rencana strategis dinas pelayanan pajak 2009-2013.pdf
DESCRIPTION
strategi dinas pelayanan pajak untuk meningkatkan penerimaan pajakTRANSCRIPT
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rencana Strategis (Renstra) berorientasi pada hasil yang ingin dicapai
selama kurun waktu 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan kekuatan,
kelemahan, peluang, dan tantangan yang ada atau yang mungkin muncul.
Dengan demikian Rencana Strategis memuat visi, misi, tujuan, dan sasaran,
strategi dan kebijakan yang realistis guna mengantisipasi perkembangan
masa depan.
Renstra memiliki fungsi sebagai pedoman dalam melakukan kontrol
terhadap semua aktivitas baik yang sedang maupun yang akan datang,
mengukur outcome (hasil) yang harus dicapai dan sebagai sarana untuk
meminimalisir resiko, mengoptimalkan hasil yang akan dicapai dan sebagai
alat untuk mengukur kemajuan pelaksanaan tugas.
Pada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Rencana
Strategis merupakan titik awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi
pemerintah dan memerlukan integritas antara keahlian sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya agar mampu menjawab tuntutan
perkembangan lingkungan strategis nasional dan global.
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung
dilakukan melalui beberapa langkah perencanaan dan dirumuskan melalui
suatu proses yang demokratis dan partisipatif dengan melibatkan unsur-
unsur organisasi di lingkungan Dinas Pedapatan Kota Bandung, sehingga
perencanaan yang dirumuskan dapat memenuhi kriteria suatu rencana yang :
a. dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan What/Which, Why, When,
Where, How dan Who;
b. pragmatis, yaitu disertai dengan perhitungan–perhitungan konkret
berdasarkan asumsi-asumsi logis dan rasional;
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 2
c. operasional, yaitu dapat dilaksanakan dengan kemampuan yang ada;
d. ambisius tetapi sesuai dengan realita;
e. berkelangsungan/berkelanjutan, yaitu sesuatu yang telah dimulai,
hendaknya dapat terus dilaksanakan sampai selesai;
f. fleksibel, yaitu sewaktu-waktu dapat diadakan penyesuaian dengan
tuntutan dan kondisi di lapangan tanpa mengurangi pencapaian sasaran;
g. komprehensif;
h. berdasarkan skala prioritas.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung No. 13 Tahun 2009
sebagai pengganti Peraturan Daerah Tingkat II Bandung No 13 Tahun 2007,
Dinas Pendapatan mempunyai tugas pokok “ Melaksanakan sebagian
urusan Pemerintahan Daerah di Bidang Pendapatan” . Dalam
menjalankan tugas pokoknya, Dinas Pendapatan Kota Bandung mempunyai
fungsi, sebagai berikut:
1. Merumuskan kebijakan teknis operasional di bidang pendapatan;
2. Melaksanakan tugas teknis pendapatan yang meliputi perencanaan,
pajak daerah, pajak bukan pajak daerah dan pengendalian;
3. Pelaksanaan pelayanan teknis administratif dinas;
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan sumber pendapatan
daerah yang penting untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah. Sesuai dengan amanat Undang-Undang No.28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 2 ayat (2) jenis pajak
yang dipungut oleh Pemerintah Daerah, dalam hal ini Pemerintah Kota
Bandung yaitu : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Parkir,
Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Air Tanah, Bea Perolehan Hak
Atas Tanah dan Bangunan serta Pajak Bumi dan Bangunan yang akan
dipungut mulai bulan Januari 2013.
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 3
Permasalahan yang dihadapi oleh daerah pada umumnya adalah
berkaitan dengan penggalian sumber-sumber pajak daerah dan retribusi
daerah yang belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
penerimaan daerah secara keseluruhan. Untuk itu dibutuhkan rencana
strategis Dinas Pendapatan dalam peranannya sebagai pengelola pendapatan
daerah untuk mendukung pembangunan Kota Bandung. Dengan visi, misi
dan strategis yang jelas maka diharapkan Dispenda akan dapat
menyelaraskan dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi.
Rencana Strategis bersama dengan pengukuran kinerja serta
evaluasinya merupakan rangkaian sistem akuntabilitas kinerja yang penting.
Disamping itu, Rencana Strategis merupakan salah satu tahapan dan
sekaligus menjadi bagian integral dari upaya Dispenda dalam membangun
suatu sistem manajemen kepemerintahan yang transparan, efektif, efisien
dan akuntabel. Penyusunan rencana strategis tersebut didasarkan pada
pendekatan analisis lingkungan strategis, isu-isu strategis dan sejumlah
faktor kunci keberhasilan.
Kebijakan Pemerintah Kota Bandung periode tahun 2009-2013
tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),
dan ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08
Tahun 2011, tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09
Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2009-2013. RPJMD termaksud merupakan dasar dari
penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung yang
kemudian diterjemahkan ke dalam Rencana Kerja pada setiap tahunnya.
Ketiga komponen yang terdiri dari RPJMD, Renstra dan Renja tersebut, saling
terkait dan menghasilkan sinergi yang cukup kuat dalam menciptakan
pedoman strategis bagi Dinas Pendapatan Kota Bandung terutama dalam
mendukung pencapaian Misi ke enam yaitu : Meningkatkan Kapasitas
Pengelolaan Keuangan dan Pembiayaan Pembangunan Kota yang
Akuntabel dan Transparan dalam Menunjang Sistem Pemerintahan
yang Bersih dan Berwibawa.
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 4
Dalam rangka menjalankan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, maka penyusunan
Renstra ini dimaksudkan untuk merevisi Renstra terdahulu agar sesuai
dengan sistematika yang ditetapkan dalam peraturan tersebut. Revisi
Renstra ini juga disesuaikan dengan isi dari Revisi RPJMD 2009-2013, namun
lebih terfokus pada strategi untuk jangka waktu 2012-2013 tanpa
mengabaikan isi Renstra terdahulu.
1.2 Landasan Hukum
Landasan hukum Penyusunan Rencana Strategis Dinas
Pendapatan Kota Bandung Tahun 2009-2013 adalah :
1. Undang-undang nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437 jo. Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 5
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009
Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5049);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Tahapan
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah yang
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 59 Tahun
2007 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
10. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2004 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) sebagaimana telah diubah menjadi
Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2006 (Lembaran Daerah Kota
Bandung Tahun 2004 Nomor 02 jo. Lembaran Daerah Kota Bandung
Tahun 2006 Nomor 03);
11. Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2007 tentang Urusan
Pemerintah Daerah Kota Bandung (Lembaran Daerah Kota Bandung
Tahun 2007 Nomor 08);
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 6
12. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Pembentukan
Dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung (Lembaran
Daerah Kota Bandung Tahun 2007 Nomor 13);
13. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota
Bandung Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Bandung
Tahun 2008 Nomor 08);
14. Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2011 tentang Perubahan
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bandung
Tahun 2009-2013 (Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2011
Nomor 08);
15. Peraturan Walikota Nomor 475 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas
Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi Pada Dinas Daerah Kota
Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendapatan
Kota Bandung adalah untuk memberikan pedoman dan arahan strategis
bagi seluruh aparat Dinas Pendapatan dalam mendukung kebijakan
Pemerintah Daerah Kota Bandung periode 2009 – 2013.
Tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota
Bandung adalah dimilkinya dasar rencana tindak operasional dalam
implementasi kebijakan Dinas Pendapatan Kota Bandung, sehingga
tercapai pengelolaan pendapatan daerah secara efektif dan efisien
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 1 : Pendahuluan
Menguraikan tentang latar belakang, maksud dan
tujuan, landasan hukum keberadaan organisasi dan
perencanaan anggaran serta sistematika penulisan
Renstra Dinas Pendapatan
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 7
BAB 2 : Gambaran Pelayanan Dinas Pendapatan
Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi)
SKPD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah, mengulas secara ringkas apa saja sumber daya
yang dimiliki SKPD dalam penyelenggaraan tugas dan
fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting
yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra
SKPD periode sebelumnya, mengemukakan capaian
program prioritas SKPD yang telah dihasilkan melalui
pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan
mengulas hambatan-hambatan utama yang masih
dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra
SKPD ini
BAB 3 : Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Menguraikan tentang Tugas Pokok dan Fungsi
Organisasi serta Kedudukan dan Susunan Struktur
Organisasi Dinas Pendapatan Kota Bandung. Isu-isu
strategis yang muncul dikaitkan dengan visi dan misi
Kepala Daerah terpilih dan lingkungan hidup strategis
BAB 4 : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan
Kebijakan
Menguraikan tentang Visi, Misi, tujuan dan sasaran
dari setiap misi serta strategi dan kebijakan Dinas
Pendapatan Kota Bandung
BAB 5 : Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Menguraikan tentang Kebijakan Organisasi, Program
Organisasi serta kegiatan organisasi periode 2009 –
2013
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 8
BAB 6 : Indikator Kinerja Dinas Pendapatan yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Menguraikan tentang cara dan metode pengukuran
serta evaluasi kinerja, serta bagaimana kesimpulan
hasil evaluasi tersebut
BAB 7 : Penutup Menguraikan tentang bagaimana kesimpulan dari
rencana strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung
secara keseluruhan
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 9
BAB 2
GAMBARAN PELAYANANAN DINAS PENDAPATAN
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Pendapatan
Pembentukan Dinas Pendapatan dilaksanakan berdasarkan Perda
Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 sebagai penyempurnaan dari Perda
Nomor 5 Tahun 2001 sebagai pengganti Perda Kota DT II Bandung No. 11
Tahun 1989, Dinas Pendapatan berkedudukan sebagai unsur pelaksana
Pemerintah Kota Bandung di bidang Pendapatan Daerah. Tugas Pokok
Dinas adalah melaksanakan sebagian urusan pemerintahan dibidang
pendapatan daerah berdasarkan azas otonomi dan pembantuan.
TUGAS POKOK
Merumuskan dan melaksanakan kebijakan operasional di bidang Pendapatan
yang merupakan sebagian kewenangan Daerah Kota Bandung;
FUNGSI
1. Merumuskan kebijakan teknis operasional di bidang pendapatan
2. Menyelenggarakan pelayanan umum di bidang pendapatan
3. Menyelenggarakan kesekretariatan
Kedudukan dan Struktur Organisasi
Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Kota Bandung sesuai dengan
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, membawahi :
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2. Sub Bagian Keuangan dan Program
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 10
c. Bidang Perencanaan, membawahi :
1. Seksi Data dan Potensi Pajak
2. Seksi Program
3. Seksi Analisa dan Pelaporan
d. Bidang Pajak, membawahi :
1. Seksi Pelayanan dan Pengaduan
2. Seksi Penetapan dan Pembukuan
3. Seksi Penagihan
e. Bidang Pengendalian, membawahi :
1. Seksi Pembinaan Internal
2. Seksi Pengawasan dan Pemeriksaan
3. Seksi Penyuluhan, evaluasi dan Monitoring
f. Bidang Pendapatan Bukan Pajak Daerah, membawahi :
1. Seksi Administrasi Bagi hasil Pajak Pusat
2. Seksi Administrasi Bagi hasil Pajak Propinsi
3. Seksi Administrasi Pelaporan Pendapatan Bukan Pajak Daerah
g. UPT (Unit Pelaksana Teknis) Pemungutan Pajak. Struktur Organisasi
dan Tata Kerja (SOTK) UPT ditetapkan berdasarkan Peraturan Walikota
Nomor 543 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota
Bandung Nomor 413 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Dan Susunan
Organisasi Unit Pelaksana Teknis Pada Lembaga Teknis Daerah Dan Dinas
Daerah Di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung). UPT Pemungutan Pajak
meliputi 5 (lima) wilayah, yaitu :
1. UPT Wilayah Bandung Utara
2. UPT Wilayah Bandung Barat
3. UPT Wilayah Bandung Tengah
4. UPT Wilayah Bandung Timur
5. UPT Wilayah Bandung Selatan
h. Kelompok Jabatan Fungsional
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 11
2.2. Sumber Daya Dinas Pendapatan 2.2.1 Sumber Daya Manusia
Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai
sangat dipengaruhi oleh modal sumber daya manusia (human capital) yang
dimiliki. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Pendapatan
Kota Bandung didukung oleh sumber daya manusia (pegawai) yang
mempunyai latar pendidikan dan dengan struktur kepangkatan yang
beragam. Jumlah pegawai Dinas Pendapatan Kota Bandung pada Bulan
Desember Tahun 2011 sebanyak 363 orang. Adapun keragaman jumlah
pegawai berdasarkan pendidikan disajikan seperti pada tabel di bawah ini :
Rekapitulasi Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota Bandung
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Bulan Desember 2011
NO UNIT KERJA PENDIDIKAN
JUMLAH SD SMP SMA D1 D3 S1 S2
1 Sekretariat 1 3 8 0 1 28 4 45
2 Bidang Perencanaan 0 1 3 0 0 7 2 13
3 Bidang Pengendalian 1 1 8 0 1 9 3 23
4 Bidang Pajak Daerah 8 8 77 1 14 43 3 154
5 BPPBPD 0 1 49 0 3 14 1 68
6 UPT Bandung Timur 0 0 5 0 0 7 0 12
7 UPT Bandung Utara 0 0 5 0 0 7 0 12
8 UPT Bandung Barat 0 0 5 0 0 6 1 12
9 UPT Bandung Selatan 0 0 5 0 0 6 1 12
10 UPT Bandung Tengah 0 0 6 0 0 6 0 12
TOTAL PEGAWAI 10 14 171 1 19 133 15 363
Berdasarkan data pegawai seperti yang diuraikan pada tabel diatas,
secara umum tingkat pendidikan pegawai Dinas Pendapatan berpendidikan
SMA yaitu sebanyak 171 orang, Sarjana (Strata 1) sebanyak 133 orang dan
Magister (S2) sebanyak 15 orang. Dengan berdasarkan tingkat pendidikan
tersebut, hal ini merupakan sebuah potensi yang perlu untuk terus
ditumbuhkembangkan dari segi SDM sebagai salah satu upaya dalam
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 12
optimalisasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pendapatan dalam
meningkatkan pendapatan asli daerah dari sektor pajak daerah.
Keragaman jumlah pegawai berdasarkan kepangkatan disajikan
seperti pada tabel di bawah ini :
Rekapitulasi Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota Bandung
Berdasarkan Kepangkatan
Bulan Desember 2011
NO UNIT KERJA
GOLONGAN JUMLA
H I II III IV
a b C d a b C D a b c D a b c d e
1 Sekretariat 0 0 0 0 8 0 2 1 10 14 5 3 1 0 1 0 0 45
2 Bidang Perencanaan 0 0 0 0 3 0 1 0 3 2 0 1 2 1 0 0 0 13
3 Bidang Pengendalian 1 0 0 0 2 1 2 0 3 5 4 3 1 1 0 0 0 23
4 Bidang Pajak Daerah 1 2 0 0 41 4 10 5 34 39 9 8 1 0 0 0 0 154
5 BPPBPD 0 0 0 0 20 3 13 1 14 11 1 4 0 1 0 0 0 68
6 UPT Bandung Timur 0 0 0 0 3 0 2 0 3 2 1 1 0 0 0 0 0 12
7 UPT Bandung Utara 0 0 0 0 3 0 2 0 3 2 0 2 0 0 0 0 0 12
8 UPT Bandung Barat 0 0 0 0 3 2 0 0 3 2 0 1 1 0 0 0 0 12
9 UPT Bandung Selatan 0 0 0 0 3 2 0 0 3 2 1 1 0 0 0 0 0 12
10 UPT Bandung Tengah 0 0 0 0 3 0 0 2 3 0 2 2 0 0 0 0 0 12
JUMLAH 2 2 0 0 89 12 32 9 79 79 23 26 6 3 1 0 0 363
Berdasarkan data pegawai berdasarkan kepangkatan, seperti yang
terdapat pada tabel diatas, pegawai Dinas Pendapatan Kota Bandung secara
umum adalah pegawai dengan golongan III yaitu sebanyak 207 orang ,
golongan II sebanyak 142 orang dan golongan IV sebanyak 10 orang.
Sesuai dengan peraturan kepegawaian yang berlaku, bahwa untuk
menduduki jabatan struktural diwajibkan telah mengikuti pendidikan dan
latihan jabatan.Berdasarkan pada pendidikan dan pelatihan kepemimpinan
yang telah diikuti, pegawai Dinas Pendapatan Kota Bandung yang telah
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 13
mengikuti Diklatpim II, Diklatpim III, Diklatpim IV dan Adum dapat diuraikan
sebagai berikut :
NO DIKLATPIM JUMLAH KETERANGAN
1 Diklatpim II 1 Orang
2 Diklatpim III 8 Orang
3 Diklatpim IV 17 Orang 4 Adum 14 Orang
JUMLAH KESELURUHAN 40 Orang
Untuk mendukung Tupoksi yang dimiliki Dinas Pendapatan, telah
pula dilakukan Pendidikan Teknis, yaitu Diklat Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS), dan menurut data dari kepegawaian Dinas Pendapatan Kota
Bandung, sampai sekarang aparatur Dispenda yang telah memiliki keahlian
sebagai PPNS ini sebanyak 41 orang.
2.2.2 Sumber Daya Informasi
Fasilitas penunjang lainnya yang dimiliki oleh Dinas Pendapatan
Kota Bandung antara lain fasilitas online sistem perpajakan daerah serta
server sebagai penyimpan data perpajakan daerah.
Dinas Pendapatan Kota Bandung memiliki beberapa sistem
pengolahan data berbasis teknologi informasi yaitu : sistem pelaporan secara
on line yang menghubungkan Bank Jabar Banten (BJB) dengan kantor
validasi BPHTB, sistem pelaporan on line dari Bendahara Kas Penerima
(BKP) ke ruang penetapan dan pembukuan, serta perangkat on line system
yang di pasang pada beberapa wajib pajak Hotel dan Restoran. Hal-hal di atas
menandakan bahwa Dinas Pendapatan Kota Bandung telah mengoptimalkan
pemanfaatan Infomasi Teknologi (IT) dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya.
2.2.3 Sumber Daya Sarana dan Prasarana
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 14
Keberadaan Dinas Pendapatan Kota Bandung telah didukung oleh
sarana dan prasarana yang meliputi sarana perkantoran, sarana mobilitas
dan fasilitas penunjang lainnya. Dinas Pendapatan Kota Bandung menempati
perkantoran yang terletak di Jalan Wastukancana No. 2 Bandung. Adapun
untuk mendukung ke-5 (lima) UPT, lokasi gedung kantor tersebar di lima
wilayah yaitu : Unit Pelayanan Teknis Bandung Timur yang berlokasi di Jalan
Gede Bage, Unit Pelayanan Teknis Bandung Utara yang berlokasi di Jalan
Sadang Serang, Unit Pelayanan Teknis Bandung Barat yang berlokasi di Jalan
Sarijadi, Unit Pelayanan Teknis Bandung Selatan yang berlokasi di Jalan
Pelindung Hewan, dan Unit Pelayanan Teknis Bandung tengah berlokasi di
Jalan Cianjur.
Disamping sarana perkantoran, Dinas Pendapatan Kota Bandung
didukung pula dengan sarana mobilitas berupa kendaraan roda empat dan
roda dua. Kendaraan roda empat yang dimiliki Dinas Pendapatan Kota
Bandung berjumlah 14 unit dan dalam kondisi baik. Sedangkan kendaraan
roda dua sebanyak 61 unit.
2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Pendapatan
Dinas Pendapatan Kota Bandung memiliki tugas pokok untuk
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan di bidang pendapatan daerah
(PAD) yang berasal dari pajak daerah. Target Kinerja Dispenda dalam RPJMD
tahun 2009-2013, memiliki satu Indikator Kinerja Daerah yaitu Pendapatan
dari Pajak Daerah Indikator Kinerja ini dikaitkan dengan Misi ke enam dalam
RPJMD tahun 2009-2013. Adapun Target pencapaian Kinerja yang telah
diamanatkan sebagai berikut :
Tabel 2.1
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 15
PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN DINAS PENDAPATAN KOTA BANDUNG
NO
Indikator Kinerja sesuai
Tugas dan Fungsi SKPD
Target SPM
Target IKK
Target Indikator Lainnya
Target Renstra SKPD Tahun ke-
Realisasi Capaian Tahun
ke-
Rasio Capaian
pada Tahun
ke-
4 5 4 5 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1 Pendapatan dari Pajak Daerah
- - - 523,600,000.000.00 775,000,000,000.00 - - - -
Tabel 2.2
ANGGARAN DAN REALISASI PENDANAAN PELAYANAN DINAS PENDAPATAN
KOTA BANDUNG
Uraian ***) Anggaran pada Tahun ke-
Realisasi Anggaran
pada Tahun
ke-
Rasio antara
Realisasi dan
Anggaran Tahun
ke-
Rata-rata Pertumbuhan
4 5 4 5 4 5 Angga
ran Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Belanja Tidak Langsung
Rp. 48.702.627.029,71 Rp. 56.449.986.210,00 15.91% -
Belanja langsung
Rp. 21.535.559.816,00 Rp. 21.535.559.816,00 - -
Rp. 70.238.186.845,71 Rp. 77.985.546.026,00 - -
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas
Pendapatan
Faktor kunci keberhasilan dari suatu organisasi pemerintah atau
instansi, tergantung kepada sumber daya-sumber daya yang dimilikinya dan
juga dukungan dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang
melingkupinya. Analisis lingkungan internal dan eksternal yang dilakukan
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 16
menjadi landasan kritis dalam merancang strategi DISPENDA KOTA
BANDUNG, hal ini dilakukan melalui metode analisis SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities and Threats).
1. KEKUATAN (STRENGTHS)
a. Adanya Political Will dari Kepala Daerah.
b. Pertumbuhan wisata dan pelaku usaha wisata yang tinggi.
c. Adanya komitmen yang tinggi dari seluruh pegawai.
d. Jumlah petugas pajak yang memadai.
e. Potensi pajak masih besar.
f. Pengalihan kewenangan Pengelolaan Pajak dari Pusat dan
Pemerintah Provinsi.
2. KELEMAHAN (WEAKNESSES)
a. Terbatasnya kualitas Sumber Daya Aparatur dan Penempatan
pegawai masih belum optimal.
b. Terbatasnya sarana dan prasarana di wilayah UPT.
c. Terdapatnya Peraturan Perundangan yang menimbulkan multi tafsir.
d. Masih lemahnya koordinasi dengan unit kerja terkait.
3. PELUANG (OPPORTUNITIES)
a. Adanya Political Will dari pusat tentang perpajakan,
b. Adanya globalisasi yang mendorong percepatan perekonomian dan
pariwisata daerah.
c. Adanya otonomi daerah yang memberikan keleluasaaan pemerintah
daerah untuk bergerak dan berkembang.
d. Perubahan Undang-undang Pajak dan Retribusi Daerah yang
menambah jenis pajak baru untuk Kabupaten/Kota serta propinsi.
4. ANCAMAN (THREATS)
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 17
a. Tunggakan pajak masih besar
b. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya PAD dari Stakeholder.
c. Terjadinya pengenaan pajak pusat dan pajak daerah terhadap objek
pajak yang sama.
Berdasarkan analisa terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
yang ada maka Dinas Pendapatan Kota Bandung merumuskan strategi yang
akan ditempuh dengan memperhatikan faktor-faktor kunci keberhasilan
untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi dalam melaksanakan misi
guna mencapai visi organisasi sebagai berikut:
1. Meningkatkan ketersediaan perangkat aturan daerah sebagai dasar
pelaksanaan pemungutan pajak;
2. Meningkatkan kemampuan sumber daya aparatur guna mendukung
pelaksanaan tugas;
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan kewajiban
perpajakan
4. Meningkatkan mutu administrasi perpajakan dengan di dukung teknolgi
IT
5. Meningkatkan mutu pelayanan yang transparan dan akuntabel guna
memudahkan wajib pajak melaksanakan kewajibannya
6. Meningkatkan sarana prasarana pendukung untuk meningkatkan mutu
pelayanan;
7. Meningkatkan upaya penjaringan Wajib Pajak guna optimalisasi atas
potensi yang ada;
8. Meningkatkan pengawasan atas pelaksanaan kewajiban pajak oleh Wajib
Pajak;
9. Meningkatkan upaya penagihan guna memperkecil tunggakan;
10. Meningkatkan upaya penegakan hukum di bidang Perpajakan Daerah
11. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait baik pusat maupun
daerah;
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 18
12. Meningkatkan upaya pengkajian untuk menggali potensi yang dimiliki
daerah
13. Meningkatkan kesiapan daerah guna menerapkan PBB sebagai pajak
daerah
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 19
BAB 3
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan
Dalam era otonomi daerah, Pemerintah Daerah diharapkan lebih
mampu menggali sumber-sumber keuangan khususnya untuk memenuhi
kebutuhan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan di daerahnya
melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sumber-sumber penerimaan daerah
yang potensial harus digali secara maksimal di dalam koridor peraturan
perundang-undangan yang berlaku termasuk pajak daerah oleh Dinas
Pendapatan Kota Bandung sebagai lembaga teknis penghasil PAD dalam
bidang pajak daerah. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, Dinas
Pendapatan Kota Bandung dihadapkan pada beberapa masalah, yaitu :
a. Terbatasnya kualitas Sumber Daya Aparatur dan Penempatan
pegawai masih belum optimal.
b. Terbatasnya sarana dan prasarana di wilayah UPT.
c. Terdapatnya Peraturan Perundangan yang menimbulkan multi tafsir.
d. Masih lemahnya koordinasi dengan unit kerja terkait.
e. Tunggakan pajak masih besar
f. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya PAD dari Stakeholder.
g. Terjadinya pengenaan pajak pusat dan pajak daerah terhadap objek
pajak yang sama
3.2 Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
Sesuai dengan amanat dalam RPJMD, bahwa Visi Kota Bandung
Tahun 2009-2013 adalah : “ Memantapkan Kota Bandung sebagai Kota
Jasa Bermartabat. ”
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 20
Kota Bermartabat diartikan sebagai kota yang memiliki jati diri,
harga diri, dan kebanggaan bagi seluruh warganya, memiliki pelayanan
publik prima tanpa membedakan status. Arus visi tersebut adalah
memerankan Kota Bandung sebagai Kota Jasa. Kota Bandung sebagai pusat
pertumbuhan sektor jasa yang memberikan manfaat bagi warga Bandung
khususnya, Jawa Barat dan Nasional pada umumnya.
Kota Jasa Bermartabat memiliki dimensi :
1. Pemenuhan kondisi lingkungan hidup yang bersih, sehat, indah, hijau,
dan berbunga;
2. Pemenuhan kondisi lingkungan sosial yang aman, tertib, stabil, dan
dinamis;
3. Pemenuhan kondisi lingkungan ekonomi sehingga tercapai kemakmuran
ekonomi warganya;
4. Pemenuhan kondisi lingkungan keagamaan yang penuh toleransi,
berahlak mulia, dan kesadaran perikehidupan majemuk;
5. Pemenuhan kondisi tata ruang yang seimbang dan harmonis;
Dalam mencapai visi tersebut juga dijunjung motto juang
“Bermartabat”, yaitu : bersih, Makmur, Taat, Bersahabat.
Misi Kota Bandung Tahun 2009-2013 merupakan penjabaran dari Misi
Tahap II dalam RPJPD Kota Bandung 2005-2025 dan integrasi dari sasaran
yang akan dicapai pada Misi Tahap II tersebut. Adapun Misi tersebut terdiri
atas :
1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Sehat, Cerdas, Berahlak,
Profesional, dan Berdaya Saing;
2. Mengembangkan Perekonomian Kota yang Berdaya Saing dalam
menunjang penciptaan lapangan kerja dan Pelayanan Publik serta
Meningkatkan Peranan Swasta dalam Pembangunan Ekonomi Kota;
3. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Mengembangkan Budaya Kota
yang Tertib, Aman, Kreatif, Berprestasi dalam Menunjang Kota Jasa
Bermartabat;
4. Menata Kota Bandung Menuju Metropolitan Terpadu yang Berwawasan
Lingkungan;
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 21
5. Meningkatkan Kinerja Pemerintah Kota yang Efektif, Efisien, Akuntabel
dan Transparan dalam Upaya Meningkatkan Kapasitas Pelayanan Kota
Metropolitan;
6. Meningkatkan Kapasitas Pengelolaan Keuangan dan Pembiayaan
Pembangunan Kota yang Akuntabel dan Transparan dalam menunjang
Sistem Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa.
Agenda Prioritas diartikan sebagai penjabaran pelaksanaan misi
dalam pencapaian visi yang menjadi prioritas dalam pelaksanaan program
dan kegiatan Walikota Bandung 5 (lima) tahun ke depan. Penetapan agenda
prioritas mencerminkan urgensi permasalahan yang hendak diselesaikan
tanpa mengabaikan penyelesaian permasalahan lain. Secara umum untuk
Tahun 2009-2013 akan dilakukan berbagai macam program pembangunan.
Dengan mempertahankan substansi program-program yang sudah berjalan
pada periode sebelumnya serta mempertimbangkan kampanye Walikota,
maka disusun 7 Agenda Proritas Walikota Bandung untuk Tahun 2009-
2013 sebagai berikut :
1. Bidang Pendidikan
2. Bidang Kesehatan
3. Bidang Kemakmuran
4. Bidang Lingkungan Hidup
5. Bidang Seni dan Budaya
6. Bidang Olah raga
7. Bidang Agama
Berkaitan dengan visi dan misi Kepala Daerah dan 7 Agenda Proritas
Walikota Bandung untuk Tahun 2009-2013, Dinas Pendapatan Kota Bandung
memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan yang
direncanakan oleh Kepala Daerah, Dalam hal ini berkaitan dengan
penyediaan dana yang dibutuhkan dalam rangka menunjang pelaksanaan
pembangunan melalui peningkatan penerimaan pajak daerah.
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 22
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi
Pada dasarnya, penetapan Rencana Stategis Dinas Pendapatan Kota
Bandung merupakan bentuk pengembangan dari Visi dan Misi yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dikaitkan dengan Renstra kementrian/lembaga
maupun renstra provinsi tidak terdapat korelasi langsung yang
mempengaruhi penyusunan Renstra Dinas Pendapatan Kota Bandung.
Namun adanya kebijakan pengalihan pajak pusat menjadi pajak
daerah yaitu PBB dan BPHTB serta Pajak Propinsi menjadi Pajak
Kabupaten/Kota merupakan permasalahan tersendiri yang harus
diantisipasi oleh Dinas Pendapatan Kota Bandung, khususnya berkaitan
dengan persiapan dalam rangka pengalihan pajak tersebut. Hal ini perlu
dilakukan agar pada saat pelaksanaan pemungutan pajak daerah tersebut
tidak ada kendala yang signifikan yang mempaengaruhi penerimaan pajak
daerah.
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun
2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat 2009-2029,
Kota Bandung ditetapkan sebagai salah satu Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Metropolitan Bandung dan merupakan Kawasan Andalan Cekungan Bandung
dengan kegiatan utama pengembangan SDM, jasa, agribisnis, pariwisata dan
industri.
Adapun berdasarkan Revisi RTRW Kota Bandung Tahun 2011-2030
bahwa secara umum arah dan kebijakan ruang di Kota Bandung diantaranya
adalah Fungsi Kota Bandung : Pemerintahan dan Perkantoran, Jasa
Perdagangan, Industri, Pendidikan, Wisata, Litbang, Jasa Kesehatan dan
Perumahan.
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 23
Mengamati hal-hal termaksud di atas, Dinas Pendapatan Kota
Bandung menegaskan bahwa untuk melaksanakan pemungutan pajak daerah
di wilayah Kota Bandung dilakukan pada wajib pajak yang memiliki izin
usaha sesuai dengan peruntukan lokasi tempat berdirinya usaha,
berdasarkan RTRW yang telah ditetapkan. Pada intinya, Dinas Pendapatan
melaksanakan pemungutan pajak by ijin. Hambatan yang tentunya muncul
yaitu banyaknya wajib pajak yang lalai atau belum mengurus perizinan usaha
mereka sehingga belum dapat ditarik pajaknya. Namun tentunya akan
mendorong para petugas pajak agar mampu mensosialisasikan pengurusan
izin usaha kepada para wajib pajak. Rumusan arah dan kebijakan umum
pembangunan Kota Bandung bidang pendapatan daerah untuk lima tahun ke
depan, yaitu
Peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan dan pembiayaan
pembangunan kota yang akuntabel dan transparan dalam menunjang
sistem pemerintahan yang bersih dan berwibawa mendorong Dinas
Pendapatan Kota Bandung untuk berubah dan menata sistem dan prosedur
pemungutan dan meningkatkan kinerjanya.
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
Berdasarkan hasil telaahan tersebut diatas, Dinas Pendapatan Kota
Bandung menetapkan beberapa isu strategis yang perlu ditangani dalam
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung, yaitu:
1. Adanya Pengalihan Pajak Pusat dan Pajak Propinsi ( PBB, BPHTB dan
PAT) menjadi Pajak Daerah.
2. Terjadinya perubahan sistem pemungutan pajak daerah.
3. Belum optimalnya koordinasi dengan SKPD terkait dalam implementasi
penggalian potensi pajak.
Dengan ditetapkannya isu-isu strategis tersebut, maka Renstra
Dinas Pendapatan Kota Bandung diarahkan untuk menghadapi dan
mengatasinya yang tertuang dalam penetapan visi, misi, tujuan dan sasaran
Dinas Pendapatan Kota Bandung.
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 24
BAB 4 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi Dinas Pendapatan
Visi
Untuk menjembatani keadaan masa kini dan masa datang yang
diharapkan, maka dirumuskan suatu keadaan ideal yang dinginkan
organisasi yang dituangkan dalam suatu visi yang berkaitan dengan kondisi
masa depan yang penuh dengan perubahan dan ketidakpastian. Di dalam
perjalanan organisasi, visi memegang peran yang menentukan dalam
dinamika perubahan lingkungan, sehingga organisasi dapat bergerak maju
menuju masa depan lebih baik. Visi yang tepat bagi masa depan organisasi
dapat menggerakkan unsur organisasi untuk bertindak lebih terarah, dan
karena itu organisasi berkembang dan maju. Kekuatan visi harus berperan
sebagai perekat anggota organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
Bagi suatu organisasi visi memiliki peran dan fungsi (1) memberikan
arah, menciptakan kesadaran untuk mengendalikan dan mengawasi ( sense of
control ), (2) mendorong anggota organisasi untuk menunjukan kinerja yang
lebih baik (outperform), dan (3) menggalakkan anggota organisasi untuk
bersaing, serta (4) menciptakan daya dorong untuk perubahan dan
mempersatukan anggota organisasi.
Bertitik tolak dari kewenangan tugas dan fungsi Dinas Pendapatan
Kota Bandung sebagaimana diuraikan pada bab terdahulu, maka dirumuskan
visi Dinas Pendapatan Kota Bandung yang mempunyai peran dan fungsi
dalam menjembatani keadaan masa kini dan masa datang yang diinginkan
serta dapat menggerakkan unsur organisasi untuk bertindak lebih terarah
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 25
sebagaimana diuraikan di atas terutama dikaitkan dengan pelaksanaan
otonomi yang secara mutlak harus didukung oleh sumberdaya manusia
aparatur yang mampu mengelola unsur-unsur organisasi secara optimal,
efektif dan efisien serta mampu merumuskan kebijakan-kebijakan yang
implementatif yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat. Guna
mewujudkan hal-hal tersebut, Dinas Pendapatan Kota Bandung telah
menetapkan Visinya yaitu:
“PROFESIONAL DALAM PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH, PRIMA
DALAM PELAYANAN MENUJU KOTA JASA YANG BERMARTABAT”
Dalam pernyataan visi tersebut terdapat tiga unsur sebagai berikut :
1. Profesionalisme;
2. Pengelolaan Pendapatan Daerah
3. Prima dalam Pelayanan
1. Profesionalisme
Profesionalisme artinya suatu kondisi yang harus ada dan dimiliki dalam
melaksanakan kewenangan, tugas dan fungsi meliputi kompetensi dalam
arti mempunyai keterampilan dan pengetahuan serta sikap dan perilaku
yang harus dimiliki oleh setiap aparatur agar dapat melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya secara berdayaguna dan berhasil guna serta
memiliki komitmen, tanggung jawab, kritis dan cepat tanggap.
2. Pengelolaan Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah yang dimaksud adalah sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 sebagai pengganti dari Undang-Undang Nomor 34
Tahun 2000 (perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah). Menurut Undang-undang
tersebut dan berdasarkan potensi yang ada, jenis pajak yang dikelola oleh
Dinas Pendapatan Kota Bandung terdiri dari:
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 26
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan;
f. Pajak Parkir;
g. Pajak Air Tanah;
h. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB);
Dalam rangka menjalankan amanat dari Undang-Undang No.28
tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Dispenda juga akan
melakukan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang pengalihan
kewenangan pengelolaannya dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah
Daerah akan berlangsung pada bulan Januari 2013. Persiapan yang telah
dilaksanakan yaitu : penyusunan Perda No.20 tahun 2011 tentang Pajak
Daerah, dan Peraturan Walikota tentang Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah
serta mempersiapkan sarana prasarana seperti : gedung dan penunjukan
Bank Persepsi yang akan terkoneksi dengan Dispenda secara On Line.
Sehingga pada tahun 2013 secara resmi Pendapatan Daerah bertambah satu
mata pajak dari sektor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
3. Prima Dalam Pelayanan
Pelayanan yang terbaik artinya pelayanan yang diberikan dalam bidang
administrasi pemerintahan, administrasi pembangunan dan administrasi
umum kepada Wajib Pajak secara akomodatif, efektif dan efisien.
Akomodatif yaitu mampu memenuhi tuntutan pelaksanaan kewenangan
tugas dan fungsi Perangkat Daerah.
B. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi yang telah disepakati dan ditetapkan,
disusun misi organisasi yang merupakan dasar/alasan keberadaan suatu
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 27
organisasi. Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010,
Misi SKPD adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi SKPD. Rumusan misi SKPD yang baik
membantu lebih jelas penggambaran visi SKPD yang ingin dicapai, serta
menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan oleh SKPD
bersangkutan. Dalam suatu dokumen perencanaan, rumusan misi menjadi
penting untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai, dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi
SKPD.
Misi disusun untuk memperjelas jalan, atau langkah yang akan dilakukan
dalam rangka mencapai perwujudan visi SKPD. Oleh karena itu, pernyataan
misi sebaiknya menggunakan bahasa yang sederhana, ringkas, dan mudah
dipahami tanpa mengurangi maksud yang ingin dijelaskan.
Mengacu kepada uraian tersebut diatas, sebagai bentuk nyata dari visi
organisasi yang telah ditetapkan, maka dirumuskan 2 (dua) misi Dinas
Pendapatan yang menggambarkan hal-hal yang seharusnya dilaksanakan
dalam rangka mencapai visi tersebut, yaitu :
1. Menjadikan Pajak sebagai sumber utama pendapatan daerah
2. Meningkatkan Sistem Pengelolaan Pajak secara transparan dan
Akuntabel
Penjelasan Misi
Misi 1 : Menjadikan Pajak sebagai sumber utama pendapatan daerah
Misi ini menegaskan keberadaan dan peran Dinas Pendapatan Kota Bandung
dalam mendukung pencapaian misi Kepala Daerah, dimana alasan utama
didiirikannya Dinas Pendapatan Kota Bandung adalah dalam rangka
mengelola pendapatan daerah khususnya Pajak Daerah. Selain itu misi ini
juga menegaskan visi Dinas Pendapatan Kota Bandung yaitu “PROFESIONAL
DALAM PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH, PRIMA DALAM
PELAYANAN MENUJU KOTA JASA YANG BERMARTABAT” dimana
profesionlisme dalam pengelolaan pendapatan daerah sangat dikedepankan
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 28
agar pajak daerah dapat terealisir secara optimal dan menjadi sumber utama
pendapatan daerah.
Misi 2 : Meningkatkan Sistem Pengelolaan Pajak secara transparan
dan Akuntabel
Misi ini berkaitan erat dengan misi Kepala Daerah, khususnya misis ke-enam
yaitu “Meningkatkan Kapasitas Pengelolaan Keuangan dan Pembiayaan
Pembangunan Kota yang Akuntabel dan Transparan dalam menunjang
Sistem Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa”. Selain itu misi ini
menegaskan kembali visi Dinas Pendapatan Kota Bandung yaitu prima
dalam pelayanan .
Dengan misi ini Dinas Pendapatan Kota Bandung ingin menegaskan bahwa
trnsparansi dan akuntabel dalam pengelolaan keuangan,khususnya
pengelolaan pendapatan daerah dari pajak daerah merupakan hal yang
sangat mendasar untuk dilaksanakan. Dengan pengelolaan pendapatan yang
transparan dan akuntabel akan menghasilkan pelayanan yang prima dan
berdampak pada penerimaan pendapatan pajak daerah yang optimal.
Beberapa hal penting yang terkandung dalam misi ini antara lain :
- Adanya aturan main dan system serta prosedur yang transparan
dalam pengelolaan pajak daerah.
- Adanya system pencatatan yang akurat sehingga terhindar dari
kemungkinan kesalahan pencatatan dan pembebanan dalam
pengelolaan pajak daerah
- Adanya dukungan sarana prasarana yang memadai yang akan
memberikan kemudahan bagi wajib pajak untuk melaksanakan
kewajibannya.
- Adanya tenaga yang professional yang akan melayani wajib pajak
dengan baik
- Berjalannya upaya penegakan hukum yang akan memberikan rasa
keadilan bagi masyarakat
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 29
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pendapatan
Tujuan Dinas Pendapatan
Tujuan merupakan implementasi atau penjabaran dari misi yang merupakan
suatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu tertentu 1
(satu) sampai 5 (lima) tahun kedepan. Rumusan tujuan merefleksikan
konteks pembangunan yang dihadapi Dinas Pendapatan Kota Bandung dan
memiliki keterkaitan dengan visi Dinas Pendapatan Kota Bandung yang ingin
dicapai.
Pernyataan tujuan akan diterjemahkan kedalam sasaran-sasaran yang ingin
dicapai. Dalam menentukan tujuan tidaklah mutlak harus terukur, kuantitatif,
ataupun tangible, namun setidaknya dapat memberikan gambaran yang jelas
mengenai apa yang akan dicapai dimasa mendatang.
Karakteristik rumusan tujuan yang mendasar adalah harus realistis dan
dapat dicapai. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perumusan tujuan
pembangunan antara lain:
1. Diturunkan secara lebih operasional dari masing-masing misi SKPD yang
telah ditetapkan. Untuk mewujudkan suatu misi, dapat dicapai melalui
beberapa tujuan;
2. Disusun dengan memperhatikan isu-isu strategis daerah; dan
3. Disusun dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami
Berdasarkan uraian diatas, maka Dinas Pendapatan Kota Bandung
menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam upaya mewujudkan visi Dinas
Pendapatan Kota Bandung sebagai berikut :
1. Meningkatnya penerimaan Pajak Daerah secara Optimal;
2. Tercapainya Penerimaan Pendapatan Bukan Pajak Daerah sesuai hak
Daerah;
3. Terlaksananya pengelolaan PBB sebagai Pajak Daerah
4. Meningkatnya mutu pelayanan yang transparan dan akuntabel;
5. Meningkatnya sistem pengelolaan pajak daerah
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 30
Tujuan 1, 2 dan 3 merupakan tujuan yang ditetapkan dalam rangka
melaksanakan misi ke-1, sementara tujuan 4 dan 5 ditetapkan dalam rangka
melaksanakan misi ke-2.
Sasaran Dinas Pendapatan
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang akan
dicapai secara nyata dalam jangka waktu tahunan, semesteran atau bulanan.
Sasaran merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis
pemerintah daerah. Fokus utama sasaran adalah tindakan dan alokasi
sumberdaya dalam kegiatan organisasi/pemerintah daerah. Sasaran harus
bersifat spesifik, dapat dinilai, terukur, menantang, namun dapat dicapai,
berorientasi pada hasil dan dapat dicapai dalam periode 1 (satu) tahun
kedepan.
Berdasarkan pengertian tersebut maka Dinas Pendapatan Kota
Bandung menetapkan sasaran organisasi dalam rangka mencapai tujuan
adalah sebagai berikut :
1. Tujuan ke-1 Meningkatnya penerimaan Pajak Daerah secara Optimal ,
sasaran yang ingin dicapai adalah:
a. Tersusunnya Peraturan tentang Pajak Daerah;
b. Tercapainya Penerimaan pajak daerah sesuai potensi yang dimiliki;
c. Terkendalinya pengelolaan Tunggakan Pajak Daerah;
d. Terlaksananya pengawasan atas penerapan sistem pemungutan pajak
Self Assesment.
2. Tujuan ke-2 Tercapainya Penerimaan Pendapatan Bukan Pajak Daerah
sesuai hak Daerah, sasaran yang ingin dicapai adalah:
a. Tercapaianya penerimaan bagi hasil pajak pusat sesuai potensi
daerah;
b. Tercapaianya penerimaan bagi hasil pajak provinsi sesuai potensi
daerah
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 31
3. Tujuan ke-3 Terlaksananya pengelolaan PBB sebagai Pajak Daerah
sasaran yang ingin dicapai adalah:
a. Tersusunnya perangkat aturan berkaitan dengan pengelolaan PBB;
b. Tersedianya sarana prasarana pendukung pengelolaan PBB;
c. Tersedianya tenaga profesional berkaitan dengan pengelolaan PBB;
d. Tersusunnya data wajib PBB yang akurat;
e. Tercapainya penerimaan PBB sesuai target yang ditetapkan
4. Tujuan ke-4 Meningkatnya mutu pelayanan yang transparan dan
akuntabel, sasaran yang ingin dicapai adalah:
a. Meningkatnya transparansi pelayanan;
b. Meningkatnya akuntabilitas pelayanan
5. Tujuan ke-5 Meningkatnya sistem pengelolaan pajak daerah, sasaran
yang ingin dicapai adalah:
a. Meningkatnya pemahaman pegawai atas peraturan perundangan
terkait;
b. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana prasana pelayanan
Hubungan antara tujuan, sasaran, indicator sasaran beserta targetnya
dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tujuan dan sasaran jangka menengah Pelayanan Dinas
Pendapatan Kota Bandung
NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN SATUAN
TARGET KINERJA SASARAN PADA
TAHUN KE-
4 5
1 2 3 4 5 6 7 1 Meningkatnya
penerimaan Pajak Daerah secara Optimal
1 Tersusunnya Peraturan tentang Pajak Daerah
1 Rasio ketersediaan Perda dan Perwal untuk masing-masing jenis pajak
%
100 100
2 Tercapainya Penerimaan pajak daerah sesuai potensi yang dimiliki
1 Rasio realisasi penerimaan pajak dibandingkan dengan target tahun berjalan
%
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 32
NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN SATUAN
TARGET KINERJA SASARAN PADA
TAHUN KE-
4 5
1 2 3 4 5 6 7 P.Hotel %
100 100
P. Rest % 100 100
P.Hib % 100 100
P.Rekl % 100 100
P.Parkir % 100 100
P.Pen.Jln % 100 100
P.Air Tnh % 100 100
BPHTB % 100 100
PBB % 100
2 Rasio penerimaan pajak yang berasal dari target murni tahun berjalan dibandingkan dengan total penerimaan (untuk setiap jenis pajak)
%
P.Hotel % 100 100
P. Rest % 100 100
P.Hib % 100 100
P.Rekl % 100 100
P.Parkir % 100 100
P.Pen.Jln % 100 100
P.Air Tnh % 100 100
BPHTB % 100 100
PBB % 100
3 Rasio Penyelesaian BPHTB yang tepat waktu terhadap total validitas BPHTB
% 90 90
3 Terkendalinya pengelolaan Tunggakan Pajak Daerah
1 Rasio jumlah penyelesaian piutang secara administrasi dibandingkan dengan jumlah penunggak pajak
% 100 100
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 33
NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN SATUAN
TARGET KINERJA SASARAN PADA
TAHUN KE-
4 5
1 2 3 4 5 6 7 4 Terlaksananya
pengawasan atas penerapan sistem pemungutan pajak Self Assesment
1 Rasio jumlah wajib pajak yang diperiksa terhadap total WP (untuk setiap jenis pajak)
% 3.6 4.2
2 Rasio Pemanfaatan LHP sebagai dasar penetapan Pajak
% 100 100
2 Tercapainya Penerimaan Pendapatan Bukan Pajak Daerah sesuai hak Daerah
1 Tercapaianya penerimaan bagi hasil pajak pusat sesuai potensi daerah
1 Rasio realisasi perimaan bagi hasil pajak pusat dibandingkan dengan target
% 100 100
2 Tercapaianya penerimaan bagi hasil pajak provinsi sesuai potensi daerah
1 Rasio realisasi perimaan bagi hasil pajak provinsi dibandingkan dengan target
% 100 100
3 Terlaksananya pengelolaan PBB sebagai Pajak Daerah
1 Tersedianya sarana prasarana pendukung pengelolaan PBB
1 Sistem Aplikasi Unit 14 14
2 Tersedianya tenaga profesional berkaitan dengan pengelolaan PBB
1 tenaga Appraisal Orang 45 45
3 Tersusunnya data wajib PBB yang akurat
1 Data WP PBB WP 448.103 448.103
4 Meningkatnya mutu pelayanan yang transparan dan akuntabel
1 Meningkatnya transparansi pelayanan
1 Tersusunnya SOP dan Standar Pelayanan untuk setiap jenis pajak
% 100 0
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 34
NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN SATUAN
TARGET KINERJA SASARAN PADA
TAHUN KE-
4 5
1 2 3 4 5 6 7 2 Tersusunnya
Standar Waktu Pelayanan untuk setiap jenis pajak
% 100 100
3 Terlaksananya sosialisasi atas setiap pelayanan
kegiatan 5 8
2 Meningkatnya akuntabilitas pelayanan
1 % Ketersediaan media pengaduan masyarakat
unit 1 1
2 Rasio kasus pengaduan yang terselesaikan
% 75 80
5 Meningkatnya sistem pengelolaan pajak daerah
1 Meningkatnya pemahaman pegawai atas peraturan perundangan terkait
jumlah pegawai yang mengikuti diklat
orang 50 45
2 Meningkatnya sarana prasana pelayanan
1 Ketersediaan sistem teknologi informasi
unit 3 0
2 Tersediannya barang cetakan
dokumen 131 131
3 tersedianya gedung kantor dan UPT
unit 6 4
4 Tersedianya sarana transportasi
unit 52 0
4.3. Strategi dan Kebijakan Dinas Pendapatan
Dalam era otonomi daerah, pemerintah Kabupaten dan Kota
diberikan kewenangan yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiri. Tujuannya adalah untuk lebih mendekatkan
pelayanan pemerintah kepada masyarakat, memudahkan masyarakat untuk
memantau dan mengontrol penggunaan dana yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), selain untuk
menciptakan persaingan yang sehat antar daerah dan mendorong timbulnya
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 35
inovasi. Sejalan dengan kewenangan tersebut, Pemerintah Daerah
diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber keuangan khususnya
untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan
di daerahnya melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sumber-sumber
penerimaan daerah yang potensial harus digali secara maksimal, di dalam
koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk pajak
daerah dan retribusi daerah.Untuk mengatasi segala permasalahan tersebut,
maka dilakukan identifikasi nilai-nilai, lingkungan strategis, faktor-faktor
kunci keberhasilan, tujuan dan sasaran organisasi Dinas Pendapatan Kota
Bandung. Hal itu sangat menentukan keberhasilan lembaga Dinas
Pendapatan Kota Bandung.
Faktor kunci keberhasilan memungkinkan Dinas Pendapatan Kota Bandung
untuk mengembangkan suatu rencana strategik yang lebih mudah untuk
mengkomunikasikan dan menerapkannya, yaitu :
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparat, melalui berbagai
pendidikan dan pelatihan;
2. Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat wajib pajak secara
kontinue serta membuat solusi apabila ditemukan suatu permasalahan;
3. Menegakan sanksi hukum bagi petugas dan wajib pajak yang melanggar
Peraturan Perundang-undangan;
4. Meningkatkan sistem penagihan yang mempermudah dan mempercepat
wajib pajak dalam pembayaran, dengan memperbanyak tempat
pembayaran dan penagihan;
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana; dan
6. Mendekatkan pelayanan kepada masyarakat melalui implementasi UPT
di 5 (lima) wilayah di Kota Bandung.
Prinsip-prinsip kebijakan adalah beberapa asas atau dasar pemikiran
yang harus dipertimbangkan apabila akan dilaksanakan suatu kebijakan yang
terdiri dari 4 (empat) prinsip yaitu :
a. Prinsip Pertama : Kebijakan pemerintah harus mengandung tujuan-
tujuan penting untuk kesejahteraan masyarakat.
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 36
b. Prinsip Kedua : Perumusan kebijakan pemerintah harus fleksibel.
c. Prinsip Ketiga : Kebijakan pemerintah harus melibatkan berbagai
disiplin ilmu.
d. Prinsip Keempat : Adanya lembaga-lembaga kebijakan dan perumusan
kebijakan yang profesional.
Berdasarkan prinsip-prinsip kebijakan di atas dan sebagai tindak
lanjut dari penetapan sasaran umum, arah Kebijakan Dinas Pendapatan Kota
Bandung adalah sebagai berikut:
1. Profesionalisme Sumber Daya Manusia Dispenda Kota Bandung.
2. Sarana dan prasarana yang memadai dalam menunjang operasional
pengelolaan Pajak Daerah.
3. Kerjasama dengan Perguruan Tinggi, Pusat Penelitian dan Pengkajian,
dalam penyelenggaraan penelitian dan pengembangan mengenai
intensifikasi dan ekstensifikasi Pajak Daerah.
4. Jaringan kerjasama penelitian dan pengembangan dalam mewujudkan
sistem informasi dan database yang berorientasi Teknologi Informasi.
5. Pengelolaan proses organisasi melalui ISO 9001 ; 2008.
6. Pelimpahan kewenangan perpajakan baru (UU no 28 tahun 2009) yang
memperluas basis pajak daerah.
BAB 5
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 37
Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu
yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun
dalam rangka kerja sama dengan masyarakat guna mencapai sasaran
tertentu.
Program selalu berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan tertentu
sebagaimana ditetapkan dalam strategi. Dalam menetapkan program telah
dipertimbangkan “siapa melakukan apa” dan jangka waktu penyelesaiannya.
Dengan demikian proram adalah salah satu Cara untuk Mencapai Tujuan dan
Sasaran Merupakan rencana aksi terpadu yang meliputi:
Penetapan kebijakan
Program operasional
Kegiatan/aktivitas
Kegiatan merupakan tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu
yang dilakukan sesuai dengan kebijakan dan program yang telah ditetapkan
dengan menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran dan
tujuan. Kegiatan merupakan titik awal menuju perwujudan misi dan visi.
Kriteria Kegiatan adalah sebagai berikut:
Spesifik
Terukur
Agresif
Berorientasi kepada hasil
Memiliki jangka waktu tertentu
Untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan serta dalam
rangka pencapaian target kinerja sesuai dengan indikator kinerja Dinas
Pendapatan Kota Bandung dalam RPJMD 2009-2013 yaitu pencapaian target
pendapatan daerah maka program-program yang akan dilaksanakan
meliputi :
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 38
(3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur.
(4) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur.
(5) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
(6) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Adapun perumusan rencana program, kegiatan, indikator kinerja,
kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif dapat dilihat pada lampiran 1
dan 2.
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 39
BAB 6
INDIKATOR KINERJA DINAS PENDAPATAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Bandung Tahun 2009-2013 disusun dengan salah satu tujuannya adalah
sebagai pedoman bagi seluruh SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Bandung
dalam menyusun Renstra periode 2009-2013. Dinas Pendapatan Kota
Bandung yang memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai pelaksa sebagian
urusan pemerintahan dibidang pendapatan daerah berdasarkan azas
otonomi dan pembantuan, terkait pada Misi ke enam yaitu : Meningkatkan
Kapasitas Pengelolaan Keuangan dan Pembiayaan Pembangunan Kota
yang Akuntabel dan Transparan dalam Menunjang Sistem
Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa. Sesuai dengan misi tersebut,
indikator kinerja Dispenda adalah pencapaian target pendapatan pajak
daerah ditambah dengan beberapa indikator lainnya yang dapat diuraikan
dari tabel berikut :
Tabel 6.1
Indikator Kinerja Dinas Pendapatan yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
NO Indikator
Kondisi Kinerja pada awal
periode RPJMD (Rp)
Target Capaian Setiap Tahun (Rp)
Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Tahun 0 Tahun 4 Tahun 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 PAJAK HOTEL
65.186.749.663,00 90.000.000.000,00 102.000.000.000,00
2 PAJAK RESTORAN/RM
56.916.009.253.00
80.000.000.000,00 80,000,000,000,00
3 PAJAK HIBURAN
19.995.781.467,00
34.000.000.000,00 30,000,000,000,00
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 40
4 PAJAK REKLAME
16.663.702.588,00
22.000.000.000,00 14.000.000.000,00
5 PPJ
50.263.640.386,00 96.000.000.000,00 105.000,000,000,00
6 PAJAK PARKIR
5.206.427.588,00 7.000.000.000,00 6,500,000,000,00
7 PAJAK AIR TANAH
0,00 4.600.000.000,00 2,500,000,000,00
8 BPHTB 0,00 190.000.000.000,00 225,000,000,000,00
9 PBB 0,00 0,00 210,000,000,000,00
JUMLAH 214.268.203.487,00 523.600.000.000,00 775,000,000,000.00
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 41
BAB 7 PENUTUP
Ciri utama yang menunjukkan suatu daerah otonom mampu
berotonomi yaitu terletak pada kemampuan keuangan daerah. Artinya,
daerah otonom harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali
sumber-sumber keuangan sendiri, mengelola dan menggunakan keuangan
sendiri yang cukup memadai untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan daerahnya. Ketergantungan kepada bantuan pusat harus
seminimal mungkin, sehingga PAD khususnya pajak dan retribusi daerah
harus menjadi bagian sumber keuangan terbesar, yang didukung oleh
kebijakan perimbangan keuangan Pusat dan Daerah sebagai prasyarat
mendasar dalam sistem pemerintahan negara.
Berkaitan dengan hal tersebut, optimalisasi sumber-sumber PAD
perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan keuangan daerah. Untuk
itu diperlukan intensifikasi dan ekstensifikasi subyek dan obyek pendapatan.
Dalam jangka pendek kegiatan yang paling mudah dan dapat segera
dilakukan adalah dengan melakukan intensifikasi terhadap obyek atau
sumber pendapatan daerah yang sudah ada terutama melalui pemanfaatan
teknologi informasi. Dengan melakukan efektivitas dan efisiensi sumber atau
obyek pendapatan daerah, maka akan meningkatkan produktivitas PAD
tanpa harus melakukan perluasan sumber atau obyek pendapatan baru yang
memerlukan studi, proses dan waktu yang panjang. Dukungan teknologi
informasi secara terpadu guna mengintensifkan pajak mutlak diperlukan
karena sistem pemungutan pajak yang dilaksanakan selama ini cenderung
tidak optimal. Masalah ini tercermin pada sistem dan prosedur pemungutan
yang masih konvensional dan masih banyaknya sistem berjalan secara
parsial, sehingga besar kemungkinan informasi yang disampaikan tidak
konsisten, versi data yang berbeda dan data tidak up-to-date.
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 42
Permasalahan pada sistem pemungutan pajak cukup banyak, misalnya : baik
dalam hal data wajib pajak/retribusi, penetapan jumlah pajak, jumlah
tagihan pajak dan target pemenuhan pajak yang tidak optimal.
Secara umum, upaya yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Kota
Bandung dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah melalui
optimalisasi intensifikasi pemungutan pajak daerah , antara lain dapat
dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Memperluas basis penerimaan : Tindakan yang dilakukan untuk
memperluas basis penerimaan yang dapat dipungut oleh daerah, yang
dalam perhitungan ekonomi dianggap potensial, antara lain yaitu
mengidentifikasi pembayar pajak baru/potensial dan jumlah pembayar
pajak, memperbaiki basis data objek, memperbaiki penilaian,
menghitung kapasitas penerimaan dari setiap jenis pungutan.
2. Memperkuat proses pemungutan : Upaya yang dilakukan dalam
memperkuat proses pemungutan, yaitu antara lain mempercepat
penyusunan Perda, mengubah tarif, khususnya tarif pajak daerah dan
peningkatan SDM.
3. Meningkatkan pengawasan : Hal ini dapat ditingkatkan yaitu antara
lain dengan melakukan pemeriksaan secara dadakan dan berkala,
memperbaiki proses pengawasan, menerapkan sanksi terhadap
penunggak pajak dan sanksi terhadap pihak fiskus, serta meningkatkan
pembayaran pajak dan pelayanan yang diberikan oleh daerah.
4. Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya
pemungutan. Tindakan yang dilakukan oleh daerah yaitu antara lain
memperbaiki prosedur administrasi pajak melalui penyederhanaan
admnistrasi pajak, meningkatkan efisiensi pemungutan dari setiap jenis
pemungutan.
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kota Bandung 43
5. Meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan yang
lebih baik. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan koordinasi
dengan instansi terkait di daerah.
Selanjutnya, ekstensifikasi perpajakan juga dapat dilakukan, yaitu
melalui arah kebijaksanaan Pemerintah untuk memberikan kewenangan
perpajakan yang lebih besar kepada daerah pada masa mendatang. Untuk itu,
perlu adanya perubahan dalam sistem perpajakan Indonesia sendiri melalui
sistem pembagian langsung atau beberapa basis pajak Pemerintah Pusat
yang lebih tepat dipungut oleh daerah.