rencana bisnis apotik k-24

28
Perencanaan Industri Rencana Bisnis Apotek K-24 Oleh :

Upload: ignasiuz-bramantya-mahendra

Post on 26-Nov-2015

330 views

Category:

Documents


48 download

TRANSCRIPT

Perencanaan IndustriRencana Bisnis Apotek K-24

Oleh : Angga Sudewa (10320007)PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS KATOLIK DARMA CENDIKA

SURABAYA2013BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332/Menkes/SK/X/2003, definisi apotek adalah tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian, penyalur sediaan, dan perbekalan kesehatan lainnnya kepada masyarakat. Dalam peraturan ini seorang apoteker memiliki tanggung jawab sebagai pengelola apotek, dimana harus memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara terjamin dan aman, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Salah satu bentuk nyata pembangunan di bidang farmasi yang dilakukan oleh pihak pemerintah dan swasta adalah berupa penyediaan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat, dimana salah satunya adalah diwujudkan dalam pendirian apotek.

Apotek merupakan suatu instansi yang memiliki dua fungsi, yang pertama sebagai pelayanan kesehatan yang tidak berorientasi pada keuntungan. Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan bagi masyarakat, fungsi apotek adalah menyediakan obat-obatan untuk memberikan tingkat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Dari fungsi apotek yang pertama ini, apoteker harus memberikan pelayanan dengan bentuk sosial, penuh nilai etika dan moral. Sedangkan fungsinya yang kedua, apotek adalah sebagai instansi bisnis. Pada fungsi ini, pendirian apotek bertujuan untuk mendapatkan keuntungan mengingat modal atau investasi yang ditanam pada awal pendirian dan operasionalnya juga tidak sedikit. Namun pada intinya apotek bukan hanya suatu badan usaha yang -mata hanya mengejar profit saja, tetapi juga mempunyai fungsi sosial yaitu menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan obat-obatan yang bermutu baik dan terjamin keasliannya.

Apotek K-24 ini didirikan untuk memberikan akses obat yang terjamin dan aman kepada masyarakat. Selain memperluas akses, apotek ini juga bertujuan untuk memberikan kesempatan pada apoteker untuk memberikan pelayanan kefarmasian melalui penyediaan obat-obatan yang berkualitas baik dari segi harga dan mutu. Seperti apotek pada umumnya, Apotek K-24 akan selalu berusaha memberikan dan menyediakan obat-obatan terbaik bagi masyarakat, demi terwujudnya kehidupan masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera. Diharapkan pendirian Apotek K-24 dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat khususnya di bidang pelayanan kesehatan dan obat-obatan. 1.2 Deskripsi Bisnis

Apotek K-24 merupakan salah satu badan usaha yang berbentuk franchise atau biasa disebut waralaba. Adapun beberapa kelebihan memilih usaha waralaba daripada membuka usaha sendiri adalah meminimalkan resiko gagal usaha dan adanya dukungan atau panduan dari pewaralaba. Hal ini sesuai dengan tujuan dari pihak pewaralaba selaku pengembang bisnis untuk memberikan keuntungan bagi penerima waralaba yang ingin mendirikan Apotek K-24. Selain itu kelebihan lainnya adalah merk usaha waralaba yang sudah dikenal luas oleh masyarakat, serta adanya penghematan lebih dalam hal waktu, biaya, dan tenaga. Seperti waralaba pada umumnya, merek yang sudah terkenal bisa menjadi penentu tingkat atau jumlah konsumen yang menggunakan atau membeli produk tersebut.Apotek K-24 merupakan apotek franchise terbaik tahun 2010 dan tahun 2011. Sebagai apotek asli dari Indonesia, Apotek K-24 sangat mengerti kebutuhan konsumen Indonesia khususnya dalam bidang kesehatan. Dengan konsep bisnis apotek yang unggul dan sudah terbukti keberadaannya, pendirian Apotek K-24 merupakan sebuah bisnis yang memberikan berkat dan manfaat bagi masyarakat Indonesia dengan memberikan akses obat yang murah dan mudah. Adapun pendampingan yang diberikan dalam pendirian apotek dimulai dari persiapan pembukaan apotek sampai ke tahap operasional. Pendampingan tersebut meliputi ijin operasional apotek, renovasi bangunan, rekrutmen & pelatihan staf, sistem IT, dan strategi pemasaran apotek. Penerima waralaba juga menjadi Pemilik Sarana Apotek (PSA) yang secara aktif akan terlibat dalam pembangunan dan pengembangan usaha Apotek K-24 miliknya sendiri.Usaha Apotek K-24 sangat cocok bagi orang yang punya minat di bidang kesehatan, berjiwa sosial untuk melayani sesama, punya semangat menjadi pengusaha, dan mau terlibat dalam operasional usaha atau buka hanya investor semata. Jadi dalam operasionalnya, pemilik usaha harus terlibat aktif dalam mengembangkan usaha atau bisnisnya. Semakin giat dan gigih dalam memimpin usahanya, maka dampak atau hasil yang diberikan akan semakin baik. Selain itu, jiwa sosial yang dimiliki juga akan menentukan kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Selain membutuhkan obat-obatan yang terjamin, konsumen juga membutuhkan pelayanan yang baik ketika sedang membeli obat. Pelayanan yang baik akan memberikan kepuasan kepada konsumen memberikan dan rasa nyaman tersendiri di hati para konsumen.

BAB II

ASPEK PASAR & PEMASARAN

2.1 Lokasi Pasar

Apotik K-24 ini direncanakan akan berdiri di Jl. Banyuurip Surabaya. Mengingat lokasi sekitar Jl. Banyuurip merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk, jadi sudah bisa dipastikan bahwa lokasi pasar apotek ini nanti adalah warga sekitar Apotek K-24 yang berada di Jl. Banyuurip yang membutuhkan akses obat yang mudah dan murah. Jl. Banyuurip merupakan jalan raya yang cukup lebar yang setiap hari dilewati ratusan bahkan sampai kendaraan. Masyarakat yang bepergian dengan kendaraan yang melewati Jl. Banyuurip juga bisa menjadi pelanggan potensial bagi Apotek K-24. Jadi dengan lokasi Apotek tersebut, lokasi pasar konsumen berasal dari warga atau masyarakat sekitar apotek, serta para pengendara yang sedang melintasi jalan di depan apotek.Penentuan lokasi pasar merupakan salah satu aspek yang penting yang harus diperhatikan dalam pendirian apotek, dimana jangan sampai apotek yang sudah didirikan nanti tidak tepat sasaran atau tidak memperoleh pasar yang memuaskan. Lokasi pasar yang baik adalah lokasi pasar yang di dalamnya ada pelanggan potensial yang mendukung perkembangan bidang usaha terkait. Selain itu harus dipertimbangkan juga eksistensi dan kondisi pesaing-pesaing di lokasi pasar yang akan dituju. Di Jl. Banyuurip ada satu apotek yang cukup besar dan yang lainnya hanya apotek-apotek kecil. Dengan melihat kondisi pesaing-pesaing tersebut, maka dapat diperkirakan bahwa jika Apotek K-24 didirikan di Jl. Banyuurip, maka akan bisa bersaing dengan apotek-apotek lain dalam bidang kefarmasian atau penyedia dan penyalur obat-obatan.2.2 Sistem Pemasaran

Setiap bidang usaha yang selalu ingin berkembang, pasti membutuhkan sistem pemasaran yang baik dan berkelanjutan demi terwujudnya usaha yang maju. Hal ini juga dilakukan pada Apotek K-24 yang menerapkan sistem pemasaran tersendiri guna menunjukkan kehandalannya dalam bidang pelayanan kesehatan khususnya penyedia obat-obatan. Adapun sistem pemasaran yang akan dipakai oleh Apotek K-24 ini nantinya adalah lebih fokus pada penyebaran brosur. Apotek K-24 merupakan nama yang sudah akrab di telinga masyarakat Indonesia. Sudah banyak Apotek K-24 lain yang berdiri di berbagai wilayah Indonesia. Penyebaran brosur ini akan dilakukan di sekitar Jl. Banyuurip atau sekitar lokasi berdirinya apotek dengan sasaran utama adalah masyarakat-masyarakat yang berada di wilayah pemukiman. Selain itu, penyebaran brosur dapat dilakukan juga dengan sasaran para pengendara motor atau mobil yang sedang melintas di jalan depan apotek. Brosur yang disebar akan berisi informasi mengenai kelebihan Apotek K-24 dibanding apotek-apotek lain, baik dalam hal pelayanan, harga, kelengkapan obat-obatan yang dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas.Sistem pemasaran lain yang dilakukan selain penyebaran brosur adalah menerima pembelian obat dengan sistem pelayanan antar dengan catatan lokasi konsumen berada di sekitar Apotek K-24. Strategi ini ditujukan bagi konsumen-konsumen yang tidak memiliki kemudahan akses untuk pergi ke apotek secara langsung. Konsumen hanya tinggal menelepon dan menyebutkan nama obat apa saja yang ingin dibeli beserta jumlahnya, kemudian petugas apotek akan mengantar langsung obat yang dipesan ke rumah konsumen. Sistem pelayanan ini diharapkan bisa memberikan kepuasan tersendiri di hati para konsumen Apotek K-24 yang berada di sekitar Jl. Banyuurip. 2.3 Jenis Produk

Untuk jenis produk atau obat-obatan yang dijual di Apotek K-24 umumnya hampir sama dengan apotek-apotek lainnya. Namun, berdasarkan nama yang dipakai yaitu K-24 (Komplit, buka 24 Jam) apotek K-24 akan berusaha menyediakan obat-obatan yang lebih komplit dibandingkan dengan apotek-apotek lain. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar masyarakat yang datang untuk membeli obat tidak pulang dengan tangan kosong. Adapun jenis obat-obatan yang dijual di Apotek K-24 adalah obat wajib apotek, obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat keras. Obat wajib apotek adalah obat keras yang diperbolehkan keluar atas izin apoteker, contohnya adalah amoxicillin, albendazole, dan imodium. Obat bebas adalah obat yang dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter dan tidak membahayakan bagi pemakai, contohnya adalah decolgen, paramex, dan panadol. Obat bebas terbatas adalah obat yang boleh dijual bebas tanpa resep dokter dimana dosisnya kecil, contohnya adalah CTM. Sedangkan obat keras / Ethical adalah obat yang dijual harus dengan resep dokter. Semua jenis obat tersebut diusahakan dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang ada di sekitar Apotek K-24.

BAB III

ASPEK TEKNIS & TEKNOLOGI

3.1 Pengadaan Bahan Baku

Untuk pengadaan bahan baku berupa obat-obatan, kebutuhan obat-obatan apotek K-24 disupplai langsung dari PT. K-24 Indonesia. Sebagai pihak pemberi waralaba, PT. K-24 akan menjamin ketersediaan obat-obatan yang ada di Apotek K-24 seluruh Indonesia. Penyuplaian obat-obatan akan dilakukan secara berkala dan terus-menerus dimana hal ini disesuaikan dengan kebutuhan Apotek K-24 terkait. Manajemen distribusi obat-obatan diusahakan untuk dikelola dengan sebaik mungkin agar obat yang dikirim bisa datang tepat waktu dan jumlahnya sesuai dengan yang diinginkan. Jika ada jenis obat yang stoknya hampir habis, maka pihak Apotek K-24 akan langsung memberi kabar kepada pihak PT. K-24 dan selanjutnya obat akan dikirim sesuai dengan waktu dan jumlah yang sudah ditentukan sebelumnya oleh pihak apotek.Setelah obat-obatan datang atau tiba di Apotek K-24 maka selanjutnya dilakukan pengecekan dan pengolahan data obat-obatan. Pengecekan atau pencatatan yang dilakukan mulai dari transaksi penjualan obat, laporan hasil penjualan obat, transaksi pembelian obat secara resep atau non resep, laporan stok obat, dan penggolongan jenis obat menurut kode obat. Setiap jenis pengolahan data obat-obatan ini dilakukan dengan tujuan agar Apotek K-24 memiliki sistem pembukuan yang rapi sehingga jika ingin mencari data tertentu tentang obat-obatan akan mudah untuk ditemukan.

3.2 Lokasi Binis

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan lokasi bisnis diantaranya adalah letak yang strategis, dekat dengan wilayah yang padat penduduk, serta daerah yang ramai. Dari beberapa alternatif lokasi yang ada, akhirnya ditentukan alternatif lokasi yang berada di Jl. Banyuurip Surabaya. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan dengan beberapa kriteria penentuan lokasi apotek. Dengan melakukan perbandingan kriteria pada beberapa alternatif lokasi, lokasi yang berada di Jl. Banyuurip dirasa adalah lokasi yang paling representatif. Dibandingkan dengan alternatif lokasi lainnya, lokasi di Jl. Banyuurip dirasa lebih strategis dan lebih dekat dengan wilayah pemukiman penduduk. Selain dekat dengan wilayah pemukiman penduduk, lokasi yang berada di Jl. Banyuurip juga dekat dengan lalu lintas kendaraan. Kondisi jalan yang cukup lebar dengan lalu lintas yang cukup padat merupakan keuntungan tersendiri yang bisa menjadi faktor pendukung bagi keberadaan apotek. Lokasi bisnis ini juga sangat strategis dengan akses transportasi yang mudah. Berdasarkan beberapa kriteria yang sudah terpenuhi tersebut, maka dapat dipastikan bahwa lokasi ini dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan bisnis ke depannya nanti. Hal ini sesuai dengan faktor-faktor pendirian usaha dimana faktor pemilihan lokasi merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan usaha tersebut baik sekarang maupun di masa yang akan datang.3.3 Kapasitas Produksi

Dalam menentukan kapasitas obat-obatan harus disesuaikan dengan kapasitas ruang penyimpanan yang tersedia. Kapasitas obat-obatan yang ada di Apotek K-24 diperkirakan berjumlah kurang lebih 5.000 item untuk semua jenis obat. Jumlah 5.000 obat tersebut meliputi jenis obat wajib apotek, obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat keras. Jenis atau macam obat yang ada di Apotek K-24 diperkirakan akan memenuhi 60% macam jenis obat yang ada di Indonesia. Hal ini akan menjadi salah satu keunggulan Apotek K-24 karena pada umumnya sebagian besar apotek-apotek yang ada hanya menyediakan 50% macam jenis obat yang ada di Indonesia. Kapasitas obat-obatan tersebut disesuaikan dengan tingkat kebutuhan atau permintaan masyarakat yang ada di sekitar Apotek K-24.

3.4 Teknologi

Faktor teknologi merupakan salah satu hal penting dalam pendirian usaha atau bisnis. Teknologi yang dimaksud dapat diterapkan pada dua hal, yaitu pada produk yang diproduksi dan pada sarana produksi yang meliputi alat, mesin, bangunan, dan lain-lain. Pada Apotek K-24, faktor teknologi lebih diterapkan pada sisi bangunan apotek dimana hal ini lebih fokus pada desain interior dan eksterior bangunan. Interior dan eksterior K24 dibuat unik dengan dominasi warna hijau, merah dan kuning. Eksterior dan interior dibuat semenarik mungkin, dengan dominasi warna hijau yang menyegarkan. Papan nama apotek dari neonsign juga dibuat menarik dengan warna-warni merah, hijau, kuning dan putih. Ketiga warna itu bila digabungkan akan menghasilkan komposisi yang indah. Desain eksterior dan interiornya yang sangat unik akan menjadi daya tarik tersendiri bagi apotek K-24. Dengan warna yang seragam dan logo yang menonjol, keberadaan apotek K-24 jadi mudah dikenali. Dengan kombinasi warna hijau, kuning, merah, dan putih, logo K-24 terlihat sangat mencolok dan sangat menarik perhatian konsumen untuk mengunjunginya. Dari sisi interior, Apotek K-24 akan dilengkapi dengan sarana-sarana pendukung yang akan membuat pembeli merasa nyaman ketika berada di dalamnya. Sarana tersebut antara lain adalah televisi, pendingin udara, ruang tunggu yang nyaman dengan adanya kursi yang empuk. Keberadaan televisi, pendingin udara, dan ruang tunggu akan menjadi salah satu faktor penting yang membuat konsumen akan tetap setia untuk menjadi pelanggan Apotek K-24.

BAB IV

ASPEK MANAJEMEN OPERASIONAL

4.1 Ketenagakerjaan

Keberadaan tenaga kerja merupakan faktor penting agar suatu usaha dapat berjalan dengan lancar dan maksimal. Setiap bidang usaha pasti membutuhkan tenaga kerja baik itu perusahaan jasa maupun manufaktur dengan jumlah yang berbeda-beda. Begitu juga dengan Apotek K-24 yang pasti membutuhkan beberapa tenaga kerja sesuai dengan bidang yang diperlukan. Tenaga kerja yang dikelola secara efektif dan efisien akan memberikan masukan positif sehingga tujuan apotek dapat tercapai dengan optimal. Adapun bidang tenaga kerja yang dibutuhkan ada enam, yaitu Apoteker Pengelola Apotek, Apoteker Pendamping Pengelola, Asisten Apoteker, kasir, bagian keuangan, dan bagian umum / delivery. Berikut ini adalah daftar kebutuhkan tenaga kerja yang diperlukan oleh Apotek K-24 :

a. Apoteker Pengelola Apotek

1 Orangb. Apoteker Pendamping Pengelola

1 Orangc. Asisten Apoteker

2 Orangd. Kasir

2 Orange. Keuangan

1 Orangf. Bag. Umum / Delivery

2 OrangDengan jumlah karyawan sekitar 9 orang yang terdiri dari 6 bagian tersebut diharapkan Apotek K-24 nanti bisa berjalan sesuai dengan tujuan dan fungsinya sebagai penyedian fasilitas kefarmasian atau obat-obatan bagi masyarakat. Jumlah tenaga kerja tersebut bisa bertambah seiring dengan perkembangan usaha ke depannya nanti. Jika usaha bertambah besar, maka tidak menutup kemungkinan bahwa jumlah tenaga kerja juga akan ditambah.4.2 Organisasi Perusahaan

Menurut Sarwoto (1985), organisasi perusahaan adalah suatu kerjasama berdasarkan pembagian kerja yang tetap dan merupakan sarana yang memungkinkan dilaksanakannya pendelegasian wewenang dan berlangsungnya komunikasi dengan lancar baik ke atas maupun ke bawah. Adanya suatu organisasi dalam setiap bidang usaha merupakan suatu kemutlakan. Berikut ini adalah struktur organisasi yang digunakan di Apotek K-24.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Apotek K-24Struktur organisasi yang digunakan oleh Apotek K-24 adalah struktur organisasi lini yakni organisasi yang mempertahankan kesatuan perintah, atasan memiliki bawahan tertentu dan bawahan hanya menerima perintah dari seorang atasan saja dan kepada atasan itulah bawahan harus bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaannya.BAB V

ASPEK EKONOMI & FINANSIAL

5.1 Asumsi Bisnis

Asumsi bisnis suatu apotek berkaitan dengan studi kelayakan untuk pendirian apotek yang berisi tentang perencanaan layak atau tidaknya apotek tersebut didirikan. Studi kelayakan merupakan suatu rancangan secara komprehensif segala sesuatu tentang rencana pendirian apotek baru untuk dapat melihat kelayakan usaha, baik ditinjau dari pengabdian profesi maupun dari segi ekonominya. Dalam studi kelayakan diperlukan perhitungan yang matang sehingga apotek yang akan didirikan nanti tidak mengalami kerugian. Berikut ini adalah beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam studi kelayakan pendirian apotek baru.

a. Kepadatan penduduk

Tingkat kepadatan penduduk di lokasi Jl. Banyuurip sangat padat mengingat lokasi tersebut memang dikelilingi oleh daerah pemukiman penduduk. Dengan jumlah penduduk yang sangat banyak maka dapat dipastikan kebutuhan sarana pelayanan kesehatan berupa obat-obatan juga besar. Hal ini akan menjadi faktor pendorong perkembangan usaha Apotek K-24.b. Pelayanan kesehatan

Jumlah sarana atau pelayanan kesehatan di sekitar Jl. Banyuurip dirasa masih kurang. Jumlah tersebut tidak sesuai dengan jumlah penduduk yang ada. Dengan adanya penambahan sarana kesehatan berupa apotek yang menjual obat-obatan, maka kebutuhan masyarakat akan obat-obatan menjadi lebih terpenuhi dengan sasaran utama yang dituju adalah apotek.

c. Tingkat kehidupan

Jika dilihat dari tingkat atau taraf kehidupan, memang sebagian besar masyarakat di Jl. Banyuurip terdiri dari golongan masyarakat menengah ke bawah yang mungkin kurang begitu memperhatikan masalah kesehatan. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan wawasan masyarakat yang semakin terbuka, tidak menutup kemungkinan bahwa seluruh masyarakat akan sadar tentang pentingnya kesehatan bagi mereka.d. Tingkat pendidikan

Jika dilihat dari tingkat pendidikan sebagian besar masyarakat sudah memiliki pendidikan yang cukup tinggi yang sudah sadar akan pentingnya kesehatan.5.2 Kebutuhan Investasi

Untuk modal awal diperoleh dari modal sendiri dan pinjaman bank :

1. Modal sendiri

: Rp.100.000.000,00

2. Pinjaman bank

: Rp. 50.000.000,00 +Total

: Rp. 150.000.000,00

Modal Tetap

1. Pembangunan apotekRp. 70.000.000,00

2. Sarana Fisik

1 buah almari pendinginRp. 900.000,00

8 buah almari obat/ etalaseRp. 7.500.000,00

1 buah almari narkotik/psikotropikRp. 300.000,00

1 buah lemari bahan berbahayaRp. 300.000,00

1 buah kursi kasirRp. 100.000,00

1 buah kipas anginRp. 300.000,00

1 buah TV 14Rp. 400.000,00

1 buah kendaraan (motor)Rp. 10.000.000,00

1 set kursi tungguRp. 800.000,00

1 buah dispenserRp. 100.000,00

1 buah kompor/pemanasRp. 100.000,00

1 buah lemari pengeringRp. 300.000,00

1 buah billboard nama apotekRp. 100.000,00

1 buah alat pemadam kebakaranRp. 300.000,00

Sumber airRp. 300.000,00

3 buah panicRp. 100.000,00

1 set gelas plasticRp. 10.000,00

1 buah timbangan badanRp. 60.000,00

3 buah tempat sampahRp. 30.000,00

2 buah jam dindingRp. 50.000,00

Alat-alat kebersihanRp. 50.000,00

3 buah papan namaRp. 500.000,00

Jumlah :Rp.22.600.000,00

3. Sarana Administrasi

1 mesin fak + teleponRp.1.000.000,00

1 set komputer + programRp.5.000.000,00

1 set mesin kasirRp.2.000.000,00

kalkulatorRp. 100.000,00

nota, kwitansi, SP, dllRp. 250.000,00

stampel, tinta + bantalanRp. 60.000,00

alat tulisRp. 40.000,00

buku defekta, pesanan, penerimaan faktur Rp. 80.000,00

kartu stock, catatan resep, copy resepRp. 100.000,00

blanko laporan narkotika dan psikotropikaRp. 20.000,00

daftar harga obatRp. 20.000,00

lem, gunting, isolasiRp. 15.000.00

Jumlah :Rp.8.685.000,00

4. Sarana pelayanan

1 set timbangan + validasiRp.2.500.000,00

1 buah meja racikRp. 500.000,00

2 buah kursi racikRp. 100.000,00

1 buah kursi layananRp. 300.000,00

tempat cuci alat-alatRp. 100.000,00

3 pasang mortir dan stamperRp. 450.000,00

pot salep, botol, dan kapsulRp. 70.000,00

kertas perkamenRp. 20.000,00

pengaduk, alat gelas dan pipetRp. 100.000,00

corongRp. 50.000,00

labu erlemeyerRp. 100.000,00

cawan penguapRp. 100.000,00

kertas puyerRp. 50.000,00

plastik obatRp. 100.000,00

wadah pengemas sekunder Rp. 300.000,00

lap Rp. 10.000,00

etiket Rp. 20.000,00

buku-buku standard apotekRp. 750.000,00

alat kesehatan (tensimeter, alat cek gula darah, termometer)Rp. 300.000,00

Jumlah :Rp. 5.920.000,00

5. Biaya perijinanRp. 3.000.000,00

Modal operasional (obat) Rp. 34.095.955,00

Cadangan ModalRp. 5.699.049,00

Total Modal :Rp.150.000.000,00

5.3 Struktur & Sumber Pembiayaan

Berikut ini adalah rencana anggaran tahunan untuk Apotek K-24

Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun ke-1

a. Biaya Rutin Per-bulan tahun ke-1

1.) 1. Biaya Gaji Karyawan

- Apoteker Pengelola ApotekRp. 1.500.000,00

- Apoteker PendampingRp.1.300.000,00

- Asisten Apoteker 2 x Rp. 700.000,00Rp.1.400.000,00

- Administrasi Rp.800.000,00

Jumlah Rp.5.000.000,00

2.) 2. Biaya lain-lain

- Biaya pemeliharaan gedung dan peralatanRp.200.000,00

- Biaya listrik dan airRp.200.000,00

- Biaya teleponRp.200.000,00

- Biaya Koran dan majalah kesehatanRp.60.000,00

- Biaya pemeliharaan dan penyusutan bangunan dan peralatan/ perlengkapan Rp.200.000,00

JumlahRp.860.000,00

Total biaya rutin per bulanRp. 5.860.000,00

b. Biaya Rutin Tahun ke-1

- Biaya rutin bulanan 12 xRp. 5.860.000,00Rp. 70.320.000,00

-Tunjangan Hari Raya (THR) : 1 bulan gajiRp.5.000.000,00

Total Biaya Rutin Tahun ke-1Rp.75.320.000,00

Proyeksi Pendapatan 1 tahun

Selama 1 tahun, diperkirakan jumlah resep yang masuk rata-rata 20 lembar perhari dengan harga rata-rata Rp. 50.000,00. Pendapatan selama 1 tahun:

Penjualan Resep

26 x 12 x 20 resep x Rp. 50.000,00 Rp.312.000.000,00

Penjualan Obat Bebas (HV)

26 x 12 x Rp. 350.000,00 Rp.109.200.000,00

Penjualan OWA

26 x 12 x Rp. 100.000,00 Rp. 31.200.000,00

Pendapatan lain

26 x 12 x Rp. 75.000,00 Rp. 23.400.000,00

Total Pendapatan Rp.475.800.000,00

b.

Pengeluaran Tahun I

Pembelian obat Rp.249.600.000,00

Pembelian HV (obat bebas) Rp. 92.820.000,00

Pembelian OWA Rp. 24.960.000,00

Biaya Rutin Tahun I Rp. 75.320.000,00

Total Pengeluaran Rp.442.700.000,00

a.Perkiraan Laba Rugi Tahun I

Pemasukan Rp.475.800.000,00

Pengeluaran Rp.442.700.000,00

Laba Bruto Rp. 33.100.000,00

Pajak pendapatan (10%) Rp.3.310.000,00

Laba Bersih Rp. 29.790.000,00

5.4 Analisis Kelayakan Investasia. Payback Period

Payback Period digunakan untuk menghitung berapa lama modal yang kita keluarkan akan kembali (balik modal). Semakin kecil waktu balik modal, maka semakin prospektif pendirian apotek, hal ini menandakan semakin besar tingkat pengembalian modal dan keuntungan bersih rata-rata juga besar.

Total investasi

Laba bersih

Rp 150.000.000

Rp 29.790.000

b. Break Even Point (BEP)

Adalah suatu teknik analisa yang menunjukkan suatu keadaan usaha tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian. Untuk mempertahankan kontinuitas usaha, apotek harus menjaga tingkat keseimbangan antara hasil penjualan (total revenue) atau laba yang diperoleh dengan biaya total.

1

1 variable cost / total revenue

1

1 Rp 367.380.000 / Rp 475.800.000

c. Return on Invenstment (ROI)

Untuk mengetahui apakah modal yang ditanam di apotek lebih menguntungkan daripada investasi di bank maka dapat digunakan ROI (Return on Investment). Laba bersih

Total Investasi

Rp 29.790.000

Rp.150.000.000

DAFTAR PUSTAKA

Ditianingsih, Emmi. Analisis Perancangan Sistem Apotek K-24 Margonda Raya. Depok

Sriyana, Siti dkk. 2011. Proposal Pembuatan Apotek Bina Farma. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon

Agustina. 2012. Laporan PKL di Apotek Kimia Farma. Samarinda

Sarwoto. 1985. Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta : Ghalia Indonesia

http://blog.uad.ac.id/khairuddin55/category/rekayasa-perangkat-lunak/http://kurniasariski.blogspot.com/2009/10/apotek-k-24-apotek-franchise-yang.html

thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-2-01211-KA%20Bab3001.pdf

http://www.apotek-k24.com/post/67/Jagonya-Apotek-24-Jam-dari-Yogyahttp://jendelafarmasi.blogspot.com/2012/07/studi-kelayakan-apotek.htmlhttp://ranikuggy.wordpress.com/2012/10/15/kelayakan-pendirian-apotek/

Direktur / PSA

Apoteker Pengelola Apotek (APA)

Apoteker Pendamping Pengelola (APP)

Bag. Umum /

Delivery

Asisten Apoteker

Kasir

Keuangan

PP =

PP =

PP = 5 tahun

x fixed cost

BEP =

x Rp 75.320.000

BEP =

BEP = Rp 330.541.007

x 100 %

ROI =

x 100 %

ROI =

ROI = 19,86 %