resume mata kuliah sistem perpajakan

Upload: bapung-aink

Post on 18-Jul-2015

295 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Mata kuliah semester 4

TRANSCRIPT

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan UU dengan tidak mendapat jasa timbal balik yang langsung dapat ditunjukan dan dipergunakan untuk membayar pengeluaran umum

Iuran

dari rakyat kepada negara Undang undang

Berdasarkan Tanpa

jasa timbal balik / kontraprestasi untuk membiayai rumah tangga

secara langsung Digunakan

negara

Fungsi

Budgetair

sebagai sumber dana bagi pemerintah untukmembiayai segala jenis pengeluarannya Fungsi

Regulerend ( mengatur )

sebagai alat untuk mengatur/melaksanakan kebjaksanaan pemerintah ( dalam bidang sosial dan ekonomi )

Supaya pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan/perlawanan maka pemungutan pajak harus sesuai dengan syarat : Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan) Harus berdasarkan UU (syarat yuridis ) Tidak mengganggu perekomonian (syarat ekonomis) Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansial ) Pemungutan pajak harus sederhana

Ada beberapa teori yang menjelaskan/memberi justifikasi pemberian hak kepada negara untuk pemungutan pajak, teori tersebut antara lain :1. Teori asuransi Negara melindungi keselamatan jiwa,harta benda dan hak rakyat. Maka rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan sebagai premi asuransi, untuk memperoleh jaminan Teori kepentingan Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan masingmasing orang. Semakin besar kepentingan seseorang terhadap negara, makin tinggi pajak yang dibayarkan. Teori ini tidak dipakai karena tidak sesuai dengan sifat pajak. Dimana kadang2 orang yang berkepentingan adalah orang yang tidak mampu yang perlu dilindungi oleh negara, m/ orang miskin Teori daya pikul Pakak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing2 orang. Dan untuk mengukur daya pikul ada 2 pendekatan, yaitu : * Unsur Objektif ( melihat besarnya penghasilan/kekayaan seseorang ) * Unsur Subjektif ( melihat besarnya kebutuhan materi yang harus dipenuhi )

2.

3.

4. Teori Bakti Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah suatu kewajiban. Teori ini mengutamakan kepentingan negara, sehingga negara mempunyai hak mutlak untuk memungut pajak dari rakyatnya. Sebaliknya rakyat secara sadar membayar pajak karena menganggap sebagai kewajiban. 5. Teori Asas Daya Beli Maksudnya memungut pajak berati menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga negara. Selanjutnya negara akan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pemeliharaan kesejahteraan masyarakat. teori ini mengatakan bahwa setiap negara harus membay berdasarkan kemampuan membelinya, apabila daya belinya besar berati pendapatannya besar. Jadi pajak ini berasal dari rakyat sesuai dengan kemampuannya yang kemudian dikembalikan ke rakyat melalui pembangunan.

Hukum Pajak merupakan bagian dari hukum publik. Dimana hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan antar pemerintah dengan rakyatnya. Hukum pajak menganut paham imperatif, yakni pelaksanaannya tidak dapat ditunda. m/ pengajuan keberatan, jadi sebelum ada keputusan dari DIRJEN Pajak bahwa keberatan tersebut diterima , maka WP yang mengajukan keberatan terlebih dahulu membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berbeda dengan hukum pidana yang menganut pha oprtunitas, yakni pelaksanaannya dapat ditunda setelah ada keptusan lain.

1.

Menurut Golongannya Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipiku sendiri oleh WP dan tidak dapat dibebankan kepada orang lain. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan pada orang lain Menurut Sifatnya Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berdasarkan pada subjeknya keadaan WP Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan WP Menurut Lembaga Pemungutannya Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara c/ PBB, PPN, Bea Materai, Pajak Penjualan Barang Merah Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai pemerintah daerah. c/ Pajak keadaan bermotor, pajak hotel&restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan

Asas Domisili, Negara behak mengenakan pajak

atas seluruh penghasilan WP yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam/luar negeri. Asas ini berlaku u/ WP dalam negeri Asas Sumber, Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber diwilayahnya tanpa memperhatikan tempat tingal WP. Dalam arti dalam pemungutan pajak dengan melihat objek pajak bersumber dari mana. Asas Kebangsaan, adalah pajak yang dikenakan suatu negara pada orang yang mempunyai kebangsaan dari negara tersebut. Atau bisa dikatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.

Pemungutan pajak harus berdasarkan UU karena UU sifatnya memaksa, dan dalam UU tersebut diatur tentang adanya unsur kesamaan ( orang yang dalam keadaan sama harus dikenakan pajak yang sama). Dan hal ini tidak berarti bahwa setiap warga negara dikenakan pajak yang sama. Adanya unsur kepastian hukum, yang artinya pajak yang harus dibayar oleh WP bersifat pasti, jelas dan tidak bersifat sewenang-wenang. Adanya unsur convenience of payment yang artinya pemungutan paja harus pada waktu yang tepat. Dan ada unsur ekonomic of collection, yang artinya biaya pemungutan pajak harus relatif lebih kecil dibanding dengan penerimaan pajak. Jadi UU pajak sangat penting karena untuk mengatur pemungutan pajak, besar kecilnya pungutan pajak, waktu untuk pemungutan pajak, besar kecilnya pungutan pajak, dll.

Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara (selain kekayaan alam, perusahaan negara,retribusi,denda dll). Maka dalam ini pemerintah berwenang melakukan pemungutan yang tentunya berdasarkan UU. Yang selanjutnya hasil pungutan pajak ini dipergunakan untuk membiayai pengeluaran rutin negara dan membiayai investasi pemerintah.

Dalam pembukaan UUD45 alinea 4 berbunyi : kemudian dari pada itu...untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa..dst. Dengan pernyataan tersebut dapat diartikan, bahwa pungutan pajak merupakan salah satu bentk untuk mewujudkan cita2 proklamasi. Karena dengan adanya pajak negara bisa membiyai pengeluaran negara yang sifatnya untuk mensejahterakan rakyat dan ikut berpartipasi dalam pembangunan nasional. Meskipun uangnya awalnya bersumber dari rakyat, namun hal ini merupakan perwujudan dari jiwa kegotongroyongan nasional.