refleksi and
TRANSCRIPT
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 1/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Maksud
Melakukan analisa data dengan metode seismik refleksi.
Melakukan analisa lapisan batuan dan struktur geologi berdasarkan
interpretasi data seismik refleksi.
Melakukan analisa kondisi geologi bawah permukaan daerah
pengamatan menggunakan metode seismik refleksi.
Melakukan analisa Rock Quality Designation (RQD) berdasarkan
pengolahan data seismik refleksi.
Melakukan analisa dan penelusuran horizon serta struktur geologi
bawah permukaan pada penampang seismik.
Melakukan interpretasi potensi geologi daerah pengamatan
berdasarkan interpretasi data seismik refleksi.
1.2 Tujuan
Mengetahui kegunaan metode seismik refleksi dalam survey data
seismik pada suatu lokasi pengukuran.
Mengetahui lapisan batuan dan struktur geologi daerah
berdasarkan analisa dan penelusuran horizon bawah permukaan
pada penampang seismik.
Mengetahui interpretasi kondisi geologi bawah permukaan daerahpengamatan menggunakan metode seismik refleksi.
Mengetahui jenis Rock Quality Designation (RQD) berdasarkan
pengolahan data seismik refleksi.
Mengetahui potensi geologi dan lokasi jebakan hidrokarbon, yang
akhirnya dapat dipakai untuk mengarahkan target eksplorasi
hidrokarbon di daerah pengamatan berdasarkan interpretasi data
seismik refleksi.
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 2/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pendahuluan
Metode seismik merupakan salah satu metode yang sangat penting
dan banyak dipakai di dalam teknik geologi. Hal ini disebabkan metode
seismik mempunyai ketepatan serta resolusi yang tinggi di dalam
memodelkan struktur geologi di bawah permukaan bumi. Dalam
menentukan struktur geologi, metode seismik dikategorikan ke dalam duabagian yang besar yaitu seismik bias dangkal (head wave or refrected
seismic ) dan seismik refleksi (reflected seismic ).
Gambar 2.1 Skema metode seismik refleksi
Salah satu sifat akustik yang khas pada batuan adalah Acoustic
Impedance (AI). Acoustic Impedance merupakan perkalian antara
densitas () dan kecepatam (V).
AI = x V
Gelombang seismik akan dipantulkan setiap terjadi perubahan
harga AI. Perubahan AI yang kontras biasanya terjadi pada bidang batas
perlapisan atau bidang unconformity . Dengan adanya perbedaan harga AI
maka didapatkan koefisien Refleksi (R)
R =)()(
)()(
1122
1122
V xV x
V xV x
=
12
12
AI AI
AI AI
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 3/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 3
Gambar 2.2 Acoustic Impedance (AI) anatara dua media yang berbeda
Untuk lebih memudahkan pembahasan mengenai rekaman
seismik, digunakan istilah polaritas dan fasa. Polaritas normal merupakan
sinyal seismik positif yang akan terekam sebagai nilai negatif pada tape ,
defleksi , negatif pada monitor dan through pada penampang seismik.
Gambar 2.3 Konvensi polaritas menurut SEG, a. Minimum Phase ; b. Zero phase
Secara umum bentuk dasar pulsa seismik yang ditampilkan dalam
rekaman seismik dapat dikelompokkan menjadi fasa minimum dan fasa
nol. Dimana fasa nol mempunyai beberapa kelebihan antara lain :
1. Amplitudo maksimum sinyal fasa nol umumnya akan selalu berimpitdengan spike refleksi, sedangkan fasa minimum amplitudo maksimum
sinyal terjadi setelah spike refleksi.
2. Bentuk wavelet fasa nol simetris sehingga memudahkan picking
horison terkait.
Agar horison seismik (skala waktu) terletak pada posisi kedalaman
sebenarnya dan agar data seismik dapat dikorelasikan dengan data
AI1 = 1 x v1
AI1 = 1 x v1
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 4/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 4
geologi lainnya yang umumnya di plot pada skala kedalaman maka
dilakukan pengikatan data seismik dengan data sumur (well-seismic tie ).
(Sanny, T. A. 1998)
2.2 Pengenalan Horison
Interpretasi penampang seismik merupakan penafsiran keadaan
bawah permukaan dengan bantuan data seismik. Salah satu pekerjaan
yang dilakukan dalam interpretasi seismik adalah pemetaan suatu horison
seismik dimana nantinya akan berguna untuk determinasi struktur.
Horison seismik merupakan refleksi yang menerus dan kuat (tampak jelas)
pada penampang seismik yang meliputi daerah geografi tertentu, dimana
horison mewakili urutan sedimentasi tertentu. Selain sebagai refleksi pada
lapisan batuan, horison juga bisa sekedar fenomena seismik refleksi
(misal oil-water contact ). Setelah suatu horison dipilih maka horison
tersebut harus dapat diikuti terus sampai ke seluruh daerah pemetaan.
Masalah akan timbul apabila kualitas seismik buruk atau dijumpai
gangguan struktur. Cara penelusuran horison seismik (Coffeen, 1975):
1. Pada horison yang menerus dan kuat tanpa gangguan. Horison
tersebut harus dapat diikuti terus sampai ke seluruh daerah pemetaan.
2. Pada horison yang tidak menerus atau hilang (gap ). Pertimbangan
reflektor atau horison di atas dan dibawahnya. Horison yang hilang
digambar relatif sejajar dengan horson diatas dan dibawahnya.
Gambar 2.4 Penarikan yang terputus sejajar dengan horison diatas atau dibawahnya
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 5/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 5
3. Pada daerah dengan horison yang tidak menerus, karena kualitas data
yang sangat buruk atau memang tidak ada lapisan yang menerus
(berupa lensa-lensa serpih / pasir). Pada kasus ini buat horison
siluman (phantom horison ), dimana horison yang terputus-putus dapat
digambarkan pada penampang seismik dengan melihat bagian atas
dan bawahnya pada reflektor kuat terdekat. Horison siluman digambar
paling tidak sejajar dengan reflektor kuat yang terputus-putus.
Gambar 2.5 Penarikan horison siluman
4. Dengan mempertemukan (meet ) horison yang terputus, diteruskan
lurus sesuai dengan kemiriringan dan horison pantul lain diteruskan
berlawanan arah dengan penerusan tadi. Perhatikan juga intensitas
dan posisi reflektor, jika terdapat 2 buah reflektor yang sama kuatnya
besar kemungkinan bahwa keduanya berada pada horison yang sama.
Gambar 2.6 Penerusan horison dengan meet
(Sanny, T. A. 1998)
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 6/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 6
2.3 Pengenalan Struktur
2.3.1 Sesar
Secara geometri dan kinematika sesar dapat dibagi menjadi
sesar normal, sesar naik dan sesar geser. Sesar normal
merupakan sesar dengan bagian hanging wall bergerak relatif turun
terhadap foot wall, dimana sesar ini berasosiasi dengan gaya
ekstensi. Sesar naik merupakan sesar dengan bagian hanging wall
bergerak relatif naik terhadap foot wall, dimana sesar ini
berasosiasi dengan gaya kompresi. Sesar geser mempunyai
pergeseran dominan searah jurus sesar dan pada umumnya
mempunyai bidang sesar vertikal. Keberadaan sesar geser ini sulit
diidentifikasi dari rekaman seismik, tetapi dapat diketahui dari
struktur asosiasinya. Kenampakan pada penampang seismik :
1. Adanya pergeseran / offset pada horison (pola refleksi).
2. Adanya pola difraksi pada zona patahan.
3. Penyebaran kemiringan yang tidak berhubungan dengan
stratigrafi.
4. Perbedaan karakter refleksi pada kedua zona dekat sesar.
2.3.2 Lipatan
Lipatan berasosiasi dengan kompresi skala regional maupun
kompresi skala lokal. Beberapa proses lain yang berhubungan
dengan pembentukan lipatan adalah adanya deformasi akibat
pertumbuhan kubah garam/intrusi benda yang terletak lebih dalam,
pensesaran / reaktivasi sesar.
Kenampakan pada penampang seismik yaitu terdapatnya
pelengkungan horison seismik (berbentuk antiklin atau sinklin).
2.3.3 Kubah Garam / diapir
Struktur diapir adalah struktur yang terbentuk oleh adanya
gerakan plastis dari suatu “batuan endapan” yang menerobod
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 7/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 7
lapisan batuan yang berada di atasnya. Garam mempunyai
densitas yang sangat rendah jika dibandingkan dengan jenis
sedimen lainnya. Apabila diendapkan dengan ketebalan yang
cukup, maka cenderung tidak stabil ketika tertutupi oleh batuan lain
yang mempunyai densitas lebih besar. Akibatnya akan terjadi aliran
garam yang menerobos pada batuan di atasnya dan akhirnya
membentuk kubah garam. Kenampakan pada penampang seismik :
1. Adanya dragging effect pada horison di kanan dan kiri tubuh
diapir (lingkaran sinklin sekuder).
2. Pola refleksi lapisan dibagian atas bentukan kubah akan
mengalami pelengkungan lemah, yang pada umumnya sebagai
penanda lapisan penudung (caprock ).
3. Adanya penipisan sedimen.
4. Pergeseran sumbu lipatan akibat dragging effect.
2.3.4 Intrusi
Intrusi terbentuk karena aktivitas magma yang menerobos
perlapisan batuan. Kenampakan pada penampang seismik :
Dragging effect tidak begitu jelas.
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 8/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 8
Gambar 2.7 Kenampakan lipatan dan sesar naik (Courtesy of Conoco,
Inc dalam Robinson, 1988)
2.3.5 Indikasi Hidrokarbon Pada Data Seismik (Ramdan, 2001)
Bright Spot : - AI reservoar < AI litologi sekitar
- Anomali amplitudo tinggiDim Spot : - AI reservoar > AI litologi sekitar
- Anomali amplitudo rendah
Polarity Reversal : - AI reservoar sedikit > AI litologi sekitar.
- Perubahan polaritas
Flat Spot : - Anomali amplitudo karena OWC
(Sanny, T. A. 1998)
2.4 Seismik Refleksi Two Way Time
Intrepretasi penampang seismik didefinisikan sebagai penafsiran
keadaan bawah permukaan dengan bantuan data seismik. Coffen(1975)
mendefinisikannya sebagi proses penentuan dan informasi penampang
seismik tentang kondisi bawah permukaan bumi. Hal-hal yang dilakukan
dalam interpretasi seismik antara lain :
1. Pemetaan suatu horison untuk determinasi struktur.
2. Determinasi batuan.
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 9/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 9
3. Determinasi fluida yang berbeda pada ruang pori batuan.
Pekerjaan interpretasi penampang seismik antara lain meliputi
pemetaan sutau horison seismik. Pemetaan horison seismik meliputi
pembuatan peta struktur waktu, peta struktur kedalaman dan peta
isopach.
Peta struktur waktu merupakan penerapan struktur horison seismik
dengan waktu yang dibuat dengan cara menarik garis transversal serta
sejumlah garis yang pendek dengan waktu yang sesuai dengan data shot
point dan kemudian dilakukan pengkonturan. Kusumadinata(1982)
menyebutkan bahwa peta struktur waktu merupakan penggambaran dari
peta dengan bidang perlapisan yang berada di bawah permukaan yang
dibuat berdasarkan data primer yaitu berupa penampang seismik, dimana
waktu yang diambil sesuai dengan data shot point.
Gambar 2.8 Ilustrasi pembuatan peta struktur waktu berdasarkan data seismik
Peta Isopach merupakan peta yang memperlihatkan ketebalan-
ketebalan dari suatu lapisan atau seri lapisan yang dinyatakan dengan
garis-garis kontur yang menyatakan ketebalan ini. Peta ini dapat
digunakan sebagai dasar perhitungan cadangan hidrokarbon di suatu
daerah apabila peta isopach yang dibuat menggambarkan ketebalan
suatu reservoar.
(Ramdan, D., 2001)
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 10/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 10
2.5 Pemetaan Struktur Bawah Permukaan
Melalui pengeplotan waktu pantul dan kedalaman dapat dibuat
suatu peta kontur struktur waktu dan peta kontur struktur kedalaman. Peta
kontur struktur waktu atau isokron merupakan peta hasil interpretasi
penampang seismik yang menggambarkan bidang perlapisan (misal : top
formasi) dalam skala waktu. Prosedur pembuatan peta isokron adalah :
1. Tentukan satu horison pada penampang seismik hingga dapat
ditentukan pada setiap penampang seismik.
2. Ikat horison pada masing-masing penampang seismik sesuai dengan
jalur seismik sebagai peta dasar.
3. Waktu pantul dihitung pada setiap titik tembak yang diinginkan dan
masukkan harga tersebut ke dalam peta dasar.
4. Buat garis kontur sesuai dengan waktu pantul yang sama. Masukkan
juga sesar-sesar yang ada.
5. Tahap akhir adalah penafsiran dari peta kontur struktur waktu.
(Kusumadinata, 1982)
2.6 Konversi Waktu Terhadap Kedalaman
Konversi waktu terhadap kedalaman merupakan suatu langkah
penting dalam interpretasi seismik. Oleh sebab itu diperlukan data
kecepatan rambat gelombang seismik yang diperoleh dari data log sonik.
1. Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi kedalaman horison dengan
waktu rambat gelombang seismik dari permukaan ke horison tersebut.
Rumus :t
Z V t
dimana : Vt kecepatan rata-rata
Z total ketebalan lapisan ( kedalaman lapisan )
T waktu rambat ( OWT )
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 11/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 11
Untuk kecepatan rata-rata beberapa lapisan :
k
k
t t V
2. Kecepatan selang
Kecepatan selang merupakan kecepatan gelombang untuk menempuh
suatu lapisan.
Rumus :t
Z V sl
12
12
t t V sl
3. Kecepatan sesatApabila kecepatan bervariasi secara kontinyu menurut kedalaman,
harga kecepatan diturunkan dari rumus kecepatan selang dimana
gelombang merambat pada lapisan tipis tak terhingga dalam waktu
yang kecil tak berhingga.
Rumus :0
lim
t
V st
dt
dz
t
Z
4. Root Mean Square Velocity (VRMS)
Kecepatan ini merupakan komponen dari tiga kecepatan interval yang
diperoleh dari akar rata-rata kecepatan selang yang dikuadratkan.
Rumus :
k
k k
RMS t
t V V
5. Normal Move Out Velocity (VNMO)
Kecepatan ini diperoleh dari hubungan waktu pantul dan jaraknya.
Kecepatan ini dipakai untuk koreksi dinamik.
Rumus :
NMOV
X T T
2
0
2 , sehingga
0
2
T T
X V NMO
Dimana : X = jarak tembak dari geofon terjauh
T = waktu pantul dari titik tembak ke geofon terjauh
To = waktu vertikal
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 12/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 12
Secara praktis VNMO sering dianggap sebagai VRMS. Walaupun
kecepatan seismik dapat dilihat dari data seismik, tetapi menurut
Coffeen (1978) informasi yang paling baik diperoleh dari data log sonik.
Untuk konversi waktu kedalaman dipakai rumus :
T V X
Dimana: X = kedalaman
V = kecepatan
T = waktu
Apabila survei kecepatan dilakukan pada beberapa buah sumur yang
letaknua cukup merata yang menyebabkan diperolehnya berbagai
kecepatan untuk suatu horison, terlebih dahulu dibuat kecepatan rata-
rata horison yang bersangkutan dan kemudian peta kontur struktur
kecepatan rata-rata dihimpitkan pada titik potong kontur kedua peta.
(Ramdan, D., 2001)
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 13/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 13
BAB III
METODOLOGI
3.1 Seismik Refleksi I
3.1.1 Langkah Kerja
1. Penentuan Waktu One Way Time (OWT) dan perhitungan
kedalaman
a. Harga TWT dengan membaca kedalaman dasar suatu struktur
pada tepi penampang dalam waktu mili sekon (ms), lakukanpada setiap stasiun pengukuran atau pada bentukan struktur
yang khas.
b. Harga OWT. Harga OWT sama dengan setengah dari harga
TWT.
c. Tentukan kecepatan rata-rata (Average Velocity ). Harga
kecepatan rata-rata dibaca pada kolom VA disebelah kanan
penampang dalam satuan meter / sekond. Tentukan kedalaman (D) struktur dengan rumus:
D = VA x tOWT.
2. Perhitungan ketebalan
a. Harga ini merupakan harga TWT ketebalan struktur, yaitu
selisih harga TWT bagian atas struktur dan bagian bawah
struktur.
b. Harga OWT besarnya sama dengan setengah harga TWT.
c. Harga VInterval (Vi) dengan:
d. Ketebalan struktur (Z) dengan rumus :
Z = VI x OWT
Rumus :
21
2211..
TWT TWT
TWT VaTWT VaVi
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 14/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 14
3. Koreksi ketebalan dan kedalaman
Seringkali titik perpotongan dua atau lebih penampang
seismik yang telah dihitung ketebalan dan kedalamannya
menunjukan harga yang berbeda-beda. Oleh sebab itu diperlukan
koreksi untuk menyamakannya. Misalkan pada titik potong dua
penampang seismik, dimana seismik A memiliki harga kedalaman
dan ketebalan X, sedangkan seismik B memiliki harga kedalaman
dan ketebalan Y, X > Y, maka:
Faktor koreksi = X – (X + Y)2
Untuk seismik A: D terkoreksi = D – faktor koreksi
Z terkoreksi = Z – faktor koreksi
Untuk seismik B: D terkoreksi = D + faktor koreksi
Z terkoreksi = Z + faktor koreksi
Untuk data ketebalan dan kedalaman pada setiap titik
perhitungan harus dikoreksi sebelum dibuat peta kontur struktur
atau peta isopach .
3.1.2 Diagram Alir
Penentuan One Way Time (OWT) danperhitungan kedalaman dan ketebalan
Koreksi kedalaman dan ketebalan
Pengolahan data berdasarkan tabel perhitungan
Perhitungan kedalaman :TWT, OWT , Kecepatan rata-rata, dan
kedalaman
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 15/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 15
3.2 Seismik Refleksi II (Picking )
3.2.1 Langkah Kerja
1. Amati sayatan seismik secara umum.
2. Pilih horison yang kuat (tampak jelas) atau horison yang sudah
ditentukan.
3. Melakukan picking / telusuri horison tersebut.
4. Curigai pola horison yang tidak menerus (kemungkinan akibat
struktur geologi).
5. Analisa lapisan batuan dan struktur geologi yang ada.
6. Analisa kondisi geologi bawah permukaan daerah pengamatan.
7. Analisa litologi dan Rock Quality Designation (RQD).
8. Interpretasi potensi geologi daerah pengamatan berdasarkan
interpretasi data seismik refleksi. Melakukan berdasarkan
pengolahan data seismik refleksi.
3.2.2 Diagram Alir
Analisis, interpretasi dan kesimpulan
HASIL
Pengamatan penampang seismik secara umum
Picking / telusuri horison tersebut
Pilih horison yang kuat (tampak jelas) atau horisonyang sudah ditentukan
Analisa terhadap pola horison yang tidak menerus
(kemungkinan akibat stuktur geologi)
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 16/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 16
Analisa struktur geologi yang ada
HASIL
Analisis, interpretasi dan kesimpulan
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 17/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 17
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1. Lapisan Pertama
4.1.1 Batas Atas
4.1.2 Batas Bawah
NodA
(SP) TWT OWT Vrms d top
1 146 1200 600 2262 1357.200
2 150 1150 575 2220.25 127664.375
3 160 1100 550 2178.5 1198.1754 170 1125 562.5 2199.375 12731.484
5 180 1090 545 2168.5 11818.325
6 190 1125 562.5 2199.375 12731.484
7 200 1110 555 2168.5 12035.125
8 207 1200 600 2262 1357.200
NodA
(SP) TWT OWT Vrms d bottom
1 146 1200 601 2260 1358.260
2 150 1195 597.5 2262 1351.545
3 160 1190 595 2258 1343.510
4 170 1180 590 2256 1331.040
5 180 1190 595 2250 1338.750
6 190 1190 595 2259 1344.105
7 200 1205 602.5 2263 1363.458
8 207 1200 600 2262 1357.200
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 18/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 18
4.1.3 Perhitungan V interval
dA(SP)
DeltaTWT
DeltaOWT
Vinterval h
146 2 1 679.660 679.660
150 45 22.5 3169.881 713.2231
160 90 45 1654.272 744.4225
170 55 27.5 2590.785 712.4658
180 100 50 1495.668 747.8338
190 65 32.5 2232.402 725.5308
200 95 47.5 1603.576 761.6988
207 0 0 0
4.2. Lapisan Kedua
4.2.1 Batas Atas
No
dA
(SP) TWT OWT Va d top1 146 1230 615 2270 1396.050
2 150 1220 610 2264 1436.400
3 160 1210 605 2262 1456.000
4 170 1205 602,5 2265 1482.000
5 180 1200 600 2262 1473.825
6 190 1208 604 2265 1441.450
7 200 1220 610 2270 1495.000
8 207 1300 650 2280 1513.050
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 19/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 19
4.2.2 Batas Bawah
4.2.3 Perhitungan Interval
dA
(SP)
Delta
TWT
Delta
OWT
Vinterval H
146 70 35 2126.429 744.250
150 40 20 35.910 718.200
160 70 35 20.800 728.000
170 95 47,5 15.600 741.000
180 90 45 1637.583 7369.125
190 62 31 2324.919 720.725
200 80 40 186.875 747.500
207 10 5 0
4.3. Contoh Perhitungan Lapisan Atas
a. Perhitungan OWT
OWT Batas Atas
OWT 1 = ½ TWT 1 = ½ 1200 = 600
OWT 2 = ½ TWT 2 = ½ 1150 = 575
No Vb TWT OWT dB
(SP)
d bottom
1 2290 1300 650 146 1488.500
2 2280 1260 630 150 1436.400
3 2275 1280 640 160 1456.000
4 2280 1300 650 170 1482.000
5 2285 1290 645 180 1473.825
6 2270 1270 635 190 1441.450
7 2300 1300 650 200 1495.000
8 2310 1310 655 207 1513.050
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 20/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 20
OWT 3 = ½ TWT 3 = ½ 1100 = 550
OWT 4 = ½ TWT 4 = ½ 1125 = 562.5
OWT 5 = ½ TWT 5 = ½ 1090 = 545
OWT 6 = ½ TWT 6 = ½ 1125 = 562.5
OWT 7 = ½ TWT 6 = ½ 1110 = 555
OWT 8 = ½ TWT 6 = ½ 1200 = 600
OWT Batas Bawah
OWT 1 = ½ TWT 1 = ½ 1200 = 600
OWT 2 = ½ TWT 2 = ½ 1195 = 597.5
OWT 3 = ½ TWT 3 = ½ 1190 = 595
OWT 4 = ½ TWT 4 = ½ 1180 = 590
OWT 5 = ½ TWT 5 = ½ 1190 = 595
OWT 6 = ½ TWT 6 = ½ 1190 = 595
OWT 7 = ½ TWT 6 = ½ 1205 = 602.5
OWT 8 = ½ TWT 6 = ½ 1200 = 600
b. Perhitungan Vinterval
TWTaTWT
TWTaVaTWTbVbVi
-b
.-.
1200-1202
2714400-27165201 V
sm 679.660
1150-1195
5.2553287-27030902 V
sm 3169.881
1100-1190
2396350-26870203 V
sm 1654.272
1125-1180
52474296.87-26620804 V
sm 1654.272
1090-1190
2363665-26775005 V
sm 1495.668
1125-1190
52474296.87-26882106 V
s
m 2232.402
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 21/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 21
1110-1205
2407035-27269157 V
sm 1603.576
1200-1200
2714400-27144008 V
c. Perhitungan nilai D
- Perhitungan D batas atas
D = Va x OWT x 10¯ ³
D1 = 2262 x 600 x 10¯ ³ = 1657.200
D2 = 2220.25 x 575 x 10¯ ³ = 127664.375
D3 = 2178.5 x 550 x 10¯ ³ = 1198.175
D4 = 2199.375 x 562.5 x 10¯ ³ = 12731.484
D5 = 2168.5 x 545 x 10¯ ³ = 11818.325
D6 = 2199.975 x 562.5 x10¯ ³ = 12731.484
D7 = 2168.5 x 555 x10¯ ³ = 12035.175
D8 = 2262 x 600 x 10¯ ³ = 1357.200
- Perhitungan D batas bawah
D = Vb x OWT x 10¯ ³
D1 = 2260 x 601 x 10¯ ³ = 1358.260
D2 = 2262 x 597.5 x10¯ ³ = 1351.545
D3 = 2258 x 595 x 10¯ ³ = 1343.510
D4 = 2256 x 590 x10¯ ³ = 1331.040
D5 = 2250 x 595 x10¯ ³ = 1338.750
D6 = 2259 x 595 x10¯ ³ = 1344.105D7 = 2263 x 602.5 x10¯ ³ = 1363.458
D8 = 2262 x 600 x10¯ ³ = 1357.200
d. Perhitungan nilai Z ( ketebalan )
Z = Vi x OWT x 10¯ ³
Z1 = 679660 x 1 x 10¯ ³ = 679.660
Z2 = 31698.81x 22.5 x10¯ ³ = 713.2231
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 22/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 22
Z3 = 16542.72 x 45 x10¯ ³ = 744.4225
Z4 = 25907.85 x 27.5 x10¯ ³ = 712.4658
Z5 = 14956.68 x 50 x10¯ ³ = 747.8338
Z6 = 22324.02 x 32.5 x10¯ ³ = 725.5308
Z7 = 16035.76 x 47.5 x10¯ ³ = 761.6988
Z8 = -
4.4 Gambar Penampang Seismik
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 23/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 23
BAB V
PEMBAHASAN
Pada penampang seismik pertama dilakukan perhitungan Two Way
Time ( TWT ), One way Time ( OWT ), kedalaman terkoreksi ( d) ,
ketebalan ( z ), dan kecepatan interval (Vi), adapun pembahasan dari tiap
– tiap titik penembakan adalah :
5.1. Interpretasi Lapisan Pertama
Interpretasi lapisan bawah permukaan ini dilakukan dengan metodeseismik refleksi, yang berarti data diperoleh berdasarkan gelombang yang
dipantulkan oleh masing – masing lapisan. Pada lapisan pertama yang
terletak antara shoot point 146 dan shoot point 207 mempunyai bentuk
yang tidak rata. Ketebalannya yang bervariasi dapat terlihat dari gambar
penampang seismik horizontal.
Lapisan atas atau lapisan pertama mempunyai ketebalan yang
paling besar pada shoot point 200 yaitu sebesar 761.6988 m. Lapisan inimempunyai kecepatan interval berkisar antara 14.95668 m/s hingga
679.660 m/s. Dengan kecepatan interval yang relatif rendah maka
dianalisis lapisan ini mempunyai densitas yang rendah. Berdasarkan
densitas yang cukup rendah dan ketebalan yang kecil maka dianalisis
lapisan ini tidak menguntungkan secara ekonomis karena tebal lapisannya
yang kurang memungkinkan sebagai tempat cadangan hidrokarbon yang
cukup banyak.
5.2. Interpretasi Lapisan Kedua
Interpretasi lapisan bawah permukaan ini dilakukan dengan metode
seismik refleksi, yang berarti data diperoleh berdasarkan gelombang yang
dipantulkan oleh masing – masing lapisan. Pada lapisan kedua yang
terletak antara shoot point 146 dan shoot point 207 mempunyai bentuk
yang tidak rata. Ketebalannya yang bervariasi dapat terlihat dari gambar
penampang seismik horizontal.
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 24/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 24
Lapisan bawah atau lapisan kedua mempunyai ketebalan yang
paling besar pada shoot point 200 yaitu sebesar 736.9125 m sedangkan
lapisan paling tipis yaitu berada pada shoot point 207. Lapisan ini
mempunyai kecepatan interval berkisar antara 15.600 m/s hingga
2324.919 m/s. Dengan kecepatan interval yang relatif rendah maka
dianalisis lapisan ini mempunyai densitas yang rendah. Berdasarkan
densitas yang cukup rendah dan ketebalan yang kecil maka dianalisis
lapisan ini tidak menguntungkan secara ekonomis karena tebal lapisannya
yang kurang memungkinkan sebagai tempat cadangan hidrokarbon yang
cukup banyak.
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 25/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 25
BAB VI
KESIMPULAN
Dari hasil interpretasi data seismik refleksi yaitu dengan metode
pembacaan langsung penampang seismik dengan angka dan metode
pembacaan penampang seismik dapat ditarik sejumlah kesimpulan di
antaranya adalah:
6.1 Lapisan pertama terletak antara shoot point 146 dan shoot
point 207 mempunyai bentuk yang tidak rata. Ketebalannya yang
bervariasi dapat terlihat dari gambar penampang seismik horizontal.
Lapisan atas atau lapisan pertama mempunyai ketebalan yang
paling besar pada shoot point 200 yaitu sebesar 761.6988 m.
Lapisan ini mempunyai kecepatan interval berkisar antara 14.95668
m/s hingga 679.660 m/s. Dianalisis lapisan ini mempunyai densitas
yang rendah sehingga tidak menguntungkan secara ekonomis.
6.2 Lapisan kedua terletak antara shoot point 146 dan shoot
point 207 mempunyai bentuk yang tidak rata. Lapisan bawah atau
lapisan kedua mempunyai ketebalan yang paling besar pada shoot
point 200 yaitu sebesar 736.9125 m sedangkan lapisan paling tipis
yaitu berada pada shoot point 207. Lapisan ini mempunyai
kecepatan interval berkisar antara 15.600 m/s hingga 2324.919
m/s. Dianalisis lapisan ini mempunyai densitas yang rendah.sehingga tidak menguntungkan secara ekonomis karena tebal
lapisannya yang kurang memungkinkan sebagai tempat cadangan
hidrokarbon yang cukup banyak.
5/17/2018 Refleksi And - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-and 26/27
Laporan Praktikum Geofisika Metode Seismik Refleksi Page 26
DAFTAR PUSTAKA
Staf Asisten Geofisika. 2009. Diktat Praktikum Geofisika. Program Studi
Teknik Geologi Universitas Diponegoro : Semarang.
Staff Asisten Geofisika Eksplorasi. 2003. Panduan Praktikum Geofisika
Eksplorasi, Lab. Geofisika Eksplorasi . Jurusan Teknik Geologi UGM :
Yogyakarta.
Kusumadinata, 1982, Teknik Evaluasi Geologi Bawah permukaan ,
Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi, Pusat Pengembangan
Tekniologi Minyak dan gas Bumi.
Sanny, T. A. 1998. Seismologi Refleksi. Dept. Teknik Geofisika,
ITB, Bandung : 31 hal.