resi gudang sebagai agunan dalam pembiayaan...

86
RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN KOMODITI TIMAH (Studi Atas Pembiayaan antara PT. Panca Mega Persada dengan PT. Bank Syariah Mandiri) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) OLEH DARA MAILANI 11140460000033 PROGRAM STUDI MUAMALAT (HUKUM EKONOMI SYARIAH) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2018 M

Upload: buinhi

Post on 10-Jul-2019

252 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

i

RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN KOMODITI

TIMAH (Studi Atas Pembiayaan antara PT. Panca Mega Persada dengan PT.

Bank Syariah Mandiri)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

OLEH

DARA MAILANI

11140460000033

PROGRAM STUDI MUAMALAT (HUKUM EKONOMI SYARIAH)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H / 2018 M

Page 2: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

i

RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN KOMODITI

TIMAH (Studi Atas Pembiayaan Antara PT. Panca Mega Persada Dengan PT.

Bank Syariah Mandiri)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh

Dara Mailani

11140460000033

Di Bawah Bimbingan

Faris Satria Alam, SHI., MH.

NIDN. 0325038802

PROGRAM STUDI MUAMALAT (HUKUM EKONOMI SYARIAH)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H / 2018

Page 3: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Resi Gudang Sebagai Agunan Dalam Pembiayaan Komoditi

Timah (Studi Atas Pembiayaan antara PT. Panca Mega Persada dengan PT. Bank

Syariah Mandiri)”, yang ditulis oleh Dara Mailani, NIM 11140460000033, telah

diujikan dalam sidang skripsi pada Jumat, 05 Oktober 2018. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H.) pada Program

Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalat) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 05 Oktober 2018

Mengesahkan

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,

Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A.

NIP. 19691216 199603 1 001

Panitia Sidang :

Ketua : A.M. Hasan Ali, MA (………………….)

NIP. 19751201 200501 1 005

Sekretaris : Dr. Abdurrauf, M.A (………………….)

NIP. 19731215 200501 1 002

Pembimbing : Faris Satria Alam, SHI., MH. (………………….)

NIDN. 0325038802

Penguji I : Dr. Moch. Bukhori Muslim, M.A (………………….)

NIP. 19760626 200901 1 013

Penguji II : Dr. Khamami Zada, S.H., M.A (………………….)

NIP. 19750102 200312 1 001

Page 4: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh Gelar Strata Satu (S1) Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 05 Oktober 2018

Dara Mailani

NIM 11140460000033

Page 5: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

iv

ABSTRAK

Dara Mailani. NIM 11140460000033. RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN

DALAM PEMBIAYAAN KOMODITI TIMAH (Studi Atas Pembiayaan antara PT.

Panca Mega Persada dengan PT. Bank Syariah Mandiri), Fakultas Syariah dan

Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1440 Hijriah/2018 M.

Lx + 62 halaman 12 halaman lampiran.

Studi ini bertujuan untuk menjelaskan kedudukan para pihak dalam

pembiayaan komoditi timah, dan pengaturan hukum pembiayaan komoditi timah

dengan agunan resi gudang antara PT. Panca Mega Persada dan PT. Bank Syariah

Mandiri. Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya pertambangan yang

melimpah, terutama timah yang ada di pulau bangka. Namun, pada tahun 2014-2016

harga timah didunia cenderung menurun dari sekitar USD 24000/metric ton turun

sampai USD 14000/metric ton, akibat itu para pengusaha tambang mengalami

kesulitan dalam hal permodalan. Dengan adanya sistem resi gudang yang diatur

dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 9 tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang, dinilai dapat menjadi

alternatif bagi para pelaku usaha tambang untuk mendapat modal dalam

mengembangkan usahanya. Demi mendukung program pemerintah, Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan mengeluarkan peraturan PBI No. 14 tahun 2012 dan

POJK No. 16 tahun 2014 mengenai dibolehkannya resi gudang sebagai jaminan/

agunan dalam kredit atau pembiayaan di perbankan konvensional dan perbankan

syariah. Salah satu bank syariah yang menerima resi gudang sebagai agunan adalah

PT. Bank Syariah Mandiri, dimana pembiayaan tersebut terjadi pada tahun 2015.

Pembiayaan tersebut terjadi antara PT. Bank Syariah Mandiri dengan PT. Panca

Mega Persada dengan obyek pembiayaan komoditi timah.

Page 6: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

v

Penelitian ini adalah penelitian hukum yuridis-normatif dengan bentuk

analisis-deskriptif. Pendekatan masalah yang digunakan adalah pendekatan

perundang-undangan (statute approach). Data yang digunakan adalah data sekunder

yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum

tersier. Pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi dan wawancara

dengan pihak BSM. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis isi (analysis

content).

Hasil penelitian dan pembahasan ini menentukan dua hal yaitu Bagaimana

kedudukan para pihak dalam pembiayaan komoditi timah? dan Bagaimana

pengaturan pembiayaan komoditi timah dengan agunan resi gudang antara PT. Panca

Mega Persada dengan PT. Bank Syariah Mandiri?. Acuan hukum yang digunakan

adalah UU No. 9 tahun 2011 tentang Perubahan Atas UU No. 9 Tahun 2006

Tentang Sistem Resi Gudang, PP No. 70 tahun 2013 perubahan atas PP No. 36 tahun

2007, Permendag No. 37 tahun 2011, POJK No. 16 tahun 2014 tentang Penilaian

Aset BUS dan UUS, Fatwa DSN MUI No. 8 tahun 2000 tentang Pembiayaan

Musyarakah, dan Fatwa DSN MUI No. 55 tahun 2007 Pembiayaan Rekening Koran

Syariah Musyarakah.

Kata kunci: Timah, Sistem Resi Gudang, Pembiayaan Perbankan Syariah.

Pembimbing : Faris Satria Alam, SHI., MH.

Daftar Pustaka : 2001 s.d. 2018

Page 7: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

vi

Kata Pengantar

يم ب ح الر حمن للاه الر سم

Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan segala rahmat, nikmat, kekuatan, kesabaran, dan kemudahan sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga

senantiasa tercurahkan bagi Rasulullah Muhammad Saw beserta keluarga, sahabat

dan kaum muslimin yang istiqamah di jalan-Nya hingga akhir.

Skripsi ini penulis beri judul “RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM

PEMBIAYAAN KOMODITI TIMAH (Studi Atas Pembiayaan antara PT.

Panca Mega Persada dengan PT. Bank Syariah Mandiri)”. Skripsi ini merupakan

salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana pada program studi

Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai

pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan rasa hormat dan ucapan

terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, Bapak Asep Saepudin Jahar, MA. beserta seluruh

pimpinan, karyawan dan staf yang telah membantu penulis selama penulis

belajar dan mencari ilmu di kampus ini.

2. Bapak AM Hasan Ali dan Bapak Abdurrauf selaku ketua prodi dan sekertaris

prodi yang telah memberikan kemudahan atas urusan administrasi akademik.

3. Bapak Faris Satria Alam, SHI, MH selaku dosen pembimbing skiripsi yang

telah memberikan saran dan bimbingannya terkait skripsi ini.

4. Bapak Syahrul A’dam, MA. selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan saran dan bimbingan terkait akademik penulis.

Page 8: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

vii

5. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang tanpa lelah dan penuh

kesabaran memberikan ilmu yang sangat bermanfaat untuk penulis dalam

menghadapi masa depan.

6. Pihak-pihak terkait, segenap Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan

Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam pencarian

referensi, sumber dan data yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan skripsi

ini.

7. Bapak Alm. Rizaldi dan Ibu Yuniarti selaku orang tua yang telah mendidik dan

membesarkan penulis dari kecil hingga sekarang.

8. Almh. Fitria dan Rima Sahara selaku kakak tercinta yang telah mendukung

segala pilihan penulis dari kecil hingga sekarang.

9. Om Herman dan Tante Sri Rahyuni yang telah memberikan nomor kontak

pegawai BSM sehingga penulis bisa dengan mudahnya meminta wawancara

dan data terkait skripsi ini.

10. Farah Nadya A, Farah Annisa A, Rizky Abdul M, dan si kecil Alfath yang

telah menghibur dan menyemangati penulis dalam menyusun skripsi ini

11. Mas Saefudin dan Mba Novi selaku pegawai BSM kantor wisma mandiri

jakarta pusat yang bersedia meluangkan waktunya untuk wawancara dan

mengirimkan data terkait skripsi ini.

12. Teman-teman Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah 2014, khususnya Rinny,

Mulya, Sarda dan teman-teman kelas HES A yang telah menemani dan

membantu penulis selama perkuliahan.

13. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusi yang besar

dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Page 9: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

viii

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih banyak kekurangan

dan kesalahan. Oleh karena itu,penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun. Semoga Allah SWT membalas semua amalan dan budi baik yang telah

diberikan semua pihak untuk membantu penulisan skripsi ini. Akhir kata, penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

dimasa yang akan datang. Amin.

Jakarta, 05 Oktober 2018

Dara Mailani

Page 10: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................. 4

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .............................................................. 6

D. Kerangka Teori dan Konseptual.............................................................................. 6

E. Metode Penelitian .................................................................................................. 12

F. Sistematika Penulisan ............................................................................................ 15

BAB II SISTEM RESI GUDANG DAN AKAD DALAM PRODUK

PENYALURAN DANA BANK SYARIAH ........................................................... 16

A. Sistem Resi Gudang .............................................................................................. 16

1. Pengertian Resi Gudang ................................................................................ 16

2. Jenis Barang dalam Sistem Resi Gudang .. .................................................... 19

3. Resi Gudang Sebagai Surat Berharga . ........................................................... 21

B. Akad-Akad Dalam Produk Penyaluran Dana (Financing) Bank Syariah ............. 23

1. Pembiayaan dengan Prinsip Jual Beli ............................................................ 23

2. Pembiayaan dengan Prinsip Sewa ................................................................. 27

3. Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil ......................................................... 27

4. Pembiayaan dengan Prinsip Akad Pelengkap ............................................... 32

BAB III PIHAK-PIHAK DALAM PEMBIAYAAN RESI GUDANG .............. 35

A. Gambaran Umum PT. Panca Mega Persada ........................................................ 37

1. Profil Perusahaan ........................................................................................... 37

2. Kedudukam Dalam Pembiayaan Komoditi Timah ........................................ 38

Page 11: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

x

B. Gambaran Umum PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero) .......................................... 38

1. Profil Perusahaan ........................................................................................... 38

2. Kedudukam Dalam Pembiayaan Komoditi Timah ........................................ 40

C. Gambaran Umum PT. Bank Syariah Mandiri ....................................................... 41

1. Profil Singkat Perusahaan ................................................................................ 41

2. Kedudukan Dalam Pembiayaan Komoditi Timah ........................................... 43

3. Produk Pembiayaan Corporate BSM .............................................................. 44

BAB IV ANALISIS HUKUM RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN

PEMBIAYAAN KOMODITI TIMAH ................................................................. 45

A. Akad-akad pada Pembiayaan Resi Gudang ......................................................... 45

B. Penerapan Pembiayaan Komoditi Timah dengan Agunan Resi Gudang .............. 47

C. Resiko Pembiayaan Resi Gudang ......................................................................... 54

BAB V PENUTUP .................................................................................................... 58

Kesimpulan ............................................................................................................ 58

Saran ....................................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 60

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran Bilyet Resi Gudang

2. Shipping Instruction PT. PMP

3. Lampiran Sellers Kit

4. Lampiran Hasil CFSI PT. PMP

Page 12: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Page 13: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembiayaan sangat dibutuhkan bagi dunia usaha untuk menjamin

kelancaran usahanya. Sistem Resi Gudang merupakan salah satu alternatif

dalam sistem pembiayaan. Sistem Resi Gudang dapat memfasilitasi

pemberian kredit bagi seseorang atau badan usaha terkait modal dengan

jaminan utama komoditi atau barang yang disimpan di gudang. 1

Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam mendukung

sistem resi gudang adalah penerbitan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006

tentang Sistem Resi Gudang (selanjutnya disebut UU SRG), yang merupakan

payung hukum utama sistem resi yang saat ini sudah disempurnakan pada

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011 tentang perubahan Sistem Resi

Gudang (selanjutnya disebut UU SRG). Sistem resi gudang adalah kegiatan

yang berkaitan dengan penerbitan, pengalihan, penjaminan, dan penyelesaian

resi gudang. Resi gudang adalah dokumen bukti kepemilikan atas barang yang

disimpan di gudang yang diterbitkan oleh pengelola gudang.2

Melalui Resi Gudang, seseorang atau badan usaha dapat memperoleh

akses pembiayaan dengan mekanisme yang sederhana. Inti dari Sistem Resi

Gudang adalah kelayakan gudang (warehouse ability). Diharapkan dengan

Sistem Resi Gudang ini dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas

produk yang dihasilkan, serta menetapkan strategi produksi dan pemasaran

bagi badan usaha.

1 Lutfi Zulkarnain, “Analisis Transaksi Resi Gudang Dan Potensi Pengembangannya Ke Unit

Syariah”, Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, Vol. 5 No.1, (April, 2017), h. 97 2 Pasal 1, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi Gudang,

LN No. 59 tahun 2006, TLN No. 4630 tahun 2006.

Page 14: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

2

Ada beberapa lembaga keuangan baik bank maupun non bank yang

menyalurkan kredit dengan agunan resi gudang. Bank Konvensional yang

menyalurkan kredit dalam sistem resi gudang, yaitu : Bank Mandiri, Bank

BRI, Bank Ekspor Indonesia, dan Bank Bukopin. 3

Sementara syariat Islam adanya jaminan pada utang dibolehkan

dengan dasar hukum yang terdapat pada Al-Baqarah ayat 283, sebagai

berikut:

Artinya : “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara

tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada

barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika

sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang

dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa

kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan

persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya

ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang

kamu kerjakan”. (QS. Al-Baqarah : 283)

3 Anggo Doyoharjo, SH. MH, “Sistem Resi Gudang Sebagai Alternatip Sumber Pembiayaan Untuk

Komoditas Pertanian”, Wacana Hukum, Volume VII No.1, (April, 2008), h. 108

Page 15: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

3

Dibolehkan adanya jaminan pada utang-piutang dalam syariat islam,

maka pembiayaan syariah dengan menggunakan agunan resi gudang boleh

dilakukan. Contoh pembiayaan dengan agunan resi gudang yakni sistem resi

gudang lada yang ada di provinsi Bangka Belitung dan produk pembiayaan

resi gudang BSM. Sistem pengelolaan lada dengan agunan resi gudang yaitu

pemilik modal (shahibul amal) mempercayakan sejumlah modal kepada

pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian di awal. Provinsi Bangka

Belitung bermitra dengan empat bank Syariah di Babel yaitu, Bank Syariah

Babel, Bank Sumsel Babel Syariah, Bank BRI Syariah dan Bank BJB

Syariah.4

Perbankan syariah yang menyediakan pembiayaan dengan agunan resi

gudang selain empat bank diatas adalah Bank Syariah Mandiri. Contoh

pembiayaan dengan agunan resi gudang yaitu pembiayaan komoditi timah

yang dilakukan oleh PT. Panca Mega Persada pada tahun 2015. Diperkirakan

pengajuan pembiayaan tersebut dikarenakan harga timah di dunia yang

cenderung menurun dari sekitar USD 24000/metric ton turun sampai USD

14000/metric ton pada tahun 2014-2015.5 Akan tetapi, komoditi timah belum

termasuk dalam aturan Permendag No. 37 tahun 2011. Akad pembiayaan

yang digunakan adalah musyarakah dengan skema revolving. Pada

pembiayaan tersebut ada tiga pihak yang terlibat yaitu PT. Panca Mega

Persada, PT. Bhanda Ghara Reksa, dan PT. Bank Syariah Mandiri, ketiga

pihak tersebut memiliki peran masing-masing dari nasabah pembiayaan,

penerbitan resi gudang, dan bank penyalur pembiayaan.

4 Petani Lada Bangka Belitung Mulai Antusias Manfaatkan Sistem Resi Gudang, berita dalam

Bangkapos, Diakses melalui http://bangka.tribunnews.com/2018/09/03/petani-lada-bangka-belitung-

mulai-antusias-manfaatkan-sistem-resi-gudang, pada tanggal 6 Oktober 2018 pukul 19.00 WIB 5 Diakses melalui https://www.sahamok.com/grafik-harga-komoditi/timah-2/, pada tanggal 1

september 2018 pukul 17.00 WIB

Page 16: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

4

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam lagi

terkait resi gudang sebagai agunan dalam pembiayaan bank syariah mandiri.

Praktek pembiayaan dengan agunan resi gudang yang akan diteliti adalah

pembiayaan komoditi timah dengan agunan resi gudang antara PT. Panca

Mega Persada dengan bank syariah mandiri. Hal-hal yang akan diperhatikan

adalah kedudukan para pihak, barang atau komoditi yang dijadikan agunan

dalam resi gudang, dan pengaturan hukum dalam agunan resi gudang

diperbankan syariah dalam aspek hukum positif, serta ketentuan jaminan pada

produk pembiayaan perbankan syariah berdasarkan fatwa DSN MUI.

Atas dasar itulah penulis memutuskan untuk membuat skripsi yang

berjudul : “Resi Gudang Sebagai Agunan Dalam Pembiayaan Komoditi

Timah (Studi Atas Pembiayaan antara PT. Panca Mega Persada dengan

PT. Bank Syariah Mandiri)”.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka di indentifikasikan

masalah-masalah sebagai berikut :

a. Resi gudang yang dapat digunakan sebagai agunan pada kredit

atau pembiayaan bagi pengusaha setelah keluarnya UU No. 9

tahun 2006 tentang sistem resi gudang.

b. Adanya peraturan tentang sistem resi gudang yang diatur pada UU

No. 9 tahun 2011 tentang perubahan atas UU No. 9 tahun 2006, PP

No. 70 tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 36 tahun 2007,

dan Permendag No. 37 tahun 2011.

c. Dibolehkan adanya jaminan pada utang-piutang dalam syariat

islam yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah 283 dan hadist.

Page 17: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

5

d. Adanya praktek pembiayaan dengan menggunakan agunan resi

gudang secara prinsip syariah yaitu Sistem Resi Gudang Lada

Bangka Belitung dan Produk pembiayaan resi gudang BSM.

e. Belum adanya komoditi timah dalam Permendag No. 37 tahun

2011 pada saat pembiayaan berlangsung tahun 2015.

2. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini,

penulis membatasi masalah yang akan dibahas sehingga

pembahasannya lebih jelas dan terarah sesuai dengan yang diharapkan

penulis. Di sini penulis hanya akan membahas tentang praktek

pembiayaan komoditi timah dengan agunan resi oleh PT. Panca Mega

Persada dengan PT. Bank Syariah Mandiri yang berlangsung pada

tahun 2015 ditinjau dari Fatwa DSN MUI No. 08 tahun 2000 tentang

Pembiayaan Musyarakah, Fatwa DSN MUI No. 55 tahun 2007

Pembiayaan Rekening Koran Syariah Musyarakah dan hukum positif

yang berlaku di Indonesia.

3. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dibawah ini penulis rinci dalam bentuk

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimana kedudukan para pihak dalam pembiayaan komoditi

timah?

b. Bagaimana pengaturan pembiayaan komoditi timah dengan

agunan resi gudang antara PT. Panca Mega Persada dengan PT.

Bank Syariah Mandiri?

Page 18: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

6

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah :

a. Agar mengetahui kedudukan hukum para pihak dalam pembiayaan

komoditi timah.

b. Agar mengetahui pengaturan hukum terkait pembiayaan komoditi

timah dengan agunan resi gudang di bank syariah mandiri.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi perbankan syariah, diharapkan penelitian ini dapat

membantu mensosialisasikan pembiayaan resi gudang ke

masyarakat.

b. Bagi akademisi, diharapkan penelitian ini bisa menambah

khazanah ilmu pengetahuan, melengkapi dan memberikan

informasi mengenai pembiayaan resi gudang yang ada dibank

syariah mandiri

c. Bagi masyarakat umum, diharapkan penelitian ini menambah

wawasan lebih luas mengenai pembiayaan resi gudang bank

syariah mandiri.

D. Kerangka Teori dan Konseptual

1. Kerangka Teori

a. Hukum Jaminan

Menurut J. Satrio seorang akademisi dalam bidang hukum perdata

menyatakan bahwa hukum jaminan adalah peraturan hukum yang

mengatur tentang jaminan-jaminan piutang seorang kreditur terhadap

seorang debitur. Sedangkan, Salim HS berpendapat hukum jaminan

adalah keseluruhan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan

antara pemberi dan penerima jaminan dalam kaitannya dengan

pembebanan jaminan untuk mendapatkan fasilitas kredit. Jadi kesimpulan

Page 19: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

7

dari dua pendapat diatas hukum jaminan adalah ketentuan hukum yang

mengatur hubungan hukum antara pemberi jaminan (debitur) dan

penerima jaminan (kreditur) sebagai akibat pembebanan suatu utang

tertentu (kredit) dengan suatu jaminan (benda atau orang tertentu). 6

Dasar hukum mengenai jaminan terdapat pada Ps. 1131 dan 1132

KUHPerdata.

Jaminan (zekerheid atau cautie), yaitu kemampuan debitur untuk

memenuhi atau melunasi perutangan kepada kreditur, yang dilakukan

dengan cara menahan benda tertentu yang bernilai ekonomis sebagai

tanggungan atas pinjaman atau utang yang diterima debitur terhadap

kreditur.7 Macam – macam jaminan adalah sebagai berikut:

1) Menurut cara terjadinya, yaitu jaminan yang lahir karena Undang –

undang dan jaminan yang lahir karena diperjanjikan.

2) Menurut objeknya, yaitu jaminan yang berobjek benda bergerak,

jaminan yang berobjek benda tidak bergerak atau benda tetap, dan

jaminan yang berobjek benda berupa tanah.

3) Menurut sifatnya, yaitu jaminan bersifat umum, jaminan bersifat

khusus, jaminan yang bersifat kebendaan, dan jaminan yang

bersifat perorangan.

4) Jaminan menurut kewenangan menguasai benda jaminannya, yaitu

yang menguasai benda jaminannya dan tanpa menguasai benda

jaminannya.8

Dalam dunia perbankan dikenal juga agunan atau jaminan

tambahan (accessoir). Pengertian agunan dalam Pasal 1 angka 23

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yaitu

6 Rachmadi Usman, Hukum Jaminan Keperdataan, (Jakarta : Sinar Grafika, 2008), h. 1

7 Rachmadi Usman, Hukum Jaminan Keperdataan, h. 66 8 Gunawan Wijaya & Ahmad Yani, Seri Hukum Bisnis: Jaminan Fidusia, (Jakarta : PT

Raja Grafindo Persada, 2000), h. 74-78

Page 20: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

8

jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank

dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan

prinsip syariah9.

b. Sistem Resi Gudang

Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9

Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun

2006 Tentang Sistem Resi Gudang10

, Sistem Resi Gudang adalah

kegiatan yang berkaitan dengan penerbitan, pengalihan, penjaminan, dan

penyelesaian transaksi Resi Gudang. Resi Gudang adalah dokumen

bukti kepemilikan atas barang yang disimpan di Gudang yang

diterbitkan oleh Pengelola Gudang.

Gudang adalah semua ruangan yang tidak bergerak dan tidak

dapat dipindah-pindahkan dengan tujuan tidak dikunjungi oleh umum,

tetapi untuk dipakai khusus sebagai tempat penyimpanan barang yang

dapat diperdagangkan secara umum dan memenuhi syarat-syarat lain

yang ditetapkan oleh Menteri. Pemegang Resi Gudang adalah pemilik

barang atau pihak yang menerima pengalihan dari pemilik barang atau

pihak lain yang menerima pengalihan lebih lanjut.

Badan Pengawas Sistem Resi Gudang yang selanjutnya disebut

Badan Pengawas adalah unit organisasi di bawah Menteri yang diberi

wewenang untuk melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan

pelaksanaan Sistem Resi Gudang. Lembaga Penilaian Kesesuaian

adalah lembaga yang telah mendapat persetujuan Badan Pengawas

untuk melakukan serangkaian kegiatan untuk menilai atau membuktikan

9 Pasal 1, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, LN No. 182, TLN No. 3790. 10 Pasal 1, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi

Gudang, LN No. 59 tahun 2006, TLN No. 4630.

Page 21: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

9

bahwa persyaratan tertentu yang berkaitan dengan produk, proses,

sistem, dan/atau personel terpenuhi.

Pusat Registrasi Resi Gudang yang selanjutnya disebut Pusat

Registrasi adalah badan usaha berbadan hukum yang mendapat

persetujuan Badan Pengawas untuk melakukan penatausahaan Resi

Gudang dan Derivatif Resi Gudang yang meliputi pencatatan,

penyimpanan, pemindahbukuan kepemilikan, pembebanan hak jaminan,

pelaporan, serta penyediaan sistem dan jaringan informasi. Lembaga

Jaminan Resi Gudang yang selanjutnya disebut Lembaga Jaminan

adalah badan hukum Indonesia yang menjamin hak dan kepentingan

pemegang Resi Gudang atau Penerima Hak Jaminan terhadap

kegagalan, kelalaian, atau ketidakmampuan Pengelola Gudang dalam

melaksanakan kewajibannya dalam menyimpan dan menyerahkan

barang.

c. Bank Syariah Mandiri

Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah adalah

Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah

dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah

yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran11

. Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan bank milik

pemerintah pertama yang melandaskan operasionalnya pada prinsip

syariah.12

BSM Pembiayaan Resi Gudang adalah pembiayaan transaksi

komersial dari suatu komoditas/produk yang diperdagangkan secara luas

11

Pasal 1, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah,

LN No. 94, TLN No. 4867. 12

Muhammas Syafi’i Antonio, Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktek , (Jakarta : Gema Insani

Press, 2001), Cet. 1, h. 26

Page 22: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

10

dengan jaminan utama berupa komoditas/produk yang dibiayai dan

berada dalam suatu gudang atau tempat yang terkontrol secara

independen.13

d. Akad Pembiayaan Resi Gudang

Murabahah atau disebut juga ba’i bitsmanil ajil. Kata murabahah

berasal dari kata ribhu (keuntungan), sehingga murabahah berarti saling

menguntungkan. Jual beli secara Murabahah secara terminologis adalah

pembiayaan saling menguntungkan yang dilakukan oleh shahib al-mal

dengan pihak yang membutuhkan melalui transaksi jual beli dengan

penjelasan bahwa harga pengadaan barang dan harga jual terdapat nilai

lebih yang merupakan keuntungan atau laba bagi shahib al-mal dan

pengembaliannya dilakukan secara tunai atau angsur.

Murabahah dalam pengertian lain adalah pembelian oleh satu

pihak untuk kemudian dijual kepada pihak lain yang telah mengajukan

permohonan pembelian terhadap suatu barang dengan keuntungan atau

tambahan harga yang transparan atau singkatnya jual beli murabahah

adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan

keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.14

Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau

berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini adalah proses seseorang

memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Secara teknis, al-

mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak

pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan

pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah

dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan

apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan

13

PT. Bank Syariah Mandiri, Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) 2016, (Jakarta: BSM,

2016), h. 99 14

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2013), h. 136-137

Page 23: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

11

akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena

kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung

jawab atas kerugian tersebut.15

Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih

untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan

kontribusi dana (atau amal/ expertise) dengan kesepakatan bahwa

keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan

kesepakatan.16

Wakalah berarti perlindungan (al-hifzh), pencukupan (al-kifayah),

tanggungan (al-dhamah), atau pendelegasian (al-tafwidh), yang diartikan

juga dengan memberikan kuasa atau mewakilkan.17

Wakalah secara

teknis yaitu pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada yang lain

dalam hal-hal yang diwakilkan.18

Wakalah boleh menggunakan ongkos

atau tidak, karena wakalah merupakan akad yang bersifat jaiz (wakil

tidak boleh menerima perwakilan). Karena itu diperbolehkan mengambil

ongkos sebagai imbalan. Jika dalam akad wakalah si wakil meminta

ongkos, maka hukumnya sebagaimana ijarah dalam arti wakil berhak

menerima ongkos ketika menyerahkan barang yang diwakilkan atau

setelah tugasnya selesai.19

15 Muhammas Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek, h. 95 16

Muhammas Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek, h. 90 17

Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), cet. 1, h. 110. 18

Muhammas Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek, h. 120 19

Dumairi Nor, Ekonomi Islam Versi Salaf, (Pasuruan: Pustaka Sidogiri, 2008), h. 136.

Page 24: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

12

2. Kerangka Konseptual

Penelitian ini dapat digambarkan ke dalam kerangka konsep yang

berbentuk skema sebagai berikut:

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis-

normatif dengan bentuk analisis-deskriptif. Yuridis-normatif dalam

PT. Bank Syariah

Mandiri

PT. Panca Mega

Persada PT. Bhanda Ghara

Reksa

Jaminan Pada Akad Musyarakah

pada pembiayaan modal kerja :

1. Fatwa DSN MUI No. 8

tahun 2000 tentang

Pembiayaan Musyarakah

2. Fatwa DSN MUI No. 55

tahun 2007 Pembiayaan

Rekening Koran Syariah

Musyarakah

3.

Agunan Resi Gudang Pada

Pembiayaan Komoditi Timah:

1. UU No. 9 tahun 2011

tentang Perubahan Atas

UU No. 9 Tahun 2006

Tentang Sistem Resi

Gudang.

2. PP No. 70 tahun 2013

perubahan atas PP No. 36

tahun 2007

3. Permendag No. 37 tahun

2011.

4. POJK No. 16 tahun 2014

tentang Penilaian Aset

BUS dan UUS.

5.

Page 25: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

13

penelitian ini yaitu menganalisis dan mensinkronisasikan pembiayaan

komoditi timah dengan agunan resi gudang antara Bank Syariah

Mandiri dengan PT. Panca Mega Persada terhadap fatwa DSN MUI

dan hukum positif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

undang-undang (statute approach). Pendekatan undang-undang

dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang

bersangkut paut dengan permasalahan (isu hukum) yang sedang

dihadapi20

.

2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah studi dokumentasi dari data-data yang berhubungan dengan

Pembiayaan Resi Gudang Di Bank Syariah Mandiri. Dan wawancara

dengan Bagian Pembiayaan Corporate Bank Syariah Mandiri Kantor

Pusat Wisma Mandiri Jakarta Pusat.

3. Sumber Data Penelitian

a. Bahan Hukum Primer

Bahan Hukum primer adalah bahan hukum yang mengikat atau

yang membuat orang taat pada hukum seperti peraturan

perundangan dan putusan hakim21

. Bahan hukum primer yang

dimaksud dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1) Fatwa DSN MUI No. 8 tahun 2000 tentang Pembiayaan

Musyarakah dan Fatwa DSN MUI No. 55 tahun 2007

Pembiayaan Rekening Koran Syariah Musyarakah.

20 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Media Gruop, 2009), h.

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, h. 93 21 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, h. 93

Page 26: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

14

2) Undang-Undang No. 9 tahun 2011 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi

Gudang beserta peraturan pelaksana dibawahnya.

3) Wawancara dengan Pihak Bank Syariah Mandiri.

b. Bahan Hukum Sekunder

Data sekunder adalah bahan-bahan yang memberikan

informasi atau hal-hal yang berkaitan dengan isi sumber primer

serta implementasinya22

. Data sekunder yang dimaksud adalah

Undang-Undang tentang Sistem Resi Gudang, penjelasan undang-

undang, peraturan pemerintah, peraturan kementrian, peraturan

Bank Indonesia, peraturan OJK, artikel ilmiah, dan jurnal.

c. Bahan Hukum Tersier adalah Bahan hukum yang memberi

petunjuk, informasi dari beberapa sumber yakni website Bank

Syariah Mandiri (www. syariahmandiri.co.id)

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipergunakan adalah analisis isi

(content analysis) dengan pendekatan kualitatif yang bersifat

normatif.. Disamping itu, peneliti juga menafsirkan data yang

diperoleh sesuai yang direncanakan dalam penelitian, sehingga pada

akhirnya akan memperoleh kesimpulan penelitian secara deduktif

dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menjadi

hal-hal yang bersifat khusus.

5. Teknik Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Buku Pedoman

Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017.

22

Sri Mamudji, Dkk., Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, (Depok: Badan Penerbit Fakultas

Hukum Universitas Indonesia, 2005), h. 31

Page 27: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

15

F. Sistematika Penelitian

Skripsi ini akan dirancang menggunakan pembahasan yang sistematis,

yang akan dibagi menjadi 5 (lima) bab. Adapun rancangan sistematika

penelitian sebagai berikut:

Bab Pertama, Pendahuluan, yang terdiri dari : Latar Belakang

Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan

dan Manfaat Penelitian, Tinjauan (Review) Studi Terdahulu, Metode

Penelitian, dan Sitematika Penulisan.

Bab Kedua, Sistem Resi Gudang Dan Akad Dalam Produk

Penyaluran Dana Bank Syariah, yang berisi tentang pembahasan mengenai

Sistem Resi Gudang dari teori dan peraturan mencakup pengertian, jenis

barang, dan resi gudang sebagai surat berharga. Selanjutnya teori Akad-akad

dalam produk penyaluran dana bank syariah yang mencakup ketentuan umum

akad dan jenis akad-akad dalam produk penyaluran dana di perbankan

syariah.

Bab Ketiga, Pihak-Pihak Dalam Pembiayaan Resi Gudang, yang

berisi tentang profil dan kedudukan dari PT. Panca Mega Persada, PT. Bhanda

Ghara Reksa (Persero), dan PT. Bank Syariah Mandiri yang terdiri dari profil

singkat, kedudukan, dan produk pembiayaan modal kerja

Bab Keempat, Analisis Hukum Resi Gudang Sebagai Agunan

Pembiayaan Komoditi Timah, yang berisi pembahasan mengenai akad yang

dipergunakan pada pembiayaan resi gudang, penerapan pembiayaan komoditi

timah dengan agunan resi gudang, dan resiko pembiayaan resi gudang.

Bab Kelima, Penutup, yang berisikan Kesimpulan dan Saran dari

penulis.

Page 28: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

16

BAB II

SISTEM RESI GUDANG DAN AKAD DALAM PRODUK

PENYALURAN DANA BANK SYARIAH

A. Sistem Resi Gudang

1. Pengertian Resi Gudang

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun

2011 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006

Tentang Sistem Resi Gudang (selanjutnya disebut UU SRG). Dalam pasal

1 bagian Definisi disebutkan bahwa Sistem Resi Gudang adalah kegiatan

yang berkaitan dengan penerbitan, pengalihan, penjaminan, dan

penyelesaian transaksi Resi Gudang. Resi Gudang adalah dokumen bukti

kepemilikan atas barang yang disimpan di Gudang yang diterbitkan oleh

Pengelola Gudang. Hak Jaminan atas Resi Gudang adalah Hak Jaminan

yang dibebankan pada Resi Gudang untuk pelunasan utang yang

memberikan kedudukan untuk diutamakan bagi penerima hak jaminan

terhadap kreditur yang lain1.

Berdasarkan pasal 4 UU SRG, Sifat Resi Gudang meliputi dua hal,

yaitu:

1. Resi Gudang dapat dialihkan, dijadikan jaminan utang, atau digunakan

sebagai dokumen penyerahan barang.

2. Resi Gudang sebagai dokumen kepemilikan dapat dijadikan jaminan

utang sepenuhnya tanpa dipersyaratkan adanya agunan lainnya.

1 Pasal 1, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, LN No. 182, TLN No. 3790.

Page 29: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

17

Dalam Pasal 3 UU Sitem Resi Gudang ditentukan bahwa Resi Gudang

terdiri dari dua jenis, yaitu Resi Gudang atas nama dan Resi Gudang atas

perintah. Resi Gudang atas nama adalah Resi Gudang yang

mencantumkan nama pihak yang berhak menerima penyerahan barang,

sedangkan Resi Gudang atas perintah adalah Resi Gudang yang

mencantumkan perintah pihak yang berhak menerima penyerahan barang.

Resi Gudang hanya dapat diterbitkan oleh pengelola gudang yang telah

memperoleh persetujuan Badan Pengawas.2

Dalam Sistem Resi Gudang kita perlu memahami terlebih dahulu

beberapa definisi ataupun istilah-istilah sebagai berikut3:

a. Surat perjanjian pengelolaan barang (SPPB), adalah surat

perjanjian yang ditandatangani oleh Pengelola Gudang dengan

pihak pemilik barang tentang penyimpanan barang;

b. Surat perintah angkut barang (SPAB), adalah surat perintah yang

diterbitkan oleh pemilik barang kepada perushaan pengangkut

barang/ekpeditur/transpotir untuk mengangkut barang sejak dari

tempat pemilik barang (supply point) sampai dengan gudang

tempat penyimpanan;

c. BA.BM (Berita Acara Barang Masuk), adalah berita acara yang

diterbitkan Bagian Administrasi Gudang apabila satu partai Resi

Gudang sudah selesai dimasukan. BA.BM harus diisi berdasarkan

penjumlahan laporan harian masuk barang dari Resi Gudang.

Sebagai tanda keabsahannya, maka BA.BM harus dibubuhi dengan

2 Avalisia Mahacakri Syahadat, “Resi Gudang Sebagai Jaminan Kredit Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Sistem Resi Gudang”, (Skripsi S-1 Fakultas Hukum

Universitas Lampung, 2011), h. 9-10 3 Iswi Hariyani dan R. Serfianto, Resi Gudang Sebagai Jaminan Kredit dan Alat Perdagangan,

(Jakarta : Sinar Grafika, 2010), h. 83-85

Page 30: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

18

stempel dan ditandatangani oleh kedua belah pihak (Kepala

Gudang dan Pemilik Barang/Pengambil Barang yang Mewakili);

d. Staple atau unit load atau lot, adalah unit tumpukan sejumlah

barang yang tersusun secara rapih dimana kolinya mudah dihitung;

e. Kekurangan barang pada saat pemasukan, adalah selisih kurang

koli (barang kiriman atau bagasi) antara catatan dalam surat jalan

truk dengan catatan hasil bongkar;

f. Kesusutan barang pada saat pemasukan, adalah selisih berat antara

berat yang tercatat dalam surat jalan truk dengan berat hasil

timbang pada saat pembongkaran/pemasukan;

g. Kesusutan barang selama penyimpanan (susut timbun), adalah

kesusutan yang dihitung antara berat pada saat masuk dalam staple

atau lot dengan berat terakhir setelah penimbangan pada saat

keluar;

h. BA.PB (Berita Acara Pengelaran Barang), apabila satu partai

barang sesuai dengan SPAB (Surat Perintah Angkut Barang) yang

menyertai sudah selesai dibongkar/direalisir, maka bagian

Administrasi Gudang menerbitkan BA.PB yang didasarkan pada

jumlah Laporan Harian Keluar Barang dari SPAB tersebut;

i. Srg-Online, adalah penatausahaan Resi Gudang yang terintegrasi

dengan sistem pengawasan Bappebti yang disediakan dan

dipelihara oleh Pusat Registrasi dan bersifat akurat, aktual, aman,

terpecaya dan dapat diandalkan4;

4 Iswi Hariyani dan R. Serfianto, Resi Gudang Sebagai Jaminan Kredit dan Alat Perdagangan,), h.

83-85

Page 31: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

19

j. Kode registrasi, adalah kode pengaman Resi Gudang yang

dterbitkan Pusat Registrasi;

k. Rekening resi gudang, adalah rekening yang diterbitkan Pusat

Registrasi dan diberikan kepada setiap Pemegang Resi Gudang

dalam rangka penatausahaan Resi Gudang yang dimilikinya;

l. Kode pengguna, adalah identitas pemakai yang dberikan oleh

Pusat Registrasi dan kepada setiap Pemegang Resi Gudang yang

dapat digunakan untuk mengakses Rekening Resi Gudang dan

informasi terkait lainnya;

m. Kode rahasia, adalah sandi pemakai yang diberikan oleh Pusat

Registrasi kepada setiap Pemegang Resi Gudang yang dapat

digunakan untuk mengakses Rekening Resi Gudang dan informasi

terkait lainnya.

2. Jenis Barang dalam Sistem Resi Gudang

Barang dalam Sistem Resi Gudang meliputi barang bergerak yang

dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu dan dapat diperdagangkan.

Benda bergerak yang dijadikan objek jaminan Resi Gudang adalah

barang-barang hasil panen pertanian/perkebunan/perikanan. Barang-

barang jenis ini mempunyai karakteristik khusus, yaitu5:

a. jangka waktu penyimpanan relatif lebih pendek dibanding barang non

pertanian;

b. bersifat mudah rusak atau mudah membusuk;

c. bersifat meruah (banyak makan tempat);

5 Iswi Hariyani dan R. Serfianto, Resi Gudang Sebagai Jaminan Kredit dan Alat Perdagangan, h.

14-15

Page 32: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

20

d. proses penyimpanan di gudang harus dikontrol lebih ketat karena

mudah terserang hama penyakit;

e. mutu barang sangat dipengaruhi proses pengolahan pasca panen

terutama proses pengeringan dan proses grading-sortasi;dan

f. harga barang hasil panen pertanian cenderung fluktuatif dan sangat

dipengaruhi oleh musim.

Berdasarkan pasal 3 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 37 tahun

2011 (selanjutnya disebut permendag no. 37) dinyatakan bahwa barang

yang dapat disimpan di gudang untuk diterbitkan resi gudang paling

sedikit memenuhi persyaratan sebagai berikut 6:

1. Memiliki daya simpan paling sedikit 3 (tiga) bulan

2. Memenuhi standar mutu tertentu; dan

3. Jumlah minimum barang yang disimpan.

Jenis-jenis barang yang dapat disimpan di gudang dalam rangka

Sistem Resi Gudang untuk pertama kalinya antara lain gabah, beras,

jagung, kopi, kakao, lada, karet, rumput laut, dan rotan (Pasal 4 Angka (1)

Permendag No.37 Tahun 2011). Jenis-jenis barang yang dapat diterapkan

dalam Sistem Resi Gudang masih dimungkinkan untuk dapat ditambah

dengan jenis barang baru (Pasal 4 Angka (2) Permendag No.37 Tahun

2011). Penambahan jenis barang baru tersebut dapat dilakukan dengan

mempertimbangan rekomendasi dari Pemerintah Daerah, instansi terkait,

atau asosiasi komoditas dengan tetap memperhatikan persyaratan yang

ditentukan dalam Pasal 3 Permendag No.37 Tahun 2011. Peluang

6 Pasal 3, Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2011 Tentang

barang yang dapat disimpan di gudang dalam Penyelenggaraan sistem resi gudang, BN No. 806.

Page 33: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

21

penambahan jenis barang ini seharusnya dapat merangsang pertumbuhan

dan perkembangan Sistem Resi Gudang di masa depan.7

3. Resi Gudang Sebagai Surat Berharga

Resi Gudang merupakan salah satu contoh surat berharga yang dapat

dialihkan dan diperjualbelikan berkali-kali. Oleh karena itu, pemegang

Resi Gudang yang paling akhir adalah pihak yang paling berhak atas

barang yang disimpan digudang. Resi Gudang dijadikan sebagai salah satu

jenis surat berharga karena Resi Gudang merupakan surat yang memiliki

harga atau nilai jual. Dengan Resi Gudang, maka para petani diharapkan

dapat melakukan pembayaran dengan cara lain yang tidak biasa. Untuk itu

dapat dinyatakan bahwa Resi Gudang dapat disebut sebagai surat berharga

karena memiliki unsur dapat digunakan sebagai alat pembayaran, dapat

diperjualbeikan, dan dapat digunakan sebagai bukti kepemilikan hak tagih.

Pemberlakuan sistem Resi Gudang di samping memiliki tujuan yang

bersifat umum, juga memiliki manfaat yang bersifat khusus yang

dirasakan oleh para pihak terkait, yaitu petani, lembaga keuangan bank

dan nonbank, pemerintah, masyarakat desa, para investor (pemilik modal)

di pasar komoditi berjangka, pedagang di Pasar Lelang Komoditas, dan

lembaga yang terkait dengan Resi Gudang. Adapun beberapa manfaat dari

penerapan Resi Gudang adalah:

a. membantu petani kecil mengatasi persoalan kesulitan biaya pasca

panen;

b. membebaskan petani/nelayan kecil dari jerat para tengkulak dan

rentenir;

7 Avalisia Mahacakri Syahadat, “Resi Gudang Sebagai Jaminan Kredit Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Sistem Resi Gudang”, h. 17

Page 34: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

22

c. menambahkan penghasilan petani kecil dengan cara menjual hasil

panen saat harga pasaran sedang tinggi;

d. menjaga stabilitas harga komoditi pertanian/perkebunan/perikanan;

e. menambah jenis jaminan atau agunan kredit;

f. mempermudah transaksi perdagangan komoditas agribisnis;

g. memperbanyak nilai dan volume transaksi perdagangan melalui

kegiatan jual beli produk derivatif resi gudang melalui bursa

dan/atau diluar bursa;

h. mempermudah dan memperbaiki sistem pemantauan stok

komoditas nasional;

i. memperbaiki kualitas barang komoditas agribisnis untuk tujuan

ekspor;

j. mendorong petani untuk memperbaiki kualitas hasil panen sesuai

standar:

k. mendorong tumbuhnya lebih banyak gudang terakreditasi di sentra

produksi;

l. memajukan sektor perokonomian pedesaan dan perekonomian

kerakyatan;

m. memberdayakan sektor usaha mikro, usaha kecil, dan

petani/nelayan kecil untuk memajukan perkonomian nasional

secara umum.8

8 Ibid., h. 20-22

Page 35: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

23

B. Akad-Akad Dalam Produk Penyaluran Dana (Financing) Bank Syariah

Konsep akad pada bank syariah menurut hasil musyawarah (ijma

internasional) para ahli ekonomi muslim beserta para ahli fiqih dan Academi

Fiqih di Mekah pada tahun 1973, dapat disimpulkan secara garis besar ada lima

konsep akad, yakni: Prinsip Simpanan Murni (Al-Wadiah), Bagi Hasil (Syirkah),

Prinsip Jual beli (At-Tijarah), Prinsip Sewa (Al-Ijarah), dan Prinsip Jasa/Fee (Al-

Ajr wal umullah)9.

Produk Penyaluran Dana (financing) yang ditawarkan oleh perbankan

syariah terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan

penggunaannya, yakni:

1. Pembiayaan dengan Prinsip Jual-Beli

Prinsip jual-beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan

kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Transaksi jual beli

dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan

barangnya, yakni sebagai berikut:

a. Pembiayaan Murabahah

Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana si penjual

(Bank) menyebutkan harga pembelian barang kepada si pembeli (Nasabah),

kemudian penjual mensyaratkan adanya keuntungan dalam jumlah tertentu.

Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Dalam

murabahah berdasarkan pesanan, bank melakukan pembelian setelah ada

pemesanan dari nasabah. Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat

mengikat atau tidak mengikat nasabah untuk membeli barang yang

dipesannya. Dalam murabahah pesanan mengikat pembeli tidak dapat

9 DR. Neni sri neni imaniyati, SH., MH., Perbankan Syariah dalam Perspektif Hukum Ekonomi,

(Bandung: CV. Mandar Maju, 2013), Cet. 1, h. 99-100

Page 36: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

24

membatalkan pesanannya10

. Landasan syariah murabahah terdapat pada Al-

Baqarah ayat 275:

Artinya : Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran

(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah

disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu

terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya

dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.

Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-

penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah: 275)

Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau cicilan.

Dalam murabahah juga diperkenankan adanya perbedaan dalam harga barang

untuk cara pembayaran yang berbeda. Bank dapat memberikan potongan

apabila nasabah:

1. Mempercepat pembayaran cicilan; atau

10

NUR’AINI, “Analisis Pembiayaan Dengan Prinsip Jual Beli Murabahah Dan Perlakuan

Akuntansinya Pada PT. Bank Riau Syariah Pekanbaru”, (Skripsi S-1 FEIS UIN Sultan Syarif Kasim,

2011), h. 23

Page 37: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

25

2. Melunasi piutang murabahah sebelum jatuh tempo

Berdasarkan sumber dana yang digunakan, pembiayaan murabahah secara

garis besar dapat dibedakan menjadi tiga kelompok.

1. Pembiayaan murabahah yang didanai URIA (Unrestricted Investment

Account = Investasi tidak terikat)

2. Pembiayaan murabahah yang didanai RIA (Restricted Investment Account

= Investasi terikat)

3. Pembiayaan murabahah yang didanai dengan modal bank.

Dalam setiap pendesainan sebuah pembiayaan, faktor-faktor yang

perlu diperhatikan adalah kebutuhan nasabah dan kemampuan finansial

nasabah. Faktor-faktor ini juga akan mempengaruhi sumber dana yang

akan digunakan untuk pembiayaan tersebut11

.

b. Pembiayaan Salam

Salam adalah akad jual-beli yang barang diserahkan kemudian hari

sementara pembayaran telah dilakukan dimuka12

. Dalam praktik

perbankan, ketika barang telah diserahkan kepada bank, maka bank akan

menjualnya kepada rekanan nasabah atau kepada nasabah itu sendiri

secara tunai atau secara cicilan. Harga jual yang ditetapkan oleh bank

adalah harga beli bank dari nasabah ditambah keuntungan. Dalam hal

bank menjualnya secara tunai biasanya disebut pembiayaan talangan.

Sedangkan dalam hal bank menjualnya secara cicilan, kedua pihak harus

menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Umumnya

transaksi ini diterapkan dalam pembiayaan barang yang belum ada seperti

11 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2007), Ed. 3-4, h. 113-117 12 Yuke Rahmawati, Lembaga Keuangan Mikro Syariah, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2013), h. 12

Page 38: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

26

pembelian komoditi pertanian. Ketentuan umum pembiayaan salam

sebagai berikut:

Pembelian hasil produksi harus diketahui spesifikasinya secara jelas

seperti jenis, macam, ukuran, mutu dan jumlahnya.

Apabila hasil produksi yang diterima cacat atau tidak sesuai dengan

akad maka nasabah (produsen) harus brtanggung jawab dengan cara

antara lain mengembalikan dana yang telah diterimanya atau

mengganti barang yang sesuai dengan pesanan.

Mengingat bank tidak menjadikan barang yang dibeli atau dipesannya

sebagai persediaan (inventory), maka dimungkinkan bagi bank untuk

melakukan akad salam kepada pihak ketiga (pembeli kedua), seperti

BULOG, pedagang pasar, atau rekanan. Mekanisme seperti ini disebut

paralel salam13

.

c. Pembiayaan Istishna’

Istishna’ adalah kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang

menuntut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli

akhir. Kedua belah pihak bersepakat atas harga dan sistem pembayaran

dilakukan dimuka atau melalui cicilan ataupun ditangguhkan sampai waktu

yang akan datang14

. Produk istishna’ menyerupai produk salam, tapi dalam

istishna’ pembayaran dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali (termin)

pembayaran. Skim itishna’ dalam bank syariah umumnya diaplikasikan pada

pembiayaan manufaktur dan konstruksi.

Ketentuan umum pembiayaan istishna’ adalah spesifikasi barang

pesanan jelas seperti jenis, macam ukuran, mutu dan jumlah. Harga jual yang

13 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2007), Ed. 3-4, h. 99-100 14 Yuke Rahmawati, Lembaga Keuangan Mikro Syariah, h. 12

Page 39: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

27

telah disepakati dicantumkan dalam akad dan tidak boleh berubah selama

berlakunya akad. Jika terjadi perubahan dari kriteria pesanan dan terjadi

perubahan harga setelah akad ditandatangani, seluruh biaya tambahan tetap

ditanggung nasabah15

.

2. Pembiayaan dengan Prinsip Sewa

Transaksi ijarah dilandasi adanya pindahan manfaat. Pada dasarnya

prinsip ijarah sama dengan prinsip jual beli, tapi perbedaannya terletak pada

objek transaksi. Bila pada jual beli objek transaksi adalah barang maka ijarah

adalah jasa. Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang

disewakannya kepada nasabah. Karena itu dalam perbankan syariah dikenal

ijarah muntahiyyah bittamlik (sewa yang diikuti dengan berpindahnya

kepemilikan). Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian16

.

Ijarah Muntahiya Bittamlik adalah perjanjian sewa antara pihak pemilik aset

tetap dan penyewa, atas barang yang disewakan, penyewa mendapat hak opsi

untuk membeli objek sewa pada saat masa sewa berakhir. Ijarah muntahiya

bittamlik yaitu gabungan antara transaksi sewa dan jual beli, karena pada

akhir masa sewa, penyewa diberi hak opsi untuk membeli objek sewa.17

3. Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil

Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil

sebagai berikut18

:

a. Pembiayaan Musyarakah

Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah

(syirkah atau syarikah). Transaksi musyarakah dilandasi adanya

15 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2007), Ed. 3-4, h. 100 16

Ibid. h. 100 17 Drs. Ismail, MBA., Ak., Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 160-161 18 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, h. 101

Page 40: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

28

keinginan para pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai

aset yang mereka miliki secara bersama-sama. Semua bentuk

usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih di mana mereka secara

bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang

berwujud maupun yang tidak berwujud.

Secara spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang bekerja sama

dapat berupa dana, barang perdagangan (trading asset),

kewirausahaan (entrepreneurship), kepandaian (skill), kepemilikan

(property), peralatan (equipment), atau intangible asset (seperti

hak paten atau goodwill), kepercayaan atau reputasi (credit

worthiness) dan barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan

uang. Dengan merangkum seluruh kombinasi dari bentuk

kontribusi masing-masing pihak dengan atau tanpa batasan waktu

menjadikan produk ini sangat fleksibel19

. Landasan Syariah

musyarakah dalam al-quran adalah:

فهم شركاء في الثلث

Artinya: “... maka mereka berserikat pada sepertiga...” (QS. An-

Nisa ayat 12)

Ketentuan umum Pembiayaan Musyarakah sebagai berikut:

1) Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek

musyawarah dan dikelola bersama-sama. Setiap pemilik

modal berhak turut serta dalam menentukan kebijakan

usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek. Pemilik

19

Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2007), Ed. 3-4, h. 102

Page 41: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

29

modal dipercaya untuk menjalankan proyek musyarakah

dan tidak boleh melakukan tindakan seperti:

a) Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi.

b) Menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain

tanpa izin pemilik modal lainnya.

c) Memberi pinjaman kepada pihak lain

d) Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerja

sama apabila:

(1) Menarik diri dari perserikatan

(2) Meninggal dunia,

(3) Menjadi tidak cakap hukum

2) Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka

waktu proyek harus diketahui bersama. Keuntungan dibagi

sesuai porsi kesepakatan sedangkan kerugian dibagi sesuai

dengan porsi kontribusi modal.

3) Proyek yang akan dijalankan harus disebutkan dalam akad.

Setelah proyek selesai nasabah mengembalikan dana

tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk

bank20

.

b. Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih

pihak dimana pemilik modal (shahib al-maal) mempercayakan

20 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2007), Ed. 3-4, h. 102-103

Page 42: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

30

sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu

perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerja

sama dalam paduan kontribusi 100% modal kas dari shahib al-

maal dan keahlian dari mudharib21

.

Transaksi jenis ini tidak mensyaratkan adanya wakil shahib al-

maal dalam manajemen proyek. Sebagai orang kepercayaan,

mudharib harus bertindak hati-hati dan bertanggung jawab untuk

setiap kerugian yang terjadi akibat kelalaian. Sedangkan sebagai

wakil shahib al-maal dia diharapkan untuk mengelola modal

dengan cara tertentu untuk menciptakan laba optimal. Perbedaan

yang essensial dari musyarakah dan mudharabah terletak pada

besarnya kontribusi atas manajemen dan keuangan atau salah satu

di anatara itu. Dalam mudharabah, modal hanya berasal dari satu

pihak, sedangkan dalam musyarakah modal berasal dari dua pihak

atau lebih.

Musyarakah dan mudharabah dalam literatur fiqih berbentuk

perjanjian kepercayaan (uqud al-amanah) yang menuntut tingkat

kejujuran yang tinggi dan menjunjung keadilan. Karenanya

masing-masing pihak harus menjaga kejujuran untuk kepentingan

bersama dan setiap usaha dari masing-masing pihak untuk

melakukan kecurangan dan ketidakadilan pembagian pendapatan

betul-betul akan merusak ajaran islam22

. Landasan Syariah

mudharabah pada Al-Quran terdapat pada surah Al-Jumu’ah ayat

10:

21 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2007), Ed. 3-4, h. 103 22 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, h. 103-104

Page 43: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

31

لة فانتشروا في الرض وابتغوا من فضل للا فإذا قضيت الص

كثيرا لعلكم تفلحون واذكروا للا

Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah

kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah

banyak-banyak supaya kamu beruntung.”

Ketentuan umum skema pembiayaan mudharabah adalah sebagai

berikut23

:

1) Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku

pengelola modal harus diserahkan tunai, dan dapat berupa

uang atau barang yang dinyatakan nilainya dalam satuan

uang. Apabila modal diserahkan secara bertahap harus

jelas, tahapannya dan disepakati bersama.

2) Hasil dari pengelolaan modal pembiayaan mudharabah

dapat diperhitungkan dengan cara, yakni:

a) Perhitungan dari pendapatan proyek (revenue

sharing)

b) Perhitungan dari keuntungan proyek (profit

sharing)

3) Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad,

pada setiap bulan atau waktu yang disepakati. Bank selaku

pemilik modal menanggung seluruh kerugian kecuali

akibat kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah, seperti

penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan dana.

4) Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan

namun tidak berhak mencampuri urusan pekerjaan/usaha

23 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, h. 104

Page 44: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

32

nasabah. Jika nasabah cidera janji dengan sengaja,

misalnya tidak mau membayar kewajiban atau menunda

pembayaran kewajiban, maka ia dapat dikenakan sanksi

administrasi.

4. Pembiayaan dengan Prinsip Akad Pelengkap

Akad pelengkap tidak ditujukan untuk mencari keuntungan,

tapi ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan.24

Akad

pelengkap ini adalah akad tabarru’, yakni:

a. Hiwalah (alih utang-piutang). Tujuan fasilitas ini adalah untuk

membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan

produksinya. Bank mendapat ganti biaya atas jasa pemindahan utang.

Untuk mengantisipasi risiko kerugian yang akan timbul, bank perlu

melakukan penelitian atas kemampuan pihak yang berhutang dan

kebenaran transaksi antara yang memindahkan piutang dengan yang

berhutang. Katakanlah seorang supplier bahan bangunan menjual

barangnya kepada pemilik proyek yang akan dibayar dua bulan

kemudian. Karena kebutuhan supplier akan likuiditas, maka ia meminta

bank untuk mengambil alih piutangnya. Bank akan menerima

pembayaran dari pemilik proyek25

.

b. Rahn (gadai). Tujuan akad ini adalah untuk memberikan jaminan

pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan.

Barang yang digadaikan wajib memenuhi kriteria berikut: milik

nasabah sendiri, jelas ukuran, sifat, dan nilainya ditentukan berdasarkan

nilai riil pasar, dan dapat dikuasai namun tidak boleh dimanfaatkan

24 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, h. 105 25 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, h. 105

Page 45: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

33

bank. Apabila nasabah wanprestasi, bank dapat melakukan penjualan

barang yang digadaikan atas perintah hakim.26

c. Qardh adalah pinjaman uang. Pinjaman qardh biasanya diberikan oleh

bank kepada nasabahnya sebagai fasilitas pinjaman talangan pada saat

nasabah mengalami overdraft. Fasilitas ini dapat merupakan bagian dari

satu paket pembiayaan lain, untuk memudahkan nasabah bertransaksi.

Aplikasi qardh dalam perbankan biasanya dalam empat hal, yaitu27

:

1) Sebagai pinjaman talangan haji, dimana nasabah calon haji

diberikan pinjaman talangan untuk memenuhi syarat penyetoran

biaya perjalanan haji. Nasabah akan melunasinya sebelum

keberangkatan haji.

2) Sebagai pinjaman tunai (cash advanced) dari produk kartu kredit

syariah, dimana nasabah diberi keleluasaan untuk menarik uang

tunai milik Bank melalui ATM. Nasabah akan mengembalikan

sesuai waktu yang ditentukan.

3) Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil dimana menurut

perhitungan Bank akan memberatkan si pengusaha bila diberi

pembiayaan dengan skema jual-beli Ijarah atau bagi hasil.

4) Sebagai pinjaman kepada pengurus Bank, dimana Bank

menyediakan fasilitas ini untuk memastikan terpenuhinya

kebutuhan pengurus Bank. Pengurus Bank akan mengembaliaknnya

secara cicilan melalui pemotongan gajinya.

26 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, h. 106 27

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah: Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta:

Ekonisia, 2003), h. 81

Page 46: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

34

d. Wakalah secara etimologi bermakna penyerahan/pemberian mandat,

pemeliharaan atau penjagaan28

. Sedangkan Menurut Kompilasi Hukum

Ekonomi Syariah pada Pasal 20 ayat 19 yang dimaksud dengan

Wakalah adalah pemberian kuasa kepada pihak lain untuk mengerjakan

sesuatu. Bank syariah dapat memberikan jasa wakalah, yaitu sebagai

wakil dari nasabah sebagai pemberi kuasa (muwakil). Dalam hal ini,

bank akan mendapatkan upah atau biaya administrasi atas jasa tersebut.

Sebagai contoh, bank dapat menjadi wakil untuk melakukan

pembayaran tagihan listrik atau telepon kepada perusahaan listrik atau

telepon29

.

e. Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil)

kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang

ditanggung. Dalam pengertian lain kafalah berarti mengalihkan

tanggungjawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada

tanggungjawab orang lain sebagai penjamin30

. Kafalah (garansi bank)

dapat diberikan dengan tujuan untuk menjamin pembayaran suatu

kewajiban pembayaran. Bank dapat mensyarakat nasabah untuk

menempatkan sejumlah dana untuk fasilitas ini sebagai rahn. Banka

dapat pula menerima dana tersebut dengan prinsip wadi’ah. Untuk jasa-

jasa ini, bank mendapatkan pengganti biaya atas jasa yang diberikan31

.

28

Abu Bakar Utsman bin Muhammad Syatha al-Dimyathi al-Bakri, I’anah ath-Thalibin, (Beirut:

Dar al-Fikr, 2007), Jilid III, hlm. 144 dikutip dari Dr. Hj. Isnawati Rais, MA. dan Dr. H. Hasanudin,

M.Ag, Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada LKS, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 179 29

Dr. Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 306 30 Muhammas Syafi’i Antonio, Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktek , (Jakarta : Gema Insani

Press, 2001), Cet. 1, h. 123 31

Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2007), Ed. 3-4, h. 107

Page 47: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

35

BAB III

PIHAK-PIHAK DALAM PEMBIAYAAN RESI GUDANG

Secara umum Ada beberapa pihak yang terlibat dalam proses sistem

resi gudang diantaranya, sebagai berikut :

Pengelola gudang adalah pihak yang melakukan usaha pergudangan,

baik gudang milik sendiri maupun milik orang lain, yang melakukan

penyimpanan, pemeliharaan, dan pengawasan barang yang disimpan

oleh pemilik barang serta berhak menerbitkan Resi Gudang. Pengelola

harus berbentuk badan usaha yang berbadan hukum dan telah

memeperoleh persetujuan dari badan pengawas. Pengelola gudang

dilarang menerbitkan lebih dari satu Resi Gudang untuk barang yang

sama yang disimpan di Gudang. Sebagai penerbit Resi Gudang,

keberadaan pengelola gudang sangat diperlukan dalam pengembangan

sistem Resi Gudang.

Lembaga Penilaian Kesesuaian adalah lembaga terakreditasi yang

melakukan serangkaian kegiatan untuk menilai atau membuktikan

bahwa persyaratan tertentu yang berkaitan dengan produk, proses,

sistem dan/atau personel terpenuhi. Akreditasi terhadap lembaga

penilaian kesesuaian dilakukan oleh badan pengawas Resi

Gudang.Kegiatan Lembaga Kesesuaian dalam Sistem Resi Gudang

mencakup kegiatan sertifikasi, inspeksi, dan pengujian yang berkaitan

dengan barang, gudang, dan pengelola gudang.

Badan Pengawas Sistem Resi Gudang adalah unit organisasi di bawah

menteri yang diberi wewenang untuk melakukan pembinaan,

pengaturan, dan pelaksanaan sistem Resi Gudang. Saat ini

kewenangan Badan Pengawas Sistem Resi Gudang dilaksanakan oleh

Page 48: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

36

Badan Pengawas Perdagangan Bursa Komoditi (BAPPEBTI) yang

juga melakukan tugas pembinaan, pengaturan, dan pengawasan

terhadap kegiatan perdagangan berjangka komoditi. Badan Pengawas

juga dituntut untuk mengawasi orang-orang atau pihak-pihak yang

dilarang mengelola lembaga-lembaga yang terkait dengan Sistem Resi

Gudang.

Pusat Registrasi merupakan badan usaha berbadan hukum yang

mendapat persetujuan Badan Pengawas Perdagangan Bursa Komoditi

(BAPPEBTI) untuk melakukan penatausahaan Resi Gudang dan

derivatif Resi Gudang yang meliputi pencatatan, penyimpanan,

pemindahbukuan kepemilikan, pembebanan hak jaminan, pelaporan

serta penyedian sistem dan jaringan informasi. Peran Pusat Registrasi

dalam penyelenggaraan Sistem Resi Gudang sangat penting, sebab

lembaga ini bertugas mengelola dan menyimpan semua data penting

yang terkait dengan pelaksanaan Sistem Resi Gudang. Oleh karena itu,

Pusat Registrasi harus memiliki pengalaman kerja yang memadai di

bidang tugasnya serta harus selalu menjunjung tinggi asas kejujuran,

kecepatan, dan ketepatan.

Penerbit Derivatif Resi Gudang merupakan Lembaga Perbankan,

Lembaga Keuangan Nonbank, dan pedagang berjangka yang telah

mendapatkan izin/persetujuan dari Badan Pengawas Perdagangan

Bursa Komoditi (BAPPEBTI).1

Dalam praktek pembiayaan komoditi timah pada bank syariah mandiri

yang menggunakan sistem resi gudang, secara garis besar pihak yang

terlibat adalah sebagai berikut:

1 Avalisia Mahacakri Syahadat, “Resi Gudang Sebagai Jaminan Kredit Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Sistem Resi Gudang”, h. 14-15

Page 49: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

37

A. Gambaran Umum PT. Panca Mega Persada

1. Profil Singkat PT. Panca Mega Persada (PMP)

PT. Panca Mega Persada adalah perusahaan yang bergerak

industri pertambangan timah, yang kegiatannya adalah peleburan

timah dan pemurnian timah. PT. Panca Mega Persada dipimpin oleh

direktur Siauw sui thin. Di bulan November 2014, PMP telah

diaudit oleh Conflict-Free Sourching Initiative (CFSI)2 dan telah

dinyatakan lolos dan memenuhi persyaratan regulasi dengan No.

Register: CID001457 dan hasil audit dilampirkan pada lampiran-

lampiran. Head Office PMP beralamat di Jl. Dr. Susilo Raya No. C-

5 RT.001, RW.005, Grogol, Jakarta Barat 11450 dan Factory di Jl.

Raya Jelitik No. 1-A Sungailiat Provinsi Bangka Belitung. Visi

PMP adalah Menjadi Perusahaan yang terbaik di Indonesia maupun

Internasional yang profesional dan ramah lingkungan. Dan misi

sebagai berikut:

a. Meningkatkan sumber daya manusia secara profesional.

b. Menjaga standard mutu produk sesuai dengan kualitas

nasional dan internasional.

c. Memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan pelayanan

yang professional.

d. Memberikan kontribusi keuntungan kepada pemegang

saham serta meningkatkan kesejahteraan karyawan.

2 Lembaga yang mengaudit industri mineral perihal Responsible Minerals Initiative (RMI)/

tanggungjawab terhadap insiatif mineral yang dulu disebut Conflict-Free Sourcing Initiative (CFSI)

Page 50: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

38

e. Turut serta membangun perekonomian daerah Bangka dan

masyarakat disekitar Perusahaan.3

2. Kedudukan Dalam Pembiayaan Komoditi Timah

PT. Panca Mega Persada adalah perusahaan pertambangan

timah yang mengajukan pembiayaan di bank syariah mandiri

menggunakan sistem resi gudang. PT. PMP dalam pembiayaan ini

berperan sebagai nasabah atau syarik. Resi gudang dapat dijadikan

jaminan berdasarkan ketentuan UU SRG Pasal 4, yang berbunyi

“Resi Gudang dapat dialihkan, dijadikan jaminan utang, atau

digunakan sebagai dokumen penyerahan barang. Dan Resi Gudang

sebagai dokumen kepemilikan dapat dijadikan jaminan utang

sepenuhnya tanpa dipersyaratkan adanya agunan lainnya”4.

B. Gambaran Umum PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero)

1. Profil Singkat PT Bhanda Ghara Reksa (BGR)

PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) adalah BUMN yang

berdiri pada tanggal 11 April 1977 berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 26 tahun 1976. BGR turut mengemban misi

menunjang kebijaksanaan pemerintah dan membantu pelaku bisnis

dan industri, khususnya di bidang penyelenggara jasa penyewaan

dan pengelolaan gudang serta proses pengiriman barang dengan

memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang sehat dan

undang-undang perseroan terbatas.

Dengan motto "Integrated Logistics Solution", BGR didukung

oleh jaringan kerja berupa 24 cabang yang tersebar di seluruh

3 Diakses dari http://pmp.fongsgroup.com, pada tanggal 8 Juni 2018 pukul 15. 05 WIB

4 Pasal 4, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi

Gudang, LN No. 59 tahun 2006, TLN No. 4630 tahun 2006.

Page 51: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

39

wilayah Indonesia dan siap menjadi mitra terpercaya pelaku bisnis

dan industri dalam menangani berbagai kegiatan logistik antara lain:

1. BGR Integrated Logistics Service (ILS)

2. BGR Transportation

3. BGR Warehousing

4. BGR Express

5. Freight Forwarding

Visi dan misi dari PT. Bhanda Ghara Reksa adalah sebagai berikut :

a. Visi : Menjadi Perusahaan Logistik Yang Memberikan Solusi,

Handal dan Terkemuka.

b. Misi : 1. Menyelenggarakan jasa logistik dengan sistem IT

yang handal, adaptable & user friendly, 2. Meningkatkan nilai

perusahaan melalui jaringan, infrastruktur modern dan

diversifikasi usaha yang relevan., 3. Menumbuhkan

kesejahteraan karyawan melalui produktivitas, dan 4.

Menciptakan logistics solution service untuk menjalin

kemitraan.

Saat ini BGR mengelola sekitar 600 gudang yang terdiri dari

gudang milik, gudang sewa dan gudang manajemen yang luasnya

sekitar 1 juta meter persegi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Gudang Milik sebanyak 150 unit dengan kapasitas 455.800 ton,

Gudang Sewa sebanyak 200 unit dengan kapasitas 756.500 ton dan

Page 52: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

40

Gudang Manajemen sebanyak 129 unit dengan kapasitas 342.632

ribu ton.5

2. Kedudukan Dalam Pembiayaan Komoditi Timah

Dalam praktek pembiayaan komoditi timah antara PT. Panca Mega

Persada dengan PT. Bank Syariah Mandiri, PT. Bhanda Ghara Reksa

berperan sebagai pengelola gudang dan penerbit bilyet resi gudang.

Pengaturan pengelola gudang terdapat pada Undang-undang Nomor 9

Tahun 2006 Tentang Sistem Resi Gudang (UU SRG), yaitu:

a. pengelola gudang harus berbentuk badan usaha berbadan hukum

dan telah mendapat persetujuan Badan Pengawas. Dan pengelola

gudang dilarang menerbitkan lebih dari satu resi gudang untuk

barang yang sama yang disimpan di gudang.

b. Pengelola Gudang wajib membuat perjanjian pengelolaan

barang secara tertulis dengan pemilik barang atau kuasanya. Dan

perjanjian pengelolaan barang sekurang-kurangnya memuat: a.

identitas para pihak; b. hak dan kewajiban para pihak; c. jangka

waktu penyimpanan; d. deskripsi barang; dan e. asuransi.

c. Jika pemegang resi gudang cedera janji, pengelola gudang dapat

menjual resi gudang secara langsung atau melalui lelang umum

berdasarkan peraturan perundang-undangan dengan persetujuan

badan pengawas.

d. Pengelola gudang bertanggung jawab atas kesalahan penulisan

keterangan dalam resi gudang. Dan pengelola gudang

bertanggung jawab atas kehilangan dan/atau kerugian barang

5 Diakses dari http://bgrindonesia.com, pada tanggal 8 Juni 2018 pukul 15.00 WIB

Page 53: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

41

yang disebabkan oleh kelalaiannya dalam menyimpan dan

menyerahkan barang.6

Pengaturan mengenai penerbitan bilyet resi gudang diatur pada Peraturan

pemerintah no. 36 tahun 2007, yaitu :

a. Resi Gudang hanya dapat diterbitkan oleh Pengelola Gudang yang telah

memperoleh persetujuan Badan Pengawas. Pengelola Gudang

menerbitkan Resi Gudang untuk setiap penyimpanan barang setelah

pemilik barang menyerahkan barangnya dan Pengelola Gudang

mendaftarkannya ke Pusat Registrasi untuk memperoleh kode

pengaman. Setiap Resi Gudang yang diterbitkan, ditatausahakan oleh

Pusat Registrasi. Terhadap Resi Gudang yang diterbitkan dapat

diterbitkan Derivatif Resi Gudang. Setiap Derivatif Resi Gudang yang

diterbitkan wajib didaftarkan oleh penerbit Derivatif Resi Gudang

untuk ditatausahakan pada Pusat Registrasi.

b. Barang yang diterbitkan resi gudang adalah setiap benda bergerak yang

dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu dan diperdagangkan secara

umum. Barang paling sedikit memenuhi persyaratan sebagai berikut: a.

memiliki daya simpan paling sedikit 3 (tiga) bulan; b. memenuhi

standar mutu tertentu; dan c. jumlah minimum barang yang disimpan.7

C. Gambaran Umum PT. Bank Syariah Mandiri

1. Profil Singkat PT. Bank Syariah Mandiri (BSM)

Berdasarkan data dan info yang diperoleh penulis berdasarkan

sumber dari laporan keberlanjutan (Sustainability Report) 2016 PT. Bank

6 Pasal 23, 24, 26, dan 27, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2006 Tentang

Sistem Resi Gudang, LN No. 59 tahun 2006, TLN No. 4630 tahun 2006. 7 Pasal 2-3, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2007 Tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi Gudang, LN No. 79 tahun

2007, TLN No. 4735 tahun 2007.

Page 54: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

42

Syariah Mandiri, berikut sejarah singkat bank syariah mandiri yang penulis

uraikan. PT Bank Syariah Mandiri (Bank/BSM) didirikan pertama kali

dengan nama PT Bank Industri Nasional disingkat PT BINA atau disebut

juga PT National Industrial Banking Corporation Ltd. Dan mengalami

perubahan nama sebanyak 4 kali, perubahan terakhir terjadi pada tahun

2000 dari nama PT Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT

Bank Syariah Mandiri.

Selanjutnya Bank mendapatkan izin usaha dari Bank Indonesia

berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.

1/24/KEP.GBI/1999 tanggal 25 Oktober 1999 sebagai bank umum

berdasarkan prinsip syariah dan mulai beroperasi sejak tanggal 1 November

1999. PT Bank Syariah Mandiri berlokasi dengan alamat kantor pusat di

Jalan M.H. Thamrin No. 5 Jakarta 10340. Per tanggal 31 Desember 2016,

BSM memiliki pangsa pasar dan kantor operasional yang tersebar di

seluruh wilayah Indonesia dengan rincian, yakni 129 kantor cabang, 389

kantor cabang pembantu, 52 kantor kas, 145 kantor payment point dan, 50

kantor layanan gadai. Aset BSM selama 5 (lima) tahun terakhir tumbuh

signifikan dengan rata-rata sebesar 9,80%.8

Di BSM terdapat bagian yang menjalankan bisnis pembiayaan

untuk perusahaan-perusahaan dengan nama Corporate Business. Dibawah

ini adalah Struktur Organisasi BSM Bagian Corporate Business :

8 Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) 2016 PT. Bank Syariah Mandiri, h. 27-29

Page 55: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

43

*RM singkatan dari Relationship Manager.9

2. Kedudukan Dalam Pembiayaan Komoditi Timah

PT. Bank Syariah Mandiri berperan sebagai bank syariah yang

menyediakan produk pembiayaan dengan agunan resi gudang. Dasar

hukum BSM dapat menerima agunan resi gudang adalah pasal 45 POJK

No. 16 tahun 2014 tentang Penilaian Aset BUS dan UUS, yang berbunyi :

“Agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam perhitungan

PPA (penyisihan penghapusan aset) ditetapkan sebagai berikut: a. Surat

Berharga Syariah dan saham yang aktif diperdagangkan di bursa efek di

Indonesia atau memiliki peringkat investasi dan diikat secara gadai; b.

tanah, gedung, dan rumah tinggal yang diikat dengan hak tanggungan; c.

mesin yang merupakan satu kesatuan dengan tanah yang diikat dengan hak

9 Novy Tri Muktiyah, Pegawai BSM bagian CB Corporate 1 Jakarta, Interview Pribadi, 30 Mei

2018.

Page 56: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

44

tanggungan; d. pesawat udara atau kapal laut dengan ukuran di atas 20 (dua

puluh) meter kubik yang diikat dengan hipotek; e. kendaraan bermotor dan

persediaan yang diikat secara fidusia; dan/atau f. resi gudang yang diikat

dengan hak jaminan atas resi gudang”.10

3. Produk Pembiayaan Corporate

Produk pembiayaan corporate terdiri dari pembiayaan modal kerja dan

pembiayaan investasi. Pembiayaan modal kerja terdiri dari :

a. BSM Pembiayaan Musyarakah adalah Pembiayaan khusus

untuk modal kerja, yaitu dana dari bank merupakan bagian dari

modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan

nisbah yang disepakati.

b. BSM Pembiayaan Mudharabah adalah Pembiayaan atas seluruh

modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank.

Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang

disepakati.

c. Pembiayaan Dana Berputar adalah Fasilitas pembiayaan modal

kerja dengan prinsip musyarakah yang penarikan dananya dapat

dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan riil nasabah.

d. BSM Pembiayaan resi gudang adalah pembiayaan transaksi

komersial dari suatu komoditas/produk yang diperdagangkan

secara luas dengan jaminan utama berupa komoditas/produk

yang dibiayai dan berada dalam suatu gudang atau tempat yang

terkontrol secara independen.11

10 Pasal 45, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16 tahun 2014 tentang Penilaian Aset

BUS dan UUS, LN No. 347 tahun 2014, TLN No. 5625 tahun 2014. 11

Laporan Tahunan (Annual Report) 2016 PT. Bank Syariah Mandiri, h. 69-70

Page 57: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

45

BAB IV

ANALISIS HUKUM RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN PEMBIAYAAN

KOMODITI TIMAH

A. Akad-akad pada Pembiayaan Resi Gudang

Akad-akad yang disediakan oleh Bank Syariah Mandiri terdiri dari

murabahah, mudharabah, dan musyarakah. Penggunaan akad disesuaikan dengan

skema usaha nasabah (tailor made). Adapun skema pembiayaannya adalah sebagai

berikut:

Akad yang digunakan pada pembiayaan antara PT. Panca Mega Persada

(selanjutnya PT. PMP) dengan Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah musyarakah.

Skema pembiayaannya adalah musyarakah revolving. Musyarakah revolving

adalah musyarakah dengan metode bagi hasil dan bisa direvolving, dengan

ketentuan jika ada pelunasan maka plafond pembiayaan jadi naik lagi dan bisa

menarik pembiayaan lagi.1 Berdasarkan skema diatas ada kerjasama antara bank

dengan PT. Sucofindo mengunakan akad wakalah sebagai collateral manager, pada

1 Novy Tri Muktiyah, Pegawai BSM bagian CB Corporate 1 Jakarta, Interview Pribadi, 16 Mei

2018.

Page 58: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

46

umumnya ujrah dibayarkan oleh nasabah.2 Akan tetapi, pada pembiayaan komoditi

timah antara PT. PMP dengan BSM collateral managernya adalah PT. Suveryor

Indonesia.

Pembiayaan antara PT. PMP dengan BSM merupakan produk pembiayaan

modal kerja, dimana akad pembiayaan modal kerja diatur pada fatwa DSN MUI

No. 55 tahun 2007 tentang Pembiayaan Rekening Koran Syariah Musyarakah.

Dalam fatwa tersebut tidak disebutkan mengenai dibolehkannya ada jaminan,

tetapi pada bagian ketentuan akad angka 7 fatwa tersebut dikatakan “Fatwa DSN

nomor: 8/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Musyarakah berlaku pula dalam

pelaksanaan Pembiayaan Rekening Koran Syariah (PRKS) Musyarakah”3, maka

dari itu penulis mengambil kesimpulan jaminan resi gudang diperbolehkan dalam

pembiayaan ini.

Jaminan pada pembiayaan dengan akad musyarakah sebenarnya tidak ada,

tetapi lembaga keuangan syariah (LKS) boleh meminta jaminan untuk menghindari

terjadinya penyimpangan. Seperti yang diatur pada Fatwa DSN MUI No. 8 tahun

2000 pada pasal 3 huruf a angka 3, yang berbunyi “Pada prinsipnya, dalam

pembiayaan musyarakah tidak ada jaminan, namun untuk menghindari terjadinya

penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan”4, maka agunan resi gudang pada

pembiayaan musyarakah di Bank Syariah Mandiri dibolehkan. Dengan tujuan

apabila nasabah melakukan pelanggaran atau wanprestasi, maka pihak bank tetap

memiliki aset yang dapat digunakan untuk menyelesaikan pembiayaan nasabah

yang melakukan pelanggaran atau untuk berjaga-jaga jika nasabah memiliki itikad

buruk dalam proses pembiayaan. Jadi, adanya agunan resi gudang pada

2 Novy Tri Muktiyah, Pegawai BSM bagian CB Corporate 1 Jakarta, Interview Pribadi, 16 Mei

2018. 3 Diakses melalui https://dsnmui.or.id/produk/fatwa/, Fatwa, pada tanggal 14 Agustus 2018

pukul 19.30 WIB. 4 Diakses melalui https://dsnmui.or.id/produk/fatwa/, Fatwa, pada tanggal 25 Juni 2018 pukul

19.00 WIB.

Page 59: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

47

pembiayaan Bank Syariah Mandiri tidaklah melanggar atau menyalahi aturan

dalam Fatwa DSN MUI No. 8 tahun 2000.

B. Penerapan Pembiayaan Komoditi Timah dengan Agunan Resi Gudang

Pembiayaan resi gudang adalah pembiayaan transaksi komersial dari suatu

komoditas/produk yang diperdagangkan secara luas dengan jaminan utama

berupa komoditas/produk yang dibiayai dan berada dalam suatu gudang atau

tempat yang terkontrol secara independen (independently controlled

warehouse)5. Adapun yang menjadi persyaratan dokumen adalah sebagai

berikut6:

a. Memiliki legalitas usaha yang masih berlaku (Akte pendirian/perubahan

berikut pengesahannya, SIUP, TDP, SKDP, NPWP)

b. Memiliki pengalaman usaha minimal 3 tahun

c. Menyerahkan mutasi rekening minimal 6 bulan terakhir

d. Untuk wiraswasta menyerahkan legalitas perorangan yang masih berlaku

(KTP, NPWP, akte nikah, KK)

e. Menyerahkan bukti kepemilikan agunan yang sah

Syarat-syarat diatas dapat diubah sesuai dengan kondisi nasabah.

Adapun Fitur Pembiayaan yang diberikan adalah sebagai berikut :

a. Limit pembiayaan di atas > Rp500 juta s.d Rp5 Miliar

b. GAS (Gross Annual Sales) s.d Rp25 Miliar

c. Valuta IDR

5 Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) 2016 PT. Bank Syariah Mandiri, h. 99

6 Diakses melalui https://www.syariahmandiri.co.id/business-banking/small-

banking/pembiayaan-modal-kerja, pada 2 Juni pukul 19.00 WIB.

Page 60: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

48

d. Jangka waktu sampai dengan 1 tahun (dapat diperpanjang sesuai dengan

ketentuan Bank)

e. Revolving atau Non Revolving7

f. Pilihan akad musyarakah, mudharabah atau murabahah sesuai dengan

spesifikasi kebutuhan modal kerja

g. Diperuntukkan untuk perorangan (wiraswasta), dan badan usaha

h. Untuk usaha tertentu dapat memanfaatkan Pembiayaan Dana Berputar

(PDB) sehingga memudahkan dalam penarikan pembiayaan.8

Dari penjelasan fitur pembiayaan poin d diatas maka nilai agunan resi gudang

yang dapat diperhitungkan sebagai Pengurang Penyisihan Penghapusan Aset

(PPPA) sesuai ketentuan POJK No. 16 tahun 2014 tentang Penilaian Aset BUS dan

UUS adalah “ tanah dan/atau bangunan bukan untuk tempat tinggal, mesin yang

dianggap sebagai satu kesatuan dengan tanah, pesawat udara, kapal laut, resi

gudang, kendaraaan bermotor, dan persediaan paling tinggi sebesar: 70% (tujuh

puluh perseratus) dari penilaian apabila penilaian dilakukan dalam 12 (dua belas)

bulan terakhir. Nilai agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam

perhitungan PPA dilarang melebihi nilai pengikatan agunan”.9

Pembiayaan antara Bank Syariah Mandiri dengan PT. Panca Mega Persada

terjadi pada tahun 2015 dan sudah lunas pada tahun tersebut.10

Komoditi

7 Revolving adalah bentuk fasilitas kredit yang bisa dilakukan berulang-ulang sepanjang masih

dalam batas maksimum plafond yang disetujui oleh bank, melalui pinjaman ini, peminjam boleh

membayar sebagian atau seberapa saja daripada jumlah pinjaman dalam jangka masa yang di

tetapkan oleh pihak bank. Sedangkan Non Revolving adalah pinjaman atau loan atau kredit yang

setelah dilunasi atau di angsur hingga lunas sesuai kesepakatan, tidak dapat digunakan lagi. 8 Diakses melalui https://www.syariahmandiri.co.id/business-banking/small-

banking/pembiayaan-modal-kerja, pada 2 Juni pukul 20.00 WIB. 9 Pasal 48-49, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16 tahun 2014 tentang Penilaian Aset

BUS dan UUS, LN No. 347 tahun 2014, TLN No. 5625 tahun 2014. 10

Novy Tri Muktiyah, Pegawai BSM bagian CB Corporate 1 Jakarta, Interview Pribadi, 21

May 2018.

Page 61: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

49

pembiayaan adalah timah dengan agunan resi gudang yang diterbitkan oleh PT.

Bhanda Ghara Reksa (Persero) dengan letak warehouse di GD. Ketapang.

Kuantitas timah yang tersimpan di warehouse sebanyak 5.006,70 KG. Adapun

contoh bilyet resi gudang terlampir pada bagian lampiran-lampiran skripsi ini.

Ketentuan terkait bentuk atau format bilyet resi gudang diatur pada pasal 4 PP No.

70 tahun 2013, yang berbunyi:11

a. Dokumen Resi Gudang sah apabila memuat:

1) judul Resi Gudang;

2) jenis Resi Gudang;

3) nama dan alamat pihak pemilik barang;

4) lokasi Gudang tempat penyimpanan barang;

5) tanggal penerbitan;

6) nomor penerbitan;

7) waktu jatuh tempo simpan barang;

8) deskripsi barang;

9) biaya penyimpanan;

10) kode pengaman;

11) kop surat Pengelola Gudang; dan

12) tanda tangan pemilik barang dan tanda tangan Pengelola

Gudang.

b. Kode pengaman ditetapkan oleh Pusat Registrasi.

c. Ketentuan mengenai tanda tangan dapat dilakukan secara elektronis

dalam bentuk tanda tangan digital bagi Resi Gudang Dalam Bentuk

Tanpa Warkat.”

Diketahui format bilyet resi gudang yang diterbitkan oleh PT. Bhanda Ghara

Reksa (BGR) yang dijadikan agunan gudang tidak menyantumkan biaya

11

Pasal 4, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 Tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi Gudang, LN No. 172

tahun 2013, TLN No. 5459 tahun 2013.

Page 62: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

50

penyimpanan, tetapi dijelaskan pada sellers kit dan mekanisme keanggotaan di

Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) yang diserahkan oleh PT. Panca

Mega Persada ke pihak bank mandiri syariah.

PT. Panca Mega Persada melaksanakan traksaksi jual-beli timah di PT. Bursa

Komoditi & Derivatif Indonesia (BKDI). Hari perdagangan adalah Senin – Jumat

dengan mekanisme perdagangan berupa lelang terbuka. Mekanisme traksaksi di

BKDI akan dijelaskan dibawah ini dalam bentuk skema :

Sebelum Transaksi Transaksi Setelah Transaksi

Memverifikasi asal

biji timah dan

kualitas timah

Menyimpan timah di BGR

Menerima bukti

simpan timah

Menyelesaikan

proses penerimaan

anggota

Memasukan

harga

penawaran jual

Menerima

alokasi

perdagangan

Menerima

clearing

statement

Menerbitkan

invoice &

menyerahkan bukti

bayar royalti

Menerima

pembayaran awal

Menerima

pelunasan

pembayaran

Menyediakan

dokumen ekspor

Page 63: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

51

Adapun skema lebih rinci tentang mekanisme transaksi di BKDI akan

dilampirkan pada bagian lampiran-lampiran. Dibawah ini penjelasan dari

skema yang dilampirkan.

a. Memverifikasi Asal Biji Timah dan Kualitas Timah

1) Pada saat akan menyimpan timah di bgr, penjual wajib: Menyerahkan

surat keterangan asal (SKA) biji timah yang telah diverifikasi oleh

surveyor. Dan Menyertai setiap lot dengan certificate of analysis

(COA) yang dikeluarkan oleh surveyor.

2) Surveyor yang ditunjuk: Sucofindo (BUMN) dan Surveyor Indonesia

(BUMN)

b. Menyimpan Timah Di BGR

1) Setelah menerima timah batangan beserta COA dan SKA, BGR akan

menerbitkan bukti simpan timah (BST).

2) BST harus diserahkan kepada isi kliring sebelum dapat melakukan

transaksi.

c. Menerima Alokasi Perdagangan

1) Pada akhir sesi perdagangan: Isi kliring akan menerbitkan alokasi

perdagangan kepada pemenang jual sebelum pukul 18.00 wib.

2) Alokasi perdagangan terdiri dari: a. Nomor alokasi perdagangan b.

Nama pembeli dan penjual c. Nomor bst d. Kuantitas dan kualitas e.

Harga lelang f. Nilai kontrak g. Pelabuhan pemuatan yang ditunjuk

d. Menerima Clearing Statement

1) Clearing statement merupakan laporan keuangan member yang

dapat diakses melalui: http://member.isiclearing.com/pclear/

Page 64: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

52

2) Clearing statement terdiri dari: Kode anggota, Nama anggota, Saldo

awal, Nilai transaksi, Biaya-biaya, dan Saldo akhir

e. Menerbitkan Invoice & Menyerahkan Bukti Bayar Royalti

Penjual harus menyerahkan: Invoice, Bukti bayar royalti (BBR), Surat

kuasa pengeluaran barang; kepada isi kliring sebelum pukul 12.00 wib pada

hari kerja kedua setelah transaksi (t+2).

f. Menerima Pembayaran Awal

Penjual akan menerima pembayaran awal sebesar 70% dari nilai kontrak

pada hari kerja ketujuh setelah transaksi (t+7).

g. Menyediakan Dokumen Ekspor

Setelah menerima instruksi pengapalan dari isi kliring, penjual harus

menyediakan dokumen ekspor sebagai berikut: i. Packing list (p/l) ii.

Laporan surveyor (l/s) yang diterbitkan oleh surveyor yang ditunjuk iii.

Certificate of origin (sesuai permintaan pembeli) yang diterbitkan oleh

dinas perdagangan iv. Pemberitahuan ekspor barang (PEB)

h. Menerima Pelunasan Pembayaran

Penjual akan menerima pelunasan pembayaran setelah isi kliring menerima

bill of lading atau maksimal 21 hari setelah transaksi.

i. Biaya-biaya yang ada dalam Mekanisme Perdagangan Timah

1) Biaya Transaksi : 0,06 % dari nilai kontrak, belum termasuk PPN 10%

dan termasuk biaya Kliring

2) Biaya Gudang

a) Jasa penyimpanan Timah Batangan sebelum terjual di Bursa Timah

yaitu sejak diterima di Gudang atau Tempat Penyimpanan Timah

Page 65: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

53

Batangan sampai terjadi transaksi adalah sebesar USD 0,6 (Nol

Koma Enam Dollar Amerika) per metric ton per hari sudah

termasuk PPN.

b) Jasa Free On Board (FOB) Timah Batangan, yang terdiri dari

handling masuk, penyimpanan selama 21 hari setelah Timah

Batangan ditransaksikan di Bursa Timah, dan handling keluar

sampai ke atas kapal termasuk stuffing, pengangkutan dan

clearance document adalah sebesar USD 30 (Tiga Puluh Dollar

Amerika) per metric ton sudah termasuk PPN.

3) Biaya Surveyor : $ 17,5 per ton, belum termasuk PPN 10%.12

Dari penjelasan diatas diketahui barang yang jadi obyek pembiayaan adalah

komoditi timah. Diketahui bahwa komoditi timah pada saat berlangsungnya

pembiayaan tersebut belum termasuk barang yang disebutkan dalam sistem resi

gudang yang diatur pada Permendag no. 37 tahun 2011. Adapun barang yang dapat

disimpan di gudang dalam rangka sistem resi gudang adalah : gabah, beras, jagung,

kopi, kakao, lada, karet, rumput laut, dan rotan. Kedua, penetapan selanjutnya

tentang barang dalam rangka sistem resi gudang dilakukan dengan pertimbangan

rekomendasi dari pemerintah daerah, instansi terkait, atau asosiasi komoditas,

dengan tetap memperhatikan persyaratan pada pasal 3. Akan tetapi, komoditi timah

dapat diterbitkan bilyet resi gudang dengan mempertimbangkan syarat-syarat yang

terdapat pada pasal 3, yaitu memiliki daya simpan paling sedikit 3 (tiga) bulan,

memenuhi standar mutu tertentu, dan jumlah minimum barang yang disimpan.13

12

Novy Tri Muktiyah, Pegawai BSM bagian CB Corporate 1 Jakarta, Data Pribadi, 30 Mei

2018. 13 Pasal 3-4, Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2011 Tentang

barang yang dapat disimpan di gudang dalam Penyelenggaraan sistem resi gudang, BN No. 806

tahun 2011.

Page 66: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

54

C. Resiko Pembiayaan Resi Gudang

Berdasarkan data yang didapat dari wawancara pribadi dengan pegawai

bank syariah bagian corporate bussiness, berikut penjelasan mengenai resiko

pada pembiayaan resi gudang:14

Risiko Mitigasi Risiko

a. Bonafiditas pembeli

b. Kontrak yang merugikan

c. Sifat barang/inventory yang

diperjualbelikan

a. Pembiayaan lebih ditekankan

kepada usaha yang memiliki

track record bisnis yang baik

dengan mengutamakan

kecepatan perputaran usaha

dengan memperhatikan:

- Likuiditas dan

marketable barang

/inventory yang

diperjualbelikan.

- Daya tahan barang/

inventory.

- Ketersediaan barang.

b. Kontrak tidak dapat dibatalkan

sepihak (contoh: dalam bentuk

irrevocable L/C).

c. Adanya kepastian pembayaran

yang diyakini oleh bank dalam

14

Novy Tri Muktiyah, Pegawai BSM bagian CB Corporate 1 Jakarta, Data Pribadi, 30 Mei

2018.

Page 67: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

55

bentuk L/C, SKBDN, sales

contract atau garansi

pembayaran lainnya.

a. Risiko pada saat pemesanan barang/inventory kepada supplier adalah

sebagai berikut :

Risiko Mitigasi Risiko

Ketersediaan barang oleh

supplier sesuai jumlah dan

waktu yang ditentukan.

Kontrak antara nasabah dan supplier

yang mengatur pembelian barang

hingga pengantaran ke gudang nasabah.

b. Risiko pada saat supplier mengirim barang/inventory ke gudang nasabah

dan selama barang/inventory disimpan di gudang adalah sebagai berikut :

Risiko Mitigasi Risiko

Keamanan barang dari kerusakan,

kehilangan dan kebakaran.

Asuransi dan pemilihan gudang

yang memenuhi persyaratan.

c. Risiko pada saat pembayaran barang/inventory ke supplier adalah sebagai

berikut :

Risiko Mitigasi Risiko

a. Ketersediaan self financing

nasabah karena Bank tidak

membiayai 100%.

b. Ketidaksesuaian barang antara

a. Self financing harus disetorkan

terlebih dahulu ke bank.

b. Melakukan cross check antara

Warehouse Receipt dengan

Page 68: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

56

Warehouse Receipt dengan sales

Contract.

sales contract. Bank hanya

melakukan pembayaran ke

supplier atas dasar Warehouse

Receipt (W/R) yang

dikeluarkan oleh PT Sucofindo

dan sesuai dengan sales

contract.

d. Risiko pada saat barang/inventory dikirim kepada pembeli adalah sebagai

berikut :

Risiko Mitigasi Risiko

a. Barang/inventory ditolak

karena rusak atau hilang di

perjalanan.

b. Delivery barang /inventory

terlambat.

a. Asuransi.

b. Pemilihan jasa angkutan yang

bonafid

e. Risiko dari sisi hukum

Pasal 4 Permendag no. 37 tahun 2011 menyatakan bahwa ayat (1)

Barang yang dapat disimpan di gudang dalam rangka sistem resi gudang

adalah : gabah, beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet, rumput laut, dan

rotan. Dan ayat (2), penetapan selanjutnya tentang barang dalam rangka

sistem resi gudang dilakukan dengan pertimbangan rekomendasi dari

pemerintah daerah, instansi terkait, atau asosiasi komoditas, dengan tetap

memperhatikan persyaratan pada pasal 3. Dilihat dari regulasi tersebut,

terdapat risiko hukum jika terjadi sengketa saat berlangsungnya

Page 69: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

57

pembiayaan. Risiko tersebut terdapat dari sisi perlindungan hukum bagi

BSM yang dinilai lemah karena komoditi timah belum termasuk barang-

barang yang disebutkan pada permendag no. 37 tahun 2011. Dari hasil

wawancara mitigasi risiko yang digunakan pada berlangsungnya

pembiayaan komoditi timah tahun 2015, pihak bank langsung

menyelesaikan secara internal dengan cara berdiskusi langsung dengan

nasabah.

Page 70: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam pembiayaan komoditi timah ini terdapat tiga pihak yang berkaitan

dan memiliki peran masing-masing. Pertama, PT. Panca Mega Persada selaku

nasabah (syarik) yang melakukan pembiayaan dengan agunan berupa resi gudang

timah. Kedudukan hukum PT. PMP selaku nasabah (syarik) diatur pada pasal 4

UU SRG. Kedua, PT. Bhanda Ghara Reksa selaku pengelola gudang dan penerbit

resi gudang. Kedudukan hukum PT. BGR diatur pada pasal 23,24, 26 dan 27 UU

SRG dan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi Gudang Pasal 2-3. Ketiga, PT.

Bank Syariah Mandiri sebagai bank syariah yang menyediakan produk pembiayaan

dengan agunan resi gudang. Dasar hukumnya adalah pasal 45 POJK No. 16 tahun

2014 tentang Penilaian Aset BUS dan UUS. Hubungan antara PT. PMP dengan

BSM bersifat kemitraan, dimana PT. PMP selaku nasabah (syarik) pembiayaan

yang melakukan kegiatan pertambangan timah dan BSM sebagai pemberi

pinjaman modal dalam kegiatan tersebut. PT. BGR adalah pengelola gudang yang

menyimpan hasil kegiatan pertambangan timah PT. PMP untuk menerbitkan resi

gudang.

Pembiayaan komoditi timah yang dilakukan PT. PMP dengan BSM

menggunakan akad musyarakah dengan skema musyarakah revolving, maka

ketentuan dalam akad tersebut diatur pada fatwa DSN MUI No. 55 tahun 2007

tentang Pembiayaan Rekening Koran Syariah Musyarakah dan Fatwa No. 8 tahun

2000 tentang Pembiayaan Musyarakah. Dalam fatwa tersebut tidak

mempermasalahkan adanya jaminan berupa resi gudang, walaupun tidak dijelaskan

secara signifikan hanya disebutkan bahwa setiap pembiayaan LKS boleh meminta

jaminan dengan tujuan menghindari terjadinya penyimpangan. Adapun mengenai

Page 71: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

59

aturan agunan resi gudang dalam hukum positif pada pembiayaan komoditi timah

ini diatur dalam UU No. 9 tahun 2011 tentang Perubahan Atas UU No. 9 Tahun

2006 Tentang Sistem Resi Gudang, PP No. 70 tahun 2013 perubahan atas PP No.

36 tahun 2007, Permendag No. 37 tahun 2011, POJK No. 16 tahun 2014 tentang

Penilaian Aset BUS dan UUS. Dari keempat peraturan tersebut yang belum

terpenuhi adalah Permendag No. 37 tahun 2011 karena pada peraturan tersebut

komoditi timah belum termasuk 9 komoditi yang dapat disimpan di gudang dalam

rangka sistem resi gudang.

B. Saran

Diharapkan PT. Bank Syariah Mandiri dapat lebih mengoptimalkan dan

memaksimalkan pembiayaan dengan agunan resi gudang dengan cara

mengoperasikan kembali pembiayaan tersebut, walaupun dengan resiko melakukan

pengecekan barang setiap saat. Hal tersebut bertujuan untuk dapat membantu

UMKM dan para petani dalam mengembangkan usahanya tanpa harus berpikir

panjang tentang barang yang akan dijaminkan. Dan juga dapat mendukung

pemerintah dalam menjalankan Undang-undang nomor 9 tahun 2011 tentang

sistem resi gudang. Sosialisasi sistem resi gudang yang dilakukan oleh pemerintah

atau perbankan (konvensional ataupun syariah) agar lebih ditingkatkan kepada para

petani dan/atau pelaku usaha.

Page 72: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

60

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammas Syafi’i. Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktek. Jakarta :

Gema Insani Press, 2001.

Adhigya, Hero Yudha. Penerbitan Resi Gudang Sebagai Jaminan Hutang. Depok:

Skripsi. Program S1 Ilmu Hukum Kekhususan Hukum Tentang Hubungan

Antara Sesama Anggota Masyarakat Fakultas Hukum Universitas

Indonesia, 2012.

Aini, Nur. Analisis Pembiayaan Dengan Prinsip Jual Beli Murabahah Dan

Perlakuan Akuntansinya Pada PT. Bank Riau Syariah Pekanbaru. Riau:

Skripsi Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN

Sultan Syarif Kasim, 2011.

Ashari. Potensi Dan Kendala Sistem Resi Gudang (Srg) Untuk Mendukung Pembiayaan Usaha Pertanian Di Indonesia. Bogor : Jurnal Forum

Penelitian Agro Ekonomi, Volume 29 No. 2, (2011) :129 – 143.

Doyoharjo, Anggo, SH. MH.. Sistem Resi Gudang Sebagai Alternatip Sumber Pembiayaan Untuk Komoditas Pertanian. Surakarta : Wacana Hukum

Volume VII, No.1, (2008): 100-115.

Drs. Ismail, MBA., Ak. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana, 2011.

DSN MUI. https://dsnmui.or.id/produk/fatwa/. (diakses tanggal 14 Agustus 2018).

Hariyani, Iswi dan R. Serfianto. Resi Gudang Sebagai Jaminan Kredit dan Alat

Perdagangan. Jakarta : Sinar Grafika, 2010.

Huda, Nurul dan Mohamad Heykal. Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis

dan Praktis, cet. 1. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.

Page 73: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

61

Imaniyati, DR. Neni sri neni SH., MH. Perbankan Syariah dalam Perspektif

Hukum Ekonomi. Bandung: CV. Mandar Maju, 2013.

Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan. Ed. 3-4. Jakarta :

PT. Raja Grafindo Persada, 2007.

Khoirunnisa, Oktaviani. Upaya Hukum Lembaga Perbankan Dalam Penyaluran

Kredit Usaha Dengan Jaminan Resi Gudang : Studi Pada PT. Bank Rakyat

Indonesia KCP Mungkid. Yogyakarta : Skripsi. Program S1 Ilmu Hukum

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,

2016.

Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2011 tentang Barang Yang Dapat Disimpan Di Gudang Dalam Penyelenggaraan Sistem

Resi Gudang. Berita Negara Republik Indonesia tahun 2011 No. 806.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16 tahun 2014 tentang Penilaian Aset

BUS dan UUS. Lembar Negara Republik Indonesia No. 347 tahun 2014.

Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia tahun 2014 No. 5625.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi

Gudang. Lembar Negara Republik Indonesia tahun 2013 No. 172.

Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia tahun 2013 No. 5459.

PT. Bank Syariah Mandiri. Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report).

Jakarta, 2016.

PT. Bank Syariah Mandiri. Laporan Pelaksanaan GCG. Jakarta, 2016.

PT. Bank Syariah Mandiri. www.syariahmandiri.co.id.

PT. Bhanda Ghara Reksa. http://bgrindonesia.com. (diakses tanggal 8 Juni 2018).

Page 74: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

62

PT. Indopersda Primamedia. Artikel Bangkapos. http://bangka.tribunnews.com/.

(diakses pada tanggal 6 Oktober 2018)

PT. Panca Mega Persada. http://pmp.fongsgroup.com. (diakses pada tanggal 8 Juni

2018).

Mamudji, Sri, Dkk. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum. Depok: Badan

Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005.

Mardani,. Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2013.

Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media

Gruop, 2009.

Nor, Dumairi. Ekonomi Islam Versi Salaf. Pasuruan: Pustaka Sidogiri, 2008.

Rahmawati, Yuke. Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Ciputat: UIN Jakarta Press,

2013.

Rais, Dr. Hj. Isnawati MA. dan Dr. H. Hasanudin, M.Ag. Fiqih Muamalah dan

Aplikasinya pada LKS. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2011.

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah: Deskripsi dan Ilustrasi.

Yogyakarta: Ekonisia, 2003.

Sustyaningrum, Evi. Eksistensi Resi Gudang Sebagai Lemabaga Jaminan Di Indonesia. Surakarta : Jurnal Reportorium, Volume 1 No. 2, (2014): 2355-

2646.

Sutedi, Adrian. Perbankan Syariah. Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009.

Page 75: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

63

Syahadat, Avalisia Mahacakri. Resi Gudang Sebagai Jaminan Kredit Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Sistem Resi Gudang.

Lampung: Skripsi. Program S1 Ilmu Hukum Bagian Hukum Keperdataan

Fakultas Hukum Universitas Lampung, 2011.

Usman, Rachmadi. Hukum Jaminan Keperdataan. Jakarta : Sinar Grafika, 2008.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

Perbankan. Jakarta. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998

Nomor 182. Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1998

No. 3790.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi

Gudang. Jakarta. Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2006 No. 59.

Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2006 No. 4630.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan

Syariah. Jakarta. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

94. Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No. 4867.

Wijaya, Gunawan dan Ahmad Yani. Seri Hukum Bisnis: Jaminan Fidusia. Jakarta

: PT. Raja Grafindo Persada, 2000.

Zulkarnain, Lutfi. Analisis Transaksi Resi Gudang Dan Potensi Pengembangannya Ke Unit Syariah. Depok : Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol. 5.

No.1, (2017): 2355-1755, online: 2579-6437.

Page 76: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Page 77: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Page 78: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

WAKTU dan MEKANISME PERDAGANGAN

• Hari Perdagangan:

– Senin sampai Jumat

• Jam Perdagangan:

• Mekanisme Perdagangan: Lelang Terbuka

KodeKontrak

Jam Perdagangan (WIB) Periode Perdagangan(menit)Mulai Selesai

TINPB300 14.30 14.37 7

TINPB200 14.40 14.47 7

TINPB100 14.50 14.57 7

TINPB050 15.00 15.07 7

TIN4NINE 15.10 15.17 7

Page 79: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

MENYELESAIKAN PROSES PENERIMAAN ANGGOTAMelengkapi

Dokumen ICDX, ISI,BAPPEBTI, dan

Dokumen Verifikasi

MelakukanPembayaran (Sesuai

SEB)

PermohonanSertifikat Pedagang

Berjangka keBappebti( 4 Hari)

Pengajuan DokumenVerifikasi ke Komite

Kunjungan SmelterDibutuhkan

Tim Survey ICDX danISI beserta Surveyorakan memverifikasi

Smelter

Pengajuan HasilKunjungan Smelter ke

Komite

DisetujuiDapat memasukan

Timah ke BGR

Kunjungan SmelterTidak Dibutuhkan

Tidak Disetujui

DiberikanRekomendasiPembinaan

1.Memperbaikikualitas2.Toll smelt

Page 80: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

CLEARING STATEMENT

Page 81: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

PENJUAL

BKDI

1. Penyimpanan TimahBatangan disertai CoA

3. Penyerahan BST

5. Laporan Transaksi

2. Penerbitan BST

6.PemberitahuanAlokasiPerdagangan

4.H

arga

penaw

aran

jual

ISI KLIRING

BGR

MEKANISME PERDAGANGAN TIMAH

Page 82: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

PENJUAL

3. Invoice, BBR & Surat KuasaPengeluaran Barang

ISI KLIRING

4.InstruksiPembayaran

Awal

1. Clearing Statement

SETTLEMENT MECHANISM

2. Informasi identitaspenerima Timah

5. Pembayaran Awal

Page 83: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

DELIVERY MECHANISM

SELLER SHIPPINGCOMPANY

5. Bill of Lading (Copy)

BGR

2. Required Export Doc.

ISI CLEARING

4. Shipping

PORT OFDISCHARGE

3.Load

ingTin

onBoard

5. Bill of Lading

1.ShippingInstruction

Page 84: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

OPSI ALTERNATIVE DELIVERY PROCEDURES

• Hanya untuk penyelesaian transaksi.

• Disetujui oleh Penjual dan Pembeli.

• Penyerahan formulir Alternative Delivery Procedure (ADP) yangdipersyaratkan oleh ISI Kliring harus ditandatangani Pembeli dan Penjualdan diserahkan kepada ISI Kliring sebelum pukul 12.00 WIN pada harikerja berikutnya setelah transaksi.

• Setelah Penyerahan formulir Alternative Delivery Procedure (ADP) kepadaISI Kliring, Pembeli dan Penjual bertanggung jawab untuk penyelesaiantransaksi.

• Pemilihan Alternative Delivery Procedure (ADP) tidak menghilangkankewajiban keuangan Pembeli dan Penjual kepada ISI Kliring dan BKDI.

Page 85: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Page 86: RESI GUDANG SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43028/1/DARA MAILANI-FSH.pdf · Bank Syariah Mandiri) ... Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah