refleksi kasus2.docx

14
REFLEKSI KASUS AKNE VULGARIS Nama : Chicy Cintya Dollita No. Stambuk : N 111 13 071 Pembimbing : dr. Nur hidayat, Sp.KK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TADULAKO PALU

Upload: chicycintya1291

Post on 22-Dec-2015

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: REFLEKSI KASUS2.docx

REFLEKSI KASUS

AKNE VULGARIS

Nama : Chicy Cintya Dollita

No. Stambuk : N 111 13 071

Pembimbing : dr. Nur hidayat, Sp.KK

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2015

Page 2: REFLEKSI KASUS2.docx

STATUS PASIEN

BAGIAN KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

RSUD UNDATA PALU

I. Identitas Pasien

1. Nama pasien : Tn. I

2. Umur : 20 thn

3. Jenis kelamin : Laki-laki

4. Alamat : Jl. tondo

5. Agama : Islam

6. Pekerjaan : Mahasiswa

7. Status : Belum Menikah

8. Tanggal pemeriksaan : 14 Maret 2015

9. Ruangan : Poliklinik Kulit RSUD Undata

II. Anamnesis

1. Keluhan utama : Bintik-bintik pada seluruh wajah yang terasa gatal dan

nyeri.

2. Riwayat penyakit sekarang:

Pasien laki-laki berusia 20 tahun datang ke Poli kesehatan Kulit dan

Kelamin RSUD Undata dengan keluhan bintik-bintik pada seluruh wajah

yang terasa gatal dan nyeri. Keluhan dirasakan sudah sekitar 2 minggu

yang lalu, awalnya muncul bintik kecil seperti jerawat lalu membesar dan

dipecahkan oleh pasien kemudian semakin bertambah banyak. Rasa gatal

semakin bertambah saat berkeringat. Sebelumnya 3 bulan yang lalu pasien

pernah pergi ke tempat perawatan dan diberikan sabun cuci muka dan obat

dan sempat mulai berkurang jerawatnya namun 2 minggu terakhir ini tiba-

tiba muncul kembali dan terasa gatal. Pasien juga sering beraktivitas di luar

Page 3: REFLEKSI KASUS2.docx

ruangan dan jarang mencuci muka. Selain itu juga pasien sering makan

makanan yang berminyak dan merokok.

3. Riwayat penyakit terdahulu:

- Pasien sudah pernah mengalami penyakit serupa sebelumnya ketika 3

bulan yang lalu kemudian kembali berjerawat.

- Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat dan alergi makanan seperti

telur dan udang.

- Pasien tidak memiliki riwayat asma.

4. Riwayat penyakit keluarga:

Tidak terdapat riwayat penyakit serupa di dalam lingkungan keluarga.

III. Pemeriksaan Fisik

Status generalis:

1. Keadaan umum :

- Kesadaran : Composmentis

- Status gizi : Gizi cukup

- Derajat sakit : Ringan

2. Tanda vital :

TD : 120/80 mmHg R : 20x/menit

N : 70x/menit S : 37,2 º C

3. Kepala

a. Wajah : (Status Dermatologi- Venerologi)

b. Sklera : Ikterik(-)

c. Konjungtiva : Anemis (-)

d. Bibir : Stomatitis (-)

Sianosis (-)

4. Thoraks : tidak dilakukan

5. Abdomen : tidak dilakukan

6. Kelenjar limfe : tidak dilakukan

Page 4: REFLEKSI KASUS2.docx

IV. Status Dermatologi-Venerologi

1. Ujud kelainan kulit: tampak makula eritematosa, papul, pustul, nodul dan

komedo.

2. Lokalisasi

a. Wajah : tampak makula eritema, papul, pustul,

nodul dan komedo.

b. Leher : tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)

c. Dada : tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)

d. Punggung : tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)

e. Perut : tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)

f. Genitalia : tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)

g. Selangkangan : tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)

h. Bokong : tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)

i. Ekstremitas atas : tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)

j. Kelenjar getah bening : tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)

Page 5: REFLEKSI KASUS2.docx

G

Gambar 1. Pada wajah dan wajah sebelah kiri tampak makula eritematosa, papul,

pustul, nodul dan komedo.

Page 6: REFLEKSI KASUS2.docx

Gambar 2. Pada wajah sebelah kanan tampak makula eritematosa, papul, pustul,

nodul dan komedo.

Page 7: REFLEKSI KASUS2.docx

V. Resume:

Pasien laki-laki umur 20 tahun datang dengan keluhan bintik-bintik pada

seluruh wajah yang terasa gatal dan nyeri. Keluhan dirasakan sudah sekitar 2

minggu yang lalu, awalnya muncul bintik kecil seperti jerawat lalu

membesar dan dipecahkan oleh pasien kemudian semakin bertambah banyak.

Rasa gatal semakin bertambah saat berkeringat. Sebelumnya 3 bulan yang

lalu pasien pernah pergi ke tempat perawatan dan diberikan sabun cuci muka

dan obat dan sempat mulai berkurang jerawatnya namun 2 minggu terakhir

ini tiba-tiba muncul kembali dan terasa gatal. Pasien juga sering beraktivitas

di luar ruangan dan jarang mencuci muka. Selain itu juga pasien sering

makan-makanan yang berminyak dan merokok. Status Dermatologi-

Venerologi ditemukan makula eritematosa, papul, pustul, nodul dan komedo.

VI. Diagnosis Banding:

a) Akne vulgaris

b) Rosasea

VII. Anjuran Pemeriksaan :

1. Pemeriksaan ekskohelasi komedo

2. Pemeriksaan histopatologis

3. Pemeriksaan mikrobiologis

4. Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit

VIII. Diagnosis Kerja:

Akne vulgaris grade IV (Akne konglobata)

Page 8: REFLEKSI KASUS2.docx

IX. Penatalaksanaan

a. Non-medicamentosa:

- Melakukan perawatan kulit dengan rajin membersihkan wajah.

- Jangan memencet jerawat.

- Hindari makanan yang dapat menambah rasa gatal seperti telur dan

udang.

- Hindari stress.

- Hindari makanan yang berminyak dan pedas.

- Hindari polusi debu.

- Kurangi aktivitas merokok.

b. Medicamentosa :

1. Sistemik

Loratadine 1 x 10 mg

2. Topikal

Clindamycin 2 x 150 mg

Menthol 0,15% + asam salisil 2% + sulfur 4% + asam fusidat

cream 10 gr + betamethasone valerate 5 gr + vaselin add. q. s

X. Prognosis

a. Quo ad vitam : ad bonam

b. Quo ad sanationam : ad bonam

c. Quo ad kosmetikam : dubia ad bonam

d. Quo ad fungsionam : ad bonam

Page 9: REFLEKSI KASUS2.docx

PEMBAHASAN

Dari anamnesis didapatkan keluhan munculnya bintik-bintik pada seluruh

wajah yang terasa gatal dan nyeri sejak 2 bulan yang lalu. Awalnya muncul bintik

kecil seperti jerawat lalu membesar dan dipecahkan oleh pasien kemudian

semakin bertambah banyak. Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa pada akne

vulgaris muncul gejala gatal dan nyeri pada lesi.

Pada anamnesis akne vulgaris dapat ditemukan keluhan yang bersifat

subjektif, biasanya pasien mengeluh timbul bintik-bintik merah, rasa gatal dan

pedih pada wajah, dada atau punggung. Lesi-lesi jerawat yang disertai peradangan

mungkin terasa gatal waktu baru mulai timbul dan terasa sakit bila ditekan.

Sedangkan pada anamnesis rosasea dapat ditemukan wajah memerah setelah

kepanasan / terpapar sinar matahari, makan pedas dan minum alkohol. Selain itu

juga terdapat garis-garis merah pada wajah dan mata kering.

Dari status dermatologis didapatkan adanya macula eritema, papula, pustul,

nodul dan komedo pada wajah. Hal ini sesuai sesuai dengan teori bahwa tempat

predileksi terjadinya akne vulgaris adalah pada wajah, bahu, dada bagian atas,

dan punggung bagian atas. Pasien ini termasuk dalam grade IV. Untuk

menentukan grade pada akne vulgaris, Pillsburry (1963) membuat grade sebagai

berikut :

Grade I : Komedo di muka

Grade II : Komedo, papul, pustul, dan peradangan lebih dalam di muka

Grade III : Komedo, papul, pustul, dan peradangan lebih dalam di muka, dada,

punggung

Grade IV : Akne konglobata

Penatalaksanaan non-medikamentosa pada pasien ini adalah memberikan

edukasi untuk melakukan perawatan kulit dengan rajin membersihkan wajah,

jangan memencet lesi, hindari makanan yang dapat menambah rasa gatal seperti

telur dan udang, hindari stress, menjauhi terpacunya kelenjar minyak seperti

makanan pedas, dan menghindari polusi debu. Sedangkan untuk medikamentosa

Page 10: REFLEKSI KASUS2.docx

diberikan obat sistemik berupa Loratadine 1 x 10 mg dan obat topikal berupa

Clindamycin 2 x 150 mg dan Menthol 0,15% + Asam Salisil 2% + Sulfur 4% +

Asam Fusidat cream 10 gr + betamethasone valerate 5 gr + vaselin add.q.s.

Pengobatan sistemik dan topikal yang diberikan sudah sesuai dengan teori dimana

diberikan Loratadine untuk mengurangi rasa gatal yang dikeluhkan pasien,

antibiotik diberikan untuk mengurangi jumlah mikroba dalam folikel, sedangkan

obat racikan yang mengandung bahan iritan dan kortikosteroid diberikan untuk

mengelupas kulit dan menurunkan peradangan.

Prognosis dari akne vulgaris umumnya baik. Umumnya sembuh sebelum

mencapai usia 30-40 tahun. Jarang terjadi akne vulgaris yang menetap sampai tua

atau mencapai gradasi sangat berat sehingga perlu di rawat-inap di rumah sakit.

Page 11: REFLEKSI KASUS2.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, A. 2007. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin Ed 5. FKUI: Jakarta

2. Freedberg, Irwin M, etc. 2003. Fitzpatrick's Dermatology in General

Medicine, 6th Edition. McGraw-Hill.

3. Siregar, R.S. 2004. Atlas berwarna saripati penyakit kulit. Edisi 2.

EGC:Jakarta.

4. Agustina, F, dkk. Peranan Laser Pada Penatalaksanaan Sikatriks Atrofik

asca Akne : Teknik Ablatif, Nonablatif dan Fraksional. Departemen IK.

Kulit dan Kelamin FKUI/RSUP dr. Cipto Mangunkusumo. 2014. From :

http://indonesia.digitaljournals.org