rencana pembinaan lima tahun desa binaan di …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah...

65
RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI DAERAH PENYANGGA TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI PERIODE TAHUN 2017 – 2021 KELOMPOK : CITRA MANDIRI DESA : LANTARI KECAMATAN : LANTARI JAYA KABUPATEN : BOMBANA SULAWESI TENGGARA, 2017

Upload: others

Post on 27-Dec-2019

44 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUNDESA BINAAN DI DAERAH PENYANGGA

TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAIPERIODE TAHUN 2017 – 2021

KELOMPOK : CITRA MANDIRI

DESA : LANTARI

KECAMATAN : LANTARI JAYA

KABUPATEN : BOMBANA

SULAWESI TENGGARA, 2017

Page 2: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok
Page 3: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunianya Rencana Kerja

Kegiatan Penyusunan Rencana Pembinaan Desa Binaan di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai

ini dapat diselesaikan.

Pembinaan/pemberdayaan masyarakat desa di daerah penyangga kawasan suaka alam dan kawasan

pelestarian alam merupakan salah satu upaya pembangunan berbasis konservasi dengan tujuan utama

meningkatkan keberdayaan masyarakat yang masih tertinggal atau miskin di sekitar kawasan

konservasi menuju ke kemandirian dan mutu kehidupan yang lebih baik, serta hidup harmonis dengan

kawasan konservasi dan alam sekitarnya.

Rencana Kerja ini meliputi tujuan, metode, tahapan dan target yang akan dicapai dan menjadi acuan

bagi pelaksana kegiatan di lapangan. Selanjutnya Kami mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak dan individu-individu yang telah membantu selama penyusunan rencana kerja ini.

Demikian, semoga rencana kerja ini dapat bermanfaat bagi pengelolaan Taman Nasional Rawa Aopa

Watumohai di masa yang akan datang.

Tim Penyusun

Page 4: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page iii

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan.................................................................................................... i

Kata Pengantar ........................................................................................................... ii

Daftar Isi ...................................................................................................................... iii

Daftar Tabel ................................................................................................................ iv

Daftar Gambar............................................................................................................ v

Daftar Lampiran ......................................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

B. Landasan Hukum................................................................................................. 2

C. Tujuan dan Manfaat ............................................................................................. 3

D. Ruang Lingkup..................................................................................................... 3

E. Indikator Keberhasilan ........................................................................................ 4

F. Batasan dan Pengertian........................................................................................ 4

II. PROFIL KAWASAN DAN PROFIL DESA BINAAN ..................................... 3

A. Profil Kawasan Konservasi .................................................................................. 7

B. Profil Desa Binaan............................................................................................... 18

C. Profil Kelompok Binaan....................................................................................... 24

III. RENCANA KEGIATAN PEMBINAAN DESA BINAAN

A. Tahun Kegiatan....................................................................................... 27

B. Jenis, Volume dan Lokasi ....................................................................... 27

C. Pembiayaan Kegiatan.............................................................................. 28

D. Penanggung jawab dan Pelaksana .......................................................... 30

E. Jadwal Kegiatan ..................................................................................... 31

IV. PENUTUP ............................................................................................................ 32

Page 5: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penggunaan lahan disekitar sumber daya air ...........................................16

Tabel 2. Pemanfaatan air yang sudah ada didekat sumber daya air.......................16

Tabel 3. Jumlah Penduduk.....................................................................................18

Tabel 4. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Lantari …………………………20

Tabel 5. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Lantari …………………………20

Tabel 6. Mata Pencaharian Masyarakat Desa Lantari……………………………21

Tabel 7. Jenis Kegiatan Pembinaan Desa Binaan ..................................................28

Tabel 8. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Desa Binaan ..................................... 29

Tabel 9. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Desa Binaan ..........................31

Error! Bookmark not defined.

Page 6: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan Penyusunan Rencana Pembinaan Desa BinaanDaerah Penyangga TNRAW…………………………………………… 39

Lampiran 2 Keputusan Kepala Balai Besar/Balai (UPT KSDAE) tentangPenunjukan Desa Binaan dan Pendampingnya ………………………... 41

Lampiran 3 Legalitas Kelompok Citra Mandiri …………………………………….. 43Lampiran 4 Hasil analisis pohon masalah/PRA/SWOT/metode lain yang dipilih

secara partisipatif dalam rangka pembinaan desa binaan di daerahpenyangga kawasan konservasi………………………………………… 46

Lampiran 5 Hasil analisis peran para pihak (analisis stakeholder) ……… 49Lampiran 6 Indikator keberhasilan pembinaan desa binaan lingkup Balai Taman

Rawa Aopa Watumohai ………………………………………………... 50Lampiran 7 Peta Daerah Penyangga Kawasan TNRAW …………………………… 51Lampiran 8 Peta Desa Lantari ……………………………………………………… 52Lampiran 9 Matriks monitoring output ……………………………………………... 54Lampiran 10 Matriks monitoring permasalahan ……………………………… 56Lampiran 11 Matriks monitoring pencapaian IKK/kegiatan ………………… 58

Page 7: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai merupakan salah satu

Kawasan Pelestarian Alam yang mempunyai fungsi perlindungan sistem

penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan

satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan

ekosistemnya. Di samping banyaknya jenis gangguan dan tekanan

terhadap kawasan yang dihadapi dalam pengelolaan kawasan Taman

Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW), hal lain yang perlu disadari

adalah tingginya tingkat ketergantungan masyarakat sekitar kawasan

terhadap sumber daya alam yang ada di dalam kawasan. Dalam hal ini,

tentunya penanganan permasalahan dan pengelolaan pemanfaatan, tidak

bisa dilakukan oleh pihak pengelola Taman Nasional semata, namun

diperlukan juga dukungan dari masyarakat sekitar kawasan sehingga

manfaat ekologis dari keberadaan Taman Nasional dapat terus terjaga, dan

masyarakat pun tetap bisa memanfaatkan sumberdaya alam yang ada.

Daerah penyangga mempunyai fungsi untuk menjaga kawasan

konservasi dari segala bentuk gangguan yang berasal dari luar atau dalam

kawasan yang dapat mengakibatkan perubahan keutuhan dan fungsi

kawasan. Salah satu upaya mengurangi tekanan masyarakat terhadap

kawasan konservasi adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat di

daerah penyangga melalui pembinaan/pemberdayaan masyarakat.

Desa Lantari merupakan salah satu desa penyangga pada Kawasan

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Sesuai dengan arah kebijakan

kemeterian kehutanan yang salah satunya adalah pemberdayaan

masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar

kawasan hutan, maka perlu dilakukan kolaborasi melalui pengelolaan

kawasan Taman Nasional dengan melibatkan masyarakat lokal dengan

tujuan agar kegiatan pemanfaatan di wilayah tersebut bisa lebih terkendali.

Pendampingan masyarakat desa atau Pendampingan Desa Binaan di

Page 8: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 2

daerah penyangga kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam

merupakan salah satu upaya pembangunan berbasis konservasi dengan

tujuan utama meningkatkan keberdayaan masyarakat yang masih

tertinggal atau miskin di sekitar kawasan konservasi menuju kemandirian

dan mutu kehidupan yang lebih baik, serta hidup harmonis dengan

kawasan konservasi dan alam sekitarnya.

Untuk itu perlu Pembentukan Desa Binaan di Daerah Penyangga

Kawasan Konservasi sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal

Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Nomor SK.

80/KSDAE/SET/KSA.1/2/2017 tanggal 20 Februari 2017 ditetapkan

Lokasi Desa Binaan dan Pendamping Pada Daerah Penyangga Kawasan

Konservasi. Rencana Kerja Lima Tahun ini akan menjadi acuan bagi Unit

Pelaksana Teknis Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai daerah

penyangga kawasan konservasi seperti desa Lantari.

B. Landasan Hukum

Dasar pelaksanaan Rencana Kerja Lima Tahun dalam pencapaian IKK

Program KSDAE Tahun 2015-2019 antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.

2. Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa.

3. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Daerah.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan

KSA dan KPA.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa.

6. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.35/Menhut-II/2007 Tentang

Hasil Hutan Bukan Kayu.

7. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.64/Menhut-II/2013 Tentang

Pemanfaatan Air dan Energi Air di Suaka Margasatwa, Taman

Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam.

Page 9: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 3

8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor

P.18/MenLHK-II/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Pendampingan Desa.

10. Keputusan Direktur Jenderal PHPA Nomor 44/Kpts/DJ-VI/1997

Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan Pembinaan Daerah

Penyangga.

11. Keputusan Direktur Jenderal PHPA Nomor 49/Kpts/DJ-VI/1997

Tentang Petunjuk Teknis Pengembangan Daerah Penyangga.

12. Keputusan Direktur Jenderal PHKA Nomor SK 203/IV-KKBHL/2012

Tentang Petunjuk Teknis Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat

Daerah Penyangga Kawasan Konservasi.

13. Keputusan Direktur Jenderal PHKA Nomor SK 204/IV-KKBHL/2012

Tentang Petunjuk Teknis Monitoring dan Evaluasi Pemberdayaan

Masyarakat Daerah Penyangga Kawasan Konservasi.

14. Pedoman Pelaksanaan Pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

Program KSDAE Tahun 2015-2019.

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan : Adanya perencanaan program yang terarah dalam

melaksanakan kegiatan dalam upaya mewujudkan Pemberdayaan

Masyarakat Daerah Penyangga Kawasan Konservasi.

2. Manfaat : Terwujudnya tujuan meningkatkan keberdayaan

masyarakat yang masih tertinggal atau miskin di sekitar kawasan

konservasi menuju kemandirian dan mutu kehidupan yang lebih baik,

serta hidup harmonis dengan kawasan konservasi dan alam sekitarnya.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup meliputi pemahaman interaksi daerah penyangga dengan

kawasan konservasi, konsep pemberdayaan, proses perencanaan, dan

penyusunan rencana pemberdayaan di desa binaan.

Page 10: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 4

E. Indikator Keberhasilan

Indikator Keberhasilan Pencapaian Tujuan Utama Desa ditetapkan oleh

Kelompok Desa Binaan. Indikator ini harus mengacu dan mengarah

kepada pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Program KSDAE

Tahun 2015 - 2019, yaitu:

1. Indikator I: Meningkatnya jumlah anggota/kelompok masyarakat

peduli terhadap konservasi kawasan.

2. Indikator II: Meningkatnya pendapatan kelompok yang dibina

(peningkatan melalui pengembangan usaha ekonomi).

3. Indikator III: Menurunnya jumlah masyarakat/orang yang melakukan

pelanggaran terhadap kawasan konservasi (jumlah orang).

4. Indikator IV: Meningkatnya kegiatan ekonomi produktif dengan usaha

yang mencirikan desa konservasi (jumlah orang berkesempatan

usaha/jumlah usaha).

F. Batasan dan Pengertian

1. Daerah penyangga kawasan konservasi adalah wilayah yang

berbatasan dengan kawasan suaka alam dan/atau kawasan pelestarian

alam, dapat berupa kawasan hutan, yaitu hutan lindung dan hutan

produksi, serta non-kawasan hutan, yaitu hutan hak, tanah negara

bebas, atau tanah yang dibebani hak, yang berfungsi untuk menjaga

keutuhan KSA dan/atau KPA yang bersangkutan.

2. Pembinaan fungsi daerah penyangga, meliputi: (1) peningkatan

pemahaman masyarakat terhadap konservasi sumber daya hayati dan

ekosistemnya; (2) peningkatan pengetahuan dan ketrampilan

masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya; dan (3)

peningkatan produktivitas lahan.

3. Pembinaan desa binaan di daerah penyangga kawasan konservasi

adalah bimbingan/pendampingan berbagai kegiatan, mulai

perencanaan hingga pengawasan yang dilakukan oleh UPT Dijen

Page 11: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 5

KSDAE terhadap masyarakat desa binaan dalam rangka mencapai

tujuan bersama.

4. Pemberdayaan masyarakat daerah penyangga kawasan konservasi

adalah upaya meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu

maupun kelompok, dalam pengelolaan potensi sumber daya berikut

permasalahannya guna peningkatan kemandirian, kesejahteraan, dan

kualitas hidup masyarakat daerah penyangga kawasan konservasi

dengan tetap menjaga kelestarian kawasan konservasi.

5. Desa dan desa adat – atau dengan sebutan lain seperti kampung,

nagari, hutan, marga, dan sebagainya – adalah kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul adat istiadat

setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional.

6. Kawasan konservasi adalah kawasan, baik di daratan maupun di

perairan, yang memiliki ciri khas tertentu dan mempunyai fungsi

pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan

keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, yang

berdasarkan kondisi biogeofisiknya dikategorikan kedalam kawasan

suaka alam, kawasan pelestarian alam, atau taman buru.

7. Kawasan suaka alam, disingkat KSA, adalah kawasan dengan ciri khas

tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi

pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan

satwa beserta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah

system penyangga kehidupan. KSA dibagi ke dalam dua fungsi, yaitu:

a. Cagar alam, disingkat CA, adalah KSA yang karena keadaan

alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya

atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan

perkembangannya berlangsung secara alami.

b. Suaka margasatwa, disingkat SM, adalah KSA yang mempunyai

cirri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa

yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan

terhadap habitatnya.

Page 12: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 6

8. Kawasan pelestarian alam, disingkat KPA, adalah kawasan dengan

cirri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai

fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan

keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara

lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

9. Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, disingkat

KSDAHE, adalah pengelolaan sumber daya alam hayati berikut

ekosistemnya yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk

menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan

meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.

10. Direktorat Jenderal KSDAE, disingkat Ditjen KSDAE, adalah

direktorat jenderal yang berada di bawah Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan, yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

dalam urusan KSDAE.

11. Unit Pelaksana Teknis Ditjen KSDAE adalah unit kerja yang berada di

bawah Ditjen KSDAE, terdiri dari Balai Besar KSDA, Balai Besar

Taman Nasional, Balai KSDA, dan Balai Taman Nasional.

12. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua, disingkat

BBKSDA Papua, adalah unit kerja yang berada di bawah Ditjen

KSDAE yang berlokasi di wilayah Provinsi Papua.

Page 13: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 7

BAB II

PROFIL KAWASAN KONSERVASI DAN PROFIL DESA BINAAN

A. Profil Kawasan Konservasi Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai

1. Identitas Kawasan

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) secara

geografis terletak pada posisi 12144’-12244’ BT dan 422’-439’

LS dan secara administratif pemerintahan terletak di Provinsi Sulawesi

Tenggara pada 4 (empat) wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Konawe

(9.698,70 ha), Kabupaten Kolaka Timur (20.663,64 ha), Kabupaten

Konawe Selatan (30.625,50 ha) dan Kabupaten Bombana (44.206,16

ha.) sehingga luas total 105.194 ha

2. Sejarah dan Dasar Hukum/Status Kawasan

Mulanya taman nasional ini adalah sebuah kawasan hutan dengan

fungsi sebagai hutan wisata khususnya sebagai taman buru sesuai

Keputusan Menteri Pertanian No.648/Kpts/Um/10/1976. sebagai

taman buru, arealnya meliputi hutan di sekitar G. Watumohai, diantara

sungai Roraya dan sungai Langkowala seluas 50.000 ha. Ada 2 faktor

penting yang menjadi pertimbangan areal hutan di sekitar gunung

watumohai ditetapkan sebagai daerah wisata berburu. Pertama

pembinaan secara khusus olah raga berburu, rekreasi dan pariwisata,

kedua keadaan populasi vegetasi dan kondisi hutan di sekitar gunung

watumohai memenuhi syarat untuk dilaksanakan perburuan.

Rawa Aopa dan sekitarnya sendiri mulanya tidak memiliki status

fungsi kawasan sebagai hutan suaka maupun hutan wisata

sebagaimana yang diatur dalam UU no. 5 tahun 1967. Status hutan

suaka baru melekat pada Rawa Aopa di tahun 1980 setelah Menteri

Pertanian menunjuk areal seluas 71.400 ha ini sebagai cadangan hutan

untuk cagar alam berdasarkan Surat Menteri Pertanian no.

22/Ment/III/1980 tanggal 10 Maret 1980, setelah melalui penelitian

yang dilakukan oleh Dr. Yacon seorang ahli botani dari Belanda

bersama dengan staf Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam.

Page 14: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 8

Rencana pembentukan TNRAW mulai bergulir tanggal 18 Februari

1983, saat itu Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara,

Ir H. Alala, melakukan pembicaraan lisan dengan Kepala Kantor

Wilayah Departemen Pertanian (Kanwil Deptan) Sultra, Kepala

BKSDA VI Sulawesi dan Kepala Sub Balai PPA. Pembicaraan ini

membahas tentang rencana pembentukan taman nasional di Sulawesi

Tenggara dengan nama Taman Nasional Gunung Watumohai-Rawa

Aopa.

Pembicaraan mengenai taman nasional ini kemudian berlanjut di

Kantor Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara tanggal

1 Maret 1983, yang dipimpin oleh Asisten II Sekwilda dihadiri oleh

berbagai dinas dan instansi daerah atau pusat di Sulawesi Tenggara.

Beberapa catatan penting dari rapat tersebut adalah :

1. Luas lokasi taman nasional belum dapat dipastikan dan oleh sebab

itu untuk menjajaki kemungkinan lebih lanjut maka Dinas

Kehutanan, Sub Balai PPA Sulawesi Tenggara dan Kantor Agraria

diharuskan membuat peta situasi lokasi Gunung Watumohai-

Rawa Aopa.

2. Sub Balai KSDA Sulawesi Tenggara ditugaskan pula untuk

membuat uraian tentang pembentukan taman nasional dalam

jangka waktu satu minggu.

Dalam uraian Sub Balai PPA Sulawesi Tenggara 8 Maret 1983,

dikatakan pengembangan Taman Buru Gunung Watumohai dan Rawa

Aopa untuk dicadangkan sebagai taman nasional adalah upaya

meningkatkan kegiatan konservasi sumberdaya alam, baik dari segi

lokasi maupun tujuan penetapannya dengan alasan “penyelamatan

tipe-tipe ekosistem dan lokasi wisata berburu”.

Dari catatan sejarah ini dapat dikatakan bahwa Taman Nasional

Rawa Aopa Watumohai yang dulu direncanakan bernama taman

nasional Gunung Watumahai Rawa Aopa, sudah mulai diwacanakan

sebagai salah satu calon Taman nasional sejak tahun 1983, meskipun

Page 15: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 9

dalam dokumen UU yang mengatur pengelolaan sumber daya hutan

pada waktu itu belum ditemukan kata taman nasional.

Satu-satunya produk hukum yang menjai acuan pengelolaan hutan

adalah UU no. 5 tahun 1967 tentang ketntuan-ketentuan pokok

kehutanan yang mana di dalam UU ini kata taman nasional belum

ditemukan kecuali kata taman wisata dan taman buru.

Memasuki tahun 1985 diskusi pembahasan rencana deklarasi

taman nasional mulai muncul, bersamaan dengan mulai adanya

rencana kedatangan Presiden RI (Suharto) ke Kendari. Rencana

deklarasi ini, mendorong pihak-pihak terkait seperti BKSDA VI

Sulawesi di Palu dan Dinas Kehutanan di Sulawesi Tenggara

mendesak agar Menteri Kehutanan segera menunjuk cadangan hutan

Rawa Aopa juga dengan Taman Buru G. Watumohai menjadi taman

nasional. Namun berdasarkan tanggapan Dirjen PHPA Dephut yang

salah satu isinya menolak istilah taman nasional dengan argumen

bahwa taman nasional sampai kini belum diatur dalam peraturan

perundangan, sedangkan yang dimaksud dengan tamn nasional selama

ini adalah hutan-hutan suaka alam dan kawasan pelestarian alam yang

dikelola dalam satu kesatuan sistem manajemen. Penolakan ini

sekaligus pula sebagai saran agar hutan-hutan yang dimaksud dalam

usulan taman nasional lebih dulu ditunjuk sebagai Suaka Margasatwa

(Dirjen PHPA Dephut, 1984).

Berdasarkan surat ini kemudian pada pertengahan tahun 1985,

secara resmi Menteri Kehutanan menunjuk kelompok hutan Rawa

Aopa seluas lebih kurang 55.560 ha sebagai hutan dengan fungsi

suaka margasatwa sesuai SK Menhut no. 138/Kpts-II/1985, begitu

pula terhadap wilayah Taman Buru sesuai SK Menhut no. 189/Kpts-

II/1985 mengalami perubahan status menjadi suaka margasatwa

meskipun hanya sebagian dari wilayahnya yaitu seluas 41.244 ha dari

total luasan taman buru 50.000 ha (Dephut,1985).

Page 16: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 10

Surat Keputusan Menteri Kehutanan yang kedua (SK Menhut

no.189/Kpts-II/1985), selain menyatakan perubahan status sebagian

kawasan taman buru menjadi suaka margasatwa, sesungguhnya juga

merupakan sebuah keputusan untuk menggugurkan status hukum

kelompok hutan Rawa Aopa dan wilayah sekitarnya sebagai hutan

suaka margasatwa yang baru berusia 45 hari sebagaimana yang

sebelumnnya telah diatur dalam keputusan Menteri Kehutanan No.

138 tahun 1985, hal ini dapat dilihat dari isi dokumen tersebut

“tentang perubahan status sebagian Taman Buru Gunung Watumohai

seluas ± 41.244 ha yang terletak di daerah tingkat I Sulawesi Tenggara

menjadi Suaka Margasatwa dengan nama Suaka Margasatwa Gunung

Watumohai dan menggabungkan jadi satu dengan suaka margasatwa

Rawa Aopa.

Setelah Menteri Kehutanan Soedjarwo mengeluarkan dua surat

keputusan tentang ini, diskusi mengenai deklarasi taman nasional

mengalami kemandegan selama sekitar 4 tahun. Kemandekan ini

terjadi karena, pertama, penunjukan kelompok hutan Rawa Aopa

sebagai kawasan hutan suaka margasatwa dan perubahan sebagian

Taman Buru Gunung Watumohai menjadi suaka margasatwa perlu

ditindaklanjuti dengan pengukuran dan penataan batas di lapangan;

kedua, setelah rencana deklarasi taman nasional gagal dilakukan

bersamaan dengan kunjungan Presiden di Sulawesi Tenggara, belum

ada momen yang baik untuk mendeklarasikan Taman Nasional Rawa

Aopa Gunung Watumohai; ketiga, dalam kurun waktu proses ini,

Indonesia menyelenggarakan Pemilihan Umum yang diikuti dengan

perubahan susunan kabinet (sebagai contoh di Departemen Kehutanan

pergantian menteri terjadi antara Soedjarwo kepada Hasrul Harahap).

Di masa Hasrul Harahap inilah dalam rangkaian pelaksanaan

Pekan Konservasi Alam di Yogyakarta pada tanggal 1 April 1989,

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (96.804 ha) di Provinsi

Sulawesi Tenggara dideklarasikan bersama-sama dengan Taman

Nasional Way Kambas (130.000 ha) di Provinsi Lampung dan Taman

Page 17: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 11

Nasional Laut Bunaken Manado Tua (89.065 ha) di Provinsi Sulawesi

Utara, melalui Surat Pernyataan Manteri Kehutanan RI no.444 tahun

1989 tentang taman-taman nasional. Selanjutnya dalam surat ini juga

dinyatakan bahwa ketiga taman nasional tersebut akan dikukuhkan

dalam bentuk produk hukum atau ditetapkan secara resmi menjadi

taman nasional setelah diundangkannya UU tentang Konservasi

Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Inilah tonggak sejarah bahwa Taman Nasional Rawa Aopa

Watumohai secara tegas dinyatakan sebagai taman nasional pertama

di Indonesia bersama-sama dengan Taman Nasional Bunaken dan

Way Kambas, sebagaimana isi Surat Pernyataan Menteri Kehutanan

RI no. 444 tahun 1989 tentang taman-taman nasional. Dengan

demikian secara de facto ketiganya menjadi taman nasional tertua di

Indonesia.

Hal yang lebih istimewa dalam perkembangan sejarah Taman

Nasional Rawa Aopa Watumohai adalah bahwa setahun setelah

dideklarasikannya tiga kawasan hutan menjadi taman nasional (tahun

1990), UU tentang KSDAHE diundangkan.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa dengan dikukuhkan Taman

Nasional Rawa Aopa Watumohai melalui Surat Keputusan Menteri

Kehutanan no. 756/ Kpts-II/1990 yang tahunnya bersamaan dengan

diundangkannya UU no. 5 tahun 1990 tentang KSDAHE maka

TNRAW menempati predikat sebagai salah satu taman nasional yang

pertama disahkan secara hukum

Berdasarkan surat keputusan Menteri Kehutanan No. 756/Kpts-

II/1990 tanggal 17 Desember 1990, Taman Nasional Rawa Aopa

Watumohai (TNRAW) terbentuk dengan luas 105.194 ha.

Di kawasan Blok Hutan Mandu mandula merupakan batas wilayah

kerajaan Suku Moronene dan Suku Tolaki yang merupakan suku asli

Sulawesi Tenggara. Jaman dahulu pada saat terjadinya konflik, Sungai

Mandu mandula merupakan lokasi perundingan sekaligus

penyelesaian sengketa batas wilayah antara kedua suku tersebut yaitu

Page 18: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 12

Suku Moronene di sebelah barat Mandu-madula dan Suku Tolaki di

sebelah Timur Mandu-madula. Hal ini dikuatkan dengan adanya

pengakuan tokoh-tokoh dari kedua suku dan pemerintah daerah

setempat. Bukti-bukti sejarah dalam bentuk prasasti, tulisan, artefak

atau benda sejarah lainnya masih dalam tahap pengumpulan. Potensi

besar ini layak untuk dikembangkan menjadi lokasi wisata bertemakan

sejarah dan budaya yang penting bagi keberadaan Taman Nasional

Rawa Aopa Watumohai.

Status kawasan TNRAW dikukuhkan/ditetapkan pada tanggal 17

Desember 1990 berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

756/Kpts-II/1990. Status pengelolaannya dikelola oleh Balai Taman

Nasional Rawa Aopa Watumohai sesuai dengan Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor 6186/Kpts-II/2002 tanggal 10 Juni 2002. Secara

internasional TNRAW selain ditetapkan sebagai zona wallacea juga telah

ditetapkan dalam Ramsar site pada tanggal 6 Maret 2011 sebagai Wetland

International Importance.

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) sebagai

Kawasan Pelestarian Nasional dikelola dengan sistem zonasi. Pengelolaan

Page 19: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 13

dengan sistem zonasi ini bertujuan untuk menciptakan pola pengelolaan

yang efektif dan optimal sesuai dengan kondisi dan fungsinya. Adapun

sistem zonasi TNRAW sesuai surat keputusan Dirjen KSDAE No :

SK.343/KSDAE/SET/KSA.0/9/2016 tanggal 30 September 2016, dibagi

menjadi 6 (enam) zonasi yaitu antara lain :

a. Zona Inti

Zona inti adalah bagian dari Taman Nasional yang mempunyai

kondisi alam, baik flora dan fauna atau fisiknya masih asli dan belum

terganggu oleh manusia yang mutlak dilindungi, berfungsi untuk

perlindungan keterwakilan keanekaragaman hayati yang asli dan khas.

Luas zona inti TNRAW seluas 21.048,02 ha.

b. Zona Pemanfaatan

Zona pemanfaatan adalah bagian dari Taman Nasional yang letak,

kondisi dan potensi alamnya terutama dimanfaatkan untuk

kepentingan pariwisata alam dan pemanfaatan jasa lingkungan

lainnya. Luas zona pemanfaatan di TNRAW adalah seluas 8.619,85

ha.

c. Zona Khusus

Zona khusus adalah bagian dari Taman Nasional karena kondisi yang

tidak dapat dihindarkan telah terdapat kelompok masyarakat dan

sarana penunjang kehidupan yang tinggal sebelum wilayah tersebut

ditetapkan sebagai taman nasional antara lain sarana telekomunikasi,

fasilitas transportasi dan listrik. Luas zona khusus di TNRAW adalah

seluas 232,67 ha.

d. Zona Tradisional

Zona tradisional adalah bagian dari Taman Nasional yang ditetapkan

untuk kepentingan pemanfaatan tradisional oleh masyarakat yang

karena kesejarahan mempunyai ketergantungan dengan SDA. Luas

zona tradisional adalah seluas 5.934,35 ha.

e. Zona Rehabilitasi

Zona Rehabilitasi adalah bagian dari Taman Nasional yang telah

mengalami kerusakan, sehingga perlu dilakukan kegiatan pemulihan

Page 20: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 14

komunitas hayati dan ekosistemnya. Luas zona rehabilitasi TNRAW

adalah seluas 24.898.60 ha.

f. Zona Rimba

Zona rimba adalah bagian dari Taman Nasional yang karena letak,

kondisi dan potensinya mampu mendukung pelestarian zona inti dan

zona pemanfaatan. Luas zona rimba adalah seluas 44.460,51 ha.

3. Kondisi Fisik Kawasan

a. Topografi

Pada umumnya kawasan TNRAW bertopografi datar dan

rangkaian perbukitan landai. Bentang alamnya berupa dataran rendah

sampai berbukit di bagian selatan, sedangkan di bagian utara

bergelombang berat sampai bergunung-gunung. TNRAW berada pada

ketinggian mulai dari 0-981 m di atas permukaan laut. Puncak

tertinggi adalah Osu Mendoke (981 m) dibagian barat, Osu Makaleleo

(798 m dpl) dibagian utara dan Osu Watumohai (550 m dpl) dibagian

tengah/selatan.

Sebagian besar dataran rendah berada di luar kawasan dan telah

dimanfaatkan oleh penduduk setempat sebagai lahan budidaya

perkebunan dan pertanian seperti Kakao Theobroma Cacao dan Jeruk

manis Citrus sp. Hal ini juga terjadi pada beberapa lokasi taman

nasional yang berbatasan langsung dengan lahan penduduk.

b. Batas kawasan

Kawasan TNRAW berbatasan dengan lahan budidaya masyarakat

pada 101 desa di 13 Blok Hutan.

Batas-batas wilayah kawasan TNRAW adalah

• Utara : Kec. Tirawuta (Kab. Kolaka), Kec. Lambuya

(Kab. Konawe);

• Selatan : Kec. Tinanggea (Kab. Konawe Selatan), Kec.

Rarowatu (Kab. Bombana), Selat Tiworo;

Page 21: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 15

• Barat : Kec. Lambandia, Kec. Tanggetada, Kec. Ladongi

(Kab. Kolaka Timur ); Kec. Rarowatu (Kab.

Bombana);

• Timur : Kec. Lambuya, Kec. Puriala (Kab. Konawe);

Kec. Angata, Kec. Benua, Kec. Tinanggea

(Kab. Konawe Selatan).

c. Geologi dan Tanah

Kawasan TNRAW tersusun atas 6 (enam) formasi geologi, yaitu

Aluvium (Qa), Napal, Kalsilutit dan Gamping pasiran (Tml), Formasi

Boepinang (Tmpb), Ultranafik (Ku), Pompangeo (MTpm) dan

Formasi Alangga (Qpa).

d. Hidrologi

Kawasan TNRAW yang berbukit ditutupi oleh vegetasi hutan

permanen sebagai daerah tangkapan air berperan sangat penting bagi

dataran rendah di 4 (empat) wilayah kabupaten. Ribuan jiwa dan

ribuan hektar lahan pertanian penduduk sumber airnya tergantung dari

kelestarian kawasan ini. Bebarapa sub daerah aliran sungai (DAS)

yang merupakan sumber air bagi sungai-sungai yang berada di

bawahnya, yaitu :

• Sub DAS Aopa-Andowengga

• Sub DAS Lambandia-Roraya

• Sub DAS Mempaho-Poleang

• Sub DAS Laea

• Sub DAS Jawi-jawi – Lampopala

• Sub DAS Langkowala

e. Iklim, Suhu, Curah Hujan dan Kelembaban

Tipe iklim menurut Schmidt dan Fergusson termasuk tipe C

dan D (sebagian besar C, terutama di wilayah utara) dengan curah

hujan bervariasi antara 1500 s/d 2000 mm/tahun. Curah hujan

tertinggi berada dibagian utara yang terjadi pada bulan Januari s/d

Juni dan terendah dibagian selatan. Suhu rata-rata 22,3-30C dan

kelembaban berkisar antara 21%-25%.

Page 22: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 16

f. Aksesibilitas

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai dibagi dalam tiga seksi

pengelolaaan. Aksesibilitas menuju kawasan TN Rawa Aopa

Watumohai dapat ditempuh dari ibu kota propinsi (Kendari) melalui

beberapa pintu masuk yaitu sebagai berikut :

a. Kantor Balai TN Rawa Aopa Watumohai

Kantor Pusat Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai

berada di Tatangge, Blok Hutan Tinanggea, Kabupaten Konawe

Selatan dapat dicapai melalui jalur darat dari arah timur dengan

kendaraan roda dua maupun roda empat dengan kondisi jalan

beraspal hotmix dari Kota Kendari, yaitu Kota Kendari-

PunggalukuAndoolo-Tinanggea-Tatangge dengan jarak ± 120 km

selama 2-3 jam, sedangkan dari arah barat melalui Kota Kolaka-

Poleang-Kasipute-LangkowalaLanowulu dengan kondisi jalan

beraspal dengan waktu tempuh 8-10 jam.

b. Kantor SPTN Wilayah I

Dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda 2 dan roda 4 dengan

jarak tempuh ± 60 km dengan kondisi jalan yang baik dan dapat

ditempuh dengan waktu satu jam. Rute yang dilalui yaitu Kendari

– Ranumeto – Mowila – Angata – Aopa.

c. Kantor SPTN Wilayah II

Dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda 2 dan roda 4 dengan

jarak ± 140 Km dengan kondisi jalan yang baik dan dapat

ditempuh dengan waktu ± 2,5 jam. Rute yang dilewati adalah

Kendari – Punggaluku – Andoolo – Tinanggea – Tatangge (Palang

I) – Lombakasih (Palang II)

d. Kantor SPTN Wilayah III

Dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda 2 dan roda 4 dengan

jarak ± 140 km dengan kondisi jalan yang baik dan dapat ditempuh

± 3 jam. Rute yang dilewati adalah Kendari – Puuwatu – Wawotobi

– Unaaha – Raterate – Ladongi.

Page 23: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 17

4. Potensi Biologi

Sebagai pusat perhatian keanekaragaman hayati di jazirah tenggara

Pulau Sulawesi, TNRAW paling tidak memiliki 4 (empat) tipe ekosistem

yang cukup bervariasi, unik dan khas dengan tingkat keanekaragaman

flora, fauna dan kultur etnis yang melingkupinya. Berdasarkan hasil survey

WCS tahun 2001 di TNRAW dapat dijumpai 124 jenis burung dari 40

family, yakni 47 jenis endemic Sulawesi, 5 jenis yang terancam punah, 1

jenis rentan (Aramidopsis plateni) dan 2 jenis dikategorikan genting

(Mycteria cinerea dan Macrocephalon maleo); Mamalia 22 jenis dari 12

family, 10 jenis diantaranya endemic Sulawesi, 1 jenis dikategorikan

rentan (Macrogalidia musschenbroeki) dan 1 jenis dikategorikan genting

(Bubalus quarlesi) serta 2 jenis Kodok yaitu Bufo celebensis dan Bufo sp.,

kodok sebesar tempurung kelapa yang belum teridentifikasi. Disamping itu

jenis tumbuhan yang sudah teridentifikasi sebanyak 501 jenis dari 41

family.

Tipe-tipe ekosistem yang ada dalam kawasan TNRAW. yang ada

di kawasan ini, yaitu :

a. Ekosistem Hutan Mangrove

Ekosistem ini terletak dibagian selatan kawasan membentang dari

barat ke timur sepanjang 24 km dengan luas 6.173 ha. Jenis-jenis

tumbuhan yang mendominasi ekosistem ini adalah Rhizophora

mucronata, Avicennia alba, tongke Bruguiera gymnorrhyza, Bruguiera

cylindrica, Bruguiera parviflora, Ceriops decandra (Rhizophoraceae);

Lumnitzera littorea, Lumnitzera racemosa (Combretaceae);

Peropa/Sonneratia alba (Sonneratiaceae); Buli Xylocarpus granatum

(Meliaceae); Acanthus lorantifolia, Acrostichum aureum

(Pteridaceae), Pandan Pandanus sp.(Pandaceae) dan lain-lain.

Sedangkan jenis satwa liar yang ada ditempat ini adalah Buaya

Crocodylus porosus, Anoa Bubalus depresicornis, Babi hutan Sus

scrova, berbagai jenis ikan, udang, Kepiting bakau Scylla serrata,

Page 24: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 18

Burung pecuk ular Anhinga melanogaster, Wilwo Mycteria cinerea,

Bangau Egretta intermedia, dan lain-lain.

b. Ekosistem savana

Ekosistem ini memiliki luas 22.964 ha terbentang dibelakang hutan

mangrove sampai dikaki Gunung Watumohai dan Mendoke. Jenis-

jenis tumbuhan yang mendominasi adalah Longgida Nauclea

orientalis, Agel Corypha utan LAMK, Alang-alang Imperata

cylindrica BEAUV, Lontar Borassus flabellifer LINN, dan Tipulu

Arthocarpus teysmanii. Sedangkan jenis satwa liar yang banyak

ditemukan adalah Rusa Cervus timorensis, Babi Sus scrova, Anoa

Bubalus depresicornis, Musang Macrogalidia musschenbroek, Biawak

Varanus salvator, Burung puyuh Coturnix chinensis, Merpati hutan

Ducula luctuosa, Tekukur Streptopelia chinensis, Ayam hutan merah

Gallus gallus, dan lain-lain.

c. Ekosistem Hutan Hujan Tropis Dataran Rendah

Ekosistem ini seluas 64.569 ha. Sebagaimana hutan tropis pada

umumnya di tempat ini banyak ditumbuhi jenis rotan, liana, perdu dan

herba. Jenis tumbuhan yang mendominasi sangat beragam antara lain

Kalaero Dyospiros malabarica, Kulipapo Vitex copasus, Bitti Vitex

pubescens, Kolaka Perinarium corimbosum, Bolongita Tetrameles

nudiflora, Kokabu Anthocephalus cadamba, Kayu Nona Metrosideros

petiolata, Bayam Intsia sp., Kalapi Callapia celebica, dan lain-lain.

Sedangkan jenis satwa liar yang mendominasi tempat ini adalah Anoa

Bubalus sp., Babirusa Babyrousa babyrussa, Monyet Hitam Macaca

ochreata, Podi Tarsius spectrum, Musang Macrogalidia

musschenbroek, Beke Sus celebensis, Burung Rangkong Rhyticeros

cassidix, Kakatua kecil jambul kuning Cacatua sulphurea, Ayam hutan

Gallus gallus, dan lain-lain.

d. Ekosistem Rawa Air Tawar

Ekosistem ini terletak di Resort Aopa, Seksi Konservasi Wilayah I.

Rawa yang terletak di Desa Pewutaa, Kec. Angata, Kab. Konawe

Selatan memiliki banyak keunikan dan kekhasan. Rawa seluas 11.488

Page 25: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 19

ha ini merupakan habitat berbagai satwa liar terutama burung air

(water bird). Ekosistem ini didominasi oleh tumbuhan teratai merah,

totole, Uti Baeckea frutescens, Holea Callophyllum Soulattri, Wewu

Planchonia valida, Sagu Metroxylon sagoo, dan lain-lain. Jenis satwa

liar yang mendominasi eksosistem ini pada umumnya adalah burung

air seperti Wilwo Mycteria cinerea, Bangau Egretta intermedia, Koak

merah Nyctocorax caledonicus, Pecuk ular Anhinga melanogaster,

Ibis Dendrocygna arcuata, Mandar dengkur Aramidopsis plateni, dll.

Adapun jenis-jenis ikan yang menghuni rawa ini adalah Gabus Chana

striata, Lele Clarias batrachus, Belut Monopterus albus, Mujair Tilapia

mossambica, Tawes Barbodes gonionotus, Sepat Trichogaster

trichopterus dan lain-lain.

5. Potensi Jasa Lingkungan / Wisata

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai memiliki beberapa

potensi wisata antara lain sebagai berikut :

a. Hutan Pendidikan Tatangge

Hutan pendidikan Tatangge pada awalnya ditujukan sebagai sarana

pendidikan lingkungan dan semakin berkembang peruntukannya untuk

bird watching, camping, photography, penelitian, dan jungle track.

Fasilitas : Jalan setapak, shelter, wisma tamu, jembatan, jalan trail,

camping ground, rumah pohon, menara pengamatan

b. Rawa Aopa

Pulau harapan merupakan daratan yang dikelilingi oleh hamparan rawa

aopa yang berada di antara Desa Pewutaa dan Desa Mokaleleo.

Kegiatan wisata yang dapat dilakukan diantaranya : memancing, susur

rawa, penelitian, photography, bird watching, mendayung.

Fasilitas : Dermaga pemancingan, penyewaan perahu, kantor resort

c. Muara Mangrove Lanowulu

Muara mangrove ini terdapat di desa Lanowulu (Konawe Selatan). Di

muara ini juga terdapat pemukiman tradisional suku bugis. Kegiatan

wisata yang dapat dilakukan diantaranya; Kegiatan wisata yang dapat

Page 26: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 20

dilakukan pada lokasi ini adalah menikmati panorama alam, photo

hunting, memancing, mendayung, penelitian, rekreasi, menyaksikan

aktivitas masyarakat, bird watching, susur sungai.

Fasilitas : shelter, balai pertemuan LKM, penyewaan perahu

masyarakat, papan informasi

d. Savana Lanowulu

Padang savanna ini berada di wilayah Lanowulu (Konawe Selatan),

Lombakasih (Bombana). Kegiatan wisata yang dapat dilakukan pada

lokasi ini adalah menikmati panorama alam, photo hunting, penelitian,

rekreasi, bird watching, camping, dan bila beruntung dapat

menyaksikan atraksi satwa rusa di habitatnya.

Fasilitas : Jalan setapak, shelter, jalan trail, menara pengamatan

e. Hutan Pendidikan Mandu-mandula

Hutan pendidikan Mandu Mandula berada di Blok Hutan Mandu

Mandula dan untuk menuju lokasi dibutuhkan waktu sekitar 20 menit

dari Desa Lanowulu menggunakan kendaraan bermotor. Lokasi ini

merupakan habitat asli anggrek dan kegiatan yang dapat dilakukan

diantaranya penelitian, bird watching dan fotografi.

Fasilitas : Tempat Camping, Mata Air

Kawasan TNRAW sebagai bagian dari sistem pengelolaan Daerah

Aliran Sungai merupakan daerah hulu yang berfungsi sebagai penyedia air

bagi masyarakat di sekitar kawasan hutan maupun pengguna air di bagian

hilir. Pemanfaatan jasa lingkungan air tanpa disadari oleh masyarakat,

serta telah berlangsung baik secara non komersial (digunakan oleh

masyarakat setempat guna keperluan rumah tangga) maupun komersial

(perusahaan air minum, pertanian, keperluan rumah tangga, perkebunan,

dll).

Page 27: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 21

Penggunaan lahan disekitar lokasi sumber daya air

Tabel 1. Penggunaan lahan disekitar sumber daya air

No. Sungai/Badan Air/Rawa Penggunaan Lahan1 Sungai Roraya Pengairan sawah dan penambangan pasir2 Sungai Langkowala Pengairan sawah3 Sungai Lausu Pengairan sawah4 Sungai mokupa kalibendo pengairan sawah dan kebutuhan RT5 Sungai potuho pengairan sawah, kebutuhan RT (pipa PAM)6 Bendungan todabulu Pengairan sawah, kolam ikan dan ternak

7 Rawa aopaPemanfaatan tradisional perikanan darat (rawa),rekreasi alam

8 Sungai Ulumeraka Pengairan sawah

9 Bak sylvateraKebutuhan RT, Pengairan sawah (untuk masy.Desa Mataiwoi)

10 Sungai wungguloko Pengairan sawah dan perkebunan11 Sungai Ladongi Pengairan sawah12 Sungai Penanggotu pengairan sawah, kebutuhan RT

Pemanfaatan Air yang sudah ada di dekat sumber daya air

Tabel 2. Pemanfaatan air yang sudah ada di dekat sumber daya air

No. Sungai/Badan Air/Rawa Pemanfaatan Air1 Sungai Roraya Irigasi2 Sungai Langkowala 1 buah bendungan dan 1 buah irigasi ke SP23 Sungai Lausu

4 Sungai mokupa kalibendo Bendungan5 Sungai potuho pipa untuk aliran air dari dalam kawasan, dan

bendungan kecil untuk irigasi di batas kawasan6 Bendungan todabulu Bendungan7 Rawa aopa Irigasi8 Sungai Ulumeraka Bendungan9 Bak sylvatera Bak Penampungan10 Sungai wungguloko Irigasi11 Sungai Ladongi Bendungan12 Sungai Penanggotu Irigasi

Page 28: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 22

6. Gangguan dan Kerawanan kawasan

• Perambahan kawasan TNRAW yang didominasi dengan tanaman

coklat

• Kebakaran hutan dan lahan baik yang disebabkan oleh factor manusia

maupun faktor alam, dimana lokasi yang rawan kebakaran adalah

kawasan savanna TNRAW

• Perburuan liar yang masih terjadi meskipun tidak signifikan

• Illegal Logging dibeberapa lokasi kawasan TNRAW

• Penambangan Emas Tanpa Iijin (PETI)

• Perubahan fungsi kawasan

• Pemukiman dalam kawasan yang tidak jauh dari lokasi perambahan

• Konflik yang terjadi antara masyarakat disekitar desa hutan konservasi

dengan Balai TNRAW dan pemegang IPPA, seringkali menyangkut

hak atau aksessbilitas masyarakat terhadap sumberdaya hutan, yang

oleh Balai TNRAW atau pemegang IPPA dinilai sebagai pelanggaran.

Di lain pihak, masyarakat desa di sekitar hutan seringkali menuntut

diberikannya hak kepemilikan atas sumber daya hutan, yang secara

turun temurun dipahami bukan sebagai milik negara, melainkan hak

individu warga masyarakat atau hak masyarakat adat.

• Konflik yang terjadi antara pemerintah daerah kabupaten/Kota dengan

Propinsi dan Pemerintah/Balai Taman Nasional, seringkali terjadi

karena perbedaan persepsi terhadap peraturan perundangan, terutama

sejak diberlakukannya kegiatan Otonomi di bidang Kehutanan.

Page 29: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 23

B. Profil Desa Binaan

1. Identitas Desa

Desa Lantari merupakan salah satu dari 9 desa di wilayah

Kecamatan Lantari jaya, yang terletak di ibu kota kecamatan. Desa

Lantari mempunyai luas wilayah seluas 956,25 hektar. Desa ini

berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Rawa Aopa

Watumohai. Sebelum tahun 2006 masuk dalam Kecamatan Rarowatu,

Kabupaten Bombana. Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Desa Rarongkeu

- Sebelah Selatan : Desa Anugerah

- Sebelah Timur : Pasare Apua

- Sebelah Barat : Desa Lombakasih.

2. Sejarah Desa

Desa Lantari merupakan salah satu desa transmigrasi di wilayah

kabupaten bombana yang sebelumnya merupakan wilayah

administratif Kabupaten Buton. Sebelumya wilayah yang sekarang

menjadi Desa Lantari adalah kawasan tidak berpenghuni. Adapun

etnis-etnis lokal masih berpola hidup nomaden atau berpindah-pindah

dalam kawasan hutan. Baru pada tahun 1982, pemerintah Daerah

bekerja sama dengan Departemen Transmigrasi mendatangkan

penduduk dari pulau Jawa, Bali dan Lombok untuk mendiami kawasan

ini. Karena kawasan ini berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian,

maka penduduk transmigrasi bertahan sampai pemerintah membangun

sebuah bendungan untuk mendukung dan memenuhi kebutuhan

pengairan lahan pertanian.

Warga taransmigrasi yang ada didaerah ini berasal dari Jawa dan

Bali. Masyarakat Transmigrasi kemudian sepakat menamai daerah ini

dengan sebutan Desa Lantari, yang sebalumnya pemerintah menyabut

daerah ini dengan sebutan SP1 ( Satuan Pemukiman 1)

Page 30: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 24

a) Dusun I : Kepala dusunnya ( Kistam )

b) Dusun II : Kepala dusunnya ( Suyatno)

c) Dusun III : Kepala dusunnya ( Andi Asriadi )

3. Gambaran Umum Desa

Desa Lantari secara administratif berada di Kecamatan Lantari

Jaya, Kabupaten Bombana. Letak geografis antara 122° 00 ′BT dan 4°

40′LS posisinya berbatasan langsung dengan kawasan TNRAW. Desa

Lantari memiliki jenis tanah Glein Humus, alluvial Hidromorf dan

podzolik. Berdasarkan Klasifikasi Iklim Scmidt dan Ferguson daerah

ini termasuk kategori iklim tipe D, dengan curah hujan rata-rata 1500

s/d 2000 mm dan suhu berkisar antara 20° – 30° C. Iklim Desa

Lantari, sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai

iklim tropis, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola

tanam yang ada di Desa Lantari Kecamatan Lantari jaya. Jarak ke

ibukota kabupaten sekitar 22 km, sedang jarak ke ibukota provinsi

sejauh 152 km.

4. Kependudukan

Berdasar data desa tahun 2017 jumlah penduduk Desa lantari

berjumlah 383 KK atau 1298 jiwa terdiri dari 850 orang laki-laki dan

710 orang perempuan. Desa Lantari terdapat berbagai suku yang

didominasi suku Jawa yaitu Bugis, Bali, Jawa, Makassar, Buton, Muna

dan Tolaki. Kepadatan penduduk 89,9 jiwa/km2. Jumlah penduduk desa

Lantari merupakan yang tertinggi diantara desa-desa lain di Kecamatan

Lantari Jaya, yaitu 15,79 % dari seluruh penduduk di Kecamatan

Lantari Jaya. Desa Lantari mempunyai jumlah penduduk 1.898 Jiwa,

yang tersebar dalam 3 (tiga) dusun dengan perincian sebagaimana tabel

Tabe1 3. Jumlah Penduduk Desa Lantari

Dusun I Dusun II Dusun III

468 jiwa 454 Jiwa 379 Jiwa

Page 31: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 25

Tingkat pendidikan masyarakat Desa Lantari adalah sebagai

berikut :

Tabel 4. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Lantari

Pra Sekolah SD SMP SLTA Sarjana

396 org 283 org 169 org 93 org 16 org

Tabel 5. Jumlah Agama/ Kepercayaan masyarakat desa Lantari Jaya

No Kepercayaan Jumlah (jiwa)

1. Islam 783

2. Kristen 27

3. Hindu 147

5. Kondisi Pemukiman

Kondisi pemukiman masyarakat desa sebagian besar masih

bangunan semi permanen dan papan.

6. Mata Pencaharian

Mayoritas kegiatan ekonomi masyarakat bertumpu pada usaha

pertanian (sawah) seluas 440 Ha. Perkebunan seluas 146 Ha untuk

coklat dan mete menjadi andalan sebagian masyarakat lainnya. Karena

Desa Lantari merupakan desa pertanian, maka sebagian besar

penduduknya bermata pencaharian sebagai petani selengkapnya

sebagai berikut :

Page 32: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 26

Tabel 6. Mata Pencaharian Masyarakat Desa Lantari

No Mata pencaharian Jumlah (jiwa)

1. Petani 714

2. Pedagang 7

3. PNS 12

4. Buruh 186

5. Pengusaha 1

6. Pengrajin 36

7. Penghasilan Anggota Kelompok rata- rata/ bulan

Rata – rata pengasilan anggota kelompok perbulannya adalah Rp

1.000.000,

8. Rata- rata Luas Kepemilikan Lahan.

Rata- rata luas lahan yang dimiliki masyarakat 2 Ha.

9. Lahan Budidaya

Mayoritas kegiatan ekonomi masyarakat bertumpu pada usahapertanian (sawah) seluas 440 Ha. Perkebunan seluas 146 Ha untukcoklat dan mete menjadi andalan sebagian masyarakat lainnya. Namunhasil perkebunan masih kurang menjanjikan untuk memenuhikebutuhan sehari-hari. Hasil pertanian yang cukup menjanjikan adalahsawah/padi. Selain itu luas pekarangan sebesar 32,5 Ha dijadikan lahanpeternakan baik sapi, ayam kampung, kambing.

10. Ketersediaan Layanan Publik

Desa Lantari sampai saat sudah memiliki listrik dari pemerintah

untuk Sarana pendidikan yang tersedia di desa Lantari berupa PAUD

(Pendidikan Anak Usia Dini), Sekolah Dasar (SD), dan SMA. Untuk

melanjutkan pendidkan masyarakat tidak perlu ke desa lain karena di

desa mereka sarana pendidikan sudah ada kecuali untuk . Untuk sarana

kesehatan sudah tersedia posyandu yang digunakan untuk pelayanan

kesehatan masyarakat. Untuk melaksanakan ibadah bagi yang

beragama Islam tersedia mesjid.

Page 33: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 27

Sarana komunikasi di desa sudah makin baik, masyarakat sudah

bisa menggunakan handphone dengan lancar. Operator komunikasi

yang tersedia di sana adalah Telkomsel dengan signal kuat. Untuk

transportasi sehari-hari yang bisaa digunakan masyarakat adalah

kendaraan roda dua (motor). Tidak banyak masyarakat yang memiliki

kendaraan pribadi roda empat dan kendaraan roda empat yang ada

lebih banyak digunakan sebagai alat angkut hasil kebun dan sawah dari

desa menuju ke tempat penjualan.

11. Potensi Jasa Lingkungan

Sumber air Desa Lantari berasal dari Sungai Langkoala. Debit

sungai ini sudah berkurang serta terjadi pendangkalan. Hal ini terjadi

karena adanya aktifitas perambahan. Untuk memenuhi kebutuhan

sehari- hari untuk keperluan MCK dan air minum masyarakat

menggunakan sumur gali dan sumur bor. Untuk keperluan persawahan

selain menggunakan air sungai masyarakat menggunakan sumur bor

untuk mengairi sawah mereka. Untuk potensi wisata, Desa Lantari

belum memilikinya dan belum ada survey untuk menggali potensi

wisata di sana.

12. Produk Unggulan desa

Produk unggulan Desa Lantari berasal dari sektor pertanian seperti

padi dan palawija.

13. Ancaman / Gangguan Kerawanan Desa

Pemerintah dan masyarakat desa Lantari mulai merasakan

keprihatinan mereka dengan keadaan lingkungan hutan di kawasan

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai yang berbatasan langsung

dengan keberadaan mereka tinggal yang semakin hari semakin

terdegradasi akibat gangguan kawasan yang sangat berdampak pada

kebutuhan air mereka. Pada musim penghujan sering terjadi banjir. Hal

ini terjadi akibat adanya aktivitas perambahan pada blok hutan Laea

dan Langkadue. Masyarakat sudah mulai khawatir karena sumber air

bersih yang digunakan baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk

pertanian mereka berkurang drastis.

Page 34: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 28

14. Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat yang Pernah Diterima

a. Pada tahun 2010 dengan difasilitasi Balai TNRAW melalui

program pemberdayaan masyarakat Model Desa Konservasi

(MDK), Masyarakat desa Lantari membentuk lembaga Sentra

Penyuluhan Kehutanan Pedesaan (SPKP) dimana kegiatan yang

sudah dilaksanakan berupa Lokakarya desa, pembentukan

kelembagaan SPKP, pelaksanaan pelatihan fasilitator

pemberdayaan masyarakat dan PRA, dan pelaksanaan PRA. Pada

tahun 2011 melalui lembaga SPKP masyarakat desa Lantari

mengembangkan unit usaha Saprodi Pertanian. Unit usaha ini

ditekuni karena prospek ekonominya cukup menguntungkan

manfaatnya bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat luas.

Ini didukung oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat yang pada

umumnya berprofesi sebagai petani dan diharapkan nantinya

petani mudah mendapatkan pupuk dengan harga yang terjangkau

oleh masyarakat.

b. SPKP juga mengembangkan usaha sewa tenda jadi kepada

masyarakat hal ini bertujuan agar masyarakat tidak lagi

melakukan pengambilan bambu di dalam kawasan TNRAW dan

mengalihkan masyarakat yang selama ini mengunakan bambu

dari dalam kawasan TNRAW untuk upacara keagamaan dan

pernikahan tetapi mengunakan tenda jadi yang disewakan oleh

SPKP dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat.

c. Tahun 2017 masyarakat Lantari menerima bantuan bibit padi dari

dinas pertanian.

d. Tahun 2017 menerima bantuan bumdes dari kementrian desa.

Page 35: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 29

15. Persepsi /Isu Penting Masyarakat dengan Kawasan Konservasi

Masyarakat Desa Lantari melihat kawasan TNBT dikelola dengan

baik dan dilakukan patroli atau penjagaan kawasan oleh pihak TNBT

secara rutin dan melibatkan masyarakat desa. Keberadaan kawasan

tersebut sangat bermanfaat bagi. Sebagian masyarakat masih

memanfaatkan hasil hutan bukan kayu seperti bambu yang berada di

dalam kawasan untuk untuk memenuhi kehidupannya. Adanya rencana

pemberdayaan masyarakat di desa mereka yang akan dilakukan pihak

TNRAW diharapkan memberikan dampak positif untuk meningkatkan

perekonomian masyarakat. Masyarakat juga berharap dengan adanya

kerjasama dalam pemberdayaan ini kelestarian kawasan TNRAW

dapat terjaga karena dengan terjaganya kelestarian.

C. Profil Kelompok Binaan

1. Nama dan legalitas kelompok

Nama kelompok tani hutan adalah Citra Mandiri yang dibentuk

pada tanggal 8 September 2017 dan disahkan oleh Kepala Desa Lantari

tanggal September 2017.

2. Alamat kelompok

Kelompok tani beralamatkan di Desa Lantari, Dusun I, Kec.

Lantari Jaya Kab. Bombana Prov. Sulawesi Tenggara.

3. Jumlah anggota kelompok

Kelomok tani memiliki 1 ketua, 1 sekretaris, 1 bendahara dan

beranggotakan 12 orang. Susunan pengurus Kelompok Citra Mandiri

sebagai beikut :

Ketua : Iwan Jauhari

Sekretaris : Budi

Bendahara : Adale

Anggota :

1. Rosbia

2. Saharudin

3. Darmawan

4. Samsudin

Page 36: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 30

5. Sukirno

6. Wahab

7. Amri

8. Riswan

9. Jamaludin

10.Herman

11.Jarwono

12.Manju

4. Mata pencaharian kelompok

Hampir seluruh anggota kelompok memiliki mata pencaharian

sebagai petani.

5. Penghasilan kelompok rata – rata/bulan

Untuk penghasilan rata – rata kelompok yang diperoleh dari

kegiatan pemberdayaan belum ada karena kelompok baru dibentuk

pada bulan September 2017. Untuk penghasilan rata- kelompok

sebesar Rp. 1.000.000,- / bulan dari penghasilan selama mereka

bekerja.

6. Jarak pemukiman kelompok binaan dengan pasar

Pasar terletak di Desa Lombakasih Kecamatan Lantari Jaya.

Aksesibilatas dapat menggunakan kendaraan roda 2 ataupun roda 4

dengan jarak yaitu ± 1 km.

7. Program pembinaan/pemberdayaan yang pernah diperolehkelompok/anggota kelompok

Semua anggota kelompok belum pernah memperoleh program

pembinaan/pemberdayaan sebelumnya.

8. Kondisi pemukiman/rumah

Sebagian besar kelompok masyarakat memiliki pemukiman/rumah

terbuat dari bangunan semipermanen dan papan dengan sumber air

dari sumur bor maupun sumur gali.

Page 37: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 31

9. Jenis usaha budidaya lahan desa yang diminati kelompok dan

yang prospektif dikembangkan

Jenis budidaya yang diminati kelompok rata – rata dari sektor

pertanian berupa padi dan palawija.

10. Ketergantungan kelompok terhadap kawasan konservasi

Tidak banyak dari anggota kelompok yang memiliki

ketergantungan terhadap kawasan konservasi hanya ada beberapa

orang yang memanfaatkan kawasan khususnya pada ekosistem

mangrove untuk mencari ikan, kepiting, udang. Beberapa masyarakat

juga mengambil bambu dari dalam kawasan untuk kegiatan perayaan/

pesta.

11. Potensi kawasan konservasi yang diminati kelompok

Potensi kawasan yang diminati kelompok berada pada pada zona

tradisional mangrove. Dilokasi ini masyarakat mencari ikan, kepiting,

udang. Hasilnya ada sebagian dijual dan ada pula untuk dikonsumsi.

Page 38: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 32

III. RENCANA KEGIATAN PEMBINAAN PEMBINAAN DESA BINAAN

DI DAERAH PENYANGGA KAWASAN KONSERVASI

A. Tahun Kegiatan

Kegiatan pembinaan di Desa penyangga Kawasan Taman Nasional

Rawa Aopa Watumohai akan dilaksanakan pada tahun 2017 – 2021.

B. Jenis, Volume dan Lokasi Kegiatan

Kegiatan pemberdayaan masyarakat di awali dengan pembahasan

rencana pemberdayaan. Desa Lantari selama ini terkenal sebagai produsen

penghasil padi dan tambak yang berada kabupaten Bombana. Melihat

potensi tersebut maka masyarakat berinisiatif untuk mendirikan simpan

pinjam sarana pertanian utamanya pupuk. Kegiatan pemberdayaan yang

akan dilakukan bersama pihak TNRAW serta pihak terkait lainnya. Pupuk

merupakan sarana produksi pertanian yang sangat dibutuhkan oleh

masyarakat baik petani tambak maupun petani sawah. Melihat peluang

tersebut maka usaha ini akan berkembang serta mempermudah petani

dalam mencapai kebutuhannya.

Kegiatan pemberdayaan ini akan dilakukan masyarakat melalui

kelompok tani yang akan dibentuk berdasarkan musyawarah desa. Sistem

pembayaran dilakukan secara kredit setelah panen kemudian bayar. Untuk

mengatasi ketunggakan akibat gagal panen maka masyarakat membuat

surat pernyataan mengetahui kepala desa. Kegiatan ini dibawah

pengawasan langsung kepala desa. Apabila usaha sudah berkembang maka

akan dilakukan pengembangan usaha berupa jual beli racun dan gabah.

Program pemberdayaan masyarakat ini akan dilakukan di Lantari

Kecamatan Lantari Jaya Kabupaten Bombana.

Page 39: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 33

Tabel 7. Jenis Kegiatan Pemberdayaan Mayarakat Desa Binaan

No. Kegiatan Rencana Fisik Lokasi

Satuan Volume

1 Pengumpulan data dan potensi desa Lap 1 Desa Lantari

2 Lokakarya desa Mou 1 Desa Lantari

3 Pembentukan kelompok SK 1 Desa Lantari

4 Penyusunan aturan kelompok (AD/ART) Laporan 1 Desa Lantari

5 Penyusunan rencana pemberdayaan masyarakat Laporan 1 Desa Lantari

6 Pelatihan peningkatan kapasitas kelompok masyarakat bidang KonservasiSumber Daya Alam dan Ekosistem

pelatihan Dua tahun sekali Desa Lantari

7 Pelatihan peningkatan kapasitas kelompok masyarakat bidang UsahaEkonomi dan Produktif

Pelatihan Dua tahun sekali Desa Lantari

8 Bimbingan teknis dan supervisi Laporan 1 x setahun Desa Lantari

9 Pendampingan Kelompok Pendampingan setiap bulan Desa Lantari

10 Monitoring dan Evaluasi Laporan 2 x setahun Desa Lantari

11 Pemberian Bantuan Pupuk 60 karung Desa Lantari

12 Patroli bersama Laporan 6 x setahun

13 Usaha Jual Beli Racun Jenis Usaha Pengembangan modal Desa Lantari

14 Gerakan bersih lingkungan & Sosialiasi Pentingnya TNRAW Laporan

15 Pemadaman karhutla Laporan

16 Usaha Jual Beli Gabah Jenis Usaha Pengembangan modal Desa Lantari

Page 40: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 34

C. Pembiayaan Kegiatan (jumlah dan sumber biaya masing – masing kegiatan)

Rencana pembiayaan Kelompok masyarakat Citra Mandiri dalam rangka pemberdayaan masyarakat daerah penyangga

disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 8 . Jenis Kegiatan Pemberdayaan Mayarakat Desa Binaan

No. KegiatanRencana Keuangan

Estimasi biaya(Rp) Sumber Biaya

1 Pengumpulan data dan potensi desa 4.500.000 Balai TNRAW2 Lokakarya desa 11.415.000 Balai TNRAW3 Pembentukan kelompok 1.000.000 Balai TNRAW, kelompok4 Penyusunan aturan kelompok (AD/ART) 1.000.000 Balai TNRAW, kelompok5 Penyusunan rencana pemberdayaan masyarakat 18.891.000 Balai TNRAW

6Pelatihan peningkatan kapasitas kelompok masyarakat bidangKonservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem

14.055.000 Balai TNRAW

7Pelatihan peningkatan kapasitas kelompok masyarakat bidang UsahaEkonomi dan Produktif

14.055.000 Balai TNRAW

8 Bimbingan teknis dan supervisi 12.000.000 Balai TNRAW9 Pendampingan kelompok 34.200.000 Balai TNRAW

10 Monitoring dan Evaluasi 13.680.000 Balai TNRAW11 Pemberian Bantuan 40.000.000 Balai TNRAW12 Patroli bersama 13.680.000 Balai TNRAW, kelompok13 Usaha Jual Beli Racun 10.000.000 Kelompok citra mandiri14 Gerakan bersih lingkungan & Sosialiasi Pentingnya TNRAW 13.680.000 Desa Lantari, kelompok15 Pemadaman Karhutla 10.000.000 Balai TNRAW, desa, kelompok16 Usaha Jual Beli Gabah 20.000.000 Balai TNRAW, Kelompok

Page 41: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 35

D. Penanggungjawab dan Pelaksana

1. Penangung Jawab Program Kepala Balai TNRAWAli Bahri, S.Sos., M.Si

2. Penangung Jawab Operasional Kepala SPTN Wilayah IIBenny Ermmyadi Purnama,S.Hut

3. Kelompok

a. Ketua Iwan Jauhari

b. Sekretaris Budi

c. Bendahara Adale

d. Anggota

1) Rosbia 7) Amri

2) Saharudin 8) Riswan

3) Darmawan 9) Jamaluddin

4) Samsudin 10) Rizal

5) Sukirno 11) Jarwono

6) Wahab 12) Manju

Page 42: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 36

E. Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan pemberdayaan masyarakat daerah penyangga kelompok masyarakat binaan citra mandiri disajikan dalam

tabel berikut.

Tabel 9. Jadwal Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat

No. KegiatanWaktu Pelaksanaan (tahun)

2017 2018 2019 2020 2021 Keterangan1 Pengumpulan data dan potensi desa2 Lokakarya desa3 Pembentukan kelompok4 Penyusunan aturan kelompok (AD/ART)5 Penyusunan rencana pemberdayaan masyarakat

6Pelatihan peningkatan kapasitas kelompok masyarakat bidangKonservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem

7Pelatihan peningkatan kapasitas kelompok masyarakat bidangUsaha Ekonomi dan Produktif

8 Bimbingan teknis dan supervisi9 Pendampingan

10 Monitoring dan Evaluasi11 Pemberian Bantuan12 Patroli bersama13 Usaha Jual Beli Racun (pestisida) Pengembangan usaha14 Gerakan bersih lingkungan & Sosialiasi Pentingnya TNRAW15 Pemadaman Karhutla16 Usaha Jual Beli Gabah Pengembangan usaha

Page 43: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 37

BAB IV. PENUTUP

Demikian daraft rencana pembinaan lima tahun Desa Lantari, Kec.

Lantari Jaya, Kabupaten Bombana ini dibuat agar pelaksanaan pemberdayaan

masyarakat dapat berjalan dengan taat asas, taat aturan dan taat komitmen seluruh

penyelenggara dan para pihak guna terwujudnya kemandirian dan kesejahteraan

masyarakat Desa Lantari sebagai desa binaan TNRAW.

Page 44: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 39

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Penyusunan Rencana Pembinaan Desa Binaan DaerahPenyangga TNRAW

Sambutan Kepala Desa Lantari

Diskusi Lokakarya Desa

Page 45: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 40

Fasilitasi penyusunan Rencana Pembinaan Desa Binaan secara Partisipatif

Diskusi penyusunan Rencana Pembinaan Desa Binaan secara Partisipatif

Page 46: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDL'P DAN KEHIJTANANDIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM

BALAI TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAIAlamat Kantor Pusat: Desa Tatangge, Kec. Tinanggea, Kab. Konawe Selatan

Kantor Kendari : Jl. Bunga Kana No.6, Kel. Watu-Watu, Kec. Kendari Barat, Kota KendariTlp / lax {e$1}312S13S Email : btnraar@yalmo,con atela blnr au,@ gm*il.coru

SULAWESI TENGARA

KEPUTUSAil KEPALA BALAIBALAI TA]IIAil ilASIOl{AL RAWA AOPA WATUTT{OHAI

Nomor: SK. qg /BTNRAW'UZAL6TEI{TAI{G

PEI{ETAPA]T DESA BI]IAA]I DAERAH PET{YA]TGGAKAWTSAil TAHAIS flASIOITAL RITYA AOPA WATUMOHAX

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA'.:

KEPAIA BALAX TAI,IAIT ITASIOITAL RAWA AOPA WATUTTIOHAI

Menimbang : a.

c.

Mengingat

b,

Bahwa untuk keberlanjutan kegiatan pembinaan desapenyangga dalam rangka pemberdayaan masyarakatekitar kawasn Taman [.lasional Rawa Aopa Wahrmohai

$NRAW).

Eahwa TNRAW rnerupakan kawasan konservasi Yangditetapkan berdasarkan Surat Keputusan MenteriKehutanan Nomor SK. 756/Kpts-II11990 tanggal 17D€sember 1990, Vang haiUs dikel0la dan dimanfaaBcnsebaik-baiknya untuk kepentingan masyarakat luas.

Bahvwt berdaqnrkin pertimbangan sebagaimana huruf adan b ditetapkan Keputusan Kepala Balai TNMW tentangPenetapan Desa Binaan.

Undang-undang Nomor: 5 Tahun 1990 tentangKonservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Undang - Undang Nomor: 4L Ehun 1999 tentangKehutanan.

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan PemerintahNomor 108 Tahun 2015 tentang Pengelolaan KawasanSuaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentangPeraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun20L4 tentang Desa.

:1.

2.

3.

4.

5, Peraluran 1ten8ri,,.,..,...,,

Page 47: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

6.

7.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.18/MenLHK-'U/2015 tenbng Organiesi dan Tab kerja KernenterianLingkungan Hidup dan Kehubnan

Keputusan Dirjen I(SDAE Tahun 2015 tentang PetunjukTEknis Penyusunan Rencana Pembinaan Desa Binaan DiDaerah Penyangga Kawasan Konservasi

kdoman Felaksanaan Pencapaian Indikator KinerjaKegiatan (IKK) Program I(SDAE Tahun 2015-2019

8. Keputusan Dirjen I$DAESK.10ryl(SDAElSETlY,SA.Ll4lz016 tanggal 7 April 2016tentang Penebpan tokasi Desa. binaan dan Pendamplngpada daerah penyangga kawasan konservasi

IIEMUTUSKAT{

KEPUTUSAN KEPAI3 BAISI TAMAN NASIONAL RAWA AOPA

WATUMOHAI CIT{RAW) PENETAPAN DESA BINMN DAERAH

PENYANGGA KAWASAN TNRAW

Menunjuk nama desa dan alamat sebagaimana tercantum pada

lampiran 1 keputusan ini sehgai des binaan Balai TI{RAWyang alCIn dilakukan pembinaan

Bahwa desa yang ditunjuk dalam Surat Keputusan inidipandang pedu unh.rk dilakukan pembinaan dalam rangkapemberdayaan maqyarakat daerah penyangga kawasanThIRAW

Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan danapabila dikemudian hari terdapat kesalahan dalampenetapannya akan dilakukan perbaikan sebagaimanamestinya.

DITETAPKAN DI : TATANGGE

PADA TANGGAL ., 1 APRIL 2016

Ir. FRANSISCONrP. 19s90219

MP.

Menetapkan

PERTAHA

KEDUA

KETIGA

98703 1 001

Page 48: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Lampiran 1" Keputusan Kepala BalaiTN" Rawa Aopa WatumohaiTahun 2016Nomor : SK. 8r IB[{RAW-U2016Tanggai : 7"'April2016

PENETAPAT* DESA BINAAN DAERAH PET..TYANGGA

KAWASN Tru{AN NASIGNAL RAWA AOPA WATUMOHAI

to IIama desa, kecamahn,hbupahn/kob, proPinsi

Wilayah

I 2 31 Desa Wonua Motune, Kec, Puriah,

l(ab. Konawe, Ptar. SulavsiTenggam

SffN Wilayah 1

2 Dsa Lanbri, Krc. lanbriJaYa, Kab.

hmbana, Prov. Sulawesi TerEgaraSPIN Wilayah 2

MP.1 001

.if . tr, t*(ANlilsLU r- NrP.19590219 1

Page 49: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 43

Lampiran 3. Legalitas Kelompok Citra Mandiri

Page 50: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 44

AD/ ART Kelompok Citra Mandiri

Page 51: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 45

Page 52: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 46

Lampiran 4. Hasil analisis pohon masalah/PRA/SWOT/metode lain yang dipilihsecara partisipatif dalam rangka pembinaan desa binaan di daerahpenyangga kawasan konservasi.

1. Rumusan masalah utama desa

Sumber Masalah Bobot Para Pihak Terkait/Terlibat

Kegiatan Penanganan SumberMasalah

1 2 3 4

1. Tidak ada modal untuk usaha jualbeli pupuk

1 1) Balai TNRAW

2) Pemerintah Desa

Memberikan bantuan modaluntuk usaha untuk jual belipupuk

2. Belum mengetahui cara penggunaanpupuk sesuai takaran

2 1) Balai TNRAW

2) Pemerintah Desa

3) Dinas Peternakan

Mengadakan pelatihanpenggunaan jenis pupuk

3. Belum mengetahui cara membuatproposal kegiatan

2 1) Balai TNRAW

2) Pemerintah Desa

3) Bappeda

Mengadakan bimtek ataupelatihan pemanfaatan limbahternak menjadi biogas danpupuk kandang

4. Belum mengetahui caramenangani ternak yang sakit

3 1) Balai TNRAW

2) Pemerintah Desa

3) Dinas Peternakan

Mengadakan pelatihanpenanganan terhadap ternakyang sakit dan penunjukandokter hewan terdekat dalammenangani ternak yang sakit

2. Rumusan Strategi Pencapaian

a. Tahap persiapan

1) Balai TN Rawa Aopa Watumohai

a) Melaksanakan perencanaan secara partisipatif untukmendapatkan rencana pemberdayaan jangka panjang (5 tahun).Perencanaan yang sekaligus sosialisasi kegiatan pemberdayaanmenghasilkan rencana yang dapat diterima masyarakat(legitimate).

b) Menyediakan dana bantuan agar mudah diterima dan dikelolaoleh peserta pemberdayaan.

c) Menyediakan sarana-prasarana yang dibutuhkan.

Page 53: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 47

d) Membuka akses jika ada sumberdaya dari dalam kawasan yangdapat dikembangkan, dibudidayakan atau diproduksi.

2) Kepala Desa Binaan

a) Memberi ijin dan mendukung program pemberdayaan masyarakatdi daerah penyangga kawasn TNRAW.

b) Memadukan program pemberdayaan yang diselenggarakan desadengan program pemberdayaan daerah penyangga kawasankonservasi yang dilakukan oleh Balai TNRAW

3) Pendamping

Pendamping adalah tokoh yang paling menentukan keberhasilanpemberdayaan; mewakili peran pemberi dana bantuan dan harusmampu berkomunikasi secara intensif; harus selalu ada dan siapmenjawab setiap pertanyaan peserta pemberdayaan; dan menghadirisetiap pertemuan kelompok. Tugas pendamping antara lain:

a) Memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yangdimiliki anggota kelompok untuk dikembangkan;

b) Mengajarkan pembudidayaan komoditas, penanganan pascabudidaya hingga menjual produk;

c) Mengajarkan penggunaan dana secara terbuka dan dapatdipertanggung-jawabkan; dan

d) Menyampaikan pesan pemberi dana bantuan agar peserta ikutmendukung upaya pelestarian kawasan konservasi.

4) Anggota Kelompok Binaan

Anggota kelompok kerja pemberdayaan berasal dari peserta diskusiperencanaan secara partisipatif. Peserta diskusi dipilih ± 3 0 orangdari warga desa tanpa membedakan jenis kelamin, status sosial danmata pencahariannya. Mereka adalah warga desa ‘pengguna’ (user)sumberdaya alam sekitar dari kelompok pinggiran (marginal).Umumnya mereka bekerja sebagai petani, buruh tani, pengangguranatau perambah kawasan konservasi. Merekalah yang membutuhkankegiatan pemberdayaan.

b. Tahap pelaksanaan

Pembinaan/pemberdayaan masyarakat akan menggerakkan peserta dansumber daya alam yang ada di sekitarnya dalam proses produksi untukmenghasilkan nilai tambah.

Page 54: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 48

c. Tahap pasca pelaksanaan

Setelah pelaksanaan pemberdayaan kegiatan produksi kelompok kerja tetapada dan terus berjalan. Masyarakat yang telah menikmati peningkatankesejahteraan akan meningkat pula kapasitas masyarakat (capacitybuilding) adalah modal sosial. Jika semakin banyak individu yangmengikuti kegiatan pemberdayaan maka modal sosial semakin besardan kuat. Akumulasi modal sosial akan menggerakkan masyarakat baiksecara individual maupun kelompok untuk ikut melestarikan kawasankonservasi. Permasalahan yang dihadapi pengelola kawasan konservasidalamhal ini Balai TNRAW akan dapat teratasi karena ada dukunganmasyarakat di daerah penyangga dan meningkat dari waktu ke waktu.

Page 55: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 49

Lampiran 5. Hasil analisis peran para pihak (analisis stakeholders)

Stakeholders Kepentingan(Interest)

Pengaruh(Power) terhadap

TNRAW danpembinaan

Prioritasberdasarkankepentingan

Balai TNRAW Kelestariankawasan TNRAWdan tercapainyaIKK KSDAE

+++ 1

Masyarakat Desa Adanya usahatambahan dalammemenuhikebutuhan hidup

+++ 1

Pemerintah desadan kecamatan

Meningkatnyaperekonomianmasyarakat desa

++ 2

Badan Penyuluh

PertanianKecamatanLantari

TerbentuknyaSentra Usahapertanian rakyat

++ 3

Keterangan : +++ = Tinggi, ++ = sedang, + = rendah

Page 56: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari) Page 50

Lampiran 6. Indikator keberhasilan pembinaan desa binaan lingkup Balai TamanNasional Rawa Aopa Watumohai

No Indikator Kegiatan Tahun Pelaksanaan

2017 2018 2019 2020 2021

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Indikator 1: Meningkatnya ∑anggota/kelompok masyarakatpeduli terhadap konservasikawasan

1) Pengumpulan data dan informasi V

2) Koordinasi pelaksanaan kegiatan V

3) Lokakarya Desa/ Membangunkesepahaman

V

4) Peningkatan kapasitas KelompokBinaan

V V V V V

5) Penyusunan rencana pembinaan 5 thkelompok masyarakat

V

6) Penyusunan rencana kerja tahunankelompok masyarakat

V V V V V

2. Indikator 2: Meningkatnyapendapatan kelompokyang dibina (melaluipengembangan usahaekonomi)

7) Pengembangan usaha jual beli pupuk V V V V

3. Indikator 3: Menurunnya ∑orang berinteraksi negatifdan/atau melakukanpelanggaran terhadap KK

8) Patroli Bersama V V V V

9) Penyuluhan Kampanye PengendalianKarhut

V

10) PembentukkanMasyarakat Peduli Api(MPA)

V

11) Pemadaman Karhutla V V V V

4. Indikator 4: Meningkatnyakegiatan ekonomi produktifdgn usaha Mencirikan desakonservasi (∑ orangberkesempatan kerjadan/atau ∑ usaha)

12) Pelatihan penggunaanjenis pupuk

V

13) Pelatihan pengembanganobyek dan daya tarikwisata alam

V

Page 57: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

39 Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari)

Lampiran 7. Peta Daerah Penyangga Kawasan TNRAW

Page 58: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

40 Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari)

Lampiran 8. Peta Desa Lantari

Page 59: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

41 Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari)

Fasilitas umum Desa Lantari

Page 60: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

42 Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari)

Lampiran 9. Matriks monitoring output

Hasil Output Kegiatan Pembinaan Desa Binaan di Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumohai, Desa Lantari, Kelompok Citra Mandiri

No. Jenis Kegiatan Rencana Realisasi

Fisik Keuangan

(Rp)

Fisik Keuangan

Satuan Volume Volume % Rp. %

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Pengumpulan data dan potensi desa

2. Lokakarya desa

3. Pembentukan kelompok

4. Penyusunan aturan kelompok (AD/ART)

5.Penyusunan rencana pemberdayaan masyarakat

6. Pelatihan peningkatan kapasitas kelompok masyarakat bidangKonservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem

7. Pelatihan peningkatan kapasitas kelompok masyarakat bidangUsaha Ekonomi dan Produktif

8. Bimbingan teknis dan supervisi

9 Pendampingan

10 Monitoring dan Evaluasi

11 Pemberian Bantuan

12 Patroli bersama

13 Usaha Jual Beli Racun (pestisida)

Page 61: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

43 Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari)

14 Gerakan bersih lingkungan & Sosialiasi Pentingnya TNRAW

15 Pemadaman Karhutla

16 Usaha Jual Beli Gabah

Page 62: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

44 Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari)

Lampiran 10. Matriks monitoring permasalahan

Hasil Monitoring Permasalahan Pembinaan Desa Binaan di Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumohai, Desa Lantari, KelompokCitra Mandiri

No. Jenis Kegiatan Masalah Solusi/Penyelesaian

Yang TelahDilakukan

Saran TindakLanjut

1 2 3 4 5

1. Pengumpulan data dan potensi desa

2. Lokakarya desa

3. Pembentukan kelompok

4.Penyusunan aturan kelompok (AD/ART)

5.Penyusunan rencana pemberdayaan masyarakat

6. Pelatihan peningkatan kapasitas kelompok masyarakat bidang KonservasiSumber Daya Alam dan Ekosistem

7 Pelatihan peningkatan kapasitas kelompok masyarakat bidang UsahaEkonomi dan Produktif

Page 63: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

45 Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari)

8Bimbingan teknis dan supervisi

9Pendampingan

10Monitoring dan Evaluasi

11Pemberian Bantuan

12Patroli bersama

13 Usaha Jual Beli Racun (pestisida)

14 Gerakan bersih lingkungan & Sosialiasi Pentingnya TNRAW

15 Pemadaman Karhutla

16. Usaha Jual Beli Gabah

Page 64: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

46 Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari)

Lampiran 11. Matriks monitoring pencapaian IKK/kegiatan

Hasil Monitoring Tingkat Pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Pembinaan Desa Binaan di Daerah Penyangga TN Rawa AopaWatumohai, Desa Lantari, Kelompok Citra Mandiri

No. Indikator Jenis KegiatanTingkat Pencapaian

Outputs Outcomes

1 2 3 4 5

1. Pengumpulan data dan potensi desa

2. Lokakarya desa

3. Pembentukan kelompok

4. Penyusunan aturan kelompok (AD/ART)

5.Penyusunan rencana pemberdayaan masyarakat

6. Pelatihan peningkatan kapasitas kelompokmasyarakat bidang Konservasi Sumber Daya Alamdan Ekosistem

Page 65: RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUN DESA BINAAN DI …rencana pembinaan lima tahun desa binaan di daerah penyangga taman nasional rawa aopa watumohai periode tahun 2017 – 2021 kelompok

47 Rencana Pembinaan Desa Binaan Daerah Penyangga TN Rawa Aopa Watumnohai (Lantari)

7 Pelatihan peningkatan kapasitas kelompokmasyarakat bidang Usaha Ekonomi dan Produktif

8Bimbingan teknis dan supervisi

9Pendampingan

10Monitoring dan Evaluasi

11Pemberian Bantuan

12Patroli bersama

13 Usaha Jual Beli Racun (pestisida)

14 Gerakan bersih lingkungan & SosialiasiPentingnya TNRAW

15 Pemadaman Karhutla

16 Usaha Jual Beli Gabah