rekayasa genetik

40
i DAFTAR ISI Kata Pengantar…………………………………………………………….. i Daftar Isi…………………………………………………………………... ii BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………. 1 1.1 Latar Belakang……………………………………………. 1 1.2 Rumusan Masalah 4 1.3 Batasan Masalah 4 1.4 Tujuan 4 1.5 Manfaat 5 BAB II : PEMBAHASAN 6 2.1 Sejarah Rekayasa Genetika 6 2.2 Rekayasa Genetika dan DNA 8 2.3 Rekayasa Genetika dan Reproduksi Manusia 13 2.4 Penggunaan Rekayasa Genetika Pada Tanaman Dikaji Dari Sisi Positif 17 2.5 Rekayasa Genetika Pada Hewan 28 2.6 Dampak Penggunaan Hasil Rekayasa Genetika Telah Menjadi Kenyataan. 34 2.7 Ketika Rekayasa Genetika “Menghiasi” Peradaban Modern (Eugenika) 40 2.8 Pro dan Kontra Teknologi Rekayasa Genetika 43 BAB III : PENUTUP. 52 3.1 Kesimpulan 52

Upload: drsonyspan

Post on 13-Nov-2015

65 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

rekayasa genetik rekayasa genetikrekayasa genetikrekayasa genetik

TRANSCRIPT

iDAFTAR ISI

Kata Pengantar..iDaftar Isi...iiBAB I : PENDAHULUAN.11.1 Latar Belakang.11.2 Rumusan Masalah41.3 Batasan Masalah41.4 Tujuan41.5 Manfaat5

BAB II : PEMBAHASAN62.1 Sejarah Rekayasa Genetika62.2 Rekayasa Genetika dan DNA82.3 Rekayasa Genetika dan Reproduksi Manusia132.4 Penggunaan Rekayasa Genetika Pada Tanaman Dikaji Dari Sisi Positif172.5 Rekayasa Genetika Pada Hewan282.6 Dampak Penggunaan Hasil Rekayasa Genetika Telah Menjadi Kenyataan.342.7 Ketika Rekayasa Genetika Menghiasi Peradaban Modern (Eugenika)402.8 Pro dan Kontra Teknologi RekayasaGenetika43

BAB III : PENUTUP.523.1 Kesimpulan52DAFTAR PUSTAKA53

iiBAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Bioteknologi merupakan penerapan teknik pendayagunaan organism hidup atau bagian organisme untuk membuat, memodifikasi, meningkatkan, atau memperbaiki sifat makhluk hidup serta mengembangkan mikroorganisme untuk penggunaan khusus.Pada pelaksanaannya, bioteknologi menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan kerekayasaan dalam menangani dan mengelola bahan dengan bantuan agen biologis untuk menghasilkan bahan dan jasa.Bioteknologi telah dikembangkan pada berbagai bidang, seperti penerapan biokimia,mikrobiologi, dan rekayasa genetika menjadi pedoman utama bioteknologi sebagai bidang antar disiplin.Dengan sebutan Rekayasa genetik sekarang dimaksudkan sejumlah besar kemungkinan yang kita miliki untuk langsung mencampuri kehidupan manusia, disamping aspek-aspek alam lainnya dan mengubah menurut rencana dan keinginan kita. Usaha membenarkan intervensi dalam alam seperti itu sudah menimbulkan berbagai masalah etis, sedangkan kemampuan untuk mengubah kehidupan manusia itu sendiri menimbulkan masalah etis lagi. Untuk apa sebenarnya rekayasa genetika dilakukan? (Thomas A.Shanon, 1995: hal 132).Bahwa rekayasa genetika dapat memberikan hasil yang sangat menguntungkan bagi kehidupan manusia dalam berbagai bidang, dapat dimengerti dari sebuah contoh berikut ini. Pasien diabetes tidak mampu membentuk hormon insulin dalam jumlah tertentu yang diperlukan untuk mengatur kadar gula dalam darah. Oleh karena itu pasien diabetes memerlukan suntikan insulin sebagai tambahan. Dahulu insulin yang dibutuhkan itu berasal dari kelenjar pankreas sapi atau babi. Dengan teknik rekayasa genetik, para peneliti berhasil memaksa mikroorganisma, yaitu bakteri untuk membentuk insulin yang mirip sekali dengan insulin yang dihasilkan oleh manusia sendiri.Penelitian selanjutnya dapat membuktikan bahwa insulin manusia tiruan ini bahkan lebih baik daripada insulin hewani dan dapat diterima lebih baik oleh tubuh manusia. Dalam perjalananya, rekayasa genetik mendapat tanggapan, baik yang mendukung maupun yang menolak tentang pengembangan rekayasa genetik. Tanggapan beragam datang dari berbagai kalangan. Evaluasi konsekuensi dari rekayasa genetik tentunya sangat beragam, baik dari sisi lingkungan hidup, agama kesehatan manusia dan terutama motivasi dan sosial kultural masyarakat. Untuk menyadari secara konkret sampai dimana perkembangan ilmu genetika dan penerapanya serta tanggapan beberapa kalangan masyarakat, maka makalalah ini dibuat.

1.2. Rumusan Masalah: 1. Apa yang dimaksut rekayasa genetika2. Bagaimana perkembangan rekayasa genetika?3. Bagaimana penggunaan rekayasa genetika pada tumbuhan, hewan dan manusia?4. Bagaimana dampak penggunaan rekayasa genetika?5. Bagaimana tanggapan agama dan masyarakat pada perkembangan rekayasa genetika?6. Bagaimana rekayasa genetika menurut bioetika?

1.3. Batasan MasalahYang menjadi batasan masalah makalah ini adalah bahwa akan mengkaji rekayasa genetika secara ilmiah dan menghubungkan dengan agama yang ada.

1.4. TujuanYang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah1. Mengetahui pengertian dari rekayasa genetika2. Mengetahui perkembangan rekayasa genetika dalam kehidupan3. Mengetahui penggunaan rekayasa genetika pada tumbuhan, hewan dan manusia.4. Mengetahui dampak penggunaan rekayasa genetika5. Mengetahui tanggapan agama dan masyarakat terhadap perkembangan dan penggunaan rekayasa genetika.6. Mengetahui rekayasa genetika menurut bioetika.1.5. ManfaatAdapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah ;1. Sebagai bahan informasi bagi penulis dan pembaca tentang perkembangan dan manfaat rekayasa genetika2. Sebagai bahan informasi bagi penulis dan pembaca tentang rekayasa genetika menurut bioetika.3. Sebagai informasi tambahan dalam mata kuliah Bioetika4. Memenuhi tugas mata kuliah bioetika

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Sejarah Rekayasa GenetikaPada dasarnya rekayasa genetika dianggap sebagai suatu impian atau khayalan saja.Akan tetapi, kini kemampuan untuk mencangkokkan bahan genetic dan membongkar kembali informasi keturunan memberikan hasil nyata danterbukti sangat bermanfaat. Sejarah rekayasa genetika dimulai sejak Mendel menemukan faktor yang diturunkan. Ketika Oswald Avery (1944) menemukan fakta bahwa DNA membawa materi genetik, makin banyak penelitian yang dilakukan terhadap DNA. Ilmu terapan ini dapat dianggap sebagai cabang biologi maupun sebagai ilmu-ilmu rekayasa (keteknikan). Dapat dianggap, awal mulanya adalah dari usaha-usaha yang dilakukan untuk menyingkap material yang diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Ketika orang mengetahui bahwa kromosom adalah material yang membawa bahan terwariskan itu (disebut gen) maka itulah awal mula ilmu ini. Gen bekerja menumbuhkan karakter yang bekerjasama dengan lingkungan, berupa hormon, mineral,air,sinar matahri membentuk karakter lewat reflikasi dan traskripsi.(Drs.Wilda yatim, GenetikaPara ahli berusaha melawan gen-gen perusak dalam inti sel dengan berbagai cara rekayasa genetika. Upaya yang dirintis tersebut dikenal dengan istilah terapi genetik. Terapi genetik adalah perbaikan kelainan genetik dengan memperbaiki gen. Hal inilah yang melatar belakangi diciptakannya rekayasa genetic dengan berbagai tujuan dengan melewati proses-proses tertentu.

APA ITU REKEYASA GENETIK ?

Suatu sifat dapat diturunkan dari induk kepada keturunannya karena adanya factor pembawa sifat yang bernama gen. Gen merupakan unit bahan genetic yang sangat menetukan genotype maupun fenotif suatu individu.Menurut morgan gen adalah : unit yang kompak dan terdapat dalam lokus suatu kromosom,yg mengandung informasi genetic yang mengatur sifat-sifat menurun.(cerdas belajar Biologi,Oman karmana 2007)Rekayasa genetika dapat diartikan sebagai kegiatan manipulasi gen untuk mendapatkan produk baru dengan cara membuat DNA rekombinan melalui penyisipan gen. DNA rekombinan adalah DNA yang urutannya telah direkombinasikan agar memiliki sifat-sifat atau fungsi yang kita inginkan sehingga organisme penerimanya mengekspresikan sifat atau melakukan fungsi yang kita inginkan. Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan. Bidang kedokteran dan farmasi paling banyak berinvestasi di bidang yang relatif baru ini. Sementara itu bidang lain, seperti ilmu pangan, kedokteran hewan, pertanian (termasuk peternakan dan perikanan), serta teknik lingkungan juga telah melibatkan ilmu ini untuk mengembangkan bidang masing-masing.Salah satu penelitian yang memberikan kontribusi terbesar bagi rekayasa genetika adalah penelitian terhadap transfer (pemindahan) DNA bakteri dari suatu sel ke sel yang lain melalui lingkaran DNA kecil yang disebut Plasmid. Plasmid adalah gen yang melingkar yang terdapat dalam sel bakteri, tak terikat pada kromosom. Melalui teknik plasmid dalam rekayasa genetika tersebut, para ahli di bidang bioteknologi dapat mengembangkan tanaman transgenik yang resisten terhadap hama dan penyakit . Contoh teknik Plasmid

Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, telah berkembang dengan pesat dan didukung oleh sarana kesehatan yang semakin canggih. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kedokteran telah menghilangkan ketidakniscayaan itu. Melalui teknologi kloning, siapapun bisa diduplikasi. Ciri-ciri manusia adalah selalu ingin mengetahui rahasia alam, memecahkannya dan kemudian mencari teknologi untuk memanfaatkannya, dengan tujuan memperbaiki kehidupan manusia. Kualifikasi tanaman pangan, penangkaran ternak, dan perbaikan teknologi berburu atau mencari ikan adalah satu manifestasi ciri manusia tersebut. Semuanya dikembangkan dengan menggunakan akal, atau rasio, yang merupakan salah satu keunggulan manusia dibanding makhluk hidup lainnya. Sampai sekarangpun ciri watak manusia itu masih terus berlangsung.Satu demi satu ditemukan teknologi baru untuk memperbaiki kehidupan manusia agar lebih nyaman, lebih menyenangkan, dan lebih memuaskan.Tanaman pangan dan ternak yang dipelihara selalu direkayasa agar menghasilkan produk pangan yang lebih baik, lebih enak dan lebih banyak. Dikembangkan teknologi kawin silang, hibrida, cangkok, dan sebagainya untuk mencapai keinginan itu. Dengan ditemukannya alat-alat bantu yang lebih canggih, seperti misalnya mikroskop dan media pembiakan di laboratorium, rekayasa itu dilakukan dalam tingkat yang lebih kecil, sehingga ditemukan tanaman pangan tahan lama dan ternak dengan reproduksi susu yang lebih tinggi. Itulah awal dari pengembangan rekayasa genetika, kemudian dunia menjadi gempar setelah munculnya publikasi tentang kloning biri-biri Dolly terutama menyangkut bagaimana pandangan agama terhadap kloning manusia. Walaupun pengkloning manusia sangat jarang diumumkan di media- media cetak atau ditelevisi tetapi tetap saja bisa tercium oleh orang lain .

2.2. Rekayasa Genetika dan DNARekayasa genetika adalah pengubahan bahan genetik dengan masuk secara langsung ke dalam proses genetik dengan tujuan menghasilkan zat baru atau memperkuat fungsi organisme yang telah ada. Rekayasa Genetika disebut juga dengan rekombinanasi DNA. Perekayasaan genetik terhadap satu sel dapat dilakukan dengan hanya menghilangkan, menyisipkan, atau menukarkan satu atau beberapa pasang basa nukleotida penyusun molekul DNA. Ini sebuah cabang biologi yang masih sangat muda, menarik dan kontroversial. Dalam satu hal, Rekayasa genetika menawarkan kemungkinan penyembuhan terhadap banyak sekali penyakit dan peningkatan bahan-bahan yang kita pakai dalam kehidupan sehari-hari (Sumatri dan Asep S.A, 2005).Harapan atas manfaat rekayasa genetik ini disimbolkan lewat adanya Human Genome Project, sebuah kerjasama internasional untuk mengelompokkan semua gen yang dimiliki kita, spesies manusia. Di sisi lain, juga punya potensi menakutkan. Rekayasa Genetika bisa disalah gunakan untuk pengendalian populasi seperti yang direncanakan oleh Nazi, atau pembuatan virus mematikan untuk menghabisi umat manusia.Dan kemungkinan bahaya ini juga disimbolkan oleh sebuah konsep mengagumkan yang dimunculkan oleh rekayasa genetika. Namanya Kloning, dimana Kloning menurut bahasa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu clone atau klon yang berarti kumpulan sel turunan dari sel induk tunggal dengan reproduksi aseksual. Sedangkan menurut istilah Kloning adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetic yang sama dengan sel induknya tanpa diawali proses pembuahan sel telur atau sperma tapi diambil dari inti sebuah sel pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan maupun manusia. secara terminologi Kloning (klonasi) adalah teknik pembiakan vegetatife atau reproduksi aseksual (tanpa pertemuan sel sperma dan ovum) dengan kode genetic yang sama dengan induknya, pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia. Individu baru hasil kloning tersebut disebut klon (Anonim, 2012).A. Bagaimana cara kerjanya DNA . Struktur DNAKalau kita membahas genetika, pastinya tidak akan lari dari DNA. DNA adalah singkatan dari Deoxyribonucleic acid, yang bahasa indonesianya, asam deoksiribosa. DNA ini adalah molekul yang mengandung kode genetika untuk pewarisan. DNA tinggal di kromosom. Kromosom itu adalah struktur mirip benang yang bersemayam di inti sel. Seperti kita tau, inti sel adalah pusat pengendali dari setiap sel yang ada pada semua mahluk hidup. Nah, kromosom ini sendiri terdiri dari gen-gen, yang membawa kode untuk membuat protein. Dan yang namanya protein, itu luar biasa jenisnya. Ada ribuan macam protein, dan ia menjadi penyusun sebagian besar berat tubuh kering kita. Tubuh kita kan juga tersusun oleh cairan . Jadi kalau manusia cairannya dibuang semua, tinggal keringnya maka sebagian besar beratnya diberikan oleh protein.Walaupun rekayasa genetika merupakan pusat dari kemajuan modern di bidang penelitian genetika, tapi DNA sebenarnya sudah ditemukan 130 tahun lalu. Penemunya seorang biokimiawan Swiss bernama Friedrich Miescher (1844 1895). Pada tahun 1869, beliau berhasil mengisolasi sebuah zat, yang mengandung nitrogen dan fosfor, yang terpisah menjadi sebuah protein dan sebuah molekul asam. Ia menyebutnya asam nukleat, dan dalam asam inilah dia menemukan DNA. Tapi, waw, 74 tahun kemudian, barulah para ilmuan sadar bahwa DNA memiliki fungsi yang sangat penting.DNA memiliki kemampuan untuk menggandakan dirinya sendiri melalui proses yang disebut dengan reflikasi.proses ini sangat penting peranannya ketika sel akan melakukan pembelahan. Jadi sel anak hasil pembelahan akan membawa hasil reflikasi DNA induknya sehingga mengandung materi genetik yang sama dengan induknya.DNA juga mampu membentuk RNA untuk kepentingan sintesis protein dan komponen-komponen lain yang diperlukan untuk sintesis protein dalam sel.Tahun 1944, sebuah tim peneliti yang dipimpin seorang bakteriolog Amerika (tapi lahir di Kanada) bernama Oswald Avery (1877 1955) menemukan kalau dengan mengambil DNA dari sejenis bakteri dan memasukkannya ke bakteri temennya, temennya ini bakalan memiliki sifat sama dengan dia.Dalam rekayasa genetika, ada kode etik yang melarang keras percobaan ini pada manusia. Akan tetapi, para ahli tidak selamanya bersikap kaku sebab berbagai penyakit fatal memang sulit disembuhkan kecuali dengan terapi genetik. Maka muncul pendapat tentang perlu adanya dispensasi. Dispensasi itu dikeluarkan oleh Komite Rekayasa Genetika dari Nasional Institute of Health (NIH) Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1990.

Langkah-Langkah yang Dilakukan dalam Rekayasa Genetika Secara Sederhana

Mengindetifikasikan gen dan mengisolasi gen yang diinginkan Membuat DNA/AND salinan dari ARN Duta Pemasangan cDNA pada cincin plasmid Penyisipan DNA rekombinan kedalam tubuh/sel bakteri Membuat klon bakteri yang mengandung DNA rekombinan

B. Manfaat Rekayasa GenetikaMenurut Djajanegara, manfaat rekayasa genetika yaitu:1. Meningkatkan produktivitas dan kualitas produk pertanian secara nyata (James,1998)2. Memberikan terobosan baru terhadap pemuliaan tanaman dimana teknik-teknik konvensional mengalami hambatan (Suwonto,2000)3. Memecahkan masalah dibidang kesehatan dengan menyediakna vaksin-vaksin baru dan hormone penting melalui teknik DNA rekombinan (Koesnandar, 2000)4. Pelestarian keanekaragaman hayati melalui rekayasa genetika, misal jamur bisa berkurang keganasanya menyerang tanaman (Chen dan Nuss, 1999).

Manfaat rekayasa genetika dalam bidang kehidupan yaitu Bidang kedokteran Mengetahui kelainan/penyakit turunan serta usaha menanggulanginga Pembuatan insulin oleh bakteri Pembuatan vaksin terhadap virus Aids Menyembuhkan penyakit Lesch,Nyhan Usaha pencangkokan gen pada penderita Thalasemia Bidang Farmasi Pembuatan protein yang penting dalam kesehatan seperti hormon faktor tumbuh , Protein pengatur dan pembuatan obatobat. Bidang Pertanian Pertanian diharapkan akan menikmati keuntungan paling banyak dari teknik rekayasa genetika seperti:- Mengganti pupuk nitrogen mahal menjadi pupuk oleh fiksasi nitrogen alami - Teknik rekayasa genetika mengusahakan tanaman-tanaman( khususnya yang mempunyai arti ekonomi) yang tidak begitu peka terhadap penyakit yang disebabkan oleh bakteri, jamur,dan cacing- Mengusahakan tanaman yang manpu menghasilkan pestisida sendiri.- Membentuk revolusi hijau- Tanam-tanaman yang mampu menangkap cahaya dengan lebih efektif untuk meningkatkan efisiensi fotosintesis.- Tanam-tanaman yang tahan terhadap pengaruh kadar garam, hawa kering, hawa dingin dan embun beku.- Mengusahakan tanaman baru yang lebih menguntungkan(berlipat ganda) Bidang Peternakan - Vaksin untuk melawan penyakit ganas pada B2- Vaksin untuk penyakit kuku dan mulut yang menular pada sapi, B2, kambing dll - Uji hormon pada pertumbuhan sapi untukproduksi susu. Bidang Industri - Menciptakan bakteri yang dapat melarutkan logam, penghasil bahan kimia, - Menciptakan mikroorganisme yang mampu membuat minyak tanah Bidang psikologi dan Antropologi Mengetahui asal usul suku bangsa, hubungan kekerabatan, serta pengaruh sifat genetis seseorang dalam kehidupan masyarakat.(Drs.Wildam yatim, genetika 1996)2.3 Rekayasa Genetika dan Reproduksi ManusiaDewasa ini telah dikembangkan teknologi DNA rekombinan, atau yang lebih populer dikenal dengan rekayasa genetika. Teknologi ini melibatkan upaya perbanyakan gen tertentu di dalam suatu sel yang bukan sel alaminya sehingga sering pula dikatakan sebagai cloning gen. Proses yang dilakukan adalah dengan memindahkan inti sel somatik yang mengandung DNA dan komponen genetik lengkapnya ke sel ovum yang telah diambil seluruh inti selnya, atau embryo splitting untuk manghasilkan manusia. Kendati hingga kini cloning reproduksi manusia belum terjadi, namun para pakar bidang terkait yakin bahwa keberhasilan cloning hewan merupakan pendahuluan bagi keberhasilan cloning manusia, dimungkinkan dilakukan pada manusia.Cloning merupakan salah satu bentuk reproduksi yang sudah dikenal. Dewasa ini telah banyak produk teknologi reproduksi dikembangkan para ahli. Di antaranya adalah inseminasi buatan, bayi tabung, TAGIT (Tandur Alih Gamet Intra Tuba), perlakuan hormonal, donor sel telur dan sel sperma, kultur telur dan embrio, pembekuan sperma dan embrio, GIFT (gamet intrafallopian transfer), ZIFT (zigot intrafallopian transfer), Fertilisasi In Vitro (in vitro fertilization), partenogenesis, dan cloning.Menurut ahli kedokteran, bagi pasangan suami-isteri yang berkeinginan memiliki keturunan namun tidak dapat dilakukan melalui cara reproduksi seksual (sexual reproduction) yang disebabkan adanya gangguan pada pihak isteri dan/ atau suami, maka dapat dilakukan dengan cara reproduksi aseksual, menggunakan pilihan teknologi reproduksi pada manusia tersebut.Dari perspektif hukum Islam, belum semua cara reproduksi aseksual di atas telah difatwakan ulama secara rinci. Namun demikian, meski tidak menggunakan topik khusus, dari segi esensi persoalan hukum, teknik-teknik tersebut telah tercakup dalam fatwa yang ada, karena ada kesamaan 'illat dengan inseminasi buatan, bayi tabung, dan cloning.Inseminasi buatan in-vitro dengan menggunakan sperma yang tercampur antara donor dan suami adalah terlarang,karena hal itu menghancurkan nasab dalam keluarga.(prof.Abd Al-Rahman umran,Islam dan KB,1997) Cloning: Pengertian dan Jenis-jenisnyaSetelah sukses dengan teknologi inseminasi buatan yang kemudian dikem-bangkan melalui teknik bayi tabung, para pakar kedokteran telah melakukan sebuah lompatan teknologi dengan ditemukannya metode cloning. Istilah 'cloning' berasal dari kata klon (Yunani) yang berarti potongan/pangkasan tanaman, dalam bahasa Inggris disebut Clone yang berarti duplikasi, penggandaan, membuat objek yang sama persis. Dalam konteks sains, cloning didefinisikan sebagai sebuah rekayasa genetika dengan cara pembelahan dan pencangkokan sel dewasa di laboratorium dan bila telah berhasil kemudian dibiakkan dalam rahim organisme. Ada yang meng-Indonesiakan kata clonus yang di-Inggriskan menjadi cloning, clonage. (Perancis) menjadi Klonasi.Kloning membutuhkan sel-sel DNA dan embrio untuk dapat berhasil. Pertama-tama DNA dikeluarkan dari inti sel makhluk itu. Materi itu, yang mengandung kode informasi genetik, kemudian ditempatkan dalam inti dari sel embrio. DNA dari sel yang menerima informasi genetik yang baru harus disingkirkan supaya bisa menerima DNA baru. Kalau sel menerima DNA baru, maka embrio duplikat akan terbentuk. Namun sel embrio bisa saja menolak DNA baru dan mati. Juga sangat mungkin bahwa embrio itu tidak dapat bertahan hidup setelah informasi genetik yang asli dikeluarkan dari intinya. Dalam banyak kasus, ketika kloning diupayakan, beberapa embrio digunakan sekaligus untuk meningkatkan peluang keberhasilan penanaman materi genetik yang baru. DNA makhluk hidup yang akan digandakan (dibuat tiruannya), diambil dari sel tubuh bagian mana saja dari organisme yang dimaksud. DNA tersebut lalu diletakkan di dalam sel telur makhluk hidup lain dari spesies yang sama. Segera setelah itu, telur diberikan kejutan (listrik - penerj.) sehingga telur tersebut langsung mulai membelah diri. Embrio yang dihasilkan kemudian diletakkan dalam rahim suatu makhluk hidup (Sumatri dan Asep Suhendi, 2005).

Gambar 2: Rekayasa Genetika.

Para ahli telah membuktikan keberhasilan cloning pada tanaman dan hewan, menurut berbagai laporan, hal tersebut sudah lama dipraktikkan. Teknologi pada hewan mulai mencuat pada awal Maret 1997, ketika Ian Wilmut dari Roslin Institute (Skotlandia) berhasil meng-cloning sel kambing dewasa sehingga lahirlah Dolly (Februari 1997), dan dari laboratorium yang sama kemudian dilahirkan domba lain yang diberi nama Polly (Juli 1997). Dilihat dari tujuannya, cloning pada tanaman dan hewan adalah untuk memperbaiki kualitas tanaman dan hewan, meningkatkan produktivitas, dan mencari obat alami bagi penyakit-penyakit kronis, menggantikan obat-obatan kimiawi yang dapat menimbulkan efek samping terhadap kesehatan manusia.Hingga kini belum ada laporan resmi tentang keberhasilan mengclon individu manusia, sebabnya, antara lain karena terhambat adanya batasan boleh dan tidaknya menurut etika, agama, dan norma yang lain, tetapi secara teoritis mungkin dapat dilakukan, namun demikian hasilnya jika benar-benar dilakukan apakah seperti yang dikehendaki, masih menjadi tanda tanya. Sungguhpun dari sisi teknologi diakui sulit dan memerlukan dana besar untuk mewujudkannya, sejak tahun 1998 sejumlah eksperimen mengklon manusia telah dilakukan oleh dokter-dokter di berbagai negara, bahkan banyak kalangan yang mengklaim diri telah berhasil melakukannya, bayi hasil cloning siap dan bahkan telah lahir. Namun, kebenaran isu tersebut belum dapat dibuktikan, yang dinyatakan justru kegagalannya. Pada umumnya para ilmuwan menanggapi berita itu hanyalah sebuah sensasi, sebagai isapan jempol belaka. Bahkan, Harry Griffin, ketua Lembaga Skotlandia Roslin yang telah berhasil melahirkan domba cloning pertama, Dolly pada tahun 1997, mengomentari bahwa berita bayi cloning ini hanyalah trik publisitas saja.Dari segi teknis dan manfaatnya, cloning dibedakan atas tiga jenis, cloning embrio, cloning biomedik (terapetik), dan cloning reproduksi. Cloning embrio betujuan membuat kembar dua, tiga, dan seterusnya dari sebuah zigot. Cloning biomedik (terapetik) bertujuan untuk keperluan penelitian pengobatan penyakit yang hingga kini sulit disembuhkan, seperti Alzheimer, parkinson,DM (Diabetes Mellitus), Infrak Jantung, Kanker darah, stroke, dan sebagainya.Tujuan dilakukannya cloning reproduksi adalah untuk mendapatkan anak klon dari orang yang diklon, memproduksi sejumlah individu yang secara genetik identik. Metodenya, dapat dilakukan melalui proses seksual dengan fertilisasi in vitro dan aseksual dengan menggunakan sel somatis sebagai sumber gen. Pada cloning seksual, secara teknis langkah awal yang dilakukan adalah fertilisasi in vitro. Setelah embrio terbentuk dan berkembang mencapai empat sampai delapan sel segera dilakukan splitting (pemotongan dengan teknik mikromanipulasi) menjadi dua atau empat bagian. Bagian-bagian embrio ini dapat ditumbuhkan kembali dalam inkubator hingga berkembang menjadi embrio normal yang memiliki genetik sama. Setelah mencapai fase blastosis, embrio tersebut ditransfer kembali ke dalam rahim ibu sampai umur sembilan bulan. Berbeda dengan cloning seksual, pada cloning aseksual fertilisasi tidak dilakukan menggunakan sperma, melainkan hanya sebuah sel telur terfertilisasi semu yang dikeluarkan pronukleusnya dan sel somatis. Karenanya, bila pada cloning seksual genetik anak berasal dari kedua orang tuanya, maka pada cloning aseksual genetik anak sama dengan genetik penyumbang sel somatis.

2.4 Penggunaan Rekayasa Genetika Pada Tanaman (Genetically Modified Organism) Dikaji Dari Sisi Positifa. Perkembangan Tanaman Rekayasa Genetika (Genetically Modified Organism)Revolusi hijau ( Green Revolution) yang diperkenalkan awal tahun 1960an yang dianggap sebagai langkah baru dalam dunia pertanian yang ditandai dengan perbaikan bercocok tanam seperti penggunaan bibit unggul, prnggunaan pupuk yang sesuai, pemberantasan hama dan penyakit yang lebih intensif serta berbagai tindakan lainnya, memungkinkan peningkatan produksi pangan yang berasal dari tanaman pangan di seluruh dunia. Pada tahun 1984 oleh Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia diakui telah berswasembada beras berkat revolusi hijau. Dengan demikian pada saat itu kekhawatiran akan terjadinya krisis pangan khususnya di Indonesia sebagai akibat dari tidak seimbangnya antara bahan makanan pokok dengan jumlah penduduk dapat diatasi. Tetapi sekitar tahun 1987, swasembada beras tersebut telah berakhir.Akibat dari pembangunan fisik yang terus dikembangkan,lambat laun faktor-faktor-faktor produksi pertanian seperti lahan produktif semakin banyak terkonversi menjadi lahan non pertanian. Menurut Brown dan Kane dalam FG Winarno(2007) meramalkan bahwa di seluruh dunia akan terjadi kecenderungan penurunan produksi padi-padian secara drastis yang diakibatkan oleh semkain mengecilnya lahan yang tersedia untuk kegiatan pertanian per orang dan di sisi lain kecenderungan pertambahan jumlah penduduk dunia.Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dari sekitar 6 milyar penduduk dunia,sebanyak 830 juta diantaranya mengalami kekurangan pangan. Ironisnya, produk biji-bijian pangan justru melimpah, 18% lebih banyak daripada yang dikonsumsi untuk manusia dan ternak setiap tahun. Hampir empat perlima dari mereka yang kelaparan hidup di daerah pedesaan dan hidup dari hasil pertanian. Ironi ini pernah dikemukakan oleh Amartya Sen, pemenang hadiah Nobel Perdamaian tahun 1999 dalam bukunya Development as Freedom yaitu bahwa kelaparan justru terjadi pada saat terjadi surplus pangan di dunia.Kasus gizi buruk yang terjadi di beberapa negara dapat menjadi pertanda terjadinya krisis pangan. Berdasarkan data UNICEF, di Indonesia ada sekitar 1,3 juta jiwa balita yang masuk kategori rawan gizi serta terdapat sedikitnya 19 juta penduduk miskin yang sulit untuk mendapatkan pangan yang cukup bergizi dan seimbang. Diperkirakan setiap lima detik seorang anak di bawah usia 10 tahun di dunia meninggal karena kelaparan dan lebih dari dua miliar penduduk dunia menderita kekurangan gizi mikro. Selain itu, gejala krisis pangan lainnya adalah ancaman kenaikan harga pangan dunia akibat krisis ekonomi yang melanda dunia saat ini. Seperti krisis ekonomi di Amerika Serikat yang sudah mempengaruhi perekonomian dunia dan saat ini telah berimbas kepada perekonomian di Indonesia.Perbaikan dan peningkatan kualitas produksi pertanian (intensifikasi) untuk beberapa tahun yang lalu masih signifi-kan, karena ketersediaan sumber daya alam dan teknologi pertanian cukup memadai dan berimbang dengan ketersedia-an lahan dan peningkatan jumlah penduduk. Keadaan ini sulit untuk dipertahankan dimasa akan datang, kecuali ada pendekatan baru yang mena-warkan ide dan teknik untuk meningkatkan produktifitas pertanian. Penggunaan rekayasa genetika memiliki potensi untuk menjadi problem solving dari ancaman krisis pangan tersebut. Dengan segala kekurangannya rekayasa genetik diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan pembangunan pertanian yang tidak lagi dapat dipecahkan secara konven-sional. Salah satu produk dari rekayasa genetika adalah tanaman transgenik . Perakitan tanaman transgenik dapat diarahkan untuk memperoleh tanaman yang memiliki produksi tinggi, nutrisi dan penampilan mempunyai kualitas yang baik maupun resisten terhadap hama, penyakit dan lingkungan. Fragmen DNA organisme manapun melalui teknik rekayasa genetika dapat disisipkan ke genom jenis lain bahkan yang jauh hubungan kekerabatannya. Pemindahan gen ke dalam genom lan tidak mengenal batas jenis maupun golongan organisme.

b. Tanaman Transgenik dan JenisnyaApakah transgenik itu? Transgenik terdiri dari kata trans yang berarti pindah dan gen yang berarti pembawa sifat. Jadi transgenik adalah memindahkan gen dari satu makhluk hidup kemakhluk hidup lainnya, baik dari satu tanaman ketanaman lainnya, atau dari gen hewan ke tanaman. Transgenik secara definisi adalah the use of gene manipulation to permanently modify the cell or germ cells of organism (penggunaan manipulasi gen untuk mengadakan perubahan yang tetap pada sel makhluk hidup). Teknologi transgenik atau kloning juga dilakukan pada dunia peternakan, separti domba dolly yang diambil dari gen sel ambing susu domba yang ditransplantasikan ke sel telurnya sendiri. Pada ikan-ikan teleostei, menghasilkan ikan yang resisten terhadap pembusukan dan penyakit.Tanaman transgenik pertama kalinya dibuat tahun 1973 oleh Herbert Boyer dan Stanley Cohen. Pada tahun 1988 telah ada sekitar 23 tanaman transgenik, pada tahun 1989 terdapat 30 tanaman, pada tahun 1990 lebih dari 40 tanaman. Secara sederhana tanaman transgenik dibuat dengan cara mengambil gen-gen tertentu yang baik pada makhluk hidup lain untuk disisipkan pada tanaman, penyisipaan gen ini melalui suatu vector (perantara) yang biasanya menggukan bakteri Agrobacterium tumefeciens untuk tanaman dikotil atau partikel gen untuk tanaman monokotil, lalu diinokulasikan pada tanaman target untuk menghasilkan tanaman yang dikehendaki. Tujuan dari pe-ngembangan tanaman transgenik ini diantaranya adalah1. Menghambat pelunakan buah (pada tomat).2. Tahan terhadap serangan insektisida, herbisida, virus.3. Meningkatkan nilai gizi tanaman, dan4. Meningkatkan kemampuan tanaman untuk hidup pada lahan yang ektrem seperti lahan kering, lahan keasaman tinggi dan lahan dengan kadar garam yang tinggi.Melihat potensi manfaat yang disumbangkan, pendekatan bioteknologi dipandang mampu menyelesaikan problematika pangan dunia terutama di negara-negara yang sedang berkembang seperti yang sudah dilakukan di negara-negara maju (Winarno dan Agustina,2007)Antara tahun 1996-2001 telah terjadi peningkat an yang sangat dramatis dalam adopsi atau penanaman tanaman GMO (Genetically Modified Organism) di seluruh dunia. Daerah penanaman global tanaman transgenik meningkat dari sekitar 1,7 juta ha pada tahun 1996 menjadi 52,6 juta ha pada tahun 2001. Peningkatan luas tanam GMO tersebut mengindikasikan semakin banyaknya petani yang menanam tanaman ini baik di negara maju maupun di negara berkembang. Sebagian besar tanaman transgenik ditanam di negara-negara maju. Amerika Serikat sampai sekarang merupakan negara produsen terbesar di dunia. Pada tahun 2001, sebanyak 68% atau 35,7 juta ha tanaman transgenik ditanam di Amerika Serikat.Sampai saat ini, kedelai merupakan produk GMO terbesar yaitu 33,3 juta ha atau sekitar 63% dari seluruh tanaman GMO. Kedelai tahan herbisida banyak ditanam di AS, Argentina, Kanada, Meksiko, Rumania dan Uruguay. Jagung merupakan tanaman GMO terbesar kedua yang ditanam yaitu seluas 9,8 juta ha sedangkan luas tanaman kapas GMO yang ditanam adalah sekitar 6,8 juta ha . Sifat yang terdapat dari tanaman GMO pada umumnya adalah resisten terhadap herbisida, pestisida, hama serangga dan penyakit serta untuk meningkatkan nilai gizi seperti yang terlihat di tabel di bawah ini.NoTujuan Rekayasa GenetikaContoh Tanaman

1Menghambat pematangan dan pelunakan buahTomat

2Tahan terhadap serangan insektisidaTomat, kentang, jagung

3Tahan terhadap serangan ulatKapas

4Tahan terhadap insekta dan virusKentang

5Tahan terhadap virusSquash, Pepaya

6Tahan terhadap insekta dan herbisidaJagung, Padi, Kapas dan Canola

7Toleran terhadap herbisidaKedelai, Canola, Kapas, Jagung,

8Perbaikan komposisi nilai giziCanola (high laurate oil), Kedelai (high oleid acid oil), Padi (high beta-carotene)

c. Tanaman Transgenik Tahan KekeringanTanaman tahan kekeringan memiliki akar yang sanggup menembus tanah kering, kutikula yang tebal sehingga mengurangi kehilangan air dan kesanggupan menyesuaikan diri dengan garam di dalam sel. Tanaman toleran terhadap kekeringan ditransfer dari gen kapang yang mengeluarngkan enzim trehalose. Tembakau adalah salah satu tanaman yang dapat toleran terhadap suasana kekeringan.

d. Tanaman Transgenik Resisten HamaBacillus thuringiensis menghasilkan protein toksin sewaktu terjadi sporulasi atau saat bakteri memberntuk spora. Dalam bentuk spora, berat toksin mencapai 20% dari berat spora. Apabila larva serangga memakan spora, maka di dalam alat pencernaan larva serangga tersebut, spora bakteri pecah dan mengeluarkan toksin. Toksin yang masuk ke dalam membran sel alat pencernaan larva mengakibatkan sistem pencernaan tidak berfungsi dengan baik dan pakan tidak dapat diserap sehingga larva mati. Dengan membiakkan Bacillus thuringiensis kemudian diekstrak dan dimurnikan, makan akan diperoleh insektisida biologis (biopestisida) dalam bentuk kristal. Pada tahun 1985 dimulai rekayasa gen dari Bacillus thuringiensis dengan kode gen Bt toksin (Winarno dan Agustina ,2007)Tanaman tembakau untuk pertama kali merupakan tanaman transgenik pertama yang menggunakan gen BT toksin. Jagung juga telah direkayasa dengan menggunakan gen Bt toksin, tetapi diintegrasikan dengan plasmid bakteri Salmonella parathypi yang menghasilkan gen yang menonaktifkan ampisilin. Pada jagung juga direkayasa adanya resistensi herbisida dan resistensi insektisida sehingga tanaman transgenik jagung memiliki berbagai jenis resistensi hama tanaman. Gen Bt toksin juga direkayasa ke tanaman kapas, bahkan multiplegene dapat direkayasa genetika pada tanaman transgenik. Toksin yang diproduksi dengan tanaman transgenik menjadi nonaktif apabila terkena sinar matahahari, khususnya sinar ultraviolet

e. Tanaman Transgenik Resisten PenyakitPerkembangan yang signifikan juga terjadi pada usaha untuk memproduksi tanaman transgenik yang bebas dari serangan virus. Dengan memasukkan gen penyandi tanaman terselubung (coat protein) Johnson grass mosaic poty virus (JGMV) ke dalam suatu tanaman, diharapkan tanaman tersebut menjadi resisten apabila diserang oleh virus yang bersangkutan. Potongan DNA dari JGMV, misalnya daRi protein terselubung dan protein nuclear inclusion body (Nib) mampu diintegrasikan pada tanaman jagung dan diharapkan akan menghasilkan tanaman transgenik yang bebas dari serangan virus. Virus JGMV menyerang beberapa tanaman yang tergolong dalam famili Graminae seperti jagung dan sorgum yang menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Gejala yang ditimbulkan dapat diamati pada daun berupa mosaik, nekrosa atau kombinasi keduanya. Akibat serangan virus ini, kerugian para petani menjadi sangat tinggi atau bahkan tidak panen sama sekali.

Contoh Tanaman yang telah Menggunakan Teknologi Rekayasa GenetikaBerikut ini disajikan berbagai tanaman hasil rekayasa genetika dan keunggulannya dibandingkan dengan tanaman biasa yang sejenis- Kedelai TransgenikKedelai merupakan produk Genetically Modified Organism terbesar yaitu sekitar 33,3 juta ha atau sekitar 63% dari total produk GMO yang ada. Dengan rekayasa genetika, dihasilkan tanaman transgenik yang tahan terhadap hama, tahan terhadap herbisida dan memiliki kualitas hasil yang tinggi. Saat ini secara global telah dikomersialkan dua jenis kedelai transgenik yaitu kedelai toleran herbisida dan kedelai dengan kandungan asam lemak tinggi.

Gambar 3: Kedelai Transgenik

- Jagung TransgenikDi Amerika Serikat, komoditi jagung telah mengalami rekayasa genetika melalui teknologi rDNA, yaitu dengan memanfaatkan gen dari bakteri Bacillus thuringiensis (Bt) untuk menghindarkan diri dari serangan hama serangga yang disebut corn borer sehingga dapat meningkatkan hasil panen. Gen Bacillus thuringiensis yang dipindahkan mampu memproduksi senyawa pestisida yang membunuh larva corn borer tersebut.

Gambar 4: Jagung trasgenik

Berdasarkan kajian tim CARE-LPPM IPB menunjukkan bahwa pengembangan usaha tani jagung transgenik secara nasional memberikan keuntungan ekonomi sekitar Rp. 6,8 triliun. Keuntungan itu berasal dari mulai peningkatan produksi jagung, penghematan usaha tani hingga penghematan devisa negara dengan berkurangnya ketergantungan akan impor jagung .Dalam jangka pendek pengembangan jagung transgenik akan meningkatkan produksi jagung nasional untuk pakan sebesar 145.170 ton dan konsumsi langsung 225.550 ton. Sementara dalam jangka panjang, penurunan harga jagung akan merangsang kenaikan permintaan jagung baik oleh industri pakan maupun konsumsi langsung. Bukan hanya itu, dengan meningkatkan produksi jagung Indonesia juga menekan impor jagung yang kini jumlahnya masih cukup besar. Pada tahun 2006, impor jagung masih mencapai 1,76 juta ton. Secara tidak langsung, penggunaan tanaman transgenik juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

- Kapas TransgenikKapas hasil rekayasa genetika diperkenalkan tahun 1996 di Amerika Serikat. Kapas yang telah mengalami rekayasa genetika dapat menurunkan jumlah penggunaan insektisida. Diantara gen yang paling banyak digunakan adalah gen cry (gen toksin) dari Bacillus thuringiensis, gen-gen dari bakteri untuk sifat toleransi terhadap herbisida, gen yang menunda pemasakan buah. Bagi para petani, keuntungan dengan menggunakan kapas transgenik adalah menekan penggunaan pestisida atau membersihkan gulma tanaman dengan herbisida secara efektif tanpa mematikan tanaman kapas. Serangga merupakan kendala utama pada produksi tanaman kapas. Di samping dapat menurunkan produksi, serangan serangga hama dapat menurunkan kualitas kapas.Saat ini lebih dari 50 persen areal pertanaman kapas di Amerika merupakan kapas transgenik dan beberapa tahun ke depan seluruhnya sudah merupakan tanaman kapas transgenik. Demikian juga dengan Cina dan India yang merupakan produsen kapas terbesar di dunia setelah Amerika Serikat juga secara intensif telah mengembangkan kapas transgenik.- Tomat TransgenikPada pertanian konvensional, tomat harus dipanen ketika masih hijau tapi belum matang. Hal ini disebabkan akrena tomat cepat lunak setelah matang. Dengan demikian, tomat memiliki umur simpan yang pendek, cepat busuk dan penanganan yang sulit. Tomat pada umumnya mengalami hal tersebut karena memiliki gen yang menyebabkan buah tomat mudah lembek. Hal ini disebabkan oleh enzim poligalakturonase yang berfungsi mempercepat degradasi pektin.Tomat transgenik memiliki suatu gen khusus yang disebut antisenescens yang memperlambat proses pematangan (ripening) dengan cara memperlambat sintesa enzim poligalakturonase sehungga menunda pelunakan tomat. Dengan mengurangi produksi enzim poligalakturonase akan dapat diperbaiki sifat-sifat pemrosesan tomat. Varietas baru tersebut dibiarkan matang di bagian batang tanamannya untuk waktu yang lebih lama sebelum dipanen. Bila dibandingkan dengan generasi tomat sebelumnya, tomat jenis baru telah mengalami perubahan genetika, tahan terhadap penanganan dan ditransportasi lebih baik, dan kemungkinan pecah atau rusak selama pemrosesan lebih sedikit.

Gambar 5 : Proses trasgenik tomat

- Kentang TransgenikMulai pada tanggal 15 Mei 1995, pemerintah Amerika nebyetujui untuk mengomersialkan kentang hasil rekayasas genetika yang disebut Monsanto sebagai perusahaan penunjang dengan sebutan kentang New Leaf. Jenis kentang hybrid tersebut mengandung materi genetic yang memnungkinkan kentang mampu melindungi dirinya terhadap serangan Colorado potato beetle. Dengan demikian tanaman tersebut dapat menghindarkan diri dari penggunaan pestisida kimia yang digunakan pada kentang tersebut. Selain resisten terhadap serangan hama, kentang transgenik ini juga memiliki komposisi zat gizi yang lebih baik bila dibandingkan dengan kentang pada umumnya. Hama beetle Colorado merupakan suatu jenis serangga yang paling destruktif untuk komoditi kentang di Amerika dan mampu menghancurkan sampai 85% produksi tahunan kentang bila tidak ditanggulangi dengan baik.Daya perlindungan kentang transgenik tersebut berasal dari bakteri Bacillus thuringiensis sehingga kentang transgenik ini disebut juga dengan kentang Bt. Sehingga diharapkan melalui kentang transgenik ini akan membantu suplai kentang yang berkesinambungan, sehat dan dalam jangkauan daya beli masyarakat.f. Keunggulan Tanaman Rekayasa Genetika (Genetically Modified Organism) WHO telah meramlakan bahwa populasi dunia akan berlipat dua pada tahun 2020 sehingga diperkirakan jumlah penduduk akan lebih dari 10 milyar. Karena kondisi tersebut, produksi pangan juga harus ditingkatkan demi menjaga kesinambungan manusia dengan bahan pangan yang tersedia. Namun yang menjadi kendala, jumlah sisa lahan pertanian di dunia yang belum termanfaatkan karena jumlah yang sangat kecil dan terbatas. Dalam menghadapi masalah tersebut, teknologi rDNA atau Genetically Modified Organism (GMO) akan memiliki peranan yang sangat penting. Teknologi rDNA dapat menjadi strategi dalam peningkatan produksi pangan dengan keunggulan-keunggulan sebagai berikut : Mereduksi kehilangan dan kerusakan pasca panen Mengurangi resiko gagal panen Meningkatkan rendemen dan produktivitas Menghemat pemanfaatan lahan pertanian Mereduksi kebutuhan jumlah pestisida dan pupuk kimia Meningkatkan nilai gizi Tahan terhadap penyakit dan hama spesifik, termasuk yang disebabkan oleh virus.Berbagai keunggulan lain dari tanaman yang diperoleh dengan teknik rekayasa genetika adalah sebagai berikut :1. Menghasilkan jenis tanaman baru yang tahan terhadap kondisi pertumbuhan yang keras seperti lahan kering, lahan yang berkadar garam tinggi dan suhu lingkungan yang ekstrim. Bila berhasil dilakukan modifikasi genetika pada tanaman, maka dihasilkan asam lemak linoleat yang tinggi yang menyebabkan mampu hidup dengan baik pada suhu dingin dan beku.2. Toleran terhadap herbisida yang ramah lingkungan yang dapat mengganggu gulma, tetapi tidak mengganggu tanaman itu sendiri. Contoh kedelai yang tahan herbisida dapat mempertahankan kondisi bebas gulamnya hanya dengan separuh dari jumlah herbisida yang digunakan secara normal3. Meningkatkan sifat-sifat fungsional yang dikehendaki, seperti mereduksi sifat atau daya alergi (toksisitas), menghambat pematangan buah, kadar pati yang lebih tinggi serta daya simpan yang lebih panjang. Misalnya, kentang yang telah mengalami teknologi rDNA, kadar patinya menjadi lebih tinggi sehingga akan menyerap sedikit minyak bila goreng (deep fried). Dengan demikian akan menghasilkan kentang goreng dengan kadar lemak yang lebih rendah.4. Sifat-sifat yang lebih dikehendaki, misalnya kadar protein atau lemak dan meningkatnya kadar fitokimia dan kandungan gizi. Kekurangan gizi saat ini telah melanda banyak negara di dunia terutama negara miskin dan negara berkembang. Kekurangan gizi yang nyata adalah kekurangan vitamin A, yodium, besi dan zink. Untuk menanggulanginya, dapat dilakukan dengan menyisipkan den khusus yang mampu meningkatkan senyata-senyawa tersebut dalam tanaman. Contohnya telah dikembangkan beras yang memiliki kandungan betakaroten dan besi sehingga mampu menolong orang yang mengalami defisiensi senyawa tersebut dan mencegah kekurangan gizi pada masyarakat.Penggunaan rekayasa genetika khususnya pada tanaman tidak terlepas dari pro kontra mengenai penggunaan teknologi tersebut. Berikut ini hanya disebutkan berbagai pandangan yang setuju terhadap tanaman transgenik karena mengacu pada judul yang disajikan.1. Tanaman transgenik memiliki kualitas yang lebih tinggi dibanding degan tanaman konvensional, memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi, tahan hama, tahan cuaca sehingga penanaman komoditas tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan secara capat dan menghemat devisa akibat penghematan pemakaian pestisida atau bahan kimia serta memiliki produktivitas yang lebih tinggi.2. Teknik rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman yaitu memperbaiki sifat-sifat tanaman dengan menambah sifat-sifat ketahanan terhadap cengkeraman hama maupun lingkungan yang kurang menguntungkan sehingga tanaman transgenik memiliki kualitas lebih baik dari tanaman konvensional serta bukan hal yang baru karena sudah lama dilakukan tetapi tidak disadari oleh masyarakat3. Mengurangi dampak kerusakan dan pencemaran lingkungan, misalnya tanaman transgenik tidak perlu pupuk kimia dan pestisida sehingga tanaman transgenik dapat membantu upaya perbaikan lingkungan.

2.5 Rekayasa Genetika Pada HewanPada hewan vertebrata, cloning yang pertama sekali dilakukan adalah pada katak. Yang Pada proses kloningnya dengan cara menempatkan inti sel yang matang dari sel-sel epitel intestine ke sel telur matang yang telah dibuang intinya dan ditumbuhkan dalam medium. Klon akan berkembang menjadi katak yang semua cirri-cirinya sama dengan inti yang ditranplantasikan.Pada mamalia, Pada tahun 1996 domba Dolly ada hasil rekayasa genetika dengan cara transpalasi gen. cloning yang dihasilkan tidak hanya dengan menempatkan suatu inti sel somatic yang matang (berasal dari sel kelenjar susu) ke sel telur yang matang yang telah dibuang intinya, sel hasil rekayasa genetika ini harus ditempatkan dalam uterus betina untuk menjamin suksesnya perkembangan sel tersebut menjadi organism baru. Kloning terhadap manusia saat ini tidak diperbolehkan dan melanggar undang-undang (Sumatri dan Asep, 2005).