rekayasa lalu lintas

18
Rekayasa Lalu Lintas/Survai lalu lintas Untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik lalu lintas maka diperlukan untuk mendapatkan berbagai informasi mengenai prasarana, lalu lintas yang bergerak diatasnya serta perilaku pengguna. Informasi tersebut dianalisis untuk memperoleh unjuk kerja lalu lintas, bila unjuk kerja berada dibawah standar pelayanan minimal, selanjutnya diusulkan perubahan geometrik atau pengaturan penggunaan ruang jalan. Pada bab ini akan diuraikan jenis-jenis survai yang diperlukan, informasi yang dikumpulkan dalam survai, merumuskan formulir survai, tata cara melakukan survai, serta pengolahan dan penyajian hasil survai yang dilakukan dalam rangka memperbaiki unjuk kerja lalu lintas. Daftar isi 1 Survei inventarisasi prasarana jalan 2 Survei arus lalu lintas o 2.1 Informasi yang dikumpulkan o 2.2 Metoda pelaksanaan survei 2.2.1 Survei manual 2.2.2 Survei dengan camera o 2.3 Penyajian data arus lalu lintas 3 Survei Kecepatan o 3.1 Kecepatan sesaat 3.1.1 Satuan kecepatan 3.1.2 Metode pengukuran kecepatan sesaat 3.1.3 Analisis data kecepatan sesaat o 3.2 Kecepatan perjalanan 3.2.1 Kendaraan contoh 3.2.2 Pelacakan kendaraan o 3.3 Contoh penerapan survey kecepatan perjalanan 4 Survey parkir o 4.1 Bangkitan parkir 4.1.1 Faktor yang mempengaruhi bangkitan parkir 4.1.2 Pengumpulan data o 4.2 Volume Parkir 4.2.1 Survei volume parkir 4.2.2 Lama parkir 4.2.2.1 Cara memperoleh data lama parkir 4.2.2.2 Penggunaan informasi lama parkir o 4.3 Akumulasi parkir 4.3.1 Besarnya akumulasi 4.3.2 Waktu pelaksanaan survei o 4.4 Perputaran parkir

Upload: febriirvansyah

Post on 23-Sep-2015

19 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Survey Angkutan

TRANSCRIPT

  • Rekayasa Lalu Lintas/Survai lalu lintas

    Untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik lalu lintas maka diperlukan untuk

    mendapatkan berbagai informasi mengenai prasarana, lalu lintas yang bergerak diatasnya serta

    perilaku pengguna. Informasi tersebut dianalisis untuk memperoleh unjuk kerja lalu lintas, bila

    unjuk kerja berada dibawah standar pelayanan minimal, selanjutnya diusulkan perubahan

    geometrik atau pengaturan penggunaan ruang jalan.

    Pada bab ini akan diuraikan jenis-jenis survai yang diperlukan, informasi yang

    dikumpulkan dalam survai, merumuskan formulir survai, tata cara melakukan survai, serta

    pengolahan dan penyajian hasil survai yang dilakukan dalam rangka memperbaiki unjuk kerja

    lalu lintas.

    Daftar isi

    1 Survei inventarisasi prasarana jalan

    2 Survei arus lalu lintas

    o 2.1 Informasi yang dikumpulkan

    o 2.2 Metoda pelaksanaan survei

    2.2.1 Survei manual

    2.2.2 Survei dengan camera

    o 2.3 Penyajian data arus lalu lintas

    3 Survei Kecepatan

    o 3.1 Kecepatan sesaat

    3.1.1 Satuan kecepatan

    3.1.2 Metode pengukuran kecepatan sesaat

    3.1.3 Analisis data kecepatan sesaat

    o 3.2 Kecepatan perjalanan

    3.2.1 Kendaraan contoh

    3.2.2 Pelacakan kendaraan

    o 3.3 Contoh penerapan survey kecepatan perjalanan

    4 Survey parkir

    o 4.1 Bangkitan parkir

    4.1.1 Faktor yang mempengaruhi bangkitan parkir

    4.1.2 Pengumpulan data

    o 4.2 Volume Parkir

    4.2.1 Survei volume parkir

    4.2.2 Lama parkir

    4.2.2.1 Cara memperoleh data lama parkir

    4.2.2.2 Penggunaan informasi lama parkir

    o 4.3 Akumulasi parkir

    4.3.1 Besarnya akumulasi

    4.3.2 Waktu pelaksanaan survei

    o 4.4 Perputaran parkir

  • 4.4.1 Cara memperoleh data perputaran parkir

    4.4.2 Penggunaan informasi perputaran parkir

    5 Survei asal tujuan

    o 5.1 Cara pelaksanaan survei

    5.1.1 Survai wawancara dipinggir jalan

    o 5.2 Survai wawancara rumah tangga

    5.2.1 Pendekatan

    5.2.2 Ukuran sampel

    o 5.3 Survai kartu pos

    o 5.4 Survai plat nomor kendaraan

    6 Survei berat dan dimensi kendaraan

    o 6.1 Peralatan

    o 6.2 Pelaksanaan survei

    7 Referensi

    Survei inventarisasi prasarana jalan

    Merupakan survei untuk mengumpulkan data mengenai dimensi dan geometrik jalan, terdiri

    dari antara lain:

    panjang ruas jalan;

    lebar jalan;

    jumlah lajur lalu lintas;

    lebar bahu jalan;

    lebar median;

    lebar trotoar;

    lebar drainase,

    alinyemen horisontal;

    alinyemen vertikal.

    Bagian potongan melintang jalan ditunjukkan dalam gambar berikut:

  • Survei arus lalu lintas

    Untuk mendapatkan informasi besaran arus lalu lintas perlu dilakukan survei untuk

    mendapatkan data yang representatif mengenai besaran arus lalu lintas. Besaran arus lalu lintas

    dipengaruhi oleh waktu, musim (musim hujan atau musim kemarau ataupun musim hari-hari

    besar keagamaan), hari pelaksanaan survei(hari pasar), pusat kegiatan, perumahan ataupun pada

    daerah wisata dan berbagai faktor lainnya; jenis kendaraan yang berlalu lintas (klasifikasi

    kendaraan);

    Informasi yang dikumpulkan

    Informasi yang dikumpulkan meliputi:

    Arus pada ruas

    Pergerakan dipersimpangan

    Arus lalu lintas

    Komposisi kendaraan

    Volume jam puncak (VJP)

    Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR)

    Metoda pelaksanaan survei

    Ada dua metode yang biasanya digunakan untuk melakukan survey, yaitu :

    1. Survei manual dengan menggunakan tenaga surveyor untuk menghitung arus lalu lintas

    yang melalui suatu potong jalan, survey ini membutuhkan biaya tenaga kerja yang besar,

    tapi dapat dilakukan dengan mudah. Permasalahan yang ditemukan dengan survai yang

    dilakukan secara manual adalah keakuratan dari hasil survai yang sangat tergantung

    kepada motivasi surveyor yang melakukan survai.

  • 2. Survei mekanis/elektronis, merupakan survai yang mempergunakan peralatan mekanis

    ataupun elektronis untuk mengukur jumlah kendaraan yang melewati suatu potong jalan

    ataupun kawasan di persimpangan. Peralatan survai yang digunakan berupa:

    1. Tabung pneumatik, merupakan perangkat mekanis pengukur arus lalu lintas

    dengan menempatkan suatu pipa pneumatik ditempatkan memotong jalan,

    pengukuran dilakukan bila roda kendaraan yang menginjak tabung yang

    kemudian direkam,

    2. Loop induksi, merupakan perangkat elektronis yang bekerja atas dasar induksi

    dari mesin mobil pada saat melewati loop. Loop ditanam dibawah permukaan

    jalan,

    3. Gelombang infra merah/ultra sonik, merupakan perangkat elektronis yang bekerja

    dengan memancarkan gelombang infra merah ataupun ultrasonik ke kendaraan

    yang lewat. Dengan metode ini selain besar arus juga dapat diklasifikasi serta

    kecepatan lalu lintas,

    4. Kamera video, yang digunakan dengan mengubah data menjadi terukur dalam

    prosesor. Dengan metode ini selain besar arus juga dapat diklasifikasi serta

    kecepatan lalu lintas

    Survei manual

    Untuk mendapatkan gambaran besar arus lalu lintas dan seberapa besar pengaruhnya terhadap

    kapasitas jalan, maka kendaraan di klasifikasikan menjadi beberapa golongan sebagai berikut:

    Waktu pelaksanaan survei arus tergantung kepada tujuan pelaksanaan survei, untuk

    mendapatkan arus lalu lintas harian maka survei dilakukan sepanjang hari, namun dapat

    dilakukan penyederhanaan dengan melakukan survei 16 jam, sebelum puncak pagi terjadi sampai

    dengan sesudah puncak sore, hasil kemudian dikonversikan untuk mendapatkan lalu lintas harian,

    untuk wilayah perkotaan biasanya survei dilakukan antara hari Selasa sampai dengan Kamis,

    sedangkan hari Jumat memiliki ciri tersendiri karena adanya kegiatan sholat Jumat, hari Sabtu

    sebagian perkantoran libur dan hari Minggu mempunyai ciri tersendiri yang sangat terpengaruh

    dengan kegiatan di kawasan yang dilakukan survei.

  • Survei dengan camera

    Salah satu pendekatan yang digunakan dalam melakukan survei adalah dengan

    menggunakan camera video yang di digitalisasi untuk kemudian bisa di peroleh informasi

    mengenai besarnya arus lalu lintas. Camera ditempatkan diatas jalan diarahkan kepada lalu lintas

    yang akan diukur besar arusnya[1]. Untuk mendeteksi arus lalu lintas dibentuk virtual loop, setiap

    kali loop dilewati kendaraan akan terdeteksi processor video yang kemudian dihitung sebagai

    sebuah kendaraan.

    Penyajian data arus lalu lintas

    Data disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan data tersebut, seperti:

    15 menit ter padat,

    Volume per jam,

    jam puncak, merupakan saat terjadinya arus puncak dalam satu hari, biasanya di

    perkotaan terdapat dua puncak yaitu puncak pagi yaitu pada saat berangkat kerja/sekolah

    dan puncak sore pada saat pulang kerja,

    volume harian, merupakan volume selama 24 jam,

    volume rata-rata harian yang biasanya dihitung selama periode survei yang panjangnya 3

    atau 4 hari yang kemudian di rata-ratakan

    volume rata-rata harian dalam setahun,

    Volume mingguan,

    Volume bulanan.

    Volume yang sifatnya detail, menitan, 15 menitan merupakan informasi yang diperlukan dalam

    penetapan waktu pada APILL, sedangkan volume harian rata-rata dalam setahun dibutuhkan

    dalam merencanakan jalan, sedangkan jam puncak digunakan untuk menentukan rasio volume

    per kapasitas.

    Contoh profil jam-an sepanjang hari (24 jam) di kawasan perkotaan

  • Survei Kecepatan

    Kecepatan ada besaran vektor yang menunjukkan seberapa cepat benda perpindahan. Besar dari

    vektor ini disebut dengan kelajuan dan dinyatakan dalam satuan meter per detik (m/s atau ms-1),

    atau kilometer perjam (km/jam)

    Ada beberapa jenis kecepatan yang dikumpulkan dalam studi lalu lintas diantaranya: kecepatan

    sesaat, kecepatan perjalanan, kecepatan ruang waktu. Survei kecepatan biasanya digunakan untuk

    mengukur kecepatan lalu lintas yang menjadi indikator utam kinerja lalu lintas, tapi disamping

    itu digunakan untuk analisis potensi kecelakaan, dan digunakan juga untuk analisis kecelakaan.

    Kecepatan sesaat

    Salah satu indikator kinerja lalu lintas yang penting dalam rekayasa lalu lintas adalah kecepatan

    sesaat, oleh karena itu pengukuran kecepatan sesaat merupakan satu yang diukur. Kecepatan

    sesaat biasanya digunakan untuk analisis perilaku masyarakat dalam berlalu-lintas didaerah

    rawan kecelakaan, tetapi juga digunakan dalam perencanaan perilaku masyarakat dalam

    penggunaan persimpangan. Tetapi juga digunakan untuk melakukan penegakan hukum terhadap

    pelanggaran kecepatan, untuk itu biasanya digunakan radar speed gun ataupun perangkat yang

    lebih canggih lagi dengan menggunakan perangkat elektronik yang dilengkapi dengan camera.

    Radar Microdigicam yang digunakan di Brazil

    Satuan kecepatan

    Rumus yang digunakan untuk mengukur kecepatan adalah:

    Beberapa satuan kecepatan lainnya adalah:

    meter per detik dengan simbol m/detik

    kilometer per jam dengan simbol km/jam atau kph

    mil per jam dengan simbol mil/jam atau mph

  • Metode pengukuran kecepatan sesaat

    Ada beberapa cara yang digunakan dalam pengukuran kecepatan sesaat, diantaranya:

    1. Secara manual dilakukan dengan mengukur waktu tempuh jarak tertentu yang dilakukan

    berkali-kali untuk mendapatkan gambaran kecepatan rata-ratanya dan simpangan

    bakunya serta percentil ke 85 nya[2]. Semakin banyak contoh yang diambil semakin baik,

    biasanya digunakan sekurang-kurangnya 30 contoh. Permasalahan dalam pengukuran

    seperti ini adalah akurasi pengukuran. Dua pengamat ditempatkan terpisah pada jarak

    tertentu, misalnya 50 m mengapit simeteris titik pengamatan. Pengamat pertama memberi

    tanda kepada pengamat kedua untuk mengaktifkan stop watch saat kendaraan melewati

    pengamat pertama. Pengamat kedua mematikan stop watch saat kendaraan melewati

    pengamat kedua. Kecepatan dihitung dengan membagi jarak (50 m) dibagi waktu tempuh

    antara posisi pengamat pertama dan kedua dianggap sebagai kecepatan sesaat. Pengamat

    pertama atau kedua bisa digantikan cermin yang ditempatkan serong dengan sudut 45

    derajat.

    2. Secara mekanis dilalukan dengan menggunakan perangkat mekanis seperti dua pipa

    pneumatik yang dipasang pada jarak tertentu kemudian jeda waktunya diukur antara

    kedua pipa dilewati oleh roda kendaraan,

    3. Secara elektronik yang dilakukan dengan menggunakan perangkat elektronik

    seperti speed radar gun ataupun dengan menggunakan ultrasonic ataupun infra merah.

    Analisis data kecepatan sesaat

    Setelah data dikumpulkan maka langkah selanjutnya di klasifikasi kan kedalam tabel distribusi

    deskriptif seperti berikut:

    Dari tabel diatas maka dapat di estimasi bahwa Kecepatan pada 50 persentil jatuh pada kecepatan

    antara 43 sampai 48 km/jam atau kalau dihitung dengan formula berikut :

  • Posisi persenti 50 (rata-rata) dan persentil 85

    Kecepatan perjalanan

    Kecepatan perjalanan adalah kecepatan efektif kendaraan yang sedang dalam perjalanan antara

    dua simpul yang dihitung dari dengan menghitung dari jarak antara kedua simpul dibagi dengan

    waktu tempuh antara kedua simpul tersebut. Didalam perhitungan waktu tempuh tersebut sudah

    termasuk waktu tundaan/delay yang terjadi selama menempuh antara kedua simpul tersebut.

    Perhitungan kecepatan perjalanan merupakan informasi yang digunakan dalam perencanaan

    perjalanan, termasuk dalam membuat jadwal perjalanan angkutan umum. Oleh karena itu survei

    kecepatan merupakan perangkat yang diperlukan oleh para perencana dalam merencanakan

    sistem transportasi, khususnya dalam penyusunan jadwal angkutan umum.

    Rumus yang digunakan dalam menghitung kecepatan perjalanan sama seperti pada perhitungan

    kecepatan sesaat hanya saja jarak dan waktu yang digunakan lebih jauh dan lebih lama, berikut

    ditunjukkan rumus yang digunakan untuk mengukur kecepatan:

    Metode yang digunakan dalam mengukur kecepatan perjalanan:

    Kendaraan contoh

    Dalam metode ini surveyor dengan menggunakan kendaraan berjalan dengan kecepatan yang

    sama dengan lalu lintas lainnya, dan diusahakan agar jumlah kendaraan yang menyalib dan

    disalib sama, untuk mendapatkan kecepatan rata-rata pada ruas yang di survei. Waktu dicatat

    pada formulir setiap simpul yang dilewati termasuk dimana hambatan dan penyebab hambatan.

    Contoh formulir bisa dilihat dalam tabel berikut ini.

  • Untuk mendapatkan nilai yang bisa diterima secara statistik maka data perlu dikumpulkan

    beberapa kali, angka yang biasanya digunakan adalah paling sedikit 6 (enam) sampel.

    Pelacakan kendaraan

    Perangkat pelacakan kendaraan berbasis GPS kendaraan sekarang ini banyak dipasarkan, dan

    bisa digunakan untuk mengukur kecepatan perjalanan. Untuk mendapatkan gambaran kecepatan

    perjalanan di wilayah perkotaan dapat dilakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang

    menggunakan sistem pelacakan kendaraan seperti yang banyak digunakan pada perusahaan taksi

    kota. Data pelacakan kemudian diolah untuk mendapatkan berbagai informasi perjalanan,

    diantaranya kecepatan perjalanan, asal tujuan perjalanan, kecepatan sesaat, dan sebagainya.

    Pelaksanaan survei dapat dilakukan dengan cara yang lebih mudah lagi, yaitu dengan

    menggunakan perangkat GPS yang biasa digunakan untuk navigasi kendaraan sehingga diperoleh

    data jarak tempuh, waktu perjalanan, kecepatan kendaraan, kecepatan tertinggi.

    Contoh penerapan survey kecepatan perjalanan

    Menginventarisasi kinerja operasional pada jalan Pakubuono Jakarta Selatan yang diangkat dari

    Pembenahan Transportasi Jakarta[3] meliputi:

    Membagi ruas Pakubuono kedalam bagian ruas jalan;

    Mengukur kecepatan lalu lintas pada bagian ruas jalan;

    Mengukur waktu tundaan di persimpangan;

    Angka kecelakaan yang terjadi pada masing-masing bagian ruas/simpang dalam bentuk

    Black Spot Map yang dirinci lebih lanjut dari type kecelakaan yang terjadi (Apakah

    Depan dengan depan, depan dengan samping atau samping dengan samping), jenis

    kendaraan yang mengalami kecelakaan;

    Dari seluruh informasi kinerja selanjutnya dibuat Diagram Ruang Waktu sebagaimana terlihat

    dalam gambar. Semakin curam kurvanya semakin rendah kecepatan perjalanan pada bagian ruas

  • jalan tersebut, yang diakibatkan gangguan kelancaran. Sedang untuk data kecelakaan diolah

    secara tersendiri dengan melakukan analisis konflik yang terjadi.

    Diagram ruang waktu

    Survey parkir

    Survey parkir dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik parkir disuatu kota

    atau kawasan. Karakteristik parkir merupakan ukuran-ukuran atau besaran-besaran yang bisa

    digunakan dalam merencanakan kebutuhan fasilitas ruang parkir serta digunakan dalam

    mengendalikan kebutuhan ruang parkir. Apalagi dengan permintaan ruang parkir yang sudah

    sedemikian tingginya. Hal ini perlu, sebab jika persoalan parkir tidak ditangani dengan baik, bisa

    memicu terjadinya kemacetan lalu lintas di jalan. Apalagi dengan makin banyaknya ruas jalan di

    beberapa kota besar yang belakangan banyak di dipakai untuk parkir (on street parking).

    Sehingga diperlukan penatan parkir yang baik, apalagi dengan makin terbatasnya ruang parkir

    dibandingkan jumlah kendaraan yang terus bertambah.

    Bangkitan parkir

    Pada saat ini, sebagian besar pengaturan sistem perparkiran yang terdapat di pusat-pusat

    perbelanjaan, perkantoran, dan lain sebagainya, masih dilakukan secara konvensional. Padahal

    untuk kelancaran dan kenyaman parkir, diperlukan manajemen dengan system penangan yang

    juga modern. Sehingga perlu adanya bangkitan parkir atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai

    Parking Generation. Maksudnya adalah bangkitan parkir yang terjadi di suatu kawasan,

    perkantoran, perbelanjaanan, sekolah, daerah wisata, ataupun tata ruang lainnya.

    Informasi lain yang penting dalam bangkitan parkir adalah akumulasi parkir, sehingga dapat

    diperoleh profil penggunaan ruang parkir sepanjang hari secara akurat, lama parkir dan informasi

    yang terkait dengan jenis kendaraan yang parkir. Guna mendapatkan informasi bangkitan parkir

    yang akurat, perlu dilakukan survei parkir. untuk mendapatkan informasi besarnya bangkitan

    parkir, jenis kendaraan yang parkir, lamanya parkir, serta informasi pendukung lainnya. Dengan

    informasi ini, selanjutnya dapat direncanakan:

    Jumlah ruang parkir yang dibutuhkan berdasarkan beberapa variabel seperti waktu.

    Dasar untuk penerapan kebijakan parkir seperti kebijakan pembatasan ruang parkir,

    kebijakan tarif parkir dan kebijakan jangka waktu parkir.

  • Faktor yang mempengaruhi bangkitan parkir

    Bangkitan parkir tergantung kepada beberapa faktor,di antaranya meliputi:

    Besarnya kawasan terbangun yang biasanya terkait erat dengan tingkat pemilikan

    kendaraan pribadi.

    Banyaknya dan kepadatan kegiatan yang berada di kawasan tersebut.

    Besarnya daya tarik masyarakat untuk menuju kawasan tersebut.

    Jumlah karyawan tetap maupun tidak tetap yang bekerja di kantor, atau kegiatan di

    kawasan tersebut.

    Tingkat pemilikan kendaraan pribadi ataupun milik perusahaan/dinas masyarakat

    metropolitan atau kota yang bersangkutan. Pemilikan kendaraan berupa mobil dan atau

    sepeda motor. Pemilikan kendaraan pribadi masih belum mencapai titik jenuhnya,

    sehingga pertumbuhan masih akan berlangsung yang ditandai dari tingginya tingkat

    pertumbuhan kendaraan bermotor.

    Jenis kegiatan, apakah itu perkantoran, pusat perdagangan, sekolah atau apartemen.

    Kebijakan perparkiran yang diberlakukan oleh pemerintah daerah yang bersangkutan.

    Pengumpulan data

    Pengumpulan data bangkitan parkir dapat dilakukan di tempat asal perjalanan ataupun di tempat

    tujuan. Survei parkir di tempat tujuan, dilakukan untuk mengetahui besarnya permintaan ruang

    parkir untuk masing-masing jam dalam satu (1) hari, menurut hari dalam satu minggu, dan

    menurut bulan dalam satu tahun. Karakteristik kebutuhan parkir dalam satu (1) minggu, dapat

    dilihat dalam contoh gambar berikut.

    Karakteristik harian dalam satu minggu dikawasan perkantoran akan mempunyai ciri khusus

    yaitu bahwa pada hari sabtu dan minggu tingkat pengguanaan ruang parkir akan rendah.

    Sedangkan untuk kawasan perbelanjaan akan berbeda, yang biasanya justru lebih ramai pada hari

    Sabtu dan Minggu.

    Contoh bangkitan parkir di perkantoran per 100 meter persegi luas lantai perkantoran.

    Volume Parkir

    Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang parkir di suatu tempat atau kawasan parkir tertentu

    selama waktu tertentu. Sedangkan waktu yang biasanya digunakan adalah satu hari. Karakteristik

    volume parkir tergantung kepada tempat di mana pelataran parkir/gedung parkir tersebut berada.

    Misalnya di perkantoran, pusat perbelanjaan, daerah wisata, sekolah, pasar dan lain sebagainya.

  • Kalau di perkantoran, akan tinggi pada hari kerja sedang pusat perbelanjaan/mall akan tinggi

    pada akhir minggu.

    Survei volume parkir

    Biasanya masalah utama dari parkir adalah keterbatasan ruang parkir dibandingkan dengan

    jumlah kendaraan yang membutuhkan ruang parkir. Sehingga perlu dilakukan survei untuk

    mendapatkan informasi mengenai volume parkir. Hal ini bisa dilakukan dengan mengumpulkan

    jumlah kumulatip kendaraan yang parkir di tempat atau kawasan tersebut. Pendekatan lain yang

    dapat dilakukan dengan volume parkir adalah dengan mengumpulkan jumlah kendaraan yang

    masuk pelataran/gedung melalui pintu/gate masuk parkir dengan menggunakan rumus berikut:

    Dimana:

    VP:Volume parkir

    Ei:jumlah kendaraan yang masuk ke pelataran/gedung parkir dalam periode i

    n:jumlah periode jam pengamatan

    Informasi volume parkir, sangat diperlukan untuk merencanakan kebutuhan ruang parkir. Di

    samping itu, data volume parkir beserta data lama parkir dan akumulasi parkir, digunakan untuk

    menghitung besarnya jumlah ruang parkir yang perlu disediakan. Dalam hal ini, data volume

    parkir menjadi informasi yang sangat diperlukan untuk pengendalian parkir dalam rangka

    kebijakan manajemen lalu lintas yang baik. Hal ini juga telah dipraktikkan di Indianapolis

    International Airport, yakni dengan menurunkan tarif parkir untuk menaikkan volume parkir

    dalam kaitannya untuk meningkatkan penumpang yang menggunakan angkutan udara. Bisa juga

    sebaliknya menaikkan tarif untuk menurunkan volume parkir.

    Lama parkir

    Waktu yang diperlukan atau lama parkir yang disebut juga sebagai durasi parkir yang dalam

    bahasa Inggrisnya disebut sebagai Parking duration, merupakan informasi mengenai lamanya

    parkir kendaraan di suatu tempat parkir. Tentu lamanya parkir tergantung kepada maksud

    perjalanan yang dilakukan. Misalnya untuk parkir di tempat kerja biasanya lebih panjang

    ketimbang belanja di mall. Apalagi parkir yang sekadar beli rokok atau roti di warung, durasi

    waktunya lebih pendek lagi.

    Informasi mengenai lama parkir diperlukan guna merencanakan ruang parkir untuk suatu

    bangunan/gedung parkir ataupun kegiatan lain. Termasuk parkir untuk pengunjung pameran

    ataupun gedung olahraga yang kebutuhan parkirnya tidak rutin. Misalny gedung yang khusus

    didesain untuk ajang pameran, biasanya dikunjungi orang hanya kalau ada pameran. Begitu pula

    misalnya gedung olah raga ataupun pertandingan olahraga, itupun masih dipengaruhi oleh

    menarik tidaknya kegiatan itu. Sehingga, muatan parkirnya pun, akan sangat tergantung dengan

    situasi tersebut.

  • Contoh distribusi lama parkir suatu pusat perbelanjaan.

    Cara memperoleh data lama parkir

    Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperoleh data lama parkir suatu kendaraan. Tapi yang

    paling mudah dan akurasinya tinggi, yakni dengan system computerized. Data lama parkir

    biasanya dikelola dalam suatu basis data berbasiskan komputer dengan mencatat waktu

    kendaraan masuk dan keluar ke pelataran/gedung parkir hingga kendaraan keluar. Kemudian

    dapat dihitung dengan formula:

    dimana :

    LP = Lama parkir

    Wm = Waktu saat kendaraan masuk

    Wk = Waktu saat kendaraan keluar

    Sedang untuk mendapatkan lama parkir rata-rata dapat digunakan formula sebagai berikut:

    Dimana:

    Ei = frekuensi kendaraan yang parkir kelas i

    LPi = lama parkir pada kelas i

    = jumlah kendaraan yang parkir selama periode pengamatan.

    Penggunaan informasi lama parkir

    Informasi lama parkir ini sangat berguna untuk membuat manajemen parkir yang baik. Data

    informasi lama parkir, digunakan untuk merencanakan kebutuhan ruang parkir dan juga sistem

    pengaturan keluar masuknya kendaraan. Selain itu, data lama parkir bisa digunakan untuk

    menghitung besarnya tarif yang akan terapkan kepada penggun jasa parkir. Khususnya untuk

    tempat parkir yang harus membayar berdasarkan lama parkir. Satuan yang biasanya digunakan

    dalam perhitungan tarif adalah jam seperti yang banyak digunakan di perkantoran atau di pusat

    perbelanjaan di kota-kota besar Indonesia. Di sejumlah negara maju., bahkan menggunakan

    satuan 15 menit-an ataupun tiap menit. Selain itu, digunakan sebagai acuan[4] untuk menerapkan

    pembatasan lamanya parkir misalnya untuk menaikkan atau menurunkan muatan maksimum 5

    menit, parkir di depan toko, maksimum 1 atau 2 jam saja. Dalam hal ini, biasanya digunakan

    meter parkir.

  • Akumulasi parkir

    Akumulasi parkir merupakan jumlah kendaraan yang parkir pada suatu saat tertentu, di suatu

    tempat gedung parkir atau pelataran parkir. Informasi mengenai akumulasi parkir ini digunakan

    untuk merencanakan ruang parkir yang dibutuhkan pada suatu tempat ataupun untuk menerapkan

    pengendalian parkir di suatu kawasan. Survei akumulasi parkir

    Untuk mendapatkan informasi mengenai akumulasi parkir, perlu dilakukan survei untuk

    mendapatkan profil kendaraan yang parkir dalam satu hari. Angka capaian tertinggi jumlah

    kendaraan yang parkir, disebut sebagai akumulasi tertinggi parkir. Angka ini bervariasi menurut

    kegiatan tempat, di mana ada pelataran/gedung parkir. Sebagai gambaran, perkantoran mencapai

    puncaknya pada siang hari sedang pertokoan/mall akumulasi hari kerja lebih rendah dari

    akumulasi pada akhir minggu (weekend) pada sore hari dan pemukiman/apartemen pada malam

    hari.

    Besarnya akumulasi

    Besarnya akumulasi parkir diberikan dengan formula sebagai berikut:

    Di mana:

    AP adalah akumulasi parkir

    Ei adalah jumlah kendaraan yang masuk ketempat parkir

    Ex adalah jumlah kendaraan yang keluar tempat parkir

    Jika sebelumnya sudah ada kendaraan yang diparkir di lokasi parkir, maka jumlah akumulasi

    yang ada tersebut dijumlahkan dalam jumlah akumulasi parkir. Kendaraan yang ada di dalam,

    kadang karena sudah ada kendaraan yang datang sebelum dilakukan survei atau ada kendaraan

    yang menginap ataupun rusak dan ditinggal pemiliknya.

    Di mana:

    N = jumlah kendaraan yang ada sebelumnya

    Waktu pelaksanaan survei

    Waktu pelaksanaan survei tergantung kepada jenis kegiatan di mana survei itu dilakukan. Kalau

    di perkantoran, biasanya kegiatan lebih dominan pada jam kerja, pasar pada pagi hari. Di sekolah

    pada saat masuk dan keluar sekolah, hunian/apartemen pada malam hari.

    Perputaran parkir

    Perputaran parkir atau dalam bahasa Inggris disebut parking turnover, adalah suatu angka berapa

    kali berganti kendaraan yang parkir dalam satu satuan waktu tertentu. Biasanya perputarannya

    dalam satu hari. Angka ini akan tinggi pada tempat parkir di kawasan perbelanjaan, kantor

    pelayanan umum, dan angka ini rendah untuk perkantoran yang ruang parkirnya digunakan oleh

    karyawan sendiri.

  • Cara memperoleh data perputaran parkir

    Adapun untuk memperoleh data ini, yakni dengan cara data dikumpulkan dengan metoda

    patroli[5] setiap 30 menit dengan mencatat nomor kendaraan pada setiap ruang parkir. Dengan

    survei ini, sekaligus dapat diperoleh angka perputaran parkir serta informasi lama parkir dengan

    satuan waktu 30 menit-an. Cara lain untuk mendapatkan data perputaran parkir adalah dengan

    menggunakan formula:

    Dimana:

    T : adalah besarnya perputaran parkir

    VP : adalah Volume parkir

    JRP : adalah Jumlah ruang parkir yang tersedia

    Penggunaan informasi perputaran parkir

    Informasi perputaran parkir, akansangat membantu dalam merencanakan kebutuhan ruang parkir.

    Semakin rendah perputaran parkir, akan semakin banyak ruang parkir yang dibutuhkan. Di

    samping itu, informasi perputaran parkir dibutuhkan untuk mendapatkan informasi jumlah

    kendaraan yang parkir. Misalnya parkir di pinggir jalan untuk digunakan sebagai masukan dalam

    menetapkan jumlah pendapatan parkir yang bisa diperoleh untuk sistem yang beroperasi atas

    dasar tarif tetap yang biasanya digunakan pada parkir di pinggir jalan. Dalam suatu kantor

    pelayanan umum ataupun kawasan perbelanjaan/pertokoan yang perputaran parkirnya tinggi,

    maka biasanya dipisahkan parkir untuk tamu yang datang di gedung itu dengan parkir untuk

    karyawannya. Parkir untuk tamu, biasanya ditempatkan sedekat mungkin dengan pintu masuk

    pelayanan ataupun pintu masuk perbelanjaan ataupun pertokoan.

    Survei asal tujuan

    Survai asal tujuan atau dalam bahasa Inggris disebut Origin-destination survey adalah survai yang

    mempelajari pola perjalanan dengan mempelajari asal dan tujuan perjalanan yang digunakan

    sebagai sumber informasi utama dalam proses perencanaan transportasi secara luas untuk

    transportasi nasional, regional maupun lokal, survei juga digunakan dalam perumusan analisis

    dampak lalu lintas. Ada beberapa cara untuk melakukan survai asal tujuan, dan terkadang dalam

    pelaksanaannya di kombinasikan pelaksanaannnya untuk meningkatkan kualitas survai.

    Cara pelaksanaan survei

    Survai wawancara dipinggir jalan

    Disebut juga road side interview merupakan survai untuk mengumpulkan informasi perjalanan

    yang dilakukan masyarakat yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan pribadi

    ataupun angkutan umum. Seperti halnya survai wawancara rumah tangga dilakukan pada hari

    normal. Informasi yang dikumpulkan :

  • jumlah penumpang

    tingkat pendapatan

    asal tujuan setiap penumpang

    maksud perjalanan

    waktu perjalanan

    Untuk melengkapi hasil survai dilakukan juga sekaligus pengukuran arus lalu lintas.

    Survai wawancara rumah tangga

    Merupakan survai yang membutuhkan biaya yang besar, namun dapat menghasilkan kualitas

    hasil survai yang baik.

    Pendekatan

    Disebut juga home interview survey merupakan survai untuk mengumpulkan data perjalanan

    yang dilakukan setiap anggota keluarga pada hari yang normal. Hari normal adalah hari senin,

    selasa, rabu dan kamis.

    Informasi yang dikumpulkan:

    jumlah anggota keluarga

    jumlah pemilikan kendaraan

    pekerjaan anggota keluarga

    Tingkat pendapatan keluarga

    Perincian perjalanan setiap anggota keluarga:

    jumlah perjalanan yang dilakukan setiap anggota keluarga

    asal- tujuan perjalanan setiap anggota keluarga

    moda yang digunakan dalam setiap perjalanan

    waktu perjalanan dilakukan

    Ukuran sampel

    Besaran sampel yang dikumpulkan tergantung kepada ukuran kota seperti ditunjukkan dalam

    tabel beriukut:

    Survai kartu pos

    Survai asal tujuan dapat pula dilakukan dengan meminta penumpang angkutan pribadi maupun

    angkutan umum untuk mengisi suatu quesioner yang kemudian dikirim kekantor pengumpul

    informasi dengan cuma-cuma.

  • Survai plat nomor kendaraan

    Merupakan salah satu pendekatan dalam survai asal tujuan dengan menempatkan

    surveyors/camera untuk mencatat atau merekam nomor kendaraan yang melewati titik survai.

    Titik survai ditempatkan sedemikian sehingga dapat didapatkan informasi asal tujuan perjalanan.

    Data selanjutnya diolah dengan program sederhana untuk mendapatkan informasi asal tujuan

    perjalanan, dengan semakin maju perangkat lunak modelling asal tujuan ini, pelaksanaan survey

    dapat dilakukan dalam kawasan yang lebih luas, sepanjang titik-titik pengamatan ditempatkan

    dengan lokasi yang mempertimbangkan tujuan antara yang bisa jadi tidak terekam.

    Survei berat dan dimensi kendaraan

    Survei dimensi dan berat kendaraan berfungsi untuk mendapatkan informasi mengenai terjadinya

    pelanggaran terhadap dimensi kendaraan maupun terhadap kelebihan muatan sumbu ataupun

    muatan kendaraan. Dampak kelebihan dimensi terutama terdahap peningkatan angka kecelakaan

    lalu lintas khususnya pada jalan-jalan 2 lajur dua arah yang masih terdapat diseluruh wilayah

    Indonesia. Sedangkan kelebihan muatan berdampak terhadap pengrusakan jalan yang lebih awal.

    Sebagai contoh[6] pada jalan dengan daya dukung muatan sumbu antara 8.000 kg (jalan kelas III)

    sampai 10.000 kg (jalan kelas II) setiap peningkatan berat sumbu sebesar 10 persen akan

    meningkatkan dampak terhadap kerusakan jalan sebesar 20 sampai 25 %. Dalam kondisi bergerak

    dampak terhadap pengrusakan jalan akan bertambah sebesar 5 % sampai 40% dari muatan statis.

    Dampak kerusakan darat berkurang bila digunakan sumbu tandem, walaupun tetap akan

    mengakibatkan pengrusakan yang lebih rendah sekitar 5 % dari sumbu tunggal.

    Peralatan

    Untuk melakukan survey berat dan dimensi kendaraan ini diperlukan peralatan untuk melakukan

    penimbangan kendaraan serta peralatan untuk mengukur dimensi kendaraan.

    1. Untuk pelaksanaan survei dapat menggunakan Jembatan Timbang yang sudah ada dan

    tersebar diseluruh wilayah nusantara. Untuk pelaksanaannya diperlukan perijinan

    penggunaan jembatan timbang dari Dinas Perhubungan Propinsi setempat untuk bisa

    menggunakan perangkat jembatan timbang.

    2. Perangkat timbangan jinjing yang mudah dibawa ke mana-mana, sehingga pelaksanaan

    dapat dilakukan ditempat yang acak. Permasalahan dalam menggunakan survei dengan

    perangkat jinjing adalah perlu waktu yang lama untuk melakukan pengumpulan data.

    Pelaksanaan survei

    Pelaksanaan survey akan lebih mudah kalau dilaksanakan dijembatan timbang, karena semua

    fasilitas sudah tersedia, namun untuk pelaksanaan dengan menggunakan timbangan jinjing lebih

    sulit karena beberapa hal berikut ini:

    1. harus dicari tempat disisi jalan yang memungkinkan untuk dilakukan survei dengan tidak

    mangganggu kelancaran arus lalu lintas

    2. harus berada pada jalan lurus dengan jarak pandang bebas yang cukup,

  • 3. harus terletak pada bidang yang datar, tidak pada tanjakan atau turunan.

    Referensi

    1. Traffic Counts and Traffic Surveys

    2. Handbook of Simplified Practice for Traffic Studies

    3. Pembenahan Transportasi Jakarta

    4. Todd Litman, Parking Management: Strategies, Evaluation and Planning, Victoria

    Transport Policy Institute, Victoria, 2008

    5. Abubakar,I. dkk, Menuju Lalulintas dan Angkutan Jalan yang Tertib, Direktorat Jenderal

    Perhubungan Darat, Jakarta, 1996

    6. British Columbia ministrry of Transport and Highways, Vehicle Weights and Dimension

    Study, Alberta 1986

    7. Unique Instruments