resume materi kelompok sup(51,105,124,147)

10
Kelompok: Andi Kurniawan 2310100051 Jeffry Tandrianto 2310100105 Arinne Christin Paramudita 2310100124 Doniarta Kurniawan Mintoko 2310100147 RESUME MATERI KELOMPOK PENGENDALIAN COOLING WATER Permasalahan yang sering dijumpai pada sistem pendingin sekunder adalah: 1. Pertumbuhan Lumut atau Mikroorganisme. Lumut merupakan organisme yang dominan pada sistem pendingin sekunder. Munculnya lumut menyebabkan turunnya koefisien panas dari alat penukar panas, dan menyebabkan korosi lokal pada peralatan dan sistem pemipaan. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan lumut adalah: Zat makanan bagi mikroorganisme Temperatur air pH Oksigen terlarut Sinar matahari Jumlah bakteri Kekeruhan Volume lumut Tingkat kelekatan lumut Laju alir air Akibat dari pertumbuhan mikroorganisme ini adalah pembentukan fouling pada sistem pemipaan. Pencegahan atau pengendalian pembentukan fouling ini dapat dilakukan dengan menggunakan klorin, klorofenol, garam organometal, ammonium kuartener, dan berbagai jenis mikrobiosida (biosida).

Upload: dewi-anggraini

Post on 13-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

water

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Materi Kelompok Sup(51,105,124,147)

Kelompok:

Andi Kurniawan 2310100051

Jeffry Tandrianto 2310100105

Arinne Christin Paramudita 2310100124

Doniarta Kurniawan Mintoko 2310100147

RESUME MATERI KELOMPOK

PENGENDALIAN COOLING WATER

Permasalahan yang sering dijumpai pada sistem pendingin sekunder adalah:

1. Pertumbuhan Lumut atau Mikroorganisme.Lumut merupakan organisme yang dominan pada sistem pendingin sekunder.

Munculnya lumut menyebabkan turunnya koefisien panas dari alat penukar panas, dan menyebabkan korosi lokal pada peralatan dan sistem pemipaan.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan lumut adalah: Zat makanan bagi mikroorganisme Temperatur air pH Oksigen terlarut Sinar matahari Jumlah bakteri Kekeruhan Volume lumut Tingkat kelekatan lumut Laju alir airAkibat dari pertumbuhan mikroorganisme ini adalah pembentukan fouling pada

sistem pemipaan. Pencegahan atau pengendalian pembentukan fouling ini dapat dilakukan dengan menggunakan klorin, klorofenol, garam organometal, ammonium kuartener, dan berbagai jenis mikrobiosida (biosida).

Selain itu, kemungkinan besar pada sistem air pendingin juga terjadi kontaminasi nutrisi dan padatan tersuspensi. Untuk mencegah kontaminasi ini dilakukan:

Filtrasi, sedimentasi dan koagulasi. Digunakan seal-welding of tube sheet dengan tabung atau lapisan tahan korosi

untuk mencegah kebocoran cairan dari heat exchanger.Untuk mengontrol pemberntukan biofouling, dilakukan hal-hal berikut ini: Sterilisasi

Sterilisasi adalah untuk menurunkan potensi adhesi mikroorganisme dalam pendinginan sistem air dengan membunuh mikroorganisme. Bahan kimia yang memiliki efek sterilisasi adalah senyawa klorin, senyawa brom, organic nitrogen belerlang, dan lain-lain.

Page 2: Resume Materi Kelompok Sup(51,105,124,147)

Penurunan pertumbuhan mikroorganismeBeberapa jenis biosida mengurangi tingkat biofouling dengan mengurangi tingkat pertumbuhan mikroorganisme. Salah satunya adalah nitrogen sulfur yang mengandung gugus amina, digunakan sebagai biostatic treatment. Bahan kimia ini menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan dosis lebih rendah daripada biosidanya.

Pencegahan adesi slimeBahan organik yang berbentuk seperti lendir dihasilkan oleh mikroorganisme dan berhubungan dengan adesi mikroorganisme. Beberapa bahan kimia bereaksi dengan bahan organik yang berbentuk seperti lender ini dan mendenaturasinya sehingga kekuatan adhesi mikroorganisme dapat diturunkan.

Penghapusan lendir yang menempelPenghapusan lendir yang menempel dengan cara menggunakan senyawa klorin, bromin dan peroksida dengan konsentrasi tinggi, sehingga gaya adesi dari mikroorganisme tersebut menurun, karena lendir telah mengalami denaturasi.

Dispersi suspended solidSuspended Solid dalam mengalami flokulasi dalam air pendingin bersama-sama dengan mikroorganisme dan terakumulasi sebagai lumpur pada laju aliran air yang rendah. Untuk mencegah biofloccuation dan dispersi suspended solid digunakan kombinasi dari dispersan polimer dan biocides. Suspended solid yang

sudah didispersi dikeluarkan dari sistem menggunakan sistem blow-down water.

Untuk menurunkan suspended solid (termasuk bioflocs), dan konsentrasi di air pendingin dan mengurangi akumulasi lumpur dilakukan penyaringan pada bagian sirkulasi air pendingin. Penghapusan suspended solid dari cooling water dilakukan dengan filtrasi aliran sisi yang efektif.

2. KorosiKorosi adalah peristiwa hilangnya elektron dari logam ke lingkungan (air dan O2),

serta membentuk produk korosi yang berupa oksida pada permukaan logam tersebut dan mengakibatkan rusaknya logam sebagai akibat reaksi dengan lingkungan. Faktor penyebab korosi adalah:

Jumlah oksigen terlarut Temperatur pH air Kecepatan aliran air Garam-garam terlarutUntuk mencegah korosi, dilakukan hal-hal berikut ini: Perlindungan Katodik

Perlindungan katodik digunakan dengan menghubungkan suatu anoda yang dikorbankan (biasanya magnesium atau seng) dengan material yang dilindungi sehingga material yang dilindungi ini tidak mengalami korosi.Pada perlindungan katodik, terjadi suatu reaksi:a. 2 H2O + O2 + 4e- 4OH-

Page 3: Resume Materi Kelompok Sup(51,105,124,147)

Reaksi ini mengendapkan senyawa katodik yang menyelimuti logam. Contohnya garam-garam, Seng-Magnesium, Kalsium.

b. 2 H+ + 2e- 2H H2

Reaksi ini membentuk lapisan hidrogen adsorbs, contohnya Arsen, Bismuth, Antimonium.

Pelapisan (Coating)Untuk melakukan coating, perlu dilakukan hal berikut:a. Pembersihan permukaan pipa dengan steel brushed dan scrapers.b. Priming, pemberian lapisan primer, keadaan harus benar-benar kering,c. Coating dengan menggunakan bahan yang tepat, mengikuti rekomendasi

manufacturer, tidak hanya satu lapis atau beberapa layer insulating materials, reinforced wrappers dan protective wrappers (shields).

d. Penyimpanan dan handling material harus dengan hati-hati dan kondisi bersih serta kering.

e. Pemasangan yang benar secara hati-hati.f. Melakukan inspeksi dengan holiday detector.Dilihat dari tipenya, ada beberapa macam material coating, yaitu:a. Enamel (hot – applied coating of coal tar or asphalt)

- bisa dikombinasi dengan reinforcing and protective wrappers.- tebal 94 mils (1 mils = 1/1000 in).

b. Waxes- lebih tipis daripada enamel.- dikombinasi dengan wrappers.

c. Mastics- tebal 0,5 – 5/8 in.- tidak perlu dikombinasi dengan wrappers.

d. Greases- dipakai untuk distribution piping.

- dikombinasi dengan wrappers.e. Cold applied Liquid Coating

- cairan yang memadat melalui chemical cure atau penguapan solvent. - tebal < 20 mils.

f. Tapes - banyak dipakai pada pipeline. - film plastik (polietilene, PVC). - tipis : 10 – 30 mils.

g. Plastik (thermoplastics dan thermosetting) - tape material : plastik. - diperlukan priming. - tipis : 8 – 10 mils (excellent resistance to damage). - Thermoplastics : ulet.

Page 4: Resume Materi Kelompok Sup(51,105,124,147)

- thermosetting : keras, tahan panas.h. Wrappers and shields

- menaikkan kekuatan coating. - menaikkan kekuatan listrik coating. - bahan : asbestos, glass.

i. Concrete - sangat efektif - mahal, premanen - bila concrete retak : bahaya korosi

3. Kerakkerak terbentuk karena unsur kimia yang larut dalam air terlalu jenuh. Komponen-

komponen khas kerak yang dijumpai pada sistem air pendingin adalah sebagai berikut: Kalsium karbonat Kalsium dan seng fosfat Kalsium sulfat Silika dan magnesium silikatFaktor penyebab timbulnya kerak: Kualitas air Temperatur Air Laju Alir AirMetode pencegahan untuk masalah ini adalah: Pengendalian pH

pH dikondisikan dalam keadaan asam lemah (kira – kira pH 6,5). Untuk memelihara pH dalam daerah yang benar dan mengubah kalsium karbonat digunakan asam sulfat. Hal ini memperkecil resiko terbentuknya kerak kalsium karbonat dan membiarkan cycle yang tinggi dari konsentrasi dalam sistem.Akan tetapi, penggunaan pengendalian pH ini memiliki beberapa kekurangan yaitu:a. Kecepatan korosi semakin cepat dibawah rentang pH < 6,5 dan hal ini akan

menyebabkan kerak terbentuk karena korosi yang berlebihan.b. Terlalu sempitnya rentang pH yang harus dijaga supaya tidak terjadi korosi

yaitu 7-7,5.c. Bahaya dalam penanganan asam sulfat, asam nitrat dan lain-lain.d. Biaya yang mahal dalam metode kontrol pH.

Kontrol Kondisi Operasi Alat Penukar PanasUntuk mengurangi skala kerak, caranya adalah mengurangi suhu outlet water dengan cara meningkatkan laju aliran air dalam alat penukar panas.

Pelunakan dan Pembebasan Mineral Air Make-up

Page 5: Resume Materi Kelompok Sup(51,105,124,147)

Cara ini dilakukan bila kerak sulit dicegah dengan kesadahan air yang sangat tinggi. Untuk menghilangkan kesadahan air ini digunakan resin penukar ion, reverse osmosis membranes, dan metode cold lime.a. Metode cold lime sering diterapkan untuk make-up pengolahan air dalam

ukuran besar. Setelah sedimentasi berlangsung dilakukan penetralan dengan asam.

b. Cara lain dengan menggunakan resin penukar ion atau reverse osmosis membrane menghapus kesadahan air secara sempurna. Namun biayanya lebih tinggi daripada metode cold lime.

Page 6: Resume Materi Kelompok Sup(51,105,124,147)

Tambahan

Analisa Kimia dari slime dan sludge

Efek dari konsumsi biosida

Page 7: Resume Materi Kelompok Sup(51,105,124,147)

Klasifikasi inhibitor korosi

Tipe inhibitor korosi

Page 8: Resume Materi Kelompok Sup(51,105,124,147)

Inhibitor pada macam-macam scale components