah

    vitamin dalam dosis yang cukup. Juga Asetazolamide efektif untuk mengurangi edema

    macula yang disebabkan oleh tindakan operasi dan berbagai kelainan intraocular

    lainnya.

    Untuk terapi non medikamentosa adalah koagulasi sinar laser yang bertujuan

    untuk menutup lobang kebocoran dilapisan epitel pigmen. Serta memanajemen stress

    serta faktor penyebab lain dari penyakit ini.

    Prognosis dari Central Serous Retinopathy adalah sekitar 80 % mata dengan

    CSR mengalami resorpsi spontan cairan subretina dan pemulihan ketajaman

    penglihatan normal dalam waktu 6 bulan setelah awitan gejala . Namun, walaupun

  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    24/25

    ketajaman penglihatan normal, banyak pasien mengalami defek penglihatan

    permanent,misalnya penurunan ketajaman kepekaan terhadap warna, mikropsia, dan

    skotoma relative. 20% 30 % akan mengalami sekali atau lebih kekambuhan penyakit,

    dan pernah dilaporkan adanya penyulit termasuk neovaskularisasi subretina dan edema

    macula sistoid kronik pada pasien yang sering dan berkepanjangan mengalami

    pelepasan serosa...

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, The Retina: gross anatomy, available at www.retina.anatomy.upenn.edu)

    Anonim, Central Serous Chorioretinopathy, available at www.mvretina.com

    yas, S; Retinopati Serosa Sentral: Penuntun Ilmu Penyakit Mata edisi ketiga; Balai Penerbit FK-

    UI; Jakarta, 2005; hal 116

    yas, S; Retinopati Serosa Sentral : Ilmu Penyakit Mata edisi ketiga; Balai Penerbit FK-UI;

    Jakarta, 2004; hal 197-198

    yas, S; Retinopati Serosa Sentral: Sari Ilmu Penyakit Mata; Balai Penerbit FK-UI; Jakarta, 2000;

    hal 126

    Khurana, AK; Central Serous Retinopathy (CSR) : Ophthalmology; New Age International (P)

    Limited, 3rd reprint; India, 1998; hal 272

    Kanski; Central Serous Retinopathy: Clinical Ophthalmology 3rd

    edition; Butterworth-Heinemann;

    1994; hal 398-399

    Newman, NM; Macular Disorders : Neuro-Ophthalmology a practical text; Appleton & Lange;

    Connecticut, 1992; hal 85-86

  • 7/27/2019 retinopati serosahaha

    25/25

    Spencer; Central Serous Chorioretinopathy (Central Serous Retinopathy) : Ophthalmic Pathology,

    An Atlas and Textbook 3rd edition; The American Academy of Ophthalmology, WB

    Saunders Company; 1985; hal 1017-1018

    Theng Oh K. MD; Folk J. MD; Chorioretinopathy, Central Serous; article available at:

    www.emedicine.com, medscape; Feb 16 2010.

    Vaughan, DG ; Retina (Anatomi & Embriologi Mata) & Korioretinopati Serosa Sentralis (Retina &

    Tumor Intraokular) : Oftalmologi Umum edisi 14; Penerbit Widya Medika; Jakarta, 2000;

    hal 13-14, 197-200

    Wahyuni, Ningrum, Central Serous Chorioretinopathy, 2009, available at

    http://ningrumwahyuni.wordpress.com/2009/06/29/central-serous-chorioretinopathy/