rencana strategis draft awal rancangan · renstra badan pengelolaan pendapatan daerah tahun...
TRANSCRIPT
DRAFT AWAL RANCANGAN
PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR
RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR
BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ....................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ I-1
1.1 Latar Belakang ............................................................. I-1
1.2 Landasan Hukum .........................................................I-1
1.3 Maksud dan Tujuan...................................................... I-5
1.4 Sistematika Penulisan................................................... I-6
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH .......... II-1
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Perangkat Daerah ...........II-1
2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah ................................ II-17
2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah ......................... II-22
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan
Pelayanan Perangkat Daerah .................................. II-25
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN
FUNGSI ......................................................................... III-1
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan
Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah............................III-1
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah ................................................. III-1
3.3 Telaahan Renstra Kementerian/Lembaga dan Renstra
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Provinsi
Jawa Barat ..................................................................III-3
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis ........................................III-8
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis ...................................... III-10
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN..................................................IV-1
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat
Informatika Daerah.........................................................................IV-1
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR
KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF. ....................................................................... V-1
BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG
MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD .......... VI-1
BAB VII
I
PENUTUP...........................................................................VII-1
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Jumlah Pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
(Periode Tahun 2017)..................................................... II-17
Tabel 2.2 : Jumlah Pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan
Pendapatan Daerah yang Menduduki Jabatan dan
Staf pada Tahun 2017...................................................... II-18
Tabel 2.3 : Jumlah Pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Kabupaten Bogor berdasarkan Golongan/Pangkat
Tahun 2017..................................................................... II-19
Tabel 2.4 : Jumlah Pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Kab.Bogor Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
Tahun 2017...................................................................... II-20
Tabel 2.5 : Sumber Daya Sarana dan Prasarana Pendukung Kinerja
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten
Bogor................................................................................ II-20
Tabel 2.1 : Pencapaian Kinerja Perangkat Daerah.............................. . II-23
Tabel 2.2 : Anggaran dan Realisasi...................................................... II-24
Tabel 4.1 : Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan
Perangkat Daerah.............................................................. IV-3
Tabel 5.1 : Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok
Sasaran dan Pendanaan Indikatif BAPPENDA Tahun
2013-2018......................................................................... V-2
Tabel 6.1 : Indikator Kinerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Kab.
Bogor Tahun 2013-2018................................................... VI-2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah Kabupaten Bogor.................................................. II-2
Gambar 2.2 : Bagan Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis pada
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor...II-14
Gambar 3.1 : Skema Keterkaitan RPJMN 2010-2014, RPJMD Jawa Barat
2013-2018, RPJMD Kab. Bogor 2013 2018.........................III-15
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya, sehingga Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah dapat
menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah Tahun 2013-2018. Penyusunan Renstra Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah Tahun 2013-2018 ini disusun sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, memberikan kewenangan yang lebih besar kepada
daerah untuk mengatur dan mengurus pemerintahannya sendiri. Penyusunan
RENSTRA ini dilakukan karena adanya perubahan SOTK baru dari semula
Dinas Pendapatan Daerah ke Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah.
Pemberian kewenangan dimaksudkan agar daerah dapat meningkatkan
pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang didukung dengan
penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance). Upaya
peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat dimaksud dilaksanakan
dengan melalui prinsip-prinsip transparansi, partisipasi dan akuntabilitas.
Sementara itu, Undang-Undang 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan kepada daerah untuk
menyusun perencanaan pembangunan daerah baik jangka pendek, menengah
maupun jangka panjang. Walaupun pemerintah daerah mempunyai
kewenangan untuk mengatur dan mengurus pemerintahannya sendiri, namun
dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah tetap harus
memperhatikan kesinambungan antara perencanaan pembangunan
pemerintahan pusat, provinsi, kabupaten/kota dan antar pemerintah daerah.
Dengan demikian, pencapaian tujuan pembangunan daerah mendukung
pencapaian tujuan pembangunan nasional.
Dalam rangka penyesuaian terhadap perubahan peraturan
perundang-undangan dengan terbitnya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, kebijakan nasional dan pemekaran daerah,
serta penyelarasan dengan RPJMN, RPJMD Provinsi, dan menyikapi
perkembangan pembangunan daerah, Pemerintah Kabupaten Bogor akan
melakukan perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018.
ii
Seiring dengan hal tersebut, diperlukan penyelarasan dari masing-
masing Perangkat Daerah dalam bentuk Rencana Strategis guna sinkronisasi
perencanaan pembangunan jangka menengah antara Pemerintah Kabupaten
Bogor dengan masing-masing Perangkat Daerah.
Sehubungan dengan hal tersebut, sebagai bagian dari perencanaan lima
tahunan, penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD) tahun
2013-2018 perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, terutama dalam
keterikatan antar substansi didalamnya dengan Perubahan Rencana Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) yang telah disusun dalam jangka waktu lima
tahunan.
Akhir kata, semoga Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
tahun 2013-2018 ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai masukan bagi
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah serta peningkatan kinerja dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan prima terhadap
masyarakat.
Cibinong, Januari 2017
K E P A L A
D DEDI A. BACHTIAR
Pembina Utama Muda
NIP. 196201221985031004
JABATAN PARAF TGL
Sekretaris
Ka.Sub.Bag Prolap
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah yang ditindaklanjuti dengan terbitnya
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah,
berkonsekuensi pada terjadinya Perubahan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor tahun 2013-2018.
Perubahan target indikator kinerja daerah yang disesuaikan dengan
adanya pemberlakuan nomenklatur perangkat daerah baru, menuntut
setiap perangkat daerah menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang
berpedoman pada Perubahan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018.
Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Tahun 2013-2018
yang disusun berdasarkan substansi kebijakan, program dan indikator
kinerja kunci daerah dalam perubahan RPJMD Tahun 2013-2018,
merupakan dasar dan pedoman dalam perencanaan dan pencapaian target
kinerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah tahun 2017-2018 sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
dalam mendukung pembangunan Kabupaten Bogor berdasarkan
kewenangan Urusan Penunjang pada Bidang Keuangan, demi terwujudnya
Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia.
Disamping itu, diharapkan dokumen Renstra Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah Tahun 2013-2018 dapat dijadikan acuan dasar dalam
penyusunan Renstra Sataun Kerja Perangkat Daerah Transisi tahun 2019-
2020 sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Bogor tentang
RPJMD Tahun 2018-2023.
I.2. Landasan Hukum
Landasan hukum yang dijadikan pedoman dan secara langsung
terkait dengan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 adalah sebagai
berikut :
I-2
1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 8), sebagaimana telah
diubah Dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang
Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang Dengan
Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi
Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor
31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
I-3
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
10. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5601);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembahan Negara
Republik Indonesia Nomor 4815);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor
4578);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4463);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran
Negara Republik IndonesiaNomor 4464);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
I-4
Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara
Republik IndonesiaNomor 4815);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
IndonesiaNomor 4817);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4833);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
21. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang
Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;
22. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Tahun 2013 Nomor 25 Seri E);
24. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2016-2036 (Lembaran Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 95, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Bogor Nomor 95);
25. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Bogor Nomor 96)
26. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
27. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 2 Tahun 2016 tentang
Pajak Daerah
28. Peraturan Bupati Bogor Nomor 34 Tahun 2009 tentang Nilai Jual
Pengambilan Bahan Galian Golongan C;
29. Peraturan Bupati Bogor Nomor 60 Tahun 2010 tentang Nilai Jual
Obyek Pajak Reklame;
I-5
30. Peraturan Bupati Bogor Nomor 74 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Perhitungan Nilai Perolehan Air Tanah;
31. Peraturan Bupati Bogor Nomor 75 Tahun 2010 tentang Sistem dan
Prosedur Pajak Hotel, Restoran dan Hiburan;
32. Peraturan Bupati Bogor Nomor 76 Tahun 2010 tentang Sistem dan
Prosedur Pajak Penerangan Jalan;
33. Peraturan Bupati Bogor Nomor 77 Tahun 2010 tentang Sistem dan
Prosedur Pajak Air Tanah;
34. Peraturan Bupati Bogor Nomor 78 Tahun 2010 tentang Sistem dan
Prosedur Pengelolaan dan Pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB);
35. Peraturan Bupati Bogor Nomor 59 Tahun 2011 tentang Sistem dan
Prosedur Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan;
36. Peraturan Bupati Nomor 70 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah (Berita Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2016
Nomor 70);
37. Peraturan Bupati Bogor Nomor 104 Tahun 2016 tentang Pembentukan,
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pajak Daerah pada
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah.
38. Peraturan Bupati Bogor Nomor 106 Tahun 2016 tentang Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Bogor tahun 2013-2018.
39. Keputusan Bupati Bogor Nomor 050/564/Kpts/Per-UU/2016
tentang Pengesahan Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah
Kabupaten Bogor tahun 2013-2018.
1.3. Maksud dan Tujuan
Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor
tahun 2013 – 2018 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan jangka
menengah yang menjabarkan RPJMD Kabupaten Bogor tahun 2013-2018
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan kepada Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor, sesuai dengan
Peraturan Bupati Nomor 70 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Pengelolaan
I-6
Pendapatan Daerah dan Peraturan Bupati Bogor Nomor 104 Tahun 2016
tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Pajak Daerah pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah.
Tujuan penyusunan Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Kabupaten Bogor tahun 2013 – 2018 untuk dijadikan landasan/pedoman
dalam penyusunan Renja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah selama 2
tahun, penguatan peran para stakeholders dalam pelaksanaan
perencanaan pembangunan daerah serta sebagai dasar evaluasi dan
laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan 2 (dua) tahunan Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor.
1.4 Sistematika Penulisan
Penyusunan Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Kabupaten Bogor dilakukan oleh Tim Penyusun Renstra Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah. Dalam proses penyusunan Renstra juga
melibatkan seluruh anggota organisasi dalam rapat-rapat internal serta
melibatkan stakeholders Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah dalam
rapat koordinasi. Keterlibatan beberapa pihak baik pihak internal maupun
eksternal dapat memberikan kontribusi masukan dalam penyusunan
Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun
2013 – 2018.
Sistematika penulisan Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah Kabupaten Bogor tahun 2013 – 2018 sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai Latar Belakang, Maksud
dan Tujuan, Landasan Hukum dan Sistematika Penulisan;
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH (PD)
Pada bab ini menjelaskan mengenai Struktur Perangkat
Daerah (PD), Tugas Pokok dan Fungsi, Sumber Daya Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah, Kinerja Pelayanan Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah serta Tantangan dan Peluang
Pengembangan Pelayanan Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah;
I-7
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Pada bab ini menjelaskan mengenai Tugas, Fungsi dan
Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah,
Sumber Daya Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah, Kinerja
Pelayanan Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah, serta
Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai pernyataan Tujuan, dan
Sasaran Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten
Bogor tahun 2013 – 2018;
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR
KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN
INDIKATIF
Pada bab ini menjelaskan mengenai Program dan Kegiatan
Lokalitas PD, Program Lintas PD dan Program Kewilayahan
disertai Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan
Indikatif yang terdapat di Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah untuk periode tahun 2013 – 2018
BAB VI INDIKATOR KINERJA PD YANG MENGACU PADA TUJUAN
DAN SASARAN RPJMD
Pada bab ini dikemukakan indikator kinerja PD yang secara
langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai PD dalam
lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
2.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR PERANGKAT DAERAH
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor
mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan
urusan Pemerintah Daerah berdasarkan asas otonomi di bidang
pendapatan daerah. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. penyusunan kebijakan teknis pengelolaan pendapatan daerah;
b. pelaksanaan tugas dukungan teknis pengelolaan pendapatan
daerah;
c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan
teknis pengelolaan pendapatan daerah;
d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang urusan
pemerintahan daerah di bidang pengelolaan pendapatan daerah;
e. pelaksanaan administrasi Badan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang
tugasnya.
Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 70 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah, Badan merupakan unsur
penunjang urusan pemerintahan yang melaksanakan fungsi penunjang
keuangan di bidang pendapatan daerah, dipimpin oleh seorang Kepala
Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Adapun susunan organisasi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Kabupaten Bogor terdiri dari :
a. Kepala Badan;
b. Sekretariat, membawahkan :
1. Sub Bagian Program dan Pelaporan;
2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan
3. Sub Bagian Keuangan.
II-2
c. Bidang Perencanaan dan Pengembangan, membawahkan:
1. Sub Bidang Perencanaan dan Dana Transfer;
2. Sub Bidang Pengembangan; dan
3. Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi.
d. Bidang Pajak Daerah, membawahkan :
1. Sub Bidang Pendataan dan Pendaftaran;
2. Sub Bidang Verifikasi dan Penetapan; dan
3. Sub Bidang Penagihan dan Keberatan.
e. Bidang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan,
membawahkan :
1. Sub Bidang Pendataan dan Penilaian;
2. Sub Bidang Pelayanan dan Penetapan; dan
3. Sub Bidang Penagihan dan Keberatan.
f. Bidang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan,
membawahkan:
1. Sub Bidang Pendataan;
2. Sub Bidang Validasi; dan
3. Sub Bidang Verifikasi dan Keberatan.
g. UPT; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
Secara lengkap Susunan Organisasi Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah Kabupaten Bogor, disajikan dalam Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor
KEPALA
BADAN
SUB BAGIAN UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
SUB BAGIAN PROGRAM DAN
PELAPORAN
SEKRETARIAT
SUB BAGIAN KEUANGAN
KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
BIDANG
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
SUB BIDANG PERENCANAAN DAN
DANA TRANSFER
SUB BIDANG PENGEMBANGAN
BIDANG
PAJAK DAERAH
SUB BIDANG PENDATAAN DAN PENDAFTARAN
SUB BIDANG VERIFIKASI DAN
PENETAPAN
BIDANG PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
PERDESAAN
SUB BIDANG PENDATAAN DAN
PENILAIAN
SUB BIDANG PELAYANAN DAN
PENETAPAN
BIDANG BEA PEROLEHAN HAK
ATAS TANAH DAN BANGUNAN
SUB BIDANG PENDATAAN
SUB BIDANG VALIDASI
SUB BIDANG VERIFIKASI DAN
KEBERATAN
SUB BIDANG PENAGIHAN DAN
KEBERATAN
SUB BIDANG PENGENDALIAN DAN
EVALUASI
SUB BIDANG PENAGIHAN DAN
KEBERATAN
UPT
II-3
Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing sekretariat
dan bidang adalah sebagai berikut :
1. SEKRETARIAT
Sekretariat secara umum mempunyai tugas membantu dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan dalam melaksanakan
pengelolaan kesekretariatan Badan. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, Sekretariat mempunyai fungsi :
a. pengkoordinasian penyusunan program, monitoring, evaluasi
dan pelaporan Badan;
b. pengelolaan rumah tangga, tata usaha dan kepegawaian Badan;
c. penyusunan kebijakan penataan organisasi organisasi Badan;
d. pengelolaan keuangan Badan;
e. pengelolaan situs web Badan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
bidang tugasnya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Sekretariat
dipimpin oleh seorang Sekretaris dan dibantu oleh :
i. Sub Bagian Program dan Pelaporan;
Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas membantu
Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan, penyusunan
program dan pelaporan Badan. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, Sub Bagian
Program dan Pelaporan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. penyiapan bahan pengkoordinasian penyusunan program,
monitoring, evaluasi dan pelaporan Badan;
b. pelaksanaan pengelolaan hubungan masyarakat;
c. pengelolaan penyusunan anggaran Badan;
d. pengelolaan situs web Badan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
II-4
ii. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas
membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan rumah
tangga, tata usaha dan kepegawaian Badan. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana yang dimaksud diatas, Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :
a. pengelolaan rumah tangga dan tata usaha Badan;
b. pengelolaan barang/jasa Badan;
c. penyiapan bahan penyusunan kebijakan penataan organisasi
Badan;
d. pengelolaan layanan administrasi kepegawaian Badan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan bidang tugasnya.
iii. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas membantu Sekretaris
dalam melaksanakan pengelolaan keuangan Badan. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bagian
Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. penatausahaan keuangan Badan;
b. penyusunan pelaporan keuangan Badan; dan
c. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
2. BIDANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
Bidang Perencanaan dan Pengembangan mempunyai tugas
membantu Kepala Badan dalam melaksanakan perencanaan,
pengembangan, pengendalian dan evaluasi serta koordinasi
penerimaan pendapatan daerah.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana yang dimaksud
pada penjelasan sebelumnya, Bidang Perencanaan dan
Pengembangan mempunyai fungsi :
a. perencanaan target penerimaan pajak daerah;
b. pengoordinasikan penyusunan target pendapatan daerah;
c. pengembangan pengelolaan pendapatan daerah;
d. penyusunan rancangan produk hukum di bidang pendapatan
daerah;
e. pengendalian dan evaluasi pengelolaan pendapatan daerah;
II-5
f. pengolahan data bagian desa dari penerimaan pajak daerah dan
retribusi daerah;
g. pengelolaan dana transfer;
h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan
Bidang Perencanaan dan Pengembangan; dan
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Bidang
Perencanaan dan Pengembangan dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang dan dibantu oleh :
i. Sub Bidang Perencanaann dan Dana Transfer;
Sub Bidang Perencanaan dan Dana Transfer mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan dalam
melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis
perencanaan pendapatan daerah dan pengelolaan dana transfer.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada
penjelasan sebelumnya, Sub Bidang Perencanaan mempunyai
tugas :
a. penyusunan target pendapatan Daerah;
b. penyiapan bahan pengkoordinasian penyusunan target target
pendapatan Daerah;
c. pengumpulan, pengolahan dan perumusan bahan kebijakan
teknis dalam rangka penggalian potensi pendapatan Daerah;
d. pelayanan dan analisis benda berharga;
e. pengelolaan dana transfer;
f. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada
Sub Bidang Perencanaan dan Dana Transfer; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
ii. Sub Bidang Pengembangan;
Sub Bidang Pengembangan mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang Perencanaan dan Pengembangan dalam mengembangkan
pengelolaan pendapatan daerah serta mempersiapkan bahan
penyusunan rancangan produk hukum Daerah di bidang
pendapatan Daerah.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub
Bidang Pengembangan mempunyai tugas :
II-6
a. penyiapan bahan penyusunan petunjuk teknis pengembangan
pengelolaan pajak daerah dan retribusi daerah;
b. inventarisasi, pengkajian, dan penyiapan penyusunan produk
hukum di bidang pengelolaan pajak daerah dan retribusi
daerah;
c. pelaksanaan sosialisasi dan pembinaan teknis aparatur di
bidang pengelolaan pajak daerah dan retribusi daerah;
d. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada
Sub Bidang Pengembangan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
iii. Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi
Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan dalam
melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis,
pelaksanaan pengendalian dan evaluasi pengelolaan pendapatan
Daerah.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub
Bidang Pengendalian dan Evaluasi mempunyai tugas :
a. pengendalian pemungutan pendapatan Daerah;
b. penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan pendapatan Daerah;
c. penghitungan dan penyusunan data bagian desa dari hasil
penerimaan pajak Daerah dan retribusi Daerah; dan
d. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada
Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
tugas dan fungsinya.
3. BIDANG PAJAK DAERAH
Bidang Pajak Daerah mempunyai tugas membantu Kepala
Badan dalam melaksanakan pengelolaan pemungutan pajak daerah,
yang meliputi Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak
Reklame, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak
Penerangan Jalan, Pajak Parkir dan Pajak Air Tanah. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pajak
Daerah mempunyai fungsi :
II-7
a. pengelolaan pendaftaran wajib pajak daerah;
b. pendataan dan pengadministrasian objek dan subjek pajak
daerah;
c. pengelolaan penagihan pajak daerah;
d. pengelolaan perhitungan dan penerbitan dokumen-dokumen
ketetapan pajak daerah;
e. pelaksanaan pemeriksaan pajak daerah;
f. pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah;
g. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan
Bidang Pajak Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Bidang Pajak
Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dan dibantu oleh :
i. Sub Bidang Pendataan dan Pendaftaran
Sub Bidang Pendataan dan Pedaftaran mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang Pajak Daerah dalam melaksanakan pendaftaran dan
pendataan pajak daerah.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) Sub Bidang Pendataan mempunyai fungsi :
a. pelayanan pengadministrasian pendaftaran wajib pajak daerah;
b. pendataan subjek dan objek pajak daerah;
c. pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak hotel, pajak
restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak mineral bukan
logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parkir dan
pajak air tanah;
d. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada
Sub Bidang Pendataan dan Pendaftaran; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
ii. Sub Bidang Verifikasi dan Penetapan
Sub Bidang Verifikasi dan Penetapan mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang Pajak Daerah dalam melaksanakan penyiapan
bahan penyusunan kebijakan teknis dalam melaksanakan
perhitungan dan penerbitan ketetapan pajak daerah.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub
Bidang Verifikasi dan Penetapan mempunyai fungsi :
II-8
a. penelitian data dan perhitungan pajak daerah;
b. pendokumentasian nota perhitungan pajak daerah;
c. penerbitan dan pendistribusian dokumen-dokumen ketetapan
pajak daerah;
d. pelaksanaan pemeriksaan pajak daerah;
e. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada
Sub Bidang Verifikasi dan Penetapan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
iii. Sub Bidang Penagihan dan Keberatan
Sub Bidang Penagihan dan Keberatan mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang Pajak Daerah dalam melaksanakan penagihan dan
pelayanan keberatan pajak daerah. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, Sub Bidang Penagihan mempunyai fungsi :
a. penerbitan surat-surat atau dokumen dalam rangka penagihan
pajak daerah;
b. pelaksanaan dan pengadministrasian penagihan pajak daerah;
c. pelayanan dan pemrosesan permohonan keberatan, pembetulan,
pembatalan, penghapusan sanksi, pengembalian kelebihan
pembayaran, angsuran, penundaan pembayaran, pengurangan,
keringanan, dan pembebasan pajak daerah;
d. pelaksanaan monitoring data;
e. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada
Sub Bidang Penagihan dan Keberatan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
4. BIDANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN
PERKOTAAN
Bidang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Perdesaan dan
Perkotaan mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam
melaksanakan pengelolaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, Bidang Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan mempunyai fungsi :
II-9
a. penyusunan kebijakan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan;
b. pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan;
c. pengolahan data Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan dan pelaporan;
d. pelaksanaan koordinasi pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan
Bidang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Bidang Pajak Bumi
dan Bangunan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dan dibantu
oleh :
i. Sub Bidang Pendataan dan Penilaian
Sub Bidang Pendataan dan Penilaian mempunyai tugas dan
membantu Kepala Bidang PBB dalam melaksanakan pendataan
dan penilaian objek PBB. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, Sub Bidang Pendataan dan Penilaian
mempunyai tugas :
a. pelaksanaan koordinasi, pengumpulan, pengolahan data
potensi, dan pemutakhiran data Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan;
b. pendataan objek dan subjek Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan;
c. penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan;
d. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada
Sub Bidang Pendataan dan Penilaian; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
ii. Sub Bidang Pelayanan dan Penetapan
Sub Bidang Pelayanan dan Penetapan mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan dalam melaksanakan pelayanan dan penetapan
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
II-10
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub
Bidang Pelayanan dan Penetapan mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan pelayanan dan penetapan Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan kepada wajib pajak;
b. perekaman data penetapan Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan; dan
c. penelitian, penetapan dan pencetakan Surat Pemberitahuan
Pajak Terhutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah dan/atau
dokumen ketetapan lainnya;
d. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada
Sub Bidang Pelayanan dan Penetapan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
bidang fungsinya.
iii. Sub Bidang Penagihan dan Keberatan
Sub Bidang Penagihan dan Keberatan mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan dalam melaksanakan penagihan dan pelayanan
keberatan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub
Bidang Penagihan dan Keberatan mempunyai fungsi :
a. pendistribusian Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang dan
dokumen penagihan lainnya;
b. pelaksanaan penagihan atas tunggakan Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
c. pelayanan dan pemrosesan permohonan keberatan,
pembetulan, pembatalan, penghapusan sanksi, pengembalian
kelebihan pembayaran, angsuran, penundaan pembayaran,
pengurangan, keringanan, dan pembebasan Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
d. pengolahan data setoran, monitoring penerimaan Pajak Bumi
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dan pencetakan
salinan Surat Tanda Terima Setoran Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan;
e. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada
Sub Bidang Penagihan dan Keberatan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
II-11
5. BIDANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
(BPHTB)
Bidang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam melaksanakan
pengelolaan pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud,
Bidang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
mempunyai fungsi:
a. pengelolaan validasi dan keberatan Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan;
b. pelaksanaan verifikasi Surat Setoran Pajak Daerah Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan;
c. pelaksanaan pendataan potensi Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan;
d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan
Bidang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Bidang Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dipimpin oleh
seorang Kepala Bidang dan dibantu oleh :
i. Sub Bidang Pendataan
Sub Bidang Pendataan mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam
melaksanakan pendataan objek Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub
Bidang Pendataan mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan pendataan potensi Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan;
b. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait;
c. penyiapan dokumen penagihan sanksi administrasi kepada
Pejabat Pembuat Akte Tanah/Pejabat Pembuat Akte Tanah
Sementara dan pejabat lainnya;
d. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada
Sub Bidang Pendataan; dan
II-12
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
ii. Sub Bidang Validasi
Sub Bidang Validasi mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam
melaksanakan pelayanan administrasi dan pemungutan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bidang
Validasi mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan;
b. pengadministrasian penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan;
c. pelayanan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan;
d. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada
Sub Bidang Validasi; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
iii. Sub Bidang Verifikasi dan Keberatan
Sub Bidang Verifikasi dan Keberatan mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan dalam melaksanakan verifikasi dan pelayanan
keberatan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub
Bidang Verifikasi dan Keberatan mempunyai fungsi :
a. penelitian dan perhitungan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan;
b. pelaksanaan verifikasi objek Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan;
c. penyiapan dokumen kurang bayar Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan;
d. pelayanan dan pemrosesan permohonan keberatan,
pembetulan, pembatalan, penghapusan sanksi, pengembalian
kelebihan pembayaran, angsuran, penundaan pembayaran,
pengurangan, keringanan, dan pembebasan Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan;
II-13
e. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada
Sub Bidang Verifikasi dan Keberatan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
6. UNIT PELAKSANA TEKNIS
Berdasarkan Peraturan Bupati Bogor Nomor 104 Tahun 2016
tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Pajak Daerah pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah. UPT adalah
Unsur Pelaksana Tugas Teknis Badan, yang dipimpin oleh seorang
Kepala UPT yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan.
UPT mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas, tanggung
jawab dan wewenang teknis Badan. Dalam menyelenggarakan tugasnya,
Unit Pelaksana Teknis Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. penatausahaan UPT;
b. penyusunan program dan kegiatan UPT;
c. pelaksanaan identifikasi dan pemutakhiran data objek dan subjek
pajak;
d. penyusunan data penerimaan pajak;
e. pelaksanaan dan pengadministrasian pendistribusian SPPT, SKPD,
SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB, SKPDN dan STPD serta Keputusan
Penghapusan Piutang Pajak, Keputusan atas Permohonan Pembatalan
Ketetapan, Keputusan atas Permohonan Keberatan, Keputusan atas
Permohonan Pembetulan, Keputusan atas Permohonan Pengurangan
atau Permohonan Keringanan dan Keputusan atas Permohonan
Pembebasan Pajak dan dokumen lainnya secara manual dan/atau
elektronik serta mengarsipkan tanda terima dokumen;
f. penyusunan dan penyampaian data potensi dan objek pajak daerah
sebagai bahan kegiatan pendataan, pemeriksaan dan penilaian pajak
dalam rangka intensifikasi dan ekstensifikasi pajak;
g. penyiapan bahan penyusunan target pajak daerah;
h. pengkoordinasian dan fasilitasi pelaksanaan tugas petugas penerima
pembayaran pajak;
II-14
i. fasilitasi pelayanan melalui pemberian informasi/penjelasan, penelitian
kelengkapan persyaratan administrasi dan pengadministrasian
permohonan Wajib Pajak serta penyampaian berkas permohonan yang
dinyatakan lengkap kepada Kepala Badan melalui Kepala Bidang sesuai
jenis pajaknya
j. pelaksanaan verifikasi lapangan untuk memperoleh data pajak yang
akurat;
k. pelaksanaan koordinasi dengan Kecamatan, Kelurahan, Desa maupun
pihak lainnya dalam rangka optimalisasi pemungutan pajak;
l. fasilitasi pelaksanaan sosialisasi kepada Wajib Pajak, masyarakat
maupun pihak lainnya dalam rangka optimalisasi penerimaan
pendapatan daerah;
m pelaksanaan penagihan pajak daerah;
n. penyusunan dan penyampaian laporan kegiatan UPT kepada Kepala
Badan melalui Sekretaris; dan
o. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
bidang tugasnya.
Susunan organisasi UPT terdiri dari Kepala UPT, Sub Bagian
Tata Usaha, dan Kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok Jabatan
Fungsional, terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan
fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang
keahlian. Setiap kelompok sebagaimana dimaksud sebelumnya
dipimpin oleh seorang yang ditunjuk diantara tenaga fungsional yang
ada di lingkungan UPT. Jumlah jabatan fungsional ditentukan
berdasarkan sifat, jenis, kebutuhan dan beban kerja yang diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Bupati. Bagan struktur organisasi UPT seperti
yang tersaji dalam Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis
pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten
Bogor
KEPALA BADAN
II-15
1. KEPALA UPT
Kepala UPT mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam
memimpin, mengoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan
kebijakan teknis pengelolaan pajak daerah pada UPT.
2. SUB BAGIAN TATA USAHA
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas membantu dan
bertanggungjawab kepada Kepala UPT dalam melaksanakan
pengelolaan ketatausahaan UPT. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :
a. Pengelolaan administrasi umum UPT;
b. Pengelolaan administrasi keuangan UPT;
c. Pengelolaan administrasi kepegawaian UPT; dan
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPT sesuai
bidang tugasnya.
Dengan Peraturan Bupati ini dibentuk UPT Pajak Daerah pada Badan,
yang terdiri dari:
a. UPT Pajak Daerah Cibinong yang mempunyai wilayah kerja
Kecamatan Cibinong;
b. UPT Pajak Daerah Sukaraja yang mempunyai wilayah kerja
Kecamatan Sukaraja;
c. UPT Pajak Daerah Babakan Madang yang mempunyai wilayah kerja
Kecamatan Babakan Madang;
d. UPT Pajak Daerah Ciawi yang mempunyai wilayah kerja :
1. Kecamatan Ciawi;
2. Kecamatan Cisarua; dan
3. Kecamatan Megamendung;
e. UPT Pajak Daerah Caringin yang mempunyai wilayah kerja :
1. Kecamatan Caringin; dan
2. Kecamatan Cigombong;
f. UPT Pajak Daerah Tamansari yang mempunyai wilayah kerja :
1. Kecamatan Tamansari; dan
2. Kecamatan Cijeruk;
g. UPT Pajak Daerah Ciomas yang mempunyai wilayah kerja :
1. Kecamatan Ciomas; dan
2. Kecamatan Dramaga;
II-16
h. UPT Pajak Daerah Rancabungur yang mempunyai wilayah kerja :
1. Kecamatan Rancabungur;
2. Kecamatan Ciampea; dan
3. Kecamatan Kemang;
i. UPT Pajak Daerah Cibungbulang mempunyai wilayah kerja :
1. Kecamatan Cibungbulang;
2. Kecamatan Tenjolaya; dan
3. Kecamatan Pamijahan;
j. UPT Pajak Daerah Leuwiliang yang mempunyai wilayah kerja :
1. Kecamatan Leuwiliang;
2. Kecamatan Leuwisadeng; dan
3. Kecamatan Nanggung;
k. UPT Pajak Daerah Cigudeg yang mempunyai wilayah kerja :
1. Kecamatan Cigudeg;
2. Kecamatan Jasinga; dan
3. Kecamatan Sukajaya;
l. UPT Pajak Daerah Parung Panjang yang mempunyai wilayah kerja :
1. Kecamatan Parung Panjang; dan
2. Kecamatan Tenjo;
m. UPT Pajak Daerah Gunung Sindur yang mempunyai wilayah kerja :
1. Kecamatan Gunung Sindur; dan
2. Kecamatan Rumpin;
n. UPT Pajak Daerah Parung yang mempunyai wilayah kerja :
1. Kecamatan Parung; dan
2. Kecamatan Ciseeng;
o. UPT Pajak Daerah Bojonggede yang mempunyai wilayah kerja :
1. Kecamatan Bojonggede; dan
2. Kecamatan Tajurhalang;
p. UPT Pajak Daerah Citeureup yang mempunyai wilayah kerja
Kecamatan Citeureup;
q. UPT Pajak Daerah Gunung Putri yang mempunyai wilayah kerja
Kecamatan Gunung Putri ;
r. UPT Pajak Daerah Cileungsi yang mempunyai wilayah kerja
Kecamatan Cileungsi;
s. UPT Pajak Daerah Jonggol yang mempunyai wilayah kerja :
1. Kecamatan Jonggol; dan
2. Kecamatan Klapanunggal;
II-17
t. UPT Pajak Daerah Cariu yang mempunyai wilayah kerja :
1. Kecamatan Cariu;
2. Kecamatan Tanjungsari; dan
3. Kecamatan Sukamakmur.
3. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Berdasarkan Peraturan Bupati Bogor Nomor 104 Tahun 2016
tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Pajak Daerah pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah, Kelompok
Jabatan Fungsional adalah kelompok Pegawai Negeri Sipil yang diberi
tugas, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan profesinya dalam
rangka kelancaran tugas pemerintah daerah.
2.2. SUMBER DAYA PERANGKAT DAERAH
1. Kondisi Umum Pegawai
Jumlah pegawai keseluruhan yang ada di Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor pada bulan Januari tahun
2017 sebanyak 402 orang, yang terdiri dari PNS sebanyak 199
orang, tenaga kontrak/honorer sebanyak 7 orang dan tenaga
rekrutmen sebanyak 196 orang. Kondisi pengawai secara lengkap
dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1. Jumlah Pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Kabupaten Bogor (Periode Tahun 2017)
No PEGAWAI JUMLAH (ORANG) %
1. PNS 199 49,50
2. KONTRAK/HONORER 7 1,79
3. REKRUTMEN 196 48,80
JUMLAH 402 100,00
Tabel diatas menunjukkan bahwa pegawai Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah masih ada yang belum diangkat menjadi
pegawai negeri (1,79%) yaitu tenaga kontrak/honorer. Namun
demikian penulisan tentang kondisi pegawai dibawah ini
difokuskan hanya pada PNS yaitu sebanyak 199 orang (49,50%)
dari total jumlah pegawai. Sementara itu berdasarkan jenis
II-18
kelamin, jumlah pegawai pria di Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah sebanyak 170 orang (atau sekitar 42,30%), sedangkan
jumlah pegawai wanita di Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
sebanyak 232 orang (atau sekitar 57,80%).
A. Jumlah Pegawai yang menduduki Jabatan dan Staf
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, maka
pengisian formasi jabatan struktural di Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah terdiri dari eselon II, III dan IV yaitu sebanyak
57 orang, dimana sejumlah 21 orang di pusat dan 36 orang tersebar
pada 20 UPT Pajak Daerah. Sementara itu sampai dengan saat ini
(kondisi akhir Januari 2017), untuk kelompok jabatan fungsional di
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor belum
terisi (masih kosong). Struktur jabatan selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Jumlah Pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah yang Menduduki Jabatan dan Staf Tahun 2017
N0 Jabatan/Staf Jumlah (orang) %
1. Eselon II 1 0.30
2. Eselon III 5 1.30
3. Eselon IV-a 34 8.50
4. Eselon IV-b 17 4.30
5. Staf PNS di Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah
142 35.40
6. TKK 7 1.8
7. Tenaga Rekrutmen 196 48.80
Jumlah 402 100,00
B. Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan/Pangkat
Berdasarkan data dari 402 jumlah pegawai yang terdapat di
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor,
terdapat 2.50% pegawai Golongan IV, 36.40% pegawai Golongan
III, 10,00% pegawai Golongan II dan 0,80% pegawai Golongan I
dan tenaga kontrak sebanyak 1,80% serta tenaga rekrutmen
sebanyak 48,80% dari jumlah pegawai Badan Pengelolaan
II-19
Pendapatan Daerah. Apabila dilihat dari golongan/pangkat, maka
pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor
didominasi oleh pegawai rekrutmen, yaitu sebesar 48.80%.
Selengkapnya gambaran mengenai jumlah PNS maupun tenaga
kontrak dan rekrutmen berdasarkan golongan/pangkat dapat
dilihat dalam Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Jumlah Pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah Kabupaten Bogor berdasarkan
Golongan/Pangkat Tahun 2017
N0 Golongan Jumlah
(orang)
%
1. IV 10 2.50
2. III 146 36.40
3. II 40 10.00
4 I 3 0.80
5. Non Golongan / TKK 7 1.8
6. Non Golongan / Rekrutmen 196 48.80
Jumlah 402 100.00
C. Jumlah Pegawai berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
Apabila dilihat dari tingkat pendidikan pegawai Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah yang ada, maka komposisi
pegawai dengan status pendidikan S1 lebih mendominasi yaitu
sebesar 49,80%, sedangkan yang paling rendah untuk PNS
adalah Strata S-3, yaitu sebesar 0,00%. Selengkapnya data latar
belakang pendidikan pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah dapat dilihat pada Tabel 2.4.
II-20
Tabel 2.4 Jumlah Pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah Kabupaten Bogor Berdasarkan Latar Belakang
Pendidikan Tahun 2017
N0 Pendidikan Jumlah (orang) %
ASN TKK Rekrutmen total
1. Strata-3 ( S3 ) - - - 0 0.00
2. Strata-2 ( S2 ) 44 - - 44 11.00
3. Strata-1 ( S1 ) 97 1 102 200 49.80
4. Sarjana Muda/ D3 6 - 29 35 8.70
5. SLTA/SMK 49 4 51 104 25.90
6. SLTP 2 1 13 16 4.00
7. SD 1 1 1 3 0.80
Jumlah 199 7 196 402 100,00
2. Kondisi Sumber Daya Sarana dan Prasarana Kerja
Pada saat ini kantor Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
berlokasi di Jl. Tegar Beriman Komplek Perkantoran Pemda Cibinong.
Berdasarkan sarana dan prasarana yang dimiliki saat ini oleh Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor berada dalam kondisi
baik. Data sumber daya sarana dan prasarana secara umum yang
dimiliki oleh Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor
dapat terlihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 2.5. Sumber Daya Sarana dan Prasarana Pendukung
Kinerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Kabupaten Bogor
No Uraian Banyaknya Satuan
1 Tanah 7.795 M2
2 Gedung 4.222 M2
3 Listrik 1 Jaringan
4 Air 1 Jaringan
II-21
No Uraian Banyaknya Satuan
5 Telepon/ Fax 2 Line
6 Area Parkir 3 Area
7 Ruang Rapat 5 Ruang
8 Ruang Arsip 2 Ruang
9 Koperasi 1 Buah
10 Mesjid 1 Buah
11 Musolla 2 Buah
12 Toilet 8 Area
13 Kendaraan Roda 4 47 Unit
14 Kendaraan Roda 2 97 Unit
15 Meja Rapat 5 Set
16 Air Conditioner 51 Unit
17 Komputer PC 109 Unit
18 Komputer Notebook 20 Unit
19 Server 1 Unit
20 Meja Kerja 400 Unit
21 Kursi Kerja 400 Unit
22 Filling Kabinet 118 Unit
23 Rak Arsip 300 Unit
24 LCD Projector 6 Unit
25 Jaringan Internet 13 Unit
26 Buku Perpustakaan 215 Buah
27 Area Taman Halaman 2 Area
28 Lemari Arsip 50 Unit
29 Sanggar senam 1 Unit
II-22
Permasalahan dalam pengelolaan barang berkaitan dengan
inventarisasi asset (barang dan kendaraan) dari mulai inventarisasi
kebutuhan barang modal, pencatatan serta distribusi barang sesuai
dengan kebutuhan yang belum dilaksanakan secara efektif.
2.3. KINERJA PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
Sebagaimana diatur dalam UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara Pasal 16 ayat 3 dijelaskan bahwa pendapatan daerah
berasal dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain
pendapatan yang sah, sedangkan belanja daerah dirinci menurut
satuan organisasi, fungsi dan jenis belanjanya.
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah yang memiliki tugas
pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintah
daerah berdasarkan asas otonomi di bidang pendapatan daerah,
memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan daerah;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di
bidang pendapatan daerah;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan daerah;
d. Pengelolaan kesekretariatan dinas; dan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan
fungsinya.
Pencapaian Kinerja pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Kabupaten Bogor 2013-2018 memiliki 3 indikator kinerja yaitu
Optimalnya Penerimaan Pendapatan Daerah; Optimalnya Penerimaan
Pendapatan Asli Daerah; dan Jumlah macam pajak daerah. yang mana
target maupun realisasi serta rasio dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Kemudian dalam rangka mendukung optimalisasi pendapatan
daerah, Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah juga merealisasikan
Pelaksanaan Anggaran sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran
selama periode tahun 2013-2016 (Target dan Realisasi) dan periode
tahun 2017-2018 (Target). Secara keseluruhan dapat dilihat pada
Tabel 2.2.
II-25
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam bidang
pengelolaan pendapatan daerah, Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah Kabupaten Bogor tidak terlepas dari berbagai permasalahan
yang dihadapi baik internal maupun eksternal, akan tetapi
permasalahan-permasalahan yang dihadapi tersebut harus dipandang
sebagai suatu tantangan dan peluang.
Tantangan yang paling nyata yang dihadapi oleh Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah terkait pengelolaan pendapatan daerah
adalah dinamika pembangunan daerah yang bergerak cepat sebagai
akibat tidak terhindarinya perkembangan global di berbagai sektor
kehidupan masyarakat. Guna mengantisipasi tantangan tersebut,
pemerintah daerah telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan agar
pelaksanaan program maupun kegiatan yang menunjang pembangunan
khususnya di daerah dapat bersinergi sehingga tercipta kinerja
pemerintah yang efektif dan efisien.
Metode SWOT Analysis adalah salah satu metode untuk dapat
menganalisis berbagai permasalahan baik permasalahan internal
maupun eksternal yang dihadapi oleh suatu organisasi. Dalam analisis
SWOT lingkungan internal dan eksternal menjadi dua kunci utama
dalam menganalisis kondisi - kondisi yang dihadapi oleh suatu
organisasi dalam menjalankan kegiatannya. Lingkungan internal
meliputi Strength (Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan). Sedangkan
lingkungan eksternal meliputi Opportunity (Peluang) dan Threaths
(Ancaman). Adapun masing-masing kondisi lingkungan internal dan
eksternal antara lain sebagai berikut :
1. LINGKUNGAN INTERNAL
KEKUATAN (STRENGTH):
1). Hukum dan Perundangan : Terbitnya UU No 28 Tahun 2009
Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, kemudian
Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2011 tentang Pembentukan,
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah dan Peraturan Bupati Nomor 3 Tahun 2012 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja UPT Pajak Daerah
pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah. Sebagai dasar
dalam pengelolaan pendapatan asli daerah, maka acuan
II-26
hukum yang digunakan oleh Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah Kabupaten Bogor dapat bersumber dari aturan yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sebagai petunjuk teknis
yang mengatur tentang sistem administrasi dalam pengelolaan
PAD, maupun peraturan daerah yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah/badan legislatif daerah sebagai dasar
hukum penyelenggaraan pemungutan pajak/retribusi daerah;
2). Potensi dan lokasi : letak geografis Wilayah Kabupaten Bogor
sebagai penyangga ibu kota negara yang strategis sudah
barang tentu menjadikan suatu kekuatan terhadap
perkembangan pembangunan perumahan, sektor industri dan
sektor jasa perdagangan lain yang berpotensi menjadi sumber-
sumber penerimaan pendapatan daerah, baik dari sektor PAD,
Dana Perimbangan maupun Lain-Lain Pendapatan yang Sah;
3). Kelembagaan dan Tata Laksana : Pada tahun 2012 Dinas
Pendapatan, Keuangan dan Barang Daerah mengalami
pemisahan fungsi menjadi Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah dan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah.
Hal ini menjadi suatu kekuatan bagi Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah untuk lebih fokus melaksanakan
pengelolaan pendapatan daerah. Indikator yang digunakan
dalam penilaian kinerja Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah Kabupaten Bogor adalah produktivitas, kualitas
layanan, responsiveness, responsibility dan akuntabilitas.
Berkenaan dengan baru terbentuknya Unit Pelaksana Teknis
di 20 UPT turut menjadikan kekuatan bagi Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah karena dapat menjangkau wajib pajak ke
seluruh desa/kecamatan serta lebih fokus menangani
pendapatan daerah;
4). Sumber Daya Manusia : Aspek sumber daya manusia yang
berkualitas dengan latar belakang Strata-3, Strata-2 dan
Strata-1 sebanyak 37.90%, yang merupakan kekuatan dan
dapat meningkatkan kinerja Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah dalam melaksanakan pengelolaan pendapatan daerah
maupun pelayanan terhadap masyarakat wajib pajak;
II-27
5). Pembiayaan : Tersedianya anggaran/dana yang memadai
untuk penyelenggaraan program dan kegiatan Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah;
6). Sarana/Prasarana : Tersedianya sistem informasi tentang
pajak daerah dan pajak on line sehingga optimalisasi
pengelolaan data pendapatan daerah dapat terwujud. Selain
itu gedung yang representatif dan dilengkapi dengan peralatan
memadai menjadikan kekuatan di bidang sarana/prasarana;
7). Budaya Kerja; Budaya kerja dalam satu institusi/organisasi
haruslah memiliki kesamaan, dikarenakan disatukan oleh visi
misi dan tujuan yang sama. Budaya kerja harus
disosialisasikan terus menerus agar dapat berjalan sesuai
dengan harapan;
8). Kepemimpinan; Aspek kepemimpinan yang menjadi perhatian
adalah gaya kepemimpinan serta sikap dalam pengambilan
keputusan oleh Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Kabupaten Bogor. Dalam memimpin organisasinya kedua
aspek tersebut akan mempengaruhi kinerja para pegawai yang
berada didalamnya. Hal ini terkait dengan human relation,
delegation of authority (pendelegasian wewenang) dan divison of
work (pembagian kerja). Selain itu, komitmen pimpinan dan
staf yang sangat tinggi sebagai institusi baru, dapat
mewujudkan visi dan misi Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah Kabupaten Bogor.
KELEMAHAN (WEAKNESSES):
1). Hukum dan Perundangan : Masih belum banyaknya produk
hukum yang berkaitan dengan optimalisasi pendapatan
daerah, seperti Peraturan Bupati, Keputusan Bupati dan
Standar Operasional Prosedur mengenai pelayanan pajak
daerah, PBB, BPHTB, pelayanan benda berharga dan lainnya,
yang dapat dijadikan acuan kerja sehingga masih menyulitkan
untuk melakukan upaya peningkatan kinerja dan
mengevaluasi kinerja;
II-28
2). Potensi dan lokasi : letak geografis Wilayah Kabupaten Bogor
sebagai penyangga ibu kota negara belum dioptimalkan dalam
menggali sumber-sumber penerimaan pendapatan daerah,
baik dari sisi intensifikasi maupun ekstensifikasi. Hal ini
terlihat masih belum tergali obyek pajak dan dipetakan secara
detail potensi yang terkait dengan lokasi yang strategis
tersebut;
3). Sumber Daya Manusia : Kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia di bidang pendapatan daerah yang belum memadai
khususnya dalam hal pajak daerah dan retribusi daerah, PBB
dan BPHTB serta dana tranasfer, karena institusi Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah baru terbentuk pada tahun
2012, yang didalamnya banyak pegawai baru, sehingga belum
sepenuhnya memahami permasalahan di bidang pendapatan
daerah. Keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM ini juga
disebabkan terbitnya berbagai regulasi baru tentang
pendapatan daerah sehingga persepsi dari setiap pegawai
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah yang belum merata
tentang regulasi tersebut. Hal ini juga disebabkan karena baru
terbentuknya Unit Pelaksana Teknis sebanyak 20 UPT, yang
didalamnya masih banyak terdapat sumberdaya manusia baik
sebagai Kepala UPT, Kasubag TU UPT maupun staf UPT yang
belum sepenuhnya memahami tentang tugas pokok dan fungsi
UPT, sebagai akibat belum tersedianya Standar Operasional
Prosedur UPT. Selain itu kelemahan lainnya di bidang SDM
adalah Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah belum memiliki
PPNS, juru penilai, auditor, juru sita dan Sistem Pengawasan
Internal (SPI), padahal jabatan fungsional tersebut sangat
dibutuhkan;
4). Sarana/Prasarana : Kendala sarana prasarana karena Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah belum memiliki gedung UPT
tersendiri sehingga menyulitkan dalam hal koordinasi,
pelayanan kepada masyarakat dan sistem yang belum on line
pada 40 kecamatan dan 20 UPT Pajak Daerah.
II-29
2. LINGKUNGAN EKSTERNAL
PELUANG (OPPORTUNITY):
1). Dampak diberlakukannya UU No. 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah dilimpahkannya
BPHTB dan PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan dari Pusat
ke Daerah. Hal ini merupakan peluang bagi peningkatan
penerimaan pendapatan daerah;
2). Dukungan dari Lembaga Eksekutif dan Lembaga Legislatif
kepada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah atas
pengelolaan pendapatan daerah di wilayah Kabupaten Bogor;
3). Kondisi sosial di wilayah Kabupaten Bogor cukup kondusif
sehingga dapat memberikan rasa aman bagi investor untuk
berinvestasi di wilayah Kabupaten Bogor;
4). Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan industri dan
kegiatan bisnis di wilayah Kabupaten Bogor akan bertambah
jumlah perusahaan/pengusaha yang melakukan kegiatan
bisnisnya sehingga diharapkan dapat meningkatkan potensi
PAD;
5). Bantuan dana insentif dari Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan kegiatan dan
pembangunan daerah;
6). Kemajuan teknologi dan pemanfaatan perangkat keras yang
menunjang efisiensi dan efektivitas pelayanan kepada publik;
7). Perkembangan PDRB dan pendapatan perkapita di wilayah
Kabupaten Bogor dari tahun ke tahun mengalami kenaikan
yang cukup signifikan, sehingga mengakibatkan peningkatan
dalam pendapatan daerah;
8). Kerjasama yang telah terjalin baik dengan para stakeholder,
seperti pemerintah daerah lainnya, pemerintah pusat dan
propinsi, instansi terkait lainnya, pihak perbankan dan KPP
Pratama, PLN, PDAM, BUMD lainnya, pengusaha, asosiasi dan
tokoh masyarakat, sehingga pelayanan publik dapat lebih baik.
II-30
ANCAMAN (THREAT):
1). Kesadaran masyarakat dalam memperhitungkan, membayar
dan melaporkan pajak/retribusi daerah dengan benar masih
rendah;
2). Luas wilayah yang besar dan letak geografis yang tersebar
sangat menyulitkan dalam menentukan skala prioritas di
bidang pendapatan daerah;
3). Krisis ekonomi yang masih berkepanjangan yang
mengakibatkan roda perekonomian masih belum dapat
bergerak secara optimal;
4). Kebijakan/regulasi pemerintah pusat yang kurang mendukung
terhadap para pengusaha sehingga akan berdampak terhadap
laju operasi perusahaan. Hal ini pada akhirnya akan
mempengaruhi kewajiban pajak/retribusi perusahaan;
5). Dengan adanya wacana pemekaran Kabupaten Bogor Barat
menjadi ancaman pengurangan pendapatan daerah Kabupaten
Bogor.
Strategi Umum Kinerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Kabupaten Bogor:
a. Tahap Perencanaan; Tahap ditentukannya berapa besar target
dan langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk
merealisasikan target tersebut dalam periode waktu tertentu,
pengelolaan dan pengolahan Data Potensi Pendapatan daerah yang
lebih representatif dan akurat;
b. Tahap Pelaksanaan; Kegiatan pendaftaran dan pendataan
merupakan kegiatan yang menentukan dalam pengelolaan
pendapatan asli daerah. Berdasarkan data yang diperoleh dari
kegiatan pendaftaran dan pendataan akan diperoleh data wajib
pajak/retribusi sebagai dasar dalam menetapkan target
penerimaan pendapatan. menumbuhkembangkan pemahaman
kepada masyarakat di bidang pendapatan daerah serta
meningkatkan kapabilitas aparatur atas pengetahuan dan
pemahaman mengenai pendapatan daerah;
c. Tahap Koordinasi; Koordinasi dengan instansi terkait sebagai unit
kerja pengelola sumber PAD diharapkan dapat lebih efektif dan
efisien untuk menggali potensi-potensi baru yang belum diketahui
atau yang akan dikelola oleh instansi-instansi tersebut;
II-31
d. Tahap Pengawasan; Pengawasan diharapkan dapat dilakukan
secara sinergis tidak hanya dilakukan terpusat pada aktivitas
pemungutan di lapangan saja, tetapi pengawasan pun dilakukan
melalui pemeriksaan administratif terhadap hasil pungutan pajak
dan retribusi daerah secara khusus. Demikian pula dengan
pengawasan internal yang dilakukan secara simultan dan
berkesinambungan dapat mengantisipasi penyimpangan/
penyelewengan dalam pengelolaan hasil pemungutan
pajak/retribusi daerah maupun kesalahan dalam pembuatan
laporan;
e. Tahap Evaluasi; Evaluasi setiap program dan kegiatan yang
dilaksanakan di Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
diharapkan tidak hanya dilakukan secara insidentil, tetapi dapat
dilakukan secara berkesinambungan secara internal maupun
dengan melibatkan instansi pengelola sumber PAD lainnya,
sehingga perkembangan penerimaan dan berbagai persoalan yang
berhubungan dengan pengelolaan PAD dapat diikuti dengan baik.
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN
FUNGSI PERANGKAT DAERAH
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor tidak terlepas dari berbagai
permasalahan yang dihadapi, permasalahan tersebut antara lain :
1. Potensi dan lokasi yang sangat strategis namun belum
dioptimalkan dalam menggali sumber-sumber pendapatan daerah,
baik dari sisi intensifikasi maupun ekstensifikasi;
2. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dan kelembagaan/
ketatalaksanaan yang belum memadai khususnya dalam hal pajak
daerah dan retribusi daerah, PBB dan BPHTB, karena institusi
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah dan Unit Pelaksana Teknis
(UPT) baru terbentuk pada tahun 2012, yang didalamnya banyak
pegawai baru, sehingga belum memahami permasalahan di bidang
pendapatan daerah. Keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM ini
juga disebabkan terbitnya berbagai regulasi baru tentang pendapatan
daerah sehingga persepsi yang belum merata dari setiap pegawai
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah tentang regulasi tersebut;
3. Kurangnya pengawasan dan pemeriksaan pajak daerah, terutama
dalam memperhitungkan, membayar dan melaporkan pajak/retribusi
daerah dengan benar;
4. Kurangnya sosialisasi dan informasi tentang pembayaran pajak
daerah sehingga masih banyak masyarakat yang belum paham akan
kemudahan dalam membayar pajak daerah;
3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN
WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH
Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana
suatu organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat
eksis, antisipatif, inovatif dan produktif. Visi dapat membantu organisasi
untuk mendefinisikan kemana organisasi akan dibawa dan membantu
mendefinisikan bagaimana pelayanan harus dilaksanakan, sedangkan
menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
III-2
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Visi adalah rumusan
umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor
Tahun 2013-2018, bahwa Visi Kabupaten Bogor adalah :
“KABUPATEN BOGOR MENJADI KABUPATEN TERMAJU DI
INDONESIA“
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh
instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan.
Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan
pihak yang berkepentingan (stakeholders) dapat mengetahui dan
mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Misi suatu instansi harus jelas dan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Misi juga terkait dengan
kewenangan yang dimiliki oleh instansi pemerintah. Menurut Undang-
undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN), Misi adalah rumusan umum mengenai
upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
Pernyataan misi sesuai dengan Perubahan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018,
Misi Kabupaten Bogor adalah:
1. Meningkatkan Kesalehan Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat;
2. Meningkatkan Daya Saing Ekonomi Masyarakat dan Pengembangan
Usaha Berbasis Sumberdaya Alam dan Pariwisata;
3. Meningkatkan Integrasi, Koneksitas, Kualitas dan Kuantitas
Infrastruktur Wilayah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang
Berkelanjutan;
4. Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan;
5. Meningkatkan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan dan
Kerjasama Antar Daerah dalam Kerangka Tata Kelola Pemerintahan
yang Baik.
III-3
Guna mendukung pencapaian visi dan misi tersebut, Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah sesuai tugasnya yaitu membantu
Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan
asas otonomi di bidang pendapatan daerah dan dalam melaksanakan
tugas pokok tersebut Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Kabupaten Bogor mempunyai fungsi, sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan daerah;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang
pendapatan daerah;
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan daerah;
4. Pengelolaan kesekretariatan Badan; dan
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Secara umum tugas Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
terkait dengan pencapaian visi dan seluruh misi Kepala Daerah dan
wakil Kepala Daerah, namun secara khusus, tugas dan fungsi Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah berkontribusi langsung dalam
mendukung pencapaian misi ke-5, yaitu Meningkatkan Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan dan Kerjasama Antar Daerah
dalam Kerangka Tata Kelola Pemerintahan yang Baik.
3.3. TELAAHAN RENSTRA KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN RENSTRA
BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI JAWA
BARAT
Berdasarkan ketentuan Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional diatur
bahwa Pimpinan Kementerian/Lembaga menetapkan Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga yang disesuaikan dengan Rencana
PembangunanJangka Menengah Nasional.
Dalam Renstra Kementerian Keuangan disebutkan bahwa dengan
mempertimbangkan capaian kinerja, potensi dan permasalahan, serta
memperhatikan aspirasi masyarakat maka visi Kementerian Keuangan
untuk tahun 2015-2019 adalah :
“Kami akan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia
yang Inklusif di abad ke-21”.
III-4
Dalam visi yang baru, penggerak utama berarti bahwa Kementerian
Keuangan, dalam perannya sebagai pengatur dan pengelola keuangan
negara, berperan sebagai prime mover dalam mendorong pembangunan
nasional di masa depan. Melalui manajemen pendapatan dan belanja negara
yang proaktif, Kementerian Keuangan menggerakan dan
mengarahkanperekonomian negara menyongsong masa depan.
Pertumbuhan ekonomi yang inklusif mengindikasikan bahwa
pertumbuhan dan pembangunan yang oleh Kementerian Keuangan akan
menghasilkan dampak yang merata di seluruh Indonesia. Hal ini akan
tercapai melalui koordinasi yang solid antar pemangku kepentingan dalam
pemerintahan serta melalui penetapan kebijakan fiskal yang efektif.
Menekankan abad ke-21 sebagai periode waktu menunjukan bahwa
Kementerian Keuangan menyadari peran yang dapat dan harus dijalankan
di dunia modern, dengan menghadirkan teknologi informasi serta proses-
proses yang modern guna mewujudkan peningkatan yang berkelanjutan.
Kementerian Keuangan juga memperbaharui misinya agar
mencerminkan kegiatn inti dan mandatnya dengan lebih baik, yaitu Misi
Kementerian Keuangan adalah :
1. Mencapai tingkat kepatuhan pajak, bea dan cukai yang tinggi melalui
pelayanan prima dan penegakan hukum yang ketat;
2. Menerapkankebijakan fiskal yang prudent;
3. Mengelola neraca keuangan pusat dengan risiko minimum;
4. Memastikan dana pendapatan didistribusikan secara efesien dan efektif;
5. Menarik dan mempertahankan talent terbaik di kelasnya dengan
menawarkan proposisi nilai pegawai yang kompetitif.
Tujuan Kementerian Keuangan pada Tahun 2015-2019 yaitu:
1. Terjaganya keseimbangan fiskal
2. Optimalisasi penerimaan negara dan reformasi administrasi perpajakan
serta reformasi kepabeanan dan cukai
3. Pembangunan sistem Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang
handal untuk optimalisasi penerimaan negara;
4. Peningkatan kualitas perencanaan penganggaran, pelaksanaan
anggaran, dan transfer ke daerah;
5. Peningkatan kualitas pengelolaan kekayaan negara dan pembiayaan
anggaran
III-5
6. Peningkatan pengawasan di bidang kepabeanan dan cukai serta
perbatasan
7. Kesinambungan reformasi birokrasi, perbaikan governance, dan
penguatan kelembagaan.
Sasaran Strategis Kementerian Keuangan :
Dalam rangka mendukung pencapaian 7 Tujuan sebagaimana
disebutkan diatas, Kementerian Keuangan telah menetapkan 16 sasaran
strategis yang merupakan kondisi yang diinginkan untuk dicapai oleh
Kementerian Keuangan pada tahun 2019 adalah:
1. Meningkatkan tax ratio;
2. Terjaganya rasio hutang pemerintah;
3. Terjaganya defisit anggaran;
4. Penerimaan pajak negara yang optimal;
5. Penerimaan negara di sektor kepabeanan dan cukai yang optimal;
6. Percepatan waktu penyelesaian proses kepabeanan (customs clearance)
untuk mendukungupaya penurunan rata-rata dwelling time;
7. Sistem pelayanan PNBP yang optimal;
8. Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran yang berkualitas;
9. Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah yang Adil dan Transparan;
10. Pengelolaan kekayaan negara yang optimal;
11. Pembiayaan yang aman untuk mendukung kesinambungan fiskal;
12. Optimalisasi pengawasan dalam rangka mendukung fungsi community
protection serta melaksanakan fungsi sebagai border management;
13. Organisasi yang fit for purpose;
14. SDM yang kompetitif;
15. Sistem Informasi manajemen yang terintegrasi;
16. Peningkatan kepercayaan publik terhadap pengelolaan keuangan
kementerian.
Telaahan dalam Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Provinsi Jawa Barat, diuraikan bahwa dinamika lingkungan strategis,
baik nasional maupun global, permasalahan dan tantangan yang
dihadapi bangsa Indonesia semakin kompleks. Arus besar globalisasi
membawa keleluasaan informasi, fleksibilitas distribusi barang dan jasa
yang berdampak pada munculnya isu-isu yang berdimensi lintas bidang.
Dalam konteks ketatanegaraan, arus globalisasi juga mendorong
akselerasi proses demokratisasi dan desentralisasi yang melahirkan
III-6
situasi paradoksal, antara semakin membaiknya kebebasan sipil (civil
liberty) dengan terbatasnya kapasitas kelembagaan politik dan kapasitas
tata kelola pemerintahan (governance) sehingga akuntabilitas layanan
publik belum sepenuhnya sesuai harapan.
Visi Badan Pendapatan Propinsi Jawa Barat adalah :
“Menjadi Pengelola Pendapatan Daerah yang Amanah dengan
Berorientasi kepada Kepuasan Pelayanan Masyarakat”.
Sedangkan Misi Badan Pendapatan Propinsi Jawa Barat adalah :
1. Meningkatkan pendapatan daerah;
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat;
3. Memantapkan kinerja sumber daya manusia dan organisasi;
4. Menjalin jejaring kerja (networking) dan koorBadani secara sinergis di
bidang pendapatan daerah.
Pembangunan di Jawa Barat pada tahap ketiga RPJP Daerah atau
RPJM Daerah tahun 2013-2018 menuntut perhatian lebih, tidak hanya
untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan, namun juga
untuk mengantisipasi perubahan yang muncul di masa yang akan
datang. Posisi Jawa Barat yang strategis dan berdekatan dengan ibukota
negara, mendorong Jawa Barat berperan sebagai agent of development
(agen pembangunan) bagi pertumbuhan nasional.
Berbagai isu global dan nasional yang perlu dipertimbangkan dalam
menyelesaikan isu yang bersifat lokal dan berimplikasi pada
kesejahteraan masyarakat. Permasalahan yang dihadapi Jawa Barat
antara lain kemiskinan, penataan ruang dan lingkungan hidup,
pertumbuhan dan pemerataan pembangunan, terbatasnya kesempatan
kerja, mitigasi bencana serta kesenjangan sosial. Dalam mengatasi
permasalahan tersebut diperlukan penguatan kepemimpinan yang
didukung oleh rakyat dan aspek politis
Arah kebijakan pembangunan daerah ditujukan untuk pengentasan
kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat, revitalisasi
pertanian dan kelautan, perluasan kesempatan lapangan kerja,
peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan dan
pendidikan, pembangunan infrastruktur strategis, perdagangan, jasa
dan industri pengolahan yang berdaya saing, rehabilitasi dan konservasi
lingkungan serta penataan struktur pemerintah daerah yang
menyiapkan kemandirian masyarakat Jawa Barat.
III-7
Gambaran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah yang dirumuskan dalam KABUPATEN BOGOR
TERMAJU ditunjukan oleh beberapa faktor yang menjadi penciri. Penciri
ditentukan dengan mempertimbangkan kemampuan sumber daya
manusia dan sumber daya alam, pertimbangan keuangan daerah,
potensi kabupaten pembanding dan waktu pencapaian indikator,
sehingga dihasilkan 25 (dua puluh lima) penciri, sebagai berikut :
1. Terbangunnya Mesjid Besar di setiap kecamatan;
2. Penduduk miskin turun menjadi 8,9 sampai 7,00 persen ;
3. Tuntasnya pembangunan stadion olahraga berskala internasional;
4. Pelayanan perijinan berstandar ISO;
5. Laju Pertumbuhan Ekonomi melebihi Laju Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi dan Nasional;
6. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) harga berlaku termasuk
tertinggi di Indonesia;
7. Kunjungan wisatawan termasuk tertinggi di Indonesia;
8. Terbangunnya pasar di setiap Kecamatan;
9. Produksi benih ikan hias dan benih ikan konsumsi air tawar termasuk
terbanyak di Indonesia;
10. Tercapainya swasembada benih padi unggul bersertifikat;
11. Pelayanan penyediaan listrik pedesaan tertinggi di Indonesia;
12. Mendorong terbangunnya Cibinong Raya sebagai pusat kegiatan
wilayah (PKW);
13. Terbangunnya Poros Barat-Utara-Tengah-Timur dan infrastruktur yang
mantap;
14. Tidak ada daerah terisolir;
15. Bebas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH);
16. Tercapainya Rata-rata laman sekolah (RLS) 9 tahun;
17. Tuntas Angka Melek Huruf (AMH) bagi penduduk berusia 15-60 tahun;
18. Angka Harapan Hidup (AHH) termasuk tertinggi di Indonesia;
19. Seluruh masyarakat memiliki jaminan kesehatan;
20. Seluruh RSUD dan UPT Puskesmas terakreditasi:
21. Mencapai predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP);
22. Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk tertinggi di Indonesia;
23. Seluruh masyarakat mempunyai KTP-el;
24. Terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah;
25. Tersedianya layanan pengaduan masyarakat di seluruh OPD dan Desa.
III-8
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah dicirikan termaju dalam poin ke
22 yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk tertinggi di Indonesia.
3.4. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG DAN KAJIAN LINGKUNGAN
HIDUP STRATEGIS
Dalam Peraturan Daerah Nomor 19 tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor tahun 2005-2025, disebutkan
bahwa tujuan penataan ruang adalah untuk mewujudkan : (a)
terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan sesuai dengan kemampuan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup yang selektif, efektif dan efisien, melalui
pemberian Building Coverage Ratio (BCR) yang rendah pada kawasan
yang memiliki nilai konservasi; (b) meningkatkan kualitas lingkungan
pada kawasan lindung sebagai kawasan konservasi air dan tanah,
melalui program rehabilitasi lahan, dengan kegiatan vegetatif dan sipil
teknis serta kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak dapat mengganggu
fungsi kawasan; (c) tercapainya pembangunan infrastruktur yang dapat
mendorong perkembangan wilayah dan perekonomian masyarakat
khususnya pada daerah-daerah tertinggal dan terisolasi guna menekan
migrasi dari desa ke kota dengan pengembangan desa–desa potensial; (d)
pembangunan dan pengembangan perkotaan berhirarkis yang dibentuk
oleh sistem jaringan antara kegiatan perdesaan dan perkotaan internal
daerah dan eksternal Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak
dan Cianjur (Jabodetabekpunjur); dan (e) terwujudnya rencana tata
ruang yang lebih rinci sebagai arahan pengendalian, pengawasan, dan
pelaksanaan pembangunan dalam mewujudkan sistem kota-kota.
Selanjutnya dalam RTRW juga telah ditetapkan kebijakan
pengembangan struktur ruang dan kebijakan pengembangan pola ruang.
Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi : (a) peningkatan
akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah
yang merata dan berhirarki; dan; (b) peningkatan kualitas dan
jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi,
energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh
wilayah.
Selanjutnya kebijakan pengembangan pola ruang meliputi : (a)
kebijakan pengembangan kawasan lindung, dalam rangka pemeliharaan
dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan pencegahan
III-9
dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup; (b) kebijakan pengembangan kawasan
budi daya, dalam rangka perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan
keterkaitan antar kegiatan budi daya; dan pengendalian perkembangan
kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya
tampung lingkungan; (c) kebijakan pengembangan kawasan strategis,
yang meliputi : pengembangan kawasan strategis Puncak sebagai
kawasan strategis lingkungan hidup yang berperan sebagai kawasan
andalan pariwisata melalui pembatasan pemanfaatan ruang yang lebih
selektif dan efisien; pengembangan kawasan strategis industri sebagai
kawasan strategis sosial ekonomi melalui penataan dan pemanfaatan
ruang serta pembangunan jaringan infrastruktur yang mendorong
perkembangan kawasan; pengembangan kawasan strategis
pertambangan sebagai kawasan strategis lingkungan hidup yang
berperan sebagai kawasan andalan sumber daya alam melalui konservasi
bahan galian; dan pengembangan kawasan strategis lintas administrasi
kabupaten sebagai kawasan strategis sosial ekonomi melalui sinkronisasi
sistem jaringan.
Sistem prasarana wilayah yang telah direncanakan meliputi : (a)
sistem prasarana transportasi meliputi sistem transportasi jalan, sistem
transportasi perkeretaapian dan sistem transportasi udara; (b) sistem
prasarana telekomunikasi; (c) sistem prasarana sumberdaya energi; (d)
sistem prasarana sumberdaya air; (e) sistem prasarana gas; dan (f)
sistem prasarana lingkungan.
Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditindaklanjuti dengan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kabupaten Bogor ini, diharapkan
menjadi pedoman bagi semua pemangku kepentingan dalam
pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor/bidang serta
mengakomodasikan pembagian peran dengan kabupaten/kota dan
bersifat saling melengkapi serta selaras serta sebagai matra spasial bagi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta rencana
pembangunan lainnya.
III-10
Sebagai respon atas berbagai su lingkungan hidup yang tercantum
dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kabupaten Bogor,
maka Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah perlu merancang berbagai
rencana intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah untuk
pembangunan yang ramah lingkungan. Sebagai implikasi dari Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), maka peningkatan kompetensi SDM
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah di bidang pajak daerah dan
retribusi daerah perlu ditingkatkan. Selanjutnya perumusan rencana
optimalisasi pendapatan daerah berwawasan lingkungan perlu
melibatkan berbagai sektor, sehingga kuantitas dan kualitas koorBadani
juga perlu ditingkatkan. Elemen penting lainnya dalam perencanaan
pendapatan daerah berwawasan lingkungan adalah ketersediaan data
dan informasi yang lengkap dan akurat tentang kondisi degradasi
lingkungan, sehingga ke depan perancangan sistem data dan informasi
lingkungan hidup semakin penting.
3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS
Mengacu pada RPJMN Tahun 2015-2019 menjelaskan bahwa
Pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional, bangsa
Indonesia dihadapkan pada tiga masalah pokok bangsa, yakni : (1)
merosotnya kewibawaan negara; (2) melemahnya sendi-sendi
perekonimian nasional; dan (3) merebaknya intoleransi dan krisis
kepribadian bangsa.
Dengan mempertimbangkan masalah pokok bangsa, tantangan
pembangunan yang dihadapi dan capaian pembangunan selama ini,
maka visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah
"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong".
Upaya untuk mewujudkan visi tersebut adalah melalui 7 misi
Pembangunan yaitu :
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah;
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan, dan demokratis
berlandaskan negara hukum;
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri
sebagai negara maritim;
III-11
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi,maju,
dan sejahtera;
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional;
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Untuk menunjukan prioritas dalam jalan perubahan menuju
Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri, dalam bidang ekonomi,
dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda
prioritas dalam pemerintahan ke depan. Kesembilan agenda prioritas itu
disebut NAWA CITA.
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara;
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya;
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-
daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan;
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem
dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercaya;
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional;
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi;
8. Melakukan revolusi karakter bangsa;
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.
Pembangunan nasional 2015-2019 akan diarahkan untuk mencapai
sasaran utama yaitu antara lain : Ekonomi (ketahanan pangan,
ketahanan energi, ketahanan air, Infrastruktur dasar dan konektivitas),
Lingkungan, Politik, Penegakan Hukum, Tata Kelola dan Reformasi
Birokrasi, Pertahanan dan Keamanan, Kesejahteraan Rakyat
(Kependudukan dan Keluarga Berencana, Pendidikan, Kesehatan),
Pembangunan Kewilayahan, dan Pengembangan Ekonomi Maritim dan
Kelautan.
III-12
Mengacu pada sasaran utama serta tujuan yang hendak dicapai
dalam pembangunan nasional 2015-2019 serta mempertimbangkan
lingkungan strategis dan tantangan-tantangan yang akan dihadapi
bangsa Indonesia ke depan, maka arah kebijakan umum pembangunan
nasional 2015-2019 adalah:
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
berkelanjutan;
2. Meningkatkan pengelolaan dan nilai tambah sumber daya alam (SDA)
yang berkelanjutan;
3. Mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan
pemerataan;
4. Peningkatan kualitas lingkungan hidup, mitigasi bencana alam dan
perubahan iklim;
5. Penyiapan landasan pembangunan yang kokoh
6. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan
rakyat yang berkeadilan;
7. Mengembangkan dan memeratakan pembangunan daerah.
Untuk memantapkan tujuan dan sasaran Visi dan Misi pembangunan
Jawa Barat tahap ketiga perlu didukung oleh kebijakan-kebijakan dalam
merespon percepatan pelaksanaan prioritas pembangunan nasional dalam
rangka implementasi Inpres No.1 Tahun 2010 tentang Percepatan
Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional.
Kebijakan umum Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada RPJMD 2013-
2018 diarahkan untuk:
1. Membangun Masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing;
2. Membangun Perekonomian yang kokoh dan berkeadilan;
3. Meningkatkan kinerja pemerintah melalui profesionalisme tatakeloa dan
perluasan partisipasi publik;
4. Mewujudkan Jawa Barat yang nyaman dengan pembangunan
infrastruktur strategis yang berkelanjutan;
5. Mengokohkan kehidupan sosial kemasyarakatan melalui peningkatan
peran pemuda, olahraga, seni, budaya dan pariwisata dalam bingkai
kearifan lokal.
III-13
Fokus pembangunan Jawa Barat pada tahun 2013-2018 diarahkan
pada pengembangan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW) serta kawasan strategis dengan membagi peran strategis
pembangunan kewilayahan. Fokus tersebut memperhatikan kebutuhan
kawasan yang secara fungsional dapat berperan mendorong pertumbuhan
ekonomi bagi kawasan strategis dan kawasan sekitarnya. Secara umum,
kebijakan pembangunan kewilayahan adalah : Pemerataan pembangunan
melalui pengembangan wilayah yang terencana dan terintegrasi,
Peningkatan percepatan pembangunan wilayah tertinggal, Peningkatan
keseimbangan pembangunan perkotaan dan pedesaan, Peningkatan
kerjasama antar daerah khususnya di kawasan metropolitan dan
pengembangan Kawasan Strategis Nasional dan Kawasan Strategis Provinsi,
Peningkatan pembangunan di wilayah perbatasan.
Skenario Pembangunan berbasis kewilayahan (tematik kewilayahan)
yang berdasarkan kepada wilayah koorBadani pemerintah dan
pembangunan, untuk Wilayah Bogor adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan sentra ternak sapi potong, sapi perah, ayam ras dan
unggas lokal;
2. Mengembangkan agribisnis ikan air tawar, dan ikan hias untuk pasar
regional dan global;
3. Mengembangkan pusat pemuliaan padi varietas pandan wangi dan
varietas unggul lainnya;
4. Mengembangkan agrowisata koridor Bogor-Puncak-Cianjur; ekowisata
pemandangan alam dan bahari koridor Bogor, Sukabumi Pelabuhanratu
dan mengelola cagar biosfer Cibodas;
5. Mengembangkan pusat pertumbuhan baru (growth center) Pelabuhan
Ratu dan Metropolitan BODEBEK KARPUR.
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis faktor internal (strengths,
weakness) dan faktor eksternal (opportunities, threats), maka pembangunan
daerah Kabupaten Bogor masih dihadapkan pada permasalahan pokok
sebagai berikut :
1. Masih rendahnya upaya koordinasi dalam pengendalian masalah
kependudukan;
2. Rendahnya sumber daya manusia yang berdaya saing;
3. Sarana dan prasarana dasar yang belum optimal;
III-14
4. Kurang memadai kualitas dan kuantitas serta cakupan infrastruktur
wilayah;
5. Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan daerah belum tercapai
secara optimal;
6. Pengelolaan kebencanaan, terutama masih rendahnya sarana dan
prasarana penanggulangan bencana;
7. Kesolehan sosial terkait dengan belum terbangunnya mesjid besar di
setiap kecamatan dan pelanggaran terhadap ketertiban umum;
8. Ketenagakerjaan, terutama masih tingginya tingkat pengangguran, dan
rendahnya pengawasan tenaga kerja asing;
9. Masih tingginya angka kemiskinan;
10. Belum terlayaninya kebutuhan administrasi kependudukan dengan
optimal;
11. Masih rendahnya swadaya masyarakat terhadap program
pemberdayaan masyarakat;
12. Masih timpangnya distribusi pendapatan masyarakat dan
pembangunan antar wilayah;
13. Perekonomian berdaya saing dan perlindungan terhadap UKM;
14. Pemekaran Wilayah;
15. Belum optimalnya pengelolaan lingkungan hidup serta masih adanya
konversi lahan pertanian ke non pertanian dan konversi lahan di
kawasan lindung.
Dengan mengacu pada permasalahan pokok di atas, maka prioritas
pembangunan Kabupaten Bogor periode tahun 2013-2018, yaitu :
1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama pendidikan dan
kesehatan maupun aspek lainnya yang mengutamakan manusia dalam
pembangunan;
2. Peningkatan pembangunan perekonomian masyarakat melalui
pembangunan atau fasilitasi usaha maupun pengembangan agribisnis,
agro-industri, pariwisata serta koperasi, usaha mikro, kecil dan
menengah;
3. Peningkatan investasi dan penciptaan peluang kerja;
4. Peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur serta pengelolaan
lingkungan hidup secara berkelanjutan untuk mendorong percepatan
pembangunan perekonomian daerah;
III-15
5. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik dan pemerintahan
yang bersih;
6. Peningkatan kesolehan sosial masyarakat dan/atau pembangunan
sosial keagamaan untuk mencapai harkat dan martabat kemanusiaan
yang tinggi atau tingkat peradaban masyarakat yang tinggi.
Keenam prioritas tersebut, sejalan dengan 8 (delapan) tujuan
pembangunan nasional yang tertuang dalam RPJMN dan sejalan pula
dengan 10 (sepuluh) Common Goals Jawa Barat yang tertuang dalam
RPJMD Propinsi Jawa Barat, keterkaitannya dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 3.1 Skema Keterkaitan RPJMN 2010-2014, RPJMD Jawa Barat,
dan RPJMD Kabupaten Bogor
Perumusan isu-isu strategis didasarkan analisis terhadap lingkungan
internal dan eksternal yaitu peluang dan ancaman serta memperhatikan
kekuatan dan kelemahan pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Kabupaten Bogor dalam melaksanakan tugas pokok membantu Bupati
dalam melaksanakan unsur penunjang urusan pemerintahan yang
III-16
melaksanakan fungsi penunjang keuangan di bidang pendapatan daerah.
Isu-isu strategis yang menjadi acuan atau dasar dalam menentukan
program dan kegiatan yang diprioritaskan selama lima tahun ke depan
(2013-2018) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu
Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan di semua tingkatan yang
transparan, akuntabel, efesin, partisipatif, bersih, dan berwibawa serta terus
melakukan pencegahan tindak pidana korupsi.
Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal diperoleh
strategi umum (indikasi program) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebagai berikut:
Strategi Strength-Opportunity (S-O) :
1) Memanfaatkan kewenangan Pemerintah Daerah dan anggaran untuk
memenuhi kebutuhan di bidang pendapatan daerah;
2) Memanfaatkan kewenangan Pemerintah Daerah dan anggaran untuk
mengoptimalkan potensi pajak daerah dan retribusi daerah;
3) Memanfaatkan sumber daya manusia dan teknologi informasi yang
semakin berkembang untuk memanfaatkan perencanaan di bidang
pendapatan daerah;
4) Memanfaatkan gaya kepemimpinan yang menyatu dengan stakeholder
untuk mencapai pelayanan publik yang lebih baik.
Strategi Weakness-Opportunity (W-O) :
1) Menyusun Perda, Perbub dan Kepbup untuk mengembangkan potensi
pendapatan daerah dan melakukan pengawasan dan pengendalian
terhadap wajib pajak di lapangan;
2) Meningkatkan jumlah dan kualitas aparat pelaksana lapangan untuk
meningkatkan sistem pengawasan internal dan pengendalian terhadap
obyek pajak daerah dan retribusi daerah;
3) Membangun infrastruktur teknologi dan informasi dalam sistem
pendapatan daerah yang terintegrasi dari pajak daerah, PBB dan
BPHTB secara terintegrasi dan on line dengan pihak perbankan;
4) Menyusun Petunjuk Teknis dan Petunjuk Pelaksanaan kegiatan
(Standar Operasional Prosedur) di UPT untuk meningkatkan
pelayanan;
III-17
5) Melengkapi sarana dan prasarana teknis baik di Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah maupun di UPT untuk mengoptimalkan
pembinaan dan sistem pengawasan internal.
Strategi Strength-Threat (S-T) :
1) Mengoptimalkan sumber daya manusia dan anggaran dengan terus
melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat dan propinsi untuk
meningkatkan kepastian kewenangan daerah;
2) Mengoptimalkan kewenangan Pemerintah Daerah untuk
meningkatkan partisipasi wajib pajak terhadap kepatuhan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
3) Mengoptimalkan kewenangan Pemerintah Daerah untuk melakukan
sosialisasi, pembinaan dan melakukan ketentuan hukum bagi para
wajib pajak dengan sistem penghargaan maupun sanksi;
4) Mengoptimalkan kewenangan Pemerintah Daerah dan anggaran untuk
melaksanakan kebijakan mengenai intensifikasi dan ekstensifikasi
pajak daerah dan retribusi daerah.
Strategi Weaknesses-Threat (W-T) :
1) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya aparat pelaksana
pengawasan untuk mengatasi kewenangan Pemerintah Daerah yang
terbatas dan untuk mengatasi wajib pajak yang melakukan
pelanggaran hukum/ aturan;
2) Meningkatkan infrastruktur telekomunikasi dan informasi untuk
mendukung kebijakan optimalisasi pelayanan pendapatan daerah;
3) Meningkatkan sarana prasarana teknik, informasi, kewenangan dan
anggaran untuk optimalisasi pelayanan pengembangan, pembinaan
dan sistem pengawasan internal di bidang pendapatan daerah.
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN
4.1 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PERANGKAT DAERAH
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi
dan merupakan target kualitatif organisasi, sehingga pencapaian target ini
dapat merupakan ukuran kinerja faktor-faktor kunci keberhasilan
organisasi. Tujuan sifatnya lebih kongkrit dari pada misi dan mengarah
kepada suatu titik terang pencapaian hasil. Dengan adanya pernyataan
tujuan, maka akan jelas bagi organisasi mengenai arah yang akan dituju
dalam rangka mempertahankan eksistensi di masa mendatang. Dengan
demikian, tujuan merupakan penjabaran lebih nyata dari perumusan visi
dan misi yang lebih unik dan idealistik.
Tujuan yang ingin dicapai oleh Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Kabupaten Bogor adalah penjabaran daripada Misi ke lima Kabupaten Bogor
yaitu meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama
daerah dalam rangka tata kelola pemerintahan yang baik. Misi ini
merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Bogor dalam terus menjaga cita-
cita dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan yang
mengedepankan partisipasi, dan akuntabilitas.
Tujuan dan sasaran yang dijalankan akan memberikan arahan bagi
pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah, baik urusan wajib
maupun urusan pilihan dalam mendukung pelaksanaan misi dimaksud.
Tujuan daripada misi ke lima tersebut adalah Terwujudnya
penyelenggaraan pemerintahan di semua tingkatan yang transparan,
akuntabel, efesin, partisipatif, bersih, dan berwibawa serta terus
melakukan pencegahan tindak pidana korupsi.
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan
dicapai atau dihasilkan oleh instansi dalam waktu tahunan/periodik yang
dinyatakan secara kuantitatif, sehingga dapat diukur. Sasaran umum yang
hendak dicapai oleh Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah sesuai dengan
misi, antara lain :
IV-2
1. Meningkatkan kemampuan daerah dalam membiayai
pembangunan, dengan indikator kinerja:
1.1 Optimalnya Penerimaan Pendapatan Daerah;
1.2 Optimalnya Penerimaan Pendapatan Asli Daerah;
1.3 Jumlah dan macam pajak daerah;
2. Meningkatkan akuntabilitas Pemerintah Kabupaten Bogor, dengan
indikator kinerja:
2.1. Terpenuhinya kebutuhan administrasi perkantoran;
2.2. Terpenuhinya Kebutuhan Sarana dan Prasarana Aparatur;
2.3. Terwujudnya disiplin aparatur;
2.4. Terwujudnya sumber daya aparatur yang berkualitas;
2.5. Terwujudnya pertanggungjawaban kinerja dan keuangan
SKPD.
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk
mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran atau
kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.
Program pembangunan bidang urusan yang merupakan unsur
penunjang salah satunya adalah Program Urusan Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian. salah satu yang menjadi tanggung jawab
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor adalah Program
Pengelolaan Pajak dan Retribusi.
Dalam Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten
Bogor tahun 2013-2018, program dan kegiatan dikategorikan kedalam
Program/Kegiatan lokalitas PD, Program/ Kegiatan Lintas PD dan
Program/Kegiatan Kewilayahan. Program/ kegiatan PD adalah sekumpulan
rencana kerja suatu PD. Program Lintas PD adalah sekumpulan rencana
kerja beberapa PD. Program Kewilayahan dan Lintas Wilayah adalah
sekumpulan rencana kerja terpadu antar-Kementerian/Lembaga dan PD
mengenai suatu atau beberapa wilayah, Daerah, atau kawasan.
Berikut disajikan Program dan Kegiatan Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor tahun 2013-2018, sebagaimana
tertera pada Tabel 5.1 yang diacu dari data Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Bupati Bogor untuk Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah Tahun 2013-2015, data Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Target
Kinerja dan Anggaran pada Penetapan Kinerja (Tapkin) Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah Tahun 2014, 2015 dan 2016 serta data proyeksi untuk
Tahun 2017-2018.
BAB VI
INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU
PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Pembangunan di bidang pendapatan daerah sebagai upaya
perwujudan membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintah
daerah berdasarkan asas otonomi di bidang pendapatan daerah,
memberikan kontribusi secara langsung terhadap pembangunan Kabupaten
Bogor secara keseluruhan. Pencapaian tujuan dan sasaran Perubahan
Renstra oleh Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor
ditunjukkan dengan indikator kinerja sebagaimana disajikan pada Tabel 6.1.
yang diacu dari Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018.
Pernyataan bahwa optimalisasi penerimaan pendapatan daerah yang
akuntabel, indikator kinerjanya adalah penerimaan pendapatan daerah
Kabupaten Bogor dari obyek, subjek, wajib pajak daerah, wajib retribusi
daerah dan lain–lain pendapatan yang sah diharapkan dapat optimal
peningkatannya dari tahun ke tahun sesuai target pada dokumen
Perubahan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 serta dapat
dipertanggungjawabkan, dengan indikator kinerja terbitnya regulasi tentang
Perda/Perbup/Kepbup tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, seperti
tertera dalam dokumen Perubahan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-
2018, dengan lebih mengutamakan pada pelayanan prima ke masyarakat.
Akuntabel adalah pengelolaan pendapatan daerah yang berlandaskan
asas profesionalitas, proporsionalitas dan keterbukaan. Pelayanan prima
adalah mengutamakan pelayanan kepada masyarakat yang cepat (memiliki
target waktu yang jelas), tepat (tidak salah dalam perhitungan), mudah
(tidak berbelit-belit prosedurnya), jelas/transparan (mekanismenya
disosialisasikan kepada masyarakat secara terbuka), murah (tanpa
pungutan biaya yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku) serta
ramah dalam melayani masyarakat.
BAB VII
PENUTUP
Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor
Tahun 2013-2018 telah disusun dengan mempedomani Perubahan RPJMD
Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018. Renstra ini akan menjadi pedoman
dalam penyusunan Rencana Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
tahun 2017-2018 serta menjadi acuan dalam penyusunan Renstra Transisi
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah tahun 2019-2020.
Disamping itu, dalam rangka mewujudkan visi Pemerintah
Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 yakni mewujudkan Kabupaten Bogor
menjadi kabupaten termaju di Indonesia, penyusunan Renstra Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah telah diarahkan pada upaya untuk
mewujudkan tercapainya visi tersebut hingga akhir periode.
Semoga Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah tahun
2013-2018 ini dapat dipedomani oleh seluruh pemangku kepentingan
terkait.
Cibinong, Januari 2017
K E P A L A
D
DEDI A. BACHTIAR
Pembina Utama Muda
NIP. 196201221985031004
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
KABUPATEN BOGOR
Nomor : 050 / -Proglap
Lampiran : 1 (satu) dokumen
TENTANG
PENETAPAN RENCANA STRATEGIS
BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018
Menimbang : a. bahwa dalam rangka perencanaan pembangunan
jangka menengah untuk periode lima tahunan yang
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional serta diselaraskan
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah, dan Peraturan
Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah, Pemerintah Kabupaten Bogor telah
mengubah Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Bogor Nomor 106
Tahun 2016 tentang Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018;
b. bahwa sebagai dokumen perencanaan Perangkat
Daerah untuk periode lima tahun, Perangkat
Daerah berkewajiban untuk menyusun Rencana
Strategis sebagai penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Tahun 2013-2018;
c. bahwa berdasarkan Pasal 97 ayat (5) dan ayat (6)
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,
pengesahan Rencana Strategis ditetapkan dengan
keputusan Bupati dan kemudian Kepala SKPD
menetapkan Renstra SKPD menjadi pedoman unit
kerja dalam menyusun rancangan Rencana Kerja
(Renja) SKPD;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, b dan huruf c, dipandang
perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor
tentang Penetapan Renstra Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun
2013-2018 sebagai pedoman dalam menyusun
rancangan Renja Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah Kabupaten Bogor.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 8),
sebagaimana telah diubah Dengan Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan
Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang
Dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14
Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa
Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
3. Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
10. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5601);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 19, Tambahan Lembahan Negara
Republik Indonesia Nomor 4815);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik
IndonesiaNomor 4578);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006
tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik
IndonesiaNomor 4463);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006
tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan
Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4464);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara
Republik IndonesiaNomor 4815);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik IndonesiaNomor 4817);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4833);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5887);
21. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang
Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;
22. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015-2019;
23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25
Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-
2018 (Lembaran Daerah Tahun 2013 Nomor 25 Seri
E);
24. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11
Tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Tahun 2016-2036 (Lembaran Daerah Kabupaten
Bogor Tahun 2016 Nomor 95, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Bogor Nomor 95);
25. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Bogor Tahun 2016 Nomor 12, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Bogor Nomor 96)
26. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah
27. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 2 Tahun
2016 tentang Pajak Daerah
28. Peraturan Bupati Bogor Nomor 34 Tahun 2009
tentang Nilai Jual Pengambilan Bahan Galian
Golongan C;
29. Peraturan Bupati Bogor Nomor 60 Tahun 2010
tentang Nilai Jual Obyek Pajak Reklame;
30. Peraturan Bupati Bogor Nomor 74 Tahun 2010
tentang Tata Cara Perhitungan Nilai Perolehan Air
Tanah;
31. Peraturan Bupati Bogor Nomor 75 Tahun 2010
tentang Sistem dan Prosedur Pajak Hotel, Restoran
dan Hiburan;
32. Peraturan Bupati Bogor Nomor 76 Tahun 2010
tentang Sistem dan Prosedur Pajak Penerangan
Jalan;
33. Peraturan Bupati Bogor Nomor 77 Tahun 2010
tentang Sistem dan Prosedur Pajak Air Tanah;
34. Peraturan Bupati Bogor Nomor 78 Tahun 2010
tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan dan
Pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB);
35. Peraturan Bupati Bogor Nomor 59 Tahun 2011
tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
36. Peraturan Bupati Nomor 70 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi,
serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah (Berita Daerah Kabupaten Bogor Tahun
2016 Nomor 70);
37. Peraturan Bupati Bogor Nomor 104 Tahun 2016
tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Pajak Daerah pada Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah.
38. Peraturan Bupati Bogor Nomor 106 Tahun 2016
tentang Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor tahun
2013-2018.
39. Keputusan Bupati Bogor Nomor 050/564/Kpts/Per-
UU/2016 tentang Pengesahan Rencana Strategis
(Renstra) Perangkat Daerah Kabupaten Bogor tahun
2013-2018.
M E M U T U S K A N
Menetapkan :
KESATU : Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;
KEDUA : Renstra sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU merupakan penjabaran dari RPJMD
Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dan menjadi
pedoman dalam menyusun rancangan Renja Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor
sampai tahun 2018;
KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya
keputusan ini dibebankan kepada Anggaran Pedapatan
dan Belanja Daerah Kabupaten Bogor;
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
Pada Tanggal
: Cibinong
: 09 Januari 2017
Cibinong, 09 Januari 2017
K E P A L A
D
DEDI A. BACHTIAR
Pembina Utama Muda
NIP. 196201221985031004
JABATAN PARAF TGL
Sekretaris
Ka.Sub.Bag Prolap
VI-2
Tahun 0 (2013) Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018)1 2 3 4 5 6 7 8 9
Fokus Iklim BerinvestasiOtonomi Daerah, Pemerintahan Umum,Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,Kepegawaian dan Persandian
1 Optimalnya Penerimaan Pendapatan Daerah 4,572,332,366,814 5,378,094,139,799 6,032,958,906,738 5,934,515,131,918 6,046,736,131,321 6,145,310,122,133 29,537,614,431,909 2 Optimalnya Penerimaan Pendapatan Asli Daerah 1,261,034,564,121 1,712,937,376,136 2,002,320,991,117 2,253,410,120,973 2,141,734,058,799 2,240,308,049,611 10,350,710,596,636 3 Jumlah dan macam pajak daerah dan retribusi daerah 10 pajak 10 pajak 10 pajak 10 pajak 10 pajak 10 pajak 10 pajak
17 retribusi 16 retribusi 16 retribusi 16 retribusi 16 retribusi 16 retribusi 16 retribusi
KEPALA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
DEDI A. BACHTIARPEMBINA UTAMA MUDANIP. 196201221985031004
KABUPATEN BOGOR,
No Indikator
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD
(Realisasi)Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja pada
akhir periode RPJMD (Tahun 2018)
Tabel 6.1Indikator Kinerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
IV-3
1 (2014) 2 (2015) 3 (2016) 4 (2017) 5 (2018)1 5 6 7 8 9
1 Terwujudnya penyelenggaraan 1 Meningkatnya kemampuan daerah 1 Optimalnya Penerimaan Pendapatan Daerah 5,378,094,139,799 6,032,958,906,738 5,934,515,131,918 6,046,736,131,321 6,145,310,122,133 pemerintahan di semua tingkatan dalam membiayai 2 Optimalnya Penerimaan Pendapatan Asli Daerah 1,712,937,376,136 2,002,320,991,117 2,253,410,120,973 2,141,734,058,799 2,240,308,049,611 yang transparan, akuntabel, efisien, pembangunan 3 Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah 10 pajak 10 pajak 10 pajak 10 pajak 10 pajakpartisipatif, bersih dan berwibawa serta terus melakukan pencegahan 16 retribusi 16 retribusi 16 retribusi 16 retribusi 16 retribusitindak pidana korupsi
2 Meningkatnya akuntabilitas 1 Terpenuhinya kebutuhan administrasi perkantoran 17 kegiatan 16 kegiatan 16 kegiatan 16 kegiatan 16 kegiatanPemerintah Kabupaten Bogor 2 Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana aparatur 7 kegiatan 8 kegiatan 9 kegiatan 8 kegiatan 9 kegiatan
3 Terwujudnya disiplin aparatur 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 2 kegiatan 2 kegiatan4 Terwujudnya sumber daya aparatur yang berkualitas 2 kegiatan 1 kegiatan 2 kegiatan 3 kegiatan 3 kegiatan5 Terwujudnya pertanggungjawaban kinerja dan keuangan 8 kegiatan 9 kegiatan 9 kegiatan 9 kegiatan 9 kegiatan
SKPD
NIP. 196201221985031004
NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJATARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-
3 4
KEPALA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
DEDI A. BACHTIARPEMBINA UTAMA MUDA
KABUPATEN BOGOR,
Tabel. 4.1Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah
V-2
TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp.7 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Terwujudnya 1 Meningkatnya 1 Optimalnya Penerimaan Pendapatan Daerah Program Peningkatan dan 4,575,571,024,776 5,378,094,139,799 6,032,958,906,738 5,934,515,131,918 6,046,736,131,321 6,145,310,122,133 6,145,310,122,133 BAPPENDA KABpenyelenggaraan kemampuan 2 Optimalnya Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Pengelolaan 1,261,034,564,121 1,712,937,376,136 2,002,320,991,117 2,253,410,120,973 2,141,734,058,799 2,240,308,049,611 2,240,308,049,611 BOGORpemerintahan di semua daerah 3 Jumlah dan macam pajak daerah 10 pajak 10 pajak 10 pajak 10 pajak 10 pajak 10 pajak 10 pajaktingkatan yang transparan, dalam membiayai 17 Retribusi 16 Retribusi 16 Retribusi 16 Retribusiakuntabel, efisien, pembangunan 12,791,148,739 18,027,904,719 20,222,131,281 23,108,941,500 26,328,000,000 100,478,126,239 partisipatif, bersih dan 1 7 0 0 19 1 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Jumlah Dokumen Data Potensi Pendapatan 3 dokumen 3 dokumen 456,503,300 3 dokumen 461,702,300 intensifikasi wp : 272 591,088,050 intensifikasi wp : 247 458,950,000 intensifikasi wp : 284 510,000,000 intensifikasi wp : 803 2,478,243,650 BAPPENDA KABberwibawa serta terus Sumber-sumber Pendapatan Daerah ekstensifikasi wp : 45 ekstensifikasi wp : 15 ekstensifikasi wp : 17 ekstensifikasi wp : 77 BOGORmelakukan pencegahan Daerah 6 dokumentindak pidana korupsi
1 7 0 0 33 2 Penyusunan Data dan Jumlah Dokumen Data dan Perhitungan 2 dokumen 2 dokumen 164,274,921 4 dokumen 87,204,500 4 dokumen 133,050,108 4 dokumen 60,805,000 5 dokumen 61,000,000 19 dokumen 506,334,529 BAPPENDA KABPerhitungan Bagian Desa Dari bagian desa dari hasil penerimaan BOGORHasil Penerimaan Pendapatan pendapatan daerahDaerah
1 7 0 0 34 3 Penagihan Pajak Daerah Jumlah Dana Penerimaan Pajak Daerah 716,811,588,188 357,814,717,000 500,433,200 393,596,188,700 477,307,100 521,238,967,700 491,651,650 588,938,419,776 394,980,000 677,279,182,742 400,000,000 588,938,419,776 2,264,371,950 BAPPENDA KAB
yang tersedia BOGOR
1 7 0 0 37 4 Pemeriksaan dan Pengendalian Jumlah dokumen hasil pemeriksaan dan 2 dokumen 2 dokumen 566,314,596 2 dokumen 813,117,950 83 Wajib Pajak 432,056,814 90 Wajib Pajak 430,727,000 104 Wajib Pajak 436,000,000 277 Wajib Pajak 2,678,216,360 BAPPENDA KABPajak Daerah pengendalian pajak daerah 3 kali 3 kali 3 kali 4 dokumen BOGOR
1 7 0 0 41 5 Perhitungan dan Penetapan Jumlah Dokumen Ketetapan 8 pajak daerah 8 pajak daerah 138,863,100 8 pajak daerah 137,033,000 15.210 144,141,460 15.145 134,155,000 17.417 150,000,000 47.77 704,192,560 BAPPENDA KABPajak Daerah Pajak Daerah yang tersedia Nota Pajak Nota Pajak Nota Pajak Nota Pajak BOGOR
1 7 0 0 42 6 Pengolahan Data Penerimaan Jumlah dokumen data realisasi 3 dokumen 5 dokumen 311,495,769 19 dokumen 186,748,400 19 dokumen 516,420,418 19 dokumen 422,796,000 19 dokumen 425,000,000 84 dokumen 1,862,460,587 BAPPENDA KABPendapatan Daerah penerimaan pendapatan daerah Jumlah 1 sistem 1 sistem 0 sistem BOGOR
sistem integrasi Pelaporan pendapatan daerah
1 7 0 0 43 7 Pelayanan dan Jumlah perforasi benda berharga 3 pajak daerah 3 pajak daerah 117,759,000 3 pajak daerah 92,072,780 3 pajak daerah 94,955,400 3 pajak daerah 142,390,000 3 pajak daerah 150,000,000 15 pajak daerah 597,177,180 BAPPENDA KABPengadministrasian Benda yang terlayani 17 retribusi daerah 12 retribusi daerah 12 retribusi daerah BOGORBerharga
1 7 0 0 45 8 Pendistribusian dan Jumlah SPPT PBB yang diterbitkan dan 3.361.829 1,650,000 627,656,500 1,759,693 2,674,289,800 1,800,000 1,637,943,700 1,803,578 569,968,000 2,074,115 710,000,000 9,087,386 6,219,858,000 BAPPENDA KABPengendalian SPPT PBB didistribusikan SPPT PBB SPPT PBB SPPT PBB SPPT PBB SPPT PBB SPPT PBB SPPT PBB BOGOR
1 7 0 0 47 9 Sosialisasi Pendapatan Daerah Jumlah Media sosialisasi Pendapatan 4 jenis media 4 jenis media 915,411,150 4 jenis media 976,785,000 4 jenis media 1,037,460,625 4 jenis media 1,071,444,000 4 jenis media 1,100,000,000 20 jenis media 5,101,100,775 BAPPENDA KAB
Daerah Sosialisasi Sosialisasi Sosialisasi Sosialisasi Sosialisasi Sosialisasi Sosialisasi BOGOR
1 7 0 0 48 10 Pembinaan Aparatur Pelaksana Jumlah aparat yang mengikuti kegiatan 100 org 100 org utk 2 tahap 613,094,442 30 org utk 24 kali 276,768,300 130 org utk 22 kali 380,559,575 100 org utk 1 kali 484,328,000 115 org utk 1 kali 485,000,000 475 org utk 1 kali 2,239,750,317 BAPPENDA KABPemungut Pajak Daerah Bintek pemungut Pajak Daerah 4 angkatan 25org utk 7 kali 30 org utk 15 kali 35 org utk 15 kali 90 org utk 15 kali BOGOR
1 7 0 0 59 11 Penyusunan Produk Hukum di Jumlah Dokumen Produk Hukum 8 produk hukum 4 produk hukum 149,766,539 21 produk hukum 202,393,010 15 produk hukum 242,277,828 10 produk hukum 133,983,000 10 produk hukum 150,000,000 60 produk hukum 878,420,377 BAPPENDA KABBidang Pajak Daerah Pengelolaan Pajak Daerah BOGOR
1 7 0 0 65 12 Penagihan PBB Jumlah target penerimaan PBB yang Rp314,250,704,690 Rp203,500,000,000 668,519,050 Rp6,264,600,000 997,417,242 Rp35,000,000,000 1,754,679,190 Rp35,000,000,000 4,153,984,000 Rp35,000,000,000 5,000,000,000 Rp35,000,000,000 12,574,599,482 BAPPENDA KAB
terealisir BOGOR
1 7 0 0 71 13 Pelayanan Validasi BPHTB Jumlah Permohonan Penelitian 3 jenis pelayanan 3 jenis pelayanan 661,009,317 45.995 507,730,419 45.995 420,921,750 46.100 Dok BPHTB 550,000,000 53.015 Dok BPHTB 706,000,000 191.105 Dok BPHTB 2,845,661,486 BAPPENDA KAB
BPHTB dan berkas Validasi yang dilayani Dok.SPPD Dokumen BPHTB BOGOR
1 7 0 0 74 14 Penelitian dan Verifikasi SSPD Jumlah Penelitian SSPD BPHTB 94,491 berkas 45.000 berkas 306,757,738 45.995 251,460,400 45.995 374,636,450 46.100 berkas 500,000,000 53.015 berkas 565,000,000 191.105 berkas 1,997,854,588 BAPPENDA KABBPHTB yang dilakukan Dok.SPPD Dokumen BPHTB BOGOR
1 7 0 0 75 15 Evaluasi dan Pengendalian Jumlah berkas BPHTB yang dievaluasi 3 jenis 3 jenis 398,600,475 4 jenis 189,891,039 45.995 258,470,850 46.100 Dok BPHTB 330,000,000 53.015 Dok BPHTB 350,000,000 191.105 Dok BPHTB 1,526,962,364 BAPPENDA KABBPHTB dan dikendalikan Dokumen BPHTB BOGOR
1 7 0 0 77 16 Penagihan dan Jumlah Dana Transfer yang 5,374,183,578,719 2,449,547,101,000 348,528,092 3,959,568,657,000 295,229,867 2,376,349,240,800 430,972,479 425,449,000 750,000,000 3,789,110,576,000 2,250,179,438 BAPPENDA KABPengadministrasian Dana dapat ditagih BOGOR
DATA CAPAIAN PADA TAHUN AWAL PERENCANAAN 2013
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RENSTRA SKPD (2018)
UNIT KERJA SKPD
PENANGGUNGJAWAB
LOKASIPerubahan 2014 Perubahan 2015 2016
Pendapatan Daerah
61 2 3 4 5
2017 2018
TABEL 5.1. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIFBADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KODE PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) DAN KEGIATAN (OUTPUT)
V-3
TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp.7 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
DATA CAPAIAN PADA TAHUN AWAL PERENCANAAN 2013
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RENSTRA SKPD (2018)
UNIT KERJA SKPD
PENANGGUNGJAWAB
LOKASIPerubahan 2014 Perubahan 2015 2016
61 2 3 4 5
2017 2018TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KODE PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM
(OUTCOME) DAN KEGIATAN (OUTPUT)
Transfer
1 7 0 0 80 17 Pendaftaran Wajib Pajak Daerah Jumlah Pendaftaran Wajib pajak 8 pajak daerah 8 pajak daerah 246,851,720 208 243,274,700 8 pajak daerah 250,274,600 400 Wajib pajak 308,586,000 460 Wajib pajak 310,000,000 1468 Wajib pajak 1,358,987,020 BAPPENDA KAB
yang dapat dilayani Wajib Pajak 400 wp BOGOR
1 7 0 0 81 18 Pendataan Wajib Pajak Daerah Jumlah Data Omset Wajib pajak yang 8 pajak daerah 8 pajak daerah 462,320,900 24.995 465,796,500 8 pajak daerah 615,589,300 31.576 SPTPD 733,916,000 36.312 SPTPD 750,000,000 124.459 SPTPD 3,027,622,700 BAPPENDA KAB
dapat dilayani SPTPD 31.576 SPTPD BOGOR
1 7 0 0 83 19 Penerbitan dan Pendistribusian Jumlah Dokumen Ketetapan Pajak 8 pajak daerah 8 pajak daerah 370,157,650 15.966 349,135,750 8 pajak daerah 376,534,040 16.828 Dok Pajak 400,000,000 19.352 Dok Pajak 450,000,000 68.112 Dok Pajak 1,945,827,440 BAPPENDA KABDokumen Ketetapan Pajak Daerah yang dapat diterbitkan dan Dokumen 15.966 Dokumen BOGORDaerah didistribusikan
1 7 0 0 84 20 Penyusunan Target Penerimaan Jumlah Dokumen Potensi 3 dokumen 3 dokumen 248,956,000 5,724,786,710,000 250,531,900 5,795,154,176,000 370,927,020 3 dokumen 625,270,500 3 dokumen 800,000,000 45 dokumen 2,295,685,420 BAPPENDA KABPendapatan Pendapatan Daerah yang tersusun Target Pendapatan Taget Pendapatan BOGOR
1 7 0 0 85 21 Evaluasi Zona Nilai Tanah Jumlah dokumen Zona Nilai Tanah di 17 kecamatan 1 dokumen 527,215,239 7 Kecamatan 542,552,500 7 Kecamatan 825,393,480 7 Kecamatan 602,787,000 7 Kecamatan 605,000,000 35 Kecamatan 3,102,948,219 BAPPENDA KAB
Kabupaten Bogor yang dapat dianalisis BOGOR
1 7 0 0 86 22 Updating Data PBB Jumlah desa/kelurahan tempat 434 desa 434 desa 926,746,450 1.759.693 619,524,625 40 Kecamatan 1,031,040,000 1.803.578 Wp 1,032,954,000 2.074.114 Wp 1,500,000,000 7.437.385 5,110,265,075 BAPPENDA KAB
Pendataan Objek Pajak /kelurahan /kelurahan Wajib Pajak 1.800.000 wp 40 Kecamatan 40 Kecamatan 40 Kecamatan BOGOR
1 7 0 0 87 23 Pemeliharaan Basis Data Jumlah Basis Data PBB (SISMIOP) 40 kecamatan 1 dokumen 800,171,272 3 Kecamatan 843,815,600 5 Kecamatan 1,532,866,000 5 Kecamatan 1,802,981,000 14 Kecamatan 1,810,000,000 28 Kecamatan 6,789,833,872 BAPPENDA KABObyek Pajak PBB PBB P2 BOGOR
1 7 0 0 90 24 Pengolahan Data BPHTB dan Jumlah Database BPHTB yang dikelola 99.491 BPHTB 1 jenis 182,535,550 45.995 115,557,745 45.955 SPPD 195,211,850 46.100 SPPD 325,000,000 53.015 SPPD 410,000,000 191.105 SPPD 1,228,305,145 BAPPENDA KABTeknologi Informasi Dok.SPPD BOGOR(Pendataan dan Pengolahan Data BPHTB)
1 7 0 0 91 25 Penerapan Sistem Pelaporan Jumlah titik pembayaran yang diterapkan 123 titik 200 TITIK 401,200,000 1 Sistem 2,469,681,256 1 Sistem 700,646,271 1 Sistem 457,784,000 1 Sistem 460,000,000 1 Sistem 4,489,311,527 BAPPENDA KABOnline Pajak Hotel dan secara online sistem pelaporannya 168 Wp 168 Wp, 49 cash register 168 Wp 49 Register 168 Wp 49 Register 168 Wp 49 Register BOGORRestoran 322 Tapping Box 332 Tapping Box 332 Tapping Box 332 Tapping Box( Monitoring dan Pelaporan Pajak Daerah)
1 7 0 0 92 26 Penanganan Keberatan dan Jumlah data yang dapat diselesaikan - 275 pemohon 323,038,600 2.400 pemohon 98,441,900 2.400 Wp 668,537,500 2.400 Wajib Pajak 512,556,000 2.760 Wajib Pajak 515,000,000 10.235 Wajib Pajak 2,117,574,000 BAPPENDA KABPengurangan pengaduannya BOGORPBB
1 7 0 0 93 27 Verifikasi Data Obyek PBB Jumlah kecamatan yang dverifikasi - 40 kecamatan 150,345,000 40 kecamatan 740,857,650 50.000 Wp 915,483,000 50.000 Wajib Pajak 635,077,000 50.000 Wajib Pajak 650,000,000 50.000 Wajib Pajak 3,091,762,650 BAPPENDA KAB
dan dinilai secara lapangan dan 30.000 Wajib Pajak 40 kecamatan 40 Kecamatan 40 Kecamatan 40 Kecamatan BOGOR
individu obyek data PBB
1 7 0 1 94 28 Monitoring dan Evaluasi PBB Jumlah target penerimaan PBB yang - Rp0 - 14 Kecamatan 314,604,375 Rp351,390,251,000 1,127,363,000 40 Kecamatan 3,424,834,000 Rp203,500,000,000 3,700,000,000 Rp203,500,000,000 8,566,801,375 BAPPENDA KAB
terealisir sebagai dampak pelayanan PBB BOGOR
1 7 0 0 97 29 Penilaian PBB pada Sektor Jumlah dokumen penilaian PBB pada - 1 Dokumen 620,428,319 8 Kecamatan 390,242,036 186 Tower 319,736,300 - - 1,330,406,655 BAPPENDA KABTelekomunikasi (Tower/BTS) Sektor Telekomunikasi (Tower/BTS) 312 Obyek Pajak BOGOR
1 7 0 0 98 30 Pengelolaan Teknologi Jumlah Sistem Informasi PBB yang dapat - 2 jenis 440,181,350 4 Sistem 676,625,200 2 jenis 575,084,502 2 jenis - 2 jenis - 10 jenis 1,691,891,052 BAPPENDA KABInformasi PBB dikelola BOGOR
1 7 0 0 99 31 Integrasi Sistem Aplikasi Jumlah kecamatan yang diterapkan - 40 kecamatan - 40 kecamatan 394,220,000 1 Sistem 463,329,071 1 Sistem 245,166,000 40 kecamatan 650,000,000 40 kecamatan 1,752,715,071 BAPPENDA KABPendapatan Daerah secara online sistem pelaporannya BOGOR(Pemeliharaan dan Pengembangan sistem aplikasi pendapatan daerah)
1 7 0 1 101 32 Pelayanan mobil keliling PBB Jumlah target penerimaan PBB yang - Rp0 - Rp17,000,000,000 336,016,225 Rp351,390,251,000 640,297,500 Rp20,000,000,000 737,230,000 Rp203,500,000,000 750,000,000 Rp203,500,000,000 2,463,543,725 BAPPENDA KAB
terealisir sebagai dampak pelayanan PBB 40 Kecamatan 40 Kecamatan 40 Kecamatan BOGOR
di kantor dan keliling ke wilayah
V-4
TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp.7 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
DATA CAPAIAN PADA TAHUN AWAL PERENCANAAN 2013
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RENSTRA SKPD (2018)
UNIT KERJA SKPD
PENANGGUNGJAWAB
LOKASIPerubahan 2014 Perubahan 2015 2016
61 2 3 4 5
2017 2018TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KODE PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM
(OUTCOME) DAN KEGIATAN (OUTPUT)
1 7 0 1 110 33 Penerapan ISO Pelayanan Jumlah dokumen penerapan ISO - 1 Dokumen 146,013,500 1 Sistem 124,567,200 1 Dokumen - ISO 9001 - 2008 153,640,000 1 Dokumen 160,000,000 1 dokumen 584,220,700 BAPPENDA KABPajak Daerah Pelayanan Pajak Daerah 1 kali Pajak Hiburan BOGOR
34 Pemantauan Produksi Mineral 420 WP 89,535,000 90,000,000 179,535,000 BAPPENDA KABBukan Logam dan Batuan BOGOR
35 Penetapan Nilai Perolehan Jumlah Nilai Perolehan 65,630,000 70,000,000 135,630,000 BAPPENDA KAB(NPA) Air Tanah (NPA) Air Tanah BOGOR
10188 NPA
1 7 0 1 111 36 Identifikasi dan Penilaian Jumlah dokumen penilaian PBB - 1 Dokumen - 1 Dokumen 425,308,450 200 Pbjek Pajak 672,531,500 40 Kecamatan 692,036,000 1 Dokumen 700,000,000 1 Dokumen 2,489,875,950 BAPPENDA KAB Individu PBB pada Obyek pada Obyek Pajak Daerah 24 Kecamatan BOGORPajak Daerah
2 Meningkatnya 1 Terpenuhinya kebutuhan Program pelayanan 17 kegiatan 5,697,032,844 16 kegiatan 6,365,217,209 16 kegiatan 8,582,288,865 16 kegiatan 9,419,629,000 16 kegiatan 9,905,000,000 30,064,167,918 akuntabilitas administrasi perkantoran administrasi perkantoranPemerintahKabupaten Bogor 0 1 0 0 01 1 Penyediaan Jasa Surat Jumlah materai, Perangko dan Benda 132,900,000 16,830,000 - - - - 16,830,000 BAPPENDA KAB
Menyurat Pos lainnya yang tersedia : BOGOR
- Materai 6000 3,000 1750 - - - - 1,750 - Materai 3000 3,050 1600 - - - - 1,600 - Perangko - 510 - - - - 510
0 1 0 0 02 2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Jumlah kebutuhan sarana komunikasi, 1,292,181,177 1,295,579,427 4 Rekening 2,089,404,790 12 bulan 2,476,572,000 12 bulan 2,500,000,000 60 bulan 9,653,737,394 BAPPENDA KABSumber Daya Air dan Listrik sumberdaya air dan listrik 2 Rekening 2 Rekening 2 Rekening BOGOR
- Jaringan Telepon 25 line 20 line 23 line 12 bulan 23 line 23 line 25 line- Jaringan listrik 21 jar 20 jar 21 jar 12 bulan 23 jar 23 jar 21 jar- PDAM 21 jar 22 jar 21 jar 12 bulan 22 jar 22 jar 21 jar- Jaringan Internet 1 line 2 line/leased 21 line/leased 12 bulan 2 line/leased 2 line/leased 2 line/leased
0 1 0 0 06 3 Penyediaan Jasa Jumlah dokumen STNK kendaraan 41,156,200 49,921,200 50,563,600 52,450,000 70,000,000 264,091,000 BAPPENDA KABPemeliharaan dan Perizinan dinas/operasional yang diperbaharui BOGORKendaraan Dinas/Operasional - kendaraan roda 4 20 unit 45 unit 45 unit Roda 4 47 unit 47 unit 47 unit 231 unit
- kendaraan roda 2 145 unit 103 unit 106 unit Roda 2 106 unit 106 unit 106 unit 527 unit
0 1 0 0 08 4 Penyediaan Jasa Kebersihan - Jumlah tenaga jasa pelayanan 330,347,280 2455,6m2 336,577,500 14 orang 433,685,800 14 orang 390,152,000 14 orang 400,000,000 70 orang 1,890,762,580 BAPPENDA KABKantor kebersihan kantor yang 14 Petugas 34 jenis 33 jenis 33 jenis 33 jenis BOGOR
- dibiayai luas area yang 2455,6m2 2455,6m2 38 Jenis alat 1 Gedung 3 Lantai 2455,6m2dibersihkan
0 1 0 0 10 5 Penyediaan Alat Tulis Kantor - Jumlah Kebutuhan alat tulis kantor 14 ATK Dinas 14 ATK Dinas 299,551,340 14 ATK Dinas 263,390,600 7 Jenis ATK 299,854,300 7 ATK Dinas 199,000,000 7 ATK Dinas 200,000,000 49 ATK Dinas 1,261,796,240 BAPPENDA KAB
untuk pelaksanaan TUPOKSI 36 ATK UPT 36 ATK UPT 36 ATK UPT 36 ATK UPT 20 ATK UPT 20 ATK UPT 148 ATK UPT BOGOR
0 1 0 0 11 6 Penyediaan Barang Cetakan Jumlah kebutuhan barang cetakan dan 114,305,900 178,992,150 314,397,400 188,880,000 220,000,000 1,016,575,450 BAPPENDA KABdan Penggandaan penggandaan BOGOR
- Cetakan 35 jenis 25 jenis 25 jenis 21 jenis 25 jenis sekretariat 25 jenis sekretariat 121 jenis- Penggandaan 200,000 lembar 25 jenis 5 jenis 21 jenis 5 jenis UPTD 5 jenis UPTD 61 jenis
0 1 0 0 12 7 Penyediaan Komponen Jumlah Komponen Instalasi listrik / 11 jenis 9 jenis 50,301,410 9 jenis 57,292,500 17 jenis 197,846,400 17 Jenis 46,384,000 17 jenis 50,000,000 69 jenis 401,824,310 BAPPENDA KAB Instalasi Listrik / Penerangan Penerangan bangunan kantor yang alat listrik BOGORBangunan Kantor digunakan
0 1 0 0 15 8 Penyediaan Bahan Jumlah buku yang disediakan 192,230,800 147,940,800 142,800,000 153,000,000 160,000,000 795,971,600 BAPPENDA KABBacaan dan Peraturan - Buku peraturan perundang- 3 jenis 5 jenis 0 jenis 12 bulan 12 bulan 12 bulan 60 bulan BOGORPerundang-undangan - undangan Koran dan Majalah 10 jenis 10 jenis 11 jenis 12 bulan 10 jenis
0 1 0 0 16 9 Penyediaan Bahan Logistik Jumlah tabung pemadam kebakaran 10 tabung 2 jenis 16,664,000 2 jenis 22,815,350 2 jenis 12,167,100 2 jenis 12,330,000 2 jenis 25,000,000 10 jenis 88,976,450 BAPPENDA KABKantor yang tersedia untuk genset 12 bulan BOGOR
0 1 0 0 17 10 Penyediaan Makanan & Jumlah jamuan makanan dan 12 bulan 12 bulan 706,840,000 12 bulan 704,710,000 12 bulan 706,760,000 385 orang 715,200,000 12 bulan 750,000,000 60 bulan 3,583,510,000 BAPPENDA KAB
V-5
TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp.7 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
DATA CAPAIAN PADA TAHUN AWAL PERENCANAAN 2013
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RENSTRA SKPD (2018)
UNIT KERJA SKPD
PENANGGUNGJAWAB
LOKASIPerubahan 2014 Perubahan 2015 2016
61 2 3 4 5
2017 2018TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KODE PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM
(OUTCOME) DAN KEGIATAN (OUTPUT)
Minuman minuman rapat dan tamu 49 kali BOGOR80 tamu52 kali
12 bulan
0 1 0 0 18 11 Rapat-rapat Koordinasi & Jumlah rapat dan konsultasi ke dalam 12 bulan 12 bulan 892,450,084 12 bulan 950,074,000 12 bulan 1,360,946,900 12 bulan 1,892,514,000 12 bulan 2,000,000,000 60 bulan 7,095,984,984 BAPPENDA KABKonsultasi ke Dalam dan Luar dan luar daerah yang dilaksanakan BOGORDaerah
0 1 0 0 19 12 Penyediaan Jasa Tenaga Jumlah jasa tenaga pendukung 94,250,000 93,389,500 177,688,000 178,230,000 180,000,000 723,557,500 BAPPENDA KABPendukung Administrasi / administrasi perkantoran BOGORTeknis Perkantoran - Tenaga Kontrak 8 orang 7 orang 7 orang 7 orang 7 orang 7 orang 35 orang
- Pengelola Kearsipan 3 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 10 orang
0 1 0 0 20 13 Pelayanan Dokumentasi dan Jumlah dokumentasi dan arsip SKPD 12 bulan 158,344,600 12 bulan 328,691,500 12 bulan 461,196,000 110000 dokumen 597,548,000 12 bulan 600,000,000 60 bulan 2,145,780,100 BAPPENDA KABArsip SKPD 101.000 dokumen BOGOR
0 1 0 0 22 14 Penyediaan Pelayanan Jumlah pelayanan administrasi barang 20,208,750 102,023,800 215,919,750 259,451,000 400,000,000 997,603,300 BAPPENDA KABAdministrasi Barang yang tersedia 12 bulan BOGOR
- ATK 4 jenis 4 jenis 1 jenis 6 jenis 8 jenis 4 jenis 23 jenis- Buku Laporan 10 jenis 1 jenis 1 jenis 2 jenis 1 jenis 1 jenis 5 jenis
0 1 0 0 23 15 Penyediaan Sewa Tempat Jumlah kebutuhan sewa 20 UPT 20 UPT 600,000,000 20 UPT 649,900,000 20 UPT 829,075,000 20 UPT 913,000,000 20 UPT 920,000,000 20 UPT 3,911,975,000 BAPPENDA KAB
gedung/KTR UPT 12 bulan 60 bulan BOGOR
0 1 0 0 21 16 Penyediaan Pengelolaan Jumlah pengelolaan administrasi 5 dokumen 12 bulan 88,596,303 12 bulan 225,176,382 12 bulan 249,936,325 pengadaan 2500 306,918,000 12 bulan 380,000,000 60 bulan 1,250,627,010 BAPPENDA KABAdministrasi Kepegawaian kepegawaian yang tersedia 5 Dokumen 5 dokumen 5 orang BOGOR
0 1 0 0 24 17 Penyediaan Pelayanan Jumlah petugas piket pengamanan : 782,775,000 958,742,500 1,040,047,500 1,038,000,000 1,050,000,000 4,869,565,000 BAPPENDA KABKeamanan Kantor - Kantor UPT 20 orang 40 orang 40 orang 12 orang 40 orang 40 orang 200 orang BOGOR
- Gedung BAPPENDA 5 orang 12 orang 12 orang 2 orang 12 orang 12 orang 60 oranginstruktur kemanan 2 orangbabinsa & polsek 2 orang
2 Meningkatnya 1 Terpenuhinya Kebutuhan Program Peningkatan Sarana 7 kegiatan 6,369,381,836 8 kegiatan 6,694,348,249 9 kegiatan 8,536,128,047 8 kegiatan 4,517,389,000 9 kegiatan 4,875,000,000 29,185,634,056 akuntabilitas Sarana dan Prasarana Aparatur dan Prasarana AparaturPemerintah Kabupaten Bogor 0 2 0 03 Pembangunan Gedung Kantor Jumlah gedung kantor yang dibangun - - - 1 Gedung 1,568,624,050 1 gedung 1 Gedung 1,568,624,050 BAPPENDA
0 2 0 0 05 1 Pengadaan Kendaraan Jumlah Kendaraan Dinas/Operasional 6 unit 1,125,350,000 3 mobil 1,325,367,000 1 unit 341,520,000 1 unit 1 unit 12 unit 2,792,237,000 BAPPENDA KABDinas/Operasional Pelayanan PBB/BPHTB/Pajak Daerah 1 motor - - BOGOR
- Roda 4- Roda 2
0 2 0 0 13 2 Pengadaan Peralatan Kantor Jumlah kebutuhan peralatan kantor : 91 unit 1,119,939,320 87 unit 1,100,506,200 116 unit 755,436,000 65 unit 756,790,000 65 unit 800,000,000 424 unit 4,532,671,520 BAPPENDA KAB
- Mesin Porporasi 2 unit - - - - BOGOR
- server, 1 unit 2 unit 0 unit - 1 unit- rak server, - 2 unit - - - - PC, 11 unit 27 unit 32 unit 18 unit 11 unit- Note Book 4 unit 5 unit 6 unit - 5 unit- Printer 18 printer 11 printer 38 printer 16 printer 15 printer- UPS 10 unit 31 unit 1 unit - 8 unit- Penghancur Kertas - 5 unit - - - - TV 40 inch - 3 unit - - - - Monitor - 4 unit 0 unit 2 unit 2 unit- HDD Eksternal - 5 unit 0 unit 3 unit 3 unit- HDD Internal - 2 unit - - - - Scanner 1 unit - 0 unit 1 unit 20 unit- Alat Perekam - - 1 unit - 5 unit- Mesin Tik Listrik - - 0 unit - 2 unit- LCD Proyektor - - 7 unit - 0 unit- Layar Proyektor - - 2 unit - 5 unit
V-6
TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp.7 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
DATA CAPAIAN PADA TAHUN AWAL PERENCANAAN 2013
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RENSTRA SKPD (2018)
UNIT KERJA SKPD
PENANGGUNGJAWAB
LOKASIPerubahan 2014 Perubahan 2015 2016
61 2 3 4 5
2017 2018TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KODE PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM
(OUTCOME) DAN KEGIATAN (OUTPUT)
Sistem 1 unitMesin Absensi 25 unit
0 2 0 0 14 3 Pengadaan Perlengkapan Jumlah kebutuhan perlengkapan kantor 56 unit 1,558,401,200 503 unit 1,585,990,000 673 unit 1,662,767,900 175 unit 772,650,000 175 unit 900,000,000 1582 unit 6,479,809,100 BAPPENDA KABKantor - Tabung Pemadam - 1 unit - - 1 unit - BOGOR
- Camera - 7 unit - - 7 unit - - - - AC 1 unit 16 unit 9 unit 1 unit 16 unit - - Handy cam - - 1 unit - 5 unit - - Soundsystem - 2 unit 1 unit - 1 unit - - Kursi tunggu - - 385 unit 25 unit - - - PAB System - 1 unit 1 unit - 1 unit - - - - Rak Arsip - 20 unit 65 unit 75 unit 65 unit - - Meja Partisi - 2 set 13 unit 13 unit 13 unit - - Roll Opec - 3 unit - - 3 unit - - Set Roller Blinds - 1 unit - - 1 unit - - Proyektor - 1 unit - - 1 unit - - Layar Proyektor - 2 unit - - 2 unit - - Vacuum Cleaner - - 1 unit - 1 unit - - Lemari - - 16 unit - 16 unit - - Mesin Potong Rumput - - 7 unit - 7 unit - - DVD Player - - 2 unit - 2 unit - - Wireless - - 2 unit - 2 unit - - Penghancur Kertas 5 unit - - - - - - Running Text 1 unit - - - - - - Finger Print 1 unit - - - - - - Mesin Antrian 1 unit - - - - - - Mesin Touch Screen 1 unit - - - - - - AC 1 unit - - - - - - Papan Nama 2 unit - - - - - - Genset 1 unit - - - - -
Mesin Hitung Uang 1 unitMesin Fotocopy 1 unitMeja Kerja 19 unitMeja Rapat 45 unitKursi Rapat 6 unit
0 2 0 0 17 4 Pengadaan Instalasi Jaringan Jumlah instalasi jaringan listrik dan 1 jaringan 1 jaringan - 1 jaringan 9,802,000 2 jaringan 19,697,000 2 jaringan 150,000,000 2 jaringan 200,000,000 8 jaringan 379,499,000 BAPPENDA KABListrik dan Telekomunikasi telekomunikasi 12 bulan BOGOR(Pengadaan Jaringan Listrik, Air, dan Telokomunikasi)
0 2 0 0 20 5 Pengadaan Instalasi Jaringan Jumlah instalasi jaringan komputer 2 sistem - - - - - - 2 jaringan 20,000,000 - 25,000,000 2 sistem 45,000,000 BAPPENDA KABKomputerisasi BOGOR(Pemeliharaan Rutin/ Berkala Jaringan Komputerisasi)
0 2 0 0 21 6 Pemeliharaan Rutin/Berkala Jumlah pemeliharaan gedung tempat kerja - 1 gedung 160,079,000.00 1 gedung 2,015,758,000 1 gedung 1,902,522,605 1 gedung 738,532,000 1 gedung 850,000,000 1 gedung 5,666,891,605 BAPPENDA KABgedung kantor gedung 3 lantai 3 lantai 3 lantai 3 lantai BOGOR
lantai0 2 0 0 24 7 Pemeliharaan Rutin/Berkala Jumlah kendaraan dinas yang terpelihara 273,395,640 296,028,623 561,163,677 504,300,000 500,000,000 2,134,887,940 BAPPENDA KAB
Kendaraan Dinas /Operasional - Roda 4 20 unit 45 unit 45 unit 48 unit roda 4 48 unit 48 unit 234 unit BOGOR
- Roda 2 145 unit 103 unit 103 unit 105 unit roda 2 105 unit 105 unit 521 unit
0 2 0 0 29 8 Pemeliharaan Rutin/ Berkala Jumlah peralatan gedung kantor yang 5 jenis 4 jenis 243,628,600 4 jenis 327,236,426 61 jenis 742,533,675 61 jenis 792,637,000 61 jenis 800,000,000 191 jenis 2,906,035,701 BAPPENDA KABPeralatan Gedung Kantor terpelihara BOGOR
0 2 0 0 31 9 Pemeliharaan Rutin/Berkala Jumlah taman halaman kantor yang 353 m2 12 bulan 81,975,000 12 bulan - 12 bulan 981,863,140 12 bulan 692,480,000 12 bulan 700,000,000 60 bulan 2,456,318,140 BAPPENDA KABTaman Halaman Kantor terpelihara 300 m2 300 m2 300 m2 300 m2 BOGOR
0 2 0 0 42 12 Pemeliharaan Rutin/Berkala Jumlah panggung reklame/media 1 menara 10 titik - 10 titik 33,660,000 - 10 titik - - 1 bangungan 33,660,000 BAPPENDA KABBangunan Menara/Media sosialisasi yang dipelihara menara BOGORSosialisasi - -
V-7
TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp.7 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
DATA CAPAIAN PADA TAHUN AWAL PERENCANAAN 2013
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RENSTRA SKPD (2018)
UNIT KERJA SKPD
PENANGGUNGJAWAB
LOKASIPerubahan 2014 Perubahan 2015 2016
61 2 3 4 5
2017 2018TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KODE PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM
(OUTCOME) DAN KEGIATAN (OUTPUT)
0 2 0 25 13 Pemeliharaan Rutin/Berkala Jumlah perlengkapan gedung kantor 194 jenis 90,000,000 194 jenis 100,000,000 194 jenis 190,000,000 BAPPENDA KABPerlengkapan Gedung Kantor yang dipelihara BOGOR
Terwujudnya disiplin aparatur Program Peningkatan Disiplin 1 kegiatan 52,244,000 1 kegiatan 50,670,000 1 kegiatan 110,828,000 2 kegiatan 238,030,000 2 kegiatan 370,000,000 821,772,000 Aparatur - -
0 3 0 0 02 1 Pengadaan pakaian dinas Jumlah pakaian dinas dan - 228 orang 52,244,000 0 orang - 412 orang 110,828,000 393 stel/potong 198,030,000 393 stel/potong 280,000,000 393 stel/potong 641,102,000 BAPPENDA KABbeserta perlengkapannya perlengkapannya BOGOR
0 3 0 0 03 2 Pengadaan Pakaian Kerja Jumlah pakaian kerja lapangan yang - - orang - 66 orang 50,670,000 - 393 stel/potong 40,000,000 393 stel/potong 90,000,000 393 stel/potong 180,670,000 BAPPENDA KABLapangan tersedia BOGOR
50,670,000 - - Terwujudnya sumber daya aparatur yang Program Peningkatan Kapasitas 2 kegiatan 458,905,000 1 kegiatan 95,800,000 2 kegiatan 1,044,880,000 3 kegiatan 460,760,000 3 kegiatan 1,020,000,000 3,080,345,000 berkualitas Sumber Daya Aparatur
0 5 0 0 01 1 Pendidikan dan Pelatihan Jumlah pegawai yang mengikuti 261 orang 19 orang - 25 orang - 412 orang 814,000,000 400 orang 10,000,000 400 orang 20,000,000 261 orang 844,000,000 BAPPENDA KABFormal pendidikan dan pelatihan formal BOGOR
0 5 0 0 05 2 Pembinaan Mental dan - Jumlah peserta dan frekuensi yang 125 orang 162 orang 86,505,000 200 orang 95,800,000 80 orang 230,880,000 400 orang 296,760,000 400 orang 300,000,000 125 orang 1,009,945,000 BAPPENDA KABRohani Bagi Apartur mengikuti pembinaan mental dan rohani 24 kali 22 kali 22 kali 24 kali BOGOR
- Jumlah peserta dan frekuensi yang 125 orangmengikuti senam 22 kali
0 5 0 0 28 3 Pendidikan dan Pelatihan Jumlah pegawai yang mengikuti - 259 orang 372,400,000 - - - - 400 orang 154,000,000 400 orang 700,000,000 1059 orang 1,226,400,000 BAPPENDA KABNon Formal sinergitas BOGOR
Terwujudnya pertanggungjawaban Program Peningkatankinerja dan keuangan SKPD Pengembangan Sistem 8 kegiatan 720,930,440 9 kegiatan 839,854,238 9 kegiatan 1,384,417,430 9 kegiatan 1,774,833,000 9 kegiatan 1,826,000,000 6,546,035,108
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
0 6 0 0 01 1 Penyusunan Laporan Capaian Jumlah Dokumen Laporan Capaian 2 Dokumen 3 Dokumen 67,682,950 3 Dokumen 62,018,494 5 Dokumen 74,610,500 5 Dokumen 75,997,000 5 Dokumen 80,000,000 21 Dokumen 360,308,944 BAPPENDA KABKinerja dan Ikhtisar Realisasi kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja BOGORKinerja SKPD SKPD
0 6 0 0 02 2 Penyusunan Pelaporan Jumlah dokumen laporan keuangan 2 Dokumen 1 Dokumen 11,682,780 2 Dokumen 13,434,330 1 Dokumen 24,636,590 1 Dokumen 25,000,000 1 Dokumen 30,000,000 6 Dokumen 104,753,700 BAPPENDA KABKeuangan Semesteran Semesteran BOGOR
0 6 0 0 04 3 Penyusunan Pelaporan Jumlah dokumen laporan keuangan Akhir 1 Dokumen 1 Dokumen 11,582,610 1 Dokumen 13,320,000 1 Dokumen 24,032,940 1 Dokumen 25,000,000 1 Dokumen 30,000,000 5 Dokumen 103,935,550 BAPPENDA KABKeuangan Akhir Tahun Tahun BOGOR
0 6 0 0 05 4 Penyusunan Perencanaan - Jumlah dokumen DPA SKPD , 65 Dokumen 5 Dokumen 207,205,300 5 Dokumen 137,891,359 5 Dokumen 215,517,800 5 Dokumen 347,042,000 5 Dokumen 350,000,000 25 Dokumen 1,257,656,459 BAPPENDA KABAnggaran dokumen RKA dan DPPA SKPD, BOGOR
dokumen Pra RKA SKPD dan RKA SKPD Tahun berikutnya
0 6 0 0 06 5 Penatausahaan keuangan Jumlah dokumen penatausahaan 24 Dokumen 2 Dokumen 152,646,000 2 Dokumen 284,309,260 6 Dokumen 628,056,200 6 Dokumen 679,663,000 6 Dokumen 700,000,000 22 Dokumen 2,444,674,460 BAPPENDA KABSKPD keuangan 1 Sistem BOGOR
0 6 0 0 07 6 Penyusunan Renstra SKPD Jumlah dokumen RENSTRA SKPD 1 Dokumen 3 Dokumen 68,380,600 3 Dokumen 53,143,550 3 Dokumen 63,403,800 1 Dokumen 65,000,000 1 Dokumen 70,000,000 11 Dokumen 319,927,950 BAPPENDA KAB
yang tersedia BOGOR
0 6 0 0 10 7 Monitoring, Evaluasi dan Jumlah dokumen hasil monitoring 12 Dokumen 12 Dokumen 58,350,200 12 Dokumen 73,437,345 12 Dokumen 74,391,800 12 Dokumen 75,967,000 12 Dokumen 76,000,000 60 Dokumen 358,146,345 BAPPENDA KABPelaporan SKPD dan evaluasi BOGOR
0 6 0 0 13 8 Publikasi Kinerja SKPD Jumlah frekuensi kinerja SKPD yang 3 kali,5 media 3 kali,5 media 143,400,000 3 kali,5 media 162,000,000 3 kali,6 media 216,000,000 4 kali 416,000,000 4 kali 420,000,000 17 kali,30 media 1,357,400,000 BAPPENDA KAB
dipublikasikan 1 Website,20 Banner 1 Website,20 Banner 7 media 7 media BOGOR
0 6 0 0 14 9 Penyusunan Renja SKPD Jumlah dokumen renja SKPD - - Dokumen - 2 Dokumen 40,299,900 2 Dokumen 63,767,800 2 Dokumen 65,164,000 2 Dokumen 70,000,000 8 Dokumen 239,231,700 BAPPENDA KAB
yang tersedia BOGOR
TOTAL 26,089,642,859 32,073,794,415 39,880,673,623 39,519,582,500 44,324,000,000 163,630,045,213
V-8
TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp.7 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
DATA CAPAIAN PADA TAHUN AWAL PERENCANAAN 2013
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RENSTRA SKPD (2018)
UNIT KERJA SKPD
PENANGGUNGJAWAB
LOKASIPerubahan 2014 Perubahan 2015 2016
61 2 3 4 5
2017 2018TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KODE PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM
(OUTCOME) DAN KEGIATAN (OUTPUT)
DEDI A. BACHTIARPEMBINA UTAMA MUDANIP. 196201221985031004
KEPALA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAHKABUPATEN BOGOR,
II-23
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 20181 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Otonomi Daerah Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan - 101.76 - Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1 Optimalnya Penerimaan Pendapatan Daerah 5,378,094,139,799 6,032,958,906,738 5,934,515,131,918 6,046,736,131,321 6,145,310,122,133 5,378,094,139,799 6,032,958,906,738 5,934,515,131,918 - - 100.00 100.00 100.00 - - 2 Optimal nya Penerimaan Pendapatan Asli Daerah 1,712,937,376,136 2,002,320,991,117 2,253,410,120,973 2,141,734,058,799 2,240,308,049,611 1,712,937,376,136 2,002,320,991,117 2,253,410,120,973 - - 100.00 100.00 100.00 - - 3 Jumlah dan macam pajak daerah 10 pajak 10 pajak 10 pajak 10 pajak 10 pajak 10 pajak 10 pajak 10 pajak
16 retribusi 16 retribusi 16 retribusi 16 retribusi 16 retribusi 16 retribusi 16 retribusi 15 retribusi
NIP. 196201221985031004
No Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Perangkat DaerahTarget
SPMTarget
IKKTarget
Indikator Target Renstra SKPD Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada Tahun (%)
KEPALA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAHKABUPATEN BOGOR,
Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Perangkat Daerah
DEDI A. BACHTIARPEMBINA UTAMA MUDA
II-24
Urusan : Perangkat PenunjangBidang Urusan : Keuangan
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 Anggaran Realisasi1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
PENDAPATAN 5,378,094,139,799 6,032,958,906,738 5,934,515,131,918 6,046,736,131,321 6,145,310,122,133 5,378,094,139,799 6,032,958,906,738 5,934,515,131,918 - - 100.00 100.00 100.00 - - 153,443,196,466.80 (1,075,618,827,959.80) - PAD 1,712,937,376,136 2,002,320,991,117 2,253,410,120,973 2,141,734,058,799 2,240,308,049,611 1,712,937,376,136 2,002,320,991,117 2,253,410,120,973 - - 100.00 100.00 100.00 - - 105,474,134,695.00 (57,876,722,996.20)
BELANJA 89,093,212,707 105,475,137,341 124,716,298,137 128,132,658,500 141,969,908,800 89,093,212,707 105,475,137,341 124,716,298,137 100.00 100.00 100.00A.BELANJA TIDAK LANGSUNG 63,003,569,848 73,401,342,926 84,835,624,514 88,613,076,000 97,645,908,800 63,003,569,848 73,401,342,926 84,835,624,514 - - 100.00 100.00 100.00 - - 6,928,467,790.40 (2,079,554,615.60) -BELANJA PEGAWAI 63,003,569,848 73,401,342,926 84,835,624,514 88,769,008,000 97,645,908,800 63,003,569,848 73,401,342,926 84,835,624,514 - - 100.00 100.00 100.00 - - 6,928,467,790.40 (2,079,554,615.60)
B. BELANJA LANGSUNG 26,089,642,859 32,073,794,415 39,880,673,623 39,519,582,500 44,324,000,000 26,089,642,859 32,073,794,415 39,880,673,623 - - 100.00 100.00 100.00 - - 3,646,871,428 (1,196,830,311) -BELANJA PEGAWAI 1,017,525,000 3,657,239,500 3,551,838,000 7,398,530,000 9,651,433,000 1,017,525,000 3,657,239,500 3,551,838,000 - - 100.00 100.00 100.00 - - 1,726,781,600.00 (527,942,900.00) -BELANJA BARANG DAN JASA 20,877,638,339 22,239,691,715 31,823,632,111 30,441,612,500 32,825,183,000 20,877,638,339 22,239,691,715 31,823,632,111 - - 100.00 100.00 100.00 - - 2,389,508,932.20 (272,410,675.20) -BELANJA MODAL 4,194,479,520 6,176,863,200 4,505,203,512 1,679,440,000 1,847,384,000 4,194,479,520 6,176,863,200 4,505,203,512 - - 100.00 100.00 100.00 - - (469,419,104.00) (396,476,736.00)
DEDI A. BACHTIARPEMBINA UTAMA MUDA
NIP. 196201221985031004
Anggaran Pada Tahun Uraian
KABUPATEN BOGOR,
Rata-rata PertumbuhanRasio antara Realisasi dan Anggaran pada
Tahun (%)Realisasi Anggaran Pada Tahun
KEPALA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
Tabel 2.2Anggaran dan Realisasi