refrat abd

29
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang G anggguan mental adalah yang paling sering dijumpai pada populasi umum. Hampir 30 juta orang terkena gangguan mental di Amerika Serikat, dimana wanita hampir dua kali jumlahnya lebih sering terkena daripada pria. 1 Ansietas dan depresi merupakan bentuk emosional yang terbanyak pada anak dan remaja. Gangguan ansietas dan gangguan depresi menjadi target dan masalah kesehatan yang penting untuk dicegah, karena onsetnya yang cepat, dapat menetap sampai dewasa dan comorbid dengan masalah kesehatan lain. 2 Ansietas adalah masalah penting pada pelayanan kesehatan baik primer maupun spesialis, karena rata-

Upload: andi-ria-kurniawati

Post on 05-Dec-2015

263 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

coass

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ganggguan mental adalah yang paling sering dijumpai pada populasi

umum. Hampir 30 juta orang terkena gangguan mental di Amerika Serikat,

dimana wanita hampir dua kali jumlahnya lebih sering terkena daripada pria.1

Ansietas dan depresi merupakan bentuk emosional yang terbanyak pada anak dan

remaja. Gangguan ansietas dan gangguan depresi menjadi target dan masalah

kesehatan yang penting untuk dicegah, karena onsetnya yang cepat, dapat

menetap sampai dewasa dan comorbid dengan masalah kesehatan lain.2

Ansietas adalah masalah penting pada pelayanan kesehatan baik primer

maupun spesialis, karena rata-rata prevalensi seumur hidup untuk gangguan ini

sekitar 25% dari semua pasien gangguan medis umum. Stresor psikologis dan

fisik dari gangguan medis sering memicu ansietas, terutama pada individu yang

rentan.2 Depresi dapat terjadi seiring dengan perjalanan ansietas. Depresi sering

tidak terdiagnosis dan tidak diobati, dimana dalam kondisi ganguan medis yang

serius sangat sulit dibedakan dengan kondisi mood yang normal.3

2

Dikatakan bahwa gangguan ansietas dan gangguan depresi umumnya

terjadi pada masa anak dan remaja, bervariasi tergantung dari kelompok umur dan

makin meningkat dengan bertambahnya umur. Lebih dari 150 juta orang

menderita depresi saat ini dan hampir 1 juta remaja melakukan tindakan bunuh

diri setiap tahunnya. Studi epidemiologi melaporkan bahwa prevalensi gangguan

ansietas dan gangguan depresi pada anak dan remaja bervariasi yaitu berkisar

antara 2.6% sampai 41.2%. Diagnostic Interview Schedule for Children (DISC)

dan Asian/Pacific Islander Adolescents menyatakan bahwa prevalensi gangguan

ansietas secara keseluruhan rata-rata 9.1% pada remaja di Asia Pasifik.4

Sedangkan menurut Narrow, perkiraan prevalensi gangguan ansietas di

masyarakat (per 1000 orang) yaitu, gangguan ansietas menyeluruh 30 orang,

gangguan panic 15 orang, agrofobia 20 orang, fobia social 30 orang, fobia

sederhana 45 orang dam gangguan obsesif-kompulsif (yang tidak berkomorbid

dengan gangguan ansietas lain) 10 orang.5

1.2. Tujuan

Adapun tujuan penulisan refrat ini diantaranya adalah untuk memberikan

gambaran ringkas mengenai “ANSIETAS BAUR DEPRESI” terutama dalam hal

gejala klinis, diagnosis serta penanganan yang tepat pada pasien dan keluarga

pasien.

1

3

1. 3. Mafaat Penulisan

Refrat ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis serta pembaca

mengenai “Ansietas Baur Depresi”. Selain itu, refrat ini juga akan dijadikan untuk

melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior (CO-ASS) Fakultas

Kedokteran Universitas Malahayati di bagian Psikiatri RSUD Tasikmalaya.

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Ansietas dan Depresi

2.1.1. Ansietas

Ansietas berasal dari bahasa latin (angere = tercekik atau

tercekat). Gangguan ansietas adalah keadaan tegang yang berlebihan

atau tidak pada tempatnya yang ditandai oleh perasaan khawatir, tidak

menentu atau takut.5 Ansietas adalah suatu kekhawatiran yang

berlebihan dan dihayati disertai berbagai gejala sumatif, yang

menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan

atau penderitaan yang jelas bagi pasien.6

Kecemasan merupakan suatu kekhawatiran yang tidak jelas dan

menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak

berdaya.7 Sumber lain mengatakan bahwa kecemasan merupakan respon

individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami

oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari.6

5

Ansietas merupakan suatu fenomena kompleks yang

menandakan adanya dinamika kehidupan dan bagian dari proses psikis

yang memberikan isyarat fisik dan mental bahwa terdapat perubahan

internal dan eksternal.8

2.1.2. Depresi

Depresi adalah suasana hati (afek) yang sedih atau kehilangan

minat atau kesenangan dalam semua aktifitas selama sekurang-

kurangnya dua minggu yang disertai dengan beberapa gejala yang

berhubungan, seperti kehilangan berat badan dan kesulitan

berkonsentrasi.9,10

2.2. Etiologi Ansietas Baur Depresi

Etiologi dari ansietas baur depresi belum diketahui secara pasti tetapi

untuk etiologi ansietas yaitu faktor biologi dan faktor psikodinamik.12 Sedangkan

untuk etiologi depresi dari beberapa hipotesis berhubungan dengan faktor

biologik dan psikososial.11

a. Etiologi ansietas

1) Faktor biologi

a) Genetik

b) Neurokimia

2) Faktor psikodinamik

a) Psikoanalitis

b) Interpersonal

4

6

c) teori perilaku

b. Etiologi Depresi

1). Faktor biologic

a) Biogenik amin

Istilah biogenik amin umumnya digunakan untuk

komponen katekolamin, norepinefrin, epinefrin,

dopamin dan serotonin. Sistem neuron menggunakan

biogenik amin relatif kecil dalam sekelompok sel yang

berada di batang otak. Biogenik amin ini dilepaskan

dalam ruang sinaps sebagai neurotransmiter.

Neurotransmiter yang banyak berperan pada depresi

adalah norepinefrin dan serotonin. Pada penelitian

postmortem didapatkan penurunan konsentrasi

serotonin dalam otak penderita depresi. Selain itu juga

ditemukan adanya penurunan aktivitas dopaminergik.11

b) Hormonal

Pada depresi ditemukan hiperaktivitas aksis sistem

limbik-hipotalamus hipofisis-adrenal yang

menyebabkan peningkatan sekresi kortisol. Selain itu

juga ditemukan juga penurunan hormon lain seperti

GH, LH, FSH, dan testosteron.11

7

c). Genetik

Gangguan ini diturunkan dalam keluarga. Jika salah

seorang dari orang tua mempunyai riwayat depresi

maka 27 % anaknya akan menderita gangguan tersebut.

Sedangkan bila kedua orang tuanya menderita depresi

maka kemungkinanya meningkat menjadi 50 – 75 %.

Diduga gen dominan yang berperan pada depresi ini

terikat pada kromosom 11.11

2). Faktor psikososial

a). Peristiwa dalam kehidupan dan stres lingkungan

Para klinikus percaya bahwa peristiwa kehidupan

memegang peranan penting dalam terjadinya depresi.

Data menunjukkan bahwa kehilangan orang tua

sebelum usia 11 tahun dan kehilangan pasangan

merupakan awal dari penyakit yang berhubungan

dengan depresi.11

b). Kepribadian premorbid

8

Tipe kepribadian tertentu seperti kepribadian dependen,

obsesi kompulsif dan histrionik mempunyai risiko lebih

besar untuk menjadi depresi dibanding dengan

kepribadian anti sosial dan paranoid.11

c). Faktor psiko-analitik

Menurut Karl Abraham manifestasi penyakit depresi

dicetuskan karena kehilangan objek libidinal yang

berakhir dalam suatu proses regresi di mana terjadi

penurunan fungsi ego yang telah matang ke tingkat oral

sadistik dari tingkat perkembangan libidinal akibat

trauma infantil yang menyebabkan proses fiksasi pada

anak usia dini. Sedangkan menurut Freud, introjeksi

ambivalen terhadap kehilangan objek dalam ego

membawa ke suatu depresi tipikal.11

2.3. Klasifikasi Ansietas Baur Depresi

2.3.1. Klasifikasi Ansietas

a). Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan

membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu

individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah,

berpikir, bertindak, merasakan dan melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck

(2008), respons dari ansietas ringan adalah sebagai berikut :

9

1). Respons fisik

- Ketegangan otot ringan

- Sadar akan lingkungan

- Rileks atau sedikit gelisah

- Penuh perhatian

- Rajin

2). Respon kognitif

- Lapang persepsi luas

- Terlihat tenang, percaya diri

- Perasaan gagal sedikit

- Waspada dan memperhatikan banyak hal

- Mempertimbangkan informasi

- Tingkat pembelajaran optimal

3). Respons emosional

- Perilaku otomatis

- Sedikit tidak sadar

- Aktivitas menyendiri

- Terstimulasi 

- Tenang

b). Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu

yang benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi.

10

Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut

:

a. Respon fisik :

- Ketegangan otot sedang

- Tanda-tanda vital meningkat

- Pupil dilatasi, mulai berkeringat

- Sering mondar-mandir, memukul tangan

- Suara berubah : bergetar, nada suara tinggi

- Kewaspadaan dan ketegangan menigkat

- Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung

b. Respons kognitif

- Lapang persepsi menurun

- Tidak perhatian secara selektif

- Fokus terhadap stimulus meningkat

- Rentang perhatian menurun

- Penyelesaian masalah menurun

- Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan

c. Respons emosional

- Tidak nyaman

- Mudah tersinggung

- Kepercayaan diri goyah

11

- Tidak sabar

- Gembira

c). Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman,

memperlihatkan respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008),

respons dari ansietas berat adalah sebagai berikut :

a. Respons fisik

- Ketegangan otot berat

- Hiperventilasi

- Kontak mata buruk

- Pengeluaran keringat meningkat

- Bicara cepat, nada suara tinggi

- Tindakan tanpa tujuan dan serampangan

- Rahang menegang, mengertakan gigi

- Mondar-mandir, berteriak

- Meremas tangan, gemetar

b. Respons kognitif

- Lapang persepsi terbatas

- Proses berpikir terpecah-pecah

- Sulit berpikir

- Penyelesaian masalah buruk

- Tidak mampu mempertimbangkan informasi

- Hanya memerhatikan ancaman

12

- Preokupasi dengan pikiran sendiri

- Egosentris

c. Respons emosional

- Sangat cemas

- Agitasi

- Takut

- Bingung

- Merasa tidak adekuat

- Menarik diri

- Penyangkalan

- Ingin bebas

d). Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena

hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan

perintah. Menurut Videbeck (2008), respons dari panik adalah sebagai berikut

:

a. Respons fisik

- Flight, fight, atau freeze

- Ketegangan otot sangat berat

- Agitasi motorik kasar

- Pupil dilatasi

- Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun

- Tidak dapat tidur

13

- Hormon stress dan neurotransmiter berkurang

- Wajah menyeringai, mulut ternganga

b. Respons kognitif

- Persepsi sangat sempit

- Pikiran tidak logis, terganggu

- Kepribadian kacau

- Tidak dapat menyelesaikan masalah

- Fokus pada pikiran sendiri

- Tidak rasional

- Sulit memahami stimulus eksternal

- Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi

c. Respon emosional

- Merasa terbebani

- Merasa tidak mampu, tidak berdaya

- Lepas kendali

- Mengamuk, putus asa

- Marah, sangat takut

- Mengharapkan hasil yang buruk

- Kaget, takut

- Lelah.6

2.3.1. Klasifikasi Depresi

14

1). Depresi ringan (mild), jika terdapat sekurang-kurangnya dua dari tiga

gejala utama ditambah sekurang-kurangnya dua dari gejala tambahan yang

sudah berlangsung sekurang-kurangnya selama dua minggu. Dan tidak boleh

ada gejala yang berat di antaranya.

2). Depresi sedang (moderate), jika terdapat sekurang-kurangnya dua dari tiga

gejala utama ditambah sekurang-kurangnya tiga (sebaiknya empat) gejala

tambahan.

3. Depresi berat (severe), jika terdapat tiga gejala utama ditambah sekurang-

kurangnya empat gejala tambahan, beberapa di antaranya harus berintensitas

berat.11

1.4. Diagnosa Ansietas Baur Depresi

Kriteria untuk diagnosis pasti ansietas baur depresi,yaitu :

Terdapat gejala-gejala ansietas maupun depresi, di mana masing-masing tidak

menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis

tersendiri. Untuk ansietas, beberapa gejala otonom harus ditemukan walaupun

tidak terus menerus, di samping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan.

Bila ditemukan ansietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka harus

dipertimbangkan kategori gangguan ansietas lainnya atau gangguan ansietas

fobik.

Bila ditemukan sindrom depresi dan ansietas yang cukup berat untuk

menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut harus

dikemukakan dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika

15

hanya dapat dikemukakan satu diagnosis, maka gangguan depresi harus

diutamakan.

Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stres kehidupan yang jelas,

maka harus digunakan kategori gangguan penyesuaian.13

a. Manifestasi klinis Ansietas

Stuart (2007) memberikan suatu penilaian bahwa manifestasi respon

kecemasan dapat berupa perubahan respon fisiologis, perilaku, kognitif dan

afektif antara lain:

1). Respon fisiologis

o Respon kardiovaskuler seperti palpitasi, jantung berdebar, tekanan

darah tinggi, rasa mau pingsan, tekanan darah menurun, denyut nadi

menurun.

o Respon pernafasan seperti nafas cepat, nafas pendek, tekanan pada

dada, nafas dangkal, pembengkakan tenggorokan, sensasi tercekik dan

terengah-engah.

o Respon neuromuskuler seperti refleks meningkat, reaksi kejutan, mata

berkedip-kedip, insomnia, tremor, rigiditas, gelisah, wajah tegang,

kelemahan umum, kaki goyah, gerakan yang janggal.

16

o Respon gastrointestinal seperti kehilangan nafsu makan, menolak

makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, mual, rasa terbakar pada

jantung, diare.

o Respon traktus urinarius seperti tidak dapat menahan kencing, sering

berkemih.

o Respon kulit antara lain wajah kemerahan, berkeringat setempat, gatal,

rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, berkeringat seluruh

tubuh.

2). Respon perilaku seperti: gelisah, ketegangan fisik, tremor, bicara cepat,

kurang koordinasi, cenderung mendapat cedera, menarik diri dari hubungan

interpersonal, melarikan diri dari masalah.

3). Respon kognitif meliputi perhatian terganggu, konsentrasi buruk, salah

dalam memberikan penilaian.

4). Respon afektif meliputi hambatan berpikir, bidang persepsi menurun,

kreatifitas dan produktifitas menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran

meningkat, kehilangan objektifitas, takut kehilangan control, takut pada

gambaran visual, takut cidera, mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang,

ketakutan, tremor, gugup, gelisah.14

b. Manifestasi klinis depresi

1) Gejala utama

Afek depresif

17

Kehilangan minat dan kegembiraan

Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah

lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan

menurunnya aktivitas

2) Gejala lainnya

Konsentrasi dan perhatian berkurang

Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

Pandangan masa depan yang suram dan pesimis

Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

Tidur terganggu

Nafsu makan berkurang.10

2.5. Penatalaksanaan

a. Pengobatan Farmakologis

Pengobatan pada pasien ganggguan jiwa bersifat simtomatik. Hal ini

dikarenakan patofisiologi dari penyakit jiwa belum jelas. Pada kasus dengan

gangguan ansietas baur depresi dipilih obat psikotropik yaitu :

1. Anti ansietas

a). Golongan benzodiazepine : Alprazolam, diazepam,

klordiazepoksid, klonazepam, klorazepat, lorazepam

b). Golongan lain : Buspiron dan zolpidem

2. Anti depresan

18

a). Golongan trisiklik : imipramin dan amitriptilin

b). Golongan heterosiklik : Amoksapin, maprotilin, trazodon,

bupropion, nefazodon

c). Golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) :

Fluoksetin, setalin, sitalopram

d). Penghambat MAO : Isokarboksazid, fenelzin

e). Golongan serotonin norepinephrine reuptake inhibitors (SNRI) :

venlafaksin.13

b. Penatalaksanaan non farmakologi

1) Distraksi

Menurut Potter, distraksi merupakan metode untuk menghilangkan

kecemasan dengan cara mengalihkan perhatian pada hal-hal lain sehingga

pasien akan lupa terhadap cemas yang dialami. Stimulus sensori yang

menyenangkan menyebabkan pelepasan endorfin yang bisa menghambat

stimulus cemas yang mengakibatkan lebih sedikit stimuli cemas yang

ditransmisikan ke otak.

2) Relaksasi

Menurut Isaacs, terapi relaksasi yang dilakukan dapat berupa relaksasi

meditasi, relaksasi imajinasi dan visualisasi serta relaksasi progresif .

1.6. Prognosa

19

Selama perjalanan penyakit, gejala kecemasan atau depresi mungkin

bergantian muncul, prognosis untuk ansietas baur depresi tidak diketahui sampai

saat ini.14

BAB III