refleksi kasus sindrom alport

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sindrom Alport merupakan sindrom yang terdiri dari glomerunefritis,gangguan ginjal tahap akhir, gangguan penglihatan dan pendengaran. Sindrom alport juga merupakan penyakit gemetik yang disebabkan mutasi pada COL4A3, COL4A4, COL4A5 gen biosintesis collagen. Mutasi gen ini mencegah produksi dari jaringan kolagen tipe IV yang merupakan komponen stuktural penting dari membran basalis di ginjal,telinga dan mata. Basement membrane berfungsing untuk mendukung pemisahan sel- sel dalam banyak jaringan. Ketika mutasi mencegah pembentukan serat kolagen tipe IV , maka membrane ginjal tidak dapat menyaring produksi limbah dari darah menyebabkan kerusakan pada pembulu-pembulu darah kecil pada ginjal sehingga darah dan protein masuk ke dalam urin akhirnya menimbulkan gagal ginjal.

Upload: windy-mentarii

Post on 14-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Nefrology

TRANSCRIPT

Page 1: Refleksi Kasus Sindrom Alport

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sindrom Alport merupakan sindrom yang terdiri dari

glomerunefritis,gangguan ginjal tahap akhir, gangguan penglihatan dan

pendengaran.

Sindrom alport juga merupakan penyakit gemetik yang disebabkan

mutasi pada COL4A3, COL4A4, COL4A5 gen biosintesis collagen. Mutasi

gen ini mencegah produksi dari jaringan kolagen tipe IV yang merupakan

komponen stuktural penting dari membran basalis di ginjal,telinga dan mata.

Basement membrane berfungsing untuk mendukung pemisahan sel-sel dalam

banyak jaringan. Ketika mutasi mencegah pembentukan serat kolagen tipe

IV , maka membrane ginjal tidak dapat menyaring produksi limbah dari darah

menyebabkan kerusakan pada pembulu-pembulu darah kecil pada ginjal

sehingga darah dan protein masuk ke dalam urin akhirnya menimbulkan gagal

ginjal.

Page 2: Refleksi Kasus Sindrom Alport

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. GINJAL

1. Definisi

Ginjal merupakan adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang

berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi

menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama

dengan air dalam bentuk urin.

2. Anatomi Ginjal

Gambar 2.1 System Urogenital Tubuh

Page 3: Refleksi Kasus Sindrom Alport

Gambar 2.2 Anatomi Ginjal

Ginjal terletak di bagian belakang abdomen atas, di belakang

peritoneum, di depan dua iga terakhir, dan tiga otot besar-transversus

abdominalis, kuadratus lumborum,dan psoas mayor. Ginjal sebelah kanan

lebih rendah dibandingkan dengan gijal kiri karena tertekan kebawah oleh

hati. Kutub atasnya terletak setinggi iga kedua belas. Sedangkan kutub

atas ginjal kiri terletak setinggi iga kesebelas. Kedua ginjal dibungkus oleh

dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu

meredam goncangan.

Ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm pada

bagian paling tebal dan berbentuk seperti kacang. Terletak pada bagian

belakang abdomen.Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri

karena ada hepar di sisi kanan.Ginjal memiliki tiga bagian penting yaitu

korteks, medulla dan pelvis renal.

Page 4: Refleksi Kasus Sindrom Alport

Bagian paling superfisial adalah korteks renal, yang tampak

bergranula.Di sebelah dalamnya terdapat bagian lebih gelap, yaitu medulla

renal, yang berbentuk seperti kerucut disebut piramid renal, dengan

dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papilla

renal.Di antara piramid terdapat jaringan korteks, disebut kolum renal

(Bertini).

Ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar disebut

pelvis renal.Pelvis renal bercabang dua atau tiga, disebut kaliks mayor

yang masing-masingbercabang membentuk beberapa kaliks minor, yang

langsung menutupi papilla renal dari piramid.Kaliks minor ini

menampung urin yang terus-menerus keluar daripapila. Dari kaliks minor,

urin masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renal kemudian keureter, sampai

akhirnya ditampung di dalam kandung kemih.

Setiap ginjal terdapat satu juta atau lebih nefron, masing-masing

nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler.Komponen vaskuler

terdiri atas pembuluh-pembuluh darah, yaitu glomerulus dan kapiler

peritubuler, yang mengitari tubuli.Komponen tubuler berawal dengan

kapsula Bowman (glomerular) dan mencakup tubuli kontortus proksimal,

ansa Henle dan tubuli kontortus distal.Dari tubuli distal, isinya disalurkan

ke dalam duktus koligens (saluran penampung atau pengumpul). Kedua

ginjal menghasilkan sekitar 125 ml filtrat per menit; dari jumlah ini, 124

ml diabsorpsi dan hanya 1 ml dikeluarkan ke dalam kaliks-kaliks sebagai

urin.

Page 5: Refleksi Kasus Sindrom Alport

3. Fisiologi Ginjal

Ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dan elektrolit

berupa ekskresi kelebihan air dan elektrolit, mempertahankan

keseimbangan asam basa, mengekskresi hormon, berperan dalam

pembentukan vitamin D, mengekskresi beberapa obat-obatan dan

mengekskresi renin yang turut dalam pengaturan tekanan darah.

Ginjal juga memiliki fungsi untuk membersihkan tubuh dari bahan-

bahan sisa hasil pencernaan atau yang diproduksi oleh metabolisme.Selain

itu, fungsi yang sangat penting yaitu mengontrol volume dan komposisi

cairan tubuh.Untuk air dan semua elektrolit dalam tubuh, keseimbangan

antara asupan (hasil konsumsi metabolik) sebagian besar dipertahankan

oleh ginjal. Ginjal menjalankan fungsinya dengan cara menya

Sering plasma dan memisahkan zat dari filtrat dengan kecepatan yang

bervariasi, bergantung pada kebutuhan tubuh.Ginjal menjalankan fungsi

multiper. Antara lain :

a. Ekskresi produk sisa metabolisme dan bahan kimia asing

Produk yang diekskresikan meliputi urea (dari metabolisme asam

amino), kreatinin (sari kreatin otot), asam urat (dari asam nukleat),

produk akhir pemecahan hemoglobulin (seperti bilurubin), dan

metabolit berbagai hormon.Ginjal juga mensekresikan bahan kimia

asing seperti petisida, obat-obatan, dan zat aditif makanan.

b. Pengaturan keseimbangan air dan elektrolit

Untuk mempertahankan homeostatis, ekskresi air dan elektrolit

harus sesuai dengan asupannya. Jika asupan melebihi ekskresi, jumlah

Page 6: Refleksi Kasus Sindrom Alport

zat dalam tubuh akan meningkat. Jika asupan kurang dari ekskresi,

jumlah zat dalam tubuh akan berkurang

c. Pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit

d. Pengaturan tekanan arteri

Ginjal berperan penting dalam mengatur tekanan arteri jangka

panjang dengan mengekskresikan sejumlah natrium dan air. Selain itu,

ginjal turut mengatur tekanan arteri jangka pendek dengan

menyekskresikan faktor dan zat vasoaktif, seperti renin, yang

meyebabkan pembentukan produk vasoaktif lainnya (misalnya

angiotensin II)

e. Pengaturan keseimbangan asam-basa

Ginjal turut mengatur asam-basa, bersama dengan paru dan sistem

dapar cairan tubuh, dengan cara menyekresikan asam dan mengatur

penyimpanan dapar cairan tubuh. Ginjal satu-satunya organ untuk

membuang tipe-tipe asam tertentu dari tubuh, seperti asam sulfur dan

asam fosfat yang ≥dihasilkan dari metabolisme protein.

f. Sekresi, metabolisme, dan ekskresi hormon

g. Glukoneogenesis

Ginjal menyintesis glukosa dari asam amino dan prekursor lainnya

selama masa puasa yang panjang, proses ini disebut glukoneogenesis.

Pada penyakit gagal ginjal akut, penyakit ginjal kronik, fungsi

homeostatis ini terganggu, dan kemudian terjadi abnormalitas

komposisi dan volume cairan tubuh yang berat dan cepat

Page 7: Refleksi Kasus Sindrom Alport

4. Vaskularisasi Ginjal

a. Arteri renalis adalah percabangan aorta abdomen yang mensuplai

masing-masing ginjal dan masuk ke hilus melalui cabang posterior dan

anterior.

b. Cabang arterior dan posterior arteri renalis membentuk arteri-arteri

interlobaris yang mengali diantara piramda-piramida ginjal.

c. Arteri arkuata berasal dari arteri interlobaris pada area pertemuan

antara korteks dan medulla.

d. Arteri interlobularis merupakan percabangan arteri arkuata di sudut

kanan dan melewati korteks.

e. Arteriol aferen berasal dari arteri interlobularis. Satu arteriol aferen

membentuk sekitar 50 kapiler yang membentuk glomerulus.

f. Arteriol aferen meninggalakan setiap glomerulus dan memebentuk

jaring-jaring kapiler lain, kapiler peritubular yang mengelilingi tubulus

proksimal dan distal untuk memberi nutrient pada tubulus tersebut dan

mengeluarkan zat-zat yang direabsorbsi.

a. Arteriol aferen dari glomerulus nefron korteks memasuki jarring-

jaring kapiler peritubular yang mengelilingi tubulus proksimal dan

distal pada nefron tersebut.

b. Arteriol aferen dari glomerulus pada nefron jukstaglomerular memiliki

perpanjangan pembuluh kapiler panjang yang lurus disebut vasa recta

yang berdesenden ke dalam piramida medulla. Lekukan vasa recta

membentuk lengkungan jepit yang melewati ansa henle. Lengkungan

ini memungkinkan terjadinya pertukaran zat antara ansa henle dan

kapiler serta memegang peranan dalam konsentrasi urin.

g. Kapiler peritubular mengalir ke dalam vena korteks yang kemudian

menyatu dan membentuk vena interlobularis.

h. Vena arkuata menerima darah dari vena interlobularis. Vena arkuata

bermuara ke dalam vena interlobaris yang bergabung untuk bermuara

Page 8: Refleksi Kasus Sindrom Alport

ke dalam vena renalis. Vena ini meninggalkan ginjal untuk bersatu

dengan vena kava inferior.

Gambar 2.3 Suplai Pembuluh darah Ginjal

5. Inervasi Ginjal

Page 9: Refleksi Kasus Sindrom Alport

Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor), saraf

ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal,

saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluhdarah yang masuk ke ginjal.

Fisiologi Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang

sangat banyak (sangat vaskuler) tugasnya memang pada dasarnya adalah

menyaring/membersihkan darah. Aliran darah ke ginjal adalah 1,2

liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan

filtrat sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini

diproses dalam Tubulus sehingga akhirnya keluar dari kedua ginjal

menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari.

B. SINDROM ALPORT

1. Definisi

Sindrom Alport adalah sebuah kondisi warisan yang menyebabkan

penyakit ginjal. Kondisi ini biasanya berkembang selama masa awal

kanak-kanak dan lebih serius pada anak laki-laki daripada anak

perempuan. Kondisi ini dapat menyebabkan stadium akhir penyakit ginjal

serta masalah pendengaran dan penglihatan, dengan gejala umum

terdapatnya darah dan protein kronis dalam urin

Page 10: Refleksi Kasus Sindrom Alport

Nama-nama lain yang di gunakan dalam sindrom Alport :

a. Bawaan hematuria keturunan

b. Hematuria-nefropati tuli sindrom

c. Hematuric nefritis herediter

d. Hemoragik nefritis familial

e. Hemoragik nefritis herediter

f. Keluarga keturunan bawaan hemoragik nefritis

g. Sindrom hematuria herediter

h. Keturunan pielonefritis interstitial

i. Nefritis herediter

Sindrom Alport dapat memiliki pola warisan yang berbeda. Sekitar 80

persen dari kasus disebabkan oleh mutasi pada gen COL4A5 dan

diwariskan dalam pola terkait-X. Gen ini terletak pada kromosom X, yang

merupakan salah satu dari dua kromosom seks. Pada laki-laki (yang hanya

memiliki satu kromosom X), satu salinan mengubah gen COL4A5 di

setiap sel cukup untuk menyebabkan gagal ginjal dan gejala berat lainnya

dari gangguan tersebut. Pada wanita (yang memiliki dua kromosom X),

mutasi dalam satu salinan gen COL4A5 biasanya hasil hanya dalam

hematuria, tetapi beberapa wanita mengalami gejala yang lebih parah.

Karakteristik warisan terkait-X adalah bahwa ayah tidak bisa lewat ciri X-

linked untuk anak-anak mereka.

Pada sekitar 15 persen dari kasus, sindrom Alport hasil dari mutasi

pada kedua salinan dari gen COL4A3 atau COL4A4 dan diwariskan

dalam pola resesif autosomal. Orang tua dari seorang individu dengan

bentuk resesif autosomal dari kondisi ini masing-masing memiliki satu

salinan gen bermutasi dan disebut operator. Beberapa operator tidak

Page 11: Refleksi Kasus Sindrom Alport

terpengaruh dan lain-lain mengembangkan kondisi yang lebih ringan

disebut tipis membran basement nefropati, yang ditandai dengan

hematuria.

Sindrom Alport memiliki warisan dominan autosomal di sekitar 5

persen dari kasus. Orang dengan bentuk sindrom Alport memiliki satu

mutasi baik dalam COL4A3 atau gen COL4A4 di setiap sel. Masih belum

jelas mengapa beberapa orang dengan satu mutasi pada COL4A3 atau gen

COL4A4 memiliki autosomal dominan sindrom Alport dan lain-lain

memiliki tipis membran basement nefropati

2. Patogenesis

a. Sindrom Alport (AS) disebabkan oleh cacat pada kolagen tipe IV,

komponen struktural utama dari membran dasar dalam ginjal, telinga,

dan mata.

b. X-linked AS disebabkan oleh cacat pada gen COL4A5 yang

mengkode kolagen alpha-5 (IV) rantai, yang terletak di Xq22.

c. Autosomal resesif AS disebabkan oleh mutasi baik dalam COL4A3

atau gen COL4A4.

d. Akumulasi jenis V dan rantai kolagen VI di membran basal

glomerulus (GBM) terjadi sebagai respon kompensasi.

e. Protein ini menyebar dan mengakibatkan GBM penebalan dan

penurunan selektivitas dengan sclerosis berikutnya glomerulus,

fibrosis interstisial, dan gagal ginjal.

3. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis biasanya berupa hematuria asitomatik,jarang terjadi

gross hematuri, terrjadi pada usia muda,mikrohematuria persiten sering

terjadi terutama pada anak laki-laki . Pada tahap awal biasanya kreatinin

Page 12: Refleksi Kasus Sindrom Alport

serum dan tekanan darah tidak mengalami perubahan ,tetapi dengan

berjalannya waktu fungsi ginjal mengalami penurunan secara progresif

yang ditandai proteinuria yang semakin presinten dan menjadi gagal ginjal

tahap akhir pada usia 16 sampai 35 tahun. Variasi gambaran klinis

ditentukan oleh besarnya mutasi genetic.

Gangguan ekstra renal yang paling sering didapati adalah hilangnya

pendengaran,dimulai dengan hilangnya kemampuan mendengarkan nada-

nada dan akhirnya hilang kemampuan untuk mendengar percakapan

normal . Pada mata di jumpai gangguan berupa kurangnya kemampuan

lengsung lensa mata 9 anterior lenticonus , bintik putih atau kuning di

daerah perimakular lensa , kelainan kornea berupa distrofi polimorfis

posterior dan erosi korona dan berakhir dengan mundurnya ketajaman

penglihatan. Mengatrombosittopenia dapat di tentukan pada tipe

autosomal dominalt

4. Diagnosa

Adanya riwayat penyakit ginjal disertai gangguan pendengaran pada

anggota keluarga merupakan tuntutan untuk mencurigai sindrom alport .

Hal ini di hubungkan dengan adanya hematuria glomerulus persintesis .

Pada biopsy ginjal ditemukan adanya kelainan MBG perkembangan klinis

menuju pada progresivitas penyakit ginjal kronis serta bila mungkin tes

genetika adanya gen COL4A5,COL4A3,COL4A4.

5. Terapi

Saat ini belum ada terapi yang spesifik, terapi lebih banyak

ditunjukkan pada pengendalian keadaan sekunder akibat gangguan fungsi

ginjal seperti pengendalian hipertensi dengan menggunakan angiotensin

converting enzyme inhibitor. Obat ini dapat menurunkan tekanan

intraglomerulus dan terbukti dapat menurunkan progrestivitas penurunan

Page 13: Refleksi Kasus Sindrom Alport

fungsi ginjal. Untuk mencegah meluasnya ekspansi mesanial dapat

diberikan Siklosporin A terutama pada pasien dengan proteinuria berat,

sedangkan untuk pengendalian fosfat digunakan pengikat fosfat, serta

pengendalian dislipedemia menggunakan statin. Gangguan fungsi

pendengaran biasanya permanen sehingga pasien dapat diberikan

pelatihan keterampilan berkomunikasi dengan isyarat, pada gangguan

lensa mata dapat diatasi dengan penggantian lensa mata dan penggantian

kornea kemudian dialysis digunakan pada pasien penyakit ginjal kronik

tahap akhir.

Transplantasi ginjal dilakukan pada pasien yang sudah pada tahap

akhir penyakit ginjal kronik. Dilaporkan bahwa 3-4% dari pasien

transplantasi ginjal tersebut mengalami anti-GBM antibody disease dan

umumnya terjadi pada tahun pertama pasca transplantasi, terjadi

glomerulonefritis kresenik dan berakhir dengan graft loss. Bila terjadi hal

tersebut maka plasmaferesis dan pemberian siklofosfamid merupakan

pilihan pengobatan.

6. Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan dengan menjalani konsultasi pranikah

pada seseorang dengan riwayat penyakit ginjal dan ketulian dalam

keluarganya. Keadaan tersebut berpotensial mempunyai resiko terhadap

sindrom alport. Konsultasi tersebut dilakukan oleh ahli genetika.

Page 14: Refleksi Kasus Sindrom Alport

BAB III

KESIMPULAN

Sindrom alport merupakan penyakit keturunan yang menyebabkan

kerusakan ginjal dan gangguan penglihatan serta pendengaran biasanya

berkembang pada saat masa kanak-kanak dan berlanjud hingga dewasa dan

lebih serius terjadi pada laki di bandingkan perempuan, pada kasus ini belum

jelas penyebab terjadinya sehingga mengakibatkan kelainan mutasi genetic

pada COL4A3, COL4A4, COL4A5 gen biosintesis collagen .

Pada penderita sindrom alpor biasanya di temui gejala klinis hematuria,

tetapi air kemih juga bisa mengandung sejumlah protein, sel darah putih dan

cast (gumpalan-gumpalan kecil), di sertai dengan hipertensi dan Gangguan

pendengaran yang sering terjadi biasanya berupa ketidakmampuan untuk

mendengar suara dengan frekuensi yang lebih tinggi, Bisa juga terjadi

gangguan penglihtan, meskipun lebih jarang dibandingkan dengan gangguan

pendengaran.

Kelainan pada kornea, lensa atau retina kadang menyebabkan kebutaan.

Pengobatan bisa di lakukan dengan cara pengendalian hipertensi dan

untuk pendengaran bisa di berikan alat bantu pendengaran sedangkan pada

keadaan tahap akhir penyakit ginjal kronik di lakukan transplantasi ginjal .

Pencegahan terjadinya sindrom alport dapat di lakukan dengan

mengetahui riwayat penyakit keluarga .

Page 15: Refleksi Kasus Sindrom Alport

DAFTAR PUSTAKA

1. F. Paulsen and J. Waschke. 2012. Sobota Atlas Anaomi Manusia. Jakarta :

EGC

2. Guyton and hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke -11. Jakarta:

EGC

3. Purnomo, Basuki B. 2011. Dasar-dasar Urologi. Edisi ke-3. Jakarta

4. J.navin.Hereditary nefritis.Merck Manual Home Handbook.2013