rencana pelaksanaan pembelajaran
DESCRIPTION
silakanTRANSCRIPT
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMAN 5 YogyakartaMata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : X/satuMateri Pokok : Ikatan Ion dan Ikatan KovalenAlokasi Waktu : 2 pertemuan (10 JP)Tujuan Pembelajaran :
a. Siswa mengetahui adanya Tuhan sebagai penciptaan dan pengaturan bumi ini, sampai tingkt terkecil.
b. Siswa mempunyai sikap jujur, disiplin, bertanggungjawab, objektif, kritis dan inovatif.
c. Siswa mempunyai sikap menghargai oranglain dan cerdas dalam bersosialisasi dengan orang lain.
d. Siswa mengetahui cara pembentukan ikatan ion dan kovalene. Siswa mengetahui perbandingan iktana ion dan kovalenf. Siswa mampu mengembangkan ilmu dasar yang telah diberikan diluar sekolah.
A. Kompetensi dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No Kompetensi Dasar Kompetensi Inti Indikator Ketercapaian1. 1.1 Menyadari adanya
keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
1.1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
1.1.1.1 Mengimani adanya Tuhan yang menciptakan
1.1.1.2 Mengetahui Tuhan mengatur segala struktur partikel terkecil dibumi yang biasanya disebut dengan microcosmos
2.2.1 Menunjukkan perilaku
ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkan perilaku
2.1.1 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
1.1.1.1 Mampu mengerjakan ujian dengan hasil sendiri dan jujur
1.1.1.2 Mampu Aktif dalam diskusi kelompok yang diberikan di luar sekolah ataupun disekolah.
1.1.1.3 Mampu memberikan kontribusi kerja kelompok yang sudah dibagi
1.1.1.4 Mau berbagi ilmu dengan teman lain ketika diskusi sedang berlangsung
1.1.1.5 Mengedepankan
kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai serminan bangsa dalam pergaulan dunia.
perbaikan lingkungan dikehidupan sehari hari dan peka terhadap alam disekitarnya
3. 3.1 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.2 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel ( atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
3.3 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
3.1.1 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
3.1.1.1 Memperhatikan penjelasan guru dan aktif dalam pembelajaran berlangsung
3.1.1.2 Memahami konsep ikatan kimia dengan jelas
3.1.1.3 Memahami ikatan kimia terbagi menjadi dua yaitu ion dan kovalen beserta subnya
3.1.1.4 Memahami perbedaan ikatan ion dan ikatan kovalen
3.1.1.5 Memahami sebab perbedaan ikatan kimia yang terjadi antar unsur
3.1.1.6 Memahami proses pembentukan ikatan kovalen dan ikatan ion
3.1.1.7 Mampu mengerjakan contoh soal yang diberikan oleh guru ketika diakhir pembelajaran
4. 3.4 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa.
4.1.1 Mengelola, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
4.1.1.1 Mampu mengembangkan ilmu yang sudah diperolah dikelas dengan rasa ingin tahu yang tinggi.
4.1.1.2 Mampu menganalisis dalam kehidupan sehari-hari bahan apa yang bisa menjadi ikatan kovalen dan ikatan ion.
4.1.1.3 Berpikir secara sistematis dan ilmiah dalam memecahkan masalah baik berupa tugas soal maupun eksperimen.
B. Materi Pembelajaran
IKATAN KIMIA
i. Aturan OktetSebelum dijelaskan mengenai ikatan kimia, cobalah perhatikan beberapa
senyawa berikut; air (H2O), amonia (NH3), asam sulfat (H2SO4), natrium klorida (NaCl). Jika anda mencoba mencari senyawa dari helium, neon dan argon maka tidak akan menemukan senyawa itu yang berhasil dibuat. Unsur-unsur gas mulia lain seperti kripton (Kr), xenon (Xe) dan radon (Rd) dapat membentuk senyawa dengan unsur-unsur tertentu saja, khususnya fluorin dan oksigen. Di alam tidaak ditemukan satu unsurpun gas mulia, oleh karena itu gas mulia disebut stabil.
Semua unsur, selain gas mulia, ternyata membentuk senyawa. Bahkan banyak unsur seperti natrium, kalium, fluorin dan klorin secara alami. Unsur ini kita sebut sebagai unsur reaktif. Mengapa demikian ?
G.N. Lewis dan W. Kossel mengaitkan kestabilan gas mulia dan kereaktifan unsur selainya dengan konfigurasi elektronya. Gas mulia mempunyai konfigurasi penuh, yaitu konfigurasi oktet (mempunyai 8 elektron pada kulit luar), kecuali helium dengan konfigurasi duplet (dua elektron pada kulit terluar)
Tabel Konfigurasi Gas MuliaNo Unsur Nomer
AtomK L M N O P
1 He 2 22 Ne 10 2 83 Ar 18 2 8 84 Kr 36 2 8 18 85 Xe 54 2 8 18 18 86 Rn 86 2 8 18 32 18 8
Unsur-unsur lain dapat mencapai konfigurasi oktet dengan melepaskan elektron valensinya atau menyerap elektron tambahan. Hal itulah yang terjadi ketika unsur-unsur tersebut membentuk ikatan. Jadi, dapat dikatakan bahwa :
1. Gas mula bersifat stabil karena konfigurasinya sudah oktet (duplet untuk helium).
2. Unsur selain gas mulia membentuk ikatan dalam rangka mencapai konfigurasi oktet.
Kecenderungan unsur-unsur menjadikan konfigurasi elektronya sama seperti gas mulia terdekat dikenal sebagai aturan oktet.Tabel Konfigurasi selain gas muliaNo Unsur Nomer
AtomK L M N O P
1 Na 11 2 8 12 Cl 17 2 8 73 C 6 2 44 O 8 2 65 Mg 12 2 8 26 F 9 2 7
Dibandingkan dengan gas mulia maka unsur-unsur diatas tidak memenuhi kaedah oktet, natrium kelebihan 1 elektron, klorin kekurangan elektron, karbon kekurangan 4 elektron, oksigen kekurangan 2 elektron, dst. Maka dari itu mereka harus membentuk elektron dengan kaedah oktet atau duplet dengan cara menerima atau melepaskan elektron yang kita sebut sebagai ikatan ion, sedangkan adapula yang memakainya secara bersamaan yang kita sebut sebagai ikatan kovalen.
ii. Lambang LewisLambang lewis adalah lambang atom disertai elektron valensinya. Lambang lewis untuk unsur-unsur periode kedua dan ketiga sebagai berikut (lihat Tabel 4.2)
Tabel 4.2 Lambang lewis unsur periode 3 dan 2
Lambang Lewis unsur gas mulia menunjukan 8 elektron valensi yang terbagi dalam 4 pasangan. Lambang Lewis unsur dari berbagai golongan lain menunjukan adanya elektron tunggal (elektron yang belum berpasangan).
iii. Ikatan Ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk antara atom yang melepaskan elektron
dan atom yang menerima elektron. Ion positif terbentuk dari atom yang melepaskan
elektron, sedangkan ion negatif terbentuk dari atom yang menerima elektron. Ikatan
tersebut terjadi karena perbedaan muatan antara ion positif dan ion negatif.
a. Pembentukan Ion Positif
Atom bermuatan positif karena melepaskan electron. Atom tersebut
dinamakan ion positif. Kecenderungan melepas electron berkaitan dengan
keelektronegatifan.
Unsure yang lebih mudah membentuk ion positif ialah unsur dengan
kecenderungan lebih besar untuk melepaskan elektron, antara lain golongan IA
(golongan alkali) dan golongan IIA (golongan alkali tanah). Atom H dapat
melepaskan elektron menjadi ion H+ dan menerima elektron menjadi ion H-
(hidrida). Hal ini bergantung pada keelektronegatifan atom yang berikatan. Elektron
untuk unsur golongan IA (alkali) dapat dilihat pada Tabel 1 dan IIA (alkali tanah)
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Konfigurasi elektron untuk unsur golongan IA
Unsur Konfigurasi Elektron Elektron Valensi
3Li 2 1 1
11Na 2 8 1 1
19K 2 8 8 1 1
37Rb 2 8 18 8 1 1
55Cs 2 8 18 18 8 1 1
87Fr 2 8 18 32 18 8 1 1
Table 2. konfigurasi electron untuk unsure golongan IIA
Unsur Konfigurasi Elektron Elektron Valensi
4Be 2 2 2
12Mg 2 8 2 2
20Ca 2 8 8 2 2
38Sr 2 8 18 8 2 2
56Ba 2 8 18 18 8 2 2
88Ra 2 8 18 32 18 8 2 2
Jumlah electron valensi pada unsure golongan IA adalah 1 elektron
sehingga cenderung melepaskan 1 elektron untuk menbentuk konfigurasi electron
seperti unsure gas mulia yang sesuai aturan octet. Pelepasan 1 elektron dari atom
golongan IA membentuk ion positif bermuatan satu. Electron valensi golongan IIA
berjumlah 2 elektron sehingga cenderung melepaskan 2 elektron untuk membentuk
konfigurasi electron seperti unsure gas mulia yang sesuai dengan teori octet.
Pelepasan 2 elektron dari atom golongan IIA membentuk ion positif bermuatan dua.
Contohnya sebagai berikut :
Na ( 2 8 1 ) Na+ ( 2 8 ) + e
Mg ( 2 8 2 ) Mg2+ ( 2 8 ) + 2e
Ion positif terjadi Karena melepaskan electron. Jumlah proton pada ion tidak
berubah.
b. Pembentukan Ion Negatif
Atom bermuatan negative karena menerima electron. Atom tersebut
dinamakan ion negative. Unsure yang mudah menerima electron ialah unsure
dengan kecenderungan lebih besar untuk menerima electron, antara lain golongan
VIIA (golongan halogen) dan golongan VIA ( golongan oksigen ) konfigurasi
electron untuk unsure golongan VIIA dapat dilihat pada Tabel 3 dan golongan
VIA dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 3. Konfigurasi elektron untuk unsur golongan VIIA
Unsur Konfigurasi Elektron Elektron Valensi
9F 2 7 7
17Cl 2 8 7 7
35Br 2 8 8 7 7
53I 2 8 18 8 7 7
85At 2 8 18 18 8 7 7
Table 4. konfigurasi electron untuk unsure golongan VIAUnsur Konfigurasi Elektron Elektron Valensi
8O 2 6 6
16S 2 8 6 6
34Se 2 8 18 6 6
52Te 2 8 18 18 6 6
84Po 2 8 18 32 18 6 6
Jumlah electron valensi pada unsure golongan VIIA adalah 7 elektron
sehingga cenderung menerima 1 elektron untuk membentuk konfigurasi electron
seperti unsure gas mulia yang sesuai teori octet. Penerimaan 1 elektronoleh atom
golongan VIIA membentuk ionbnegatif bermuatan satu. Jumlah electron terluar
golongan VIA adalah 6 elektron sehingga cenderung menerima 2 elektron untuk
membentuk konfigurasi electron seperti unsure gas mulia yang sesuai teori octet.
Penerimaan 2 elektron oleh atom golongan VIA membentuk ion negative
bermuatan 2. Contohnya sebagai berikut :
Cl ( 2 8 7 ) + e Cl- ( 2 8 8 )
S ( 2 8 6 ) + 2e S2- ( 2 8 8 )
iv. Ikatan Kovalen
Menurut G. N. Lewis, atom-atom dapat berikatan dengan menggunakan
pasangan electron secara bersama-sama supaya mencapai kestabilan seperti unsure
gas mulia. Ikatan semacam ini disebut ikatan kovalen. Ikatan kovalen adalah ikatan
antar atom yang di bentuk dengan penggunaan bersama pasangan electron oleh
atom-atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi karena atom-atom akan berikatan
memilki keelektronegatifan sama atau hampir sama. Jadi, atom tidak melepaskan
atau menerima electron, tetapi menggunakan pasangan electron secara bersama-
sama. Contoh atom yang cenderung berikatan kovalen ialah C dan H yang memiliki
beda keelektronegatifan 0,35 ( skala Pauling ). Ikatan kovalen terbentuk antara
unsure-unsur bukan logam.
Pembentukan ikatan kovalen harus sesuai dengan teori octet, yaitu memiliki
konfigurasi electron seperti unsure gas mulia. Misalnya, senyawa HCl terbentuk
dari atom H yang memilki 1 elektron valensi dan atom Cl yang memiliki 7 elektron
valensi. Satu electron dari atom H dan 1 elektron dari atom Cl digunakan bersama-
sama dalam molekul HCl. Jadi, atom H memenuhi teori octet karena menggunakan
2 elektron dan atom Cl menggunakan 8 elektron. Contoh senyawa yang berikatan
kovalen sebagai berikut :
HF, HCl, HBr, dan HI
H2O, NH3, CH4, H2S, dan PH3
CCL4, PCL3, dan CHCl3
H2, O2, N2, Cl2, dan Br2.
v. Pengecualian kaedah Oktet
Tidak semua atom dalam suatu molekul memenuhi aturan oktet.
Penyimpangan dari kaidah oktet dibagi ke dalam tiga golongan, yaitu : (1) Senyawa
dengan jumlah elektron valensi ganjil, sebagai contoh : pada molekul NO2, (2)
Senyawa yang oktetnya tidak sempurna, sebagai contoh : pada molekul BeCl2 dan
BCl3, dan (3) Senyawa yang oktetnya diperluas atau superoktet, sebagai contoh :
pada molekul PCl5, SF6.
C. Metode Pembelajarana. Pendekatan : Scientific Approach dan pembelajaran berbasis kontekstualb. Metode : Discovery Learningc. Strategi : Pembelajaran Individu dan diskusi kelompokd. Sumber : Purba, Michael.2007.Kimia Kelas X
SMA/MA.Jakarta:Erlangga
D. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Deskripsi Alokasi
WaktuPendidik (Guru) Peserta didik (Siswa)Pendahuluan Pembukaan
Pendidik memasuki kelas Pendidik memberikan
salam Pendidik memimpin do’a Pendidik mempersiapkan
media dan alat pembelajaran dibantu dengan siswa
Pendidik mengabsen satu-persatu siswa yang hadir
Orientasi Pendidik
mengkondisiskan kelas dengan jargonSemangat Pagi ?“pagi-pagi-pagi” Jleeeb ceesssss !
Motivasi Memberikan motivasi
kepada peserta didik dengan cara memberikan penyegaran ( berdiri dan duduk kembali ) mengartikan kebermanfaatan semangat sebelum belajar
Memberikan motivasi
Pendahuluan
Peserta didik
menyiapkan peralatan.
Peserta didik menjawab
salam dari pendidik.
Peserta didik
memberikan respon
terhadap aktivitas
pendidik.
8 menit
imbalan bagi peserta didik pada ulangan bab ikatan kimia yang mendapatkan nilai 100 akan diberi bolpoin dan makan soto geratis dikantinkan
Memutarkan vidio bersyukur dan kerja keras untuk menggunakan kesempatan belajar
Pemberian acuan Memberitahukan tujuan
yang dicapai dan memberitahuka indikator tujuan itu sudah tercapai
Memberitahukan metode pmbelajaran, yaitu mendengarkan-diskusi kelompok(percobaan)-memberikan proyek percobaan dirumah
Apersepsi Memberikan pertanyaan
kenapa rumus senyawa air H2O ? kenapa rumus air bukan 1 H dan 1 O ?kenapa rumus senyawa oksigen O2 , ozon O3?
Itu merupakan suatu ikatan, tahukah panjang ikatan antara atom O ? maka sangat kecil sekali, ada sebuah keteraturan suatu senyawa, perbandingan komposisi sangat akurat dan pas. Maka dapat disimpulkan Tuhan mengatur microcosmos, hal yang kecil dikuasa kita Tuhan yang mengatur.
Inti Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Fase 1 Penyajian
Menjelaskan membandingkan proses
Eksplorasi Siswa Memperhatikan
guru. Tiap-tiap siswa
mendiskusikan tentang ikatan ion dan ikatan kovalen dengan teman
17 menit
pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinat dan ikatan logam, serta hubungannnya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk.
Fase 2 : Diskusi kelompok
Guru meminta siswa
untuk mendiskusikan
mengenai ikatan ion
dan ikatan kovalen.
Guru memperhatikan
jalannya diskusi.
Guru menilai keaktifan
siswa dalam tiap
kelompok.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Diskusi kelas .(nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
Fase 1 diskusi terbuka dan presentasi
Guru meminta kepada
perwakilan dari
beberapa kelompok
untuk maju dan
mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya.
kelompoknya. Siswa dapat
menggunakan berbagai
literature yang ada
untuk mendukung
jalannya diskusi.
Siswa yang kurang
paham dapat bertanya
kepada teman satu
kelompok yang lebih
bisa.
Siswa yang lebih
paham menjelaskan
tentang tugas yang
diberikan kepada teman
satu kelompoknya yang
kurang mengerti dan
begitu seterusnya
sampai semua anggota
kelompok mengerti.
Bila masih ada yang
kurang jelas, siswa
dapat bertanya kepada
guru.
Elaborasi
Perwakilan dari
beberapa kelompok
menyampaikan hasil
diskusi yang telah
mereka lakukan dengan
teman sebangkunya di
depan kelas.
Kelompok yang lain
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa: Setelah waktu diskusi
selesai, guru melakukan
kuis dengan memberikan
kartu-kartu pertanyaan
kepada siswa.
Guru menjelaskan aturan
kuis yang akan
dilaksanakan.
Guru memberikan soal-
soal latihan kepada siswa
untuk mengecek
pemahaman siswa.
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi.);
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan)
memperhatikan
persentasi dari
kelompok yang tampil
dan membandingkan
dengan hasil diskusi
kelompoknya.
Beberapa kelompok
memberi tanggapan
mengenai hasil
persentasi kelompok
yang sedang tampil.
Kelompok yang tampil
merespon tanggapan
dari kelompok yang
lain.
Konfirmasi
Setiap siswa
memperhatikan
pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
Siswa yang bisa
menyelesaikan
pertanyaan dapat
mempresentasikan
jawabannya kepada
teman-temannya yang
lain.
Siswa yang lain
memperhatikan
jawaban dari temannya
dan memberikan
koreksi bila jawabannya
masih ada yang kurang
tepat.
Dalam menjawab
pertanyaan siswa tidak
boleh saling membantu.
Siswa menjawab soal-
soal latihan dari guru.
Siswa yang masih
belum mengerti dapat
bertanya kepada teman
yang lebih mengerti
atau dapat bertanya
langsung pada guru.
Penutup Pendidik memancing
peserta didik untuk dapat
menyimpulkan
pembelajaran yang telah
dilakukan
Memberikan Peserta
didik penugasan untuk
dikerjakan dirumah
Pendidik memberikan
salam sebagai tanda
berakhirnya
pembelajaran pada
pertemuan ini
Peserta didik
menyimpulkan
pembelajaran yang
telah dilakukan
Peserta didik
mengumpulkan hasil
diskusi kelompok
kepada pendidik
Peserta didik mencatat
penugasan yang
diberikan oleh pendidik
Peserta didik menjawab
salam dari pendidik
5 menit
E. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1. Buku kimia Michael Purba Erlangga
2. Power Point
3. Sound kecil
4. LCD
5. Laptop
6. LKS dan alat serta bahan untuk percobaan
7. Petunjuk percobaan dan demonstrasi
8. Soal Latihan
F. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
1. Teknik Penilaian
a. Spiritual
b. Sosial
c. Akademik
CONTOH RUBRIK PENILAIAN SPIRITUAL
NoN a m a Peserta
Didik
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menyadari adanya kegunaan ilmu kimia yang diberikan Tuhan
Bersyukur atas kebe-saran Tuhan dengan adanya ilmu kimia yang dipelajari
Memiliki moralitas yang baik dan mempunyai adap terhadap agama diri sendiri dan oranglain
Total Skor
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 2 3
Keterangan NilaiSelalu = 4 Skor minimal = 4 0 – 4=kurang
Sering = 3 Skor maksimal = 16 5 – 8 =cukupJarang = 2 9 – 12 =baikTidak Pernah = 1 13 – 16=sangat baik
CONTOH RUBRIK PENILAIAN SOSIAL
No. Nama Siswa
Skor Aspek yang Dinilai
N
ilai A
kh
ir (
NA
) ata
u S
kor
Sosial
Perc
aya
Tan
gg
un
g
Jaw
ab
Ob
jekti
f
Juju
r
Kerj
asam
a
Dis
iplin
12345
dst
Rentang Skor = 1 – 5, skor minimal = 6, skor maksimal = 30 Skor 0 - 6 = Sangat Kurang 7 - 12 = Kurang
13 – 18 = Cukup 19 – 24 = Baik 25 – 30 = Sangat Baik
CONTOH PENILAIAN AKADEMIK
No Nama Tugas Ujian Bab Ujian
Tengah
Semseter
Ujian Bab Ujian
Akhir
Semester
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4
Cara Penilaian
Tugas + 2xUjian Bab + 2xUTS + 2xUAS13
Yogyakarta, .............................. 2013
MengetahuiKepala SMAN 5 Yogyakarta Guru Mata Pelajaran
________________________ _________________________NIP. ... NIP. ...
Lampiran 1Soal Latihan untuk Topik Ikatan Ion dan Kovalen
PENILAIAN KOGNITIF ( LKS ) UNTUK DISKUSI KELOMPOK
IKATAN KIMIA
1. Jelaskan perbedaan ikatan ion dan ikatan kovalen?
2. Berapa electron yang dapat dilepaskan atau diterima untuk unsure berikut ?
a. 11Na
b. 17Cl
c. 20Na
3. Tuliskan rumus kimia yang terbentuk dari unsure :
d. 12 Mg dengan 9F
e. 13Al dengan 16S
PEDOMAN PENSKORAN :
No Jawaban Skor
Jawab :
Jawab :
Jawab :
1 Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi karena adanya gaya
tarik-menarik elektrostatis antara ion positif dan ion
negative.
Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terjadi karena
pemakaian electron bersama
2
2 11Na ( 2, 8, 1 ) → Na+ ( 2, 8 ) + 1e
17Cl ( 2, 8, 7 ) + 1e →Cl- ( 2, 8, 8 )
20Ca ( 2, 8, 8, 2 ) → Ca2+ ( 2, 8, 8 ) + 2e
6
3 Mg → Mg2+ + 2e……………..x1
F + 1e → F-…………………..x2
Mg → Mg2+ + 2e
2F + 2e → 2F-
Mg + 2F → Mg + 2F- → MgF2
Al→ Al3+ + 3e……………..x2
S + 2e → S2-……………….x3
2Al→2 Al3+ + 6e
3S + 6e → 3S2-
2Al + 3S → 2Al3+ + 3S2- → Al2S3
4
Jumlah Skor total 10
Lampiran ke-2
Petunjuk Praktikum
1. Menyusun alat seperti gambar disamping
2. Isi Buret dengan akuades. Buka kran buret dan dekatkan magnet atau penggaris yang
sudah digosok dengan kain woll. Perhatikan apa yang terjadi
3. Ganti buret dengan buret yang bersih dan kering. Kemudian ulangi prosedur (2) diatas
menggunakan minyak tanah. Lakukan dengan hati-hati karena mudah terbakar
Pertanyaan/Analisis Data
1. Zat manakah yang tertarik oleh magnet?
2. Mengapa zat itu tertarik oleh magnet?
Tariklah kesimpulan dari kegiatan ini.