rekayasa optik pandu gelombang planar

46
PANDU GELOMBANG PLANAR Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran Syahrul Fitriyad

Upload: harry-ramza

Post on 29-Dec-2015

167 views

Category:

Documents


42 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

PANDU GELOMBANG PLANAR

Jurusan FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas PadjadjaranSyahrul Fitriyadi

Page 2: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

PENDAHULUAN

Ada tiga hukum dasar tentang pemantulan dan pembiasan yang berbunyi:1. Sinar datang, sinar pantul, dan sinar bias

membentuk satu bidang (yang disebut dengan bidang datang atau bidang kejadian), yang arahnya tegak lurus terhadap bidang batas kedua medium.

2. Sudut sinar terpantul (yang kemudian disebut dengan sudut pantul) nilainya sama dengan sudut datang, dan dinyatakan secara matematis dengan = Hukum ini disebut juga dengan hukum refleksi.

3. Indeks bias medium pertama kali sinus sudut datang sama dengan indeks bias medium ke-dua kali sinus sudut bias =. Pernyataan ini disebut dengan hukum refleksi atau Hukum Snell.

Page 3: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

SUDUT KRITIS

Sedangkan sudut kritis terjadi bila sudut bias berkas cahaya yang ditransmisikan , yang berarti bahwa bila sudut datang sama dengan sudut kritis maka tidak ada berkas cahaya yang ditransmisikan/diteruskan. Sudut kritis hanya didapatkan bila indeks bias medium pertama lebih besar dibanding medium ke-dua.)

Page 4: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

PANDU GELOMBANG

Pemanduan gelombang dalam pandu gelombang didasarkan pada fenomena pemantulan dalam total (TIR) dengan sudut datang lebih besar sama dengan sudut kritis ).

Page 5: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar
Page 6: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

PANDU GELOMBANG PLANAR

Pandu gelombang planar merupakan struktur dasar pada IO karena berfungsi sebagai optoboard tempat dibangunnya komponen IO. Ada beberapa divais optik nonlinear (ONL) yang dibuat berbasiskan pandu gelombang planar diantaranya optical switching. Keberhasilan pembuatan divais tersebut sangatlah bergantung pada kinerja dari pandu gelombang planar yang dibuat.

Page 7: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

Pandu gelombang planar terdiri dari film tipis (indeks bias ) yang terletak di antara substrat ) dan selubung/cladding () yang berupa udara. Agar gelombang dapat berpropagasi di dalam pandu gelombang tersebut maka > > . Kualitas pandu gelombang digambarkan dengan besarnya loss (atenuasi) yang menyatakan jumlah gelombang yang bocor saat disalurkan melalui pandu gelombang.

Page 8: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

Teknologi untuk mentransmisikan cahaya saat ini menggunakan pandu gelombang. Pandu gelombang mempunyai peranan penting dalam teknologi komunikasi dan fabrikasi piranti-piranti optik dan optoelektronik memerlukan confinement cahaya. Konsep dasar dari confinement cahaya cukup sederhana. Suatu medium dengan indeks bias tertentu disisipkan dalam suatu medium yang mempunyai indeks bias lebih rendah, sehingga akan bertindak sebagai perangkap cahaya (trap). Pandu gelombang dapat berupa papah (slab), strip atau fiber, seperti yang diilustrasikan dalam Gb. 4.1.

Page 9: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

Optik terintegrasi adalah teknologi terintegrasi dari berbagai piranti dan komponen optik untuk pembangkitan, pemfokusan, pemisahan, penggabungan, isolasi, polarisasi, penggandengan (coupling), switching, modulasi dan pendeteksian cahaya, dalam satu substrat tunggal (chip).

Page 10: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

Gambar 4.2. Contoh dari pirantik optik terintegrasi yang digunakan sebagai transmitter dan receiver optik. Cahaya yang diterima dikopling ke dalam pandu gelombang dan diarahkan ke dalan fotodioda untuk dideteksi. Cahaya dari laser dipandu, dimodulasi dan dikopling ke dalam suatu serat optik.

Page 11: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

Dalam optik terintegrasi, ada dua jenis pandu gelombang: pandu gelombang logam dielektrikPerbedaan antara kedua pandu gelobang tersebut adalah bahwa pada batas suatu pandu gelombang logam, medan harus sama dengan nol, namun pada pandu gelombang dielektrik, medan akan berpenetrasi ke dalam selubung dengan indeks bias yang lebih rendah.

Page 12: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

PANDU GELOMBANG LOGAM

Pandang suatu pandu gelombang yang terbuat dari dua buah cermin planar sejajar yang panjangnya tak hingga (lihat Gb. 4.3). Cermin-cermin tersebut terpisah oleh jarak d dan diasumsikan ideal, yaitu memantulkan cahaya tanpa kerugian (loss).

Page 13: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

MODUS-MODUS PANDU GELOMBANG

Panjang suatu gelombang bidang monokromatik TEM dengan panjang gelombang /n, bilangan gelombang dan kecepatan fasa c = /n, dimana n adalah indeks bias medium diantara cermin-cermin. Kondisi konsistensi diri (self-consistency) memerlukan bahwa gelombang gelombang memantul dua kali dan mereproduksi dirinya sendiri (lihat Gb. 4.4), sehingga ada dua gelombang bidang yang dapat dibedakan. Medan-medan yang memenuhi kondisi ini disebut eigenmoduss atau modus dari pandu gelombang.

Page 14: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

Gambar 4.4. Kondisi konsistensi diri; suatu gelombang memantul dua kali dan menduplikasi dirinya sendiri.

Page 15: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

Secara grafik, pada Gb. 4.4, fasa dapat diungkapkan sebagai:

dimana N = 0, 1, 2, …Karena = 2d sin θ, maka:

dimana m= 1, 2, … Sudut θ suatu modus dapat ditulis sebagai:

Persamaan 4.3, dapat diilustrasikan dalam Gb. 4.5(atas). Karena komponen-y (komponen transversal) dari konstanta perambatan adalah , maka ia dapat dikuantisasi menjadi nilai:

Page 16: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

KONSTANTA PERAMBATAN

Komponen-z dari konstanta perambatan, , dimana gelombang bidang dengan exp(-iz), maka konstanta perambatan . Nilai dapat dikuantisasi sebagai:

Modus dengan orde yang lebih tinggi menjalar dengan konstanta perambatan yang lebih kecil. Nilai-nilai , untuk berbagai modus diilustrasikan dalam Gambar 4.5

Page 17: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

Gambar 4.5. Sudut-sudut dan komponen vektor gelombang dari modus suatu pandu gelombang planar logam (ditunjukkan oleh titik-titik). Komponen transversal adalah terpisah oleh π/d, namun sudut dan konstanta perambatan tidak terpisah dengan jarak yang sama. Modus m=1 mempunyai sudut yang paling kecil dan konstanta perambatan yang paling besar.

Page 18: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

DISTRIBUSI MEDAN

Distribusi medan dapat diungkapkan oleh:

Dimana (y) didefinisikan sebagai:

= adalah amplitudo modus m.

Page 19: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

Masing-masing modus dipandang sebagai gelombang berdiri dalam arah-y yang merambat dalam arah-z. Karena kita berasumsi bahwa gelombang bidang TEM adalah terpolarisasi dalam arah-x, medan listrik total juga dalam arah-x, maka gelombang terpandu disebut gelombang TE (Transver Electric).

Page 20: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

Gambar 4.6 . Distribusi medan dari modus-modus atau pandu gelombang planar logam.

Page 21: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

JUMLAH MODUSJumlah modus didefinisikan sebagai:

Karena nilai maksimum adalah pada maka jumlah maksimum modus adalah:

Page 22: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

KECEPATAN GRUP

Suatu pulsa cahaya mempunyai frekuensi sudut ω dan konstanta perambatan β menjalar dengan kecepatan grup ϑ = dω/dβ. Hubungan antara dalam persamaan dan dikenal sebagai hubungan dispersi (dispersion relation). Kecepatan grup suatu modus m adalah:= c cos Sehingga modus yang berbeda mempunyai kecepatan grup yang berbeda. Modus dengan orde yang lebih tinggi menjalar dengan kecepatan grup yang lebih kecil, karena modus tersebut diperlambat dengan lintasan cahaya yang lebih panjang.

Page 23: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

MODUS TMModus yang telah kita bahas sejauh ini adalah modus TE (medan listrik dalam arah-x). Modus TM (medan magnet dalam arah-x) juga dapat disupport olah pandu gelombang logam/cermin. Sudut-sudut θ, komponen vektor gelombang transversla , dan konstanta perambatan β untuk modus TM adalah identik dengan modus TE. Jumlah modus yang dapat disupport oleh pandu gelombang adalah M= 2d/λ.

Page 24: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

Komponen-komponen medan listrik dalam arah-z ditunjukkan oleh:

Dan komponen-komponen medan listrik dalam arah-y adalah:

Page 25: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

PANDU GELOMBANG PLANAR DIELEKTRIK

Pandu gelombang planar dielektrik adalah suatu bahan dielektrik papah (slab) yang dikelilingi oleh bahan-bahan dengan indeks bias rendah. Cahaya akan dipandu ke dalam pandu gelombang dengan prinsip pemantulan sempurna (total internal reflection). Bagian-bagian dalam disebut core, sedangkan bagian luar disebut selubung (cladding) dari pandu gelombang.

Page 26: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar
Page 27: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

Pandu gelombang planar dielektrik mempunyai tiga perbedaan bila dibandingkan dengan pandu gelombang planar logam:a. Mempunyai sudut kritis untuk pemantulan

sempurna. Sudut ini didefinisikan sebagai /). b. Terdapat suatu fasa pada refleksi pada

medium dengan indeks bias lebih tinggi yang berubah antara 0 dan π/2. perubahan fasa untuk polarisasi TE (transverse Electric) didefinisikan sebagai:

c. Medan diperbolehkan untuk berpenetrasi ke dalam selubung pandu gelombang.

Page 28: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

MODUS-MODUS PANDU GELOMBANG

Dengan menggunakan kondisi konsistensi diri (self-consistency) seperti dalam persamaan

maka diperoleh:

dimana m= 0,1,2,… atau bila diungkapkan dalam bentuk perubahan fasa:

Page 29: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

maka perubahan fasa untuk polarisasi TE menjadi:

Solusinya akan menghasilkan sudut-sudut modus yang diilustrasikan dalam Gambar 4.8.

Page 30: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar
Page 31: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

Komponen-komponen z adalah konstanta-konstanta perambatan:

Karena cos terletak antara 1 dan cos / maka terletak antara dan sebagaimana diilustraikan dalam Gambar 4.9.

Page 32: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar
Page 33: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

JUMLAH MODUS

Jumlah modus adalah dibatasi oleh sudut kritis dari pemantulan sempurna dan didefinisikan sebagai:

Jumlah modus dapat juga diungkapkan sebagai fungsi dari frekuensi yang diilustraikan dalam Gambar 4.10.

Page 34: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

M bertambah 1 bila frekuensi ν meningkat sebesar (/2d)/NA, dimana adalah kecepatan cahaya. Ungkapan identik untuk jumlah modus TM dapat diturunkan dengan cara yang sama.

Page 35: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

DISTRIBUSI MEDAN

Amplitudo kompleks dari medan listrik di dalam pandu gelombang adalah (y,z) = (y) exp(-iz), di mana konstanta perambatan cos dan adalah amplitudo. Fungsi (y) didefinisikan sebagai:

dengan λ=/. Walaupun medan ini harmonik, namun ia tidak nol pada batas papah (slab).

Page 36: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

KECEPATAN GRUP

Kecepatan grup untuk masing-masing modus ditentukan dengan substitusi ke dalam pers dan maka diperoleh:

Karena cos θ = β/ω dan cos = /=/, maka:

Page 37: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

PANDU GELOMBANG DUA-DIMENSIPandu gelombang dua-dimensi memandu gelombang dalam dua arah transversla (dalam arah-x dan arah-y). Prinsip dasarnya adalah sama dengan pandu gelombang satu dimensi, hanya matematisnya lebih panjang.

Page 38: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

PANDU GELOMBANG LOGAM PERSEGIPANJANG

Bentuk umum yang paling sederhana dari pandu gelombang planar adalah pandu gelombang persegipanjang. Bila dinding-dindingnya terbuat dari cermin, maka seperrti pada kasus planar, cahaya akan dipandu dengan refleksi berulang-ulang pada semua sudut. Kita asumsikan bahwa penampang lintang dari pandu gelombang adalah persegi dengan lebar d.

Page 39: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

Andaikan suatu vektor gelombang dari gelombang bidang adalah , , dan serta pemantulannya di dalam pandu gelombang memenuhi kondisi konsistensi diri, maka:2d = 2π= 1,2,..2d = 2π= 1,2,..

Page 40: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

Jumlah modus M dapat diaproksimasi dengan perbandingan luas dan luas satu satuan sel :

Page 41: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

PANDU GELOMBANG DIELEKTRIK PERSEGIPANJANG

Suatu silinder dielektrik dengan indeks bias n mempunyai penampang lintang dengan lebar d disisipkan ke dalam medium yang memiliki indeks bias lebih rendah .

Page 42: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

Jumlah modus dapat diaproksimasi dengan dengan menghitung jumlah titik-titik di dalam lingkaran pada diagaram .

Page 43: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

Jumlah modus TE dan TM adalah:

dimana adalah bukan numerik. Aproksimasi ini benar jika nilai M besar.

Page 44: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

GEOMETRI-GEOMETRI PANDU GELOMBANG SALURAN (CHANNEL)

Beberapa geometri dari pandu gelombang yang banyak digunakan seperti strip, embedded-strip, rib atau ridge dan strip-loaded.

Page 45: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar
Page 46: Rekayasa Optik Pandu Gelombang Planar

PANDU GELOMBANG PLANAR

Jurusan FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas PadjadjaranSyahrul Fitriyadi