restorasi resin komposit dengan teknik laminasi

40
1 RESTORASI RESIN KOMPOSIT DENGAN TEKNIK LAMINASI Hendra Dian Adhita Dharsono Bagian Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Jl.Sekeloa Selatan 1, Bandung. Abstrak Penggunaan bahan restorasi resin komposit saat ini sudah makin meluas. Kerusakan jaringan keras gigi, baik pada gigi-gigi anterior maupun posterior, dapat direstorasi menggunakan bahan resin komposit. Walaupun banyak mempunyai kelebihan dalam hal estetika dan kekuatan, tidak semua kasus kerusakan jaringan keras gigi dapat diatasi dengan menggunakan bahan resin komposit. Resin komposit dapat berikatan dengan email dan dentin secara mikromekanis. Email dan dentin yang telah dietsa memungkinkan resin komposit untuk berikatan melalui porositas yang terbentuk pada permukaan jaringan keras gigi tersebut. Kekuatan ikatan email jauh lebih baik dan lebih kuat dibandingkan dengan kekuatan ikatan dentin dengan resin komposit. Permasalahan akan timbul bila dinding kavitas yang hanya terdiri dari dentin atau mempunyai sedikit email. Kebocoran lebih sering terjadi pada ikatan dentin dengan resin komposit. Berbeda dengan resin komposit, glass-ionomer memiliki kemampuan adhesi yang lebih baik terhadap dentin. Suatu teknik kemudian dikembangkan untuk mengatasi keadaan klinis yang sulit diatasi dengan hanya menggunakan resin komposit. Teknik laminasi menggunakan glass-ionomer, yang digunakan sebagai basis yang berikatan dengan dentin, digabung dengan resin komposit, yang lebih kuat menahan daya kunyah, tahan terhadap abrasi, dan memiliki nilai estetika yang jauh lebih baik . Kata kunci : restorasi laminasi, sandwich restoration, glass-ionomer, resin komposit

Upload: nnmey20

Post on 22-Jun-2015

290 views

Category:

Documents


39 download

DESCRIPTION

Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

TRANSCRIPT

Page 1: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

1

RESTORASI RESIN KOMPOSIT DENGAN TEKNIK LAMINASI

Hendra Dian Adhita Dharsono Bagian Konservasi Gigi

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Jl.Sekeloa Selatan 1, Bandung.

Abstrak

Penggunaan bahan restorasi resin komposit saat ini sudah makin meluas.

Kerusakan jaringan keras gigi, baik pada gigi-gigi anterior maupun posterior, dapat

direstorasi menggunakan bahan resin komposit. Walaupun banyak mempunyai

kelebihan dalam hal estetika dan kekuatan, tidak semua kasus kerusakan jaringan

keras gigi dapat diatasi dengan menggunakan bahan resin komposit.

Resin komposit dapat berikatan dengan email dan dentin secara

mikromekanis. Email dan dentin yang telah dietsa memungkinkan resin komposit

untuk berikatan melalui porositas yang terbentuk pada permukaan jaringan keras gigi

tersebut. Kekuatan ikatan email jauh lebih baik dan lebih kuat dibandingkan dengan

kekuatan ikatan dentin dengan resin komposit.

Permasalahan akan timbul bila dinding kavitas yang hanya terdiri dari dentin

atau mempunyai sedikit email. Kebocoran lebih sering terjadi pada ikatan dentin

dengan resin komposit. Berbeda dengan resin komposit, glass-ionomer memiliki

kemampuan adhesi yang lebih baik terhadap dentin.

Suatu teknik kemudian dikembangkan untuk mengatasi keadaan klinis yang

sulit diatasi dengan hanya menggunakan resin komposit. Teknik laminasi

menggunakan glass-ionomer, yang digunakan sebagai basis yang berikatan dengan

dentin, digabung dengan resin komposit, yang lebih kuat menahan daya kunyah,

tahan terhadap abrasi, dan memiliki nilai estetika yang jauh lebih baik .

Kata kunci : restorasi laminasi, sandwich restoration, glass-ionomer, resin komposit

Page 2: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

2

PENDAHULUAN

Bahan restorasi resin komposit saat ini sudah berkembang sangat pesat.

Restorasi gigi menggunakan resin komposit dapat memberikan hasil akhir restorasi

yang baik, yaitu memiliki kriteria estetis yang memadai dan kekuatan serta ketahan-

nya juga meningkat. Saat ini bahan resin komposit dapat digunakan baik untuk gigi-

gigi anterior maupun posterior dan menjadi pilihan dalam prosedur restorasi rutin.

Salah satu kekurangan dari bahan restorasi ini, yaitu, tidak selalu dapat diaplikasikan

pada semua kondisi klinis kerusakan jaringan keras gigi. Ada beberapa keadaan

yang tidak dapat ditoleransi oleh bahan restorasi adhesif ini. Salah satunya adalah

daerah operasi yang sulit dikontrol kelembabannya, seperti pada kavitas dengan

dinding gingiva terletak di bawah cemento-enamel junction (CEJ). Dalam suasana

yang lembab bahan restorasi komposit resin dapat mengalami degradasi hidrolisis

yang akhirnya dapat menimbulkan kebocoran restorasi dan memicu terbentuknya

karies sekunder. Selain itu, kebocoran juga lebih tinggi pada dinding yang hanya

terdiri dari dentin atau hanya terdapat sedikit email. 1,2,3

RESTORASI LAMINASI GLASS-IONOMER - RESIN KOMPOSIT

Dari permasalahan yang telah diuraikan di atas, Wilson dan McLean (1988)

memperkenalkan suatu teknik restorasi dengan menggabungkan dua macam bahan,

yaitu glass-ionomer cement (GIC) dengan resin komposit. Teknik ini dikenal dengan

istilah restorasi laminasi, dan sebagian penulis menyebutnya dengan istilah

sandwich-restoration.1-4

Penggabungan kedua bahan dalam satu restorasi ini bertujuan untuk

mendapatkan suatu restorasi yang monolitik antara resin komposit, glass-ionomer

Page 3: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

3

dan jaringan keras gigi. Kelebihan sifat fisis glass-ionomer digunakan untuk

mengatasi kekurangan sifat fisis resin komposit, demikian pula sebaliknya. 2,3,5

Dikenal dua macam restorasi laminasi, yaitu restorasi laminasi terbuka dan

restorasi laminasi tertutup, atau sering disebut sebagai restorasi open-sandwich dan

close-sandwich.

Gambar 1

A. Restorasi laminasi terbuka B. Restorasi laminasi tertutup

(Modern Concepts in Operative Dentistry,1988)6 Ket: Gambar 1B dibuat dengan modifikasi visual oleh penulis

Restorasi laminasi terbuka merupakan indikasi pada kavitas kelas II dan kelas

V dengan batas dinding gingiva melewati cemento-enamel junction (CEJ). Glass-

ionomer diaplikasikan pada dasar restorasi bagian proksimal dan resin komposit

dilapiskan di atasnya, membentuk restorasi kelas II. Pada restorasi ini, glass-ionomer

pada bagian proksimal tidak terlindungi oleh resin komposit dan berhubungan

langsung dengan lingkungan rongga mulut (Gambar 1A).

Sedangkan pada restorasi laminasi tertutup, glass-ionomer dibuat sebagai

basis pengganti dentin pada kavitas yang cukup dalam. Glass-ionomer terlindung

oleh resin komposit diatasnya dan oleh dinding-dinding kavitas (Gambar 1B).

Page 4: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

4

Resin Komposit

Resin komposit merupakan bahan restorasi adhesif yang dapat berikatan

dengan jaringan keras gigi melalui dua sistem bonding (ikatan), yaitu ikatan email

dan ikatan dentin. Kekuatan ikatan resin komposit terhadap email dengan sistem

etsa asam seperti yang diperkenalkan oleh Buonocore sejak tahun 1955 sudah

terbukti dapat bertahan untuk jangka waktu yang lama. Etsa asam pada email akan

membentuk mikroporositas pada permukaan email yang dapat diisi dengan bonding-

agent, sehingga terbentuk ikatan mikromekanis antara resin komposit dengan email

(resin tag). 2,5,7

Dalam perkembangannya, pradigma ikatan resin komposit dengan jaringan

keras gigi berubah, tidak hanya mengandalkan ikatan email saja tetapi juga

dikembangkan suatu sistem ikatan dengan dentin. Sistem ini juga menggunakan

etsa asam untuk membuka tubuli dentin dan dipopulerkan pertama kalinya oleh

Fusayama pada tahun 1979 dengan istilah total-etch. Pada saat itu, Fusayama

berkeyakinan bahwa ikatan dentin dengan resin komposit terjadi secara kimiawi.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Misu (1981), terbukti bahwa ikatan dentin

dengan resin komposit lebih merupakan ikatan mikromekanis. Ikatan dentin

merupakan retensi tambahan bagi bahan restorasi adhesif, karena kekuatannya di

bawah ikatan email, yang merupakan retensi utama. Sampai saat ini, kekuatan

retensi resin komposit dengan jaringan keras gigi masih mengandalkan kedua sistem

tersebut.5,6,7

Ikatan resin komposit dengan dentin merupakan suatu hal yang selalu

menjadi tantangan bagi praktisi dan bagi produsen bahan kedokteran gigi, karena

merupakan fenomena yang kompleks. Perkembangan teknologi bahan dan teknik

restorasi adhesif sangat pesat. Salah satu yang terus diupayakan adalah untuk

Page 5: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

5

mendapatkan suatu ikatan yang kuat rapat, dan kedap antara resin komposit dengan

dentin.4,5

Kehilangan jaringan email dapat terjadi akibat karies, trauma, atau intervensi

operatif yang menyebabkan tubuli dentin terbuka. Aplikasi etsa asam akan

menyebabkan diameter tubuli dentin membesar, resistensi cairan didalam tubuli

dentin menjadi kecil. Hal ini berakibat cairan dentin dapat bergerak lebih mudah di

dalam tubuli dentin, baik ke arah pulpa maupun keluar ke permukaan dentin.

Permukaan dentin yang lembab tidak dapat dihindarkan. Keadaan ini dapat

memberikan keuntungan maupun kerugian bagi ikatan dentin. Cairan dentin yang

membasahi permukaan dentin dapat memudahkan bonding-agent berpenetrasi ke

dalam tubuli dan serat-serat kolagen. Namun di lain pihak, kelembaban dentin justru

dapat melemahkan resin komposit di atasnya karena resin kopmposit adalah suatu

bahan yang bersifat anhidrous.6,7 Sifat fisiologis dentin dan sifat fisis resin komposit

menyebabkan ikatan dentin ini sulit untuk bertahan untuk jangka waktu yang

panjang.8 Peneliti lain membuktikan bahwa ikatan dentin dapat bertahan bila pada

dindingnya masih terdapat email,9

Diameter, orientasi dan jumlah tubuli dentin per satuan luas permukaan

bervariasi, tergantung dari lokasi dentin. Makin mendekati pulpa, diameter tubuli

dentin makin membesar, sedangkan jumlah tubuli dentin per satuan luas permukaan

pun semakin banyak. Orientasi tubuli dentin pada daerah oklusal adalah vertikal

terhadap dasar kavitas, sedangkan pada daerah gingival orientasi tubuli dentin

adalah horisontal. Variasi dentin ini menyebabkan di setiap lokasi berbeda dentin

mempunyai karakter permeabilitas yang berbeda juga. Perbedaan permeabilitas

dentin ini tentunya juga akan mempengaruhi kekuatan ikatan resin komposit dengan

dentin.2,5,6,10

Page 6: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

6

Gambar 2

Pola distribusi dan orientasi tubuli dentin

(Journal of American Dental Association. 2003;134)

Resin komposit tidak dianjurkan untuk diaplikasikan pada dinding kavitas yang

hanya terdapat sedikit, atau sama sekali tidak ada email. Pada penggunaan bahan

restorasi resin komposit, daerah operasi harus sama sekali terbebas dari

kontaminasi cairan seperti saliva atau darah.11

Restorasi indirek, seperti inlay atau onlay merupakan restorasi pilihan terbaik

untuk kondisi klinis demikian. Kadangkala pembuatan restorasi indirek ini tidak dapat

dipenuhi karena adanya keterbatasan ekonomi pasien. Restorasi direk alternatif pun

menjadi pilihan, tentunya dengan berbagai pertimbangan terutama dalam hal

pemihan bahan dan teknik pengerjaannya. Resin komposit dapat juga digunakan

unutk membuat restorasi indirek dan memerlukan waktu pengerjaan yang lebih lama

dan pemakaian bahan yang banyak.11

Glass-ionomer cement (GIC)

Glass-ionomer cement sudah dikenal sejak tahun 1971, dan bahan ini

merupakan pilihan utama untuk merestorasi gigi-gigi anterior, bahkan untuk gigi-gigi

posterior sekali pun. Setelah resin komposit diperkenalkan, glass-ionomer masih

tetap eksis dan kemampuannya terus berkembang seperti halnya resin komposit.

Page 7: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

7

Pemilihan bahan GIC sebagai pengikat resin komposit dengan dentin pada

restorasi laminasi didasari atas keunggulan sifat-sifat bahannya.5 Glass-ionomer

merupakan bahan yang tidak mengiritasi jaringan lunak dan memiliki kandungan

Fluor yang dapat dilepaskan ke lingkungan rongga mulut, serta menyerap Fluor dari

lingkungan disekitarnya sehingga berfungsi sebagai reservoir, sehingga dapat

mencegah terbentuknya karies sekunder. Bahan ini berikatan dengan jaringan

termineralisasi gigi secara fisikokemis, yaitu terjadi pertukaran ion-ion GIC dengan

ion-ion dalam struktur gigi membentuk suatu lapisan ion-ion yang mengikat GIC

dengan jaringan keras gigi. Ikatan glass-ionomer dengan dentin lebih baik dibanding

dengan ikatan dentin dengan resin komposit. Koefisien termal ekspansinya

mendekati koefisien termal ekspansi struktur gigi, mampu menerima tekanan oklusal

ringan, dan tahan terhadap daya abrasif.2,4, Selain itu GIC merupakan bahan

berbasis air, yang untuk mempertahankan kestabilannya memerlukan suasana yang

sedikit lembab dengan menyerap cairan dari sekitarnya. Meskipun demikian,

kelembaban yang ekstrim dan pengeringan dapat mengganggu pengerasan bahan

dan melemahkan bahan glass-ionomer. 2,3,11

Glass-ionomer yang sudah mengeras dapat dietsa untuk memperoleh

kekasaran dan porositas permukaannya, sehingga resin komposit dapat berikatan

dengan secara mekanis. Hubungan dengan resin komposit diperoleh secara kemis

dan fisik. Etsa dilakukan tidak lebih dari 20 detik untuk mencegah kerusakan lebih

lanjut dari matriks glass-ionomer.4,14

Saat ini telah banyak beredar Resin Modified Glass-Ionomer Cement

(RMGIC). Penambahan resin pada GIC bertujuan untuk mengatasi masalah

sensitifitas bahan pada saat pengerasan dan mempercepat waktu pengerasan..Saat

ini RMGIC mulai menggantikan glass-ionomer konvensional dan dapat digunakan

Page 8: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

8

untuk semua indikasi glas-ionomer konvensional ditambah dengan kegunaan

lainnya. Bahan ini dianjurkan untuk digunakan pada restorasi laminasi karena

pengerasannya lebih cepat dan adaptasi interfasial dengan dentin yang lebih baik

dari resin komposit. Ikatan RMGIC dengan resin komposit terbentuk karena terjadi

reaksi kimia diantara kedua bahan ini. 2,3,11-13

Telah banyak penelitian dilakukan untuk melihat ketahanan dan kebocoran

restorasi laminasi. Salah satu penelitian yang dilakukan menyebutkan bahwa

evaluasi selama 3, 5, dan 9 tahun tidak memperlihatkan perbedaan yang bermakna

dalam hal ketahanan restorasi antara restorasi resin komposit dengan restorasi

laminasi dengan bahan basis RMGIC.14 Bahkan pada penelitian kebocoran dinding

gingival, ternyata restorasi laminasi menghasilkan kebocoran dinding gingival yang

lebih sedikit dibandingkan dengan restorasi resin komposit maupun dengan restorasi

kombinasi resin komposit flowable dan packable.15

INDIKASI RESTORASI LAMINASI

Keadaan klinis yang kompromis untuk dibuatkan restorasi direk dengan bahan

resin komposit merupakan indikasi pembuatan restorasi laminasi. Contohnya pada

kavitas kelas II dan kelas V yang dinding gingivanya terletak di bawah dentino-

enamel junction (DEJ)1-3

Pertimbangan ekonomis juga menjadi alasan pemilihan teknik restorasi

laminasi. Kendala ekonomis untuk pembutan restorasi indirek menjadi pertimbangan

untuk pembuatan restorasi laminasi. Teknik ini juga memungkinkan pengurangan

pemakaian resin komposit, sehingga biaya dapat ditekan.1,11

Page 9: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

9

Pada saat ini, dengan pendekatan preparasi minimal, teknik laminasi juga

dipakai untuk teknik restorasi kelas II “tunnel” (terowongan).1,3

PEMILIHAN BAHAN RESTORASI

Salah satu kunci keberhasilan suatu restorasi laminasi antara lain bergantung

pada pemilihan bahan yang sesuai dengan indikasinya, manipulasi serta teknik

aplikasi bahan-bahan tersebut.1,2,10

Terdapat beberapa tipe GIC yang ada di pasaran, khusus untuk restorasi

laminasi, bahan yang dipakai adalah GIC Tipe III atau RMGIC untuk restorasi gigi

posterior, dan Tipe II.2 untuk gigi anterior.1,2

GIC Tipe III dan RMGIC tipe auto-cure mengeras dengan cepat. Sedangkan

tipe light-activated RMGIC akan langsung mengeras setelah diaktivasi dengan sinar.

GIC Tipe III sebagai basis dan untuk membentuk inti dicampur dengan rasio bubuk-

cairan 3:1. Sedangkan untuk tipe RMGIC diaduk sesuai dengan petunjuk pabrik.

RMGIC kini lebih dianjurkan, karena mempunyai kekuatan tekan yang lebih baik,

lebih tahan terhadap pelarutan dan erosi, serta memiliki modulus elastisitas yang

mendekati dentin.2

Untuk restorasi laminasi pada gigi anterior, umumnya pada restorasi kelas V,

bahan-bahan tersebut di atas dapat juga digunakan. Tetapi karena pertimbangan

estetika dan kecilnya daya oklusal yang diterima oleh restorasi, maka dapat

digunakan GIC Tipe II.2 yang indikasinya untuk restorasi gigi. GIC tipe ini dibuat

dalam beberapa gradasi warna yang dapat disesuaikan dengan warna asli gigi yang

memerlukan restorasi.2

Page 10: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

10

PROSEDUR PEMBUATAN RESTORASI LAMINASI

.

A. Tissue Management untuk mengkontrol cairan gusi dan/atau menghentikan

perdarahan.

B. Aplikasi GIC sebagai basis 1,2

- Kavitas dibersihkan dan kemudian dikeringkan. Aplikasikan asam

polialkenoat 10% pada dentin sebagai kondisioner selama 10-15 detik,

kemudian dibilas dengan air dan dikeringkan.

- GIC disiapkan dan diaplikasikan ke dalam kavitas menggunakan spuit

aplikator agar kavitas benar-benar terisi dengan padat.

Cara pengadukan bubuk dan cairan GIC yang dilakukan dengan benar

merupakan prosedur yang sangat penting, karena akan mempengaruhi

kualitas GIC yang dihasilkan. Caranya adalah sebagai berikut:

i. Bubuk dibagi menjadi dua porsi dengan jumlah yang sama

banyak.

ii. Porsi pertama disatukan dengan cairan, kemudian dicampur

dengan menggunakan spatel dengan gerakan rolling (melipat)

dengan tujuan hanya untuk membasahi permukaan partikel

bubuk dan menghasilkan campuran encer. Langkah ini

dilakukan selama 10 detik.

iii. Kemudian porsi kedua disatukan dengan adukan pertama.

Pengadukan terus dilanjutkan dengan gerakan yang sama

dengan daya yang ringan sampai seluruh partikel terbasahi.

Luas daerah pengadukan diusahakan untuk tidak meluas dan

adukan selalu dikumpulkan menjadi satu. Dianjurkan untuk tidak

Page 11: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

11

melakukan gerakan memotong adukan, karena tujuan

pengadukan hanya untuk membasahi permukaan partikel bubuk.

iv. Pengadukan selesai setelah 25 – 30 detik sejak awal

pengadukan. Sebaiknya adukan tidak perlu diangkat-angkat

untuk memeriksa konsistensinya, karena bila hal ini dilakukan

maka proses pengadukan akan terus berlanjut dan makin

banyak partikel bubuk yang larut.

v. Adukan langsung di kumpulkan di spuit aplikator untuk di

aplikasikan ke dalam kavitas. Pada saat ini reaksi pengerasan

sudah berlangsung.

Ada dua cara aplikasi GIC. Cara pertama GIC diaplikasikan

secukupnya dan langsung dibentuk basis. Sedangkan cara kedua

adalah dengan mengisi penuh kavitas dengan GIC, setelah GIC

mengeras kavitas dipreparasi kembali untuk membentuk basis.

Dinding-dinding yang tertutup dengan GIC harus dipreparasi kembali

untuk mendapatkan permukaan dentin dan email segar, sehingga

dapat diperoleh retensi resin komposit yang baik.

C. Aplikasi Resin komposit

- Teknik aplikasi resin komposit dilakukan dengan cara yang biasa

dilakukan, yaitu diawali dengan aplikasi etsa.

- Seluruh permukaan GIC yang akan berkontak dengan resin komposit

dan dinding-dinding kavitas (dentin dan email) dietsa selama 15-20

detik atau sesuai dengan petunjuk pabrik.

Page 12: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

12

- Kavitas dibilas dengan air, tanpa tekanan, selama 1-2 menit.

- Keringkan kavitas dengan sponge-pellet, atau disemprot perlahan

dengan chip-blower.

- Aplikasikan bonding agent pada seluruh permukaan yang dietsa,

diamkan sekitar 10 detik agar zat pelarutnya menguap, semprot

perlahan dengan chip-blower, kemudian dipolimerisasi dengan

penyinaran. Lakukan langkah ini sebanyak dua kali.

- Resin komposit diaplikasikan selapis demi selapis (incremental) dengan

ketebalan maksimum 2 mm, atau sesuai dengan petunjuk pabrik. Untuk

setiap lapisnya dilakukan polimerisasi dengan penyinaran.

- Penyinaran sebaiknya dilakukan dari tiga arah, yaitu dari arah bukal,

lingual/palatal, dan terakhir dari arah oklusal.

TEKNIK RESTORASI LAMINASI PADA KAVITAS KELAS II 1,2,3,5

Pada pembuatan restorasi kelas II, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,

yaitu:

- Lakukan tissue magement sebelum pemasangan matriks.

- Gunakan matriks mylar dan baji (wedge) untuk aplikasi GIC

- Pada bagian proksimal, restorasi GIC hanya sampai batas sedikit di

bawah titik kontak. Tujuannya adalah agar bahan yang berkontak

dengan gigi tetangga adalah resin komposit. Resin komposit lebih kuat

membentuk kontak dengan gigi disebelahnya serta tahan terhadap

friksi pada daerah kontak yang terjadi pada saat fungsi. Sedangkan

pada bagian oklusal GIC hanya mengisi kavitas sampai batas di bawah

dentino-enamel junction (DEJ).

Page 13: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

13

-

Gambar 3

Teknik restorasi laminasi kelas II 1.Aplikasi glass-ionomer,2.Aplikasi resin komposit secara incremental

(Tooth Colored Restoratives,1996)16

- Lakukan pemilihan warna resin komposit sesuai dengan warna gigi

yang akan direstorasi.

- Setelah GIC mengeras dan dibentuk sesuai dengan desain di atas dan

lakukan pemasangan matriks seksional atau automatriks dan baji

(wedge) sebelum aplikasi bahan restorasi resin komposit.

TEKNIK RESTORASI LAMINASI PADA KAVITAS KELAS V 3

Pada pembuatan restorasi laminasi kelas V ini diperlukan ketelitian yang lebih

karena kecilnya daerah operasi. Penatalaksanaannya adalah, sebagai berikut:

- Lakukan pemilihan warna GIC dan resin komposit yang sesuai dengan

warna gigi yang direstorasi.

- Lakukan tissue magement sebelum dilakukan aplikasi GIC

- GIC ditempatkan ke dalam kavitas dengan bentuk permukaan yang

oblique (miring) ke arah insisal terhadap permukaan kavitas. Bagian

kavitas yang terletak di bawah gusi terisi penuh dengan GIC dan

ketebalannya makin menipis ke arah dinding insisal. Tujuannya adalah

Page 14: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

14

agar bagian supragingiva dapat direstorasi dengan resin komposit

dengan ketebalan yang cukup.

Gambar 4

Teknik restorasi laminasi kelas V Aplikasi glass-ionomer dan resin komposit

(Fundamentals of Operative Dentistry, A Contemporary Approach, 2001)3

KESIMPULAN

Restorasi laminasi merupakan teknik alternatif yang dapat dipertimbangkan

untuk digunakan pada kasus-kasus restorasi yang dinding gingivanya melewati

cemento-enamel junction (CEJ). Restorasi ini juga dapat dijadikan pilihan bila pasien

mempunyai kendala dalam segi ekonomi dan waktu untuk dibuatkan restorasi indirek

yang biayanya lebih mahal, serta prosedur pembuatannya lebih memakan waktu.

Restorasi laminasi memberikan prognosis yang cukup baik, selama teknik

yang dilakukannya tepat, dan yang juga sama pentingnya yaitu pemilihan bahan

yang tepat sesuai dengan indikasi. Bahan basis restorasi glass-ionomer harus dipilih

yang cukup kuat menahan daya kunyah dan mengeras dengan cepat. Dianjurkan

untuk menggunakan glass-ionomer yang diperuntukkan untuk pembuatan basis atau

RMGIC. Khusus untuk gigi anterior, terutama untuk kelas V, dapat dipilih glass-

ionomer yang biasa digunakan untuk restorasi karena tidak menerima daya kunyah

secara langsung.

Page 15: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

15

Bahan-bahan yang digunakan untuk restorasi laminasi merupakan bahan

yang technique-sensitive. Untuk memperoleh hasil restorasi yang baik diperlukan

keterampilan dan ketelitian operator dalam memanipuilasi maupun aplikasi bahan

serta dalam mempersiapkan daerah operasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mount, GJ., Hume, WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure,

Edisi 2. Brighton: Knowledge Books and Software. 2005. hal. 164-197. 2. Mount GJ. An Atlas of Glass-Ionomer Cements,A Clinician’s Guide. Edisi 3.

London: Martin Dunitz. 2002. 3. Summitt JB, Robbins JW, Schwartz RS. Fundamentals of Operative Dentistry,

A Contemporary Approach. Edisi 2. Illinois: Quintessence Publishing Co,Inc. 2001.

4. Hunt PR. Glass Ionomer Cements. Dalam: Dale BG., Aschheim KW. Esthetic Dentistry, A Clinical Approach to Techniques and Materials. Pennsylvania: Lea & Febiger. 1993. hal 69-79.

5. Powers JM, Sakaguchi RL(Editor).Craig’s Restorative Dental Materials. Edisi 12. New York: Mosby Elsevier. 2006.

6. Hörsted-Bindlev P., Amussen E. Esthetic Restoration. Dalam :Hörsted-Bindlev P., Mjör IA (Editor). Modern Concepts in Operative Dentistry, Copenhagen: Munksgaard. 1988.

7. Liebenberg, W. Return to the Resin Modified Glass-Ionomer Cement Sandwich Technique. Journal of Canadian Dental Association. 2005; 71(10): 743-747. Dalam www.cda-adc.ca/jcda/vol-71/issue-10. Diakses 9 Mei 2007

8. Heymann, HO., Bayne, SC. Current Concepts in Dentin Bonding: Focusing on Dentinal Adhesion Factors. Journal of American Dental Association. 1993; 124: 27-35.

9. Nakabayashi, N., Pashley, H. Hybridization of Dental Hard Tissues. Tokyo: Quintessence Publishing Co. 1998.

10. Hashimoto, M., dkk. In vivo degradation of resin-dentin bonds in humans over 1 to 3 years. Journal of Dental Research. 2000; 79(6) : 1385-1391

11. De Munck, J., dkk. Four-year water degradation of total-etch adhesives bonded to enamel. Journal of Dental Research. 2003; 82(2) : 136-140

12. Swift Jr. EJ., Perdigão J., Heymann HO. Bonding to enamel and dentin: A brief history and state of the art,1995. Special Report. Quintessence International. 1995; 26(2): 95-106

13. ADA Council on Scientific Affair. Direct and indirect restorative material. Journal of American Dental Association. 2003; 134(April); 463-472

14. Zanata, RL., dkk. Bond Strength Between Resin Composite and Etched and Non-etched Glass Ionomer. Brazil Dental Journal. 1997; 8(2) : 73-78. Dalam www.forp.usp.br/bdj/t6282.html . Diakses 9 Mei 2007

Page 16: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

16

15. Andersson-Wendert IE., van Dijken, JWV, Hörsted, P. Modified Class II open sandwich restoration: Evaluation of interfacial adaptation and influences of different restoration techniques. European Journal of Oral Sciences. 2002; 110(3); 270-275. Dalam www.blacwell-synergy.com. Diakses 11 Mei 2007. (abstrak).

16. Albers HF. Tooth Colored Restoratives, Santa Rosa: Alto Books.1996

Page 17: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

RESTORASI RESIN KOMPOSITDENGAN

TEKNIK LAMINASI

H.D Adhita DharsonoBandung Dentistry 4

19 Agustus 2007

Page 18: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

Resin Komposit

Kavitas dengan dinding gingiva di bawah CEJ

Kavitas yang dalam

?Moisture

Anatomi dentin

Proteksi pulpa

Konsumsi bahan>>

Page 19: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

Ikatan Resin Komposit

DENTINEMAIL

ETSA (Buonocore,1955)

TOTAL ETCH(Fusayama,1979)

Page 20: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

GLASS IONOMER CEMENT

TIDAK MENGIRITASI

JARINGAN

FLUOR RELEASE & RESRVOIR

IKATAN DENGAN DENTIN

(fisikokemis)

Kekuatan <<

Estetika <<

WATER BASE

KOEFISIEN EKSPANSI TERMAL

~ JAR GIGI

Page 21: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

Restorasi LaminasiWilson & Mc Lean (1988)

RESTORASI MONOLITIK

GLASS IONOMER

+

RESIN KOMPOSIT

Resin Komposit Glass Ionomer

Jaringan keras gigi

Page 22: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

Restorasi laminasi(restorasi sandwich)

A. Restorasi laminasi terbuka B. Restorasi laminasi tertutup(Open Sandwich) (Close Sandwich)

Page 23: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi
Page 24: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

RESTORASI LAMINASI KL.II

Page 25: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

RESTORASI LAMINASI KL.V

Page 26: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi
Page 27: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

Tissue Management

Page 28: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

MATRIX PLACEMENT

Page 29: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

Posterior:

RMGIC

GIC tipe III

Anterior:

GIC tipe II.2

Page 30: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi
Page 31: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi
Page 32: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi
Page 33: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi
Page 34: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi
Page 35: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi
Page 36: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi
Page 37: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

FINISHING

Page 38: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi
Page 39: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi
Page 40: Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi

and special thanks to:

Dani, Hendra, Rudi, Grace V. Gumuruh,drg.MM, Alma Adang,drg.Sp.KG, Hadi & Edi,

Sunyoto,drg.(3M ESPE)