resep pembicara hebat

Upload: julita08

Post on 30-Oct-2015

65 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • Resep PEMBICARA HEBAT

    Nuya Publishing

    Silakan

    Bagi Dan

    Sebar

    Ervan Abu N

    Sebarkan ide lewat mulut kita sendiri Berisi puluhan tips untuk

    bicara di depan umum

  • (halaman sengaja dikosongkan)

  • RESEP PEMBICARA HEBAT

    Sebarkan ide lewat mulut kita sendiri

    Oleh: Ervan Abu N

    Nuya publishing

    www.ervanabu.com [email protected]

  • Hak Cipta 2011 pada Ervan Abu N

    Penulis: Ervan Abu N Ukuran: A5 (14,8 x 21 cm) Edisi 1: maret 2011 Revisi: maret 2011

    PENTING!

    Buku ini adalah buku gratis. Anda berhak mencetak, menggandakan, memberikan, dan mengedarkan buku ini dengan ketentuan Anda tidak mengubah sebagian atau seluruh isi buku ini dan Anda tidak memperjualbelikannya.

  • iii

    Menyapa Sahabat

    Kaget! Itu reaksi saya melihat jumlah unduhan buku ini. Dalam waktu kurang dari 24 jam, sudah ada 36 orang mengunduh dan melihat file yang saya unggah. Mungkin bagi orang lain ini bukan jumlah yang besar, tapi bagi saya ini membahagiakan. Artinya ada 36 orang diluar sana yang mendapat manfaat dari apa yang saya bagikan.

    Hal ini membuat saya jadi semangat untuk memperbaiki draft kasar buku ini menjadi lebih mirip buku cetak. Di draft awal, buku ini parah sekali. Tidak memiliki penomoran halaman, tidak ada daftar isi, tidak ada legal noticesemacam pencantuman hal cipta dan detil tentang buku ini, tidak ada cover dalam, dan tentunya, masih banyak salah ketik. Maka inilah edisi revisi buku ini yang sudah dilengkapi dengan hal-hal yang sebelumnya absen.

    Terima kasih saya ucapkan untuk, Vani Destiani, Am.Keb, Irsa Liopin, AmD, Indri Oktaviani S,Kep, Ners, dan teman-teman lain yang berbaik hati membantu saya menyebarkan informasi tentang ebook ini melalui blog dan facebook.

    Terima kasih saya pada Anda yang telah mengunduh buku ini. Semoga kita mendapat manfaat. Saya tunggu masukannya untuk memperkaya isi buku ini.

  • iv

    DAFTAR ISI

    Menyapa Sahabat iii

    Pengantar 1

    Bagian 1. Memilih Bahan 5 Relevan 6 Fresh 8

    Purposive 12

    Bagian 2. Memasak 15 Perkakas dapur 16

    Elektronik 16 Non elektronik 18

    Small pieces 20 Bumbu 21

    Analogi 22 Humor 24 Kuis 28 Cerita 32

  • v

    Bagian 3. Menyajikan 34 Makanan pembuka 35 Grogi 35 Pakaian 39 Cara masuk 41

    Fisik audience 42 Mic 43 Perkenalan 44

    Penataan sajian 46 Suara 46 Wording 47 Gerakan 50 Closing 53

    Merangkum 53 Menjawab pertanyaan 54

    Columbo 60

    Final Thought 61

    Credits 63

    Tentang Penulis 65

  • vi

    (halaman sengaja dikosongkan)

  • Hal | 1

    Resep Public Speaking Pengantar

    Seorang teman pernah menulis dalam status facebooknya, dunia diubah bukan oleh tulisan, tapi perkataan.

    Dia menyampaikan bahwa ada banyak buku, tapi tidak banyak yang mengubah dunia. Sedangkan para pembicara ulung telah mengubah dunia. Amati saja Barrack Obama, yang bisa menjadi presiden karena kepiawaian bicaranya. Apakah presiden amerika berkulit hitam pertama ini menulis buku? Iya, tapi setelah ia menjabat sebagai presiden. Kemampuan bicaranya yang membawa dia menjadi presiden.

    Mungkin tidak semua orang ingin mengubah dunia. Bagaimanapun selalu ada dampak yang ingin kita capai dengan perkataan kita. TED talks misalnya, sebuah situs yang menampilkan berbagai macam pembicara dalam berbagai topik. Di situs dengan jargon ideas worth spreading ini, kita bisa amati mulai dari pembicara terbata-bata, sampai pembicara yang membuat pendengarnya tertawa terbahak- bahak. Uniknya dengan pembicara bervariasi, ratusan orang selalu hadir dalam setiap presentasi TED, baik live maupun dengan mengunduh di www.TED.com . Hal ini karena orang ingin mendengarkan ide-ide dari pembicara itu. Para pembicara itu memberi dampak pada pendengarnya.

    Kita juga sama, punya ide untuk disampaikan pada orang lain. apakah Anda seorang ibu yang ingin anak Anda tidak nakal, murid yang ingin

  • Page | 2

    guru lebih jelas menerangkan pelajaran, ustad yang ingin umat lebih bijak menyikapi situasi, calon presiden yang ingin rakyat memilihnya, dan lain sebagainya.

    Melalui buku ini saya ingin mengajak Anda untuk menemukan ide Anda, mengemasnya, dan membagikannya pada dunia lewat mulut Anda sendiri.

    Saya menggunakan analogi memasak untuk menjelaskan bagaimana kita akan membagikan ide kita pada dunia. Anda penah kan memasak? Memasak mie, nasi goreng, atau masakan lain yang lebih rumit?

    Kalau bicara tentang memasak, hal yang tidak terpisahkan dari memasak ada resep. Resep berisi hal-hal yang memudahkan kita menghasilkan masakan yang lezat secara konstan. Mudah, karena semua yang harus dilakukan sudah dijelaskan, mulai dari pemilihan bahan, tahapan pengolahan, sampai cara penyajian. Kualitas masakan kita akan konstan karena selama kita mengikuti resep, hasilnya akan selalu sama.

    Bicara di depan umum juga seperti memasak. Ada resep yang bisa diikuti agar penampilan kita mudah dicerna, mengesankan, dan terjaga kualitasnya.

    Seseorang yang pandai bicara di depan umum bukanlah karena ia begitu saja mengatakan apa yang ada di pikirannya. Ia menjalani proses jauh sebelum ia tampil ke hadapan pendengarnya. Proses ini membuat ia tampil tidak grogi, bicara dengan mudah dipahami, dan membuat mendengarkan dia bicara jadi menyenangkan.

  • Hal | 3

    Apa isi resep seorang pembicara ulung? Sama seperti resep memasak. Isinya adalah hal- hal yang pembicara harus ikuti. Mulai dari memilih bahan, mengolahnya sampai matang, dan menyajikan.

    Bahannya tentu bukan sayur, rempah, dan daging, tapi pengetahuan dan keterampilan yang ada di kepala kita. Jika Anda adalah seorang guru, maka pengetahuan tentang bidang studi yang Anda ajar adalah bahan Anda. Jika Anda seorang akuntan, maka hal-hal terkait akuntansi adalah bahan Anda. Apapun posisi Anda saat ini, Anda pasti memiliki pengetahuan akan sesuatu.

    Kita pasti punya pengetahuan. Tapi jika kita langsung mengatakan begitu saja apa yang kita tahu, itu seperti kita menyajikan beras dan daging mentah untuk dimakan. Tidak ada yang mau memakannya. Kita perlu mengolahnya agar lebih bisa enak dicerna.

    Kita tentu pernah mengikuti suatu presentasi yang buruk. Awalnya kita antusias. Lalu tidak lama kemudian kita mulai menguap, tidak lagi mendengarkan apa yang disampaikan, mulai mengecek HP atau BB siapa tahu ada pesan masuk, sekalian update status facebook dan twitter.

    Bicara adalah salah satu cara alami kita menyampaikan ide kita pada dunia, berbagi apa yang ingin kita bagi.

    Bicara di depan umum juga seperti memasak. Ada resep yang bisa diikuti agar penampilan kita mudah dicerna, mengesankan, dan terjaga kualitasnya.

  • Page | 4

    Kalau ini yang terjadi, artinya pembicara masih menyajikan bahan mentah pada kita. Kita jadi sulit dan malas mengikuti apa yang dia sampaikan.

    Mengolah pembicaraan adalah usaha membuat materi yang disampaikan berbumbu. Membuat pendengar merasakan sensasi tertentu saat mendengar kita berbicara. Bumbu inilah yang nantinya menjadi bahan yang mengikat materi kita sehingga lebih mudah diingat.

    Saat saya berkata bumbu, maksud saya bukan hanya humor. Ada banyak jenis bumbu dalam presentasi yang bisa kita pilih. Mulai dari games, humor, kuis, tampilan visual, cerita, dan lain sebagainya.

    Dampak dari masing-masing bumbu yang kita pilih juga berbeda. Ada pembicara yang pandai menggunakan cerita sampai membuat pendengar menangis. Ada juga yang pandai menggunakan humor, membuat pendengar tertawa terbahak- bahak.

    Tentu saja kadang ada pemateri yang kelebihan bumbu. Masakan malah jadi bagian kecil, sedangkan bumbu mengambil porsi besar. Ini seperti masakan yang terlalu asin, atau terlalu manis, tidak baik juga.

    Disinilah alasan kita membutuhkan resep, agar ada kejelasan tentang batasan berapa banyak bumbu yang bisa kita tambahkan. Kapan menggunakan bumbu manis, kapan menggunakan bumbu asin dan asam. Dalam konteks presentasi ini artinya resep akan menjelaskan kapan kita perlu membuat pendengar menangis dan kapan kita perlu membuat pendengar tertawa.

    Saya akan berbagi resep saya dalam berbicara di depan umum. Nantinya, Anda bisa bicara di depan umum lebih baik dari saya, lalu saya akan tagih pada Anda, apa resep rahasia Anda yang baru?

  • Hal | 5

    BAGIAN 1

    MEMILIH BAHAN

    Ambil satu media cetak untuk wanita, apakah tabloid, majalah atau lainnya. Didalamnya umunya ada rubrik yang menampilkan resep masakan. Saya berpikir, bila dikumpulkan tentu ada banyak sekali resep yang bisa kita dapatkan. Namun, dari sekian banyak resep itu, banyak sekali juga yang tidak kita coba. Bagi saya masalahnya, kadang saya tidak tahu bahan yang dimaksud dalam resep itu. Kalaupun tahu, biasanya saya tidak tahu dimana membelinya. Kalaupun akhirnya ketemu tempat yang menjual, kadang saya tidak jadi beli, karena ternyata mahal. Akhirnya saya tidak jadi coba resepnya dan kembali memasak masakan yang saya tahu.

    Dalam mejalankan peran sebagai pembicara juga sama. Kita tidak bisa menjadi pembicara hebat kalau kita tidak tahu bahan, tidak tahu bagaimana mendapatkannya, dan tidak mau mengupayakan untuk mengetahuinya. Maka langkah pertama resep presentasi kita adalah mencari dan memilih bahan.

  • Page | 6

    Relevan Masalah kita sebagai presenter adalah memilih bahan mana yang paling pas untuk disampaikan pada audience kita. Kita memiliki banyak informasi di kepala kita. Sayangnya kita tidak bisa menyampaikan semua hal yang kita tahu. Ada banyak kondisi pembatas sehingga kita harus memilih informasi mana yang harus kita sampaikan.

    Keterbatasan waktu adalah salah satu pembatasnya. Sebagai pembicara kita tidak diberikan waktu sesuka kita. Kita dibatasi oleh alokasi waktu. Misalnya kita diberi 90 menit untuk menyampaikan tentang pengasuhan anak balita. Kita tidak mungkin menceritakan semua hal tentang pengasuhan. Kita perlu memilih salah satu. Apakah kita akan menceritakan pengalaman kita mengasuh balita, teori psikologi dalam pengasuhan, penyakit yang sering di derita balita, tugas perkembangan balita, atau aspek lainnya.

    Pembatas kedua adalah relevansi. Relevansi adalah kesesuaian materi kita dengan pendengar. Kita ambil kasus presentasi mengasuh balita tadi. Kalau pendengar kita adalah ibu-ibu muda yang baru saja punya anak balita, tentu penekanan pada berbagi pengalaman pengasuhan balita lebih tepat digunakan. Namun, jika kita adalah dosen psikologi dan pendengar kita adalah mahasiswa, maka penjelasan tentang teori pengasuhan anak tentu lebih sesuai untuk mereka. Lain lagi jika pendengar kita adalah bapak-bapak, mungkin pemberian motivasi untuk lebih terlibat dalam pengasuhan balita adalah pembahasan yang menarik.

    Mempertimbangkan relevansi ini menjadi penting karena bagaimanapun kita bicara untuk didengar oleh orang lain. Apa yang

  • Hal | 7

    kita katakan tidak sepenting apa yang ingin pendengar ketahui. Bayangkan jika kita adalah orangtua yang sedang bingung menghadapi balita kita yang susah makan, sedangkan pembicara malah sibuk menyampaikan perbandingan teori mana yang lebih unggul tentang pengasuhan, Tentu kita tidak tertarik untuk mendengarnya bukan? Dalam kondisi tersebut, kita butuh tips konkrit, bukan teori.

    Cara mudah memilih materi apa yang relevan untuk disampaikan adalah dengan membayangkan diri kita menjadi salah seorang pendengar. Jika Anda adalah seorang pendengar, apa yang kira- kira ingin kita dengar dari seorang pembicara?

    Stephan Schiffman memberikan analogi yang baik sekali tentang pentingnya relevansi. Pakar marketing ini mengatakan, bayangkan ada seorang Ibu menggendong bayi yang menangis, dia sedang memegang buku, kira-kira apa isi buku itu?

    Pendengar kita seperti Ibu itu, mereka memiliki "bayi yang menangis" berupa keinginan, harapan, masalah, dan mereka membutuhkan solusi. Peran kita seperti buku yang dipegang ibu itu. Ibu itu mengharapkan buku itu berisi informasi yang tepat guna

    Cara mudah memilih materi apa yang relevan untuk disampaikan adalah dengan membayangkan diri kita menjadi salah seorang pendengar.

  • Page | 8

    yang bisa membantunya menyelesaikan masalahnya. Informasi seperti itulah yang harus kita berikan dalam pembicaraan kita.

    Pilihlah bahan-bahan pembicaraan yang sesuai dengan pendengar kita. Dengan ini saja pendengar akan lebih antusias untuk mendengar kita. Karena apa yang kita bicarakan adalah sesuatu yang berguna untuk mereka.

    Menghadapi pendengar yang antusias tentu menjadi keuntungan bagi kita. Rasa grogi Kita akan berkurang. Kita merasa lebih nyaman menghadapi pendengar yang antusias, daripada menghadapi pendengar yang cuek.

    Fresh Setelah kita memastikan bahan kita relevan dengan pendengar kita. Kita juga perlu trik agar bahan yang sudah kita pilih tidak mencelakai peserta. Dalam analogi masak-memasaknya, memastikan sayur yang kita beli masih segar, bukan yang busuk.

    Misalnya kita menyampaikan presentasi tentang penyakit pada anak. Jika kita membahas tentang autisme tentu akan lebih fresh daripada membahas tentang cacingan. Autisme adalah istilah yang lebih baru muncul, sedangkan cacingan sudah ada sejak lama. Membuat seminar tentang autisme tentu akan lebih menarik minat para orang tua daripada seminar tentang cacingan.

    Apabila kita adalah praktisi dalam bidang teknologi, kegagalan menemukan informasi yang segar bisa jadi fatal. Bayangkan jika ada seminar internasional yang membahas materi tentang wordstar.

  • Hal | 9

    Mungkin diantara pembaca ada yang langsung tertawa. Tapi ada juga yang mengerenyitkan dahi dan bertanya- tanya, apa itu wordstar?

    Bagi Anda yang tidak tahu, wordstar adalah program komputer pengolah kata semacam microsoft word. Program ini dioperasikan dari DOS. Untuk mulai menggunakannya, Anda harus memasukkan disket program ke floppy disk drive, lalu mengetikkan "wordstar" lalu menekan enter pada a:\> yang berkedip-kedip.

    Untungnya versi terbarunya yang beroperasi dalam windows. Saat saya mengatakan windows, jangan bayangkan windows seperti yang sekarang. Windows saat itu yang ada adalah windows 3. Bagi Anda yang penasaran, windows 3 adalah versi windows sebelum windows 95. Bayangkan betapa kunonya.

    Relevansi materi word star bagi pendengarnya tentu ada, yaitu bagaimana menggunakan komputer untuk mengetik dan mencetak dokumen. Sayangnya isi dari materi ini sudah tidak fresh, sudah basi. Ini membuat materi yang disampaikan tidak menarik untuk didengar.

    Mari kita ambil pelajaran dari kisah seminar wordstar yang tampaknya sulit untuk laku. Menyampaikan tentang hal yang baru akan lebih menarik bagi pendengar.Menyampaikan tentang hal yang sudah usang tidak menarik bagi pendengar. Sesederhana itu.

    Dampaknya bagi kita adalah, kita sedapat mungkin harus menemukan hal terbaru dari bidang yang kita geluti. Sehingga pada saat kita harus mempresentasikan keahlian kita, ada hal baru yang menarik untuk disampaikan.

  • Page | 10

    Bagi Anda yang di bidang marketing misalnya, diferensiasi adalah hal umum yang sudah dipahami orang marketing. Namun, bagi para pemilik usaha kecil, mungkin adalah hal baru.

    Tinggal pertimbangkan, apakah menurut Anda pengetahuan tentang diferensiasi adalah hal yang bermanfaat bagi pemilik usaha kecil. Jika iya maka kenapa tidak Anda membuat seminar. Anda menjadi pembicaranya. Materinya tentang diferensiasi sebagai kunci sukses usaha kecil, atau semacamnya.

    Sekali lagi, kesegaran adalah segar bagi pendengar, bukan bagi kita. Bila Anda guru atau dosen, setelah lama mengajar, kita biasanya bosan, karena menyampaikan yang itu-itu saja. Maka kita perlu sadari bahwa bagi kita yang kita sampaikan adalah hal basi, tapi bagi murid dan mahasiswa kita, adalah hal yang baru. Amati saja tatapan mata terpesona saat mereka terkaget mengetahui hal yang selama ini sudah kita ketahui, tapi sama sekali baru bagi mereka.

    Arti lainnya adalah kita harus bersabar jika murid kita tidak juga mengerti apa yang kita sampaikan. Bukan berarti mahasiswa kita bodoh, hanya saja mereka baru berkenalan dengan mata kuliah kita. Mereka baru saja mengenal ilmu sudah lama kita kenal. Kita

    Baru disini berarti baru bagi pendengar, bukan baru bagi kita

  • Hal | 11

    sudah pakar, tapi mereka masih amatir. Mereka perlu beradaptasi dengan informasi baru yang mereka dapat.

    Begitu pula jika Anda mahasiswa. Kadang ada mata kuliah yang mengharuskan membuat makalah lalu mempresentasikannya. Menurut saya hal ini adalah hal yang menyebalkan. Setidaknya dulu saya berpikir demikian. Saya dulu berpendapat, kalau semua ada di buku, semua teman-teman saya juga sudah baca, kenapa harus dipresentasikan lagi?

    Tapi kenyataannya tidak begitu, semua mahasiswa sudah kebagian jatah presentasi masing-masing. Umumnya, mereka tidak sedikitpun membaca bagian yang bukan bagian presentasi mereka. Jadi, materi yang kita presentasikan adalah hal baru bagi teman-teman kita. Kita tetap bisa memberikan unsur kejutan dan kebaruan dalam penyampaian makalah kita.

    Kalau iseng, kita bahkan bisa menyesatkan teman-teman kita dengan menyampaikan hal yang salah pada presentasi kita. Uniknya, teman-teman kita akan menganggapnya benar, karena mereka tidak tahu kalau itu salah. Kita bisa tenang saja. Toh nanti ada dosen yang tugasnya membenarkan jika kita salah.

    Jadi tenang saja, selalu ada hal baru yang sudah kita miliki, menunggu untuk disampaikan pada orang yang tepat, yaitu orang yang belum tahu. Itulah satu lagi bagian resep pembicara hebat, cermat dalam memilih kesegaran bahan masakannya.

  • Page | 12

    Purposive Ngalor ngidul, kalau diartikan secara harfiah artinya ke utara ke selatan. Istilah yang menunjukkan hal yang tidak jelas arahnya, kadang bolak balik. Seorang pemateri menjadi membosankan karena ngalor ngidul ini.

    Pembicara perlu menentukan arah pembicaraan. Arah disini maksudnya adalah apakah dia mendukung atau menentang suatu ide. Semua situasi bisa dilihat dari dua sudut pandang ini. Misalnya saya ada disebuah kamar 3x4 meter, tanpa AC, furnitur yang ada adalah sebuah kasur. Maka saya bisa berpendapat bahwa kamar itu nyaman atau tidak nyaman. Kedua kondisi ini sama- sama bisa dicari alasan pendukungnya.

    Jika saya ingin mendukung ide bahwa kamar itu nyaman, maka saya bisa mengatakan, ruangan ini asik, bisa untuk tidur siang, karena ada kasur, cukup luas juga untuk jadi kamar kos, dan lain sebagainya.

    Jika saya ingin mendukung ide bahwa kamar itu tidak nyaman, maka alasan saya tentu beda. Saya akan katakan, ruangannya panas, tidak ada AC, tidak bisa untuk menyimpan pakaian, karena tidak ada lemari, dan lain sebagainya.

    Faktanya sama, ada sebuah kamar, tapi arahlah yang membuat argumen kita terbentuk. Tanpa arah, pembicaraan kita akan ngalor ngidul.

    Ini sebuah contoh kalau kita tidak menggunakan arah.

  • Hal | 13

    Ngupil itu berguna untuk membersihkan lubang hidung, coba kalo ngga ngupil, pasti idung kita penuh kotoran, kita sangat perlu ngupil, untuk menjaga kesehatan dan kebersihan.

    Ngupil adalah hal yang memalukan, kita dianggap ngga sopan kalau ngupil. Belum lagi terkesan jorok, ngga berkelas dan bisa bikin orang ilfil.

    Kita jadi bingung kalau mendengar orang bicara seperti itu, tidak jelas dia mendukung atau menentang ngupil. Coba kalau dia bicara hanya tentang mendukung atau menentang ngupil, maka kita akan lebih mudah untuk memutuskan setuju atau menentang ide itu.

    Kalau pemateri berbicara tanpa arah, kita sebagai pendengar hanya melihat pilihan-pilihan yang tersedia tanpa mengerti apa kesimpulan dari pembicaraan yang disampaikan. Akhirnya, kita bingung sendiri.

    Pembicara profesional seperti Joel Hochberger bahkan mengatakan, kita bicara bukan agar orang mengatakan, "Anda hebat, materinya asik" tapi agar pendengar mengatakan, "saya setuju dengan ide Anda, ayo lakukan." Ia menekankan pentingnya arah pembicaraan, bukan hanya tingkat menarik tidaknya pembicara.

    Jadi, saat kita menjadi pembicara. Tentukan topik yang ingin kita sampaikan, lalu tentukan arah kita, menentang atau mendukung, lalu dukung dengan alasan-alasan yang menguatkan arah yang kita tuju itu.

    Misalnya kita menyampaikan materi tentang team building maka pastikan bahan-bahan yang ada di materi kita menekankan keuntungan bekerja dalam tim dibanding bekerja sendirian. Dengan

  • Page | 14

    begitu pendengar akan paham bahwa team building itu penting, dan tertarik untuk mendengarkan lebih lanjut bagaimana penerapannya.

    Kita tidak pernah kehabisan ide bahan pembicaraan jika kita menggunakan arah. Kita selalu bisa menambahkan data dan fakta untuk memperkuat argumen kita. Kita bisa selalu bertanya data apa lagi yang mendukung ide saya ini?

    Katakanlah Anda punya ide tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan sebelum menikah. Maka Anda bisa mencari banyak data yang mendukung ide Anda. Mulai dari contoh pernikahan yang bahagia karena melakukan pemeriksaan kesehatan pra nikah, keuntungan medis dengan pemeriksaan kesehatan pra nikah, keuntungan psikologisnya, dan lain sebagainya.

    Namun, jika Anda tidak memiliki arah, maka Anda akan bingung saat Anda mencari data. Anda akan menemukan data penentangan dan persetujuan pemeriksaan kesehatan pra nikah. Tanpa arah Anda hanya menjadi pengumpul data, tanpa memiliki daya persuasi.

  • Hal | 15

    BAGIAN 2

    MEMASAK

    Sekarang bahan Anda telah siap. Selanjutnya kita perlu memasaknya agar menjadi siap saji dan mudah dicerna.

    Dalam memasak, kita perlu beberapa hal. Pertama adalah perkakas yang tepat. Agar masakan kita lebih cepat jadi. Kedua, kita juga akan membahas bumbu rahasia. Hal-hal sederhana yang bisa kita membuat materi kita dari biasa jadi istimewa.

  • Page | 16

    Perkakas dapur Proses membuat makanan dari bahan mentah membutuhkan perkakas. Dalam presentasi kita juga sama, kita perlu perlengkapan.

    Perlengkapan ini bisa dibagi ke dalam dua kategori. Perlengkapan elektronik dan non elektronik. Perlengkapan elektronik misalnya komputer, proyektor, microphone, dan lain sebagainya. Sedangkan perlengkapan non elektronik misalnya spidol, penghapus, papan tulis, flipchart, dan lain sebgainya.

    Jika kita adalah pembicara tamu, penyelenggara acara biasanya menyediakan kedua jenis perlengkapan ini, kadang juga tidak. Maka kita perlu mempersiapkan alternatif jika salah satu atau keduanya tidak tersedia, atau mengalami gangguan.

    Berikut ini penjelasan tentang kedua perlengkapan itu. Kelebihan dan kekurangannya juga cara mensiasatinya.

    Elektronik

    CONTOH BARANG:

    Komputer, Proyektor, Microphone, Sound sytem

    KELEBIHAN:

    Dengan komputer dan proyektor kita bisa menampilkan berbagai variasi metode penyampaian materi. Misalnya film, lagu, presentasi power point, flash

    Lebih menarik karena menstimulasi indra pendengaran dan penglihatan secara bersamaan.

  • Hal | 17

    Mic dapat menghemat suara kita, dan menjangkau pendengar pada area lebih luas

    Tidak usah mengingat materi, karena slide yang Anda tampilkan juga berfungsi sebagai pengingat tentang apa yang harus Anda bahas

    KEKURANGAN

    Ketergantungan pada listrik, jika listrik padam semua alat tidak dapat digunakan.

    Penggunaan proyektor tidak cocok untuk materi out door karena tidak jelas terlihat

    Bisa jadi tetap membosankan jika tampilan yang dimunculkan tidak tepat penataannya

    TIPS

    Konfirmasi pada penyelenggara tentang adanya genset, jika tidak ada, siapkan metode pengganti selain dengan slide presentasi yang telah Anda siapkan.

    Buat catatan di kertas tentang materi Anda, sehingga jika listrik padam, dan Anda harus presentasi dengan papan tulis, Anda tetap ingat materi yang harus disampaikan

    Latih suara Anda agar cukup keras terdengar meski tanpa mic. Selain antisipasi tidak ada mic, juga untuk membuat Anda lebih percaya diri.

    Bawa sendiri laptop Anda, hal ini untuk mencegah ketidak sesuaian software yang Anda gunakan untuk membuat materi dengan software di laptop yang disediakan penyelenggara.

  • Page | 18

    Misalnya Anda menggunakan power point 2010 sedangkan di laptop penyelenggara masih power point 2003. Atau perbedaan OS, Anda menggunakan windows, sedangkan panitia menyiapkan Macintosh.

    Cek apakah sound system bisa dihubungkan pada laptop. Jangan sampai film dan lagu Anda tidak terdengar karena tidak bisa disambungkan pada sound system. Kadang ada pembicara yang sampai membawa sendiri speaker multimedia untuk memastikan suara dari laptopnya bisa terdengar keras.

    Font yang Anda gunakan harus cukup besar, tidak seperti mengetik di word. Pada power point, ukuran font 32 adalah ukuran standar yang terbaca oleh hadirin.

    Bila menggunakan gambar aturan font juga berlaku. Besarkan ukuran gambar setidaknya sampai hampir memenuhi layar. Sisakan sedikit saja ruang. Tampilan layar penuh akan lebih mudah dilihat dan menarik perhatian.

    Non eletronik

    CONTOH BARANG:

    Papan tulis, Flip Chart, Spidol, Penghapus

    KELEBIHAN:

    Tidak bergantung pada listrik

    Hampir dipastikan tersedia pada ruangan presentasi

    Memberikan kebebasan berimprovisasi dalam menyampaikan materi

  • Hal | 19

    Interaktif, bisa melibatkan peserta dalam penggunaannya

    Bisa digunakan di dalam maupun di luar ruangan

    KEKURANGAN

    Monoton, kurang menarik

    Mengharuskan kita ingat apa yang akan disampaikan

    Tidak mudah dilihat peserta

    TIPS

    Siapkan spidol Anda sendiri. Ini untuk mengantisipasi spidol dari penyelenggara habis atau bahkan tidak ada.

    Siapkan juga catatan poin-poin materi yang akan disampaikan, agar Anda tidak melantur kemana-mana. Catatan ini juga berfungsi sebagai alat bantu Anda untuk mengingat.

    Menulislah dengan ukuran huruf besar, agar mudah dilihat. Tidak harus menggunakan huruf kapital, asal besar dan terlihat.

    Libatkan pendengar Anda. Beri mereka tugas, lalu ajak mereka kedepan untuk menulis hasilnya.

    Tidak perlu menuliskan seluruh kalimat. Gunakan kata kunci lalu jelaskan secara lisan. Ini untuk menghemat waktu Anda agar tidak terlalu lama menulis di papan tulis atau flip chart. Kecuali memang ada kalimat penting yang ingin Anda tekankan.

  • Page | 20

    Small pieces Sebelum kita membahas bumbu pada presentasi kita. Ada hal penting yang perlu Anda ketahui. Tentang suap menyuap.

    Kita tidak sedang membicarakan suap dalam arti kolusi. Tapi suapan saat orang makan. Saat seseorang makan, seberapa laparpun dia, pasti makan sesuap demi sesuap. Saya belum menemukan orang yang sangat lapar sampai menelan bulat- bulat makanan. Tetap saja ia makan sesuap-sesuap.

    Dalam menyampaikan materi konsep ini juga baik untuk diterapkan. Kita perlu memastikan materi kita dapat dipecah menjadi suapan- suapan kecil. George. A. Miller menyebutnya dengan chunking. Kata psikolog ini orang hanya bisa mengolah rata-rata tujuh informasi dalam sekali waktu. Maka, kita tidak perlu buru-buru menyuapkan materi baru pada pendengar kita sebelum materi sebelumnya selesai dicerna. Disinilah peran pengaturan waktu. Dalam waktu presentasi yang terbatas, berapa suapan yang akan kita berikan. Lalu, bagaimana kita mengatur agar suapan kita sudah dicerna sebelum kita masukkan suapan berikutnya.

    Kita sebagai pendengar akan bosan jika pembicara membahas satu slide sampai 30 menit. Tapi juga sulit mengikuti jika pembicara sudah berganti slide sebelum kita selesai membaca semua tulisannya.

    Berapa lama idealnya kita bicara tentang satu topik tertentu?

    Tidak ada standar baku sebenarnya. tapi ada cara mudah untuk menyederhanakannya. Pertama, tentukan kira-kira berapa lama kemampuan konsentrasi audience kita, Dianne Dukette dan David Cornish mengatakan bahwa remaja dan dewasa rata-rata bisa berkonsentrasi pada suatu hal selama 20 menit. Maka kita perlu

  • Hal | 21

    pecah materi kita ke dalam potongan-potongan dengan durasi tersebut. Inilah suapan-suapan kita pada pendengar kita.

    Misalnya saya harus menyampaikan materi pada anak SMA. Saya mengambil 15 menit sebagai batas bawah kemampuan konsentrasi anak SMA. Jika saya diberi waktu satu jam, maka saya pecah topik saya menjadi 4 bagian. Pada setiap bagian saya beri jeda dan membuat awalan baru dengan sesuatu yang fresh.

    Setiap 15 menit saya akan hentikan presentasi saya, lalu saya akan sisipi humor, atau memutar film, atau memberikan kuis, dan lain sebagainya, sehingga pendengar kembali segar dan fokus.

    Altenatif tentang bagaimana cara mengembalikan kesegaran pendengar inilah yang kita sebut sebagai bumbu pembicaraan. Ada banyak jenis bumbu. Berikut ini adalah penjelasannya.

    Bumbu Kita telah membagi materi kita ke dalam bagian-bagiannya. Sekarang setiap bagian dari materi kita perlu kita beri bumbu secara khusus. Ini seperti kita memiliki banyak barang yang akan kita hadiahkan pada orang. Tentu masing-masingnya kita bungkus sedemikian rupa agar menarik bagi penerimanya.

    Masing-masing bagian bisa menggunakan satu atau lebih bumbu yang ada. Anda juga bisa meracik bumbu Anda sendiri.

    Diantara bumbu yang saya kenal adalah sebagai berikut, tentunya Anda boleh menambahnya dengan teknik lain yang Anda kenal.

  • Page | 22

    Analogi

    Kadang kita lagi sial. Diminta untuk menyampaikan presentasi tentang suatu topik yang tidak menarik. Misalnya saja Anda kuliah di informatika, lalu diminta melakukan presentasi tentang algoritma. Apa yang menarik yang bisa disampaikan tentang algoitma?

    Atau Anda diminta mempresentasikan tentang indahnya matematika, mudahnya belajar IPA, produk penghemat BBM, mengajak orangikut MLM, dan lain sebagainya. Bagaimana membuat apa yang Anda sampaikan menjadi menarik?

    Tips dari James Manktelow dan kawan-kawannya ini bisa membantu Anda. Menurut penemu Mindtools.com ini, saat Anda kehabisan ide, Anda membutuhkan beberapa hal:

    1. Kotak mainan anak-anak, berikut isinya tentu saja

    2. Barang-barang pribadi Anda

    3. Benda-benda lain, apapun yang bisa Anda temukan

    Lalu setelah terkumpul, maka lakukan hal berikut:

    1. Pilih satu atau lebih dari kumpulan benda-benda tersebut.

    2. Pikirkan berbagai macam hubungan antara benda tersebut dengan materi yang akan Anda sampaikan

    3. Pilih satu hubungan yang menurut Anda paling tepat untuk menggambarkan materi Anda

    4. Pada waktu menyampaikan presentasi Anda, awali dengan menunjukkan benda tersebut.Lalu ceritakan hasil pemikiran Anda tadi.

    Agar lebih konkrit mari kita amati contoh berikut.

  • Hal | 23

    Seorang dosen kebingungan bagaimana membuat kuliahnya tentang laporan keuangan menjadi menarik.

    Maka ia melihat garasinya dan menemukan sebuah pompa ban sepeda. Dari pompa ini ia memikirkan, apa kira-kira yang bisa dihubungkan antara pompa dengan laporan keuangan. Ia lalu menulis jawaban apapun yang muncul dipikirannya. Setelah jawaban terkumpul ia memilih yang paling pas untuk dia gunakan pada presentasinya.

    Pada waktu presentasi ia membawa pompa ban itu ke hadapan mahasiswanya. Ia lalu bertanya, Anda tahu ini apa?

    Mahasiswa menjawab,pompa ban pak

    Dosen itu tersenyum lalu berkata,kondisi keuangan itu seperti ban yang terus terusan di pompa oleh pompa ini. Bila tidak diukur dan di amati berapa banyak tekanan yang ada di ban itu maka dua hal akan terjadi, ban itu meletus karena kepenuhan angin, atau kempes karena kekurangan angin. Oleh karena itu kita sangat membutuhkan laporan keuangan, agar posisi keuangan jelas, seperti ban yang jelas ketahuan berapa tekanan yang ada didalamnya. Agar tidak meletus dan tidak terlalu kempes

    Sekedar info, ini pemikiran saya saja, saya sendiri tidak terlalu tahu apakah memang analogi tadi tepat untuk menjelaskan makna dari laporan keuangan yang sebenarnya. Semoga memang cukup sesuai.

    Apa yang coba saya sampaikan adalah, mudahkan pendengar memahami Anda. Caranya dengan menggunakan persamaan antara materi Anda dengan hal-hal yang sudah mereka ketahui.

  • Page | 24

    Humor

    Humor adalah bumbu yang paling sering digunakan oleh pembicara. Namun juga yang paling sering disalahgunakan.

    Ada beberapa patokan agar humor Anda tidak malah menjadi bumerang yang mengacaukan presentasi Anda.

    Pertama, Jangan lontarkan candaan SARA atau seks. Tidak ada pendengar yang ingin membahas urusan kamar saat mereka sedang ingin mendapat pengetahuan baru. Mereka juga tidak ingin diajari menghina golongan tertentu, atau lebih parah lagi, mereka tidak ingin menjadi obyek hinaan Anda.

    Kedua. Buat humor singkat dan relevan. Bumbu adalah bumbu, jangan menjadikan bumbu santapan utama. Kecuali kalau Anda memang diundang untuk menjadi pelawak. Pastikan juga humor yang digunakan relevan. Bicara pada para bankir tentu tidak akan menarik jika Anda menggunakan humor untuk pengacara.

    Ketiga. Jangan menjadikan pendengar sasaran humor. Anda tidak boleh sama sekali mempermalukan pendengar Anda. Anda boleh melibatkan dalam humor, tapi bukan mempermalukan.

    Keempat, jangan gunakan humor yang membohongi pendengar Anda, kadang pendengar Anda menganggap apapun yang Anda katakan sebagai kebenaran. Kecuali Anda yakin perkataan Anda dipahami pendengar sebagai humor.

    Lalu bagaimana humor yang asik itu?

    Berikut ini ada beberapa jenis humor yang saya ketahui. Silakan Anda sesesuaikan dengan materi presentasi Anda.

  • Hal | 25

    Ketidakmungkinan

    Humor jenis ini adalah mengganti kata "tidak bisa", "tidak mau", "sulit" atau "tidak mungkin" dengan padanan yang lucu dan dilebih- lebihkan.

    Misalnya:

    Saya tidak bisa memasak, tiap kali memasak orang-orang lebih memilih digantung di pohon cabe daripada memakan masakan saya.

    Saya ingin sekali datang ke acara itu, tapi kasur saya menghipnotis saya untuk tetap menemaninya seharian.

    Tiga langkah

    Tom Antion memberikan tips ini gratis di websitenya. Saya akan sampaikan pada Anda apa tips dari pembicara internasional ini.

    Dalam menyampaikan poin materi, kita bisa menggunakan humor untuk membuatnya lebih mudah diingat.

    Misalnya begini. Kita ingin menyampaikan bahwa miskomunikasi itu mudah sekali terjadi.

    maka kita mengatakan dengan langkah-langkah berikut:

    1. sampaikan poin materi kita

    2. sampaikan humor yang menggambarkan hal tersebut

  • Page | 26

    3. pertegas kembali poin materi kita dengan bahasa yang berbeda

    Untuk contoh diatas, kira-kira jadinya seperti ini:

    1. Komunikasi yang jelas dan lugas itu penting sekali dalam kehidupan sehari-hari

    2. Seperti saat pilot yang baru pertama terbang ditanya oleh petugas menara, "sebutkan posisi dan ketinggian," lalu dia menjawab, "saya di kursi kanan tinggi 170cm"

    3. Kita bisa lihat kalau komunikasi jelaspun kadang bisa salah tanggap.

    Plesetan Singkatan dan Akronim

    Semenjak dipopulerkan oleh Kelik pelipur lara, plesetan adalah salah satu cara humor yang bisa kita temukan diberbagai tempat. Acara TV menggunakan Republik BBM, dengan kepanjangan Baru Bisa Mimpi, padahal masyarakat umumnya mengartikan BBM sebagai Bahan Bakar Minyak. Begitu pula OVJ alias opera van java, yang memplesetkan julukan Bandung sebagai Paris Van Java.

    Kita bisa juga menggunakan teknik plesetan singkatan dan akronim ini. Caranya sebagai berikut:

    Pertama, pilih salah satu singkatan atau akronim yang dekat dengan pendengar kita, jika pendengar kita mahasiswa, maka akronim seperti SKS, UAS, UTS, tentu lebih dikenal daripada RAB, MBTI, atau sekwilda.

  • Hal | 27

    Kedua, buat singkatan yang sesuai dengan topik yang akan kita sampaikan. Misalnya kita bicara tentang kepemimpinan pada mahasiswa, maka kita katakan pemimpin itu jangan SKS, alias Suka Kerja Sendiri, harus bisa mendelegasikan kerja dan bekerjasama dengan yang lain.

    Rambu

    Hidup kita dikelilingi rambu. Ada rambu dilarang parkir dengan P dicoret, ada dilarang masuk dengan bentuk lingkaran merah dengan strip putih melintang, dan lain sebagainya.

    Mari kita manfaatkan untuk membuat pendengar tertawa. Tampilkan tanda yang unik yang tidak pernah pendengar lihat, misalnya B coret, lalu katakan, artinya dilarang bengong. Semoga dengan rambu-rambu lucu ini bisa membuat pendengar kita segar kembali.

    Ada banyak lagi teknik humor diluar sana. Saya nantikan teknik humor yang Anda temukan untuk melengkapi teknik yang sudah ada disini.

  • Page | 28

    Kuis

    Otak kita bekerja dengan cara yang unik. Salah satu keunikannya adalah otak kita sangat suka pertanyaan.

    Katakanlah saya bekali Anda dengan sebuah gambar kuda, bagaimana cara Anda menjelaskan tentang kuda pada Anak Anda?

    Cara mudahnya adalah Anda lakukan seperti ini. "Nak, ini gambar apa coba?"

    Lalu anak Anda menjawab,"ngga tahu"

    Anda kemudian menjelaskan, "ini kuda, inget ya sayang, k-u-d- a,,"

    "Jadi ini apa nak?"

    Anak Anda yang sudah tahu, sekarang menjawab "ini kuda"

    Menyenangkan bukan?

    Otak kita senang dengan pertanyaan. Itulah mengapa kuis di televisi selalu banyak peminatnya.

    Pertanyaan sebenarnya tidak cuma cocok untuk kuis saja, atau untuk ujian sekolah, tapi juga cocok sebagai media pembelajaran.

    Otak kita selalu ingin segalanya aman terkendali, dikenali, dan diketahui. Sebuah pertanyaan akan membuat otak sadar bahwa ada hal yang tidak dikenali, sehingga ia bergerak untuk mencari jawabannya agar semuanya kembali dalam zona nyaman.

    Hal ini bisa kita manfaatkan dalam presentasi kita. Mulailah presentasi dengan pertanyaan. Ini akan membuat pendengar kita berpikir. Lebih jauh lagi, ini akan membuat pendengar kita menanti kita memberikan jawaban.

  • Hal | 29

    Saking dahsyatnya pertanyaan ini, bahkan sokrates pun terkenal dengan metode mengajarnya yang berupa pertanyaan. Ia berkeliling mencari orang-orang terpandai, lalu mengajukan pertanyaan yang tidak bisa mereka jawab. Hal ini membuat para cerdik pandai itu belajar lagi dan menggali lebih dalam.

    Uniknya dengan cara sokrates yang selalu bertanya, para cerdik pandai itu malah menganggap sokrates lebih pandai dari mereka. Padahal yang dia lakukan hanyalah memberi pertanyaan.

    Jadi benarlah pepatah yang mengatakan, pertanyaan yang diajukan dengan benar adalah separuh pengetahuan.

    Pada presentasi Anda selanjutnya, gunakanlah pertanyaan di setiap poin materi yang akan Anda sampaikan. Anda bisa amati sendiri bagaimana audience Anda lebih antusias dan terlibat dalam presentasi Anda.

    Pertanyaan seperti apa yang harus diajukan?

    Nah, ini masalah baru lagi.

    Setidaknya ada tiga jenis pertanyaan yang bisa Anda gunakan.

    Pertama, pertanyaan pengantar materi.

    Sebelum Anda menyampaikan materi Anda, awali dengan pertanyaan untuk melihat sejauh mana peserta mengenal materi Anda.

    Misalnya saya akan menyampaikan tentang analisa tulisan tangan. Maka saya bisa memulai presentasi dengan slide berisi satu pertanyaan. "Apa itu analisa tulisan tangan?"

  • Page | 30

    Lalu saya meminta pendengar menyampaikan pendapat mereka. Dari situ saya mengetahui sejauh mana pendengar sudah mengenal analisa tulisan tangan.

    Kedua, pertanyaan pengantar poin materi baru.

    Pada bagian sebelumnya kita sudah memecah presentasi kita menjadi beberapa poin. Salah satu cara untuk menghubungkan antara poin-poin materi itu adalah dengan bertanya.

    Misalnya saya harus menjelaskan tentang etos kerja lalu tentang motivasi kerja. Maka setelah saya menjelaskan tentang etos kerja saya bisa hubungkan dengan motivasi kerja melalui pertanyaan.

    "Aspek apa dalam diri pegawai yang bisa mendukung penerapan etos kerja tinggi?"

    Jawaban apapun saya dengarkan, namun, setelah pendnegar ada yang menyinggung tentang motivai, langsung saya lanjutkan dengan penjelasan tentang motivasi kerja yang sudah saya siapkan.

    Ketiga, pertanyaan penyimpul materi.

    Setelah materi selesai kita sampaikan. Bisa kita akhiri dengan pertanyaan yang memastikan pendengar memahami apa yang baru saja kita presentasikan.

    Misalnya dengan rumus pertanyaan seperti ini.

    "Apa rencana Anda untuk menerapkan [materi yang kita sampaikan] di kehidupan Anda?"

    Variasi lain dan contoh konkritnya:

  • Hal | 31

    "Apa ide Anda dalam menerapkan kepemimpinan situasional di kantor Anda?"

    "Apa hambatan terbesar yang mungkin muncul kalau Anda menerapkan micro management?

    "Apa teori konseling, yang menurut Anda, paling sesuai untuk Anda terapkan sebagai sarjana psikologi?"

    Sedikit catatan, gunakan kata "apa" dan "bagaimana" dalam memberikam pertanyaan sebagai penyimpul materi. Hal ini untuk mendapat jawaban yang lebih banyak dan konkrit, bukan jawaban teoritis.

    Selain tiga jenis pertanyaan diatas tentu Anda bisa menemukan jenis pertanyaan lain. Silakan berbagi pengetahuan Anda dengan mengirimkannya pada saya untuk dimasukkan ke edisi revisi buku ini.

  • Page | 32

    Cerita

    Suatu hari ada saudagar kikir yang terperosok kedalam sumur tua yang kering. Tidak terlalu dalam sebenarnya, tapi karena saudagar itu gemuk, sehingga dia kesulitan memanjatnya.

    Ia kemudian berteriak meminta tolong.

    Seorang pemuda yang kebetulan lewat mendengar teriakan saudagar itu. Lalu ia mendatangi sumur tempat saudagar itu terperangkap. Melihat orang yang membutuhkan bantuan, ia pun berkata, "Sini berikan tanganmu," sambil mengulurkan tangannya untuk membantu saudagar itu naik.

    Tapi saudagar itu diam saja.

    Mengira saudagar itu tidak mendengarnya, pemuda itu berulang kali berkata "sini, ayo, berikan tanganmu!"

    Tapi saudagar itu diam saja.

    Lalu lewatlah Nasrudin. Melihat ada pemuda di pinggir sumur, ia pun mendatanginya. Setalah mengetahui apa yang terjadi. Ia lalu bertindak.

    Nasrudin berkata "Hai saudagar, ini, ambil tanganku" sambil mengulurkan tanggannya. Maka saudagar itu pun selamat.

    Pemuda tadi bingung. Kenapa saudagar mau mendengarkan Nasrudin tapi mengabaikan dia.

    Nasrudin lalu menjelaskan. "Tadi kamu meminta dia memberikan tangannya, sedangkan saya meminta dia mengambil tangan saya, mana mau saudagar itu memberi, ia maunya hanya meminta."

  • Hal | 33

    Ada yang menarik tentang kekuatan cerita. Manusia suka cerita. Cerita itu mengalir, tidak menggurui, mudak diingat, dan mudah disebarluaskan. Selain itu cerita bisa membantu kita mudah mengerti konsep abstrak.

    Konsep seperti kejujuran, keberanian, tanggung jawab, akan lebih mudah dimengerti jika dijelaskan dengan cerita. Cerita di atas misalnya, menjelaskan konsep memberi dan menerima dengan ringan dan mudah dicerna.

    Ada banyak cerita yang bisa kita gunakan untuk menekankan poin materi kita. Kalau saya lebih suka cerita spiritual, misalnya dari Anthony de Mello, Jostein Gaardner, Ajahn Brahm, Nasruddin Hodja, Emha Ainun Najdib, dan lain-lain.

    Sumber cerita ada banyak. Internet memiliki banyak cerita yang bisa kita gunakan sesuai materi kita. Saya biasanya mencari cerita untuk digunakan pada presentasi saya di www.spiritual-short-stories.com . Selain itu juga banyak buku yang bisa kita mulai koleksi untuk memperbanyak stok cerita kita.

    Jangan ragu untuk menggunakan cerita sebagai penguat materi kita.

  • Page | 34

    BAGIAN 3

    MENYAJIKAN

    Sejauh ini materi yang akan Anda sampaikan sudah siap. Sekarang kita tinggal menyajikannya. Menyajikan inilah saat kita berada di depan pendengar kita. Kita berdiri di depan ruangan dengan semua mata menatap pada kita. Situasi yang membuat jantung kita berdebar.

    Langkah akhir inilah yang biasanya menentukan apakah seorang dikatakan pembicara sukses atau pembicara yang membosankan. Jika seseorang mampu menyajikan materinya dengan baik, maka pendengar akan menyebutnya pembicara hebat. Jika ia menyampaikan dengan tampak grogi, maka pendengar akan menganggapnya gagal.

    Terkesan tidak adil memang, setelah semua persiapan yang dilakukan, namun jika penampilan Anda kacau di panggung, semua yang Anda lakukan sebelumnya akan tampak sia-sia.

    Maka untuk memastikan Anda tampil prima di hadapan pendengar Anda. Inilah tips-tipsnya.

  • Hal | 35

    Makanan pembuka Saat makanan disajikan, enaknya ada makanan pembuka. Sesuatu yang ringan yang membuat selera makan kita bertambah. Dalam presentasi perlu juga ada appetizer. Siapkan sesuatu yang membuat pendengar lapar akan materi yang akan kita sampaikan,

    Kita akan bahas hal-hal penting yang perlu kita perhatikan saat kita bertemu pertama kali dengan pendengar kita. Berikut ini poin- poinnya.

    Grogi

    Pertanyaan yang umum tentang public speaking adalah, gimana ngilangin grogi di depan para pendengar?

    Pertanyaan ini terakhir saya terima pada juni 2010, meskipun konteksnya berbeda. Waktu itu, Sani, mahasiwa saya di Akbid Aisyiyah ngundang aku untuk menyampaikan materi tentang keberanian.

    Setelah materi disampaikan, ada peserta yang bertanya, bagaimana caranya agar lebih percaya diri.

    Jawaban saya kurang lebih seperti ini.

    Grogi bisa dikurangi dengan melakukan perubahan cara pandang sederhana sebelum kita tampil.

    Kita kadang menganggap pendengar itu menyeramkan, mereka senang menguji kecerdasan pembicara, suka mengajukan pertanyaan yang tujuannya hanya ngetes. Itulah beberapa ketakutan-ketakutan ita.

  • Page | 36

    Mari kita ubah sedikit cara pandang itu.

    Bayangkan jika Anda menjadi pendengar pada sebuah seminar, tentu Anda berharap pembicara adalah orang yang menyenangkan, informatif, dan menarik. Anda tidak ingin pembicara yang tampil adalah orang yang grogi, membosankan, dan datar. Singkat kata, Anda menginginkan pembicara tampil sukses.

    Kita pun demikian dimata pendengar kita. Mereka ingin kita sukses. Mereka ingin Anda menyampaikan sesuatu yang mengubah hidup mereka, yang memberikan pencerahan, namun sekaligus menyenangkan. Mereka tidak ingin Anda gagal, mereka ingin Anda sukses tampil di depan mereka.

    Jika masih juga tidak yakin bahwa pendengar ingin Anda sukses, ada cara lain untuk lebih meningkatkan kepercayaan diri kita, cara ini saya temukan waktu SD.

    Waktu SD, Guru Kesenian saya menyuruh siswanya satu per satu ke depan kelas untuk menyanyikan pupuh (semacam syair sunda). Maka, tibalah giliran saya, saya anak yang pemalu pada saat itu, kalau sekarang sih lebih sering malu-maluin.

    Sesampainya di depan kelas, tepat ketika saya akan mengeluarkan kata pertama saya, guru saya menegur Van, keluarin tangannya dari saku.

    Lalu saya melihat bahwa kedua tangan saya ada di dalam saku, saya tidak ingat kapan saya memasukan tangan saya ke saku celana, tapi ternyata disanalah tangan saya. Maka saya keluarkan seperti diminta guru saya. Entah mengapa hal ini membuat saya makin grogi.

  • Hal | 37

    Saya lalu teruskan membacakan pupuh. Setelah selesai, guru saya berkata di saku celana kamu ada apa sih?

    Saya hanya menggeleng, yang kalau diartikan, ngga ada apa- apa koq pak, begitu kurang lebih arti gelengan kepala saya.

    Terus kenapa tangan kamu dimasukin saku terus? kata guru saya.

    Saya kaget, ternyata selama membawakan pupuh tangan saya ada di saku celana. Lho koq tangan saya ada disana, perasaan tadi dah dikeluarin deh.

    Saat mengenang kejadian itu, saya belajar satu hal, saat kita grogi, hal itu akan berpengaruh pada kondisi fisik kita. Bagi saya, saat saya grogi, saya akan menyembunyikan tangan saya.

    Setiap orang punya gerakan fisik tersendiri saar grogi. Ada teman seangkatan saya di psikologi yang kalau grogi pasti kebelet pipis. Teman saya yang trainer handal, suka banyak berkeringat ketika grogi. Ada banyak lagi contohnya. Mungkin caranya dengan menaruh tangan dibelakang badan, meremas- remas jari, bergerak maju mundur, dan lain-lain.

    Mereka ingin kita sukses. Mereka ingin Anda menyampaikan sesuatu yang mengubah hidup mereka, yang memberikan pencerahan, namun sekaligus menyenangkan.

  • Page | 38

    Menurut salah satu teori yang membahas tentang emosi, kondisi emosi kita mempengaruhi kondisi fisik kita. Kabar baiknya adalah sebaliknya kondisi fisik kita juga akan mempengaruhi kondisi emosi kita. Kita tentu masih ingat hadist Rasul yang mengatakan: jika kamu marah dalam keadaan berdiri, maka duduklah. Jika kamu marah dalam keadaan duduk, maka berbaringlah. Artinya perubahan pada kondisi fisik kita akan berpengaruh pada kondisi emosi kita.

    Mari kita terapkan pada situasi public speaking. Jika kita grogi, ada beberapa perilaku yang bisa kita lakukan untuk mengurangi bahkan menghilangkan grogi:

    Pastikan kandung kemih Anda kosong. Maksudnya pipis dulu sebelum show, biar ngga kebelet. Jika sedang show lalu Anda kebelet pipis, tentu akan repot, jadi bereskan dulu urusan pribadi Anda sebelum Anda tampil.

    Pegang sesuatu. Untuk tips ini silakan Anda coba sendiri. Menggenggan sesuatu akan mengurangi grogi. Pembawa acara di TV memegang kertas berita mereka, reporter memegang mic, pemandu kuis memegang kartu soal, semua itu selain fungsional juga membantu mengurangi grogi. Bahkan pembicara semacam Mario teguh yang telihat tidak memegang apa-apa kalau diperhatikan seringkali mengepalkan tangan, artinya dia menggenggam tangannya sendiri. Ini memang cara alami untuk menghilangkan grogi. Saya sendiri biasanya memegang laser pointer saya, atau spidol jika presentasi.

    Loncat-loncat. Salah satu kebiasaan saya sebelum dipanggil maju ke panggung menjadi trainer adalah loncat- loncat. Ini membuat saya lebih bersemangat dan siap tempur. Biasanya dilakukan diluar ruangan sebelum saya masuk, atau di belakang barisan audience, supaya tidak ada yang lihat. Cukup manjur bagi saya, silakan dicoba.

  • Hal | 39

    Diam dan tersenyum. Ini tips aneh yang lain lagi. Sesaat setelah Anda menempatkan diri di hadapan audience. Diamlah, tatap audience anda dari kanan ke kiri, lalu tersenyum, amati bahwa ada audience yang membalas senyum Anda. Ini akan membuat Anda lebih nyaman, karena merasa audience menerima Anda.

    Itulah beberapa tips tentang perilaku anti grogi. Mohon informasinya jika Anda mengetahui tips anti grogi lainnya. Nanti akan ditambahkan pada list ini.

    Pakaian

    Selamat Ulang Tahun! Bayangkan jika hari ini adalah hari ulang tahun Anda. Lalu teman Anda datang membawa berbagai macam kado. Tiba-tiba Anda melihat salah satu kado tidak dibungkus. Anda bisa melihat bahwa itu adalah keping DVD film yang Anda sukai. Hanya DVD-nya saja, tanpa kotaknya, tanpa dibungkus.

    Bagaimana perasaan Anda?

    Anda mungkin berpikir, "Ngga niat amat ngasi hadiah, DVD beneran bukan nih?" atau pikiran lain yang sepertinya tidak terlalu positif. Anda merasa tidak dihargai.

    Seperti saat Anda ulang tahun. Pendengar juga memiliki harapan dan standar tertentu saat melihat Anda tampil. Mereka mengharapkan Anda tampil dengan bungkus kado lengkap dengan isinya. Bukan hanya salah satunya, isinya saja, atau bungkusnya saja. Anda harus jadi kado yang berisi.

    Isi kado adalah pengetahuan yang Anda miliki, bungkusnya adalah penampilan Anda. Keduanya sama penting. Jika saya adalah

  • Page | 40

    penyelenggara acara, dan saya membayar Anda satu juta rupiah untuk satu sesi. Saya tentu tidak mengharapkan Anda datang hanya mengenakan kaos dan sandal jepit.

    Bungkus kado alias penampilan Anda tentu bukan berarti harus berpakaian mahal. Kuncinya adalah Anda berpakaian sesuai dengan kondisi. Jika Anda diundang menjadi pemateri di meeting room hotel, maka memakai kemeja dan dasi adalah standar minimal. Jika Anda menjadi fasilitator out bound, maka kaos berkerah, dan celana jeans tentu wajar dipakai.

    Buatlah dress code Anda yang khas. Mario teguh, Andrie Wongso, Tung Desem Waringin, mereka pembicara yang senang mengenakan jas dan dasi. Lainnya mengenakan jas, namun, mengenakan kaos didalamnya misalnya Douglas Jefferys. Ada juga yang sering mengenakan sorban yaitu Abdullah Gymnastiar yang lebih dikenal sebagai Aa Gym. Bisa juga Anda temui pembicara yang mengenakan kemeja dan rompi, seperti saya. Mungkin ada juga yang membuat ciri khas dengan selalu memakai batik. Silakan tentukan ciri khas berpakaian Anda.

    Alasan lain mengapa kita harus menjaga penampilan adalah orang hanya menghargai kita seperti kita menghargai diri kita sendiri. Maka hargai diri Anda dengan mengenakan pakaian yang sesuai dengan situasi.

    Beri contoh bagaimana Anda ingin diperlakukan oleh orang lain. Caranya dengan menunjukkan bagaimana Anda memperlakukan diri sendiri.

  • Hal | 41

    Cara masuk

    Kita sering diajarkan untuk menggunakan bagian kanan dari berbagai hal. makan dengan tangan kanan, melangkah masuk dengan kaki kanan, dan lain sebagainya.

    Namun, pada beberapa hal, kiri adalah lebih baik. Misalnya saja pada saat Anda bergerak memasuki panggung. Sedapat mungkin masuklah dari sebelah kiri panggung, kiri dari sudut pandang para pendengar Anda tentunya. Sehingga mata pendengar Anda melihat gerakan Anda masuk seperti saat membaca tulisan ini, dari kiri ke kanan.

    Mengapa hal ini menjadi penting? Ada dampak tertentu saat Anda dilihat bergerak dari kiri ke kanan. Orang yang menyaksikan akan merasa familiar dengan Anda, karena merasa Anda bergerak alami. Mereka melihat Anda seperti saat membaca buku atau menulis. Sesuatu yang sudah biasa mereka lakukan.

    Bila Anda bergerak berlawanan, dari kanan ke kiri, pendengar Anda akan merasa Anda bergerak melawan arus, dan itu membuat mereka tidak merasa nyaman.

    Alasan yang sama juga yang membuat game pada zaman dahulu, seperti nintendo, membuat game dengan tokoh yang bergerak dari kiri ke kanan. Kita masih ingat mario bros yang bergerak dari kiri ke kanan, atau sonic the hedgehog, super contra dan lain sebagainya.

    Hal ini dilakukan karena membuat game terasa menyenangkan dan natural. Konon kabarnya hal ini berkaitan dengan otak kanan dan kiri. Saat ada orang di kiri kita maka otak kanan kita yang dominan. Otak kanan berisi pusat pengolah bahasa dan kreativitas. Sedangkan jika ada orang di kanan kita, maka otak kiri yang dominan. Otak kiri berisi

  • Page | 42

    logika dan penalaran. jadi jika kita ada di kanan, belum apa-apa kita sudah di nilai dan di kritisi oleh otak kiri audience kita.

    Mari kita lakukan sedikit eksperimen.

    Coba saja Anda membayangkan orang bergerak dari kiri ke kanan di depan Anda, bandingkan dengan dari kanan ke kiri, mana yang lebih terlihat nyaman bagi Anda?

    Fisik audience

    Terlalu lama tidak berkutat dengan dunia psikotest sempat membuat saya lupa beberapa hal penting. Saya perlu berterima kasih pada teman saya Whisnu yang beberapa tahun belakangan mengajak saya ikut menjadi tester psikotest di USM ITB dan SMUP Unpad. Dari psikotest itu saya teringatkan tips dahsyat tentang public speaking, yaitu tentang pipis.

    Salah satu aturan psikotest yang ketat adalah dalam hal izin ke toilet. Kalau sudah masuk waktu test, tidak boleh ke toilet sampai test berakhir. Apalagi untuk test pauli.

    Kenapa sih segitunya?

    Karena peserta harus fokus dalam mengerjakan test, jadi sebelum test berlangsung harus sudah beres urusan-urusan pribadi. Urusan pribadi ini termasuk makan, pipis, pup, dan lain- lain.

    Hal yang sama juga bisa kita lakukan untuk presentasi kita. Pastikan pendengar kita sudah beres urusan pribadinya, sebelum kita mulai menyampaikan materi. Jadi persilakan mereka untuk izin ke kamar

  • Hal | 43

    kecil sebelum kita memulai materi kita, sehingga mereka bisa mudah untuk fokus pada apa yang akan kita sampaikan.

    Ini mungkin terlihat sepele, tapi amati saja, berapa banyak pemateri yang cukup peduli dan perhatian untuk memberi Anda waku ke belakang sebelum dia membantai Anda dengan berbagai informasi yang dia sampaikan.

    Sangat sedikit saya kira, padahal itu bisa berdampak besar pada pemahaman Anda nantinya.

    Tentu sangat sulit mendengarkan orang bicara jika kandung kemih kita penuh terisi air.

    Mic

    Tips kali ini sederhana sekali. Setiap kita tampil biasanya kita sisuguhi dengan microfon. Kita kadang gemes dan iseng pengen tahu mic berfungsi atau tidak. Lalu apa yang kita lakukan, kita meniupnya!

    Well, next time please dont do that.

    Mic itu tidak panas, tidak usah ditiup supaya jadi dingin. Emangnya kopi ditiup-tiup. Sebagai ganti dari meniup mic, ini beberapa alternatif.

    Amati orang yang menggunakan mic sebelumnya. Bila berfungsi, artinya tidak usah di cek lagi, langsung gunakan saja. Itu akan membuat Anda terlihat keren, karena seakan yakin semua dalam keadaan berfungsi dengan baik.

    Perhatikan juga apakah orang sebelum Anda MEMATIKAN MIC, kadang ada orang yang mematikan mic setelah DIA menggunakannya. Padahal ada orang lain yang akan

  • Page | 44

    menggunakan setelah dia. Saya termasuk orang seperti ini, alasannya menghidari feed back alias suara mendengung yang kadang muncul ketika mic hidup, padahal jarang sekali terjadi. Jika Anda mengamati kalau orang sebelum Anda mematikan mic, sebelum Anda bicara apapun, pastikan Anda MENYALAKAN mic, TANPA perlu ditiup lagi setelah menyalakannya.

    Jika Anda gemes pengen ngecek mic, lakukan dengan cara ini, berkatalah satu kata sapaan singkat, misalnya hai. Bila mic berbunyi, langsung teruskan, jika tidak, panggil orang untuk membetulkan mic. Karena berarti mic rusak.

    Jadi kesimpulannya. Dont blow the microphone, its not hot.

    Perkenalan Meskipun kita adalah artis terkenal, kita tetap harus diperkenalkan dan memperkenalkan diri saat kita tampil. Ini menunjukkan penghormatan kita pada pendengar yang hadir.

    Perkenalan juga artinya kita membuka diri tentang siapa kita, dan juga kesempatan menunjukkan kredibilitas kita. Pendengar perlu alasan kenapa mereka harus mendengar kita. Maka sampaikan beberapa hal tentang diri kita yang membuat mereka yakin. Misalnya Anda menyampaikan materi tentang manajemen sekolah, maka pendengar akan senang mendengar fakta bahwa Anda pernah menjadi kepala sekolah, bahwa Anda bergelar MBA , dan Anda pernah menulis buku tentang manajemen sekolah. Informasi ini akan menguatkan posisi Anda sebagai pembicara.

    Hal ini juga berarti kita perlu membuat berbagai variasi perkenalan, bergantung dari siapa pendengar kita dan apa materi yang kita

  • Hal | 45

    bawakan. Jika Anda diundang untuk menyampaikan materi tentang pengasuhan balita, maka informasi tentang gelar MBA Anda menjadi tidak relevan, tapi informasi bahwa Anda memiliki anak kembar berusia 4 tahun, menjadi menarik untuk disampaikan.

    Selain memperkenalkan diri, hal yang juga penting adalah mengenal peserta. Ini bukan sekedar basa basi, namun juga bisa menjadi awalan sebelum kita menjelaskan materi kita.

    Jika jumlah pendengar kurang dari dua puluh, kita bisa ajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh seluruh hadirin. Misalnya tanyakan, apa yang Anda ingin ketahui dari materi sesi ini? Lalu minta hadirin menjawab dengan sebelumnya menyebutkan nama dan asal instansi. Dengan begitu, kita mengenal pendengar kita dan juga mengetahui apa harapan mereka dari kita.

    Jika jumlah pendengar banyak, kita bisa meminta beberapa orang untuk memberikan pendapat. Triknya adalah, jangan minta kesediaan. Tapi pilih, dengan cara yang unik. Misalnya, minta hadirin yang lahir pada bulan ini untuk mengacungkan tangan, lalu mereka yang kita minta untuk menyampaikan identitas diri, tanggal lahir, dan apa yang mereka ingin

    Perkenalan juga artinya kita membuka diri tentang siapa kita, dan juga kesempatan menunjukkan kredibilitas kita

  • Page | 46

    ketahui dari materi sesi ini. Siapa tahu ada yang pas berulang tahun pada hari ini Anda bisa langsung meminta hadirin menyanyikan lagu selamat ulang tahun padanya. Ini menjadi ice breaking yang menyenangkan tentunya.

    Penataan sajian Setelah makana pembuka disantap, waktunya kita menyajikan makanan utama. Agar lebih menarik tentu cara penyajiannya juga harus unik.

    Berikut ini cara menyajikan materi kita agar lebih menarik bagi pendengar.

    Suara

    Pembicara yang membuat mengantuk. bisa jadi bukan karena materi yang disampaikannya membosankan. Kadang hal ini terjadi karena suara yang kurang terdengar.

    Bagaimana cara supaya Anda bisa bersuara lantang dan terdengar oleh seluruh hadirin?

    Jika ini masalah Anda, maka tips ini akan sangat berguna.

    Uniknya, tips memperkeras suara ini saya dapatkan bukan dari seminar atau bacaan tentang public speaking, tapi justru dari website yang sedang membahas topik kesehatan. Detik health kalo ngga salah.

    Web itu suatu saat membahas tentang bagaimana cara menghilangkan pusing dan sakit kepala. Katanya caranya adalah dengan membayangkan kepala Anda lebih besar dari ukuran

  • Hal | 47

    sebenarnya. luangkan saja waktu semenit atau dua menit untuk diam, memejamkan mata lalu membayangkan kepala Anda membesar seperti di film-film alien. sakit kepala Anda pun akan membaik dengan sendirinya.

    Hal ini terjadi karena saat otak membayangkan kepala membesar, tubuh meresponnya dengan mengalirkan darah lebih banyak ke kepala. Logikanya, kepala besar, butuh darah lebih banyak. Ini logis saja karena pada dasarnya tubuh tidak bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan.

    Hal yang sama juga bisa kita gunakan pada presentasi kita, untuk memperbesar suara kita, bayangkan saja jumlah pendengar yang lebih banyak. Misalnya Anda melakukan presentasi dihadapan 20 orang, maka otomatis suara Anda akan menyesuaikan dengan jumlah pendengar. Suara Anda akan bervolume yang cukup untuk didengar 20 orang. Masalahnya jika Anda grogi maka suara Anda mengecil dan dari 20 orang hanya 10 yang mendengar Anda.

    Jadi solusinya adalah, jika kenyataannya ada 20 orang dihadapan Anda, sekarang bayangkan menjadi 100 orang. dengan begitu suara Anda akan menyesuaikan untuk didengarkan oleh 100 orang. Kalaupun Anda grogi, volume suara Anda tidak akan jauh berkurang, pasti masih lebih dari cukup untuk didengarkan oleh 20 orang pendengar nyata Anda.

    Wording

    Pemilihan kata-kata adalah hal yang penting. Kadang yang membedakan kesan kita bahwa seseorang itu sombong, sok pintar, dengan yang tulus dan penolong, adalah pilihan kata-kata yang digunakan.

  • Page | 48

    Berikut ini ada tips yang membantu Anda mempertimbangkan kembali pilihan kata Anda.

    Kalian

    Banyak yang lebih baik dari kalian.

    Oke, kesannya tidak nyaman membaca kalimat diatas. Iya, saya juga tahu banyal pembicara yang lebih baik dari saya, tapi ngga usah gitu dong. Koq kasar sekali.

    Sebenarnya kita bukan sedang membahas tentang orang lain yang lebih baik dari kita. Tapi kita sedang membahas tentang kata kalian.

    Hapuskan kata kalian dari kosakata sapaan kita. Jangan panggil pendengar dengan kata kalian. Ada banyak panggilan lain yang lebih enak didengar daripada kalian. Misalnya saja bapak-ibu, teman-teman, rekan-rekan, hadirin sekalian, sobat- sobit, dan lain sebagainya.

    Hal ini menjadi penting karena penggunaan kata kalian akan memberikan kesan kita lebih dari pendengar kita. Hal ini akan membuat kita terkesan menggurui. Coba saja baca kalimat diawal. sangat tidak nyaman. Kesannya yang berbicara lebih pintar dari yang mendengarkan.

    Coba bandingkan kalimat berikut:

    Silakan kalian menjaga kebersihan ruangan pelatihan ini

    Silakan teman-teman menjaga kebersihan ruangan pelatihan ini

    Silakan Anda menjaga kebersihan ruangan pelatihan ini

    Silakan bapak-ibu menjaga kebersihan ruangan pelatihan ini

    Kira-kira ruangan mana yang lebih bersih saat pelatihan berakhir?

  • Hal | 49

    Sepertinya bukan yang mendapat himbauan dengan kalimat pertama.

    Secara personal saya lebih suka menggunakan kata kita. Lebih ada kebersamaan, dan terkesan ramah. Meskipun sepertinya tidak sesuai EYD.

    Apapun kata sapaan yang Anda gunakan, ingatlah, masih banyak yang lebih baik daripada (kata) kalian.

    Simpel

    Mengapa REBT dan NLP yang dilandasai oleh non directive method itu tidak menarik

    Saat pertama membaca kalimat diatas, apa yang Anda pikirkan?

    Ini tulisan apaan sih? Mungkin itu pikir Anda, atau Anda hanya berkata,hah, apaan tuh?

    Benar sekali, memang itu yang akan orang normal pikirkan. Penggunaan istilah yang tidak umum adalah hal yang menyebalkan, dan sebaiknya dihindari dalam penyampaian materi.

    Sekali lagi. Sebisa mungkin jangan gunakan istilah akademik yang tidak dimengerti oleh pendengar Anda.

    Jika Anda bersikeras menggunakannya, maka luangkan waktu untuk memberikan penjelasan tentang istilah tersebut pada pendengar Anda.

    Misalnya saya akan menggunakan istilah REBT. Maka saya harus memperkenalkan terlebih dulu istilah ini sebelum menggunakannya. Saya bisa mengatakan, salah satu teknik terapi yang populer adalah REBT, yaitu, bla, bla, bla,, Hal ini tentu akan memakan waktu lagi.

  • Page | 50

    Jadi, pada dasarnya lebih baik menggunakan istilah yang bahkan anak kecil pun tahu. Ini akan membuat kita menjadi pembicara yang terkesan ramah, membumi, dan tidak sok pintar.

    Einstein sering dikutip dalam pernyataannya, "jika kamu tidak bisa menjelaskannya pada anak kelas 4 SD, berarti kamu belum memahaminya."

    Maksudnya adalah pemahaman kita akan sesuatu diuji dengan kemampuan kita menjelaskannya sesederhana mungkin. Ketidakmampuan menyampaikan dengan sederhana, menunjukkan bahwa kita tidak paham betul tentang apa yang kita sampaikan.

    Gerakan sesuai peserta

    Awal masa saya menjadi pembicara, saya merasa diam saja di depan adalah hal yang membuat pendengar bosan. Namun, kemudian saya tersadar, bahwa pembicara yang selalu bergerak justru yang membuat pendengar tidak konsentrasi.

    Gerakan apa yang harus kita lakukan saat ada di depan pendengar kita? Apakah kita akan mematung begitu saja? Atau berjalan-jalan? Jadi, sebagai pembicara, kita lebi baik diam atau bergerak?

    Keduanya, menurut saya, boleh dilakukan asalkan kita tahu landasan dibalik aksi kita. Bergerak itu boleh, asalkan bertujuan. Misalnya Anda menunjukkan poin penting pada layar, atau Anda mendekati orang yang bertanya, atau untuk tujuan lainnya.

    Hal yang tidak tepat untuk dilakukan adalah bila gerakan Anda tidak memperkuat penyampaian materi Anda. Kadang ada pembicara yang

  • Hal | 51

    bergerak bolak balik di depan pendengarnya. Ini mengganggu konsentrasi pendengar.

    Gerakan ini kadang memang tidak kita sadari. Kita gugup lalu kita bergerak maju mundur, atau membentuk pola tertentu. Semuanya tanpa kita sadari. Sampai-sampai ada yang namanya box man, pembicara yang bergerak membentuk pola kotak dalam gerakannya.

    Pembicara yang efektif akan berdiri di satu tempat, dan bergerak jika gerakan itu memperkuat poin materi yang akan dia sampaikan. Berikut ini adalah beberapa prinsip dalam gerakan efektif.

    GERAKAN SESUAI JUMLAH PESERTA

    Gunakan gerakan tubuh yang besar jika jumlah pendengar banyak. Hadirin berjumlah lima ratus orang tidak akan bisa melihat jari Anda, mereka hanya bisa melihat tangan Anda. Jadi jika Anda ingin menunjukkan bahwa sesuatu itu dekat, jangan gunakan jempol dan telunjuk Anda untuk menunjukkannya, tapi gunakan tangan kanan dan kiri untuk menunjukkan jaraknya.

    Begitu pula kecepatan bicara dan kecepatan gerak. Jumlah yang lebih banyak membutuhkan intonasi dan gerakan lebih lambat, karena umumnya jumlah yang banyak membuat orang lebih sulit konsentrasi.

    KANAN DAN KIRI

    Manusia memiliki kecenderungan unik. Don Varney, seorang pembicara dari expert village, berpendapat jika kita tidak kidal, maka kita cenderung lebih memperhatikan pendengar yang ada di kanan

  • Page | 52

    kita daripada di kiri kita, begitu pula sebaliknya. Orang kidal lebih memperhatikan orang yang ada di sebelah kirinya daripada yang ada di sebelah kanannya.

    Kecenderungan ini bisa membuat pendengar yang ada pada sisi yang kurang kita perhatikan merasa diabaikan.

    Hal ini dapat diatasi dengan beberapa cara. Pertama dengan berdiri lebih dekat dengan posisi yang kurang kita perhatikan, sehingga pendengar pada sisi itu merasa diutamakan oleh kita.

    Kedua, jika tidak memungkinkan untuk mendekat, maka hadapkan tubuh kita pada arah yang kurang kita perhatikan. Nantinya kita akan tetap lebih memperhatikan orang di sisi utama kita, namun, orang di sisi lainnya tetap merasa diperhatikan karena kita menghadap pada mereka.

    Saya pikir masih banyak prinsip gerakan lain dalam public speaking. Kabari saya jika Anda punya ide tentang topik ini.

  • Hal | 53

    Closing Makan memang paling asik kalau ada pencuci mulut. Apakah buah, puding, atau lainnya yang segar-segar. Begitu pula presentasi, apa yang kita sampaikan akan menarik jika ada penutupnya. Sesuatu yang segar yang mengakhiri pembicaraan kita.

    Berikut ini adalah tips-tips yang bisa kita gunakan untuk menutup presentasi kita.

    Merangkum

    Betul sekali, untuk menutup sesi cara yang paling mudah ada merangkum. Caranya adalah sebagai berikut. Sampaikan secara singkat ide pokok presentasi Anda. Sampaikan juga hubungan antar poin materi yang kita sampaikan. Buat secara singkat, tanpa menambahkan poin baru dari apa yang sudah kita sampaikan.

    Kita tentu ingin apa yang kita sampaikan diingat oleh pendengar kita. Dengan merangkum, pendengar bisa bersama-sama meninjau kembali apa yang baru saja mereka dengarkan, dalam bentuk yang singkat. Bisa juga sekaligus merevisi dalam pikiran mereka jika ada yang terlewat, salah tangkap, atau terlupa.

    Misalnya seperti ini:

    Baik bapak Ibu sekalian, jadi sekarang kita tahu bahwa menangani anak berkebutuhan khusus tidak selalu dengan membantu dia, justru dengan membangkitkan keyakinan diri untuk sejauh mungkin bisa mandiri.

    Atau

  • Page | 54

    Begitulah, kalau ada orang curhat, sebenernya dia ngga butuh solusi, tapi butuh didengarkan, jadi kita terapkan saja teknik mendengar yang baik yang baru saja kita pelajari bareng. Yaitu dengan minimal response, paraphrasing, dan reframing.

    Atau

    Demikian presentasi dari saya. Mari kita ingat bahwa bawahan justru akan lebih rajin saat kita beri tugas. Delegasi itu mudah dan menyenangkan. Mudah karena sekarang kita tahu caranya, dan menyenangkan karena membuat kita memiliki lebih banyak waktu untuk tugas-tugas kita.

    Menuntun aksi

    Pembicaraan kita adalah untuk mengubah sesuatu. Mengubah disini bisa berarti menambah, memperluas, atau mengganti ke dalam bentuk lain. Menambah misalnya menambah pengetahuan. Memperluas bisa berarti memperluas cara pandang. Mengganti, contohnya mengganti pendapat yang salah dengan yang benar.

    Saat kita ingin mengubah, kita gunakan kata-kata penutup kita untuk memastikan pendengar kita benar-benar berubah. Kita bisa mengajak pendengar untuk melakukan aksi tertentu mengawali perubahannya.

    Misalnya saya berbicara tentang ASI ekslusif. Maka saya bisa panjang lebar saya menjelaskan manfaat dan pentingnya memberikan ASI

  • Hal | 55

    ekslusif. Lalu saya bisa menutupnya dengan ajakan untuk memberikan ASI ekslusif.

    Kadang memang ada materi yang lebih rumit. Misalnya saja tentang penerapan manajemen SDM di lingkungan sekolah. Menutup materi semacam ini akan lemah apabila kita mengajak secara umum,

    Contoh ajakah lemah:

    Mari kita mulai terapkan manajemen SDM secara profesional di sekolah kita.

    Kita perlu menutupnya dengan ajakan yang lebih kongkrit dan sederhana.

    Contoh ajakan lebih kuat

    Setelah pelatihan ini, silakan bapak ibu periksa kembali apakah sekolah bapak ibu sudah menerapkan konsep-konsep manajemen profesional, bila belum, sekarang bapak ibu tahu bagaimana harus menerapkannya.

    Di sini kita bisa lihat ajakan ini berbeda dengan ajakan sebelumnya. Bedanya adalah ada perilaku tertentu pendengar bisa langsung lakukan. Ajakan seperti inilah yang lebih kuat.

    Menutup dengan pertanyaan

    Sebelum kita dicecar dengan pertanyaan dari pendengar, kadang menyenangkan bertanya lebih dahulu pada mereka. Bertanya membuat peserta fokus. Kalau peserta kita tanya duluan, lalu mereka tidak bisa jawab, mereka jadi tahu aspek mana yang tidak mereka

  • Page | 56

    kuasai. Nantinya pertanyaan mereka akan lebih fokus, dan tidak keluar dari apa yang kita sampaikan.

    Keuntungan lainnya, kita bisa melihat pemahaman peserta akan materi kita dengan bertanya. Buat saja pertanyaan tentang poin materi yang baru saja kita sampaikan, sehingga kita tahu, bagian mana yang sudah dipahami peserta dan mana yang belum.

    Menjawab pertanyaan

    Apabila saya diminta menjadi pemateri, sangat sering moderator mengatakan pada saya. "Kang untuk materi x menit lalu ada tanya jawab y menit." Seakan-akan sesi tanya jawab adalah hal wajib setelah sesi berlangsung.

    Dalam rangka mempersiapkan diri menghadapi keumuman ini, ada baiknya kita membahas bagaimana cara menjawab pertanyaan dengan baik.

    Mudah

    Sesi menjawab pertanyaan memang salah satu sesi yang menakutkan bagi seorang pembicara . Bagaimana kalau kita tidak bisa menjawab? Bagaimana kalau jawaban kita tidak memuaskan ? dan banyak ketakutan lain yang kita rasakan saat harus menjawab pertanyaan audience.

    Sebagai awalan tentang cara menjawab pertanyaan, ada baiknya kita tahu jenis pertanyaan yang diajukan pendengar kita. Setidaknya ada dua jenis pertanyaan, dua-duanya perlu penyikapan yang bijaksana. Pertama adalah pertanyaan yang mudah dan bisa kita jawab. Kedua adalah pertanyaan yang sulit dan tidak bisa kita jawab.

  • Hal | 57

    Kita bahas dulu cara menghadapi pertanyaan tipe pertama, pertanyaan mudah yang bisa kita jawab.

    Lho, pertanyaan mudah masih harus dibahas? Tinggal jawab saja kan? Mungkin ada yang berpikir begitu. Namun, sebenarnya menjawab pertanyaan mudah pun ada triknya. Agar memancing pertanyaan lain dan membuat hubungan kita dengan pendengar menjadi lebih baik.

    Mari kita berimajinasi dan menempatkan diri sebagai penanya. Saat mendengar materi, di pikiran kita muncul suatu pertanyaan, pertanyaan yang menurut kita PENTING dan LAYAK ditanyakan. Lalu dengan penuh kegrogian, kita memberanikan diri mengacungkan tangan dan bertanya.

    Kemudian apa yang terjadi, tiba-tiba pembicara dengan mudah dan cepat menjawab pertanyaan kita, seakan itu pertanyaan anak kecil. Pertanyaan yang kita sangka dahsyat ternyata cuma pertanyaan remeh. Kitapun jadi malu dan malas untuk bertanya lagi.

    Tentu kita tidak ingin menjadi pembicara seperti itu.

    Maka, ini ada beberapa cara yang bisa dipilih untuk menjawab pertanyaan, meskipun pertanyaan itu pertanyaan remeh dan mudah.

    Berhenti dan berpikir (atau pura-pura berpikir) jangan langsung menjawab, ini akan membantu kita menyusun kata- kata dan membuat audience yang bertanya merasa pertanyaannya berbobot, karena bisa bikin pembicara mikir.

    Misal:

    Q: pak, ada berapa kaki sapi?

    A: hmmm,,,, (diam sejenak) sepengamatan saya, kaki sapi ada 4.

  • Page | 58

    Bandingkan dengan

    Q: pak, ada berapa kaki sapi?

    A: kaki sapi ada 4 atuh.

    Bila Anda tidak suka diam dan berpikir, ulang lagi pertanyaan penanya dengan bahasa Anda sendiri, atau puji pertanyaannya, atau jelaskan urgensi dari pertanyaannya.

    Misal:

    Q: pak, kenapa kita harus makan?

    A: pertanyaan yang bagus sekali, kadang kita sangat menganggap biasa sesuatu yang sudah rutin kita lakukan tanpa mempertanyakan esensinya, pertanyaan ini penting untuk kita simak, jadi makan adalah cara kita mengisi kembali energy kita, tanpa energy kita tidak akan bisa beraktivitas.

    Tentu saja contoh pertanyaan diatas kelewat sederhana, Anda bisa mengganti pertanyaan diatas dengan pertanyaan yang mudah Anda jawab seputar topik yang Anda sampaikan.

    Intinya adalah, hal yang remeh dan mudah bagi kita selaku pembicara mungkin adalah hal yang penting dan mendesak bagi penanya. Hargai perbedaan pandangan ini dan kita akan menjadi penjawab pertanyaan yang lebih efektif.

    Sulit

    Ada banyak norma dalam public speaking. Semacam etika yang menjaga aliran ilmu agar tidak melenceng dari jalurnya. Salah satunya adalah aturan yang mengatakan; lebih baik menjawab dengan tidak tahu daripada mengarang jawaban.

  • Hal | 59

    Benarkah demikian?

    Ada benarnya juga, apabila Anda ingin mengecewakan pendengar Anda.

    Memang terkadang kita lagi sial, bertemu dengan pendengar yang mengajukan pertanyaan mematikan yang sulit kita jawab. Langkah paling mudah yang terbayang oleh kita adalah menjawabnya dengan tiga kata, saya tidak tahu. Bisa juga ditambahkan, nanti saya cari tahu dulu ya.

    Entah mengapa dari dulu saya agak ngga sreg dengan jawaban saya tidak tahu. Salah satu alasannya, karena jawaban itu mengecewakan penanya.

    Mari kita menempatkan diri kita pada posisi si penanya. Saya berpendapat bahwa pembicara memiliki pengetahuan yang merupakan solusi atas masalah saya. Lalu, untuk lebih menjelaskan kondisi masalah khas saya, saya bertanya pada pembicara. Apabila saya langsung mendapat jawaban saya tidak tahu, saya akan merasa pembicara tidak kredibel, dan tidak berusaha mencarikan solusi untuk masalah saya yang khas.

    Sebelum diantara Anda para pembaca ada yang ngamuk, saya ingin menekankan, bahwa saya setuju jika pada akhirnya kita sebagai

    Bisa jadi diantara pendengar kita ada orang-orang yang punya pengetahuan, pengalaman, keterampilan yang lebih dari kita dan bisa menjadi solusi bagi masalah yang ditanyakan

  • Page | 60

    pembicara mengatakan saya tidak tahu. Terutama pada pertanyaan yang memang tidak bisa kita jawab. Namun, ada alternatif lain yang bisa kita gunakan sebelum kita mengatakan saya tidak tahu.

    Alternatif lain itu adalah sebagai berikut.

    Pertama, kita tidak bisa menjawab pertanyaan, bisa jadi karena memang pertanyaannya tidak tersusun dengan baik, tidak jelas arahnya. Ada pepatah yang bilang pertanyaan yang benar adalah separuh jawaban. Jadi, kalau kita bingung menjawab pertanyaan, coba perjelas dulu apa maksud penanya. Hal ini bisa dilakukan dengan mengulang pertanyaan dengan bahasa kita sendiri, lalu kita klarifikasi.

    Misalnya seperti ini:

    Penanya: pak, koq Indonesia miskin banget ya negaranya?

    Jawaban yang polos adalah waduh, ngga tau ya pak, udah kehendak Tuhan tampaknya

    Jawaban yang mencoba memperjelas maksud bapak, apakah bapak penasaran, kenapa di Negara yang kaya sumber daya alam ini, koq rakyatnya miskin?

    Biasanya setelah pertanyaan jelas, kita bisa mengerti maksud pertanyaannya dan akhirnya bisa memberikan jawaban. Setidaknya kita mengerti kemana arah pertanyannya.

    Dengan memperjelas ini, ada keuntungan lain yang didapat, yaitu pendengar lain juga mengerti apa yang sedang dibicarakan, bukan hanya kita dan si penanya. Sehingga pendengar lain tidak tidur saat kita menjawab pertanyaan.

  • Hal | 61

    Alternatif kedua selain memperjelas adalah dengan melibatkan pendengar lain. Kita tidak perlu menjadi super human yang tahu segala hal. Bisa jadi diantara pendengar kita ada orang-orang yang punya pengetahuan, pengalaman, keterampilan yang lebih dari kita dan bisa menjadi solusi bagi masalah yang ditanyakan. Jadi, kalau ada yang bertanya tentang yang tidak kita ketahui, ada baiknya kita membuka forum untuk membahasnya bersama dengan pendengar lain.

    Misalnya begini:

    Penanya: pak, integral lipat empat itu apa sih?

    Saya: (dalam hati) meneketehe, saya kan orang psikologi, koq nanya matematik sih

    Saya: (tidak dalam hati) pertanyaan yang luar biasa, mungkin diantara kita juga ada yang memiliki ketertarikan tentang integral lipat empat, untuk menjawab pertanyaan ini saya akan mempersilakan peserta lain yang memiliki pendapat tentang integral untuk menyampaikan opininya

    Setelah ada beberapa orang yang berpendapat, tugas pembicara selanjutnya adalah menyimpulkannya. Biasanya penanya puas dengan kesimpulan yang diberikan. Lalu bagaimana jika penanya tidak puas? Nah, disini baru saya mempersilakan Anda sebagai pembicara untuk menjawab dengan saya tidak tahu, nanti saya cari lagi jawaban yang lebih memuaskan.

  • Page | 62

    Columbo

    Saya menemukan teknik menarik untuk menutup sesi dari Tom Antion, pembicara internasional ,pemilik www.publicspeaking.org, Namanya Columbo technique. Bagi Anda yang berusia lebih tua dari saya mungkin mengenal tokoh ini. Seorang koboy bernama Columbo, yang konon punya ciri khas sering berkata. "oh ya, satu hal lagi."

    Saat kita presentasi, columbo technique bisa digunakan sebagai salah satu cara untuk mengakhiri cuap-cuap kita. Columbo technique dilakukan sebagai berikut. Saat kita presentasi, simpan satu informasi penting tentang materi yang kita sampaikan. setelah semua info lainnya kita berikan, lalu kita mengatakan kurang lebih seperti ini "ok, sepertinya itu semua yang perlu saya sampaikan, oh ya, satu hal lagi (lalu sampaikan point penting yang tadi anda sembunyikan)" Ada catatan untuk tips ini, yaitu jangan mengatakan tentang kegiatan selanjutnya. itu akan membuat konsentrasi pendengar buyar. Hindari berkata, "sebelum kita istirahat, ada satu hal yang akan saya sampaikan..." atau lebih parah lagi "sebelum kita pulang, perlu saya sampaikan bahwa...", pendengar akan teralih fokusnya, dan kata-kata sakti yang harusnya jadi penutup akan kehilangan kekuatannya. Mari kita amati contoh berikut: 1. Setelah bercerita panjang lebar tentang bagaimana mempersiapkan walimah yang islami, anda bisa menutupnya dengan berkata, "yah, itu semua yang perlu anda ketahui tentang menyelenggarakan resepsi, oh iya, ada satu hal lagi, sebelum anda melakukan resepsi, (jeda) pastikan bahwa anda sudah punya calon pengantinnya" lalu diam dan amati audience tertawa (tentu saja ini bisa diganti dengan info lain yang lebih "serius" dan tidak bikin

  • Hal | 63

    ketawa) 2. Setelah menjelaskan tentang bagaimana memilih sekolah yang baik untuk anak, anda bisa menutupnya dengan berkata, "baiklah, itu saja kayanya, oh iya, ada yang lupa, sekolah tidak bisa menggantikan peran orang tua, selalu luangkan waktu anda untuk mengajari anak anda hal-hal yang tidak diajarkan di sekolah" Dari contoh diatas terlihat bahwa teknik ini amat berguna. ada unsur kejutan, penekanan point penting, dan humor yang terkandung di dalamnya. Cukup menarik untuk dicoba. Oh iya, satu hal lagi, Anda hanya bisa menggunakan teknik ini satu kali di setiap presentasi. Lebih dari itu akan jadi basi.

  • Page | 64

    Final Thoughts

    Semoga setelah Anda membaca buku ini, Anda makin mengerti seni berbicara di depan umum. Selamat mencoba resep-resep yang ada di buku ini. Kembangkan, lalu bagi dengan sebanyak mungkin orang, agar mereka juga mendapat manfaat.

    Sebagai penutup buku ini, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan.

    Pertama, buku ini masih bisa dikembangkan. Saya berharap Anda mengirimkan e-mail pada saya tentang bagaimana Anda menggunakan isi buku ini, Sekaligus juga pengetahuan lain yang Anda miliki berkaitan dengan public speaking. Saya menunggu resep-resep public speaking spesial buatan Anda. e- mail saya: [email protected], jangan lupa add facebook saya juga dengan e-

  • Hal | 65

    mail yang sama, atau Anda bisa tinggalkan komentar Anda di www.ervanabu.com.

    Kedua, silakan sebarluaskan buku ini pada orang yang Anda rasa akan mendapat manfaatnya. Ilmu akan bertambah jika dibagi, begitu katanya.

    Ketiga, saya siap mendukung Anda. Meskipun semua yang saya ketahui sudah dituliskan di buku ini, jika Anda menginginkan pelatihan untuk Anda rekan-rekan Anda, atau bimbingan personal dalam mengembangkan keterampilan public speaking, silakan hubungi saya di 0856-21-51-410

    Keempat, Saya berencana menyelenggarakan pelatihan rutin. Untuk mendapat informasi pelatihan rutin, silakan add akun facebook saya: [email protected], agar saya mudah menambahkan Anda pada daftar undangan.

    Kelima, untuk update edisi terbaru buku ini cek www.ervanabu.com , edisi baru akan segera saya terbitkan setelah mendapat masukan dari teman-teman semua.

    Terima kasih sudah mendownload buku ini, semoga bermafaat.

  • Page | 66

    Credits

    Tulisan ini tidak akan sempurna tanpa mereka yang telah dikutip di buku ini. Mereka adalah (berdasarkan urutan tampil di buku ini):

    www.TED.com ideas worth spreading, website dengan banyak video inspirasional, di-update setiap minggu.

    Stephan Schiffman (http://www.steveschiffman.com/) penulis buku consultant handbook, buku wajib untuk yang ingin sukses jadi konsultan dalam berbagai bidang. Sudah diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia

    Joel Hochberger (http://www.effectivepresentationskills.com/aboutus.html) Saya mendapat video beliau dari youtube. Presentasinya tentang tema-tema mendasar public speaking akan memberikan landasan kuat bagi kita berbicara di depan umum.

    George. A. Miller adalah pakar tentang memori manusia, sudah wafat, untungnya ilmunya masih bisa kita ambil manfaatnya.

    Dianne Dukette dan David Cornish, penulis The Essential 20: Twenty Components of an Excellent Health Care Team, sepertinya belum di terjemahkan ke dalam bahasa indonesia.

    James Manktelow pemilik web site http://www.mindtools.com, pakar kreativitas, banyak informasi menarik tentang mengoptimalkan pikiran kita di websitenya.

    www.spiritual-short-stories.com website favorit saya untuk sumber cerita bermakna. Wajib di cek!

  • Hal | 67

    Douglas Jefferys, (http://www.publicspeakingskills.com/) saya menemukan video presentasi beliau di youtube, ternyata gaya santai pun bisa tetap memberi kesan formal.

    Don Varney, pemilik http://www.varneyspeaks.com/ memberikan banyak ide tentang presentasi yang formal, cocok untuk Anda yang serius.

    Tom Antion, pemilik banyak web site, yang terbaru adalah http://www.antion.com/ ada artikel gratis tentang public speaking disana, saya paling banyak berguru dari ide-ide beliau. Sudah gratis, dahsyat pula! Cek saja, pasti Anda setuju dengan saya.

    Albert Einstein, saya tidak perlu menjelaskan tentang beliau, Anda pasti sudah kenal. Banyak kutipan yang diatasnamakan pada dirinya, semoga saya tidak salah kutip di buku ini.

  • Page | 68

    Tentang Penulis

    Ervan Abu Nangim adalah Sarjana Psikologi lulusan Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran. Aktivitasnya saat ini adalah Handwriting Analyst di Nuya Fun Skills, Assosiate Trainer di Teratai Jauh Indonesia, Konsultan Psikologi di bimbel Venusa, trainer lepas, dan juga sebagai blogger yang mengelola www.ervanabu.com dan

    www.artitulisan.com.

    Pengalamannya sangat variatif. Pernah menjadi Training Development Staff di PT Pesona Tree Management, Dosen di Akademi Kebidanan Aisyiyah, Pengajar Bimbel Privat, pernah juga menjadi Marketer untuk Lembaga Muslimah Salman ITB.

    Ilmu pengetesan psikologi juga sesekali masih dilatih saat ia menjadi tester untuk Saringan Masuk Universitas Padjadjaran dan Ujian Saringan Masuk ITB.

    Pria kelahiran 1983 ini biasanya beredar di kota Bandung, bisa dihubungi di 08562151410 atau email di [email protected]

  • (halaman sengaja dikosongkan)

  • Nuya Publishing