reinventing government

10

Click here to load reader

Upload: putri-yulia-r

Post on 14-Apr-2017

145 views

Category:

Economy & Finance


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Reinventing Government

KELOMPOK 1 3AK-2

INDONESIA COMPUTER UNIVERSITY © ACCOUNTANCY2014

Desy Ratnasari [21112017]

Debi Julianti [21112027]

Arsista Kanczha Surianto [21112040]

Putri Yulia Rochman [21112050]

Page 2: Reinventing Government

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Reinventing Government”.

Adapun makalah tentang Reinventing Government ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang Reinveting Government ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Bandung, 11 Oktober 2014

Penyusun

Page 3: Reinventing Government

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1 1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 1

BAB 2 PEMBAHASAN .............................................................................................................. 2

2.1 Pengertian Reinventing (Wirausaha) ................................................................. 2 2.2 Pengertian Government (Pemerintah) ................................................................ 2 2.3 Pengertian Reinventing Government .................................................................. 2 2.4 Konsep Reinventing Government ....................................................................... 3

BAB 3 KESIMPULAN ................................................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 7

Page 4: Reinventing Government

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman sekarang ini telah banyak orang yang mengerti bahwa wirausaha adalah cara mendobrak nasib keterpurukan seseorang dengan mengganti inovasi kreatif sedemikian rupa. Apalagi di tahun ini Indonesia telah menjadi tuan rumah bagi pertemuan APEC di bali beberapa waktu lalu. Mau tidak mau Indonesia harus siap mengahadapi kompetisi perekonomian dengan Negara-negara pasifik.

Dalam menghadapi pasar bebas, Indonesia harus menyiapkan sumber daya-sumber daya yang mampu menyaingi Negara-negara lain. Dalam hal ini, Indonesia bukan hanya membutuhkan para wirausahawan kreatif, tetapi Indonesia juga memongkar ulang sistem kinerja pemerintahannya.

Seperti yang telah kita ketahui kewirasuhaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Menghadapi kondisi ini, maka pemerintah sebagai pelayan publik perlu berupaya untuk menekan sekecil mungkin terjadinya kesenjangan antara tuntutan pelayanan masyarakat dengan kemampuan aparatur pemeritah. Keterbatasan sarana dan prasarana yang telah ada tidak dapat dijadikan sebagai alasan pembenaran tentang rendahnya kualitas pelayanan. Kemandirian dan kemampuan yang handal dari pemerintah merupakan syarat mutlak agar tetap terrpeliharanya kepercayaan masyarakat. Maka pemerintah saat ini harus berupaya merupakan perannya untuk masa yang akan datang yaitu melalui penerapan konsep pemerintahan wirausaha atau dengan istilah Reinventing Government.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian reinventing? 2. Apa pengertian government? 3. Apa yang dimaksud dengan reinventing government? 4. Apa saja prinsip reinventing government?

1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian reinventing. 2. Untuk mengetahui pengertian government. 3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud reinventing government. 4. Untuk mengetahui apa saja prinsip reinventing government

Page 5: Reinventing Government

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Reinventing (Wirausaha)

Pada dasarnya, menurut bahasa Reinventing artinya ialah menemukan atau menciptakan kembali. Namun menurut istilah, reinventing dapat diartikan sebagai enterpreneur atau wirausaha.

Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya- sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses (senain:2013).

Dengan pendapat tersebut telah kita ketahui bahwa wirausaha ialah bukan berarti harus bergelut dengan usaha (business), tetapi wirausaha ialah kemampuan atau skill seseorang yang harus kita telaah dan dipelajari lebih dalam lagi. Kemampuan tersebutlah yang sangat dibutuhkan oleh Negara ini. Kemampuan yang dapat meniai dan melihat secara detail sebuah peluang.

2.2 Pengertian Government (Pemerintah)

Pemerintahan adalah suatu sistem untuk menjalankan wewenang dan kekuasaan dalam mengatur kehidupan sosial, ekonomi dan politik, suatu negara atau bagian-bagiannya.

Pengertian pemerintah yang lainnya adalah sekelompok orang yang secara bersama-sama memikul tanggung jawab terbatas untuk menggunakan kekuasaan. Pemerintah juga bisa diartikan sebagai penguasa suatu negara atau badan tertinggi yang memerintah suatu negara.

2.3 Pengertian Reinventing Government

Dari penjelasan di atas telah dapat digambarkan bahwa reinventing government (pemerintahan wirausaha) ialah suatu sistem untuk menjalankan wewenang dan kekuasaan dalam mengatur kehidupan sosial, ekonomi dan politik dengan jiwa kewirausahaan di masing-masing anggota pemerintahan atau pejabatnya. Atau dengan kata lain, intinya ialah “mewirausahakan birokrasi”.

Penerapan konsep ini tak lain dan tak bukan demi cita-cita Negara manapun, yakni untuk menciptakan pemerintahan yang baik (good government). Oleh karna itu dalam perombakan mendasar dalam sebuah Negara agar tercipta good government ialah yang paling cocok dengan mengimplementasikan konsep reinventing government. Dengan menanamkan jiwa wirausaha ke dalam diri para pejabatnya.

2.4 Konsep Reinventing Government

Ide reinventing government lahir di Amerika Serikat pada saat pemerintahaan berada dalam kesulitan besar. Kemudian muncul ide untuk menata ulang pemerintahan yang

Page 6: Reinventing Government

merupakan hal yang sangat berani, pada akhir awal abad ke 20, kira-kira tahun 1900 sampai dengan tahun 1940 yang diprakarsai oleh Presiden D.Roosevelt.

Ide reinventing government yang berasal dari Amerika Serikat, atas dasar sejarah disana ide reinventing government dapat menyelamatkan negara tersebut dari kehancuran. Indonesiaa pada saat sekarang hampir persis sama dengan bagaimana posisi Amerika Serikat pada saat itu. Maka jalan satu-satunya menyelamatkan Indonesia dari masalah yang komplek ini dengan menerapkan ide reinventing government.

Untuk dapat menjalankan ide reinventing government pemerintah harus dapat melaksanakan sistem demokratisasi. Dalam mencapai sistem demokratisasi di Indonesia maka harus menerapkan Civil Society. Dimana Civil Society tersebut membangun hubungan yang konsultatif antara negara dengan warga negaranya. Serta konsep Civil Society ini menggambarkan keberadaan satu masyarakat dalam batas-batas tertentu yang mampu mejalankan dirinya sendiri melalui penciptaan aktivitas mandiri, dalam satu ruang gerak yang tidak mungkin diintervensi oleh negara.

Demi tercapai Civil Society tersebut harus ada jaminan dari pemerintah. Untuk melindunggi hak-hak kodrati sehingga seorang manusia bisa benar-benar tampil sebagai manusia (perlindungan HAM). Dengan memahami hak-haknya masyarakat diharapkan mampu mengelola dinamika kehidupan yang berlangsung disekitarnya, hingga tidak setiap saat meminta bantuan oleh negara yang menghasilkan nantinya negara menjadi superior terhadap rakyatnya

Menurut Osborne dan Gaebler (2008: 73) dalam bukunya yang berjudul Reinventing

Government, sepuluh prinsip mewirausahakan birokrasi adalah sebagai berikut:

a. Prinsip Pertama: Pemerintah yang katalis (Catalytic Government).

Konsep yang pertama ini maksudnya ialah mengarahkan ketimbang mengayuh (steering rather than rowing). Harus ada pemilah antara yang mengatur dan yang melaksanakan. Pemerintah harus tegas membedakan antara siapa pemerintah yang semestinya mengarahkan dan siapa yang semestinya melaksanakan. Dengan kata lain, pemerintah harus lebih fokus terhadap pengarahannya. Tidak mungkin pemerintah mengawasi atau mengayuh secara langsung proses pelayanan publik. Dengan demikian konsep di atas guna untuk memisahkan dengan tegas bahwa seharusnya pemerintah bisa fokus untuk menjadi pemikir dan pengarah. Sedangkan yang melaksanakannya diserahkan kepada yang paling bawah atau bisa juga diserahkan kepada pihak swasta. Contohnya ialah privatisasi dan lain sebagainya.

b. Prinsip Kedua: Pemerintah milik rakyat (Community Government).

Prinsip ini maksudnya ialah memberdayakan atau memberi wewenang ketimbang

melayani (Empowering rather than serving). Dalam hal ini pemerintah diharapkan mampu memberdayakan rakyatnya. Dengan kata lain, pemerintah juga bisa memberikan wewenang kepada masyarakat. Guna menjamin terselenggaranya pelayanan yang efisien dan efektif; serta produk pemerintah bisa mencoba mengalihkan pemilikannya ke masyarakat. Akhirnya, pelayanan tersebut bergeser ke pemberdayaan masyarakat dari suatu komunitas. Sehingga ada kemungkinan besar kelak bisa mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah. Lalu terciptalah masyarakat yang handal dengan kreasinya dan menjadi lebih mandiri.

c. Prinsip Ketiga: Pemerintah yang kompetitif (Competitive Government).

Pemerintah yang kompetetif dengan cara menyuntikkan persaingan dalam

pemberian pelayanan (Injecting Competition into service Delivery). Suatu pelayanan yang kompentitif dianggap suatu hal yang sehat. Berbeda dengan cara monopoli, bila dibiarkan akan timbul kembali ketergantungan pada satu pemilik. Pemerintah yang kompetitif disini lebih diartikan pemerintah wirausaha yang mampu bersaing dengan

Page 7: Reinventing Government

organisasi bisnis. Sehingga semuanya dapat mengembangkan krativitas inovasi yang sangat menguntungkan bagi Negara dan masyarakatnya. Dengan pemberian penghargaan dan pembiayaan kepada suatu lembaga-lembaga pemerintah yang berhasil maju di suatu wilayah akan sangat diperhatikan oleh masyarakatnya. Di sanalah letak kompetisi yang akan mebuat masyarakat dan pemerintahnya semangat seperti layaknya dalam sebuah perlombaan.

d. Prinsip Keempat: Pemerintah yang digerakkan misi (Mission Driven Government).

Dalam prinsip ini diharapkan pemerintah bisa mengubah organisasi yang

digerakkan oleh peraturan (Transforming Rule-Driven Organizations) menjadi digerakkan oleh misi (mission-driven).

Seringkali terjadi peristiwa di mana pemerintah tidak dapat dan tidak mampu mengambil langkah-langkah strategis tertentu karena belum adanya peraturan-peraturan yang mengaturnya. Sementara di pihak lain, kerap terjadi kasus dimana pemerintah tidak berani melakukan sebuah tindakan karena cenderung bertentangan dengan peraturan yang berlaku (walaupun peraturan yang bersangkutan sudah tidak cocok lagi diterapkan pada kondisi saat ini). Akibat budaya ini, seringkali banyak peluang-peluang kemajuan yang lewat dan terbuang begitu saja karena ketidakmampuan pemerintah dalam memanfaatkan situasi tersebut.

Dalam dilema tersebut seharusnya pemerintah berjalan dengan sebuah misi, dan menjadikan peraturan sebagai jalan atau cara untuk mencapai sebuah misi tersebut.

e. Prinsip Kelima: Pemerintah yang berorientasi hasil (Result Oriented Government).

Maksudnya ialah pemerintah haru lebih fokus Membiayai hasil bukan

masukan (Funding outcomes, Not input). Dalam pembahasan prinsip ini, sebaiknya kita sadari terlebih dahulu bahwa hal yang paling dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sebagai customer dari pemerintah adalah hasil keluaran dari setiap inisiatif. Yang masyarakat nilai sebagai keberhasilan adalah keluaran atau hasil dari pekerjaan tersebut yang diharapkan dapat segera mendatangkan manfaat tertentu. Dengan kata lain, pemerintah harus yakin bahwa berbagai usahanya akan melahirkan sebuah produk yang berkualitas dan bermutu tinggi, dan target inilah yang akan menentukan jenis proses dan sumber daya yang perlu dilibatkan (input); serta pemerintah harus meninggalkan pemerintah yang memfokuskan pada masukan tanpa memperhatikan hasil, yang cenderung pemborosan.

f. Prinsip Keenam: Pemerintah yang berorientasi pelanggan (Customer Driven

Government).

Maksudnya ialah Memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan birokrasi(Meeting the Needs of Customer, not be Bureaucracy). Masyarakat adalah pelanggan. Pemerintah harus meletakkan pelanggan sebagai hal paling depan. Oleh karena itu, kepuasan pelanggan diletakkan sebagai sasaran penyampaian tujuan, dengan mendengarkan suara pelanggan. Dengan memperhatikan kebutuhan dasar pelanggan dan memperhatikan hukum pelanggan, pemerintah lebih responsif dan inovatif.

g. Prinsip Ketujuh: Pemerintah wirausaha (Enterprising Government).

Intinya ialah Menghasilkan ketimbang membelanjakan (Earning Rather than

Spending). Pemerintah wirausaha ialah pemerintah yang memfokuskan energinya terhadap hasil kinerjanya bukan hanya membelanjakan uangnya. Pada kenyataanya bahwa hampir seluruh perangkat pemerintahan merupakan sebuah pusat harga yang dibiayai oleh anggaran belanja negara. Secara tidak langsung dapat terlihat bahwa keberadaan sistem birokrasi pemerintahan merupakan sebuah beban dari anggaran belanja Negara. Dalam hal ini pemerintah harus menemukan sumber-sumber penghasilan selain penghasilan yang telah

Page 8: Reinventing Government

disepakati, yaitu pajak. Sehingga tidak terlalu menggantungkan pada penerimaan pajak. Pajak yang tinggi pada suatu keadaan tertentu akan ditentang masyarakatnya.

h. Prinsip Kedelapan: Pemerintah yang antisipasi (Anticipatory Government).

Mencegah ketimbang Mengobati (Preventon Rather than Cure). Pepatah lama mengatakan bahwa “mencegah lebih baik dari mengobati”. Hal yang sama berlaku pula dalam kepemerintahan. Yaitu pemerintah harus lebih berfokus pada upaya mencegah terhadap masalah yang timbul ketimbang memusatkan penyediaan jasa demi mengurangi masalah (mengobati). Dalam hal ini, pemerintah harus mempunyai strategi ampuh yang dapat meraih peluang tidak tarduga, serta dapat mencegah krisis yang tidak terduga. Intinya pemerintah harus lebih proaktif.

i. Prinsip Kesembilan: Pemerintah yang desentralis (Decentralized Government).

Dari hirarki menuju partisipasi dan tim kerja (From Hierarchy to Participation and

Teamwork), Artinya, peranan komando dan hierarki ditinggal. Selain itu, jika jika melihat perkembangan zaman yang semakin maju dan teknologi semakin mengglobal dan pendidikan semakin maju, sudah semestinya pemerintah menurunkan wewenang kepada lembaga-lembaga di bawahnya serta mendorong mereka untuk berurusan langsung dengan pelanggan untuk lebih bisa membuat keputusan. Lalu menciptakan kerja sama yang solid dengan cara melihat mereka sama rata dan sudah sebanding dengan pemerintahnya. Melahirkan partisipasi dengan tim kerja, Bukan dengan pengkomandoan yang umumnya terlihat kaku. Dengan kata lain, pemerintah memberi ruang gerak kepada mereka agar bisa bersama-sama menciptakan strategi kreatif.

j. Prinsip Kesepuluh: Pemerintah yang berorientasi pasar (Market Oriented Government).

Mendongkrak perubahan melalui pasar (Leveraging change throught the

Market). artinya pemerintah mendongkrak perubahan melalui cara pasar. Mekanisme pasar memiliki banyak keunggulan ketimbang mekanisme administrasi. Pasar pada dasarnya adalah desentralis. Harga ditentukan oleh yang paling di atas. Namun dalam pasar bisa bersaing dengan sehat, lebih kompetitif. Jika kita sadari, sebenaranya dalam pasar memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk menentukan pilihannya. Selain itu dalam pasar sangat peka terhadap perubahan dan respon terhadap kebutuhan lebih cepat.

Dari sepuluh prinsip Reinventing Government yang disampaikan oleh David Osborne.

Maka terkandung empat prinsip yang merupakan inti dari pada prinsip Reinventing Government itu sendiri antara lain :

1. Steering, dalam hal ini pemerintah memfasilitasi atau menjembati keinginan dari pada

masyarakat. Jadi tugas pemerintah disini mengarahkan bukan intervensi terhadap keingginan dari pada masyarakat itu sendiri.

2. Empowering, pemerintah merupakan milik dari pada masyarakat dan memberikan wewenang ketimbang melayani masyarakat. Disini titik beratnya adalah memberdayakan anggota masyarakat sehingga masyarakat merasa memiliki program-program pemerintah.

3. Meeting the needs of the costumer, not the bureaucracy, pemerintah berorientasi pada pelanggan dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Sehingga kualitas harus ditentukan oleh pelanggan bukan oleh birokrasi.

4. Earning, dalam pemerintahan yang wirausaha mengutamakan menghasilkan dari pada membelanjakan.

5. Prevention, pemerintah antisipatif dimana lebih baik mencegah dari pada mengobati.

Page 9: Reinventing Government

BAB 3

KESIMPULAN

1. Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya- sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.

2. Pemerintahan adalah suatu sistem untuk menjalankan wewenang dan kekuasaan dalam mengatur kehidupan sosial, ekonomi dan politik, suatu negara atau bagian-bagiannya.

3. reinventing government (pemerintahan wirausaha) ialah suatu sistem untuk menjalankan wewenang dan kekuasaan dalam mengatur kehidupan social, ekonomi dan politik dengan jiwa kewirausahaan di masing-masing anggota pemerintahan atau pejabatnya. Atau dengan kata lain, intinya ialah “mewirausahakan birokrasi”.

4. Osborn dalam buku memangkas birokrasi. mengemukakan Prinsip-prinsip Reinventing Government, yaitu :

Pemerintahan katalis

Pemerintah adalah Milik Masyarakat

Pemerintah yang kompetitif

Pemerintah berorientasi pada Misi

Pemerintah berorientasi pada hasil.

Pemerintah berorientasi pada pelanggan

Pemerintah wirausaha

Pemerintah antisipatif

Pemerintahan desentralisasi

Pemerintah berorientasi pada mekanisme pasar

Page 10: Reinventing Government

DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Prof.Miriam. 1993. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Imawan, Riswandha. Handout Kuliah Sistem Politik dan Pemerintahan RI. Osborne, David dan Ted Gaebler. 1999. Mewirausahakan Birokrasi (Reinventing Government) Mentransformasi Semangat Wirausaha Ke Dalam Sektor Publik. Pustaka Binaman Pressindo.