reklamasi pantai

10
Agar mendapatkan lahan, maka kota-kota besar menengok daerah yang selama ini terlupakan, yaitu pantai (coastal zone) yang umumnya memiliki kualitas lingkungan hidup rendah. Fenomena ini bukan saja dialami di Indonesia, tapi juga dialami negara-negara maju, sehingga daerah pantai menjadi perhatian dan tumpuan harapan dalam menyelesaikan penyediaan hunian penduduk perkotaan. Penyediaan lahan di wilayah pesisir dilakukan dengan memanfaatkan lahan atau habitat yang sudah ada, seperti perairan pantai, lahan basah, pantai berlumpur dan lain sebagainya yang dianggap kurang bernilai secara ekonomi dan lingkungan sehingga dibentuk menjadi lahan lain yang dapat memberikan keuntungan secara ekonomi dan lingkungan atau dikenal dengan reklamasi. Gambar 1. Skema Batas Wilayah Pesisir Reklamasi Reklamasi lahan adalah proses pembentukan lahan baru di pesisir atau bantaran sungai. Sesuai dengan definisinya, tujuan utama reklamasi adalah menjadikan kawasan berair yang rusak atau tak berguna menjadi lebih baik dan bermanfaat. Kawasan baru tersebut

Upload: dila-anandatri

Post on 04-Aug-2015

293 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: reklamasi pantai

Agar mendapatkan lahan, maka kota-kota besar menengok daerah yang selama ini terlupakan,

yaitu pantai (coastal zone) yang umumnya memiliki kualitas lingkungan hidup rendah.

Fenomena ini bukan saja dialami di Indonesia, tapi juga dialami negara-negara maju, sehingga

daerah pantai menjadi perhatian dan tumpuan harapan dalam menyelesaikan penyediaan hunian

penduduk perkotaan. Penyediaan lahan di wilayah pesisir dilakukan dengan memanfaatkan lahan

atau habitat yang sudah ada, seperti perairan pantai, lahan basah, pantai berlumpur dan lain

sebagainya yang dianggap kurang bernilai secara ekonomi dan lingkungan sehingga dibentuk

menjadi lahan lain yang dapat memberikan keuntungan secara ekonomi dan lingkungan atau

dikenal dengan reklamasi.

Gambar 1. Skema Batas Wilayah Pesisir

Reklamasi

Reklamasi lahan adalah proses pembentukan lahan baru di pesisir atau bantaran sungai. Sesuai

dengan definisinya, tujuan utama reklamasi adalah menjadikan kawasan berair yang rusak atau

tak berguna menjadi lebih baik dan bermanfaat. Kawasan baru tersebut biasanya dimanfaatkan

untuk kawasan permukiman, perindustrian, bisnis dan pertokoan, pelabuhan udara, perkotaan,

pertanian, serta objek wisata.

Dalam teori perencanaan kota, reklamasi pantai merupakan salah satu langkah pemekaran kota.

Biasanya reklamasi dilakukan oleh negara atau kota besar dengan laju pertumbuhan dan

kebutuhan lahannya meningkat pesat, tetapi mengalami kendala keterbatasan lahan. Kondisi ini

tidak lagi memungkinkan untuk melakukan pemekaran ke daratan, sehingga diperlukan daratan

Page 2: reklamasi pantai

baru. Alternatif lainnya berbentuk pemekaran vertikal dengan membangun gedung-gedung

pencakar langit dan rumah-rumah susun.

Secara umum bentuk reklamasi ada dua, yaitu reklamasi menempel pantai dan reklamasi lahan

terpisah dari pantai daratan induk. Cara pelaksanaan reklamasi sangat tergantung dari sistem

yang digunakan. Menurut Buku Pedoman Reklamasi di Wilayah Pesisir (2005) dibedakan atas 4

sistem, yaitu :

Sistem Timbunan

Reklamasi dilakukan dengan cara menimbun perairan pantai sampai muka lahan berada di

atas muka air laut tinggi (high water level).

Sistem Polder

Reklamasi dilakukan dengan cara mengeringkan perairan yang akan direklamasi dengan

memompa air yang berada didalam tanggul kedap air untuk dibuang keluar dari daerah lahan

reklamasi.

Sistem Kombinasi antara Polder dan Timbunan

Reklamasi ini merupakan gabungan sistem polder dan sistem timbunan, yaitu setelah lahan

diperoleh dengan metode pemompaan, lalu lahan tersebut ditimbun sampai ketinggian

tertentu sehingga perbedaan elevasi antara lahan reklamasi dan muka air laut tidak besar.

Sistem Drainase

Reklamasi sistem ini dipakai untuk wilayah pesisir yang datar dan relatif rendah dari wilayah

di sekitarnya tetapi elevasi muka tanahnya masih lebih tinggi dari elevasi muka air laut.

Sistem timbunan cocok dilakukan pada daerah tropis yang mempunyai curah hujan yang sangat

tinggi dan metode ini yang paling popular di Indonesia. Sistem polder dilakukan pada lokasi

dengan kondisi drainase yang baik. Reklamasi sistem polder kurang cocok untuk daerah yang

mempunyai curah hujan yang sangat tinggi seperti di Indonesia

Reklamasi di Cao Fe Dian, Tian Jin – Cina

Cao Fe Dian merupakan satu kawasan di pantai timur Beijing yang mengalami pertumbuhan

cukup pesat. Berada pada posisi pesisir timur negara Cina atau di pantai barat laut Kuning. Laut

Kuning menjadi kawasan perairan yang berkembang karena meningkatkannya aktivitas

transportasi dan kegiatan ekonomi yang terjadi pada sisi-sisi pantainya (pantai barat : daratan dan

Page 3: reklamasi pantai

pantai timur Cina), sehingga menjadi sebuah kawasan yang mendunia karena intensitas

perkembangan kegiatan ekonominya.

Penyelenggaraan reklamasi di kawasan Cao Fe Dian, Tian Jin dinilai strategis karena selain

sebagai perluasan daratan yang ada, juga dinilai akan mampu bersaing dalam perkembangan

kawasan Asia Pasifik.

Reklamasi di Cina diprioritaskan di pantai timur Tian Jin sebagai pengganti lokasi Kawasan

Industri di Beijing. Pemerintah Cina ingin sukses dalam penyelenggaraan Olimpiade Beijing

2008, sehingga dilakukan pengaturan kembali (bahkan relokasi) kawasan-kawasan yang dinilai

mengganggu transportasi dan potensial menimbulkan polusi. Pada sisi lain, pengaturan ruang

yang lebih efisien (kompak). Kebijakan pengaturan ruang pada kawasan-kawasan tertentu

menjadi bagian dari upaya menyukseskan Olimpiade Beijing 2008.

Pemindahan ke pantai dengan mereklamasi, sekaligus pembuatan kawasan industri, berikat,

pelabuhan dan FTZnya, sehinga pemindahan ini juga akan memberikan nilai ekonomis. Total

luas reklamasi sekitar 2.000 hektar, termasuk untuk seluruh kegiatan tersebut. Hal-hal yang

menonjol dari penyelenggaraan reklamasi di Cina adalah :

1. Reklamasi dilakukan berdasar perencanaan yang matang, sistimatis, dan jelas pentahapan

pembangunannya.

2. Dukungan studi dari berbagai bidang kajian : sosial, ekonomi, budaya, teknis, lingkungan,

dan lain-lain, agar tidak menimbulkan konflik berbagai kepentingan.

3. Pembangunan elemen-elemen pembentuk ruang yang memiliki daya tarik kuat diprioritaskan

pembangunannya, seperti kawasan pelabuhan dengan fasilitasnya, jalan raya, jaringan listrik,

jalur kereta api, apartemen, dan lain sebagainya.

4. Teknik pelaksanaannya terkesan sederhana dan efisien, karena menggunakan sistem polder

dan pengurugan, menggunakan material pasir dari perairan laut setempat (dipindahkan dari

sebelahnya, dengan demikian ada bagian (“pergerakan”) yang dalam dan ada

pengurangan/pengisian).

Page 4: reklamasi pantai

5. Pemanfaatan ruang hasil reklamasi diutamakan sebagai kawasan industri, pelabuhan,

kawasan berikat, FTZ, dan permukiman dengan berbagai fasilitasnya.

Kawasan yang sedang dalam proses reklamasi

Kegiatan pengisian pasir di area yang akan dijadikan daratan

Saluran pembuangan air dalam proses pengeringan lahan reklamasi

Reklamasi di Song Do – Korea Selatan

Song Do terletak di pantai barat semenanjung Korea, di tepi sebelah timur laut Kuning, pada

posisi yang nyaris berhadapan dengan kawasan reklamasi Cina, Cao Fe Dian, Tian Jin. Posisi ini

Page 5: reklamasi pantai

strategis karena berada pada jalur sibuk dan zona pertumbuhan yang sedang berkembang, tidak

hanya untuk Korea dan sekitarnya saja, akan tetapi kawasan Asia-Pasifik.

Lokasi reklamasi ini berdampingan (dipisahkan oleh perairan teluk) dengan lokasi Bandara

Inchion, salah satu bandara internasional di Korea Selatan, yang terus berbenah. Lokasi

reklamasi di Song Do ini memiliki luas keseluruhan 38.000 hektar, dan dibagi kedalam 3 (tiga)

zona, yaitu :

1. Song Do untuk resort area, perkantoran, perhotelan, dan permukiman, seluas : 24.000 hektar

2. Bandar Udara Internasional Incheon, seluas : 4.000 hektar

3. Kawasan industri dan Free Trade Zone (IDFTZ), seluas : 10.000 hektar.

Peta rencana reklamasi di korea selatan

Lahan reklamasi yang belum dimanfaatkan

Hal-hal yang menonjol dari penyelenggaraan reklamasi di Korea Selatan ini adalah :

1. Reklamasi ini dilakukan dalam skala besar (sebagai Kota Baru) dengan berdasar pada

perencanaan yang matang, sistimatis, jelas pentahapan pembangunannya, informatif karena

ditampilkan dalam bentuk maket.

Page 6: reklamasi pantai

2. Dukungan studi dari berbagai bidang kajian : sosial, ekonomi, budaya, teknis, lingkungan,

dan lain-lain, agar tidak menimbulkan konflik berbagai kepentingan.

3. Pembangunan elemen-elemen pembentuk ruang yang memiliki daya tarik kuat diprioritaskan

pembangunannya, seperti kawasan pelabuhan dengan fasilitasnya, jalan raya, jaringan listrik,

jalur kereta api yang langsung ke Bandara internasional Inchion, apartemen, dan lain

sebagainya.

4. Teknik pelaksanaannya terkesan sederhana dan efisien, karena menggunakan sistem polder

dan pengurugan menggunakan material berupa pasir dari perairan laut setempat

5. Pemanfaatan ruang hasil reklamasi antara lain sebagai area perkantoran, pendidikan, industri,

pelabuhan, permukiman penduduk dengan berbagai fasilitasnya.

Reklamasi di Pantai Utara Jakarta

Reklamasi tidak hanya dilakukan di luar negeri, namun juga di Indonesia, salah satunya di Pantai

Utara Jakarta. Proyek reklamasi dan revitalisasi yang dikembangkan oleh Pemda DKI terhadap

kawasan itu bermaksud untuk membangun kawasan tersebut menjadi daerah kawasan aktifitas

bisnis dan perekonomian maupun pemukiman elit. Dengan prakarsa itu juga Pemda DKI dan

beberapa perusahaan mitra kerjanya ingin mengubah predikat Jakarta pada sebutan Water front

City. Hal ini akan secara menyeluruh mengubah daerah tersebut dari keadaannya yang kumuh

dan ditempati oleh masyarakat menengah kebawah kepada kawasan elit yang menurut Pemda

sebagai solusi untuk menekan laju petumbuhan penduduk sekitar 2,7% per tahun dan untuk

mengatasi kesulitan penyediaan ruang untuk mengatasi perubahan-perubahan tersebut.

Pantura Jakarta adalah kawasan yang meliputi teluk Jakarta yang terletak di sebelah utara kota

Jakarta, pada umumnya merupakan perairan dangkal yang memiliki kedalaman rata-rata 15

meter dengan luas sekitar 514 KM2. Teluk ini merupakan muara 13 sungai yang melintasi

kawasan metropolitan Jakarta dan daerah penyangga Bodetabek yang berpenduduk sekitar 20

juta jiwa.

Salah satu tujuan reklamsi ini untuk menekan laju pertumbuhan, dimana tempat yang baru

tersebut akan dijadikan pemukiman yang mampu menampung sekitar 1,5 juta penduduk Jakarta.

Namun permasalahan yang timbul kemudian adalah kondisi topografi yang landai dari muara ke

Page 7: reklamasi pantai

teluk Jakarta dan panjangnya aliran sungai akan menjadikan aliran lambat sehingga mudah

terjadi banjir. Oleh karena itu, reklamasi teluk Jakarta harus sangat memperhatikan persyaratan

teknisnya.

Selain Undang-undang dan Pedoman yang ada, rencana penyelenggaraan reklamasi di Jakarta

juga mendapat dukungan aspek legal berupa Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2008

tentang Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur (Jabodetabekpunjur)

yang di dalamnya memperbolehkan mengadakan kegiatan reklamasi dengan persyaratan yang

ketat. Perpres tersebut juga menyebutkan beberapa persyaratan dalam reklamasi, antara lain

yaitu:

1. Bukan merupakan lahan rawa,

2. Merupakan zona perairan pantai yang memiliki potensi reklamasi

3. Koefisien terbangun paling tinggi 45%

4. Jarak dari titik surut terendah sekurang-kurangnya 200-300 meter, dan sampai dengan garis

yang menghubungkan titik-titik terluar yang menunjukkan kedalaman laut 8 (delapan) meter

5. Rencana reklamasi telah melalui proses kajian mendalam dan komprehensif setelah

mendapat rekomendasi dari ketua badan yang tugas dan fungsinya mengkoordinasikan

penataan ruang nasional (BKPRN)