responsible mining index 2018 · perusahaan tambang, ... keputusan untuk tidak memasukkan hasil...

Responsible Mining Index2018

Versi Bahasa Indonesia

https://responsibleminingindex.org

Ucapan Terima Kasih

Responsible Mining Foundation (RMF) mengucapkan terima kasih kepada segenap individu dan organisasi yang berkontribusi terhadap penyusunan dan pembuatan Responsible Mining Index 2018 ini. Mustahil rasanya menyebutkan semua nama satu per satu di sini, namun begitu, RMF sangat menghargai dukungan yang berharga, masukan ahli, perspektif mendalam, dan juga dorongan yang diberikan oleh semua pihak.

Penyandang danaSekretariat Negara Urusan Perekonomian SwissKementerian Luar Negeri BelandaOmidyar Network FundWyss Charitable EndowmentGood Energies FoundationCordaidPeaceNexus Foundation

Komite Review Ahli RMISonia BalcazarFritz BruggerLi LiGlen MpufaneLisa SachsPrabindra ShakyaIngrid WatsonLuc Zandvliet

Panel Review Eksternal RMIBritt BanksPeter ColleyAfshin Mehrpouya

Para ahli dan mitra lainAccess to Medicine IndexAccess to Nutrition IndexAccess to Seeds IndexDewan Penasihat RMFSNL GlobalSolaronMagnus EricssonPhilippe Spicher

Studi kelayakan RMI, konsultasi meja bundar dan pendapat publikSemua pihak yang memberikan pendapat dan rekomendasi selama tahap studi kelayakan, tahap penyusunan, konsultasi meja bundar, dan konsultasi pendapat publik mengenai Draf Metodologi RMI yang mencakup anggota masyarakat yang terkena dampak pertambangan, perwakilan asosiasi masyarakat setempat, gerakan masyarakat, LSM nasional dan internasional, instansi pemerintah, asosiasi industri, perusahaan tambang, inisiatif multi-pemangku kepentingan, organisasi multilateral, investor, akademisi, konsultan ahli, dan lain-lain.

Desain laporanVizzuality Omdat Ontwerp

TerjemahanPrime Production Ltd China Dialogue

https://vizzuality.com

http://www.omdatontwerp.nl

Mitra Riset:

Responsible Mining Index 2018


https://synergy-global.net

Responsible Mining Index 2018 | 3

Daftar Isi

4 Pengantar

6 Hal yang Diukur RMI

9 Langkah proses RMI 2018

10 Ruang lingkup geografis dan perusahaan RMI 2018

12 Temuan utama

14 Hasil Keseluruhan

18 Pembangunan Ekonomi

20 Pelaksanaan Bisnis

22 Manajemen Daur Hidup

24 Kesejahteraan Masyarakat

26 Kondisi Kerja

28 Tanggung Jawab terhadap Lingkungan

30 Hasil per lokasi tambang

32 Pengamatan

4 | Responsible Mining Index 2018

Pengantar

Penilaian RMI

Responsible Mining Foundation (RMF) memiliki posisi yang sama sebagaimana organisasi dan orang-orang di seluruh dunia yang mendukung pertambangan yang bertanggung jawab namun merasa prihatin terkait banyaknya masalah penting dan mendesak yang memengaruhi masyarakat dan lingkungan hidup di negara-negara produsen.

Pertambangan merupakan penyumbang signifikan terhadap PDB dan ekspor di banyak negara berpendapatan rendah dan menengah.1 Sebagai sektor dengan potensi berskala besar dan berjangkauan luas, pertambangan juga dapat mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB. Namun, pengambilan sumber daya tak terbarukan yang ketersediaannya hanya sekali itu saja sering kali gagal menjadi katalisator pembangunan ekonomi,2 dan bagi banyak orang dan lingkungan hidup, pertambangan acap kali membawa konsekuensi jangka panjang yang sangat mengganggu.

Responsible Mining Index (RMI) mendukung prinsip bahwa penambangan mineral dan logam harus memberikan keuntungan ekonomi, meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan menjaga lingkungan hidup di negara produsen, namun tetap memungkinkan perusahaan tambang mendapat keuntungan secara adil dan layak.

Dengan pemikiran ini, RMI bertujuan mendorong dilakukannya perbaikan secara terus-menerus dalam pelaksanaan pertambangan yang bertanggung jawab di seluruh industri tambang dengan secara transparan melakukan penilaian terhadap kebijakan dan praktik perusahaan-perusahaan tambang besar yang tersebar secara geografis di berbagai wilayah dalam permasalahan di bidang ekonomi, lingkungan, sosial, dan tata kelola (economic, environmental, social and governance/EESG), dengan penekanan pada pembelajaran dan praktik utama.

RMI melakukan penilaian terhadap perusahaan dari perspektif ekspektasi wajar masyarakat terhadap perusahaan tambang skala besar, dan mengkaji sejauh mana perusahaan menangani berbagai bidang permasalahan EESG secara sistematis di seluruh aktivitas pertambangan mereka dan sepanjang daur hidup proyek.

Indeks pertama ini, RMI 2018, mencakup 30 perusahaan dari 16 negara asal-perusahaan, termasuk perusahaan publik, BUMN, dan perusahaan swasta. Perusahaan-perusahaan tersebut mengoperasikan lebih dari 700 lokasi tambang di lebih dari 40 negara produsen, dan penilaian ini mencakup sebagian besar komoditas hasil tambang, tidak termasuk minyak dan gas. Indeks ini berfokus terutama pada perilaku secara menyeluruh di tingkat perusahaan, sekaligus juga melihat tindakan di tingkat tapak di 127 lokasi tambang untuk memberikan gambaran tentang informasi yang dipilah per masing-masing operasi pertambangan.

1 Ericsson, M. dan Löf, O. (2017). Kontribusi pertambangan terhadap negara berpendapatan rendah dan menengah. United Nations University WIDER Working Paper 2017/148.

2 Lange, G-M., Wodon, Q. dan Carey, K. eds. (2018). Perubahan Kekayaan Negara-negara 2018: Membangun Masa Depan yang Berkelanjutan. Washington, DC: World Bank.


Penilaian RMI didasarkan pada informasi yang tersedia secara publik mengenai perusahaan dan lokasi tambang tersebut. Sebagai penilaian berbasis bukti, Indeks ini mengukur sejauh mana perusahaan dapat menunjukkan, dan bukan sekadar mengklaim, bahwa perusahaan itu telah menetapkan kebijakan dan praktik yang bertanggung jawab.

Temuan berdasarkan konteks

Selama beberapa dekade terakhir, banyak perusahaan tambang skala besar yang telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam cara mereka mengelola bidang permasalahan EESG, sebagaimana dibuktikan dengan diperkenalkannya praktik-praktik inovatif dan kerja sama yang melibatkan mitra, serta inisiatif multi-pemangku kepentingan mengenai pertambangan yang bertanggung jawab. Namun, hasil RMI menunjukkan bahwa masih sulit menemukan bukti adanya tindakan sistematis dan efektif pada perusahaan manapun mengenai berbagai topik yang masyarakat harapkan dapat ditangani oleh perusahaan.

Meski hasil dari masing-masing perusahaan menunjukkan bahwa masih banyak hal yang dapat dicapai, pesan positifnya adalah bahwa hal ini [pertambangan bertanggung jawab] merupakan suatu hal yang dapat dilakukan. Hasil RMI 2018 menunjukkan bahwa jika satu perusahaan mencapai semua skor tertinggi untuk setiap indikator, maka perusahaan tersebut akan mencapai lebih dari 70% dari skor maksimum yang dapat dicapai. Hal ini menyiratkan bahwa praktik terbaik yang ada saat ini, jika diterapkan secara sistematis oleh semua perusahaan, akan bisa sedikit banyak memenuhi ekspektasi masyarakat.

Banyak perusahaan yang menunjukkan bahwa mereka telah menetapkan kebijakan dan praktik yang bertanggung jawab pada bidang permasalahan tertentu. Fakta bahwa 19 dari 30 perusahaan yang dinilai muncul minimal sekali di antara perusahaan-perusahaan tambang yang menunjukkan kinerja penilaian yang baik di bidang tematik RMI yang berbeda juga menunjukkan bahwa kinerja tidak mesti bergantung pada ukuran perusahaan, fokus komoditas, atau lokasi geografis.

RMI mengapresiasi pendekatan yang bijaksana dan inovatif terhadap praktik utama, dan upaya yang dilakukan banyak perusahaan dalam menangani berbagai permasalahan ekonomi, lingkungan, sosial, dan tata kelola yang tercakup dalam laporan ini.

Laporan RMI 2018 dipublikasikan secara gratis sebagai komoditas publik yang bisa digunakan semua pemangku kepentingan, dan untuk memberikan pembelajaran serta dorongan agar lebih banyak perusahaan mengadopsi praktik yang bertanggung jawab.

Tentang laporan ini

Laporan ini merangkum temuan-temuan utama dari penilaian RMI 2018. Hasil lengkapnya tersedia di laporan RMI 2018 yang tersedia secara daring (online) di www.responsibleminingindex.org, disertai terjemahan dalam Bahasa Inggris, Mandarin, Prancis, Rusia, dan Spanyol



Hal yang Diukur RMI

Cakupan RMI meliputi berbagai permasalahan ekonomi, lingkungan, sosial, dan tata kelola (EESG) yang terkait dengan pertambangan yang bertanggung jawab. RMI menilai perusahaan dari perspektif ekspektasi wajar masyarakat terhadap perusahaan tambang skala besar, dan mengkaji sejauh mana perusahaan menangani permasalahan ini secara sistematis di semua aktivitas pertambangan mereka dan di sepanjang daur hidup proyek.

Ruang lingkup Indeks ini berkisar pada enam bidang tematik: Pembangunan Ekonomi: bagaimana perusahaan berkontribusi terhadap pembangunan sosial-

ekonomi di tingkat nasional di negara produsen; Pelaksanaan Bisnis: bagaimana perusahaan menunjukkan komitmennya terhadap perilaku etis dan

tata kelola perusahaan yang baik; Manajemen Daur Hidup: bagaimana perusahaan mengelola dampak yang ditimbulkannya di

seluruh fase operasinya dan merencanakan kelayakan pascapenutupan tambang sejak tahap awal; Kesejahteraan Masyarakat: bagaimana perusahaan bekerja sama dengan masyarakat yang

terkena dampak dan mengelola dampak sosial ekonomi yang ditimbulkannya di tingkat lokal; Kondisi Kerja: bagaimana perusahaan menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat,

menghormati hak para pekerjanya, dan mencegah praktik ketenagakerjaan yang tidak etis; Tanggung Jawab terhadap Lingkungan: bagaimana perusahaan menilai dan mengelola dampak

lingkungan yang ditimbulkannya secara sistematis, kolaboratif, dan transparan.

Penilaian RMI mencakup 73 indikator yang diterapkan secara menyeluruh di tingkat perusahaan di seluruh bidang tematik ini.

Selain itu, setiap indikator dikategorikan untuk masuk ke dalam salah satu dari tiga Bidang Pengukuran:

Indikator komitmen menilai sejauh mana perusahaan telah: (I) menetapkan komitmen mereka untuk isu tertentu sebagai komitmen formal; (II) menetapkan tanggung jawab dan akuntabilitas untuk pelaksanaan komitmen tersebut; dan (III) menyediakan sumber daya dan staf untuk menjalankan komitmen tersebut;

Indikator tindakan menilai sejauh mana perusahaan telah mengembangkan pendekatan sistematis untuk menangani permasalahan tertentu dan mengungkapkan aspek utama dalam aktivitasnya;

Indikator efektivitas menilai sejauh mana perusahaan menelusuri dan melaporkan kinerja mereka dalam mengelola permasalahan tertentu dan menunjukkan perbaikan secara terus-menerus pada permasalahan-permasalahan tersebut.

Selain indikator secara menyeluruh di tingkat perusahaan, enam indikator juga diterapkan di tingkat tapak/lokasi tambang untuk 127 lokasi tambang yang dipilih secara tersendiri. Meski indikator tersebut diberi skor untuk menunjukkan tingkat kinerja di masing-masing tapak/lokasi, skor dimaksud tidak termasuk dalam skor di tingkat bidang-tematis untuk indikator secara menyeluruh di tingkat perusahaan.


Kerangka analitis RMI

Bidang Pengukuran

Bid

ang

tem

atik

Ketika meninjau hasil RMI, penting untuk diingat bahwa: Penilaian RMI adalah penilaian berbasis bukti. Hal ini berarti bahwa perusahaan harus dapat

menunjukkan bahwa mereka memiliki kebijakan dan praktik untuk menjawab topik yang dicakup dalam Indeks. Pada perusahaan yang menunjukkan hasil yang buruk di seluruh ruang lingkup tematik Indeks, bukti yang ditemukan sangat sedikit. Karena alasan itulah, skor rendah tersebut bisa jadi merupakan cerminan tingkat pelaporan publik terkait kebijakan dan praktik perusahaan tersebut.

Hasil RMI ini memberikan gambaran tentang perilaku perusahaan dengan jalan menunjukkan status kebijakan dan praktik yang relevan pada saat penilaian dilakukan (pertengahan 2017), berdasarkan informasi terbaru yang tersedia saat itu.

Kriteria penilaian RMI sebagian besar bersifat kualitatif. Hal ini berarti bahwa perbedaan yang sangat kecil dalam skor perusahaan sebaiknya tidak dipandang sebagai sesuatu yang signifikan, mengingat kemungkinan adanya batas kesalahan, walaupun kriteria penilaian telah dikembangkan dengan sangat cermat selama menganalisis hasilnya.

Masing-masing peringkat RMI menunjukkan kinerja perusahaan tidak saja terhadap skor maksimum yang bisa dicapai (yaitu skor 6), tapi juga secara relatif dalam kaitannya dengan praktik terbaik saat ini, mis., agregasi skor terbaik yang dicapai untuk semua indikator di bidang tertentu, dengan mempertimbangkan hasil dari semua perusahaan.

Metodologi RMI awalnya mencakup penurunan skor perusahaan berdasarkan jumlah insiden yang melibatkan perusahaan tersebut dan seberapa parah dampak yang ditimbulkan. Namun, karena ketersediaan data yang sangat tidak merata dan adanya tantangan lain terkait metodologi, diambil keputusan untuk tidak memasukkan hasil terkait keparahan dampak buruk tersebut ke dalam sistem pemberian skor.

Tanggung Jawab terhadap Lingkungan

Kondisi Kerja

Kesejahteraan Masyarakat

Manajemen Daur Hidup

Pelaksanaan Bisnis

Pembangunan Ekonomi

Tindakan(56%)

Efektivitas(29%)

Komitmen(15%)


Hal yang tidak diukur RMI

Kendati RMI menilai kebijakan dan praktik perusahaan tambang dalam berbagai hal, ada beberapa aspek tertentu dan faktor penentu perilaku perusahaan yang berada di luar lingkup dan metodologi Indeks ini.

Kendati RMI memang mencari bukti tentang apakah perusahaan menunjukkan adanya upaya perbaikan secara terus-menerus (melalui indikator efektivitas), Indeks ini tidak berupaya mengukur capaian hasil aktual (positif atau negatif) yang diperoleh terkait permasalahan EESG. Menilai kinerja perusahaan dengan cara ini akan sangat sulit, karena hasilnya tidak langsung dapat dibandingkan antar perusahaan: hasilnya bisa saja bergantung, misalnya, pada jumlah dan ukuran lokasi tambang perusahaan, tahap produksi pada operasi pertambangan, dan kondisi ekonomi, lingkungan, sosial, serta tata kelola di daerah sekitarnya.

RMI memang menilai seberapa konsisten perusahaan menerapkan persyaratan dan proses mereka sendiri di seluruh bisnis dan operasinya. Namun, Indeks ini tidak memeriksa secara terperinci seberapa bervariasinya praktik yang dilakukan antara satu operasi dengan operasi yang lain dalam perusahaan yang sama. Penilaian di tingkat tapak/lokasi tambang memberikan contoh yang menggambarkan variasi intra-perusahaan ini, tapi penilaian menyeluruh akan memerlukan cakupan lokasi dan indikator tingkat lokasi yang jauh lebih luas, serta verifikasi di lapangan.

RMI mengakui adanya, tetapi tidak berupaya mengukur, pengaruh lembaga eksternal terhadap perilaku perusahaan, seperti undang-undang dan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah negara produsen, ketentuan yang ditetapkan oleh investor, atau kerangka dan standar yang tersedia melalui prakarsa sukarela.


Penilaian awal RMI berdasarkan data yang terdapat di ranah publik atas 30 perusahaan dan 127 lokasi tambang

Perusahaan diminta meninjau data yang dikumpulkan oleh RMI dan memberikan informasi tambahan

Perusahaan diminta mengusulkan semua praktik utama tambahan

RMI mengidentifikasi praktik utama

RMI mengumpulkan data kontekstual tentang perusahaan dan lokasi tambang

Perusahaan diminta memeriksa keakuratan faktual data kontekstual

Panel Eksternal meninjau penilaian dan pemberian skor RMI

RMI menyelesaikan penilaian

Perusahaan diminta memverifikasi semua dokumen sumber yang digunakan di dalam penilaian

RMI menerbitkan laporan Indeks

Langkah proses RMI 2018

RMI meninjau data yang terdapat di ranah publik dan yang dilaporkan perusahaan


Perusahaan yang dinilai

Anglo AmericanAngloGold AshantiAntofagastaArcelorMittalBanpuBarrick Gold CorpBHPBumi ResourcesCoal IndiaCODELCOERGEvrazExxaro ResourcesFreeport-McMoRanGlencoreGold FieldsGoldcorpGrupo MéxicoIndustrias PeñolesMMGNavoi MMCNewcrest MiningNewmont MiningNMDCRio TintoTeck ResourcesUC RUSALValeVedanta ResourcesZijin

Ruang lingkup geografis dan perusahaan RMI 2018


Negara asal, tempat kantor pusat perusahaan

Negara produsen, tempat operasi tambang perusahaan

Lokasi tambang yang dipilih untuk penilaian tingkat lokasi tambang


4 Dampak buruk menggerogoti kemajuan yang dicapai

Besarnya skala dan persistensi dampak buruk yang serius benar-benar menggerogoti kemajuan yang dicapai perusahaan dalam upaya mewujudkan manajemen permasalahan EESG yang lebih efektif. Sebagai contoh, walaupun banyak perusahaan secara jelas mengembangkan pendekatan sistematis untuk menangani permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja serta manajemen dampak lingkungan, dampak negatif yang paling sering ditemukan dalam analisis RMI adalah terkait dengan kematian pekerja dan pencemaran lingkungan. Selain itu, maraknya komitmen tentang hak asasi manusia bertentangan dengan fakta bahwa pelanggaran hak asasi manusia (termasuk penggusuran paksa, perampasan lahan, dan serangan dengan kekerasan terhadap anggota masyarakat) termasuk di antara sepuluh jenis dampak serius yang paling umum teridentifikasi dalam riset RMI ini.

Temuan utama

1 Suatu hal yang dapat dilakukan

Kendati hasil masing-masing perusahaan masih menunjukkan adanya ruang yang cukup besar untuk perbaikan, secara kolektif perusahaan-perusahaan yang dinilai RMI telah membuktikan bahwa pertambangan yang bertanggung jawab adalah suatu tujuan yang realistis – suatu hal yang dapat dilakukan. Hasil RMI 2018 ini menunjukkan bahwa jika satu perusahaan mencapai semua skor tertinggi untuk setiap indikator, maka perusahaan itu akan mencapai lebih dari 70% dari skor maksimum yang dapat dicapai. Hal ini menyiratkan bahwa praktik terbaik yang ada saat ini, jika diterapkan secara sistematis oleh semua perusahaan, akan bisa sedikit banyak memenuhi ekspektasi masyarakat.

2 Adanya keberagaman praktik yang bertanggung jawab

Sembilan belas perusahaan menduduki peringkat sepuluh teratas perusahaan pertambangan yang menunjukkan kinerja terbaik pada setidaknya salah satu bidang tematik pada Indeks ini. Banyak perusahaan yang berkinerja relatif cukup baik di bidang tertentu, dan bahkan ditemukan adanya praktik utama pada bidang permasalahan yang kinerjanya umumnya lemah, seperti dalam hal menangani kebutuhan kelompok rentan di masyarakat yang terkena dampak pertambangan. Beragamnya perusahaan yang menunjukkan praktik yang bertanggung jawab pada bidang permasalahan tertentu menunjukkan bahwa kinerja tidak selalu bergantung pada ukuran perusahaan atau fokus komoditas, negara asal tempat mereka terdaftar, atau negara produsen tempat perusahaan tersebut beroperasi.

3 Komitmen harus diwujudkan

Sebagian besar perusahaan telah membuat komitmen kebijakan untuk topik seperti etika bisnis, hak asasi manusia, kesehatan dan keselamatan kerja, serta manajemen dampak lingkungan. Namun, sejumlah kecil perusahaan belum membuat komitmen untuk praktik internasional yang sudah mapan tersebut. Di luar hal ini, beberapa perusahaan dapat menunjukkan bahwa mereka telah secara sistematis menjalankan komitmennya dalam bentuk tindakan yang efektif, tapi masih sedikit perusahaan yang menunjukkan bahwa mereka memang menelusuri kinerjanya dalam bidang permasalahan tersebut. Dengan ketiadaan bukti akan upaya tersebut, komitmen mereka mungkin tampak sebagai basa-basi tanpa makna atau sekadar hal prosedural belaka.


8 Saling berbagi data terbuka masih terus berkembang

Beberapa perusahaan menggambarkan penggunaan prinsip data terbuka untuk memastikan bahwa informasi yang dilaporkan disediakan dengan cara yang memungkinkan pengguna untuk secara mudah memahaminya dan menggunakannya untuk penilaian dan perbandingan yang bermakna. Penerapan praktik utama akan memastikan bahwa data disediakan dalam bentuk terpilah, memberikan informasi rutin atau dalam waktu nyata/seketika, memungkinkan perubahan untuk dilihat, memungkinkan pengguna memahami konteks, dan dapat diakses secara lokal serta dapat dibaca oleh mesin. Pengungkapan data kepentingan publik secara efektif dapat membantu perusahaan mendorong terciptanya keterlibatan yang lebih terinformasi dengan pemangku kepentingannya, termasuk pemerintah, investor, dan masyarakat sipil.

6 Dari studi kasus hingga tindakan sistematis

Perusahaan yang berkinerja baik umumnya menunjukkan pendekatan secara menyeluruh di tingkat perusahaan untuk mengelola permasalahan EESG alih-alih hanya menunjukkan tindakan di negara tertentu atau di lokasi tambang tertentu. Perusahaan yang berkinerja paling baik telah menetapkan pendekatannya secara formal dengan membangun sistem secara menyeluruh di tingkat perusahaan (misalnya, standar atau pedoman manajemen) dan menelusuri penerapan sistem tersebut untuk memastikan standar atau pedoman tersebut telah terintegrasi secara efektif di semua unit bisnis. Perusahaan yang melakukan tindakan sistematis menunjukkan bahwa masing-masing pencapaian yang telah mereka raih dapat dilipatgandakan.

5 Persyaratan eksternal mening-katkan pengungkapan publik

Persyaratan pelaporan nasional, internasional, dan multi-pemangku kepentingan secara jelas mengarah pada pelaporan dan pengungkapan publik yang lebih banyak dan lebih baik. Pelaporan yang lebih kuat tampak ketika perusahaan menyelaraskan pelaporan publiknya dengan, misalnya, Global Reporting Initiative (GRI), Extractives Industry Transparency Initiative (EITI), Carbon Disclosure Project, atau persyaratan pelaporan wajib. Di tingkat tapak/lokasi tambang, beberapa praktik utama terkait penelusuran dan pelaporan kinerja merupakan buah langsung dari persyaratan yang ditetapkan investor atau pemerintah negara produsen. Sebaliknya, beberapa perusahaan menunjukkan bahwa mereka tidak hanya fokus pada aspek kepatuhan, tapi juga secara proaktif mengungkapkan informasi yang menjadi minat/kepentingan publik.

7 Banyak data tingkat tapak/lokasi tambang yang tidak tersedia

Hanya ada sebagian kecil lokasi tambang yang menunjukkan bukti pelaporan untuk masalah yang terkait langsung dengan kepentingan masyarakat yang terkena dampak pertambangan, para pekerja, dan pemangku kepentingan lain. Hal ini termasuk informasi tentang kinerja suatu lokasi tambang terkait ketenagakerjaan lokal, pengadaan lokal, pengaduan, penggunaan air, dan dampak terhadap keanekaragaman hayati. Dari sepertiga lokasi tambang yang dinilai, tidak ditemukan adanya pelaporan kinerja terkait permasalahan di atas. Dengan tidak adanya data yang dilaporkan secara publik, perusahaan dan pemangku kepentingan lokal lebih sulit membangun hubungan atas dasar kepercayaan atau untuk terlibat dalam wacana konstruktif mengenai permasalahan yang menjadi kepentingan bersama.


Hasil keseluruhan

Hasil bidang tematik

Kinerja 30 perusahaan yang dinilai sangat bervariasi dalam masing-masing bidang tematik Indeks ini. Rentang kinerja perusahaan ternyata paling besar untuk dua bidang: Pembangunan Ekonomi dan Manajemen Daur Hidup, dengan satu atau dua perusahaan yang menunjukkan kinerja jauh lebih baik dibandingkan dengan perusahaan lain. Meskipun variasi ini sebagian merupakan akibat dari sedikitnya jumlah indikator dalam dua bidang tematik tersebut, hal ini juga mencerminkan tingkat perhatian yang sangat berbeda dari berbagai perusahaan.

Sebaliknya, tingkat kinerja secara umum ditemukan serupa untuk dua bidang lainnya: Perilaku Bisnis dan Kondisi Kerja. Sebagian besar perusahaan menunjukkan bukti bahwa mereka memang menangani beberapa unsur pada kedua bidang tersebut. Sebagai contoh, sebagian besar perusahaan telah membuat komitmen formal terkait etika bisnis serta kesehatan dan keselamatan kerja, dan menunjukkan bahwa mereka telah mengambil langkah untuk menjalankan komitmen tersebut. Banyak perusahaan menunjukkan kinerja relatif baik di bidang-bidang tertentu, dan ditemukan adanya praktik unggulan bahkan pada bidang permasalahan yang umumnya menunjukkan kinerja yang masih kurang baik. Pada saat yang sama, tingkat kinerja yang diperoleh menunjukkan adanya potensi yang jelas bagi perusahaan untuk terus meningkatkan kebijakan dan praktiknya pada bidang permasalahan EESG yang tergambar dalam semua bidang tematik.

Penting untuk dicatat bahwa hasil peringkat ini menunjukkan kinerja perusahaan secara individual bukan saja terhadap nilai maksimum yang dapat dicapai (yaitu skor 6), melainkan juga relatif terhadap praktik terbaik saat ini – yaitu, agregasi skor terbaik yang dicapai untuk semua indikator di bidang tertentu, dengan mempertimbangkan hasil dari semua perusahaan.

Banyak perusahaan menunjukkan

kinerja yang relatif baik di bidang-bidang

tematik tertentu. Pada saat yang sama,

seluruh bidang menunjukkan potensi

yang jelas untuk terjadinya perbaikan

secara terus-menerus.


Pembangunan Ekonomi Pelaksanaan Bisnis

Manajemen Daur Hidup Kesejahteraan Masyarakat

Kondisi Kerja Tanggung Jawab terhadap Lingkungan

Agregasi skor terbaik untuk semua indikator bidang tematik ini to yang telah ditetapkan.

Nilai ‘Praktik Terbaik Saat Ini’ merupakan agregasi skor terbaik yang dicapai untuk semua indikator di bidang tematik yang telah ditetapkan, dengan memperhitungkan hasil dari semua perusahaan. Nilai maksimum sebesar 6.0 adalah skor maksimum yang dapat dicapai.

Hasil keseluruhan

PRAKTIK TERBAIK SAAT INI







Hasil keseluruhan

Beragamnya perusahaan pertambangan yang berkinerja baik

Perusahaan-perusahaan yang berhasil mencapai sepuluh hasil terbaik ternyata menunjukkan hasil yang sangat berbeda-beda dari satu bidang tematik ke bidang tematik lainnya. Secara keseluruhan, 19 dari 30 perusahaan tersebut muncul setidaknya sekali di berbagai bidang tematik. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja tidak bergantung pada ukuran atau fokus komoditas perusahaan, negara tempat perusahaan tersebut beroperasi, atau negara tempat perusahaan tersebut terdaftar.

Kinerja perusahaan di satu bidang bukanlah prediktor yang kuat bagi kinerjanya di bidang lain, ataupun bagi kinerjanya secara keseluruhan.

Perusahaan yang menunjukkan kinerja baik umumnya telah mengembangkan pendekatan yang sistematis dan menyeluruh di tingkat perusahaan untuk mengelola permasalahan ekonomi, lingkungan, sosial, dan tata kelola (EESG). Mereka dapat terus meningkatkan kinerjanya dengan menerapkan pendekatan sistematis yang serupa bagi keseluruhan permasalahan EESG.

Secara keseluruhan, 19 dari 30

perusahaan muncul sebagai perusahaan

pertambangan yang menunjukkan

kinerja yang baik untuk setidaknya satu

bidang tematik. Hal ini menunjukkan

bahwa kinerja tidak bergantung

pada ukuran atau fokus komoditas

perusahaan, negara tempat perusahaan

tersebut beroperasi, atau negara tempat

perusahaan tersebut terdaftar.


Beragamnya perusahaan yang berhasil mencapai sepuluh hasil terbaik

Anglo American

Vale

CODELCO

Newmont Mining

Exxaro Resources

Barrick Gold Corp

ArcelorMittal

Vedanta Resources

Antofagasta

Glencore

Rio Tinto

Teck Resources

UC RUSAL

Anglo American

Newmont Mining

ArcelorMittal

Antofagasta

Glencore

Rio Tinto

Teck Resources

AngloGold Ashanti

Goldcorp

BHP

Manajemen Daur Hidup Kesejahteraan Masyarakat

Anglo American

Newmont Mining

Barrick Gold Corp

Glencore

Teck Resources

AngloGold Ashanti

Goldcorp

Gold Fields

Freeport-McMoRan

BHP

Vale

Newmont Mining

Barrick Gold Corp

Antofagasta

Glencore

Teck Resources

AngloGold Ashanti

Goldcorp

Anglo American

Newcrest Mining

Kondisi Kerja Tanggung Jawab terhadap Lingkungan

Anglo American

Vale

CODELCO

Newmont Mining

Glencore

Rio Tinto

Teck Resources

AngloGold Ashanti

Gold Fields

Freeport-McMoRan

Anglo American

Newmont Mining

Barrick Gold Corp

Antofagasta

Glencore

Rio Tinto

Teck Resources

AngloGold Ashanti

Goldcorp

BHP

Pembangunan Ekonomi Pelaksanaan Bisnis

1

2

3

4

-

6

7

8

9

-

-

-

-

1

2

3

4

5

-

7

8

9

10

1

2

3

4

5

-

7

8

9

10

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

2

3

4

5

6

7

8

9

-

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10


Pembangunan Ekonomi

Dalam Pembangunan Ekonomi, RMI mempertimbangkan upaya perusahaan dalam memastikan bahwa investasi dan kegiatan mereka menjadi katalisator untuk pembangunan sosial-ekonomi yang berkelanjutan di negara-negara produsen – dan tidak hanya di area yang berdekatan dengan lokasi tambangnya. Indikator Pembangunan Ekonomi menilai sejauh mana perusahaan mempertimbangkan prioritas pembangunan nasional dan peran potensialnya dalam membangun kapasitas negara produsen untuk memasok barang dan jasa bagi operasi pertambangan serta menumbuhkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan sektor ekonomi lain.

Hasil penilaian menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil perusahaan yang secara sistematis menangani masalah ini. Tiga perusahaan ([Perusahaan-I], [Perusahaan-D1], dan [Perusahaan-D]) secara signifikan mengungguli rekan-rekannya. Perusahaan-perusahaan ini cenderung memiliki program dan sistem di tingkat perusahaan yang telah terbangun dengan baik (biasanya pedoman atau standar manajemen) untuk mendukung pengadaan, peningkatan kapasitas, dan pengembangan keterampilan di tingkat nasional. Yang menarik adalah bahwa ketiga perusahaan yang masuk dalam sepuluh perusahaan dengan hasil terbaik di bidang Pembangunan Ekonomi saja (yaitu [Perusahaan-N], [Perusahaan-C1] dan [Perusahaan-X]) menunjukkan kinerja yang tergolong terbaik untuk khususnya satu bidang: pengembangan keterampilan. Semua perusahaan ini menunjukkan bukti penggunaan pendekatan sistematis untuk meningkatkan basis keterampilan nasional dan kesiapan kerja penduduk setempat di sekitar lokasi tambang mereka.

Praktik utama dalam Pembangunan Ekonomi umumnya melibatkan kemitraan kolaboratif antara perusahaan tambang dan pemangku kepentingan di dalam negeri, dengan unsur peningkatan kapasitas yang dinyatakan secara eksplisit. Hal ini termasuk, misalnya, kemitraan dengan otoritas pemerintah untuk melakukan perencanaan prakarsa pembangunan secara kolaboratif. Secara keseluruhan, pendekatan inovatif ini umumnya ditemukan di satu atau dua negara produsen, dan bukan di semua negara tempat perusahaan bersangkutan beroperasi. Dan banyak perusahaan tidak menunjukkan banyak bukti, atau bahkan tanpa bukti sama sekali, bahwa mereka telah mengadopsi perspektif tingkat nasional dalam mempercepat pembangunan sosial-ekonomi. Kesenjangan kinerja lain yang teridentifikasi dalam hal Pembangunan Ekonomi mencakup kurangnya bukti secara umum bahwa perusahaan telah secara sistematis menelusuri seberapa efektif upaya mereka dalam mengembangkan peluang pengadaan bagi pemasok di negara produsen yang berada di luar wilayah di sekitar operasi tambang perusahaan tersebut.


Hasil: Pembangunan Ekonomi


Skor

Komitmen(1 indikator)

Tindakan(3 indikator)

Efektivitas(1 indikator)

Agregasi skor terbaik untuk semua indikator bidang tematik ini.


Semua hasil perusahaan didasarkan atas data yang tersedia di ranah publik yang diperoleh analis RMI atau yang disediakan perusahaan. Pada beberapa perusahaan, hanya ada sedikit sekali informasi yang tersedia. Catatan penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa skor yang rendah bisa jadi hanya mencerminkan kurangnya informasi relevan dalam dokumentasi perusahaan yang tersedia untuk publik.


Pelaksanaan Bisnis

Dalam Pelaksanaan Bisnis, RMI mengkaji penerapan praktik bisnis yang etis oleh perusahaan dan sistem tata kelola perusahaan yang baik serta transparansi operasi mereka. Indikator Pelaksanaan Bisnis menilai sejauh mana perusahaan telah membentuk kebijakan dan sistem untuk mendukung pendekatan lintas departemen terhadap etika bisnis, mencegah perilaku tidak etis, menelusuri, melaporkan, dan menangani masalah apa pun terkait etika, dan mengungkapkan hal-hal utama di bidang tata kelola dan keuangan korporasi.

Tingkat kinerja dalam Pelaksanaan Bisnis relatif tersebar secara merata, di mana sekitar separuh perusahaan menunjukkan tingkat hasil yang hampir sama di kelompok peringkat yang lebih tinggi. Memang, Pelaksanaan Bisnis menunjukkan skor rata-rata tertinggi dibandingkan dengan bidang tematik lain. Hal ini terutama disebabkan oleh kenyataan bahwa sebagian besar perusahaan telah membuat semacam komitmen terkait etika bisnis, anti-suap dan anti-korupsi. Perusahaan yang menunjukkan kinerja baik tidak sekadar membuat komitmen kebijakan, tapi secara sistematis mengungkapkan informasi kepentingan publik terkait pajak dan pembayaran lain yang diberikan ke pemerintah. Perusahaan-perusahaan ini juga cenderung menunjukkan bukti langkah konkret yang diambil untuk memastikan adanya keragaman dan inklusivitas di dalam Dewan Direksinya.

Praktik utama untuk Pelaksanaan Bisnis mencakup, misalnya, penetapan target untuk mencapai kesetaraan gender, dan langkah inovatif untuk menjalankan komitmen terhadap etika bisnis. Dua bidang utama yang dapat dilakukan perbaikan terus-menerus, yang mana kinerjanya saat ini memang paling lemah, terkait dengan pengungkapan kepemilikan manfaat serta kontrak, lisensi, dan perjanjian yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan.


Hasil: Pelaksanaan Bisnis


Skor








Manajemen Daur Hidup

Manajemen Daur Hidup berfokus pada pengintegrasian permasalahan ekonomi, lingkungan, sosial, dan tata kelola (EESG) ke dalam pengambilan keputusan bisnis di semua fase operasi pertambangan. Indikator Manajemen Daur Hidup menilai sejauh mana perusahaan mempertimbangkan permasalahan EESG mulai dari tahap awal keterlibatannya dalam suatu operasi tambang hingga penjualan atau penutupannya, dan merencanakan sejak awal viabilitas/keberlangsungan hidup pascapenutupan tambang demi mengelola dampaknya dengan baik terhadap pekerja, masyarakat, dan lingkungan.

Kinerja pada Manajemen Daur Hidup tersebar secara sangat tidak merata di 30 perusahaan. Satu perusahaan ([Perusahaan-I]) menunjukkan kinerja jauh lebih baik dibandingkan dengan perusahaan lain. Perusahaan ini menunjukkan bahwa mereka telah mengembangkan sistem untuk menangani permasalahan EESG dalam pengambilan keputusannya terkait investasi dan potensi merger, akuisisi dan pelepasan usaha tambang, serta untuk merencanakan rehabilitasi lahan dan peluang penggunaan lahan pascapenambangan. Menariknya, satu perusahaan ([Perusahaan-C]) yang termasuk salah satu dari sepuluh hasil terbaik hanya untuk Manajemen Daur Hidup, adalah salah satu perusahaan tambang dengan kinerja terbaik khususnya untuk satu hal: memiliki sistem untuk menerapkan kriteria sosial-ekonomi dan lingkungan selama pengambilan keputusan investasi.

Praktik utama dalam Manajemen Daur Hidup sebagian besar terkait dengan perencanaan penutupan tambang dan rehabilitasi lahan.

Hasil penilaian untuk Manajemen Daur Hidup menunjukkan kesenjangan kinerja yang besar, di mana banyak perusahaan tidak menunjukkan bukti tindakan pada sejumlah permasalahan. Dua indikator yang kinerjanya paling rendah adalah menyangkut penyediaan dan pengungkapan di tingkat tapak/lokasi tambang terkait jaminan keuangan untuk penutupan tambang, dan penelusuran efektivitas tindakan perusahaan dalam memastikan transisi yang adil bagi pekerja jika terjadi perubahan besar dalam operasi pertambangan, seperti perampingan besar-besaran. Bahkan tiga perusahaan yang menunjukkan kinerja paling baik dalam Manajemen Daur Hidup tidak menunjukkan bukti adanya penelusuran semacam itu.


Hasil: Manajemen Daur Hidup


Skor








Kesejahteraan Masyarakat

Dalam Kesejahteraan Masyarakat, RMI memperhatikan interaksi sehari-hari antara perusahaan dan masyarakat yang terkena dampak pertambangan serta kelompok pemangku kepentingan utama. Indikator Kesejahteraan Masyarakat menilai sejauh mana perusahaan memiliki kebijakan dan sistem untuk menghormati hak asasi manusia, menilai, mengelola, menelusuri, dan memperbaiki dampak sosial-ekonomi yang ditimbulkannya, dan memastikan keterlibatan yang bermakna dengan kelompok pemangku kepentingan lokal termasuk perempuan, masyarakat adat, serta pertambangan rakyat dan pertambangan skala kecil.

Secara keseluruhan, bidang Kesejahteraan Masyarakat menunjukkan kinerja perusahaan yang rendah, yaitu bahwa jumlah perusahaan yang menunjukkan kinerja rendah di bidang tematik ini ternyata paling banyak secara relatif dibandingkan dengan di bidang tematik lain. Tiga perusahaan dengan kinerja terbaik (Perusahaan-I), [Perusahaan-D], dan [Perusahaan-W]) telah mengembangkan pendekatan yang lebih sistematis untuk menangani risiko dan dampak (misalnya, uji tuntas hak asasi manusia dan penilaian dampak sosial-ekonomi), untuk menjalin kerja sama dengan masyarakat setempat, dan untuk mendukung pengembangan bisnis lokal.

Praktik utama untuk Kesejahteraan Masyarakat meliputi, misalnya, pendekatan sistematis untuk mengembangkan kewirausahaan lokal, dan upaya inovatif untuk mendukung pemasok lokal.

Kinerja perusahaan khususnya masih sangat kurang dalam hal memberikan perhatian pada satu kelompok pemangku kepentingan secara khusus: hampir tidak ada perusahaan yang secara eksplisit berkomitmen untuk melindungi para pembela hak asasi manusia. Dan meskipun beberapa perusahaan mungkin memiliki sistem untuk menangani dampak yang ditimbulkannya terhadap perempuan di masyarakat setempat, tidak ada perusahaan yang menunjukkan bukti upaya mereka dalam menelusuri seberapa baik mereka mengelola dampak tersebut. Bidang lain di mana sebagian besar dari 30 perusahaan yang dinilai ini tidak menunjukkan bukti adanya tindakan sistematis ialah dalam hal menelusuri kinerja mereka dalam memastikan bahwa mata pencaharian warga kembali pulih atau bahkan meningkat setelah dilakukannya pemukiman kembali.


Score

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

Score

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

Hasil: Kesejahteraan Masyarakat


Skor








Kondisi Kerja

Kondisi Kerja mencakup hak karyawan dan pekerja kontrak untuk bekerja dalam kondisi yang aman dan sehat, mengungkapkan keprihatinan mereka dan berorganisasi dalam hal ketenagakerjaan, serta menerima perlakuan yang adil dalam perekrutan, pemekerjaan, dan promosi/kenaikan pangkat. Indikator Kondisi Kerja menilai bagaimana perusahaan memastikan adanya penghargaan terhadap hak-hak tersebut, dan penghapusan praktik perburuhan yang buruk.

Kendati Kondisi Kerja adalah bidang tematik yang memiliki kinerja paling rendah, secara keseluruhan tingkat kinerja tersebar cukup merata di 30 perusahaan, di mana hanya dua atau tiga perusahaan yang berkinerja jauh lebih baik atau jauh lebih buruk dibandingkan kebanyakan perusahaan lainnya. Kemiripan tingkat kinerja sebagian besar disebabkan oleh kenyataan bahwa sebagian besar perusahaan memperhatikan indikator komitmen pada satu permasalahan – kesehatan dan keselamatan kerja. Hampir semua perusahaan telah membuat komitmen formal untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat, dan kebanyakan perusahaan juga menelusuri dan melaporkan kinerjanya di bidang ini serta menunjukkan bukti upaya peningkatan kinerja mereka di bidang kesehatan dan keselamatan kerja. Namun begitu, jumlah kematian di tempat kerja yang tercatat dalam riset mengenai dampak buruk (dilaporkan sebanyak 331 korban jiwa untuk tahun 2015 dan 2016) memberikan bahan renungan terkait komitmen yang hampir universal terhadap persoalan ini. Dan ada banyak perusahaan yang memperlihatkan tindakan ala kadarnya pada isu lain, di luar tanggung jawab inti terkait kesehatan dan keselamatan kerja ini.

Dua perusahaan dengan kinerja paling baik di bidang Kondisi Kerja (AngleGold Ashanti dan Anglo American) telah melangkah lebih jauh dengan secara sistematis menangani risiko praktik perburuhan yang buruk, seperti penggunaan pekerja paksa dan pekerja anak.

Praktik utama dalam hal Kondisi Kerja terkait dengan, misalnya, upaya khusus untuk memenuhi kebutuhan pekerja perempuan dan mendorong penghargaan terhadap keragaman di antara tenaga kerja.

Namun begitu, masih ada kesenjangan kinerja yang menonjol, karena hampir tidak ada perusahaan yang menunjukkan bukti bahwa mereka telah menangani topik berikut ini: menilai apakah upah yang mereka bayarkan kepada pekerja sudah sesuai dengan, atau melampaui, standar upah hidup, melacak kinerja mekanisme pengaduan dari pekerja, dan mencegah semua bentuk diskriminasi di tempat kerja.


0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

Hasil: Kondisi Kerja


Skor








Tanggung Jawab terhadap LingkunganTanggung Jawab terhadap Lingkungan berkaitan dengan berbagai dampak terhadap lingkungan hidup yang terkait dengan penambangan. Indikator Tanggung Jawab terhadap Lingkungan menilai sejauh mana perusahaan memenuhi tanggung jawabnya untuk secara sistematis mencegah, menghindari, meredam, dan mengelola dampak yang ditimbulkannya terhadap, antara lain, permasalahan kualitas udara, kualitas dan kuantitas air, keanekaragaman hayati, emisi gas rumah kaca dan kebisingan serta getaran yang dihasilkan dari kegiatan mereka.

Kinerja perusahaan dalam hal Tanggung Jawab terhadap Lingkungan menunjukkan perkembangan bertahap dari perusahaan yang berkinerja rendah ke tinggi. Dalam hal Tanggung Jawab terhadap Lingkungan inilah relatif banyak perusahaan menunjukkan bukti penelusuran kinerja mereka, terutama pada dua hal: manajemen emisi gas rumah kaca dan konsumsi energi. Perusahaan yang menunjukkan kinerja yang baik juga menunjukkan bukti penelusuran kinerja mereka pada permasalahan lain, termasuk manajemen risiko terkait limbah tambang, dan keanekaragaman hayati.

Praktik utama dalam Tanggung Jawab terhadap Lingkungan meliputi, misalnya, pengungkapan sistematis atas data pemantauan kualitas udara di tingkat tapak/lokasi tambang dan dalam waktu-nyata/seketika (real-time), serta tindakan inovatif untuk menelusuri dan mengurangi dampak seperti kebisingan dan getaran.

Satu bidang dengan potensi besar untuk dilakukannya peningkatan secara terus-menerus adalah dalam hal pengungkapan jaminan keuangan di tingkat tapak/lokasi tambang untuk penanggulangan bencana dan upaya pemulihan sesudahnya. Secara signifikan, tidak ditemukan bukti adanya pengungkapan jaminan keuangan yang terpilah berdasarkan lokasi tambang.


0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

Hasil: Tanggung Jawab terhadap Lingkungan


Skor








Hasil per lokasi tambang

Sebagian besar indikator RMI berlaku untuk kebijakan dan praktik secara menyeluruh di tingkat perusahaan, dan terkait dengan perilaku pada perusahaan sebagai suatu keseluruhan. Pada saat bersamaan, enam indikator telah diterapkan di tingkat lokasi tambang untuk memberikan informasi yang dipilah hingga ke tingkat masing-masing operasi pertambangan. Meski tidak termasuk dalam skor perusahaan tingkat bidang tematik, indikator di tingkat lokasi tambang ini membantu menyoroti bagaimana perusahaan mengatasi beberapa masalah paling penting bagi pekerja, penduduk setempat, lingkungan setempat, dan perekonomian setempat. Semua indikator ini juga menunjukkan seberapa konsisten perusahaan menerapkan kebijakan dan praktik mereka di seluruh operasinya.

Untuk keperluan penilaian, lokasi yang dipilih dari setiap perusahaan bisa mencapai hingga lima lokasi. Semua lokasi ini terletak di negara dengan perekonomian yang sedang berkembang atau tengah menjulang (emerging) dan/atau negara dengan tingkat ketimpangan yang tinggi. Untuk perusahaan yang punya kurang dari lima lokasi yang dapat dipilih, semua lokasi tersebut akan masuk dalam penilaian. Penilaian telah dilakukan terhadap sebanyak 127 lokasi tambang dari 30 perusahaan.

Penting untuk dicatat bahwa indikator di tingkat tapak/lokasi tambang mencakup tindakan yang sangat spesifik oleh operasi pertambangan. Untuk masing-masing dari keenam topik yang tercakup dalam indikator tersebut (yaitu pengadaan lokal, ketenagakerjaan lokal, mekanisme pengaduan masyarakat, mekanisme pengaduan pekerja, pengelolaan kualitas dan kuantitas air, serta pengelolaan keanekaragaman hayati), indikator dimaksud menilai seberapa jauh suatu tapak/lokasi tambang:

Menelusuri dan melaporkan kinerja mereka dalam permasalahan ini; Menggunakan angka dasar atau target untuk keperluan penelusuran ini; dan Menunjukkan adanya peningkatan secara terus-menerus dalam kinerja mereka.

Indikator-indikator tersebut dirancang untuk mengetahui sejauh mana lokasi tambang menelusuri kinerjanya pada isu tertentu dan menunjukkan perbaikan dalam kinerjanya; indikator tersebut tidak dimaksudkan untuk mengukur tingkat kinerja aktual dalam mengelola isu tersebut, karena ini sangat kontekstual dan sulit untuk dinilai secara adil untuk semua lokasi tambang. Penting juga untuk dicatat bahwa semua indikator di tingkat tapak/lokasi tambang ini telah dipilih untuk mencakup topik-topik di mana perusahaan dapat secara wajar diharapkan menelusuri, dan melaporkan kinerja mereka secara publik. Hal-hal ini harus diingat pada saat membaca hasil penilaian.

Enam grafik di bawah ini menunjukkan skor 127 lokasi tambang yang telah dinilai untuk masing-masing dari keenam indikator tingkat lokasi tambang.

0

1

2

3

4

5

6

0

1

2

3

4

5

6

0

1

2

3

4

5

6

Pengadaan lokal Ketenagakerjaan lokal Pengaduan masyarakat

83 lokasi tambang mendapat skor 0 57 lokasi tambang mendapat skor 0 103 lokasi tambang mendapat skor 0


Pengamatan

Kinerja pada indikator lokasi tambang sangat bervariasi. Berdasarkan bukti yang ada, nampaknya tidak ada satu perusahaan pun yang memiliki pendekatan sistematis yang efektif secara menyeluruh di tingkat perusahaan terhadap pelaporan tingkat lokasi tambang karena tidak satu pun dari 30 perusahaan yang dinilai menunjukkan pelaporan yang konsisten di semua indikator dan di semua lokasi tambang yang dinilai. Dua lokasi ([Lokasi-1] dan [Lokasi-2]) menunjukkan kinerja yang jauh lebih baik dibandingkan lokasi lain dalam hal penelusuran dan pelaporan semua permasalahan yang tercakup dalam indikator lokasi tambang. Faktor penyebab di balik kinerja yang lebih baik ini terlihat lebih nyata pada [Lokasi-1], yang tunduk pada persyaratan pelaporan International Finance Corporation (IFC) sebagai investor, dibandingkan dengan [Lokasi-2].

Ada tiga indikator yang menonjol karena kurangnya bukti yang ditemukan pada penelusuran kinerja. Semua ini terkait dengan kinerja mekanisme pengaduan masyarakat dan pekerja serta pengelolaan keanekaragaman hayati; sebagian besar lokasi tambang tidak menunjukkan bukti penelusuran efektivitas pekerjaan mereka pada permasalahan tersebut (lihat tabel di bawah ini). Namun secara lebih luas, hasil untuk keenam indikator menunjukkan bahwa banyak lokasi yang tidak memberikan informasi yang relevan. Memang, pada sekitar sepertiga (35%) lokasi tambang yang dinilai tidak ditemukan adanya bukti pelaporan kinerja mengenai permasalahan tersebut. Umumnya, sangat sedikit perusahaan memberikan informasi yang dipilah menurut lokasi tambang.

Ringkasan hasil penilaian lokasi tambang

Indikator lokasi tambang Jumlah lokasi dengan skor 4 atau lebih (dari 6)*

Jumlah lokasi dengan skor 0*

Pengadaan lokal 16 83

Ketenagakerjaan lokal 11 57

Pengaduan masyarakat 7 103

Pengaduan pekerja 1 119

Kualitas dan kuantitas air 3 73

Pengelolaan keanekaragaman hayati 7 104

*Total jumlah lokasi tambang yang dinilai: 127.

0

1

2

3

4

5

6

0

1

2

3

4

5

6

0

1

2

3

4

5

6

Pengaduan pekerja Kualitas dan kuantitas air Pengelolaan keanekaragaman hayati

119 lokasi tambang mendapat skor 0 73 lokasi tambang mendapat skor 0 104 lokasi tambang mendapat skor 0


Pengamatan

Hasil RMI 2018 menunjukkan bahwa perusahaan di seluruh industri pertambangan berada pada berbagai tahap kematangan dalam pendekatan mereka terhadap permasalahan ekonomi, lingkungan, sosial dan tata kelola. Bagian ini menyoroti beberapa masalah lintas-bidang dan situasi kontekstual pada bagian-bagian yang umumnya menunjukkan kinerja yang masih kurang baik, dan menguraikan bagaimana pendekatan yang lebih sistematis terhadap bidang fokus ini dapat memberikan manfaat/keuntungan pada industri pertambangan dan masyarakat yang terkena dampak pertambangan.

Bukti tindakanMeski sejumlah perusahaan secara terbuka menyediakan informasi yang berguna dan bermakna tentang kebijakan dan praktik mereka, banyak perusahaan lain yang hanya mengungkapkan sejumlah informasi terbatas. Sebagai penilaian berbasis bukti, hasil RMI mencerminkan perbedaan ini karena perusahaan harus mampu menunjukkan, bukan hanya mengklaim, bahwa mereka telah memiliki kebijakan dan praktik yang bertanggung jawab. Adalah masuk akal untuk diasumsikan bahwa beberapa perusahaan bisa jadi telah melakukan lebih banyak hal dibandingkan dengan apa yang telah dilaporkan secara publik: kinerja yang ditunjukkan dalam Indeks mungkin bisa jauh lebih baik jika perusahaan lebih transparan terkait manajemen masalah EESG mereka. Keterbukaan yang lebih besar juga akan memungkinkan dilakukannya lebih banyak lagi pembelajaran dan saling berbagi praktik baik.

Perspektif atas risiko dan dampakMeskipun perusahaan yang menunjukkan kinerja baik menilai dan menangani isu-isu yang penting/menonjol bagi masyarakat, lingkungan, dan perekonomian di negara produsen, banyak perusahaan mengadopsi perspektif yang lebih konvensional dengan berfokus hanya pada isu-isu yang penting/material bagi bisnis mereka. Misalnya, sebagian besar perusahaan yang berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan (litbang) memfokuskan kegiatan litbang mereka terutama untuk meningkatkan produktivitas atau efektivitas biaya operasional mereka. Hanya sebagian kecil perusahaan yang mengupayakan agar kegiatan litbang mereka bisa lebih menghindari dan mengurangi risiko serta dampak buruk pertambangan atau menciptakan peluang untuk mendapatkan hasil EESG yang bermanfaat. Sejalan dengan Prinsip Panduan PBB tentang Bisnis dan Hak Asasi Manusia, perusahaan dapat menunjukkan kepemimpinan dengan secara sistematis mempertimbangkan risiko dan dampak melalui kacamata tingkat kepentingan/keterdampakan (salience) yang inklusif.3

EfektivitasPerusahaan-perusahaan yang dinilai secara konsisten menunjukkan kurang banyak bukti terkait penelusuran kinerja mereka dibandingkan dengan bukti bahwa mereka telah membuat komitmen atau mengambil tindakan. Bahkan pada masalah lingkungan, di mana penelusuran kinerja lebih umum dilakukan, masih terdapat kesenjangan yang signifikan. Sebagai contoh, sepertiga perusahaan tidak menunjukkan bukti penelusuran kinerja mereka dalam mengelola keanekaragaman hayati. Penelusuran kinerja yang lebih sistematis terkait pengelolaan mereka atas permasalahan EESG dapat membantu perusahaan untuk lebih ‘mengetahui dan mempertunjukkan’ - yaitu memahami seberapa efektif tindakan yang sudah mereka lakukan, dan menunjukkan hal ini kepada pemangku kepentingan lain. Penelusuran kinerja juga dapat membantu perusahaan untuk lebih baik dalam mengarahkan upaya mereka menuju perbaikan yang berkelanjutan/terus-menerus.

3 Istilah tingkat kepentingan/keterdampakan (salience) di sini digunakan sejalan dengan logika Prinsip Panduan PBB tentang Bisnis dan Hak Asasi Manusia. Istilah ini mengacu kepada makna penting suatu masalah atau dampak yang ditentukan bukan oleh kepentingan bisnis korporat tapi berdasarkan kepentingan masyarakat pada umumnya, termasuk keseluruhan pemangku kepentingan (termasuk perusahaan).


Konteks pembangunan ekonomiKurang dari sepertiga perusahaan menunjukkan komitmen untuk turut memperhatikan rencana pembangunan negara produsen hingga di luar wilayah sekitar operasi pertambangan mereka. Beberapa perusahaan menunjukkan bukti adanya kerja sama dengan pemerintah, mitra, dan pemangku kepentingan lain untuk mengembangkan pendekatan strategis terhadap pembangunan regional atau nasional, namun inisiatif ini cenderung menjadi tindakan yang terpisah alih-alih menjadi bagian dari pendekatan secara menyeluruh di tingkat perusahaan. Upaya bersama untuk bekerja sama dengan mitra pembangunan di negara produsen dapat membantu industri pertambangan untuk berkontribusi secara lebih baik dalam pembangunan ekonomi secara luas dan mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDG).

Pengungkapan kontrak dan kepemilikan manfaatTidak ada satu pun perusahaan (bahkan perusahaan yang beroperasi di negara yang tunduk pada persyaratan EITI) yang menunjukkan bahwa mereka secara sistematis mengungkapkan kontrak, lisensi, dan perjanjian yang diberikan kepada mereka oleh pemerintah, dan hanya sedikit perusahaan yang mengungkapkan rincian tentang kepemilikan manfaat perusahaan tersebut. Mengingat makna penting dan potensi pertambangan bagi perekonomian nasional di banyak negara, pengungkapan secara sistematis kontrak pertambangan dan nama-nama pemilik manfaat dapat membantu meningkatkan integritas kontrak, mencegah korupsi, dan menjaga kepentingan ekonomi lintas generasi di masyarakat.

Hak asasi manusiaHampir semua perusahaan telah menyatakan komitmen mereka dalam menghormati hak asasi manusia, namun hanya separuh di antaranya yang telah membuat komitmen formal yang secara eksplisit sejalan dengan Prinsip Panduan PBB tentang Bisnis dan Hak Asasi Manusia. Hanya 30% perusahaan menunjukkan bukti telah memiliki sistem untuk menilai masalah hak asasi manusia guna menghindari, meminimalkan, dan mengurangi berbagai dampak buruk. Jumlah perusahaan yang melaporkan secara terbuka tentang bagaimana mereka mengelola dampak hak asasi manusia yang ditimbulkan bahkan lebih sedikit lagi.

Karena sektor pertambangan dikaitkan dengan kerapnya pelanggaran hak asasi manusia yang terkait dengan manajemen keamanan, penting bagi perusahaan pertambangan untuk menunjukkan bahwa mereka menanggapi permasalahan ini dengan serius. Hanya tujuh perusahaan yang menunjukkan bukti penelusuran atau peninjauan terhadap efektivitas upaya yang mereka lakukan dalam mengatasi potensi pelanggaran hak asasi manusia yang terkait dengan manajemen keamanan, yang sejalan dengan Prinsip Sukarela tentang Keamanan dan Hak Asasi Manusia.

Pembela hak asasi manusiaHanya satu perusahaan yang menunjukkan bukti telah membuat komitmen eksplisit untuk menghormati hak pembela hak asasi manusia di wilayah operasinya. Karena ruang publik bagi masyarakat sipil mengalami penyusutan di banyak belahan dunia, sangat penting bagi perusahaan tambang untuk secara eksplisit menunjukkan penghormatan mereka terhadap hak para pembela hak asasi manusia.


Pengaduan dan pemulihanDengan sejumlah kecil pengecualian, hanya ada sedikit bukti bahwa perusahaan menelusuri dan meninjau seberapa efektif mekanisme pengaduan mereka, baik untuk masyarakat maupun pekerja. Banyaknya perusahaan yang kurang dapat menunjukkan bukti tentang penelusuran kinerja mekanisme pengaduan mereka menyiratkan bahwa perusahaan tidak melihat perlunya menunjukkan bahwa mekanisme ini berjalan dengan baik, dan hal ini bahkan dapat menunjukkan bahwa perusahaan tidak terlalu tertarik untuk mengetahui apakah mekanismenya berjalan atau tidak. Pelaporan secara publik tentang bagaimana pengaduan pekerja dan masyarakat ditangani dan seperti apa upaya pemulihan yang disediakan dapat membantu membangun kepercayaan pemangku kepentingan terhadap mekanisme tersebut.

Upah hidupSelain adanya sebuah studi di salah satu lokasi tambang, tidak satu pun dari tiga puluh perusahaan yang dinilai menunjukkan bukti penelusuran kinerja mereka dalam memenuhi atau melampaui standar upah hidup. Menggunakan upah hidup yang kontekstual sebagai tolok ukur dalam menetapkan upah, bahkan di negara-negara yang belum memiliki standar upah hidup, memungkinkan perusahaan untuk menunjukkan bahwa mereka membuat pekerja-pekerjanya memiliki martabat dan sarana untuk memenuhi kebutuhan dasar pekerja dan berpartisipasi dalam masyarakat. Pada perusahaan yang mengaku telah membayar upah di atas upah hidup, tidak ada bukti sistematis untuk membuktikan bahwa hal ini telah teruji.

PerempuanSangat sedikit perusahaan yang menunjukkan bukti bahwa perusahaan telah memastikan secara sistematis bahwa kegiatan operasional mereka sudah memasukkan isu-isu gender. Misalnya, hanya 20% perusahaan yang menunjukkan bukti telah melakukan pendekatan sistematis dalam memastikan bahwa pekerja perempuan dilindungi dari pelecehan dan eksploitasi seksual. Pada masyarakat yang terkena dampak pertambangan, tindakan sistematis oleh perusahaan terkait gender juga masih kurang. Hal ini mencakup, misalnya, mengambil langkah-langkah untuk memfasilitasi partisipasi perempuan dalam kegiatan pelibatan masyarakat atau untuk melibatkan perempuan dan laki-laki dalam kegiatan pengembangan usaha di tingkat setempat. Tak satu pun dari perusahaan tersebut yang menunjukkan bukti bahwa mereka menelusuri kinerjanya dalam mengelola dampak aktivitas perusahaan terhadap perempuan. Meninjau dan memperbaiki cara-cara yang digunakan perusahaan dalam mengelola dampak pertambangan terhadap perempuan di tempat kerja dan di dalam masyarakat yang terkena dampak dapat membuat perusahaan mampu lebih baik lagi dalam mengatasi risiko dan kerugian serius yang dihadapi perempuan.

PemudaHanya sedikit perusahaan yang menunjukkan bukti bahwa mereka telah membuat ketentuan untuk secara sistematis membuat pemuda yang terkena dampak pertambangan dilibatkan dalam inisiatif pengembangan keterampilan dan dukungan bagi bisnis lokal yang diberikan oleh perusahaan. Tidak jauh berbeda, hanya sekitar 10% perusahaan menunjukkan bukti bahwa mereka telah secara sistematis melakukan upaya khusus untuk melibatkan para pemuda dalam kegiatan pelibatan kerja sama dengan masyarakat. Memberdayakan dan melibatkan pemuda dapat membantu perusahaan mengatasi kebutuhan dan aspirasi anak muda yang sering diabaikan, dan secara lebih baik menjamin stabilitas dan kelangsungan hidup di masa depan pada masyarakat yang terkena dampak pertambangan.


Anak-anakTidak ada perusahaan yang menunjukkan bukti bahwa mereka telah secara khusus menilai dampak kegiatannya terhadap anak. Selain itu, hanya sekitar 35% perusahaan yang menunjukkan bukti bahwa mereka telah memiliki sistem untuk menilai risiko pekerja anak dan mengelola risiko ini jika teridentifikasi. Menilai dan menangani risiko dan dampak kegiatan pertambangan terhadap anak dapat membantu perusahaan melindungi sebagian pemangku kepentingan yang paling rentan terkena dampak pertambangan.

Masyarakat AdatBeberapa perusahaan memang membuat komitmen eksplisit untuk menghormati hak Masyarakat Adat untuk memberikan persetujuan atas dasar informasi di awal tanpa paksaan (PADIATAPA), namun kurang dari sepertiga perusahaan menunjukkan bahwa, jika memang sesuai, mereka secara sistematis mengembangkan rencana untuk menghormati hak, kepentingan, kebutuhan, dan perspektif Masyarakat Adat. Dengan tidak hanya sekadar mengandalkan musyawarah maupun upaya sistematis untuk mendapatkan persetujuan atas dasar informasi di awal tanpa paksaan dari Masyarakat Adat akan dapat membantu perusahaan untuk secara efektif menghormati hak dan kepentingan mereka.

Pertambangan rakyat dan pertambangan skala kecil (Artisanal and Small-scale Mining/ASM)Delapan dari 30 perusahaan mengklaim bahwa ASM bukanlah permasalahan yang relevan bagi mereka, dan hanya enam perusahaan yang dinilai menunjukkan bahwa mereka memiliki sistem untuk memastikan bahwa operasi mereka mengembangkan strategi untuk melibatkan pekerja ASM dan masyarakat, bilamana aktivitas ASM berlangsung di dekat lokasi tambang. Masih sedikit perusahaan yang memiliki sistem untuk memastikan bahwa operasi mereka memberikan bantuan teknis atau mendukung mata pencaharian alternatif bagi ASM. Membangun pendekatan yang sistematis dan konstruktif untuk melibatkan ASM dapat membantu perusahaan mendukung mata pencaharian yang lebih aman dan lebih berkelanjutan bagi pekerja ASM dan masyarakat.

Viabilitas pascapenutupan tambangSangat sedikit bukti yang menunjukkan bahwa perusahaan secara sistematis menangani masalah viabilitas/keberlanjutan mata pencaharian masyarakat dan pekerja setempat pascapenutupan tambang. Hanya sepertiga dari perusahaan yang dinilai yang memiliki sistem untuk memastikan bahwa operasi mereka menyusun rencana transisi pascapenutupan tambang untuk masyarakat lokal, dan jumlah perusahaan yang memiliki sistem serupa untuk menyusun rencana transisi bagi pekerja mereka juga kurang lebih sama. Perencanaan yang berkelanjutan dan kolaboratif dengan para pemangku kepentingan yang terkena dampak ini dapat membantu perusahaan dalam memastikan masa depan yang berkelanjutan dan warisan positif ketika kegiatan pertambangan mereka berhenti beroperasi.

Penafian

Temuan, simpulan, dan penafsiran dalam laporan Responsible Mining Index (RMI) 2018 ini tidak serta-merta mewakili pandangan penyandang dana, wali amanat, dan karyawan Responsible Mining Foundation, serta pihak-pihak lain yang berpartisipasi dalam proses konsultasi dan yang bertindak selaku penasihat terkait penyusunan laporan ini.

Laporan ini dimaksudkan untuk keperluan informasi saja dan tidak dimaksudkan sebagai materi promosi dalam hal apa pun. Laporan ini tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi dalam hal akuntansi, hukum, pajak atau investasi, dan tidak pula dimaksudkan sebagai penawaran atau permohonan untuk pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Untuk memahami sepenuhnya metodologi Responsible Mining Index 2018, harap baca masing-masing bagian di situs web.

RMI mencari bukti kebijakan dan praktik perusahaan terkait permasalahan ekonomi, lingkungan, sosial, dan tata kelola (EESG), tetapi tidak berupaya mengukur hasil aktual yang dicapai untuk permasalahan EESG tersebut. Hasil yang diperoleh hanya didasarkan pada bukti yang bersumber dari informasi di ranah publik atau yang disediakan oleh perusahaan sebagai data terbuka. Meski informasi ini diyakini dapat dipercaya, tidak ada jaminan yang dapat diberikan terkait keakuratan atau kelengkapan informasi tersebut, dan juga tidak tertutup kemungkinan bahwa kebijakan dan praktik mungkin memang sudah ada, namun belum dapat dipertimbangkan RMI untuk keperluan penilaian. Dalam hal ini, perusahaan yang mendapati skor rendah tidak serta-merta mencerminkan bahwa perusahaan tersebut kurang memiliki kebijakan dan praktik yang relevan; karena hal tersebut mungkin saja disebabkan oleh kurangnya pelaporan publik yang dilakukan oleh perusahaan, keterbatasan dalam mengakses informasi, dan/atau kesulitan dalam mengakses portal perusahaan RMI.

Perlu dicatat bahwa sebelum dipublikasikan, semua perusahaan yang diikutkan dalam Index ini telah diminta untuk memeriksa keakuratan fakta dari bukti dan data kontekstual yang mendasari penyusunan Indeks ini, dan untuk meninjau informasi perusahaan yang ada di perpustakaan dokumen RMI.

Meski segenap upaya telah dilakukan untuk memverifikasi keakuratan terjemahan, versi bahasa Inggris tetap merupakan versi final. RMI berhak menerbitkan daftar koreksi atas kesalahan dalam tulisan (corrigenda) di halaman situs webnya, dan pembaca laporan RMI 2018 hendaknya mengecek halaman situs web untuk mengetahui apabila ada koreksi atau klarifikasi. www.responsibleminingindex.org

Informasi hak cipta

Semua data dan konten tertulis dilindungi oleh lisensi berdasarkan Lisensi Internasional Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 (CC BY-NC 4.0). Pengguna bebas untuk membagikan dan mengadaptasikan materi yang ada, namun harus memberikan sebentuk pengakuan (credit) yang sepatutnya, memberikan tautan ke lisensi yang terkait, dan menunjukkan jika ada perubahan. Materi berlisensi tidak boleh digunakan untuk tujuan komersial ataupun digunakan dalam cara-cara yang diskriminatif, merendahkan, atau menyimpang. Saat melakukan kutipan, mohon gunakan atribusi sebagai berikut: “Responsible Mining Index 2018 (RMI), Responsible Mining Foundation (RMF).” Konten berupa gambar, foto, dan video yang terdapat di situs web RMI dan RMF tidak termasuk dalam lisensi ini, kecuali jika dinyatakan demikian.

https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/

https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/.





responsibleminingindex.org



responsible mining index 2018 · perusahaan tambang, ... keputusan untuk tidak memasukkan hasil...

Documents