rencana alokasi air rinci - bpsdm.pu.go.id · macam- macam pola pikir dalam diri manusia pola pikir...
TRANSCRIPT
PERUBAHAN MINDSETN o v e m b e r 2 0 1 7
M O D U L 0 1
Hasil Belajar :Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta
diklat diharapkan mampu memahami
pentingnya perubahan mindset kaitannya
dengan kegiatan Alokasi Air.
Indikator Hasil Belajar :
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta
diharapkan mampu:
• Menjelaskan Sikap dan Perilaku Kerja
ASN;
• Menjelaskan Pengarusutamaan Gender
dalam Pembangunan Infrastruktur PUPR;
• Menjelaskan pentingnya perubahan
mindset dalam kegiatan Alokasi Air.
S I K A P D A N P E R I L A K U K E R J A A S N
P E N G A R U S U T A M A A N G E N D E R D A L A M P E M B A N G U N A N I N F R A S T R U K T U R S D A
P E R U B A H A N M I N D S E T A S N
SIKAP DAN PERILAKU KERJA ASN
SIKAP DAN PERILAKU KERJA ASN
Sikap dan perilaku kerja seorang ASN sangat
dipengaruhi oleh pola pikir dan lingkungannya.
Pola pikir adalah pola yang menetap dalam
pikiran alam bawah sadar seseorang yang menjadi
acuan utama seseorang dalam bertindak
MACAM- MACAM POLA PIKIR DALAM DIRI MANUSIA
Pola Pikir Perfeksionis
Pola Pikir Bergantung
Pada Orang Lain
Pola Pikir Realistis
Pola Pikir Obsesif
Pola Pikir Birokrat/
Dogmatik
Pola Pikir Taoisme
Pola Pikir Pesimis
Pola Pikir Optimis
Pola Pikir Mandiri
SIKAP DAN PERILAKU NEGATIF PADA KALANGAN ASN
• Komitmen dan konsistensi terhadap visi dan misi organisasi masih rendah;
• Sering terjadi penyimpangan dan kesalahan dalam kebijakan publik yang berdampak luas
kepada masyarakat;
• Pelaksanaan kebijakan jauh berbeda dari yang diharapkan;
• Terjadi Arogansi pejabat dan penyalahgunaan kekuasaan
• Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab aparatur saat ini belum seimbang;
• Pejabat yang KKN akan menyebabkan KKN meluas pada pegawai, dunia usaha dan
masyarakat;
• Kepekaan terhadap masyarakat dinilai masih rendah;
• Sikap berorientasi vertikal menyebabkan hilangnya kreativitas, rasa takut berimprovisasi;
• Pengaruh budaya prestise yang lebih menonjol, sehingga aspek rasionalitas sering
dikesampingkan;
KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN ( U U N O . 5 T A H U N 2 0 1 4 T E N T A N G A S N P A S A L 5 )
• melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
• melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
• melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
• melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
• melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
• menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
• menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
• menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
• memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi
terkait kepentingan kedinasan;
• tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat
atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
• memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan
• melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin Pegawai ASN.
Kode Et ik da n Kode Per i la ku Pega wa i
Kem enter ia n PU PR
( P e r a t u r a n M e n t e r i P U P R N o . 0 7 / P R T / M / 2 0 1 7 )
Visioner : melaksanakan tugas untuk tujuan yang lebih besar,melihat jauh ke depan, berbuat untuk kemajuan bangsa dannegara, serta memberikan makna dalam setiap kegiatan
Integritas :melaksanakan tugas dengan jujur, bersikap dan berperilakusesuai antara perbuatan dan ucapan, konsisten, disiplin, berani dan tegasdalam mengambil keputusan, tidak menyalahgunakan wewenang serta proaktif dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi, kolusi, dannepotisme serta tidak melibatkan diri dalam perbuatan tercela;
Profesional : melaksanakan tugas perumusan kebijakan, perencanaan
dan program kegiatan, pengalokasian anggaran dan pelaksanaan, sertapengawasan berdasarkan kompetensi yang dimiliki, sesuai dan patuh denganprosedur, bersungguh-sungguh, mandiri serta memiliki komitmen terhadappencapaian hasil pekerjaan yang optimal dan menghindari pertentangankepentingan
Tanggung jawab : melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh, memiliki sikap militan dan dapat diandalkan, patuh terhadapsistem, transparan dalam setiap perbuatan serta dapat dipercaya
Melayani : melaksanakan tugas secara optimal dalam memberikanpelayanan yang terbaik, peduli terhadap para pemangku kepentinganserta berempati dan memberikan solusi.
DISIPLIN ASN( sikap mental yang tercermin dalam perbuatan, tingkah laku perorangan,kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan Pemerintah atau etik, norma serta
kaidah yang berlaku dalam masyarakat)
1. Kepatuhan terhadap instruksi dari atasan, serta pada peraturan dan tata tertib
yang berlaku.
2. Berpakaian yang baik pada tempat kerja dan menggunakan tanda pengenal
instansi.
3. Menggunakan dan memelihara bahan-bahan dan alat-alat perlengkapan kantor
dengan penuh hati-hati.
4. Bekerja dengan mengikuti cara-cara bekerja yang telah ditentukan.
T O L A K U K U R D I S I P L I N A S N
DASAR HUKUM
PELAKSANAANDISIPLIN PEGAWAI
NEGERI SIPIL
1. Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
Apartur Sipil Negara.
2. Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
3. Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
4. Keputusan Kepala Badan Administrasi
Kepegawaian Negara Nomor 02 Tahun 1999
tentang Ketentuan Pelaksanaan Pegawai
Negeri Sipil yang menjadi Anggota Partai
Politik.
T INGKAT DAN JENIS HUKUMAN DIS IPLIN
TINGKAT RINGAN
• Teguran lisan
• Teguran tertulis
• Pernyataan tidak
puas secara tertulis
TINGKAT SEDANG• Penundaan kenaikan gaji
berkala untuk paling lama
1(satu) tahun
• Penurunan gaji sebesar 1
kali kenaikan gaji berkala
untuk paling lama 1(satu)
tahun
• Penundaan kenaikan
pangkat untuk paling
lama 1(satu) tahun
TINGKAT BERAT• Penurunan pangkat pada
pangkat yang setingkat
lebih rendah untuk paling
lama 1 (satu) tahun
• Pembebasan dari jabatan
• Pemberhentian dengan
hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai
PNS
• Pemberhentian tidak
dengan hormat sebagai
PNS
Pemberhentian PNS Secara Terhormat( U U N o . 5 t a h u n 2 0 1 4 t e n t a n g A S N p a s a l 8 7 )
• Meninggal dunia;
• Atas permintaan sendiri;
• Mencapai batas usia pensiun;
• Perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang
mengakibatkan pensiun dini; atau
• Tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat
menjalankan tugas dan kewajiban.
PNS dapat diberhentikan tidak dengan hormat karena:
1. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan
atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan dan/atau pidana
umum;
3. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau
4. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara paling singkat
2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan dengan berencana.
PEMBERHENTIAN
PNS SECARA SEMEBTARA
• Diangkat Menjadi Pejabat
Negara;
• Diangkat Menjadi
Komisioner Atau Anggota
Lembaga Nonstruktural;
Atau
• Ditahan Karena Menjadi
Tersangka Tindak Pidana.
P e m u t u s a n H u b u n g a n P e r j a n j i a n K e r j a P P P K D i l a k u k a n D e n g a n H o r m a t
( U U N o . 5 T a h u n 2 0 1 4 T e n t a n g A S N )
• jangka waktu perjanjian kerja berakhir;
• meninggal dunia;
• atas permintaan sendiri;
• perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang
mengakibatkan pengurangan PPPK; atau
• tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat
menjalankan tugas dan kewajiban sesuai perjanjian kerja
yang disepakati.
P e m u t u s a n H u b u n g a n P e r j a n j i a n K e r j a P P P K D i l a k u k a n D e n g a n H o r m a t T i d a k A t a s P e r m i n t a a n
S e n d i r i K a r e n a :
• dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak
pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun
dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan tidak
berencana;
• melakukan pelanggaran disiplin PPPK tingkat berat; atau
• tidak memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai
dengan perjanjian kerja.
P e m u t u s a n H u b u n g a n P e r j a n j i a n K e r j a P P P K D i l a k u k a n T i d a k D e n g a n H o r m a t K a r e n a :
• melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
• dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan
atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan dan/atau
pidana umum;
• menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau
• dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara paling singkat 2 (dua) tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut
dilakukan dengan berencana.
P E N G A R U S U T A M A A N G E N D E R D A L A M P E M B A N G U N A N
I N F R A S T R U K T U R S D A
PENGERTIAN DAN KONSEPSI GENDER
Gender merupakan perbedaan sifat, peranan, fungsi dan status antara LAKI-LAKI danPEREMPUAN yang bukan berdasarkan pada perbedaan biologis, tetapi berdasarkansosial budaya yang dipengaruhi oleh struktur masyarakat.
PERGESERAN PENDEKATAN GENDER
KEBIJAKAN NASIONAL RESPONSIF GENDER
• UUD 1945 Pasal 27 ayat (1) & (2) dan Pasal 28A s.d. 28J• UU No.7/1984 ttg Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
terhadap Wanita• UU No.39/1999 ttg Hak Asasi Manusia• Inpres No.9/2000 ttg PUG dalam Pembangunan Nasional• SE Mendagri No.411/2006 ttg Percepatan Pelaksanaan Program PP & PUG di Daerah• Kepmendagri No.132/2013 ttg Pedoman Umum Pelaksanaan PUG dalam Pembangunan Daerah• Permenkeu No.94/PMK/02/2013 ttg penyusunan dan penelaahan RKAK/L dan pelaksanaan DIPA
yang mengamanatkan anggaran responsif gender (ARG)• SEB ttg Strategi Nasional Percepatan PUG Melalui PPRG (SE Bappenas No.270/M.PPN/11/2012; SE
Kemenkeu No.SS-33/MK.02/2012; SE Kemendagri No.050/4379A/SJ; SE KPPPA No.46/MPP-PA/11/2012)
• Permen PU No. 13/PRT/M/2013 ttg Panduan Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) di Kementerian PU.
PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PUPRPengarusutamaan Gender didefinisikan sebagai strategi yang dibangun untukmengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan,penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan programpembangunan nasional (Inpres No.9/2000 tentang PUG dalam PembangunanNasional)
TUGASDA N
FUNGSI PUG
Kesetaraan gender
(gender equality)
Sensitif gender
Keadilan gender
(gender equity)
Bias gender
Responsif gender
7 Unsur implementasiPenerapan
PUG :
K o m i t m e n
S u m b e r D a y a
K e b i j a k a n
K e l e m b a g a a n
D a t a g e n d e r
A l a t a n a l i s a
P e r a n s e r t a m a s y a r a k a t
TUJUAN PUG
• Membentuk mekanisme untuk formulasi kebijakan dan program yang
responsif gender
• Memberikan perhatian khusus kepada kelompok-kelompok yang
mengalami marjinalisasi sebagai akibat dari bias gender
• Meningkatkan pemahaman dan kesadaran semua pihak baik pemerintah
maupun non pemerintah sehingga mau melakukan tindakan yang sensitif
gender di bidangnya masing-masing.
sasaran pelaksana PUG menurut Inpres No.9 Tahun 2000 adalah pemerintah
(Kementerian dan Lembaga Negara baik di pusat maupun daerah)
Indikator Pencapaian Responsivitas Gender
Skema Kebijakan Penyelenggaraan Infrastruktur PUPR Yang Responsif Gender
P E R U B A H A N M I N D S E T
K O N S E P S I M I N D S E T
Mindset atau pola pikir adalah pola yang menetap dalam pikiran bawah sadar
seseorang. . Keyakinan merupakan bagian dari pola pikir (Sandy, 2006). Perubahan
mindset diperlukan karena dengan adanya perubahan mindset diharapkan ASN mampu
mengembangkan mindset yang positif dan meminimalisasi mindset yang negatif.
K O N S E P S I M I N D S E T
P E R U B A H A N M I N D S E T
Perubahan mindset diperlukan karena dengan adanya perubahan mindset
diharapkan ASN mampu mengembangkan mindset yang positif dan
meminimalisasi mindset yang negatif.
Perubahan pola pikir bagi ASN dapat dimulai dari 5 (lima) pilar dasar
seperti yang tertuang dalam Fifth Diciplin (Senge, 1996), yaitu: Personal
Mastery, Mental Model, Share Vision, Learning Organization dan System
Thinking.
M I N D E S T D A L A M K E G I A T A N A L O K A S I A I R
UU No 11/1974 tentang Pengairan menyebutkan bahwa Pemerintah selaku
pemegang amanat penguasaan negara atas air, berkewajiban melakukan
tindakan pengaturan dan pengelolaan air dan sumber air agar kebutuhan
manusia akan air dapat dihormati, dilindungi dan dipenuhi.
Dengan pengelolaan air dan sumber air yang profesional diharapkan dapat
menjamin ketersediaan air pada jaringan sumber air (sungai, danau, telaga,
waduk, rawa, dan cekungan air tanah) dan dapat mendayagunakan secara
adil, berkelanjutan, dan terkendali baik kuantitas maupun kualitasnya.
M E N G A P A P E R L U M I N D E S T D A L A M K E G I A T A N A L O K A S I A I R ( ? )
agar pelaksanaan alokasi air pada tiap-tiap wilayah sungai maupun daerah
aliran sungai dapat terlaksana dengan baik, yang tidak dapat dilepaskan dari
paradigma Pengelolaan SDA Terpadu.
K r i t e r i a U t a m a U n t u k M e w u j u d k a n P e n g e l o l a a n S u m b e r d a y a A i r
s e c a r a t e r p a d u ( I W R M )• Efisiensi ekonomi. Dengan meningkatnya kelangkaan air dan sumberdaya keuangan,
dan dengan sifat sumberdaya air yang tersedia secara terbatas dan mudah tercemar,
serta semakinmeningkatnya permintaan maka efisiensi ekonomi penggunaan air sudah
harus menjadi perhatian.
• Keadilan. Air adalah salah satu kebutuhan dasar kehidupan, oleh sebab itu maka semua
orang perlu mempunyai akses terhadap air yang mencukupi baik secara kuantitas
maupun kualitas untuk mempertahankan kehidupannya.
• Keberlanjutan (sustainablility) lingkungan dan ekologi. Penggunaan sumberdaya air
haruslah dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengorbankan kepentingan
generasi yang akan datang terhadap air.
L A T I H A NPeserta diklat dibagi menjadi 4 kelompok, setiap kelompok mendiskusikan solusi untuk tiap kasus yang berbeda berikut inidikaitkan dengan paradigma pengelolaan SDA terpadu (Integrated Water Resources Management)!
KASUS
Sumber daya air merupakan bagian dari sumber daya yang mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan sumber dayaalam lainnya. Air adalah sumber daya yang terbarui, bersifat dinamis mengikuti siklus hydrologi yang secara alamiahberpindah-pindah serta mengalami perubahan bentuk dan sifat. Tergantung dari waktu dan lokasinya, air dapat berupa zatpadat sebagai es dan salju, dapat berupa air yang mengalir serta air permukaan. Berada dalam tanah sebagai air tanah,berada di udara sebagai air hujan, berada di laut sebagai air laut, dan bahkan berupa uap air yang didefinisikan sebagai airudara.Dewasa ini permasalahan yang cenderung dihadapi oleh pemerintah maupun masyarakat dalam kaitannya denganpemanfaatan sumberdaya air, antara lain:Adanya kekeringan di musim kemarau dan kebanjiran di musim hujan;Persaingan dan perebutan air antara daerah hulu dan hilir atau konflik antara berbagai sektor;Penggunaan air yang berlebihan dan kurang efisien;penyempitan dan pendangkalan sungai, danau karena desakan lahan untuk pemukiman dan industri.Permasalahan air yang semakin komplek ini menuntut kita untuk mengelolah sumberdaya air sehingga dapat menunjangkehidupan masyarakat dengan baik. Karena pengelolaan sumber daya air harus dapat merencanakan, melaksanakan,memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, danpengendalian daya rusak air.
S I M P U L A N
Perubahan pola pikir bagi ASN dapat dimulai dari 5 (lima) pilar dasar seperti yang tertuang dalam Fifth Diciplin (Senge, 1996), yaitu: Personal Mastery, Mental Model, Share Vision, Learning Organization dan System Thinking.
Dalam rangka mewujudkan pengelolaan sumber daya air secara terpadu (IWRM) ada tiga kriteria utama yang dijadikan acuan, yaitu: Efisiensi ekonomi, keadilan, serta keberlanjutan (sustainablility) lingkungan dan ekologi.