rencana usaha - green growth program...

66
0 GLOBAL GREEN GROWTH INSTITUTE MAY 2014

Upload: nguyenthien

Post on 06-May-2018

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

0

GLOBAL GREEN GROWTH INSTITUTE

MAY 2014

Page 2: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

1

Rencana Usaha

Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai Barat

Penulis:

Alfan Subekti

Abdul Fatah

Fariyanti

Eddy Mangopo Angi

Hak CIpta Global Green Growth Institute

Kantor Perwakilan Indonesia

Mei 2014

Page 3: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

2

Ringkasan Eksekutif

Salah satu kegiatan kunci pertumbuhan hijau yang diidentifikasi oleh Gubernur

adalah mengusahakan pemanfaatan lahan kritis secara berkelanjutan di

seluruh provinsi melalui usaha masyarakat. Secara khusus, ada sejumlah kecil

lahan kritis (antara 1 dan 500 hektar). Sebagai bagian dari MoU, Gubernur telah

meminta GGGI untuk mengeksplorasi pilihan yang tersedia untuk membangun

perusahaan masyarakat yang berkelanjutan di lahan kritis berskala kecil

sebagai bagian dari strategi pertumbuhan hijau provinsi. Tujuan kegiatan ini

adalah untuk menginformasikan Pemerintah Kalimantan Timur dan pemangku

kepentingan lainnya mengenai pilihan-pilihan untuk meningkatkan UKM yang

berkelanjutan di lahan kritis berskala kecil di seluruh provinsi.

Terdapat lahan kritis seluas 39.608,9 ha di Kecamatan Mook Manoor Bulatn,

Kutai Barat. Luas Desa Gunung Rampah sebesar 378 ha dan ditempati oleh

626 penduduk, dengan kepadatan penduduk 1,66 orang/ha. Total luas

Kecamatan Mook Manaar Bulatn adalah 88.538 ha dengan populasi 8.960

orang yang tinggal di 15 desa.

Umumnya, tutupan lahan di kecamatan didominasi oleh semak dan hutan

sekunder muda. Lokasi plot percontohan terletak di Desa Gunung Rampah,

yang beberapa decade yang lalu digunakan untuk perkebunan karet dan

didominasi oleh semak, terutama rumput alang-alang (Imperata cylindrica).

Berdasarkan satuan pemetaan tanah, plot percontohan di desa Gunung

Rampah tergolong dalam klasifikasi tanah Hapludults Dystrudepts dan

diklasifikasikan sebagai sistem lahan Teweh (TWH) dengan sub relief dataran

tektonik. Tanah ini miskin fosfat dan nutrisi.

Proyek penanaman dan pengolahan gula aren (Arenga pinnata (Wurmb) Merr)

akan dilaksanakan di Desa Gunung Rampah, Kecamatan Mook Manaar

Bulatn, Kutai Barat yang akan meliputi 100 ha lahan petani dan dikategorikan

sebagai lahan kritis. Lahan tersebut adalah kawasan non-hutan dan

diklasifikasikan sebagai APL berdasarkan rencana tata ruang kabupaten.

Produk utama rencana usaha ini dibagi menjadi dua kategori utama, meliputi

produksi/penjualan gula aren dan turunan dari pohon Aren seperti buah-

buahan, tongkat sapu, serat untuk atap, dan sagu Aren. Gula aren akan

dikemas secara unik untuk dijual di pasar. Sedangkan proses produksi gula

Page 4: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

3

aren akan menerapkan apa yang sudah biasa dilakukan petani hingga saat ini,

dengan beberapa perbaikan di tahap pengolahan. Proses mengubah pohon

Aren menjadi gula aren yang dilakukan oleh petani lokal bukanlah proses yang

kompleks. Bagi petani, komoditas ini telah diakui selama puluhan tahun dan

memberikan banyak manfaat secara ekonomi.

Tujuan utama proyek ini adalah untuk menghasilkan pendapatan daerah

dengan memanfaatkan lahan kritis atau marjinal yang tidak terpakai di Mook

Manaar Bulatn, terutama di desa desa Gunung Rampah, Kecamatan Mook

Manaar Bulatn, dengan pemeliharaan lingkungan, termasuk dengan

menggunakan sejumlah prosedur yang ramah lingkungan untuk meminimalkan

emisi CO2 dan meningkatkan ekosistem yang sehat, untuk menghasilkan

produk pertanian yang sehat dan berkelanjutan.

Rencana usaha ini memiliki beberapa aspek yang unik, antara lain: (1) gula

aren organik akan dikemas secara unik, (2) produk-produk meliputi gula aren

dan produk lainnya, (3) usaha ini akan menggunakan gula aren yang ditanam,

bukan tanaman yang tumbuh di alam, (4) usaha ini menggunakan bibit mini

yang lebih pendek dan tumbuh lebih cepat, (5) praktik pengelolaan terbaik akan

menghasilkan gula aren per hektar secara lebih signifikan dari perkebunan gula

aren yang ada saat ini di Kutai Barat, (6) kayu Laban akan ditanam di dekat

lahan kritis untuk menghasilkan briket arang yang akan digunakan dalam

pengolahan gula aren, sehingga mengurangi penggunaan kayu bakar.

Permintaan gula aren di banyak kecamatan di Kutai Barat tampaknya hampir

sebesar gula putih, terutama untuk gula aren organik. Produk yang dihasilkan

oleh petani selalu diterima di pasar, dan ini menunjukkan bahwa permintaan

gula aren lebih besar dari pasokan petani. Data dari Kecamatan Mook Manaar

Bulatn dalam Angka (2013) memperlihatkan Tingkat produktivitas Aren di

Kecamatan Mook Manaar Bulatn dengan jumlah perkebunan 130,31 ha dan

menghasilkan 6.910 kg dengan produktivitas 189,21 kg/ha.

NPV menunjukkan nilai positif dan berarti bahwa proyek aren ini layak untuk

dilaksanakan. Sementara IRR mencapai 37% dan di atas tingkat suku bunga

(19,00%/tahun). Sedangkan nilai ARR sebesar 345% adalah nilai persentase

yang lebih tinggi dari keuntungan yang diharapkan (tingkat keuntungan yang

diharapkan adalah 10%). Periode pengembalian (PP) menunjukkan bahwa

investasi untuk proyek aren akan benar-benar kembali ke bank setelah 6 tahun

Page 5: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

4

(PP adalah 6,03). Total dana pemerintah untuk proyek ini diperkirakan sekitar

Rp 956.933.183 yang sebagian besar digunakan untuk aset tetap. Diharapkan

dana tersebut dapat disediakan dalam program 2015 melalui Bappeda Kutai

Barat dan didukung oleh Bappeda Kalimantan Timur.

Perkiraan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dari penanaman hingga

produksi adalah 132 orang (dari persiapan lahan hingga pengolahan produk)

dari tiap petani Aren petani dengan satu pengawas tambahan.

Manajemen dan organisasi proyek gula aren meliputi:

1. Untuk membangun kelompok swadaya masyarakat (KSM) bagi petani

gula aren dengan unit usaha yang spesifik untuk pemasaran dan

pengumpulan produk. Kelompok petani di bawah badan hukum

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Peningkatan kapasitas dan

penguatan kelembagaan akan diberikan oleh pemerintah daerah

kepada petani melalui KSM;

2. Unit Usaha Aren akan berperan mengumpulkan semua produk dari

petani dan memasarkannya kepada pembeli;

3. Unit Kredit akan memberikan pinjaman lunak kepada petani. Terkait

dengan fungsi manajemen dan organisasi di atas, seluruh petani yang

terlibat sebagai anggota organisasi harus menandatangani perjanjian

yang terkait dengan hak-hak dan kewajiban mereka. Ini akan ditulis

dalam perjanjian pengembangan usaha untuk beras organik antara

petani dan tiga unit organisasi.

Salah satu misi proyek adalah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang

dapat dicapai melalui penggunaan bahan yang ramah lingkungan dalam

menanam Aren. Pupuk organik dari peternakan lokal atau pupuk kandang

kompos akan mengurangi pelepasan amonia dan N2O ke udara dan tanah.

Dengan menanam lebih dari 15.000 pohon Aren, potensi cadangan karbon di

lahan sekitar 7.170.000 akan kgC.

Page 6: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

5

Daftar Isi

Ringkasan Eksekutif ........................................................................................ 2

Daftar Isi .......................................................................................................... 5

Daftar Tabel .................................................................................................. 6

Daftar Diagram ............................................................................................. 7

Daftar Lampiran ............................................................................................ 7

I. Pengantar .................................................................................................. 8

Lokasi Pilihan dan Rincian .................................................................. 8

I.1.1. Lokasi dan luas area ....................................................................... 8

I.1.2. Alasan pemilihan lokasi ................................................................... 8

Status Saat ini (Ekologi, Sosial, Ekonomi, dan Hukum) .................... 12

I.2.1. Status Ekologi ................................................................................ 12

I.2.2. Status Sosial dan Ekonomi ............................................................ 14

I.2.3. Status Hukum ................................................................................ 16

II. Tinjauan UKM Berkelanjutan ................................................................... 17

II.1. Produk dan/atau Jasa ....................................................................... 17

II.2. Pernyataan Misi, Sasaran, dan Tujuan ............................................. 19

.......................................................................................................... 19

.......................................................................................................... 19

II.2.1. Pernyataan Misi ......................................................................... 19

II.2.2. Sasaran dan Tujuan ................................................................... 19

II.3. Hubungan dengan Kalimantan Timur ............................................... 20

III. Penilaian Pasar .................................................................................... 22

III.1. Analisis Eksternal Kondisi Pasar ...................................................... 22

III.2. Pembeli Potensial ............................................................................. 23

IV. Keuangan ............................................................................................. 25

Proyeksi Keuangan ........................................................................... 25

Perencanaan Keuangan ................................................................... 30

Asumsi-asumsi ................................................................................. 30

Risiko dan Solusinya ........................................................................ 31

V. Implementasi Strategis ............................................................................ 32

Operasional ...................................................................................... 32

Page 7: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

6

V.1.1. Tahap Awal & Persiapan ............................................................ 33

V.1.2. Penanaman dan Pemeliharaan .................................................. 33

Sumber Daya dan Perlengkapan ...................................................... 37

Manajemen dan Organisasi .............................................................. 40

V.3.1. Manajemen dan Organisasi yang ada di Mook Manaar Bulatn .. 40

V.3.2. Organisasi kelompok tani ........................................................... 40

V.3.3. Unit Usaha ................................................................................. 42

V.3.4. Unit Keuangan (Kredit) ............................................................... 42

Analisis SWOT .................................................................................. 44

V.4.1. Kekuatan (Strengths) ................................................................. 44

V.4.2. Kelemahan (Weaknesses) ......................................................... 45

V.4.3. Peluang (Opportunities) ............................................................. 46

V.4.4. Ancaman (Threats)..................................................................... 46

V.4.5. Strategi Pengembangan Usaha ................................................. 47

VI. Manfaat Pertumbuhan Hijau ................................................................ 51

Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca ............................................. 51

Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan .............................................. 51

Ekosistem yang Sehat dan Produktif ................................................ 52

Pertumbuhan yang Inklusif dan Adil ................................................. 52

Ketahanan Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Hidup ........................ 52

Lampiran .......................................................... Error! Bookmark not defined.

Daftar Tabel

Tabel 1. Jenis Tanah di Mook Manaar Bulatn (ha) ........................................ 13

Tabel 2. Gambaran Desa ............................................................................... 14

Tabel 3. Investasi Aset Tetap ........................................................................ 25

Tabel 4. Biaya Operasional ............................................................................ 26

Tabel 5. Proyeksi Keuangan untuk proyek aren ............................................ 29

Tabel 6. Analisis NPV, IRR, Periode Pengembalian, ARR, dan PI ................ 29

Tabel 7. Kegiatan utama proyek dan periode waktu ...................................... 32

Tabel 8. Jumlah sumber daya dan perlengkapan .......................................... 38

Tabel 9. Tabel SWOT .................................................................................... 47

Tabel 10. Strategi SWOT ............................................................................... 49

Page 8: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

7

Daftar Diagram

Diagram 1. Lokasi Plot Percontohan Perkebunan Gula Aren ........................ 10

Diagram 2. Kondisi terkini plot percontohan perkebunan Aren ...................... 12

Diagram 3. Target pencapaian ...................................................................... 20

Diagram 4. Pengolahan Nira untuk menghasilkan gula aren ......................... 35

Diagram 5. Organisasi Dasar untuk Proyek Percontohan Beras dan Aren

Organik .......................................................................................................... 42

Diagram 6. Organisasi dan unitnya dalam KSM ............................................ 44

Daftar Lampiran

Lampiran 1. Analisis Keuangan Perkebunan Aren di Gunung Rempah ......... 54

Lampiran 2. Analisis Investasi Aset Tetap ..................................................... 57

Lampiran 3. Analisis Titik Impas (BEP) .......................................................... 59

Lampiran 4. Jenis Tanah di Kutai Barat ......................................................... 64

Lampiran 5. Peta Sistem Lahan Manoor Bulatn ............................................ 65

Page 9: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

8

I. Pengantar

Salah satu kegiatan kunci pertumbuhan hijau yang diidentifikasi oleh Gubernur

adalah mengusahakan pemanfaatan lahan kritis di seluruh provinsi melalui

usaha masyarakat. Secara khusus, ada sejumlah kecil lahan kritis (antara 1

dan 500 hektar) akibat pembukaan lahan untuk pertambangan, kebakaran

hutan/lahan gambut (kebakaran tahun 1997-1998 mencakup lebih dari 5 juta

ha) dan eksploitasi berlebihan (budidaya ikan, budidaya berbasis tebang dan

bakar). Lahan ini dapat memberikan perusahaan berbasis masyarakat sebuah

titik awal untuk pengembangan bisnis hijau. Sebagai bagian dari MoU,

Gubernur telah meminta GGGI untuk mengeksplorasi pilihan yang tersedia

untuk membangun perusahaan masyarakat yang berkelanjutan di lahan-lahan

kritis berskala kecil ini sebagai bagian dari strategi pertumbuhan hijau provinsi.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menginformasikan Pemerintah

Kalimantan Timur dan pemangku kepentingan lainnya mengenai pilihan untuk

meningkatkan UKM secara berkelanjutan di lahan kritis berskala kecil di

seluruh provinsi. Sasaran dari perusahaan-perusahaan ini adalah untuk

memberikan kontribusi terhadap pembentukan ekonomi lokal berbasis lahan

yang berkelanjutan sambil mengelola ekosistem yang sehat dan tangguh.

Perusahaan yang sukses akan didasarkan pada produksi yang berkelanjutan

dari tanaman, berbagai tanaman atau kombinasi produk dan jasa, termasuk

juga jasa lingkungan.

Lokasi Pilihan dan Rincian

I.1.1. Lokasi dan luas area

Proyek percontohan akan dilakukan di desa Gunung Rampah, Kecamatan

Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat dengan luas total 100 ha. Desa Gunung

Rampah merupakan salah satu dari 15 desa di Kecamatan Mook Manaar

Bulatn yang memiliki luas total 378 ha dan ditempati oleh 626 penduduk,

dengan kepadatan penduduk 1,66 orang/ha. Sedangkan total luas Kecamatan

Mook Manaar Bulatn adalah 88.538 ha dengan jumlah penduduk 8.960 orang

yang tinggal di 15 desa.

I.1.2. Alasan pemilihan lokasi

Alasan untuk memilih Mook Manaar Bulatn sebagai wilayah utama untuk

percontohan perkebunan Aren dan produksi gula aren meliputi:

Page 10: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

9

1. Aksesibilitas dari desa

Akses adalah kriteria penting untuk mengembangkan plot percontohan

karena sebagian besar terkait dengan jaringan pasar dan pasokan sarana

dan prasarana produksi pertanian.

Mook Manaar Bulatn dapat diakses dengan perahu atau mobil, baik dari

Sendawar/Barong Tongkok, Melak atau bahkan dari Tenggarong dan

Samarinda. Jarak dari Melak adalah sekitar 10-32 km. Sendawar adalah ibu

kota dari Kabupaten Kutai Barat, yang terdiri dari beberapa kecamatan

(termasuk Barong Tongkok dan Melak). Barong Tongkok dan Melak adalah

kota-kota perdagangan penting dekat Mook Manar Bulatn, di mana

sebagian besar produk pertanian dipasarkan di kota-kota tersebut.

Tenggarong, Samarinda, dan Balikpapan menjadi penting dalam usaha ini

karena mereka adalah kota-kota utama di provinsi yang banyak

penduduknya.

Page 11: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

10

Diagram 1. Lokasi Plot Percontohan Perkebunan Gula Aren

Page 12: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

11

2. Kesuburan tanah

Mook Manaar Bulatn didominasi oleh dataran rendah. Jenis tanah di

kawasan ini didominasi oleh Podsolik dan Aluvial dengan tingkat kesuburan

tanah menengah. Beberapa daerah cocok untuk penanaman padi, tetapi di

beberapa daerah, pohon Aren tumbuh liar. Di Desa Gunung Rampah, yang

akan menjadi lokasi plot percontohan , jenis sistem tanahnya adalah Teweh

(TWH) 1 yang secara alami memiliki tingkat kesuburan kimia tanah yang

rendah, tapi baik bagi kesuburan fisik dan biologis, dan sesuai untuk

mengembangkan kelapa sawit , aren, karet, kakao, dan lain-lain.

3. Sosial budaya

Setidaknya 76,11% dari penduduk Gunung Rampah bekerja di sektor

pertanian. Sisanya bekerja sebagai buruh, aparat negara, atau lainnya.

Sejak tahun 1960-an masyarakat setempat di Mook Manaar Bulatn,

terutama di beberapa desa termasuk Desa Sakaq Tada, Sakak Lotoq,

Karangan, Gunung Rampah, dan Gemuruh berpengalaman menanam

pohon Aren dan memproduksi gula aren. Pengalaman mereka telah

diturunkan kepada anak atau cucu mereka hingga saat ini.

4. Akses Pasar

Potensi pasar, baik di Kutai Barat atau di luar kabupaten, terbuka lebar.

Pasar di Samarinda dan ibu kota lainnya di Kalimantan Timur masih besar.

Akses dari Mook Manaar Bulatn atau bahkan dari Gunung Rampah ke kota-

kota utama di atas dapat diakses. Dibutuhkan sekitar delapan jam

perjalanan lewat darat atau sekitar 15-18 jam dengan perahu dari

Samarinda. Para petani atau pedagang dapat mengangkut produk mereka

dengan perahu melalui Sungai Mahakam atau bahkan dengan mobil.

Saat ini, banyak pedagang dari Samarinda, Tenggarong, dan Banjarmasin

yang membawa produk dari pohon aren. Mereka akan menjualnya di

Samarinda, Balikpapan, Tenggarong atau bahkan Banjarbaru, Martapura,

atau Banjarmasin di Kalimantan Selatan.

5. Dukungan dan kebijakan pemerintah

1

Page 13: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

12

Pemerintah Kalimantan Timur telah menunjuk Kabupaten Kutai Barat

sebagai kabupaten untuk pengembangan program ketahanan pangan di

Kalimantan Timur. Sementara itu, pemerintah Kutai Barat telah menunjuk

Mook Manaar Bulatn sebagai pusat pengembangan utama produksi gula

aren di Kutai Barat.

Ini memberikan argumen yang kuat untuk mengintegrasikan dan

menyinkronkan program pemerintah dan inisiatif baru untuk

mengembangkan plot percontohan di Mook Manaar Bulatn di perkebunan

Aren untuk menghasilkan gula aren.

Status Saat Ini (Ekologi, Sosial, Ekonomi, dan Hukum)

Bagian ini memberikan informasi lebih lanjut tentang lokasi yang dipilih,

termasuk:

I.2.1. Status Ekologi

Kecamatan Mook Manaar Bulatn terletak di bagian utara Sungai Mahakam

antara 115o45'00" dan 116o01’05" BT, dan antara 0o13’ LS- 0o18’ LS.

Terdapat 7 desa di Mook Manaar Bulatn (dari 15 desa) yang terletak di lembah

atau tepi sungai, dan desa-desa lainnya berada di daerah dataran. Ada 5 desa

yang terletak di luar kawasan hutan, dan 10 desa lainnya di dekat atau di sekitar

kawasan hutan.

Umumnya, tutupan lahan di kecamatan didominasi oleh hutan sekunder muda

dan semak. Di banyak daerah, hutan desa, hutan tanaman masyarakat (hutan

primer dan sekunder berubah menjadi hutan tanaman), dan perkebunan

tanaman pohon (hutan sekunder, perkebunan masyarakat, dan semak berubah

menjadi karet) dapat ditemukan dengan mudah.

Lokasi plot percontohan terletak di Desa Gunung Rampah, yang digunakan

untuk menjadi perkebunan karet beberapa dekade yang lalu. The tutupan lahan

didominasi oleh semak. Desa ini terletak di 34 meter di atas permukaan laut

dengan topografi datar.

Diagram 2. Kondisi terkini plot percontohan perkebunan Aren

Page 14: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

13

Setelah meninjau unit peta tanah, plot percontohan di desa Gunung Rampah

tergolong dalam klasifikasi tanah Hapludults Dystrudepts, dan sub relief

dataran tektonik. Tanah ini miskin fosfat dan nutrisi.

Berdasarkan peta sistem lahan yang diproduksi oleh BAPEDA Kutai Barat2,

plot percontohan di Gunung Rampah masuk dalam klasifikasi sistem lahan

Teweh, seperti yang dijelaskan dalam sub-bab yang berhubungan dengan

kesuburan tanah. Dalam klasifikasi ini, sebagian besar kawasan yang cocok

untuk pengembangan pertanian di Mook Manaar Bulatn, termasuk di desa

Gunung Rampah, perlu perbaikan melalui pemupukan dan penambahan bahan

organik.

Tabel 1. Jenis Tanah di Mook Manaar Bulatn (ha)

SPT 1 SPT 2 SPT 3 SPT 4 SPT 5 SPT 6 SPT 7 Total

16.265 3.124 65.798 10.129 95.316

Sumber: Bappeda West Kutai

Catatan:

SPT 1 Dystrudepts Eutrudepts

SPT 2 Hapludults Dystrudepts

SPT 3 Endoaquepts Sulfaquents

2

Page 15: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

14

SPT 4 Hapludults Dystrudepts

SPT 5 Hapludults Dystrudepts

SPT 6 Hapludults Dystrudepts

SPT 7 Endoaquepts Dystrudepts

Dari survei tanah, tampaknya lokasi plot percontohan dibakar beberapa tahun

yang lalu. Hal ini terlihat dari sisa tegakan dan spesies Imperata cylindrica3

yang tersebar liar. Namun, topografi datar dan tidak ada anakan dan pohon lain

di wilayah percontohan akan mempermudah penyiapan lahan sebelum

penanaman.

I.2.2. Status Sosial dan Ekonomi

Rata-rata luas lahan per rumah tangga untuk daerah pertanian di Mook Manaar

Bulatn adalah 2,65 ha (kenaikan 85,36% dibandingkan dengan tahun 2003

yang hanya 1,47 ha). Terkait dengan konflik di lokasi ini, tidak ada konflik lahan

antara petani dan pihak lainnya.

Status sosial Mook Manoor Bulatn dan Desa Gunung Rampah dijelaskan pada

tabel 2. Infrastruktur kesehatan di Gunung Rampah relatif baik. Ada pusat

pelayanan kesehatan (Puskesmas) dengan dokter dan bidan tradisional, tetapi

tidak ada paramedis. Masyarakat juga telah menggunakan toilet mereka sendiri

(9 dari 15 desa di kecamatan masih menggunakan jamban bersama atau

jamban umum. Sektor pendidikan menunjukkan bahwa ada sebuah sekolah

dasar tapi tidak ada taman kanak-kanak, sebuah gedung SMP dengan hanya

118 siswa terdiri dari 58 laki-laki dan 60 perempuan (hanya ada tiga bangunan

SMP di kecamatan ini), tetapi tidak ada SMA di sana.

Sementara itu, jumlah kemiskinan di desa Gunung Rampah relatif kecil dengan

hanya 18 rumah tangga atau sekitar 6,27% atau total data kemiskinan

kecamatan dari 15 desa.

Tabel 2. Gambaran Desa

Kategori Informasi Kecamatan Desa

Percontohan

3

Page 16: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

15

(Gunung

Rampah)

Jumlah Penduduk 8,594 orang 626 orang

Rasio Laki-laki dan Perempuan L: 4729 P: 4231 L: 324 P: 302

Rumah Tangga Petani >90% 76.11%

Etnis DayakBenuaq,

Java, Timor,

Bugis

DayakTunjung

Total Wilayah 88.538 ha 378 ha

Sumber: BPS West Kutai, 2013

Sebagian besar orang di Gunung Rampah adalah petani yang bekerja di

sawah. Sedangkan ladang Aren menyebar di Karangan, Sakaq Tada, dan

Gemuruh. Namun, orang-orang lokal dari Gunung Rampah juga terlibat dalam

penanaman atau pengolahan gula aren dari desa tetangga mereka. Itulah

mengapa mungkin hal tersebut menjadi keahlian khusus (pembuatan gula

aren) yang dimiliki oleh orang-orang dari Gunung Rampah.

Hal ini mirip dengan beberapa desa dekat Gunung Rampah, seperti Sakaq

Tada, Karangan, atau Gemuruh. Pertanian4 (sawah kering dan sawah tadah

hujan) adalah mata pencaharian masyarakat lokal yang paling umum. Ukuran

sawah tadah hujan lokal ± 150 ha dengan produktivitas rata-rata 3.000 - 3.250

kg/ha. Sedangkan sawah kering (dataran tinggi) adalah ± 50 ha dengan

produktivitas rata-rata 1.000 - 1.500 kg/ha.

Selain itu, karet juga merupakan komoditas lain yang umum di Kecamatan

Mook Manoor Bulatn, termasuk di desa Gunung Rampah dengan total

perkebunan sebesar ± 28 ha dan rata-rata produksi 500 kg/Ha. Sementara itu,

total luas perkebunan aren di desa Gunung Rampah adalah 78 ha dengan

produksi 6.500 kg/ha. Produksi ini memberikan kontribusi terhadap produksi

gula aren kecamatan dari Mook Manaar Bulatn.

Di lokasi tertentu di Gunung Rampah, informasi yang berhubungan dengan

status ekonomi sangat terbatas. Sebagian besar rumah tangga di desa ini

adalah petani5 (77%). Infrastruktur ekonomi sangat terbatas, tidak ada pasar

Page 17: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

16

atau toko, hanya toko-toko kecil yang menjual kebutuhan pokok sehari-hari. Ini

berarti bahwa sebagian besar gambaran pendapatan di Gunung Rampah

dihasilkan melalui pertanian. Sebagian besar petani menanam padi di dataran

tinggi dan berbagai sayuran untuk konsumsi rumah tangga. Sementara itu,

karet dan aren atau gula merah dari Aren adalah pendapatan kas utama petani

di desa ini.

Sejauh ini, pertumbuhan ekonomi sebagian besar didasarkan pada eksploitasi

sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui (kayu, batu bara, emas, satwa

liar, dan lain-lain). Ini adalah tanggung jawab pemerintah kabupaten untuk

meminimalkan perdagangan lingkungan dan sosial untuk mencapai

pembangunan yang lebih seimbang dan berkelanjutan dari kabupaten.

I.2.3. Status hukum

Sebagian besar lahan di Mook Manaar Bulatn telah diberikan izinnya untuk

pihak ketiga termasuk perusahaan kehutanan. Jumlah lahan kritis di

Kecamatan Manaar Bulatn sekitar 39.608,9 ha, tidak termasuk lahan kritis di

dalam kawasan hutan. Sekitar 30-40% adalah area milik masyarakat setempat

dan dimanfaatkan untuk ladang budidaya atau tanaman perkebunan.

Plot percontohan untuk perkebunan Aren di Gunung Rampah terletak di luar

kawasan hutan (area non-hutan6) dalam lahan kritis di Mook Manaar Bulan.

Kepemilikan tanah plot percontohan adalah milik petani yang sebagian dapat

dibuktikan dengan sertifikat.

Tidak ada konflik kepemilikan lahan untuk plot percontohan karena lahannya

milik petani (dalam kelompok). Meskipun digunakan untuk sawah kering

beberapa tahun yang lalu, tim telah mewawancarai petani/pemilik terkait

rencana percontohan. Sebagian besar dari mereka setuju untuk terlibat dalam

proyek perkebunan Aren. Selain itu, lahan tidak tumpang tindih dengan izin

pihak ketiga lain, termasuk perkebunan karet, kelapa sawit atau perusahaan

pertambangan batu bara.

Page 18: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

17

II. Tinjauan UKM Berkelanjutan

II.1. Produk dan/atau Jasa

Produk utama rencana usaha ini dibagi menjadi dua kategori utama, meliputi

produksi/penjualan gula aren dan turunan dari pohon Aren (Arenga pinnata

(Wurmb) Merr.) seperti buah-buahan, tongkat sapu, serat untuk atap, dan sagu

Aren. Gula aren akan dikemas secara unik dengan menggabungkan

penggunaan daun gula aren dan plastik untuk dijual di pasar, serta produk

kemasan untuk dijual terdiri dua atau tiga pilihan. Sementara itu, proses

produksi gula aren akan menerapkan apa yang telah dipraktikkan petani hingga

saat ini, dengan beberapa perbaikan dalam tahap pengolahan. Proses

mengubah Aren menjadi gula aren yang dilakukan umumnya oleh petani

setempat telah menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari mereka. Bagi petani,

komoditas ini telah diakui selama puluhan tahun dan menyediakan banyak

manfaat secara ekonomi.

Untuk melengkapi informasi yang berkaitan dengan produk turunan dari pohon

Aren, di bawah ini adalah penjelasan singkatnya:

Buah (kolang kaling), buah dari pohon aren ini lembut dan sedikit kenyal,

dan menambah rasa pada banyak makanan ringan manis dan minuman.

Ini juga dapat dibuat menjadi permen yang berbeda rasa dan warna.

Getah buah, dapat diolah lebih lanjut untuk membuat beberapa produk

derivatif seperti gula aren, minuman beralkohol rendah (tuak atau legen),

Sirup aren dapat digunakan untuk memasak dan obat tradisional

(karena memiliki indeks Glikemik (GI) yang rendah),

Cuka aren, dapat digunakan untuk memasak, kesehatan, dan kosmetik,

bahkan dapat digunakan untuk berkebun sebagai herbisida

Bio etanol (energi hijau), terutama dihasilkan oleh proses fermentasi

gula, gula yang diperlukan untuk memproduksi etanol berasal dari

tanaman bahan bakar atau energi. Etanol adalah bahan bakar oktan

tinggi dan telah menggantikan timah (lead) sebagai peningkat oktan

dalam bensin. Campuran yang paling umum adalah 10% etanol dan

90% bensin (E10).

Serat (ijuk) sebagai bahan baku pembuatan atap, sapu atau pengisi

untuk konstruksi bangunan, batang dan pelepah yang dapat digunakan

Page 19: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

18

untuk berbagai produk industri rumah tangga adalah produk dari pohon

Aren. Ketika pohon Aren mencapai kematangan mereka, beberapa

masyarakat memotongnya untuk kayu dan tidak pernah menanam

kembali pohon-pohon tersebut. Ekspansi perkotaan juga menyebabkan

berkurangnya pohon gula aren saat ini.

Istilah organik mengacu pada sumber gula getah dari pohon Aren berasal dari

budaya organik dan proses gula aren tidak akan melibatkan zat kimia apapun.

Sebagian besar proses penyiapan lahan dan pemeliharaan tanaman akan

menggunakan pupuk organik.

Proyek ini akan menanam pohon Aren untuk melengkapi pohon yang sudah

ditanam di desa Gunung Rampah dengan menggunakan spesies Aren

Genjah/bibit mini yang lebih pendek dan tumbuh lebih cepat. Secara historis,

varietas genjah ini berasal dari Kabupaten Kutai Timur dan telah resmi

dikeluarkan oleh kementerian pertanian sebagai bibit mini Aren nasional.

Jika produk ini dibandingkan dengan produk lain di daerah Kabupaten Kutai

Barat, gula aren Manaar Bulatn akan memiliki materi yang berbeda selama

pemrosesan, di mana proses memasak akan menggunakan briket arang yang

terbuat dari kayu Laban (Vitex pinnata). Oleh karena itu, rencana usaha ini akan

menanam pohon Laban di dekat lahan kritis untuk menghasilkan briket arang

yang digunakan selama pengolahan gula aren. Ini akan mengurangi

menggunakan kayu bakar. Karena briket akan dibuat dan diproduksi sendiri

oleh petani, penggunaan kayu bakar yang biasa mereka lakukan akan

berkurang (bahkan tidak pakai lagi) secara bertahap. Harga akan ditawarkan

sedikit lebih tinggi dari gula aren yang normal dengan mempertimbangkan

biaya bahan dan pengolahan untuk menghasilkan produk.

Melanjutkan semua di atas, rencana usaha ini memiliki beberapa aspek yang

unik, antara lain: (1) gula aren organik akan dikemas secara unik, (2) produk

meliputi gula aren dan produk lainnya, (3) usaha akan menggunakan gula aren

yang, bukan tanaman alam yang ada, (4) usaha ini akan menggunakan bibit

kerdil (Aren Genjah) yang lebih pendek dan tumbuh lebih cepat, (5) praktik

pengelolaan terbaik akan menghasilkan gula aren per hektas lebih signifikan

dari pada perkebunan gula aren yang ada saat ini di Kutai Barat, (6) pohon

Laban akan ditanam dekat lahan kritis untuk menghasilkan briket arang yang

Page 20: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

19

akan digunakan selama pengolahan gula aren, sehingga mengurangi

penggunaan kayu bakar.

II.2. Pernyataan Misi, Sasaran, dan Tujuan

II.2.1. Pernyataan Misi

Perkebunan Aren dan proyek pengolahan gula aren akan dilaksanakan di Desa

Gunung Rampah, Kecamatan Mook Manaar Bulatn, Kabupaten Kutai Barat,

Provinsi Kalimantan Timur, yang akan mencakup sekitar 100 hektar lahan

petani yang dikategorikan sebagai lahan kritis.

Pemerintah Kutai Barat dan beberapa pemangku kepentingan keuangan utama

lainnya dalam program mereka akan mengembangkan perkebunan Aren,

pengolahan gula aren dan produk turunannya. Kemitraan ini berkomitmen

untuk memperkenalkan dan mengembangkan plot percontohan untuk

perkebunan Aren, pengolahan gula aren dan produk turunannya terutama di

lahan-lahan kritis atau marjinal dengan pemeliharaan yang ramah lingkungan

dan fasilitas yang mendukung dan mengembangkan jaringan pasar, serta

penguatan kelembagaan petani.

Usaha ini diharapkan dapat meningkatkan hasil pendapatan petani lokal dan

meningkatkan memperbaiki lahan kritis/marjinal di Mook Manaar Bulatn.

II.2.2. Sasaran dan Tujuan

Pengembangan perkebunan Aren dan pengolahan gula aren dan produk

turunannya terutama bertujuan untuk menghasilkan pendapatan daerah

dengan memanfaatkan lahan krits atau marjinal yang tidak terpakai di Mook

Manaar Bulatn, khususnya di desa Gunung Rampah dengan pemeliharaan

yang ramah lingkungan untuk menghasilkan produk pertanian yang sehat dan

berkelanjutan.

Tujuannya meliputi:

memanfaatkan lahan kritis atau marjinal di Mook Manaar Bulatn;

memperkenalkan perkebunan gula aren organik dan bahan pertanian

ramah lingkungan;

meningkatkan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat setempat;

memprakarsai usaha kecil dan menengah berbasis pertanian yang

berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Page 21: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

20

Proyek ini diharapkan dapat menanam 100 ha dengan jumlah 15.000 pohon

aren. Pengembangan proyek (perkebunan hingga pengolahan) akan

menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 125 orang7 yang terlibat dalam

percontohan di desa atau Kecamatan Mook Manaar Bulatn.

Diagram 3. Target pencapaian

Dalam penanaman selama 20 tahun, tujuan dan pencapaian digambarkan

dalam Diagram di atas.

II.3. Hubungan dengan Kalimantan Timur

Selama tahun 2009, Indonesia telah sepenuhnya memenuhi kebutuhan

swasembada gula putih untuk konsumsi. Tapi sejak itu, pemerintah pusat

menghadapi upaya besar untuk mempertahankan prestasi itu. Pada tahun

2013, total produksi gula hanya mencapai 2,5 juta ton, dibandingkan dengan

5,8 juta ton gula yang dibutuhkan oleh industri dan rumah tangga (Departemen

Pertanian, 2013). Sejumlah program peningkatan produksi (membuka

perkebunan tebu, pabrik gula baru, dan industri berbasis tebu) dan perluasan

areal penanaman (tebu) nampaknya tidak mampu memenuhi target

swasembada pada tahun 2014.

Sejauh ini Provinsi Kalimantan Timur bukan merupakan salah satu produsen

gula di Indonesia. Selain jenis tanah, infrastruktur penyiraman juga merupakan

salah satu kelemahan mengapa kebun tebu tidak tumbuh dengan baik di

Kalimantan Timur. Menggantikan tebu, pohon Aren dari keluarga palmae

tumbuh dengan baik di seluruh bagian Kalimantan Timur. Dari pohon Aren, gula

aren diproduksi dalam industri atau rumah tangga.

7

Per

siap

an la

han

&

kele

mb

agaa

n

Tahun ke-5, seluruh perkebunan (Aren & Leban) telah ditanami

Pen

anam

an, P

emel

ihar

aan

, d

an P

anen

Sejak tahun ke-6, masyarakat akan mendapatkan tambahan pendapatan dari daun, buah, atau bahkan Nira untuk gula aren

Diharapkan masyarakat lokal mulai mendapatkan pendapatan tambahan dari Aren. P

erlu

asan

pas

ar d

an

jari

nga

n

Dari tahun ke-10, pasar akan diperluas dan produk akan menjadi komoditas unggulan kabupaten.

Pendapatan tambahan dari proyek akan terus diperoleh.

Mo

nit

ori

ng,

Eva

luas

i &

per

siap

an r

ota

si k

edu

a

Tahun ke-15, seluruh pohon yang ditebang akan digunakan untuk menghasilkan sagu dan persiapan rotasi kedua untuk perkebunan baru

Diharapkan petani dapat secara mandiri mengembangkan perkebunan dengan sumber dayanya sendiri.

Page 22: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

21

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Kalimantan Timur

mengembangkan program untuk merencanakan pohon Aren secara agresif.

Pada tahun 2011, ada 1.253 ha kawasan Aren di provinsi ini dengan produksi

287.000 kg (Departemen Pertanian, 2012). Baru-baru ini, Kementerian

Pertanian telah resmi menetapkan satu varietas Aren dari Kabupaten Kutai

Timur sebagai plasma nutfah nasional (plasma nutfah) untuk bibit Aren mini.

Terlepas dari itu, di Kutai Barat, pemerintah kabupaten telah menempatkan

prioritas untuk empat komoditas tanaman pohon. Mereka adalah karet, kakao,

kelapa sawit, dan gula aren. Di antara mereka, kemajuan Aren sangat terbatas

dalam hal cakupan wilayah dan produksi. Total luas Aren di Mook Manaar

Bulatn pada tahun 2012 adalah 167 ha dengan 18.000 kg8. Pemerintah

kabupaten melalui Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Perikanan

(Disbuntanakan) dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi

(Disperindagkop) telah berencana untuk mengintensifkan domestikasi pohon

Aren, memelihara pohon-pohon yang ada, dan meningkatkan efisiensi

pengolahan gula aren.

Bahkan, Aren memiliki potensi untuk berkembang karena merupakan pohon

asli tropis dan dengan demikian cocok dan mudah beradaptasi dengan iklim

dan tanah Kutai Barat. Selain itu, komoditas ini tumbuh secara alami dan

menyebar luas dari dataran rendah ke lanskap berbukit. Selain itu, pohon ini

relatif tidak banyak terpengaruh oleh hama dan penyakit.

Semangat hijau Kalimantan Timur dengan mengurangi emisi dan

merehabilitasi lahan kritis melalui program "satu orang lima pohon" bagi

masyarakat Kalimantan Timur sangat besar, sejalan dengan misi dan tujuan

perkebunan Aren organik percontohan di Mook Manaar Bulatn. Diharapkan

pengembangan Aren organik ramah lingkungan, termasuk perkebunan 'kayu

bakar' Laban, akan memberikan kontribusi pada pengurangan emisi amonia

dari pupuk dan bahan bakar fosil yang digunakan untuk mesin pertanian dan

meningkatkan pendapatan daerah.

8

Page 23: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

22

III. Penilaian Pasar

III.1. Analisis Eksternal Kondisi Pasar

Harga gula aren di Samarinda/Balikpapan adalah Rp 25.000/kg dan di

Kecamatan Mook Manaar Bulatn adalah Rp 12.500/kg melalui makelar, setelah

dikurangi pinjaman (ijon) mereka. Petani berpotensi mendapatkan harga Rp

15.000-20.000/kg jika organisasi masyarakat dan unit usahanya dibangun.

Permintaan gula aren di banyak kecamatan di Kutai Barat tampaknya hampir

sebesar gula putih, dan terutama untuk gula aren organik. Produk yang

dihasilkan oleh petani selalu diterima di pasar, dan ini menunjukkan bahwa

permintaan gula aren lebih besar dari apa yang telah dipasok petani saat ini.

Oleh karena itu, ini adalah kesempatan pasar yang baik bagi mereka untuk

memperbesar volume pasokan ke pasar untuk memenuhi kedua tuntutan dari

penduduk setempat dan juga dari luar daerah Kutai Barat.

Dalam situasi pasar lokal saat ini, ada kecenderungan yang meningkat bahwa

konsumen akan mempertimbangkan produk organik. Resiko tinggi atas

dampak jangka panjang dari penggunaan produk anorganik pada kesehatan

manusia telah menjadi perhatian publik di banyak kesempatan. Program

bersih, sehat, dan hijau di lingkungan setempat atau keluarga telah banyak

disosialisasikan oleh pemerintah. Saat ini, pemerintah provinsi juga telah

memperkenalkan label keamanan pangan untuk beberapa makanan sehari-

hari (termasuk berbagai sayuran dan buah-buahan segar). Secara

keseluruhan, tren menjaga lingkungan yang sehat harus digunakan untuk

memasarkan produk organik. Dan momentum ini tampaknya mampu

mendorong pasar gula aren organik, baik lokal maupun luar daerah.

Data dari survei lapangan mengungkapkan bahwa secara rata-rata, petani di

Manaar Bulatn memiliki 100-150 pohon Aren per hektar dengan rata-rata

produksi 4.968 kg atau rentang produktivitas 33,12-49,68 kg/pohon /tahun.

Secara teori sebagai pembanding, menurut Litbang Provinsi Banten, pohon

Aren (yang tumbuh dengan baik) bisa menghasilkan ± 900-1.600 liter/tahun,

dan satu liter getah dapat dikonversi menjadi 0,15-0,17 kg gula aren, dan

dengan demikian, produktivitas berkisar 135-272 kg/pohon/tahun. Oleh karena

itu, tingkat produktivitas Aren di Kecamatan Mook Manaar Bulatn jauh lebih

rendah dengan jumlah perkebunan 130,31 ha dengan produksi 6.91o kg pada

Page 24: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

23

tahun 2013. Namun, masih ada peluang untuk meningkatkan produksi gula

aren dengan memanfaatkan kekuatan dari rencana usaha ini. Namun

demikian, petani menghadapi beberapa ancaman untuk melaksanakan

program ini. Misalnya, penggunaan bibit mini 'baru' akan menghadapi

mekanisme pemeliharaan yang baru atau hama dan penyakit baru yang tidak

diketahui.

Untuk meningkatkan produksi gula aren organik, petani produsen masih perlu

dukungan yang lebih teknis dalam meningkatkan produksi getah gula sebagai

bahan baku, meningkatkan efisiensi pengolahan gula aren, dukungan teknis

mengenai informasi pasar dan strategi pemasaran lainnya, termasuk

peningkatan kemampuan negosiasi, manajemen praktis, dan kepemimpinan

antara komite manajemen untuk memastikan bahwa mereka memenuhi syarat

secara memadai di pasar yang kompetitif.

Produk gula aren lokal di Kabupaten Kutai Barat umumnya ditemukan di pasar-

pasar pusat kecamatan, seperti di Melak, Barong Tongkok, Sekolaq Darat,

Linggang Bigung, dan Tering. Di pasar-pasar tersebut, gula aren biasanya

dijual dalam bungkus sederhana menggunakan daun kering (beberapa bahkan

dijual tanpa pembungkus) dan ini bisa mendukung visualisasi untuk produk

organik. Banyak konsumen lebih memilih pembungkus produk 'alami' tersebut

dan membuat mereka percaya bahwa produk tersebut benar-benar diproduksi

oleh penduduk desa secara tradisional tanpa melibatkan banyak alat eksternal

buatan manusia atau mesin.

Tapi, ini Manaar Bulatn gula aren organik akan dijual dengan kertas

pembungkus organik.

Namun, gula aren organik Manaar Blatn ini akan dijual dengan kertas

pembungku organik. Ukuran produk dan desain pembungkus akan

mempertimbangkan preferensi publik. Oleh karena itu, ada beberapa segmen

pasar untuk produk ini, misalnya masyarakat berpendidikan, restoran besar,

rumah tangga, dan sebagainya.

III.2. Pembeli Potensial

Pembeli potensial produk Aren dapat dibagi menjadi empat produk, meliputi

gula aren, serat dan tongkat, kolang kaling, dan sagu. Gula aren akan banyak

dipasok tidak hanya untuk kota ibukota Kutai Barat, tetapi juga ke Samarinda

Page 25: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

24

sebagai pasar terbesar di provinsi ini. Makelar di Melak dan Manaar Bulatn saat

ini juga menjual gula mereka ke Tenggarong atau bahkan ke Balikpapan.

Serat dan tongkat hanya dijual secara lokal (kecamatan Melak atau Barong

Tongkok). Sementara itu kolang kaling tergantung pada kuantitas produk.

Sebagian besar, itu akan dijual di dekat kecamatan. Pengangkutan ke

Samarinda atau Balikpapan akan membutuhkan waktu lebih banyak waktu dan

berisiko tinggi terhadap kualitas kolang-kaling.

Rantai pasar gula aren di Kabupaten Kutai Barat melibatkan beberapa aktor,

seperti pemasok bahan, petani produsen, pedagang besar, pengecer lokal, dan

konsumen individu. Masing-masing menuntut kuantitas produk yang berbeda.

Beberapa pengecer datang ke individu petani sekali atau dua kali seminggu

dan biasanya membayar tunai. Karena petani (sebagai aktor tunggal untuk

menghasilkan produk) telah membatasi pohon Aren matang dan keluarga

tenaga kerja untuk menghasilkan gula aren, seluruh produksi petani diambil

untuk dijual oleh pengecer (dalam hal ini, semua gula aren yang dihasilkan oleh

petani sudah habis terjual). Ini bisa menunjukkan bahwa permintaan

meningkat, termasuk pasar potensial di luar Kutai Barat.

Page 26: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

25

IV. Keuangan

Proyeksi Keuangan

Produk akhir dari usaha ini adalah gula aren, kolang kaling, lidi, ijuk, dan tepung

sagu aren dengan satuan kuantiatas kilogram dan satuan mata uang Rupiah.

Proyeksi gula aren menggunakan analisis aspek keuangan untuk perkebunan

100 ha dengan sejumlah petani sebagai pekerja.

Dari persiapan lahan hingga musim panen akan dimulai pada tahun kelima.

Proyek ini dihitung sebagai proyek 20 tahun dengan 15 tahun untuk musim

panen selama periode proyek.

Tabel 3. Investasi aset tetap

Kategori Biaya Total biaya

20 tahun

(IDR)

Asumsi

Investasi aset tetap

Bangunan 60.000.000 Nilai ekonomi 5 tahun (4 x 5 th x 1 unit)

Cangkul

Arit

Penyemprot

Tangga

55.359.784

13.839.946

41.519.838

31.419.915

Per 5 ha dikerjakan oleh 1 orang (10

unit/th)

Per 5 ha dikerjakan oleh 1 orang (10

unit/th)

Per 17 ha dikerjakan oleh 1 orang (5

unit/th)

Per 10 ha dikerjakan oleh 1 orang (10

unit/2th)

Sepatu boot

Sarung tangan

Saringan getah

Pisau penyadapan

Palu

Gergaji

Kapak

Tali

Palu kayu

Pisau pemotong

83.039.676

27.679.892

83.039.676

16.607.935

41.519.838

44.096.278

55.359.784

55.359.784

27.679.892

55.359.784

Per 5 ha dikerjakan oleh 1 orang (10

unit/th)

Per 5 ha dikerjakan oleh 1 orang (10

unit/th)

Per penyadapan 40 kelompok per day

(30 unit/th)

Per 5 ha dikerjakan oleh 1 orang (10

unit/th)

Per 10 ha dikerjakan oleh 1 orang (10

unit/th

Page 27: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

26

Kompor pembakar (2

titik bakar)

Kuali

Pencampur

Pencetak cor

Kontainer plastik

Ember plastik

31.419.915

94.259.746

44.287.827

31.419.915

44.287.827

19.375.925

Per 20 ha dikerjakan oleh 1 orang (10

unit/th)

Per 5 ha dikerjakan oleh 1 orang (10

unit/3 th)

Per 10 ha dikerjakan oleh 1 orang (10

unit/th)

Per 5 ha dikerjakan oleh 1 orang (10

unit/th)

Per 5 ha dikerjakan oleh 1 orang (10

unit/th)

1 x produksi 8 kuali (4 unit/2 th)

1 x produksi 8 kuali (8 unit/2 th)

1 x produksi 8 kuali (8 unit/th)

1 x produksi 200 pencetak cor/2 th)

Per 10 ha dikerjakan oleh 1 orang (20

units/th)

Per 10 ha dikerjakan oleh 1 orang (20

units/th)

Total Investasi Aset

Tetap

956.933.183

Investasi aset tetap dalam proyek yang berlangsung selama 20 tahun ini adalah

Rp 956.933.183 dengan deskripsi rinci seperti di atas. Sementara untuk biaya

operasional, Tabel 4 di bawah ini akan memberikan penjelasan yang lebih

komprehensif.

Tabel 4. Biaya Operasional

JENIS KUANTITAS/

UNIT

TOTAL BIAYA

Bibit Gula Aren 25.010 Pohon 625.250.000

Page 28: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

27

JENIS KUANTITAS/

UNIT

TOTAL BIAYA

Pupuk Organik "G1 WIJAYA" 1,875

bungkus

225.000.000

Cairan Coklat "G1 WIJAYA" 800 botol 28.000.000

Cairan Pestisida "G1 WIJAYA" 50 LS 100.000.000

Pengiriman (SBY - KUBAR) - KONTAINER 3 Kali 118.500.000

Briket arang 11,520 kg

1.787.134.950

Pembukaan lahan 10 orang 20.000.000

Penentuan jarak tanam 10 orang 20.000.000

Pembuatan lubang 10 orang 20.000.000

Penanaman 10 orang 20.000.000

Penanaman kembali selama periode

penanaman

2 orang 2.000.000

Pemupukan 10 orang 20.000.000

Pengendalian hama atau penyakit 5 orang 10.000.000

Penyiangan (panen lidi dan ijuk) 5 orang 553.597.845

Panen buah mudah 10 orang 788.694.959

Penyadapan getah gula 10 orang

11.168.593.438

Pemotongan pohon gula aren yang tidak

produktif (tepung sagu aren)

10 orang 20.000.000

Pengolahan getah gula aren 8 orang 8.935.674.750

Pengolahan kolang-kaling 10 orang 788.694.959

Pengolahan lidi 5 orang 946.433.951

Pengolahan ijuk 5 orang 946.433.951

Pengolahan tepung sagu aren 5 orang 10.000.000

Pengawas 1 orang 2.657.269.646

TOTAL

29.812.278.449

Page 29: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

28

Total investasi aset tetap sebesar Rp 956.933.183 dan pendanaan untuk biaya

operasional selama 20 tahun adalah Rp 29.812.278.449 per 100 Ha atau Rp

298.122.784 per ha. Biaya operasional meliputi benih, pupuk, dan tenaga kerja.

Jadi secara keseluruhan, proyek Aren selama 20 tahun membutuhkan dana

investasi sebesar Rp 30.769.211.632 atau Rp 307.692.116 per ha.

Analisis titik impas (BEP) menunjukkan bahwa proyek ini akan mencapai titik

impas Rp 1.181.945.419 untuk 100 ha.

Page 30: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

29

Tabel 5. Proyeksi Keuangan untuk proyek aren

Kategori Biaya Total biaya 20 tahun

(IDR)

Total biaya per ha

(IDR)

Investasi aset tetap 956.933.183 9.569.332

Operasional 29.812.278.449 298.122.784

Total dana yang diperlukan 30.769.211.632 307.692.116

Kelayakan investasi dapat dianalisis dengan Nilai Bersih Sekarang (Net

Present Value/NPV), Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of

Return/IRR), Periode Pengembalian (Payback Periode/PP), Rata-rata Tingkat

Pengembalian (ARR), dan Indeks Profitabilitas (Profitability Index/PI) seperti

yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Analisis NPV, IRR, Periode Pengembalian, ARR, dan PI

Kategori Nilai Status

Nilai Bersih Sekarang (NPV) IDR

12,073,242,232

Layak

Tingkat Pengembalian Internal

(IRR)

37 % Menguntungkan

Periode Pengembalian (PP)

6,03 Utang

Indeks Profitabilitas (PI) 34,73% Menguntungkan

Rata-rata Tingkat

Pengembalian (ARR)

345% Menguntungkan

NPV menunjukkan nilai positif dan berarti bahwa proyek Aren ini layak untuk

dilaksanakan. Sedangkan IRR mencapai 37% dan di atas tingkat suku bunga

(19,00%/tahun). Nilai ARR sebesar 345% adalah nilai persentase yang lebih

tinggi dari keuntungan yang diharapkan (tingkat keuntungan yang diharapkan

adalah 10%). PeriodePengembalian menunjukkan bahwa investasi untuk

proyek aren akan sepenuhnya dibayarkan ke bank setelah 6 tahun (PP adalah

6,03).

Page 31: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

30

Perencanaan Keuangan

Proyek aren di Kutai Barat ini dapat didanai oleh beberapa pihak atau

kemitraan, meliputi PNPM, Credit Union, BPD, dan BRI dengan memberikan

pinjaman lunak kepada kelembagaan petani. Namun, peran kabupaten dan

pemerintah provinsi masih sangat diharapkan untuk memberikan dukungan

keuangan tambahan lainnya kepada petani. Dukungan dari pemerintah daerah

sangat diperlukan karena lembaga keuangan di atas memiliki plafon yang

terbatas untuk memberikan pinjaman lunak. Sementara itu, proyek ini

membutuhkan dukungan keuangan yang sangat besar. Perhitungan dan

analisis menunjukkan bahwa lembaga keuangan hanya menyediakan dana

operasional untuk setiap tahun, dan sisanya akan disediakan oleh pemerintah

daerah. Total dana pemerintah untuk proyek ini diperkirakan sekitar Rp

956.933.183 yang sebagian besar disediakan untuk aset tetap. Ini dapat

disediakan melalui program 2015 melalui Bappeda Kutai Barat dan didukung

oleh Bappeda Kalimantan Timur.

Analisis rasio menunjukkan bahwa proyek dapat dioperasikan dengan 73,46%

utang dari pihak ketiga dari jumlah investasi, dan dengan margin rasio utang

4.691,09%. Utang dapat mencakup semua modal kerja untuk 20 tahun proyek.

Sementara itu, dana dukungan pemerintah diharapkan sebesar 26,54% (rasio

ekuitas) dan rasio margin terhadap ekuitas sebesar 2.985,54%. Perbandingan

antara nilai utang dan modal ekuitas sebesar 2,76: 1 (utang terhadap ekuitas

sebesar 276,81%).

Risiko keuangan yang mungkin dalam proyek ini adalah ketika pemerintah

daerah tidak dapat memberikan investasi awal, terutama untuk memberikan

aset tetap. Dalam keadaan ini, proyek harus dijalankan dengan teknologi

manual atau konvensional. Namun, dukungan dari lembaga keuangan mutlak

diperlukan. Tanpa dukungan mereka, tidak mungkin untuk melaksanakan

proyek ini karena dana yang dibutuhkan untuk proyek ini sangat besar.

Asumsi-asumsi

Proyeksi keuangan dibuat dengan beberapa asumsi.

Tingkat rata-rata pertumbuhan pendapatan per tahun adalah 2%,

Laju inflasi rata-rata tahunan sebesar 9,7%,

Tingkat rata-rata suku bunga pinjaman adalah 19% (sistem tahunan),

Tingkat rata-rata 6,25% (sistem tahunan).

Page 32: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

31

Tingkat Keuntungan yang diharapkan adalah 10%

Sejumlah catatan dalam proyek ini:

Pemupukan dengan pupuk organik "G1 Wijaya" hanya diterapkan untuk

tahun pertama periode pertumbuhan bibit. Pupuk organik ini akan

mengembalikan kesuburan tanah, sehingga tidak akan diterapkan

kembali untuk tahun berikutnya.

Pemupukan akan diterapkan dua kali per tahun dengan interval waktu

2,5 bulan, dengan meletakkan di 4 titik di sekitar pohon dengan jarak 0,5

meter dari pohon.

Pemda Kutai Barat diharapkan untuk membiayai keterlibatan LSM yang

akan membantu petani lokal dalam memproduksi briket kayu dan pelet

dari kayu Leban.

Risiko dan Solusinya

Ada beberapa risiko dalam proyek aren organik, meliputi:

Proyek ini sangat tergantung pada intervensi pemerintah (36.53%) dari

investasi awal. Jika pemerintah tidak dapat memberikan intervensi

mereka, maka lembaga keuangan harus dilibatkan untuk memberikan

bantuan melalui pemecahan kredit dari beberapa lembaga keuangan.

Dana investasi sebelum produksi dapat diperoleh melalui percontohan

tumpangsari di sekitar pohon Aren. Pohon-pohon aren dapat

ditumpangsarikan dengan cabai, kedelai, jagung, dan tanaman lainnya.

Hasil atau keuntungan dari tumpangsari dapat mencakup pemeliharaan

pohon Aren sebelum produksi.

Page 33: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

32

V. Implementasi Strategis

Operasional

Pengembangan usaha produksi gula aren di Mook Manaar Bulatn pada

dasarnya mengintensifkan bisnis yang ada di skala rumah tangga. Aren alami

berlimpah di kecamatan ini. Memproduksi gula aren merupakan penghasilan

tambahan bagi masyarakat lokal di Mook Manaar Bulatn, di samping menanam

padi, karet, dan pohon buah-buahan lainnya atau berburu, memancing, panen

rotan, dan penebangan. Proses produksi gula aren pada prinsipnya termasuk

inisiasi dan persiapan, penanaman dan pemeliharaan, dan pemantauan &

evaluasi.

Sementara itu tahapan teknis penanaman dan pengolahan gula aren

digambarkan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 7. Kegiatan utama proyek dan periode waktu

Tahap Kegiatan utama Vegetatif

(tahun)

Reproduktif

(tahun)

Catatan

I II

III

IV

V

VI

VII

VIII

Persiapan Sosialisasi dan

pelatihan

X X

Penyiapan lahan X

Penyediaan bahan

&alat

X

Persiapan ‘tim

proyek’

X

Persiapan ‘buku

panduan’

X

Pemasangan briket

arang

X X

Implementati

on

Penanaman gula

aren

X

Pemeliharaan X X X X X X X X

Penanaman pohon

Laban

X X X X X

Page 34: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

33

Pembuatan briket X X X X X

Panen & pasca-

panen

X X X

X

Pemasaran X X X

X

Monitoring/

evaluation

Tahap persiapan X

Implementasi X X X X X X X

Evaluasi konsep X X X X

V.1.1. Tahap Awal & Persiapan

Ini akan meliputi dua tahap utama:

Persiapan sebelum penanaman benih aren meliputi penyiapan lahan,

penyediaan pupuk organik, penentuan ruang dan lubang tanam, dan

penyediaan bibit aren.

Terkait dengan produksi gula aren, diperlukan pengelolaan getah nira9

untuk menjadi gula aren. Oleh karena itu, kompor besar dan briket (sisa)

kayu diperlukan. Kompor bisa dibeli di pasar dan kayu (sisa) briket dapat

diproduksi dari kayu Leban (Vitexpinnata). Persiapan untuk menanam

Leban mirip dengan penanaman aren.

V.1.2. Penanaman dan Pemeliharaan

Proses penanaman bibit aren adalah sebagai berikut:

V.1.2.1. Penyiapan dan pembukaan lahan

Langkah pertama adalah membuat batas-batas tanah sesuai dengan luas

wilayah dengan menempatkan tanda batas/tiang. Kemudian diikuti oleh

pemotongan dan pembukaan lahan dengan sistem manual (tanpa membakar

seperti menyiapkkan sawah). Pemotongan/pembukaan lahan menggunakan

parang atau golok untuk memotong pohon kecil atau rumput tinggi di sepanjang

lorong tanam. Setelah itu, tanah akan dibiarkan kosong selama beberapa

minggu, hingga kemudian siap tanam.

V.1.2.2. Penentuan jarak tanam

Jarak tanam ditentukan pada tanah yang telah disiapkan. Jarak tanam adalah

8 x 10 meter dengan mempertimbangkan kanopi pohon Aren yang lebar.

Page 35: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

34

V.1.2.3. Pembuatan lubang tanam

Lubang tanam dibuat pada jarak 8x10 meter. Semua bibit berusia 1-2 tahun

akan ditransfer ke tempat penanaman dengan ukuran lubang sekitar 50x50cm

dan kedalaman 30-50cm (tergantung pada tekstur dan struktur tanah).

V.1.2.4. Penanaman bibit aren

Setelah menyediakan lubang tanam, maka bibit dimasukkan ke dalam lubang.

Sebelum penanaman bibit ke dalam lubang, masukkan pupuk (kandang)

organik ke dalam lubang.

V.1.2.5. Pemeliharaan

Pemeliharaan setelah penanaman bibit akan dilakukan dengan mengikuti

langkah-langkah berikut: pemupukan, pemangkasan atau memotongan

pelepah tua. Penyiangan akan dilakukan 2-3 kali dalam setahun.

V.1.2.6. Penanaman kembali bibit yang mati

Penanaman kembali akan dilakukan untuk menggantikan bibit yang mati, atau

bibit/tanaman yang tumbuh tidak sempurna dengan tujuan untuk mengisi

lubang tanam kosong karena di alasan atas.

V.1.2.7. Pemupukan

Pemupukan sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas

produksi Aren. Hal ini dapat dilakukan dari usia 0-32 bulan dengan berbagai

pupuk organik atau kompos.

V.1.2.8. Pengendalian serangga

Serangan serangga dan penyakit – seperti tikus, belalang, dan penyakit yang

menyerang tunas, akar, dan ulat daun (Artona cataxantha), Aryctes Rhinoceros

(kumbang), Sexava Nubila (belalang) dan bercak daun – akan mempengaruhi

pertumbuhan tanaman/bibit. Ini harus dikontrol dengan menggunakan

insektisida dan herbisida. Akan lebih baik untuk menggunakan insektisida

organik dan herbisida.

V.1.2.9. Penyiangan dan Pemangkasan

Pertumbuhan gulma yang tidak terkendali akan meningkatkan kompetisi

konsumsi air, nutrisi, lampu, atau CO2. Gulma juga dapat menjadi sumber

hama dan penyakit yang menyerang tanaman Aren. Pengendalian gulma akan

dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul atau peralatan serupa

untuk mencabut, memotong, dan mengubur semua gulma (tidak dibakar).

Page 36: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

35

Frekuensi dan intensitas penyiangan dapat dikurangi dengan penanaman

tanaman penutup.

V.1.2.10. Panen dan Pengolahan

V.1.2.10.1. Panen buah muda

Buah aren muda yang dipanen dari pohon Aren akan menghasilkan apa yang

disebut orang setempat sebagai Kolang Kaling10. Sebelum panen buah-

buahan, harus diperiksa apakah kematangan buah sudah cukup atau belum.

Hal ini dilakukan dengan memisahkan buah-buahan untuk melihat bijinya. Jika

kulit biji tipis, lembut, warnanya kuning, dan endosperm berwarna putih, sedikit

transparan dan lembut, itu menunjukkan buah siap dipanen dan diproses

menjadi kolang-kaling.

V.1.2.10.2. Penyadapan Nira untuk Gula Aren

Pohon Aren dengan produksi Nira yang tinggi ditandai dengan pohon yang

sangat subur dan daun hijau yang lebat. Nira akan sering disadap dari tandan

bunga jantan (langasari). Namun, itu bisa disadap dari tandan bunga betina

(caruluk) meskipun produksi Nira dari kelompok ini akan menjadi lebih rendah

dan tidak sebaik jantan.

Diagram 4. Pengolahan Nira untuk menghasilkan gula aren

Page 37: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

36

Karakteristik bunga jantan yang siap untuk disadap, meliputi jatuhnya serbuk

sari dari bunga jantan, getah berminyak dari kelompok yang dilukai.

Penyadapan Nira bisa dilakukan 2 kali per hari (pagi dan sore). Penyadapan

pagi dapat diambil pada sore hari dengan menempatkan LODONG11 baru yang

akan diambil sehari setelahnya.

V.1.2.10.3. Penebangan pohon Aren untuk diolah menjadi sagu

Pohon aren dengan produksi nira yang tinggi akan menghasilkan sagu tinggi

juga. Pohon aren dengan produksi sagu tinggi umumnya dikenal oleh

masyarakat setempat sebagai Kawung Aci. Hal ini ditunjukkan dengan

pertumbuhan yang subur dengan daun yang sangat padat, panjang, dan

kuning. Batang aren dipotong 0,5 – 2 meter untuk mempermudah

pengangkutannya. Bagian inti batang diambil, lalu dicampur dengan air dan

digiling untuk memproduksi sagu.

V.1.2.10.4. Pemanfaatan serat dan tongkat dari Aren

Serat dapat diambil dari pohon Aren yang berusia lebih dari 5 tahun.

Sedangkan tongkat dapat diambil dari daun tua. Serat dapat dipanen dengan

menggunakan sabit atau parang yang tajam.

Page 38: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

37

V.1.2.11. Memproduksi briket kayu Leban

Leban (Vitex pinnata) merupakan pohon yang sangat umum di hutan-hutan

sekunder muda, yang tumbuh hingga 20 meter. Tanaman ini tumbuh baik

biasanya di hutan sekunder atau tepi sungai dan di sepanjang jalan termasuk

di lahan marjinal. Kayu Laban adalah sejenis kayu keras yang digunakan untuk

kayu bakar dan arang oleh banyak penduduk setempat. Kepadatannya sekitar

930 kg per meter kubik. Kayu arang Laban (atau Gopasa untuk nama

dagangnya) ini memiliki abu dan asap yang rendah, waktu pembakaran yang

lama, dan nilai kalori pada 7500 kcal/kg atau lebih.

Secara umum, langkah-langkah persiapan lahan, penanaman, dan

pemeliharaan Leban mirip dengan perkebunan aren. Bedanya hanya pada

proses pemupukan dan panen. Pada dasarnya, Leban tidak perlu pupuk,

kecuali tanahnya sangat keras dan kering dan menunjukkan tanah yang sudah

terdegradasi dan tidak subur. Leban adalah sejenis spesies yang tumbuh cepat

dan bisa dipanen untuk kayu bakar rata-rata pada usia dua-tiga tahun. Dalam

proyek ini, sekitar 10 Ha areal terdegradasi di dekat perkebunan Aren akan

ditanami Leban dengan menggunakan kepadatan jarak tanam 2x2 m (sekitar

2.500 pohon/Ha).

Untuk menghasilkan briket kayu, pohon dipotong sepanjang 2 – 3 meter.

Potongan kayu ditumpuk dan dibakar. Kayu yang telah dibakar menjadi arang

kemudian cincang dan ditekan menggunakan mesin, dan dibentuk menjadi

potongan-potongan kubus kecil. Proyek ini akan melibatkan sebuah LSM yang

memiliki pengalaman yang kaya dan luas untuk mengembangkan briket dari

kayu Leban. LSM akan mentransfer pengetahuan dan pengalaman mereka

kepada para petani Aren setempat untuk memproduksi briket dari Leban.

Sumber Daya dan Perlengkapan

Berdasarkan perhitungan awal, sumber daya dan perlengkapan yang

dibutuhkan untuk menanam pohon aren pohon dan memproduksi gula aren

adalah sebagai berikut:

Page 39: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

38

Tabel 8. Jumlah sumber daya dan perlengkapan

No. Tahap Pekerjaan Tenaga

Kerja

(orang)

Durasi kerja

(hari/bulan)

Biaya

(IDR)/ha

1. Persiapan dan pembukaan

lahan

10 10 200.000

2. Persiapan jarak tanam 10 10 200.000

3. Pembuatan lubang tanam 10 10 200.000

4. Penanaman 10 10 200.000

5. Penanaman kembali 2 5 20.000

6. Pemupukan 10 10 200.000

7. Pengendalian serangga dan

penyakit

5 10 100.000

8. Penyiangan 5 10 100.000

9. Panen buah Aren muda 10 10 200.000

10. Penyadapan Nira 10 180 3.600.000

11. Memproduksi sagu 10 10 200.000

12. Pengolahan gula aren 8 180 2.880.000

13. Pengolahan Kolang-Kaling 10 10 200.000

14. Pengolahan lidi 5 24 240.000

15. Pengolahan ijuk 5 24 240.000

16 Pengolahan sagu 5 10 100.000

17. Pengawas 2 30 480.000

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dari penanaman hingga produksi adalah

132 orang (dari persiapan lahan hingga pengolahan produk) dari masing-

masing petani Aren dengan satu pengawas tambahan. Dari angka di atas,

dapat dibuat lebih efisien dengan membagi pekerja menjadi tiga kategori

utama, meliputi 10 orang untuk membantu pemeliharaan pohon Aren hingga

panen, 6 orang untuk membantu panen, dan 4 orang untuk membantu

pengolahan buah Aren dan gula aren. Namun, atas nama ekspansi tenaga

kerja lokal, proyek dapat mengambil keputusan apakah akan menggunakan

Page 40: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

39

tenaga pekerja sekecil mungkin atau memberikan lebih banyak kesempatan

bagi pekerja lokal.

Sementara itu, total biaya untuk setiap kegiatan akan disesuaikan dengan

jumlah tenaga kerja dan masa kerja. Secara umum, untuk kegiatan di atas

tenaga kerja akan dibayar setiap hari, kecuali pengawas yang akan dibayar

setiap bulan.

Proyek ini juga akan memerlukan satu pengawas yang mengontrol tenaga kerja

dari persiapan/pembukaan lahan hingga pemeliharaan Aren, termasuk panen

dan pengolahan produk. Tenaga kerja harus berasal dari desa-desa setempat

dan memiliki pengalaman menanam dan memelihara pohon Aren. Perlu

dilakukan serangkaian pelatihan bagi para petani yang akan terlibat dalam

proyek ini.

Page 41: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

40

Manajemen dan Organisasi

V.3.1. Manajemen dan Organisasi yang ada di Mook Manaar Bulatn

Berdasarkan survei lapangan, ada sejumlah organisasi masyarakat di Mook

Manaar Bulatn, termasuk kelompok tani, koperasi, dan PNPM12 sebagai

organisasi penggerak untuk kegiatan pertanian. Kelompok tani berfungsi tidak

hanya untuk mengakomodasi dan memfasilitasi petani padi atau tanaman

budidaya, tetapi juga sebagai kelompok petani Aren. Petani di Mook Manaar

Bulatn hanya menanam padi sekali dalam setahun. Untuk mendukung

pendapatan mereka, petani memelihara dan menyadap nira dari pohon Aren

dan mengolahnya menjadi gula aren.

Ada koperasi di Mook Manaar Bulatn, yaitu Murung Putih (Sakaq Tada).

Koperasi ini hanya formalitas dan tidak menjalankan peran mereka dalam

kegiatan tersebut. Koperasi Murung Putih seharusnya berperan memberikan

pinjaman lunak bagi anggota, mengakomodasi penjualan seluruh produk

pertanian, termasuk beras, palawija, dan gula aren atau turunannya seperti

serat dan tongkat. Namun, koperasi hanya memberikan pinjaman lunak kecil

dengan tingkat pengembalian yang sangat rendah. Karena lemahnya fungsi

koperasi, petani menjual gula aren mereka kepada makelar di desa yang akan

mengangkut dan menjual semua gula ke Samarinda. Oleh makelar, petani

diberikan pinjaman lunak (ijon) untuk memproduksi gula aren dengan syarat

petani harus menjual gula mereka ke makelar. Sementara itu, tidak ada

koperasi atau lembaga keuangan lainnya di Gunung Rampah.

Berdasarkan permasalahan di atas, tiga fungsi manajemen organisasi perlu

dikembangkan dalam mendukung usaha gula aren, meliputi:

V.3.2. Organisasi kelompok tani

Kelompok tani di Mook Manaar Bulatn telah dikembangkan di bawah

pengawasan dan fasilitasi Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Perikanan,

Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi, dan Badan Ketahanan

Pangan dan Penyuluhan di Kutai Barat. Kelompok tani (padi & palawija) dapat

diperkuat sebagai kelompok petani Aren. Kelompok tani yang masih belum

disahkan dan informal dapat diperkuat, ditingkatkan, dan disahkan menjadi apa

yang kemudian disebut sebagai Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). KSM

Page 42: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

41

pada dasarnya adalah sebuah kelompok besar dari seluruh kelompok tani di

Mook Manaar Bulatn yang akan meningkatkan usaha beras organik dan gula

aren untuk menghasilkan pendapatan mereka.

Page 43: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

42

Diagram 5. Organisasi Dasar untuk Proyek Percontohan Beras dan

Aren Organik

Proyek Aren dapat menduplikasi pembelajaran dan pengalaman dalam

mengembangkan pengrajin rotan dan kelompok tani kelompok di Kutai Barat.

Kelompok tani akan diubah menjadi KSM. KSM akan mengembangkan unit

usaha untuk pemasaran dan pengumpulan produk. Dan pemerintah kabupaten

setempat akan mendukung dan memfasilitasi pengembangan unit keuangan

dalam KSM untuk memberikan kredit mikro bagi para petani.

Dalam siklus ini, satu dan lainnya adalah sebuah unit dan tak terpisahkan.

Pemerintah kabupaten setempat harus mendukung pengembangan kapasitas

dan penguatan kelembagaan, termasuk mendukung pendanaan untuk usaha

gula aren. Peningkatan kapasitas dapat diberikan melalui KSM.

V.3.3. Unit Usaha

Salah satu fungsi penting dari KSM adalah mengumpulkan gula aren dari

petani dan mencarikan jaringan pasar seluas-luasnya dengan harga yang baik

bagi para petani. Ini akan membantu membebaskan para petani dari praktik

jeratan utang (ijon) dari makelar, seperti yang terjadi saat ini. Salah satu divisi

dari KSM akan mengembangkan unit usaha dengan badan hukum sebagai

perusahaan terbatas13, atau Koperasi Serba Usaha (koperasi usaha). Unit

usaha ini akan mengumpulkan semua gula aren dari petani untuk menghindari

praktik monopoli dari para makelar.

V.3.4. Unit Keuangan (Kredit)

Pinjaman lunak/kredit akan diberikan kepada petani untuk menghindari ijon di

tingkat desa. Pemerintah daerah melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat

dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi memberikan pinjaman

lunak/kredit kepada petani (orang dan kelompok) di samping bank-bank di

Hukum

•Dikenal sebagai KSM

• Kelompok tani

Struktur

•Dipimpin oleh sarjana

•didukung oleh pemangku kepentingan

Misi

•Bantuan pinjaman

• Kapasitas

• Jaringan pasar

• Pendapatan

Page 44: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

43

Kutai Barat, termasuk BRI dan Mandiri. Namun, para petani cenderung dan

lebih mudah mengakses pinjaman lunak dari pemerintah daerah daripada bank

karena proses dan persyaratan yang sederhana dan mudah dan rendahnya

tingkat suku bunga.

Page 45: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

44

Diagram 6. Organisasi dan unitnya dalam KSM

Terkait dengan fungsi manajemen dan organisasi di atas, seluruh petani yang

terlibat sebagai anggota organisasi harus menandatangani perjanjian yang

terkait dengan hak-hak dan kewajiban mereka. Ini akan ditulis dalam perjanjian

pengembangan usaha perkebunan Aren antara petani dan tiga unit organisasi.

Analisis SWOT

Hasil analisis SWOT untuk rencana usaha gula aren di Mook Manaar Bulatn

adalah sebagai berikut:

V.4.1. Kekuatan (Strengths)

Hampir setiap desa di Mook Manaar Bulatn menanam pohon Aren di lahan

mereka. Berdasarkan penelitian14 di desa Saka Tada, perkebunan aren dan

pengolahan gula aren telah dimulai pada tahun 1960-an. Ini adalah kegiatan

tambahan setelah menanam atau memelihara sawah, palawijaya, atau pohon

buah-buahan. Sejak tahun 1960-an, masyarakat setempat di Mook Manaar

Bulatn telah dikenal sebagai penghasil gula aren dan aren.

Kelompok tani yang awalnya merupakan kelompok petani padi/palawijaya saat

ini telah berkembang sebagai kelompok petani Aren juga. Ini bisa ditingkatkan

14

Kelompok tani

Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM)

Unit Keuangan (CU, BPR, PNPM)

Unit Usaha (UD, CV, PT, KSU)

Page 46: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

45

dan diperkuat dengan melibatkan secara intensif penyuluh dari Badan

Penyuluhan Pertanian di Mook Manaar Bulatn.

Masalah dasar dari pasca panen adalah pemasaran/penjualan produk. Sebuah

unit usaha sangat dibutuhkan untuk menjual seluruh produk Aren produk dan

turunannya (gula aren, ijuk, lidi, dan sagu). Pasar produk Aren di Kutai Barat

dan Samarinda sangat terbuka dan potensial. Hal ini ditunjukkan dengan

intervensi makelar di Mook Manaar Bulatn yang memberikan ijon kepada petani

untuk monopoli perdagangan.

Kekuatan proyek ini adalah bahwa pemerintah daerah melalui Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan

Koperasi menyediakan pinjaman lunak/kredit bagi petani (perorangan dan

kelompok). Pinjaman tersebut bisa diajukan dan diakses oleh petani melalui

Bank Rakyat Indonesia (BRI) atau Bank Mandiri.

V.4.2. Kelemahan (Weaknesses)

Analisis kelemahan proyek ini dapat dirangkum sebagai berikut:

Rendahnya produktivitas pohon Aren lokal di Mook Manaar Bulatn

karena kurangnya pemeliharaan, termasuk pemupukan dan

penyiangan. Hal ini karena pengetahuan dan keterampilan petani lokal

masih lemah. Sebagian besar pohon Aren di Mook Manaar Bulatn

tumbuh liar tanpa pemeliharaan dan sangat padat. Tinggi pohon bisa

mencapai 3-5 meter yang akan menyulitkan petani dalam memanen

nira.

Kelompok tani tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Tidak ada

pengawasan, diskusi, atau pertukaran informasi dalam kelompok.

Kelompok ini hanya dikembangkan untuk mengadopsi dan mengakses

proyek pemerintah daerah. Setelah menerima proyek/hibah, kelompok

tani dibubarkan.

Pengelolaan pasca panen sangat lemah, terutama untuk pemasaran.

Lemahnya kelembagaan dan pengetahuan lokal menyebabkan petani

mengalami kondisi yang tidak menguntungkan, bahkan agak terjebak

dalam siklus ijon.

Kelemahan lain yang dihadapi oleh petani lokal dalam mengolah gula

aren adalah ketersediaan kayu bakar. Kayu bakar dari pemangkasan

atau limbah lainnya terbatas dan semakin sulit.

Page 47: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

46

V.4.3. Peluang (Opportunities)

Potensi gula aren di Kutai Barat dan Samarinda, termasuk Tenggarong

dan Balikpapan cukup besar. Produk yang potensial tidak hanya

terbatas pada gula aren, tetapi juga kolang-kaling-, ijuk, lidi, dan sagu.

Dukungan pemerintah daerah dalam menyediakan varietas bibi Aren

yang lebih baik, peningkatan kapasitas, dan penguatan kelembagaan,

terutama untuk dukungan keuangan.

Permintaan gula aren cukup tinggi. Ini akan membantu petani lokal untuk

mengembangkan usaha mereka dari tingkat industri rumah tangga ke

skala industry yang lebih besar. Di masa depan, gula aren dari Mook

Manaar Bulatn dapat menjadi produk unggulan untuk Kutai Barat.

V.4.4. Ancaman (Threats)

Harga gula aren di desa sangat rendah.

Sistem ijon yang diterapkan oleh makelar yang menjerat petani ke dalam

situasi yang merugikan

Page 48: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

47

Tabel 9. Tabel SWOT

Ekste

rna

l

Internal

Kekuatan (S)

1. Pohon Aren lokal

berlimpah di Mook Manaar

Bulatn

2. Pengalaman dalam

memproduksi dan

mengolah gula aren

3. Ada kelompok tani

4. Pohon aren menghasilikan

nira dari gula aren, kolang-

kaling, ijuk, lidi, dan sagu

5. Tersedia lahan potensial

untuk penanaman pohon

aren

6. Tersedia teknologi untuk

mengolah produk dari

pohon Aren

7. Pemerintah daerah

mendukung proyek ini

Kelemahan (W)

1. Rendahnya produktivitas

spesies lokal

2. Kurangnya pemeliharaan,

termasuk pemupukan,

penyiangan, dan

pemangkasan

3. Kurangnya informasi

mengenai pasar dan

pembiayaan

4. Kemasan gula aren tidak

meningkatkan harga jual

5. Gula aren diproduksi dalam

skala industry rumah

tangga

6. Lemahnya manajemen

organisasi

7. Lemahnya pengolahan

pasca panen

8. Rendahnya kapasitas,

pengetahuan, dan

keterampilan dalam

budidaya dan pengolahan

V.4.5. Strategi Pengembangan Usaha

Berdasarkan analisis SWOT di atas, strategi pengembangan usaha gula aren

di Mook Manaar Bulatn adalah sebagai berikut:

V.4.5.1. Strategi pengembangan kelembagaan petani Aren, meliputi:

Mengembangkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) sebagai

wadah kelompok tani di Mook Manaar Bulatn yang akan bekerja dalam

proyek Aren. Tujuannya adalah memperkuat masyarakat dan

Page 49: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

48

mendukung satu sama lain terkait budidaya, kelembagaan, pemasaran,

dan pembiayaan.

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam manajemen

organisasi

V.4.5.2. Strategi pengembangan perkebunan Aren

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani Aren terkait

peningkatan produktivitas pohon Aren, termasuk bagaimana

memproduksi turunan dari pohon Aren, seperti kolang-kaling, ijuk, lidi,

dan sagu.

Menyediakan informasi jaringan, terutama yang terkait dengan varietas

baru Aren Genjah yang akan ditanam dalam proyek ini.

Page 50: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

49

Tabel 10. Strategi SWOT

Peluang (O) Strategi S-O: Strategi W-O:

Potensi pasar di luar

Kutai Barat adalah

tingginya permintaan

terhadap gula aren

yang selalu meningkat

setiap tahun

Dukungan pemerintah

daerah terhadap hal-

hal teknis dan modal.

Peningkatan produksi

gula aren dari skala

industri rumah tangga

ke skala industri

Pengembangan usaha

untuk produk turunan

aren, seperti kolang-

kaling, serat, tongkat,

dan sagu

Peningkatan kapasitas

dan keterampilan dalam

budidaya untuk

meningkatkan

produktivitas pohon aren

Kemitraan dan kerja

sama yang kuat dengan

pemerintah daerah

Ancaman (T): Strategi S-T: Strategi W-T:

Potensial penyakit

atau serangga

Monopoli makelar

melalui ikatan utang

Suku bunga pinjaman

yang tinggi dari

makelar

Pengembangan

Kelompok Swadaya

Masyarakat

Peningkatan

keterampilan dan

pengetahuan petani

dalam mengelola

organisasi petani

Dukungan dari

pemerintah darah untuk

memperkenalkan dan

memberikan

pengawasan dalam

penanaman varietas

baru bibit Aren

Peningkatan

keterampilan dan

pengetahuan petani

dalam manajemen

keuangan dan

pemasaran

V.4.5.3. Strategi untuk membangun unit kredit/keuangan

Membangun unit kredit/keuangan yang akan difasilitasi oleh pemerintah

daerah melalui berbagai skema, termasuk credit union, koperasi, dan

bank desa.

Memperkuat kemitraan dengan pemerintah daerah Kutai Barat dalam

hal teknis dan pendanaan proyek

Page 51: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

50

V.4.5.4. Strategi untuk membangun unit usaha produk gula aren

Membangun unit kredit/keuangan yang akan difasilitasi oleh pemerintah

daerah melalui berbagai skema, termasuk serikat kredit, koperasi, dan

bank desa.

Meningkatkan dan memperbaiki tingkat usaha dari industri rumah

tangga menjadi industri yang nyata untuk manfaat yang lebih baik bagi

masyarakat.

Ekspansi produk selain gula aren, meliputi serat, sagu, tongkat, dan

kolang kaling.

Memperkuat pengetahuan dan keterampilan petani Aren dalam

manajemen keuangan dan pemasaran

Page 52: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

51

VI. Manfaat Pertumbuhan Hijau

Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca

Bagian ini menyoroti pentingnya pertumbuhan rendah karbon dalam

memberikan kontribusi terhadap upaya global dan nasional untuk mengurangi

perubahan iklim dan mengurangi dampak negatif terhadap masyarakat lokal

dan internasional di masa depan. Negara-negara dengan intensitas emisi GRK

yang lebih tinggi memiliki peluang lebih besar untuk pengurangan emisi yang

hemat biaya dan mempunyai kebutuhan bantuan yang lebih mendesak.

Misi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dapat dicapai dengan

menggunakan bahan yang ramah lingkungan dalam menanam Aren. Pupuk

organik dari peternakan lokal atau pupuk kandang kompos akan mengurangi

pelepasan amonia dan N2O ke udara dan tanah. Begitu pula dengan

penggunaan biofuel dari produk kelapa sawit di sekitar desa bagi seluruh mesin

pertanian yang digunakan.

Dengan menggunakan referensi dari penelitian yang dilakukan oleh PT Sinar

Mas15, jumlah karbon di kawasan plot percontohan akan bervariasi antara

14.000-27.000 kg C/ha. Sedangkan dengan adanya pohon Aren, jumlah karbon

akan mengikuti hasil penelitian di bawah ini.

Penelitian16 penyerapan potensi carbon dalam pohon Aren (secara rata-rata)

adalah 487 kg/pohon dan batang merupakan bagian terbesar dari stok karbon.

Dengan menanam lebih dari 15.000 pohon, potensi stok karbon di tanah adalah

7.170.000 kg Carbon.

Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Aspek ini menyoroti pentingnya output ekonomi nasional, provinsi dan

kabupaten (PDB), didukung sedemikian rupa sehingga menghasilkan

pembangunan sosial berbasis luas dan kemakmuran.

Pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat di Mook

Manaar Bulatn akan meningkat jika lembaga petani lokal dan jaringan pasar

diperkuat. Hal ini karena harga jual gula aren dan turunannya jauh lebih tinggi

jika petani dibebaskan dari praktik ikatan utang (ijon) oleh makelar.

15

16

Page 53: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

52

Ekosistem yang Sehat dan Produktif

Bagian ini menyoroti pertumbuhan yang menopang modal alam, terutama stok

alam yang memasok aliran jasa ekosistem penting secara berlanjut. Stok ini,

misalnya, menyediakan air bersih, memberikan kontribusi penting bagi

pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan manusia tetapi sering diabaikan

dalam pengambilan keputusan karena mereka tidak dilihat sebagai masukan

dalam produksi ekonomi.

Proyek ini akan menggunakan pupuk organik yang akan berkontribusi terhadap

lingkungan yang lebih baik. Lingkungan lebih baik yang dihasilkan dari

penggunaan bahan ramah lingkungan dalam percontohan penanaman gula

aren ini akan mengurangi tidak hanya emisi, tetapi juga sumber daya lainnya

yang tidak efektif dan tidak efisien. Dampak dari ini, ekosistem dan lingkungan

akan lebih sehat, produktif, dan berkelanjutan. Kebakaran hutan/lahan yang

ditinggalkan atau tidak terurus akan memiliki resiko tinggi dan menyebabkan

masalah kesehatan.

Pertumbuhan yang Inklusif dan Adil

Pilar pertumbuhan yang inklusif dan adil menyoroti pertumbuhan untuk

kepentingan masyarakat, baik yang di daerah perkotaan maupun pedesaan,

yang kaya maupun yang terpinggirkan. Dimensi ini merupakan tujuan utama

dari pertumbuhan hijau, dan sangat berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi

dan kualitas lingkungan. Negara-negara dengan tingkat kemiskinan dan

ketimpangan yang lebih tinggi cenderung mendapatkan manfaat lebih dari

intervensi pertumbuhan hijau.

Jumlah masyarakat miskin di Kutai Barat adalah 11.256 orang atau sekitar

22,31% dari total rumah tangga (Kutai Barat Dalam Angka, 2013). Sementara

itu, di Mook Manaar Bulatn terdapat 862 orang atau sekitar 33,96% dari total

rumah tangga (Mook Manaar Bulatn Dalam Angka, 2013). Diharapkan proyek

ini akan berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan yang signifikan dari

proyek Aren di Mook Manaar Bulatn. Ini setidaknya akan mengurangi

kemiskinan di Kecamatan Mook Manaar Bulatn.

Ketahanan Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Hidup

Ketahanan sosial, ekonomi, dan lingkungan sangat terkait dengan

pertumbuhan yang membangun ketahanan ekonomi, keuangan, sosial, dan

lingkungan dan tentang kemampuan sistem untuk menahan guncangan

Page 54: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

53

eksternal (misalnya beradaptasi dengan dampak fisik dari perubahan iklim,

diversifikasi sektor ekonomi, ketahanan pangan, mata uang, dan stabilitas

perdagangan).

Selain ketahanan sosial dan ekonomi, pengembangan Aren di Mook Manaar

Bulatn juga akan meningkatkan ketahanan lingkungan dengan menggunakan

kompos pupuk kandang dan pupuk organik. Sedangkan untuk pasokan kayu

bakar, proyek akan menanam Leban untuk bahan baku kayu bakar. Selain itu,

pengetahuan dan kearifan lokal akan tetap dipertahankan dan dilanjutkan

sebagai bagian dari sistem adat untuk melawan perubahan lingkungan global.

Page 55: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

54

Lampiran

Lampiran 1. Analisis Keuangan Perkebunan Aren di Gunung Rempah

JENIS NILAI PENJELASAN

KEMAMPUAN MEMENUHI

PERSYARATAN MODAL (IDR)

43.066.817 Kemampuan dana

maksimum > dana yang

disediakan

PERIODE MODAL KERJA

DALAM BEBERAPA TAHUN

20 Periode kerja komoditas

proyek

TOTAL KREDIT 2.648.915.764 Total pinjaman dari pihak

ketiga (lembaga keuangan)

PERIODE KREDIT DALAM

BEBERAPA TAHUN

5 Periode pinjaman

PENDAPATAN SEBELUM

PAJAK (IDR)

125.828.876.037 pendapatan bersih

sebelum pajak selama

periode proyek

PENDAPATAN SEBELUM

PAJAK (RATA-RATA - IDR)

6.291.443.802 pendapatan bersih rata-

rata sebelum pajak selama

periode proyek

PENDAPATAN SETELAH

PAJAK (TOTAL - IDR)

124.262.895.161 total pendapatan bersih

setelah pajak selama

periode proyek

PENDAPATAN SETELAH

PAJAK (RATA-RATA- IDR)

6.213.144.758 pendapatan bersih rata-

rata setelah pajak selama

periode proyek per tahun

LABA BERSIH SETELAH

BUNGA (TOTAL - IDR)

123.313.129.189 total pendapatan bersih

setelah dikurangi bunga

pinjaman selama periode

proyek

LABA BERSIH SETELAH

BUNGA (RATA-RATA - IDR)

6.165.656.459 total pendapatan bersih

rata-rata setelah dikurangi

bunga pinjaman selama

periode proyek per tahun

Page 56: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

55

JENIS NILAI PENJELASAN

Nilai Bersih Sekarang (NPV)

(IDR)

12.073.242.232 nilai sekarang dari arus kas

bersih dari pengeluaran

investasi (harus bernilai

positif)

Tingkat Pengembalian Internal

(IRR)

37% Persentase yang dihasilkan

pendapatan bersih harus

lebih tinggi dari suku bunga

pinjaman

Tingkat Pengembalian Rata-

rata (ARR)

345% persentase rata-rata

pendapatan bersih harus

lebih tinggi dari perkiraan

persentase tingkat

pendapatan

Periode Pengembalian (PP) 6.03 pa periode pengembalian

investasi (dalam tahun,

harus di bawah periode

proyek)

Index Profitabilitas (PI) 34,73 nilai sekarang di masa

depan dibandingkan

dengan nilai investasi saat

ini harus di atas 1

Titik Impas (BEP) (IDR) 1.181.945.419 Penjualan minimum dalam

Rupiah dalam satu periode

panen

Titik Impas (BEP) (UNIT) - total kuantitas penjualan

minimum dalam satu

musim

RASIO OPERASI 19,65% Total biaya produksi harus

di bawah nilai jual (di

bawah 100%)

Page 57: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

56

JENIS NILAI PENJELASAN

RASIO MARGIN OPERASI 80,35% Nilai profit sebelum pajak di

atas nilai perkiraan profit +

pajak pendapatan

RASIO MARGIN BERSIH 79,35% nilai pendapatan setelah

pajak di atas nilai perkiraan

profit

TINGKAT PENGEMBALIAN

INVESTASI (ROI)

657,46% nilai profit sebelum pajak di

atas 100% nilai investasi

aset tetap

TINGKAT PENGEMBALIAN

INVESTASI BERSIH

649,28% nilai profit setelah pajak di

atas nilai investasi aset

tetap

OMSET ASET 818,23% 0

OMSET MODAL KERJA

525,28% nilai jual di atas 100%

modal kerja

MARGIN UNTUK RATIO

UTANG

4691,09% 0

MARGIN UNTUK RASIO

EKUITAS

12985,54% nilai jual di atas 100%

modal kerja

RASIO UTANG 73,46% perbandingan dengan rasio

ekuitas

RASIO EKUITAS 26,54% rasio utang

RASIO UTANG TERHADAP

MODAL KERJA

8,89% Utang dibandingkan modal

kerja

DEBT TO EQUITY 276,81% utang dibandingkan modal

sendiri

Page 58: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

57

Lampiran 2. Analisis Investasi Aset Tetap

N

O. Aspek nilai indikator rangkuman analisis

penjelasa

n

stat

us

1

KEMAMP

UAN

MEMENU

HI

PERSYAR

ATAN

MODAL

(IDR)

Nilai positif 43.066.817 positif

value YA

2

PERIODE

PENGEM

BALIAN

(PP)

Periode

Pengembali

a <

Maksimum

Pengembali

an

6 YE

AR

0,

32

BUL

AN 8

HA

RI

P

P =

6,

03 YA

3

NILAI

BERSIH

SEKARAN

G (NPV)

Nilai Bersih

Sekarang

(NPV) > 0

12.073.242.232

N

P

V

> 0 YA

4

INDEX

PROFITA

BILITAS

(PI)

Index

Profitabilitas

(PI)> 1

34,73 PI > 1 YA

5

TINGKAT

PENGEM

BALIAN

INTERNA

L (IRR)

Tingkat

Pengembali

an Internal

(IRR) >

SUKU

BUNGA

36,609% la

ba >

19

% YA

Page 59: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

58

6

TINGKAT

PENGEM

BALIAN

RATA-

RATA

(ARR)

Tingkat

Pengembali

an Rata-

rata (ARR)>

EKSPEKTA

SI Tingkat

Pengembali

an

Perhitungan

Minimum

344,61%

A

R

R

> 10

% YA

7

TITIK

IMPAS

(BEP)

1.181.945.419

ID

R YA

8 ANALISIS

RASIO

LABA

OPERASIO

NAL

PENJUALA

N

(EBIT/PENJ

UALAN)

62 % > 11

% YA

LABA

OPERASIO

NAL

OPERATIO

NAL LABA

TERHADAP

BIAYA

(EBIT/BIAY

A)

384 % > 89

% YA

LABA

BERSIH

PENJUALA

N

61 % > 10

% YA

Page 60: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

59

(EAT/PENJ

UALAN)

LABA

BERSIH

TERHADAP

BIAYA

(EAT/BIAY

A)

379 % > 90

% YA

Lampiran 3. Analisis Titik Impas (BEP)

GULA AREN

KOLANG

KALING

LIDI

IJUK

TEPUNG

AREN

avr

IDR 12.000 10.000 1.000 3.000 3.000 5.800

KG 112.500 12.500 25.000 125.000 125.000 80.000

FREQ 6 1 2 2 1 2

Total

penjualan

8.100.000.000

125.000.000

50.000.000

750.000.000

375.000.000

1.880.000.000

NO. JENIS NILAI/USIA

PERTUMBUHAN/RATA-

RATA

TOTAL

Hasil per produksi barang 80.000 80.000

Harga jual per produksi barang 5.800 5.800

TOTAL SALES 1.880.000.000 156.598.087.669

ASET TETAP

NO. JENIS

NILAI/USIA

PERTUMBUHAN

TOTAL

1 Bangunan

3,000,000

60,000,000

2 Cangkul

1,000,000

55,359,784

Page 61: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

60

NO. JENIS

NILAI/USIA

PERTUMBUHAN

TOTAL

3 Arit

250,000

13,839,946

4 Penyemprot

750,000

41,519,838

5 Tangga

1.000.000

31.419.915

6 Perahu Karet

1.500.000

83.039.676

7 Sarung tangan

500.000

27.679.892

8

Selokan untuk

cairan getah

1.500.000

83.039.676

9

Pisau untuk

penyadapan

300.000

16.607.935

10 Palu

750.000

41.519.838

11 Gergaji

1.666.667

44.096.278

12 Kapak

1.000.000

55.359.784

13 Tali

1.000.000

55.359.784

14 Tongkat kayu

500.000

27.679.892

15 Parang

1.000.000

55.359.784

16 kompor (2 tungku)

1.000.000

31.419.915

17 Tempayan

3.000.000

94.259.746

Page 62: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

61

NO. JENIS

NILAI/USIA

PERTUMBUHAN

TOTAL

18 Pencampur

800.000

44.287.827

19 Cetakan

1.000.000

31.419.915

20 Jerigen

800.000

44.287.827

21 Ember

350.000

19.375.925

TOTAL BIAYA

TETAP

22.666.667

956.933.183

BIAYA VARIABEL

JENIS NILAI/USIA

PERTUMBUHAN

TOTAL

BIAYA BIBIT - -

Bibit Aren 625.250.000 625.250.000

total biaya “bibit”

625.250.000 625.250.000

BIAYA PUPUK - -

Pupuk Organik "G1 WIJAYA" 225.000.000 225.000.000

Cairan Coklat "G1 WIJAYA" 28.000.000 28.000.000

Cairan Pestisida organik 100.000.000 100.000.000

Pengiriman (SBY - KUBAR) -

KONTAINER 118.500.000 118.500.000

total biaya pupuk 471.500.000 471.500.000

BAHAN BAKU LAINNYA - -

Briket sekam padi/kayu 57.600.000 1.787.134.950

Total biaya lainnya 57.600.000 1.787.134.950

BIAYA TENAGA KERJA - -

Persiapan dan pembukaan lahan 20.000.000 20.000.000

Page 63: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

62

JENIS NILAI/USIA

PERTUMBUHAN

TOTAL

Persiapan jarak tanam 20.000.000 20.000.000

Pembuatan lubang tanam 20.000.000 20.000.000

Penanaman 20.000.000 20.000.000

Penanaman kembali 2.000.000 2.000.000

Pemupukan 20.000.000 20.000.000

Pengendalian serangga dan

penyakit

10.000.000 10.000.000

Penyiangan 10.000.000 553.597.843

Panen buah Aren muda 20.000.000 788.694.959

Penyadapan Nira 360.000.000 11.169.593.438

Produksi sagu 20.000.000 20.000.000

Pengolahan gula aren 288.000.000 8.935.674.750

Pengolahan kolang-kaling 20.000.000 788.694.959

Pengolahan lidi 24.000.000 946.433.951

Pengolahan ijuk 24.000.000 946.433.951

Pengolahan sagu 10.000.000 10.000.000

Pengawas 48.000.000 2.657.269.646

total biaya tenaga kerja 936.000.000 26.928.393.499

TOTAL BIAYA VARIABEL 1.561.250.000 29.812.278.449

JENIS NILAI NILAI

TOTAL PENJUALAN

1.880.000.000 156.598.087.669

HARGA/KUANTITAS PENJUALAN 5.800 5.800

TOTAL BIAYA TETAP 22.666.667 956.933.183

TOTAL BIAYA VARIABEL 1.561.250.000 29.812.278.449

BIAYA/KUANTITAS VARIABEL 19.516 372.653

ANALISIS

Page 64: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

63

BEP dalam MONETER (TOTAL

AREA)

0,071111111 1,.81.945.419,21

Page 65: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

64

Lampiran 4. Jenis Tanah di Kutai Barat

Page 66: Rencana Usaha - Green Growth Program Indonesiagreengrowth.bappenas.go.id/...of...the_Degraded_Land_West_Kutai_B… · 1 Rencana Usaha Pengembangan Gula Aren di Lahan Kritis, Kutai

65

Lampiran 5. Peta Sistem Lahan Manoor Bulatn