rerum novarum alona

12
TUGAS MATA KULIAH AGAMA KATOLIK “RERUM NOVARUM (ENCYCLICAL OF POPE LEO XIII ON CAPITAL AND LABOR)” NURUL TRI ALONA SARI (1206217313) Fakultas Teknik Universitas Indonesia Depok 2013

Upload: alona-sari

Post on 02-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Rerum Novarum

TRANSCRIPT

  • TUGAS MATA KULIAH AGAMA

    KATOLIK

    RERUM NOVARUM

    (ENCYCLICAL OF POPE LEO XIII

    ON CAPITAL AND LABOR)

    NURUL TRI ALONA SARI (1206217313)

    Fakultas Teknik Universitas Indonesia

    Depok

    2013

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Pendahuluan

    Masalah ketidakadilan senantiasa mewarnai kehidupan manusia sebagai makhluk

    sosial. Sejak dahulu hingga kini, realitas kehidupan sosial senantiasa diwarnai dengan

    persoalan keadilan dan ketidakadilan. Ulpianus, seorang ahli hukum Romawi mengatakan

    bahwa keadilan adalah tribuere jus suum cuiqe, yang berarti memberi masing-masing

    haknya. Dengan kata lain, keadilan adalah pemenuhan hak, sedangkan ketidakadilan adalah

    pengingkaran hak. Penulis hendak mengatakan bahwa ketidakadilan telah menjadi suatu

    pergumulan di dalam kehidupan bersama manusia yang tidak pernah terselesaikan. Fokus

    pembahasan penulis adalah persoalan keadilan dalam kehidupan kaum buruh dan majikan.

    Sudah menjadi rahasia umum bahwa kaum buruh di manapun, kapanpun dan dalam

    situasi apapun senantiasa mengalami ketidakadilan. Tentu saja ketidakadilan dalam konteks

    ini dihubungkan dengan pemilik modal atau majikan tempat dimana buruh bekerja.

    Dikatakan tidak adil karena pekerjaan, tenaga, serta waktu yang mereka berikan tidak

    sebanding dengan upah yang mereka terima. Berbagai aksi demonstrasi yang dilakukan oleh

    serikat buruh ataupun oleh para mahasiswa akhir-akhir ini senantiasa berkaitan dengan

    problematika upah yang layak bagi buruh.

    Melalui Ensinklik Rerum Novarum, melihat mengenai ajaran gereja mengenai kaum

    buruh dan pekerja.

    Latar Belakang Munculnya Rerum Novarum

    Rerum Novarum merupakan Ensiklik Paus Leo XIII yang diterbitkan pada 15 Mei

    1891. Ensiklik ini muncul dalam menanggapi situasi jaman yang sedang dilanda

    kegoncangan dalam bidang sosial, ekonomi dan politik yang berdampak pada meningkatnya

    suhu ketegangan dan pemberontakan aktual antara pemilik modal (majikan) dengan kaum

    buruh. Dalam bidang politik, akibat dari kegoncangan itu ialah munculnya faham baru

    tentang masyarakat dan negara serta pemerintahan. Struktur masyarakat tradisional

  • 2

    mengalami pembongkaran dan mulai muncul struktur lain yang membawa harapan akan

    bentuk-bentuk kebebasan yang baru.

    Dalam bidang ekonomi, pandangan yang dominan pada waktu itu sangat bersifat

    naturalistik serta mengingkari hubungan antara ekonomi dan moralitas. Keuntungan pribadi

    dianggap sebagai satu-satunya motif yang sah bagi kegiatan ekonomi. Prinsip operatif bisnis

    yang utama adalah prinsip persaingan bebas dan tidak terbatas. Hal ini berarti bahwa bunga

    modal, harga-harga barang dan jasa, untung-laba, dan upah harus ditetapkan melalui

    penerapan mekanisme hukum-hukum pasar. Para pemilik modal senantiasa berupaya agar

    pemerintah tidak mencampuri persoalan ekonomi. Dalam dunia ekonomi seperti ini, pihak

    yang paling kuat (pemilik modal) menjadi sangat berkuasa. Mereka tidak hanya menuntut

    kekuatan hukum, tetapi juga mendominasi hubungan bisnis antara orang perorangan serta

    merongrong seluruh tatanan sistem ekonomi. Sistem kerja diperdagangkan, dapat dijual dan

    dibeli di pasar, harganya ditetapkan oleh hukum kebutuhan dan tawaran, tanpa mengindahkan

    hal-hal yang sungguh diperlukan untuk menghidupi manusia perorangan serta keluarganya.

    Tidak adanya kepastian bagi pekerja untuk dapat menjual hasil kerjanya sendiri, sebab

    ancaman pengangguran akan menghampirinya.

    Ensiklik Rerum Novarum oleh Paus Leo XIII ini hendak menanggapi kebutuhan

    kodrat manusia yang dijiwai oleh asas-asas semangat Injil. Bagi kalangan pemegang modal,

    ensiklik ini menimbulkan oposisi, tetapi sebagian besar masyarakat menyambut dengan

    penuh antusias dan kekaguman yang mendalam. Paus Leo XIII merasa bahwa gereja perlu

    mengadakan kontak sosial dengan masyarakat. Dalam hal ini, menaruh perhatian terhadap

    permasalahan para pekerja dan kaum buruh. Rerum Novarum merefleksikan mengenai

    kondisi para perkerja eropa di masa revolusi industri. RN sebagai tanggapan terhadap

    pandangan dan gerakan sosialisme (Marxisme) dari satu pihak dan pada pihak lain pandangan

    liberalisme yang menguasai dunia bisnis yang mulai mencuat sejak revolusi industry pertama

    bergulir

  • 3

    BAB II

    ISI

    Dalam ensiklik ini Paus Leo XIII menanggapi masalah sosial pada akhir abad ke-19, yakni

    masalah kaum buruh. Masalah itu dibicarakan sebagai semacam tanggapan terhadap

    pandangan dan gerakan sosialisme (Marxisme) dari satu pihak dan pada pihak lain pandangan

    liberalisme yang menguasai dunia bisnis yang mulai mencuat sejak revolusi industry pertama

    bergulir. Ensiklik tersebut kalau diringkas berdasarkan cakupan permasalahannya adalah

    sebagai berikut:

    Pendahuluan, artikel 1 dan 2

    Bagian I : Penyebaran Tesis Sosialisme tentang penghapusan Hak Milik Pribadi, artikel 3-13.

    Bagian II : Ajaran dan Tindakan Gereja, artikel 14-32

    Bagian III : Peranan Negara, artikel 33-40

    Bagian IV : Asosiasi Kaum Buruh, artikel 41-58

    Seruan penutup, artikel 59-61

    Beberapa prinsip dari Rerum Novarum sebagai berikut:

    1. Menghormati kepemilikan pribadi (private ownership) (RN 4-5)

    2. Manusia dapat memimpin dirinya sendiri untuk bertanggungjawab atas perbuatannya

    sendiri (RN 6-8)

    3. Menghormati hak- hak keluarga (RN 9-10)

    4. Sistem sosialisme harus ditentang, karena mengambil alih hak dan tanggung jawab orang

    tua dalam keluarga (RN 12)

    5. Gereja dibutuhkan untuk membantu mengarahkan nilai- nilai kehidupan dan perbuatan

    manusia (RN 13-14)

  • 4

    6. Hubungan antara para pengusaha/ pemilik dan pekerja, harus selaras, untuk menjaga

    keseimbangan kehidupan politik dan masyarakat (RN 15-17)

    7. Kebenaran yang besar/ penting: Kristus menyatukan kedua kelas dalam masyarakat dengan

    ikatan persahabatan dan saling pengertian (RN 18)

    8. Penggunaan uang dengan bijaksana (RN 19)

    9. Martabat pekerja, harus diperhatikan dengan semangat persaudaraan (RN 20-21)

    10. Gereja dapat berperan membantu negara, dengan berpihak pada kaum miskin (RN 22-26)

    11. Keadilan untuk semua pihak (RN 27)

    12. Pemerintah bertugas sebagai pelindung masyarakat, terutama dalam melindungi secara

    hukum akan hak kepemilikan pribadi (RN 29-30)

    13. Hak- hak para pekerja juga harus dilindungi, yaitu kepemilikan mereka, dan terutama

    hak/ kepentingan mereka dalam hal rohani dan mental (RN 31-33)

    14. Jam kerja, harus memberikan waktu istirahat; dan dimungkinkannya kaum wanita agar

    dapat mengasuh anak- anak mereka (RN 34)

    15. Keuntungan adanya kepemilikan: manusia akan dapat bekerja lebih keras demi

    mendukung kehidupan keluarganya (RN 35)

    16. Asosiasi pekerja, membantu para pekerja dan menghubungkan mereka dengan pemilik/

    pengusaha (RN 36-38)

    17. Prinsip organisasi/ asosiasi: membantu memperbaiki kaum pekerja memperbaiki keadaan

    mereka: yaitu jiwa, raga dan kepemilikan mereka, dan juga terutama hubungan mereka

    dengan Tuhan (RN 41-44)

    Terdapat kerangka mengenai isi Rerum Novarum

  • 5

    Pendahuluan, yang terdiri dari dua artikel dimana dilukiskan situasi rakyat miskin dan para

    buruh. Ensiklik Rerum Novarum (RN)- dalam bahasa Indonesia berarti Hal-hal Baru dibuka

    dengan judul tentang keadaan kaum buruh. Hal itu dilukiskan dalam Pendahuluan ensiklik

    dalam artikel 1-2. Teks tersebut merupakan Pendahuluan dari Ensiklik RN. Adapun isinya

    merupakan alasan dan latar belaan mengapa Ensiklik tersebut dikeluarkan. Secara gambling

    artkel 1 dan 2 memaparkan bagaimana terjadinya kemiskinan yang begitu meluas dan

    kekayaan hanya terpusat hanya pada beberapa orang saja. Dan secara umum melukiskan

    bagaimana moralitas umum yang merosot, dan bagaimana kaum buruh diperas oleh majikan-

    majikan yang tamak sementara pemerintah tidak melindungi hak-hak orang miskin. Keadaan

    seperti itu tentunya sangat memprihatinkan, dan menuntut dengan sesegera mungkin cara-

    cara mengatasinya.

    Menurut pandangan Paus, masalah hak milik pribadi merupakan inti dalam seluruh teori

    sosial Marx dan sosialismenya, maka hak milik menjadi sasaran utama pembelaan Paus.

    Akibatnya RN dipandang kaum sosialis sebagai Ensiklik yang membela kapitalis. Padahal

    sebenarnya Paus mau memihak kaum buruh, hak milik dibahasnya justru untuk melindungi

    kaum buruh. Buruh semestinya bisa menabung dan mengumpulkan modalnya sendiri.

    Diharapkan bahwa dengan demikian kaum buruh menjadi independen baik dari majikan

    maupun dari organisasi-organisasi buruh dan partai-partai politik yang menarik manfaat dari

    kemiskinan buruh.

    Bagian Kedua : Ajaran dan Tindakan Gereja

    Peranan Gereja

    Artikel 14 dan 15 menjelaskan sebagai berikut:

    1. Gereja mempunyai hak untuk menyatakan pendapatnya, karena masalah-masalah ini

    mempengaruhi agama dan moralitas.

    2. Dengan menggunakan prinsip-prinsip Injil Gereja dapat membantu memperdamaikan

    dan menyatukan pertentangan antarkelas.

    3. Tujuan yang mau dicapai Gereja adalah memperdamaikan dan menyatukan kelas-

    kelas yang saling bertentangan.

    4. Gereja dapat mendidik masyarakat untuk bertindak secara adil.

  • 6

    Hak dan Kewajiban para Buruh/rakyat miskin dan majikan / orang kaya dalam

    Masyarakat-Masalah Keadilan

    Artkel 16 sampai 32 menjelaskan:

    1. Hak-hak para buruh/rakyat miskin adalah: mempunyai hak milik, pribadi orang

    miskin harus dijamin, mendapat hasil dri pekerjaan yang mereka lakukan, mempunyai

    hak atas jaminan kesejahteraan keluarganya, kebebasan bertindak, hak untuk

    mendapatkan pekerjaan, upah yang adilyang cukup untuk menghidupi keluarganya,

    hak untuk bergabung dalam Serikat Buruh yang mampu menjaga niali-nilai religius.

    Kewajiban-kewajibannya : bekerja dengan baik tidak membahayakan kekayaan

    majikan, menghindarkan kekacauan dan kekerasan, berhemat.

    2. Hak-hak majikan / orang kaya : milik pribadi, pajak yang tidak menekan,

    membentuk perkumpulan-perkumpulan swasta. Kewajiban-kewajibannya : tidak

    memperlakukan buruh sebagai budak, menjaga martabat para buruh, memberi

    kesempatan kepada buruh untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keagamaan dan

    keluarganya, tidak memaksa buruh bekerja melebihi kekuatan mereka, membayar

    dengan gaji yang adil, tidak merusak tabungan para buruh, memenuhi kebutuhan

    orang miskin.

    Bagian Ketiga : Peranan Negara

    Peranan Negara/Pemerintah dan hukum dalam Msyarakat

    Artikel 33 sampai 39 menjelaskan sebagai berikut :

    1. Membela dan mengembangkan hak-hak keluarga

    2. Mengusahakan terwujudnya kesejahteraan umum

    3. Melindungi kehidupan dan hak-hak para buruh yang tidak memiliki perusahaan

    4. Bila perlu ikut campur tangan untuk mencegah kerugian-kerugianyang mengancam

    keselamatan pribadi dan kesejahteraan umum

    5. Memberikan pertimbangan khusus terhadap hak-hak kaum miskin

    6. Menjaga hak-hak pribadi dan memungkinkan semua warganya memilki milik pribadi

    7. Menjaga hak untuk berserikat dan kebebasan beragama

    Bagian Keempat : Asosiasi Kaum Buruh

  • 7

    Artikel 41-58 menjelaskan pokok-pokok pikiran sebagai berikut :

    1. Pengaruh situasi buruh dalam masyarakat

    2. Serikat-serikat privat

    3. Negara tidak dapat melarang serikat-serikat privat

    4. Pilihan yang memungkinkan buruh Kristen dihadapan beberapa serikat buruh

    5. Serikat buruh Kristen

    6. Berfungsinya Serikat Buruh Kristen

    7. Manfaat serikat buruh Kristen bagi seluruh masyarakat

    Selanjutnya artikel 59 dan 60 adalah kesimpulan

    Dalam ensiklik ini Leo XIII mengkaji situasi rakyat dan para buruh miskin di negara-negara

    industri. Dia menyatakan beberapa prinsip penting yang harus membimbing jawaban

    terhadap kebutuhan orang-orang itu. Kemudian Leo XIII memaparkan peranan Gereja, para

    buruh, dan majikan; peranan hukum dan pemerintah dalam bekerja sama membangun

    masyarakat yang adil. Para majikan diberi peranan utama sebagai pelaku perubahan keadaan.

    Situasi Rakyat Miskin dan Para Buruh

    1. Kemiskinan yang begitu meluas dan kekayaan yang terpusat pada beberapa orang saja.

    2. Kemerosotan moralitas umum.

    3. Para buruh diperas oleh majikan-majikan yang tamak.

    4. Pemerintah tidak melindungi hak-hak orang miskin.

    Peranan Gereja

    1. Gereja mempunyai hak untuk menyatakan pendapatnya, karena masalah-masalah ini

    mempengaruhi agama dan moralitas.

    2. Dengan menggunakan prinsip-prinsip injili GEreja dapat membantu memperdamaikan dan

    menyatukan pertentangan antar kelas.

  • 8

    3. Tujuan yang mau dicapai Gereja adalah memperdamaikan dan menyatukan kelas-kelas

    yang saling bertentangan.

    4. Gereja dapat mendidik masyarakat untuk bertindak secara adil.

    Peranan Pemerintah dan Hukum dalam Masyarakat

    1. Membela dan mengembangkan hak-hak keluarga.

    2. Mengusahakan terwujudnya kesejahteraan umum.

    3. Melindungi kehidupan dan hak-hak para buruh yang tidak memiliki (perusahaan).

    4. Bila perlu ikut campur tangan untuk mencegah kerugian-kerugian yang mengancam

    keselamatan pribadi dan kesejahteraan umum.

    5. Memberikan pertimbangan khusus terhadap hak-hak kaum miskin.

    6. Menjaga hak-hak atas milik pribadi dan memungkinkan semua warganya memiliki hak

    milik pribadi.

    7. Menjaga hak untuk berserikat dan kebebasan beragama.

    Prinsip Keadilan Sosial

    Keadilan sosial tercapai jika masyarakat menjamin setiap kelompok ataupun individu

    untuk memperoleh hak mereka sesuai dengan kodrat dan panggilan hidup mereka. Maka

    keadilan sosial terkait dengan kesejahteraan sosial dan pelaksanaan otoritas. Hal ini tercakup

    ke dalam :

    1. Penghormatan akan martabat manusia

    2. Persamaan dan perbedaan yang ada di antara umat manusia

    3. Solidaritas umat manusia

  • 9

    BAB III

    RELEVANSI DENGAN ZAMAN SEKARANG

    Kemiskinan yang begitu meluas dan kekayaan yang terpusat pada beberapa orang

    saja.

    Kemerosotan moralitas umum.

    Para buruh diperas oleh majikan-majikan yang tamak seperti adanya tengkulak.

    Kurangnya usaha Pemerintah untuk melindungi hak-hak orang miskin

    Perlindungan terhadap kaum pekerja, seringkali upah yang didapat tidak adil

    Memberikan pengajaran mengenai keadilan di dalam kehidupan ekonomi masyarakat

  • 10

    BAB IV

    KESIMPULAN

    Gereja mengingatkan majikan dan buruh terhadap kewajiban masing masing dalam

    kaitannya terhadap ajaran Gereja mengenai keadilan

    ajaran Rerum Novarum tentang memberi kepada semua orang apa yang adil kembali

    digemakan kepada mereka yang memiliki modal

    Apabila Rerum Novarum dapat terlaksana akan terciptanya masyarakat yang adil dan

    beradab

    Gereja memperhatikan permasalahan sosial ekonomi yang ada di dalam masyarakat

  • 11

    DAFTAR PUSTAKA

    http://www.vatican.va/holy_father/leo_xiii/encyclicals/documents/hf_l-

    xiii_enc_15051891_rerum-novarum_en.html

    http://dokasg.wordpress.com/2008/09/18/kondisi-pekerjaan-rerum-novarum-ensiklik-

    paus-leo-xiii-1892/

    http://katolisitas.org/7989/apakah-nilai-nilai-ajaran-sosial-gereja

    http://katolisitas.org/9828/mengapa-sosialisme-dan-komunisme-tidak-sesuai-dengan-

    ajaran-kristiani