repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/materi/panduan penerapan sid dan monev... · panduan...

189

Upload: others

Post on 05-Jan-2020

46 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad
Page 2: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

PANDUAN PENERAPAN

SISTEM INFORMASI DESA (SID)

DAN MONITORING PARTISIPATIF

Penyusunan buku ini didukung oleh:

Page 3: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif

Penulis: Ahkmad NasirWasingatu ZakiyahUntung Tri Winarso

Penyunting: Rinto AndrionoHumam ZarodiRanggoaini JahjaMart WidartoSunarja

Penata isi:Humam Zarodi

Perancang Sampul:Dwi Fajar

© Merapi Recovery Response (MRR) Sub Project, Disaster Risk Reduction Based Rehabilitation and Reconstruction (DR4) Project, UNDP IndonesiaDesember 2013, cetakan pertama

PERPUSTAKAAN NASIONALKatalog Dalam Terbitan (KDT)

1. Informasi 2. Desa 3. Monitoring 4. PartisipatifI JUDULISBN 978-602-8384-75-9

+xv, 161 halaman, 21 x 29 cmsampul kertas

Dicetak dan diterbitkan oleh:Merapi Recovery Response (MRR) Sub Project , DR4 Project, UNDP Indonesia dengan dukungan dari Indonesia Multi Donor Fund Facility for Disaster Recovery (IMDFF-DR) dan New Zealand Aid Programme.Gedung Kantor Badan Kesbanglinmas DIY, Lt 2Jalan Jend. Sudirman No. 5 Yogyakarta, Telp (0274) 563112

Siapapun bisa mengutip, menyalin dan menyebarluaskan sebagian atau keseluruhan tulisan dengan menyebutkan sumber tulisan dan mencantumkan jenis lisensi yang sama pada karya publikasi, kecuali untuk kepentingan komersial.

Page 4: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

Kerja–kerja publik membutuhkan semangat transparansi dan akuntabilitas yang tinggi. Undang-Undang (UU) Keterbukaan Informasi Publik, UU Penanggulangan

Bencana dan turunannya menjadi nafas kerja-kerja Sistem Informasi Desa (SID), Audit Sosial dan Monitoring dan Evaluasi Berbasis Komunitas. Buku manual ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kerja-kerja terkait kebencanaan. Empat siklus kebencanaan mulai dari kesiapsiagaan (preparedness), tanggap darurat (emergency response), pemulihan awal (early recovery) serta rehabilitasi dan rekonstruksi menuntut adanya keterbukaan informasi dan manajemen informasi yang memadai di tingkat desa, akuntabilitas program serta monitoring dan evaluasi yang memadai.

Buku manual ini dapat digunakan dalam situasi bencana dalam setiap tingkatan. Kerja-kerja kebencanaan yang membutuh-kan informasi yang serba cepat dan akurat akan sangat dimudah-kan ketika masyarakat memahami keberadaan SID. Transparansi dan akuntabillitas dana bencana yang selama ini berada dalam ruang gelap akan mudah dibuka apabila masyarakat memahami arti penting Audit Sosial. Untuk mengukur dampak program yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta maka memahami Monitoring dan Evaluasi Berbasis Masyarakat akan makin menin-gkatkan kapasitas masyarakat dalam mengukur dampak bantuan dan program kebencanaan.

Buku manual ini diharapkan dipakai oleh warga/ masyarakat yang sudah mengorganisasi diri dalam organisasi masyarakat/ or-ganisasi penanggulangan bencana maupun pemerintah desa un-tuk melengkapi kemampuan atau kapasitas masyarakat maupuan aparat desa.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada LSM Combine Resource Institution (CRI), Perkumpulan IDEA dan Perkumpulan Lingkar, yang telah melakukan pendampingan dan fasilitasi ke-pada masyarakat di lingkar Merapi, dalam implementasi program pengembangan SID, audit sosial dan monitoring dan evaluasi ber-basis masyarakat. Selain itu, terima kasih juga kami sampaikan ke-pada semua pihak yang telah mendukung dan berkontribusi atas terlaksananya implementasi program dan tersusunnya buku man-ual ini.

Pengantar

iii

Page 5: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

Seperti layaknya buku panduan lain, buku panduan ini bersifat dinamis sebagailiving document, untuk itu sangat terbuka segala masukan bagi penyempurnaan. Sebagai penutup, kami ber-harap semoga buku ini bermanfaat bagi masyarakat, pemerintah desa dan seluruh pihak.

Yogyakarta, Desember 2013

Koordinator Tim Merapi Recovery Respose (MRR)

DR4, UNDP Indonesia

Rinto Andriono

iv

Page 6: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

v

Daftar Isi

Pengantar | Rinto Andriono ■ iiiDaftar Isi ■ iiiDaftar Singkatan ■ xDaftar Tabel ■ xiiiDaftar Gambar ■ xivDaftar Kotak ■ xvi

BAGIAN 1: PENDAHULUANBab 1. Konsep Dasar Penanggulangan Bencana ■11.1. Tindakan Pengelolaan Risiko Bencana ■11.2. Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas Masyarakat ■6

Bab 2. Kerangka Sistem Informasi Desa, Audit Sosial dan Monitoring & Evaluasi Berbasis Masyarakat ■102.1. Pentingnya SID Dalam Situasi Penanggulangan Bencana dan Prasyarat & Keterbatasan SID ■102.2. Pentingnya Audit Sosial Dalam Situasi Penanggulangan Bencana dan Prasyarat & Keter-batasannya ■112.3. Pentingnya Monitoring dan Evaluasi Berbasis Masyarakat Dalam Situasi Penanggulangan Bencana serta Prasyarat & Keterbatasannya ■14

Bab 3. Posisi Strategis Panduan ■163.1. Mengapa Buku Manual Ini Penting? ■163.2. Kegunaan Manual ■163.3. Ruang Lingkup Manual ■163.4. Pemakai Manual ■173.5. Cara Penggunaan Manual ■173.6. Struktur Manual ■18

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESABab 1. Apa dan Mengapa Sistem Informasi Desa (SID) ■201.1. Desa Dan Informasi ■201.2. Apa Itu Sistem Informasi Desa (SID)? ■231.3. SID Untuk Mendukung Penanggulangan Bencana ■24

Page 7: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

vi

1.4. Pentingnya SID Dalam Situasi Penanggulangan Bencana (PB) ■261.5. Prasyarat Sistem Informasi Desa (SID) ■26Bab 2. Tahapan Implementasi Sistem Informasi Desa (SID) ■282.1. Pengorganisasian: SID Sebagai Program Desa ■282.2. Bentuk Tim Pengelola Informasi ■292.3. Siapkan Peralatan ■312.4. Tentukan Jenis Informasi Yang Akan Dikelola ■322.5. Pendataan ■342.6. Install SID Di Komputer Desa (silahkan lihat pada Bab 4: Petunjuk Teknis SID) ■352.7. Entry Data Penduduk Ke SID (silahkan lihat pada Bab 4: Petunjuk Teknis SID) ■352.8. Pemanfaatan SID (Silahkan Lihat Pada Bab 3: Pemanfaatan SID) ■352.9. Diskusikan Rencana Pengembangan SID Sesuai Kebutuhan Desa ■362.10. Sebarluaskan Informasi Desa Melalui Beragam Media Untuk Warga Desa ■36

Bab 3. Pemanfaatan Sistem Informasi Desa (SID) ■373.1. Data & Informasi Pra Bencana ■373.1.1 Laporan Bulanan Penduduk ■373.1.2 Peta Rawan Bencana ■393.1.3 Data Kelompok Rentan ■403.1.4 Data Penyandang Disabilitas ■413.1.5 Data Golongan Darah ■423.1.6 Data Pekerjaan dan Keahlian ■433.1.7 Data Pendidikan ■443.1.8 Data Permukiman ■453.1.9 Data Alat Transportasi dan Listrik Alternatif ■473.1.10 Data Nomor Telpon ■48

3.2 Data & Informasi Saat Bencana ■483.2.1 Penyebarluasan Sistem Peringatan Dini ■493.2.2 Mendukung Koordinasi ■493.2.3 Data Korban ■503.2.4 Pencarian Orang Hilang ■51

3.3. Data & Informasi Pasca Bencana ■513.3.1 Data Kerusakan ■52

Page 8: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

vii

3.3.2 Penilaian Kerugian ■533.3.3 Data Rehabilitasi dan Rekonstruksi ■533.2.5 Pengelolaan Dana ■54

Bab 4. Petunjuk Teknis SID ■554.1 Panduan Instalasi ■554.2 Tutorial Installasi Software ■564.2.1 Untuk Windows ■564.2.1.1 Download dan Install XAMPP ■564.2.1.2 Menjalankan XAMPP ■574.2.1.3 Buka Web Browser (Mozilla/ Chrome/ Internet Explorer) ■584.2.1.4 Install SID (Sistem Informasi Desa) ■584.2.1.5 Memasang Modem Layanan SMS Gateway ■654.2.1.5.1 Download Gammu ■654.2.1.5.2 Konfigurasi Gammurc ■664.2.1.5.3 Jalankan Gammu ■674.2.2 Untuk Linux Debian ■674.3 Petunjuk Penggunaan SID ■694.3.1 Login ■694.3.2 Pengenalan Tombol ■724.3.3 Halaman Dasar ■724.3.3.1 SID Home ■724.3.3.2 Penduduk ■744.3.3.2.1 Kependudukan ■754.3.3.2.2 Laporan ■774.3.3.3 Surat Menyurat ■784.3.3.3.1 Cetak Surat ■794.3.3.3.2 Surat Keluar ■804.3.3.4 Pengguna Sistem ■824.3.3.5 SMS Gateway ■834.3.3.5.1 SMS ■844.3.3.5.2 Pengaturan SMS ■854.3.3.5.3 Kontak ■854.3.3.6 Website Desa ■864.3.3.6.1 Artikel ■87

Page 9: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

viii

4.3.3.6.2 Menu ■874.3.3.6.3 Komentar ■884.3.3.6.4 Gallery ■884.3.3.6.5 Slide ■88

BAGIAN 3: AUDIT SOSIALBab 1. Audit Sosial Sebagai Bagian Dari Akuntabilitas Sosial ■901.1. Informasi Yang Memadai Sebagai Prasyarat Akuntabilitas ■931.2. Ragam Akuntabilitas Sosial ■951.3. Menggeser Paradigma ■961.4. Pergeseran Upaya Perbaikan Layanan Publik ■98

Bab 2. Audit Sosial Sebagai Mekanisme Umpan Balik ■1002.1 Pengertian Audit Sosial ■1002.2 Landasan Umpan Balik Warga ■Partisipasi Masyarakat) ■1002.3 Landasan Umpan Balik Warga (Partisipasi Masyarakat) ■1022.4 Tujuan Audit Sosial ■1022.5 Prasyarat Audit Sosial ■1022.6 Manfaat Audit Sosial ■104

Bab 3. Keberagaman Metode Audit Sosial ■1063.1 Metode Survey/Polling/Jajak Pendapat ■1083.2 Metode Sederhana RCS/ Report Card System/ Sistem Kartu Laporan ■1113.3 Publik Expenditure Tracking/PET (Penelusuran Belanja Publik) ■114

Bab 4. Pemanfaatan Hasil dan Cara Advokasi ■1164.1 Pemanfaatan Hasil Sosial Audit ■1164.1.1 Pra bencana (preparedness) ■1164.1.2 Saat bencana (emergency response/respon darurat) ■1184.1.3 Sesudah Bencana (Rehabilitasi dan Rekonstruksi) ■1194.2 Cara Advokasi ■119

BAGIAN 4: MONITORING DAN EVALUASI BERBASIS MASYARAKATBab 1. Pengantar Monitoring & Evaluasi Berbasis Masyarakat ■1231.1. Maksud Monitoring dan Evaluasi ■123

Page 10: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

ix

1.2. Syarat-Syarat Monitoring dan Evaluasi ■127

1.3 Tahapan Monitoring Dan Evaluasi ■128

Bab 2. Tahapan Monitoring & Evaluasi ■1362.1 Tahap Pertama: Perencanaan ■1362.2 Tahap Kedua: Pengumpulan Data/ Informasi ■1402.3 Tahap Ketiga: Analisis Dan Pelaporan ■143

Bab 3. Pemanfaatan Hasil Monitoring & Evaluasi ■1493.1 Rapat Desa ■1493.2 Pertemuan Kelompok ■1503.3 Kunjungan Lapangan ■1513.4 Wawancara ■153

BAGIAN 5: PENUTUP1.1. Sistem Informasi Desa (SID) ■1561.1.1. Strategi Replikasi SID ■1561.1.2. Peluang-peluang Replikasi ■1581.1.3. Tantangan-tantangan Replikasi SID ■1591.1.4. Kesimpulan Pemanfaatan SID ■1591.2. Audit Sosial (SA) ■1601.2.1. Strategi Implementasi ■1601.2.2. Tantangan Replikasi Audit Sosial ■1601.2.3. Kesimpulan Pemanfaatan Audit Sosial ■1601.3. Monitoring Dan Evaluasi Berbasis Komunitas ■1611.3.1. Tantangan-Tantangan Replikasi ■1611.3.2. Strategi Replikasi ■161

Page 11: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

x

ADD Alokasi Dana Desa

APBDes Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

Bakornas PB Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana

BLT Bantuan Langsung Tunai

BNPB Badan Nasional Penanggulangan Bencana

BPBD Badan Penanggulangan Bencana Daerah

BPD Badan Permusyawaratan Desa

BPK Badan Pemeriksa Keuangan

BPKP Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

CD Compact Disk

CMS Content Management System

CRI Combine Resource Institution

Ditjen Postel Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi

DIY Daerah Istimewa Yogyakarta

DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

DPT Daftar Pemilih Tetap

Dukcapil Kependudukan dan Catatan Sipil

E-government Electronic government

FGD Focus Group Discussion

FPRB Forum Pengurangan Risiko Bencana

GB Giga Byte

IDEA Institute for Development and Economic Analysis

IMB Ijin Mendirikan Bangunan

IOD Info On Demand

Jamkesmas Jaminan Kesehatan Masyarakat

Jamkesos Jaminan Kesehatan dan Sosial

Kadus Kepala Dusun

KK Kartu Keluarga

KKN Kuliah Kerja Nyata

Kominfo Komunikasi dan Informasi

KPK Komisi Pemberantasan Korupsi

KRB Kawasan Rawan Bencana

KTP Kartu Tanda Penduduk

Daftar Singkatan

Page 12: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

xi

LAN Local Area Network

LPMD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa

LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

MB Mega Byte

MHz Megahertz

MySql My Structured Query Language

NIK Nomor Induk Kependudukan

OS Operating System

PB Penanggulangan Bencana

PeGI Pemeringkatan e-Government di Indonesia

Pemda Pemerintah Daerah

Perka Peraturan Kepala

PET Publik Expenditure Tracking/ Penelusuran Belanja Publik

PHP Hypertext Preprocessor

PKK Pembinaan Kesejahteraan Keluarga

PMI Palang Merah Indonesia

Polokda Pusat Studi Politik Lokal

PP Peraturan Pemerintah

PPL Penyuluh Pertanian Lapangan

PRBBK Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas

RAM Random Access Memory

RCS Report Card System/ Sistem Kartu Laporan

Renaksi Rencana Aksi

RPJMDes Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

RR Rehabilitasi dan Rekonstruksi

RSUD Rumah Sakit Umum Daerah

RT Rukun Tetangga

RTL Rencana Tindak Lanjut

RW Rukun Warga

SAR Search and Rescue

Satgas Satuan Tugas

SDM Sumber Daya Manusia

SIAK Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

SID Sistem Informasi Desa

SIG Sistem Informasi Geografis

SKCK Surat Keterangan Catatan Kepolisian

SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah

Page 13: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

xii

SMS Short Message Service

SOP Standard Operating Procedure

Telematika Telekomunikasi, Media dan Informatika

TIK Teknologi Informasi dan Komunikasi

UGD Unit Gawat Darurat

UGM Universitas Gadjah Mada

UU Undang-Undang

VGA Video Graphics Array

WNA Warga Negara Asing

WNI Warga Negara Indonesia

Page 14: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

Tabel 1. Contoh Laporan Bulanan Penduduk Desa Jumoyo, Kec. Salam, Kab. Magelang ■38

Tabel 2. Data Berdasarkan Kelompok Umur ■40

Tabel 3. Data Pilah Berdasarkan Kelompok Umur ■41

Tabel 4. Tabel Penduduk Cacat Fisik ■42

Tabel 5. Tabel Data Golongan Darah ■42

Tabel 6. Tabel Data Pekerjaan Dan Keahlian ■43

Tabel 7. Tabel Data Pendidikan ■45

Tabel 8. Tabel Keluarga Berdasarkan Kepemilikan Rumah ■46

Tabel 9. Tabel Keluarga Aset Perumahan: Menurut Lantai ■46

Tabel 10. Tabel Keluarga Aset Perumahan: Menurut Dinding ■46

Tabel 11. Tabel Jumlah KK Yang Memiliki Alat Transportasi ■47

Tabel 12. Tabel Jumlah KK Yang Memiliki Sumber Listrik Alternatif ■47

Tabel 13. Tabel Data Pengungsi ■50

Tabel 14. Tabel Data Korban/ Terdampak ■50

Tabel 15. Tabel Data Kerusakan ■52

Tabel 16. Tabel Penilaian Kerugian ■53

Tabel 17. Tabel Rencana Kegiatan dan Realisasi RR ■53

Tabel 18. Tabel Pengelolaan Dana RR ■54

Tabel 19. Pergeseran Upaya Perbaikan Layanan Publik ■98

Tabel 19. Ragam Metode Monitoring ■107

Tabel 19. Aspek/ Kriteria Dalam Pemantauan dan Evaluasi ■130

Tabel 20. Contoh Tujuan dan Indikator Monitoring dan Evaluasi ■137

Tabel 21. Contoh Tabel Cara Memperoleh Informasi ■138Tabel 22. Contoh Cara Pencatatan Jawaban Monitoring Melalui Pertemuan Kelompok ■140Tabel 23. Contoh Cara Pencatatan Jawaban Evaluasi Melalui Pertemuan Kelompok ■142Tabel 24. Contoh Penyajian dan Pengiriman Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi ■145

Tabel 25. Daftar Kebutuhan Piranti Keras ■157

Tabel 26. Daftar Kebutuhan Modem dan Biaya Sambungan Internet ■157

Daftar Tabel

xiii

Page 15: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

Gambar 1. Pengelolaan Risiko Bencana ■2Gambar 2. Peta Rawan Bencana Dusun Kliwang, Desa Argomulyo ■39Gambar 3. Tampilan SIG dalam SID ■40Gambar 4. Contoh Data Penyandang Disabilitas ■42Gambar 5. Tampilan Data Permukiman ■46Gambar 6. Daftar Kontak SMS Gateway ■48Gambar 7. Fungsi SID Sebagai Penyebarluasan Peringatan Dini ■49Gambar 8. Informasi Anggota Keluarga Terpisah ■51Gambar 9. Install XAMPP ■57Gambar 10. Menjalankan XAMPP ■57Gambar 11. Membuka Web Browser ■58Gambar 12. Install SID ■58Gambar 13. phpMyAdmin ■59Gambar 14. Server: localhost ■59Gambar 15. Database SID ■60Gambar 16. Tampilan Step 1 Instalasi SID ■60Gambar 17. Tampilan Step 2 Instalasi SID ■61Gambar 18. Tampilan Step 3 Instalasi SID ■62Gambar 19. Tampilan Step 4 Instalasi SID ■63Gambar 20. Tampilan Step 5 Instalasi SID ■63Gambar 21. Tampilan Step 6 Instalasi SID ■64Gambar 22. Tampilan Step 7 Instalasi SID ■64Gambar 23. Tampilan Step 8 Instalasi SID ■65Gambar 24. Tampilan Login SID ■71Gambar 25. Tampilan SID Home ■73Gambar 26. Menu Penduduk ■74Gambar 27. Contoh Statistik Penduduk Berdasarkan Pendidikan ■78Gambar 28. Tampilan Surat Menyurat ■79Gambar 29. Pengelolaan Surat Menyurat ■80Gambar 30. Rekan Surat Perseorangan ■81Gambar 30. Grafik Surat Keluar ■82Gambar 31. Pengeloaan Pengguna Sistem ■82Gambar 32. Menu SMS ■84Gambar 33. Pesan Tertunda ■85

Daftar Gambar

xiv

Page 16: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

Gambar 34. Halaman Tab Navigasi Kontak ■85Gambar 35. Halaman Web Site Desa ■86Gambar 36. Halaman Tab Navigasi Menu Web Site Desa ■88Gambar 37. Tingkat penguasaan informasi tentang Renaksi RR Merapi ■94Gambar 38. Pergeseran Paradigma Pelayanan Publik ■98Gambar 39. Garis Besar Alur Audit Sosial ■108Gambar 40. Tahapan Monitoring dan Evaluasi ■128Gambar 41. Peta Risiko Dusun Glagah Malang, Desa Glagaharjo, Sleman ■147

xv

Page 17: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

Kotak 1. Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Erupsi Merapi ■5Kotak 2. Fakta & Kondisi e-Government di Indonesia, Riset oleh Donny B.U, 2004 ■22Kotak 3. Hasil Pemeringkatan e-Government di Indonesia (PeGI), 2007 ■22Kotak 4. Pengalaman Pengorganisasian SID di Desa Terong, Dlingo, Bantul ■29Kotak 5. Pengelolaan Tim Informasi Desa ■31Kotak 6. Sistem Informasi Desa Terong Yang Menyimpan Pangkalan Data ■33Kotak 7. Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masuk DIPA ■93Kotak 8. Informasi Tentang Pengetahuan Warga Penyintas Atas Program Renaksi RR Merapi ■94Kotak 9. Umpan Balik dan Renaksi RR Merapi ■101Kotak 10. Pengetahuan Warga Terkiat Anggaran Program RR Merapi ■103Kotak 11. Efektifitas dan Efisiensi Program Ternak Sapi RR Merapi ■104Kotak 12. Hasil Audit Sosial Dengan Metode Survei di Kabupaten Bantul (2011) ■110Kotak 13. Pengalaman Penggunanaan Metode RCS di NTT dan Bantul ■112 Kotak 14. Contoh Hasil Metode Report Card System di Kabupaten Bantul ■113Kotak 15. Contoh Budget Tracking di Kabupaten Bantul ■115Kotak 16. Penelurusan Kebijakan Kebencanaan Pasca-Gempa di Bantul, 2006 ■117

Daftar Kotak

xvi

Page 18: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

Bagian 1:PENDAHULUAN

Page 19: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad
Page 20: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 1: PENDAHULUAN

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 1

BAB 1

KONSEP DASAR PENANGGULANGAN BENCANA

pakah yang dimaksud dengan Pengelolaan Risiko Bencana? Pengelolaan Risiko Bencana diartikan sebagai proses sistematis dalam mendayagunakan arahan-arahan/ instruksi/ petunjuk administratif, organisasi-organisasi dan

keahlian-keahlian serta kapasitas-kapasitas operasional untuk mengimplementasikan strategi-strategi, kebijakan-kebijakan dan kapasitas-kapasitas yang terus meningkat dalam rangka mengurangi/ memperkecil dampak-dampak yang merugikan yang ditimbulkan oleh bahaya-bahaya maupun kemungkinan kejadian bencana. Istilah pengelolaan risiko bencana ini merupakan perluasan dari istilah yang lebih umum, yaitu manajemen risiko, untuk menyasar risiko-risiko bencana sebagai isu yang spesifik. Penanggulangan risiko bencana bertujuan untuk menghindari, memperkecil/ mengurangi, ataupun mengalihkan akibat-akibat yang ditimbulkan oleh bahaya-bahaya yang merugikan melalui kegiatan-kegiatan dan tindakan-tindakan pencegahan/ prevensi, mitigasi dan kesiapsiagaan.

1.1. Tindakan Pengelolaan Risiko Bencana

Berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan PP Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, berikut ini pengertian yang lebih luas tentang tindakan-tindakan pengelolaan risiko bencana yaitu: 1. Pencegahan dan Mitigasi, yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk

menghindari terjadinya bencana dan mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh bencana. Mitigasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu mitigasi pasif dan mitigasi aktif. a. Tindakan pencegahan yang tergolong mitigasi pasif antara lain: (1) penyusunan

peraturan perundang-undangan; (2) pembuatan peta rawan bencana dan pemetaan masalah; (3) pembuatan pedoman/ standar/ prosedur; (4)

A

Page 21: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 1: PENDAHULUAN

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 2

pembuatan media informasi publik yang dapat berupa brosur/ leaflet/ poster; (5) penelitian/ pengkajian karakteristik bencana; (6) pengkajian/ analisis risiko bencana; (7) internalisasi penanggulangan bencana di dalam muatan lokal pendidikan; (8) pembentukan satuan tugas bencana; (9) penguatan unit-unit sosial di dalam masyarakat; dan (10) pengarusutamaan penanggulangan bencana ke dalam pembangunan.

b. Sedangkan tindakan mitigasi aktif antara lain: (1) pembuatan dan penempatan tanda-tanda peringatan atau larangan memasuki daerah rawan bencana; (2) pengawasan pelaksanaan berbagai peraturan penataan ruang, ijin mendirikan bangunan (IMB) dan peraturan serupa berkaitan dengan pencegahan bencana; (3) pelatihan dasar kebencanaan bagi aparat dan masyarakat; (4) pemindahan penduduk dari daerah yang rawan bencana ke daerah yang lebih aman; (5) penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan masyarakat; (6) perencanaan daerah penampungan sementara dan jalur evakuasi; (7) pembuatan bangunan struktur yang berfungsi untuk mencegah, mengamankan dan mengurangi dampak bencana, seperti: tanggul, dam, penahan erosi pantai, bangunan tahan gempa dan sejenisnya.

2. Kesiapsiagaan, yaitu program yang dilaksanakan untuk mengantisipasi

kemungkinan terjadinya bencana guna menghindari jatuhnya korban jiwa,

Tidak ada Bencana1. perencanaan Penanggulangan Bencana;2. pengurangan risiko bencana;3. pencegahan;4. pemaduan dalam Renbang;5. pensyaratan analisis risiko bencana; 6. penegakan rencana tata ruang;7. pendidikan dan pelatihan; dan8. persyaratan standar teknis PBKesiapsiagaan

-Mitigasi-Kesiapan-Peringatan Dini

Fungsi Koordinasi

FungsiKomando

PENGELOLAAN RISIKO BENCANA

Pemulihan•Rehabilitasi•Rekonstruksi

Pada Saat Darurat1. Kajian kilat2. Penetapan status Bencana3. Evakuasi dan SAR4. Pemenuhan kebutuhan dasar5. Perlindungan klp rentan6. Pemulihan sarana kunci

2

Gambar 1. Pengelolaan Risiko Bencana

Page 22: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 1: PENDAHULUAN

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 3

kerugian harta benda dan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat. Upaya kesiapsiagaan dilakukan pada saat bencana mulai teridentifikasi akan terjadi, antara lain: (1) pengaktifan pos siaga bencana dengan segenap unsur pendukung; (2) pelatihan siaga/ simulasi/ gladi teknis bagi setiap sektor (SAR, sosial, kesehatan, prasarana, pekerjaan umum dan lain-lain); (3) penyiapan dukungan sumber daya/ logistik; (4) penyiapan sistem informasi dan komunikasi yang cepat dan terpadu guna mendukung tugas kebencanaan; (5) penyiapan peringatan dini (early warning); (6) penyusunan rencana kontinjensi; (7) inventarisasi sumber daya pendukung kedaruratan; (8) mobilisasi sumber daya (personil dan prasarana/ sarana peralatan).

3. Tanggap Darurat, yaitu situasi di mana terjadi bencana, yaitu meliputi pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumber daya; penentuan status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; perlindungan terhadap kelompok rentan; dan pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.

4. Pemulihan Awal, adalah serangkaian tindakan kegiatan khusus untuk membantu

orang-orang untuk berpindah dari bantuan kemanusiaan menuju pembangunan mandiri. Ini juga merupakan pendekatan untuk mendorong respon kemanusiaan untuk menekankan pentingnya membangun kembali kapasitas masyarakat di tengah krisis, menghindari ketergantungan, meningkatkan ketahanan masyarakat yang terkena dampak dan mencari untuk memecahkan masalah yang mungkin telah memberi kontribusi pada krisis di tempat sebelumnya. Ini adalah 'Awal' karena kebutuhan untuk melihat di luar bantuan kemanusiaan/ tanggap darurat segera. Ini adalah 'Pemulihan' karena bertujuan untuk memastikan bahwa orang lebih tangguh daripada sebelum krisis/ bencana dan menyiapkan dasar bagi pemulihan dan pembangunan jangka panjang di semua tingkat.1

5. Rehabilitasi dan Rekonstruksi, upaya pengurangan risiko bencana telah

diintegrasikan pada fase rekonstruksi yakni tahap membangun kembali sarana dan prasarana yang rusak akibat bencana, yang bila memungkinkan dilakukan dengan lebih baik; meliputi: 1) Pembangunan kembali prasarana dan sarana, 2) Pembangunan kembali sarana sosial masyarakat, 3) Pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat, 4) Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana, 5)

1 United Nations Development Programme, 12 December 2012, http://www.undp.org/content/undp/en/home/librarypage/crisis-prevention-

and-recovery/undp-in-early-recovery/

Page 23: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 1: PENDAHULUAN

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 4

Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha dan masyarakat, 6) Peningkatan kondisi sosial, ekonomidan budaya, 7) Peningkatan fungsi pelayanan publikdan 8) Peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat. Tujuan dari rehabilitasi adalah memfungsikan kembali kehidupan masyarakat terkait dengan kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, pemerintahan dan infrastruktur namun belum sampai pada kondisi semula, namun minimal fungsi-fungsi pokoknya dapat berjalan kembali, misalnya ada sekolah sementara agar belajar mengajar dapat berjalan, rumah sakit sementara agar dapat memberikan pelayanan dan hunian sementara untuk warga. Sedangkan tujuan rekonstruksi adalah mengembalikan situasi baik fisik maupun sosial seperti sebelum terjadi bencana atau menjadi lebih baik dari sebelum bencana, berorientasi pada pembangunan dengan tujuan mengurangi dampak bencanadan di lain sisi memberikan manfaat secara ekonomis pada masyarakat. Sementara dasar penyusunan Rencana Aksi (Renaksi) Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) adalah data kerusakan dan kerugian akibat bencana terkait aset infrastruktur, pemukiman, ekonomi, sosial, lingkungan dan pemerintahan. Proses penyusunan program rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana didasarkan pada data kebutuhan pembangunan pasca bencana yang diperoleh melalui survei kerusakan dan kerugian akibat bencana adalah:

Page 24: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 1: PENDAHULUAN

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 5

Pentahapan penanggulangan bencana yang digambarkan di atas, sebaiknya, tidak dipahami sebagai suatu pembagian tahapan yang tegas, di mana kegiatan pada tahap tertentu akan berakhir pada saat tahapan berikutnya mulai. Namun, harus dipahami bahwa pada setiap waktu semua tahap dilaksanakan secara bersamaan dengan porsi kegiatan berbeda sesuai kebutuhan. Misalnya, pada tahap pemulihan, kegiatan utamanya adalah pemulihan tetapi kegiatan pengurangan risiko bencana juga sudah harus dimulai untuk mengantisipasi bencana yang akan datang serta menerapkan prinsip pembangunan yang lebih baik. Pengelolaan risiko bencana saat ini telah berubah dari yang hanya terfokus pada upaya tanggap darurat dan responsif kepada upaya antisipatif dan pada keseluruhan tahapan penanggulangan bencana, paling tidak ada tiga hal penting terkait dengan perubahan penanggulangan bencana ini, yaitu:

Kotak 1.Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Erupsi Merapi

Berikut ini adalah data kerusakan dan kerugian secara angka untuk pembangunan kembali wilayah yang terpapar erupsi bencana erupsi Merapi 2010 di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah. Tabel Data kerusakan dan kerugian Pasca-Erupsi Merapi (dalam juta)

No Sektor/ Subsektor Kerusakan dan Kerugian DIY

Kerusakan dan Kerugian Jawa

Tengah

Total Kerusakan dan Kerugian

1 Sektor Permukiman 580,820.54 45,830.60 626,651.142 Sektor Infrastruktur 216,292.79 491,179.31 707,472.103 Sektor Ekonomi

Produktif 803,551.99 888,959.18 1,692,511.17

4 Sektor Sosial 61,243.61 61,228.59 122,472.205 Lintas Sektor 479.529,00 75.00 479,604.00

Jumlah 2,141,437.93 1,487,272.68 3,628,710.61Sumber: Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca-Bencana Erupsi Gunung Merapi 2010 Berdasarkan Perka BNPB Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana, penyusunan dokumen Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi (Renaksi RR) dilaksanakan pada akhir masa tanggap darurat dan masa pemulihan awal. Pemerintah bersama masyarakat selanjutnya menyusun Rencana Aksi Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca-bencana Gunung Merapi 2010 (Renaksi RR Merapi) yang menjadi pedoman bagi semua pihak dalam menjalankan kegiatan dan program. Kegiatan/ program tersebut dibagi menjadi 5 sektor, yaitu: 1. Sektor perumahan dan pemukiman 2. Sektor infrastruktur 3. Sektor ekonomi produktif 4. Sektor sosial

Page 25: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 1: PENDAHULUAN

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 6

(1) penanggulangan bencana tidak lagi berfokus pada aspek tanggap darurat tetapi lebih pada keseluruhan manajemen risiko,

(2) perlindungan masyarakat dari ancaman bencana oleh pemerintah merupakan wujud pemenuhan hak asasi rakyat dan bukan semata-mata karena kewajiban pemerintah, serta,

(3) penanggulangan bencana bukan lagi hanya urusan pemerintah tetapi juga menjadi urusan bersama masyarakat dan lembaga usaha, dimana pemerintah menjadi penanggungjawab utamanya.

1.2. Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas Masyarakat

Pembangunan yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat seringkali gagal dan tidak berkelanjutan. Demikian pula dengan upaya pengelolaan risiko bencana, pelibatan aktif masyarakat sebagai aktor pembangunan saat ini menjadi metode pengelolaan program semua pihak yang menekankan pada rasa kepemilikan, memperluas akses dan kontrol, serta pemberdayaan. Peran pihak luar (pemerintah, LSM dan pendamping) berperan mendukung dan mengambil peran fasilitasi seperti membantu analisis situasi, mengukur tingkat perencanaan dan implementasi Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK). Partisipasi masyarakat dalam Pengelolaan Risiko Bencana merupakan salah satu kunci keberhasilan pengelolaan risiko pada daerah yang berpotensi risiko bencana. Hal tersebut dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Pasal 26 ayat 1 poin e, yaitu “Setiap orang berhak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap kegiatan penanggulangan bencana, khususnya yangberkaitan dengan diri dan komunitasnya”. Pengertian yang lebih rinci tentang PRBBK adalah:

“Suatu kerangka kerja pengembangan komunitas yang diselenggarakan oleh komunitas itu sendiri dengan mengembangkan kemampuan untuk mengenali dan mengelola ancaman, mengurangi kerentanan, mengelola sumber-sumber daya secara sistematis dan terpadu dalam upaya pembangunan yang berkelanjutan tanpa menciptakan ketergantungan untuk menurunkan risiko bencana, sehingga masyarakat aman dan memiliki ketahanan terhadap bencana”. Perkumpulan Lingkar (2009)

Penerapan pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas (PRBBK) berdasar pada

Page 26: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 1: PENDAHULUAN

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 7

alasan bahwa: a) Komunitas dan kelompok paling rentan adalah aktor utama/ kunci dalam PRBBK, b) Tidak ada yang lebih berkepentingan dalam memahami masalah bencana di

tingkat komunitas sendiri yang kerap bertahan dan bertaruh dengan bencana, c) Komunitas lokal memiliki kesempatan untuk lebih mengetahui tantangan,

ancaman, hambatan dan kekuatan lokal dalam menghadapi bencana, d) Sumber daya lokal dalam penanganan bencana (maupun pembangunan) layak

diasah dan dikembangkan secara berkelanjutan, e) Pengalaman PRBBK di komunitas tertentu dapat dimodifikasi, direvisi dan

disesuaikan di tempat lain. Kelompok rentan sebagai aktor utama, tidak diartikan sebagai satu-satunya kelompok target akan tetapi kelompok-kelompok lain (“tidak rentan”) dapat menjadi kelompok pendukung pada saat bencana terjadi/ mengenai kelompok rentan.

Sejalan dengan dasar diatas, masyarakat memiliki hak dan kewajiban untuk terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, memantau dan mengevaluasi program/ upaya pengelolaan risiko bencana. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Pasal 26 menyatakan bahwa: (1) Setiap orang berhak:

a. mendapatkan perlindungan sosial dan rasa aman,khususnya bagi kelompok masyarakat rentan bencana;

b. mendapatkan pendidikan, pelatihan dan ketrampilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana;

c. mendapatkan informasi secara tertulis dan/ atau lisan tentang kebijakan penanggulangan bencana;

d. berperan serta dalam perencanaan, pengoperasiandan pemeliharaan program penyediaan bantuan pelayanan kesehatan termasuk dukungan psikososial;

e. berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap kegiatan penanggulangan bencana, khususnya yang berkaitan dengan diri dan komunitasnya; dan

f. melakukan pengawasan sesuai dengan mekanisme yang diatur atas pelaksanaan penanggulangan bencana.

(2) Setiap orang yang terkena bencana berhak mendapatkan bantuan pemenuhan

kebutuhan dasar. (3) Setiap orang berhak untuk memperoleh ganti kerugian karena terkena bencana

yang disebabkan oleh kegagalan konstruksi.

Sedangkan kewajiban masyarakat dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Pasal 27 menyatakan:

Page 27: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 1: PENDAHULUAN

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 8

Setiap orang berkewajiban: a. menjaga kehidupan sosial masyarakat yang harmonis,memelihara

keseimbangan, keserasian, keselarasandankelestarian fungsi lingkungan hidup; b. melakukan kegiatan penanggulangan bencana; dan c. memberikan informasi yang benar kepada publik tentangpenanggulangan

bencana

Tujuan PRBBK adalah mengurangi risiko bencana dengan cara mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas individu/ rumah-tangga/ komunitas dalam menghadapi dampak merusaknya bencana, termasuk serta mengelola dampak bencana yang tidak dapat dihindarkan, sehingga keberlanjutan dan kemandirian dapat terwujud.

Upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam mengelola risiko bencana antara lain: 1. Mengenali ancaman, kerentanan, kapasitas dan risiko bencana, yang dilanjutkan

dengan membuat peta risiko bencana desa 2. Menyusun perencanaan aksi untuk mengelola risiko bencana dengan tindakan

menurunkan kerentanan, meningkatkan kapasitas, mengindar dari ancaman dan memperkecil dampak buruk dari bencana

3. Membentuk tim/ kelompok kesiapsiagaan desa, atau Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa

4. Menyusun prosedur tetap evakuasi dan disertai peta daerah aman, rambu evakuasi, menyiapkan dan menyepakati lokasi evakuasi yang dapat dikembangkan dengan menyusun rencana kontinjensi

5. Menyiapkan sistem peringatan dini yang dipahami dan disepakati oleh seluruh masyarakat, serta sistem informasi yang tepat dan sederhana

6. Melakukan latihan-latihan penanganan darurat atau gladi evakuasi atau simulasi keadaan darurat

7. Melakukan pelatihan-pelatihan kebencanaan pada masyarakat dan memadukan pendidikan kebencanaan di sekolah

8. Menyusun peraturan-peraturan untuk mengurangi risiko bencana

Tujuan akhir dari pengurangan risiko bencana adalah untuk membentuk ketahanan atau ketangguhan masyarakat terhadap ancaman bencana. Ketangguhan secara bahasa bermakna daya pegas atau daya lenting, sehingga diartikan melenting balik atau kemampuan untuk kembali pada keadaan semula. Pada masyarakat yang terkena dampak dari bencana, makna melenting balik adalah kemampuan untuk kembali pada keadaan semula sebelum bencana terjadi pada

Page 28: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 1: PENDAHULUAN

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 9

kehiduan normal secara sosial, ekonomi dan lingkungan. Pada level komunitas, komunitas tangguh adalah komunitas yang berdaya, komunitas yang bisa mengelola ancaman dan kerentanan yang dimiliki dengan kemampuan dan sumber daya yang ada, sehingga dapat menurunkan risiko sampai pada titik yang diinginkan.

Page 29: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 1: PENDAHULUAN

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 10

BAB 2 KERANGKA SID, AUDIT SOSIAL DAN

MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

2.1. Pentingnya SID Dalam Situasi Penanggulangan Bencana dan Prasyarat

& Keterbatasan SID Penanggulangan bencana berbasis komunitas saat ini telah diakui sebagai cara penanggulangan bencana yang efektif. Desa sebagai unit pemerintahan terkecil di Indonesia memiliki peran yang sangat strategis dalam penanggulangan bencana berbasis komunitas. Pendekatan multipihak dalam penanggulangan bencana telah dijawab dengan model Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa. Untuk mendukung peran FPRB Desa dalam penanggulangan bencana, dibutuhkan sistem pendukung yang kuat. Salah satunya adalah dukungan berupa pengelolaan informasi yang akurat dan aktual. Sistem informasi yang baik akan menjadi alat pendukung koordinasi, perencanaan dan pengambilan keputusandan pemantauan yang efektif. Meski masih memerlukan penyempurnaan yang terus menerus, Sistem Informasi Desa (SID) yang telah diujicoba pada beberapa desa di wilayah rawan bencana layak untuk diimplementasikan dalam wilayah yang lebih luas. SID dengan data dan informasi yang ada di dalamnya dapat dimanfaatkan dalam mendukung pengurangan risiko bencana berbasis komunitas. Data dan informasi merupakan informasi dasar yang sangat diperlukan dalam pengurangan risiko bencana. Semakin rinci dan aktual data dan informasi di suatu desa, maka akan makin mudah digunakan untuk mendukung langkah antisipasi dan pengambilan keputusan. SID menyediakan fasilitas pengelolaan data dan informasi untuk pengurangan risiko bencana, sebagai berikut: 1. Laporan Bulanan Penduduk 2. Peta Rawan Bencana 3. Data Kelompok Rentan 4. Data Penyandang Disabilitas 5. Data Golongan Darah 6. Data Pekerjaan dan Keahlian 7. Data Pendidikan

Page 30: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 1: PENDAHULUAN

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 11

8. Data Permukiman 9. Data Alat Transportasi dan Listrik Alternatif 10. Data Nomor Telpon Salah satu pemanfaatan SID terkait pengurangan risiko bencana adalah dengan adanya data nomor telpon. SID menyediakan fungsi SMS gateway dengan data nomor telpon yang diitegrasikan dengan basis data penduduk. Dalam penanggulangan bencana, sarana komunikasi ini dapat dimanfaatkan untuk banyak hal, misalnya untuk peringatan dini dan penyebarluasan informasi penting lainnya. Sedang salah satu pemanfaatan SID terkait dengan fase Rehabilitasi dan Rekonstruksi adalah adanya informasi tentang program Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang dijalankan di suatu desa dapat dikelola menggunakan SID. Rencana kegiatan dan pendanaan bisa dibandingkan dengan realisasi program rehabilitasi dan rekonstruksi di desa tersebut. Selain itu data dan informasi rehabilitasi dan rekonstruksi dapat dimanfaatkan juga untuk melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi baik oleh pemerintah desa maupun warga. Akan tetapi, SID hanyalah sistem pendukung, karena itu dia memiliki keterbatasan. Efektif tidaknya fungsi SID sangat ditentukan oleh peran para pihak yang bertanggung jawab atas penanggulangan bencana di tingkat desa maupun level yang lebih tinggi. 2.2. Pentingnya Audit Sosial Dalam Situasi Penanggulangan Bencana dan

Prasyarat & Keterbatasannya

Penanggulangan bencana oleh masyarakat maupun swasta banyak dimaknai sebagai suatu kegiatan sosial atau karitatif (tanpa pamrih). Terminologi ‘bantuan’ dan ‘sosial’ seringkali menghilangkan makna bahwa ada dana publik yang beredar dan harus dipertanggungjawabkan kembali. Bantuan atau kegiatan sosial dianggap bersifat upaya membantu sesama dan dimaknai sebagai pertanggungjawaban kepada Tuhan dibanding dengan semangat untuk mempertanggungjawabkan kegiatannya kepada masyarakat luas. Istilah ‘apabila tangan kiri membantu orang lain, tangan kanan jangan sampai tahu’ menyebabkan akuntabilitas dan nilai pertanggunggugatan dana ini sangat rendah. Meski dugaan korupsi dana bencana alam didapati hampir di seluruh daerah bencana di Indonesia, seperti di Nias, Riau, Jambi, Sumatera Barat, Bantul, Ended an lain-lain. Namun kondisi ini tidak menjadikan jera para pelaku lapangan yang menyalurkan dana bencana di berbagai lini.

Page 31: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 1: PENDAHULUAN

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 12

Meski pengelolaan dana bencana perlu cepat dan terkait dengan upaya menolong korban bencana namun bukan berarti pengelolaan dana ini tidak bisa dipertanggungjawabkan. Rezim adminsitrasi yang selalu dianggap ‘mbulet’ atau berbelit-belit selalu menjadi momok untuk menyalurkan dana bencana. Pertanyaan mendasar adalah apakah ada niat untuk memastikan pemenuhan standar administrasi dan kesigapan untuk menolong sesama dalam situasi bencana yang serba gagap dan gugup. Terdapat 3 (tiga) hal mendasar yang menjadikan alasan mengapa sulit mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam situasi bencana:2 1. Kedermawanan atau bantuan dalam situasi bencana tidak membutuhkan

pemberitahuan balik untuk apa saja dananya digunakan secara detail 2. Masyarakat mendonasikan dananya dalam situasi ‘gelap’ dimana donator tidak

mengetahui kondisi yang sebenarnya. Kadang mereka tahu dari media (televisi, koran, radio dan media lain), jejaring sosial (facebook, twitter dan lain-lain) serta dari informasi masyarakat yang mengetahui langsung maupun tidak langsung. Kerelawanan, kedermawanan akan muncul secara tiba-tiba

3. Tidak ada perencanaan yang bisa digunakan untuk memastikan kebutuhan masing-masing korban yang terkena dampak bencana.

Untuk itulah maka pembedaan situasi bencana, bisa menjadi bagian yang perlu dikedepankan dalam memastikan tingkat pertanggungjawaban/ akuntabilitasnya. Dana yang beredar dalam situasi emergency response atau tanggap darurat dimana semua lini pemeritahan lumpuh bisa dimaklumi apabila dana keluar tanpa pertanggungjawaban balik atau pemenuhan syarat administrasi yang memadai. Namun dalam situasi yang berangsur membaik, sudah ada pemetaan dasar atas situasi lapangan atau sering disebut early recovery atau pemulihan awal, tentu situasinya berbeda. Pertanggungjawaban secara administratif mulai bisa dilakukan dalam situasi ini. Dalam tahap persiapan pemerintah untuk menjalankan fungsi admisnitratif sudah bisa dilakukan. Disinilah kerja-kerja pertanggungjawaban mulai bisa dilakukan. Dalam tahap pemulihan awal inilah maka audit sosial sebagai salah satu audit yang dilakukan oleh masyarakat sudah mulai bisa bekerja. Merujuk pada perencanaan yang ada berdasarkan pemetaan dasar pasca bencana maka penelusuran dana ini bisa dilakukan. Situasi yang relatif tenang di masyarakat juga memastikan bahwa masyarakat sudah mulai mengingat serta siap untuk melihat siapa saja yang bekerja bersama masyarakat dan berapa besaran dana yang dikucurkan dalam bentuk apa saja dana itu diwujudkan. 2 Sumber: http://www.disasteraccountability.org/2 diunduh tanggal 20 Maret 2013

Page 32: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 1: PENDAHULUAN

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 13

Audit sosial dipastikan bisa bekerja dalam situasi rehabilitasi dan rekonstruksi. Menjadikan masyarakat sebagai subyek dalam menghitung besaran dana yang dikelola dan menelusur asala dana menjadikan masyarakat lebih tangguh. Ketangguhan masyarakat inilah yang diharapkan dari gerakan audit sosial ini dimana masyarakat lebih siap untuk memastikan asal dana, besaran dan peruntukannya untuk mengembalikan kondisi disekitar masyarakat menjadi lebih baik. Disinilah pentingnya audit sosial menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat dalam situasi bencana. Tujuannya jangka panjangnya adalah untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat. Pengetahuan besaran dana yang beredar dan keterlibatan dalam merumuskan tujuan dan target akan mendorong adanya masyarakat tangguh. Audit sosial tidak bisa bekerja sendiri. Dibutuhkan kondisi yang memadai untuk memastikan masyarakat mampu melaksanakan audit atas dana yang beredar disekitarnya. Terdapat beberapa keterbatasan audit sosial sebagai sebuah alat atau mekanisme untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas: 1. Audit sosial sampai saat ini baru menjadi gerakan masyarakat untuk mendorong

transparansi dan akuntabilitas 2. Hasil audit sosial bisa menjadi masukan bagi pemerintah dan pelaksana program

untuk perbaikan tata kelola program yang akan datang namun mekanisme audit sosial belum menjadi mekanisme baku yang wajib dilakukan untuk proses audit formal yang selama ini digelar oleh pemerintah

3. Masyarakat sebagai subyek audit sosial memiliki keterbatasan dalam mendapatkan informasi tentang program/ kegiatan yang direncanakan sehingga kerjasama dari pihak pemerintah atau pelaksana program swasta atau pihak ketiga sangat dibutuhkan untuk melengkapi audit sosial yang dilaksanakan oleh masyarakat korban

4. Dalam situasi bencana, masyarakat disibukkan untuk pemenuhan kebutuhan dasar sehingga pelaksanaan audit sosial membutuhkan dorongan semangat berbagai pihak

Atas segala keterbatasan itulah maka terdapat beberapa prasyarakat yang diperlukan agar pelaksanaan audit sosial dapat memenuhi hasil yang diharapkan. 1. Masyarakat sasaran program/ kegiatan perlu mengetahui asal dana , besaran dana

serta tujuan dan target program/ kegiatan

Page 33: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 1: PENDAHULUAN

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 14

2. Pengetahuan itu bisa didapatkan apabila masyarakat mengantongi dokumen perencanaannya

3. Atas dokumen yang sudah didapatkan itulah apabila ada informasi yang kurang jelas maka penjelasan khusus dari pihak perencana atau pelaksana sangat diperlukan untuk melengkapi informasi dari dokumen yang didapatkan

4. Apabila terjadi penyimpangan dari rencana yang ada maka pengecekan dari berbagi pihak penting untuk dilakukan

5. Hasil yang ada perlu didialogkan dengan berbagai pemangku kepentingan untuk menjadi refleksi bagi semua pihak yang terlibat dalam proses

2.3. Pentingnya Monitoring dan Evaluasi Berbasis Masyarakat Dalam

Situasi Penanggulangan Bencana serta Prasyarat & Keterbatasannya Tujuan akhir dari pengurangan risiko bencana tidak lain risiko bencana masyarakat ditiadakan atau dapat dikurangi dan dapat segera pulih dari kondisi keterpurukan. Mengacu pada pengertian risiko, yaitu potensi kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan dari kejadian bencana bisa berwujud kehilangan nyawa, luka, kerusakan dan kehilangan harta benda dan sarana masyarakat (sekolah, pasar, rumah sakit, jalan dan jembatan), dapat dikatakan bahwa risiko bencana yang dikurangi dan dikelola tersebut adalah kehilangan dan kerusakan diatas. Saat ini pemerintah yang didukung oleh lembaga usaha, organisasi sosial dan perguruan tinggi telah merubah tindakan penanggulangan bencana yang dahulu hanya terfokus pada kegiatan tanggap darurat sekarang menjadi seluruh kegiatan dalam penanggulangan bencana, yaitu pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. Seluruh kegiatan dan program tersebut bertujuan untuk mengurangi risiko dan meningkatkan ketangguhan masayrakat. Sebagai pelaku utama (subjek), masyarakat perlu melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi program-program pengurangan risiko bencana, karena menyangkut nasib diri dan komunitas. Secara sederhana, apakah program tersebut telah dapat mengurangi kerusakan harta benda, meningkatkan kesiapan, menurunkan kerentanan dan meningkatkan kapasitas, atau dalam rehabilitasi dan rekonstruksi dapat membangun lebih baik. Hal tersebut terkait dengan manfaat dan dampak program pada risiko bencana. Sebagai contoh penyusunan rencana kontinjensi erupsi Gunung Merapi yang disusun pasca-erupsi 2006 ternyata pada erupsi 2010 tidak dapat dilaksanakan dengan baik, selain tipe letusan yang berbeda ternyata belum mempertimbangkan pengungsian hewan ternak (sapi perah) sebagai sumber daya yang sangat berharga, sehingga warga yang telah mengungsi setiap hari kembali ke

Page 34: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 1: PENDAHULUAN

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 15

rumah untuk memberi makan sapi-sapi mereka, mereka yang kembali banyak yang menjadi korban, sehingga rencana kontinjensi harus diperbaiki dengan harapan tidak ada korban dan harta benda selamat. Contoh yang lain, pembangunan hunian tetap yang masih berada di kawasan rawan bencana, apakah telah dapat membuat warga merasa aman dan nyaman? Hal inilah yang menjadi tujuan monitoring dan evaluasi oleh masyarakat untuk menilai dan memastikan risiko dapat dikelola dan dikurangi, serta dampak atau manfaat yang diperoleh masyarakat. Monitoring dan evaluasi semestinya dipahami menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari program atau kegiatan, seperti diketahui bersama bahwa suatu program/ kegiatan muncul dari masalah yang telah dikaji, selanjutnya direncanakan, dilaksanakan, dimonitoring dan dievaluasi. Sejak dari perencanaan program sebaiknya telah merancang cara, sistem dan waktu pelaksanaan monitoring dan evaluasi, sehingga tidak perlu lagi merancang cara monitoring dan evaluasi. Kesepakatan tentang tujuan monitoring dan evaluasi sebagai bentuk pembelajaran, menilai perkembangan dan keberhasilan program harus dilandasi dengan kesepakatan prinsip-prinsip: kejujuran, keterbukaan, keterlibatan masyarakat untuk membangun desa menjadi prasyarat utama. Monitoring dan evaluasi bukanlah resep atau satu-satunya cara agar program dapat berhasil, tanpa usaha yang keras dari seluruh anggota masyarakat untuk memperbaiki kualitas program/ kegiatan mustahil masalah akan selesai dan manfaat program/ kegiatan dapat tercapai. Monitoring dan evaluasi bukan solusi namun sebagai alat yang sangat berguna untuk: 1. Membantu mengenali masalah dan penyebabnya; 2. Memberi saran tentang solusi yang paling mungkin bagi masalah yang ada; 3. Mendorong Anda dan masyarakat untuk merefleksikan kemana akan melangkah

dan bagaimana cara untuk menuju; 4. Memberi informasi dan gagasan; 5. Mendorong Anda dan masyarakat untuk menindaklanjuti informasi dan gagasan

tersebut; 6. Meningkatkan kemungkinan bahwa Anda dan masyarakat akan membuat

perubahan yang positif.

Page 35: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 1: PENDAHULUAN

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 16

BAB 3

POSISI STRATEGIS BUKU PANDUAN

3.1. Mengapa Buku Panduan Ini Penting? Kerja–kerja publik membutuhkan semangat transparansi dan akuntabilitas yang tinggi. UU Keterbukaan Informasi Publik, UU Penanggulangan Bencana dan turunannya menjadi nafas kerja-kerja Sistem Informasi Desa, Audit Sosial dan Monitoring dan Evaluasi Berbasis Komunitas.

Buku Panduan ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kerja-kerja terkait kebencanaan. Empat siklus kebencanaan mulai dari kesiapsiagaan (preparedness), tanggap darurat (emergency response), pemulihan awal (early recovery) serta rehabilitasi dan rekonstruksi menuntut adanya keterbukaan informasi dan manajemen informasi yang memadai di tingkat desa, akuntabilitas program serta monitoring dan evaluasi yang memadai. 3.2. Kegunaan Buku Panduan

Buku Panduan ini dapat digunakan dalam situasi bencana dalam setiap tingkatan. Kerja-kerja kebencanaan yang membutuhkan informasi yang serba cepat dan akurat akan sangat dimudahkan ketika masyarakat memahami keberadaan sistem informasi desa. Transparansi dan akuntabillitas dana bencana yang selama ini berada dalam ruang gelap akan mudah dibuka apabila masyarakat memahami arti penting audit sosial. Untuk mengukur dampak program yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta maka memahami monitoring dan evaluasi berbasis masyarakat akan makin meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengukur dampak bantuan dan program kebencanaan.

3.3. Ruang Lingkup Buku Panduan

Buku Panduan ini tidak hanya digunakan saat bencana namun juga sangat mungkin

Page 36: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 1: PENDAHULUAN

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 17

dilakukan pada saat situasi sebelum bencana. Dalam situasi bencana, tentu Panduan ini perlu menyesuaikan kondisi yang ada. Misal, apabila balai desa sudah tidak mungkin digunakan sebagai tempat untuk menyimpan alat untuk menjalankan sistem informasi desa maka perlu dicari tempat sementara untuk menyimpan alat tersebut.

Begitu pula audit sosial dan monitoring dan evaluasi berbasis masyarakat dilaksanakan oleh warga disela aktifitas melakukan pemulihan ke kondisi awal. 3.4. Pemakai Buku Panduan

Buku Panduan ini dapat dipakai oleh warga/masyarakat yang sudah mengorganisasi diri dalam organisasi masyarakat/ organisasi penanggulangan bencana maupun pemerintah desa untuk melengkapi kemampuan atau kapasitas masyarakat maupuan aparat desa dalam memastikan dokumentasi dan informasi desa memadai melalui SID, dana bencana sampai kepada penerima manfaat melalui audit sosial, dampak program dan kegiatan dirasakan oleh masyarakat melalui monitoring dan evaluasi berbasis masyarakat. 3.5. Cara Penggunaan Buku Panduan

1. Tahap pemahaman Pahami kebutuhan masyarakat Pelajari apa yang menjadi target bersama Baca Panduan ini secara berkelompok dengan memahami bagian per bagian Ceritakan kembali apa yang sudah dibaca oleh masing-masing orang Petakan kemungkinan untuk memakai atau tidak memakai Panduan ini dalam

melaksanakan tujuan yang akan dicapai

2. Tahap pelaksanaan

Mulai pahami tahapan demi tahapan Ajak semua pihak untuk terlibat dalam implementasi Pastikan bahwa tahapan yang dilakukan sudah tepat Pastikan juga dokumen yang dimiliki telah lengkap

Page 37: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 1: PENDAHULUAN

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 18

3.6. Struktur Buku Panduan

Buku Panduan ini terdiri dari 5 bagian, yaitu: 1) Bagian 1: Pendahuluan 2) Bagian 2: Sistem Informasi Desa (SID) 3) Bagian 3: Audit Sosial 4) Bagian 4: Monitoring dan Evaluasi Berbasis Masyarakat 5) Bagian 5: Penutup Masing-masing Bagian memiliki Bab sendiri-sendiri. Berikut ini adalah struktur Bab dari masing-masing bagian: A. Bagian 1: Pendahuluan

Bab 1. Konsep Dasar Penanggulangan Bencana Bab 2. Kerangka Sistem Informasi Desa, Audit Sosial dan Monitoring & Evaluasi

Berbasis Masyarakat Bab 3. Posisi Strategis Panduan

B. Bagian 2: Sistem Informasi Desa

Bab 1. Apa dan Mengapa Sistem Informasi Desa (SID) Bab 2. Tahap-tahap Implementasi di Desa Bab 3. Pemanfaatan Sistem Informasi Desa (SID) Bab 4. Petunjuk Teknis SID

C. Bagian 3: Audit Sosial

Bab 1. Audit Sosial Sebagai Bagian Dari Akuntabilitas Sosial Bab 2. Audit Sosial Sebagai Mekanisme Umpan Balik Bab 3. Keberagaman Metode Audit Sosial Bab 4. Pemanfaatan Hasil dan Cara Advokasi

D. Bagian 4: Monitoring dan Evaluasi Berbasis Masyarakat

Bab 1. Pengantar Monitoring & Evaluasi Berbasis Masyarakat Bab 2. Tahapan Monitoring & Evaluasi Bab 3. Pemanfaatan Hasil Monitoring & Evaluasi

E. Bagian 5: Penutup

Page 38: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 1: PENDAHULUAN

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 19

DAFTAR PUSTAKA Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2010), “Peraturan Kepala Badan Nasional

Penanggulangan Bencana Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana”. Jakarta: BNPB.

Bappenas dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2011), “Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca-Bencana Erupsi Gunung Merapi Provinsi D.I. Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2013”. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. http://www.disasteraccountability.org/2 http://www.undp.org/content/undp/en/home/librarypage/crisis-prevention-and

recovery/undp-in-early-recovery/

Page 39: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad
Page 40: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

Bagian 2:SISTEM

INFORMASI DESA

Page 41: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>20

BAB I

APA DAN MENGAPA SISTEM INFORMASI DESA (SID)

esa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan

dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.1 Desa bukanlah bawahan kecamatan, karena kecamatan merupakan bagian dari perangkat daerah kabupaten/ kota dan desa bukan merupakan bagian dari perangkat daerah. Berbeda dengan kelurahan, desa memiliki hak mengatur wilayahnya lebih luas. Kewenangan desa adalah: 1. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal

usul desa 2. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/

kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa yaitu urusan pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan masyarakat

3. Tugas pembantuan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/ Kota

4. Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa Dengan kewenangan tersebut, desa memiliki peran penting dalam mengelola wilayahnya. Lingkup pengelolaan desa meliputi tahap perencanaan, implementasi dan pemantauan agar program desa berjalan dengan efektif dan tepat sasaran. 1.1. Desa Dan Informasi

Semua tahap pengelolaan desa tersebut membutuhkan tersedianya informasi yang akurat. Dalam tahap perencanaan, informasi berguna untuk mengenali masalah dan potensi desa. Pengetahuan akan masalah dan potensi menjadi syarat mutlak bagi desa dalam menentukan prioritas program yang paling penting untuk ditangani. Dalam 1 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa

D

Page 42: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>21

tahap implementasi, informasi berperan dalam proses pengambilan keputusan dan koordinasi. Sedangkan dalam tahap pemantauan dan evaluasi, informasi berguna untuk memastikan program berjalan sesuai dengan rencana namun tetap menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi di lapangan. Kondisi diatas hanya bisa tercapai jika desa mampu mengelola informasi dengan baik. Kenyataannya, selama ini desa diposisikan menjadi obyek pendataan. Banyak pihak dari luar yang melakukan pendataan dengan cara, metode dan sesuai dengan kepentingan masing-masing. Akibatnya, data memiliki banyak versi dan bersifat parsial. Upaya untuk mensinergikan data-data tersebut saat ini sangat dimungkinkan dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Kemajuan TIK telah mengubah segenap aspek kehidupan masyarakat dan pemerintahan. Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan dan memanipulasi data dalam berbagai cara. Teknologi informasi dipakai untuk menghasilkan informasi yang berkualitas yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu. Informasi tersebut digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis dan pemerintahan. Informasi yang digunakan untuk keperluan pemerintahan, merupakan informasi yang strategis untuk mengambil keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan dan digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. TIK dalam pemerintahan umumnya diwujudkan dalam bentuk electronic-government (e-government/pemerintahan elektronik). Menurut Bank Dunia, definisi e-government adalah penggunaan teknologi informasi oleh badan-badan pemerintahan yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan hubungan dengan warga negara, pelaku bisnis dan lembaga-lembaga pemerintahan yang lain. Tujuannya agar hubungan-hubungan tata-pemerintahan (governance) yang melibatkan pemerintah, swasta dan masyarakat dapat tercipta sedemikian rupa sehingga lebih efisien, efektif, produktif dan responsif. Intinya, e-government adalah penggunaan teknologi yang diharapkan dapat menjadi wahana untuk mempercepat pertukaran informasi, menyediakan sarana layanan dan kegiatan transaksi dengan warga masyarakat, pelaku bisnis dan tentunya pihak pemerintah sendiri 2. Perkembangan telematika sebagai awal inisiatif penerapan e-government di Indonesia telah dimulai awal tahun 2005 dengan digabungkannya Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi (Ditjen Postel) yang dahulu berada dibawah Departemen 2 Wahyudi Kumorotomo, Kegagalan Penerapan e-Government dan Kegiatan Tidak Produktif dengan Internet, diakses dari: http:/ /

kumoro.staff.ugm.ac.id/ ?act=daftar&id=18&mulai=10, Juli 2010.

Page 43: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>22

Perhubungan ke dalam Departemen Komunikasi dan Informasi (Departemen Kominfo). Begitu juga dengan ditetapkan regulasi melalui Instruksi Presiden No. 6 tahun 2001 tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan Informatika) dan Instruksi Presiden No.3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government, sebagai dasar acuan bagi penyelenggaraan e-government di pusat dan daerah. Meskipun telah mendapat dukungan dan payung hukum dari pemerintah pusat, penerapan e-government di Indonesia masih memprihatinkan. Sebuah riset awal yang dilakukan oleh Donny B.U, mengenai penerapan e-government di Indonesia pada tahun 2004, menjelaskan bagaimana kondisi e-government pada saat itu 3. Apa yang ditemukan oleh Donny tersebut nampaknya masih sejalan dengan Pemeringkatan e-Government di Indonesia (PeGI) yang dilakukan oleh Direktorat e-Government Direktorat Jenderal Aplikasi dan Telematika Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia tahun 2007.4 Berdasarkan pemeringkatan tersebut, dapat dikatakan bahwa penerapan e-government di Indonesia masih tergolong kurang. Masih rendahnya penerapan dan kinerja e-government di Indonesia tersebut, memiliki dampak yang cukup sistemik. Sulit mengharapkan data dan informasi dapat dikumpulkan dengan akurat jika kinerjanya demikian. Hal ini ditambah lagi dengan kenyataan bahwa hingga saat ini, batas penerapan e-government berada di level pemerintah kota/ kabupaten. Kalaupun ada e-government di level yang lebih rendah 3 Donny B.U. , Fakta & Kondisi e-Government di Indonesia, makalah pada Seminar Teknologi Informasi “"Solusi Permasalahan Social

Engineering dalam penerapan E-Government" – Bandung (9 Maret 2004). 4 Pemeringkatan e-Government di Indonesia (PeGI), Direktorat e-Government Direktorat Jenderal Aplikasi dan Telematika Departemen

Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia tahun 2007 , diakses di: http:/ / www.aptel.depkominfo.go.id/ content/ view/ 103/ 27/ /

Kotak 2. Fakta & Kondisi e-Government di Indonesia, Riset oleh Donny B.U, 2004

Terdapat 468 Pemerintah Daerah (Pemda) tingkat propinsi, kabupaten/ kota di Indonesia, tetapi baru 214 pemda yang telah memiliki situs web sebagai tahap pertama pembangunan e-gov. Dari 214 situs tersebut, 186 buah dapat dibuka, sedangkan 28 buah sisanya tidak dapat dibuka (under construction / not found).

Kotak 3. Hasil Pemeringkatan e-Government di Indonesia (PeGI), 2007

Nilai rata-rata keseluruhan provinsi yang rendah yaitu 2,32. Pemeringkatan ini dilakukan pada 11 situs e-government milik pemerintah setingkat propinsi se Indonesia, Propinsi DIY menempati posisi tertinggi dengan skor rata-rata 2,90, posisi terendah ditempati oleh Propinsi Lampung dengan skor 1,89.

Page 44: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>23

(kecamatan/ desa), umumnya hanya sebagian kecil dari seluruh aspek yang mendukung e-government, misalnya Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Padahal, data-data kependudukan (misalnya data jumlah penduduk, kartu keluarga, data penduduk wajib Kartu Anda Penduduk (KTP), kelahiran dan kematian, mutasi dan data kependudukan lainnya) disimpan secara manual dan umumnya berada di desa. Kondisi di atas semakin diperparah dengan kenyataan bahwa belum semua desa di Indonesia memiliki komputer yang dapat mempermudah pekerjaan aparat desa. Untuk mengetahui data kependudukan di tingkat desa, aparat desa umumnya melakukan penghitungan secara manual. Data penduduk yang tercantum dalam kartu keluarga, dijumlah atau ditulis ulang ke dalam sebuah buku induk desa. Dapat dibayangkan kerja keras yang dilakukan oleh aparat tersebut untuk mendata seluruh penduduk desanya. 1.2. Apa Itu Sistem Informasi Desa (SID)?

Sistem Informasi Desa yang pada awalnya disebut SIDESA hingga akhirnya menjadi SID memiliki dua pengertian, dalam arti sempit dan luas. Dalam arti sempit SID dimaksudkan sebagai sebuah aplikasi yang membantu pemerintah desa dalam mendokumentasikan data-data milik desa guna memudahkan proses pencariannya. Sedangkan dalam arti luas, SID diartikan sebagai suatu rangkaian atau sistem (baik mekanisme, prosedur hingga pemanfaatan) yang bertujuan untuk mengelola sumberdaya yang ada di komunitas. 5 Sistem Informasi Desa (SID) merupakan rangkaian dari beragam perangkat terknologi informasi dan aplikasi perangkat lunak yang dioperasikan oleh perangkat desa. Sistem yang dibangun sejak tahun 2009 ini digunakan untuk mendukung percepatan dan kualitas kerja pelayanan publik oleh perangkat desa kepada masyarakat desa setempat. Masyarakat desa dapat pula mengakses data dan informasi publik melalui beragam perangkat teknologi informasi, baik di wilayah desa setempat maupun di luar wilayah desa. Pemanfaatan sistem ini akan memperkuat dasar-dasar perencanaan dan pengambilan keputusan dalam proses pembangun desa. Strategi pengembangan dan pemanfaatan SID ini menjadikan desa siap menjadi desa yang terbuka dan akuntabel. SID dibangun dengan berbasis komputer dan web, sehingga informasi-informasi dapat diakses oleh setiap warga. Sedangkan lisensi SID dikembangkan dengan 5 Ranggoaini Jahja dkk (2012) . Sistem Informasi Desa, Sistem informasi dan Data untuk Pembaharuan, COMBINE

Page 45: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>24

menggunakan platform sistem operasi terbuka-bebas (free and open source) yang berarti dapat digunakan, disalin, didistribusikan, dipelajari, dimodifikasi maupun ditingkatkan kinerjanya oleh siapapun dan dimanapun sesuai dengan kebutuhan lapangan. Sistem ini merupakan sistem yang berbasis web (web based) dan telah dikembangkan sejak tahun 2005. SID mulai diaplikasikan untuk membantu kinerja desa pada tahun 2009. 1.3. SID Untuk Mendukung Penanggulangan Bencana

Awalnya, aplikasi SID diterapkan di dua desa yaitu Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Khusus untuk Kecamatan Kemalang, sebenarnya terdapat beberapa desa di Kecamatan Kemalang yang telah mendapatkan dan menerapkan SID ini, yaitu desa Balerante, Desa Kendalsari, Desa Panggang dan Desa Talun. Desa Balerante dipilih karena kegelisahan mengenai sistem informasi desa berawal dari sini. 6

"Awalnya ada keinginan dari Pemerintah Desa Balerante yang berharap pelayanan pemerintah desa bisa seperti pengunjung rumah sakit yang ingin mencari data pasien rawat inap, tinggal

ketik nama di komputer, maka data akan keluar" (Mart Widarto, Pengelola Program Lumbung Komunitas-CRI)

Gunung Merapi merupakan gunung berapi yang paling aktif di Indonesia. Sejak tahun 1958, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Letak gunung ini cukup unik, karena lerengnya melingkupi 3 kabupaten di Propinsi Jawa Tengah (Klaten, Boyolali dan Magelang) dan 1 Kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (Sleman). Salah satu desa yang berada di lereng gunung ini adalah Desa Balerante. Secara administratif, Desa Balerante adalah desa yang terletak di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Desa ini terletak pada ketinggian 900-1050 dpl. Desa Balerante memiliki luas wilayah 831.1230 ha. Wilayah paling utara Desa Balerante, yaitu dusun Sambungrejo terletak 4 km dari puncak Gunung Merapi. Sebagai gunung berapi yang paling aktif, Gunung Merapi membawa berkah bagi mereka yang berada di sekitarnya. Bagi masyarakat di tempat tersebut, Gunung 6 Wawancara dengan Jainu, Staff Pemerintah Desa Balerante, Kec. Kemalang, Kabupaten Klaten

Page 46: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>25

Merapi membawa berkah material pasir. Setiap kali terjadi erupsi, Gunung Merapi memuntahkan ribuan kubik pasir. Pasir tersebut kemudian ditambang untuk digunakan sebagai bahan bangunan. Desa Balerante dengan jumlah penduduk 1672 jiwa, merupakan desa yang mendapatkan berkah tersebut. Kurang lebih enam puluh persen dari total penduduk desa tersebut memilik mata pencarian sebagai penambang pasir tradisional. Disebut tradisional, karena penduduk mengambil pasir dengan alat-alat dan cara yang sederhana, misalnya pacul, keranjang dan lain sebagainya. Istilah ini dipakai untuk membedakan penambang pasir yang menggunakan alat-alat berat seperti backhoe dan truk untuk mengangkut pasir tersebut. Penambangan tradisional dilakukan di aliran Sungai Woro, yaitu daerah aliran lahar muntahan Gunung Merapi. Sayangnya, berkah tersebut pada saat yang bersamaan menjadi musibah bagi pengembangan sumber daya manusia di Desa Balerante. Dari sektor pendidikan, sebagian besar penduduk desa adalah lulusan SD. Selepas SD, umumnya warga desa enggan untuk meneruskan sekolah. Selain karena faktor biaya, mereka cenderung untuk “segera terjun ke sungai” untuk menambang pasir. Bagi penduduk desa ini, memperoleh penghasilan Rp 50.000,00 per hari adalah lebih baik daripada menghabiskan waktu berjam-jam di sekolah. Menurut Jainu, upaya untuk “mengalihkan” perhatian masyarakat, khususnya kaum muda dari pertambangan pasir ke sektor lain, telah dilakukan oleh sejumlah organisasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

"Upaya untuk menganani penambangan pasir LSM dan pemerintah kemarin ada di wilayah atas

itu dari taman nasional memberikan fasilitas pelatihan penanaman jamur kuping dan bantuan bibit, untuk dipelihara masyarakat. Itu juga cuma sekali, setelah itu mereka tidak ingin

mengembangkan lagi, jadi tidak ada tindak lanjut lagi atau keinginan untuk mengembangkan." (Jainu, Staf Desa Balerante, Klaten)

Sebagai desa yang memiliki potensi bencana yang cukup tinggi (bencana gunung meletus) Desa Balerante sangat memerlukan adanya data yang akurat dan terintegrasi. Data yang akurat dan terintegrasi akan sangat membantu ketika terjadi bencana. Misalnya untuk mengetahui jumlah korban, penyaluran bantuan dan lain sebagainya. Pengalaman pada saat terjadi erupsi Gunung Merapi tahun 2006, telah membuktikan hal ini. Saat itu pemerintah Desa Balerante mengalami kesulitan dalam memberikan data yang valid kepada Badan Kesbanglingmas Kabupaten Klaten. Akibatnya, bantuan untuk Desa Balerante tidak tersalurkan dengan maksimal. Oleh karena itulah keberadaan SID menjadi sangat penting.

Page 47: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>26

1.4. Pentingnya SID Dalam Situasi Penanggulangan Bencana (PB)

Penanggulangan bencana berbasis komunitas saat ini telah diakui sebagai cara penanggulangan bencana yang efektif. Desa sebagai unit pemerintahan terkecil di Indonesia memiliki peran yang sangat strategis dalam penanggulangan bencana berbasis komunitas. Pendekatan multipihak dalam penanggulangan bencana telah dijawab dengan model Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa. Pendekatan pengurangan resiko bencana mensyaratkan prinsip partisipasi masyarakat sebagai nilai utama. Orientasi pengurangan resiko bencana meliputi seluruh fase, baik pra bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi dan rekonstruksi. SID merupakan instrumen pendukung yang harus diletakkan bersama instrumen lainnya dalam sistem penanggulangan bencana. Artinya SID menjadi alat yang signifikan untuk mendokumentasikan kebutuhan warga di semua tahapan penanggulangan bencana. Penerapan SID di wilayah rawan bencana pada titik optimumnya dapat menghasilkan pola perencanaan dan penganggaran dan pembangunan yang berperspektif pada pengurangan resiko bencana.7 Untuk mendukung peran FPRB Desa dalam penanggulangan bencana, dibutuhkan sistem pendukung yang kuat. Salah satunya adalah dukungan berupa pengelolaan informasi yang akurat dan aktual. Sistem informasi yang baik akan menjadi alat pendukung koordinasi, perencanaan dan pengambilan keputusan dan pemantauan yang efektif. Meski masih memerlukan penyempurnaan yang terus menerus, Sistem Informasi Desa untuk Kebencanaan (SID) yang telah diujicoba pada beberapa desa di wilayah rawan bencana layak untuk diimplementasikan dalam wilayah yang lebih luas. 1.5. Prasyarat Sistem Informasi Desa (SID)

SID hanyalah sistem pendukung. Karena itu dia memilik keterbatasan. Efektif tidaknya fungsi SID sangat ditentukan oleh peran para pihak yang bertanggung jawab atas penanggulangan bencana di tingkat desa maupun level yang lebih tinggi. Disisi lain SID hanya akan bermanfaat secara optimal jika dijalankan menjadi program resmi pemerintah desa yang didukung oleh warga beserta pemangku kepentingan 7 Integrasi RAM-PRB dalam Perencanaan Pembangunan. Seri Pelatihan Tata Kelola Pengurangan Resiko Bencana. Modul 04. AusAID-

OXFAM-IDEA

Page 48: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>27

lainnya. Tanpa kedua hal tersebut SID tidak akan berjalan sesuai dengan fungsinya. Ada 3 (tiga) aspek yang menentukan keberhasilan penerimaan (receptive) teknologi, yang dikaitkan dengan keadaan masyarakat dan lingkungan. Masing-masing adalah perangkat teknologi (hardware of technology), seperti perangkat mesin, tapi juga menekankan keterlibatan masyarakat dalam proses, yang disebut dengan perangkat lunak (software) dan pengorganisasian (orgware) dari teknologi. 1. Perangkat Teknologi (hardware of technology)

SID sebagai Teknologi Informasi yang terkait dalam wahana sistem komputer hanya dapat dioperasikan di wilayah yang memiliki ketersediaan listrik dan elemen-elemen pendukung sistem itu sendiri, termasuk yang dikenal dengan hardware (perangkat keras)

2. Perangkat Lunak (software) Yang dimaksud dengan software (perangkat lunak) adalah selain aplikasi yang digunakan juga merujuk pada kapasitas dan seluruh proses yang dilibatkan dalam menggunakan teknologi.

3. Pengorganisasian (orgware)

Jika SID ingin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara lebih luas, maka SID membutuhkan aspek lain untuk mendukung pelaksanaannya, yaitu orgware. Orgware yang diharapkan adalah regulasi di tingkat kabupaten/ propinsi/ nasional yang mengatur pendayagunaan data dan informasi melalui SID. Aspek ini memperjelas pentingnya keterlibatan masyarakat sebagai penentu dalam keberhasilan penyiapan teknologi.

Page 49: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>28

BAB 2

TAHAPAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI DESA (SID)

Tahap-tahap implementasi Sistem Informasi Desa (SID) sebagai berikut: 1. Pengorganisasian: SID Sebagai Program Desa 2. Bentuk Tim Pengelola Informasi 3. Siapkan Peralatan 4. Tentukan Jenis Informasi yang akan Dikelola 5. Pendataan 6. Install SID di komputer Desa (silahkan lihat pada Bab 4: Petunjuk Teknis SID) 7. Entry data ke SID (silahkan lihat pada Bab 4: Petunjuk Teknis SID) 8. Pemanfaatan SID (silahkan lihat pada Bab 3: Pemanfaatan SID) 9. Diskusikan rencana pengembangan SID sesuai kebutuhan desa 10. Sebarluaskan informasi desa melalui beragam media untuk warga desa 2.1. Pengorganisasian: SID Sebagai Program Desa Penerapan SID membutuhkan keabsahan secara hukum, politik dan sosial. Keabsahan secara hukum, karena data-data yang dikelola adalah data yang penggunaannya diatur melalui undang-undang. Keabsahan politik, karena data yang dikelola melalui SID akan memiliki dampak -dan sekaligus bisa digunakan-secara politis. Keabsahan secara sosial karena SID hanya akan berfungsi optimal jika didukung dan dimanfaatkan oleh banyak pihak dalam suatu desa. Terkait dengan SID, sebuah keputusan bersama, yang diambil sebagai bentuk komitmen pemerintah desa dalam melayani warganya adalah sebuah keharusan. Berkaca dari pengalaman di Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul dan Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, ditambah pengalaman dari pelbagai negara lain, salah satu faktor yang dapat mempercepat pembangunan sistem informasi adalah komitmen dan kepemimpinan yang kuat dari pemimpin. Untuk itu, seorang pemimpin yang memiliki visi dan kepemimpinan yang kuat, mutlak diperlukan.

Page 50: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>29

2.2. Bentuk Tim Pengelola Informasi Tim Pengelola Informasi adalah sejumlah orang yang akan mengelola SID. Lingkup pengelolaan informasi mulai dari pencarian, pengolahan, pengemasan, penyebarluasan hingga pembaruan informasi. Setiap tahap pengelolaan pengelolaan informasi membutuhkan kecakapan yang berbeda. Kesiapan sumber daya manusia sangatlah penting dalam membangun SID. Kebijakan atau keputusan desa yang mendukung SID saja tidak cukup jika SDM yang mengoperasikan SID tidak siap atau tidak memiliki kemampuan yang memadai. Terkait dengan kesiapan SDM, terdapat dua bagian SDM yang akan berperan penting, yaitu: a. Tim Pendataan Tim Pendataan akan bertanggung jawab atas ketersediaan data dari warga. Tim Pendataan akan berkutat dengan tugas-tugas pencarian data seperti meminta salinan kartu keluarga (kasus Desa Balerante) atau mengajari warga mengisi angket pendataan yang telah disiapkan oleh desa (kasus Desa Terong). Tim Pendataan juga akan bertanggung jawab untuk memasukkan data tadi ke dalam mesin pangkalan data SID. Terkait dengan tugas dan tanggung jawabnya, Tim Pendataan sebaiknya adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk melakukan survei dan bisa mengoperasikan

Kotak 4. Pengalaman Pengorganisasian SID di Desa Terong, Dlingo, Bantul

Di Desa Terong, prosesnya berjalan cukup panjang. Sebelum melakukan pendataan, pemerintah desa berinisiatif untuk mengumpulkan seluruh para pihak (Warga, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Karang Taruna, Radio komunitas) yang ada di desa tersebut dan melakukan rembug warga. Rembug warga tersebut menghasilkan kesepakatan sebagai berikut: SID merupakan proyek yang resmi dan legal. Pihak BPD dan Pemerintah Desa akan membuat

payung hukum berupa peraturan desa Perlu dibentuk satuan tugas (satgas) yang bertugas untuk mengoperasionalkan SID, mulai

dari pendataan hingga operasional sehari-hari. Satgas ini terdiri dari Perangkat Pemerintah Desa, Kepala Dukuh, Ketua RT, Karang Taruna dan pegiat radio komunitas

Sebagian dari Alokasi Dana Desa (ADD) digunakan untuk memperlancar penerapan SID. Dana ini digunakan untuk menunjang operasional selama persiapan hingga SID siap digunakan. BPD dan pemerintah desa merancang peraturan desa yang terkait dengan penggunaan dana ADD tersebut.

Page 51: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>30

komputer. Kemampuan survei diperlukan agar dalam pencarian data, pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam angket atau lembar isian dapat terisi atau terjawab dengan lengkap. Sedangkan kemampuan mengoperasikan komputer diperlukan agar dalam proses memasukkan data, data yang dimasukkan tidak salah dan lebih memudahkan pekerjaan. b. Tim Operator Tim Operator bertanggung jawab terhadap pengoperasian aplikasi SID. Perlu dipahami bahwa SID adalah aplikasi komputer. Pelaku operasional SID wajib memiliki pengetahuan dasar tentang komputer. Ada dua tingkatan keahlian atau pengetahuan tentang komputer untuk menjalankan aplikasi SID ini. 1) Administrator Sistem Keahlian yang harus dimiliki untuk bisa menjadi Administrator Sistem pada SID adalah: memiliki pemahaman tentang pasang (install) atau lepas (uninstall) aplikasi

komputer. memiliki pengetahuan dan kemampuan menggunakan piranti lunak penjelajah

web (web browser) 2) Petugas atau Pengelola SID Siapapun dapat menggunakan aplikasi SID asal memiliki pengetahuan yang cukup mengenai komputer, misalnya: menghidupkan dan mematikan komputer menjalankan program atau aplikasi yang terpasang dalam computer Jika SDM di lingkup pemerintahan desa dinilai tidak memenuhi syarat-syarat di atas, pemerintah desa dapat bekerja sama dari pihak lain yang dianggap memiliki kemampuan tersebut di atas. Misalnya dengan karang taruna, perkumpulan pemuda, kelompok perempuan dan lain sebagainya. Dengan melibatkan warga, diharapkan muncul rasa memiliki sehingga SID ini dapat berjalan dan berkembang dengan baik.

Page 52: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>31

2.3. Siapkan Peralatan Agar bisa digunakan secara luas dan fleksibel, SID dibangun sebagai aplikasi berbasis web. Kelebihan dari aplikasi berbasis web adalah: Bisa dipasang dalam komputer dengan sistem operasi yang berbeda (Windows,

Linux, Mac dan sebagainya) Bisa dikelola melalui komputer tunggal yang berdiri sendiri atau dari beberapa

komputer yang terhubung dalam jaringan komputer lokal (LAN). Bisa dikses atau dihubungkan dengan data dari manapun melalui jaringan

internet.

Kotak 5. Pengelolaan Tim Informasi Desa

Terkait dengan tim pendataan, diputuskan bahwa tim pencari data (tim pendataan) adalah para ketua RT. Mereka dipilih dengan pertimbangan bahwa mereka telah mengenal warganya dengan baik dan mengetahui kondisi riil di lapangan. Agar data yang dikumpulkan oleh para ketua RT tersebut valid dan akurat, para ketua RT mendapat pelatihan pendataan. Dalam pelatihan tersebut, para ketua RT diajari bagaimana mengisi angket atau lembar isian pendataan. Para ketua RT juga mendapatkan penjelasan tambahan mengenai item-item pertanyaan dalam angket tersebut. Harapannya, ketika para ketua RT berhadapan dengan warganya, mereka mampu memberikan penjelasan. Para ketua RT yang telah mendapat pelatihan kemudian diminta untuk menemui semua Kepala Keluarga (KK) di wilayahnya, satu per satu. Ketua RT akan menjelaskan apa dan bagaimana mengisi lembar isian pendataan. Lembar isian yang sudah dibawa kemudian diserahkan kepada Kepala Keluarga untuk diisi. Ketua RT lalu membuat janji dengan warga, kapan lembar isian akan diambil. Pada waktu yang telah ditentukan, ketua RT mengambil lembar isian yang sudah diisi warga untuk kemudian langsung disampaikan kepada tim pendataan di tingkat desa. Proses pendataan ini memerlukan waktu kurang lebih 2 minggu. Sementara para ketua RT menjalankan tugasnya dalam mengumpulkan data, satgas SID Desa Terong mulai melakukan perekrutan tim pendataan. Tim ini bertugas untuk memasukkan data yang sudah dikumpulkan oleh ketua RT ke dalam mesin pangkalan data SID. Sebelum menjalankan tugasnya, tim tim pendataan mendapatkan pelatihan. Adapun pesertanya terdiri dari karang taruna dan relawan dari jaringan SIAR. Dalam pelatihan ini, tim pendataan mendapatkan materi mengenai bagaimana memasukkan data yang dikumpulkan oleh RT ke dalam sistem, misalnya poin-poin apa yang dimasukkan (data dasar sesuai KK, data sumber daya komunitas), bagaimana membaca kode-kode dalam lembar isian dan memasukkannya ke dalam mesin pangkalan data dan lain-lain. Usai mendapatkan pelatihan, para petugas tim pendataan pun mulai bekerja. Data yang telah terisi dan terkumpul langsung di tim pendataan.

Page 53: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>32

Untuk mendukung kinerja aplikasi SID, perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi ini adalah satu komputer dengan spesifikasi minimal memiliki 64 MB RAM (recommended), 200 MB ruang harddisk, sistem operasi Windows 98, ME, XP Home Windows NT, 2000, XP Professional. Sangat disarankan untuk menggunakan sistem operasi sumber terbuka, seperti Ubuntu, Blankon, Redhat dan lain sebagainya. Sebab, sistem operasi terbuka terbukti ampuh dalam menghadapi virus komputer. Serangan virus ini perlu dipertimbangkan dengan baik mengingat komputer yang telah terinstal SID menyimpan data desa yang sangat besar dan banyak. Selain itu, sistem operasi terbuka adalah salah satu cara untuk berhemat dan menambah devisa negara. Jika informasi yang dimuat dalam SID akan diakses dari luar (online), maka SID harus dipasang dalam sebuah komputer yang selalu terhubung ke jaringan internet (server). Untuk mengelola SID yang dipasang online, maka pengelola SID membutuhkan komputer yang terhubung ke jaringan internet. 2.4. Tentukan Jenis Informasi Yang Akan Dikelola Setiap bagian atau pihak yang berada dalam lingkup pemerintahan pasti memiliki pengalaman dan kebutuhannya sendiri terkait dengan sistem informasi. Akan tetapi memenuhi semua keinginan adalah hal yang bukan saja memboroskan dana dan tenaga, namun juga berpotensi memunculkan ketidakefisienan. Ujung-ujungnya, data kembali tersebar dan sulit untuk diperiksa keakuratannya. Oleh karena itu, menentukan data apa saja yang akan dimasukkan ke dalam SID adalah hal yang harus disiapkan sejak awal. Pengalaman dari Desa Balerante dan Desa Terong menyebutkan bahwa kebutuhan akan sistem informasi data kependudukan adalah hal mendasar yang harus disiapkan. Kebutuhan ini berangkat dari pengalaman perangkat di kedua desa tersebut sebagaimana telah di uraikan di awal. Seiring perjalanan waktu, data kependudukan ini kemudian berkembang dengan adanya penambahan data sumber daya desa dan data keuangan.

Page 54: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>33

Kotak 6. Sistem Informasi Desa Terong Yang Menyimpan Pangkalan Data

a. Data kependudukan desa Pangkalan data ini menyimpan data dasar keluarga yang mencakup data kependudukan berdasarkan data Kartu Keluarga (KK) dan data individu per Nomor Induk Kependudukan (NIK). Data di dalamnya dapat diolah secara statistik, sehingga menghasilkan beberapa tabel data, seperti: Jumlah total kepala keluarga Penduduk berdasarkan jenis kelamin Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan Penduduk berdasarkan pekerjaan Penduduk berdasarkan status perkawinan Penduduk berdasarkan agama Penduduk berdasarkan kelompok umur Penduduk berdasarkan golongan darah Berdasarkan data yang ada, sistem ini dapat melakukan proses pembuatan berkas atau surat-surat kependudukan. Berkas yang dapat dicetak secara langsung dari aplikasi ini dapat digunakan baik sebagai berkas resmi untuk proses administrasi maupun sebagai arsip desa. Berkas kependudukan yang dapat dicetak secara langsung dari aplikasi SID meliputi: Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) Surat Keterangan Penduduk Surat Pernyataan Keterangan Tidak Mampu Berkas kependudukan yang bisa dibuat format suratnya, tapi hanya diarsipkan dalam sistem (tidak dicetak), meliputi: Surat Keterangan Tentang Orangtua Surat Keterangan Nikah Surat Keterangan Asal Usul Surat Pengantar Pengurusan KTP Surat Pengantar Pembuatan Kartu Keluarga Surat Kematian Surat Kelahiran b. Data keuangan desa Catatan bukti kegiatan administrasi dan transaksi keuangan di tingkat desa terekam pula dalam sistem ini. Kegiatan urusan keuangan desa yang bersifat harian, bulanan, dan tahunan dapat disimpan dan dipanggil kembali datanya dalam format standar yang telah diatur oleh pemerintah kabupaten. Aplikasi SID ini dapat mencetak secara langsung laporan kas buku kecil sebagai bukti transaksi keuangan desa.

Page 55: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>34

2.5. Pendataan Tahap berikutnya dari pembangunan SID adalah tahap pendataan. Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pemetaan kebutuhan data dasar. Pada tahap ini, dilakukan pemilihan dan pemilahan data berdasar kategori yang telah disepakati. Perangkat desa yang bertugas bagian ini harus memahami kebutuhan dan ketersediaan data. Pada proses ini, sebuah tim yang bertugas untuk mencari data dibentuk. Tim ini bertugas untuk mengumpulkan data yang masih berada di masyarakat. Data yang ada di masyarakat dapat berupa data yang sudah terdokumentasi, misalnya berupa berkas kependudukan (kartu keluarga, akte kelahiran dan lain-lain). Namun dapat juga berupa data yang belum terdokumentasi, misalnya data mengenai perilaku media. Data yang belum terdokumentasi dapat diperoleh dengan cara melakukan survei atau wawancara.

c. Data sumber daya desa Sumber daya desa yang melimpah di Desa Terong meliputi bentuknya yang teraga (tangible) maupun yang tak teraga (intangible). Secara bertahap, data potensi sumber daya itu akan dikumpulkan dalam pangkalan data ini. Setiap data yang dikumpulkan didasarkan pada pangkalan data kependudukan pada tingkat Kepala Keluarga (KK). Pada tahap ini, mesin pangkalan data SID dapat menyimpan dan mengolah data sumber daya berikut ini: Sumber daya komunikasi dan informasi keluarga desa (kepemilikan telepon, akses internet,

kepemilikan TV, kepemilikan radio, dan lain-lain) Sumber daya ekonomi keluarga desa (jenis usaha keluarga, keahlian atau

keterampilan, jumlah modal, sumber modal, pasar) Sumber daya penanggulangan bencana keluarga desa (kelompok rentan, keahlian,

kepemilikan alat transportasi, dan lain-lain) Sumber daya jaminan sosial keluarga desa (penerima raskin, penerima gas, penerima

Jamkesmas, penerima BLT, terdaftar DPT) Dari ketiga data yang ditampilkan di webste desa tersebut, pangkalan data sumberdaya desa merupakan ide asli yang berasal dari kebutuhan desa dan CRI. Data yang telah dikumpulkan tersebut merupakan upaya desa dan CRI untuk mengetahui potensi desa. Jika terjadi bencana misalnya, data mengenai kepemilikan alat trasnportasi, akan sangat bermanfaat untuk membantu evakuasi korban. Data mengenai sumber daya informasi dan komunikasi akan membantu untuk merumuskan media apa yang paling tepat untuk menyampaikan informasi bagi warga setempat.

Page 56: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>35

Untuk memudahkan survei atau wawancara, petugas dibekali angket atau lembar isian yang berisi pertanyaan yang harus dijawab oleh warga masyarakat. SID diawali dengan membangun basis data penduduk. Data ini kemudian bisa dilengkapi dengan basis data aset dan sumber daya dalam pengembangannya. Membangun SID bersama pemerintah desa untuk mendukung gerakan 1 desa, 1 program, 1 anggaran. 2.6. Install SID Di Komputer Desa (silahkan lihat pada Bab 4: Petunjuk

Teknis SID) Tahap instalasi atau pemasangan aplikasi, adalah tahap di mana aplikasi SID dipasang di komputer milik desa. Tahap ini sebaiknya selesai sebelum tahap lema data dilakukan. Panduan tentang bagaimana memasang aplikasi ini dapat dilihat pada Bab 4: Petunjuk Teknis SID. 2.7. Entry Data Penduduk Ke SID (silahkan lihat pada Bab 4: Petunjuk Teknis

SID) Tahap berikutnya dalam pembangunan SID adalah entry data. Sebagaimana telah diuraikan di awal, data yang telah dikumpulkan kemudian dimasukkan ke dalam mesin pangkalan data SID. Tahap ini disebut sebagai tahap entry data. Pada tahap ini, tim atau petugas yang telah ditunjuk bertanggung jawab untuk memasukkan data dengan baik dan benar, sehingga keakuratan data dapat dipertanggungjawabkan. Dalam tahap ini, penting untuk selalu melakukan pemeriksaan data, terutama jika terdapat angket atau lembar isian atau berkas yang belum jelas kebenaran datanya. Panduan tentang bagaimana mengentry data dapat dilihat pada Bab 4: Petunjuk Teknis SID. 2.8. Pemanfaatan SID (Silahkan Lihat Pada Bab 3: Pemanfaatan SID) Gunakan data untuk dukung pelayanan administrasi publik di kantor desa, gunakan data sebagai dasar perencanaan program desa, update data setiap hari setiap ada perubahan dan sebagainya. Tahap berikutnya adalah tahap pemanfaatan. SID yang sudah dilengkapi dengan pangkalan data dan telah terpasang dengan baik, sudah siap digunakan. SID dapat digunakan untuk mencetak berkas. Adapun berkas kependudukan yang dapat dicetak secara langsung dari aplikasi SID meliputi: Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) Surat Keterangan Penduduk

Page 57: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>36

Surat Pernyataan Keterangan Tidak Mampu Berkas kependudukan yang bisa dibuat format suratnya, tapi hanya diarsipkan dalam sistem (tidak dicetak), meliputi: Surat Keterangan Tentang Orangtua Surat Keterangan Nikah Surat Keterangan Asal Usul Surat Pengantar Pengurusan KTP Surat Pengantar Pembuatan KK Surat Kematian Surat Kelahiran

2.9. Diskusikan Rencana Pengembangan SID Sesuai Kebutuhan Desa SID untuk pengurangan risiko bencana, SID untuk kesehatan, SID untuk pendidikan, SID untuk pertanian, SID untuk ekonomi rakyat dan sebagainya. Bagi gagasan ini ke milis [email protected] dan Group Facebook "Sistem Informasi Desa" untuk mendapatkan dukungan pengembangan sistem dari komunitas SID se-Indonesia. 2.10. Sebarluaskan Informasi Desa Melalui Beragam Media Untuk Warga

Desa Gunakan media yang ada di desa yang mudah diakses warga. Kita bisa gunakan pertemuan warga, radio siaran komunitas, SMS, buletin atau koran desa, hingga website untuk menyebarluaskan informasi desa.

Page 58: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>37

BAB 3

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI DESA (SID)

Istem Informasi Desa (SID) bisa dimanfaatkan sebagai alat bantu pengurangan risiko bencana. Data dan informasi yang dikelola dengan SID mengikuti siklus penanggulangan bencana yang lazim digunakan, yaitu fase pra bencana, saat

bencana dan pasca bencana. 3.1. Data & Informasi Pra Bencana Data dan informasi pra bencana merupakan informasi dasar yang sangat diperlukan dalam pengurangan risiko bencana. Semakin rinci dan aktual data dan informasi pra bencana di suatu desa, maka akan makin mudah digunakan untuk mendukung langkah antisipasi dan pengambilan keputusan. SID menyediakan fasilitas pengelolaan data dan informasi pra bencana yang terdiri dari 10 bagian, sebagai berikut: 1. Laporan Bulanan Penduduk 2. Peta Rawan Bencana 3. Data Kelompok Rentan 4. Data Penyandang Disabilitas 5. Data Golongan Darah 6. Data Pekerjaan dan Keahlian 7. Data Pendidikan 8. Data Permukiman 9. Data Alat Transportasi dan Listrik Alternatif 10. Data Nomor Telpon Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, data dan informasi pra bencana dalam SID akan diulas berikut bentuk pemanfaatan dan contohnya, di bawah ini: 3.1.1. Laporan Bulanan Penduduk Laporan bulanan ini bisa digunakan untuk melihat jumlah penduduk secara

S

Page 59: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>38

keseluruhan. Status kewarganegaraan dibedakan antara Warga Negara Indonesia (WNI) dengan Warga Negara Asing (WNA) Jumlah tersebut dipilah berdasarkan jenis kelamin. Rinciannya berupa penambahan (kelahiran, pendatang) maupun pengurangan (kematian, pindah keluar desa).

Pemanfaatan: 1. Prosentase penambahan jumlah penduduk bisa digunakan untuk memantau dan

memperkirakan tingkat kepadatan penduduk dalam suatu di desa. Contoh: Tingginya laju penambahan penduduk akan berakibat pada tingkat kepadatan yang perlu diantisipasi dengan penataan kawasan, tata guna lahan dan penambahan fasilitas publik agar mampu melayani kebutuhan penduduk desa.

2. Prosentase pengurangan jumlah penduduk bisa dimanfaatkan untuk

mengidentifikasi penyebab berkurangnya jumlah penduduk. Contoh: Jika prosentase pengurangan jumlah penduduk cukup tinggi disebabkan kematian, desa perlu melakukan pemeriksaan terhadap kualitas layanan kesehatan. Jika

Tabel 1. Contoh Laporan Bulanan Penduduk Desa Jumoyo, Kec. Salam, Kab. Magelang

Page 60: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>39

prosentase berkurangnya penduduk cukup tinggi karena berpindah ke lokasi lain, desa perlu mengetahui penyebab berpindahnya penduduk. Misalnya dikaitkan dengan lapangan kerja atau sumber penghasilan.

3.1.2. Peta Rawan Bencana Gambaran tentang lokasi rawan bencana di suatu desa sangat jelas digambarkan dalam sebuah peta. Peta rawan bencana umumnya digunakan untuk menggambarkan lokasi yang perlu mendapat prioritas penyelamatan jika terjadi bencana.

Sumber: Buku Wajib Latih Penanggulangan Bencana Lahar Hujan Gunung Merapi, 2012

Dalam SID, peta rawan bencana diintegrasikan dengan basis data penduduk dan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang berisi data tematik. Data keluarga yang berada di lokasi rawan bencana bisa langsung teridentifikasi. Informasi tentang jalur evakuasi, sarana publik yang bisa digunakan untuk penyelamatan dan sebagainya bisa dimasukkan untuk melengkapi peta rawan bencana tersebut.

Gambar 2. Peta Rawan Bencana Dusun Kliwang, Desa Argomulyo

Page 61: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>40

Pemanfaatan: Peta rawan bencana yang diintegrasikan dengan basis data penduduk bisa dengan cepat digunakan untuk memperkirakan jumlah warga yang perlu diselamatkan disertai informasi tentang jenis kelamin, usia dan penyandang disabilitas. Dengan informasi ini, kebutuhan armada evakuasi dan tempat pengungsian menjadi lebih mudah diperkirakan. 3.1.3. Data Kelompok Rentan

Data kelompok rentan dalam SID dibagi dalam kelompok warga usia lanjut (lansia), bayi dan anak (balita), penyandang difabilitas dan ibu hamil. SID membagi data penduduk berdasarkan kelompok umur dalam 6 kategori, yaitu balita (0-5 tahun), anak-anak (6-12 tahun), remaja (13-17 tahun), dewasa (18-50 tahun) dan (51-65 tahun) lanjut usia (> 66 tahun).

Gambar 3. Tampilan SIG dalam SID

Tabel 2. Data Berdasarkan Kelompok Umur

Page 62: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>41

Untuk melihat data yang lebih rinci dapat menggunakan data pilah sebagai berikut: Pemanfaatan: Data kelompok umur sangat penting dalam pengurangan risiko bencana. Melalui data ini, desa bisa mengetahui penduduk rentan bencana berdasarkan usia, yaitu kelompok balita dan lansia. Contoh: Dalam tabel diatas, jumlah penduduk desa 2.780 jiwa. Jumlah balita 199 jiwa (7,16 persen). Jumlah lansia 268 (9,64 persen). Jumlah balita dan lansia dibagi jumlah penduduk adalah prosentase warga rentan bencana berdasarkan kategori umur.

Balita (199) + Lansia (268) = 467 ------------------------------------------------------ = 16,8 %

Jumlah penduduk (2.780) 3.1.4. Data Penyandang Disabilitas Selain faktor usia, kelompok rentan dalam suatu desa juga bisa dilihat berdasarkan data penyandang disabilitas. SID memilah data penduduk penyandang disabilitas berdasarkan kategori; tuna daksa, tuna netra, tuna wicara, tuna grahita, tuna rungu, tuna ganda dan sakit menahun.

Tabel 3. Data Pilah Berdasarkan Kelompok Umur

Page 63: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>42

Dalam data di atas, jumlah keluarga dengan penyandang disabilitas sebanyak 22. Dalam pengurangan risiko bencana, 22 KK ini perlu mendapatkan perhatian khusus karena memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana. 3.1.5. Data Golongan Darah Data golongan darah diperlukan untuk mempercepat proses identifikasi jenis golongan darah untuk keperluan donor darah bagi korban yang memerlukan. Pemanfaatan: Data golongan darah bisa dimanfaatkan untuk mencari ketersediaan donor darah

Gambar 4. Contoh Data Penyandang Disabilitas

Tabel 4. Tabel Penduduk Cacat Fisik

Tabel 5. Tabel Data Golongan Darah

Page 64: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>43

yang berasal dari warga terdekat. Jika ada warga yang membutuhkan darah dalam situasi bencana, maka mereka akan lebih mudah dan cepat mendapatkan pertolongan oleh donor yang berasal dari tetangga mereka sendiri, dibandingkan jika harus melalui jalur rumah sakit atau Palang Merah Indonesia (PMI) kota/ kabupaten. 3.1.6. Data Pekerjaan dan Keahlian Data pekerjaan berguna untuk mengenali jenis-jenis pekerjaan yang memiliki tingkat risiko terhadap ancaman bencana di suatu wilayah. Data pekerjaan juga penting untuk menilai kerugian jika terjadi bencana. Data pekerjaan penduduk dalam SID kategorikan berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri. Jenis pekerjaan ditampilkan secara berurutan berdasarkan jumlah terbanyak. Dalam tabel di atas, jumlah penduduk yang pekerjaannya petani sebanyak 1.274 (23.62%), belum bekerja 1.156 (21,44%) dan seterusnya.

Tabel 6. Tabel Data Pekerjaan Dan Keahlian

Page 65: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>44

Pemanfaatan: 1. Dalam pengurangan risiko bencana, data tentang pekerjaan penduduk sangat

penting. Dalam tahap pra bencana, jenis pekerjaan bisa digunakan oleh desa untuk merancang program untuk melindungi kelangsungan pekerjaan warganya dengan skala prioritas bedasar jumlah. Contoh: Jenis pekerjaan penduduk pada desa di atas sebagian besar petani/ pekebun. Desa sebaiknya mengupayakan keberlanjutan pertanian, termasuk menyiapkan antisipasi gangguan atas pertanian jika terjadi bencana.

2. Data pekerjaan penduduk juga berguna untuk memetakan keahlian penduduk yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung sumberdaya desa dalam pengurangan risiko bencana. Contoh: Desa di atas terdapat beberapa penduduk yang pekerjaan atau keahliannya berguna untuk penanganan bencana. Sebanyak 75 orang tukang kayu, 52 orang tukang batu. Keahlian mereka sangat diperlukan dalam masa tanggap darurat maupun paska bencana (rekonstruksi). Ada 4 orang dokter yang keahliannya sangat diperlukan dalam masa tanggap darurat.

3.1.7. Data Pendidikan

Data pendidikan digunakan untuk mengetahui tingkat pendidikan yang dicapai oleh warga di sebuah desa. Dalam konteks bencana, data ini juga bisa dimanfaatkan untuk memperkirakan kebutuhan sarana pendidikan (kelas, guru, seragam, alat tulis) bagi warga jika terjadi situasi darurat.

Page 66: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>45

Pemanfaatan: Data pendidikan yang memuat jumlah warga yang sedang sekolah pada tingkat tertentu berguna untuk menyiapkan sarana pendidikan jika terjadi situasi darurat. Contoh: Desa dalam contoh di atas, terdapat 1.030 siswa Sekolah Dasar (SD), 468 di kelompok bermain dan Taman Kanak-Kanak (TK), 232 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 199 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Dengan asumsi setiap kelas menampung 40 orang dan membutuhkan satu orang guru, maka diperlukan 1.030: 40= 25 ruang kelas dan 25 orang guru SD agar kegiatan belajar mengajar tidak terganggu saat terjadi bencana. 3.1.8. Data Permukiman

Data permukiman warga dalam SID digambarkan di atas peta tematik. Dengan peta tematik ini setiap rumah warga bisa ditampilkan, disertai dengan rincian data lain yang melekat pada keluarga tersebut.

Tabel 7. Tabel Data Pendidikan

Page 67: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>46

Data permukiman warga ini juga disertai dengan data fisik rumah warga yang memuat ukuran, jenis material dan status kepemilikan.

Gambar 5. Tampilan Data Permukiman

Tabel 8. Tabel Keluarga Berdasarkan Kepemilikan Rumah

Tabel 9. Tabel Keluarga Aset Perumahan: Menurut Lantai

Tabel 10. Tabel Keluarga Aset Perumahan: Menurut Dinding

Page 68: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>47

Pemanfaatan: Data fisik rumah warga bisa digunakan sebagai data dasar aset permukiman yang akan berguna saat menghitung kerusakan dan kerugian akibat bencana. Jika sebelum kejadian bencana telah ada data rumah warga, maka saat terjadi bencana tinggal dibandingkan dengan data kerusakan sehingga akan lebih cepat dan akurat dalam menghitung kebutuhan rekonstruksi. 3.1.9. Data Alat Transportasi dan Listrik Alternatif

SID dilengkapi dengan item data alat transportasi dan sumber listrik alternatif warga. Alat transportasi dan sumber listrik alternatif sangat diperlukan dalam penangulangan bencana, terutama di saat evakuasi dan tanggap darurat. Pemanfaatan: Data kepemilikan alat transportasi di suatu desa bisa digunakan untuk menghitung perbandingan antara jumlah warga yang perlu dipindahkan ke lokasi aman (evakuasi) dengan daya angkut yang tersedia. Pemanfaatan: Dalam kejadian bencana seringkali terjadi gangguan atau pemadaman sambungan listrik di lokasi bencana. Data sumber listrik alternatif di suatu desa bisa digunakan untuk menghitung perbandingan antara jumlah konsumsi listrik yang dibutuhkan dengan sumber listrik alternatif yang dimiliki oleh sebagian warga. Identifikasi terhadap pemilik sumber listrik alternatif juga akan mempermudah dan mempercepat mobilisasi peralatan dalam situasi darurat.

Tabel 11. Tabel Jumlah KK Yang Memiliki Alat Transportasi

Tabel 12. Tabel Jumlah KK Yang Memiliki Sumber Listrik Alternatif

Page 69: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>48

3.1.10. Data Nomor Telpon

Jumlah rata-rata pengguna telpon genggam saat ini di Indonesia sudah cukup tinggi. Sebagian besar warga mengAndalkan telpon genggam sebagai sarana komunikasi yang cukup efektif. SID menyediakan fungsi SMS gateway dan data nomor telpon yang diitegrasikan dengan basis data penduduk. Dalam penanggulangan bencana, sarana komunikasi ini bisa dimanfaatkan untuk banyak hal, misalnya; kampanye sadar bencana, peringatan dini dan penyebarluasan informasi penting lainnya. Pemanfaatan: Dengan pengintegrasian data nomor kontak ke basis data, pesan bisa dikirimkan kepada seluruh warga, atau hanya dikirimkan kepada sebagian warga yang relevan dengan informasi tersebut. Misalnya, untuk kebutuhan koordinasi, pesan hanya dikirim kepada pengurus forum PRB desa, untuk peringatan dini, pesan dikirim kepada seluruh warga dan seterusnya. 3.2. Data & Informasi Saat Bencana Saat terjadi bencana, ketersediaan data dan informasi yang cepat dan akurat sangat menentukan keberhasilan program-program tanggap darurat dan pemulihan awal. SID menyediakan fasilitas pengelolaan data dan informasi saat bencana yang terdiri dari 4 bagian, sebagai berikut: 1. Penyebarluasan Sistem Peringatan Dini 2. Mendukung Koordinasi 3. Data Korban 4. Pencarian Orang Hilang

Gambar 6. Daftar Kontak SMS Gateway

Page 70: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>49

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, data dan informasi pra bencana dalam SID akan diulas berikut bentuk pemanfaatan dan contohnya, di bawah ini: 3.2.1. Penyebarluasan Sistem Peringatan Dini Sistem peringatan dini sangat membantu warga dalam mengantisipas dan merespon kejadian bencana. Sistem peringatan dini bukan saja terkait dengan fungsi alat pendeteksi kejadian, namun juga terkait dengan cara penyebarluasan peringatan dini secara cepat dan menjangkau wilayah yang berisiko tinggi. SID menyediakan fasilitas SMS Gateway yang bisa digunakan untuk mendukung penyebarluasan informasi peringatan dini. Pemanfaatan: Informasi peringatan dini yang diterima oleh pengelola informasi desa bisa segera diteruskan kepada warga. Prioritas pengiriman bisa dilakukan dengan mengurutkan pengiriman pesan kepada warga di lokasi dengan tingkat risiko paling tinggi. Kemudian bisa dilanjutkan dengan kelompok warga lain yang tingkat risikonya lebih rendah. 3.2.2. Mendukung Koordinasi

Selain terhubung dengan basis data warga, data nomor telpon warga dalam SID bisa dikelompokkkan berdasarkan grup tertentu. Dalam konteks penanggulangan

Gambar 7. Fungsi SID Sebagai Penyebarluasan Peringatan Dini

Page 71: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>50

bencana, di suatu desa bisa dibuat grup yang memiliki peran dan fungsi spesifik. Dengan demikian jika dibutuhkan koordinasi secara cepat, informasi penting bisa dikirimkan kepada anggota grup yang terkait. Pemanfaatan: Misalnya dalam masa tanggap darurat, setiap anggota forum PRB desa akan mendapat kiriman SMS tentang perkembangan terkini. Setiap ketua RT akan mendapat informasi terkait wilayah masing-masing, setiap kepala keluarga akan mendapat informasi yang penting diketahui oleh seluruh anggota keluarga dan sebagainya. 3.2.3. Data Korban

Data korban yang aktual, rinci dan akurat menjadi syarat mutlak bagi pihak-pihak yang akan melakukan respon agar melakukan tindakan yang tepat di lapangan. SID dilengkapi dengan fungsi pengelolaan data korban. Data korban tersebut dipilah menjadi Data Pengungsi dan Data Penderita/ Terdampak. Data Pengungsi meliputi dipilah berdasarkan lokasi, jenis kelamin, kelompok umur dan kelompok rentan. Data korban/terdampak juga dipilah berdasarkan lokasi, jenis kelamin, kelompok umur dan kelompok rentan.

Tabel 13. Tabel Data Pengungsi

Tabel 14. Tabel Data Korban/ Terdampak

Page 72: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>51

Pemanfaatan: Data pengungsi dan penderita/ terdampak sangat diperlukan bagi pihak yang akan memberikan bantuan agar tepat sasaran. 3.2.4. Pencarian Orang Hilang

Dalam kejadian bencana yang memaksa warga berpindah dari tempat tinggalnya karena mengungsi, tak jarang antar anggota keluarga terpisah. Pencarian orang hilang sangat dibutuhkan sehingga bisa membantu mempertemukan antara pihak yang mencari dan yang dicari. SID menyediakan fasilitas pencarian orang hilang dengan teknologi SMS Gateway. Pemanfaatan: Warga yang mencari seseorang tinggal mengetikkan cari<spasi>nama orang yang dicari. Pihak yang menemukan seseorang tinggal mengetikkan temu<spasi>nama orang yang ditemukan. Data-data yang dikirimkan melalui SMS ini akan diterima oleh server, kemudian menjadi basis data pencarian orang hilang. 3.3. Data & Informasi Pasca Bencana Pasca bencana, ketersediaan data dan informasi sangat dibutuhkan untuk mendukung program-program rehabilitasi dan rekonstruksi. SID menyediakan fasilitas pengelolaan data dan informasi pasca bencana yang terdiri dari 4 bagian, sebagai berikut:

Gambar 8. Informasi Anggota Keluarga

Page 73: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>52

1. Data Kerusakan 2. Penilaian Kerugian 3. Program Rehabilitasi & Rekonstruksi 4. Data Bantuan Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, data dan informasi pasca bencana dalam SID akan diulas berikut bentuk pemanfaatan dan contohnya, di bawah ini: 3.3.1. Data Kerusakan

Data kerusakan yang dikelola menggunakan SID memuat bidang permukiman, infrastruktur, ekonomi produktif dan sosial. Data kerusakan seluruh wilayah desa ini memuat jenis kerusakan, tingkat kerusakan dan jumlah kerusakan. Pemanfaatan: Data kerusakan bisa digunakan untuk menjadi dasar dalam merumuskan program-program rehabilitasi dan rekonstruksi bagi pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten/ provinsi/ pusat.

Tabel 15. Tabel Data Kerusakan

Page 74: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>53

3.3.2. Penilaian Kerugian

Data penilaian kerugian berguna untuk melihat dampak bencana terhadap kerugian warga maupun pemerintah desa. Penilaian kerugian ini memuat jenis, lokasi, rincian kerugian, asumsi penghitungan dan harga satuan. Pemanfaatan: Penilaian kerugian berguna untuk menyusun program rehabilitasi dan rekonstruksi bagi pemerintah desa maupun pemerintah Kabupaten/ Provinsi/ Nasional. 3.3.3. Data Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Informasi tentang program rehabilitasi dan rekonstruksi yang dijalankan di suatu desa, bisa dikelola menggunakan SID. Rencana kegiatan dan pendanaan bisa dibandingkan dengan realisasi program rehabilitasi dan rekonstruksi.

Tabel 16. Tabel Penilaian Kerugian

Tabel 17. Tabel Rencana Kegiatan dan Realisasi RR

Page 75: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>54

Pemanfaatan: Data rehabilitasi dan rekonstruksi bisa dimanfaatkan untuk melakukan pemantauan terhadap kegiatan dan pendanaan baik oleh pemerintah desa maupun warga. 3.3.4. Pengelolaan Dana

Pengelolaan dana bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi juga bisa dikelola melalui SID. Data ini berisi pihak pemberi bantuan, waktu penyerahan bantuan dan nilai bantuan. Dengan data ini, akan lebih mudah dilakukan pemantauan pengelolaan dana rehabilitasi dan rekonstruksi. Pemanfaatan: Data pengelolaan dana rehabilitasi dan rekonstruksi bisa dimanfaatkan untuk melakukan pemantauan terhadap kegiatan dan pendanaan baik oleh pemerintah desa maupun warga.

Tabel 18. Tabel Pengelolaan Dana RR

Page 76: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>55

BAB 4 PANDUAN INSTALASI DAN

PENGGUNAAN SID

4.1. Panduan Instalasi Yang perlu dipersiapkan untuk memasang Sistem Informasi Desa, dari spesifikasi komputer peralatan hardware maupun software adalah sebagai berikut: Kebutuhan hardware: Personal komputer dengan spesifikasi minimal: Intel Pentium/ Celeron Family/ AMD K6/ Athlon/ Duron

Family atau processor yang kompatibel 233-MHz minimum yang diperlukan untuk processornya RAM 512 MB. Bisa juga dengan RAM 256 MB tapi

kemungkinan kinerja dan beberapa fitur terbatasi 40 GB Ruang Hard disk Super VGA (800x600) atau resolusi yang lebih tinggi

Keyboard dan mouse yang kompatibel Setelah kebutuhan hardware diatas terpenuhi, yang dipersiapkan selanjutnya adalah software. Maupun sistem operasi, SID dirancang untuk bisa digunakan pada semua sistem operasi baik itu yang berbayar seperti windows, MAC maupun yang opensource linux dan lain-lain. Sistem Operasi: Windows xp, Windows 7, Windows Vista, Windows 8 dan lain-lain Linux Ubuntu, Mint, CentOS, OpenSUSE, Arch, Fedora, Sabayon, Mageia, ROSA dan

lain-lain MAC OS X Hampir dapat berjalan pada semua sistem operasi, software dikembangkan dengan bahasa pemrograman berbasis internet atau bisa disebut web based. Dan dijalankan dengan memanfaatkan web browser. Kebutuhan program: Web Server OS Windows : AppServ, Wamp, Vertrigo, Easyphp, XAMPP dll. Web Server OS Linux : Lamp, Apache, Nginx, lighttpd dll

Page 77: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>56

Beberapa aplikasi web service yang berjalan pada sistem operasi windows sudah dilengkapi dengan PHP dan MySQL untuk kebutuhan jalannya program, jadi tidak perlu menambah aplikasi lain selain yang diatas. Batasan diatas adalah batasan minimum pada sistem, artinya dengan batasan diatas sistem sudah bisa dijalankan meskipun kecepatan dan performa kurang maksimal untuk dipakai dalam bekerja. jika menginginkan performa lebih tinggi bisa menambahkan dari batasan diatas. Perlengkapan tambahan selanjutnya dalam hardware adalah adanya modem sms dan wireless LAN.

Modem SMS Modem sms ini digunakan untuk menyambungkan fungsi SID SMS GATEWAY agar dapat bekerja. Wireless LAN Sedangkan wireless LAN digunakan untuk menghubungkan beberapa komputer dalam satu jaringan apabila ada kebutuhan integrasi inputing data masal kedalam sistem.

Modem yang kompatibel dengan sistem, bisa dilihat pada http:/ / wammu.eu/ phones/ 4.2. Tutorial Installasi Software 4.2.1. Untuk Windows 4.2.1.1. Download dan Install XAMPP

Download web service, dapat menggunakan XAMPP maupun yang lain. Namun dalam tutorial ini lebih mudah memakai software yang umum digunakan. XAMPP adalah sebuah software yang fungsinya menjadikan komputer sebagai server. Dalam menginstall Software, diperlukan adanya server ini untuk membaca/ memanggil script php. Kunjungi www.apachefriends.org dan dapatkan softwarenya. http:/ / www.apachefriends.org/ en/ XAMPP-windows.html Setelah proses download berhasil, yang kemudian dilakukan adalah menginstal XAMPP. Dengan cara tekan klik dua kali pada file hasil download untuk mengeksekusi program. XAMPP-win32-1.8.1-VC9-installer.exe

Page 78: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>57

Ikuti petunjuk installasi dengan menekan tombol Next, hingga proses installasi selesai dijalankan. 4.2.1.2. Menjalankan XAMPP Setelah instalasi selesai dijalankan, selanjutnya XAMPP akan menanyakan apakah ingin membuka kontrol panel sekarang? Pilih “Yes”, kemudian pilih service yang ingin dijalankan. Tidak perlu semua service berjalan. Hanya cek sesuai kebutuhan sistem: Apache dan MySQL Pilih tombol start untuk Apache dan MySQL, Pada saat mengaktifkan, akan muncul Windows Firewall yang memblokir jalannya service. Klik pada “unblock” menu tersebut supaya Apache dan MySQL bisa jalan.

Gambar 9. Install XAMPP

Gambar 10. Menjalankan XAMPP

Page 79: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>58

4.2.1.3. Membuka Web Browser (Mozilla/ Chrome/ Internet Explorer) Setelah selesai menginstall XAMPP, buka browser (mozilla firefox, chrome, opera, Internet Explorer, dll) dan ketikkan “localhost” tanpa Anda petik pada tab browser. Apabila sukses, maka akan muncul layar seperti berikut: 4.2.1.4. Install SID (Sistem Informasi Desa) Menginstall SID (Sistem Informasi Desa), Setelah XAMPP berjalan dengan lancar dan web browser Anda dapat menampilkan halaman antar muka XAMPP. Yang perlu dilakukan kemudian adalah: 1. Mempersiapkan master aplikasi SID 2. Konfigurasi tabel database 3. Install SID dengan web browser Master Aplikasi SID ada dalam CD Aplikasi maupun dalam file yang telah di copy ke komputer. SID (Sistem Informasi Desa) SID-3.0-combine.zip atau dapat didownload pada www.lumbungkomunitas.net

Gambar 11. Membuka Web Browser

Gambar 12. Install SID

Page 80: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>59

Tekan tombol Explore pada pengaturan XAMPP diatas, copykan master SID kedalam folder htdoc/ dan kemudian ekstrak file SID-3.0-combine.zip. klik kanan, pilih menu ekstrak disini atau extract here. kembali ke browser “localhost” tadi. Setelah memilih menu “English”, maka akan muncul berbagai menu. Pilih phpMyAdmin. Maka akan muncul layar seperti ini: Isi kotak “create new database” dengan kata “SID” tanpa Anda petik seperti pada gambar dan klik “create” yang ada di sebelahnya. Setelah sukses, akan muncul layar:

Gambar 13. phpMyAdmin

Gambar 14. Server: localhost

Page 81: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>60

Setelah database terbuat, yang selanjutnya dilakukan adalah menjalankan integrasi antara software SID dengan database. Ingatlah nama database yang telah dibuat bersama dengan passwordnya ketika telah diberikan password. Sebab pengaturan ini akan digunakan pada langkah install selanjutnya. Buka web browser dan ketikkan localhost, tampilan halaman installasi akan muncul seperti dibawah ini: Ini adalah halaman install dari SID, tekan tombol next untuk melanjutkan installasi. Keterangan detail dari proses pertahapan ada dalam petunjuk diatas. Yang perlu kita lakukan hanyalah mengikuti tiap-tiap langkah yang di butuhkan dengan benar. Berikutnya akan muncul lembar persetujuan tentang penggunaan software. Meskipun software ini bersifat opensource namun para pengembang software berharap semua pengguna memberikan umpan balik, hal ini di peruntukkan mendata seberapa bergunanya software untuk selalu dikembangkan keberadaannya.

Gambar 15. Database SID

Gambar 16. Tampilan Step 1 Instalasi SID

Page 82: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>61

Isikan setuju dan daftarkan lisensi resmi sistem informasi desa yang Anda pakai dengan mengikuti tautan. http:/ / lumbungkomunitas.net/ bergabung/ pendaftaran/ daftar-online/ Tidak dikenai biaya, hanya budaya permisi izin untuk menggunakan software.

Gambar 17. Tampilan Step 2 Instalasi SID

Page 83: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>62

Cek kelengkapan kebutuhan server, karena SID menggunakan web service maka ada hal-hal yang harus di persiapkan sebelum menjalankan proses installasi selanjutnya. 1. versi PHP 2. short open tag 3. register global 4. safe mode 5. upload max size 6. database MySQL

Kemungkinan besar ada beberapa pengaturan yang secara langsung telah sesuai dengan sistem, Anda OK merepresentasikan tidak ada masalah pada sistem. Ketika ada salah satu dari hal diatas belum terpenuhi, yang pertama dilakukan adalah cek manual ke dalam php.ini C:\Windows C:\Program Files (x86)\PHP\php.ini pastikan short open tag dalam mode “on”: cari kode short open tag dan ganti status off menjadi on short_open_tag = On dan upload max size, dalam value diatas 8 M. upload_max_size = 64M

Gambar 18. Tampilan Step 3 Instalasi SID

Page 84: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>63

Setelah perubahan dilakukan, kemudian restart Apache server yang ada di XAMPP panel. Lanjutkan installasi ketahap selanjutnya. Sistem installasi akan melihat apakah website URL telah sesuai dengan tempat instal untuk folder yang digunakan, ketika telah sesuai lanjutkan dengan menekan tombol next. Pengaturan diatas untuk menghubungkan antara software SID dengan database. Isikan sesuai dengan database yang telah dibuat pada phpmyadmin.

Gambar 19. Tampilan Step 4 Instalasi SID

Gambar 20. Tampilan Step 5 Instalasi SID

Page 85: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>64

Lanjutkan proses ketika tidak ada masalah pada pengaturan koneksi database. Disini sistem akan memasang tabel database, tunggu beberapa saat hingga loading telah selesai. Isikan username dan password. Akun tertinggi pada sistem diisikan ketika sistem ini dipasang. Akun ini yang akan digunakan untuk login kedalam akun administrator software. Ingat selalu, atau buat catatan untuk menyimpan kode password diatas.

Gambar 21. Tampilan Step 6 Instalasi SID

Gambar 22. Tampilan Step 7 Instalasi SID

Page 86: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>65

Software telah selesai dipasang dalam komputer. Yang perlu Anda lakukan adalah menggunakan user dan password. Untuk masuk dalam sistem. Ikuti tautan diatas, untuk melihat hasil instal program. Atau Anda dapat mengikuti dengan mengetikkan sendiri http:/ / localhost pada alamat web browser. http:/ / localhost/ index.php/ login untuk masuk dalam halaman administrator. 4.2.1.5. Memasang Modem Layanan SMS Gateway

Gammu adalah suatu open source project yang pada umum nya digunakan untuk membangun aplikasi SMS gateway. Sebelum memulai pastikan device yang Anda gunakan sudah di support oleh Gammu. 4.2.1.5.1. Download Gammu

http:/ / wammu.eu/ download/ gammu/ 1.29.92/ atau langsung menuju ke: http:/ / sourceforge.net/ projects/ gammu/ files/ gammu/ 1.29.92/ Gammu-1.29.92-Windows.exe Ekstrak folder hasil download ke drive C:\ dan rename foldernya agar lebih memudahkan kita ke depannya. C:/ Gammu-1.30

Gambar 23. Tampilan Step 8 Instalasi SID

Page 87: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>66

Terdapat 4 folder di dalamnya, yaitu: bin include lib share Untuk menjalankan Gammu yang kita perlukan hanya isi dari folder bin dimana terdapat program gammu dan file-file library yang diperlukan. 4.2.1.5.2. Konfigurasi Gammurc Program gammu memerlukan file gammurc untuk membaca konfigurasi yang diperlukan. Kita bisa ambil file contoh gammurc yang sudah disediakan di dalam folder share. C:\Gammu-1.30\share\doc\gammu\examples\config Copy file gammurc yang ada di folder config tersebut, lalu paste di folder bin. Buka file gammurc menggunakan text editor. Hanya ada 2 parameter penting yang harus di konfigurasi, yaitu device dan connection. Pastikan device yang Anda gunakan sudah terbaca oleh Windows, baik itu handphone atau modem. Untuk mengecek port berapa yang digunakan bisa ke Device Manager melalui Control Panel pada Windows 7. Untuk contoh di atas modem yang saya gunakan tedeteksi menggunakan COM5. Selanjutnya untuk connection bisa dilihat dari Gammu Phone Database, cari device yang Anda gunakan dan copy jenis connection nya. Berikut hasil akhir konfigurasi gammurc yang di gunakan: [gammu] device = com5: connection = at115200 ; Do not use model configuration unless you really need it ;model = 6110 ;synchronizetime = yes ;logfile = gammulog ;logformat = textall ;use_locking = yes ;gammuloc = gammu.us ;startinfo = yes

Page 88: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>67

;gammucoding = utf8 ;usephonedb = yes

4.2.1.5.3. Jalankan Gammu Buka command line tool, lalu pindah ke folder dimana Gammu terletak. Untuk pindah folder bisa menggunakan command cd letak folder cd C:\gammu-1.30\bin Untuk memastikan apakah konfigurasi yang dilakukan benar, kita bisa menggunakan command –identify gammu --identify Jika konfigurasi benar dan device terbaca oleh Gammu, maka akan keluar deskripsi dari Device tersebut seperti contoh gambar di bawah ini. Kalau ternyata belum benar maka cek kembali device dan connection nya. 4.2.2. Untuk Linux Debian masuk ke terminal dengan (ctrl + t) dan ketikkan sudo su masukkan pasword komputer apt-get install mysql-server mysql-client apt-get install apache2 apt-get install php5 libapache2-mod-php5 / etc/ init.d/ apache2 restart apt-cache search php5 apt-get install php5-mysql php5-curl php5-gd php5-idn php-pear php5-imagick php5-imap php5-mcrypt php5-memcache php5-ming php5-ps php5-pspell php5-recode php5-snmp php5-sqlite php5-tidy php5-xmlrpc php5-xsl

Page 89: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>68

apt-get install phpmyadmin Configure database for phpmyadmin with dbconfig-common? no Web server to reconfigure automatically: apache 2 pilih apache2 dengan menggunakan tombol spasi buka web browser dan ketikkan http:/ / localhost/ phpmyadmin username : root password : <password Anda> untuk mengaktifkan, menghentikan dan mengaktifkan kembali apache : sudo / etc/ init.d/ apache2 start #start apache sudo / etc/ init.d/ apache2 stop #stop apache sudo / etc/ init.d/ apache2 restart #restart apache cari file php.ini biasanya file diletakkan pada / etc/ php5/ apache2/ php.ini sudo gedit / etc/ php5/ apache2/ php.ini post_max_size = 10M upload_max_filesize = 10M short_tag_open = on / etc/ init.d/ apache2 restart sms gateway sudo apt-get install gammu gammu-smsd gammu-config gammu --identify lsusb & wvdialconf nano / etc/ gammu-smsdrc

Page 90: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>69

[gammu] port = / dev/ ttyUSB3 connection = at115200 [smsd] service = sql driver = native_mysql DeliveryReport = sms logfile = / etc/ smsdlog debuglevel = 1 PIN = 1234 commtimeout = 1 sendtimeout = 10 user = root password = 03htqtr4 pc = localhost database = sms_gw / etc/ init.d/ gammu-smsd start tail -f / var/ log/ smsdlog

4.3. Petunjuk Penggunaan SID

4.3.1. Login

Untuk mengakses halaman administrator Anda diminta memasukkan identitas dari akun pengguna dan kata sandi. Akun pengguna ini didapatkan dari proses installasi/ pemasangan software SID yang dilakukan sebelumnya. Terdapat 3 hak akses yang digunakan dalam SID. 1. Hak sebagai administrator (tingkatan tertinggi dari sistem)

Hak administrator mempunyai semua kewenangan dan kelengkapan penggunaan SID dan dengan akun sebagai administrator Anda dapat membuat akun-akun lain di bawah administrator atau setara dengan kekuatan administrator. Perlu diingat karena sistem ini nantinya akan menjadi rahasia dan memegang kendali pada data penduduk, jangan sampai Anda memberikan akun ini kepada siapa saja

Page 91: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>70

tanpa mendapatkan persetujuan dan dampingan dari Anda. Data dasar penduduk merupakan rahasia yang dilindungi oleh Undang-Undang, apabila Anda membocorkan hal ini resiko terburuknya dapat terjerat dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Simpanlah dan jaga akun tersebut ketika Anda mendapatkannya, informasi yang ada didalamnya sangat berharga. Informasi dapat menjadi teman namun dapat juga menjadi bumerang ketika jatuh ketangan yang salah. Pada hak akses administrator, Anda mendapat keleluasaan untuk menghapus dan menghilangkan data sebagian atau keseluruhan, kehati-hatian dalam penggunaan sangat diperlukan. 2. Hak akses operator

Pada level yang kedua, sebagai operator data. Hak ini diberikan kepada seseorang yang akan bertindak sebagai pengaplikasi sistem. Dalam memenuhi kebutuhan harian untuk inputing data. Hak operator tidak dapat mengganti atau merubah data dasar, hanya bisa menjalankan proses inputing data. Ketika terjadi kesalahan pada data dan ingin memperbaiki data, harus dengan pelaporan kepada pengguna tertinggi dari sistem. Atau kepada administrator sistem. Operator lebih ringan dalam hal tersangkut dengan resiko hukum, sebab fungsinya yang terbatas. Operator bisa lebih longgar dalam menggunakan sistem. Pada level desa, operator dapat dipegang oleh pengurus desa atau orang yang diberi kuasa untuk menggunakan sistem. 3. Hak akses redaksi

Redaksi mempunyai hak akses mengatur dapur konten dari website. Redaksi dapat mengirim tulisan dan menampilkannya ke dalam website desa, ketika website telah dijalankan pada jaringan internet. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan. Redaksi memiliki peran penting dalam interaksi desa kepada publik, mengelola informasi yang butuh untuk disampaikan dari hasil pengelolaan kinerja desa, segi potensi dan kebutuhan warga dapat di jadikan momentum perubahan dan menyatukan warga.

Page 92: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>71

Yang pertama harus dilakukan untuk mengaplikasikan software adalah: 1. Lengkapi data dasar desa yang ada pada menu SID Home (informasi desa dan

manajemen pengurus) 2. Menu penduduk dimulai dengan mengisikan wilayah administratif desa, (Dusun, RT,

RW) 3. Ke menu pengguna dan buat akun dibawah administrator, (isikan siapa yang

berwenang sebagai operator) 4. Untuk mengisikan data warga desa, masuk ke keluarga dan isikan kepala keluarga

baru kemudian anggota dari keluarga. (operator) 5. Penduduk pendatang di masukkan dari navigasi penduduk (tambah data

pendatang) (operator) Web Browser dengan kesupportan tinggi untuk aplikasi ini adalah mozilla firefox, namun Anda juga dapat menggunakan web browser lain apabila tidak menemukan mozilla. Seperti Opera, chrome, internet explorer dll. Bisa Anda dapatkan di: http:/ / www.mozilla.org/ Untuk login kedalam sistem ketikkan : localhost/ index.php/ siteman Maka akan muncul halaman login Admin. Masukkan userID dan password dengan benar lalu klik tombol login, setelah itu Anda akan dibawa masuk ke halaman pengolahan data SID. Sebelum lebih jauh membahas isi SID, lebih dahulu kita mengenal beberapa tombol yang terdapat dalam sistem informasi ini.

Gambar 24. Tampilan Login SID

Page 93: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>72

4.3.2. Pengenalan Tombol Menu utama

Tab navigasi

Tombol

Navigasi

Diatas merupakan keseluruhan pengaturan dari tombol hingga menu yang ada pada sistem. Memang kami membuatnya semudah mungkin untuk digunakan dan diaplikasikan. Harapannya orang yang baru mengenal sistem tidak dipusingkan dengan rumitnya navigasi. 4.3.3. Halaman Dasar Halaman dasar merupakan tampilan awal setelah administrator melakukan login. Pada halaman ini terdapat beberapa menu utama yaitu SID Home, Penduduk, Cetak Surat, Pengguna, SMS dan Admin Web. 4.3.3.1. SID Home Halaman yang digunakan untuk memasukkan informasi dasar desa, Pada halaman Home terdapat tab navigasi yaitu Informasi Desa, Manajemen Pengurus Desa.

Page 94: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>73

Informasi Desa Pada tab navigasi Informasi Desa, admin dapat menuliskan informasi- informasi data dasar seperti nama desa, nama kepala desa, NIP kepala desa, kantor/ wilayah desa, nama kecamatan, nama camat, NIP camat, nama kabupaten, nama provinsi dan logo. Setelah semua data tersebut terisi dengan lengkap, pilih tombol simpan untuk menyimpan. Untuk memasukkan atau menampilkan Logo pada halaman ini, admin dapat meng-upload dari file komputer dengan cara meng-klik tombol Browser. Kemudian pilih salah satu gambar yang akan di tampilkan sebagai logo desa lalu klik open dan klik tombol simpan untuk menampilkan logo dan menyimpan semua data yang telah terisi. Manajemen Pengurus Pada tab navigasi Manajemen Pengurus Desa terdapat data nama dan jabatan pengurus desa. Untuk mengisi dan menambah data tersebut dengan cara, meng-klik tombol tambah pengurus data, kemudian lengkapi data-data pada form pengurus lalu klik simpan. Admin juga dapat mengedit dan menghapus data pengurus desa jika sudah tidak ada dalam daftar kepengurusan desa dengan cara, mark atau Andai beberapa data yang akan diapus lalu klik tombol delete data, atau langsung klik icon

Gambar 25. Tampilan SID Home

Page 95: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>74

delete data yang terdapat pada kolom aksi untuk menghapus data nama pengurus. Jika admin ingin mencari data nama pengurus desa dengan cepat, admin dapat mencarinya dengan menuliskan nama pengurus desa pada tombol search. Dan klik edit data pada icon edit jika ingin mengubah data nama pengurus desa. SID 3.0 Sedangkan pada menu SID 3.0, admin akan mendapatkan informasi- informasi seputar SID. 4.3.3.2. Penduduk

Inti dari data SID ada pada menu kependudukan, kualitas data yang ada didesa dibuat dengan dinamika yang cepat. Awal mula data ini diambilkan dari data dasar kartu keluarga, kemudian mulai melengkapi dengan kondisi yang sebenarnya di desa. SID dirancang untuk menangkap dinamisasi data penduduk. Pindah penduduk, lahir, mati, hilang dan perubahan pada data keluarga yang tiap saat berubah. Sistem ini akan meninggalkan data lama dan akan selalu meminta update dari keadaan yang sebenarnya. Admin dapat menyimpan data-data kependudukan dan beberapa laporan, sehingga akan mempermudah dalam mengumpulkan sebuah data dan membuat laporan. Dalam SID membuat tiga pembagian tipe penduduk, yang dipecah dari dua tipe. Dua

Gambar 26. Menu Penduduk

Page 96: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>75

tipe ini adalah: 1. Penduduk asli/ asal: penduduk yang mempunyai alamat dan KK dari desa 2. Penduduk pendatang: penduduk yang bertempat didesa namun tidak mempunyai

KK, hanyalah penduduk pendatang (bisa bekerja di desa tersebut, bisa pelajar yang sedang menempuh pendidikan, bisa juga orang yang kebetulan pindah)

Kemudian penduduk asli dalam SID dicabangkan lagi menjadi dua: 1. Penduduk tetap 2. Penduduk tidak aktif

Jadilah ada tiga kriteria penduduk dalam desa: 1. Penduduk tetap: penduduk yang secara administrasi maupun fisik terdaftar dan

berdomisili di desa tersebut. 2. Penduduk tidak aktif: yang secara administrasi terdaftar dan berdomisili di desa

namun secara fisik tidak terdapat di desa. 3. Penduduk pendatang: yang secara fisik berada pada desa, namun secara

administrasi tidak terdaftar pada desa. Pembagian ke tiga data status penduduk ini dimaksudkan sebagai dasar pijakan ketika melakukan analisis di desa. 1. Data yang pertama dipakai ketika desa membutuhkan data penduduk yang sedang

tinggal di desanya: menggunakan gabungan antara penduduk tetap dan penduduk pendatang, karena kedua penduduk inilah yang statusnya sedang berada di desa. Ini digunakan sebagai data acuan untuk memetakan kondisi masyarakat desa, untuk rencana pembangunan desa dan untuk program-program kesejahteraan desa.

2. Data yang kedua dipakai untuk fungsi pengurusan administrasi desa, penduduk asli desa yang terdiri dari penduduk tetap dan penduduk tidak aktiflah yang dapat menggunakan pelayanan dari desa. Ini terhubung dengan aset-aset yang dimiliki penduduk asli desa. Data ini biasa digunakan untuk sensus penduduk.

Pemerintah desa, dalam data yang sesungguhnya tidak dapat mengakses penduduk pendatang yang bertempat tinggal secara fisik di desa. Penduduk pendatang ini bisa jadi banyak terdapat pada daerah desa, namun tidak tertampung secara resmi pada data desa. 4.3.3.2.1. Kependudukan

Pada menu tab navigasi kependudukan ini terdapat tiga navigasi yang terdiri dari Wilayah Administratif, Data Keluarga dan Data Penduduk.

Page 97: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>76

a. Wilayah Administratif Di sini admin dapat menyimpan wilayah administratif dusun secara rinci. Dan ketika admin membuka navigasi ini, admin akan masuk pada halaman wilayah adminiftratif dusun.

Mungkin tidak semua desa/ kelurahan runtut dalam hal struktur, ada beberapa desa yang tidak menggunakan RT, atau ada juga yang tidak menggunakan RW. Sistem ini telah didesain sedemikian rupa sehingga apabila ada desa yang tidak menggunakan struktur sesuai dengan wilayah administratif ini, dapat masuk pula dalam sistem.

Pada halaman ini administrator dapat mengisikan data nama-nama dusun sekaligus nama Kadus, RW, KK, jumlah jiwa dan jenis kelamin. Admin dapat mengisikan data-data tersebut dengan cara: Masuk ke halaman form manajemen wilayah melalui panel tambah data kemudian isi semua data dengan lengkap lalu simpan.

Admin juga dapat mengedit dan menghapus data tersebut yang terdapat pada kolom aksi di halaman ini. Dan jika admin ingin menghapus semua data, admin dapat menAndai atau mark semua data dan pilih panel delete data. Pada kolom aksi juga terdapat rincian sub wilayah, sehingga wilayah administratif dapat terlihat dengan lebih jelas. b. Data Keluarga Pada navigasi ini Anda dapat menyimpan data-data keluarga dengan lengkap dengan cara memilih tombol tambah data dan mengisikan nomor KK dan NIK atau nama kepala KK kemudian simpan. Inilah tampilan Data Keluarga setelah admin mengisi dan berhasil menyimpan data keluarga: Pada halaman ini admin juga dapat mengedit data, menghapus data, melihat rincian anggota keluarga dan menambah anggota keluarga dengan cara memilih icon- icon yang ada pada kolom aksi. c. Data Penduduk

Didalam navigasi Data Penduduk terdapat halaman Manajemen Penduduk dimana admin dapat mengatur dan menyimpan data- data penduduk dari mulai NIK, nama, nomor KK, alamat dan status kependudukan. Menu ini dibuat supaya admin akan

Page 98: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>77

lebih praktis didalam mencari sebuah data penduduk yang di perlukan. Dan admin akan mengetahui data-data sebuah dusun dari mulai berapa jumlah penduduknya, nama dusun, nama kadus, sekaligus jumlah penduduk laki-laki ataupun perempuan yang ada di dusun tersebut secara langsung hanya dengan membuka pada menu data penduduk ini. Halaman manajemen penduduk mempunyai kelengkapan tombol berikut:

Tombol Tambah data : untuk mengisi dan menambah data-data penduduk Tombol Delete data : untuk menghapus data mark atau Andai data yang akan di hapus Combo box : untuk mencari status data penduduk apakah penduduk asli atau pendatang Advanced search : untuk mencari data secara spesifik sesuai dengan nama, umur, dusun, dll. Tombol Clear : untuk menghentikan pencarian dan mengembalikan ke halaman sebelumnya Tombol Search : untuk mencari data sesuai nama penduduk

4.3.3.2.2. Laporan

Pada menu tab navigasi laporan ini terbagi menjadi dua bagian yaitu laporan dan statistik. a. Laporan bulanan

Menampilkan data mutasi yang berisi jumlah data penduduk, kelahiran, kematian, pendatang, pindah dan jumlah data akhir penduduk menurut rentang waktu yang di inginkan. Data-data untuk membuat atau melengkapi sebuah laporan bulanan sudah langsung masuk dari hasil pencetakan surat-surat, sehingga admin dapat langsung mencetak laporan bulanan tersebut. Berikut ini adalah contoh laporan bulanan Desa:

Data kelompok rentan Data ini mencakup data-data penduduk yang di anggap rentan berdasarkan kondisi dan kelompok umur, fisik, mental dan lain-lain. Data-data untuk membuat atau melengkapi sebuah data kelompok rentan sudah langsung masuk dari data kependudukan yang sudah di lengkapi sebelumnya, sehingga admin dapat langsung mencetak data kelompok rentan tersebut.

Page 99: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>78

b. Statistik Statistik penduduk berdasarkan: 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Status perkawinan 4. Agama 5. Jenis kelamin 6. Kelompok umur 7. Golongan darah

Pada menu navigasi penduduk terdapat halaman laporan statistik berdasarkan pendidikan. Disini admin juga dapat mencetak dan melihat grafik data seperti juga pada menu- menu navigasi yang lain.

Halaman laporan statistik berdasarkan pendidikan Tombol Cetak data: admin dapat mencetak data laporan untuk melaporkan data statistik pendidikan secara rinci Tombol Grafik data: admin dapat melihat data statistik dalam bentuk grafik

4.3.3.3. Surat Menyurat

Administrasi surat menyurat menjadi salah satu kegiatan yang memakan waktu lama, apabila dikerjakan secara manual. Salah satu kelebihan SID ada pada hal ini yaitu

Gambar 27. Contoh Statistik Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Page 100: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>79

mempermudah dan mempercepat layanan administrasi surat menyurat desa. Apabila urusan ini dapat dikerjakan dengan cepat dan akurat. Para pengurus desa dapat mengalihkan energinya untuk merancang pembangunan desa dan kebutuhan yang lain.

Pada Menu ini admin dapat mencetak beberapa surat dengan cepat, praktis dan efisien. Disini admin akan disajikan dengan dua sub menu yaitu cetak surat dan surat keluar. 4.3.3.3.1. Cetak Surat

Disini admin akan langsung masuk pada halaman Administrasi surat menyurat dan beberapa menu navigasi seperti berikut: 1. Surat keterangan penduduk 2. Surat keterangan kelakuan baik 3. Keterangan catatan kriminal 4. Keterangan pindah penduduk 5. Permohonan penduduk 6. Keterangan usaha 7. Permohonan akte lahir 8. Pernyataan akte lahir 9. Keterangan miskin 10. Keterangan Jamkesos 11. Keterangan kelahiran 12. Keterangan kematian

Gambar 28. Tampilan Surat Menyurat

Page 101: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>80

13. Keterangan untuk nikah (N-1) 14. Keterangan asal- usul (N-2) 15. Persetujuan mempelai (N-3) 16. Surat keterangan tentang orang tua (N-4) 17. Surat izin orang tua (N-5) 18. Surat keterangan Kematian suami/ istri (N-6)

Contoh surat keterangan penduduk Cara Kerja: 1. Klik menu navigasi Surat Keterangan Penduduk, setelah itu akan muncul halaman

form isian Surat Keterangan Pengantar seperti berikut. 2. Isikan NIK/ Nama dengan membuka kolom Combo Box lalu pilih No NIK dan

Nama yang diinginkan, maka tempat tanggal lahir, alamat, pendidikan dan warga negara/ agama akan langsung terisi.

3. Lengkapi kolom-kolom berikutnya seperti Nomor Surat, keterangan dan lain-lain. 4. Setelah selesai pilih tombol cetak, maka akan tampil halaman seperti berikut.

4.3.3.3.2. Surat Keluar a. Surat Keluar Dengan adanya menu navigasi surat keluar ini, akan memudahkan administrator untuk mengatur surat- surat yang keluar seperti Surat keterangan penduduk, Surat keterangan Kelakuan Baik, Surat keterangan penduduk dan lain sebagainya. Pada tab navigasi ini, administrator akan masuk pada halaman management user seperti pada gambar berikut.

Gambar 29. Pengelolaan Surat Menyurat

Page 102: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>81

Pada halaman ini, administrator dapat melihat atau mencari surat masuk atau keluar dengan hanya memilih tombol masuk atau keluar yang terdapat dalam kolom Combo box. Di sini admin juga dapat mengirimkan pesan kepada nomer tujuan yang di kehendaki. Sama halnya dengan yang ada pada menu SMS yang terdapat di dalam aplikasi SID.03 ini dengan cara: 1. Pilih tombol Tambah pesan baru 2. Isikan nomer tujuan 3. Tuliaskan pesaan yang akan di kirim pada kolom isi pesan,lalu 4. Pilih tombol sent untuk mengirim pesan Setelah Administrator mengirim pesan tersebut, secara otomatis akan masuk pada halaman Manajemen SMS yang terdapat di dalam menu SMS pada Aplikasi ini, sehingga admin dapat memanajemen SMS atau pesan- pesan tersebut secara langsung. b. Rekam surat perorangan Pada tab navigasi ini akan memudahkan admin untuk melihat data pengurusan surat- surat perseorangan. Jika admin memilih navigasi rekam surat perorangan ini, maka admin akan masuk pada halaman rekam surat perseorangan seperti gambar di bawah ini.

Pada halaman ini, admin dapat langsung melihat data pengurus perseorangan yang di inginkan hanya dengan cara menuliskan NIK/ Nama yang di inginkan pada kolom combo box atau langsung memilih tombol scroll kebawah yang terdapat dalam combo box. Contoh: Ketikkan nama WIYANA SUHADI lalu klik tombol enter pada keyboard, maka akan muncul halaman seperti gambar berikut ini.

Gambar 30. Rekan Surat Perseorangan

Page 103: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>82

c. Grafik surat keluar Pada navigasi grafik surat keluar ini, admin dapat melihat berapa banyak dan surat-surat apa saja yang keluar dalam bentuk grafik.

4.3.3.4. Pengguna Sistem Sebuah otoritas khusus yang memungkinkan pengguna untuk menyimpan mengedit maupun menampilkan fasilitas dalam sistem.

Gambar 30. Grafik Surat Keluar

Gambar 31. Pengeloaan Pengguna Sistem

Page 104: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>83

Menu ini adalah menu manajemen user, dimana admin dapat menambahkan Administrator baru, Operator baru ataupun Redaksi baru. Setelah admin membuka menu ini, admin akan langsung masuk pada halaman Manajemen User seperti gambar berikut ini: Tambah user baru : untuk menambahkan administrator, operator dan redaksi yang baru. Tombol delete data : untuk menghapus data administrator, operator, ataupun redaksi. Combo box : untuk mencari kelompok group yang di inginkan, apakah itu administrator, operator atau redaksi. Form search : kolom untuk mengisikan nama pengguna / user name yang akan di cari. Tombol search : tombol pencarian. Berikut adalah cara kerja untuk menambahkan Administrator, Operator ataupun Redaksi baru: 1. Klik tombol Tambah User Baru, maka akan tampil halaman form manajemen user 2. Pilih group yang akan di tambahkan, lalu lengkapi kolom- kolom berikutnya 3. Setelah selesai klik tombol simpan

Jika belum memiliki email ataupun tidak ada foto yang akan ditampilkan, admin tetap dapat menyimpannya dan dapat mengeditnya di lain waktu. Admin juga dapat mengedit data, menghapus data dan melakukan aktifasi user atau menon-aktifkan user dengan memilih icon- icon pada kolom aksi yang terdapat pada halaman manajemen user tersebut.

4.3.3.5. SMS Gateway Sms gateway sistem IOD (Info on Demand), menerima sms dari penduduk pada nomor kartu aktif dengan format yang telah ditentukan. Sms tersebut dimasukkan kedalam database. Dalam database sms dapat dipetakan untuk balasan sms langsung dari template atau akan diabaikan. Pengorganisasian SMS desa untuk segala keperluan desa. Desa pun dengan mudah bisa menginformasikan pengumuman kepada warga lewat sms masalnya.

Page 105: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>84

Menu ini adalah menu dimana admin dapat mengirimkan sebuah pesan kepada nomer tujuan yang diinginkan seperti layaknya mengirim sebuah pesan melalui handphone. Bedaya adalah jika ini melalui aplikasi SID 3.0 dan tampilannya lebih menyerupai sebuah tampilan pesan yang terdapat pada e-mail. Didalam menu ini terdapat 4 tab navigasi yaitu:

4.3.3.5.1. SMS

Pada tab navigasi ini, admin dapat melihat kotak masuk, menuliskan pesan baru, melihat pesan terkirim ataupun yang tertunda.

a. Kotak masuk

Pada navigasi ini admin dapat melihat beberapa pesan yang masuk lengkap dengan informasi No (disesuaikan dengan waktu penerimaan, kolom aksi (untuk melihat dan menghapus pesan masuk), Nama pengirimnya, No. Hp, Isi pesan (dalam short form) dan waktu penerimaan pesan. Selain melihat dan mengontrol pesan- pesan yang masuk, admin juga dapat langsung menuliskan pesan baru dengan memilih tombol tulis pesan baru yang terdapat pada halaman ini.

b. Pesan baru Ketika admin memilih navigasi ini, admin akan langsung masuk pada halaman penulisan pesan baru atau broadcast pesan. Pada halaman ini baik nama, no hp, isi pesan dan waktu dikirimnya pesan terseut tersimpan dengan rinci.

Gambar 32. Menu SMS

Page 106: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>85

c. Berita terkirim Pesan-pesan yang telah berhasil dikirimkan akan masuk pada halaman berita terkirim secara detail dan rinci. Pada halaman ini admin juga dapat langsung menuliskan pesan baru ataupun menghapus pesan-pesan yang sudah terkirim tersebut. d. Pesan tertunda Pada navigasi ini terdapat halaman yang akan menyimpan semua pesan-pesan yang tidak atau belum terkirim, seperti pada gambar berikut ini.

4.3.3.5.2. Pengaturan SMS

Tab navigasi pengaturan SMS ini akan sangat membantu admin dalam memanajemen SMS yang akan di kirim, atau yang sudah terkirim, seperti halnya yang ada pada telephone genggam yang biasa disebut dengan pengaturan pesa. Diantara pengaturan yang ada pada tab navigasi ini adalah:

4.3.3.5.3. Kontak Tab navigasi kontak ini akan memberikan informasi kontak dalam bentuk daftar ataupu grup. Sehingga akan memudahkan admin ketika ingin melihat kontak masuk ataupun kontak yang keluar.

Gambar 33. Pesan Tertunda

Gambar 34. Halaman Tab Navigasi Kontak

Page 107: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>86

a. Daftar kontak Pada tab navigasi ini berisikan pengelompokan daftar kontak berdasarkan kontak masuk dan kontak keluar. Ketika admin ingin melihat kontak masuk dengan memilih tombol masuk atau keluar yang ada pada kolom combo box, maka admin akan langsung kembali pada halaman yang ada pada navigasi kotak masuk didalam tab navigasi SMS.

b. Group kontak Berisikan pengkategorian dari grup yang ada dalam kontak. 4.3.3.6. Website Desa Aplikasi data CMS (Content Management Sistem) desa, Manajemen konten pada website SID. Pada dasarnya ini digunakan untuk menampilkan data statistik desa berupa data chart, daftar rekam dari penduduk dan keluarga. Sebagai tambahan kelengkapan isi website dilengkapi konten dan kategori kontent yang melekat untuk penulisan berita desa. Sebagai pengaturan web yang lain ditambahkan galeri foto desa. Menu Admin Web ini adalah menu untuk mengatur isi dan apasaja yang akan ditampilkan didalam web SID ini sekaligus mengatur tampilanya. Pada menu ini terdapat lima tab navigasi yaitu:

Gambar 35. Halaman Web Site Desa

Page 108: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>87

4.3.3.6.1. Artikel

Pada tab navigasi artikel ini terdapat beberapa navigasi kategori artikel seperti berita, agenda, potensi, produk desa, halaman statis, follow, tambah kategori dan headline. Ketika admin memilih navigasi berita, maka admin akan masuk pada halaman manajemen berita yang berisikan judul-judul berita, keterangan waktu posting dan tombol untuk menghapus berita atau tombol untuk membuat berita baru. Pada halaman ini admin dapat menambahkan berita baru yang akan ditampilkan pada halaman web dengan cara pilih tombol tambah berita baru kemudian tuliskan judul dan isi berita lalu pilih tombol simpan. Jika admin ingin merubah atau mengedit berita yang sudah ada, admin dapat memilih icon edit data yang terdapat didalam kolom aksi. Kemudian akan tampil halaman seperti berikut. Ketika isi berita atau judul berita sudah selesai di edit, pilih tombol simpan yang terdapat di pojok kanan pada halaman ini untuk menyimpan perubahan. Dan jika adimin ingin menghapus data berita, admin dapat mark atau menAndai berita pada kolom yang sudah disediakan atau langsung memilih icon edit data yang terdapat didalam kolom aksi. Selain mengedit gan menghapus berita, pada halaman ini admin juga dapat mengatur status enable atau disable berita dan menjadikan suatu berita menjadi headline news. Admin juga dapat menggunakan tombol search untuk mencari judul yang akan di edit atau di hapus dengan mengisikan nama salah satu judul pada kolom search. Kemudian untuk mengoprasikan, mengatur ataupun memanajemen agenda, potensi, produk desa, halaman statis dan follow sama seperti manajemen berita diatas. Sedangkan untuk menambahkan kategori, admin dapat memilih navigasi tambah kategori kemudian akan muncul halaman tambah kategori, berupa form isian nama dari kategori.

4.3.3.6.2. Menu Pada tab navigasi ini, admin dapat mengatur posisi menu-menu yang akan ditampilkan didalam web.

Page 109: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>88

4.3.3.6.3. Komentar

Tab navigasi ini berfungsi untuk memanajemen komentar, sehingga admin dapat menghapus komentar-komentar yang tidak sesuai.

4.3.3.6.4. Gallery

Disini admin dapat meng-upload gambar-gambar yang akan di tampilkan didalam web dengan cara pilih tombol tambah gambar baru yang ada dihalaman manajemen gallery pada tab navigasi ini. Kemudian akan tampil halaman form manajemen gallery.

Isikan nama dan browsing atau upload gambar kemudian pilih tombol simpan.

4.3.3.6.5. Slide Fungsi tab navigasi slide ini fungsinya hampir sama dengan tab navigasi gallery. Hanya saja tampilan pada webnya berbeda yaitu gambar akan di tampilkan dalam bentuk slide.

Gambar 36. Halaman Tab Navigasi Menu Web Site Desa

Page 110: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 2: SISTEM INFORMASI DESA

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>89

DAFTAR PUSTAKA Ambar Sari Dewi (2010), “Membangun Sistem Informasi Desa”,. Yogyakarta: Combine

Resource Institution. AusAID, OXFAM, IDEA (2012), “Modul 04: Integrasi RAM-PRB dalam Perencanaan

Pembangunan”. Seri Pelatihan Tata Kelola Pengurangan Resiko Bencana. Yogyakarta.

BNPB, BPPTKG, PSMB UPN “Veteran”, Pasag Merapi (2012), “Buku Wajib Latih Penanggulangan Bencana Lahar Hujan Gunungapi Merapi”,. Yogyakarta.

Donny B.U, (2004), “Fakta & Kondisi e-Government di Indonesia”. Paparan Seminar Teknologi Informasi: Solusi Permasalahan Social Engineering dalam penerapan E-Government. Bandung: 9 Maret 2004.

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa Ranggoaini Jahja dkk (2012), “Sistem Informasi Desa: Sistem informasi dan Data untuk

Pembaharuan”,. Yogyakarta. Combine Resource Institution. Wau, Wilhem (2012), “Sistem Informasi Desa: Mengelola Sumber Daya Lokal untuk

Kemandirian Desa”,. Yogyakarta: Combine Resource Institution. http://kumoro.staff.ugm.ac.id/?act=daftar&id=18&mulai=10 http://www.aptel.depkominfo.go.id/content/view/103/27//

TENTANG PENULIS

AKHMAD NASIR. Salah satu penggiat COMBINE Resource Institution sejak 2001 sampai dengan 2012. Pernah menjabat sebagai Direktur COMBINE Resource Institution. Bersama sejumlah pegiat radio komunitas di Merapi merintis Jaringan Informasi Lingkar Merapi (Jalin Merapi) pada April 2006. Saat erupsi Merapi 2010 berperan sebagai Koordinator Media Center Jalin Merapi. Koordinator Media Center “Saksi Gempa” paska gempa Bantul-Klaten, 2006. Koordinator “Aceh Emergency Radio Network” (AERNet) paska Tsunami Aceh, 2005. Menjadi salah satu pendiri dan pengelola media komunitas Desa Timbulharjo “Angkringan” pada tahun 2000. Semasa kuliah aktif di Tabloid Mahasiswa “Bulaksumur”, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Page 111: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad
Page 112: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

Bagian 3:AUDIT SOSIAL

Page 113: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 90

BAB I

AUDIT SOSIAL SEBAGAI BAGIAN DARI AKUNTABILITAS SOSIAL

ransparansi dan akuntabilitas dana bencana bukan hal yang baru bagi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya. Pengalaman gempa bumi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah tahun 2006 memberi pelajaran

berharga untuk mendorong proses transparansi masyarakat apabila terjadi bencana. Rekapitulasi dana tanggap darurat penanganan gempa bumi di wilayah DIY dan Jawa Tengah per 22 Juni 2006 di pampang di salah satu koran lokal yang bisa diakses oleh warga penyintas1 maupun bukan. Bukan hanya dana yang berasal dari pemerintah saja, namun juga dana yang berasal dari non pemerintah (pihak ketiga) juga dipublikasikan secara jelas di tempat-tempat strategis agar mudah dibaca oleh banyak pihak. Selain itu beberapa komunitas didorong untuk melakukan pencataan terhadap bantuan bencana (penerimaan dan distribusinya) sebagai laporan publik. Catatan yang tertib oleh masyarakat sebagai penerima manfaat atas bantuan yang mereka terima sangat penting untuk disandingkan dengan data yang ada pada pemerintah diatasnya atau pihak yang menyalurkan bantuan tersebut, baik yang berupa barang maupun uang. Seperti halnya pada pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pada sektor permukiman di Desa Sirahan, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, masyarakat tergerak untuk melakukan audit sosial. Semangat ini muncul karena warga penyintas mengetahui bahwa banyak kejanggalan dalam pelaksanaan relokasi, mulai dari pendataan calon penerima hunian tetap sampai dengan pengadaan barang. Sebelum warga melakukan audit sosial, masyarakat tidak mengetahui informasi kebijakan pembangunan hunian tetap bagi penyintas secara lengkap, sehingga hal ini berpotensi terjadinya penyimpangan oleh pihak tertentu demi kepentingan atau keuntungan pribadi. Beberapa warga yang mengetahui bahwa ada kejanggalan dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi juga tidak tahu harus berbuat apa, karena selain tidak mempunyai data dan informasi yang lengkap juga tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. 1 Penyintas dalam bahasa Inggris sering kita dengan dengan kata survivor adalah orang yang selamat dan mampu bertahan dari bencana.

T

Page 114: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 91

Pendalaman dan pengkajian terkait pembangunan hunian tetap dilakukan dengan pengamatan lapangan, wawancara dengan berbagai narasumber, mengumpulkan informasi dan dokumen-dokumen serta analisis data, kemudian diketahui bahwa banyak penyimpangan dalam pelaksanaan pembangunan hunian tetap. Adanya data calon penerima hunian tetap yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dikarenakan pendataan yang tidak partisipatif dan ada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan. Kemudian dengan tidak tersedianya tanah kas desa untuk lokasi pembangunan hunian tetap menimbulkan munculnya “makelar tanah” yang mengambil keuntungan dari jasa mencarikan lokasi untuk hunian tetap. Hal ini karena sebagian besar warga tidak mendapatkan informasi yang jelas tentang kebijakan dan mekanisme pembangunan hunian tetap, sehingga banyak calon penerima hunian tetap yang tidak tahu bahwa tanah lokasi pembangunan hunian tetap harus diusahakan oleh warga sendiri. Begitu juga dengan penyediaan bahan bangunan yang dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk memperoleh keuntungan pribadi. Hasil dari audit sosial, calon penerima hunian tetap yang sudah membentuk kelompok tidak terlibat secara langsung dalam proses penyediaan barang. Bahkan surat perjanjian penyediaan barang antara kelompok calon penghuni hunian tetap dengan penyedia barang tidak dimiliki oleh kelompok tersebut. Hal ini sangat membuka peluang penyelewengan terhadap penyediaan barang, karena masyarakat tidak mengetahui jumlah maupun kualitas barang yang seharusnya diterima oleh masyarakat. Dari audit sosial juga ditemukan bahwa beberapa harga bahan bangunan justru lebih rendah apabila masyarakat membeli sendiri. Padahal secara nalar apabila jumlah pembelian dalam jumlah banyak, harga barang akan lebih rendah atau ada potongan harga. Upaya masyarakat untuk melakukan audit sosial ini merupakan bagian dari pertanggungjawaban kepada publik terhadap pemenuhan hak dasar warga penyintas. Dengan adanya pemantauan oleh masyarakat sendiri kemudian menyadarkan berbagai pihak yang telah melakukan penyelewengan terhadap aturan yang berlaku, baik dari pihak pemerintah sendiri, masyarakat maupun lembaga non permerintah yang terlibat dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi. Salah satu kendala dalam melakukan audit sosial adalah keterbatasan ketersediaan dokumen perencanaan dan pelaksanaan. Seperti Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Erupsi Merapi 2011-2013 (untuk selanjutnya disebut Renaksi RR Merapi) yang tertuang dalam Peraturan Kepala BNPB nomor 5 tahun 2011 yang ditetapkan 1 Juli 2011. Dokumen ini akan banyak kita jumpai di media maya (internet). Dengan asumsi warga lebih paham internet dan hemat kertas maka Renaksi RR Merapi DIY – Jateng akan bisa didapati di media-media tersebut.

Page 115: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 92

Tidak mudah bagi warga penyintas Merapi untuk mendapatkan informasi ini secara lebih detail, karena selain masih sangat sedikit warga penyintas yang mempunyai ketrampilan dan kesempatan untuk membuka internet. Selain itu informasi yang dipublikasikan melalui dunia maya tidak sedetail seperti yang diharapkan oleh warga penyintas. Bahkan pemerintah desa-pun terkadang tidak mempunyai informasi maupun dokumen yang cukup terperinci atas informasi kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi. Lantas, kemana warga mencari informasi setiap ada program dan kegiatan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi Merapi. Ya, selain informasi sepotong-sepotong yang harus ditanyakan kepada pemerintah desa setempat saat dana itu turun, warga mendapat informasi itu dari media cetak yang kadang mereka beli.2 Tetapi sekali lagi tidak semua warga mempunyai kesempatan dan mampu untuk membeli surat kabar setiap saat. Untuk pemerintah daerah sebenarnya mempunyai banyak data dan informasi tentang rencana dan pelaksanaan RR Merapi, tetapi persoalannya adalah tidak semua data dan informasi tersebut bisa diakses atau disosialisasikan kepada masyarakat. Sebagai contoh Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Magelang tidak mau memberikan dokumen kesepakatan penyediaan bibit tanaman antara dinas dengan pihak ketiga. Kemudian sewaktu warga penyintas minta data calon penerima hunian tetap, ternyata data yang diberikan oleh BPBD Kabupaten Magelang bukanlah data yang terbaru. Hal inilah yang kemudian arus informasi tidak sampai ditingkat warga. 2 Hasil diskusi dengan salah satu warga Desa Kepuharjo, Kec. Cangkringan, Kab. Sleman saat pelatihan audit sosial, Januari 2013

Page 116: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 93

1.1. Informasi Yang Memadai Sebagai Prasyarat Akuntabilitas

Salah satu syarat agar setiap orang mengetahui informasi tentang Renaksi RR Merapi adalah adanya informasi yang memadai dan secara lengkap diperoleh oleh setiap pelaku RR, baik pemerintah, warga penyintas maupun para pihak ketiga yang terlibat didalamnya. Kenyataannya, masih terjadi ketimpangan/ asimetri informasi yang berbeda bagi setiap pemangku kepentingan yang ada. Pemerintah terutama propinsi dan kabupaten sekitar Merapi adalah pihak yang memiliki pengetahuan paling banyak tentang Renakasi RR Merapi. Selanjutnya adalah pihak ke-3, seperti lembaga non pemerintah, pihak swasta dan lain sebagainya, karena mempunyai akses yang lebih luas, maka mempunyai cukup informasi. Sedangkan warga penyintas yang merupakan sasaran atau penerima manfaat atas pelaksanaan RR Merapi, justru merupakan pihak yang paling sedikit mengetahui informasi tentang Renaksi RR Merapi.

Tribunnews.com - Selasa, 19 Juli 2011 19:39 WIBTRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif mengatakan dalam rapat rehabilitasi dan rekonstruksi Gunung Merapi di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (19/ 7/ 2011), juga disampaikan agar kebutuhan pendanaan tahun 2012 benar-benar disepakati dan dimasukkan dalam DIPA masing-masing kementerian. Sehingga setelah tahun 2011 ini berlalu maka DIPA tersebut bisa dilaksanakan melalui kementerian masing-masing. "Sekedar informasi, dalam UU tentang kebencanaan, itu disebutkan pada tahap rehab rekon itu dilaksanakan secara koordinatif. Artinya masing-masing kementerian akan mengajukan sesuai DIPA masing-masing. Dan ini yang sangat penting saya kira," ungkap Syamsul dalam jumpa pers di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (19/ 7/ 2011). Diberitakan sebelumnya, Syamsul mengatakan untuk tahun 2011 ini, BNPB menggelontorkan dana sebesar Rp 622 miliar untuk rehabilitasi dan rekonstruksi Gunung Merapi. Sementara kebutuhan dana untuk tiga tahun penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi, sesuai Keppres No 16/ 2011, sebesar Rp 1,3 triliun. Selain itu, Syamsul menyebutkan dari sektor perumahan telah disiapkan Kementerian Pekerjaan Umum melalui program Rekompak yang didapat dari dana yang masih tersisa dari Java Recontruction Fund. Sehingga, Syamsul menyatakan total dana untuk pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi Gunung Merapi pada tahun 2011 ini adalah sebesar Rp Rp 681 miliar. "Itu meliputi lima sektor yaitu sektor perumahan, infrastruktur, ekonomi produktif, sosial (pendidikan kesehatan), dan lintas sektor yang menyangkut pembangunan gedung-gedung perkantoran dan pemerintahan," katanya. Disinggung kecukupan dana untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pada tahun ini, Syamsul memastikan bahwa dana sebesar Rp 681 miliar, yang telah disiapkan pasti cukup. Pasalnya total dana kebutuhan sebesar Rp 1,3 triliun yang telah disebutkannya itu adalah untuk jangka waktu tiga tahun sejak 2011-2013.

Kotak 7. Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masuk DIPA

Page 117: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 94

Gambar diatas menunjukkan tingkat penguasaan informasi tentang Renaksi RR Merapi (Hasil diskusi dengan salah satu warga Desa Kepuharjo, Kec. Cangkringan, Kab. Sleman saat pelatihan audit sosial, Januari 2013). Data dibawah ini akan melengkapi informasi tentang pengetahuan warga penyintas atas program Renaksi RR Merapi.

Persentase warga yang mengetahui informasi tentang Renaksi RR Merapi berdasarkan informasi yang diperoleh saat audit sosial menunjukkan bahwa informasi tentang rumah/ fisik banyak diperhatikan oleh warga tetapi hanya sedikit perhatian apabila bantuan berupa ternak/ sapi.

Informasi tentang bantuan ternak untuk rumah tangga di Desa Wukirsari, Sleman

Informasi tentang pembangunan hunian tetap di Desa Sirahan, Magelang

Meski informasi adalah substansi dari transparansi dan akuntabilitas tetapi nyatanya masih terdapat ketimpangan. Untuk mengatasi ketimpangan itulah maka sosialisasi dokumen Renaksi RR Merapi merupakan salah satu alat akuntabilitas sosial yang harus

Pemerintah

Pihak ke 3

Masyarakat

11

172

6Ya

Tidak

TidakMenjawab

327

53

-

50

100

150

200

250

300

350

Ya

Tidak

Gambar 37. Tingkat penguasaan informasi tentang Renaksi RR Merapi

Kotak 8. Informasi Tentang Pengetahuan Warga Penyintas Atas Program Renaksi RR Merapi

Page 118: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 95

dilakukan oleh pemerintah. Akuntabilitas sosial akan terjadi apabila ada pertanggunggugatan dari pemerintah sebagai salah satu agen yang menjalankan fungsi negara. Negara yang menjalankan fungsinya untuk memenuhi hak-hak warga, termasuk didalamnya adalah hak para penyintas dalam situasi bencana. Akuntabilitas sosial menuntut adanya tanggungjawab (responsibility) dan penegakan (enforcement). Tanggungjawab pemerintah sebagai pemberi layanan publik ini diikuti dengan penegakan aturan apabila terjadi pelanggaran dari apa yang sudah disepakati dan ditentukan dalam aturan yang ada. 1.2. Ragam Akuntabilitas Sosial

Upaya mendorong akuntabilitas sosial dalam praktek-praktek dalam bernegara maupun administrasi pemerintahan antara lain: a. Political checks & balances dimana keberadaan eksekutif dan legislatif berada

dalam kerangka untuk saling melakukan kontrol dan penyeimbang agar tidak terjadi otoritarianisme3 dalam penyelenggaraan pemerintahan.

b. Adanya Kelembagaan BPK yang dimiliki oleh negara serta BPKP dan inspektorat yang dimiliki oleh pemerintah adalah kelembagaan yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem audit kinerja pemerintah.

c. Dalam pelaksanaan pemerintahan dilengkapi dengan sistem administrasi yang dituangkan dalam bentuk aturan (peraturan pemerintah, keputusan menteri dan SOP (Standard Operating Procedure) yang harus ditaati oleh setiap penyelenggara negara.

d. Penegakan hukum secara formal juga sudah disediakan baik kepolisian, kejaksaan, pengadilan maupun KPK. Sebagai lembaga hukum yang dibentuk oleh negara maka keberadaannya diperlukan untuk melakukan penegakan hukum.

e. Keberadaan lembaga quasi negara seperti komisi ombudsman sebagai simpul pengaduan atas layanan publik, komisi keterbukaan informasi publik untuk mengatasi sengketa informasi serta komisi-komisi lainnya yang mendukung proses dan mekanisme untuk mendorong akuntabilitas publik. Meskipun beragam mekanisme dibuat untuk mendorong akuntabilitas, tetapi kenyataannya aparatur negara masih dihadapkan pada sistem manajemen pemerintahan yang belum efisien dan lemah. Layanan publik yang diberikan kepada masyarakat terlalu panjang dan kadang berbelit sehingga pengguna layanan sering berseloroh ‘kalau memang bisa diperpanjang prosedurnya mengapa diperpendek/ dipangkas? kalau memang bisa dipersulit, mengapa dipermudah?’

3 Otoritarianisme atau paham otoriter adalah rezim politik yang ditandai dengan pemusatan kekuatan politik di tangan sekelompok kecil elit yang tidak

memberikan pertanggung-jawaban kepada masyarakat secara institusional. Paham ini tidak mengakui kebebasan sipil, kesetaraan dihadapan hukum dan penegakan hukum, kompetisi antar-partai dan lembaga perwakilan.

Page 119: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 96

Berbagai pengaduan maupun keluhan disampaikan masyarakat baik melalui media massa maupun langsung kepada unit/ kantor pelayanan publik. Kondisi ini merupakan salah satu indikasi bahwa sistem dan prosedur pelayanan masih belum berjalan dengan baik, pelayanan masih berbelit-belit, tidak transparan, kurang informatif, kurang akomodatif, kurang konsisten, sehingga tidak menjamin kepastian hukum, waktu dan biaya serta masih ada praktek pungutan tidak resmi. Sementara itu mekanisme-mekanisme akuntabilitas tradisional yang selama ini dijalankan tidak bisa menjangkau penyimpangan yang terjadi. Hak warga untuk mendapatkan barang maupun jasa seusai standar yang awalnya direncanakan dan dianggarkan oleh pemerintah tidak semuanya bisa terlaksana. Bahkan pada titik tertentu, aparatur mendorong masyarakat agar tidak transparan dan akuntabel apabila ada pengawas atau auditor datang padanya. Oleh karena itulah maka memperluas jangkauan dan mendorong mekanisme akuntabilitas secara horizontal, vertical maupun diagonal diperlukan untuk memungkinkan ada feedback mechanism (mekanisme umpan balik) dari warga sebagi pemangku hak dan negara (dalam hal ini pemerintah) sebagai pihak yang harus melakukan pemenuhan hak. Inilah yang disebut akuntabilitas sosial, salah satu praktek umpan balik yang dilakukan oleh warga. 1.3. Menggeser Paradigma

Pelayanan publik awalnya hanya didominasi pada upaya melakukan reformasi pada tata kelola pemerintahan, sehingga penyelesaian persoalan layanan publik yang tidak baik, tidak efektif dan tidak efisien serta berbelit-belit dan berbiaya mahal, selalu diselesaikan dengan cara-cara teknokratis atau swastanisasi. Persoalan ini didukung oleh para pendukung gagasan Reinventing Government yang dicetuskan oleh David Osborne dan Ted Gaebler (1992). Gagasan ini mengkritisi dan memperbaiki konsep-konsep dan teori-teori klasik tersebut untuk optimalisasi layanan publik sesuai dengan perkembangan di lingkungan birokrasi. Gagasan David Osborne dan Ted Gaebler tentang Reinventing Government tertuang dalam karyanya yang berjudul Reinventing Government: How the Entrepreneurial Spirit is Transforming the Publik Sector yang dipublikasikan pada tahun 1992 dan Banishing Bureaucracy: The Five Strategies for Reinventing Government, buku terakhir ini ditulis oleh David Osborne dan Peter Plastik yang dipublikasikan pada tahun 1997. Gagasan menghadirkan pihak swasta untuk memperbaiki layanan publik nampaknya bukan gagasan yang sepenuhnya patut diterima karena sejak awal, relasi layanan

Page 120: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 97

publik lebih berat pada relasi warga (citizen) dengan Negara (state), bukan relasi antara produsen dengan konsumen semata. Namun bukan berarti bahwa pihak swasta tidak mempunyai ruang untuk berpartisipasi dalam pemenuhan kebutuhan publik. Meski kedepan layanan publik yang cepat, tepat, efektif, efisien sangat diharapkan namun bukan berarti unsur partisipasi ditinggalkan. Atas dasar itulah maka rasa sebagai warga yang sangat membutuhkan negara untuk memberikan pelayanan terbaik patut menjadi satu paradigma untuk tidak sepenuhnya menyerahkan segala layanan publik kepada swasta. Atas dasar itulah maka Pusat Studi Politik Lokal/ Daerah (Polokda) UGM menawarkan upaya-upaya penguatan kemauan politik (strong political will) untuk mendorong karakter kepemimpinan yang kuat dalam melayani kebutuhan warga. Selain itu, komitmen perubahan dari pemimpin dan unit-unit penyedia layanan serta penataan kelembagaan dan penempatan staf yang tepat dan memadai agar bisa melayani warga sesuai dengan kebutuhannya. Untuk melengkapi komitmen itulah maka penguatan kapasitas warga untuk memberikan masukan/ feedback perlu dikukuhkan dalam mekanisme yang memungkinkan warga secara leluasa melakukan pengawasan layanan publik. Perlu ada upaya meyakinkan warga bahwa perubahan untuk layanan publik yang lebih baik bisa dimulai dari warga. Audit sosial menjadi salah satu alternatif menggeser paradigma bahwa pelayanan publik adalah dominasi pemerintah lalu bergeser ke perlunya menyerahkan kepada swasta dan terakhir memastikan warga bisa berpartisipasi untuk memperbaiki layanan.

Page 121: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 98

1.4. Pergeseran Upaya Perbaikan Layanan Publik

Melihat wacana pergeseran perbaikan layanan publik tersebut maka terdapat pergeseran yang patut di lihat kembali dan diupayakan untuk menjadi bahan renungan mengapa partisipasi publik menjadi bagian penting untuk layanan publik yang lebih baik.

Aspek Administrasi publik

model lama Administrasi publik

model baru Palayanan publik model

baru Dasar Teori politik Teori ekonomi Teori demokrasi Konsep kepentingan publik

Kepentingan publik adalah sesuatu yang didefinisikan secara politis (apa yang tercantum dalam aturan)

Kepentingan publik mewakili kepentingan individu

Kepentingan publik adalah hasil dialog bersama semua pihak tentang nilai sesungguhnya dari layanan publik

Bertanggungjawab kepada:

Client (konstituen) dan pemilih

Customer Warga Negara (citizen)

Peranan pemerintah Satu-satunya pelaku (pengayuh=rowing) / pemberi layanan publik

Menjadi pengarah (steering)

Negosiator dan elaborator berbagai kepentingan

akuntabilitas Menurut hierarkhi administrative

Kehendak pasar merupakan keinginan konsumen

Berbagai aspek: akuntabel pada hukum, nilai komunitas, norma politik, kepentingan warga

Sumber: diadopsi dari Denhart dan Denhart, 2000: hal 28 – 29

Dominasi Pemerintah :

bahwa pemerintah adalah satu-satunya pemberi

layanan publik maka apabila terjadi permasalahan maka

pemerintahlah yang bisa menyelesaikannnya

Swastanisasi :

Perbaikan layanan publik bisa dilakukan dengan

menyerahkan pola layanan publik kepada swasta

sehingga akan efektif dan efisien serta mampu

bersaing

Memperkuat Partisipasi:

Persoalan layanan publik akan dapat dinilai dan

didorong perbaikannya oleh semakin banyaknya warga

yang berpartisipasi

Gambar 38. Pergeseran Paradigma Pelayanan Publik

Tabel 19. Pergeseran Upaya Perbaikan Layanan Publik

Page 122: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 99

1.5. Prasyarat Akuntabilitas Sosial

Akuntabilitas sosial akan terwujud apabila: a. Didorong oleh partisipasi masyarakat dan kesepahaman antara warga

dengan negara (civic engangement) Partisipasi warga adalah syarat mutlak dalam upaya melibatkan warga bukan hanya dalam perencanaan pembangunan tetapi dalam pengawasan. Upaya mendorong warga untuk terlibat dalam pengawasan bukan hal yang mudah. Selama 32 tahun (1966-1988) tidak ada kebiasaaan politik warga untuk melakukan pengaduan/ complaint karena sifat negara yang represif. Kebiasaan inilah yang perlu dipecahkan dengan membangun kesadaran warga bahwa uang untuk membangun negara ini adalah uang warga. Kesadaran warga perlu diikuti dengan kesepahaman antara warga dengan negara bahwa mekanisme aduan/ complaint tersebut adalah mekanisme yang dibangun bersama untuk menumbuhkan saling mengawasi dan mengingatkan satu dengan yang lainnya. b. Warga maupun organisasi warga berpartisipasi secara langsung maupun

tidak langsung

Partisipasi langsung bisa dilakukan melalui forum deliberative4 atau pertemuan-pertemuan yang digelar oleh pemerintah. Selain itu langsung datang kepada pihak-pihak yang memberi layanan untuk mengadukan keluhan, sah dilakukan untuk membangun perbaikan layanan publik. Secara tidak langsung partisipasi dilakukan melalui saluran pengaduan melalui sms baik sms centre yang banyak disediakan oleh lembaga pelayan publik ataupun melalui SMS gateway yang dibangun oleh komisi ombudsman.5 Komisi inilah yang menjadi saluran keluhan warga kepada pelayan publik. Untuk mewujudkan akuntabilitas sosial maka mekanisme yang memadai untuk mewujudkan system ini perlu dilakukan oleh masyarakat.

4 Forum antar pihak yang sejajar. Contoh: rembug warga 5 Ombuds adalah bahasa Norway yang berarti wakil. DIY memiliki Lembaga Ombudsman Daerah (LOD DIY). Sedang untuk DIY Jateng, pemerintah pusat

memiliki perwakilan Komisi Ombudsman Nasional.

Page 123: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 100

BAB II

AUDIT SOSIAL SEBAGAI MEKANISME UMPAN BALIK

2.1. Pengertian Audit Sosial

Berdasar pengalaman yang dilaksanakan selama ini oleh IDEA dan bahan bacaan tentang audit sosial, maka audit sosial didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat secara luas dalam rangka menilai, menyikapi dan mengevaluasi sebuah kebijakan atau penyelenggaraan negara. Audit sosial merupakan salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang akuntabel, bersih dan demokratis. Tujuan spesifiknya adalah agar masyarakat mendapatkan pelayanan publik yang lebih baik. Pengertian ini akan terus berkembang seiring dengan kebutuhan audit sosial yang ada di masyarakat. Disatu sisi audit sosial dilakukan masyarakat agar layanan yang ada lebih baik, disisi lain audit sosial bisa digunakan untuk menilai kinerja pemberi layanan. 2.2. Umpan Balik Untuk Meminimalisasi Risiko

Warga penyintas (survivor) Merapi adalah pihak yang menjadi penerima manfaat secara langsung yang merasakan dampak program. Wargalah yang memiliki kemampuan untuk memberikan umpan balik karena warga adalah subyek dari proses pelaksanaan Renaksi RR Merapi. Pulihnya penghidupan warga sebagaimana kondisi awal atau justru bisa lebih baik dari semula sangat dipengaruhi oleh kemampuan warga dalam memberikan umpan balik kepada pemerintah. Karena melalui umpan balik warga dengan pihak pemerintah, akan berpengaruh terhadap pelaksanaan sekaligus capaian program kegiatan RR Merapi menjadi lebih baik dan tepat sasaran. Umpan balik dari warga menjadi masukan bagi pemerintah dalam perencanaan (ulang) dan implementasi program di tahun berikutnya. Karena sangat dimungkinkan masih ada beberapa kebutuhan pemulihan penyintas yang belum menjadi program kegiatan dalam renaksi RR Merapi. Bahkan, apabila proses/ mekanisme umpan balik ini cepat maka perbaikan untuk pelaksanaan program berikutnya bisa dievaluasi

Page 124: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 101

berdasarkan umpan balik tersebut. Mekanisme umpan balik warga secara partisipatif melengkapi mekanisme monitoring dan evaluasi yang dimiliki oleh pemerintah. Mekanisme pemerintah yang konvensional, monitoring dilaksanakan oleh pihak ke-3, memiliki jarak dengan pelaku program akan ditinggalkan dalam mekanisme umpan balik dengan metode audit sosial ini. Hasil audit sosial warga yang partisipatif tidak memerlukan opini audit, tetapi warga langsung memaparkan apa yang menjadi temuannya kepada pihak-pihak terkait. Mekanisme umpan balik oleh warga dilakukan dalam kerangka meningkatkan kapasitas warga dan pemerintah. Kapasitas warga untuk melakukan pemantauan terhadap layanan publik akan meningkat sejalan dengan kemampuan pemerintah untuk memberikan informasi secara lengkap dan menerima hasil umpan balik warga untuk perbaikan layanan selanjutnya. Meningkatnya kapasitas warga maupun pemerintah ini akan meningkatkan ketahanan dan meminimalisasi risiko.

Umpan balik dan renaksi RR Merapi Renaksi dibuat sejak tahun 2010. Kemungkinan terjadi salah perencanaan dan salah sasaran sangat mungkin terjadi. Tahun 2010 pasca erupsi Merapi, warga maupun pemerintah masih berada pada kondisi chaos sehingga kemungkinan asimentri kebutuhan sangat besar. Adanya mekanisme audit sosial dari warga sebagai mekanisme umpan balik akan memperkecil derajat asimetri kebutuhan dan kemungkinan salah sasaran juga semakin kecil. Program RR Merapi hanya berlangsung selama 3 tahun. Luasan wilayah terdampak letusan baik secara langsung maupun tidak langsung, lumpuhnya hampir seluruh sektor dan komponen penghidupan yang dimiliki masyarakat dan perlunya aksi cepat dan secara khusus menjadikan semua pihak perlu mengatahui secara detail perencanaan yang ada. Dengan mekanisme umpan balik yang memadai maka pelaksanaan program RR secara transparan dan akuntabel akan bisa dilakukan. Mekanisme umpan balik ini juga dipakai sebagai salah satu alat untuk monitoring dan evaluasi RR. Meski ada Peraturan Kepala (Perka) BNPB Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Pedoman dan Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana, yang didalamnya mengatur ketersediaan akses untuk berpartisipasi dan menyampaikan aduan publik. Namun audit sosial yang langsung dilakukan oleh warga sebagai penerima manfaat dan pemangku kepentingan, sehingga mekanisme evaluasi juga semakin lengkap. Dalam mekanisme umpan balik ini warga adalah subyek/ pelaku monitoring, bukannya sebagai obyek.

Kotak 9. Umpan Balik dan Renaksi RR Merapi

Page 125: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 102

2.3. Landasan Umpan Balik Warga (Partisipasi Masyarakat)

a. UU 25 tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (pasal 2 (4)d, pasal 5 (3), pasal 6(2), pasal 7(2))

b. UU 24 tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana (pasal 26 tentang hak masyarakat ayat (1) f. melakukan pengawasan sesuai dengan mekanisme yang diatur atas pelaksanaan penanggulangan bencana.

c. UU 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik (pasal 8 (2) tentang pengelolaan aduan masyarakat)

d. UU 14 tahun 2010 Tentang Keterbukaan Memperoleh Informasi Publik (pasal 3 (b),(c)partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik, pasal 9 (4), pasal 10 (2), pasal 11 (2): kewajiban menyebarkan informasi kepada masyarakat.

e. Perka Nomor 5 tahun 2012 Tentang Pedoman dan Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Ketersediaan akses untuk berpartisipasi, menyampaikan aduan publik, menyampaikan aduan publik)

2.4. Tujuan Audit Sosial

Dengan melaksanakan Audit Sosial, diharapkan adanya keterlibatan aktif dari semua komponen masyarakat untuk mengawasi jalannya program dan kegiatan. Secara umum ada 2 hal besar yang menjadi tujuan dalam melakukan audit sosial: Pertama, mengukur apakah permasalahan warga sudah diselesaikan. Selesainya permasalahan warga menjadi indikator bahwa masalah yang ada bisa terjembatani secara baik. Kedua, mengukur apakah kebutuhan dan hak-hak warga sudah terpenuhi. Secara khusus audit sosial bertujuan untuk mengukur apakah pelayanan yang diterima warga sudah maksimal, menelusuri apakah anggaran yang dibelanjakan sampai pada warga, menelusuri penggunaan anggaran proyek, mengukur efisiensi pembelian dan penjualan yang ditenderkan dan mengukur apakah pelaksanaan layanan sudah sesuai dengan mekanisme yang disepakati.

2.5. Prasyarat Audit Sosial

Pelaksanaan audit sosial tentunya memerlukan prasyarat yang dapat dijadikan dasar terselenggara dan tercapainya tujuan dari audit tersebut. Beberapa prasyarat untuk

Page 126: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 103

melakukan audit sosial antara lain: 1. Tersedianya peta permasalahan Peta masalah diawal program perlu dipetakan bersama. Misal tekanan psikis, kerusakan rumah dan lahan serta aspek penghidupan lainnya akibat erupsi Merapi sudah dipetakan secara jelas sehingga kebutuhan warga juga bisa diperjelas. 2. Mempunyai alat ukur Alat ukur yang bisa dipakai adalah: Partisipasi, akses, kontrol, manfaat program/ kegiatan yang berjalan di

masyarakat Tingkat kepuasan atas jasa/ layanan, misal layanan kesehatan Utuh/ tidaknya dana transfer ke masyarakat Kualitas barang

3. Mengetahui perencanaannya Perencanaan program perlu diketahui oleh masyarakat, misalnya; rencana relokasi, mekanisme, bentuk bangunan, dll. Seberapa banyak kelompok perempuan dan kelompok marginal terlibat dalam proses perencanaan menjadi salah satu indikator penting yang perlu digali informasinya. 4. Mengetahui alokasi anggarannya Anggaran keseluruhan program RR perlu di analisis untuk mendapatkan gambaran besar berapa anggarannya dan untuk apa saja digunakan.

Berdasarkan hasil audit sosial, banyak warga yang tidak mengetahui besaran anggaran untuk program ternak sapi. Hanya sedikit orang di Wukirsari yang tahu tentang besaran dananya, bahkan di Balerante, Klaten tidak ada warga yang mengetahui

Desa Wukirsari, Sleman Desa Balerante, Klaten

0

50

100

15048

140

1

0

20

40

60

80

Ya Tidak TidakMenjawab

0

69

9

Kotak 10. Pengetahuan Warga Terkiat Anggaran Program RR Merapi

Page 127: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 104

5. Memahami proses pelaksanaannya Alur program harus dipahami oleh auditor sehingga metode yang dipakai juga tepat. 6. Mengetahui hasilnya Hasil rehabilitasi dan rekonstruksi yang ada perlu dilihat sehingga dipastikan tidak ada hasil kegiatan yang fiktif. Seluruh kegiatan bisa dipastikan ada keluarannya dengan penggunaan anggaran yang efektif dan efisien.

Efektifitas dan efisiensi program ternak sapi RR Merapi

Desa Wukirsari, Sleman Desa Kepuharjo, Sleman

7. Mengukur Dampak Dari pelaksanaan program yang ada, apakah berdampak pada perbaikan asset penghidupan warga atau tidak berpengaruh sama sekali. Apakah meningkatkan kesetaraan gender atau justru memperbesar kesenjangan atau tidak berpengaruh sama sekali. 2.6. Manfaat Audit Sosial

1. Bagi Masyarakat Manfaat terbesar akan diperoleh bagi pihak yang terlibat dalam melakukan audit sosial. Selain pengetahuan tentang audit sosial maka pelaku audit sosial juga akan mengetahui seluk beluk program/ proyek yang diaudit. Organisasi masyarakat pun akan makin kuat seiring dengan kegiatan audit yang dilaksanakan. Alhasil, layanan publik yang didapatkan juga makin baik. Bagi masyarakat lain, audit sosial akan memperbaiki kualitas layanan pemerintah sehingga program yang dijalankan di masyarakat akan semakin baik. Dengan demikian program kegiatan akan tepat sasaran, lebih efektif efisien yang kemudian akan berdampak pada pencapaian pembangunan yang lebih cepat.

10448

37Sudah

Belum

TidakMenjawab

3810

6Sudah

Belum

TidakMenjawab

Kotak 11. Efektifitas dan Efisiensi Program Ternak Sapi RR Merapi

Page 128: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 105

2. Bagi pemerintah

Audit sosial akan memperbaiki kinerja aparatur, pemerintah dapat menggunakannya untuk penilaian kinerja aparatur pelaksana program. Karena hasil audit sosial akan melengkapi hasil menitoring atas pelaksanaan program kegiatan yang dilakukan oleh instansi pemerintah seperti inspektorat maupun BPKP. Pemerintah juga dapat menilai apakah program yang dijalankan tepat sasaran dan mampu berdampak pada masyarakat (khususnya kelompok sasaran). Dalam hal ini diperlukan kesadaran dari pihak pemerintah untuk menerima segala kekurangan dalam pelaksanaan program kegiatan. Pemerintah tidak resisten lagi terhadap masukan dari masyarakat dan hal ini justru akan menjadi masukan bagi pihak pemerintah daerah dalam perencanaan selanjutnya. 3. Bagi kehidupan berdemokrasi Audit sosial akan meningkatkan relasi/ hubungan antara masyarakat/ warga dengan pemerintah/ negara. Mekanisme umpan balik atas hasil audit sosial semakin lama akan semakin mengkikis sikap pemerintah yang “alergi” terhadap masukan, usulan maupun kritikan yang membangun dari masyarakat. Partisipasi masyarakat dan akuntabilitas pemerintah akan meningkat seiring kuatnya jejak audit sosial di masyarakat.

Page 129: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 106

BAB III

KEBARAGAMAN METODE AUDIT SOSIAL

arakteristik audit sosial adalah adanya keberagaman/ diversity alat yang dipakai oleh warga. Warga dipersilakan untuk memilih instrument/ alat mana yang memungkinkan dipakai dan diimplementasikan/ diterapkan untuk melakukan

monitoring/ pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan program yang ada. Tidak ada alat baku untuk melakukan monitoring/ pemantauan oleh masyarakat, kapasitas dan kearifan lokal menjadi pertimbangan untuk menggunakan metode maupun instrument audit sosial. Audit sosial juga mensyaratkan tautan/ connectivity antar pihak yang terlibat dalam program. Keterkaitan antar pihak inilah yang menjadikan audit sosial menjadi unik karena akan diketahui bersama, apabila ada satu pihak yang bersalah atau tidak taat azas maka akibatnya akan ditanggung oleh pihak lain. Adanya hubungan banyak pihak ini mensyaratkan kesetaraan dan inklusivitas6 antar pihak, tidak ada satu pihak yang merasa paling penting dari pada pihak lain. Semua pihak yang ada dalam rantai program berdiri setara. Tidak ada adagium7 pemerintah lebih penting daripada warga atau pihak ketiga dan sebaliknya. Kesetaraan antar pihak diperlukan karena tanpa ada satu pihak saja maka program tidak akan berjalan. Adanya kesetaraan antar pihak inilah yang menjadikan setiap orang dengan strata yang beragam akan bertukar pengetahuan sehingga terjadilah pembauran pengetahuan. Tidak ada yang paling pintar dan paling tahu antar para pihak yang terkait dengan program, semua berada pada pengetahuan masing-masing. Inilah kelebihan audit sosial dibanding dengan audit konvensional. Karakteristik itu menumbuhkan metode yang beragam sesuai dengan kebutuhan yang ada dan disepakati oleh warga. 6 sebuah pengakuan, penghargaan atas eksistensi/ keberadaan serta penghargaan dan enghormatan atas keberbedaan dan keberragaman. 7 pepatah; peribahasa: sebuah -- Latin menyatakan “Ubi societas ibi justicia”, artinya di mana ada masyarakat dan kehidupan di sana ada hukum (keadilan)

K

Page 130: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 107

Berikut ini adalah ragam metode monitoring yang selama ini dikembangkan.

Metode Tujuan Penciri

Survey/ Polling/ Jajak Pendapat

- Mapping / pemetaan masalah - Seluruh pemangku

kepentingan

- Menggunakan kuesioner - Subyeknya adalah pewawancara/

interviewer - Obyeknya adalah pemangku

kepentingan dalam siklus program/ proyek/ kegiatan

- Ruang lingkup: input, keluaran/ output dan dampak/ impact

Report Card System(Kartu laporan)

Mengukur kualitas pelayanan publik (sikap, perilaku, efektifitas, efisiensi,dll.)

- Menggunakan kartu laporan - Pelayan publik bersepakat untuk

menjalankan kartu laporan. - Setiap pengguna layanan mengisi

kartu laporan

PBET (Publik BudgetExpenditure Tracking ) / Penelusuran BelanjaPublik

- Menelusur aliran dana publik yang disalurkan kepada masyarakat baik dalam bentuk barang maupun jasa

- Menelusur ketimpangan/ asimetri kebutuhan, perencanaan dan implementasi

- Analisa dokumen proyek mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pertanggungjawaban

- Membandingkan dokumen perencanaan dengan output proyek (fisik/ non fisik)

AUDIT SOSIAL adalah pelaksanaan satu atau lebih metode yang ada sehingga masyarakat memiliki mekanisme yang memadai untuk melakukan monitoring layanan publik yang diterimanya. Berbagai metode audit sosial dikembangkan untuk mendapatkan hasil audit yang memadai dari para penerima manfaat.

Tabel 19. Ragam Metode Monitoring

Page 131: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 108

Secara garis besar alur audit sosial setidaknya memuat: Sumber: Thomas Kurian, Center for Good Governance, Hiderabad, 2005, http:/ / www.idgnet.org/ pdfs/ Sosial%20Audit.pdf

3.1. Metode Survey/ Polling/ Jajak Pendapat Tujuan: a. Memetakan permasalahan yang ada secara acak dan cepat b. Metode ini sering digunakan untuk melihat kecenderungan masyarakat di wilayah

yang relatif luas. Pun tidak menutup kemungkinan di wilayah yang sempit. c. Perlu dipersiapkan alat survey.

Langkah-langkah:

Tentukan obyek/ sasaran

Buat alat/ pertanya

an

Tanyakan pada pihak yang

disasar

Olah hasilnya

(dalam bentuk bahan

pelaporan)

Verifikasi kepada

pihak terkait

Laporan hasil audit

sosial (tahun I, tahun II, tahun III,

dst.

Gambar 39. Garis Besar Alur Audit Sosial

Page 132: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 109

Warga (kelompok penerima manfaat maupun bukan) dapat terlibat dalam survey. Setiap tahapan dilakukan oleh warga terutama kelompok penerima manfaat. Kalaupun ada pihak luar hanya menjadi pelengkap atas pelaksanaan audit sosial ini. Untuk mempermudah proses ini maka dibentuk komisi khusus/ kelompok auditor yang akan melakukan proses audit. Warga menentukan obyek atau sasaran yang akan diaudit. Sasaran perlu dipilih pada sektor atau program yang memiliki dampak luas dan disinyalir terdapat penyimpangan dalam pelaksanaan program. Karena yang dilihat adalah program maka 1 program akan sangat mungkin memiliki beberapa tahapan kegiatan. Pengetahuan warga atas keseluruhan tahapan kegiatan ini penting untuk menyamakan persepsi (terutama bagi para komisi khusus/ kelompok auditor) Setelah pemilihan obyek yang akan disurvey, maka warga sebagai pihak yang akan melakukan audit menyusun pertanyaan seputar pelaksanaan program. Karena sebagian besar warga adalah penerima manfaat program, maka pertanyaan yang dibuat adalah pertanyaan seputar program yang mereka ketahui. Dari pengalaman yang ada, warga tidak memiliki kesulitan dalam membuat pertanyaan karena semua pertanyaan berasal dari pengalaman atas pelaksanaan program. Namun untuk meyakinkan apakah pertanyaan itu tidak menimbulkan kesulitan dalam mendapatkan jawaban dari responden, maka tahap uji coba pertanyaan (kuesioner) perlu dilakukan. Sekalipun hal ini sudah dilakukan dengan optimal, namun terkadang masih menemukan beberapa kekurangan atau kendala.

Quesioner / lembar pertanyaan yang berkurang Target menyebar 1000 lembar pertanyaan sangat mungkin tidak akan tercapai 100 % disebabkan oleh beberapa hal: Lembar pertanyaan yang rusak secara fisik Ada orang yang tidak mau menjawab sama sekali (karena takut atau sungkan) sehingga

jawaban kosong Ada pihak yang menyembunyikan jawaban untuk mempengaruhi hasil

Untuk mengatasinya maka: Lembar pertanyaan perlu diperbanyak Respinden tidak diperbolehkan mengisi questioner sendiri Perlu meyakinkan para penerima/ pengguna layanan bahwa identitas akan disembunyikan/

tidak dimunculkan Perlu adanya antisipasi untuk membuat pernyataan bahwa jawaban personal/ individu/

orang per orang tidak akan dibocorkan

Pengolahan hasil sementara (draft) hasil audit yang disusun oleh komisi khusus/ tim auditor untuk siap dilakukan verifikasi kepada para pihak yang terlibat dalam

Page 133: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 110

program/ kegiatan. Verifikasi/ meminta penjelasan balik atas temuan-temuan yang ada sangat diperlukan. Hak jawab bagi para pelaksana program menjadi bagian penting untuk mengetahui apakah hasil audit warga ini hanya tuduhan atau benar-benar terjadi. Jawaban atas verifikasi ini dipakai sebagai bahan pelengkap untuk menyusun laporan akhir. Laporan akhir hasil audit akan disusun dan siap dipublikasikan secara luas serta menjadi bahan refleksi untuk pelaksanaan program di tahun yang akan datang.

Hasil audit sosial dengan metode survei di Kabupaten Bantul (2011) untuk pupuk bersubsidi yang digunakan oleh dinas Pertanian Kabupaten Bantul sebagai masukan untuk perbaikan distribusi pupuk bersubsidi untuk program yang akan datang. 1. Data base luas lahan. Untuk mengukur luas lahan di Kabupaten Bantul dilakukan pengukuran

masal. Karena lahan banyak dan alat pengukur terbatas sehingga pengukuran dilakukan serampangan. Karena pengukuran tanah dilakukan hanya dengan perkiraan dan memakai data yang lama ada kecenderungan luas tanah dilebih-lebihkan dari luas aslinya. Kalau dipersempit, apabila mengusulkan RDKK akan berkurang.

2. Asimetri/ ketimpangan antara data lahan dengan data kepemilikan lahan. Kepemilikan lahan yang ada di Desa Kebonagung banyak yang dimiliki oleh orang yang berada di luar desa Kebonagung. Bukan penduduk asli Kebonagung. Akibatnya, Ketua kelompok yang hanya bekerja sendiri bersama PPL tidak bisa melakukan pemeriksaan kembali data kepada yang bersangkutan. Akibatnya data petani yang masuk di RDKK adalah petani yang berada diluar wilayah Kebonagung sedangkan petani di Desa Kebonagung yang tidak memenuhi syarat justru tidak masuk dalam RDKK. Imbasnya, pupuk bersubsidi sisa dan tidak bias diakses oleh petani yang tidak masuk RDKK.

3. Sistem distribusi tertutup menyebabkan pihak yang tidak masuk dalam RDKK tidak bisa mengakses pupuk. Sisa pupuk bersubsidi yang tidak dimanfaatkan oleh petani yang masuk daftar RDKK tetapi berdomisili diluar Desa Kebonagung, dimanfaatkan oleh kios-kios untuk membeli sisa pupuk bersubsidi secara illegal kepada kelompok tani. Dampaknya, harga pupuk yang dijual di kios-kios pupuk non subsidi menjadi tinggi. Pupuk inilah yang kemudian diakses oleh petani yang tidak masuk dalam daftar RDKK.

4. Rendahnya serapan pupuk bersubsidi oleh petani. Realisasi serapan pupuk dari hasil audit sosial di Desa Kebonagung yaitu Urea: 75%, ZA: 99%, SP-36: 77%, Ponska: 73% dan Petroganik: 50%. Rendahnya serapan pupuk ini salah satunya disebabkan oleh tidak diaksesnya pupuk bersubsidi oleh petani diluar desa kebonagung yang terdaftar di RDKK.

Kotak 12. Hasil Audit Sosial Dengan Metode Survei di Kabupaten Bantul (2011)

Page 134: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 111

3.2. Metode Sederhana RCS/ Report Card System/ Sistem Kartu Laporan

Metode ini akan menilai: a. Ketersediaan b. Keteraksesan (bangunan fisik) c. Jangkauan jarak d. Jangkauan harga e. Pelayanan petugas (tingkat kepuasan) f. Kualitas produk yang baik

Metode ini memerlukan kesepahaman awal antara penerima layanan dengan pemberi layanan, dimana keduanya terikat dalam suatu kesepahaman dan komitmen bahwa kegiatan ini akan dilakukan secara bersama-sama dan hasilnya akan menjadi dasar utuk melakukan perbaikan atas layanan yang ada. Tahapan pelaksanaan metode sederhana RCS

1. Tahap persiapan Yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah :

Persiapan

diskusi awal, bentuk tim, tentukan

sasaran, tentukanjadwal, buat

instrumen/ alat untukmonitoring

Pelaksanaan Kompilasi hasil Perbaikan layanan

Kelebihan metode ini adalah seluruh warga yang merupakan penerima manfaat program bisa terlibat dalam proses audit sosial. Kekurangan metode ini adalah diperlukan daftar pertanyaan-pertanyaan sederhana yang disepakati oleh beberapa pihak yang menjadi perwakilan warga i f

Page 135: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 112

a. Persiapan • Diskusi awal antara penyedia layanan dan penerima layanan. Diskusi ini akan

menentukan batasan audit sosial yang akan dilakukan • Pembentukan tim. Tim dibentuk di penyedia maupun penerima layanan. Tim

penerima layanan akan melaporkan hasil audit melalui kartu pelaporan sedangkan tim penyedia layanan akan merespon hasil audit

• Tentukan sasaran layanan yang akan diaudit • Tentukan jadwal kapan audit akan dimulai dan kapan berakhir • Buat instrumen/ alat untuk monitoring. Instrumennya adalah (1) pertanyaan

sederhana yang memungkinkan dijawab oleh para pengguna layanan; (2) kotak tempat memasukkan kartu.

b. Diskusi awal antara penyedia dan pengguna layanan • Kesepahaman antara pengguna dan penyedia layanan atas proses monitoring • Kesepakatan pertanyaan yang akan dipakai • Kesepakatan dimana kotak monitoring akan dipasang

Pihak pemberi layanan tidak bersepakat Pengalaman di Larantuka, NTT tahun 2009, Puskesmas yang akan menjadi contoh penggunaan metode RCS tidak bersepakat, hal ini akan menjadi kendala atas keberhasilan audit sosial. Untuk itu kelompok masyarakat harus meyakinkan bahwa program ini sudah disetujui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten, dengan menunjukkan surat bukti persetujuan tersebut kepada Puskesmas yang bersangkutan. Berbeda dengan pengalaman di Kabupaten Bantul tahun 2011, RCS dilaksankan di 17 puskesmas di 17 kecamatan, dimana sejak awal Dinas Kesehatan sudah bersepakat dengan adanya audit sosial. Bahkan Dinas Kesehatan sangat antusias karena dengan cara inilah laporan atau penilain dari masyarakat atas layanan puskesmas bisa diketahui datau diperoleh.

c. Sosialisasi Sosialisasi diperlukan akan masyarakat sebagai penerima layanan mengetahui bahwa dalam pelayanan publik tersebut disediakan mekanisme umpan balik sebagai upaya perbaikan layanan. Sosialisasi ini bosa dilakukan melalui forum-forum ditingkat masyarakat maupun memasang pengumuman ditempat layanan publik maupun dengan cara yang lain. Seberapa luas sosialisasi ini menyasar ke masyarakat sangat mempengaruhi keberhasilan dalam audit sosial melalui RCS ini. d. Perbaikan alat monitoring Seiring dengan perjalanan waktu dan kondisi yang berubah, maka dimungkinkan instrument yang digunakan sebelumnya sudah tidak relevan lagi. Apabila demikian, maka perlu dilakukan perbaikan instrument dengan pertanyaan – pertanyaan

Kotak 13. Pengalaman Penggunanaan Metode RCS di NTT dan Bantul

Page 136: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 113

digandakan sesuai kondisi terkini melalui kesepakatan bersama. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan RCS dilakukan dalam waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan antara tim pengguna dan pemberi layanan. Selama pelaksanaan, pemberitahuan/ diseminasi luas kepada para pengguna layanan terus dilakukan untuk memberi masukan demi perbaikan layanan..

3. Kompilasi hasil Hasil dikumpulkan lalu dikompilasi menjadi satu laporan. Kompilasi bisa dilakukan bersama–sama (tim pemberi dan pengguna layanan) maupun hanya dilakukan oleh tim pengguna layanan. 4. Diskusi antara pengguna pelayanan dan pemberi pelayanan sebagai proses

verifikasi hasil audit Sampaikan permasalahan terkait dengan pelayanan yang dialami oleh

pengguna layanan sesuai dengan hasil audit melalui kartu pelaporan Pihak pemberi layanan akan menyampaikan klarifikasi atas pelayanan yang

diberikan. Standar pelayanan minimum biasanya akan dipaparkan oleh penyedia layanan.

Perlu membangun komitmen bagi penyedia layanan publik untuk memperbaiki layanan publik atas hasil RCS.

5. Pasca pelaksanaan

Secara rutin, diskusikan perbaikan pelayanan yang memungkinkan dilakukan oleh pemberi layanan.

Dilakukan evaluasi atas pelaksanaan RCS Dalam jangka waktu tertentu RCS perlu untuk dilakukan kembali.

Contoh hasil Report Card System atas layanan kesehatan RSUD pada pasien Jamkesmas di Kabupaten Bantul (2012) Waktu kerja layanan bagi pasien Jamkesmas. Untuk memotret waktu kerja layanan bagi pasien Jamkesmas dibagi dalam tiga jenis layanan yaitu rawat jalan, rawat inap dan UGD. Secara umum lebih banyak responden yang tidak menjawab terkait dengan waktu kerja layanan bagi pasien jamkesmas. Akan tetapi secara terperinci dapat digambarkan sebagai berikut: a) Untuk rawat jalan sebanyak 447 orang menjawab puas terhadap waktu kerja layanan, sebanyak 407 orang tidak menjawab, 151 orang sangat puas dan hanya 65 orang yang menjawab kurang puas. b) Untuk rawat inap sebanyak 615 orang tidak menjawab, 308 orang puas terhadap waktu layanan bagi pasien

Kotak 14. Contoh Hasil Metode Report Card System di Kabupaten Bantul

Page 137: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 114

jamkesmas rawat inap, 110 orang sangat puas dan 37 orang kurang puas. c) Untuk waktu layanan bagi pasien jamkesmas UGD sebanyak 690 orang tidak menjawab, 250 orang menyatakan puas, 90 orang sangat puas dan sebanyak 40 orang menyatakan kurang puas.

3.3. Publik Expenditure Tracking/ PET (Penelusuran Belanja Publik)

Penelusuran dokumen belanja ini bertujuan untuk mengetahui: a. Besaran dana yang dipakai b. Peruntukan belanja (termasuk efektifitas dan efisiensi)

0100200300400500600700

sangatpuas

puas tidakpuas

tidakmengisi

- Rawat jalan

- rawat inap

- UGD

Ketahui dokumen perencanaan. Berapa

alokasi anggaran untuk proyek tertentu

Telusur aliran dananya. Pada pos mana saja

dana itu lewat

Teliti apakah ada kebocoran atau tidak

Laporakan ke publik untuk mendapatkan

umpan balik, terutama dari pihak-pihak yang terlibat dalam aliran

dana itu

Kelebihan metode ini adalah makin banyak penerima manfaat yang bersuara melalui kartu yang sudah disiapkan di meja khusus atau frontoffice penyedia layanan. Selain itu, penyedia layanan juga langsung mengetahui hasilnya dan membuat janji untuk perbaikan layanan Kekurangan metode ini adalah kadang pengisian kartu asal-asalan (tidak serius)

Page 138: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 115

c. Dampak dari dana yang dibelanjakan. Dari rupiah yang dikeluarkan apakah memiliki dampak untuk perbaikan layanan atau tidak memiliki dampak sama-sekali untuk perbaikan kualitas layanan public

Budget tracking biaya jatah hidup untuk penyintas gempa DIY Problem kelambanan pencairan uang jadup (jatah hidup) dari Pusat ini juga sudah disikapi

oleh Pemkab Bantul. Tanggal 7 Juni 2006 yang lalu, Bupati Bantul Idham Samawi mengirimkan laporan evaluasi pembagian bantuan lauk-pauk dan beras. Surat ini kemudian direspon oleh Sekretaris Wakil Presiden yang juga sekretaris Bakornas PB, Gembong Prijono. Surat tertanggal 12 Juni ini menegaskan, pembagian 10 kg beras dan uang lauk-pauk senilai Rp 90.000 untuk memenuhi kebutuhan hidup selama sebulan itu hanya diberikan kepada para pengungsi yang mengungsi karena rumahnya roboh atau rusak berat, atau tidak terdapat ruang yang secara struktural aman untuk tempat tinggal (Kompas Jogja, 3 Juli 2006) Sebagian warga tolak uang lauk pauk dan beras

Uang lauk pauk dan beras di empat desa di Kecamatan Berbah Sleman, tidak diberikan kepada seluruh korban gempa tetapi hanya untuk mereka yang rumahnya roboh atau rusak berat. Ini membuat munculnya solidaritas, sebagian warag menolak menerima uang lauk-pauk senilai Rp 90 ribu dan beras 10 kg.

Di Desa Tegaltirto, seluruh warga menolak uang dan beras ini. Di Desa Klitirto, 10 dari 16 pedukuhan menolak menemukan menerima bantuan yang tidak merata. Kepala Desa Tegaltirto Moch Djupri, Kamis mengatakan, berdasarkan kesepakatan bersama antara RT, RW dan tokoh masyarakat, bantaun yang diberikan belum bisa diterima apabila tidak seluruh warga menerima bantuan. Kebijakan ini sukarela dilakukan oleh masyartakat.

Kepala Desa Kalitirto Suparwoto menambahkan dengan ditolaknya bantuan ini, warga mengandalkan persediaan logistik yang masih ada, karena hingga hari ini pihaknya belum menerima bantuan logistik lagi.

Kepala Desa Sendangtirto Sarjono mengatakan pihaknya khawatir akan terjadi keresahan di masyarakat akibat kebijakan baru dari pemerintah. Akibatnya pemerintah di tingkat dusun dan desa saja yang dirugikan oleh kebijakan baru itu karena pemerintah pusat akan menagih ajanji pemerintah pusat ke aparat pemerintah desa.

Wakil Bupati Sleman mengatakan pemkab Sleman tidak bisa melakukan apapun untuk mengubah kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. (Kompas Yogyakarta, 30 Juni 2006)

Kelebihan metode ini adalah penelusur/ tracker mengetahui besaran dana yang direncanakan dan diimplementasikan. Kekurangan metode ini adalah membutuhkan dokumen perencanaan yang lengkap dan pengetahuan untuk membaca anggaran

Kotak 15. Contoh Budget Tracking di Kabupaten Bantul

Page 139: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 116

BAB IV

PEMANFAATAN HASIL AUDIT SOSIAL DAN CARA ADVOKASI

udit sosial dengan berbagai metode pilihan bisa dilaksanakan pada saat pra bencana atau saat tidak terjadi bencana, saat tanggap darurat maupun pada saat pemulihan atau rehabilitasi dan rekonstuksi. Disetiap tahap memiliki

karakteristik dan keunikan sendiri. Keterbatasan waktu saat respon darurat menjadikan audit sosial yang dilakukan juga harus cepat sehingga hasilnya segera bisa ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan yang bertanggungjawab atas persoalan-persoalan yang dihadapi penyintas.

4.1. Pemanfaatan Hasil Sosial Audit

4.1.1. Pra Bencana (Preparedness)

Sebelum bencana atau pada saat tidak terjadi bencana, audit sosial dilaksanakan lebih leluasa dan memiliki banyak kesempatan untuk menyampaikan hasil kepada para pemangku kepentingan. Perbaikan layanan publik pun bisa dilakukan secara bertahap bahkan sampai pada tahap sistem. Tahap pra bencana menjadi tahap fundamental untuk memastikan layanan publik tertata secara baik sehingga pada saat bencana terjadi, layanan publik akan lebih siap. Berlandaskan pada UU Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, maka unsur-unsur layanan publik yang sudah dipaparkan dalam UU itu bisa jelas. Saat terbaik untuk mendorong partisipasi publik memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam melakukan audit sosial. Metode audit sosial di saat tidak terjadi bencana perlu mendapat tempat yang memadai. Memastikan metode audit sosial menjadi bagian dari audit yang akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas warga sebagai pengguna layanan dan peningkatan kapasitas pemerintah sebagai pemberi layanan. Upaya ini dibangun sebagai bagian dari upaya mengurangi risiko atas pemenuhan hak dasar penyintas sawaktu terjadi bencana.

A

Page 140: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 117

Dalam tahap ini wilayah dan aspek yang perlu dilakukan audit sosial jauh lebih banyak, karena ini mencakup semua program-program reguler yang dilakukan oleh semua SKPD/ instansi pemerintah daerah. Pemantauan tidak hanya sekedar ada penyelewengan atau tidak, tepat sasaran atau tidak, namun juga akan melihat apakah program kegiatan tersebut akan berdampak pada peningkatan kapasitas atau sebaliknya. Untuk itu komponen untuk melakukan audit sosial diperlukan penyesuaian.

4.1.2. Saat Bencana (Emergency Response/ Respon Darurat)

Audit sosial juga menjadi metode yang tepat untuk dilakukan saat bencana. Mengenali aliran dana dan aliran logistik sangat memungkinkan dilakukan oleh para penyintas. Hak penyintas untuk mengetahui besaran logistik yang harusnya diterima, bisa diaudit oleh para penyintas. Pengalaman IDEA di Kabupaten Bantul, DIY, saat bencana gempa tahun 2006 terkait dengan kebijakan jatah hidup dengan kebijakan yang berubah-ubah menunjukkan bahwa audit sosial akan sangat berguna untuk memastikan bahwa kebijakan jatah hidup bagi penyintas harus tapat dan tidak berubah-ubah.

Penelusuran kebijakan kebencanaan IDEA tahun 2006 Setidaknya ada 3 kali pergantian kebijakan dalam masa tanggap darurat (Tabel II.3):

Kebijakan ke-

I II III IV Keterangan

Dasar kebijakan

Surat Bakornas 01/ PBP/ VI/ 2006 tertanggal 1 Juni 2006 yang ditandatangani oleh Menko Kesra selaku Ketua Harian Bakornas PB

Surat Bakornas 09/ D.II/ Set Aju PB/ VI/ 2006 tertanggal 8 Juni 2006 yang ditandatangani oleh Deputi II Budi Atmadi Adipura

Surat Sekretaris awakil presiden (Sekretaris Bakornas PBP, Gembong Priyono, tertanggal 12 Juni 2006

Surat Gubernur Jateng 360/ 10558 tanggal 23 Juni 2006 Surat Gub DIY 361/ 2268 tanggal 15 Juni 2006 dijadikan Bakornas untuk membuat kebijakan baru.

Kebijakan - Bantuan korban meninggal diberikan santunan Rp 2.000.000

- Bantuan permakan

Bantuan:- beras - uang lauk

pauk - uang pakaian - uang peralatan

rumah tangga

Surat tersebut menegaskan pembagian 10 Kg beras dan lauk pauk senilai Rp 90.000 untuk memenuhi

Saran Gubernur Jateng: uang pakaian dan alat dapur tidak perlu diberikan karena masih ada yang bisa dipakai

Selain bantuan tenda, kesehatan dan air bersih, Realisasi sampai dengan 1

Kotak 16. Penelurusan Kebijakan Kebencanaan Pasca-Gempa di Bantul, 2006

Page 141: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 118

dalam bentuk beras 10 Kg/ jiwa dan lauk pauk Rp 90.000/ bulan / jiwa

- Bantuan peralatan rumah tangga Rp 100.000 sekali

- Bantuan pakaian Rp 100.000 sekali

- Pelayanan kesehatan dan pengobatan secara gratis

- Bantuan penampungan sementara di tenda sambil menunggu rehabilitasi rumah tinggal

- Bantuan air bersih melalui tambahan mobil tanki air

- Bantuan rehabilitasi rumah

1. rumah rusak berat/ rubuh Rp 750rb/ m2 maksimal 30 juta/ rumah

2. rumah rusak sedang Rp 500rb/ m2, maks Rp 20 juta / rmh

3. rumah rusak ringan 250rb/ m2 maks 250 rb

(perincian bantuan mirip dengan surat sebelumnya) (sudah tidak ada lagi bantuan santunan untuk korban meninggal)

hidup selama sebulan. Itupun hanya untuk pengungsi yang rumahnya roboh dan rusak berat.

Saran Gubernur DIY: uang pakaian tidak perlu diberikan karena masih pakaian masih bisa dipakai. 2 saran gubernur ini dijadikan landasan oleh Bakornas untuk menghilangkan kebijakan pemberian bantuan pakaian dan alat dapur.

bulan yang secara langsung dirasakan warga hanyalah bantuan beras 10 Kg/ jiwa/ bulan dan uang lauk sebesar 90 ribu/ jiwa/ bulan. Bantuan ini sering disebut sebagai living cost. Kategori warga yang mendapat bantuan ini, rumahnya roboh/ rusak berat

Jangka waktu fase tanggap

Paling lama 3 bulan

Informasi terakhir dinyatakan

Page 142: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 119

darurat hanya sampai tanggal 3 Juli

Menurut informasi dari Bakornas, perubahan kebijakan ini dianggap wajar karena kondisinya memang darurat. Namun dari sisi masyarakat perubahan ini justru membuat penderitaan mereka bertambah. Tidak ada informasi yang bisa dipercaya warga dalam kondisi darurat.

4.1.3. Sesudah Bencana (Rehabilitasi dan Rekonstruksi)

Pelaksanaan audit sosial pada dasarnya untuk menciptakan pemulihan penghidupan penyintas pasca bencana untuk mencapai pada tahap yang lebih baik. Rehabilitasi dan rekonstruksi adalah tahapan yang sangat penting untuk dipastikan oleh para penyintas, sehingga sesuai dengan kebutuhan penyintas. Pengalaman selama ini penyusunan dokumen rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi belum melibatkan partisipasi penyintas. Sehingga sangat dimungkinkan masih ada beberapa kebutuhan penyintas yang belum menjadi kebutuhan pemulihan atau terjadi salah sasaran. Pengalaman IDEA belajar dengan warga di Kabupaten Sleman, Klaten dan Magelang menunjukkan bahwa pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca erupsi Merapi masih mengalami persoalan pemenuhan hak penyintas. Mulai dari hak atas informasi, hak atas pemenuhan kebutuhan dasar serta hak untuk mendapatkan sumberdaya secara penuh dari yang disediakan. Masih ada beberapa hak warga yang tercerabut dan bisa ditemukenali melalui audit sosial.

4.2. Cara Advokasi

Melakukan audit sosial tidak akan merasakan hasilnya apabila hasil dari audit sosial tersebut tidak tersampaikan kepada pihak-pihak yang terkait dengan bidang yang diaudit, baik pemerintah desa, pemerintah daerah, pemerintah pusat maupun pihak legiskatif. Dengan menyampaikan hasil audit sosial, maka pihak yang bersangkutan akan mengetahui atas kekurangan maupun kesalahannya, sehingga didorong untuk melakukan perbaikan. Dalam menyampaikan hasil audit sosial kepada pihak terkait dan pihak pengambil kebijakan dapat dilakukan dengan berbagai cara dan masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurang. Temuan-temuan layanan publik yang ditemukan dalam audit sosial dapat bersumber dari komponen, apakah dari sisi kebijakannya, dari sisi perencanaan, dari sisi pelaksanaan, dari sisi anggaran maupun dari sisi kapasitas sumberdaya manusia. Setelah melihat sumber persoalan yang menyebabkan layanan publik balum bagus, baru kemudian bisa menentukan strategi advokasi apa yang akan dipilih. Beberapa strategi advokasi yang sering digunakan adalah:

Page 143: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 120

1. Legal Drafting

Legal drafting ini adalah untuk melakukan perbaikan atau usulan kebijakan pemerintah. Apabila sudah ada kebijakan namun belum berpihak kepada masyarakat, maka perlu dilakukan usulan perubahan kebijakan dengan terlebih dahulu melakukan analisis atas kebijakan yang sudah ada. Sedangkan apabila belum ada kebijakannya, maka perlu diusulan untuk menyusun kebijakan baru dengan berbagai masukan dari berbagai pihak termasuk masyarakat. Beberapa manfaat dan pembelajaran yang dapat diambil dari legal drafting adalah: a. Sebagai proses belajar dan peningkatan kapasitas masyarakat. b. Perlu melibatkan pihak-pihak yang memiliki kapasitas dalam penyusunan naskah

akademik dan peraturan perundangan. c. Mendorong munculnya kebijakan yang berpihak pada masyarakat. d. Mempunyai kemampuan analisis dan membangun jaringan antar pihak.

2. Dialog publik/ hearing

Dialog publik/ hearing adalah pertemuan antara warga dengan pihak pemerintah, baik eksekutif maupun legislatif. Forum ini adalah untuk menyampaikan persoalan maupun kebutuhan warga masyarakat sekaligus untuk mendapatkan informasi atau jawaban atas persoalan yang disampaikan oleh masyarakat. Dialog publik/ hearing dapat dilakukan dengan cara warga mendatangi pihak eksekutif maupun legislatif ataupun warga yang mengundang pihak eksekutif maupun legislatif. Manfaat dari strategi ini diantaranya adalah: a. Menciptakan kesepahaman antar pihak (masyarakat, eksekutif dan legislatif ) dan

membangun komunikasi imbal balik antara masyarakat dengan pengambil kebijakan.

b. Membangun komunikasi yang lebih baik antara masyarakat dengan pengambil kebijakan.

c. Mendorong munculnya kebijakan yang berpihak pada pemenuhan kebutuhan masyarakat.

d. Memetakan kekuatan politik lokal.

3. Publikasi

Selain dengan strategi dialog publik/ hearing, hasil audit sosial bisa dikomunikasikan kepada para pemangku kepentingan antara lain melalui media, baik median cetak maupun elektronik. Publikasi ini cukup efektif, karena akan dengan cepat mendapatkan respon dari yang bersangkutan atau mendapatkan dukungan dari pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang sama. Apabila warga mempunyai

Page 144: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 121

kemampuan untuk menerbitkan media sendiri (media komunitas), hal ini juga bisa dilakukan, hanya saja sebaran informasinya terbatas. Sedangkan apabila menggunakan media publik yang sudah ada, perlu adanya pendekatan dengan pihak media, baik secara formal maupun informal.

4. Demontrasi

Boleh dikatakan bahwa demontrasi ini adalah strategi terakhir setelah strategi yang lain tidak berhasil. Karena mengerahkan banyak orang, cara ini sangat riskan, karena berpotensi disusupi oleh pihak yang berseberangan. Apabila hal ini terjadi, maka tujuan yang diharapkan tidak akan tercapai dan justru bisa menimbulkan permasalahan baru. Untuk itu cara ini harus dilakukan dengan hati-hati, memetakan “siapa kawan, siapa lawan” menjadi hal yang penting. Hal lain lagi adalah, terkadang pihak penentu kebijakan tidak bersedian menemuhi massa, sehingga tidak mendapatkan jawaban atau tanggapan seperti yang diharapkan. Namun begitu dengan mengerahkan massa, menjadi daya tarik media untuk meliput, sehingga beritanya akan tersebar luas. Hal ini akan menjadi tekanan bagi penentu kebijakan atau pemberi layanan untuk menindaklajuti persoalan yang disampaikan oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2012), “Peraturan Kepala Badan Nasional

Penanggulangan Bencana Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana”. Jakarta: BNPB.

Undang-Undang No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-Undang 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana . Undang-Undang 14 tahun 2010 Tentang Keterbukaan Memperoleh Informasi Publik. ( Kurian, Thomas, (2005), “Center for Good Governance”,. Hiderabad: 2005. Harian Kompas. Yogyakarta: 30 Juni 2006 www.tribunnews.com, Selasa, 19 Juli 2011 19:39 WIB http://www.idgnet.org/pdfs/Sosial%20Audit.pdf

Page 145: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 3: AUDIT SOSIAL

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF

>> 122

TENTANG PENULIS

WASINGATU ZAKIYAH. Lahir tahun 1976 di Blitar. Saat ini ibu 3 anak ini memutuskan tinggal di Yogyakarta dan beraktifitas melakukan pemberdayaan masyarakat serta konsultasi terkait dengan anti-korupsi, anggaran publik dan kebencanaan. Aktifitasnya di Indonesia Coruption Watch (ICW) selama hampir 4 tahun dilanjutkan di Perkumpulan IDEA sampai saat ini.

Page 146: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

Bagian 4:MONEV

BERBASISMASYARAKAT

Page 147: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad
Page 148: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>123

BAB 1

PENGANTAR MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYAKARAT

1.1. Maksud Monitoring dan Evaluasi

Tidak sedikit orang menafsirkan kata evaluasi sebagai mencari-cari kesalahan, mengucilkan danmemberi penilaian yang buruk pada seseorang. Oleh karena itu banyak orang dalam sebuah organisasi, alergi dengan kegiatan monitoring dan evaluasi. Sangat mungkin pandangan tersebut disebabkan pengalaman buruk yang sukar dilupakan, ketika praktik evaluasi dimaknai dan dilakukan sebagai upaya bukan untuk memperbaiki kinerja dan memberikan yang terbaik untuk organisasi dan kelompok penerima manfaat dari program. Disamping itu, kurang informasi peranan evaluasi, tidak tahu manfaat dantidak mengenali cara menjalankannya.

Bagi sebagian orang, monitoring dan evaluasi adalah kegiatan yang seringkali diabaikan dan bahkan dihindari. Mereka menganggap sebagai jargon dan hanya dapat dilakukan oleh para ahli dan untuk kepentingan pemilik dana. Sebenarnya hal itu tidak benar. Sebagai masyarakat pelaku dan penerima program, Anda dapat melakukan monitoring dan evaluasi untuk mendapatkan hasil program yang diinginkan dengan sumber daya yang tepat, waktu, serta perencanaan yang teliti.

Pertanyaannya, bagaimana Anda mengetahui apakah sebuah kegiatan berjalan dengan benar dan menghasilkan perubahan yang tepat? Jawabannya ada pada monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi bukan hanya untuk mempertanggungjawabkan pekerjaan kepada pemberi dana, melainkan sebagai alat untuk mencegah pemborosan, memperbaiki kegiatan danmemungkinkan Anda menilai kualitas dan manfaat suatu kegiatan.

Apakah yang dimaksud dengan monitoring dan evaluasi? Sebelum membahas monitoring dan evaluasi oleh masyarakat secara mendalam, ada baiknya memahami pengertian monitoring dan evaluasi diantaranya:

Page 149: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>124

Monitoring adalah pengumpulan informasi secara teratur yang akan membantu menjaga agar pekerjaan tetap pada jalurnya dan dapat memperingatkan Anda ketika terjadi sesuatu yang salah. Suatu penilaian yang dilaksanakan terus menerus (berkelanjutan) dalam suatu kegiatan. Monitoring bertujuan untuk meningkatkan cara dan kinerja kelompok atau organisasi dalam menjalankan kegiatan. Evaluasi dapat diartikan kegiatan untuk menilai apa yang kelompok atau masyarakat lakukan, apa yang telah tercapai danbagaimana mencapainya. Evaluasi adalah perbandingan antara dampak nyata dari proyek dengan perencanaan yang disepakati. Evaluasi bisa dilakukan ditengah berlangsungnya suatu program/ kegiatan agar selalu terjadi perbaikan. Evaluasi juga dapat dilakukan di akhir program/ kegiatan untuk mengambil suati pembelajaran. Pengertian lain menyebutkan bahwa evaluasi adalah: Menilai sejauh mana dampak keberhasilan yang dicapai dalam suatu kegiatan

oleh program Membandingkan antara keadaan yang terjadi dengan target rencana kegiatan

dengan memperhatikan faktor-faktor pendukung, faktor penghambat sesuai waktu, biaya anggaran ditentukan

Menilai hasil sejauh mana kegiatan sudah berjalan/ tercapai, menilai hasil dan dari tujuan, menggali tantangan dan masalah danmerumuskan Rencana Tindak Lanjut (RTL)

Evaluasi memiliki dua tujuan, yaitu: 1. Untuk pembelajaran dan pengembangan Evaluasi akan membantu menilai seberapa baik pekerjaan dengan tujuan agar pekerjaan tersebut lebih baik lagi. Ini tentang apa yang terjadi dan mengapa; apa yang bisa dan tidak bisa dikerjakan; serta apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan program/ kegiatan tersebut. Secara lebih rinci dijelaskan berikut ini: Secara terus menerus mencari ”pembelajaran baru” dari apa yang Anda kerjakan Untuk meningkatkan efektivitas kinerja, berdasarkan tujuan yang telah disepakati Untuk meningkatkan efisiensi kinerja, seperti tepat waktu, tidak melebihi batas

anggaran dantidak boros dalam menggunakan sumber daya Mencari penyebab dari keberhasilan ataupun kegagalan atas kegiatan yang Anda

lakukan. Hal ini memungkinkan Anda untuk meningkatkan kekuatan dan mengurangi kelemahan

Page 150: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>125

Saling bertukar pengalaman yang relevan antar orang, kelompok dan desa. Hal ini akan memungkinkan Anda untuk mengetahui bagaimana menghindari kesalahan yang telah dilakukan orang lain. Demikian pula pengalaman yang baik dapat ditiru jika memungkinkan

2. Sebagai bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas), untuk menunjukkan

berjalan secara efektif

Evaluasi akan membantu Anda mempertanggungjawabkan program/ kegiatan pada pihak lain terkait apakah dengan penggunaan dana telah tepat, apakah program telah selesai dan apakah perlu dilanjutkan. Secara lebih rinci dijelaskan berikut ini: Memberikan jawaban yang jujur dan terbuka kepada masyarakat yang ingin

mengetahui akuntabilitas dari suatu program Siap menghadapi tantangan dan luwes dalam menghadapi orang lain jika

pekerjaan Anda dianggap tidak sesuai dengan peraturan dan nilai-nilai yang disepakati

Namun, bukan berarti dengan melakukan monitoring dan evaluasi masalah dalam waktu sekejap dapat selesai, tanpa usaha yang keras dari seluruh anggota masyarakat untuk memperbaiki kualitas program/ kegiatan mustahil masalah akan selesai dan manfaat program/ kegiatan dapat tercapai. Monitoring dan evaluasi bukan solusi namun sebagai alat yang sangat berguna untuk: a. Membantu mengenali masalah dan penyebabnya b. Memberi saran tentang solusi yang paling mungkin bagi masalah yang ada c. Mendorong Anda dan masyarakat untuk merefleksikan kemana akan melangkah

dan bagaimana cara untuk menuju d. Memberi informasi dan gagasan e. Mendorong Anda dan masyarakat untuk menindaklanjuti informasi dan gagasan

tersebut f. Meningkatkan kemungkinan bahwa Anda dan masyarakat akan membuat

perubahan yang positif

Apa yang dapat dilakukan Masyarakat?

Kerapkali seseorang datang untuk menanyakan perkembangan dan kemajuan kegiatan atau program di sebuah wilayah tanpa memberitahukan tujuan dari wawancara atau pertemuan, masyarakat tidak mempunyai kepentingan mengikuti pertemuan dan tidak mengetahui manfaat dari pertemuan tersebut.

Page 151: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>126

Monitoring dan evaluasi secara partisipatif muncul untuk menjembatani kepentingan antara orang luar dan masyarakat sendiri dalam menilai, mengukur dan memantau suatu kegiatan atau program. Dimana tujuan disampaikan secara jelas, indikator dirumuskan bersama, terjadi negosiasi, masyarakat yang mengambil keputusan, masyarakat merasa memiliki program tersebut dan sangat fleksibel.

Monitoring dan evaluasi berbasis masyarakat berguna untuk menilai beberapa hal, diantaranya: Monitoring dan Evaluasi berbasis Masyarakat merupakan suatu pemantauan dan

evaluasi yang menyertakan masyarakat secara aktif dalam menilai, menjaga danmemelihara program atau kegiatan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah, pihak swasta, lembaga nirlaba, atau masyarakat secara swadaya

Pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan tahapan, 1) menggali informasi tentang dampak, 2) perubahan mendasar, 3) kemanfaatan dan 4) rekomendasi penyempurnaan

Mencakup pula upaya penyebarluasan informasi tentang dampak dan kemanfaatan program

Rekomendasi pemantauan dan evaluasi mencakup perbaikan proses dan pemeliharaan hasil dari program dan kegiatan untuk menjamin keberlangsungan manfaatnya bagi masyarakat

Dari pengertian diatas, monitoring adalah mencatat untuk memastikan pelaksanaan program telah sesuai dengan perencanaan kegiatan/ program yang dilakukan oleh pemerintah maupun organisasi sosial, serta untuk mengukur kemajuan kegiatan. Tujuannya adalah membantu semua orang yang terlibat dalam program membuat keputusan yang tepat pada saat yang tepat pula untuk memperbaiki mutu kegiatan.

Sedangkan evaluasi adalah kajian mendalam yang dilakukan untuk menilai dan mengukur keberhasilan, perubahan-perubahan danmeraih hikmah pembelajaran bagi masyarakat. Tujuannya tidak lain untuk memperbaiki kinerja kelompok/ organisasi dan menjaga hasil-hasil kegiatan agar tetap terpelihara dan berlanjut.

Maka, dapat disimpulkan bahwa pelaku monitoring dan evaluasi oleh masyarakat adalah masyarakat sendiri yang bekerja secara bersama untuk menggali masalah, mengumpulkan dan mengkaji data/ informasi danmerumuskan rekomendasi/ usul/ gagasan/ saran untuk kepentingan masyarakat.

Page 152: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>127

1.2. Syarat-Syarat Monitoring dan Evaluasi

Masyarakat akan memperoleh manfaat yang besar dari monitoring dan evaluasi jika memenuhi syarat-syarat berikut: 1. Monitoring dan evaluasi bukanlah satu bagian yang terpisah dalam

pelaksanaan program dan kegiatan. Seperti diketahui bersama bahwa dalam alur pelaksanaan program adalah kajian, perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Setelah melakukan evaluasi, bukti dan temuan hasil evaluasi menjadi bahan pengkajian dan perencanaan program lainnya, atau perbaikan program yang sama

2. Monitoring dan evaluasi harus menjadi bagian perencanaan program dan kegiatan

3. Sebelum memulai, hal pertama yang penting disepakati adalah menyepakati tujuan dan manfaat yang diharapkan dari program / kegiatan

4. Salah satu alasan untuk melakukan monitoring dan evaluasi adalah untuk mengetahui perkembangan dan capaian program/ kegiatan. Dengan demikian, program atau kegiatan harus digambarkan secara jelas dalam perencanaan yang mencakup tujuan, ukuran sukses, pelaksana atau penerima program, waktu dansebagainya

5. Agar semua masyarakat memiliki komitmen, maka membutuhkan prinsip-prinsip yang harus disepakati, yaitu: a. Partisipasi: semua pihak harus terlibat, mulai dari proses perencanaan sampai

evaluasi kegiatan b. Transparansi: membuat laporan yang dapat dipertanggungjawabkan c. Akuntabilitas: pengambilan keputusan dan penggunaan sumber daya harus

dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat d. Kejujuran: laporan dan informasi yang dibuat harus jujur dan berisi tentang

apa yang benar-benar terjadi dalam proyek e. Kemauan/ niat baik: dapat menerima dan memberikan kritik yang

membangun, baik dari maupun untuk pihal lain f. Keluwesan: tidak kaku danmampu menyesuaikan dengan keadaan, waktu

dantempat g. Kesepakatan: pelaksanaan monitoring dan evaluasi harus berdasarkan

kesepakatan semua pihak (yang menjadi bagian program/ kegiatan)

6. Semua yang terlibat harus membuat rencana kerja yang dinyatakan jelas, seperti apa yang ingin dicapai, peran dan tanggungjawab, serta tempat dan batas waktu.

Page 153: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>128

1.3. Tahapan Monitoring Dan Evaluasi

Tahap Pertama: Perencanaan

Perencanaan menjadi kegiatan penting sebelum pelaksanaan, namun sering disepelekan dan dilupakan, padahal perencanaan menjadi pedoman dan acuan proses pelaksanaan. Perencanaan monitoring dan evaluasi membahas rencana kerja yang rinci, yaitu tentang: 1. Menentukan tujuan dan ukuran keberhasilan (indikator) program 2. Program apa saja yang akan dimonitor dan dievaluasi 3. Apa saja yang akan dimonitor dan dievaluasi 4. Menyepakati tujuan monitoring dan evaluasi 5. Kepada siapa memperoleh data dan informasi 6. Siapa yang harus terlibat dan apa peran mereka 7. Siapa yang akan melakukan 8. Bagaimana cara memperoleh informasi/ data dan kapan dilakukan 9. Bagaimana hasil-hasil atau laporan disusun 10. Kepada siapa laporan disampaikan, serta pada acara apa laporan disampaikan

Tahap Kedua: Pengumpulan Data/ Informasi Setelah merencanakan kegiatan monitoring atau evaluasi, tahap selanjutnya adalah pengumpulan data/ informasi tentang program tersebut. Informasi dan data yang penting tersebut untuk memastikan program telah berjalan baik, bermanfaat, sesuai dengan kebutuhan, adakah kendala dan upaya agar program berlanjut.

Perencanaan

Pelaksanaan

Monitoring

Evaluasi

Kajian

Gambar 40. Tahapan Monitoring dan Evaluasi

Page 154: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>129

Cara mencari informasi dapat dilakukan dengan wawancara kepada penerima program atau kegiatan dilakukan secara resmi (misal di kantor, di rumah) dan tidak resmi/ non-formal (di warung, di kebun/ ladang, dll).

Wawancara juga dapat dilakukan pada saat pertemuan kelompok, dusun, arisan yang dinamakan juga dengan wawancara berkelompok atau diskusi. Hal yang perlu diperhatikan adalah mencatat informasi/ pendapat dari narasumber pada saat wawancara/ diskusi, atau bila dirasa akan menghambat narasumber untuk berpendapat cukup diingat dan setelah tiba di rumah baru dicatat.

Mencari data dalam dokumen juga penting dilakukan untuk membandingkan informasi kegiatan (terkait tujuan, penerima, jenis program, hasil yang diharapkan) dengan pelaksanaan sesungguhnya. Sehingga dapat menjadi kesimpulan apakah kegiatan sesuai dengan rencana atau melenceng.

Pengamatan tidak kalah penting dilakukan terhadap hasil-hasil kegiatan atau jenis bantuan, misalnya jalan yang telah diperbaiki, jenis bantuan bibit, material bangunan yang tiba. Lebih kuat lagi untuk mendokumentasikan bukti dengan cara dicatat dan dipotret.

Tahap Ketiga: Analisis Dan Pelaporan Laporan hasil monitoring dan evaluasi merupakan dokumentasi yang berisi hasil-hasil monitoring dan evaluasi dapat bentuk tertulis dan tak tertulis.

Isi laporan tertulis harus disampaikan secara sederhana, jelas, ringkas danpadat. Isi laporan tertulis diantaranya: 1. Penjelasan dari program/ kegiatan (termasuk tujuan dan hasil yang diharapkan) 2. Apa yang terjadi saat pelaksanaan program (manfaat, perubahan setelah program/

kegiatan berjalan yang baik dan buruk) 3. Ketidaksesuaian dan perbedaan antara rencana dengan pelaksanaan 4. Alasan terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut (kendala) 5. Cara untuk mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut (saran, gagasan, usulan).

Dapat juga menyajikan laporan dalam bentuk tak tertulis, misalnya: 1. Gambar dan foto 2. Film 3. Penjelasan lisan dalam pertemuan rutin dusun, kelompok, desa 4. Dialog dalam media komunitas (seperti radio komunitas, koran komunitas) 5. Pertunjukkan kesenian atau teater

Page 155: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>130

Ada banyak cara untuk menyajikan laporan, seperti dalam pertemuan rutin, ditempel di papan pengumuman (seperti di masjid, balai dusun, balai desa, pos ronda). Apabila laporan ditujukkan kepada pemerintah dapat dengan mengirim laporan tertulis, diskusi dengan pemerintah, diskusi dengan DPRD, melalui surat kabar, radio dan sebagainya. Aspek Penting yang biasanya digali: Kriteria atau aspek pemantauan adalah ukuran yg menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu, maka suatu program dinilai tercapai dan berhasil menggunakan aspek/ kriteria tertentu. Masing-masing aspek/ kriteria tersebut dapat dirinci cakupannya untuk membuktikan bahwa kriteria tercapai, cakupan dapat diturunkan dalam pertanyaan-pertanyaan untuk kebutuhan pengumpulan data. Aspek/ Kriteria yang lazim digunakan dalam pemantauan dan evaluasi adalah:

Aspek/ Kriteria Cakupan Pertanyaan Kunci Akuntabilitas 1. Pengetahuan masyarakat

tentang program 2. Penyediaan wadah umpan balik

dan tindaklanjut umpan balik

a. Darimana Anda mengetahui program?

b. Jika ada kegiatan yang tidak sesuai dengan kebutuhan? Apa yang dilakukan? melapor kepada siapa?

c. Adakah perbaikan setelah ada laporan?

Partisipasi 1. Peran masyarakat pada perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program rehabilitasi dan rekonstruksi

2. Dukungan masyarakat terhadap program

3. Keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan

a. Siapakah yang merencanakan dan melaksanakan kegiatan?

b. Apakah keputusan telah diambil secara mufakat tanpa ada yang dirugikan?

c. Apa dukungan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan/ program

Efektivitas 1. Ketepatan cara pelaksanaan program

2. Ketepatan penerima program 3. Kesesuaian waktu

a. Bagaimana dengan penerima dan lokasi kegiatan, apakah telah sesuai dengan rencana dan tepat sasaran?

Relevansi 1. Kesesuaian program dengan

kebutuhan 2. Manfaat atau kegunaan

program bagi masyarakat

b. Apakah kegiatan telah sesuai dengan kebutuhan warga? Mengapa?

c. Apakah kegiatan telah memenuhi indikator yang diharapkan?

Tabel 19. Aspek/ Kriteria Dalam Pemantauan dan Evaluasi

Page 156: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>131

Mengapa? d. Apakah kegiatan telah sesuai

dengan tujuan yang diharapkan? Mengapa?

e. Adakah kegunaan kegiatan untuk keluarga dan masyarakat?

Dampak Perubahan-perubahan pada kehidupan masyarakat dan tingkat risiko masyarakat.

a. Setelah kegiatan selesai dilakukan, adakah perbedaanannya?

b. Apakah perbedaan itu baik, ataukah buruk?

c. Bagaimana menjaga hasil-hasil kegiatan yang telah berjalan baik?

d. Bagaimana rekomendasi untuk perbaikan kegiatan?

Page 157: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>132

Bahan Bacaan I Perencanaan Program Pembangunan Desa Secara ideal, tujuan dan indikator program disepakati bersama pada saat permulaan program atau kegiatan dimulai atau pada saat akan melakukan monitoring dan evaluasi. Tahap pertama yang penting dalam monitoring dan evaluasi adalah meninjau kembali tujuan dan indikator program dan kegiatan pada saat akan melakukan monitoring dan evaluasi. Program muncul dari adanya permasalah yang harus diselesaikan untuk meningkatkan harkat hidup manusia dan memenuhi kebutuhan hidup yang lebih layak. Seperti program penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan penghasilan untuk mengurangi kemiskinan dan mensejahterakan masyarakat secara ekonomi, program tersebut dirancang karena permasalahan kemiskinan menjadi prioritas semua pihak. Kemiskinan menjadi akar permasalahan yang dapat mengakibatkan pendidikan rendah, kesehatan buruk, kriminalitas dandapat memicu kerentanan terhadap risiko bencana. Karena kondisi miskin seseorang tidak dapat mencukupi kehidupan yang layak dan memperoleh pendidikan yang tinggi, dengan pendidikan yang rendah pada umumnnya tidak dapat memperoleh pekerjaan yang layak pula dengan pendapatan yang rendah dan dapat dipastikan pada akhirnya kembali pada rantai kemiskinan. Inilah mengapa kemiskinan menjadi akar permasalahan, jika kemiskinan dapat dikurangi maka permasalahan-permasalahan yang selanjutnya dapat berkurang atau justru hilang. Pada konteks pengelolaan risiko bencana, program-program yang dirancang untuk memperkecil risiko, menghindari ancaman, ataupun mengalihkan akibat-akibat buruk yang kemungkinan akan terjadi. Akar permasalahannya pada kondisi masyarakat yang rentan karena minimnya pengetahuan, tidak tersedianya sumber daya atau sumber daya yang ada belum dapat dikelola dengan baik, lokasi dan kondisi pemukiman yang rentan, sikap dan perilaku yang tidak memperhatikan risiko. Maka diperlukan upaya peningkatan kapasitas dengan berbagai program agar masyarakat dapat menuju ketangguhan. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan, masyarakat desa dapat melakukannya secara mandiri dengan menggunakan pemetaan desa, menelusuri desa (transek), menggunakan kalender musim. Dengan alat bantu tersebut dapat ditemukan permasalahan dan potensi masyarakat terkait dengan sosial, ekonomi, lingkungan, infrastruktur yang selanjutnya dibuat prioritas untuk diselesaikan sesuai

Page 158: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>133

dengan kebutuhan dan bukan berdasarkan keinginan. Sebagai contoh, beberapa peta risiko dusun yang telah disusun oleh masyarakat adalah:

Tingkat kerusakan dan kerugian pasca bencana di desa dapat dikaji dengan menggunakan alat bantu peta risiko bencana desa atau dusun, dengan pemetaan dapat diperbandingkan kondisi dusun atau desa sebelum bencana dan sesudah bencana yang nantinya juga kemungkinan akan mengalami perubahan setelah adanya program-program rehabilitasi dan rekonstruksi, atau dapat diartikan setelah adanya program tentunya tingkat risiko desa akan mengalami perubahan yang

Gambar 41. Peta Risiko Dusun Glagah Malang, Desa Glagaharjo, Sleman

Page 159: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>134

diharapkan tingkat risiko desa dapat menurun. Terkadang perencanaan program membutuhkan proses yang serius dan lama dengan tenaga dan pikiran yang dicurahkan amat besar, memanglah membutuhkan kesabaran, ketelitian dankeuletan. Namun proses perencanaan yang baik telah menyelesaikan permasalah 50 persen, sebab “ketika kita gagal merencanakan, maka kita merencanakan untuk suatu kegagalan” Setelah membuat sketsa desa atau melihat kembali sketsa desa untuk menggali permasalahan dan potensi desa yang menggambarkan kondisi desa terkait pemukiman, infrastruktur, fasilitas umum, tata guna lahan, sebelum erupsi Merapi 2010. Bahan Bacaan II Monitoring dan Evaluasi Pasca Bencana Erupsi Merapi

Pada program pengelolaan risiko bencana, seyogianya masyarakat dapat melakukan

monitoring dan evaluasi pada program-program pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan dini, tanggap darurat, rehabilitasi danrekonstruksi baik dari sisi kebijakan, pelaksanaan, pelibatan masyarakat danmanfaat.

Namun demikian, pada saat ini pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat bersama masyarakat tentunya, telah dan sedang melaksanakan program rehabilitasi dan rekonstruksi. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Penanggulangan Bencana No. 5 Tahun 2011 tentang Penetapan Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Eilayah Pasca Bencana Erupso Gunung Merapi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah, program/ kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi terbagi menjadi sektor-sektor: Sektor perumahan dan pemukiman Sektor infrastruktur Sektor Ekonomi prodiktif Sektor sosial Sektor lintas sektor

Maka, program yang dapat dimonitor dan dievaluasi pasca bencana erupsi Merapi adalah yang terkait dengan program-program rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana erupsi Gunung Merapi yang dilakukan oleh pemerintah, swasta, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat. Dalam melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi, ada 10 rekomendasi bagi pemerintah, masyarakat danlembaga usaha untuk mencapai pembangunan yang lebih baik yaitu: 1. Pemerintah, donor dan lembaga-lembaga bantuan harus mengakui bahwa keluarga dan

masyarakatlah yang mengarahkan pemulihan diri mereka sendiri. 2. Pemulihan harus mendorong keadilan dan kesetaraan. 3. Pemerintah harus meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana-bencana di masa depan. 4. Pemerintah daerah harus diberdayakan agar mampu mengelola upaya pemulihan dandonor

harus memberikan sumber daya yang lebih besar untuk penguatan lembaga-lembaga pemerintah yang menangani pemulihan, terutama ditingkat lokal.

5. Perencanaan pemulihan yang baik dan koordinasi yang efektif tergantung pada informasi yang baik.

Page 160: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>135

6. Perserikatan Bangsa-Bangsa, Bank Dunia dan badan-badan multilaterallainnya harus memperjelas peranan dan hubungan antar mereka, terutama dalam menangani proses pemulihan yang sangat awal.

7. Peran LSM dan Gerakan Palang Merah/ Bulan Sabit Merah harus diperluas untuk mengemban tanggung jawab yang lebih besar demi meningkatkan kualitas upaya pemulihan.

8. Pemerintah dan lembaga-lembaga bantuan harus menciptakan kondisi yang mendorongpengembangan kewirausahaan mulai dari awal operasi pemulihan.

9. Para penerima manfaat berhak atas hubungan kerjasama antar lembaga bantuan yang tidak diwarnai dengan permusuhan dan persaingan yang tidak sehat.

10. Pemulihan yang baik harus membuat masyarakat menjadi lebih aman dengan mengurangi risiko dan membangun ketangguhan.

Page 161: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>136

BAB 2

TAHAPAN MONITORING DAN EVALUASI

2.1. Tahap Pertama: Perencanaan

1. Menyepakati rencana dan alasan melakukan monitoring dan evaluasi

a. Lakukan pertemuan desa atau kelompok yang dapat dilakukan pada saat

perencanaan program/ kegiatan (ini kondisi ideal), atau pada saat akan melakukan Monitoring dan Evaluasi. Bagi Pemerintah desa dapat membahas pada musyawarah desa atau bagi pengurus kelompok dapat membahas rencana ini pada pertemuan rutin kelompok.

b. Pemerintah desa atau kelompok membentuk tim monitoring dan evaluasi 2. Melakukan rapat tim untuk perencanaan monitoring dan evaluasi Peserta rapat adalah tim monitoring dan evaluasi atau ketua kelompok memimpin jalannya pertemuan. Langkah-langkah: a. Menyepakati tujuan dan aspek yang akan dimonitoring dan dievaluasi

Jelaskan sejelas-jelasnya tentang program / kegiatan yang direncanakan atau yang akan di Monitoring dan Evaluasi.

Fokuskan diskusi untuk menyepakati tujuan monitoring dan evaluasi dengan mengajukan pertanyaan: Untuk apa kita melakukan evaluasi? Catatlah setiap jawaban peserta rapat yang akan menjadi rujukan tentang apa saja yang akan diketahui dari program / kegiatan.

Tanyakan pada peserta apa yang akan diketahui dari program / kegiatan? Jawaban yang biasanya muncul adalah: Keterlibatan masyarakat dalam program Kualitas dan kesesuaian kegiatan Ketepatan cara, waktu danpenerima Peran dan tanggungjawab masing-masing pihak Hasil-hasil kegiatan Kendala-kendala Tujuan dan manfaat bagi masyarakat

Page 162: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>137

b. Menyepakati tujuan dan ukuran keberhasilan program/ kegiatan Menentukan tujuan jangka panjang dari program/ kegiatan yang menggambarkan kriteria atau indikator keberhasilan. Tujuan ini ditentukan oleh anggota masyarakat sendiri. Masyarakat, kelompok atau pelaksana kegiatan royek dapat menggunakan hal ini dalam mencatat kemajuan selama program / program dan sesudah program / kegiatan berakhir. Anda dapat mengajukan pertanyaan bijaksana sebagai berikut: Andaikata proyek telah berakhir, bagaimana bapak / ibu tahu bahwa proyek

tersebut sukses/ berhasil? Apa yang anda harapkan terjadi? Apa manfaat yang akan diperoleh dari proyek bagi perempuan, laki-laki dan

anak-anak? Bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan bapak / ibu?

Rumusan keberhasilan atau perubahan-perubahan yang akan dicapai masyarakat dari suatu program inilah yang menjadi pedoman dalam melakukan monitoring dan evaluasi. Tanda yang tampak dan bisa diukur yang menunjukkan bahwa sesuatu telah dikerjakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan kegiatan tersebut dapat diartikan sebagai indikator, atau menginformasikan perubahan-perubahan baik secara kualitas maupun dari sisi jumlah. Contoh tentang tujuan dan indikator sebagai berikut:

No. Tujuan Indikator

1 Meningkatkan pendapatan petani 1. Panen padi meningkat dari 5 ton/ ha menjadi 7 ton/ ha

2. Biaya produksi pertanian berkurang 3. Hama tanaman dapat dicegah secara mandiri 4. Bantuan diterima dengan kualitas bagus dan

tepat sasaran

2 Meningkarnya kesejahteraan peternak sapi perah

1. Peternak memiliki penghasilan 1 juta per bulan dari penjualan susu sapi

2. Memiliki koperasi untuk pengolahan susu 3. Bantuan diterima dengan kualitas bagus dan

tepat sasaran

3 Kehidupan ekonomi masyarakat cepat pulih setelah terjadi bencana

1. Ibu mendapatkan tambahan penghasilan Rp.500.000 / bulan dari usaha makanan ringan

2. Ibu dapat menyumbang pendapatan keluarga 3. Anak dapat terus sekolah

4 Masyarakat lebih siap dan tanggap ketika terjadi bencana

1. Seluruh masyarakat mengetahui cara penyelamatan diri

2. Mempersiapkan dokumen penting dan perbekalan

Tabel 20. Contoh Tujuan dan Indikator Monitoring dan Evaluasi

Page 163: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>138

3. Tidak ada yang menjadi korban 4. Ternak dan harta selamat

5 Masyarakat mendapatkan hunian yang aman

1. Hunian jauh dari sumber ancaman, kuat, 2. Hunian dapat ditempati seluruh anggota

keluarga 3. Hunian tidak terlalu jauh dengan kandang

ternak dan ladang 4. Pemukiman bersih, air lancar

3. Menyepakati sumber informasi dan cara mendapatkan informasi Langkah-langkah: a. Membuat daftar informasi, narasumber danpartisipan yang dibutuhkan untuk

menggali data atau bukti. Data/ informasi dapat dibagi menjadi data primer dan data sekunder. Data/ informasi primer adalah data yang menjadi sumber utama seperti proposal, rencana kegiatan, laporan, catatan rapat, dokumen rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi, pengumuman, peta risiko, narasumber (seperti pelaksana program, penerima manfaat, pembuat keputusan), bentuk fisik hasil program (jembatan, jalan, tanaman, ternak). Sedangkan data sekunder ialah data pelengkap atau pendukung seperti data kependudukan desa dan RPJM Desa.

b. Merumuskan cara pengumpulan informasi/ data yang dibutuhkan, semisal kajian/ pemeriksaan dokumen, wawancara, diskusi pada pertemuan desa atau pertemuan kelompok, diskusi pada saat arisan, observasi/ kunjungan lapangan.

c. Menentukan siapa yang melakukan penggalian data d. Merumuskan strategi terkait dengan cara mendapatkan data baik formal maupun

non-formal, misalnya meminta data pada pengelola program; wawancara di warung angkringan, sawah, kebun; diskusi pada pertemuan PKK, arisan, kelompok tani, kelompok ternak, pertemuan dusun.

e. Menyepakati waktu yang diberlukan harus dipertimbangkan dengan menerapkan efisiensi, jeda antara perencanaan dan pelaksanaan tidak terlalu lama.

No Sumber informasi Teknik

Pengumpulan DataYang

melakukan Strategi Waktu

1 Proposal, laporan, Data kependudukan desa

Kajian dokumen Bapak Budi Meminta pada pemerintah desa, pada panitia pembangunan

Minggu ke-2

Januari

2 Panitia kegiatan Wawancara Bapak Anto Wawancara di rumah

Minggu ke-2

Tabel 21. Contoh Tabel Cara Memperoleh Informasi

Page 164: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>139

No Sumber informasi Teknik Pengumpulan Data

Yang melakukan

Strategi Waktu

Januari 3 Perwakilan pemerintah

desa, perwakilan perangkat dusun

Wawancara dan Diskusi

Ibu Asih, Bapak Iwan

Wawancara di kantor, di rumah, di warung. Diskusi pada rapat desa/ dusun

Minggu ke-2

Januari

4 Penerima program peningkatan penghasilan

Diskusi kelompok Ibu Tatik Diskusi pada pertemuan kelompok, arisan, posyandu

Minggu ke-2

Januari

diskusi kelompok Ibu Sri Diskusi pada pertemuan kelompok

Minggu ke-2

Januari Penerima hunian tetap Wawancara Ibu Marsiti

Bapak Teguh Wawancara di halaman rumah, wawancara sambil memasak

Minggu ke-2

Januari

Perwakilan tim siaga desa

Wawancara Mas Cahyo, Mas Didik

Wawancara di warung, di rumah

Minggu ke-2

Januari

4. Memutuskan cara pelaporan dan penyampaian laporan Sepakati bentuk laporan yang akan disusun, hasil monitoring dan evaluasi dapat bentuk tertulis dan tak tertulis.

Ada banyak cara untuk menyajikan laporan, seperti dalam pertemuan rutin, ditempel di papan pengumuman (seperti di masjid, balai dusun, balai desa, pos ronda). Apabila laporan ditujukkan kepada pemerintah dapat dengan mengirim laporan tertulis, diskusi dengan pemerintah, diskusi dengan DPRD, melalui surat kabar, radio dan sebagainya.

Pertimbangkan ketersediaan waktu dan sumberdaya bagi para pendengar atau hadirin kepada siapa presentasi ditujukan.

Page 165: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>140

2.2. Tahap Kedua: Pengumpulan Data/ Informasi

Anda dapat melakukan hal ini dalam suatu rapat desa/ pertemuan kelompok atau dengan melakukan wawancara perorangan. Pada tahapan ini diharapkan anda memperoleh data kualitatif dari anggota masyarakat. 1. Monitoring melalui pertemuan kelompok

Setelah perencanaan dilakukan, masing-masing tim mengumpulkan informasi / data dalam pertemuan kelompok atau rapat desa untuk memonitor program / kegiatan.

Langkah-langkah: a. Menyatakan maksud dalam pertemuan yang salah satu acaranya adalah untuk

memonitor atau memantau program/ kegiatan yang bertujuan untuk “mencatat perkembangan kegiatan

b. Mendiskusikan indikator (yang sudah disiapkan sebelumnya berdasarkan dokumen proyek (bila ada) atau rumusan tim) dengan peserta. Diharapkan terbentuk kesepakatan dengan peserta mengenai indikator yang akan digunakan

c. Untuk kegiatan yang sedang dilaksanakan, fokuslah pada keadaan saat ini dan mendiskusikan apa yang telah dicapai, dimana yang ketinggalan, serta apa yang harus dilakukan lebih lanjut, maka contoh pertanyaan untuk monitoring atau memantau program diantaranya: Bagaimana dengan penerima dan lokasi kegiatan, apakah telah sesuai

dengan rencana dan tepat sasaran? Apa bentuk dukungan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan/ program? Adakah kegiatan yang belum berjalan? apa kendalanya? Apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki keadaan?

d. Catatlah dalam buku atau kertas besar setiap jawaban sesuai dengan pertanyaan

Kriteria Jawaban/ Bukti a. Bagaimana dengan penerima dan lokasi

kegiatan, apakah telah sesuai dengan rencana dan tepat sasaran?

b. Apa bentuk dukungan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan/ program?

c. Adakah kegiatan yang belum berjalan? apa kendalanya?

d. Apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki keadaan?

Tabel 22. Contoh Cara Pencatatan Jawaban Monitoring Melalui Pertemuan Kelompok

Page 166: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>141

2. Evaluasi melalui pertemuan kelompok

Langkah-langkah a. Menyatakan maksud dalam pertemuan yang salah satu acaranya adalah untuk

mengevaluasi program/ kegiatan yang bertujuan untuk “menilai keberhasilan program/ kegiatan dan merencanakan tindakan”

b. Mendiskusikan indikator (yang sudah disiapkan sebelumnya berdasarkan dokumen proyek (bila ada) atau rumusan tim) dengan peserta. Diharapkan terbentuk kesepakatan dengan peserta mengenai indikator yang akan digunakan

c. Menanyakan/ menggali pendapat pada forum tentang perubahan-perubahan, manfaat, relevansi dengan membandingkan kondisi saat ini dengan kondisi sebelum adanya kegiatan. Tanyakan kepada partisipan dengan pertanyaan, diantaranya: Apakah kegiatan telah sesuai dengan kebutuhan warga? Mengapa? Jika ada kegiatan yang tidak sesuai dengan kebutuan? Apa yang dilakukan?

melapor kepada siapa? Bagaimana dengan penerima dan lokasi kegiatan, spesifikasi, apakah telah

sesuai dengan rencana dan tepat sasaran? Apa yang berjalan dengan baik? Apa pula yang berjalan tidak baik? Apakah wujud dukungan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan/ program? Setelah kegiatan berakhir, apakah telah berhasil sesuai dengan ukuran

keberhasilan yang diharapkan? Jika sesuai apakah buktinya danmengapa tidak sesuai?

Apakah hasil program / kegiatan telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan? Mengapa?

Adakah kegunaan atau manfaat kegiatan untuk keluarga dan masyarakat? Setelah kegiatan selesai dilakukan, adakah sesuatu yang berubah? Apakah

perbedaan itu baik, ataukah buruk? Bagaimana memelihara hasil-hasil kegiatan yang telah berjalan baik? Apasajakah usulan untuk memperbaiki dan tindakan yang dilaukan?

d. Menyimpulkan hasil-hasil diskusi dengan meminta persetujuan peserta diskusi e. Memberikan apresiasi pada setiap pendapat, minimal dengan mengucapkan

terimakasih, pendapat yang menarik dansebagainya. f. Mengendalikan dinamika forum dengan mendorong peserta yang belum

berpendapat dan membatasi peserta yang terlalu aktif dan terlihat mendominasi g. Mencatat setiap jawaban responden di kertas plano dan menyalinnya di buku

catatan, h. Menciptakan suasana yang hangat dan santai dengan tidak memberikan

pertanyaan yang terkesan menyalahkan dan memojokkan.

Page 167: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>142

i. Tuliskan apa yang mereka katakan di dalam bahasa mereka, baik pada saat bercakap-cakap dengan mereka atau sesudahnya. Dengan cara ini maka informasi yang berharga tidak akan hilang dan dapat digunakan sebagai bahan dokumentasi yang bermanfaat baik untuk masyarakat maupun untuk pelaksana proyek/ dinas. Banyak dari informasi ini yang menunjukkan kenyataan dampak program yang terjadi di masyarakat.

a. Kriteria Jawaban a. Apakah kegiatan telah sesuai dengan

kebutuhan warga? Mengapa?

b. Jika ada kegiatan yang tidak sesuai dengan kebutuan? Apa yang dilakukan? Melapor kepada siapa?

c. Bagaimana dengan penerima dan lokasi kegiatan, apakah telah sesuai dengan rencana dan tepat sasaran?

d. Apa yang berjalan dengan baik? Apa pula yang berjalan tidak baik?

e. Apakah wujud dukungan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan/ program?

f. Setelah kegiatan berakhir, apakah telah berhasil sesuai dengan ukuran keberhasilan yang diharapkan? Jika sesuai apakah buktinya danmengapa tidak sesuai?

g. Apakah hasil program/ kegiatan telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan? Mengapa?

h. Adakah kegunaan atau manfaat kegiatan untuk keluarga dan masyarakat?

i. Setelah kegiatan selesai dilakukan, adakah sesuatu yang berubah? Apakah perbedaan itu baik, ataukah buruk?

j. Bagaimana memelihara hasil-hasil kegiatan yang telah berjalan baik?

k. Apa sajakah usulan untuk memperbaiki dan tindakan yang dilakukan?

Tabel 23. Contoh Cara Pencatatan Jawaban Evaluasi Melalui Pertemuan Kelompok

Page 168: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>143

3. Monitoring dan evaluasi dengan wawancara Langkah-langkah: a. Setelah menentukan responden, waktu dan lokasi wawancara dilanjutkan dengan

mengembangkan daftar pertanyaan b. Mempersiapkan alat pendukung wawancara, semisal buku catatan, alat tulis, alat

perekam suara, kamera c. Membuat janji pada responden dengan menyampaikan maksud secara jelas dan

identitas, namun terkadang dengan budaya yang berbeda sebagian masyarakat tidak dapat memberikan informasi/ pendapat ketika secara jelas menyatakan maksud untuk diwawancara, hal ini dapat disiasati dengan merahasiakan responden, atau apabila sulit dilakukan ditempuh dengan tiba-tiba mewawancarai responden dengan suasana yang santai dan hangat seperti percakapan sehari-hari.

d. Mencatat setiap jawaban responden di buku catatan, namun apabila dapat menghambat proses wawancara, evaluator dapat menuliskannya setelah sesampainya di rumah tentu saja dengan mengandalkan ingatan.

e. Menciptakan suasana yang hangat dan santai dengan tidak memberikan pertanyaan yang terkesan menyalahkan dan memojokkan.

4. Monitoring dan evaluasi dengan kunjungan lapangan

Untuk memahami kondisi program dengan tepat, maka kunjungan secara rutin harus dilakukan sehingga setiap perubahan terjadi dapat dipantau, kunjungan juga dapat dilakukan pada saat bantuan tiba untuk memantau kualitas. Contoh memantau kondisi dan berapa banyak tanaman yang hidup dan mati, atau kondisi sapi saat tiba di lokasi.

2.3. Tahap Ketiga: Analisis Dan Pelaporan

Laporan hasil monitoring dan evaluasi merupakan dokumentasi yang berisi hasil-hasil monitoring dan evaluasi dapat bentuk tertulis dan tak tertulis. Anda dan kelompok dapat melakukan tahapan dibawah ini: Langkah-langkah Bersama anggota tim membahas berbagai informasi yang telah dicatat dari hasil

diskusi dalam pertemuan kelompok, wawancara, maupun kunjungan lapangan. Lakukanlah kesimpulan-kesimpulan tentang program sesuai dengan apa yang ingin diketahui dari program/ kegiatan:

Page 169: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>144

o Keterlibatan masyarakat dalam program o Kualitas dan kesesuaian kegiatan o Ketepatan cara, waktu danpenerima o Peran dan tanggungjawab masing-masing pihak o Hasil-hasil kegiatan o Kendala-kendala o Tujuan dan manfaat bagi masyarakat

Setelah disepakati, maka tentukanlah cara penyajian laporan, secara tertulis atau

tak tertulis. Isi dari laporan adalah pokok-pokok / poin-poin penting dari pendapat dan kenyataan yang ada yang berasal dari masyarakat. Pokok-pokok penting yang penting disajikan dalam laporan tertulis diantaranya: 1. Penjelasan dari program/ kegiatan (termasuk tujuan dan hasil yang diharapkan) 2. manfaat dan perubahan setelah program/ kegiatan berjalan yang baik dan buruk) 3. Ketidaksesuaian dan perbedaan antara rencana dengan pelaksanaan 4. Alasan terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut (kendala) 5. Cara untuk mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut (saran, gagasan, usulan)

untuk ditindaklanjuti oleh masyarakat dan para pemangku kepentingan.

Sampaikan Laporan Laporan monitoring dan evaluasi yang sangat penting ini perlu diketahui oleh para pemangu kepentingan, baik pelaku program maupun masyarakat penerima manfaat. Namun, sebelum menyampaikan hasil ini, perlu sekali lagi mereview rencana dahulu, apakah masih sesuai ataukah dengan perkembangan saat ini sudah tidak sesuai, dengan demikian perlu menyusun ulang rencana terbaik untuk mempresentasikan hasil serta kepada siapa presentasi ditujukan, dengan mempertimbangkan ketersediaan waktu dan sumberdaya.

Laporan tertulis memiliki kelebihan untuk mengurangi kesalahpahaman. Namun ada pula kekurangannya, terutama jika tim monitoring dan evaluasi tidak dapat menulis ataupun membaca, yang berarti mereka tidak dapat berpartisipasi aktif dalam penyusun laporan secara menyeluruh. Kekurangan lainnya, kelompok yang dituju tidak dapat memahami isi laporan jika mereka tidak dapat membaca.

Laporan tertulis disajikan dengan syarat:

Page 170: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>145

1. Jelas: laporan harus mudah dibaca dan dimengerti. Gunakan kata-kata yang sederhana dan hindari penggunakan kata-kata istilah asing.

2. Ringkas: jangan memberikan informasi terlalu banyak yang tidak berguna/ tidak perlu. Sebalikya, berilah informasi singkat yang dapat diingat dalam waktu lama.

3. Padat: langsung pada inti bahasan, akan lebih membantu pembaca memahami temuan-temuan pokok.

Laporan juga dapat disajikan dalam bentuk lisan dalam rapat-rapat atau pertemuan di desa, dusun, RT, arisan dankelompok. Namun, apabila harus dengan tulisan dapat ditempel pada papan pengumuman yang ada di balai desa, balai dusun, masjid, gereja, pasar dansebagainya.

Hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam penyampaian laporan adalah siapa kelompok sasarannya, setiap pihak memiliki kepentingan yang berbeda-beda seperti pemerintah, LSM, ataupun masyarakat yang terlibat langsung dalam kegiatan. Berikut adalah beberapa contoh dalam penyajian dan pengiriman laporan hasil-hasil monitoring dan evaluasi kepada pihak-pihak terkait:

SASARAN CARA PENYAMPAIAN LAPORAN Masyarakat yang terlibat langsung dalam kegiatan/ program

Melalui pertemuan, diskusi, pelibaran dalam penyusunan laporan, dll.

Masyarakat yang terlibat langsung dalam kegiatan/ program

Melalui media komunitas (radio komunitas, majalah berkala), pertemuan desa, memasang laporan singkat di tempat-tempat umum, pertunjukkan seni

Pemerintah desa Melalui pertemuan, diskusi, mengirimkan laporan tertulis, menggunakan media komunitas (radio, majalah), dll.

Pemerintah daerah dan pusat Melalui pertemuan, diskusi, mengirimkan laporan tertulis, menggunakan media masa lokal, dll.

LSM Melalui pertemuan, diskusi, mengirimkan laporan tertulis, dll.

Lembaga pemberi dana Melalui pertemuan, diskusi, mengirimkan laporan tertulis, menggunakan media masa nasional, dll.

Tabel 24. Contoh Penyajian dan Pengiriman Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi

Page 171: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>146

Bahan Bacaan III Teknik Pengumpulan Data/ Informasi Ada beberapa teknik penggalian/ pengumpulan data, yaitu: A. Telaah Dokumen Monitoring dan evaluasi program dapat dilihat dari dokumen program maupun dokumen pelaksana program untuk mengukur dan menilai konsistensi ketercapaian program dari proses perencanaan dan pelaksanaan. Dokumen tersebut diantaranya proposal, laporan-laporan, catatan pertemuan/ rapat, dokumen rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi, peta risiko, RPJM Desa, APBDesa danlain-lain. Kembali pada tujuan monitoring dan evaluasi untuk menilai keberhasilan program, data tersebut merupakan dokumen perencanaan program yang menjadi panduan pelaksanaan. Ketika sudah mendapatkan data perencanaan tersebut, evaluator dengan mudah membandingkan temuan-temuan di lapangan dengan dokumen tersebut.

B. Wawancara

Informasi dan data dapat dikumpulkan dengan metode wawancara kepada pelaksana program, penerima manfaat, maupun pemangku kepentingan lain yang mendukung atau menolak program. Metode ini dapat memperkaya dan memperdalam informasi yang tidak tertuang pada dokumentasi kegiatan maupun pada teknik FGD, wawancara dapat dilakukan sangat fleksibel dan mendalam dengan panduan pertanyaan yang telah disusun, bisa dilakukan secara formal (di kantor) maupun non-formal (di sawah, kebun, warung, rumah). Panduan pertanyaan dapat dikembangkan setelah kita merumuskan kriteria dan indikator, dalam pelaksanaannya evaluator dapat mengembangkan sendiri panduan pertanyaan tersebut tanpa melihat, atau seperti ngobrol sehari-hari.

C. Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion/ FGD)

Diskusi Kelompok Terarah/ terfokus adalah metode pengkajian yang menekankan pada pencarian gambaran mengenai luas dan kedalaman pemahaman suatu

Page 172: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>147

kelompok terhadap suatu topik/ masalah dengan berdiskusi semi-terstruktur dengan kelompok masyarakat (5-15 orang).

Dalam diskusi kelompok terarah ini pemimpin diskusi/ fasilitator melontarkan beberapa pertanyaan isu kepada kelompok untuk didiskusikan dan pengamat menuliskan hal-hal utama yang diungkapkan dalam diskusi. Proses sangat partisipatif dengan melibatkan masyarakat sehingga terjadi berbagi informasi, klarifikasi atas review dokumen dan wawancara, sehingga terjadi peningkatan pengetahuan peserta. Tujuan pokoknya adalah mencari nuansa kelompok (bukan individu) terhadap individu dan mengindentifikasikan dan menggambarkan persepsi kelompok, sikap dan kebutuhannya (keluar dari angka-angka; membantu kita memaknai angka-angka). Salah satu alat bantu dengan menggunakan sketsa desa atau peta risiko desa yang telah dirumuskan pada perencanaan program, pada diskusi tahap monitoring dan evaluasi peta tersebut digunakan kembali untuk membuat daftar perubahan-perubahan baik tata letak pemukiman, kondisi lingkungan, infrastruktur, ekonomi dansosial. Daftar pertanyaan terbuka digunakan untuk menggali tanggapan atau pendapat partisipan diskusi mengenai keberhasilan, kebermanfaatan atau kegunaan program-program yang sedang berjalan ataupun telah selesai serta perubahan-perubahan pada masyarakat. Daftar pertanyaan merupakan pokok-pokok tema yang akan digali, pertanyaan mendalam dapat dikembangkan lebih jauh selama percakapan berlangsung.

Gambar 41. Ilustrasi Diskusi Kelompok Terfokus (FGD)

Page 173: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>148

Kekuatan FGD khususnya bagi partisipan yang pemalu dapat merasa lebih bebas untuk berbicara

ketika mereka berada diantara teman sebaya interaksi kelompok memperkaya kualitas dan kuantitas informasi yang diberikan

perbedaan sudut pandang antar kelompok yang berbeda dalam komunitas dapat diidentifikasi

dapat melakukan konfirmasi atau penjelasan ulang tentang bukti-bukti dan pendapat yang berbeda

D. Kunjungan Lapangan Observasi atau pengamatan yang melibatkan pendengaran, penciuman, penglihatan, meraba danmembaca untuk memperoleh data/ informasi yang tidak terungkap oleh responden ketika melakukan wawancara tentang kejadian ataupun hasil-hasil kegiatan. Seperti mengamati proses pembangunan hunian tetap, pembangunan jalan, kualitas dan dan jumlah material.

Page 174: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>149

BAB 3

PEMANFAATAN MONITORING & EVALUASI

ara-cara melakukan monitoring dan evaluasi sebenarnya telah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dilakukan pada rapat desa, rapat dusun, pertemuan kelompok, kunjungan lapangan. Bentuk pertemuan dapat

disesuaikan dengan budaya, norma, struktur yang ada di desa, serta tujuan pemantauan dan evaluasi. Beberapa cara untuk memantau dan mengevaluasi program/ kegiatan yang telah berjalan di lingkungan Anda seperti: 3.1. Rapat Desa Rapat desa atau dusun atau dengan istilah lain telah berjalan di daerah manapun untuk membahas dan mendiskusikan perkembangan yang ada di desa tersebut, merencanakan kegiatan ataupun memonitor kegiatan yang sedang berjalan. Pada rapat desa, peserta dan bentuk pertemuan menyesuaikan dengan adat dan struktur desa, bila memungkinkan penting untuk melibatkan anggota masyarakat yang terpinggirkan seperti kelompok rentan. Pada prosesnya, pemimpin rapat yang biasanya adalah tetua atau tokoh masyarakat memimpin rapat dan meminta pendapat dari peserta rapat, disampaikan secara lisan yang kemudian ditulis oleh seseorang yang ditunjuk sebagai notulen. Rapat Desa dapat menjadi wadah untuk membahas perkembangan dan kendala program dalam rehabilitasi dan rekonstruksi antara pemerintah desa dan masyarakat yang diwakili oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), panitia pembangunan danorganisasi lainnya yang memiliki tugas pada pembangunan masyarakat. Pada rapat atau musyawarah tersebut dapat membahas laporan panitia pembangunan maupun membahas kemajuan program. Rapat desa juga dapat menjadi wadah penyampaian laporan dari hasil monitoring dan keluhan masyarakat yang menerima program pembangunan, pelaksanaan rapat desa dapat diadakan secara khusus untuk membahas laporan masyarakat ataupun

C

Page 175: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>150

mengikuti jadwal rapat rutin desa, semisal Musrenbangdus dan Musrenbangdes. Proses dialog antara masyarakat dan pemerintah desa maupun panitia pembangunan diharapkan dapat mendukung percepatan dan ketepatan pembangunan desa pasca bencana, sehingga masyarakat dapat memperoleh manfaat besar dari pembangunan tersebut yaitu dapat segera pulih. 3.2. Pertemuan Kelompok Kelompok di desa terbentuk karena kesamaan profesi, ketrampilan dantujuan. Seperti kelompok tani, kelompok ternak, kelompok pengusaha kecil. Pada pertemuan yang dihadiri oleh para pengurus dan seluruh anggota kelompok dapat membahas perkembangan dan hasil-hasil dari kegiatan kelompok ataupun kegiatan yang dilakukan pihak lain untuk kepentingan kelompok. Pertemuan ini juga dapat membahas kendala-kendala yang muncul selama pelaksanaan program yang kemudian mencari solusi untuk mengatasinya.

Pengalaman beberapa desa dalam melakukan monitoring dan evaluasi program kelompok dapat menjadi contoh yang baik, diantaranya:

1. Pengalaman Desa Kepuharjo, Cangringan, Sleman

Ibu Masirah sebagai kader PKK desa melakukan proses monitoring di pertemuan posyandu dan PKK dengan mewawancarai peserta pertemuan kelompok tentang pelaksanaan progam hunian tetap dan pencapaian peningkatan ekonomi.

Pada pertemuan membahas kondisi infrastruktur hunian tetap yang belum lengkap seperti air bersih dan pengelolaan sampah rumah tangga. Sehingga usulan dari warga untuk segera membenahi instalasi air bersih dan adanya pengelolaan sampah rumah tangga. Selain itu, terdapat lokasi hunian tetap yang masih berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) 3.

Diskusi juga membahas perkembangan usaha ibu-ibu yang tersendat karena pemasaran produk yang kurang optimal, sehingga mengusulkan pada pemerintah untuk melakukan proses pendampingan pasca produksi.

2. Pengalaman Desa Jumoyo, Salam, Magelang

Ibu Tatik melakukan proses evaluasi program budidaya lele dengan sistem terpal di kelompok budidaya ikan lele dengan berdiskusi bersama anggota kelompok

Page 176: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>151

membahas manfaat, kendala danrencana kedepan untuk pengembangan budidaya ikan lele. Diskusi kelompok didasari pada kenyataan banyaknya warga yang sudah tidak lagi membudidayakan lele padahal dana tersebut berupa dana hibah dari pemerintah, kendala yang diutarakan karena sarana produksi berupa terpal sudah rusak dan kesulitan mendapatkan air, biaya pakan lele yang tinggi sehingga jika dihitung keuntungan tidak mencukupi untuk modal tebar benih berikutnya.

Kelompok merencanakan untuk membudidayakan bibit lele yang lebih cepat produksinya dan modal yang lebih rendah daripada pembesaran lele. Namun masih membutuhkan sarana produksi seperti air bersih yang lancar dengan mendesak percepatan pembangunan irigasi.

3. Pengalaman Desa Salam, Patuk, Gunungkidul Kelompok tani di 6 dusun di Desa Salam setiap selapanan (40 hari pasaran jawa) melakukan pertemuan kelompok dengan agenda utama rembug perkembangan aktivitas kelompok, arisan dan simpan pinjam. Pada rembug tersebut dilaporkan tentang proses pelaksanaan aktivitas pertanian organik, saling bertukar pengalaman dan pengetahuan, mengutarakan hasil panen danmenyepakati langkah menyelesaikan berbagai kendala dan masalah seperti kunjungan ke kelompok lain, pelaksanaan pelatihan dankerjasama dengan berbagai pihak.

3.3. Kunjungan Lapangan

Kunjungan lapangan secara rutin berguna untuk memahami kondisi program dengan tepat dan setiap perubahan yang terjadi dapat dipantau. Contohnya, anggota kelompok tani secara rutin bergiliran mengunjungi lokasi penananaman untuk mengetahui kondisi tanaman, berapa yang hidup dan berapa yang mati, dari kondisi tanaman tersebut dapat dilakukan penyulaman atau dikaji mengapa tanaman mudah mati, barangkali waktu penanaman kurang tepat pada saat musim kemarau atau mungkin kondisi bibit yang memang belum siap tanam. Contoh lainnya meninjau kondisi jalan yang telah diperbaiki, material bangunan yang tiba. Lebih baik lagi untuk mendokumentasikan bukti dengan cara dicatat dan dipotret.

Pengalaman beberapa desa dalam melakukan monitoring dan evaluasi program kelompok dapat menjadi contoh yang baik, diantaranya:

1. Pengalaman Desa Sirahan, Salam, Magelang

Beberapa warga melakukan kunjungan lapangan dan wawancara untuk memantau

Page 177: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>152

pembangunan hunian tetap. Aspek yang dipantau tentang data penerima, data lelang, kesesuaian pelaksanaan pembangunan rumah dan infrastruktur pendukung. Warga menemukan beberapa masalah, diantaranya ketidaksesuaian penerima dengan data yang telah diverifikasi oleh BPBD, infrastruktur pendukung belum tersedia (penerangan, air, listrik), indikasi adanya pungutan untuk pengurusan sertifikat dan pembelian alat-alat pertukangan. Hasil pemantauan selanjutnya dibahas dalam pertemuan desa yang melibatkan pemerintah desa dan pemerintah kabupaten.

Warga juga memantau dan mengevaluasi pembangunan saluran irigasi teknis pertanian yang hingga sekarang belum berfungsi. Menurut warga, fakta tersebut dikarenakan pada saat perencanaan tidak mempertimbangkan sumber air.

2. Pegalaman Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman

Masyarakat sebagai penerima program hunian tetap memantau kualitas maupun jumlah material yang datang dari pemasok untuk hunian tetap. Pengalaman yang pernah dialami, pemasok mengirim material di malam hari sehingga tidak ada proses pemantauan sehingga pada pagi hari ternyata kualitas material rendah atau tidak sesuai dengan pemesanan, sehingga warga memberikan syarat pengiriman material dilakukan pada siang hari dan tidak ada kompromi untuk menolak material yang tidak sesuai dengan pemesanan seperti ukuran diameter besi yang lebih kecil. Hal serupa juga pernah dilakukan oleh warga Dusun Paten, Srihardono, Pundong, Bantul yang menolak bambu yang dikirim pemasok pada pukul 22.00 karena kualitasnya rendah untuk pembangunan hunian sementara.

Warga juga memantau pelaksanaan normalisasi kali Gendol dan reklamasi lahan yang dipenuhi material vulkanik. Normalisasi dengan menambang batu dan pasir bertujuan untuk mengembalikan fungsi lahan dan sungai yang penuh dengan material vulkanik, serta hasil pertambangan dapat dikelola dan dirasakan manfaatnya oleh warga desa. Namun yang terjadi sekarang ini lahan warga banyak yang terkikis akibat pengerukan dengan alat berat sementara tapal batas kepemilikan sudah hilang yang dikhawatirkan akan menimbulkan konflik antar warga, seyogianya sebelum dilakukan reklamasi harus dilakukan pengukuran batas kepemilikan terlebih dahulu, sementara penambangan harus dikelola oleh pemerintah desa sehingga ada pemasukan untuk desa dan untuk dusun.

3. Pengalaman Desa Balerante, Kemalang, Klaten Warga memantau perkembangan tanaman cengkeh yang telah ditanam dari bantuan pemerintah yang ternyata banyak yang mati, diduga karena belum siap panen dan

Page 178: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>153

waktu tanam yang tidak sesuai musim. Begitupula dengan memantau jalan yang baru diaspal, 2 minggu setelahnya sudah ada beberapa titik yang rusak dan berlubang karena setiap hari dilalui kendaraan bermuatan berat galian c (batu dan pasir), sehingga usulan warga untuk pemerintah desa membuat peraturan desa untuk menutup jalan bagi kendaraan bermuatan berat menimbang jalan tersebut sebagai jalur evakuasi ke lokasi yang lebih aman pada saat erupsi Merapi.

4. Pengalaman Desa Sindumartani, Ngemplak, Sleman Warga meminta penggantian kambing bantuan dari pengelola bantuan karena tidak sesui dengan rencana. Di lain sisi, kerugian ekonomi akibat rusaknya kolam dan bibit ikan karena debu vulkanik telah pulih, warga mendapat program bantuan pemijahan ikan dari pemerintah telah menyumbang pendapatan warga hingga 1 juta perbulan.

5. Pengalaman Desa Negarajati, Cimanggu, Cilacap Bancana tanah longsor yang terjadi pada 2009 di Desa Negarajati mengancurkan lahan pertanian, perumahan, instalasi air bersih danjalan. Titik longsor merupakan kawasan hutan produksi Perum. Perhutani dengan lereng curam yang berbatasan langsung dengan pemukiman.

Upaya untuk mengelola risiko dilaksanakan warga dengan dukungan pemerintah desa yang diawali menilai risiko, menyusun perencanaan penanggulangan bencana, menyusun rencana aksi PRB, menyusun kesepakatan dengan Perhutani untuk mengurangi risiko untuk merehabilitasi hutan dengan membuat terasiring, sistem drainase dan reboisasi diusulkan pada Perhutani sebagai pemilik kawasan. Pasca kegiatan, warga melakukan pertemuan evaluasi kegiatan yang ternyata rehabilitasi hutan tidak disertai terasiring dan sistem drainase, kesepakatan warga ialah mendesak Perhutani melakukan penataan hutan untuk mengurangi risiko longsor.

3.4. Wawancara

Wawancara juga dapat dilakukan pada saat pertemuan kelompok, dusun, arisan yang dinamakan juga dengan wawancara berkelompok atau diskusi. Hal yang perlu diperhatikan adalah mencatat informasi/ pendapat dari nara sumber pada saat wawancara/ diskusi, atau bila dirasa akan menghambat narasumber untuk berpendapat cukup diingat dan setelah tiba di rumah baru dicatat.

Page 179: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>154

Pengalaman Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang

Melakukan wawancara kepada warga tentang pemahaman rencana evakuasi dan kesiapan warga ketika terjadi bencana, wawancara dilakukan pada anak, dewasa, lansia di berbagai lokasi dan waktu. Hasil wawancara menunjukkan bahwa tidak semua warga mengatahui arah dan jalur evakuasi yang tepat ketika terjadi banjir lahar hujan Sungai Putih terutama para lansia, mereka hanya mengikuti arah rombongan yang terkadang salah arah. Maka rekomendasi yang diusulkan adalah mengadakan sosialisasi, simulasi, dan pemasangan rambu jalur evakuasi yang bertujuan meningkatkan kesiapan dan keterampilan masyarakat. Wawancara pada petani salak tentang kualitas bibit salak. Hasil wawancara memperoleh bukti bahwa bibit bantuan dari pemerintah belum siap tanam dan datang tidak tepat musim (datang pada musim kemarau) sehingga banyak bibit yang mati. Selain itu, pada saat musim panen harga salak sangat rendah sehingga diusulkan adanya pengolahan hasil salak menjadi makanan olahan (ceriping, sirup, dodol, dll.) yang dapat menjadi andalan desa wisata yang terkait dengan pembangunan rest and relax.

DAFTAR PUSTAKA Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2010), “Peraturan Kepala Badan Nasional

Penanggulangan Bencana Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana”. Jakarta: BNPB.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2012), “Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana”. Jakarta: BNPB.

Doyle, Nina & Deborah Nolan, “Buklet Monitoring dan Evaluasi Proyek: Seri Pengerahan Sumberdaya”. VCO Indonesia.

Gubbles, Peter & Catheryn Koss, “Memperkuat Kapasitas Organisasi melalui Proses Penilaian Diri Terpadu”, Penterjemah: Nazarudin & Nur Tjahjo. Bandung: Studio Driya Media.

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.

Shapiro, Janet, “Monitoring and Evaluation”. CIVICUS. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. United Nations Development Programme (2009), “Handbook on Planning, Monitoring

And Evaluating For Development Results”. UNDP:2009.

Page 180: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >>155

TENTANG PENULIS UNTUNG TRI WINARSO. Mempunyai pengalaman sebagai Koordinator Proyek PRBBK (Pengembangan Desa Tangguh) di Kab. Cilacap, Comunity Organizer pada program Pemulihan Penghidupan Korban Gempa Mei 2006 di Desa Salam Gunung Kidul. Pengalaman lain sebagai fasilitator Perencanaan Pembangunan Desa Program Pengembangan Desa Tangguh dalam Konteks Pengurangan Risiko Bencana Di Desa Salam dan Pengkok Kecamatan Patuk (ERA-UNDP) dan Co-Fasilitator Konsultan Evaluasi Akhir Proyek Pengarusutamaan Pengelolaan Risiko Bencana di 5 Desa di Nias, Yakkum Emergensi Unit (YEU). Sebelumnya pernah menjadi tim monitoring dan evaluasi proyek hunian sementara ERA-UNDP, memimpin penelitian mengenai pengembangan model perangkat untuk pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat, sebagai salah satu penerima hibah riset dari ProVention Consortium. Saat ini menjabat sebagai Direktur Kantor Perkumpulan Lingkar.

Page 181: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad
Page 182: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

Bagian 5:

PENUTUP

Page 183: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 5: PENUTUP

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 156

PENUTUP

STRATEGI PENERAPAN DAN REPLIKASI

1.1. Sistem Informasi Desa (SID) Sebagai sebuah sistem informasi, SID hanya akan berguna jika berjalan secara berkelanjutan. Perlu dipahami bahwa mengelola SID bukanlah aktifitas yang bersifat sekali jadi melainkan sebuah aktifitas yang berjalan terus menerus. Sekali piranti lunak terpasang di komputer desa, kemudian data awal berhasil dimasukkan ke dalamnya, maka pengelola SID harus melakukan pembaruan data secara berkala. Untuk memastikan SID berkelanjutan, pengelola perlu memahami bahwa sebuah sistem informasi terdiri atas beberapa unsur yang saling terkait, yaitu: 1. Data 2. Piranti lunak (software) 3. Piranti Keras (hardware) 4. Jaringan 5. Manusia 1.1.1. Strategi Replikasi SID

Desa yang akan menerapkan (replikasi) SID perlu menyiapkan setidaknya 5 komponen utama sistem informasi, sebagi berikut: a) Pengelolaan Data

SID membutuhkan ketersediaan data dasar yang diperbarui secara berkelanjutan. Desa perlu merumuskan jenis data yang akan dikelola. Selain itu juga menetapkan jenis data yang bersifat terbuka untuk publik dengan data yang bersifat pribadi dan harus dilindungi. Pengelola SID perlu menyepakati waktu dan cara pembarauan data dilakukan.

Page 184: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 5: PENUTUP

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 157

b) Piranti Lunak

Piranti lunak SID dikembangkan dengan lisensi kode terbuka (open source). Dengan model pengembangan demikian, piranti lunak SID akan lebih mudah dikembangkan dan disebarluaskan. Informasi tentang SID meliputi panduan, dokumentasi, dan piranti lunak bisa dibaca dan diunduh melalui website www.lumbungkomunitas.net c) Piranti Keras

Untuk menjalankan SID, desa perlu menyiapkan beberapa piranti keras sebagai berikut:

No Jenis Alat Jumlah Perkiraan Harga 1 Komputer 1 unit Rp. 3.000.000 2 Printer 1 unit Rp. 700.000 3 UPS 1 unit Rp. 750.000 jika menggunakan <1 komputer

4 Switch Hub 1 unit Rp. 250.000 5 Kabel LAN & konektor 100 meter Rp. 300.000 JUMLAH Rp. 5.000.000

Jika SID akan dipasang dalam server internet sehingga bisa diakses secara luas, maka diperlukan modem dan biaya sambungan internet, sebagai berikut:

No Jenis Alat Jumlah Perkiraan Harga 1 Modem 1 unit Rp. 300.000 2 Sambungan internet Rp.100.000/

bulan 12 bulan Rp. 1.200.000

JUMLAH Rp. 1.500.000

Untuk membiayai piranti keras dan sambungan internet tersebut, desa bisa mengalokasikan dari Anggaran Penerimaan dan Belanja Desa (APBDes).

d) Sumber Daya Manusia

Pengelolaan SID juga membutuhkan syarat tersedianya sumberdaya manusia yang memadai dari segi kuantitas maupun kualitas. Idealnya SID dikelola oleh sebuah tim

Tabel 25. Daftar Kebutuhan Piranti Keras

Tabel 26. Daftar Kebutuhan Modem dan Biaya Sambungan Internet

Page 185: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 5: PENUTUP

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 158

yang jumlahnya paling sedikit 3 orang. Tujuannya agar jika ada seorang pengelola yang berhalangan bisa digantikan oleh orang lain. Juga untuk menghindari beban yang terlalu berat dan ketergantungan jika SID hanya mengandalkan satu orang petugas.

Tim pengelola SID perlu menguasai kemampuan dasar mengelola SID meliputi cara memasang (install) piranti lunak, melakukan pengaturan (set-up), memasukkan data (input), dan menggunakan SID untuk mendukung kegiatan administrasi dan pelayanan warga desa.

Jika kemampuan dasar tersebut telah dikuasai, pengelola SID perlu meningkatkan kemampuan dalam mengolah dan menganalisa data sehingga menjadi informasi yang mudah dipahami dan membantu proses perencanaan dan pengembilan keputusan desa.

Dalam pembaruan data, tim pengelola SID sebaiknya didukung oleh personil-personil yang mampu menjangkau warga sampai ke tingkat paling bawah, seperti kepala dukuh atau ketua RT.

e) Jaringan

Keberadaan jaringan sangat penting bagi efektifitas dan keberlanjutan SID. Jaringan tersebut bisa berasal dari dalam maupun luar desa. Jaringan dari dalam desa misalnya lembaga kemasyarakatan seperti PKK, karang taruna, kelompok tani, dan sebagaianya. Jaringan ini berfungsi sebagai penyedia data sekaligus pengguna SID untuk mendukung aktifitas mereka. Jaringan dari luar desa misalnya, desa lain, pemerintah kabupaten/ provinsi/ pusat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), perguruan tinggai, atau pelaku usaha. Desa bisa menggandeng jaringan ini sebagai mitra dalam implementasi program desa, dimana SID berperan sebagai acuannya. Misalnya, desa yang menerapkan SID bisa meminta perguruan tinggi untuk menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik yang sesuai dengan kebutuhan desa berdasarkan data SID atau mengajak bermitra dengan investor jenis usahanya yang sesuai dengan potensi ekonomi desa.

1.1.2. Peluang-peluang Replikasi

a) SID dikelola oleh institusi pemerintah desa yang memiliki sumber daya pendukung dalam bentuk kebijakan, pendanaan, infrastruktur dan sumberdaya manusia. Dukungan tersebut merupakan syarat penting keberlanjutan SID

Page 186: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 5: PENUTUP

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 159

b) SID memiliki fungsi yang bersifat generik sehingga bisa diterapkan pada semua desa.

c) Banyak pihak di luar desa yang berkepentingan dengan SID. Pihak-pihak tersebut bisa diminta untuk turut mendukung penerapan SID. Bentuk dukungan bisa berupa dukungan pendanaan, peningkatan kapasitas, dan kerjasama program.

1.1.3. Tantangan-tantangan Replikasi SID

a) Penerapan SID membutuhkan dukungan kemampuan teknis dari pengelolanya.

Karena itu dibutuhkan strategi peningkatan kapasitas yang sistematis b) Penerapan SID membutuhkan perubahan pola pikir dan budaya birokrasi yang

bersifat terbuka, setara dan cepat. Kondisi yang umum ditemui, sebagian besar pemerintah desa masih menganut perilaku birokrasi yang tertutup, feodal dan lamban. Untuk itu diperlukan strategi perubahan budaya terutama di pihak pemerintah desa.

c) Banyaknya pihak yang berkepentingan dengan SID, selain menjadi peluang bisa sekaligus sebagai tantangan. Desa perlu mewaspadai model kerjasama dengan pihak luar yang berpotensi merugikan desa/ warga. Misalnya, dalam bentuk penyalahgunaan informasi untuk keuntungan pihak tertentu.

1.1.4. Kesimpulan Pemanfaatan SID SID adalah inisiatif baru yang sudah teruji namun baru pada wilayah terbatas. Diperlukan uji lapangan, kajian dan penyempurnaan secara terus menerus agar program ini memiliki tingkat kematangan yang memadai.

Page 187: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 5: PENUTUP

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 160

1.2. Audit Sosial (SA) 1.2.1. Strategi Implementasi a) Audit sosial dalam situai pasca bencana sangat mungkin dilakukan dalam situasi

pemulihan awal maupun rehabilitasi dan rekonstruksi. Dua tahapan bencana ini telah memiliki dokumen perencanaan yang bisa di telusur.

b) Dalam situasi tidak terjadi bencana maka audit sosial sangat kondusif dilakukan atas program/ kegiatan yanglangsung menyasar dan memilliki dampak pada masyarakat luas misal jaminan kesehatan masyarakat, raskin (beras untuk orang miskin), pupuk bersubsidi dan lain-lain.

1.2.2. Tantangan Replikasi Audit Sosial a) Apabila ada upaya pihak-pihak yang tersudut dalam audit sosial untuk

memberikan laporan kepada pihak berwajib. Meski saat ini UU perlindungan saksi dan korban sudah mengatur hal ini namun seringkali dijadikan senjata pihak yang tersudut untuk melaporakan kepada kepolisian.

b) Tantangan lain adalah apabila dokumen perencanaan tidak didapatkan secara memadai.

c) Selain itu, apabila pihak-pihak yang melakukan audit sosial sudah menyerah karena ada tekanan dari pihak lain. Apalagi kalau menyangkut sumber daya/ sumber dana yang seharusnya dikucurkan kepada para korban bencana (survivor)

1.2.3. Kesimpulan Pemanfaatan Audit Sosial a. Audit Sosial sangat strategis untuk memastikan dana yang ada sampai kepada

masyarakat korban/ survivor (penyintas) b. Hasil Audit Sosial bisa dijadikan bahan/ rujukan audit yang dilaksanakan oleh

lembaga Negara atau auditor pemerintah c. Hasil Audit Sosial bias menjadi umpan balik bagi perbaikan program yang akan

datang

Page 188: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad

BAGIAN 5: PENUTUP

BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF >> 161

1.3. Monitoring Dan Evaluasi Berbasis Komunitas

1.3.1. Tantangan-Tantangan Replikasi Tidak semua orang merasa nyaman dan menerima berbagai cara monitoring dan evaluasi. Menurut sebagian pihak, monitoring dan evaluasi hanyalah mencari kesalahan pihak lain yang hanya menimbulkan konflik personal, kenyataan ini bisa jadi benar adanya jika tujuan monitoring dan evaluasi hanya terfokus pada mencari masalah dan kendala dan tidak berusaha mencari kesepakatan bersama yang dilandasi nilai-nilai kebersamaan, saling menghargai, keterbukaan, dan musyawarah mufakat.

1.3.2. Strategi Replikasi Manual dan langkah-langkah yang telah disajikan sangat terbatas dan kemungkinan tidak dapat diterapkan karena perbedaan budaya dan nilai yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi. Masyarakat yang meyakini nilai bahwa menyatakan masalah merupakan perilaku yang dihindari tidak dapat secara terbuka memberikan penilaian kendala, masalah, apa yang sebaiknya diperbaiki dan sebagainya, maka diperlukan strategi-strategi dan cara lain yang sesuai dengan adat, budaya, nilai masyarakat setempat.

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dapat dilakukan pada aktivitas dan pertemuan-pertemuan yang telah ada di lingkungan tempat tinggal, seperti pertemuan RT, Pertemuan Dusun, pertemuan kelompok, musyawarah desa, musyawarah rencana pembangunan desa. Begitu pula pelaporan hasil-hasil monitoring dan evaluasi dapat disampaikan secara tertulis maupun lisan pada pertemuan-pertemuan tersebut, melalui papan informasi desa, pertunjukkan kethoprak.

Page 189: repo.databojonegoro.comrepo.databojonegoro.com/Materi/Panduan Penerapan SID dan Monev... · Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif Penulis: Ahkmad