rekayasa nilai
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR
ANALISA PENGEMBANGAN PRODUK SEPATU
DENGAN METODE REKAYASA NILAI DALAM
RANGKA PENGHEMATAN BIAYA
(STUDI KASUS DI PT. NASA, TANGERANG)
Diajukan Untuk Melengkapi Dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Kesarjanaan Jenjang Strata I Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknik Unversitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh :
ARI WIDYASTUTI
D. 600 990 061
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2003
LEMBAR PERSETUJUAN
ANALISA PENGEMBANGAN PRODUK SEPATU DENGAN METODE
REKAYASA NILAI DALAM RANGKA PENGHEMATAN BIAYA
(STUDI KASUS DI PT. NASA, TANGERANG)
Tugas Akhir Ini Telah Diterima Dan Disyahkan Sebagai Salah Satu Syarat
Dalam Menyelesaiakan Studi S1 Untuk Memeperoleh Gelar Sarjana
Teknik Industri Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Hari/Tanggal : Senin, 10 November 2003
Jam : 14.00 WIB
Disusun Oleh :
Nama : ARI WIDYASTUTI
NIM/NIRM : D. 600 990 061
Jur/Fak : Teknik Industri/Teknik
Menyetujui
Dosen Pembimbing I Dosen pembimbing II
(Much. Djunaedi, ST, MT) (Mila Faila Sufa, ST)
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISA PENGEMBANGAN PRODUK SEPATU DENGAN METODE
REKAYASA NILAI DALAM RANGKA PENGHEMATAN BIAYA
(STUDI KASUS DI PT. NASA, TANGERANG)
Telah Dipertahankan Pada Sidang Pendadaran
Pada Tingkat Sarjana Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Hari/Tanggal : Senin, 10 November 2003
Jam : 14.00 WIB
Dewan PengujiNama Tanda Tangan
1. Much. Djunaedi, ST, MT Ketua
2. Mila Faila Sufa, ST Anggota
3. Ir. M. Musrofi Anggota
4. Indah Pratiwi, ST, MT Anggota
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Industri
(Dr. Waluyo Adi Siswanto, M.Eng) (Much. Djunaedi, ST, MT)
ABSTRAKSI
Pengembangan produk sangat diperlukan oleh suatu perusahaan. Hal tersebut dikarenakan persaingan yang sangat ketat antar perusahaan. Ditunjang pula bahwa pengembanagn produk mempunyai waktu siklus yang semakin pendek. Agar perusahaan tetap eksis, maka harus selalu dibuat inovasi-inovasi produk yang diharapkan akan mampu meningkatkan volume penjualan.
Penghematan biaya (Cost Reduction) dengan metode rekayasa nilai (Value Engineering) banyak digunakan oleh perusahaan. Dengan metode ini akan diperoleh fungsi yang diminta. Penurunan biaya produk dapat dijadikan salah satu strategi dalam kompetisi di dunia usaha dengan tidak mengurangi mutu dari produk tersebut.
Penelitian yang dilakukan terhadap produk sepatu JUMBLE di PT. Nagasakti Paramashoes Industry, Tangerang bertujuan untuk mengurangi biaya produksi pembuatan sepatu dengan cara mengubah-ubah Loss untuk material. Produk sepatu terdiri dari dua bagian yaitu bagian atas (Upper) dan bagian bawah (Bottom). Upper terdiri dari komponen-komponen antara lain : Tip, Vamp In/Out, Eyestay, Backtab, Backseam, Swoosh, Tongue, Tongue Lining, Collar Lining, Vamp Lining, Tongue Foam, Collar Foam, Innersole, Sockliner, Counter, Toe Box, Eyestay RF dan Tongue Loop Backing, sedangkan Bottom terdiri dari Midsole dan Outsole. Komponen-komponen pembentuk sepatu JUMBLE adalah tetap. Hal ini dikarenakan kualitas dari produk sepatu ini sudah tidak diragukan lagi dan juga desain sudah ditentukan oleh pihak Buyer NIKE.
Hasil akhir yang diperoleh dengan analisa biaya adalah sebelum
rekayasa nilai sebesar Rp. 171.398,23 dan setelah rekayasa nilai sebesar Rp. 170.535,11, sehingga dapat diperoleh penghematan biaya sebesar Rp. 863,12 dan perhitungan nilai fungsi sebesar 1,01 yang berarti biaya yang dikeluarkan adalah layak. Produksi sepatu JUMLE dalam sehari sebesar 1.500 pasang sepatu. Jadi penghematan yang diperoleh dalam sehari adalah sebesar Rp. 863,12 x 1.500 pasang/hari = Rp. 1.294.680/hari.
MOTTO
Penderitaan adalah misteri. Dalam penderitaan, manusia lebih
mudah menjadi dirinya sendiri daripada keberuntungan
{ Harry Hamersma }
Siapa yang berjalan untuk menuntut ilmupengetahuan, Allah
akan memudahkan baginya jalan ke Surga
{ HR. Bukhori Muslim }
Kehidupan bagai sebuah mimpi. Berjuanglah untuk mewujudkan
mimpi itu. Apapun yang kau peroleh bersyukurlah, mungkin
itulah yang terbaik untukmu. Berdo’a dan berikhtiarlah
{ Are_rie }
Janganlah ragu untuk menolong dan memberi semampumu.
Yakinlah bahwa Allah akan memberi lebih banyak daripada yang
telah kau berikan. Dan semua itu akan membuat hidupmu lebih
bermakna dan berwarna seperti sebuah taman, akan manpak
indah bila penuh dengan berbagai bunga.
{ Are_rie }
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini khusus kupersembahkan kepada :
1. Ibunda dan Ayahanda Tercinta atas kasih sayang,
pengorbanan, ketulusan dan keiklasan serta do’anya
yang tak pernah putus.
2. Untuk Kakakku : M’s Duwix dan M’s Guwadi yang
telah memberikan dukungannya.
3. Seseorang yang akan mendampingi hidupku kelak.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan judul “Analisa Pengembangan
Produk Sepatu Dengan Metode Rekayasa Nilai Dalam Rangka Penghematan
Biaya (Studi Kasus Di PT. NASA, Tangerang)
Tugas Akhir ini disusun guna melengkapi dan memenuhi syarat
guna memperoleh gelar kesarjanaan jenjang stara satu Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Didalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa
bimbingan, petunjuk maupun saran-saran dari berbagai pihak penulis tidak dapat
dengan mudah menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini, sehingga penulis pada
kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Alpha Fabela Priyatmono, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
2. Muh. Djunaidi, ST, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3. Muh. Djunaidi, ST.MT, selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengerahan kepada
penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Ibu Mila Faila Sufa, ST selaku Dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengerahan kepada
penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Ir. Handoyo Pujo, selaku pimpinan Dila
6. Bapak Zaedul, selaku Kabag Finish Good yang telah memberikan
pengarahan kepada penulis pada saat melakukan penelitian.
7. Bapak Luthfi, selaku Kabag Purchasing yang telah memberikan penjelasan
tentang sistem pembelian.
8. Bapak Agus yang telah membantu penulis dalam pembuatan memo.
9. Teman-teman Ka2kXu , terima kasih atas perhatian dan canda tawanya.
10. Teman-teman kost Dian, Retno, Siti, Evi, Fitrie, dan Melly, terima kasih
atas dukungannya selama ini.
11. Temanku Heri santoso “KoKo” yang sangat membantu dalam
penyelesaian Tugas Akhirku ini. “Thanks for Everything”.
12. Teman Baruku Na2nX dan Si Doel yang suka ngocol habis, ngaco,
sehingga membuat aku terhibur dan bisa menghilangkan penat.
13. Temanku Andi dan Indra terima kasih atas bantuannya dalam pembuatan
Laporan Tugas Akhir ini.
14. Temanku Giant, Ngonem, Didik dan Ade’ “Thank for your sport”.
15. Teman-teman yang telah banyak membantu dan semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
16. Teman-teman industri Angkatan ’99 atas kekompakannya.
Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini masih dijumpai adanya kekurangan ataupun kesalahan karena
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan adanya kritik maupun saran yang membangun dari para pembaca
demi kesempurnaan laporan ini.
Surakarta, November 2003
(Penulis)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… iii
ABSTRAKSI………………………………………………………………….. iv
HALAMAN MOTTO ………………………………………………………… v
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………… vi
KATA PENGANTAR………………………………………………………… vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...viii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. ix
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….. x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................2
1.3 Batasan Masalah ...................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian..................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir........................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pengembangan Produk ....................................5
2.1.1 Tantangan Pengembangan Produk .........................6
2.1.2 Ciri-Ciri Proses Pengembangan Produk ................8
2.1.3 Atribut Pengembangan Produk..............................9
2.1.4 Strategi Pengembangan Produk.............................11
2.1.5 Cakupan Pengembangan Produk............................14
2.1.6 Fase-fase Pengembangan Produk...........................14
2.2 Rekayasa Nilai ..................................................................16
2.2.1 Tujuan Rekayasa Nilai (Value Engineering) ........17
2.2.2 Rencana Kerja Rekayasa Nilai (Value
Engineering Job Plan)...........................................18
2.2.3 Elemen-elemen Pokok di Dalam Teknik
Penilaian (Value Engineering)...............................24
2.2.4 Sebab-sebab Terjadinya Biaya Tak Berguna...........24
2.2.5 Hubungan Teknik Penilaian (VE) dengan
Program-program Penghematan Biaya yang Lain. 25
2.2.6 Nilai, Biaya, dan Fungsi.........................................26
2.2.7 Teknik Rekayasa Nilai...........................................29
2.2.8 Metode FAST.........................................................30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi penelitian.........................................................33
3.2 Teknik Pengumpulan Data.................................................33
3.3 Jenis Data...........................................................................34
3.4 Analisis yang Digunakan...................................................34
3.5 Kerangka Pemecahan Masalah..........................................37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Peerusahaan..........................................38
4.2 Tahap Informasi.................................................................38
4.2.1 Merumuskan Masalah............................................38
4.2.2 Mengumpulkan Informasi dan Fakta.....................38
4.2.3 Mengenali Objek : Mengkaji Fungsi dan Biaya.....39
4.2.4 Metode FAST.........................................................55
4.2.5 CBD (Cost Break Down) Sheet..............................56
4.3 Tahap Spekulasi dan Tahap Analisis.................................59
4.4 Tahap Pengembangan........................................................65
4.5 Tahap Penyajian dan Program Tindak Lanjut....................65
4.6 Tahap Implementasi...........................................................67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................68
5.1 Kesimpulan........................................................................68
5.2 Saran...................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Strategi Pengembangan Produk Baru...............................................11
Tabel 2.2 Ringkasan Rencana Kerja Rekayasa Nilai.......................................23
Tabel 4.1 Bahan dan Komponen Atasan Sepatu JUMBLE..............................42
Tabel 4.2 Ukuran Backtab Logo......................................................................48
Tabel 4.3 Ukuran Tongue Logo.......................................................................49
Tabel 4.4 Ukuran Sockliner logo......................................................................49
Tabel 4.5 Cost Break Down.............................................................................56
Tabel 4.6 Alternatif Ide....................................................................................60
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Langkah-langkah Proses Rekayasa Nilai...........................22
Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah......................................................37
Gambar 4.1 Metode FAST................................................................................54
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Lesunya dunia industri akibat krisis moneter khususnya yang tidak
kunjung usai sampai saat ini, membuat daya beli masyarakat menurun
sehingga tidaklah mengherankan jika banyak perusahaan yang harus gulung
tikar. Agar perusahaan tetap eksis maka, harus dicari peluang-peluang bisnis
yang bisa meningkatkan minat konsumen terhadap produk kita. Salah satu
di antaranya adalah membuat variasi produk ataupun inovasi-inovasi untuk
menarik minat konsumen. Dengan adanya inovasi-inovasi produk tersebut
diharapkan akan mampu meningkatkan volume penjualan.
Produk sepatu banyak sekali digunakan, hampir oleh sebagian besar
manusia dalam aktivitas kehidupannya. Tetapi dalam hal ini kami
membatasi penggunaan untuk sepatu olahraga. Jenis dan harga sebuah
sepatu sangatlah beraneka ragam. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing konsumen dan pada bahan dasar, bentuk atau desain, serta
warna sepatu. Sedangkan masih dijumpai kekurangan-kekurangan yang
ditimbulkan dari bahan dasarnya, bentuk atau desain dan warna sepatu
sehingga, minat konsumen berkurang. Dan masih banyak alternatif lain
yang mungkin dapat dikembangkan untuk membuat inovasi melalui
penelitian terhadap konsumen langsung sehingga, produk yang di hasilkan
benar-benar sesuai dengan keinginan konsumen. Untuk itulah
pengembangan produk sangat diperlukan. Strategi pengembangan produk
dengan biaya yang rendah tetapi tetap mempunyai nilai yang tinggi akan
meningkatkan produktifitas perusahaan. Pengurangan biaya dengan
meningkatkan nilai produk dilakukan agar profit semaksimal mungkin.
Untuk meningkatkan nilai tambah produk sepatu pada PT. NASA,
Tangerang khususnya, maka, penyusun mencoba menerapkan studi
Rekayasa Nilai pada biaya sepatu agar sesuai dengan fungsi dan manfaat
yang sama namun dengan harga relatif murah.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian di atas penyusun dapat mengambil rumusan masalah
yang akan di bahas yaitu analisa pengembangan produk sepatu olahraga
dengan metode rekayasa nilai dalam rangka penghematan biaya.
(Studi kasus di PT. Nagasakti Paramashoes Industry, Tangerang).
1.3 Batasan Masalah
Dalam pembahasan pengembangan produk dengan metode rekayasa
nilai, maka penulis akan memberi batasan supaya permasalahan tidak terlalu
melebar. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan hanya pada proses produksi sepatu
2. Pemilihan bahan baku, bentuk atau desain dan warna sepatu.
3. Pemilihan bahan baku
4. Studi dilakukan pada desain sepatu olahraga
1.4 Tujuan Penelitian
1. Menganalisa komponen produk sepatu JUMBLE dengan Value
Engineering.
2. Mengembangkan usulan produk sepatu berdasarkan Value Engineering
untuk menghemat biaya.
3. Menghitung penghematan biaya produksi sepatu JUMBLE.
4. Mampu mengurangi metode pembentukan ide dan alternatif untuk
mengurangi biaya produksi pembuatan sepatu tanpa mengurangi kualitas
dari sepatu itu sendiri.
1.5 Manfaat Penelitian
3. Dengan dilaksanakannya penelitian untuk tugas akhir ini di harapkan dapat
memberikan manfaat antara lain
1. Dapat menambah wawasan penulis mengenai permasalahan-permasalahan
praktis dalam dunia industri khususnya industri flow shop.
2. Dapat memberikan solusi atau masukan bagi perusahaan terhadap suatu
permasalahan yang mungkin berguna bagi perusahaan tersebut.
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan perusahaan
4. Diharapkan mampu memberikan alternatif desain konsep sepatu dengan
biaya yang relatif lebih murah tetapi tetap bernilai tinggi.
1.6 Sistematika Penulisan laporan Kerja Praktek
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan laporan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini berisi teori yang digunakan untuk
melandasi penelitian antara lain pengembangan produk
dan Rekayasa Nilai (Value Engineering).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini berisi obyek penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisa data dan kerangka
pemecahan masalah.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi gambaran umum dari obyek
penelitian/perusahaan, data yang diperoleh, analisis data,
hasil analisis dan pembahasannya.
BAB V PENUTUP
Bab penutup berisi kesimpulan dari serangkaian
pembahasan serta saran-saran yang perlu untuk
disampaikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pengembangan Produk
a. Menurut Ulrich (3 : 2001) pengembangan produk merupakan aktivitas
lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi
yang ada di perusahaan, namun tiga fungsi yang selalu paling penting
bagi proyek pengembangan produk, yaitu :
- Pemasaran yang berfungsi menjembatani interaksi antara perusahaan
dengan pelanggan, peranan lainnya adalah memfasilitasi proses
identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar dan
identifikasi kebutuhan pelanggan, menetapkan target harga dan
merancang peluncuran serta promosi produk.
- Perancangan (desain) yang berfungsi dalam mendefinisikan bentuk
fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, mencakup
desain engineering (mekanik, elektrik, software dan lain-lain) dan
desain industri (estetika, ergonomi dan lain-lain).
- Manufaktur yang berfungsi untuk merancang dan mengoperasikan
sistem produksi pada proses produksi produk.
b. Menurut Yamit (30:1996) pengembangan produk merupakan keharusan
bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Keharusan ini dikarenakan tidak ada satupun produk yang dapat
bertahan untuk selamanya.
2.1.1 Tantangan Pengembangan Produk
Usaha pengembangan produk merupakan usaha yang sulit.
Sangat sedikit perusahaan mampu meraih kesuksesan lebih dari
separuh waaktu pengembangan. Beberapa hal yang membuat usaha
pengembangan produk cukup menantang menurut Ulrich (6 : 2001)
adalah :
1. Trade-offs, aspek pengembangan produk adalah mengetahui,
memahami, dan mengendalikan pertentangan (trade-offs) dalam
rangka memaksimalkan kesuksesan produk.
2. Dinamika, mencakup : pengembangan teknologi, produk baru dari
pesaing, lingkungan makro ekonomi dan evaluasi referensi
konsumen.
3. Detail, pemilihan komponen yang tepat pada suatu produk dapat
menghemat biaya yang cukup besar.
4. Tekanan waktu (Time Pressure), kesulitan dapat diatasi dengan
mudah jika disediakan waktu yang cukup tetapi keputusan
pengembangan produk baru sangat cepat dalam informasi yang
kurang lengkap.
5. Faktor ekonomi : pengembangan, produksi dan pemasaran produk
baru membutuhkan investasi yang besar. Untuk memperoleh
pengembalian yang layak untuk investasi tersebut produk yang
dihasilkan harus menarik pelanggan dan relatif tidak mahal untuk
diproduksi.
Pengembangan produk pada dasarnya timbul karena beberapa
penyebab, antara lain : Menurut Sarimurni (9 : 2001)
a. Market pull atau tuntutan pasar.
Pengembangan produk timbul karena adanya tuntutan kebutuhan
pasar dimulai dengan melihat adanya peluang pasar kemudian
mencari dukungan teknologi untuk mewujudkannya.
b. Technology push yaitu dorongan keberadaan teknologi.
Ada teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan
produk, kemudian mancari pasar dimana produk tersebut dapat
dijual.
c. Platform product (produk dasar).
Perusahaan beranggapan bahwa produk baru akan dibuat dan
muncul dengan menggunakan teknologi yang berasal dari
pengembangan teknologi yang sudah ada.
d. Process Intensive Product
Pengembangan produk sangat erat kaitannya dengan proses
produksi, sehingga pengembangan produk tidak boleh dipisahkan
dari rancangan proses produksi.
e. Customize product
Produk dibuat berdasarkan permintaan konsumen dengan variasi
dari konfigurasi standar, spesifikasi sangat tinggi, baik bentuk,
dimensi dan bahan dengan sangat variatif.
2.1.2 Ciri-Ciri Proses Pengembangan yang Baik
Proses pengembangan produk adalah rangkaian urutan
aktifitas dimana perusahaan memperkerjakan orang untuk memahami,
merancang dan mengkomersialkan suatu produk. Kebanyakan dari
tahapan yang ada merupakan kegiatan intelektual dan organisasional
daripada aktifitas fisik. Proses pengembangan yang terdefinisi dengan
baik berguna karena alasan berikut :
a. Quality assurance (jaminan kualitas).
Proses pengembangan menggolongkan tahap-tahap proyek
pengembangan yang dilalui serta melalui bitur-butir pemeriksaan.
Bila fase-fase dan titik-titik pemeriksaan ini dipilih secara
bijaksana, mengikuti proses pengembangan merupakan sebuah cara
untuk menjamin kualitas dari produk yang dihasilkan.
b. Coordination (koordinasi).
Setiap anggota yang terlibat dalam proses pengembangan satu sama
yang lain saling membutuhkan sehingga koordinasi sangat
diperlukan.
c. Planning (perencanaan).
Proses pengembangan produk berintikan ketepatan schedule dari
semua kegiatan.
d. Management (manajemen).
Pengaturan untuk meningkatkan informasi dan kemampuan
mengidentifikasi kemungkinan akan timbulnya masalah pada
waktu dan tempat yang tepat.
e. Improvement (perbaikan).
Kemampuan mengidentifikasi kesempatan untuk pengembangan
dengan dukungan data atau dokumentasi dari organisasi proses
pengembangan.
2.1.3 Atribut Pengembangan Produk
1. Faktor kreasi (Creation) : proses pengembangan produk dimulai
dengan pengumpulan ide dan diakhiri dengan memproduksi bentuk
fisik produk.
2. Kepuasan masyarakat dan kebutuhan individu (Satisfaction of
society and individual need) : produk akan memberikan kepuasan
jika memenuhi kebutuhan.
3. Keragaman anggota tim (Team diversity), kesuksesan
pengembangan produk ditentukan oleh tersedianya tingkat
ketrampilan dan bakat yang bervariasi sehingga anggota team
pengembangan sebaiknya mencakup mereka-mereka yang
memiliki pengalaman, trainning, prospektif dan personality yang
bervariasi.
4. Semangat tim (Team spirit), team pengembangan produk harus
memiliki motivasi yang tinggi, dapat bekerjasama dengan baik,
dapat bekerja pada tempat yang terkonsentrasi sehingga dapat
memfokuskan energi secara kolektif dalam membuat suatu produk.
Menurut Sarimurni (13 : 2001).
Proyek pengembangan produk dikelompokkan menjadi
empat tipe, yaitu :
1. Platform produk baru : Tipe proyek ini melibatkan usaha
pengembangan utama untuk merancang suatu keluarga produk baru
berdasarkan platform yang baru dan umum.
2. Turunan dari platform produk yang telah ada : Proyek-proyek ini
memperpanjang platform produk supaya lebih baik dalam
memasuki pasar yang telah dikenal dengan satu atau lebih produk
baru.
3. Peningkatan perbaikan untuk produk yang telah ada : Tipe proyek
ini melibatkan penambahan atau modifikasi beberapa detail produk
dari produk yang telah ada dalam rangka menjaga lini produk yang
ada pesaingnya.
4. Pada dasarnya produk baru : Proyek ini melibatkan produk yang
sangat berbeda atau teknologi produksi dan mungkin membantu
untuk memasuki pasar yang belum dikenal dan baru. Proyek ini
umumnya melibatkan lebih banyak resiko yang mana keberhasilan
jangka panjang perusahaan mungkin tergantung dari apa yang
dipelajari melalui proyek-proyek penting ini.
Menurut Ulrich (36 : 2001).
2.1.4 Strategi Pengembangan Produk
Ada dua strategi yang bisa di lakukan oleh perusahaaan
dalam pengembangan produk yaitu strategi proaktif dan strategi
reaktif. Ciri-ciri kedua strategi ini dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Tabel 2.1
Strategi pengembangan produk baru
Strategi Reaktif Strategi Proaktif
Defensif Penelitian dan pengembangan
Inisiatif Pemasaran
Kedua tapi lebih baik Kewirausahaan
Responsif Akuisis dan aliansi
Strategi reaktif defensif melindungi kemampulabaan
perusahaan dari strategi pesaing produk. Strategi ini didasarkan pada
ketetapan perusahaan meniru strategi produk sebelumnya untuk
dijadikan acuan dalam menerapkan strateginya. Strategi khusus reaktif
keberhasilannya dapat ditentukan pada kondisi :
1. Produk itu sendiri.
2. Perlindungan untuk inovasi lebih memungkinkan.
3. Potensi pasar yang lebih dengan biaya yang harus kecil.
4. Perlindungan terhadap adanya kendala dalam sistem pesaing.
5. Dominasi dari saluran distribusi yang dikembangkan, inovasi dapat
menghasilkan keuntungan yang besar.
Strategi yang lebih sohiscated adalah bagaimana kompetisi
tersebut berkembang dengan sehat seperti apa yang diterapkan pada
strategi second but better artinya strategi hasil evaluasi yang selalu
diharapkan dapat diterapkan.
Strategi proaktif muncul pada kondisi :
- Dikehendakinya tingkat pertumbuhan penjualan yang cepat.
- Peluang produk diterima pasar dapat diperhitungkan besar.
- Volume produk.
- Kesanggupan dari pengembangan produk yang kini lebih baik dari
jumlah yang dapat diterima pasar.
- Pengembangan produk baru dari penggunaan waktu dan resources
yang efisien.
- Kompetensi yang sehat.
- Pertumbuhan saluran distribusi.
Pengembangan produk oleh perusahaan tahapannya diawali
oleh penelusuran kondisi berikut :
a. Arena adalah parameter inovasi yaitu seberapa jauh jangkauan
pasar produk dari adanya inovasi tadi. Kearah mana diharapkan
produk tersebut didistribusikan agar tidak keluar dari persaingan
yang sehat.
b. Kategori produk.
Kelompok produk dikategorikan pada pengembangan kearah mana
kelasnya agar inovasi tersebut terarah pada kondisi yang layak
untuk dikembangkan.
c. End-use.
Penggunaan akhir produk akan dapat melihat hasil inovasi tersebut
dan dapat memberi nilai tambah bagi mereka sehingga tetap
menggunakan produk tersebut.
d. Group Customer (kelompok pembeli).
Inovasi produk diarahkan kepada kelompok pembeli tertentu
sehingga arahnya benar dan sesuai dengan harapan seberapa besar
potensi pasar yang ditargetkan.
e. Teknologi.
Pengembangan produk melalui proses inovasi mengkondisikan
produk sesuai dengan teknologi yang sedang berkembang agar
tidak ketinggalan dengan produk saingan dan dapat diidentifikasi
seberapa besar daya serap pasar produk tersebut.
f. Combination (kombinasi).
Pengembangan produk dapat diharapkan melalui kombinasi produk
sejenis dengan mempertahankan keunggulan teknologi disamping
harus mengikuti teknologi produk saingan.
2.1.5 Cakupan Pengembangan Produk
Cakupan pengembangan produk yang akan dilakukan dapat
ditinjau dari beberapa aspek, seperti :
- Jenis produk (makanan, pakaian dan sebagainya).
- Golongan konsumen (tingkat ekonomi konsumen yang dituju).
- Tingkat kualitas produk.
- Diskripsi produk secara ringkas.
- Tujuan kunci.
- Seringkali tujuan ini meliputi ketetapan waktu dari pengenalan
produk baru, segmen pasar sasaran dan perform keuangan yang
diharapkan.
- Pasar sasaran.
- Asumsi yang membatasi usaha pengembangan.
- Pihak-pihak yang berkepentingan.
2.1.6 Fase-fase Pengembangan Produk
Salah satu cara untuk berpikir tentang proses pengembangan
adalah sebagai kreasi pendahuluan dari sekumpulan alternatif konsep
produk dan kemudian mempersempit alternatif-alternatif dan
menambah spesifikasi produk hingga produk dapat diandalkan dan
diproduksi ulang dalam sistem produksi. Proses pengembangan
produk yang umum menurut Ulrich (15 : 2001) yaitu :
0. Perencanaan : disebut “Zerofase” karena kegiatan ini mendahului
persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk
aktual.
1. Pengembangan konsep : Pada fase ini kebutuhan pasar target
diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan
dievaluasi dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan
dan percobaan lebih jauh.
2. Perancangan tingkat sistem : mencakup definisi produk dan uraian
produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen.
Output berupa tata letak bentuk produk, spesifikasi secara
fungsional dari tiap subsistem produk, serta diagaram aliran
proses pendahuluan untuk proses rakitan akhir.
3. Perancangan detail : mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk,
material dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen unik pada
produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari
pemasok. Rencana proses dinyatakan dan peralatan dirancang
untuk tiap komponen yang dibuat dalam sistem produksi. Output
berupa pancatatan pengendalian untuk produk : gambar pada file
komputer tentang bentuk tiap komponen dan peralatan
produksinya, spesifikasi komponen-komponen yang dibeli, serta
rencana proses untuk pabrikasi dan perakitan produk.
4. Pengujian dan perbaikan : fase ini melibatkan konstruksi dan
evaluasi dari bermacam-macam versi produksi awal produk.
Prototype alpha awal dibuat dan prototype beta harus dirancang.
5. Produksi awal : Pada fase ini produk dibuat dengan menggunakna
sistem produksi yang sesungguhnya dengan tujuan untuk melatih
tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang mungkin
timbul pada proses produksi sesungguhnya.
2.2 Rekayasa Nilai
Pengertian rekayasa nilai (Value Engineering).
1. Menurut Rochmanhadi (5 : 1992) Value Engineering (Teknik Penilaian)
adalah suatu teknik manajemen yang telah teruji yang menggunakan
pendekatan sistematis dan suatu upaya yang diatur sedemikian rupa untuk
menganalisa fungsi suatu item atau masalah atau sistem dengan tujuan
untuk memperoleh fungsi yang diminta dengan biaya kepemilikan total
yang paling kecil, tentu saja disesuaikan dengan persyaratan permintaan
penampilan, rehabilitas, kwalitas dan kemudahan untuk pemeliharaan
suatu proyek.
2. Menurut Zimmerman (2 : 1982) Rekayasa nilai (Value engineering)
adalah suatu teknik manajemen yang menggunakan pendekatan sistematis
untuk mencapai keseimbangan fungsional terbaik antara biaya, keandalan
dan penampilan dari suatu sistem atau produk.
3. Menurut Soeharto (249 : 2001) Definisi rekayasa nilai dari Society of
American Value Engineers, Rekayasa nilai adalah usaha yang terorganisasi
secara sistematis dan mengaplikasikan suatu teknik yang telah diakui,
yaitu teknik mengidentifikasi fungsi produk atau jasa yang bertujuan
memenuhi fungsi yang diperlukan dengan harga yang terendah (paling
ekonomis).
2.2.1 Tujuan Rekayasa Nilai (Value Engineering)
Dalam makalah “Perancangan Ulang Produk TV Bracket”
oleh Haryo Santoso disebutkan bahwa tujuan dari rekayasa nilai
(Value Engineering) adalah untuk mengukur nilai dari suatu produk
pada tingkat biaya yang dapat diterima dan untuk mengeliminasi
aspek yang tidak menambah nilai produk. Nilai produk disini
didefinisikan sabagai perbandingan antara kepentinagn (Importance)
atau keberartian (Worth) produk dengan biaya (cost) produk tersebut.
Value Engineering secara umum dapat digunakan untuk :
1. Menentukan bagian produk atau proses yang membutuhkan
perhatian dan perbaikan.
2. Mengembangkan metode pembentukan ide dan alternatif untuk
solusi yang mungkin tentang suatu permasalahan.
3. Mengembangkan evaluasi alternatif.
4. Meningkatkan nilai produk atau jasa.
2.2.2 Rencana Kerja Rekayasa Nilai (Value Engineering Job Plan)
Rencana kerja rekayasa nilai (Value Engineering) adalah
rencana yang telah diatur sedemikian rupa untuk pelaksanaan
membuat studi Value Engineering, termasuk saran-saran perubahan
yang harus dilaksanakn dari suatu desain. Langkah-langkah rencana
kerja rekayasa nilai menurut Soeharto (253 : 2001) adalah :
1. Tahap Informasi
Tahap informasi dari proses rekayasa nilai meliputi :
a. Merumuskan masalah.
Merupakan langkah awal sebelum mengumpulkan informasi,
harus ada kejelasan dan pengertian tentang masalah yang
dihadapi.
b. Mengumpulkan informasi dan fakta.
Mengumpulkan informasi dan merumuskan jawaban atas
pertanyaan yang berhubungan dengan kegunaan, biaya, harga
dan fungsi dari objek yang diselidiki.
c. Mengenal objek (produk) dengan mengkaji fungsi dan mencatat
biaya.
Setelah menggali informasi, kegiatan rekayasa nilai dilanjutkan
dengan pengenalan fakta objek dari berbagai aspek, seperti :
Engineering, pengadaan, pabrikasi, fungsi dan biaya.
2. Tahap Spekulasi.
Pada tahap ini kemungkinan lain dianalisis dengan menanyakan
apakah ada alternatif lain yang dapat memenuhi fungsi atau
kegunaan yang sama. Alternatif yang diusulkan mungkin didapat
dari pengurangan komponen, penyederhanaan, ataupun modifikasi
dengan tetap mempertahankan fungsi utama dari objek.
Disini dipraktekkan brainstorm dan mendorong penggunaan
imajinasi dan pemunculan ide-ide baru. Brainstorm dimaksudkan
untuk mengutarakan ide (gagasan) tanpa memikirkan praktis
tidaknya atau sulit tidaknya untuk diimplementasikan.
Pada saat brainstorm berlaku hal-hal berikut :
-Mengutarakan ide sebebas mungkin.
-Tidak mengkritik suatu usulan atau pendapat.
-Menunda suatu saran yang bersifat judgment.
Tujuannya adalah mendengarkan dan mencatat ide atau pemikiran
sebanyak mungkin tanpa mengkritiknya, kemudian melakukan
analisis.
Sistematika langkah-langkah pada tahap spekulasi rekayasa nilai,
yang berurusan dengan mencari berbagai macam alternatif yang
memenuhi fungsi objek, yang perlu diperhatikan adalah :
a. Pusatkan perhatian dan pemikiran khusus ke masalah fungsi.
Munculkan beberapa ide untuk maksud tersebut dengan fungsi
dasar tidak diubah.
b. Yang dicari pada tahap ini adalah ide. Jadi, bukan keputusan
mengenai bisa tidaknya ide tersebut diterima.
c. Mencatat semua masukan, meneliti apakah ada yang sama atau
dapat dikombinasikan.
d. Mengkaji adakah fungsi kedua yang dapat dikurangi atau
bahkan dihilangkan.
3. Tahap Analisis
Proses ini berurusan dengan memilih dan mengadakan keputusan
(judgment) yang akan memberi jalan kepada pengembangan yang
bisa diimplementasikan. Guna menangani tahap analisis diperlukan
personil dengan pengalaman dan pengetahuan yang berspektrum
luas dan berkaitan dengan objek yang dikaji, seperti latar belakang,
familiarity dengan objek atau yang sejenis, teknik-teknik baru
dalam memproduksi atau pabrikasi, constructability.
4. Tahap Pengembangan.
Pada tahap ini alternatif-alternatif yang terpilih dari tahap
sebelumnya dibuat program pengembangannya sampai menjadi
usulan yang lengkap. Alternatif yang memiliki aspek teknis paling
baik akan dievaluasi lebih lanjut mengenai biaya untuk mendukung
usulan pemilihannya.
5. Tahap Penyajian dan Program Tindak Lanjut.
Merupakan tahap akhir proses rekayasa nilai yang terdiri dari
persiapan dan penyajian kesimpulan hasil rekayasa nilai kepada
yang berkepentingan. Jadi laporan akhir akan berisikan :
- Identifikasi objek atau proyek.
- Penjelasan fungsi masing-masing komponen dan keseluruhan
komponen, sebelum dan sesudah dilakukan rekayasa nilai.
- Perubahan desain (pengurangan, peningkatan) yang diusulkan.
- Perubahan biaya.
- Total penghematan biaya yang akan diperoleh.
6. Tahap Implementasi.
Suatu usulan atau rekomendasi yang dimuat dalam laporan hasil
rencana kerja rekayasa nilai, bagaimanapun baiknya tidak akan
bermanfaat bila tidak diikuti dengan implementasi. Agar implentasi
dapat berjalan lancar sewaktu dilakukan perlu dipikirkan dan
direncanakan hal-hal berikut :
a. Bagaimana keberhasilan akan diukur dan didefinisikan.
b. Tersedianya sumber daya untuk implementasi (biaya, tenaga
atau jam-orang, peralatan dan lain-lain).
c. Jadwal implentasi.
d. Organisasi yang melaksanakan implementasi.
e. Manajemen implementasi.
Skema langkah-langkah proses rekayasa nilai diatas dapat
digambarkan sebagai berikut :
INFORMASISPEKULASI ANALISIS
Merumuskan masalahMengumpulkan info dan
faktaMengenali objekMengkaji fungsiMencatat biaya
Pendekatan kreatifMencari alternatif ideUsahakan penyeder-
hanaan
Pendekatan kreatifMencari alternatif ideUsahakan penyeder-hanaan
Identifikasi ide terbaikAnalisis biaya versus
fungsi
PERENCANAAN / PENGEMBANGAN
PENYAJIAN DAN TINDAK LANJUT
Mengembangkan alternatif terbaik
Biaya untuk alternatif terbaik
Konsultasi spesialisGunakan standar
Formulasikan usulanSiapkan penyajianGunakan human rela-tionMonitor kemajuan dan
tindak lanjut
Gambar 2.1
Skema langkah-langkah proses rekayasa nilai
Tabel 2.2
Ringkasan rencana kerja rekayasa nilai
Tahap-tahap
RK-RN
Pendekatan Pertanyaan Teknik Pemecahan
1.Informasi - Tentukan persoalan,
parameter atau objek.
- Teliti background
- Mengkaji fungsi
- Mengkaji biaya
-Apakah objek yang
dimaksud?
-Berapa biayanya?
-Apa gunanya?
-Apa fungsinya?
-Bekerja spesifik
-Kumpulkan fakta
-Dapatkan sumber
informasi terbaik
-Tentukan fungsi
2.Spekulasi -Munculkan alternatif
-Dapatkan ide baru
-Adakah barang atau
peralatan lain yang
bisa menggantikan
tugasnya?
-Sikap kreatif
-Kerjasama tim
-Usaha
penyederhanaan
3.Analisis -Evaluasi alternatif
-Pilih ide terbaik
-Manakah ide yang
terbaik?
-Berapa besar
biayanya?
-Pendalaman ide
-Besarnya biaya tiap
ide
-Gunakan business
judgment
4.Pengembangan -Kembangkan alternatif
-Pilih alternatif terbaik
-Mana alternatif
terbaik?
-Berapa besar biaya?
-Atasi rintangan
-Bandingkan standar
-Bandingkan biaya
5.Penyajian dan
tindak lanjut
-Kesimpulan tentang
alternatif
-Persiapan presentasi
-Formulasi usulan
-Dapatkan
keputusan
-Rencanakan tindak
lanjut
2.2.3 Elemen-Elemen Pokok Di Dalam Teknik Penilaian (Value
Engineering)
Elemen-elemen pokok di dalam teknik penilaian (Value
Engineering) di antaranya adalah :
1. Pemilihan proyek untuk studi value engineering
2. Pendanaan dan harga-harga satuan untuk penilaian
3. Biaya-biaya “siklus umur” (O & O cost)-Owning &Operating cost
4. Pendekatan fungsional
5. Teknik sistem analisa fungsi (FAST-Functional Analisis System
Technique)
6. Rencana kerja Value Engineering
7. Kreativitas
8. Menentukan dan melaksanakan program Value Engineering
9. Huma-dinamika : - Kebiasaan yang baik
- Peka terhadap lingkungan
- Sikap yang dinamis dan mantap
10.Memelihara hubungan yang baik dengan pemilik, disainer dan
konsultan Value Engineering
2.2.4 Sebab-Sebab Terjadinya Biaya Tak Berguna
Program VE (Value Engineering) mencari kemampuan
manajemen seseorang untuk mengadakan perubahan yang berarti
dengan cara agar dapat menemukan biaya yang tidak berguna dan
menghilangkannya. Diantara sebab-sebab terjadinya biaya-tak
berguna yang beraneka ragam, diantaranya adalah :
a. Kekurangan waktu
b. Kurangnya informasi
c. Kurangnya ide
d. Keputusan sementara yang jadi permanen
e. Upaya berbuat sebaik mungkin
f. Tidak adanya kebebasan mutlak
g. Politik
h. Keengganan untuk mencari saran
i. Kebiasaan berpikir secara habitual (secara kebiasaan)
j. Hubungan antar manusia yang kurang baik
2.2.5 Hubungan Teknik Penilaian (VE) Dengan Program-Program
Penghematan Biaya Yang Lain.
Teknik penilaian sebaiknya adalah merupakan alat teknik dasar
yang secara luwes dapat diganti dengan sistem lain dari manajemen
proyek, karena teknik ini adalah teknik dasar maka dapat digunakan
untuk menunjang sehubungan dengan sistem yang lain. Sistem
penghematan yang lain termaksud diantaranya adalah :
1. pengurangan biaya
2. Mengefektifkan biaya
3. Standarisasi
4. Kekurangan Nol
5. Kapastian kwalitas
6. Analisa penggantian item
7. Pendekatan dengan cara menghapuskan
8. Pembiayaan dasar nol
9. Lingkaran kwalitas
10. Analisa sistem
2.2.6 Nilai, Biaya dan Fungsi
1. Nilai
Nilai mengandung arti subjektif apalagi bila dihubungkan dengan
moral, estetika, sosial, ekonomi dan lain-lain. Dalam rekayasa nilai,
nilai hanya dikaitkan dengan ekonomi. Pengertian nilai dibedakan
dengan biaya karena :
- Ukuran nilai ditentukan oleh fungsi atau kegunaannya
sedangkan harga atau biaya ditentukan oleh substansi barangnya
atsu harga komponen-komponen yang membentuk barang
tersebut.
- Ukuran nilai condong kearah subjektif sedangkan biaya
tergantung kepada angka (monetary value) pengeluaran yang
telah dilakukan untuk mewujudkan barang tersebut.
Ada empet jenis nilai (value) yang bisa dipertimbangkan dalam
perencanaan menurut Lockyer (76 : 1990) yaitu :
a. Nilai kegunaan (Use value)
Adalah nilai yang menggmbarkan seberapa besar tingkat
kegunaan atau tingkat pelayanan yang akan diperoleh akibat
terpenuhinya fungsi dari suatu desain produk, pada umumnya
sangat tergantung pada sifat dan kualitas produk.
b. Nilai kebanggan (Esteem value)
Nilai ini dapat membangkitkan kesan atau image terhadap
konsumen yaitu seberapa besar produk tersebut dapat memberi
kepuasan terhadap konsumen untuk memenuhi sifat-sifat khusus
produk seperti : daya tarik, keindahan dan prestise produk.
c. Nilai tukar (Exchange value)
Nilai ini menunjukkan seberapa besar konsumen mengeluarkan
biaya untuk mendapatkan produk tersebut.
d. Nilai biaya (Cost value)
Adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar biaya total yang
diperlukan untuk menghasilkan produk serta memenuhi semua
fungsi yang diinginkan.
2. Biaya
Biaya adalah jumlah segala usaha dan pengeluaran yang
dilakukan dalam mengembangkan, memproduksi, dan
mengaplikasikan produk. Penghasil produk selalu memikirkan
akibat dari biaya terhadap kualitas, reabilitas, dan maintainability
karena ini akan berpengaruh terhadap biaya bagi pemakai. Biaya
pengembangan merupakan komponen yang cukup besar dari total
biaya sedangkan perhatian terhadap biaya produksi amat
diperlukan karena mengandung sejumlah biaya yang tidak perlu
(unnecessary cost). Pentingnya analisis biaya bertambah karena
rekayasa nilai bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fungsi
yang diperlukan dan memberikan cara pengambilan keputusan
mengenai usaha-usaha yang diperlukan selanjutnya.
3. Fungsi
Untuk mengidentifikasinya L.D Miles menerangkan
sebagai berikut :
a. Suatu sistem memiliki bermacam-macam fungsi yang dapat
dibagi menjadi dua kategori.
- Fungsi dasar, yaitu alasan pokok sistem itu terwujud. Sifat-
sifat fungsi dasar adalah sakali ditentukan tidak dapat diubah
lagi. Bila suatu peralatan kahilangan fungsi dasarnya berarti
kehilangan nilai jualnya di pasaran.
- Fungsi kedua (secondary function), yaitu kegunaan yang
tidak langsung untuk memenuhi fungsi dasar tetapi
diperlukan untuk menunjangnya.
b. Untuk mengidentifikasi fungsi dengan cara yang mudah adalah
dengan menggunakan kata kerja dan kata benda.
Bila belum dapat menjelaskan fungsi dengan dua
kata seperti diatas berarti informasi yang tersedia masih kurang
untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan fungsi yang
dimaksud. Adapun hubungan antara nilai, biaya, dan fungsi
dijabarkan dengan rumus berikut :
Bagi produsen
Bagi konsumen
Dari rumus diatas maka nilai dapat ditingkatkan dengan cara :
- Meningkatkan fungsi atau faedah dengan tidak menambah
biaya.
- Mengurangi biaya dengan mempertahankan fungsi atau
faedah.
- Kombinasi a dan b.
2.2.7 Teknik Rekayasa Nilai
Teknik ini terutama digunakan untuk pekerjaan desain-
engineering pada awal proyek, dimana para ahli semula berpendapat
bahwa proyek tersebut sudah merupakan alternatif yang terbaik.
Adapun teknik rekayasa nilai adalah :
1. Bekerja atas dasar spesifik.
2. Dapatkan informasi dari sumber terbaik.
3. Hubungan antarmanusia.
4. Kerjasama tim.
5. Mengatasi rintangan.
2.2.8 Metode FAST
FAST (Fucntional Analysis System Technique) adalah teknik
penyusunann diagram secara sistematis untuk mengidentifikasikan
fungsi-fungsi dan menggambarkan keterkaitan antar fungsi-fungsi
tersebut. Fungsi dinyatakan sebagai gabungan kata kerja dan kata
benda. Beberapa istilah yang digunakan pada metode FAST antara
lain :
a. Fungsi Utama
Fungsi ini merupakan fungsi batas yang menggambarkan kegiatan
utama yang harus ditampilkan oleh sistem. Tanpa fungsi ini sistem
akan kehilangan identitas.
b. Fungsi Bebas
Fungsi ini keberadaannya tidak tergantung pada fungsi-fungsi lain
dan bisa berupa fungsi utama atau fungsi sekunder.
c. Fungsi Pendukung
Fungsi ini diadakan untuk meningkatkan penampilan dari fungsi-
fungsi pada jalur kritis.
d. Fungsi Tingkat Tinggi
Fungsi ini berada pada bagian paling kiri diagram FAST. Fungsi
dasar merupakan fungsi tingkat tertinggi yang berada dalam batas
lingkup masalah. Fungsi ini ditemukan dengan pertanyaan
“Mengapa fungsi itu harus dilaksanakan?”
e. Fungsi Tingkat Rendah
Fungsi ini berada pada bagian paling kanan dari fungsi lain pada
diagram FAST. Fungsi ini dapat ditambahkan dengan mengajukan
pertanyaan “bagaimana fungsi itu dilaksanakan?”
f. Fungsi Jalur Kritis
Fungsi jalur kritis adalah semua fungsi secara berurutan
menjelaskan bagaimana dan mengapa dari fungsi lain dalam urutan
tersebut.
g. Lingkup Masalah
Adalah batas-batas pembahasan dari masalah yang dihadapi. Pada
diagram FAST ditunjukkan sebagai daerah yang dibatasi oleh dua
garis vertikal yang masing-masing berbatasan dengan fungsi
tingkat tinggi dan tingkat rendah.
Diagram FAST disusun berdasarkan hierarki fungsi. Fungsi
tingkat tinggi diletakkan di sebelah kiri sedangkan fungsi tingkat
rendah diletakkan di sebelah kanan. Pembuatan diagram FAST
biasanya dimulai dari fungsi dasar yang telah ditentukan sebelumnya.
Fungsi dasar berada dalam lingkup masalah yang akan dibahas
sedangkan fungsi tingkat rendah berada di luar batas lingkup masalah.
Penyusunan fungsi-fungsi dalam diagarm FAST dilakukan dengan
menggunakan dua buah pertanyaan, yaitu :
a. Bagaimana (How)
b. Mengapa (Why)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
a. Objek penelitian : PT. NASA TANGERANG
b. Waktu penelitian : Tanggal 14 Juli-14 Agustus 2003
c. Obyek produk yang diteliti : Sepatu olahraga
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah dengan cara :
1. Library Research (Studi Kepustakaan), yaitu dengan cara membaca
referensi, buku, atau literature yang ada hubungannya dengan landasan
teori.
2. Observasi, yaitu teknik pengambilan data dengan terjun secara langsung ke
lapangan dengan mengambil data mengenai variable yang berhubungan
dengan pokok permasalahan.
3. Dokumentasi, yaitu teknik pengambilan data dari data masa lalu yang ada
di perusahaan.
4. Interview, yaitu teknik pengambilan data dengan wawancara secara
langsung untuk mendapatkan penjelasan dari jawaban-jawaban yang
terlalu pendek, sehingga diharapkan akan mendapatkan keterangan -
keterangan yang lebih jelas dari masalah – masalah yang dihadapi.
5. Kuesioner yaitu dengan membuat daftar pernyataan dan ditanyakan kepada
yang berhubungan.
3.3 Jenis Data
Data yang diperlukan di dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan dengan
melakukan pengamatan. Data primer terdiri dari :
a. Data umum
Data umum yaitu data mengenai gambaran umum perusahaan secara
umum yang terdiri antara lain : sejarah berdirinya perusahaan, struktur
organisasi, hasil dan proses produksi.
b. Data khusus
Data sekunder yaitu data yang diperoleh pada saat penelitian yang
terdiri antara lain : biaya pembuatan sepatu dan macam-macam desain
sepatu.
2. Data sekunder yaitu merupakan data yang diambil dari berbagai refernsi
dan literatur yang menunjang kegiatan penelitian ini.
3.4 Analisis yang digunakan adalah :
Analisa yang digunakan adalah dengan menggunakan
pendekatan rekayasa nilai yang terdiri dari beberapa tahap yaitu :
a. Fase informasi
Fase informasi bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang
dibutuhkan dalam penyempurnaan produk, seperti kebutuhan konsumen,
harga, fungsi produk, material, kelebihan dan kekurangan produk yang
sudah ada dan sebagainya. Infomasi tersebut diperoleh dengan jalan :
wawancara, riset pasar dan analisis adjektif.
b. Fase kreatif
Fase kreatif dilakukan untuk membangkitkan dan
mengembangkan alternatif yang mungkin mampu memenuhi fungsi yang
dibutuhkan.
c. Fase analisis
Fase analisis dimaksudkan untuk mengevaluasi semua alternatif
yang muncul, sehingga dapat dijadikan dasar pemilihan alternatif terbaik.
Metoda pada fase analisis antara lain : metode FAST (Functional Anali\
ysis System Technique).
d. Fase pengembangan
Fase ini merupakan tindak lanjut dari fase analisis. Alternatif
yang telah terpilih dikembangkan lagi dari aspek perancangan, aspek
bahan, aspek proses manufaktur dan aspek lainnya yang berkaitan dengan
perbaikan nilai produk.
e. Fase rekomendasi
Fase rekomenadsi merupakan tahap dari proses analisis nilai.
Kegiatan utama pada fase ini membuat laporan hasil analisis yang berupa
usulan penyempurnaan produk dan mempresentasikan di hadapan pihak
pengambil keputusan. Fase rekomendasi juga dapat menentukan diterima
atau ditolaknya analisis nilai unutk diimplementasikan.
3.5 Kerangka Pemecahan Masalah
Berikut ini adalah diagram urutan pemecahan masalah dengan
tema “Analisa Pengembangan Produk Sepatu Dengan Metode Rekayasa Nilai
Dalam Rangka Penghematan Biaya Di PT. NASA TANGERANG” adalah
sebagai berikut :
Gambar 3.1
Kerangka Pemecahan Masalah
Menghitung biaya
Identifikasi masalah
Pengumpulan data
Pembangkitan alternatif desain
Menghitung performansialternatif desain
Alternatif desain yang terpilih
Perhit. Nilai ( Value )
Kesimpulan
Selesai
Mulai
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaaan
Terlampir
4.2 Tahap Informasi
4.2.1 Merumuskan masalah
Bagaimana melakukan penghematan biaya pada produk
sepatu tanpa mengurangi kualitas dari produk tersebut ?
Parameter yang digunakan adalah : jumlah komponen,
biaya material, dan biaya tenaga kerja.
4.2.2 Mengumpulkan informasi dan fakta
Rancangan desain sepatu JUMBLE.
Sebelum proses produksi dimulai terlebih dahulu
merancang, ditentukan model atau desain yang akan diproduksi.
Desain adalah gagasan untuk membentuk suatu bentuk atau model
sepatu dan merupakan faktor utama untuk menentukan konstruksi
sepatu yang akan diproduksi. Pada pelaksanaan penelitian untuk
Tugas Akhir di perusahaan PT. Nagasakti Paramashoes Industry,
penulis mengambil model sepatu JUMBLE sebagai bahan penulisan
Tugas Akhir. Desain sepatu ini telah ditentukan oleh pihak buyer.
Diskripsi produk sepatu JUMBLE adalah :
Nama sepatu : Sepatu olah raga JUMBLE
Jenis : Sepatu sport
Bahan : a. Atasan : Leather, Textile
b. Bawahan : Injection Phylon, Karet cetak
c. Pembantu : Benang, Primer (Water base), Lem
Polyester, Lapis, Pengeras/Reinforce
Foam
Untuk desain atasan memberi pengaruh yang sangat besar
pada bentuk sepatu. Oleh karena itu titik berat pembentukan desain
sepatu diarahkan pada bentuk desain atasannya. Tetapi tidak hanya
bentuk atasan sepatu (Upper Shoes) saja, tetapi konstruksi bentuk
bawahan (Bottom Shoes) juga mempengaruhi keserasian bentuk
sepatu.
4.2.3 Mengenali obyek : Mengkaji fungsi dan mencatat biaya
Secara garis besar sepatu terdiri dari 2 komponen yaitu
Vamp dan Quarter. Sedangkan komponen pendukung lainnya adalah
Tongue, Backseam, dan Counter
.
Komponen sepatu itu sendiri adalah :
1. Bagian atasan sepatu (Upper)
Adalah bagian sepatu yang terletak di sebelah atas dan
samping kaki. Bagian ini terbentuk menjadi satu unit atasan karena
adanya ikatan-ikatan dari komponen sepatu tersebut yang terdiri
dari :
- Vamp
Adalah atasan sepatu sebelah muka yang dimulai dari
tumpuan lidah (Tongue) ke muka sampai ujung depan bergerak
ke samping berbatasan dengan kedua ujung Quarter.
- Quarter
Adalah bentuk atasan sepatu yang terletak pada bagian
belakang yang bergerak ke samping berbatasan dengan pangkal
Vamp terdiri dari quarter samping dan quarter samping luar.
- Back Counter
Adalah bagian atasan sepatu yang berada di belakang
untuk menutup sambungan quarter samping dan quarter luar.
- Lidah (Tongue)
Adalah atasan sepatu yang terletak paling atas dimulai dari
pangkal tengah Vamp bergerak ke belakang sampai ujung
lengkung quarter.
2. Bagian bawah sepatu (Bottom)
Adalah bagian bawahan sepatu atau pengesolan yang
mangalasi kaki atau sepatu. Bagian ini adalah yang mendapat
tekanan berat tubuh.. Oleh karena itu bahan yang digunakan
berbeda dengan yang digunakan untuk membuat atasan sepatu.
Bagian bawahan sepatu terdiri dari :
- Sol dalam (Insole)
Adalah bagian bawahan yang terletak paling dalam setelah
kaki. Sol dalam merupakan pondasi sepatu.
- Sol luar (Outsole)
Adalah penutup paling luar, bahan bisa diambil dari
bermacam-macam bahan misalnya : karet, kulit, PVC dan
sebagainya.
- Tatakan (Sock linner)
Tatakan biasanya terbuat dari kulit atau bahan lainnya
yang fungsinya menutupi sol dalam dan untuk pemasangan
label.
Berikut adalah gambar komponen pola bagian atasan sepatu
JUMBLE.
Tabel 4.1
Bahan dan komponen atasan sepatu JUMBLE
No Komponen Bahan Gambar
1. Tip Generic Split Suede
Wetai
2. Vamp atau
Quarter In/Out
Generic Split Suede
Wetai
3. Eyestay Generic Split Suede
Wetai
4. Backtab Generic Split Suede
Wetai
5. Backseam Generic Split Suede
Wetai
6. Swoosh Generic Split Suede
Wetai
7. Tongue Generic Split Suede
Wetai
8. Tongue Lining Giga Taiwan Low Pile
+4.0MM Foam +
Tricot
9. Collar Lining Giga Taiwan Low Pile
+4.0MM Foam +
Tricot
10. Vamp Lining Giga Taiwan Low Pile
+4.0MM Foam +
Tricot
11. Tongue Foam Medium Foam 10MM
12. Collar Foam PU Foam 15MM
13. Innersole New Generation
Strobel Material
14. Sockliner Top
Cloth
Giga Taiwan Low
Pile+4.0MM+ Tricot
15. Counter REFORM 350
16. Toe Box TV 3
17. Eyestay Reinf Turotuff
18. Tongue Loop
Backing
Nylon 210 D
Proses pembuatan atasan sepatu JUMBLE
1. Persiapan bahan
- Persiapan bahan baku
Dalam persiapan bahan baku ini sepatu JUMBLE menggunakan
bahan baku dari bahan Synthetic dan Textile.
- Persiapan bahan pembantu
a. Benang
Benang yang digunakan pada jahitan zig zag adalah benang
SP 30D//3 PLY, sedangkan untuk jahitan yang lain
menggunakan Nylon 66 BOND 280 D/3 PLY dan P 210
D/PLY (BONDED).
b. Lem
- Untuk bawahan (Bottom)
Lem yang digunakan dalam pengeleman bawahan sepatu
JUMBLE antara lain : W-01 digunakan untuk mengelem
outsole, W-102 digunakan untuk midsole primer, dan
sockliner cementing dengan Stripe Hotmelt.
- Lem dan primer untuk atasan (Upper)
Primer Upper (Leather) adalah W-105 dan Cement Upper
adalah W-01.
2. Pemotongan bahan
Bahan yang telah siap, masuk dalam proses pemotongan,
proses pemotongan komponen sepatu JUMBLE menggunakan
Cutting Dies yang disesuaikan dengan masing–masing bentuk
komponen. Cutting Dies dioperasikan menggunakan mesin potong.
Bahan dari pemotongan tidak boleh rangkap karena
struktur kulit berbeda-beda, Sedangkan untuk bahan dari non kulit
boleh rangkap lebih dari satu maksimal empat lembar.
3. Penyesetan (Skiving)
Adalah mengurangi ketebalan pada bagian tepi komponen
dengan ketebalan yang telah ditentukan. Tujuan dari penyesetan
adalah untuk mempermudah dalam perakitan, untuk kerapian
sambungan dan yang paling utama adalah untuk kenyamanan
pakai, karena apabila dalam sambungan komponen tidak dilakukan
penyesetan maka akan terjadi tumpukan komponen yang tebal dan
efeknya mengurangi kenyamanan pakai.
4. Pemeriksaan/Quality Control
Hasil dari pemotongan dicek apakah sudah sesuai dengan
pola atau belum, apabila ada yang tidak sesuai dibawa ke bagian
boiler untuk di bakar.
5. Penandaan/Gauge
Penandaan (Gauge) adalah pemberian tanda yang berupa
garis pola pada komponen sepatu yang nanti ditempel dengan
komponen yang lain dan selanjutnya dijahit. Maksud dari
penandaan (Gauge) itu adalah sebagai pembatas pengolesan lem
dan supaya tepat pada waktu menempel komponen dan kemudian
dijahit. Dengan penandaan (Gauge) maka dari penempelan dapat
maksimal dan menghasilkan konstruksi sepatu yang kuat.
Penandaan ini dilakukan dengan menggunakan tangan.
Alat yang dipakai adalah silver pen dan dibantu dengan alat
penanda (Gauge) yang terbuat dari plastik mika yang diberi lobang
sesuai dengan tempat penempelan komponen.
Untuk penandaan pada Outsole proses dibantu dengan alat
penekan yang digerakkan mesin, baru kemudian dilakukan
penandaan (Gauge).
6. Perakitan atasan dan pembuatan logo
Perakitan atasan komponen ini dilakukan di Line Stitching
dalam departemen sewing, didalam departemen ini meliputi
pengeleman komponen, pemasangan reinforce/pengeras, dan
penjahitan/Stitching, serta pembuatan logo.
Logo pada sepatu JUMBLE terdapat pada backtab, lidah
(tongue) dan sockliner Pada bagian backtab dan tongue pembuatan
logo menggunakan mesin bordir (Embroidery). Berikut ini adalah
gambar logo dan ukurannya.
a. Backtab Logo
Backtab logo berupa logo tulisan Nike. Logo ini terdapat
pada tengah Backtab. Warna dari logo ini adalah True white.
Ukuran logo berlainan tergantung dari ukuran sepatu yaitu
sebagai berikut :
Tabel 4.2
Ukuran Backtab Logo
Size A B Warna
5~7 23 10 True White
7T~12 25 11
b. Tongue Logo
Merupakan logo yang terletak pada tongue, pembuatan
dengan cara di Embroidery. Berwarna True White. Dengan
ukuran pada table sebagai berikut :
Tabel 4.3
Ukuran Tongue Logo
Size A B C Warna
5~7 34 18 19 True White
7T~12 37 19 20
c. Sockliner Logo
Merupakan logo yang terdapat pada sockliner dengan
warna Net Grey. Pembuatan logo ini dengan cara heat transfer
screen paper. Berikut ini adalah gambar dan ukuran Sokliner
logo, untuk ukuran disesuaikan dengan besar kecil nomor
sepatu.
Tabel 4.4
Ukuran Sockliner Logo
Size A B C Warna
5~12 42 22 22 Net Grey
7. Penempelan Rainforce
Penempelan Rainforce berfungsi untuk menambah
kekuatan bagian yang ditempeli dan bentuknya dapat sesuai dengan
komponen pola atasan. Pada pembuatan sepatu JUMBLE,
penempelan Rainforce dilakukan dengan dua cara :
a. Penempelan dengan stiker, dengan cara langsung ditempel,
Rainforce tersebut terbuat dari bahan non woven.
b. Penempelan dilakukan dengan cara pemanasan (Hot Melt), yaitu
pada bagian Eyestay dan Tongue Loop Backing.
Bentuk Reinforce ukurannya lebih kecil 3-4 mm dari
ukuran komponen. Tujuannya agar tidak menimbulkan kendala
pada proses perakitan.
Perakitan atasan dan bawahan sepatu JUMBLE
Perakitan atasan dan bawahan ini dilakukan pada
Departemen Assembling. Bagian Assembling ini sangat penting sekali
karena menyangkut bentuk sepatu dan kenyamanan sepatu, maka dari
itu setiap proses harus diperhatikan dengan teliti. Adapun proses
perakitan sepatu JUMBLE adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
Dalam persiapan ini pekerjaan yang dilakukan meliputi :
- Persiapan laste atau menyiapkan acuan yang diperlukan.
- Membersihkan acuan menggunakan brush compressor.
- Penyusunan laste atau acuan rapi size laste.
- Persiapan bawahan sudah terakit.
2. Back Part Molding
Adalah proses pengaktifan zat perekat. Upper dimasukkan
ke dalam vent dengan temperatur yang sudah ditentukan. Tujuan
supaya Upper dan Collar Linning lekat dan bentuk Heel Counter
akan lebih baik. Temperatur 5C-15C dengan waktu 20-25 detik.
3. Upper Post Cooling
Check ulang Upper dan Collar linning apakah sudah lekat.
Ini adalah proses pendinginan terhadap Upper supaya daya rekat
Counter menjadi maksimal. Tujuan agar Counter Upper akan lebih
baik bentuknya.
4. Jahit Stroubel
Adalah proses pemasangan Insole pada Upper yaitu
dengan jahit Stroubel. Jarak jahitan Stroubel dari tepi Upper 3 mm.
Jarum yang digunakan no. 18, jenis benang NY 66 280 D/3 PLY.
5. Tip Activating
Merupakan proses pelunakan Toe box supaya setelah di
Clip lasting bentuknya bagus. Bahan dari Toe box adalah TV3,
dengan temperatur 90C-100C dengan waktu 30-35 detik.
6. Heel Seating
Proses ini menggunakan mesin Heel seating, tujuan untuk
mengoptimalkan bentuk Upper, kemudian check bagian lateral,
medial, dan tinggi heel apakah sesuai standart atau belum.
7. Buffing
Adalah proses pengkasaran pada area yang akan diolesi
lem dan primer agar bonding lebih kuat. Alat yang digunakan
adalah amplas yang digerakkan dengan dinamo, kepala amplas
setiap dua jam diganti.
8. Primer Upper
Cara kerja ini adalah dengan mencelupkan sikat dalam
primer W 105, kemudian dioleskan pada area Buffing dengan
mengikuti batas gauge, dioleskan secara tipis dan rata.
9. Primer Midsole
Cara kerja ini adalah dengan menggunakan sikat
kemudian dicelupkan pada primer W-102 lalu oleskan bagian
dalam midsole secara tipis dan rata.
10. Cemen Outsole
Menggunakan sikat dan lem W-01 water base lalu
dioleskan ke permukaan outsole dengan tipis dan rata, tujuan untuk
menguatkan bonding.
11. Cemen Upper
Bila primer sudah kering, oleskan lem W-01 pada
keseluruhan area yang sudah dibuffing dan diberi primer dengan
tipis dan rata.
12. Penempelan Upper dan Sole
Cara kerjanya adalah tempelkan permukaan upper bagian
depan, dengan sol bagian depan kemudian ikuti bagian belakang,
paskan dengan pembatas lem tidak boleh lebih atau kurang.
13. Cuci Upper dan Outsole
Ambil sepatu dari conveyor kemudian cuci upper dan
outsole dengan menggunakan minyak pencuci. Tujuan
membersihkan kotoran pada sepatu
14. Laste Preparation
Lepaskan laste dari sepatu kemudian bersihkan dengan
dibrush supaya sisa lem atau kotoran hilang, kemudian disusun
yang rapi menurut size.
15. Pasang Sokliner
Masukkan sockliner sampai ujung Toe cup dan bagian
heel sudah pas.
16. Press Sockliner
Cara kerja adalah masukkan sepatu ke dalam mesin press
dan tekan tombol dengan kaki sampai merekat betul. Tujuannya
supaya sockliner benar-benar merekat dan rata.
17. Inspektion
Adalah pengecekan sepatu dari kotoran upper, insole,
phylon, outsole, warna sepatu, tinggi rendah sepatu, medial, lateral,
toe cup dan aksesoris lainnya over lem, over buffing dan
sebagainya. Tujuannya agar sepatu benar-benar sesuai dengan
standar NIKE.
18. Tissue paper
Tujuannya supaya toe cup tidak berkerut. Cara kerjanya
adalah lipat tissue masukkan ke dalam sepatu dan tekan dengan alat
penekan dari kayu sampai kencang benar.
19. Shoe lace
Cara kerjanya adalah dengan mengambil tali yang telah
tersedia pada tempatnya kemudian ukur tali apakah sesuai dengan
spec, jika tidak sama jangan dipasang, masukkan tali ke dalam
lubang (punching) sesuai dengan yang telah ditentukan. Rapikan
tali dan masukkan ke dalam sepatu.
20. Labeling
Cara kerjanya adalah dengan mengambil box yang telah
tersedia pada tempatnya kemudian tempelkan size label pada inner
box yang rapi, letakkan sepatu diatas box dan jalankan.
21. Stempel
Cara kerjanya adalah dengan menyetempel innerbox
sesuai denagn tanggal produksi. Kemudian tutuplah sepatu yang
telah dibungkus dengan rapi dan masukkan ke dalam finish good.
Tujuannya untuk mengetahui data dan tanggal produksi.
4.2.4 METODE FAST
Definisi fungsi
Adapun fungsi utama dan fungsi pendukung dari desain sepatu ini
adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1
Diagram FAST
Keterangan :
Analisa terhadap fungsi yang paling rendah
1. Memberi kepercayaan diri
Bagaimana memberi kepercayaan diri, pemilihan desain sepatu
yang rapi dan serasi serta didasarkan pada pemilihan bahan dan
warna
Jawaban atas fungsi sepatu
- Sepatu disesuaikan dengan tujuan pemakaian
- Desain sepatu mengikuti mode
- Pemilihan bahan dan warna yang sesuai
Melindungi telapak kaki
Memberi kemudahan
Memberi kesehatan
Memberi kepercayaan diri
Memudahkan gerakan kaki
Memberi kenyamanan
2. Memudahkan gerakan kaki
Bagaimana memudahkan gerakan kaki, desain harus memberikan
faktor toleransi sehingga tidak mengganggu pergerakan kaki
Jawaban atas fungsi :
- Sepatu tidak sempit ( ukuran disesuaikan )
- Bahan sepatu tidak mudah mengkerut setelah dicuci
3. Memberi kenyamanan
Bagaimana memberikan kenyamanan sesuai dengan ukuran kaki
dan apabila dipakai kaki terasa nyaman
Jawaban atas fungsi
- Bahan disesuaikan dengan kebutuhan
- Bahan tidak terlalu keras untuk kaki
- Bahan memberikan kenyamanan dikala udara dingin maupun
panas
4.2.5 CBD (Cost Break Down) Sheet
Tabel 4.5
Cost Break Down
No Nama Komponen Keb.Material Biaya
A. Upper
1 Tip 0,1106 Rp 1.006,61
2 Vamp/ quarter in 0,5981 Rp 5.490,6
3 Vamp/ quarter out 0,6239 Rp 5.673,62
4 Eyes tay 0,2139 Rp 1.921,71
5 Swoosh 0,0756 Rp 732,08
6 Back tab 0,0846 Rp 732,08
7 Back seam 0,0253 Rp 274,53
8 Tongue 0,3681 Rp 3.385,87
9 Vamp quarter lining in 0, 0409 Rp 366,04
10 Vamp quarter lining out 0, 0386 Rp 366,04
11 Tongue foam 0,0268 Rp 274,53
12 Tongue lining 0,0287 Rp 274,53
13 Collor lining 0,0575 Rp 549,06
14 Collor foam 0,0216 Rp 183,02
15 Sockliner top cloth 0,0606 Rp 549,06
16 Sockliner foam 1,0300 Rp 9.425,53
17 Arch bandage 0,0106 Rp 91,51
18 Heel Counter 0,0135 Rp 91,51
19 Eyestay RF 0,0055 Rp 91,51
20 U throat RF 0,0060 Rp 91,51
21 Toe box 0,0047 -
22 Strobel Sock 0,0416 Rp 366,04
23 Zig – zag thread 6,1800 Rp 91,51
24 Upper thread 49,4400 Rp 457,55
25 Stroble thread 19,5700 Rp 183,02
26 Back Tab logo 1,0300 Rp 9.425,53
27 Tongue logo 1,0300 Rp 9.425,53
28 Shoe Lace 1,0300 Rp 9.425,53
29 C / O label 1,0300 Rp 9.425,53
Median Increase Size - Rp 1.647,18
B. Bottom
Outsole unit cost
30 Material Cost 0,2618 Rp 2.379,26
31 Labor Cost 1,0000 Rp 274,53
32 OH Cost 1,0000 -
Midsole Unit Cost
33 Material Cost 1,0300 Rp 9.425,53
34 Labor Cost 1,0000 -
35 OH Cost 1,0000 -
36 Midsole heel logo 1,0300 Rp 9.425,53
37 Midsole heel logo
writing
1,0300 Rp 9.425,53
38 Cement / bond 1,1100 Rp 10.066,1
C. Sockliner
39 Sockliner logo 1,0300 Rp 274,53
D. Packaging
40 Innerbox 1,0100 Rp 9.242,51
41 Outer Carton 0,0833 Rp 732,08
42 Tissue 1,0100 Rp 9.242,51
43 Wraping tissue paper 1,0100 Rp 9.242,51
44 Sticker 1,0200 Rp 9.334,02
45 Packing tape 1,0300 Rp 9.425,53
E.Direct Labor Cost Rp 1.738,69
F. Overhead Cost Rp 9.151
G. Loss Rp 1.189,63
H. Profit Rp 8.144,39
Total Harga Rp171.398,23
4.3 Tahap Spekulasi dan Tahap Analisis
Pada tahap ini kemungkinan lain dianalisis dengan menanyakan
apakah ada alternatif lain yang dapat memenuhi fungsi atau kegunaan yang
sama. Alternatif yang diusulkan mungkin didapat dari pengurangan
komponen, penyederhanaan, modifikasi dengan tetap mempertahankan fungsi
utama dari objek.
Dengan melihat dimensi-dimensi atau atribut-atribut produk serta
fungsinya, maka dapat dikembangkan ide-ide yang dapat mengurangi biaya
produk sepatu JUMBLE. Adapun ide tersebut dapat dirangkum dalam tabel
berikut :
Tabel 4.6
Alternatif Ide
No.
Nama Komponen
Aktual Usulan
Keb.Mat. Loss Keb.Mat.Tot Biaya Keb.Mat. Loss Keb.Mat.Tot Biaya
A.Upper
1. Tip 0,0962 15% 0,1106Rp.1006,61
0,0962 15% 0,1106 Rp.1006,61
2. Vamp/Quarter In 0,5201 15% 0,5981 Rp.5490,6 0,5201 15% 0,5981 Rp.5490,6
3. Vamp/Quarter Out 0,5425 15% 0,6239 Rp.5673,62 0,5425 15% 0,6239 Rp.5673,62
4. Eyestay 0,1860 15% 0,2139 Rp.1921,71 0,1860 15% 0,2139 Rp.1921,71
5. Swoosh 0,0567 15% 0,0756 Rp.732,08 0,0657 15% 0,0756 Rp.732,08
6. Back Tab 0,0736 15% 0,0846 Rp.732,08 0,0736 15% 0,0846 Rp.732,08
7. Back Seam 0,0220 15% 0,0253 Rp.274,53 0,0220 15% 0,0253 Rp.274,53
8. Tongue 0,3201 15% 0,3681 Rp.3385,87 0,3201 15% 0,3681 Rp.3385,87
9. Vamp Quarter Lining In 0,0397 3% 0,0409 Rp.366,04 0,0397 1% 0,0405 Rp.359,59
10. Vamp Quarter Lining Out 0,0375 3% 0,0386 Rp.366,04 0,0375 1% 0,0383 Rp.360,46
11. Tongue Foam 0,0260 3% 0,0268 Rp.274,53 0,0260 1% 0,0265 Rp.269,14
12. Tongue Lining 0,0279 3% 0,0287 Rp.274,53 0,0279 1% 0,0285 Rp.270,76
13. Collar Lining 0,0558 3% 0,0575 Rp.549,06 0,0558 1% 0,0569 Rp.536,36
14. Collar Foam 0,0210 3% 0,0216 Rp.183,02 0,0210 1% 0,0214 Rp.180,51
15. Sockliner Top Cloth 0,0588 3% 0,0606 Rp.549,06 0,0588 1% 0,6000 Rp.538,03
16. Sockliner Foam 1,0000 3% 1,0300 Rp.9425,53 1,0000 1% 1,0200 Rp.9242,51
17. Arc Bandage 0,0103 3% 0,0106 Rp.91,51 0,0103 1% 0,0105 Rp.89,49
18. Heel Counter 0,0131 3% 0,0135 Rp.91,51 0,0131 1% 0,0134 Rp.89,60
19. Eyestay RF 0,0053 3% 0,0055 Rp.91,51 0,0053 1% 0,0054 Rp.89,15
20. U Thhroat RF 0,0058 3% 0,0060 Rp.91,51 0,0058 1% 0,0059 Rp.89,52
21. Toe Box 0,0046 3% 0,0047 0,0046 1% 0,0047
22. Strobel Sock 0,0404 3% 0,0416 Rp.366,04 0,0404 1% 0,0412 Rp.358,46
23. Zig-zag Thread 6,0000 3% 6,1800 Rp.91,51 6,0000 1% 6,1200 Rp.89,73
24. Upper Thread 48,0000 3% 49,4400 Rp.457,55 48,0000 1% 48,9600 Rp.448,52
25. Stroble Thread 19,0000 3% 19,5700 Rp.183,02 19,0000 1% 19,3800 Rp.179,47
Median Size Increase Rp.1647,18 Rp.1647,14
26. Back Tab Logo 1,0000 3% 1,0300 Rp.9425,53 1,0000 3% 1,0300 Rp.9425,53
27. Tongue Logo 1,0000 3% 1,0300 Rp.9425,53 1,0000 3% 1,0300 Rp.9425,53
28. Shoe Lace 1,0000 3% 1,0300 Rp.9425,53 1,0000 0% 1,0000 Rp.9151
29. C/O Label 1,0000 3% 1,0300 Rp.9425,53 1,0000 0% 1,0000 Rp.9151
B. Bottom
Outsole
30. Material 0,2380 10% 0,2618 Rp.2379,26 0,2380 10% 0,2618 Rp.2379,26
31. Labor 0% Rp.274,53 Rp.274,53
32. OH 0%
Midsole
33 Material 1,0000 3% 1,0300 Rp.9425,53 1,0000 3% 1,0300 Rp.9425,53
34. Labor 0%
35. OH 0%
36. Midsole Heel Logo 1,0000 3% 1,0300 Rp.9425,53 1,0000 3% 1,0300 Rp.9425,53
37. Midsole Hel Logo Writing 1,0000 3% 1,0300 Rp.9425,53 1,0000 3% 1,0300 Rp.9425,53
38. Cement/Bond 1,0000 10% 1,1000 Rp.10066,1 1,0000 10% 1,1000 Rp.10066,1
C.Sockliner
39. Sockliner Logo 1,0000 3% 1,0300 Rp.274,53 1,0000 1% 1,0100 Rp.269,2
D.Packaging
40. Inner Box 1,0000 1% 1,0100 Rp.9242,51 1,0000 1% 1,0100 Rp.9242,1
41. Outer Carton 0,0833 0% 0,0833 Rp.732,08 0,0833 0% 0,0833 Rp.732,08
42. Tissue 1,0000 1% 1,0100 Rp.9242,51 1,0000 0,5% 1,0050 Rp.9196,76
43. Wrapping Tissue Paper 1,0000 1% 1,0100 Rp.9242,51 1,0000 1% 1,0100 Rp.9242,51
44. Sticker 1,0000 2% 1,0200 Rp.9334,02 1,0000 2% 1,0200 Rp.9334,02
45. Packing Tape 1,0000 3% 1,0300 Rp.91,51 1,0000 1% 1,0100 Rp.89,65
E.Direct Labor Cost Rp.1738,69 Rp.1738,69
F.Overhead Cost Rp.9151 Rp.9151
G.Loss Rp.1189,63 Rp.1189,63
H.Profit Rp.8144,39 Rp.8144,39
I. Total Harga
Rp.171398,23 Rp.170535,11
Keterangan untuk satuan material adalah :
- Komponen 1-21 : Square Feet (S/F) dimana 1S/F = 30,5 cm x 30,5 cm = 930,25 cm2.
- Komponen 23-25 : Meter
- Komponen 30,33 : KG
Contoh perhitungan untuk Square feet menjadi cm2 adalah :
1. Kebutuhan material untuk Tip adalah 0,0962 S/F, jika diubah ke dalam satuan cm2 maka besarnya adalah
0,0962 x 930,25 = 89,49 cm2
Keterangan Tabel :
1. Loss actual diperoleh dari perusahaan dan merupakan kebijaksanaan dari
pihak pemesan (Buyer) NIKE.
2. Loss usulan dari penulis yaitu :
- Untuk Loss 15% digunakan untuk material sepatu dari kulit (Leather).
Hal ini dikarenakan tekstur kulit yang berbeda-beda antara punggung
dan perut, sehingga Lossnya tetap dan tinggi.
- Untuk Loss 10%, 3%, 2% tidak dapat diubah karena sudah standar dari
NIKE dan apabila dikurangi akan mempengaruhi kekuatan.
- Untuk Loss 1% digunakan untuk material sepatu dari non kulit. Hal ini
dikarenakan material dari non kulit mempunyai tekstur yang hampir
sama untuk seluruh permukaan.
- Untuk Loss 0,5% pada Tissue yaitu dengan mengurangi jumlah Tissue
yang semula berjumlah 4 lembar menjadi 2 lembar. Tujuan dari
pemberian Tissue ini adalah untuk menahan bentuk depan (Toe Cup).
- Untuk Loss 0% digunakan pada Shoe Lace dan C/O Label. Loss ini
kecil atau tidak ada karena apabila ada yang rusak, maka dapat
dikembalikan kepada pemasok. Shoe Lace dan C/O Label tidak dibuat
di PT. NASA, Tangerang.
Berdasarkan table diatas maka dapat dilakukan analisis biaya pada
material, sehingga penghematan untuk pembuatan produk sepatu sebesar
Rp. 863,12/pasang dengan jumlah produksi 1.500/hari . Jadi penghematannya
sebesar : Rp. 863,12 x 1.500 pasang/hari = Rp. 1.294.680/hari.
Pada desain sepatu maupun jumlah komponen tetap karena produk sepatu
JUMBLE ini merupakan produk pesanan dari Buyer NIKE dan juga kualitas
dari sepatu NIKE sendiri sudah bagus.
Sedangkan untuk analisis nilai fungsi adalah sebesar :
Biaya untuk pembuatan sepatu = Rp. 171.398,23
Biaya setelah rekayasa nilai = Rp. 170.535,11
Jadi nilai fungsinya sebesar =
Nilai fungsi sebesar 1,01 berarti biaya yang dikeluarkan adalah layak.
4.4 Tahap Pengembangan
Pada tahap ini alternatif yang telah terpilih dari tahap sebelumnya
dibuat program pengembangan sampai menjadi usulan yang lengkap.
Alternatif yang memiliki aspek teknis paling baik akan dievaluasi lebih lanjut
mengenai biaya untuk mendukung usulan pemilihannya.
4.5 Tahap Penyajian dan Program Tindak Lanjut
Tahap penyajian dan program tindak lanjut merupakan tahap akhir
dari proses rekayasa nilai yang terdiri dari persiapan penyajian kesimpulan
hasil rekayasa nilai kepada yang berkepentingan. Kegiatan utama pada fase
ini adalah membuat laporan hasil analisis yang berupa usulan penyempurnaan
produk dan mempresentasikan dihadapan pihak pengambil keputusan. Fase
ini juga menentukan diterima atau ditolaknya hasil rekayasa nilai untuk
diimplementasikan.
Laporan tersebut berupa :
Diskripsi produk sepatu JUMBLE adalah :
Nama sepatu : Sepatu olah raga JUMBLE
Jenis : Sepatu sport
Bahan : a. Atasan : Leather, Textile
b. Bawahan : Injection Phylon, Karet cetak
c. Pembantu : Benang, Primer (Water base), Lem
Polyester, Lapis, Pengeras/Reinforce Foam
Penjelasan fungsi komponen dapat dilihat pada diagram FAST :
Total penghematan biaya yang diperoleh adalah sebesar Rp. 1.294.680/hari.
Melindungi telapak kaki
Memberi kemudahan
Memberi kesehatan
Memberi kepercayaan diri
Memudahkan
gerakan kakiMemberi
kenyamanan
4.6 Tahap Implementasi
Suatu usulan yang dimuat dalam laporan hasil rencana kerja
rekayasa nilai, bagaimanapun baiknya tidak akan bermanfaat bila tidak dikuti
dengan implementasi. Tahap ini dilakukan setelah dinyatakan diterima oleh
pihak manajemen yang bersangkutan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Dalam proses rekayasa nilai ini yang diubah-ubah adalah nilai Loss mulai
dari 0% sampai 15% dengan tujuan untuk mengurangi biaya produksi.
- Untuk Loss 15% digunakan untuk material sepatu dari kulit (Leather).
Hal ini dikarenakan tekstur kulit yang berbeda-beda antara punggung
dan perut.
- Untuk Loss 10%, 3%, 2% tidak dapat diubah.
- Untuk Loss 1% digunakan untuk material sepatu dari non kulit. Hal ini
dikarenakan material dari non kulit mempunyai tekstur yang hampir
sama untuk seluruh permukaan.
- Untuk Loss 0,5% pada Tissue yaitu dengan mengurangi jumlah Tissue
yang semula berjumlah 4 lembar menjadi 2 lembar. Tujuan dari
pemberian Tissue ini adalah untuk menahan bentuk depan (Toe Cup).
- Untuk Loss 0% digunakan pada Shoe Lace dan C/O Label. Loss ini
kecil atau tidak ada karena apabila ada yang rusak, maka dapat
dikembalikan kepada pemasok. Shoe Lace dan C/O Label tidak dibuat
di PT. NASA, Tangerang.
2. Biaya sebelum rekayasa nilai adalah sebesar Rp. 171.398,23 dan setelah
rekayasa nilai sebesar Rp. 170.535,11, sehingga perhitungan nilai fungsi
adalah sebesar 1,01 yang berarti biaya yang dikeluarkan adalah layak.
3. Dalam analisa biaya pembuatan produk sepatu dapat memberikan
penghematan sebesar Rp. 863,12. Produksi sepatu JUMLE dalam sehari
sebesar 1.500 pasang sepatu. Jadi penghematan yang diperoleh dalam
sehari adalah sebesar Rp. 863,12 x 1.500 pasang/hari =
Rp. 1.294.680/hari.
5.2 Saran
1. Pengembangan alternatif produk sepatu dengan metode rekayasa nilai
(Value Engineering) terhadap desain sepatu, sehingga lebih sesuai dengan
antropometri pemakai.
2. Kualitas sepatu NIKE sudah baik untuk itu harus tetap diperhatikan dan
ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Darminto Pujotomo, KRMT. Haryo Santoso dan Risang Pamungkas A,
“Perancangan Ulang Produk TV Braket dalam rangka Penghematan Biaya
dan Peningkatan Nilai Produk dengan metode Rekayasa Nilai”
2. Iman Soeharto, “Manajemen Proyek (Dari Konseptual sampai
Operasional)”, Penerbit Erlangga, 2001.
3. Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger, “Perencanaan dan Pengembangan
Produk”, Penerbit Salemba Teknika, 2001
4. Keith Lockyer, Alan Muhlemann, dan Jhon Oakland, “Manajemen Produksi
dan Operasi”, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 1990
5. Murni, Sari dan Hari Prasetyo, “Buku Pegangan Kuliah Perencanaan dan
Pengendalian Produksi Jurusan Teknik Industri”, Penerbit Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2001
6. Larry W. Zimmerman dan Glen D. Hart, “Value Engineering a Practical
Approach for Owners”, Penerbit Van Nostrand Reinhold Company, 1982
A. Gambar963.*-m Perusahaan
Nama perusahaan : PT. Nagasakti Paramashoes Industry
Alamat : Jl. Agarindo Km 6 Desa Sukamantri
Kec. Pasar Kemis-Tangerang 15560
Jawa Barat-Indonesia.
Phone 62-21-5903580
Fax 62-21-5903578
Kantor pusat : Jl. Cikini Raya No. 69
Jakarta Pusat 10330-Indonesia
Phone 62-21-335857
Fax 62-21-335868
Tanggal berdiri : 12 Agustus 1988
Status : Penanaman Modal Dalam Negeri
Dewan komisaris : Bp. Murdaya Widyawimarta Poo
Ny. Siti Harmini Kumara
Dewan direksi : Ny. Siti Harmini Kumara
Awal produksi : 1990
Jenis usaha : - Industri sepatu olahraga NIKE
- Komponen sepatu olahraga NIKE, yaitu
Phylon dan Poly Urethane
Staff ahli : Korea Selatan
B. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Nagasakti Paramashoes Industri (PT. NASA) merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang industri sapatu olahraga dengan
merk NIKE, yang didirikan pada tanggal 12 Agustus 1988 dengan Akta
Pendirian Perseroan Terbatas No. 58 dihadapan Notaris Kartini Mulyadi,SH
dan surat pemberitahuan Ketua BKPN tentang persetujuan Presiden No.
71/PMA/18 Juli 1988.
Perusahaan yang bergerak di Jl. Agarindo Desa Sukamantri,
Kecamatan Pasar Kemis, Tangerang, Banten, Jawa Barat didirikan diatas
tanah seluas 74.144 m2 dengan bangunan seluas 26.000 m2.
Produksi dan eksport perdana dimulai pada tanggal 20 April
1990 menggunakan tiga line produksi dengan kapasitas produksi 3.000
pasang sepatu perhari dengan menggunakan 1.250 orang karyawan Indonesia
serta 24 orang karyawan asing. Pada saat ini PT. NASA memperkerjakan
sekitar 70 pekerja wanita, dengan kapasitas produksi terpasang sekitar
12.000 pasang sepatu perhari.
Tingginya jumlah tenaga kerja wanita, didasari oleh karena
pembuatan sepatu merupakan pekerjaan hand made yang banyak menuntut
ketrampilan, kesabaran dan lain-lain. Karenanya lebih tepat bila dikerjakan
oleh wanita sebab sesuai dengan kodrat yang dimilikinya. Wanita biasanya
lebih teliti, rapi, bersih, telaten, sabar dan hati-hati.
Pada tanggal 20 Januari 1992 terjadi perubahan status dari PMA
menjadi PMDN yang disahkan oleh akta Notaris No. 53, yang dikeluarkan
oleh Jemes Herman Raharjo, SH. Dengan perkembangan perusahaan yang
sedemikian cepatnya maka PT. Nagasakti Paramashoes Industri memperluas
penanaman modal dalam negeri berdasarkan surat No. 63/II/PMDN/1992
tertanggal 18 Mei 1993. Sampai dengan bulan Juni 1993 (Januari-Juni 1993)
produksi sepatu olahraga sebanyak 2.270.006 pasang sepatu dengan niali US$
34.024.699 menggunakan tenaga kerja sebanyak 7.106 (per Mei 2003) terdiri
dari laki-laki 2.229 orang dan 4.877 orang serta 11 orang tenaga asing.
Pada tahun 1995 PT. NASA memperoleh penghargaan dari :
1. Kantor pusat NIKE di Amerika atas kinerja Perusahaan yang
memuaskan.
2. Pemerintah Indinesia, sebagai Pembina Terbaik Tenaga Kerja
Wanita Tingkat Nasional dan Tingkat Propinsi Jawa Barat.
C. Tujuan Perusahaan
Adapun pendirian perusahaan tersebut dengan tujuan sebagai
berikut :
1. Prospek sepatu olahraga pada masa mendatang cukup cerah.
2. Menguntungkan berbagai pihak, yaitu :
a. Perusahaan
b.Karyawan
c. Pemilik
3. Dapat memberi masukan devisa kepada pemerintah, khususnya dari
sektor non migas.
4. Menyediakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.
5. Memenuhi kebutuhan sepatu olahraga baik untuk dalam negeri
maupun luar negeri.
D. Struktur Organisasi
Untuk melaksanakan kegiatan PT. Nagasakti Paramashoes
Industri mempunyai bagian-bagian departemen, dimana pada setiap
departemen mempunyai jalan kerja sendiri-sendiri tetapi saling berkaitan.
Maka diperlukan jam kerjasama untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan.
Adapun tugas dan tanggungjawab dari masing-masing bagian
adalah sebagai berikut :
1. Presiden Direktur
a. Memegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan.
b. Menentukan kebijakan perusahaan.
c. Memilih direktur dan komisaris.
2. Direktur
a. Menentukan kebijakan yang bersifat intern.
b. Menyelenggarakan kepemimpinan umum.
c. Merencanakan, mengendalikan dan mengorganisasikan perusahaan.
d. Meminta laporan-laporan dari para manager yang diberi tugas.
e. Mengurusi dan mengawasi kekayaan perusahaan.
f. Mewakili atas nama perusahaan dalam hubungan keluar.
3. Internal Audit
a. Pemeriksaan dan penelitian terhadap baik tidaknya pengendalian
akuntansi dan administrasi serta mendorong cara-cara efektif dengan
biaya minimum.
b. Menentukan pelaksanaan kebijakan manajemen.
c. Menentukan dapat dipercaya tidaknya informasi yang dihasilkan oleh
berbagai bagian perusahaan.
4. Finance and Accounting Manager
a. Merumuskan prosedur untuk penerimaan dan pengeluaran uang kas.
b. Membuat rencana anggaran (cash flow).
c. Menganalisa dana untuk kebutuhan perusahaan.
5. Personel
a. Merumuskan peraturan dan ketentuan perusahaan serta kebijaksanaan
pimpinan perusahaan untuk diterapkan dan dilaksanakan.
b. Memperluas dan merencanakan serta menyelenggarakan pelaksanaan,
pencarian, penerimaan dan pengakhiran kerja.
6. General Affair
a. Mempersiapkan, merencanakan dan mengkoordinir penyelenggaraan
kebersihan, kenyamanan, pemeliharaan gedung, ruang-ruang, halaman-
halaman milik perusahaan.
b. Mempersiapkan, merencanakan dan mengatur makan bagi setiap
karyawan.
c. Mempersiapkan, mengatur dan merencanakan kendaraan milik
perusahaan untuk digunakan demi kepentingan perusahaan dan
pemeliharaannya.
d. Melakukan persiapan, perencanaan dan pengaturan stasionary serta
pendistribusian untuk kebutuhan alat tulis dan pakaian seragam
karyawan.
e. Melaksanakan pengurusan dan perpanjangan perijinan yang diperlukan
sehubungan dengan usaha dan kegiatan perusahaan baik yang
berhubungan dengan pihak swasta, instansi pemerintah maupun negara
asing.
7. General Manager ADM and HRD
Bagian ini bertanggung jawab dan berkewajiban membantu
direktur dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari di bidang human
resources development dan general affair yang meliputi perencanaan,
pengendalian dan pengawasan serta pengembangan pelaksanaan kegiatan
di bidang kepersonaliaan dan general affair dalam mendukung tercapainya
keberhasilan perusahaan antara lain :
a. Memelihara kenyamanan dan ketentraman kerja serta dapat mengambil
suatu tindakan yang tegas terhadap pelanggaran.
b. Melaksanakan dan memelihara gedung, ruang dan halaman serta taman
untuk perusahaan serta menjaga kebersihan.
c. Melaksanakan pengurusan serta pemantauan perijinan yang berkaitan
dengan perusahaan.
8. Manager Trade (Export-Import)
a. Menerima order pembelian/buyer (NIKE)
b. Menghubungi supplier lokal maupun internasional serta memutuskan
pengadaan material dengan mutu dan jumlah terjamin.
c. Mengadakan negoisasi dengan Buyer (NIKE) mengenai jumlah harga
dan waktu pengiriman.
d. Bekerjasama dengan Development, PPC dan Factory sesuai dengan
judwal kegiatan Trade.
e. Membina dan membimbing Trade staff agar menjadi profesional.
9. Production Manager
a. Mengontrol dan mengawasi semua kegiatan produksi masing-masing
bagian.
b. Mengupayakan agar semua target produksi dari perusahaan dapat
tercapai dengan baik.
c. Mempertahankan kapasitas produksi dengan mengupayakan pemakaian
bahan baku dan peralatan yang berkualitas baik serta mengontrol dan
mengawasi pemeliharaan mesin-mesin produksi.
d. Membina dan membimbing staf produksi lokal (Supervisor) untuk
meningkatkan sikap keterbukaan, kerjasama antar bagian dan loyalitas
terhadap perusahaan.
e. Bertanggung jawab atas semua kegiatan produksi agar sesuai rencana
dan target yang diinginkan pihak Buyer (NIKE), baik dari segi kualitas
maupun pengiriman.
Sistem pengawasan kerja diperusahaan diatur dalam peraturan
perusahaan yaitu Keputusan Departemen Tenaga Kerja No.33 Kep. Kantor
Wilayah Prop. Bandung tahun 1990. Karyawan diatur dengan pedoman
Ketentuan Perusahaan sesuai dengan Undang-undang atau Keputusan Menteri
atau peraturan lainnya seperti Keputusan Gubernur.
Untuk penertiban karyawan diberlakukan tata tertib yang harus
di patuhi oleh karyawan yang pengawasannya dilakukan oleh seksi pembina
karyawan. Apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan akan
diberi sanksi, misalnya peringatan lisan 3 kali, tertulis 3 kali, skorsing,
pemutusan hubungan kerja.
Pemutusan hubungan kerja tidak boleh di jatuhkan secara
langsung harus mengikuti prosedur dari Depnaker. Karyawan yang akan di
PHK akan diproses melalui Panitia Penyelesaian Perselisihan Perusahaan
Daerah (P4D) dan bila belum berhasil bisa ke tingkat pusat bahkan sampai ke
tingkat Menteri. Jadi karyawan betul-betul dilindungi dan sangat di hormati
hak-haknya sepanjang tidak melanggar tata tertib.
E. Jadwal Kerja
1. PT. Nagasakti Paramashoes Industry Tangerang mengatur kerja dengan
baik. Kegiatan kerja dilaksanakan mulai hari senin sampai hari sabtu
dengan waktu kerja tiap harinya 8 jam dengan istirahat 1 jam.
2. Perusahaan dapat mengatur kerja dengan syatem shif.
3. Apabila perusahaan sibuk dan sangat perlu dapat memerintahkan untuk
bekerja lembur pada hari biasa atau hari libur.
Pada karyawan bagian keamanan, kebersihan, pengemudi atau
bagian lain yang memerlukan jam istirahat khusus di atur sendiri. Berikut
adalah jadwal bagian office dan produksi.
No. Hari Jam Keterangan
1. Senin-Jumat 07.00-12.00 Jam kerja
12.00-13.00 Istirahat
13.00-15.00 Jam kerja
2. Jumat 07.00-11.30 Jam kerja
11.30-13.00 Istirahat
13.00-15.00 Jam kerja
3. Sabtu 07.00-12.00 Jam kerja
Sumber PT. NASA tahun 2002
F. Gambaran Khusus Perusahaan
a. Sarana dan Fasilitas
Sarana dan fasilitas yang diberikan oleh PT. NASA antara lain berupa :
1. Sarana Ibadah
2. Sarana Bank
3. Sarana Pos dan Giro
4. Sarana Telephone Umum
5. Sarana Olahraga
6. Sarana Hiburan (Audio Visual untuk film dan karaoke)
7. Sarana Kantin karyawan
8. Sarana informasi dan edukasi (Majalah Dinamika NASA dan
Perpustakaan)
9. Fasilitas pelayanan kesehatan dengan tenaga medis 4 orang dokter
dan 5 orang perawat yang dibuka selama 24 jam, dengan sarana :
- Pemeriksaan kesehatan
- Imunisasi anak dan ibu hamil
- Pemeriksaan kehamilan
- Pelayanan keluarga berencana
- Tindakan operasi kecil
10. Jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK)
11. Asuransi kecelakaan kerja (AKTK) di luar jam kerja
12. Bantuan biaya perawatan dan pengobatan
13. Bantuan biaya melahirkan
14. Bantuan duka cita
15. Pakaian seragam
16. Fasilitas kredit kepemilikan rumah dan kendaraan
17. Mengkoordinir dan membantu mencarikan rumah sewa layak huni
bagi karyawan
18. Pendidikan dan latihan dalam negeri dan luar negeri, berupa :
- Ketenagakerjaan
- Safety Task
- Teknologi pembuatan sepatu
- Satpam
- Pemadam kebakaran
- Management Trainning untuk Supervisor/Foreman/Ketua Line
- Pembinaan karyawan lama
b. Fasilitas Kesejahteraan
Fasilitas kesejahteraan yang diberikan dapat berupa :
1. Pengupahan
- Uang pokok (sesuai UMR yang berlaku)
- Uang transport
- Premi hadir
- Tunjangan Departemen
- Makan siang
- Extra Fooding
- Bonus target
- Insentif
2. Istirahat atau cuti
- Tahunan
- Haid
- Hamil dan melahirkan
- Cuti khusus
c. Fasilitas Kesehatan
1. Pengobatan poloklinik perusahaan
Yang dapat menggunakan fasilitas POLIKLINIK yaitu :
- Karyawan yang bersangkutan
- Keluarga karyawan
2. Bantuan pengobatan
Pengobatan pada dasarnya dilakukan sepenuhnya oleh
tenaga medis yang ada di perusahaaan (POLIKLINIK), namun
tidak menutup kemungkinan bagi karyawan untuk berobat di luar
poliklinik perusahaan bila tenaga medis, saran dan prasarana tidak
dapat menangani. Bantuan pengobatan meliputi biaya-biaya :
- Pemerikasaan dokter umum/spesialis
- Pembelian obat-obatan atas dasar resep dokter
- Pemeriksaan laboratorium/rongent.
3. Bantuan perawatan/opname
Bila pekerja dirawat/opname di rumah sakit, maka
perusahaan memberikan bantuan biaya perawatan atau opname
dengan ketentuan :
- Rumah sakit ditunjuk oleh perusahaan
- Kelas ditentukan oleh perusahaan
Dalam keadaan emergency, pekerja diijinkan untuk
memilih rumah sakit lain namun penggantian biaya perawatan
diberikan sesuai dengan yang diperuntukkan padanya.
4. Bantuan biaya bersalin
Bantuan biaya bersalin diberikan kepada pekerja wanita
untuk kelahiran anak pertama sampai anak ketiga.
d. Fasilitas Kesejahteraan Lainnya
1. JAMSOSTEK
Untuk menjamin perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan
kerja para pekerja dan keluarganya maka perusahaan
mempertanggungkan pekerja melalui program JAMSOSTEK :
- Asuransi kecelakaan kerja
- Jaminan hari tua
- Asuransi kematian/meninggal dunia
2. Asuransi Kecelakaan di luar jam kerja
Selain mempertanggungkan pekerja dalam program
JAMSOSTEK, perusahaan juga mempertanggungkan pekerja dalam
asuransi KECELAKAAN DI LUAR JAM KERJA.
3. Bantuan duka cita
Perusahaan memberikan bantuan duka cita kepada pekerja dan
keluarganya (suami/istri/anak dari perkawinan yang sah) bila
meninggal.
4. Perlindungan kesehatan kerja
Perusahaan menyediakan perlengkapan keselamatan kerja atau
kesehatan kerja yang disesuaikan dengan bidang yang bersangkutan.
e. Organisasi dan Kegiatan
1. Serikat Pekerja Tekstil Sandang dan Kulit (SP-TSK atau FSPSI)
- Bersama pengusaha menyusun dan menandatangani KKB.
- Menyelenggarakan Pekan Olahraga SP-TSK/FSPSI.
- Bekerjasama dengan Manajemen melaksanakan ulang tahun
massal untuk karyawan pada minggu terakhir setiap bulan.
2. Koperasi karyawan NASA Sejahtera
- Pengadaan 9 (sembilan) bahan pokok.
- Simpan pinjam
- Kredit barang
3. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
4. NASA Sport Club
- Membina karyawan berbakat dalam bidang olahraga
- Pertandingan olahraga antar Departemen
- Pertandingan olahragaantar Perusahaan maupun club
5. NASA pecinta alam
- Pendakian gunung
- Bakti sosial
6. Organisasi keagamaan
a. Majelis Islamiyah NASA (MINA)
- Mengadakan donor darah
- Menyelenggarakan peringatan hari besar keagamaan Islam
- Sholat bersama setiap Jum’at dan hari Raya Idul Adha.
- Pada saat Idul Adha, membagikan hewan Qurban kepada fakir
miskin.
b. Muda-mudi Katholik (MUDIKA)
- Mengadakan ceramah yang bersifat umum untuk seluruh
karyawan.
- Mengadakan Misa pada hari selasa minggu kedua setiap bulan.
c. Muda-mudi Kristen (MUDIKRIS)
- Menyelenggarakan peringatan hari besar keagamaan
Kristen/Katholik.
d. Kebaktian pada hari Jum’at setiap bulan.
e. Karyawan Umat Budha (KARUNA)
- Mengadakan peringatan Tri Suci Waisak dan hari besar
keagamaan lainnya.
- Mengadakan Puja Bhakti bersama.
G. Kesempatan Trainning bagi karyawan
Dalam rangka meningkatkan ketrampilan dan keahlian para
karyawan perusahaan memberikan kesempatan yang mempunyai bakat dan
minat untuk mengikuti Trainning sesuai dengan ketrampilannya. Trainning
dapat dilakukan di dalam atau di luar negeri dan biasanya di tanggung oleh
perusahaan. Untuk tenaga ahli biasanya Trainning dilakukan di luar negeri
seperti Korea selatan atau USA.
H. Aspek Produksi
1. Kapasitas produksi
Kapasitas produksi perusahaan adalah 12.000 pasang per hari
sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan. Bila perusahaan
menghendaki produksi dinaikkan maka dilakukan kerja lembur, tetapi
perusahaan hanya melakukan produksi sesuai pesanan dari Buyer, maka
kapasitas produksi disesuaikan dengan jumlah pesanan.
2. Aliran proses
PT. NASA melakukan proses pembuatan sepatu ditinjau secara
umum dapat dibagi tiga tahapan kerja yaitu : pengerjaan atasan,
pengerjaan bawahan dan perakitan antara bawahan dengan atasan.
a. Pengerjaan atasan
1. Pengerjaan atasan
2. Proses pemotongan
3. Proses pemberian logo dan merk
4. Proses penjahitan
b. Pengerjaan bawahan
1. Persiapan bahan baku unutk sol luar dan sol tengah di gudang
material.
2. Pembuatan sol luar dan sol tengah di bagian Hot Press.
3. Proses perakitan bawahan yang dilakukan di Stokfit.
c. Perakitan atasan dengan bawahan
1. Tahap persiapan
2. Proses Lasting
3. Proses perakitan atasan dengan bawahan
4. Finishing, Quality Control and Packing.
3. Pengaturan persediaan bahan
Bahan pokok dan penunjang untuk sepatu pada proses produksi
adalah merupakan unsur yang penting. Untuk itu perlu adanya suatu
sistem pengaturan pengadaan bahan baku sepatu. Hal ini dimaksudkan
tidak terjadi keterlambatan stok bahan baku yang akan mengganggu
kelancaran produksi.
Dalam mengatasi persediaan bahan baku ini PT. NASA mengadakan
suatu pengecekan isi gudang bahan baku dengan penghitunagn
kebutuhan produksi pada kurun waktu tertentu. Selain penghitungan
tersebut juga dilakukan pengecekan dengan melihat laporan harian dan
bulanan yang dibuat oleh Assistant Manager gudang.
4. Perencanaan dan Pengawasan Produk
Untuk menghasilkan hasil yang maksimal serta kelancaran dan
mutu produksi, maka diperlukan suatu perencanaan dan pengawasan
proses produksi yang mantap.
Perencanaan produksi di perusahaan ini dilakukan oleh PCC
setelah mengadakan negosiasi dengan pihak Buyer. Untuk proses
produksi perencanaan dilakukan oleh pihak Development yang
bekerjasama dengan bagian PCC. Pelaksanaan proses produksi
diserahkan pada manger pabrik, sedangkan pengawasan hasil produksi
menjadi tugas bagian Quality Control.
I. Hasil Produksi
PT. NASA khusus menghasilkan sepatu olahraga antara lain :
1. Jumble Low
2. Trainner III
3. Multi Court
J. Standarisasi dan Quality Control
1. Standarisasi
Standarisasi adalah suatu ukuran yang dipergunakan sebagai
dasar perbandingan kualitas. Dalam produksi sepatu agar produk dapat
dapat diterima oleh konsumen, maka produk tersebut harus sesuai dengan
standart NIKE yang telah ditetapkan baik mengenai bahan maupun
proses pembuatannya.
Indonesia mempunyai standart sendiri untuk produk yang
beredar di pasaran lokal. Hal ini digunakan untuk melindungi hak
konsumen agar mendapatkan barang yang layak pakai.
2. Quality Control.
Untuk mencapai mutu sesuai dengan standart yang telah
ditetapkan, maka manajer pabrik menempatkan tenaga Quality Control
pada tiap-tiap tahap produksi, dimulai dari gudang sampai dengan bagian
pengepakan. Karyawan ini mempunyai tugas meneliti, mengawasi dan
menyortir bahan, pengerjaan dan barang jadi yang tidak sesuai dengan
standart yang telah ditetapkan.
Pembagian kualitas di perusahaan ini di kelompokkan menjadi 3
grade, yaitu :
a. A Grade adalah sepatu lolos kontrol yang termasuk kualitas I, sepatu
ini bisa diekspor.
b. B Grade adalah sepatu kualitas II, yang memiliki sedikit cacat
seperti kulit kotor, jahitan kurang sedikit rapi. Sepatu ini tetap di
ekspor dengan harga setengah dari harga A Grade.
c. C Grade adalah sepatu dengan cacat banyak (tidak lolos kontrol),
sepatu ini dimusnahkan dengan cara dipotong kemudian dibakar.
K. Aspek Pemasaran
Pemasaran adalah keseluruhan kegiatan yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, promosi dan pendistribusian barang dan
jasa dengan tujuan untuk memberi kepuasan kepada pembeli.
PT. NASA dalam memasarkan produknya tidak banyak
mendapatkan kesulitan. Hal ini disebabkan karena perusahaan ini sudah
mempunyai pembeli tetap dari Buyer dari NIKE. Dengan demikian pembelian
barang pada konsumen atau pemakai, kegiatan promosi dan bertanggung
jawab mengenai laku tidaknya produk tersebut sudah menjadi tanggung
jawab pihak Buyer.
Berikut ini adalah skema jaringan distribusi pemasaran PT.
NASA :
Perusahaan
Buyer NIKE / Pemesan
Exportir / Penyalur
Konsumen
STRUKTUR ORGANISASI PT NAGASAKTI PARAMASHOES INDUSTRY
POST AUDIT
ENGINEERING
ELECTRIC
MECHANIC
CORPORAT
E RESPON
SIBILITY
LABOR PRACTICE
ENVIRONMENT
SAFETY
HEALT
PRODUCTION
UPPER
QA / QC / PE
BOTTOM
LABORATORY
DEVELOPME
N
OTHERS
PPIC
MC
PPC
FINANCE & ADMIN GENERAL
AFFAIR
SECURITY
GENERAL AFFAIR
INFORMATION
TECHNOLOGY
MATERIALWARE
HOUSE
ACCOUNTING
COSTACCOUNTING
FINANCE
TAX & LK
CUSTOM CLEARANCE
HRD
PERSONALIA
LEGAL
PAYROLL
DIKLAT
INDUS
TRIAL
ENGINE
RINGBOTTOM
UPPER
DEPUTY MANAGING DIRECTOR
INTERNAL AUDIT
MARKETING
SUPERUSER
MARKETING NIKE
MARKETING OTHER BUYER
EXPORT
FINISH
GHOOD
S
PROCUREMENT
PROCUREMENT IMPORT
PROCUREMENT LOKAL
KOREA LIASON OFFICE
CONSUMPTION
ENGINEERING
PROSES PRODUKSI SEPATU
BAGIAN OUTSOLE
BAGIAN UPPER
-
Lembaran
eva di press
menjadi eva
Y
N
PHYLON
GUDANG BAHAN BAKU OUTSOLE
BUBBER MILLCOMPOUND
- Campuran dari bahan kimia dan karet alam diroll menjadi lembaran karet dan lembaran
HOT PRESS RUBBER
Lembaran karet dipress sesuai cetakan/ meld
TRIMMING
- alas karet dirapikan
GRINDING / VD PROCESS
- Membuat kasar bagian permukaan
EVA SPONGE
STOCKFIT
GUDANG BAHAN BAKU UPPER
STITCHING
- bahan hasil pemotongan
digabung / dijahit
PRINTING
- bahan diberi logo / merk
EMBROIDERY
PU
CUTTING
LAMINATING
- Bahan dipotong
Vapor Degreser
ASSEMBLY
-Proses pengaturan & penggabungan Upper & Outsole
FINISH GOOD WARE HOUSE INSP
ECTI
ON
B.GRADE
EXPORT