rencana aksi kegiatan tahun 2015 2019 - kemkes.go.id · rencana aksi program pencegahan dan...
TRANSCRIPT
RAKSEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
RENCANA AKSI KEGIATAN
TAHUN 2015 – 2019
(REVISI I TAHUN 2018)
i |
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,
karena atas berkat dan rakhmatNya sehingga Rencana Akis
Sekretariat Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Revisi I dapat disusun.
Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Setditjen P2P mengacu pada
UU Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan revisi RAK ini dilakukan atas dasar
Revisi Rencana Strategis Kementerian Kesehatan dan Revisi
Rencana Aksi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Rencana Aksi Kegiatan Sekretariat Ditjen P2P menjabarkan tujuan dan sasaran strategis, arah
kebijakan dan strategi, target kinerja dan kegiatan, pemantauan dan pelaporan. Kami
mengucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berkontribusi
terhadap penyusunan Rencana Aksi Kegiatan ini.
Kami menyadari Rencana Aksi Program ini ini jauh dari sempurna oleh karena itu kami
berharap dapat memperoleh umpan balik untuk peningkatan kinerja Setditjen P2P melalui
perbaikan penerapan fungsi-fungsi manajemen secara benar dan dapat dijadikan sebagai
sumber informasi yang cukup dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
dimasa yang akan datang.
Akhirnya, semoga informasi yang disajikan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, Maret 2018 Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan, MHA NIP. 195912131985121002
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,
yaitu untuk memperoleh pelayanan kesehatan sebagai salah satu pilar utama dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk itu pembangunan kesehatan
merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk mencapai
tujuan nasional sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
(UUD) 1945. Selaras dengan hal tersebut, sesuai amanah Undang Undang Kesehatan
nomor 36 tahun 2009 bahwa upaya pembangunan harus dilandasi dengan wawasan
kesehatan dalam arti pembangunan nasional harus memperhatikan kesehatan masyarakat
dan merupakan tanggung jawab semua pihak Pemerintah maupun masyarakat.
Tahun 2018 merupakan tahun keempat periode RPJMN ke-3, yaitu 2015-2019.
Pembangunan kesehatan pada periode ini adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran
meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat dengan dukungan perlindungan finansial dan pemerataan
pelayanan kesehatan.Berdasarkan Undang-Undang 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional diamanatkan 5 (lima) tujuan pelaksanaan sistem
perencanaan pembangunan nasional yaitu:
1. Untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan,
2. Menjamin terciptanya integrasi, singkronisasi, dan sinergi antar daerah, antar ruang,
antar waktu, dan antar fungsi pemerintah, serta antara pusat dan daerah,
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencana, penganggaran, pelaksanaan,
dan pengawasan,
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat, Menjamin tercapainya penggunaan sumber
daya secara efisien, efekif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
UU Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
mengamanatkan bahwa Kementerian/Lembaga menyusun Rencana Strategi (Renstra).
Selanjutnya merujuk kepada Keputusan Menteri Kesehatan nomor 52 tahun 2015 tentang
Rencana Strategik Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 bahwa tingkat Eselon I
menjabarkan dalam Rencana Aksi Program (RAP) dan Eselon II menjabarkan Rencana Aksi
Kegiatan.
2
Pada tahun 2018 telah dilakukan revisi I pada dokumen RAP Ditjen P2P dan RAK saat ini
disusun sebagai penjabaran dari Rencana Aksi Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Tahun 2015 – 2019 sesuai dengan amanah Surat Keputusan Direktur
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Nomor HK.02.03/D.1/I.1/527/2018
tentang Rencana Aksi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Revisi I – 2018).
B. Isu Strategis
Isu strategis dalam pelaksanakan kegiatan dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
pada Ditjen P2P antara lain perencanaan berbasis data, penguatan zona Wilayah Bebas
Korupsi (WBK) dan pemanfatan anggaran dengan efektif dan efisien. Sebagian besar
perencanaan dan penganggaran belum berbasis data dan hanya berdasarkan penyerapan
anggaran dimana seharusnya penyusunan perencanaan harus berbasis data terintegrasi
antara sistem perencanaan, penganggaran dan monitoring evaluasi. Kondisi yang sering
terjadi misalnya capaian kinerja telah mencapai 70% sementara realisasi anggaran <10%
atau capaian kinerja tahun berjalan telah mencapai target tahun akhir perencanaan lima
tahun tetapi realisasi anggaran <10% sehingga dapat disimpulkan penyerapan anggaran
dan kegiatan tidak berkorelasi langsung terhadap pencapaian kinerja. Selain itu, realisasi
anggaran selama periode RAK Setditjen P2P pada tahun 2015 – 2018 masih <90% sehingga
belum semua anggaran dapat dimanfaatkan dengan baik.
Tantangan lainnya adalah masih minimnya satker pada Ditjen P2P yang memperoleh
sertifikat WBK dan belum semua satker memenuhi syarat untuk diusulkan sebagai satker
WBK karena masih ditemukan kerugian negara dan masih ada temuan Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) oleh Itjen, BPK dan BPKP. Data tahun 2017, sebanyak 21 satker UPT
yang telah diusulkan Ditjen P2P untuk memperoleh sertifikat WBK sementara 38 satker
lainnya belum pernah diusulkan.
C. Tugas Pokok dan Fungsi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 64 tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan terjadi perubahan SOTK
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menjadi Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas
melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan administrasi
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam, Sekretariat Direktorat Jenderal menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
3
a. Koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran dan pengelolaan data dan
informasi;
b. Pengelolaan urusan keuangan dan barang milik negara;
c. Penyiapan koordinasi dan pelaksanaan urusan hukum, organisasi, tata laksana, dan
hubungan masyarakat;
d. Pelaksanaan urusan kepegawaian, ketatausahaan, kerumahtanggaan, arsip,
dokumentasi dan layanan pengadaan; dan
e. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
Sekretariat Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terdiri dari 4 bagian
yakni Bagian Program dan Informasi, Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan
Masyarakat, Bagian Keuangan dan Barang Milik Negara dan Bagian Kepegawaian dan
Umum.
1. Bagian Program dan Informasi
Dalam melaksanakan tugas, Bagian Program dan Informasi menyelenggarakan fungsi:
a) Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan penyusunan rencana, program, dan
anggaran; b) Pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi; dan c)
Pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan. Bagian Program dan Informasi terdiri
atas: a) Subbagian Program; b) Subbagian Data dan Informasi; dan c) Subbagian
Evaluasi dan Pelaporan. Subbagian Program mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran. Subbagian Data
dan Informasi mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan, serta penyajian
data dan informasi. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan
pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan.
2. Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat
Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan urusan hukum, penataan organisasi dan hubungan
masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Hukum, Organisasi, dan
Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi: a) Penyiapan urusan hukum; b)
Penyiapan penataan dan evaluasi organisasi, jabatan fungsional dan ketatalaksanaan;
dan c) Pelaksanaan urusan hubungan masyarakat.
3. Bagian Keuangan
Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan keuangan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Keuangan menjalankan fungsi pengelolaan
anggaran; penyiapan bahan pembinaan perbendaharaan dan pelaksanaan urusan
verifikasi dan akuntansi.
4
B. Bagian Kepegawaian dan Umum
Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian,
tata persuratan, kearsipan, gaji, rumah tangga, dan perlengkapan. Dalam melaksanakan
tugasnya, Bagian Kepegawaian dan Umum menyelenggarakan fungsi: a) Pelaksanaan
urusan kepegawaian; b) Pelaksanaan urusan tata persuratan, kearsipan dan gaji; dan c)
Pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapanBagian Kepegawaiaan dan Umum
mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, tata persuratan, kearsipan, gaji,
rumah tangga, dan perlengkapan.
D. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia pada Sekretariat Ditjen P2P sebanyak 176 orang dengan sebaran
di Bagian Program dan Informasi sebanyak 27 orang, Bagian Hukum, Organisasi dan
Hubungan Masyarakat sebanyak 24 orang, Bagian Keuangan dan BMN sebanyak 32
orang, dan Bagian Kepegawaian dan Umum sebanyak 93 orang. Selain PNS aktif, dalam
mengerjakan tugas sehari-hari operasional kantor Ditjen P2P juga didukung oleh tenaga
non PNS (honorer) dengan rincian sebanyak 74 orang tenaga pramubakti dan 25 orang
tenaga pengemudi.
Pegawai Sekretariat Ditjen P2P yang berlatar belakang pendidikan S2 sebanyak 54 orang
(31%), S1 sebanyak 74 orang (42%), DIV sebanyak 1 orang (1%), DIII sebanyak 24 orang
(14%), SMA sebanyak 19 orang (11%), SMP sebanyak 1 orang (1%), dan SD sebanyak 3
orang (2%). Pegawai di lingkungan Sekretariat Ditjen P2P yang menduduki golongan I
sebanyak 2 orang (1%), golongan II sebanyak 19 orang (11%), golongan III sebanyak 134
orang (76%), dan golongan IV sebanyak 21 orang (12%). Sekretariat Ditjen P2P
mempunyai susunan jabatan pegawai yaitu yang menduduki jabatan pimpinan tinggi madya
(eselon I) sebanyak 1 orang (1%), jabatan pimpinan tinggi pratama (eselon II) sebanyak 1
orang (1%), jabatan administrator (eselon III) sebanyak 4 orang (2%), jabatan pengawas
(eselon IV) sebanyak 12 orang (7%), jabatan fungsional sebanyak 17 orang (10%),
dan jabatan pelaksana (staf) sebanyak 141 orang (80%). Distribusi pegawai Sekretariat
Ditjen P2P yang mempunyai kelompok umur terbanyak yaitu di kelompok umur lebih dari
50 tahun sebanyak 46 orang (26%), kelompok umur 41 – 50 tahun sebanyak 56 orang
(32%), dan kelompok umur 31 – 40 tahun sebanyak 62 orang (35%). Sedangkan kelompok
umur paling sedikit yaitu umur 20 – 30 tahun sebanyak 12 orang (7%).
5
BAB II TUJUAN, SASARAN, ARAH KEBIJAKAN
DAN STRATEGI
A. Tujuan
Sekretariat Direktorat Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mempunyai 2
tujuan yakni:
1. Meningkatnya kualitas satker dalam penilaian SAKIP dengan hasil AA di eam (6) satker
pusat dan lima puluh sembilan (59) satker UPT Ditjen P2P pada akhir tahun 2019.
2. Meningkatnya minimal 80% sarana dan prasarana di enam (6) satker pusat dan lima
puluh sembilan (59) satker UPT pada akhir tahun 2019.
B. SASARAN STRATEGIS
Sesuai Rencana Strategis dan Rencana Aksi Program Direktorat Jenderal Pencegahan
dan Pengendalian maka sasaran Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit tahun 2015 - 2019 yaitu meningkatnya dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebesar
100% pada akhir tahun 2019.
C. ARAH KEBIJAKAN
Arah kebijakan dan strategi kegiatan Setditjen P2P adalah mendukung kebijakan dan
strategi Ditjen P2P dan Kementerian Kesehatan, yaitu:
1. Peningkatan surveilans epidemiologi faktor resiko dan penyakit;
2. Peningkatan upaya preventif dan promotif termasuk pencegahan kasus baru penyakit
dalam pengendalian penyakit menular terutama TB, HIV dan malaria dan tidak menular;
3. Pelayanan kesehatan jiwa;
4. Pencegahan dan penanggulangan kejadian luar biasa/ wabah;
5. Penatalaksanaan kasus dan pemutusan rantai penularan;
6. Peningkatan pengendalian dan promosi penurunan faktor risiko biologi (khususnya darah
tinggi, diabetes, obesitas), perilaku (khususnya konsumi buah dan sayur, aktifitas fisik,
merokok, alkohol) dan lingkungan;
7. Peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk pengendalian penyakit
8. Pemberdayaan dan peningkatan peran swasta dan masyarakat dalam pengendalian
penyakit.
D. STRATEGI
Arah kebijakan Setditjen P2P didukung melalui strategi program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tahun 2015 - 2019 mengacu pada strategi Kementerian Kesehatan
yang kemudian dijabarkan melalui strategi aksi kegiatan sebagai berikut:
6
1. Melaksanakan review dan penguatan aspek legal.
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi.
3. Melaksanakan intensifikasi, akselerasi dan inovasi program.
4. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit.
5. Memperkuat jejaring kerja dan kemitraan.
6. Memperkuat manajemen logistik.
7. Meningkatkan surveilans dan aplikasi teknologi pendukung (SKDR).
8. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pendampingan teknis.
9. Mengembangkan dan memperkuat sistem pembiayaan program.
10. Meningkatkan pengembangan teknologi preventif.
7
BAB III TARGET KINERJA DAN KEGIATAN
I. Target Kinerja
Sasaran kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya adalah
meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah :
A. Persentase Satker Program Pengendalian Penyakit dan Penyahatan Lingkungan yang
memperoleh penilaian SAKIP dengan hasil minimal AA sebesar 85%. Untuk mencapai
indikator tersebut maka ditetapkan indikator pendukung sebagai berikuut:
1. Persentase anggaran tanpa blokir pada DIPA induk sebesar 90%.
2. Persentase laporan Program P2P terverifikasi disampaikan tepat waktu sebesar
90%.
3. Persentase Satker Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang
menerapkan manajemen pengelolaan data dan informasi sebesar 80%.
4. Persentase layanan administrasi kepegawaian sebesar 100%.
5. Persentase layanan ketatausahaan dan gaji sebesar 100%.
6. Persentase Layanan Kerumahtanggaan, pengelolaan BMN dan ULP sebesar
100%.
7. Presentase Satker yang menyusun Laporan Keuangan yang tepat waktu sesuai
dengan ketentuan sebesar 100%.
8. Persentase Satker yang menyusun Laporan Realisasi Penggunaan PNBP yang
sesuai dengan aturan yang berlaku sebesar 100%.
9. Persentase Satker yang menyusun Dokumen perbendaharaan sesuai ketentuan
yang berlaku sebesar 100%.
10. Persentase UPT yang kinerja klasifikasinya sesuai standar sebesar 100%.
11. Jumlah UPT yang memperoleh predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) sebesar
100%.
12. Jumlah rancangan peraturan perundangan-undangan Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit yang disusun sebanyak 25 rancangan.
13. Jumlah peraturan perundang-undangan Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit yang disosialisasikan sebesar 100%.
14. Persentase pengaduan masyarakat yang ditangani sebesar 100%.
15. Jumlah media informasi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
sebanyak 10 media.
8
B. Persentase Satker Pusat dan Daerah yang ditingkatkan sarana/prasarananya untuk
memenuhi standar sebesar 69%.
1. Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki aset tanah milik Kemenkes sebesar
69%.
2. Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki gedung milik Kemenkes sebesar
69%.
3. Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki alat kesehatan penunjang tupoksi
sebesar 69%.
4. Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki fasilitas pendukung perkantoran
sebesar 69%.
II. Kegiatan
Sistem penganggaran berbasis hasil (outcome) telah mulai dilaksanakan sebagaimana
yang telah diamanatkan pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003. Penerapan sistem
penganggaran berbasis hasil (outcome) ini akan diawali dengan penataan arsitektur kinerja
dalam dokumen RKA-K/L yang selanjutnya akan diikuti penguatan dan penajaman
informasi kinerja menjadi semakin jelas, relevan, dan terukur. Penyusunan kegiatan
dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya disusun mengikuti pola
penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) sebagai upaya penerapan sistem
penganggaran berbasis hasil. Output prioritas bidang pada kegiatan Dukungan
Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit antara lain 1) Dukungan manajemen eselon I; 2) Sarana prasarana
internal dan 3) Dukungan manajemen satuan kerja.
Untuk mencapai target kinerja kegiatan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya,
maka kegiatan yang akan dilakukan adalah:
a. Kegiatan Bagian Program dan Informasi yakni:
1. Penyusunan Rencana Program meliputi penyusunan bahan trilateral meeting,
Pengumpulan data dan assistensi penyusunan program, Penyusunan E
Planning., Penyusunan Petunjuk Perencanaan, Penyusunan Standar Biaya
Keluaran (SBK) dan distribusi pagu anggaran, Pembahasan dan penelahaan
usulan program, Penyusunan Renja Kementerian Lembaga, Penyusunan
Rencana Aksi Program (RAP) dan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) dan
Penyusunan Kebijakan Program.
2. Penyusunan Anggaran meliputi Penyusunan jenis dan tarif Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP), Penyusunan Ijin Penggunaan Dana Bersumber PNBP,
Pemantauan dan Asistensi Penyusunan Anggaran, Penyusunan Dokumen Revisi
9
Anggaran, Penyusunan dan Reviu RKAKL. Dan Sosialisasi rambu-rambu
penganggaran Program.
3. Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi meliputi Monitoring evaluasi pelaksanaan
program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Penyusunan Laporan Evaluasi
Kinerja dan Keuangan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. ,
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan
Perjanjian Kinerja (PK), Penyusunan Laporan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
(PHLN), Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP),
Penyusunan Laporan Pelaksanaan Program (E Monev Pengganggaran dan E
Monev Bappenas dan Laporan Tahunan), Penyusunan Profil, Pengumpulan Data
dan Informasi serta Pemantauan Pelaksanaan Program P2P di Daerah. Dan
Pembuatan Media KIE Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
b. Kegiatan Bagian Keuangan dan BMN yakni:
1. Pengelolaan Keuangan meliputi Rekonsiliasi dan Koordinasi Hibah Langsung,
Verifikasi dan Rekonsiliasi Laporan Keuangan, Monitoring data dan evaluasi
satker UPT vertikal dan dekonsentrasi, Kordinasi Penyusunan Laporan Keuangan
Lintas Sektor/Program, Rekonsiliasi dan reviu laporan keuangan UAPPA,
Supervisi Berbasis SAIBA dan asistensi penyusunan Laporan Keuangan,
Rekonsiliasi dan Kordinasi Penyusunan Realisasi PNBP Bulanan dan triwulanan
Satker, Kordinasi Lintas Sektor/Program terkait pelaporan PNBP dan manajemen
keuangan di lingkungan Ditjen P2P, Monitoring dan Evaluasi Laporan Realisasi
Penerimaan dan Penggunaan PNBP dan Pemantauan Implementasi Simponi
pada wajib bayar, Pertemuan Laporan Keuangan Komprehensif Ditjen P2P,
Peningkatan Kapasitas Penyusun Laporan Keuangan.
2. Pengelolaan Perbendaharaan meliputi Penyusunan SPIP dan updating satker
pusat, Supervisi pelaksanaan bidang keuangan dilingkungan Ditjen P2P dan
Konsolidasi pelaksanaan anggaran dan monitoring RPK/RPD.
3. Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) meliputi penyusunan sosialisasi
informasi terkait BMN, monitoring dan evaluasi pengelolaan BMN, Laporan BMN
UAPPB Laporan Keuangan Satker Pusat, UPT dan Dekonsentrasi, penghapusan
dan pemusnahan BMN, Bimbingan Teknis SIMAK, Pembinaan dan Penyelesaian
Masalah Pengelolaan BMN,.
c. Kegiatan Bagian Kepegawaian dan Umum yakni:
1. Pengelolaan Kepegawaian meliputi analisis kebutuhan dna perencanaan
kepegawaian, peningkatan kompetensi, layanan mutasi pegawai, pengisian
jabatan. Kordinasi lintas sektor dan program dan pengelolaan jabatan fungsional.
10
2. Pelayanan Umum dan Perlengkapan meliputi penyusunan NSPK persuratan dan
kearsipan, pengelolaan ketatausahaan dan persuratan elektronik, Pengelolaan
Keperluan Kedinasan/Kegiatan/Kunker/Pembinaan oleh Pimpinan Dalam Negeri.
3. Pelayanan Rumah Tangga terdiri dari penyusunan dan sosialisasi NSPK
kerumahtanggaan, kordinasi dan evaluasi belanja pegawai, monitoring logistik
belanja pegawai dan operasional kantor.
d. Kegiatan Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat
1. Pelayanan Hukum dan Kepatuhan Internal yang terdiri dari pengelolaan saran dan
pengaduan, advokasi dan pengaduan hukum, kordinasi dan fasilitasi BBTKLPP
terkait pengajuan Hak Paten TTG dengan Biro Hukor dan Kemenhumham,
menindaklanjuti aduan dengan kordinasi, klarifikasi, pengumpulan bahan dan
keterangan ke pihak terkait serta membuat telaah laporan.
2. Pelayanan humas dan protokoler meliputi fasilitasi komunikasi kehumasan,
penguatan jejaring kehumasan, penyusunan media cetak dan audiovisual,
implementasi dan evaluasi keterbukaan informasi publik.
3. Pelayanan Organisasi, Tata Laksana dan Reformasi Birokrasi meliputi evaluasi
organisasi pusat dan UPT, penataan kelembagaan, penyusunan analisa beban
kerja, penyusunan tata hubungan kerja, penyusunan bisnis proses, penyusunan
dan monitoring evaluasi SOP, penyusunan peta dan informasi jabatan, penguatan
dan pendampingan assesment penilaian satker WBK/WBBM.
III. Jejaring Kinerja
Jejaring kerja dibentuk dengan melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat,
lembaga pemerintah untuk bekerjasama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip dan
peranan masing-masing dalam Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Upaya tersebut
diwujudkan dengan membentuk jejaring, baik lintas program maupun lintas sektor.
Tujuan dari jejaring kerja ini adalah:
1. Meningkatnya komitmen pemerintah dan berbagai mitra potensial di masyarakat dalam
upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
2. Adanya sinergi dan keterpaduan dalam berbagai program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit.
3. Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan
faktor risiko penyakit.
11
BAB IV PEMANTAUAN, PENILAIAN, PELAPORAN
A. Pemantauan
Pemantauan dimaksudkan untuk mensinkronkan kembali keseluruhan proses
kegiatan agar sesuai dengan rencana yang ditetapkan dengan perbaikan segera agar dapat
dicegah kemungkinan adanya penyimpangan ataupun ketidaksesuaian yang berpotensi
mengurangi bahkan menimbulkan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Untuk itu,
pemantauan diarahkan guna mengidentifikasi jangkauan pelayanan, kualitas pengelolaan,
permasalahan yang terjadi serta dampak yang ditimbulkannya.
B. Penilaian
Penilaian rencana aksi kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya pada program pencegahan dan pengendalian penyakit bertujuan untuk menilai
keberhasilan penyelenggaraan aspek dukungan terhadap program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit di Indonesia.
Penilaian dimaksudkan untuk memberikan bobot atau nilai terhadap hasil yang dicapai
dalam keseluruhan pentahapan kegiatan, untuk proses pengambilan keputusan apakah suatu
program atau kegiatan diteruskan, dikurangi, dikembangkan atau diperkuat. Untuk itu
penilaian diarahkan guna mengkaji efektifiktas dan efisensi pengelolaan program.
Penilaian kinerja kegiatan sekretariat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
dilaksanakan berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam pencapaian
sasaran.
C. Pelaporan
Pelaporan sebagai bentuk informasi dan bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan
atau suatu kegiatan. Fakta yang disajikan merupakan bahan atau keterangan untuk informasi
yang dibutuhkan, berdasarkan keadaan sebenarnya atas suatu kegiatan atau pekerjaan.
Dalam kegiatan ini pelaporan dilakukan dalam bentuk laporanan bulanan sampai dengan
laporan tahunan.
12
BAB V
P E N U T U P
Rencana Aksi Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (RAK) P2P dalam
periode waktu 2015 – 2019 disusun untuk mejawab dan memfokuskan upaya dukungan
manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam menghadapi tantangan strategis di
masa depan. Sekaligus RAK ini merupakan acuan dalam penyusunan perencanaan,
pelaksanaan kegiatan, pemantauan dan penilaian dalam kurun waktu 5 tahun.
Diharapkan melalui penyusunan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) dukungan
manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada satuan kerja Sekretariat Direktorat
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ini, upaya dukungan manajemen
memberikan kontribusi yang bermakna dalam Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
khususnya dan umumnya pembangunan kesehatan untuk menurunkan angka kematian,
kesakitan dan kecacatan akibat penyakit serta pencapaian sasaran program berdasarkan
komitmen nasional dan internasional.
13
PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN
NO SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG JAWAB
1 2 3 5 6
1 Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
1 Persentase Satker Program P2P yang memperoleh penilaian SAKIP dengan hasil minimal AA
Kepala Bagian Program dan
Informasi
Ka. Sub Bag Informasi dan Evaluasi
2 Persentase satker pusat dan daerah yang ditingkatkan sarana/ prasarananya untuk memenuhi standar
Kepala Bagian Keuangan dan
BMN
Ka. Sub Bag Pengelolaan BMN
3 Persentase anggaran tanpa blokir pada DIPA induk
Kepala Bagian Program dan
Informasi
Ka. Sub Bag Anggaran
4 Persentase laporan program P2P terverifikasi disampaikan tepat waktu
Kepala Bagian Program dan
Informasi
Ka. Sub Bag Informasi dan Evaluasi
5 Persentase satker Proggram P2P yang menerapkan manajemen pengelolaan data dan informasi
Kepala Bagian Program dan
Informasi
Ka. Sub Bag Informasi dan Evaluasi
6 Persentase layanan administrasi kepegawaian
Kepala Bagian Kepegawaian
dan Umum
Ka. Sub Bag Kepagawaian
7 Persentase layanan ketatausahaan dan gaji
Kepala Bagian Kepegawaian
dan Umum
Ka. Sub Bag TURT
8 Persentase layanan kerumahtanggan, pengelolaan BMN dan ULP
Kepala Bagian Kepegawaian dan Umum,
Kepala Bagian Keuangan dan
BMN
Ka. Sub Bag TURT, Kasubag Pengelolaan
BMN, Kasubag Layanan Pengadaan
9 Persentase satker yang menyusun laporan keuangan yang tepat waktu dan taat dengan peraturan keuangan negara yang berlaku
Kepala Bagian Keuangan dan
BMN
Ka. Sub Bag Verifikasi dan Akuntansi
10 Persentase satker yang menyusun laporan realisasi penggunaan PNBP yang sesuai dengan peraturan yang berlaku
Kepala Bagian Keuangan dan
BMN
Ka. Sub Bag Perbendaharaan
dan Kasubag Verifikasi dan
Akuntansi
11 Persentase satker yang menyusun dokumen perbendaharaan yang transparan dan terkomputerisasi
Kepala Bagian Keuangan dan
BMN
Ka. Sub Bag Perbendaharaan
14
NO SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG JAWAB
1 2 3 5 6
12 Persentase UPT yang kinerja klasifikasinya sesuai standar
Kepala Bagian Hukum,
Organisasi dan Hubungan
Masyarakat
Ka. Sub Bag Organisasi dan Tata Laksana
13 Jumlah UPT yang diusulkan dan difasilitasi memperoleh predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK)
Kepala Bagian Hukum,
Organisasi dan Hubungan
Masyarakat
Ka. Sub Bag Organisasi dan Tata Laksana
14 Jumlah rancangan peraturan perundang-undangan Program P2P yang disusun
Kepala Bagian Hukum,
Organisasi dan Hubungan
Masyarakat
Ka. Sub Bag Peraturan Perundang-
Undangan
15 Persentase peraturan perundang-undangan Program P2P yang disosialisasikan
Kepala Bagian Hukum,
Organisasi dan Hubungan
Masyarakat
Ka. Sub Bag Peraturan Perundang-
Undangan
16 Persentase pengaduan masyarakat yang ditangani
Kepala Bagian Hukum,
Organisasi dan Hubungan
Masyarakat
Ka. Sub Bag Advokasi
Hukum dan Hubungan Masyarakat
17 Jumlah Media informasi Program P2P
Kepala Bagian Hukum,
Organisasi dan Hubungan
Masyarakat
Ka. Sub Bag Advokasi
Hukum dan Hubungan Masyarakat
18 Persentase satuan kerja UPT yang memiliki aset tanah milik Kemenkes
Kepala Bagian Keuangan dan
BMN
Ka. Sub Bag Pengelolaan BMN
19 Persentase satuan kerja UPT yang memiliki gedung milik Kemenkes
Kepala Bagian Keuangan dan
BMN
Ka. Sub Bag Pengelolaan BMN
20 Persentase satuan kerja UPT yang memiliki alat kesehatan penunjang tupoksi
Kepala Bagian Keuangan dan
BMN
Ka. Sub Bag Pengelolaan BMN
21 Persentase satuan kerja UPT yang memiliki fasilitas pendukung perkantoran
Kepala Bagian Keuangan dan
BMN
Ka. Sub Bag Pengelolaan BMN
MATRIKS RENCANA AKSI KEGIATAN
TAHUN 2015 – 2019
NO INDIKATOR KINERJA DEFENISI OPERASIONAL
CARA PERHITUNGAN TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
1 Persentase Satker Program P2P yang memperoleh penilaian SAKIP dengan hasil minimal AA
Persentase Satker Program P2P yang memperoleh penilaian SAKIP dengan hasil minimal AA adalah jumlah satker Program P2P yang memperoleh penilaian SAKIP dengan hasil minimal AA dalam kurun waktu satu tahun.
(Jumlah satker Program P2P yang memperoleh penilaian SAKIP dengan hasil minimal AA tahun sebelumnya/Jumlah seluruh satker Program P2P) X 100%
35 40 55 70 85
2 Persentase Satker Pusat dan Daerah yang ditingkatkan sarana/prasarananya untuk memenuhi standar
Satker Pusat dan Daerah yang membeli sarana/prasarana berupa tanah, gedung, peralatan kesehatan penunjang tupoksi, peralatan penunjang perkantoran sejak tahun 2015.
(Jumlah satker Pusat dan Daerah yang ditingkatkan sarana/prasarananya sejak tahun 2015/Jumlah seluruh satker Pusat dan Daerah) X 100%
50 55 60 64 69
3 Persentase anggaran tanpa blokir pada DIPA induk
Jumlah anggaran selain yang diberikan catatan pada halaman IV DIPA Induk pada pada penerbitan DIPA awal.
(Jumlah anggaran yang tidak di blokir/Jumlah seluruh anggaran pada DIPA induk) X 100%
80 100 100 100 100
4 Persentase laporan program Ditjen P2P terverifikasi disampaikan tepat waktu
Laporan program Ditjen P2P secara periodik bulanan/ triwulanan /semesteran/ tahunan yang terverifikasi dan disampaikan tepat waktu.
(Jumlah laporan rutin ditahun berjalan yang terverifikasi dan disampaikan tepat waktu/ Jumlah laporan rutin ditahun yang sama) X 100%
90 90 90 90 90
NO INDIKATOR KINERJA DEFENISI OPERASIONAL
CARA PERHITUNGAN TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
5 Persentase Satker Program P2P yang menerapkan manajemen pengelolaan data dan informasi
Penerapan manajemen pengelolaan data dan informasi adalah satuan kerja kantor pusat, kantor daerah (UPT) dan dekonsentrasi yang telah memiliki tim pengelola data dan menerapkan aplikasi data yang mutakhir dan terpublikasi sekurang - kurangnya pada aplikasi e monev Bappenas, e monev DJA dan e performance
(Jumlah satker kantor pusat, kantor daerah (UPT) dan dekonsentrasi yang telah melaksanakan sekurang-kurangnya 3 penerapan aplikasi manajemen pengelolaan data dan informasi/Jumlah seluruh satker kantor pusat, kantor daerah (UPT) dan dekonsentrasi di tahun yang sama) X 100%
50 60 70 80 90
6 Persentase layanan administrasi kepegawaian
Jumlah layanan administrasi kepegawaian yang terlaksana pada tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah layanan administrasi kepegawaian yang diusulkan yang meliputi urusan analisis kebutuhan dan perencanaan pegawai, mutasi pegawai, pengisian jabatan, dan pengelolaan jabatan fungsional.
(Jumlah layanan administrasi kepegawaian yang terlaksana/Jumlah layanan administrasi kepegawaian yang diusulkan) X 100%
100 100 100 100 100
7 Persentase layanan ketatausahaan dan gaji
Persentase perbandingan antara capaian kinerja layanan ketatausahaan dan gaji yang direalisasikan dengan capaian kinerja layanan ketatausahaan dan kerumahtanggaan yang direncanakan.
(Jumlah layanan ketatausahaan dan gaji yang dilaksanakan dalam satu tahun/Jumlah layanan ketatausahaan dan gaji yang direncanakan dalam satu tahun) X 100%
100 100 100 100 100
NO INDIKATOR KINERJA DEFENISI OPERASIONAL
CARA PERHITUNGAN TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
8 Persentase Layanan Kerumahtanggaan, pengelolaan BMN dan ULP
1. Persentase layanan kerumahtanggaan adalah persentase perbandingan antara capaian kinerja yang direncanakan dengan capaian kinerja yang direalisasikan subbag rumah tangga.
2. Persentase pengelolaan BMN adalah jumlah laporan BMN tepat waktu dan taat pada peraturan negara dibandingkan dengan jumlah seluruh laporan BMN
3. Persentase layanan Unit Layanan Pengadaan (ULP) adalah jumlah penyelesaian proses pemilihan penyedia Barang dan Jasa yang diproses Unit Layanan Pengadaan Ditjen P2P sampai ditetapkan penyedia barang dan jasa dibagi Jumlah semua pengadaan barang dan jasa yang diajukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker Pusat dan UPT di lingkungan Ditjen P2P kepada Kepala Unit Layanan Pengadaan (ULP) dalam kurun waktu 1 tahun.
(Jumlah layanan kerumahtanggaan, pengelolaan BMN dan ULP yang dilaksanakan dalam satu tahun/Jumlah layanan kerumahtanggaan, pengelolaan BMN dan ULP yang direncanakan dalam satu tahun) X 100%
100 100 100 100 100
NO INDIKATOR KINERJA DEFENISI OPERASIONAL
CARA PERHITUNGAN TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
9 Presentase Satker yang menyusun Laporan Keuangan yang tepat waktu dan taat dengan peraturan Keuangan Negara yang berlaku
Tersusunnya laporan keuangan tingkat Eselon 1 yang berkualitas dengan memenuhi karakteritik kualitatif yakni laporan keuangan yang disusun sudah memenuhi unsur-unsur antara lain relevan, andal, dapat dibandingkan dengan laporan keuangan sebelumnya dan dapat dipahami oleh pengguna.
(Jumlah satker yang melaporkan Laporan Keuangan tepat waktu/Jumlah seluruh satker yang melaporkan Laporan Keuangan) X 100%
100 100 100 100 100
10 Persentase Satker yang menyusun Laporan Realisasi Penggunaan PNBP yang sesuai dengan aturan yang berlaku
Jumlah satker UPT yang menyusun dan menyampaikan laporan realisasi penggunaan PNBP dibagi dengan jumlah seluruh satker UPT. Jumlah Satker UPT yang menyusun dan menyampaikan laporan realisasi PNBP sebanyak 49 KKP dan 10 BBTKLPP.
(Jumlah satker UPT yang menyusun dan menyampaikan Laporan Realisasi Penggunaan PNBP/Jumlah seluruh satker UPT) X 100%
100 100 100 100 100
11 Persentase Satker yang menyusun Dokumen perbendaharaan yang transparan dan terkomputerisasi
Tersusunnya dokumen perbendaharaan yang terdiri dari Laporan Pertanggungjawaban Bendahara (LPJ), Dokumen Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) dan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang dikelola oleh Satuan Kerja UPT Ditjen P2P secara transparan dan terkomputerisasi
(Jumlah satker Pusat dan Daerah yang telah mengirimkan dokumen perbendaharaan /Jumlah seluruh satker Pusat dan Daerah) X 100%
100 100 100 100 100
NO INDIKATOR KINERJA DEFENISI OPERASIONAL
CARA PERHITUNGAN TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
12 Persentase UPT yang kinerja klasifikasinya sesuai standar
Jumlah UPT yang memperoleh kinerja klasifikasi sesuai standar dan diatas standar
(Jumlah UPT yang memperoleh kinerja klasifikasi sesuai standar dan diatas standar/Jumlah seluruh UPT) X 100%
60 70 80 90 100
13 Jumlah UPT yang diusulkan dan difasilitasi memperoleh predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK)
Jumlah KKP dan BTKLPP yang diusulkan oleh Ditjen P2P dan difasilitasi melalui pelaksanaan sosialisasi, pembinaan teknis,dan pra assessment untuk mendapatkan nilai total (pengungkit dan hasil) minimal 75, memiliki nilai komponen hasil “Terwujudnya Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN” minimal 18, dengan nilai sub komponen Survei Persepsi Anti Korupsi minimal 13,5 dan sub komponen Persentasi TLHP minimal 3,5.
Jumlah UPT yang diusulkan dan difasilitasi memperoleh predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK)
6 10 10 10 10
14 Jumlah rancangan peraturan perundangan-undangan Program P2P yang disusun
Jumlah rancangan peraturan perundang-undangan Program P2P yang disusun, dibahas dan/atau direviu meliputi RUU, RPP, Rancangan Perpres, dan Rancangan Permenkes selama satu tahun.
Jumlah dokumen rancangan peraturan perundang-undangan yang disusun dalam 1 tahun anggaran
25 25 25 25 25
NO INDIKATOR KINERJA DEFENISI OPERASIONAL
CARA PERHITUNGAN TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
15 Persentase peraturan perundang-undangan Program P2P yang disosialisasikan
Jumlah peraturan perundang-undangan Program P2P, meliputi; UU, PP, Perpres, dan Permenkes yang dipublikasikan, didesiminasikan, dan/atau disosialisasikan kepada satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan, lintas program dan lintas sektor selama satu tahun.
(Jumlah Peraturan Perundang-Undangan Program P2P yang disosialisasikan dalam satu tahun/Jumlah target Peraturan Perundang-Undangan Program P2P yang disosialisasikan dalam satu tahun) X 100%
100 100 100 100 100
16 Persentase pengaduan masyarakat yang ditangani
Jumlah pengaduan masyarakat ke Ditjen P2P melalui surat pengaduan resmi dari masyarakat dalam satu tahun.
(Jumlah pengaduan masyarakat ke Ditjen P2P melalui pengaduan resmi dari masyarakat yang ditangani/Jumlah seluruh pengaduan masyarakat ke Ditjen P2P melalui pengaduan resmi) X 100%
60 70 80 90 100
17 Jumlah media informasi Program P2P
Jumlah absolut media informasi Ditjen P2P yang meliputi newsletter, warta, jurnal, media audio visual, banner elektrik, kaleidoskop, infografis yang diterbitkan dalam satu tahun.
Jumlah media informasi Ditjen P2P yang meliputi newsletter, warta, jurnal dan media audio visual yang diterbitkan dalam satu tahun
8 8 10 10 80
18 Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki aset tanah milik Kemenkes
Jumlah satker UPT yang memiliki tanah milik Kemenkes sebagai kantor sampai tahun 2019 melalui salah satu transaksi pembelian, hibah, transfer masuk dari pihak lain sesuai kewenangannya.
(Jumlah satker UPT yang memiliki tanah milik Kemenkes sampai tahun 2016/ Jumlah seluruh satker UPT) X 100%
50 55 60 64 69
NO INDIKATOR KINERJA DEFENISI OPERASIONAL
CARA PERHITUNGAN TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
19 Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki gedung milik Kemenkes
Jumlah satker UPT yang memiliki bangunan milik Kemenkes sebagai kantor sampai tahun 2019 melalui salah satu transaksi pembelian, hibah, transfer masuk dari pihak lain sesuai kewenangannya.
(Jumlah satker UPT yang memiliki gedung milik Kemenkes/Jumlah seluruh satker UPT) X 100%
50 55 60 64 69
20 Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki alat kesehatan penunjang tupoksi
Jumlah satker UPT yang memiliki minimal 80% alat kesehatan penunjang tupoksi sampai dengan tahun 2019
(Jumlah satker UPT yang memiliki alat kesehatan penunjang tupoksi sampai dengan tahun 2016/Jumlah seluruh satker UPT) X 100%
50 55 60 64 69
21 Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki fasilitas pendukung perkantoran
Jumlah satker UPT yang memiliki fasilitas penunjang perkantoran sampai dengan tahun 2019
(Jumlah satker UPT yang memiliki fasilitas pendukung perkantoran sampai tahun 2016/Jumlah seluruh satker UPT) X 100%
50 55 60 64 69
Sesditjen P2P,
dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan, MHA NIP. 195912131985121002