rencana paparan ke gubernur (28 nov 2012)_ctk

23
BAHAN PAPARAN KE GUBERNUR 28 NOVEMBER 2012 V-CTK

Upload: ferdian-danu

Post on 19-Jan-2016

41 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mrt jakarta

TRANSCRIPT

Page 1: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK

BAHAN PAPARAN KE GUBERNUR28 NOVEMBER 2012

V-CTK

Page 2: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK

DAFTAR ISI

I. PENJELASAN UMUM

I.1 PENDIRIAN SERTA TUGAS POKOK DAN FUNGSI PT MRT JAKARTA

I.2 HUBUNGAN ANTARA:

Executing Agency (Ditjen KA – Kemenhub)

Implementing Agency (Pemprov DKI Jakarta)

Sub Implementing Agency (PT MRT Jakarta)

II. PENJELASAN MENGENAI RETURN ON INVESTMENT (ROI), JUMLAH PENUMPANG DAN PINJAMAN

II.1 RETURN ON INVESTMENT (ROI)

II.2 PERJANJIAN PINJAMAN (LOAN AGREEMENT)

Page 3: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK

I. PENJELASAN UMUM

Page 4: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK

I. 1 PENDIRIAN SERTA TUGAS POKOK DAN FUNGSI PT MRT JAKARTA

Page 5: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK
Page 6: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK
Page 7: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK

Lampiran Perda 4/2008:

Total Nilai Hibah Pusat : Rp. 3.41 T (41.3%)

Total Nilai Pinjaman Pusat: Rp. 4.85 T (58.7%)

Penyertaan modal : Rp. 490.5 M

Subsidi : @Rp. 85 M selama 10 tahun

Page 8: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK

LAMPIRAN PERDA 4/2008

Total Penerimaan APBD dari APBN (Hibah dan Pinjaman) = Rp. 8,260 Milliar Penyertaan Modal Daerah untuk Modal Kerja PT MRT Jakarta = Rp. 490.5 Milliar

Page 9: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK

I. 2 HUBUNGAN ANTARA:- EXECUTING AGENCY (DITJEN KA – KEMENHUB)- IMPLEMENTING AGENCY (PEMPROV DKI)- SUB-IMPLEMENTING AGENCY (PT MRTJ)

Page 10: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK

I.2.a) UmumHubungan Pemerintah Pusat – Pemprov DKI – PT MRT Jakarta

Berdasarkan Loan Agreement IP-536 dan Loan Agreement IP-554

Pemerintah ProvinsiDKI Jakarta

Implementing Agency

Direktorat JenderalPerkeretaapian

Executing Agency

PT MRT JakartaSub-implementing Agency

Bertanggung jawabmelaksanakan danmengoperasikan sistem MRT Jakarta

Bertanggung jawabatas eksekusipelaksanaan danpengoperasian sistemMRT Jakarta

Bertanggung jawab dalammengelola proyek, termasuk urusanadministratif danpendanaan. Selain itu, juga sebagai regulator.

Page 11: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK

I.2.b) Hubungan Kelembagaan Dalam Proyek MRT Jakarta

JICA

Lender

Ministry of Finance

Borrower

Prov. DKI

Implementing

Prov. DKI

Implementing

HibahPinjam

Government to Government

NaskahPerjanjianPenerusan

Hibah (NPPH)

NaskahPerjanjianPenerusanPinjaman

(NPPP)

PT MRT Jakarta

Sub-Implementing

PT MRT Jakarta

Sub-Implementing

Penyertaan ModalPinjaman kepadaPemegang Saham

Konsultan/ Kontraktor/ Vendor

Pihak Ketiga

42%58%

ProsesPenagihan

Pembayaran

Page 12: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK

I.2.c) Penarikan Dana Hibah (On-Granting Loan Foreign Currency)

BTMU: Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ

Page 13: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK

II. PENJELASAN MENGENAI RETURN ON INVESTMENT (ROI), PERKIRAAN JUMLAH

PENUMPANG DAN PINJAMAN

Page 14: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK

II. 1 RETURN ON INVESTMENT (ROI)

Page 15: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK

PrakataStudi Finansial untuk Proyek MRT Jakarta ini dibuat berdasarkan perhitungan cepat yang dilakukan secarainternal oleh PT MRT Jakarta, yang hanya berdasarkan beberapa studi yang telah ada sebelumnya. PT MRT Jakarta menyadari bahwa studi ini belum dapat sepenuhnya dijadikan acuan, mengingat pengalaman PT MRT Jakarta yang masih sangat terbatas.

Saat ini PEMPROV DKI telah mempunyai kontrak dengan Konsultan Profesional yang dibiayai dari dana pinjaman(loan) JICA IP-536, yaitu konsorsium Konsultan PADECO Co. Ltd., Oriental Consultants Co. Ltd., PT Ernst & Young Advisory Services, PT Indotek Engineering Jaya, PT Pamintori Cipta bekerjasama dengan Lembaga Manajemen FE UI, Delhi Metro Railway Corps. Ltd., Seneca Group LLC, PT Public Private Partnership untuk melaksanakanManagement Consulting Services (MCS), dengan lingkup tugas antara lain:

1. Perencanaan pengoperasian Sistem MRT yang efisien;

2. Perencanaan Bisnis

Integrasi transport – urban

Perencanaan tarif tiket dan pengelolaannya

Bisnis non-fare box (diluar bisnis inti)

Mengusulkan Standar Pelayanan Minimum (SPM);

3. Perencanaan finansial, antara lain: kepemilikan aset, analisis arus kas, subsidi operasi, evaluasi EIRR danFIRR untuk Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT MRT Jakarta;

4. dan lainnya

Dimana harapannya, Konsultan ini dapat memberi gambaran yang lebih mendalam atas hal-hal yang sepertitersebut di atas (tidak hanya aspek finansial tapi juga aspek ekonomi)

Page 16: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK

Public Value of ROI in the Government Sector

Financial, Social and Political Return on Investments (ROI)

Financial ROI Social ROI Political ROI

Transactional, or “classic” measurement of financial

gains with quantifiable results

Impact of government services on a social level

Political ROI impacts the system of governing and policy decision making

Social ROI Impacts the quality of life in households and

communities

Financial ROI

Social ROI

Political ROI

Public ROI

Direct, measurableBenefits and costs

Indirect and difficult-to-measure

“Public Goods” benefits and costs

Institutional feasibility of the projects, or the benefits and costs for interested parties

(champions, opponents, decision-maker)

PT MRT Jakarta hanya menghitungberdasarkan Financial ROI

Page 17: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK

Rute Studi Kondisi Tahun 1 Operasi

Tahun 3 Operasi

Tahun 10 Operasi

Tahun 20 Operasi

Lebak Bulus –Bundaran HI (TidakMemperhitungkanakan dibangunExtension Line)

SAPROF (2005)*) - 224,000 ±248,600 306,000 ±388,000

Basic Design Fase I (2011) Base case 173,420 189,479 233,035 313,180

Lebak Bulus –Kampung Bandan(TidakmemperhitungkanEast-West Line)

SAPROF (2005)*) - - - - -

Basic Design Fase I (2011)

Base case 173,420**) 334,142 404,720 479,025

Lebak Bulus –Kampung Bandan(DenganMemperhitungkanakan dibangun East-West Line)

SAPROF (2005)*) - - - - -

Basic Design Fase I (2011)

Base 173,420 334,142 663,872 785,760

+ TDM & TOD

211,874 412,689 802,278 964,831

*) Rute: Lebak Bulus – Dukuh Atas

**) Data Peak Hour Peak Direction Traffic (PHPDT) =

12,200 Pax, Peak Ratio = 18%

Catatan:

Tahun dimulainya operasi:

SAPROF: 2010;

Basic Design: 2017

Jalur Extension (BHI-KPB) mulai beroperasi setelah 3 tahun operasi jalur LBB-BHI

Jalur East-Wast mulai beroperasi setelah 10 tahun operasi jalur LBB-BHI

1) RAIL REVENUE: RIDERSHIP

Page 18: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK

2) Rail Revenue: Fare (Ticket)

DESKRIPSI SAPROF

(August 2005)= Perda 4/2008

EVALUASIPT MRTJ 2012

Base Case

Key Assumptions:

Ridership

Ridership/Day (Year 1)

224,000 173,420

Ridership/Day (Year 10)

306,000 233,035

Tiket

Fare Price (Year 1) Rp. 8,004 Rp. 15,000

Fare Price (Year 10) n/a Rp 26,235

Page 19: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK

Kesimpulan Studi Finansial MRT Jakarta

No. Kriteria

PERDA 4/2008100% Aset milik MRTJ

Perkiraan Saat Ini2)

100% Aset milik MRTJHanya Rolling Stock dan

Depo Aset milik MRTJ(58% Total Biaya Pinjaman

Beban MRTJ) (58% Total BiayaPinjaman Beban MRTJ)

(± 14% Total BiayaPinjaman Beban MRTJ)

1 Lintas Lebak Bulus – Dukuh Atas Lebak Bulus – Bunderan HI

2 Panjang Lintas 14,4km 15,7 km

3 Besar Pinjaman Rp 8,26 T Rp 14,25 T2)

4 Harga Karcis Rp 8.004,- Rp 15.000,-

5Asset

Ownership

MRT Rp 8,26 T Rp 14,25 T Rp 2,00 T

DKI - - Rp 12,25 T

6Jumlah

Penumpang

Thn Ke-1 224,0001) 173,420

Thn Ke-10 306,0001) 233,035

7 Subsidi OperasiRp 850 Miliar

(Rp 85 M @ 10 tahun)Rp 3,355 Miliar

(Rp 240 M @14 tahun)Rp 873 Miliar

(Rp 146 M @6 tahun)

8 ROIDKI n/a 1.48% 1.28%

MRT n/a 1.90% 2.26%

9 % Non-Fare Box/Revenue n/a 4.8%

1) Data dari Studi Special Assistance for Project Formation (SAPROF) 2005; 2) Kurs JPY 1 = IDR 113.92) Perlu ditindaklanjuti dan dikoordinasikan dengan Konsultan Management Consulting Services (MCS), yang sudah mulai efektif bekerja

tanggal 7 November 2012

Page 20: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK

II. 2 PERJANJIAN PINJAMAN (LOAN AGREEMENT)

Page 21: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK

II.2.a) Studi Tied/Untied Loan

Perbandingan “Terms and Conditions” STEP vs Non-STEP JICA LOAN

(Kondisi pada Pendanaan Engineering Services Proyek MRT Jakarta)

No Aspek STEP (Tied) Untied

1 ProsesPengadaan

Proses pelelangan pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari JBIC/JICA (pemberian No Objection Letter/NOL). Penetapan pemenang lelang juga harusmendapatkan persetujuan JBIC.

2 Keuangan STEP:•Bunga pinjaman: maksimum 0,4% per tahun untuk Jasa Konsultansi dan 0,2% per tahun untuk Konstruksi; pengembalian pinjaman 40 tahuntermasuk tenggang waktu 10 tahun

•Rasio coverage financing maksimum: 85% dari biaya total proyek

General terms:•Bunga pinjaman: 1,4% per tahun; pengembalian pinjaman 25 tahuntermasuk tenggang waktu 7 tahun*)

•Rasio coverage financing: 75% (?) daribiaya total proyek

•Catatan:Proyek MRT tidak memenuhi kriteriauntuk dibiayai preferential terms denganbunga pinjaman 0,75% per tahun danpengembalian pinjaman 40 tahun. Sehingga pilihan untied terms yang tersedia adalah general terms.

*) Sumber: Minutes of Discussion of JICA Fact Finding Mission, Oktober 2011

Page 22: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK

No Aspek STEP (Tied) Untied

3 JasaKonsultasi

•Dilakukan oleh konsultan Jepang.Konsultan lokal dapat berparisipasidalam bentuk sub kontraktor atau joint venture dengan syarat perusahaankonsultan Jepang menjadi leading partner.

•Dapat menggunakan tenaga asing selainJepang tetapi dari sisi billing rate tidakakan jauh berbeda.

•Dapat memaksimalkan penggunaantenaga ahli lokal

•Alternatif tenaga ahli untukpembangunan dan pengelolaan MRT (baik asing maupun lokal) tidak terlalubanyak.

4 Kontraktor Kontraktor/supplier (pemasok) utama(prime contractor/supplier) harusperusahaan Jepang. Joint venture denganperusahaan Indonesia dapat dilakukandengan syarat perusahaan Jepangmenjadi leading partner.

Dapat menggunakan kontraktor Jepangmaupun non Jepang.

5 Pengadaanbarang

Nilai total barang yang dipasok/diadakandari Jepang sekurang-kurangnya 30% daritotal nilai kontrak yang dibiayai STEP.

Barang-barang yang dipasok tidak harusberasal dari Jepang.

Page 23: Rencana Paparan Ke Gubernur (28 Nov 2012)_CTK

1. Proyek MRT membutuhkan teknologi tinggi dan spesifik yang belum dapatdisediakan sepenuhnya dari dalam negeri. Sehingga pembangunan MRT Jakarta akan membutuhkan teknologi serta kandungan luar negeri (foreign content) yang tinggi.

2. Terdapat beberapa skema melalui ODA Loan Pemerintah Jepang di antaranyaadalah STEP (Special Term for Economic Partnership) yang diperkenalkan pada tahun2002. STEP hanya diperuntukkan bagi negara-negara berpendapatan rendah hinggasedang (low to middle income countries) serta hanya untuk pembangunanasektor/proyek tertentu termasuk Mass Rapid Transit. Kelebihan STEP adalah bungayang rendah serta masa pengembalian dan grace period pinjaman yang lebihpanjang. Namun STEP mensyaratkan tied procurement.

3. Dengan skema STEP, kontraktor utama harus perusahaan Jepang namun joint venture dengan perusahaan Indonesia terbuka. Sedangkan sub-kontraktor bersifatuntied dan terbuka untuk perusahaan Indonesia. Total biaya pengadaan dari Jepangtidak boleh kurang dari 30% dari seluruh kontrak yang dibiayai dengan pinjamanJepang. Dengan kata lain, 70% konstruksi maupun barang dapat diadakan dariIndonesia

II.2.b) Pertimbangan Penggunaan STEP (Tied Loan) untukPembangunan MRT Jakarta

Sumber: Informasi dari Bappenas