resume perkembangan dan konsolidasi lembaga negara pasca reformasi

9
RESUME PERKEMBANGAN DAN KONSOLIDASI LEMBAGA NEGARA PASCA REFORMASI TUGAS HUKUM TENTANG LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA Nama : Bagea Hafilah NPM : 110110130096 Kelas : D A. Perkembangan Organisasi Negara dan Pemerintahan Dalam perkembangan sejarah, teori dan pemikiran tentang pengorganisasian kekuasaan dan tentang organisasi negara berkembang sangat pesat. Perkembangan semacam itu merupakan kenyataan yang tak terelakkan karena tuntutan keadaan dan kebutuhan yang nyata.semua corak dan struktur organisasi yang ada hanyalah mencerminkan respons negara dan para pengambil keputusan suatu negara dalam mengorganisasikan berbagai kepentingan yang timbul dalam masyarakat negara yang bersangkutan. Dinamisme kepentingan-kepentingan tersebut mengakibatkan corak organisasinegara yang berkembang dengan dinamikanya sendiri. Sebelum abad ke-19, sebagai reaksi terhadap kuatnya cengkraman kekuasaan para raja di Eropa, timbul revolusi. Kala itu berkembang pengertian "the least government is the best

Upload: bagea-hafilah-latief

Post on 26-Sep-2015

47 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

Tugas Hukum Internasional

TRANSCRIPT

RESUME PERKEMBANGAN DAN KONSOLIDASI LEMBAGA NEGARA PASCA REFORMASITUGAS HUKUM TENTANG LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA

Nama: Bagea HafilahNPM: 110110130096Kelas: D

A. Perkembangan Organisasi Negara dan PemerintahanDalam perkembangan sejarah, teori dan pemikiran tentang pengorganisasian kekuasaan dan tentang organisasi negara berkembang sangat pesat. Perkembangan semacam itu merupakan kenyataan yang tak terelakkan karena tuntutan keadaan dan kebutuhan yang nyata.semua corak dan struktur organisasi yang ada hanyalah mencerminkan respons negara dan para pengambil keputusan suatu negara dalam mengorganisasikan berbagai kepentingan yang timbul dalam masyarakat negara yang bersangkutan. Dinamisme kepentingan-kepentingan tersebut mengakibatkan corak organisasinegara yang berkembang dengan dinamikanya sendiri.Sebelum abad ke-19, sebagai reaksi terhadap kuatnya cengkraman kekuasaan para raja di Eropa, timbul revolusi. Kala itu berkembang pengertian "the least government is the best government" menurut doktrin nachwachtersstaat (negara jaga malam). Pada abad ke-19 ketika gelombang kemiskinan terjadi di hampir seluruh negara Eropa, timbul pandangan baru yaitu sosialisme yang menganjurkan tanggungjawab negara yang lebih besar. Timbullah doktrin welfare state datau negara kesejaheraan dalam alam pikiran umat manusia.Welfare state mengidealkan negara untuk menangani hal-hal yang sebelumnya tidak ditangani. Hingga pertengahan abad ke-20, negara memberikan pembenaran terhadap gejala intervensi terhadap urusan masyarakat luas. Namun, gelombang intervensi negaara itu terus meningkat. Banyak negara mengadopsi ideologi sosialisme ekstrim, yaitu komunisme.Ideologi liberalisme-kapitalisme merajalela dimana-mana ketika komunisme mengalami keruntuhan. Disadari bahwa bentuk-bentuk organisasi negara invensionis tidak dapat dipertahankan dan perlu diadakan suatu reformasi kelembagaan.Terdapat perkembangan organisasi yang oleh Gerry Stoker disebut sebagai non-elected agencies di berbagai negara. Perubahan-perubahan tersebut dapat dilakukan secara lebih fleksibel dibandingkan perubahan terhadap elected agencies seperti parlemen dan sebagainya. Biasanya agencies yang dimaksudkan disini disebut dengan istilah dewan, komisi, komite, badan, atau otorita. Gerry Stoker mengelompokkan dalam enam tipe organisasi, yaitu:1. Organ yang bersifat central government's arm's length agency2. Organ yang merupakan local authority implementation agency3. Organ atau institusi sebagai public/private partnership organisation4. Organ sebagai user-organisation5. Organ yang merupakan intergovernmental forum6. Organ yang merupakan Joint BoardsKarena demikian banyak jumlah dan ragam corak lembaga-lembaga ini, oleh para sarjana biasa dibedakan antara sebuan agencies, institutions atau esablishment, dan quango's. Badan-badan atau lembaga-lembaga independen yang menjalankan fungsi regulasi dan pemantauan biasanya hanya berada di tingkat federal atau pusat.Dapat dikatakan bahwa untuk memahami konsepsi dan pengertian lembaga negara secara tepat, kita memang tidak dapat lagi menggunakan kacamata Montesquieu. Banyak sekali hal-hal yang sudah berubah sehigga fungsi-fungsi kekuasaan negara tidak lagi bersifat trikotomis antara fungsi kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif semata. Ragam struktur organisasai kekuasaan negara dewaa ini sudah berkembang sangat bervariasi, sehinga yang dinamakan organ negara ata lembaga negara tidak lagi hanya terbatas pada tiga fungsi menurut doktrin klasik yang dikembangkan sejak abad ke-18.Cara yang sederhana untuk menentukan apakah suatu organ atau institusi itu lembaga negara atu bukan adalah dengan cara melihat domain keberadaannya sebagai subyek hukum kelembagaan. Suatu organ dikatakan tergolong berada dalam domain kehidupan masyarakat apabila organisasi itu mencerminkan keperluan untuk melembagakan subjek hak dan kewajiban dalam dinamika kehidupan bermasyarakat. Demikian pula di lingkungan dunia usaha, organ-organnya tentulah dimaksudkan untuk melembagakan subjek penyandang hak dan kewajiban dalam dunia usaha. ORgan atau organisasi yang dibentuk di luar kedua domain masyarakat dan dunia usaha atau pasar tersebut, tentulah merupakan organ atau institusi dalam kerangka kehidupan bernegara. Yang terakhir inilah yang kita sebut sebagai organ negara seperti yang akan diuraikan di bawah.

B. Lembaga Negara1. "Trias Politica" Lembaga NegaraIstilah organ negara atau lembaga negara dapat dibedakan dari organ atau lembaga swasta, lembaga masyarakat, atau Onrop (Organisasi Non Pemerintah/NGO). Oleh sebab itu, lembaga apa saja yang dibentuk bukan sebagai lembaga masyarakat dapat kita sebut sebagai lembaga negara. Lembaga negara itu dapat berada dalam ranah legislatif, eksekutif, yudikatif, ataupun yang bersifat campuran.Konsepsi tentang lembaga negara ini dalam bahasa Belanda biasa disebut saatsorgan, yang identik dengan lembaga negara, badan negara, atau disebut juga organ negara. Dalam KBBI, kata "lembaga" diartikan sebagai (i) asal mula atau bakal (yang akan menjadi sesuatu); (ii) bentuk asli (rupa, wujud); (iii) acuan, ikatan; (iv) badan atau organisasi yang bertujuan melakukan penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha, dan (v) pola perilaku yang mapan yang terdiri atas interaksi sosial yang berstruktur.Memang benar bahwa istilah-istilah organ, lembaga, badan, dan alat perlengkapan itu seringkali dianggap identik dan karena itu sering saling dipertukarkan. Akan tetapi, satu sama lain sebenarnya dapat dan memang perlu dibedakan, sehingga tidak membingungkan. Untuk emmahaminya secara tepat, maka tidak ada jalan lain kecuali mengetahui persis apa yang dimaksud dan apa kewenangan dan fungsi yang dikaitkan dengan organisasi atau badan yang bersangkutan, yang mana yang lebih luas dan yang mana yang lebih sempit dari istilah-istilah dewan, badan, dan lembaga, sangat tergantung konteks pengertian yang dimaksud di dalamnya. Yang penting untuk dibedakan apakah lembaga atau badan itu merupakan lembaga yang dibentuk oleh dan untuk negara atau oleh dan untuk masyarakat.Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa lembaga apa saja yang dibentuk bukan sebagai lembaga masyarakat dapat kita sebut sebagai lembaga negara. Lembaga negara itu dapat berada dalam ranah legislatif, eksekutif, yudikatif, ataupun yang bersifat campuran. Doktrin trias politica yang biasa dinisbatkan dengan tokoh Montesquieu yang mengandaikan bahwa tiga fungsi kekuasaan negara harus selalu tercermin di dalam tiga jenis organ negara, sering terlihat tidak relevan lagi untuk dijadikan rujukan. Naun, karena pengaruh gagasan Montesquieu sangat mendalam dalam cara berpikir banyak sarjana, seringkali sangat sulit melepaskan diri dari pengertian bahwa lembaga negara itu selalu terkait dengan tiga cabang alat-alat perlengkapan negara, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Seakan-akan, konsep lembaga negara juga selalu harus terkait dengan pengertian ketiga cabang kekuasaan itu.

2. Konsepsi tentang Organ NegaraUntuk memahami pengertian organ atau lembaga negara secara lebih dalam, kita dapat mendekatinya dari pandangan Hans Kelsen mengenai the concept of the State-Organ dalam bukunya General Theory of Law and State-Organ dalam bukunya General Theory of Law and State. Kesen menguraikan bahwa siapa saja yang menjalankan suatu fungsi yang ditentukan oleh suatu tata-hukum adalah suatu organ.Menurut Kelsen, parlemen yang menetapkan undang-undang dan warga negara yang memilih para wakilnya melalui pemilihan umum sama-sama merupakan organ negara dalam arti luas. Dikatakan oleh Kelsen bahwa kualitas individu itu sebagai organ negara ditentukan oleh fungsinya. Individu tersebut dapat disebut sebagai organ negara, karena ia menjalankan fungsi yang menciptakan hukum atau fungsi yang menerapkan hukum.Kelsen juga menguraikan adanya pengertian organ negara dalam arti materiil. Individu dikatakan organ negara hanya apabila ia secara pribadi memiliki kedudukan hukum yang tertentu. Suatu transaksi hukum perdata adalah merupakan tindakan atau perbuan yang menciptakan hukum seperti halnya suatu putusan pengadilan. Akan tetapi, yang dapat disebut sebai organ negara hanya hakim, karena ia dipilih atau diangkat untuk menjalankan fungsi tersebut, sedangkan para pihak yang terlibat kontrak perdata itu bukanlah dan tidak dapat disebut sebagai organ atau lembaga negara.Dengan demikian, lembaga atau organ negara dalam arti sempit dapat dikaitkan dengan jabatan atau pejabat. Namun, tidak semua individu yang menjalankan fungsi organ negara itu sendiri sungguh-sungguh memegang jabatn dalam arti sebenarnya. Setiap warga negara yang mengunakan hak pilih dalam pemilu dapat disebut menjalankan fungsi sebagai organ, tetapi tidak harus memegang jabatan tertentu.Dengan kata lain, meskipun dalam arti luas semua individu yang menjalankan law-creating and law applying function adalah organ, dalam arti sempit yang dimaksud organ atau lembaga negara hanyalah yang menjalankan law-creating or law applying function dalam konteks kenegaraan saja.Tidak semua orang atau individu yang menjalankan fungsi-fungsi negara dimaksud mempunyai posisi sebagai pejabat. Individu warga negara yang melaksanakan hak pilihnya dalam pemilu, menjalankan fungsi kenegaraan dalam rangka membentuk lembaga legislatif tetapi tidak dapat disebut sebagai organ.Negara hanya dapat bertindak melalui organ-organ tersebut. Organ negara itu sendiri pun bekerja melalui individu-individu yang ditentukan oleh hukum untuk itu, karena "...the legal order can be created and applied only by individuals designated by the legal order itself".Konsep organ negara dan lembaga negara itu sangat luas maknanya, sehingga tidak dapat dipersempit hanya pada pengertian ketiga cabang kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif saja.Pertama, orgn negara paling luas mencakup setiap individu yang menjalankan fungsi law-creating dan law-applying.Kedua, organ negara dalam arti luas mencakup indidvidu yang menjalankan fungsi law-creating atau law-applying dan juga mempunyai posisi sebagai atau dalam struktur jabatan kenegaraan atau jabatan pemerintahan.Ketiga, organ negara adalah badan atau organisasi yangmenjalankan fungsi law-creating dan/atau law-applying dalam kerangka strukur dan sistem kenegaraan atau pemerintahan.Keempat, dalam pengertian keempat yang lebih sempit lagi, organ atau lembaga negara itu hanya terbatas pada pengertian lembaga-lembag ngara yang dibentuk berdasarkan UUD, UU atau oleh peraturan yang lebih rendah. Kelima, lembaga-lembaga seperti MPR, DPR, MA, MK, dan BPK dapat pula disebut sebagai lembaga negara yang tersendiri. Karena kedudukannya yang tinggi, sekiranya lembaga-lembaga konstitusional ini hendak disebut sebagai lembaga tinggi negara juga dapat diterima. Dewasa ini, memenag tidak dikeanal lagi adanya lembaga tertinggi negara. Semua lembaga konstitusional dianggap sederajat dan hanya dibedakan dari perbedaan fungsi dan kewenangannnya masing-masing. Akan tetapi tetap relevan untuk disebut sebagai lembaga tinggi negara.