renstra 2010 2014 pa muara labuh
TRANSCRIPT
RENSTRA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH TAHUN 2010-2014
RENSTRA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH
TAHUN 2010-2014
Jln. Ruang Sidang Pengadilan Agama Muara Labuh
Jln. Gumarang No.- Muara Labuh
Gedung Kantor
Pengadilan Agama Muara Labuh Jln. Raya Muara Labuh – Padang Aro, Km.12 Ampalu
Telp./Fax (0755)70017 Muara Labuh 27376
RENSTRA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH TAHUN 2010-2014
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Agama
Muara Labuh 2010-2014.
Pengadilan Agama Muara Labuh adalah pelaksana kekuasaan kehakiman yang bertugas
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan dan sekaligus merupakan
kawal depan ( vrovost) Mahkamah Agung yang berada di propinsi Sumatera Barat.
Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) adalah merupakan amanat Undang-Undang No. 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Pada undang-undang tersebut
Bab V Pasal 15 disebutkan bahwa setiap Kepala Satuan kerja wajib menyiapkan rancangan
Renstra sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
memberikan sumbangsih pikiran dalam menyusun Renstra ini. Semoga bermanfaat dan dapat
mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan, dan transparan di wilayah hukum
Pengadilan Agama Muara Labuh.
Muara Labuh, Pebruari 2013. KETUA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH
Drs. H. MAHRUDDIN ANDRY, MH. NIP. 19530612 198303 1 004 i
RENSTRA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH TAHUN 2010-2014
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Kondisi Umum 1.2. Latar Belakang
1
1
1.3. Potensi dan Permasalahan 3
BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN
2.1. Visi 7
2.2. Misi 7
2.3. Tujuan dan Sasaran Strategis 8
2.4. Program dan Kegiatan 10
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Pengadilan Agama Muara Labuh 11
BAB IV PENUTUP 12
LAMPIRAN
Matrik Rencana Strategis Pengadilan Agama Muara Labuh
ii
RENSTRA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH TAHUN 2010-2014
BAB I – PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM
Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran
Pengadilan Agama Muara Labuh dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya,
dibidang Administrasi, Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Agama
Muara Labuh merupakan lingkungan Peradilan Agama di bawah Mahkamah Agung
Republik Indonesia sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Pengadilan
Agama Muara Labuh sebagai kawal depan Mahkamah Agung Republik Indonesia
bertugas dan berwenang menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan
perkara yang masuk di tingkat pertama.
Perencanaan stratejik suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai
selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan
bersinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada
pada lingkungan Pengadilan Agama Muara Labuh Rencana Strategis ini dijabarkan
ke dalam program yang kemudian diuraikan kedalam rencana tindakan. Rencana
Strategis ini kelak didukung dengan anggaran yang memadai, dilaksanakan oleh
sumber daya manusia yang kompeten, ditunjang sarana dan prasarana serta
memperhitungkan perkembangan lingkungan Pengadilan Agama Muara Labuh, baik
lingkungan internal maupun external sebagai variable strategis
Pengadilan Agama Muara Labuh dalam menjalankan tugas dan fungsinya tersebut
adalah untuk mendukung tercapainya visi dan misi Mahkamah Agung Republik
Indonesia sebagai lembaga pelaksana kekuasaan kehakiman di Indonesia.
1
RENSTRA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH TAHUN 2010-2014
1.2. LATAR BELAKANG
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah
salah satu rangkaian kegiatan yang harus dilakukan setiap tahun dan merupakan salah
satu bentuk manifestasi dari evaluasi semua rangkaian yang telah dilakukan selama satu
tahun anggaran. Kesemuanya harus terangkum dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP), selain sebagai bahan evaluasi dari rangkaian program yang
telah dicanangkan pada awal tahun anggaran juga sebagai bahan pijakan dalam
menyusun langkah-langkah pada tahun berikutnya.
Selain itu laporan tahunan yang disusun secara hirarki merupakan bahan untuk
menyusun berbagai kebijaksanaan sehingga dapat ditarik satu langkah yang lebih tepat
sesuai dengan kebutuhan.
Selama ini sebagaimana diketahui bahwa kewenangan organisasi, administrasi
dan finansial Peradilan Agama berada dibawah Departemen Agama, sedangkan
kewenangan teknis yudisial berada di bawah Mahkamah Agung.
Berdasarkan pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang telah diamandemen dikatakan bahwa “Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam
lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer,
lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh Mahkamah Konstitusi”. Dengan
amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut,
khususnya Bab IX tentang Kekuasaan Kehakiman pasal 24 telah membawa perubahan
penting terhadap penyesuaian tersebut, lahirlah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 jo
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2010 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung.
Berdasarkan pasal 21 ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2010 tentang
Kekuasan Kehakiman disebutkan bahwa “Ketentuan mengenai organisasi, administrasi
dan finansial badan peradilan sebagaimana dimaksud ayat (1) untuk masing-masing
lingkungan peradilan diatur dalam undang-undang sesuai dengan kekhususan
lingkungan peradilan masing-masing”. Dengan demikian berdasarkan pasal tersebut,
lahirlah apa yang disebut dengan peradilan satu atap. Sebagai realisasi dari pasal
tersebut lahirlah Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2010 tentang perubahan kedua atas
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum sebagai penyempurnaan
2
RENSTRA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH TAHUN 2010-2014
dari Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2010 tentang perubahan kedua Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan Undang-Undang Nomor
50 Tahun 2010 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989
tentang Peradilan Agama.
Sebagai lembaga Pemerintah, Pengadilan Agama Muara Labuh merupakan
Pengadilan Tingkat Pertama dibawah kekuasaan Mahkamah Agung dan hal ini juga
merupakan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang diamanatkan
kepada masyarakat dan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Kewajiban
tersebut dijabarkan dengan menyiapkan, menyusun dan menyampaikan laporan kinerja
secara tertulis, periodik dan melembaga. Pelaporan kinerja dimaksudkan untuk
mengkonsumsikan capaian kinerja Pengadilan Agama Muara Labuh dalam satu tahun
angggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran serta
menjelaskan keberhasilan dan kegagalan tingkat kinerja yang dicapainya.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, pasal 3 dinyatakan bahwa Asas-asas
umum Penyelenggaraan Negara meliputi Asas Kepastian Hukum, Asas Keterbukaan,
Asas Proporsionalitas, Asas Profesionalitas dan Asas Akuntabilitas.
Sedangkan untuk menciptakan good govermance diperlukan prinsip-prinsip
partisipasi, penegakan hukum, transparansi, kesetaraan, daya tanggap, wawasan
kedepan, akuntabilitas, pengawasan, efisensi dan efektifitas, serta profesionalisme.
Kemudian prinsip akuntabilitas ditegaskan lagi dalam visi, misi dan program membangun
Indonesia yang aman, adil dan sejahtera melalui program meningkatkan pengawasan
untuk menjamin akuntabilitas, transparansi, dan perbaikan kinerja aparatur
Negara/pemerintah.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Agama Muara Labuh
merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan tiap tahun, disusun dengan mengacu pada
Surat Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor: 005/SEK/01/2010 tanggal 13 Januari 2010
dan sesuai Surat Menteri Pendayaguna Aparatur Negara Nomor: B/3302/M.PAN/12/2008
tertanggal 10 Desember 2008 tentang Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun
2010 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2011 serta DIKTUM KETIGA Instruksi
Presiden Nomor : 5 Tahun 2004 tentang Penyusunan Dokumen Penetapan Kinerja mulai
dari Pengadilan Tingkat Pertama keatas secara berjenjang dengan berdasarkan Indikator
Kinerja Utama masing-masing.
3
RENSTRA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH TAHUN 2010-2014
1.3. POTENSI DAN PERMASALAHAN
A. Kekuatan (Strength)
Kekuatan Pengadilan Agama Muara Labuh mencakup hal-hal yang memang
sudah diatur dalam peraturan/perundang-undangan sampai dengan hal-hal
yang dikembangkan kemudian, mencakup:
1. Merupakan vrovost (kawal depan) di wilayah propinsi Sumatera Barat dan
Kabupaten Solok Selatan.
2. Pengadilan Agama Muara Labuh merupakan unsur Muspida dan memiliki
hubungan baik dengan pemerintah daerah di propinsi Sumatera Barat dan
Kabupaten Solok Selatan.
3. Merupakan pengambil keputusan dalam pertimbangan karir (promosi dan
mutasi) pegawai sewilayah hukum Pengadilan Agama Muara Labuh.
4. Adanya undang undang yang mengatur kewenangan Pengadilan Agama
Muara Labuh selaku Pengadilan Tingkat Pertama.
B. Kelemahan (Weaknesa).
Kelemahan-kelemahan yang ada di Pengadilan Agama Muara Labuh dirinci
dalam beberapa aspek:
1. Aspek Proses Peradilan :
Putusan Pengadilan Agama Muara Labuh belum dapat diunduh/
diakses cepat oleh masyarakat.
Belum memiliki mekanisme evaluasi yang dapat mengukur kepuasan
masyarakat pencari keadilan di wilayah hukum Pengadilan Agama
Muara Labuh.
2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan :
Pengadilan Agama Muara Labuh belum mempunyai kewenangan untuk
merekrut pegawai sendiri sesuai kebutuhan Pengadilan.
Rekrutmen PNS yang diterima belum sesuai dengan kapasitas dan
kemampuan kerja yang dibutuhkan di Pengadilan Agama Muara Labuh.
3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan :
Belum diterapkannya evaluasi penilaian kinerja
Belum adanya sistem pengaduan masyarakat yang berbasis teknologi
informasi
4
RENSTRA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH TAHUN 2010-2014
4. Aspek Tertib administrasi dan manajemen peradilan :
Belum ada sistem manajemen perkara berbasis teknologi informasi
5. Aspek Sarana dan Prasarana :
Anggaran yang diterima Pengadilan Agama Muara Labuh dari pusat
belum sesuai dengan kebutuhan dan rencana yang diajukan.
C. Peluang (Opportunities).
Berikut adalah peluang-peluang yang dimiliki Pengadilan Agama Muara Labuh
untuk melakukan perbaikan ditinjau dari beberapa aspek :
1. Aspek Proses Peradilan :
Adanya website Pengadilan Agama Muara Labuh yang memberikan
informasi kepada masyarakat tentang alur proses berperkara
2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan :
Adanya tunjangan kinerja/ remunerasi sebagai motivasi dalam
peningkatan kinerja
Adanya sosialisasi, bimbingan teknis, pelatihan yang dilaksanakan
Pengadilan Tinggi Agama Padang maupun Mahkamah Agung serta
instansi lain terkait untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan :
Adanya kegiatan pengawasan yang dilaksanakan secara berkala baik
untuk internal maupun eksternal ke pengadilan agama sewilayah hukum
Pengadilan Tinggi Agama Padang oleh HATI WASDA Pengadilan
Tinggi Agama Padang.
4. Aspek Tertib administrasi dan manajemen peradilan :
Dukungan dan koordinasi yang baik antar pengadilan agama diwilayah
hukum Pengadilan Tinggi Agama Padang.
5. Aspek Sarana dan Prasarana
Sudah tersedianya fasilitas Teknologi Informasi di Pengadilan Agama
Muara Labuh berupa internet, website dan radio amathir.
D. Tantangan yang dihadapi (Threats).
Berikut adalah tantangan-tantangan di Pengadilan Agama Muara Labuh yang akan
dihadapi dan harus dipikirkan cara terbaik untuk tetap dapat melakukan perbaikan
sebagaimana yang diharapkan.
5
RENSTRA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH TAHUN 2010-2014
1. Aspek Proses Peradilan :
Alat pengukuran kepuasan pengguna jasa pengadilan pada Pengadilan Agama
Muara Labuh belum memadai.
2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan :
Personil di Pengadilan Agama Muara Labuh belum seluruhnya menguasai visi
dan misi Pengadilan Agama Muara Labuh.
3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan :
Belum adanya sistem reward & punishment untuk mengontrol kinerja aparat
peradilan.
4. Aspek Tertib administrasi dan manajemen peradilan :
Pengadilan Agama Muara Labuh terletak jauh di daerah, sehingga pengiriman
administrasi untuk perkara banding ke Pengadilan Tinggi Agama Padang
membutuhkan waktu lebih lama.
5. Aspek Sarana dan Prasarana
Anggaran yang diberikan pusat untuk pengadaan sarana dan prasarana belum
sesuai dengan kebutuhan.
6
RENSTRA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH TAHUN 2010-2014
BAB II – VISI, MISI, TUJUAN 2.1. VISI
Rencana Strategis Pengadilan Agama Muara Labuh Tahun 2010 – 2014 merupakan
komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana
dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan pengkajian,
pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan perundangan-undangan untuk
mencapai efektivas dan efesiensi.
Selanjutnya untk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan
tolok ukur kinerja Pengadilan Agama Muara Labuh diselaraskan denga arah kebijakan
dan program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan rencana pembangunan
nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang
(RPNJP) 2005 – 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010 –
2014, sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan
kegiatan Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun
2010 – 2014.
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang
diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Agama
Muara Labuh.
Visi Pengadilan Agama Muara Labuh mengacu pada Visi Mahkamah Agung RI adalah
sebagai berikut :
“MEWUJUDKAN PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH YANG AGUNG”
2.2. MISI
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang ditetapkan
agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan terwujud dengan baik.
Misi Pengadilan Agama Muara Labuh, adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparasi. 2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Peradilan dalam rangka peningkatan
pelayanan pada masyarakat 3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien
7
RENSTRA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH TAHUN 2010-2014
4. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien 5. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
2.3. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu
sampai dengan lima tahun dan tujuan ditetapkan mengacu kepada pernyataan visi dan
misi Pengadilan Agama Muara Labuh.
Adapun Tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Agama Muara Labuh adalah sebagai
berikut :
1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi.
2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan
3. Publik percaya bahwa Pengadilan Tinggi Agama Padang dan Pengadilan Agama
Muara Labuh di bawahnya memenuhi butir 1 dan 2 di atas.
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai
atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan dari tahun 2010 sampai dengan
tahun 2014, sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Agama Muara Labuh
adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya penyelesaian perkara 2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim 3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara 4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) 5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. 6. Meningkatnya kualitas pengawasan
INDIKATOR KINERJA UTAMA
Indikator kinerja utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan sasaran strategis
dalam mencapai tujuan. Hubungan tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama dengan
digambarkan sebagai berikut :
Indikator kinerja utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan sasaran strategis
dalam mencapai tujuan. Hubungan tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama dengan
digambarkan sebagai berikut :
8
RENSTRA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH TAHUN 2010-2014
NO
KINERJA UTAMA
INDIKATOR KINERJA
1. Meningkatnya
penyelesaian perkara a. Persentase mediasi yang diselesaikan
b. Persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian
c. Persentase sisa perkara yang diselesaikan d. Persentase perkara yang diselesaikan e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam
jangka waktu maksimal 6 bulan f. Persentase perkara yang diselesaikan dalam
jangka waktu lebih dari 6 bulan 2. Peningkatan aksepbilitas
putusan Hakim Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum: - Banding - Kasasi - Peninjauan Kembali
3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap
b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis
c. Persentase perkara masuk dibanding dengan perkara yang diselesaikan.
d. Prosentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak (prosentase akta cerai yang diserahkan penggugat/pemohon)
e. Prosentase Penyitaan tepat waktu dan tempat 4. Peningkatan aksesibilitas
masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang keliling
c. Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus.
5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti
6. Meningkatnya kualitas pengawasan
a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti
b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.
9
RENSTRA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH TAHUN 2010-2014
2.4. PROGRAM DAN KEGIATAN
Enam sasaran strategis tersebut merupakan arahan bagi Pengadilan Agama Muara
Labuh untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan membuat rincian
Program dan Kegiatan Pokok yang akan dilaksanakan sebagai berikut :
a. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama
Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama merupakan program untuk
mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, tertib administrasi
perkara, dan aksesbilitas masyarakat terhadap peradilan. Kegiatan Pokok yang
dilaksanakan Pengadilan Agama Muara Labuh dalam pelaksanaan Program
Peningkatan Manajemen Peradilan Agama adalah :
1. Penyelesaian Perkara Perdata.
2. Penyelesaian Sisa Perkara Perdata.
3. Penelitian berkas perkara banding disampaikan secara lengkap dan tepat waktu.
4. Register dan pendistribusian berkas perkara ke Majelis yang tepat waktu.
5. Publikasi dan transparasi proses penyelesaian dan putusan perkara.
b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Mahkamah Agung dibuat untuk mencapai sasaran strategis menciptakan sumber
daya manusia yang berkualitas dan mencapai pengawasan yang berkualitas.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini adalah :
1. Pelaksanaan diklat teknis yudisial dan non yudisial
2. Tindak lanjut pengaduan yang masuk
3. Tindak lanjut temuan yang masuk dari tim pemeriksa
c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung bertujuan
untuk mencapai sasaran strategis dalam penyediaan sarana dan prasarana.
Kegiatan pokok program ini adalah pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan
peradilan tingkat banding dan tingkat pertama.
10
RENSTRA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH TAHUN 2010-2014
BAB III – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi, tujuan dan sasaran yang ditetapkan,
Pengadilan Agama Muara Labuh menetapkan arah dan kebijakan dan strategi sebagai
berikut :
1. Peningkatan kinerja.
Peningkatan kinerja sangat menentukan dalam meningkatkan sistem manajemen
perkara yang akuntabel dan transparan sehingga masyarakat pencari keadilan
dapat memperoleh kepastian hukum. Kinerja sangat mempengaruhi tinggi
rendahnya angka penyelesaian perkara, proses peradilan yang cepat, sederhana,
transparan dan akuntabel. Peningkatan kinerja bertujuan untuk meningkatkan
integritas sumber daya aparatur peradilan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendukung kebijakan dan strategi
peningkatan kinerja :
Sistem karir merupakan perbaikan dalam mekanisme promosi dan mutasi sesuai
dengan kompetensi
Pengawasan eksternal dan internal. Hal ini disebutkan untuk menjamin
berjalannya proses penegakan hukum yang akuntabel, dan memenuhi rasa
keadilan masyarakat.
Menguasai Standar Operasional Pekerjaan (SOP) sesuai bidangnya
Disamping itu, perlu adanya dukungan sarana dan prasarana dan teknologi
informasi yang memadai untuk meningkatkan kinerja.
2. Peningkatan kualitas pelayanan publik.
Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, diperlukan kebijakan
yang memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Memiliki standar pelayanan bagi pencari keadilan mengatur dengan jelas hak
dan kewajiban penyelenggaraan pelayanan maupun penerima layanan.
Memiliki mekanisme penanganan pengaduan
Meningkatkan sarana prasarana dan teknologi informasi untuk pelayanan publik
11
RENSTRA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH TAHUN 2010-2014
BAB IV – PENUTUP
Rencana strategis Pengadilan Agama Muara Labuh tahun 2010-2014 diarahkan untuk merespon
berbagai tantangan dan peluang sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan strategis, baik
yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Renstra ini merupakan upaya untuk
menggambarkan peta permasalahan, titik-titik lemah, peluang tantangan, program yang
ditetapakan, dan strategis yang akan dijalankan selama kurun waktu lima tahun, serta output
yang ingin dihasilkan dan out come yang diharapkan.
Rencana stretegis Pengadilan Agama Muara Labuh harus terus disempurnakan dari waktu
kewaktu. Dengan demikian renstra ini bersifat terbuka dari kemungkinan perubahan. Melalui
renstra ini diharapkan dapat membantu pelaksana pengelola kegiatan dalam melakukan
pengukuran tingkat keberhasilan terhadap kegiatan yang dikelola.
Dengan Renstra ini pula, diharapkan unit-unit kerja dilingkungan Pengadilan Agama Muara Labuh
memiliki pedoman yang dapat dijadikan penuntun bagi pencapaian arah, tujuan dan sasaran
program selama lima tahun yaitu 2010-2014, sehingga visi dan misi Pengadilan Agama Muara
Labuh dapat terwujud dengan baik.
12
RENSTRA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH TAHUN 2010-2014
MATRIK RENCANA STRATEGIS KINERJA 2010 - 2014. Tujuan 1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi 2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan 3. Publik percaya bahwa Pengadilan Agama Muara Labuh dan badan peradilan di bawahnya memenuhi butir 1 dan 2 di atas
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA 2010 2011 2012 2013 2014
Meningkatnya penyelesaian per kara. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim.
a. Perbandingan perkara yang masuk dengan
perkara yang diselesaikan melalui mediasi b. Persentase sisa perkara yang diselesaikan. c. Persentase perkara yang diselesaikan. d. Persentase perkara yang diselesaikan
dalam jangka waktu maksimal 6 bulan e. Persenatse perkara penolakan perkawinan
oleh PPN yang diseleasikan. f. Persenatse perkara pencabutan kekuasa
an Wali yang diselesaikan. g. Persentase perkara penunjukkan orang
lain sebagai Wali h. Persentase perkara Itsbat Nikah yang di
selesikan. i. Persentase perkara Wali Adhol yang disele
saikan. j. Persentase perkara Kewarisan yang disele
saikan. k. Persentase perkara Washiat yang diselesai
kan. l. Persenatse perkara Hibah yang diselesai
kan. m. Persentase perkara Waqaf yang diselesai
kan. n. Persentase perkara Shadaqoh yang disele
saikan. Perbandingan antara perkara yang diajukan upaya hukum dengan perkara putus : - Banding
-
100% 100%
100%
0%
0%
0%
100%
100%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
65,32%
100% 100%
100%
0%
0%
0%
100%
100%
0%
0%
0%
0%
0%
0,43%
37,64%
100% 100%
100%
0%
0%
0%
100%
100%
0%
0%
0%
0%
0%
0,32%
38,00%
100% 100%
100%
0%
0%
0%
100%
100%
0%
0%
0%
0%
0%
0,40%
39,00%
100% 100%
100%
0%
0%
0%
100%
100%
0%
0%
0%
0%
0%
0,50%
RENSTRA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH TAHUN 2010-2014
Peningkatan efektifitas pengelo laan penyelesaian perkara.
Peningkatan aksesibilitas masya rakat terhadap peradilan (acces to justice) Peningkatan penyele saian perkara.
Meningkatnya kepatuhan terha dap putusan pengadilan.
Meningkatnya kualitas pengawas an.
- Kasasi - Peninjauan Kembali. a. Persentase berkas yang diajukan kasasi
dan PK yang disampaikan secara lengkap. b. Persentase berkas yang diregister dan siap
didistribusikan ke Majelis. c. Perbandingan perkara yang masuk dengan
Majelis Hakim. d. Prosentase penyampaian pemberitahuan
relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak (prosentase akta cerai yang diserahkan kepada penggugat/pemohon).
e. Prosentase Penyitaan tepat waktu dan tempat.
a. Persentase perkara prodeo yang diseles aikan.
b. Persentase perkara yang dapat disele saikan dengan cara sidang keliling.
c. Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus.
Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti.
a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti.
b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.
0% 0%
0%
100%
100%
100%
0%
100%
25%
0%
0%
0%
100%
100%
0,43% 0,43%
0%
100%
100%
100%
0%
100%
30%
0%
0%
0%
100%
100%
0,32% 0,32%
75%
100%
100%
100%
0%
100%
35%
0%.
0%
0%
100%
100%
0,40% 0,40%.
75%
100%
100%
100%
0%
100%
40%
0%
0%
0%
100%
100%
0,50% 0,50%
75%
100%
100%
100%.
0%
100%
45%
0%
0%
0%
100%
100%
RENSTRA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH TAHUN 2010-2014
PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH
Jln. Raya Muara Labuh-Padang Aro Km.12 Ampalu Telp./Fax. 0755 - 70017 MUARA LABUH 27376
SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH Nomor : W3-A9/08/OT/SK/I/2013
TENTANG
REVIU PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH
KETUA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH
Menimbang : 1. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 3 dan pasal 4
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Instansi Pemerintah;
2. Bahwa dengan berakhirnya masa Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2004 – 2009, dan dimulainya Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2010 – 2014, maka Mahkamah Agung perlu meninjau kembali atau mereview untuk penyempurnaan Indikator Kinerja Utama (IKU).
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor : 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer.
2. Undang-undang Nomor : 3 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-undang Nomor :14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.
3. Undang-undang Nomor : 46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
4. Undang-undang Nomor : 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.
5. Undang-undang Nomor : 49 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang- undang Nomor : 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum.
6. Undang-undang Nomor :50 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-undang Nomor : 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
7. Undang-undang Nomor : 51 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-undang Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
8. Peraturan Pemerintah Nomor : 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
9. Peraturan Presiden Nomor : 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009.
10. Peraturan Presiden Nomor : 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Fungsi, Struktur Organisasi, dan Tata Kerja.
RENSTRA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH TAHUN 2010-2014
11. Peraturan Presiden Nomor : 13 Tahun 2005 tentang Sekretariat Mahkamah Agung.
12. Peraturan Presiden Nomor : 14 Tahun 2005 tentang Kepaniteraan Mahkamah Agung.
13. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/9 M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja.
Memperhatikan : Hasil Rapat Tanggal 5 Desember 2012 tentang Pembahasan Review Indikator Kinerja Utama (IKU) disinkronisasikan dengan Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Agama Muara Labuh Tahun 2010 – 2014.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN AGAMA MUARA LABUH 2013.
Pertama : Indikator Kinerja Utama sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini merupakan acuan kinerja yang digunakan oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia, untuk menetapkan rencana kinerja tahunan, menyampaikan rencana kinerja dan anggaran, menyusun dokumen penetapan kinerja, menyusun laporan akuntabilitas kinerja serta melakukan evaluasi pencapaian kinerja sesuai dengan dokumen Rencana Strategis Mahkamah Agung Republik Indonesia 2010.
Kedua Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja dan Evaluasi terhadap pencapaian kinerja dan disampaikan kepada Pengadilan Tinggi Agama Padang.
Ketiga Dalam rangka lebih meningkatkan efektifitas pelaksanaan keputusan/peraturan ini, Hakim Pengawas Bidang diberikan tugas untuk :
a. Melakukan review atas capaian kinerja satuan kerja dalam rangka meyakinkan keandalan informasi yang disajikan dalam laporan akuntabilitas kinerja.
b. Melakukan evaluasi terhadap keputusan/peraturan ini dan melaporkan kepada Ketua Pengadilan Agama Muara Labuh.
Keempat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Muara Labuh. Pada Tanggal : 3 Januari 2013. Ketua Pengadilan Agama Muara Labuh. Drs. H. MAHRUDDIN ANDRY, MH. NIP. 19530612 198303 1 004 Salinan Keputusan ini disampaikan kepada : 1. Ketua Pengadilan Tinggi Agama Padang 2. Hakim Pengawas Bidang Pengadilan Agama Muara Labuh