rencana jalur sepeda di jalan wolter monginsidi

7
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Segala aktivitas atau kegiatan manusia membutuhkan transportasi agar dapat berjalan dengan baik. Transportasi merupakan usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain dimana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu (Miro, 2005). Transportasi meliputi prasarana dan sarana transportasi. Prasarana transportasi dapat berupa jalan, rel kereta api, jalur pelayaran, jalur penerbangan, rambu-rambu lalulintas, dan lain-lain. Sedangkan sarana transportasi dapat berupa moda transportasi, seperti: mobil, kereta api, pesawat terbang, kapal, becak, motor serta sepeda. Transportasi terbagi menjadi beberapa macam, yaitu: transportasi darat, laut, udara dan kereta api. Transportasi yang paling sering digunakan untuk mendukung pergerakan manusia adalah transportasi darat. Transportasi darat sendiri memiliki berbagai macam moda, mulai dari bermotor sampai tidak bermotor. Sayangnya, moda kendaraan tidak bermotor semakin dilupakan oleh masyarakat. Padahal kendaraan tidak bermotor ini dapat mendukung sebuah kota untuk menjadi kota yang ramah lingkungan. Kota Semarang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah yang memiliki banyak aktivitas., mulai dari aktivitas pendidikan, pemerintahan serta perdagangan. Hal ini membuat Kota Semarang dituntut untuk menyediakan transportasi yang dapat diandalkan, ramah lingkungan serta dapat dijangkau oleh semua kalangan. Hal ini dapat dilakukan Kota Semarang dengan mendukung non motorized transport. Non motorized transport yang banyak dipilih oleh masyarakat adalah sepeda. Menurut Khisty dan Lall (1990), sepeda adalah suatu sarana transportasi yang mempunyai dua roda dengan tenaga penggerak manusia. Sepeda ini digunakan oleh masyarakat Kota Semarang untuk melakukan pergerakan ke tempat kerja maupun ke sekolah. Kecamatan Genuk merupakan salah satu kecamatan di Kota Semarang yang memiliki banyak pergerakan menggunakan sepeda. Tercatat sebanyak 485 pergerakan menggunakan sepeda ketika hari kerja di ruas jalan Wolter Monginsidi, Kecamatan Genuk (Andrianto, dkk, 2013). Transportasi tidak bermotor ini belum didukung oleh prasarana yang memadai. Tidak ada pemisah jalur antara kendaraan bermotor dengan sepeda. Hal ini sangat membahayakan penggunaa sepeda di jalan raya. Demi keselamatan seluruh pengguna jalan raya, seharusnya di ruas jalan ini disediakan jalur sepeda. Jalur sepeda adalah suatu jalan kecil, alur, bagian dari jalan raya atau bahu, trotoar kaki lima, atau jalur lain yang digunakan untuk bersepeda. Walaupun lalu lintas sepeda mempunyai persentase kecil dari total lalu lintas arus, tetapi mempunyai dampak terhadap kelancaran lalu lintas itu sendiri. Jalur sepeda seharusnya terpisah dari lalu lintas kendaraan dan di dalam suatu right of way. Kota Semarang sendiri telah memasukan perencanaan jalur sepeda kedalam Perda Nomor 14 Tahun 2011. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan transportasi yang dapat diandalkan, ramah lingkungan serta dapat dijangkau oleh semua kalangan perlu dibuat jalur khusus sepeda di salah satu ruas jalan di Kota Semarang, yaitu di jalan Wolter Monginsidi, Kecamatan Genuk. 1.2 Tujuan dan Manfaat Yang Ingin Dicapai Adapun tujuan dari penulisan ini adalah salah satu upaya untuk mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan dan dapat terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Upload: pritha-aprianoor

Post on 09-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Untuk PKM

TRANSCRIPT

  • 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

    Segala aktivitas atau kegiatan manusia membutuhkan transportasi agar dapat berjalan

    dengan baik. Transportasi merupakan usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut

    atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain dimana di tempat lain ini

    objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu (Miro,

    2005). Transportasi meliputi prasarana dan sarana transportasi. Prasarana transportasi dapat

    berupa jalan, rel kereta api, jalur pelayaran, jalur penerbangan, rambu-rambu lalulintas, dan

    lain-lain. Sedangkan sarana transportasi dapat berupa moda transportasi, seperti: mobil,

    kereta api, pesawat terbang, kapal, becak, motor serta sepeda.

    Transportasi terbagi menjadi beberapa macam, yaitu: transportasi darat, laut, udara

    dan kereta api. Transportasi yang paling sering digunakan untuk mendukung pergerakan

    manusia adalah transportasi darat. Transportasi darat sendiri memiliki berbagai macam

    moda, mulai dari bermotor sampai tidak bermotor. Sayangnya, moda kendaraan tidak

    bermotor semakin dilupakan oleh masyarakat. Padahal kendaraan tidak bermotor ini dapat

    mendukung sebuah kota untuk menjadi kota yang ramah lingkungan.

    Kota Semarang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah yang memiliki banyak

    aktivitas., mulai dari aktivitas pendidikan, pemerintahan serta perdagangan. Hal ini

    membuat Kota Semarang dituntut untuk menyediakan transportasi yang dapat diandalkan,

    ramah lingkungan serta dapat dijangkau oleh semua kalangan. Hal ini dapat dilakukan Kota

    Semarang dengan mendukung non motorized transport. Non motorized transport yang

    banyak dipilih oleh masyarakat adalah sepeda. Menurut Khisty dan Lall (1990), sepeda

    adalah suatu sarana transportasi yang mempunyai dua roda dengan tenaga penggerak

    manusia. Sepeda ini digunakan oleh masyarakat Kota Semarang untuk melakukan

    pergerakan ke tempat kerja maupun ke sekolah.

    Kecamatan Genuk merupakan salah satu kecamatan di Kota Semarang yang memiliki

    banyak pergerakan menggunakan sepeda. Tercatat sebanyak 485 pergerakan menggunakan

    sepeda ketika hari kerja di ruas jalan Wolter Monginsidi, Kecamatan Genuk (Andrianto,

    dkk, 2013). Transportasi tidak bermotor ini belum didukung oleh prasarana yang memadai.

    Tidak ada pemisah jalur antara kendaraan bermotor dengan sepeda. Hal ini sangat

    membahayakan penggunaa sepeda di jalan raya. Demi keselamatan seluruh pengguna jalan

    raya, seharusnya di ruas jalan ini disediakan jalur sepeda. Jalur sepeda adalah suatu jalan

    kecil, alur, bagian dari jalan raya atau bahu, trotoar kaki lima, atau jalur lain yang

    digunakan untuk bersepeda. Walaupun lalu lintas sepeda mempunyai persentase kecil dari

    total lalu lintas arus, tetapi mempunyai dampak terhadap kelancaran lalu lintas itu sendiri.

    Jalur sepeda seharusnya terpisah dari lalu lintas kendaraan dan di dalam suatu right of way.

    Kota Semarang sendiri telah memasukan perencanaan jalur sepeda kedalam Perda Nomor

    14 Tahun 2011. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan transportasi yang dapat

    diandalkan, ramah lingkungan serta dapat dijangkau oleh semua kalangan perlu dibuat jalur

    khusus sepeda di salah satu ruas jalan di Kota Semarang, yaitu di jalan Wolter Monginsidi,

    Kecamatan Genuk.

    1.2 Tujuan dan Manfaat Yang Ingin Dicapai Adapun tujuan dari penulisan ini adalah salah satu upaya untuk mewujudkan

    transportasi yang ramah lingkungan dan dapat terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

  • Kota Semarang khususnya Kecamatan Genuk, serta menyediakan transportasi yang dapat

    diandalkan untuk mendukung aktivitas masyarakat Kecamatan Genuk.

    Manfaat dari penulisan ini bagi pemerintah adalah membantu pemerintah untuk

    menentukan kawasan mana saja yang membutuhkan prasarana jalur sepeda dalam rangka

    memberikan pelayanan transportasi yang baik terhadap masyarakat. Sedangkan manfaat

    terbesar akan dirasakan oleh masyarakat, karena dengan adanya jalur sepeda ini,

    masyarakat pengguna sepeda akan lebih aman ketika berada di jalan raya. Pemberian jalur

    sepeda yang nyaman juga dapat menarik dan memotivasi pengguna jalan yang lain untuk

    beralih ke moda transportasi tidak bermotor ini, dengan begitu transportasi yang ramah

    lingkungan dapat sedikit demi sedikit terwujud.

    2. GAGASAN 2.1 Kondisi Kekinian

    2.1.1 Kondisi Jalan Wolter Monginsidi 2.1.2 Moda Transportasi di Jalan Wolter Monginsidi 2.1.3 Aktifitas Masyarakat

    Kecamatan Genuk merupakan salah satu kecamatan terpadat yang ada di Kota

    Semarang. Jumlah penduduk Kecamatan Genuk adalah sebesar 5% dari jumlah

    penduduk Kota Semarang atau sekitar 63.904 jiwa. Jumlah penduduk yang cukup

    banyak di Kecamatan Genuk memiliki jenis pekerjaan yang beragam pula diantaranya

    petani, nelayan, pengusaha,buruh, pedagang, pegawai negeri sipil (PNS), jasa. Akan

    tetapi sebagian besar didominasi oleh buruh industri sebesar 40,44%, hal ini wjar

    mengingat banyaknya industri yang ada di Kecamatan Genuk. Berdasarkan data dari

    badan pusat statistik (BPS) Kecamatan Genuk memiliki luas 27,38 km2 untuk lahan

    industri. Adapun presentase besarnya penduduk berdasarkan mata pencahariannya yaitu

    sebagai berikut:

    Sumber: Pemodelan Transportasi di Kecamatan Genuk, 2013

    Gambar 2.1

    Prosentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

    Petani Sendiri 14.18%

    Petani Buruh 6.45%

    Nelayan 0.13%

    Pengusaha 0.27%

    Buruh Industri 40.44%

    Buruh Bangunan

    12.70%

    Pedagang 11.35%

    Angkutan 2.29%

    PNS/ Abri 5.13%

    Pensiunan 1.21%

    Jasa/ Lainnya 5.85%

  • Banyaknya buruh industri ini menciptakan pergerakan penduduk yang cukup

    tinggi dimana pergerakan tersebut salah satunya dengan menggunakan moda

    transportasi berupa sepeda. Selain itu banyaknya sarana pendidikan dengan jenjang

    yang lengkap dari TK hingga perguruan tinggi seperti Universitas Islam Sultang Agung

    dan struktur penduduknya yang didominasi oleh penduduk usia produktif menyebabkan

    banyaknya pergerakan anak usia sekolah. Kondisi ini semakin menunjukkan adanya

    kebutuhan yang cukup tinggi terhadap moda transportasi yang humanis seperti sepeda.

    Lokasi industri dan sekolah yang tidak teralu jauh menyebabkan masyarakat memilih

    menggunakan sarana transportasi yang terjangkau seperti contohnya sepeda. Sayangnya

    belum ada penyediaan jalur yang memadai untuk mewadahi pergerakan yang terjadi

    akibat adanya aktivitas-aktivitas masyarakat ini.

    Selain dekatnya jarak lokasi aktivitas masyarakat dengan permukiman, kondisi

    jalan yang datar juga mempengaruhi tingginya preferensi masyarakat terhadap

    penggunaan moda sepeda. Selain dua aktivitas utama yang mempengaruhi besarnya

    penggunaan sepeda juga ada aktivitas lainnya yang menyebabkan cukup tingginya

    angka penggunaan sepeda, seperti aktivitas berbelanja ke pasar, aktivitas bekerja di

    bangunan, dsb. Mengingat penduduk dengan pekerjaan pedagang dan buruh bangunan

    yang cukup tinggi, yakni sebesar 11,35% dan 12,70%.

    2.2 Solusi Yang Pernah Ditawarkan Sampai saat ini belum ada solusi yang ditawarkan dari pihak pemerintah maupun

    masyarakat untuk memberikan hak dan keselamatan yang sama pada semua pengguna

    jalan, baik bermotor maupun tidak bermotor.

    2.3 Solusi Yang Ditawarkan Penulis Rencana Penyediaan Jalur Sepeda di Jalan Wolter Monginsidi

    Jalur atau jalan sepeda menurut Direktorat Jenderal Bina Marga Pembinaan Jalan

    Kota (1992) adalah bagian dari jalan yang khusus disediakan untuk sepeda, yang biasanya

    dibuat sejajar dengan jalur lalu lintas dan harus terpisah dari jalur lalu-lintas dengan

    menggunakan struktur fisik. Pengguna sepeda di Jalan Wolter Monginsidi kenyataannya

    harus bersaing dengan kendaraan bermotor seperti sepeda motor, mobil, bahkan truk besar

    di jalan raya. Oleh karena itu sangat penting untuk disediakannya jalur sepeda di sepanjang

    Jalan Wolter Monginsidi untuk memfasilitasi pengguna sepeda. Hal ini perlu karena sepeda

    juga merupakan pengguna jalan raya yang perlu direncanakan jalan dan desainnya.

    Penyediaan jalur sepeda sendiri dalam aspek sosial bertujuan untuk memperjuangkan

    hak pengguna sepeda di jalan raya. Hal tersebut dapat direalisasikan dengan upaya

    memisahkan ruang pergerakan antara sepeda dan kendaraan bermotor, sehingga mampu

    menciptakan lalu lintas yang teratur. Tidak hanya dalam aspek sosial saja, penyediaan jalur

    sepeda juga peduli terhadap aspek lingkungan yaitu mampu menciptakan kawasan yang

    ramah lingkungan. Selain itu hal terpenting dalam penyediaan jalur sepeda di Jalan Wolter

    Monginsidi tersebut mampu tercipta keamanan dan kenyamanan bagi pengguna sepeda.

    Jalan Wolter Monginsidi merupakan jalan penghubung antara Kecamatan Pedurungan

    dengan Kecamatan Genuk. Lebar Jalan Wolter Monginsidi adalah 7 meter. Pada sisi kanan

    dan kiri jalan banyak terdapat pertokoan dan kegiatan komersial. Kondisi lebar jalan yang

    hanya 7 meter dengan mayoritas truk dan bis yang melalui jalan ini, maka perlu adanya

    pelebaran jalan untuk merealisasikan jalur sepeda di Jalan Wolter Monginsidi. Adapun

  • pihak yang mampu merealisasikan rencana pengadaan jalur sepeda di Jalan Wolter

    Monginsidi adalah Pemerintah Daerah Kota Semarang.

    1. Rute Adapun rute jalur sepeda yang direncanakan adalah pada sepanjang Jalan

    Wolter Monginsidi. Rute sepeda diarahkan di Jalan Wolter Monginsidi ini karena

    mengingat banyaknya komunitas dari masyarakat sekitar yang memanfaatkan moda

    sepeda sebagai alat transportasinya. Jalan Wolter Monginsidi ini menghubungkan

    antara Kecamatan Pedurungan dengan perbatasan Kota Semarang menuju Kabupaten

    Demak maupun sebaliknya.

    Sumber: Bappeda Kota Semarang dan Hasil Analisis Kelompok, 2014

    Gambar 2.2

    Rute Jalur Sepeda di Kecamatan Genuk

    2. Desain 3D jalur sepeda di Jalan Wolter Monginsidi

    Pada kondisi di lapangan Jalan Wolter Monginsidi memiliki lebar jalan 7 meter

    yang selalu dilalui oleh kendaraan bermuatan besar. Lebar jalan tersebut jika

    dialokasikan untuk jalur sepeda yang lebar minimal 1 meter, maka jalan akan sangat

    sempit dan tidak memungkinkan kendaraan bermuatan besar melintas di Jalan Wolter

    Monginsidi. Oleh karena itu dalam rencana penyediaan jalur sepeda ini membutuhkan

    pelebaran jalan. Selain itu pemberian atribut jalan seperti rambu lalu lintas, zebra

    cross, lampu penerangan jalan dan penanda jalan akan ditempatkan pada sepanjang

    rute jalur sepeda di Jalan Wolter Monginsidi.

  • Gambar 2.3

    Jalan Wolter Monginsidi Kecamatan Genuk

    Gambar 2.4

    Jalur Sepeda di Jalan Wolter Monginsidi Kecamatan Genuk

  • 2.4 Kerangka Pemikiran

    Perencanaan Wilayah dan Kota

    Perencanaan Kawasan Perkotaan

    Perencanaan Sistem Transportasi:

    - Prasarana - Sarana

    Perkembangan Transportasi Kota

    Kebutuhan Sistem Transportasi Prasarana Transportasi

    Pemanfaatan Sistem Transportasi

    Penggunaan Kendaraan Motorized

    dan Non Motorized

    Permasalahan Penggunaan Jalur

    Transportasi

    Kebutuhan akan pengklasifikasian

    jalur penggunaan transportasi

    Penyedian jalur sepeda

  • 3. KESIMPULAN 3.1 Gagasan Yang Diajukan

    a. Kenyamanan masyarakat yang menggunakan sepeda harus diperhatikan demi keselamatan berkendara.

    b. Pembuatan jalur sepeda di Jalan Woltermonginsidi merupakan konsep pengklasifikasian jalur kendaraan Motorized dan Non Motorized.

    c. Membentuk suatu kawasan lalu lintas yang lebih teratur sesuai dengan fungsi dan jalur masing masing.

    d. Penyediaan jalur sepeda dapat dijadikan upala dalam pencegahan Global Warming sebab bersifat ramah lingkungan.

    3.2 Teknik Implementasi Yang Akan Dilakukan Dalam mengimplementasikan kebijakan penyediaan jalur sepeda di Jalan Wolter

    Monginsidi di Kecamatan Genuk, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan, diantaranya

    a. Melakukan perhitungan untuk mengetahui beberapa kondisi yang diperlukan untuk menyediakan jalur sepeda seperti menghitung total volume lalu lintas, volume sepeda,

    rata-rata kecepatan lalu lintas pada ruang lalu lintas jalan Wolter Mangunsidi

    b. Melakukan analisis kondisi prasarana jalan dan pertimbangan keselamatan pada ruang lalu lintas tersebut.

    c. Melakukan pelebaran jalan sesuai dengan kebutuhan akan adanya penambahan jalur sepeda di ruas jalan Wolter Monginsidi. Pelebaran jalan ini dilakukan terkait kondisi

    jalan eksisting yang terlalu sempit jika harus dibagi untuk jalur kendaraan umum dan

    jalur sepeda yang terpisah. Pelebaran jalan harus dilakukan tanpa melanggar aturan

    mengenai garis sempadan bangunan (GSB)

    d. Pembangunan jalur sepeda oleh pemerintah yang dibantu oleh dinas PU bidang bina marga dan dinas perhubungan serta dinas lain yang terkait dengan pengadaan jalur

    sepeda. Adapun konsep jalur sepeda yang akan diterapkan adalah bike path yakni

    pemisahan jalur sepeda dari kendaraan bermotor

    e. Pengadaan prasarana jalur sepeda seperti rambu-rambu peraturan, rambu-rambu larangan penggunaan jalur sepeda untuk aktivitas lain misal pedagang kaki lima

    (PKL) dan parkir liar, serta pengaturan median/ separator.

    3.3 Prediksi Hasil Yang Akan Diperoleh a. Penyediaan jalur sepeda di jalan Woltermangunsidi Kecamatan Genuk memberikan

    solusi dalam menyediakan sarana transportasi yang aman dan nyaman sebagai hak

    pengguna jalan seperti yang tertera dalam UU No. 22 tahun 2009 tentang lalu lintas

    dan angkutan jalan

    b. Menciptakan sarana transportasi yang ramah lingkungan sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan back to nature dan pelestarian lingkungan.

    c. Menciptakan lalu lintas yang teratur sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan