refrat croup finish

Upload: lissa-alhabsyi

Post on 15-Jul-2015

65 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

REFER AT

SINDROMA CROUP

BAB I PENDAHULUANRadang akut saluran pernapasan atas jauh lebih penting pada bayi dan anak kecil dibandingkan pada anak yang lebih tua, karena jalan napas yang lebih kecil cenderung manghadapkan anak kecil pada suatu keadaan penyempitan yang relatif lebih berat dari pada yang ditimbulkan oleh tingkat radang yang sama pada anak yang lebih tua.1,2 Croup adalah istilah umum yang meliputi kelompok heterogen keadaan yang ralatif akut (kebanyakan infeksi) yang ditandai dengan batuk keras dan kasar yang khas atau croupy, yang tidak atau dapat disertai dengan stridor inspiratoir, suara parau, dan tanda-tanda kegawatan pernapasan yang disebabkan oleh berbagai tingkat obstruksi laring.Infeksi tersebut pada bayi dan anak kecil jarang terbatas pada suatu daerah saluran pernapasan;biasanya mengenai sampai beberapa tingkat laring, takea, dan bronkus. Bila ada keterlibatan laring yang cukup dapat menimbulkan gejala, gambaran klinis dari bagian laring mungkin mengaburkan tanda-tanda dari trakea dan bronkus.2,3 Penyakit ini sering terjadi pada anak.Croup berasal dari bahasa Anglo-Saxon yang berarti tangisan keras. Penyakit ini pertama kali dikenal pada tahun 1928. Croup sindrom ini terjadi sekitar 15% dari anak-anak, dan biasanya terpapar antara usia 6 bulan dan 5-6 tahun. Penyakit ini terdapat sekitar 5% dari penerimaan rumah sakit dalam suatu populasi. Dalam kasus yang jarang, mungkin terjadi pada anak-anak berumur 3 bulan dan yang tertua sekitar usia 15 tahun.Perbandingan anak laki-laki dan perempuan yang menderita penyakit ini adalah50% anak laki-laki lebih sering dari pada perempuan, dan ada peningkatan prevalensi di musim gugur. Croup sindrom terbanyak disebabkan oleh virus yang menyerang saluran respiratori atas. Virus yang paling sering menyebabkan sindroma croup Ini biasanya adalah Para-influenza tipe 1 virus (HPIV-1) 60%, HPIV-2, 3 dan 4,influenza A dan virus B, adenovirus, Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan campak virus. Selain dapat disebabkan oleh virus,croup sindrom ini dapat pula disebabkan oleh suatu bakteri. Bakteri yang dapat menimbulkan penyakit iniantara lain Corynebacterium diphtheriae,Staphylococcus Catarrhalis Moraxella1,3,4 .Kepaniteraan klinik ilmu penyakit THT Fakultas kedokteran universitas Yarsi RSUD dr.Slamet Garut Page 1

aureus,Streptococcuspneumoniae

,Hemophilus

influenzae

,dan

REFER AT

SINDROMA CROUP

Sifat penyakit ini adalah self-limited, tetapi kadang-kadang cenderung menjadi berat bahkan fatal. Sebelum kortikosteroid digunakan secara luas, 30% kasus Croup sindrom harus dirawat di Rumah Sakit dan 1,7% memerlukan intubasiendotrakea. Akan tetapi, setelah kortikosteroid telah digunakan secara luas, kasus croup yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit menurun drastis, dan intubasiendotrakea jarang dilakukan.Di Alberta, lebih dari 60% anak didiagnosis croup derajat ringan, 4% (satudari 170 anak) memerlukan perawatan di Rumah Sakit dan 4% (satu dari 4500anak) harus dilakukan intubasi. 1,2

Kepaniteraan klinik ilmu penyakit THT Fakultas kedokteran universitas Yarsi RSUD dr.Slamet Garut Page 2

REFER AT

SINDROMA CROUP

BAB II ANATOMI DAN FISIOLOGI LARINGANATOMI LARING Laring adalah bagian dari saluran pernafasan bagian atas yang merupakan suatu rangkaian tulang rawan yang berbentuk corong dan terletak setinggi vertebra cervicalis IV VI, dimana pada anak-anak dan wanita letaknya relatif lebih tinggi. Laring pada umumnya selalu terbuka, hanya kadang-kadang saja tertutup bila sedang menelan makanan. Lokasi laring dapat ditentukan dengan Laring atau disebut juga Adams apple atau jakun . Batas-batas laring berupa sebelah kranial terdapat Aditus Laringeus yang inspeksi dan palpasi dimana didapatkannya

kartilago tiroid yang pada pria dewasa lebih menonjol kedepan dan disebut Prominensia

berhubungan dengan Hipofaring ,disebelah kaudal dibentuk oleh sisi inferior kartilago krikoid dan berhubungan dengan trakea, di sebelah posterior dipisahkan dari vertebra cervicalis oleh otot-otot prevertebral, dinding dan cavum laringofaring serta disebelah anterior ditutupi oleh fascia, jaringan lemak,dan kulit .Sedangkan disebelah1,6

lateral ditutupi

oleh otot-otot

sternokleidomastoideus,infrahyoid dan lobus kelenjar tiroid. Laring tiroidea berbentuk piramida triangular

terbalik dengan di sebelah

dinding

kartilago Os Hyoid

di sebelah atas dan kartilago krikoidea

bawahnya.

dihubungkan dengan laring oleh membrana tiroidea. Tulang ini merupakan tempat melekatnya otot-otot dan ligamenta serta akan mengalami osifikasi sempurna pada usia 2 tahun. Secara keseluruhan laring dibentuk oleh sejumlah kartilago, ligamentum dan otototot 6 II.1.1KARTILAGO. Kartilago laring terbagi atas 2 (dua) kelompok, yaitu : 4 6 1. Kelompok kartilago mayor, terdiri dari :

Kepaniteraan klinik ilmu penyakit THT Fakultas kedokteran universitas Yarsi RSUD dr.Slamet Garut Page 3

REFER AT

SINDROMA CROUP

-Kartilago Tiroidea, 1 buah -Kartilago Krikoidea, 1 buah -Kartilago Aritenoidea, 2 buah 2. Kartilago minor, terdiri dari : -Kartilago Kornikulata Santorini, 2 buah -Kartilago Kuneiforme Wrisberg, 2 buah -Kartilago Epiglotis, 1 buah

. 1. Kartilago tiroid, terletak di bagian proksinal kelenjar tiroid. Biasanya berukuran lebih besar dan lebih menonjol pada laki-laki akibat hormone yang di sekresi saat pubertas. a. Tulang rawan hialin dan terbesar b. Terdiri dari dua ala atau sayap, bersudut lancip 2. Kartilago krikoid adalah cincin anterior yang lebih kecil dan lebih tebal, terletak di bawah kartilago tiroid. a. Tulang rawan hialin, tidak berpasangan b. Satu-satunya cincin kartilago utuh di saluran napas c. Seluruh permukaan dilapisi membrane mukosaKepaniteraan klinik ilmu penyakit THT Fakultas kedokteran universitas Yarsi RSUD dr.Slamet Garut Page 4

REFER AT

SINDROMA CROUP

3. Kartilago aritenoid terletak di atas dan di kedua sisi kartilago krikoid. Kartilago ini melekat pada pita suara sejati, yaitu lipatan berpasangan dari epithelium skuamosa bertingkat. a. Tulang rawan hialin, berpasangan b. Berbentuk pyramid 4. Kartilago kornikulata (Santorini) melekat pada bagian ujung kartilagi aritenoid. a. Nodul fibroelastik b. Tidak berfungsi pada manusia 5. Kartilago kuneiformis (Wrisberg) berupa batang-batang kecil yang membantu menopang jaringan lunak. a. Berbentuk tongkat, tulang rawan elastik 6. Epiglostis adalah katup kartilago elastis yang melekat pada tepian anterior kartilago tiroid. Saat menelan, epiglottis secara otomatis menutupi mulut laring untuk mencegah masuknya makanan dan cairan. a. Tulang rawan tipis, berbentuk daun dan fibroelastik II.1.2 LIGAMENTUM DAN MEMBRANA Ligamentum dan membran laring terbagi atas 2 grup, yaitu 6,8 1. Ligamentum ekstrinsik , terdiri dari : -Membran tirohioid -Ligamentum tirohioid -Ligamentum tiroepiglotis -Ligamentum hioepiglotis - Ligamentum krikotrakeal 2.Ligamentum intrinsik, terdiri dari : -Membran quadrangularis -Ligamentum vestibular -Konus elastikusKepaniteraan klinik ilmu penyakit THT Fakultas kedokteran universitas Yarsi RSUD dr.Slamet Garut Page 5

REFER AT

SINDROMA CROUP

-Ligamentum krikotiroid media -Ligamentum vokalis Membran tirohioid Membrana ini menghubungkan tepi atas kartilago tiroidea dengan tepi atas belakang os hioidea yang pada bagian medial dan lateralnya mengalami penebalan membentuk ligamentum tirohioideus lateral dan medial. Membrana ini ditembus oleh a. laringeus superior cabang interna n. laringeus superior dan pembuluh limfe. Membrana Krikotiroidea (Konus Elastikus). Terdapat di bawah mukosa pada permukaan bawah pita suara sejati, berjalan ke atas

dan medial dari lengkungan kartilago krikoid untuk bersambung dengan kedua ligamenta vokalis yang merupakan jaringan fibroelastis yang berasal dari tepi atas arkus kartilago krikoid. Di sebelah anterior melekat pada pinggir bawah kartilago tiroid dan menebal ligamentuk krikoidea medialis posterior konus menyebar dari yang kartilago krikoid. Ke prosesus membentuk aritenoid juga melekat pada tuberkulum vokalis. Di sebelah kartilago

(vokalis).Pinggir bebas menebal membentuk ligamentum vokalis. Membrana Kuadrangularis. Merupakan bagian atas dari jaringan ikat longgar elastis laring, membentang dari tepi lateral epiglotis ke kartilago aritenoid dan kartilago kornikulata, di bagian inferior meluas ke pita suara palsu.Tepi atasnya membentuk plika ariepiglotika,sedangkan yang lainnya membentuk dinding diantara laring dan sinus piriformis Morgagni. II.1.3 OTOT LARING A. Otot-otot Laring :6,8 1. Ekstrinsik a. Berperan pada pergerakan dan fiksasi laring b. Kelompok elevator dan depressorKepaniteraan klinik ilmu penyakit THT Fakultas kedokteran universitas Yarsi RSUD dr.Slamet Garut Page 6

REFER AT

SINDROMA CROUP Otot-otot ekstrinsik bekerja pada laring secara keseluruhan, terletak di suprahioid

(m.digastrikus, m. geniohioid, m. stilohioid, m.milohioid) dan infrahioid (m.sternohioid, m.omohioid, m.tirohioid). 2. Instrinsik a. Membuka dan menutup glottis b. Mengatur ketegangan ligament vokalis c. Mengatur konstriksi kavum laring Semua otot-otot ini berpasangan kecuali M.aritenoideus transverses Otot-otot instrinsik menyebabkan gerakan bagian laring tertentu yang berhubungan dengan gerakan pita suara, yakni m.krikoaritenoid lateral, m.tiroepiglotika, m.vokalis, m.tiroaritenoid, m.ariepiglotika, m.krikotiroid, m.aritenoid transversum, m.aritenoid oblik, m.krikoaritenoid posterior.

ANATOMI LARING BAGIAN DALAM Cavum laring dapat dibagi menjadi sebagai berikut :6 1.Supraglotis (vestibulum superior), yaitu ruangan diantara permukaan atas pita suara palsu dan inlet laring.Kepaniteraan klinik ilmu penyakit THT Fakultas kedokteran universitas Yarsi RSUD dr.Slamet Garut Page 7

REFER AT

SINDROMA CROUP

2.Glotis (pars media), yaitu ruangan yang terletak antara pita suara palsu dengan pita suara sejati serta membentuk rongga yang disebut ventrikel laring Morgagni. 3.Infraglotis (pars inferior), yaitu ruangan diantara pita suara sejati dengan tepi bawah kartilago krikoidea. Beberapa bagian penting dari dalam laring : Aditus Laringeus : Pintu masuk ke dalam laring yang dibentuk di anterior oleh epiglotis, lateral oleh plika ariepiglotika, posterior oleh ujung kartilago kornikulata dan tepi atas m. aritenoideus. Rima Vestibuli:Merupakan celah antara pita suara palsu. Rima glottis :Di depan merupakan celah antara pita suara sejati, di belakang antara

prosesus vokalis dan basis kartilago aritenoidea. Vallecula:Terdapat diantara permukaan anterior epiglotis dengan basis lidah,dibentuk oleh plika glossoepiglotika medial dan lateral. Plika Ariepiglotika :Dibentuk oleh tepi atas ligamentum kuadringulare yang berjalan dari

kartilago epiglotika ke kartilago aritenoidea dan kartilago kornikulata inus Pyriformis (Hipofaring) :Terletak antara plika ariepiglotika dan permukaan dalam kartilago tiroidea.4 Incisura Interaritenoidea :Suatu lekukan atau takik diantara tuberkulum kornikulatum kanan dan kiri. 4 Vestibulum Laring :Ruangan yang dibatasi oleh epiglotis,membrana kuadringularis,

kartilago aritenoid, permukaan atas proc. vokalis kartilago aritenoidea dan m.interaritenoidea. Plika Ventrikularis (pita suara palsu) :Yaitu pita suara palsu yang bergerak bersama-sama

dengan kartilago aritenoidea untuk menutup glottis dalam keadaan terpaksa, merupakan dua lipatan tebal dari selaput lendir dengan jaringan ikat tipis di tengahnya.4Kepaniteraan klinik ilmu penyakit THT Fakultas kedokteran universitas Yarsi RSUD dr.Slamet Garut Page 8

REFER AT

SINDROMA CROUP

Ventrikel Laring Morgagni (sinus laringeus) : Yaitu ruangan antara pita suara palsu dan sejati.Dekat ujung anterior dari ventrikel terdapat suatu divertikulum yang meluas ke atas diantara pita suara palsu dan permukaan dalam kartilago tiroidea, dilapisi epitel berlapis semu bersilia dengan beberapa kelenjar seromukosa yang fungsinya untuk melicinkan pita suara sejati, disebut appendiks atau sakulus ventrikel laring. Plika Vokalis (pita suara sejati) :Terdapat di bagian bawah laring. Tiga per lima bagian dibentuk oleh ligamentum vokalis dan celahnya disebut intermembranous portion, dan dua per lima belakang dibentuk oleh prosesus vokalis dari kartilago aritenoidea dan disebut intercartilagenous portion. II.1.4 PERSYARAFAN,VASKULARISASI 6,9 Inervasi Laring : 1. N. laringeus superior cabang N. X a. Ramus anterior : sensible dan sekretoris b. Ramus ekstrena : motoris 2. N. laringeus inferior a. Lanjutan N. rekuren N. X B. Vaskularisasi Laring : a. Arteri laringeus superior dan inferior b. Vena laringeus superior dan inferior C. Aliran Limfe Laring : a. Daerah supraglotik b. Daerah infraglotik ke kelenjar leher profunda superior ke kelenjar servikal profunda superior

Kepaniteraan klinik ilmu penyakit THT Fakultas kedokteran universitas Yarsi RSUD dr.Slamet Garut Page 9

REFER AT

SINDROMA CROUP

II.1.5 FISIOLOGI LARING 6 Laring mempunyai 3 (tiga) fungsi dasar yaitu fonasi, respirasi dan proteksi

disamping beberapa fungsi lainnya seperti terlihat pada uraian berikut : 1. Fungsi Fonasi. Pembentukan suara merupakan fungsi laring yang paling kompleks. Suara dibentuk karena adanya aliran udara respirasi yang konstan dan adanya interaksi antara udara dan pita suara. Nada suara dari laring diperkuat oleh adanya tekanan udara pernafasan subglotik dan vibrasi laring serta adanya ruangan resonansi seperti rongga mulut, udara dalam paru-paru, trakea, faring, dan hidung. Nada dasar yang dihasilkan dapat dimodifikasi tegangan dengan berbagai cara. Otot intrinsik laring berperan penting dalam bebas dan penyesuaian tinggi nada dengan mengubah bentuk dan massa ujung- ujung pita suara sejati.

2. Fungsi Proteksi. Benda asing tidak dapat masuk ke dalam laring dengan adanya reflek otot-otot yang bersifat adduksi, sehingga rima glotis tertutup. Pada waktu menelan, pernafasan berhenti sejenak akibat adanya rangsangan terhadap reseptor yang ada pada epiglotis, plika ariepiglotika, ventrikularis dan menyebabkan daerah interaritenoid proksimal laring melalui plika serabut afferen N. Laringeus Superior. dasar lidah. Struktur ini

Sebagai jawabannya, sfingter dan epiglotis menutup. Gerakan laring ke atas dan ke depan celah tertutup oleh

Kepaniteraan klinik ilmu penyakit THT Fakultas kedokteran universitas Yarsi RSUD dr.Slamet Garut Page 10

REFER AT

SINDROMA CROUP

mengalihkan makanan ke lateral menjauhi aditus dan masuk ke sinus piriformis lalu ke introitus esofagus. 3. Fungsi Respirasi. Pada dada dan O2 waktu dan inspirasi M. diafragma bergerak Posterior ke bawah untuk memperbesar rongga kontraksinya

Krikoaritenoideus

terangsang

sehingga

menyebabkan rima glotis terbuka. Proses ini dipengaruhi oleh tekanan parsial CO2 arteri serta pH darah. Bila pO2 tinggi akan menghambat pembukaan rima merangsang pembukaan rima glotis. glotis,sedangkan bila pCO2 tinggi akan

Hiperkapnia dan obstruksi laring mengakibatkan pembukaan laring secara reflektoris, sedangkan peningkatan pO2 arterial dan hiperventilasi akan menghambat pembukaan laring. Tekanan parsial CO2 darah dan pH darah berperan dalam mengontrol posisi pita suara. 4. Fungsi Sirkulasi. Pembukaan intratorakal dan yang penutupan laring menyebabkan penurunan return. dan peninggian tekanan dinding laring

berpengaruh

pada venous

Perangsangan

terutama pada bayi dapat menyebabkan bradikardi, kadang-kadang henti jantung. Hal ini dapat karena adanya reflek kardiovaskuler dari laring. Reseptor dari reflek ini adalah baroreseptor yang terdapat di aorta.Impuls dikirim melalui N.Laringeus Rekurens dan Ramus Komunikans N. Laringeus Superior. Bila serabut ini terangsang terutama bila laring dilatasi, maka terjadi penurunan denyut jantung. 5. Fungsi Fiksasi. Berhubungan dengan mempertahankan tekanan intratorakal agar tetap tinggi, misalnya batuk, bersin dan mengedan. 6. Fungsi Menelan. Terdapat 3 (tiga) kejadian yang berhubungan dengan laring pada saat

berlangsungnya proses menelan, yaitu : Pada waktu menelan faring bagian bawah (M. Konstriktor Faringeus Superior,M. Palatofaringeus dan kontraksi sepanjang M.Stilofaringeus)mengalami kartilago krikoidea dan kartilago tiroidea, serta menarik laring

Kepaniteraan klinik ilmu penyakit THT Fakultas kedokteran universitas Yarsi RSUD dr.Slamet Garut Page 11

REFER AT

SINDROMA CROUP

ke atas menuju basis lidah, kemudian makanan terdorong ke bawah dan terjadi pembukaan faringoesofageal. Laring menutup untuk mencegah makanan atau minuman masuk ke saluran pernafasan dengan jalan menkontraksikan orifisium dan penutupan laring oleh epiglotis.Epiglotis datar membentuk semacam papan penutup aditus laringeus, hiatus esofagus. 7. Fungsi Batuk. Bentuk plika vokalis palsu memungkinkan laring berfungsi sebagai katup, sehingga tekanan intratorakal meningkat. Pelepasan tekanan secara mendadak menimbulkan batuk yang berguna untuk mempertahankan laring dari ekspansi benda asing atau membersihkan sekret yang merangsang reseptor atau iritasi pada mukosa laring. 8. Fungsi Ekspektorasi. Dengan adanya benda asing pada laring, maka sekresi kelenjar berusaha mengeluarkan benda asing tersebut. 9. Fungsi Emosi. Perubahan emosi dapat meneybabkan perubahan fungsi laring, misalnya pada waktu menangis, kesakitan, menggigit dan ketakutan. sehingga menjadi lebih makanan atau

minuman terdorong ke lateral menjauhi aditus laring dan masuk ke sinus piriformis lalu ke

Kepaniteraan klinik ilmu penyakit THT Fakultas kedokteran universitas Yarsi RSUD dr.Slamet Garut Page 12

REFER AT

SINDROMA CROUP

BAB III SINDROMA CROUPIII.1. DEFINISI Sindroma croup adalah istilah umum yang meliputi kelompok heterogen keadaan yang ralatif akut (kebanyakan infeksi) yang ditandai dengan batuk keras dan kasar yang khas atau croupy, yang tidak atau dapat disertai dengan stridor inspiratoir, suara parau, dan tanda-tanda kegawatan pernapasan yang disebabkan oleh berbagai tingkat obstruksi laring.1,4,10 III. 2. EPIDEMIOLOGI Sindrom Croup biasanya terjadi pada anak usia 6 bulan-6 tahun, dengan puncaknya pada usia 1-2 tahun. Akan tetapi,croup juga dapat terjadi pada anak berusia 3 bulan dan di atas 15 tahun meskipun angka prevalensi untuk kejadian inicukup kecil.Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki dari pada anak perempuan, dengan rasio 3:2. Angka kejadiannya meningkat pada musim dingin dan musim gugur pada negara-negara sub-tropis sedangkan pada negara tropis seperti indonesia angka kejadian cukup tinggi pada musim hujan, tetapi penyakit ini tetap dapat terjadi sepanjang tahun. Pasien croup merupakan 15% dari seluruh pasien dengan infeksi respiratori yang berkunjung ke dokter.Kekambuhan sering terjadi pada usia 3-6 tahun dan berkurang sejalan dengan pematangan struktur anatomi saluran pernapasan atas. Hampir 15% pasien sindrom croup mempunyai keluarga dengan riwayat penyakit yang sama1,4,5,7 III.3. KLASIFIKASI Klasifikasi berdasarkan derajat keparahan batuk atau derajat kegawatan, dikelompokkan menjadi 4 kategori:8,9 1.Ringan: Ditandai dengan batuk menggonggong keras yang kadang-kadang muncul, Stridor yang tidak dapat terdengar saat pasien istirahat/tidak beraktivitas atau tidak ada kegiatan dan teradapat retraksi dada ringan.

Kepaniteraan klinik ilmu penyakit THT Fakultas kedokteran universitas Yarsi RSUD dr.Slamet Garut Page 13

REFER AT

SINDROMA CROUP

2.M oderat/Sedang: Ditandai dengan batuk menggonggong yang sering timbul,Stridor lebih bisa mendengar ketika pasien beristirahat atau tidak aktivitas,retraksi dinding dada yang sedikit terlihat, tetapi tanpa gangguan pernapasan yaitu gawat napas (repiratory distress). 3.B erat:Ditandai dengan sering batuk menggonggong yang sering timbul,Inspirasi stridor lebih bisa mendengar saat aktivitas pasien atau kurangistirahat, akan tetapi, lebih terdengar jelas ketika pasien beristirahat, dan kadang-kadang disertai dengan stridor ekspirasi, retraksi dinding dada, jugaterdapat gangguan pernapasan. 4. Gagal napas mengancam : Batuk kadang-kadang tidak jelas, stridor positif (kadang sangat jelas ketika pasien beristirahat), terdapat sedikit gangguan kesadaran (letargi), dan kelesuan. Klasifikasi Berdasarkan Definisi dan Klinis Sindrom10,11

saluran

pernapasan

ini

terdiri

dari

spasmodic

croup,acute

laryngotracheitis,

laryngotracheobronchitis(LTB),laryngotracheobroncho-pneumonitis(LTBP)dan Laryngeal diptheria. 1).Spasmodic Croup: Penyakit yang ditandai dengan terbangunnya anak tiba-tiba pada malam hari menunjukkan stridor inspirasi; Cirinya, yaitu saat anak mau tidur tampak sehat atau menderita pilek ringan, tetapi terbangun dengan batuk croup dan stridor. Berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan atas yang ringan, adanya edema subglotis yang non-inflamasi. Biasanya terjadi pada anak yang memiliki riwayat keluarga dengan croup atau sebelumnya pernah menderita croup. Manifestasi klinisnya berupa suara parau dan batuk menggonggong, tanpa disfagia,stridor inspirasi derajat minimal-sedang. Pemeriksaan fisik diperoleh: tanpa demam, tanpa faringitis, dengan epiglotis yang normal. Gambaran radiologi berupa penyempitan dari subglotispada foto anterior-posterior (AP).Pada laboratorium darah diperoleh nilai hitung jenis leukosit dalam batas normal.Etiologinya sama dengan etiologi dari laryngotracheitis. 2).acute Laryngotracheitis: Keadaan dimana terjadi proses inflamasi pada laring dan trakea. Dimana terdapat eritema dan pembengkakan dinding lateral trakea, tepat dibawah pita suara. Biasanya terjadi pada anak yang memiliki riwayat keluarga dengan croup. Pada awalnya berupa gejala pilek, seperti hidung tersumbat, batuk dan coryza;Kepaniteraan klinik ilmu penyakit THT Fakultas kedokteran universitas Yarsi RSUD dr.Slamet Garut Page 14

REFER AT

SINDROMA CROUP

demam muncul pada 24 jam pertama; dan dalam 12-48 jam dapat muncul tanda dan gejala obstruksi saluran pernapasan atas. Manifestasi klinis berupa suara parau dan batuk menggonggong, tanpa disfagia, stridor inspirasi derajat minimal-berat; presentasi toksik yang minimal. Pemeriksaan fisik didapatkan adanya demam sekitar 37,8 40,5 C, dengan faringitis minimal serta epiglotis yang normal.Gambaran radiologi berupa penyempitan dari subglotis pada foto anterior-posterior (AP). Pada laboratorium darah diperoleh leukositosis ringan, dengan sel polimorfonuklear sebanyak lebih dari 70%.Umumnya disebabkan oleh virus Parainfluenza 1, Parainfluenza 3, virus Influenza A,Respiratory syncyt ial virus,Measles, Adenovirus dan Rhinovirus. 3). LTB (Laryngotracheobronchitis) dan LTBP (Laryngotracheobroncho-pneumonitis) termasuk bacteria tracheitis: Peradangan pada laring, trakea, dan bronkus atau paru-paru; Berupa infiltrasi sel-sel radang pada dinding trakea, ditambah timbulnya ulserasi, pseudomembran, dan mikroabses. Onsetnya serupa dengan l aryngotracheitis, tetapi gejalanya lebih berat. Progresifitasnya terjadi dalam 12 jam 7 hari. Manifestasi klinis berupa suara serak dan batuk menggonggong, tanpa disfagia, stridor inspirasi derajat berat; presentasi toksik yang tipikal. Pada pemeriksaan fisik diperoleh hal yangsama seperti pada Acute laryngotracheitis, yaitu adanya demam sekitar 37,8 40,5C, dengan faringitis minimal serta epiglotis yang normal. Gambaran radiologi berupa penyempitan dari subglotis (seperti menara /steeple sign) pada foto anterior-posterior (AP), densitas jaringan lunak yang ireguler pada trakea foto lateral, serta peumonia bilateral. Secara laboratorium didapatkan kenaikan atau penurunan yang abnormal dari leukosit,dengan jumlah netrofil > 70% dan adanya kenaikan dari persentase netrofil batang. Dapat disebabkan oleh virus (Parainfluenza 1, 2, 3, Influenza A atau B), pada sebagian besar kasusmerupakan infeksi sekunder bakteri, terutama Staphylococcus aureus; bakteri lain termasuk streptococcus grup A. 4).Laryngeal Diphtheria: Infeksi pada laring dan area lain dari saluran pernafasan berhubungan dengan Coryne bacterium diphtheriae, mengakibatkan timbulnya progresifitas dari obstruksi saluran nafas. Biasanya terjadi pada individu dengan riwayat imunisasi yang tidak lengkap atau tidak adekuat. Onsetnya lebih lambat, dengan jangka waktu 2 3 hari. Manifestasi klinis berupa suara serak dan batuk menggonggong, biasanya ada disfagia, stridor inspirasi derajat minimal-berat; dengan presentasi nontoksik. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanyademam, 37,8 38,5C, faringitis membranosa, epiglotis biasanya normal tetapi dapat pula terselubungi membran. GambaranKepaniteraan klinik ilmu penyakit THT Fakultas kedokteran universitas Yarsi RSUD dr.Slamet Garut Page 15

REFER AT

SINDROMA CROUP

radiologi tidak berguna.Secara laboratorium, ditemukan leukositosis, dengan peningkatan persentasi dari netrofil batang. III.4. ETIOLOGI Croup sindrom ini biasanya dianggap terjadi karena infeksi virus. Nama lain menggunakan istilah yang lebih luas, untuk menyertakan laryngotrakeitis akut, batuk tidak teratur,difteri laring, trakeitis bakteri , laryngotrakeo-bronkitis,dan laryngotrakeobronkopneumonitis. Dari macam-macam penyakit tersebu t terdapat kondisi yang melibatkan infeksi virus dan umumnya lebih ringan sehubungan dengan simptomatologi, akan tetapi terdapat pula yang dikarena infeksi bakteri dan biasanya dengan tingkat keparahan lebih besar. Selain dapatdisebabkan virus dan bakteri,croup sindrom juga bisa dikarenakan infeksi jamur yaitu berupa Candida albican.2,5,7 1.Viral: Viral croup / laryngotrakeitis akut yang disebabkan oleh HumanParainfluenza Virus terutama tipe 1 (HPIV 1), HPIV-2, HPIV-3, dan HPIV-4terdapat pada sekitar 75% kasus. Etiologi virus lainnya adalah Influenza A dan B,virus campak , Adenovirus dan Virus pernapasan/ Respiratory Syncytial Virus (RSV). Batuk hebat disebabkan oleh kelompok virus yang sama sepertilaryngotrakeitis akut, tetapi tidak memiliki tanda-tanda infeksi biasa (sepertidemam, sakit tenggorokan, dan meningkatkan jumlah sel darah putih). Perawatan,dan respon terhadap pengobatan, juga serupa 2 Bakteri:Bakteri yang dapat menyebabkan batuk dapat dibagi menjadi beberapaantara lain, difteri laring, trakeitis bakteri, laryngotrakeobronkitis, danlaryngotrakeobronkopneumonitis. Difteri laring disebabkan Corynebacteriumdiphtheriae sementara trakeitis bakteri, laryngotrakeobronkitis, dan laryngotrakeobronkopneumonitis biasanya karena infeksi virus primer denganpertumbuhan bakteri sekunder. Sebagian besar bakteri yang umum terlibat adalah Staphylococcus moraxella Penyebab Lain: Etiologi lainnya selain dikarenakan infeksi berupa virus, bakteri, danjamur. Terdapat pula penyebab lain yaitu1. Mekanik :Benda asing, Pasca pembedahan, Penekanan massa ekstrinsik Kepaniteraan klinik ilmu penyakit THT Fakultas kedokteran universitas Yarsi RSUD dr.Slamet Garut Page 16

aureus,Streptococcus

pneumoniae,Hemophilus

influenzae,

danCatarrhalis

REFER AT

SINDROMA CROUP

2. Alergi:Sembab angioneurotik

III.5. PATOFISIOLOGI Virus (terutama parainfluenza dan RSV) dapat terjadi karena inokulasi langsung dari sekresi yang membawa virus melalui tangan atau inhalasi besar terjadi partikel masuk melalui mata atau hidung. infeksi virus di laryngotrakeitis ,laryngotrakeobronkitis dan laryngotrakeobronkopneumonia biasanya dimulai dari nasofaring atau oropharynx yang turun ke laring dan trakea setelah masa inkubasi2-8 hari. Diffuse peradangan yang menyebabkan eritema dan edema dindingmukosa dari saluran pernapasan. Laring adalah bagian tersempit saluran pernafasan atas, yang membuatnya sangat suspectible untuk terjadinya obstruksi .Edema mukosa yang sama pada orang dewasa dan anak-anak akanmengakibatkan perbaikan yang berbeda. Edema mukosa dengan ketebalan 1 mmakan menyebabkan penyempitan saluran udara sebesar 44% pada anak-anak dan75% pada bayi. Edema mukosa dari daerah glotis akan menyebabkan gangguan mobilitas pita suara. Edema pada daerah subglottis juga dapat menyebabkan gejala sesak napas.Airway karena turbulensi udara menyebabkan peradangan yangmenyebabkan penyempitan stridor diikuti retraksi dinding dada yang dapat terjadi(selama inspirasi). Di daerah Laryngotrakeitis edematous akut, ada histologismengandung infiltrat selular di lamina propria, submukosa dan advensisia.Infiltrat ini berisi histiosit, limfosit, sel plasma, dan neutrofil.6,8,10 Pergerakan dinding dada dan juga dinding abdomen yang tidak teratur menyebabkan pasien kelelahan serta mengalami hipoksia dan hiperkapnea. Padakeadaan ini dapat terjadi gagal napas atau bahkan juga terjadi henti napas. III.6. MANIFESTASI KLINIS Gejala klinis di awali dengan suara serak, batuk menggonggong dan stridor inspiratoir. Bila terjadi obstruksi stridor menjadi makin berat, tetapi dalam kondisi yang sudah payah stridor melemah. Dalam waktu 12-48 jam sudah terjadi gejala obstruksi saluran napas atas. Pada beberapa kasus hanya didapati suara serak dan batuk menggonggong, tanpa obstruksi napas. Keadaan ini akan membaik dalam waktu 3 sampai 7 hari. Pada kasus lain terjadi obstruksi napas yang makin berat, ditandai dengan takipneu, takikardia, sianosis dan pernapasan cuping hidung. Pada pemeriksaan toraks dapat ditemukan retraksi supraklavikular,suprasternal, interkostal, epigastrial.Bila anak mengalami hipoksia, anak tampak gelisah, tetapi jika hipoksiabertambah berat anak tampak diam, lemas, kesadaran menurun. Pada kondisi yangberatKepaniteraan klinik ilmu penyakit THT Fakultas kedokteran universitas Yarsi RSUD dr.Slamet Garut Page 17

REFER AT

SINDROMA CROUP

dapat menjadi gagal napas. Pada kasus yang berat proses penyembuhanterjadi setelah 7-14 hari.Anak akan sering menangis, rewel, dan akan merasanyaman jika duduk di tempat tidur atau digendong.5,9,11

III.7. DIAGNOSIS Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang timbul. Pada pemeriksaan fisik ditemukan: 3,4,9 -Terdengarnya suara batuk seperti anjing laut -Suara sering kali parau -Variasi derajat dari stridor, terutama saat inspirasi -Variasi derajat retraksi dinding dada -Anak sering menjadi gelisah (agitasi) -Tidak adanya air liur Temuan lain yang diperoleh dari pemeriksaan fisik berupa: -Demam (sampai 40C) -Takikardia (dengan gejala obstruksi yang lebih berat) -Takipnea yang sedang Sistem paling sering digunakan untuk mengklasifikasikan croup beratnya adalah Skor Westley. Hal ini terutama digunakan untuk tujuan penelitian, jarang digunakan dalam praktek klinis. Ini adalah jumlah poin yang dipaparkan untuk lima faktor: tingkat kesadaran, cyanosis, stridor, masuknya udara, dan retraksi.Hal-hal yang diberikan untuk setiap faktor terdaftar dalam tabel ke kanan, danskor akhir berkisar dari 0 sampai 17.

Skor total kurang dari sama dengan 2 menunjukkan batuk ringan. Batuk menggonggong karakteristik dan suara serak yang mungkin ada, tetapi tidak ada stridor saat istirahat.

Kepaniteraan klinik ilmu penyakit THT Fakultas kedokteran universitas Yarsi RSUD dr.Slamet Garut Page 18

REFER AT

SINDROMA CROUP

Total skor 3-5 diklasifikasikan sebagai croup moderat. Hal ini menyajikan dengan mendengar stridor mudah, tetapi dengan beberapa tanda-tanda lain. Hal ini juga menyajikan dengan stridor jelas, tetapi juga fitur ditandai dinding dada indrawing. Sebuah nilai total lebih dari 12 menunjukkan yang akan adanya kegagalan pernapasan . Batuk menggonggong dan stridor mungkin tidak lagimenonjol pada tahap ini. 85% dari anakanak yang datang ke bagian darurat memiliki penyakitringan, batuk parah sangat jarang (