renstra kemenag 2010-2014 bab 3

55
  Karo Hukum Sekjen Karo Perencanaan 39 BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN AGAMA A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL Dalam RPJMN 2010-2014 disebutkan bahwa peningkatan kualitas kehidupan  beragama dilakukan melal ui empat fokus priorit as, yaitu:  Pertama, peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan agama melalui: (a)  peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam ajaran agama; (b) peningkatan wawasan keagamaan yang toleran dan selaras dengan wawasan kebangsaan, Hak Asasi Manusia (HAM) dan gender, serta kebhinekaan; (c)  peningkatan motivasi dan partisipasi umat beragama dalam pembangunan nasional; (d)  peningkatan wawasan keagamaan masyarakat untuk mengurangi berbagai aliran sempalan dan tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama; (e) peningkatan ketahanan umat beragama terhadap ekses negatif ideologi-ideologi yang tidak sesuai dengan nilai luhur bangsa; (f) peningkatan upaya mewujudkan kesalehan sosial sejalan dengan kesalehan ritual; (g) pengembangan pusat kajian keagamaaan dan sumber  belajar masyarakat; (h) peningkat an pemanfaatan sumber-sumber informasi keagamaan dan perpustakaan rumah ibadah; (i) penguatan peran media massa dan teknologi informasi sebagai wahana internalisasi nilai-nilai agama; dan (j) penguatan peran agama dalam pembentukan karakter dan peradaban bangsa.  Kedua, peningkatan kualitas kerukunan umat beragama, melalui: (a) pembentukan dan  peningkatan efektivitas forum kerukunan umat beragama; (b) pengembangan sikap dan  perilaku keberagamaan yang inklusif dan toleran; (c) penguatan kapasitas masyarakat dalam menyampaikan dan mengartikulasikan aspirasi-asp irasi keagamaan melalui cara- cara damai; (d) peningkatan dialog dan kerjasama intern dan antarumat beragama, dan  pemerintah dalam pembinaan kerukunan umat beragama; (e) peningkatan koordinasi antarinstansi/lembaga pemerintah dalam upaya penanganan konflik terkait isu-isu keagamaan; (f) pengembangan wawasan multikultur bagi guru-guru agama, penyuluh agama, siswa, mahasiswa dan para pemuda calon pemimpin agama; (g) peningkatan  peran Indonesia dalam dialog lintas agama di dunia internasional; dan (h) penguatan

Upload: mysterious13oy

Post on 07-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

rencana strategis kementerian agama ri 2010-2014 bab 3

TRANSCRIPT

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    39

    BAB III

    ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN AGAMA

    A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL

    Dalam RPJMN 2010-2014 disebutkan bahwa peningkatan kualitas kehidupan

    beragama dilakukan melalui empat fokus prioritas, yaitu:

    Pertama, peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan agama melalui: (a)

    peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam

    ajaran agama; (b) peningkatan wawasan keagamaan yang toleran dan selaras dengan

    wawasan kebangsaan, Hak Asasi Manusia (HAM) dan gender, serta kebhinekaan; (c)

    peningkatan motivasi dan partisipasi umat beragama dalam pembangunan nasional; (d)

    peningkatan wawasan keagamaan masyarakat untuk mengurangi berbagai aliran

    sempalan dan tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama; (e) peningkatan

    ketahanan umat beragama terhadap ekses negatif ideologi-ideologi yang tidak sesuai

    dengan nilai luhur bangsa; (f) peningkatan upaya mewujudkan kesalehan sosial sejalan

    dengan kesalehan ritual; (g) pengembangan pusat kajian keagamaaan dan sumber

    belajar masyarakat; (h) peningkatan pemanfaatan sumber-sumber informasi keagamaan

    dan perpustakaan rumah ibadah; (i) penguatan peran media massa dan teknologi

    informasi sebagai wahana internalisasi nilai-nilai agama; dan (j) penguatan peran

    agama dalam pembentukan karakter dan peradaban bangsa.

    Kedua, peningkatan kualitas kerukunan umat beragama, melalui: (a) pembentukan dan

    peningkatan efektivitas forum kerukunan umat beragama; (b) pengembangan sikap dan

    perilaku keberagamaan yang inklusif dan toleran; (c) penguatan kapasitas masyarakat

    dalam menyampaikan dan mengartikulasikan aspirasi-aspirasi keagamaan melalui cara-

    cara damai; (d) peningkatan dialog dan kerjasama intern dan antarumat beragama, dan

    pemerintah dalam pembinaan kerukunan umat beragama; (e) peningkatan koordinasi

    antarinstansi/lembaga pemerintah dalam upaya penanganan konflik terkait isu-isu

    keagamaan; (f) pengembangan wawasan multikultur bagi guru-guru agama, penyuluh

    agama, siswa, mahasiswa dan para pemuda calon pemimpin agama; (g) peningkatan

    peran Indonesia dalam dialog lintas agama di dunia internasional; dan (h) penguatan

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    40

    peraturan perundang-undangan terkait kehidupan keagamaan, seperti perlunya

    penyusunan undang-undang tentang perlindungan dan kebebasan beragama.

    Ketiga, peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama, melalui: (a) peningkatan

    pengelolaan dan fungsi rumah ibadat; (b) peningkatan mutu pelayanan dan pengelolaan

    dana sosial keagamaan (zakat, wakaf, infak, sedekah, dana persembahan kasih/dana

    kolekte, dana punia, dan dana paramita serta dana ibadah sosial lainnya); (c)

    peningkatan kapasitas lembaga-lembaga sosial keagamaan; (d) peningkatan jaringan

    dan sistem informasi lembaga sosial keagamaan; (e) pengembangan berbagai kebijakan

    dan peraturan perundang-undangan yang secara jelas menjabarkan kewenangan dan

    kewajiban pemerintah dalam memberikan perlindungan atas hak beragama masyarakat;

    dan (f) penerapan sistem pemantauan dan evaluasi pembangunan bidang agama yang

    berkelanjutan dan efektif; (g) reformasi birokrasi; (h) penyiapan laporan keuangan

    dengan opini wajar tanpa pengecualian; dan (i) penguatan struktur organisasi instansi

    pusat dan instansi vertikal yang sesuai dengan tuntutan perkembangan.

    Keempat, pelaksanaan ibadah haji yang tertib dan lancar paling lambat pada 2010,

    melalui: (a) peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji sesuai standar pelayanan

    minimal dalam rangka memperoleh sertifikat ISO 9000:2001; (b) pemantapan

    penerapan dan pemanfaatan sistem informasi haji terpadu (Siskohat); (c) penyediaan

    jaringan Siskohat di seluruh kabupaten/kota; (d) peningkatan efisiensi, transparansi,

    dan akuntabilitas penyelenggaraan ibadah haji; (e) pemantapan landasan peraturan

    perundang-undangan tentang profesionalisme penyelenggaraan ibadah haji; dan (f)

    penyiapan draft undang-undang tentang pengelolaan dana haji.

    Selain itu, keempat fokus prioritas pembangunan bidang agama di atas juga didukung

    oleh: (a) peningkatan kualitas manajemen dan tata kelola pembangunan bidang agama;

    (b) peningkatan sistem informasi dan pelayanan publik; (c) peningkatan penelitian dan

    pengembangan pembangunan bidang agama; (d) peningkatan pendidikan dan

    pelatihan; dan (e) peningkatan koordinasi dan kerjasama lintas bidang, lintas sektor,

    lintas program, lintas pelaku, dan lintas kementerian/lembaga (K/L).

    Selain kebijakan di dalam kehidupan beragama, pada bidang pendidikan kebijakan

    nasional diarahkan kepada peningkatan akses, kualitas dan relevansi pendidikan

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    41

    menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian, keluhuran budi pekerti,

    dan kemandirian bangsa yang kuat. Kebijakan ini dilakukan melalui sembilan fokus

    prioritas, yaitu:

    Pertama, peningkatan kualitas wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang

    merata melalui: (a) penyelenggaraan pendidikan dasar bermutu yang terjangkau bagi

    semua dalam kerangka pelaksanaan standar pelayanan minimal untuk mencapai standar

    nasional pendidikan; (b) pemantapan/rasionalisasi implementasi Bantuan Operasional

    Sekolah (BOS); (c) peningkatan daya tampung SMP/MTs/sederajat terutama di daerah

    terpencil dan kepulauan; (d) penurunan angka putus sekolah dan angka mengulang,

    peningkatan angka melanjutkan, serta penurunan rata-rata lama penyelesaian

    pendidikan di berbagai jenjang untuk mendukung peningkatan efisiensi internal

    pendidikan; (e) penuntasan rehabilitasi ruang kelas SD/MI/sederajat dan SMP/MTs/

    sederajat untuk memenuhi standar pelayanan minimal; (f) peningkatan mutu proses

    pembelajaran; (g) peningkatan pendidikan inklusif untuk anak-anak cerdas dan

    berkebutuhan khusus; dan (h) peningkatan kesempatan lulusan SD/MI/sederajat yang

    berasal dari keluarga miskin untuk dapat melanjutkan ke SMP/MTs/sederajat, serta (i)

    penguatan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan iklim yang mendukung

    tumbuhnya sikap saling menghargai, sportif, kerjasama, kepemimpinan, kemandirian,

    partisipatif, kreatif, dan inovatif (soft skills), jiwa kewirausahaan, serta memperkuat

    pendidikan akhlak mulia, kewarganegaraan, dan pendidikan multikultural serta

    toleransi beragama guna mewujudkan peserta didik yang bermoral, beretika,

    berbudaya, beradab, toleran, dan memahami keberagaman.

    Kedua, peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan menengah, melalui: (a)

    peningkatan akses pendidikan menengah jalur formal dan non-formal untuk dapat

    menampung meningkatnya lulusan SMP/MTs/sederajat sebagai dampak penuntasan

    Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun; (b) rehabilitasi gedung-gedung

    SMA/SMK/MA/sederajat; (c) peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan menengah

    untuk memberikan landasan yang kuat bagi lulusan agar dapat melanjutkan pendidikan

    ke jenjang selanjutnya atau memasuki dunia kerja; (d) peningkatan kualitas dan

    relevansi pendidikan menengah kejuruan, pendidikan tinggi vokasi, dan pelatihan

    keterampilan sesuai dengan kebutuhan pembangunan termasuk kebutuhan lokal untuk

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    42

    menghasilkan lulusan yang siap memasuki dunia kerja dan memiliki etos

    kewirausahaan; (e) harmonisasi pendidikan menengah kejuruan, pendidikan tinggi

    vokasi dan pelatihan keterampilan untuk membangun sinergi dalam rangka merespons

    kebutuhan pasar yang dinamis; (f) peningkatan kemitraan antara pendidikan kejuruan,

    pendidikan tinggi vokasi, dan pelatihan keterampilan dengan dunia industri dalam

    rangka memperkuat intermediasi dan memperluas kesempatan pemagangan serta

    penyelarasan pendidikan/pelatihan dengan dunia kerja; (g) peningkatan pendidikan

    kewirausahaan untuk jenjang pendidikan menengah; dan (h) peningkatan ketersediaan

    guru satuan pendidikan kejuruan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan

    pembangunan termasuk kebutuhan lokal.

    Ketiga, peningkatan kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi, melalui: (a)

    peningkatan akses dan pemerataan pendidikan tinggi dengan memperhatikan

    keseimbangan antara jumlah program studi sejalan dengan tuntutan kebutuhan

    pembangunan dan masyarakat serta daerah; (b) penguatan otonomi dan manajemen

    pendidikan tinggi dalam rangka membangun universitas riset (research university)

    menuju terwujudnya universitas kelas dunia (world class university); (c) penataan

    program studi dan bidang keilmuan yang fleksibel memenuhi kebutuhan

    pembangunan; (d) peningkatan ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana

    pendidikan tinggi, seperti perpustakaan dan laboratorium yang sesuai dengan

    kebutuhan program studi; (e) pengembangan dan pelaksanaan road map penelitian

    sesuai dengan kebutuhan pembangunan untuk mendukung terwujudnya perguruan

    tinggi sebagai pengembangan dan penelitian iptek; (f) peningkatan kualifikasi dosen

    melalui pendidikan S2/S3 baik di dalam maupun di luar negeri; (g) penguatan kualitas

    dosen melalui peningkatan intensitas penelitian dan academic recharging; (h)

    penguatan sistem insentif bagi dosen dan peneliti untuk mempublikasikan hasil

    penelitian dalam jurnal internasional dan mendapatkan paten; (i) penguatan kemitraan

    perguruan tinggi, lembaga litbang, dan industri, termasuk lembaga pendidikan

    internasional, dalam penguatan kelembagaan perguruan tinggi sebagai pusat

    pengembangan dan penelitian iptek; (j) peningkatan pendidikan kewirausahaan,

    termasuk technopreneur bagi dosen dan mahasiswa dengan menjalin kerjasama antara

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    43

    institusi pendidikan dan dunia usaha; dan (k) pemberian beasiswa perguruan tinggi

    untuk siswa SMA/SMK/MA yang berprestasi dan kurang mampu.

    Keempat, peningkatan profesionalisme dan pemerataan distribusi guru dan tenaga

    kependidikan, melalui: (a) peningkatan kualifikasi akademik, sertifikasi, evaluasi,

    pelatihan, pendidikan, dan penyediaan berbagai tunjangan guru; (b) penguatan

    kemampuan guru, termasuk kepala sekolah dan pengawas sekolah, dalam menjalankan

    paradigma pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, entrepreneurial, dan

    menyenangkan; (c) peningkatan kompetensi guru melalui pengembangan profesional

    berkelanjutan (continuous professional development); (d) pemberdayaan peran kepala

    sekolah sebagai manager sistem pendidikan yang unggul; (e) revitalisasi peran

    pengawas sekolah sebagai entitas quality assurance; (f) peningkatan kapasitas dan

    kualitas lembaga pendidik tenaga kependidikan (LPTK) untuk mencetak guru yang

    berkualitas secara masif, termasuk dalam menyelenggarakan pre-service training yang

    bermutu; (g) peningkatan pengawasan pendirian LPTK dan pengendalian mutu

    penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan guru; (h) peningkatan efisiensi, efektivitas,

    pengelolaan, dan pemerataan distribusi guru; dan (i) penyediaan tenaga pendidik di

    daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan sesuai dengan standar pelayanan minimal.

    Kelima, peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan non-formal, melalui: (a)

    penguatan kapasitas lembaga penyelenggara pendidikan non-formal; (b) peningkatan

    pendidikan kecakapan hidup untuk warga negara usia sekolah yang putus sekolah atau

    tidak melanjutkan sekolah dan bagi warga usia dewasa; (c) peningkatan pengetahuan

    dan kecakapan keorangtuaan (parenting education) dan homeschooling serta

    pendidikan sepanjang hayat; dan (d) peningkatan keberaksaraan penduduk yang diikuti

    dengan upaya pelestarian kemampuan keberaksaraan dan peningkatan minat baca.

    Keenam, peningkatan minat dan budaya gemar membaca masyarakat, melalui: (a)

    penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar

    masyarakat; (b) revitalisasi perpustakaan; (c) peningkatan ketersediaan layanan

    perpustakaan secara merata; (d) peningkatan kualitas dan keberagaman koleksi

    perpustakaan; (e) peningkatan promosi gemar membaca dan pemanfaatan

    perpustakaan; dan (f) pengembangan kompetensi dan profesionalitas tenaga

    perpustakaan.

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    44

    Ketujuh, peningkatan akses dan kualitas pendidikan anak usia dini, yang holistik dan

    integratif untuk mendukung tumbuh kembang secara optimal sehingga memiliki

    kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.

    Kedelapan, peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan, melalui

    peningkatan jumlah dan kapasitas guru, kapasitas penyelenggara, pemberian bantuan

    dan fasilitasi penyelenggaraan pendidikan, serta pengembangan kurikulum dan

    metodologi pembelajaran pendidikan agama dan keagamaan yang efektif sesuai dengan

    Standar Nasional Pendidikan (SNP).

    Kesembilan, pemantapan pelaksanaan sistem pendidikan nasional, dengan

    meningkatkan: (a) percepatan penyusunan peraturan perundangan untuk mendukung

    pemantapan pelaksanaan sistem pendidikan nasional; (b) penataan pelaksanaan

    pendidikan yang diselenggarakan oleh berbagai kementerian/lembaga dan pemerintah

    daerah secara menyeluruh sesuai dengan peraturan perundangan; dan (c)

    pengembangan kurikulum baik nasional maupun lokal yang disesuaikan dengan

    perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, dan seni serta perkembangan

    global, regional, nasional, dan lokal termasuk pendidikan agama, pengembangan

    kinestetika dan integrasi pendidikan kecakapan hidup untuk meningkatkan etos kerja

    dan kemampuan kewirausahaan peserta didik dalam rangka mendukung pendidikan

    berwawasan pembangunan berkelanjutan.

    Selain itu, kesembilan fokus prioritas tersebut juga didukung oleh kebijakan sebagai

    berikut. Pertama, peningkatan efisiensi dan efektivitas manajemen pelayanan

    pendidikan melalui: (a) pemantapan pelaksanaan desentralisasi pendidikan; (b)

    pengelolaan pendanaan di tingkat pusat dan daerah yang transparan, efektif dan

    akuntabel serta didukung sistem pendanaan yang andal; (c) peningkatan peran serta

    masyarakat dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan, antara lain, dalam

    bentuk komite sekolah; (d) peningkatan kapasitas pemerintah pusat dan daerah untuk

    memperkuat pelaksanaan desentralisasi pendidikan termasuk di antaranya dalam

    bentuk dewan pendidikan di tingkat kabupaten/kota; (e) peningkatan kapasitas satuan

    pendidikan untuk mengoptimalkan pelaksanaan otonomi pendidikan, termasuk

    manajemen berbasis sekolah (MBS); dan (f) konsolidasi sistem informasi dan hasil

    penelitian dan pengembangan pendidikan untuk dimanfaatkan dalam proses

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    45

    pengambilan keputusan, memperkuat monitoring, evaluasi, dan pengawasan

    pelaksanaan program-program pembangunan pendidikan.

    Kedua, penguatan sistem evaluasi, akreditasi dan sertifikasi termasuk sistem pengujian

    dan penilaian pendidikan dalam rangka penilaian kualitas dan akuntabilitas

    penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi,

    dan nasional.

    Ketiga, penyusunan peraturan perundang-undangan yang menjamin tercapainya

    pendidikan dasar sembilan tahun yang bermutu dan terjangkau.

    Keempat, peningkatan ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan

    seperti laboratorium, perpustakaan, dan didukung oleh ketersediaan buku-buku mata

    pelajaran yang berkualitas dan murah, untuk memenuhi standar pelayanan minimal

    termasuk di daerah pemekaran baru.

    Kelima, peningkatan penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

    di bidang pendidikan termasuk penyediaan internet ber-content pendidikan mulai

    jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.

    Keenam, peningkatan karakter bangsa peserta didik termasuk internalisasi nilai-nilai

    budaya ke dalam proses pembelajaran, kurikulum, dan kegiatan ekstrakurikuler, serta

    peningkatan mutu bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan teknologi dan

    seni serta bahasa perhubungan luas antara bangsa.

    Upaya peningkatan akses dan kualitas pelayanan pendidikan tersebut juga ditujukan

    untuk mengurangi kesenjangan taraf pendidikan antarwilayah, gender, dan antartingkat

    sosial ekonomi dengan meningkatkan: (a) pemihakan pada siswa dan mahasiswa yang

    berasal dari keluarga miskin melalui pemberian bantuan beasiswa bagi siswa dan

    mahasiswa miskin; (b) pemihakan kebijakan bagi daerah dan satuan pendidikan yang

    tertinggal (underprivileged); (c) pengalokasian sumberdaya yang lebih memihak

    kepada daerah dan satuan pendidikan yang tertinggal; (d) pemihakan kebijakan

    pendidikan yang responsif gender di seluruh jenjang pendidikan; (e) pengembangan

    instrumen untuk memonitor kesenjangan antarwilayah, gender, dan antartingkat sosial

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    46

    ekonomi; dan (f) peningkatan advokasi dan capacity building bagi daerah dan satuan

    pendidikan yang tertinggal.

    Secara lebih terperinci, masing-masing arah kebijakan dan strategi nasional

    pembangunan bidang agama serta pendidikan agama dan pendidikan keagamaan tahun

    2010 - 2014 dapat digambarkan sebagai berikut:

    1. Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan agama masyarakat, antara lain melalui:

    a. Peningkatan ketaatan beragama masyarakat yang terwujud dalam sikap dan

    perilaku sosial yang sejalan dengan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam

    ajaran agama.

    b. Menumbuhkembangkan wawasan keagamaan yang lapang dan toleran selaras

    dengan wawasan kebangsaan dan kebhinnekaan.

    c. Menumbuhkembangkan pusat kajian keagamaaan dan sumber belajar

    masyarakat.

    d. Peningkatan pemanfaatan sumber-sumber informasi keagamaan dan

    perpustakaan rumah ibadat.

    e. Peningkatan peran media massa dan teknologi informasi berbasis internet

    sebagai wahana internalisasi nilai-nilai agama.

    f. Peningkatan pemahaman keagamaan masyarakat berwawasan HAM dan

    gender.

    2. Pengembangan kehidupan sosial yang harmonis, rukun dan damai di kalangan umat beragama, antara lain melalui:

    a. Pemberdayaan forum kerukunan umat beragama sebagai modal sosial dalam

    pembangunan nasional.

    b. Peningkatan sikap dan perilaku keberagamaan yang inklusif dan toleran pada

    masyarakat.

    c. Peningkatan kapasitas masyarakat dalam menyampaikan dan mengartikulasikan

    aspirasi-aspirasi keagamaan melalui cara-cara damai.

    d. Pencegahan insiden kekerasan terkait dengan isu-isu keagamaan.

    e. Peningkatan kerjasama intern dan antarumat beragama, dan pemerintah.

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    47

    f. Peningkatan peran dan kerjasama kelompok-kelompok sosial keagamaan dalam

    upaya penciptaan dan pemeliharaan kerukunan hidup beragama.

    g. Peningkatan kualitas penanganan konflik bernuansa keagamaan yang

    melibatkan kerja sama antara pemerintah dan kelompok-kelompok sosial

    keagamaan.

    h. Peningkatan koordinasi antarinstansi/lembaga pemerintah dalam upaya

    penanganan konflik terkait isu-isu keagamaan.

    i. Pengembangan wawasan multikultur dan pendidikan ruhani bagi guru-guru

    agama, penyuluh agama, siswa, mahasiswa dan para pemuda calon pemimpin

    agama.

    j. Pemantapan landasan peraturan perundang-undangan tentang kemerdekaan

    beribadat dan kerukunan umat beragama.

    3. Peningkatan kualitas pelayanan bagi umat beragama, antara lain melalui: a. Peningkatan kualitas pelayanan bagi umat beragama.

    b. Peningkatan kualitas pelayanan lembaga sosial keagamaan.

    c. Peningkatan kualitas pelayanan data dan informasi keagamaan.

    d. Peningkatan pengelolaan dan fungsi rumah ibadat.

    e. Peningkatan pelayanan jaminan produk halal.

    f. Peningkatan kualitas pengelolaan dana sosial keagamaan dan kapasitas lembaga

    keuangan berbasis agama.

    g. Peningkatan kapasitas instansi/lembaga pemerintah yang bertanggung jawab

    atas penyediaan layanan bagi umat beragama disertai dengan meningkatnya

    profesionalisme aparatur penyedia layanan.

    h. Peningkatan kebijakan dan tata kelola yang baik dalam penyediaan pelayanan

    bagi umat beragama dengan dilandasi oleh prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas,

    transparansi dan akuntabilitas.

    4. Peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji, antara lain melalui: a. Peningkatan kualitas bimbingan kepada jemaah haji.

    b. Penyempurnaan pola rekruitmen dan pelatihan petugas haji.

    c. Penyusunan Standar Pelayanan Minimal menuju sertifikasi ISO 9001:2008.

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    48

    d. Pengembangan sistem informasi haji yang handal.

    e. Peningkatan dukungan manajemen yang menyeluruh dalam penyelenggaraan

    haji.

    f. Penyusunan peraturan perundang-undangan sebagai tindak laknjut UU 13/2008

    g. Optimalisasi pengelolaan dana haji

    h. Peningkatan koordinasi intern dan antar instansi/lembaga.

    5. Optimalisasi potensi dan pendayagunaan dana sosial keagamaan, antara lain melalui:

    a. Peningkatan mutu pelayanan dan pengelolaan zakat, wakaf, infak, sedekah,

    kolekte, dana punia, dan dana paramita serta ibadah sosial lainnya.

    b. Peningkatan kapasitas lembaga pengelola dana sosial keagamaan, melalui

    pemberian bantuan operasional kelembagaan, peningkatan sarana prasarana,

    pengembangan manajemen, peningkatan kualitas tenaga pengelola, dan

    pengembangan jaringan.

    c. Peningkatan sistem pengelolaan wakaf produktif melalui kegiatan sosialisasi

    hukum wakaf dan program bantuan fasilitasi dan pembimbingan.

    d. Peningkatan peran lembaga keuangan berbasis agama /perbankan syariah

    sebagai salah satu pilar perekonomian masyarakat, melalui program fasilitasi

    dan penguatan regulasi yang melindungi kepentingan masyarakat kurang

    mampu.

    e. Perkembangan sistem informasi lembaga pengelola dana sosial keagamaan dan

    lembaga keuangan berbasis agama.

    f. Disahkannya revisi Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang

    Pengelolaan Zakat.

    6. Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Lembaga Sosial Keagamaan, antara lain melalui:

    a. Peningkatan kapasitas lembaga-lembaga sosial keagamaan melalui

    pengembangan sarana prasarana, peningkatan mutu manajemen, peningkatan

    kualitas sumber daya pengelola, dan peningkatan pemanfaatan potensi umat

    beragama.

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    49

    b. Pemberian bantuan untuk penyelenggaraan berbagai kegiatan lembaga-lembaga

    sosial keagamaan, dan penguatan program-program kelembagaan.

    c. Peningkatan jaringan dan sistem informasi lembaga sosial keagamaan.

    d. Peningkatan hubungan dan kerjasama antar lembaga sosial keagamaan, dan

    dengan pemerintah sebagai mitra pembangunan.

    e. Peningkatan pelayanan perpustakaan dan infomasi keagamaan pada lembaga-

    lembaga sosial keagamaan.

    f. Peningkatan komunikasi antar lembaga sosial keagamaan.

    7. Peningkatan kebijakan dan tata kelola kehidupan beragama yang baik, antara lain melalui:

    a. Pengembangan berbagai kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang

    secara jelas menjabarkan kewenangan dan kewajiban pemerintah dalam

    memberikan perlindungan atas hak beragama masyarakat, perlindungan

    terhadap masyarakat dari setiap perlakuan diskriminatif atas dasar agama, dan

    fasilitasi dan pelayanan terhadap umat beragama.

    b. Pengembangan peraturan perundang-undangan dan tata kelola yang dapat

    menjadi pedoman bagi pengaturan hubungan kehidupan umat beragama dalam

    rangka kerukunan nasional.

    c. Peningkatan kualitas kebijakan pembangunan bidang agama yang dilandasi atas

    hasil riset yang berkualitas dan dapat diandalkan.

    d. Pengembangan sistem pemantauan dan evaluasi guna mengukur dan

    meningkatkan keberhasilan pembangunan bidang agama.

    8. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan Raudhatul Athfal, Madrasah, Perguruan Tinggi Agama, pendidikan agama dan pendidikan keagamaan,

    antara lain melalui:

    a. Peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan berbasis keagamaan yang

    bermutu.

    b. Perintisan pendidikan berbasis keagamaan bertaraf internasional.

    c. Peningkatan mutu dan daya saing pendidikan tinggi agama.

    d. Peningkatan Mahad Aly pada pondok pesantren.

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    50

    e. Peningkatan mutu pengelolaan dan layanan pendidikan diniyah dan pondok

    pesantren.

    f. Peningkatan layanan pendidikan nonformal dan vokasional pada pondok

    pesantren.

    g. Peningkatan mutu pendidikan agama di sekolah.

    h. Peningkatan profesionalitas dan kesejahteraan pendidik dan tenaga pendidikan.

    i. Peningkatan pastisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

    Raudhatul Athfal, Madrasah, Perguruan Tinggi Agama, pendidikan agama dan

    pendidikan keagamaan.

    B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN AGAMA

    Kebijakan Kementerian Agama tahun 2010-2014 diarahkan kepada lima hal pokok,

    yaitu: (1) peningkatan kualitas kehidupan beragama; (2) peningkatan kualitas

    kerukunan umat beragama; (3) peningkatan kualitas raudhatul athfal, madrasah,

    perguruan tinggi agama, pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan; (4)

    peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji, dan; (5) perwujudan tata kelola

    kepemerintahan yang bersih dan berwibawa.

    Adapun strategi untuk realisasi kelima kebijakan tersebut dituangkan dalam 11

    program Kementerian Agama, sebagai berikut:

    1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Agama

    Tujuan utama program ini adalah meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas dan

    fungsi, pembinaan, serta pemberian dukungan manajemen kepada semua unit

    organisasi di lingkungan Kementerian Agama mulai dari tingkat pusat sampai

    daerah.

    Adapun hasil jangka menengah yang hendak dicapai oleh program ini adalah

    meningkatnya kualitas penyelenggaraan koordinasi pelaksanaan tugas serta

    pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada semua unit organisasi

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    51

    sehingga dapat meningkatkan kinerja keseluruhan Kementerian Agama.

    Pelaksanaan program ini menjadi tanggung jawab Sekretariat Jenderal Kementerian

    Agama.

    Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan tersebut

    adalah:

    a. Persentase SDM berkinerja sangat baik, dengan target sebesar 20% pada tahun

    2010 menjadi 60% pada tahun 2014.

    b. Rasio kecukupan anggaran, dengan target sebesar 79% pada tahun 2010

    menjadi 99% pada tahun 2014.

    c. Rasio ketersediaan sarana prasarana, dengan target sebesar 75% pada tahun

    2010 menjadi 100% pada tahun 2014.

    d. Persentase unit eselon II yang telah memenuhi Standar Pelayanan Minimal

    (SPM). Target yang ditetapkan untuk dicapai pada tahun 2010 sebesar 50% dan

    diharapkan meningkat menjadi 100% pada tahun 2014.

    e. Persentase unit eselon II yang telah memiliki Standar Prosedur Operasional

    (SPO). Target untuk tahun 2010 sebesar 50% dan ditargetkan meningkat

    menjadi 100% pada tahun 2014.

    Ada 13 kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai hasil

    jangka menengah (outcomes) yang diharapkan, yaitu:

    a. Pembinaan Administrasi Perencanaan

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedianya data dan informasi perencanaan

    2) Tersedianya dokumen perencanaan dan anggaran

    3) Tersedianya laporan pengendalian dan evaluasi program

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui pengelolaan data dan

    informasi perencanaan; penyiapan bahan perencanaan dan pengalokasian

    anggaran; pelayanan revisi dokumen anggaran; penyusunan laporan;

    pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program Kementerian; penyiapan draft

    RPJMN, penyusunan rencana strategis, penyusunan RKT, dan penyiapan draft

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    52

    RKP; pembinaan dan pengembangan Jabatan Fungsional Perencana; serta

    pengelolaan program lintas sektoral.

    b. Pembinaan Administrasi Kepegawaian

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedianya pegawai sesuai kebutuhan dan formasi

    2) Meningkatnya kompetensi dan profesionalitas pegawai

    3) Terlaksananya pelayanan mutasi

    4) Tersedianya data dan informasi kepegawaian secara on line

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui pemetaan kebutuhan dan

    formasi pegawai; peningkatan kualitas sistem dan mekanisme penyelenggaraan

    rekruitmen pegawai; peningkatan kompetensi dan profesionalitas pegawai;

    pembinaan dan pelayanan di bidang administrasi kepegawaian; pengangkatan,

    kepangkatan, pemensiunan dan pemberhentian pegawai; pengumpulan,

    pengolahan dan penyajian data kepegawaian; pengembangan sistem aplikasi

    pendataan; pengembangan jaringan kelembagaan; serta sosialisasi dan

    publikasi.

    c. Administrasi Keuangan dan BMN

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedianya dokumen pembiayaan dan Pendapatan Negara Bukan Pajak

    (PNBP)

    2) Meningkatnya kualitas pengelolaan perbendaharaan

    3) Tersedianya dokumen Barang Milik Negara (BMN)

    4) Tersedianya laporan keuangan yang akuntabel

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui pembinaan dan

    pelayanan administrasi pembiayaan; pembayaran gaji; pembinaan dan

    pelaksanaan PNBP; pelaksanaan pengujian dokumen tagihan; pembinaan

    perbendaharaan satuan kerja dan penyelenggaraan tata usaha; recovery,

    revaluasi, pembinaan dan pengelolaan Barang Milik Negara (BMN);

    optimalisasi penerapan aplikasi pelaporan; serta peningkatan mutu penyusunan

    laporan keuangan.

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    53

    d. Pembinaan Administrasi Organisasi &Tata Laksana

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedianya kebijakan administrasi, manajemen dan organisasi

    2) Tersedianya organisasi dan tata kerja

    3) Tersedianya standar pelayanan minimal serta sistem dan prosedur kerja

    4) Tersedianya laporan evaluasi kinerja organisasi

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui analisis dan koordinasi

    perumusan visi, misi, kebijakan, dan pembakuan organisasi; penyiapan bahan

    koordinasi pimpinan; pengembangan kelembagaan; analisis jabatan;

    pengkajian, penilaian dan pembinaan organisasi; penyusunan dan pembinaan

    manajemen kantor, pengembangan SPM dan SPO sebagai kontrol kualitas,

    penerapan sistem dan prosedur kerja organisasi; evaluasi dan pembinaan

    akuntabilitas kinerja organisasi; pengkoordinasian dan pembinaan penyelesaian

    tindak lanjut hasil pengawasan; serta pembinaan pelaksanaan pengawasan

    melekat.

    e. Pembinaan Administrasi Hukum & KLN

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedianya naskah telaahan dan rancangan peraturan perundang-undangan

    2) Meningkatnya kualitas penyuluhan dan advokasi hukum

    3) Tersedianya dokumen bantuan dan kerjasama luar negeri

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyiapan draft-draft

    kebijakan; peningkatan koordinasi dan sosialisasi rancangan peraturan

    perundang-undangan; pendokumentasian, penilaian dan evaluasi peraturan

    perundang-undangan; pembinaan jabatan perancang perundang-undangan;

    peningkatan pembinaan penyuluh peraturan perundang-undangan;

    pengembangan silabus/materi penyuluhan; pemberian bantuan hukum;

    pengembangan kerjasama dengan instansi/lembaga luar negeri; peningkatan

    mutu pengelolaan bantuan belajar/dharma siswa; serta penyelesaian dokumen

    bantuan dan kerjasama luar negeri.

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    54

    f. Pembinaan Administrasi Umum

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Meningkatnya kualitas tata kelola persuratan dan kearsipan

    2) Meningkatnya kualitas pelayanan ketatausahaan pimpinan

    3) Tersedianya sarana prasarana kantor di lingkungan Sekretariat Jenderal

    4) Meningkatnya kualitas kerumahtanggaan Kantor Pusat

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui pengembangan sistem

    tata persuratan dan kearsipan; peningkatan kualitas jabatan fungsional arsiparis;

    pengembangan mutu pelayanan ketatausahaan dan kerumahtanggaan;

    peningkatan pelayanan pimpinan; penyusunan rencana pengadaan berbasis

    kebutuhan; pembenahan manajemen pelayanan, penyimpanan, pendistribusian,

    dan pemeliharaan perlengkapan di lingkungan Sekretariat Jenderal; pembinaan

    pengadaan perlengkapan di lingkungan Kementerian; dan pelayanan

    kerumahtanggaan Kantor Pusat.

    g. Pembinaan Administrasi Pusat Kerukunan Hidup Umat Beragama

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah

    meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kerukunan hidup umat beragama.

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui peningkatan manajemen

    administrasi kerukunan, pembinaan tenaga administrasi kerukunan, penguatan

    koordinasi, pengembangan sistem monitoring dan evaluasi, pengembangan

    kapasitas kelembagaan, serta peningkatan sarana dan prasarana.

    h. Pembinaan Kerukunan Hidup Umat Beragama

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    meningkatnya kualitas kerukunan umat beragama.

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyiapan draft-draft

    kebijakan kerukunan; sosialisasi berbagai peraturan perundang-undangan

    kerukunan; pembinaan dan pengembangan program kerukunan; pengembangan

    wawasan multikultural; peningkatan sistem siaga dini dan antisipasi konflik;

    inventarisasi dan pemecahan kasus-kasus keagamaan; penyusunan peta

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    55

    kerukunan; pengembangan potensi kerukunan umat beragama; pembinaan

    jaringan kerjasama dan kemitraan; peningkatan partsipasi masyarakat;

    pemberdayaan lembaga-lembaga keagamaaan; dan penguatan peran forum

    kerukunan umat beragama.

    i. Pembinaan Pendidikan Agama dan Keagamaan Khonghucu

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah tersedianya

    pelayanan pembinaan masyarakat serta pendidikan agama dan keagamaan

    Khonghucu.

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui pengembangan mutu

    penyelenggaraan bimbingan masyarakat; peningkatan kualitas pelayanan data

    dan informasi keagamaan; peningkatan mutu dan jumlah tenaga penyuluh;

    pengembangan kapasitas dan penyediaan guru agama Khonghucu; penyusunan

    paket kurikulum pendidikan agama dan pendidikan keagamaan; pengembangan

    sarana dan prasarana kependidikan; pengembangan jaringan dan kerjasama; dan

    penguatan tata kelola kependidikan.

    j. Pembinaan Administrasi Informasi Keagamaan dan Kehumasan

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Meningkatnya kualitas kehumasan dan pencitraan

    2) Tersedianya data dan informasi keagamaan

    3) Tersedianya sistem informasi yang terintegrasi

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyelenggaraan

    kegiatan kehumasan; pembinaan dan pelaksanaan hubungan antara lembaga

    resmi dan ormas; penyelenggaraan penerangan masyarakat; pengembangan

    kerjasama dengan media massa; pembinaan bidang kehumasan; pengembangan

    perencanaan dan pembinaan; peningkatan sistem dan analisis data informasi

    keagamaan; pembinaan keterampilan statistika; penguatan sistem pengelolaan

    informasi keagamaan; serta pengembangan jaringan komunikasi data; dan

    peningkatan pengelolaan website.

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    56

    k. Pembinaan Administrasi Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI)

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Meningkatnya pembinaan pegawai

    2) Tersedianya dukungan layanan umum

    3) Meningkatnya kesejahteraan sosial

    Keluaran (outputs) tersebut antara lain dicapai melalui optimalisasi pembinaan

    pegawai, peningkatan kinerja layanan umum, pemberian bantuan kesejahteraan

    pegawai, dan kegiatan bakti sosial.

    l. Pembinaan Administrasi Misi Haji Indonesia

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah tersedianya

    dukungan manajemen dan koordinasi penyelenggaraan haji di Arab Saudi

    Keluaran (outputs) tersebut antara lain dicapai melalui peningkatan mutu

    dukungan layanan dokumen perjalanan, transportasi, akomodasi, konsumsi,

    kesehatan, keamanan dan perlindungan; pengembangan standar mutu

    pelayanan; peningkatan kualitas dan penyediaan tenaga musiman; peningkatan

    sistem dan pelayanan informasi haji; serta penguatan koordinasi dengan

    berbagai pihak, termasuk dengan pemerintah Arab Saudi.

    m. Pembinaan Administrasi Kantor Wilayah Provinsi dan Kantor Kementerian

    Agama Kabupaten/Kota

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    meningkatnya kualitas manajemen dan koordinasi di tingkat Kantor Wilayah

    Provinsi dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui peningkatan dukungan

    manajemen perencanaan, pengembangan kapasitas SDM, peningkatan mutu

    pengelolaan keuangan dan BMN, peningkatan kualitas pelaporan keuangan dan

    BMN; pengembangan organisasi dan tatalaksana; penerapan SPM dan SPO;

    peningkatan pelayanan data dan informasi; peningkatan mutu pelayanan umum;

    peningkatan jaringan kerjasama dan kemitraan; pengembangan sarana dan

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    57

    prasarana kelembagaan; serta penyediaan dukungan teknis lainnya pada Kantor

    Wilayah Provinsi dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

    2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara Kementerian Agama

    Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan penyediaan sarana dan

    prasarana penunjang pelayanan tugas dan fungsi unit-unit organisasi Kementerian

    Agama. Hasil jangka menengah (outcomes) yang hendak dicapai melalui program

    ini adalah meningkatnya mutu sarana dan prasarana yang dapat mendukung fungsi

    pelayanan bagi unit-unit organisasi Kementerian Agama. Indikator yang digunakan

    untuk mengukur keberhasilan pencapaian program ini adalah meningkatnya rasio

    jumlah dan mutu sarana dan prasarana terhadap kebutuhan. Target yang ditetapkan

    untuk rasio jumlah adalah 90% pada tahun 2010 menjadi 95% pada tahun 2014.

    Sedangkan target yang ditetapkan untuk rasio mutu adalah 40% pada tahun 2010

    menjadi 60% pada tahun 2014. Adapun pelaksanaan program ini menjadi tanggung

    jawab Sekretariat Jenderal Kementerian Agama

    Kegiatan prioritas yang dilakukan untuk mencapai tujuan program ini adalah

    penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana aparatur, dengan keluaran

    (outputs) kegiatan antara lain tersedianya tanah sesuai dengan kebutuhan,

    tersedianya gedung kantor baru, terpeliharanya gedung kantor yang sudah ada,

    tersedia dan terpeliharanya perlengkapan kantor dan kendaraan, tersedia dan

    terpeliharanya peralatan dan mesin, serta aset perlengkapan lainnya.

    3. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Agama

    Tujuan utama program ini adalah meningkatkan kinerja aparatur Kementerian

    Agama melalui penyelenggaraan pengawasan yang efektif. Pelaksanaan program

    ini menjadi tanggung jawab Inspektorat Jenderal Kementerian Agama.

    Hasil jangka menengah (outcomes) yang diharapkan dapat dicapai melalui program

    ini adalah: Pertama, meningkatnya ketaatan aparatur Kementerian Agama terhadap

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    58

    peraturan perundang-undangan, yang diukur melalui penurunan tingkat

    pelanggaran dan penyimpangan. Tingkat pelanggaran dan penyimpangan pada

    tahun 2014 diharapkan hanya sebesar 5%. Kedua, meningkatnya mutu kinerja

    aparatur dan satuan organisasi/satuan kerja (Sator/Satker) Kementerian Agama

    yang ditandai dengan peningkatan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas. Tingkat

    mutu kinerja aparatur dan Sator/Satker Kementerian Agama ditargetkan sebesar

    75% pada tahun 2010 dan diharapkan akan meningkat menjadi 90% pada tahun

    2014. Ketiga, meningkatnya akuntabilitas kinerja Sator/Satker Kementerian

    Agama, yang diukur melalui penerapan 3 asas akuntabilitas, transparansi,

    partisipasi, dan akuntabilitas dengan target capaian kinerja sebesar 75% tahun 2010

    menjadi 95% pada tahun 2014.

    Untuk mencapai tujuan di atas, terdapat 6 kegiatan prioritas yang akan

    dilaksanakan, yaitu:

    a. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Inspektorat

    Jenderal. Keluaran (outputs) yang akan dihasilkan kegiatan ini adalah:

    1) Tersedianya dokumen perencanaan dan keuangan tepat waktu;

    2) Meningkatnya kualitas pelayanan kepegawaian;

    3) Meningkatnya kualitas pelayanan ketatalaksanaan;

    4) Tersedianya peraturan perundang-undangan sebagai acuan kerja;

    5) Meningkatnya kualitas pelayanan pengelolaan hasil pengawasan;

    6) Tersedianya data tindak lanjut hasil temuan yang valid dan tepat waktu;

    7) Meningkatnya kualitas pelayanan ketatausahaan, kerumahtanggaan dan

    perlengkapan;

    8) Tersedianya sarana prasarana kerja.

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui peningkatan kapasitas

    dan pelayanan pegawai; penerapan disiplin perencanaan berbasis kinerja;

    peningkatan mutu laporan keuangan; penerapan SPO dan SPM; peningkatan

    pelayanan ketatalaksanaan; penyediaan berbagai peraturan perundang-

    undangan ketatalaksanaan; peningkatan sosialisasi kebijakan ketatalaksanaan;

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    59

    penyediaan data dan informasi kelembagaan; percepatan tindaklanjut hasil

    temuan pemeriksaan; penguatan pelayanan ketatausahaan, kerumahtanggaan

    dan perlengkapan; peningkatan mutu pelaporan keuangan dan BMN;

    peningkatan koordinasi dan evaluasi kinerja serta pengembangan sarana

    prasarana.

    b. Pengawasan Fungsional pada Inspektur Wilayah I dengan wilayah kerja pada 2

    Unit Eselon I Pusat dan 6 Kantor Wilayah Provinsi. Keluaran (outputs) yang

    dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedianya laporan hasil audit dan saran tindak lanjut hasil pengawasan;

    2) Tersedianya laporan monitoring dan evaluasi (monev);

    3) Meningkatnya upaya preventif melalui Pengawasan dengan Pendekatan

    Agama (PPA), Rencana Aksi Nasional-Pemberantasan Korupsi (RAN-PK)

    dan Pakta Integritas;

    4) Tersedianya hasil review meeting untuk validasi data kegiatan audit;

    5) Meningkatnya kualitas Sistem pengawasan.

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penerapan disiplin audit

    sebagai upaya penjaminan mutu dan ketaatan terhadap peraturan perundang-

    undangan; penerapan reward and punishment; pembinaan mental dan integritas

    auditor; pengembangan sistem aplikasi pengawasan; optimalisasi

    penyelenggaraan monev sebelum dan pada saat audit berlangsung; pelaksanaan,

    peningkatan tindakan preventif melalui PPA, RAN-PK dan Pakta Integritas,

    review meeting secara intensif untuk menguji validitas data hasil audit;

    peningkatan koordinasi dan evaluasi kinerja auditor; capacity building untuk

    auditor, pengembangan jaringan kerjasama pengawasan; serta peningkatan

    partisipasi masyarakat.

    c. Pengawasan Fungsional pada Inspektur Wilayah II dengan wilayah kerja pada 2

    Unit Eselon I Pusat dan 6 Kantor Wilayah Provinsi.

    Keluaran (outputs) yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedianya laporan hasil audit dan saran tindak lanjut hasil pengawasan;

    2) Tersedianya laporan monitoring dan evaluasi (monev);

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    60

    3) Meningkatnya upaya preventif melalui Pengawasan dengan Pendekatan

    Agama (PPA), Rencana Aksi Nasional-Pemberantasan Korupsi (RAN-PK)

    dan Pakta Integritas;

    4) Tersedianya hasil review meeting untuk validasi data kegiatan audit;

    5) Meningkatnya kualitas Sistem pengawasan.

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penerapan disiplin audit

    sebagai upaya penjaminan mutu dan ketaatan terhadap peraturan perundang-

    undangan; penerapan reward and punishment; pembinaan mental dan integritas

    auditor; pengembangan sistem aplikasi pengawasan; optimalisasi

    penyelenggaraan monev sebelum dan pada saat audit berlangsung; pelaksanaan,

    peningkatan tindakan preventif melalui PPA, RAN-PK dan Pakta Integritas,

    review meeting secara intensif untuk menguji validitas data hasil audit;

    peningkatan mutu pelaporan hasil audit; peningkatan koordinasi dan evaluasi

    kinerja auditor; capacity building untuk auditor, pengembangan jaringan

    kerjasama pengawasan; serta peningkatan partisipasi masyarakat.

    d. Pengawasan Fungsional pada Inspektur Wilayah III dengan wilayah kerja pada

    2 Unit Eselon I Pusat dan 8 Kantor Wilayah Provinsi.

    Keluaran (outputs) yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedianya laporan hasil audit dan saran tindak lanjut hasil pengawasan;

    2) Tersedianya laporan monitoring dan evaluasi (monev);

    3) Meningkatnya upaya preventif melalui Pengawasan dengan Pendekatan

    Agama (PPA), Rencana Aksi Nasional-Pemberantasan Korupsi (RAN-PK)

    dan Pakta Integritas;

    4) Tersedianya hasil review meeting untuk validasi data kegiatan audit;

    5) Meningkatnya kualitas Sistem pengawasan.

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penerapan disiplin audit

    sebagai upaya penjaminan mutu dan ketaatan terhadap peraturan perundang-

    undangan; penerapan reward and punishment; pembinaan mental dan integritas

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    61

    auditor; pengembangan sistem aplikasi pengawasan; optimalisasi

    penyelenggaraan monev sebelum dan pada saat audit berlangsung; pelaksanaan,

    peningkatan tindakan preventif melalui PPA, RAN-PK dan Pakta Integritas,

    review meeting secara intensif untuk menguji validitas data hasil audit;

    peningkatan mutu pelaporan hasil audit; peningkatan koordinasi dan evaluasi

    kinerja auditor; capacity building untuk auditor, pengembangan jaringan

    kerjasamapengawasan; serta peningkatan partisipasi masyarakat.

    e. Pengawasan Fungsional pada Inspektur Wilayah IV dengan wilayah kerja pada

    2 Unit Eselon I Pusat dan 6 Kantor Wilayah Provinsi.

    Keluaran (outputs) yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedianya laporan hasil audit dan saran tindak lanjut hasil pengawasan;

    2) Tersedianya laporan monitoring dan evaluasi (monev);

    3) Meningkatnya upaya preventif melalui Pengawasan dengan Pendekatan

    Agama (PPA), Rencana Aksi Nasional-Pemberantasan Korupsi (RAN-PK)

    dan Pakta Integritas;

    4) Tersedianya hasil review meeting untuk validasi data kegiatan audit;

    5) Meningkatnya kualitas Sistem pengawasan.

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penerapan disiplin audit

    sebagai upaya penjaminan mutu dan ketaatan terhadap peraturan perundang-

    undangan; penerapan reward and punishment; pembinaan mental dan integritas

    auditor; pengembangan sistem aplikasi pengawasan; optimalisasi

    penyelenggaraan monev sebelum dan pada saat audit berlangsung; pelaksanaan,

    peningkatan tindakan preventif melalui PPA, RAN-PK dan Pakta Integritas,

    review meeting secara intensif untuk menguji validitas data hasil audit;

    peningkatan mutu pelaporan hasil audit; peningkatan koordinasi dan evaluasi

    kinerja auditor; capacity building untuk auditor, pengembangan jaringan

    kerjasama pengawasan; serta peningkatan partisipasi masyarakat.

    f. Pengawasan Fungsional pada Inspektur Wilayah V dengan wilayah kerja pada 2

    Unit Eselon I Pusat dan 7 Kantor Wilayah Provinsi.

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    62

    Keluaran (outputs) yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedianya laporan hasil audit dan saran tindak lanjut hasil pengawasan;

    2) Tersedianya laporan monitoring dan evaluasi (monev);

    3) Meningkatnya upaya preventif melalui Pengawasan dengan Pendekatan

    Agama (PPA), Rencana Aksi Nasional-Pemberantasan Korupsi (RAN-PK)

    dan Pakta Integritas;

    4) Tersedianya hasil review meeting untuk validasi data kegiatan audit;

    5) Meningkatnya kualitas Sistem pengawasan.

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penerapan disiplin audit

    sebagai upaya penjaminan mutu dan ketaatan terhadap peraturan perundang-

    undangan; penerapan reward and punishment; pembinaan mental dan integritas

    auditor; pengembangan sistem aplikasi pengawasan; optimalisasi

    penyelenggaraan monev sebelum dan pada saat audit berlangsung; pelaksanaan,

    peningkatan tindakan preventif melalui PPA, RAN-PK dan Pakta Integritas,

    review meeting secara intensif untuk menguji validitas data hasil audit;

    peningkatan koordinasi dan evaluasi kinerja auditor; capacity building untuk

    auditor, peningkatan mutu pelaporan hasil audit; pengembangan jaringan

    kerjasama pengawasan; serta peningkatan partisipasi masyarakat.

    4. Program Penelitian Pengembangan dan Pendidikan Pelatihan Kementerian Agama

    Tujuan utama program ini adalah: 1) Menyediakan data dan informasi keagamaan

    melalui kegiatan penelitian dan pengembangan sebagai landasan bagi perumusan

    kebijakan pembangunan bidang agama; 2) Meningkatkan kualitas aparatur

    Kementerian Agama melalui pendidikan dan pelatihan untuk mendukung

    pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi.

    Hasil (outcomes) yang hendak dicapai dari tujuan penelitian dan pengembangan

    adalah meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian bagi perumusan kebijakan

    pembangunan agama, dan akses masyarakat. Indikator yang digunakan untuk

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    63

    mengukur keberhasilan tersebut adalah persentase hasil penelitian yang digunakan

    sebagai landasan perumusan kebijakan dan program di unit kerja masing-masing,

    dan bagi masyarakat. Target capaian yang ditetapkan adalah meningkatnya

    pemanfaatan hasil-hasil penelitian oleh pemerintah dan masyarakat, dengan target

    20% tahun 2010 menjadi 60% pada tahun 2014, dan terpenuhinya penyediaan data

    dan informasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan 100% pertahun, serta

    tercapainya sosialisasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan 100% pertahun.

    Berkenaan dengan tujuan kediklatan, hasil (outcomes) yang hendak dicapai dalam

    jangka menengah adalah meningkatnya kinerja aparatur Kementerian Agama baik

    yang PNS maupun pegawai yang mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi

    Kementerian Agama. Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian tersebut

    adalah persentase aparatur Kementerian Agama yang kompeten, profesional dan

    berintegritas. Target capaian yang ditetapkan adalah 30% tahun 2010 menjadi 50%

    pada tahun 2014.

    Sejalan dengan misi Kementerian Agama, maka fokus penelitian dan kediklatan

    diarahkan pada lima bidang prioritas, yaitu kehidupan beragama, kerukunan umat

    beragama, pendidikan agama dan pendidikan keagamaan, penyelenggaraan ibadah

    haji, dan tata kelola kepemerintahan yang baik dan berwibawa.

    Unit organisasi yang bertanggungjawab atas pelaksanaan progam ini adalah Badan

    Litbang dan Diklat Kementerian Agama.

    Untuk mencapai tujuan kelitbangan dan kediklatan tersebut, terdapat 7 kegiatan

    prioritas, meliputi:

    a. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan

    Penelitian Pengembangan dan Pendidikan Pelatihan.

    Keluaran (outputs) yang ingin dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedianya data dan informasi perencanaan

    2) Meningkatnya kualitas pelayanan perpustakaan dan informasi

    3) Meningkatnya kualitas pelayanan organisasi, tatalaksana dan kepegawaian

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    64

    4) Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi keuangan dan

    kerumahtanggaan

    5) Tersedianya hasil penelitian dan pengembangan tata kelola pemerintahan

    yang baik dan bersih

    Keluaran (outputs) tersebut dilakukan antara lain melalui penyusunan program

    dan kegiatan berbasis kinerja; penyediaan dan pengembangan sistem aplikasi

    data perencanaan; peningkatan mutu pengelolaan data dan informasi;

    peningkatan sosialisasi dan pameran produk-produk kelembagaan;

    peningakatan mutu pelayanan dan pembinaan perpustakaan; peningkatan sistem

    pemeliharaan bahan pustaka; peningkatan mutu pembinaan keortalaan dan

    kepegawaian; penyiapan peraturan perundang-undangan; pengolahan dan

    pembinaan administrasi keuangan; peningkatan kualitas pengelolaan BMN;

    peningkatan kualitas pelaporan keuangan dan BMN; pengembangan sistem

    evaluasi dan monitoring; penguatan koordinasi dan sinergi kelembagaan;

    peningkatan akuntabilitas kinerja dan citra kelembagaan; pengembangan

    sarana dan prasarana kerja; serta pembinaan dan pengembangan jaringan kerja

    kelembagaan.

    b. Penelitian dan Pengembangan Kehidupan Keagamaan, yang pelaksanaannya

    menjadi tanggung jawab Puslitbang Kehidupan Keagamaan.

    Keluaran (outputs) yang ingin dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedianya laporan hasil penelitian kehidupan keagamaan untuk

    mendukung perumusan kebijakan pembangunan bidang agama.

    2) Tersedianya laporan pengembangan hasil penelitian kehidupan keagamaan.

    3) Tersedianya bahan rancangan peraturan perundang-undangan tentang

    kerukunan umat beragama.

    4) Tersedianya modul / model / pedoman pembinaan, bimbingan dan

    pemberdayaan kehidupan keagamaan.

    5) Tersedianya data tentang kehidupan keagamaan.

    6) Terpublikasikannya hasil penelitian kehidupan keagamaan.

    7) Terwujudnya jaringan kemitraan penelitian kehidupan keagamaan.

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    65

    8) Tersalurkannya beasiswa dan bantuan belajar bagi peneliti bidang

    kehidupan keagamaan.

    9) Tersedianya dukungan administrasi yang profesional bagi kegiatan

    penelitian kehidupan keagamaan.

    Keluaran (outputs) tersebut dilakukan antara lain melalui peningkatan relevansi

    topik-topik penelitian; peningkatan mutu hasil kelitbangan; pengembangan

    sistem pendampingan kelitbangan; peningkatan kualitas pemetaan dan studi

    kebutuhan penelitian; optimalisasi penilaian dan telaah hasil penelitian;

    pengembangan kualitas publikasi dan komunikasi produk-produk kelitbangan;

    peningkatan mutu pembinaan program; penguatan koordinasi dan sinergi

    program; penyusunan pedoman pembinaan, bimbingan dan pemberdayaan

    kehidupan keagamaan; penyiapan bahan-bahan kebijakan; penyediaan beasiswa

    dan bantuan belajar; peningkatan kapasitas SDM peneliti; pengembangan

    budaya akademik; penyiapan data dan evaluasi hasil penelitian; pengembangan

    jaringan kerjasama kelembagaan; dan peningkatan mutu dukungan administrasi

    kelitbangan.

    c. Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Agama dan pendidikan keagamaan,

    yang pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Puslitbang Pendidikan Agama

    dan pendidikan keagamaan.

    Keluaran (outputs) yang ingin dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Terlaksananya kegiatan penelitian pendidikan agama dan pendidikan

    keagamaan yang berkualitas guna mendukung perumusan kebijakan

    pembangunan bidang agama.

    2) Terlaksananya kegiatan pengembangan hasil-hasil penelitian pendidikan

    agama dan pendidikan keagamaan.

    3) Tersedianya publikasi hasil-hasil penelitian pendidikan agama dan

    pendidikan keagamaan.

    4) Terjalinnya kemitraan dengan komunitas penelitian pendidikan agama dan

    pendidikan keagamaan lebih luas melalui penyediaan bantuan penelitian

    bagi komunitas akademik dan lembaga-lembaga penelitian di luar

    Kementerian Agama.

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    66

    5) Tersalurkannya beasiswa dan bantuan pelajar bagi peneliti bidang

    pendidikan agama dan pendidikan keagamaan di lingkungan Badan Litbang

    dan Diklat Keagamaan.

    6) Terlaksananya dukungan administrasi yang profesional bagi kegiatan

    penelitian pendidikan agama dan pendidikan keagamaan.

    Keluaran (outputs) tersebut dilakukan antara lain melalui peningkatan relevansi

    topik-topik penelitian; peningkatan mutu hasil kelitbangan; pengembangan

    sistem pendampingan kelitbangan; peningkatan kualitas pemetaan dan studi

    kebutuhan penelitian; optimalisasi penilaian dan telaah hasil penelitian;

    pengembangan kualitas publikasi dan komunikasi produk-produk kelitbangan;

    peningkatan mutu pembinaan program; penguatan koordinasi dan sinergi

    program; penyusunan pedoman pembinaan, bimbingan dan pemberdayaan

    kehidupan keagamaan; penyiapan bahan-bahan kebijakan; penyediaan beasiswa

    dan bantuan belajar; peningkatan kapasitas SDM peneliti; pengembangan

    budaya akademik; penyiapan data dan evaluasi hasil penelitian; pengembangan

    jaringan kerjasama kelembagaan; dan peningkatan mutu dukungan administrasi

    kelitbangan.

    d. Penelitian dan Pengembangan Lektur Keagamaan, yang pelaksanaannya

    menjadi tanggung jawab Puslitbang Lektur Keagamaan.

    Keluaran (outputs) yang ingin dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Terlaksananya kegiatan penelitian lektur keagamaan yang berkualitas guna

    mendukung perumusan kebijakan pembangunan bidang agama.

    2) Terlaksananya kegiatan pengembangan hasil-hasil penelitian lektur

    keagamaan.

    3) Tersedianya publikasi hasil-hasil penelitian lektur keagamaan.

    4) Terjalinnya kemitraan dengan komunitas penelitian lektur keagamaan yang

    lebih luas melalui penyediaan bantuan penelitian bagi komunitas akademik

    dan lembaga-lembaga penelitian di luar Kementerian Agama.

    5) Tersalurkannya beasiswa dan bantuan belajar bagi peneliti bidang lektur

    keagamaan di lingkungan Badan Litbang dan Diklat.

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    67

    6) Terlaksananya dukungan administrasi yang profesional bagi kegiatan

    penelitian lektur keagamaan.

    Keluaran (outputs) tersebut dilakukan antara lain melalui peningkatan relevansi

    topik-topik penelitian; peningkatan mutu hasil kelitbangan; pengembangan

    sistem pendampingan kelitbangan; peningkatan kualitas pemetaan dan studi

    kebutuhan penelitian; optimalisasi penilaian dan telaah hasil penelitian;

    pengembangan kualitas publikasi dan komunikasi produk-produk kelitbangan;

    peningkatan mutu pembinaan program; penguatan koordinasi dan sinergi

    program; penyusunan pedoman pembinaan, bimbingan dan pemberdayaan

    kehidupan keagamaan; penyiapan bahan-bahan kebijakan; penyediaan beasiswa

    dan bantuan belajar; peningkatan kapasitas SDM peneliti; pengembangan

    budaya akademik; penyiapan data dan evaluasi hasil penelitian; pengembangan

    jaringan kerjasama kelembagaan; dan peningkatan mutu dukungan administrasi

    kelitbangan.

    e. Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Administrasi, yang pelaksanaannya menjadi

    tanggung jawab Pusdiklat Tenaga Administrasi.

    Keluaran (outputs) yang ingin dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Terlaksananya kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk menyiapkan tenaga

    administrasi keagamaan PNS dan pegawai yang mendukung pelaksanaan

    tugas fungsi Kementerian Agama yang berkualitas.

    2) Tersedianya dukungan administrasi bagi kegiatan kediklatan tenaga

    administrasi.

    3) Tersedianya kurikulum, standar kompetensi, bahan ajar, juklak, juknis dan

    pedoman kediklatan tenaga administrasi.

    4) Tersalurkannya beasiswa dan bantuan belajar bagi pegawai tenaga

    administrasi di lingkungan Kementerian.

    5) Terlaksananya kegiatan kemitraan bagi pengembangan model pembelajaran

    kediklatan tenaga administrasi.

    6) Tersedianya sarana pengembangan sumber pembelajaran kediklatan.

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    68

    Keluaran (outputs) tersebut dilakukan antara lain melalui pengembangan

    kapasitas SDM penyelenggara diklat; peningkatan kapasitas widyaiswara;

    pengembangan program diklat yang memenuhi kebutuhan pegawai seluruh unit

    di lingkungan Kementerian Agama; peningkatan kualitas instrument kediklatan;

    pembagian dan pemerataan kegiatan diklat; pengembangan jaringan kemitraan

    dan penerapan paradigma baru kediklatan; peningkatan jumlah sasaran

    kediklatan; pembinaan pengendalian evaluasi, akreditasi dan sertifikasi serta

    pelaporan pelaksanaan diklat administrasi.

    f. Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis Keagamaan, yang pelaksanaannya

    menjadi tanggung jawab Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan.

    Keluaran (outputs) yang ingin dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Terlaksananya kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk menyiapkan tenaga

    teknis keagamaan PNS dan pegawai yang mendukung pelaksanaan tugas

    fungsi Kementerian Agama yang berkualitas.

    2) Tersedianya dukungan administrasi bagi kegiatan kediklatan tenaga teknis

    keagamaan.

    3) Tersedianya kurikulum, standar kompetensi, bahan ajar, juklak, juknis dan

    pedoman kediklatan tenaga teknis keagamaan.

    4) Tersalurkannya beasiswa dan bantuan belajar bagi pegawai tenaga teknis

    keagamaan.

    5) Terlaksananya kegiatan kemitraan bagi pengembangan model pembelajaran

    kediklatan tenaga teknis keagamaan.

    6) Tersedianya sarana pengembangan sumber pembelajaran kediklatan.

    Keluaran (outputs) tersebut dilakukan antara lain melalui pengembangan

    kapasitas SDM penyelenggara diklat; peningkatan kapasitas widyaiswara;

    pengembangan program diklat yang memenuhi kebutuhan pegawai seluruh unit

    di lingkungan Kementerian Agama; peningkatan kualitas instrument kediklatan;

    pembagian dan pemerataan kegiatan diklat; pengembangan jaringan kemitraan

    dan penerapan paradigma baru kediklatan; peningkatan jumlah sasaran

    kediklatan; pembinaan pengendalian evaluasi, akreditasi dan sertifikasi serta

    pelaporan pelaksanaan diklat tenaga teknis keagamaan.

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    69

    g. Pentashihan, pengkajian, dan pemeliharaan Mushaf Al-Quran, yang

    pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Lajnah Pentashihan Mushaf Al-

    Quran.

    Keluaran (outputs) yang ingin dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Terlaksananya kegiatan pentashihan mushaf Al-Quran.

    2) Terlaksananya kegiatan pengkajian mushaf Al-Quran.

    3) Terlaksananya kegiatan pemeliharaan, dokumentasi dan sosialisasi mushaf

    Al- Quran.

    4) Tersedianya dukungan administrasi kegiatan pentashihan, pengkajian, dan

    pemeliharaan mushaf Al-Quran.

    Keluaran (outputs) tersebut dilakukan antara lain melalui peningkatan mutu

    kegiatan pentashihan dan pengkajian; optimalisasi pemeliharaan dan publikasi

    hasil pentashihan dan pengkajian; peningkatan pengelolaan Museum Al-Qurn

    dan pameran; pengembangan jaringan kemitraan; penyediaan dukungan

    administrasi bagi kegiatan pentashihan, pengkajian dan pemeliharaan mushaf

    Al-Quran; peningkatan kapasitas SDM peneliti dan pentashih; pengembangan

    budaya akademik; pengembangan bahan kebijakan dan pembinaan program

    pentashihan, pengkajian, dan pemeliharaan mushaf Al-Quran; penilaian dan

    telaah hasil pentashihan, pengkajian, dan pemeliharaan mushaf Al-Quran; serta

    penyiapan data dan evaluasi hasil pentashihan, pengkajian, dan pemeliharaan

    mushaf Al-Quran.

    Untuk kegiatan penelitian dan pengembangan di daerah dilaksanakan oleh 3

    (tiga) Unit Pelaksana Teknis (UPT), yaitu: (1) Balai Litbang Agama Jakarta,

    dengan wilayah kerja meliputi 13 provinsi di Indonesia bagian barat; (2) Balai

    Litbang Agama Semarang, dengan wilayah kerja mencakup 10 provinsi di

    Indonesia bagian tengah, dan; (3) Balai Litbang Agama Makassar, dengan

    wilayah kerja meliputi 10 provinsi di Indonesia bagian timur.

    Keluaran (outputs) yang ingin dicapai melalui UPT kelitbangan ini adalah:

    1) Terlaksananya kegiatan penelitian yang berkualitas guna mendukung

    perumusan kebijakan pemerintah di tingkat wilayah.

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    70

    2) Terlaksananya kegiatan pengembangan hasil-hasil penelitian.

    3) Tersedianya publikasi hasil-hasil penelitian.

    4) Tersedianya bantuan penelitian bagi komunitas akademik dan lembaga-

    lembaga penelitian non-Kementerian Agama di tingkat wilayah.

    5) Tersalurkannya beasiswa dan bantuan belajar bagi peneliti, litkayasa, tenaga

    fungsional lainnya, dan tenaga administrasi di wilayah kerja Balai Litbang

    Agama.

    6) Tersedianya dukungan administrasi bagi kegiatan penelitian dan

    pengembangan di tingkat wilayah.

    Sementara itu, pendidikan dan pelatihan tenaga administrasi dan tenaga teknis

    keagamaan di daerah ditangani oleh Balai Diklat Keagamaan. Hingga saat ini,

    jumlah Balai Diklat Keagamaan mencapai 12 satker (satuan kerja), meliputi:

    Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya,

    Banjarmasin, Denpasar, Makassar, Manado, dan Ambon.

    Keluaran yang ingin dicapai melalui UPT kediklatan ini adalah:

    1) Terselenggaranya kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga administrasi

    dan tenaga teknis keagamaan yang berkualitas di tingkat daerah.

    2) Tersedianya dukungan administrasi kegiatan kediklatan.

    3) Tersedianya bahan ajar, juklak, juknis dan pedoman-pedoman kediklatan

    4) Tersalurkannya bantuan belajar dan beasiswa bagi pegawai di lingkungan

    wilayah kerja Balai Diklat Keagamaan.

    5) Terselenggaranya kegiatan kemitraan bagi pengembangan model kediklatan

    di wilayah kerja Balai Diklat Keagamaan.

    5. Program Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

    Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji

    dan umrah yang ditandai dengan tingkat kepuasan jemaah, pembinaan, pelayanan,

    dan perlindungan kepada jemaah, sistem informasi yang memadai, serta tata kelola

    yang baik dan bersih. Adapun hasil jangka menengah yang hendak dicapai melalui

    program ini adalah meningkatnya kualitas pembinaan, pelayanan, dan

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    71

    pengembangan sistem informasi haji dan umrah. Indikator yang digunakan untuk

    mengukur keberhasilan pencapaian tujuan program adalah (1) persentase indeks

    kualitas pembinaan dari 30% pada tahun 2010 menjadi 75% pada tahun 2014, (2)

    persentase indeks kualitas pelayanan dari 30% pada tahun 2010 menjadi 75% pada

    tahun 2014, (3) persentase indeks kualitas pengembangan informasi haji dari 30%

    pada tahun 2010 menjadi 75% pada tahun 2014, (4) persentase indeks kualitas

    pembinaan umrah dari 30% pada tahun 2010 menjadi 75% pada tahun 2014.

    Adapun pelaksanaan program ini menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal

    Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

    Untuk mencapai tujuan di atas, terdapat 4 kegiatan prioritas yaitu:

    a. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat

    Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedianya dokumen anggaran dan kegiatan

    2) Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi keuangan

    3) Meningkatnya kualitas ketatalaksanaan, kepegawaian, dan perundang-

    undangan

    4) Meningkatnya kualitas administrasi perkantoran dan pelayanan umum

    5) Meningkatnya kualitas data dan informasi

    Keluaran (outputs) tersebut akan dicapai antara lain melalui peningkatan

    koordinasi pelaksanaan tugas; optimalisasi pembinaan dan pemberian dukungan

    administrasi satuan organisasi; penyusunan rencana dan program kegiatan;

    peningkatan mutu pelayanan data; pengembangan sistem informasi

    kelembagaan; peningkatan mutu laporan dan akuntabilitas kinerja; peningkatan

    kualitas pembinaan dan pelayanan administrasi keuangan; optimalisasi

    pelaksanaan anggaran dan pengelolaan perbendaharaan; pembinaan dan

    pelayanan keortalaan dan kepegawaian; penyiapan peraturan perundang-

    undangan; peningkatan kualitas pelayanan dan pembinaan ketatausahaan,

    kearsipan, pengelolaan BMN, dan kerumahtanggaan; peningkatan pelayanan

    keprotokolan; dan pengembangan sarana prasarana kelembagaan.

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    72

    b. Pembinaan Haji dan Umrah.

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedianya dukungan manajemen administrasi pembinaan haji

    2) Meningkatnya kualitas bimbingan dan penyuluhan haji

    3) Meningkatnya kualitas pembinaan petugas

    4) Meningkatnya pembinaan dan pengawasan kepada KBIH, PIHK, dan PPIU

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui peningkatan kualitas

    pengelolaan administrasi haji dan umrah; peningkatan mutu modul/materi

    pembinaan dan bimbingan; peningkatan kualitas dan penyediaan penyuluh/

    petugas bimbingan; optimalisasi pembinaan dan pengawasan KBIH, PIHK, dan

    PPIU; penguatan koordinasi dan kerjasama kelembagaan; pengembangan

    sarana prasarana; dan peningkatan mutu pelayanan ketatausahaan.

    c. Pelayanan Haji dan Umrah.

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedianya dukungan manajemen administrasi pelayanan

    2) Meningkatnya kualitas pelayanan pendaftaran

    3) Meningkatnya kualitas pelayanan dokumen

    4) Meningkatnya kualitas pelayanan akomodasi dan konsumsi

    5) Meningkatnya kualitas pelayanan transportasi

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui peningkatan dukungan

    administrasi pelayanan; optimalisasi pelayanan pendaftaran, dokumen

    perjalanan, transportasi, akomodasi, konsumsi, dan kesehatan; peningkatan

    pelayanan keamanan dan perlindungan; penyediaan dan peningkatan kualitas

    petugas; penguatan koordinasi kelembagaan; peningkatan sarana dan

    parasarana, serta pengembangan mutu pelayanan ketatausahaan.

    d. Pengelolaan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan Umrah.

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Terlaksananya dukungan manajemen administrasi pengelolaan BPIH dan

    Sistem Informasi Haji (SIH)

    2) Tersedianya dokumen anggaran dan kegiatan BPIH

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    73

    3) Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan dana Non-BPIH (DAU)

    4) Meningkatnya kualitas Sistem Informasi Haji

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui peningkatan kualitas

    pengelolaan BPIH, Non-BPIH (DAU) dan pengembangan Sistem Informasi

    Haji; serta pelayanan ketatausahaan.

    6. Program Pendidikan Islam

    Program Pendidikan Islam bertujuan untuk meningkatkan akses, mutu, relevansi

    dan daya saing serta tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan Pendidikan Islam.

    Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan program

    ini adalah meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi

    Murni (APM). Angka Partisipasi Kasar (APK) pada Lembaga Pendidikan Islam

    diharapkan meningkat dari tahun 2010 ke tahun 2014 yaitu: RA/BA dari 7,09%

    menjadi 7,65%, Madarasah Ibtidaiyah (MI) dari 12,18% menjadi 13,01%,

    Madrasah Tsanawiyah (MTs) dari 19,06% menjadi 18,28%, Madrasah Aliyah

    (MA) dari 7,65% menjadi 8,63%, Pesantren Salafiyah Ula dari 0,57% menjadi

    0,69%, Pesantren Salafiyah Wustha dari 2,26% menjadi 2,58%, Taman Pendidikan

    Al Quran (TPQ) dari 2,61% menjadi 2,82%, Kelompok Belajar Paket A dari 0,07%

    menjadi 0,11%, Kelompok Belajar Paket B dari 0,27% menjadi 0,31% , Kelompok

    Belajar Paket C dari 0,57% menjadi 0,61%, dan Pendidikan Tinggi Agama Islam

    (PTAI) dari 2,25% menjadi 3,00%.

    Angka Partisipasi Murni (APM) juga diharapkan meningkat dari tahun 2010 ke

    tahun 2014 yaitu: RA/BA dari 5,53% menjadi 5,97%, Madarasah Ibtidaiyah (MI)

    dari 10,11% menjadi 12,88%, Madrasah Tsanawiyah (MTs) dari 13,91% menjadi

    14,44%, Madrasah Aliyah (MA) dari 5,97% menjadi 6,73%, Pesantren Salafiyah

    Ula dari 0,50% menjadi 0,62%, Pesantren Salafiyah Wustha dari 1,66% menjadi

    1,78%, Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) dari 2,04% menjadi 2,20%, Kelompok

    Belajar Paket A dari 0,06% menjadi 0,10%, Kelompok Belajar Paket B dari 0,23%

    menjadi 0,27% , Kelompok Belajar Paket C dari 0,48% menjadi 0,52%, dan

    Pendidikan Tinggi Agama Islam (PTAI) dari 1,96% menjadi 2,88%.

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    74

    Unit organisasi pelaksana program ini adalah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.

    Pencapaian tujuan program Pendidikan Islam ini dilakukan melalui sejumlah

    kegiatan strategis sebagai berikut:

    a. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat

    Jenderal Pendidikan Islam

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedianya data dan informasi perencanaan

    2) Tersedianya dokumen perencanaan dan anggaran

    3) Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi keuangan

    4) Meningkatnya kualitas pelayanan ketatalaksanaan, kepegawaian, serta

    tersedianya peraturan perundang-undangan

    5) Meningkatnya kualitas administrasi perkantoran dan pelayanan umum

    Keluaran (outputs) tersebut akan dicapai antara lain melalui koordinasi

    pelaksanaan tugas; pembinaan dan pemberian dukungan administrasi satuan

    organisasi; penyusunan rencana dan program kegiatan; penyiapan dan

    pengolahan data; pengembangan sistem informasi; penyusunan laporan dan

    evaluasi program serta akuntabilitas kinerja; pembinaan dan pelayanan

    administrasi keuangan; penyusunan rencana dan pengelolaan keuangan;

    pelaksanaan anggaran dan perbendaharaan; penyusunan laporan akuntansi dan

    verifikasi keuangan; pembinaan dan pelayanan di bidang organisasi dan

    tatalaksana; pengelolaan kepegawaian; penyiapan peraturan perundang-

    undangan; serta pelayanan dan pembinaan urusan ketatausahaan, kearsipan,

    pengelolaan BMN, kerumahtanggaan, perlengkapan dan keprotokolan.

    b. Peningkatan Akses dan Mutu Madrasah Ibtidaiyah

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI).

    2) Meningkatnya mutu layanan pendidikan MI

    3) Meningkatnya mutu dan daya saing lulusan MI

    4) Meningkatnya mutu tata kelola MI

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    75

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyediaan dan

    pengembangan sarana prasarana MI termasuk di daerah bencana, terpencil dan

    tertinggal; pemanfaatan teknologi informasi bagi kegiatan belajar-mengajar dan

    pengelolaan pendidikan; penyediaan bantuan peningkatan mutu madrasah;

    peningkatan mutu kurikulum dan bahan ajar; peningkatan partisipasi

    masyarakat dan bantuan luar negeri; penilaian dan pemberian akreditasi;

    peningkatan kualitas manajemen madrasah; serta peningkatan mutu tata kelola

    pendidikan, selain itu pencapaian kegiatan ini juga mencakup berbagai hal

    terkait pendidikan anak usia dini dan RA/BA.

    c. Peningkatan Akses dan Mutu Madrasah Tsanawiyah

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan Madrasah Tsanawiyah

    (MTs);

    2) Meningkatnya mutu layanan pendidikan MTs;

    3) Meningkatnya mutu dan daya saing lulusan MTs;

    4) Meningkatnya mutu tata kelola MTs.

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyediaan dan

    pengembangan sarana prasarana MTs, termasuk di daerah bencana, terpencil

    dan tertinggal; pemanfaatan teknologi informasi bagi kegiatan belajar-mengajar

    dan pengelolaan pendidikan; penyediaan bantuan peningkatan mutu madrasah;

    peningkatan mutu kurikulum dan bahan ajar; peningkatan partisipasi

    masyarakat dan bantuan luar negeri; penilaian dan pemberian akreditasi;

    peningkatan kualitas manajemen madrasah; serta peningkatan mutu tata kelola

    pendidikan.

    d. Peningkatan Akses dan Mutu Madrasah Aliyah

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan Madrasah Aliyah (MA)

    2) Meningkatnya mutu layanan pendidikan MA

    3) Meningkatnya mutu dan daya saing lulusan MA

    4) Meningkatnya mutu tata kelola MA

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    76

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyediaan dan

    pengembangan sarana prasarana MA, termasuk di daerah bencana, terpencil

    dan tertinggal; pemanfaatan teknologi informasi bagi kegiatan belajar-mengajar

    dan pengelolaan pendidikan; penyediaan bantuan peningkatan mutu madrasah;

    peningkatan mutu kurikulum dan bahan ajar; peningkatan partisipasi

    masyarakat dan bantuan luar negeri; penilaian dan pemberian akreditasi;

    peningkatan kualitas manajemen madrasah; serta peningkatan mutu tata kelola

    pendidikan.

    e. Penyediaan Subsidi Pendidikan Madrasah Bermutu

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedianya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi MI dan MTs

    2) Tersalurkannya beasiswa bagi siswa miskin.

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyediaan Bantuan

    Operasional Sekolah (BOS) bagi madarasah ibtidaiyah dan madrasah

    tsanawiyah; penyediaan beasiswa bagi siswa berprestasi dan siswa miskin,

    termasuk di daerah bencana, terpencil dan tertinggal; serta penyediaan

    safeguarding (monitoring, rakor, evaluasi) bagi BOS pada tingkat pusat,

    provinsi dan kabupaten/kota.

    f. Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

    Madrasah

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Meningkatnya profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

    2) Meningkatnya kesejahteraan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyediaan dan

    peningkatan kualifikasi guru, pengawas dan tenaga kependidikan; penyediaan

    beasiswa dan bantuan pendidikan lainnya; peningkatan kompetensi kepala

    madrasah; serta penyediaan tunjangan fungsional, profesi dan purna bakti.

    g. Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Tinggi Islam

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    77

    1) Meningkatnya akses pendidikan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI)

    2) Meningkatnya mutu layanan pendidikan PTAI

    3) Meningkatnya mutu dan daya saing lulusan PTAI

    4) Meningkatnya mutu tata kelola PTAI

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyediaan dan

    pengembangan sarana prasarana PTAI, termasuk di daerah bencana, terpencil

    dan tertinggal; peningkatan mutu lulusan dan daya saing bertaraf internasional;

    peningkatan mutu kurikulum dan bahan ajar; peningkatan partisipasi

    masyarakat dan bantuan luar negeri; pengembangan kemitraan dengan berbagai

    pihak; pengembangan Ma'had Aly pada PTAI; penataan program studi dan

    bidang keilmuan yang fleksibel memenuhi kebutuhan pembangunan; penguatan

    konsorsium ilmu-ilmu keislaman yang memperkuat pengembangan dan

    pengkajian ilmu-ilmu keislaman di PTAI; serta peningkatan mutu tata kelola

    PTAI.

    i. Penyediaan Subsidi Pendidikan Tinggi Islam Bermutu

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah tersedia dan

    tersalurkannya beasiswa bagi mahasiwa miskin dan mahasiswa berprestasi.

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyediaan beasiswa

    bagi mahasiswa miskin dan mahasiswa berprestasi, termasuk di daerah

    bencana, terpencil dan tertinggal.

    j. Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

    Pendidikan Tinggi Islam

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Meningkatnya profesionalisme dosen dan tenaga kependidikan pada

    Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI)

    2) Meningkatnya kesejahteraan dosen dan tenaga kependidikan pada PTAI

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui peningkatan kualifikasi

    pendidikan dosen dan tenaga kependidikan; penyediaan beasiswa dan bantuan

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    78

    belajar; penyediaan tunjangan fungsional, tunjangan profesi dan tunjangan

    lainnya.

    k. Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Keagamaan Islam

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedia dan terjangkaunya layanan Pendidikan Non Formal, Diniyah, dan

    Pondok Pesantren.

    2) Meningkatnya mutu layanan Pendidikan Non Formal, Diniyah, dan Pondok

    Pesantren.

    3) Meningkatnya mutu dan daya saing lulusan Pendidikan Non Formal,

    Diniyah, dan Pondok Pesantren

    4) Meningkatnya mutu tata kelola Pendidikan Non Formal, Diniyah, dan

    Pondok Pesantren

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyediaan BOS pada

    pondok pesantren penyelenggara program Wajar Dikdas; penyediaan dan

    pengembangan sarana prasarana Pendidikan Non Formal, Diniyah, dan Pondok

    Pesantren, termasuk di daerah bencana, terpencil dan tertinggal; peningkatan

    mutu lulusan dan daya saing; penyaluran beasiswa; peningkatan mutu

    kurikulum dan bahan ajar; peningkatan partisipasi masyarakat dan bantuan luar

    negeri; pengembangan kemitraan dengan berbagai pihak; pengembangan

    Ma'had Aly pada pondok pesantren; serta peningkatan mutu tata kelola

    pendidikan.

    l. Penyediaan Subsidi Pendidikan Keagamaan Islam Bermutu

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah tersedia dan

    tersalurkannya BOS pada pendidikan keagamaan dan beasiswa bagi santri

    berprestasi.

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyaluran BOS pada

    satuan pendidikan keagamaan dan penyediaan beasiswa bagi santri berprestasi.

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    79

    m. Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Agama Islam pada Sekolah

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedianya layanan pendidikan agama Islam pada sekolah

    2) Meningkatnya mutu layanan pendidikan agama Islam pada sekolah;

    3) Meningkatnya kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama peserta

    didik.

    Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyediaan dan

    pengembangan sarana prasarana Pendidikan Agama Islam (PAI) pada sekolah,

    termasuk di daerah bencana, terpencil dan tertinggal; pembentukan dan

    peningkatan kapasitas Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata

    Pelajaran (MGMP), dan Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) Pendidikan

    Agama Islam; peningkatan mutu kurikulum dan bahan ajar PAI; pengembangan

    standar model PAI pada sekolah; serta peningkatan partisipasi dan kemitraan

    sekolah, masyarakat dan pihak terkait lainnya dalam pengembangan PAI.

    n. Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan Pendidik dan Pengawas Pendidikan

    Agama Islam

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Meningkatnya profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

    agama Islam

    2) Meningkatnya kesejahteraan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

    agama Islam

    Keluaran (outputs) ini dicapai antara lain melalui peningkatan kompetensi dan

    kualifikasi pendidikan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan agama Islam;

    penyediaan beasiswa dan bantuan pendidikan lainnya bagi guru; peningkatan

    wawasan guru melalui program pertukaran guru PAI; penyediaan subsidi

    tunjangan fungsional bagi guru PAI non-PNS; penyediaan tunjangan profesi

    bagi guru PAI; dan tunjangan khusus bagi guru PAI di daerah terpencil.

  • Karo Hukum Sekjen

    Karo Perencanaan

    80

    7. Program Bimbingan Masyarakat Islam

    Tujuan utama program ini adalah terselenggaranya pembinaan dan pelayanan

    bimbingan Masyarakat Islam, baik menyangkut sumber daya manusia, manajemen,

    maupun sarana (media) pembinaan dan pelayanan. Hasil (outcomes) yang hendak

    dicapai dalam jangka menengah adalah meningkatnya kualitas bimbingan,

    pelayanan, pemberdayaan dan pengembangan potensi umat. Indikator yang

    digunakan untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan program tersebut

    adalah: (1) Meningkatnya indeks kualitas bimbingan dari 35% pada tahun 2010

    menjadi 75% pada tahun 2014, (2) Meningkatnya indeks kualitas pelayanan dari

    30% pada tahun 2010 menjadi 70% pada tahun 2014, (3) Meningkatnya indeks

    kualitas pemberdayaan dari 20% pada tahun 2010 menjadi 60% pada tahun 2014,

    dan (4) Meningkatnya indeks kualitas pengembangan dari 15% pada tahun 2010

    menjadi 55% pada tahun 2014. Pelaksanaan program ini menjadi tanggung jawab

    Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam.

    Ada 5 kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai hasil

    jangka menengah (outcomes) yang diharapkan, yaitu:

    a. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat

    Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam.

    Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

    1) Tersedianya perencanaan program, data dan informasi perencanaan

    2) Terlaksanany