referensi tentang pati
TRANSCRIPT
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
1/36
laporan biokimia hidrolisis sukrosa dan pati(kanji)
HIDROLISIS SUKROSA DAN PATI (KANJI)
I. Tujuan Percobaan :
Untuk mempelajari hidrolisis sukrosa atau pati (kanji).
Untuk mempelajari hidrolisis (pati) kanji oleh amylase airludah.
Untuk menentukan kondisi optimumpH dan temperatur pada hidrolisis pati dengan katalisis
amylase air ludah.
II. Tinjauan Pustaka
Karbohidrat tersebar luas baik dalam jaringan hewan maupun jaringan tumbuh-tumbuhan.
Dalam tumbuh-tumbuhan, karbohidrat dihasilkan oleh fotosintesis dan mencakup selulosa serta
pati. Pada jaringan hewan, karbohidrat dalam bentuk glukosa dan glikogen. Karbohidrat adalah
polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau turunannya. selain itu, ia juga disusun oleh dua
sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus
umum Cn(H2O)n. Rumus itu membuat para ahli kimia zaman dahulu menganggap karbohidrat
adalah hidrat dari karbon. Pada senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus fungsi yaitu
gugus OH, gugus aldehida atau gugus keton. Struktur karbohidrat selain mempunyai hubungan
dengan sifat kimia yang ditentukan dengan sifat fisika, dalam hal ini juga aktivitas optik.
(McGilvery&Goldstein, 1996)
Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar larut dalampelarut organik tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida).
Karbohidrat dibagi dalam 4 golongan yaitu : monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan
polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang
lebih sederhana. Monosakarida dapat dibedakan berdasarkan banyaknya atom C pada molekulnya,
misalnya triosa dengan 3 atom C; tetrosa dengan 4 atom C; pentosa dengan 5 atom C; heksosa
dengan 6 atom C dan heptosa sengan 7 atom C. Selain itu dibedakan atas gugus aldehid atau gugus
keton yang dikandungnya menjadi aldosa dan ketosa.
Monosakaridameliputi glukosa, galaktosa, manosa, fruktosa, dan lain sebagainya.
Disakaridaadalah senyawa yang dapat dihidrolisis menjadi 2 molekul monosakarida. Oligosakaridaadalah karbohidrat yang dapat diuraikan menjadi 2 sampai 10
molekul monosakarida.
Polisakaridamerupakan polimer yang tetrdiri atas unit-unit monosakarida dan bila dihidrolisis
menghasilkan lebih dari 6 molekul monosakarida. Glikogen dan amilum merupakan polimer
glukosa.
Pati / Amilum
Yang terdapat dalam alam tidak larut dalam air dan memberikan warna biru dengan
iodium. Hasil hidrolisis pati/amilum adalah glukosa. Hidrolisis pati akan terjadi pada pemanasan
dengan asam encer dimana berturut-turut akan dibentuk amilodeksterin yang memberi warna biru
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
2/36
dengan iodium, eritrodekstrin yang memberi warna merah dengan iodium serta berturut-turut akan
dibentuk akroodekstrin, maltosa, dan glukosa yang tida memberi warna dengan iodium.
Glikogen
Terdapat pada hewan, molekulnya lebih kecil daripada amilum. Glikogen tidak
mereduksi larutan Benedictdan dengan iodium memberikan warna merah. Berbagai senyawa
yang termasuk kelompok karbohidrat mempunyai molekul yang berbeda-beda ukurannya, yaitu
dari senyawa yang sederhana yang mempunyai berat molekul 90 hingga senyawa yang memiliki
berat molekul 500.000 bahkan lebih. Berbagai senyawa tersebut dibagi dalam tiga golongan, yaitu
monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. (McGilvery&Goldstein, 1996)
1. Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas
beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak
menjado karbohidrat lain. Monosakarida yang oaling sederhana adalah gliseraldehida dan
dihidroksiaseton. (McGilvery&Goldstein, 1996)
Gliseraldehida disebut aldotriosa karena terdiri atas tiga atom karbon dan mempunyai
gugus aldehida. Dihidroksiaseton dinamakan ketotriosa karena terdiri atas tiga atom karbon dan
mempunyai gugus keton. Monosakarida yang terdiri atas empat atom karbon disebut tetrosa
dengan rumus C4H8O4. Eritrosa adalah contoh aldotetrosa dan eritrulosa adalah suatu ketotetrosa.
Pentosa adalah monosakarida yang mempunyai lima atom karbon. Contoh pentosa adalah ribosa
dan ribulosa. Dari rumusnya kita dapat mengetahui bahwa suatu ketopentosa. Pentosa dan heksosa
(C6H12O6) merupakan monosakarida yang penting dalam kehidupan. (McGilvery&Goldstein,
1996)
GlukosaGlukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat
dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dalam buah-buahan
dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi yang
tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah ini dapat bertambah setelah kita
makan makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam sesudah itu, jumlah glukosa darah
akan kembali pada keadaan semula. Pada orang yang menderita diabetes mellitus, jumlah glukosa
darah lebih dari 130 mg per 100 ml darah (McGilvery&Goldstein, 1996). D-glukosa memiliki sifat
mereduksi reagen Benedict, Haynes, Barfoed, gula pereduksi, memberi osazon dengan
fenilhidrazina, difermentasikan oleh ragi dan dengan HNO3 membentuk asan sakarat yang larut
(Harper et al, 1979).
Fruktosa
Madu lebah selain mengandung glukosa juga mengandung fruktosa. Fruktosa adalah
suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya
disebut juga levulosa. Pada umumnya monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis.
(McGilvery&Goldstein, 1996)
Fruktosa mempunyai rasa lebih manis daripada glukosa, juga lebih manis daripada gula
tebu atau sukrosa. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi seliwanoff, yaitu larutan
resorsinol (1,3 dihidroksi benzene) dalam asam HCl. Dengan pereaksi ini, mula-mula fruktosa
diubah menjadi hidroksimetilfurfural yang selanjutnya bereaksi dengan resorsinol membentuk
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
3/36
senyawa yang berwarna merah. pereaksi Seliwanoff ini khas untuk menunjukkan adanya ketosa.
Fruktosa berikatan dengan glukosa membentuk sukrosa, yaitu gula yang biasa digunakan sehari-
hari sebagai pemanis, dan berasal dari tebu atau bit (McGilvery&Goldstein, 1996). D-fruktosa
mempunyai sifat mereduksi reagen Benedict, Haynes, Barfoed (gula pereduksi), membentuk
osazon dengan fenilhidrazina yang identik dengan osazon glukosa, difermentasi oleh ragi dan
berwarna merah ceri dengan reagen Seliwanoff resorsinol-HCl (Harper et al, 1979).
Galaktosa
Monosakarida ini jarang terdapat bebas dalam alam. Umumnya berikatan dengan glukosa
dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa kurang
manis daripada glukosa dan kurang larut dalam air. Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang
cahaya terpolarisasi ke kanan Beberapa sifat kimia berbeda dengan sifat fisika yang telah
diuraikan, yaitu aktivitas optik, sifat kimia karbohidrat berhubungan erat dengan gugus fingsi yang
terdapat pada molekulnya, yaitu gugus OH aldehida dan gugus keton. (McGilvery&Goldstein,
1996)
Enzim dapat bekerja dengan beberapa cara, yang kesemuaannya menurunkan G:
Menurunkan energi aktivasi dengan menciptakan suatu lingkungan yang mana keadaan transisi
terstabilisasi (contohnya mengubah bentuk substrat menjadi konformasi keadaan transisi ketika ia
terikat dengan enzim.) Menurunkan energi keadaan transisi tanpa mengubah bentuk substrat
dengan menciptakan lingkungan yang memiliki distribusi muatan yang berlawanan dengan
keadaan transisi. Menyediakan lintasan reaksi alternatif. Contohnya bereaksi dengan substrat
sementara waktu untuk membentuk kompleks Enzim-Substrat antara. Menurunkan perubahan
entropi reaksi dengan menggiring substrat bersama pada orientasi yang tepat untuk bereaksi.Menariknya, efek entropi ini melibatkan destabilisasi keadaan dasar, dan kontribusinya terhadap
katalis relatif kecil (Anonym a,2009).
Faktor yang mempengaruhi kerja enzim
Sebgai suatu protein suatu enzim mempuyai kondisi terrenti dimana enzim ersebut
dapatbekerja secara optimal, karena lingkunagn tersebut mengandng konformasi a palig akif bagai
molekul enzi tersebut. Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi.
Lingkungan penting dalam aktivasi suatu enzim. Sampai pada suatu titik, kecepatan dari
suatu reaksi enzimatis meningkat den sejalan dengan meningkatnya suhu, sebagian disebabkan
karena substrat akan bertubrukan dengan tempat aktif lebih sering ketika molekul itu bergerak
lebih cepat. Namun diluar suhu itu kecepatan enzimatis akan menurun drastis. Agatisi padamolekul enzim akan menggangu ikatan hidrogen., ikatan ionik, dan interaksi lemah lainnya. Selain
setiap enzim mempunyai suhu optimal, enzim pula mempuyai suhu optimal untuk bekerja paling
aktif. Nilai Ph optimal untuk sebgaian besar enzim adalah 6 sampai 8. Lingkungan asam akan
mendenaturasi sebgaian besar enzim (Campbell,2000)
Pada perlakuan terhadap panas setelah air ludah ditambahkan amilase. Pada perlakuan
dipanaskan hingga melewati suhu optimal bagi amilase dipanaskan berfungsi untuk mengetahui
pengaruh suhu terhadap enzim pada suhu tinggi. Suhu tinggi akan menyerang sisi aktif enzim
sehingga keaktifan enzim untuk fungsinya sebagiai sisi aktif enzim akan tergangu, hal ini bisa
dilihat dari indikator protein pada enzim dan yodium untuk kandungan substrat .
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
4/36
Pada suhu kamar dengan indikator benedict menunjukan tidak bercampur yang
menandakan bahwa protein pada enzim masih ada dengan struktur yang terjaga. Begitu pula
dengan indikator amilum menunjukan struktur molekul amilum masih terjaga strukturnya. Pada
perlakuan dengan larutan garam dibandingkan dengan larutan kontrol pada menit dengan indikator
benedict mempunyai 2 fase yaitu fase cair dan fase endapan hal ini menunjukan bahwa larutan
garam berpengaruh terhadap enzim. Sedangkan dengan indikator yodium dapat diketahui bahwa
larutan tercampur dan tidak mempunyai endapan.
Pada perlakuan panas dengan indikator benedict tidak tercampur sedangkan dengan
indikator yodium larutan tetap berwarna. Hal ini menunjukan bahwa enzim telah rusak dan tidak
mampu dalam menghidrolisis substrat. Pada perlakuan es dengan indikator benedict tidak
tercampur pada menit sama halnya dengan perlakuan panas. Pada perlakuan es pula dengn
indikator yodium berwarna hitam. Hal ini dikarenakan enzim menjadi innaktif.
Pada perlakuan cuka (CH3COOH) pada prinsipnya pemberian asam cuka akan meurunkan
Ph pada enzim karena asam cuka akan menyerang ion negatif pada ion logam enzim sehingga
struktur enzim terganggu dan akan terdenaturasi dalam substrat.
Urease adalah enzim yang dapat menghidrolisis Urea dalam tubuh organisme. Pada perlakuan
kontrol tidak ada peubahan pada sistem, pada suhu kamar setelah 15 menit akan terdapat endapan
yang berwarna putih. Hal ini menunjukan bahwa enzim dapat menghidrolis urea dengn endapan
yang berwarna putih. Sedangkan pada es dikatahui bahawa endapan sedikit. Hal ini dikarenakan
kemampuan enzim dalam membantu hidrolisis menurun karena enzim menjadi tidak aktif.
Indikator berfungsi untuk mengetahui pengaruh suatu perubahan pada system. Yodium ( KI)
berfungsi untuk mengetahui kandungan glukosa pada substrat. Dalam percobaan yang kita lakukan
adalah amilum. Kemudian pada Benedict untuk mengetahui kandungan protein pada setiap enzim.
III. Alat da Bahan
Alat yang dipakai:
Label, tabung reaksi, penangas air, kompor pemanas.
Pipet tetes, labu tetes, plat tetes, gelas beaker.
Gelas ukur, termometer, gelas pengaduk.
Bahan yang digunakan:
Sukrosa, aquades, HCL 3 M, NaOH 3 M, larutan Iodin (I2) Air ludah, Na2CO3, Es, kertas glukosidase.
Reagen Selliwanof dan reagen Benedict.
Gambar Alat
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
5/36
Tabung reaksi Penangas air Kompor pemanas
Pipet tetes Gelas ukur
Gelas beaker Batangpengaduk
IV. Skema Kerja.
1. Hidrolisis Enzimatik Pati (kanji)
Penentuan pH Optimum untuk Hidrolisis Pati (kanji) dengan Amilase Air Ludah.
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
6/36
Penentuan Temperatur Optimal untuk Hidrolisis Pati dengan Amilase Air Ludah.
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
7/36
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
8/36
Kecepatan Hidrolisis Pati oleh Amilase Air Ludah pada Kondisi Optimum.
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
9/36
Hasil Hidrolisis Kanji dengan Air Ludah.
V. Hasil dan Pembahasan.
1. Hasil Pengamatan.
Penentuan pH Optimum untuk Hidrolisis Pati (kanji) dengan Amilase Air Ludah.
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
10/36
Waktu Tabung 1
0,5 M HCl
Tabung 2
0,05 M HCl
Tabung 3
Aquades
Tabung 4
0,5 M
Na2CO3
30 detik Biru pekat Hijau
kehitaman
hitam Biru tua
1 menit Biru pekat Hijau
kehitaman
hitam Biru tua
2 menit Biru pekat Hijau
kehitaman
hitam Biru tua
3 menit Biru pekat Hijau
kehitaman
hitam Biru tua
4 menit Biru pekat Hijau
kehitaman
hitam Biru tua
5 menit Biru pekat Hijau
kehitaman
hitam Biru tua
6 menit Biru pekat Hijau
kehitaman
hitam Biru tua
7 menit Biru pekat Hijau
kehitaman
hitam Biru tua
8 menit Biru pekat Hijau
kehitaman
hitam Biru tua
9 menit Biru pekat Hijaukehitaman hitam Biru tua
10 menit Biru pekat Hijau
kehitaman
hitam Biru tua
pH Larutan 0 3 6 9
Penentuan Temperatur Optimum untuk Hidrolisis Pati (kanji) dengan Amilase Air Ludah.
Waktu Tabung 1 (00C ) Tabung (40
0C ) Tabung 3,
Aquades30 detik Tetap Tetap Tetap
1 menit Tetap Tetap Tetap
2 menit Coklat Tetap Tetap
3 menit Coklat Tetap Tetap
4 menit Merah hati Tetap Tetap
5 menit Merah hati Tetap Tetap
6 menit Merah hati Tetap Tetap
7 menit Merah hati Tetap Tetap
8 menit Merah hati Tetap Tetap
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
11/36
9 menit Merah hati Tetap Tetap
10 menit Merah hati Tetap Tetap
Setelah 10 menit
pada suhu 30 0 C
Merah hati Tetap Tetap
2. Pembahasan.
Percobaan ini adalah suatu bentuk analisa aktivitas enzim amilase liur, yang ditujukan
untuk mengetahui pengaruh temperatur, pH, jumlah enzim dan jumlah substrat terhadap aktivitas
enzim amilase liur. Amilase adalah sebuah enzim yang berfungsi untuk memecahkan ikatan
glikosidik yang dimiliki oleh poliskarida. Ikatan glikosidik yaitu ikatan khas yang terdapat pada
karbohidrat (monosakarida, disakarida , dan polisakarida). Dengan perombakan oleh amilase,
suatu bentuk polisakarida dapat diubah menjadi bentuk intermedietnya, yaitu disakarida. Amilase
dapat dihasilkan di beberapa kelenjar eksokrin didalam tubuh, diantranya pankeras, dll.
Dalam percobaan hidrolisis sukrosa dan pati kali ini, kami tidak melakukan semua langkah
kerja. Kami hanya melakukan percobaan penentuan pH optimum dan temperatur optimal untuk
hidrolisis pati dengan menggunakan amilase air ludah. Hal ini dikarenakan hasil percobaan yang
kami lakukan pada percobaan penentuan pH optimum, warna dari larutan yang kami uji sampai
dengan waktu 10 menit tidak mengalami perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa larutan tidak
mengalami hidrolisis atau terhidrolisis. Sedangkan untuk melakukan percobaan selanjutnya
dibutuhkan hasil dari percobaan awal.
Pada percobaan untuk menentukan pH optimum, berdasarkan warna larutan uji diperoleh
pH masing-masing: 0; 3; 6, dan 9. Pada tubung 1 dan 2 diperoleh pH masing-masing 0 dan 3
sehingga dapat disimpulkan bahwa larutan dalam tabung 1 dan 2 bersifat asam, sedangakan pada
tubung 3 dan 4, karena diperoleh pH 6 dan 9, maka larutan dalam tabung 3 dan 4 bersifat basa.
Pada percobaan kedua yaitu menentukan temperatur optimal. Ketiga tabung reaksi yang
berisi larutan uji diperlakukan berbeda. Tabung 1 diletakkan pada suhu kamar, tabung 2 pada air
yang bersuhu 40oC, sedangkan tabung ketiga diletakkan pada air mendidih dalam gelas
kimia. Jika suhu naik, maka benturan antara molekul bertambah, sehingga reaksi kimia akan
meningkat, dan sebaliknya. Enzim amilase bekerja pada suhu kompartemen 37C. Pemanasan
yang dilakukan (meningkatkan suhu), mengakibatkan enzim amilase menjadi inaktif. Bahkan bila
diberi perlakuan termal berlebihan dapat menyebabkan denaturasi koenzim (kompenen enzim
yang berupa protein). Denaturasi adalah kerusakan sturuktural dari sebuah makromolekul (enzim
amilase) yang disebabkan beberapa faktor sehingga tidak dapat mengubah amilum menjadi
maltosa dengan produk antara berupa dekstrin. Akibatnya, amilum yang bereaksi dengan indikator
warna, larutan iodium, tetap menghasilkan warna ungu (biru tua) yaitu pada tabung 3 meskipun
didiamkan dalam waktu yang lama. Pada suhu 40C ( tabung 2) aktivitas enzim masih
menunjukkan kenaikan, jika suhu > 45C, akan timbul efek yang berlawanan dan menjelang suhu
55C fungsi katalitik enzim akan musnah (tabung 3).
Dalam saliva yang tidak dipanaskan, dihasilkan warna ungu yang makin lama makin
mendekati warna jernih atau hampir mendekati titik jernih ( tabung 1 ) dan apabila larutan pada
tabung 1 dibiarkan lama warna larutannya akan berubah jernih. Namun pada percobaan yang kami
lakukan hanya dibatasi waktu sampai 10 menit saja. Hal ini menunjukkan bahwa pada suhu
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
12/36
optimum, enzim amilase dapat menjalankan fungsinya, mengubah amilum menjadi maltosa.
Amilum dan dekstrin yang molekulnya masih besar dengan iodium memberi warna biru, dekstrin-
dekstrin antaranya (eritrodekstrin) memberi warna coklat kemerah-merahan.
VI. Kesimpulan.
Aktivitas enzim dipengaruhi oleh temperatur, pH, jumlah enzim, dan jumlah substrat. Suatu enzim
dapat bekerja dengan baik bila faktor tersebut berada dalam keadaan optimum.
Enzim amilase tidak dapat bekerja sebagai enzim yang menghidrolisis amilum menjadi maltosa
dengan produk antara dekstrin apabila diberi perlakuan termal berlebihan.
Untuk membandingkan kecepatan reaksi kimia antara perlakuan campuran (pada tabung 1 dan
tabung 2) dengan temperatur yang berbeda, pH yang berbeda, jumlah enzim yang berbeda, dan
jumlah substrat yang berbeda, maka lebih baik menggunakan saliva dari satu individu, sehingga
hasil perbandingan waktu untuk mencapai titik akromiknya bisa sangat valid.
Enzim amilase tidak bekerja karena mengalami denaturasi (rusak) pada bagian apoenzimnya.
Pada suhu yang optimum (level optimum), menghasilkan maltosa dan dekstrin sebagai produk
samping, yang dapat terlihat pada warna campuran larutan yang didiamkan dalam jangka waktu
tertentu akan menjadi jernih.
Keadaan optimum berbeda-beda untuk tiap enzim.
Warna jernih dapat terbentuk disebabkan amilum yang berikatan dengan iod sehingga warna ungu
telah mengalami proses hidrolisis menjadi maltosa dan dekstrin yang tidak menimbulkan warna
apabila berada dalam larutan iodium.
Dalam percobaaan pertama yaitu menentukan pH optimum yang mengahasilkan larutan yangtidak mengalami hidrolisis dimungkinkan karena kesalahan praktikan. Mungkin dalam
menambahkan air pada air ludah terlalu banyak sehingga menyebabkan larutan yang diuji tidak
mengalami hidrolisis.
DAFTAR PUSTAKA
cocoexperiment.blogspot.com/.../pengaruh-enzim-pada-berbagai-reaksi.htmlHart, H.
1983.Kimia Organik.Terjemahan Suminar Achmadi. Jakarta: Erlangga.Girindra, A. 1993.Biokimia I. Jakarta: Gramedia
http://teguhsetiawanto.blogspot.com/2007/10/enzim.html
Lehninger, A.L. 1988. Dasar-Dasar Biokimia I. Terjemahan Maggy Thenawijaya. Jakarta:
Erlangga
Panil, Zulbadar. 2004.Memahami Teori dan Praktek Biokimia Dasar Medis. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
http://techandscience.co.cc/http://techandscience.co.cc/http://techandscience.co.cc/http://techandscience.co.cc/ -
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
13/36
TINJAUAN PUSTAKA
Pati
Pati merupakan senyawa polisakarida yang terdiri dari
monosakarida yang berikatan melalui ikatan
oksigen. Monomerdari pati adalah glukosa yang (1,4)-
glikosidik, yaitu ikatan kimia yangaberikatan dengan
ikatan menggabungkan 2 molekul monosakarida yang
berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pati merupakan
zat tepung dari karbohidrat dengan suatu polimer senyawa
glukosa yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu
amilosa dan amilopektin. Polimer linier dari D-glukosa
membentuk amilosa dengan )-1,4-glukosa. Sedangkan
polimer amilopektin adalah terbentukaikatan ( )-1,4-
glukosida dan membentuk cabang pada ikatanadari ikatan( )-1,6-glukosida.a( Pati dihasilkan dari proses fotosintesis
tanaman yang dibentuk (disintesa) di dalam daun (plastid)
dan amiloplas seperti umbi, akar atau biji dan merupakan
komponen terbesar pada singkong, beras, sagu, jagung,
kentang, talas, dan ubi jalar (Anonim 2009).
Pati Murni
Pati murni adalah pati yang hanya terdiri dari komponen
(fraksi) utama pati, yaitu amilosa dan amilopektin.
Tepung Sagu
Pati sagu merupakan pati yang diperoleh dari hasil
ekstraksi inti batang sagu (empulur batang). Hal tersebut
dilakukan karena secara mikroskopis, granula pati sagu
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
14/36
terkonsentrasi pada empulur batang sagu. Pati sagu
mengandung 27% (w/w) amilosa dan 73% (w/w)
amilopektin (Flach, 1983). Pati sagu banyak digunakan
sebagai bahan campuran produk mie, soun, roti, dan
bakso. Pati sagu berbentuk oval dan ukuran granulanya
relatif lebih besar (20-60 m) dibandingkan dengan ukuran
granula pati yang lainnya. Modifikasi pati sagu dapat
menyebabkan profilpasta pati memiliki viskositas puncakdan breakdownyang lebih rendah, serta viskositas akhir
yang lebih tinggi (Ramadhan, 2009).
Tepung Beras
Dalam tepung beras(yang dibuat dari biji beras tanpa kulit)
mengandung proteinyang jauh lebih sedikit daripada
tepung terigu, misalnya pati yang terdapat di beras(dantepungnya) justru lebih sederhana lagi. Pati adalah
rangkaian gula(tech speaks glucose) yang sambung-
menyambung menjadi sebuah rantai(Anonim 2008).
Tepung terigu banyak mengndung zat pati, yaitu
karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Tepung
terigu banyak mengandung protein dalam bentuk gluten,
yang berperan dalam menentukan kekenyalan makanan
yng terbuat dari bahan terigu (Anonim 2008).
Pati jagung (Tepung Maizena)
Daya absorbsi air dari pati jagung perlu diketahui karena
jumlah air yang ditambahkan pada pati mempengaruhi sifat
pati. Granula pati utuh tidak larut dalam air dingin. Granula
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
15/36
pati dapat menyerapair danmembengkak, tetapi tidak dapat
kembali seperti semula (retrogradasi). Air yang terserap
dalam molekul menyebabkan granula mengembang. Pada
proses gelatinisasi terjadi pengrusakan ikatan hidrogen
intramolekuler. Ikatan hidrogen berperan mempertahankan
struktur integritas granula. Terdapatnya gugus hidroksil
bebas akan menyerap air, sehingga terjadi pembengkakan
granula pati. Dengan demikian, semakin banyak jumlah
gugus hidroksil dari molekul pati semakin tinggi
kemampuannya menyerap air. Oleh karena itu, absorbsi air
sangat berpengaruh terhadap viskositas (Tester and
Karkalas 1996). Kadar amilosa yang tinggi akan
menurunkan daya absorbsi dan kelarutan. Pada
amilomaize dengan kadar amilosa 42,6-67,8%, dayaabsorsi dan daya larut berturut-turut 6,3 (g/g)(oC) dan
12,4%. Jika jumlah air dalam sistem dibatasi maka amilosa
tidak dapat meninggalkan granula. Nisbah penyerapan air
dan minyak juga dipengaruhi oleh serat yang mudah
menyerap air.
Pati jagung mengandung 28% (w/w) amilosa dan 72%
(w/w) amilopektin. Pati jagung berbentuk bulat (polihedral)
dan granulanya berukuran kurang lebih 15 m. Granula
pati yang berukuran lebih kecil relatif kurang tahan
terhadap perlakuan panas dan air dibandingkan dengan
granula pati yang lebih besar.
Amilosa
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
16/36
Amilosa merupakanpolisakarida,polimer yang tersusun
dariglukosasebagaimonomernya.Tiap-tiap monomer
terhubung dengan ikatan 1,6-glikosidik. Amilosa
merupakan polimer tidak bercabang yang bersama-sama
denganamilopektinmenjadi komponen penyusunpati.
Dalam masakan, amilosa memberi efek keras atau pera
bagi pati atau tepung
Amilosa adalah bagian dari pati yang terdapat dalam
tumbuh-tumbuhan terutama pada padi-padian, biji-bijian
dan umbi-umbian. Perbandingan antara amilosa dan
amilopektin dapat menentukan tekstur pera atau tidaknya
nasi, cepat atau tidaknya mengeras, lengket atau tidaknya
nasi, warna dan kilap. Pada beras, semakin kecil
kandungan amilosa, nasi yang dihasilkan akan semakinpulen. Semakin tinggi kadar amilosa volume nasi yang
diperoleh makin besar tanpa kecenderungan mengempes,
hal ini dikarenakan amilosa mempunyai kemampuan
retrogadasi yang lebih besar. Berdasarkan kadar amilosa,
beras diklasifikasikan menjadi ketan atau beras beramilosa
sangat rendah (25%) (Munarso 1993).
Peranan perbandingan amilosa dan amilopektin terlihat
pada serealia, contohnya pada beras. Semakin kecil
kandungan amilosa atau semakin tinggi kandungan
amilopektin, semakin lekat nasi tersebut. Beras ketan
http://id.wikipedia.org/wiki/Polisakaridahttp://id.wikipedia.org/wiki/Polisakaridahttp://id.wikipedia.org/wiki/Polisakaridahttp://id.wikipedia.org/wiki/Glukosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Glukosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Glukosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Monomerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Monomerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Monomerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Amilopektinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Amilopektinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Amilopektinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Patihttp://id.wikipedia.org/wiki/Patihttp://id.wikipedia.org/wiki/Patihttp://id.wikipedia.org/wiki/Patihttp://id.wikipedia.org/wiki/Amilopektinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Monomerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Glukosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Polisakarida -
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
17/36
praktis tidak ada amilosanya(1-2%), sedang beras yang
mengandung amilosa lebih besar dari 2% disebut beras
biasa atau beras bukan ketan. Semakin tinggi kadar
amilosa maka nilai pengembangan volume akan semakin
tinggi. Hal itu karena dengan kadar amilosa yang tinggi
maka akan menyerap air lebih bnyak sehingga
pengembangan volume juga semakin besar (Makfoeld
1982).
Amilopektin
Amilopektin merupakan polisakarida yang tersusun
dari monomer -glukosa (baca: alfa glukosa). Amilopektin
merupakan molekul raksasa dan mudah ditemukan karena
menjadi satu dari dua senyawa penyusun pati, bersama-
sama dengan amilosa. Walaupun tersusun dari monomer
yang sama, amilopektin berbeda dengan amilosa, yang
terlihat dari karakteristik fisiknya. Secara struktural,
amilopektin terbentuk dari rantai glukosa yang terikat
dengan ikatan 1,6-glikosidik, sama dengan amilosa.
Namun demikian, pada amilopektin terbentuk cabang-
cabang (sekitar tiap 20 mata rantai glukosa) dengan ikatan
1,4-glikosidik. Amilopektin tidak larut dalam air. Glikogen
(disebut juga pati otot) yang dipakai oleh hewan sebagai
penyimpan energi memiliki struktur mirip dengan
amilopektin. Perbedaannya, percabangan pada glikogen
lebih rapat/sering. Isomer dalam ilmu kimia, isomer ialah
molekul-molekul dengan rumus kimia yang sama (dan
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
18/36
sering dengan jenis ikatan yang sama), namun memiliki
susunan atom yang berbeda (dapat diibaratkan sebagai
sebuah anagram). Kebanyakan isomer memiliki sifat kimia
yang mirip satu sama lain. Juga terdapat istilah isomer
nuklir, yaitu inti-inti atom yang memiliki tingkat eksitasi yang
berbeda. Contoh sederhana dari suatu isomer adalah
C3H8O. Terdapat 3 isomer dengan rumus kimia tersebut,
yaitu 2 molekul alkohol dan sebuah molekul eter. Dua
molekul alkohol yaitu 1-propanol (n-propil alkohol, I), dan 2-
propanol (isopropil alkohol, II). Pada molekul I, atom
oksigen terikat pada karbon ujung, sedangkan pada
molekul II atom oksigen terikat pada karbon kedua
(tengah). Kedua alkohol tersebut memiliki sifat kimia yang
mirip. Sedangkan isomer ketiga, metil etil eter, memilikiperbedaan sifat yang signifikan terhadap dua molekul
sebelumnya. Senyawa ini bukan sebuah alkohol, tetapi
sebuah eter, dimana atom oksigen terikat pada dua atom
karbon, bukan satu karbon dan satu hidrogen seperti
halnya alkohol. Eter tidak memiliki gugus hidroksil.
Terdapat dua jenis isomer, yaitu isomer struktural dan
stereoisomer. Isomer struktural adalah isomer yang
berbeda dari susunan/urutan atom-atom terikat satu sama
lain. Contoh yang disebutkan diatas termasuk kedalam
isomer struktural. Sedangkan stereoisomer memiliki
struktur yang sama, namun beberapa atom atau gugus
fungsional memiliki posisi geometri yang berbeda (Anonim
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
19/36
2010). Pati memiliki dua fraksi apabila dipanaskan pada
suhu tinggi. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak
terlarut desibut amilopektin.
Pencernaan Pati.
Daya cerna pati adalah tingkat kemudahan suatu jenis pati
untuk dapat dihidrolisis oleh enzim pemecah pati menjadi
unit-unit yang lebih sederhana. Berdasarkan hasilpercobaan, diperoleh bahwa daya cerna pati murni
(sebagai kontrol) adalah 100.0000%, daya cerna pati sagu
alami adalah 97.4175%, daya cerna pati sagu termodifikasi
adalah 145.6241%, daya cerna pati jagung alami adalah
95.8393%, daya cerna pati jagung termodifikasi adalah
93.4003%, dan daya cerna pati resisten adalah 13.3429%.
Daya cerna pati adalah tingkat kemudahan suatu jenis pati
untuk dapat dihidrolisis oleh enzim pemecah pati menjadi
unit-unit yang lebih sederhana. Dayacerna pati dihitung
sebagai persentase relatif terhadap pati murni.
Patimurni diasumsikan dapat dicerna dengan sempurna
dalam saluran pencernaan.Pati modifikasi memiliki daya
cerna yang lebih rendah karena kemungkinanmengandung
pati resisten yang lebih tinggi.
Karbohidrat yang masuk melalui mulut harus dipecah
terlebih dulu menjadipersenyawaan yang lebih sederhana
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
20/36
sebelum dapat melewati dinding usus dan masuk ke
sirkulasi darah. Monosakarida adalah karbohidrat
sederhana yang secara normalbisa melewati dinding usus.
Proses pemecahan karbohidrat ini disebut
pencernaankarbohidrat yang dibantu dengan enzim
amilase. Dalam mulut, makanan bercampur dengan
amilase yang akan mengubah pati menjadi dekstrin.
Umumnya hanyasebagian kecil saja yang dapat dicerna.
Sebelum makanan bereaksi asam denganadanya HCl yang
diproduksi asam lambung, pati akan diubah sebisa
mungkin menjadidisakarida (Maryati 2000).Enzim
digolongkan menurut reaksi yang diikutinya. Commision on
Enzymes of theInternational Union of Biochemistry
membagi enzim dalam enam golongan besar,yaituoksidoreduktase, transferase, hidrolase, liase, isomerase,
dan ligase. Enzim yangtermasuk dalam kelompok hidrolase
bekerja sebagai katalis pada reaksi hidrolisis.Salah satu
enzim yang termasuk golongan ini ialah enzim amilase
yang dihasilkan air liur. Enzim amilase dapat memecah
ikatan-ikatan pada amilum hingga terbentuk maltosa
(Mercier 1988).
Enzim Amilase
Enzim adalah satu atau beberapa
guguspolipeptida(protein) yang berfungsi
sebagaikatalis(senyawa yang mempercepat proses reaksi
tanpa habis bereaksi) dalam suatureaksi kimia.Enzim
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polipeptida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polipeptida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Katalishttp://id.wikipedia.org/wiki/Katalishttp://id.wikipedia.org/wiki/Katalishttp://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Katalishttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polipeptida&action=edit&redlink=1 -
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
21/36
bekerja dengan cara menempel pada
permukaanmolekulzat-zat yang bereaksi dan dengan
demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi
karena enzim menurunkanenergi pengaktifanyang dengan
sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian
besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis
enzim hanya dapat bekerja pada satu
macamsenyawaataureaksi kimia.Hal ini disebabkanperbedaanstruktur kimiatiap enzim yang bersifat tetap.
Sebagai contoh, enzim-amilasehanya dapat digunakan
pada proses perombakanpatimenjadiglukosa.
Pencernaan karbohidrat sudah dimulai sejak makanan
masuk ke dalam mulut; makanan dikunyah agar dipecah
menjadi bagian-bagian kecil, sehingga jumlah permukaanmakanan lebih luas kontak dengan enzim-enzim
pencemaan.
Di dalam mulut makanan bercampur dengan air ludah yang
mengandung Enzim Amilase (ptyalin). Enzim Amilase
bekerja memecah karbohidrat rantai panjang seperti
amilum dan dekstrin, akan diurai menjadi molekul yang
lebih sederhana maltosa. Sedangkan air ludah berguna
untuk melicinkan makanan agar lebih mudah ditelan.
Hanya sebagian kecil amilum yang dapat dicema di dalam
mulut, oleh karena makanan sebentar saja berada di dalam
rongga mulut. Oleh karena itu sebaiknya makanan
dikunyah lebih lama, agar memberi kesempatan lebih
http://id.wikipedia.org/wiki/Molekulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Molekulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Molekulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Energi_pengaktifanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Energi_pengaktifanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Energi_pengaktifanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_kimiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Struktur_kimia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Struktur_kimia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%CE%91-amilase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%CE%91-amilase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%CE%91-amilase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%CE%91-amilase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Patihttp://id.wikipedia.org/wiki/Patihttp://id.wikipedia.org/wiki/Patihttp://id.wikipedia.org/wiki/Glukosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Glukosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Glukosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Glukosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Patihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%CE%91-amilase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Struktur_kimia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Energi_pengaktifanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Molekul -
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
22/36
banyak pemecahan amilum di rongga mulut. Dengan
proses mekanik, makanan ditelan melalui kerongkongan
dan selanjutnya akan memasuki lambung.
Dinitrosalisilat
Dinitrosalisilat adalah peraksi yang digunakan pada
saat pengukuran gula pereduksi. Dengan ditambahkannya
dinitrosalisilat ini ke dalam formula yang akan di ukurdenga spektrofotometri pada absorbansi tertentu, maka
akan lebih memudahkan dalam pengukuran reaksi untuk
pengukuran gula pereduksi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara umum menurut Sajilata et al. (2006) pati adalah
bentuk penting polisakarida yang tersimpan dalam jaringan
tanaman, berupa granula dalam kloroplas daun serta
dalam amiloplas pada biji dan umbi. Pati juga merupakan
homopolimer glukosa yang dihubungkan oleh ikatan -
glikosidik (Winarno 1992). Pati terdiri dari dua fraksi yang
dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarutnya
merupakan amilosa, sedangkan fraksi tidak terlarutnya
merupakan amilopektin (Anonim 2009). Selain
mengandung amilosa dan amilopektin, pati juga
mengandung sejumlah air, lemak, protein, dan ion mineral
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
23/36
yang terdapat dalam matriks granula pati (Dziedzic dan
Kearsley 1984).
Daya cerna pati adalah tingkat kemudahan suatu jenis pati
untuk dapat dihidrolisis oleh enzim pemecah pati menjadi
unit-unit yang lebih sederhana (Mercier 1988). Daya cerna
pati dihitung sebagai hasil persentase relatif terhadap pati
murni (soluble starch). Pati murni diasumsikan dapat dicerna
dengan sempurna dalam saluran pencernaan.
Pada praktikum ini dilakukan penentuan daya cerna pati
secara in vitro. Hal ini dilakukan karena penentuan pati
secara in vitro relatif lebih mudah dibandingkan analisis
secara in vivodimana pada analisis iin vivo pati biasanya
sudah diubah menjadi energi sehingga sulit untuk dianalisis
daya cernanya. Sedangkan sampel yang digunakan adalahtepung beras, tepung terigu, tepung sagu, tepung maizena,
dan pati murni sebagai kontrol.
Untuk menentukan daya cerna pati secara in vitro,sampel
terlebih dahulu ditimbang sebanyak 1 gram dan
dimasukkan ke dalam tabung erlenmeyer. Selanjutnya,
sampel ditambahkan dengan 100 ml H2O dan dipanaskan
dalam dalam waterbathhingga mencapai suhu 900C agar
pati dalam tepung terlarut sehingga dapat dicerna oleh
enzim nantinya (terbentuk gelatin). Kemudian larutan pati
tersebut didinginkan dan diambil sebanyak 2 ml untuk
ditempatkan ke dalam tabung reaksi. Setelah itu, larutan
pati diencerkan dengan 3 ml akuades dan ditambahkan 5
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
24/36
ml larutan bufer Na-fosfat 0,1 M pH 7.0 agar tingkat
keasamannya berada pada pH 7.0 dan tetap. Kemudian
larutan tersebut diinkubasi pada suhu 370C selama 15
menit untuk menciptakan kondisi agar enzim dapat bekerja
maksimum nantinya. Lalu, larutan tersebut ditambahkan
enzim amilase dan diinkubasi lagi selama 30 menit pada
suhu 370C dengan maksud agar sesuai dengan suhu tubuh
manusia dan enzim bisa bekerja. Setelah selesai inkubasi,
sebanyak 1 ml larutan diambil, ditempatkan dalam tabung
reaksi berbeda dan ditambahkan 2 ml perekasi
dinitrosalisilat (1 g 3,5-asam dinitrosalisilat + 30 g Na-K
tartarat + 1.6 g NaOH dalam 100 ml akuades). Kemudian,
larutan tersebut dididihkan selama 10 menit pada suhu
1000
C. Selanjutnya larutan didinginkan dan ditambahkan 10ml H2O agar tidak terlalu pekat ketika dianalisis dengan
spektrofotometer. Setelah itu, larutan tersebut diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 520 nm. Daya
cerna pati dihitung sebagai persentase relatif terhadap pati
murni sebagai standar.
Adanya perlakuan diatas menyebabkan pati terhidrolisis
oleh enzim -amilase menjadi unit-unit yang lebih kecil
(gula sederhana). Semakin tinggi daya cerna suatu pati
berarti semakin banyak pati yang dapat dihidrolisis dalam
waktu tertentu yang ditunjukkan oleh semakin banyaknya
glukosa dan maltosa yang dihasilkan. Glukosa dan maltosa
dapat bereaksi dengan pereaksi asam dinitrosalisilat
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
25/36
sehingga kadar keduanya dapat diukur secara
spektrofotometri.
Menurut Winarno (1983) hidrolisis enzim -amilase pada
amilosa melalui dua tahap. Tahap pertama yaitu degradasi
amilosa menjadi maltosa dan maltotriosa yang terjadi
secara acak. Tahap selanjutnya yaitu pembentukan
glukosa dan maltosa sebagai akhir secara tidak acak danberjalan lebih lambat (Winarno 1983).
Standar dibuat menggunakan maltosa dengan konsentrasi
yang berbeda. Standar diberi perlakuan sama seperti
sampel, namun setelah pemanasan 90ostandar dibuat
menjadi 10 konsentrasi berbeda yang kemudian kembali
diberi perlakuan seperti sampel. Berdasarkan pengukuran
dengan spektrofotometer, didapat 10 absorbansi yang
kemudian dibuat menjadi kurva dengan persamaan
y=0,073x+0,337. Berikut kurva standar maltosa :
Grafik 1. Kuva standar maltosa
Absorbansi sampel yang telah diukur, kemudian diolah
dengan rumus untuk menentukan daya cerna pati.
Berdasarkan perhitungan didapat hasil daya cerna pati
sebagai berikut :
Tabel 1. Daya cerna pati
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
26/36
Sampel daya cerna
Pati murni 100
Tepung beras 287.9
Tepung sagu 213.2
Tepung terigu 225.3
Tepung maizena 95.1
Daya cerna pati yang didapat dari hasil praktikum,
menunjukkan daya cerna yang lebih tinggi daripada dayacerna pati murni. Hasil ini didapat dari perbandingan
miligram pati pada sampel dengan miligram pati murni.
Miligram pati sampel didapat dari hasil perhitungan
dengan standar dan absorbansi.
Berdasarkan literatur pati pada tepung memiliki daya cerna
yang lebih rendah daripada pati murni. Daya cerna pati
tepung beras adalah 97,9%, pati sagu 97,4%, pati jagung
(maizena) 95,8%, dan tepung terigu 64,8%. Hasil
yangdidapat pada praktikum lebih tinggi daripada literatur.
Hal ini disebabkan oleh beberapa kesalahan pada saat
praktikum.
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
27/36
Kesalahan yang dapat mengganggu penilaian daya cerna
ialah pembuatan standar. Standar yang dibuat pada
praktikum ini kurang akurat, karena data absorbansi yang
didapat tidak linier. Data absorbansi yang didapat
merupakan data fluktuatif. Hal ini disebabkan oleh kurang
telitinya praktikan dalam melakukan pengukuran
absorbansi. Pembacaan absorbansi yang salah juga dapat
terjadi dalam pembacaan absorbansi sampel, sehingga
pembacaan absorbansi ini merupakan titik kritis dari
praktikum.
Berdasarkan literatur dan hasil praktikum, tepung dengan
daya cerna pati paling tinggi adalah tepung beras,
sementara tepung dengan daya cerna paling rendah
adalah tepung terigu. Daya cerna pati dipengaruhi oleh
komposisi amilosa atau amilopektin. Sampai saat ini masih
terjadi perbedaan pendapat diantara ilmuwan mengenai
kecepatan pencernaan pati, hubungannya dengan
kandungan amilosa-amilopektin. Sebagian besar ilmuwan
berpendapat bahwa amilosa dicerna lebih lambat
dibandingkan dengan amilopektin (Miller et al. 1992; Foster-
Powell et al.2002; Behall & Hallfrisch 2002) , karena
amilosa merupakan polimer dari gula sederhana dengan
rantai lurus, tidak bercabang. Rantai yang lurus ini
menyusun ikatan amilosa yang solid sehingga tidak mudah
tergelatinasi. Oleh karena itu amilosa lebih sulit dicerna
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
28/36
dibandingkan dengan amilopektin yang merupakan polimer
gula sederhana, bercabang dan struktur terbuka.
Berdasarkan karakteristik tersebut maka pangan yang
mengandung amilosa tinggi memiliki aktivitas hipoglikemik
lebih tinggi diban dingkan dengan pangan yang
mengandung amilopektin tinggi. Namun sebaliknya,
berdasarkan mekanisme hidrolisis enzimatis, amilosa dapat
dihidrolisis hanya dengan satu enzim yaitu -amilase.
Sedangkan amilopektin, karena mempunyai rantai cabang,
maka pertamakali yang dihidrolisis adalah bagian luar oleh
-amilase, kemudian dilanjutkan oleh (1-6) glukosidase.
Selain itu, berat molekul amilopektin lebih besar
dibandingkan dengan amilosa. Berdasarkan pertimbangan
ini, maka amilopektin memerlukan waktu yang lebih lamauntuk dicerna dibandingkan dengan amilosa (Lehninger,
1982).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Daya cerna pati adalah tingkat kemudahan suatu jenis pati
untuk dapat dihidrolisis oleh enzim pemecah pati menjadi
unit-unit yang lebih sederhana. Berdasarkan hasil
praktikum, daya cerna pati tepung beras ialah 287%, daya
cerna pati tepung sagu ialah 213%, daya cerna pati tepung
maizena ialah 95%, dan tepung terigu 225%. Tepung
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
29/36
dengan daya cerna terbaik adalah tepung beras. Daya
cerna dipengaruhi oleh kandungan amilosa dan
amilopektin.
Saran
Sebaiknya standar dibuat oleh praktikan dengan
ketelitian tinggi. Pengukuran absorbansi sebaiknya
dilakukan oleh orang yang sama, agar tidak terjadi biaspengukuran dikarenakan perbedaan cara pengukuran dari
masing-masing praktikan. Tepung beras dapat digunakan
untuk diet dengan kebutuhan karbohidrat yang tinggi,
karena tepung beras memiliki daya cerna pati yang tinggi
dibandingkan dengan tepung lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Pati
Resistant.http://id.wikipedia.org/wiki/Pati_resistan[24 Maret
2011].
http://id.wikipedia.org/wiki/Pati_resistanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pati_resistanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pati_resistanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pati_resistan -
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
30/36
Anonim. 2010.
amilopektin.http://id.wikipedia.org/wiki/Amilopektin[24 Maret
2011].
Anonim. 2008. Tepung.www.wikipedia.org [5 desember
2008].
Anonim. 2010. Amilopektin.http://id.wikipedia.org/wiki[24
Maret 2011].
Behall, K.M. and J. Hallfrisch. 2002. Plasma glucoce and
insulin reduction after consumption of bread varying in
amylose content. Eur J Clin Nutr 56 (9):913-920.
Dziedzic SZ dan MW Kearsley. 1984. GlucoseSyrups:
Science and Technology. London: Elsevier Applied Science
Publishers.
http://id.wikipedia.org/wiki/Amilopektinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Amilopektinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Amilopektinhttp://id.wikipedia.org/wikihttp://id.wikipedia.org/wikihttp://id.wikipedia.org/wikihttp://id.wikipedia.org/wikihttp://id.wikipedia.org/wiki/Amilopektin -
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
31/36
Foster-Powell, .KF., S.H.A. Holt, and J.C.B. Miller. 2002.
International Table of Glycemic Index and Glycemic Load
Values: 2002. Am J Clin Nutr 76: 5-56
Lehninger, A.L. 1982.Principles of Biochemistry(Dasar-
dasar Biokimia Jilid 1, diterjemahkan oleh M.
Thenawidjaya). Jakarta: Erlangga.
Makfoeld,Djarir.1982.Deskripsi Pengolahan Hasil
Nabati.Agritech.Yogyakarta.
Maryati Sri. 2000. Sistem Pencernaan Makanan. Erlangga:
Jakarta.
Mercier C and P Colonna. 1988. Starch and enzymes:
Innovations in the products, process and uses. Biofutur.
Chimic. p. 55-60.
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
32/36
Mercier, C. and P. Colonna. 1988. Starch and enzymes :
Innovations in the products, process and uses. Biofutur.
Chimic. p. 55-60.
Miller JB, E. Pang dan L. Bramall. 1992. Rice: a high or low
glycemic index food? Am J Clin Nutr. 56: 1034-1036.
Munarso J. dan R. Mudjisihono, 1993. Teknologi
pengolahan jagung untuk menunjang agroindustri
pedesaan, Makalah Simposium Penelitian Tanaman
Pangan III. Jakarta/Bogor, 23-25 Agustus 1993.
Puslitbangtan, Bogor.
Sajilata MG, SS Rekha dan RK Puspha. 2006. Resistant
starch-a review.J. Comprehensive Reviews in Food Science
and Food Safety, Vol. 5.
Septorini G. 2008. Perbedaan kadar glukosa pada
onggok.http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-
gdl-ragilsepto-5315-2-bab2.pdf (24Maret 2011)
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-ragilsepto-5315-2-bab2.pdf%20(24http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-ragilsepto-5315-2-bab2.pdf%20(24http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-ragilsepto-5315-2-bab2.pdf%20(24http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-ragilsepto-5315-2-bab2.pdf%20(24http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-ragilsepto-5315-2-bab2.pdf%20(24http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-ragilsepto-5315-2-bab2.pdf%20(24 -
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
33/36
Winarno FG. 1983.Enzim Pangan. Jakarta: PT Gramedia.
_______. 2002.Kimia Pangan dan Gizi.PT Gramedia
Pustaka Utama.Jakarta.
_______. 1992.Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRANTabel Pengamatan
Tabel 2. Data hasil dan perhitungan
Sampel a b
Absorba
ns FP mg pati
daya
cerna
Pati murni
0.07
3
0.33
7 0.519
75
0
1869.86
3 100
Tepung beras
0.07
3
0.33
7 0.861
75
0
5383.56
2 287.9121
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
34/36
Tepung sagu
0.07
3
0.33
7 0.725
75
0
3986.30
1 213.1868
Tepung terigu
0.07
3
0.33
7 0.747
75
0
4212.32
9 225.2747
Tepung
maizena
0.07
3
0.33
7 0.51
75
0
1777.39
7 95.05495
Tabel 3. Absorbansi standar
Ads by Media WatchAd Options
Konsentrasi Absorbansi
1 0.351
2 0.487
3 0.63
4 0.569
5 0.64
6 0.949
http://rvzr-a.akamaihd.net/sd/apps/adinfo-1.0-p/index.html?bj1NZWRpYSBXYXRjaCZoPXJ2enItYS5ha2FtYWloZC5uZXQmYz1ncmVlbiZvPXdzYXImZD0mdD0xOzI7Mzs0OzU7Njs3Ozg7OTsxMDsxMTsxMjsxMzsxNCZhPTQzMDAmcz0xMDA5Jnc9aWthbWVpbGF0eS53b3JkcHJlc3MuY29tJmI9YmQyJnJkPSZyaT0=http://rvzr-a.akamaihd.net/sd/apps/adinfo-1.0-p/index.html?bj1NZWRpYSBXYXRjaCZoPXJ2enItYS5ha2FtYWloZC5uZXQmYz1ncmVlbiZvPXdzYXImZD0mdD0xOzI7Mzs0OzU7Njs3Ozg7OTsxMDsxMTsxMjsxMzsxNCZhPTQzMDAmcz0xMDA5Jnc9aWthbWVpbGF0eS53b3JkcHJlc3MuY29tJmI9YmQyJnJkPSZyaT0=http://rvzr-a.akamaihd.net/sd/apps/adinfo-1.0-p/index.html?bj1NZWRpYSBXYXRjaCZoPXJ2enItYS5ha2FtYWloZC5uZXQmYz1ncmVlbiZvPXdzYXImZD0mdD0xOzI7Mzs0OzU7Njs3Ozg7OTsxMDsxMTsxMjsxMzsxNCZhPTQzMDAmcz0xMDA5Jnc9aWthbWVpbGF0eS53b3JkcHJlc3MuY29tJmI9YmQyJnJkPSZyaT0= -
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
35/36
7 0.894
8 0.975
9 0.758
10 1.149
Contoh perhitungan
y= 0,073x + 0,337
a = 0,073 ; b= 0,337
Pati tepung beras = X x FP
=
=
= 5383,5 mg
Daya cerna pati = x 100%
= x 100%
= 287,9%
-
8/12/2019 Referensi Tentang PATI
36/36
Sumber :http://ikameilaty.wordpress.com/2011/12/30/laporan-evaluasi-nilai-gizi-
daya-cerna-pati/
http://ikameilaty.wordpress.com/2011/12/30/laporan-evaluasi-nilai-gizi-daya-cerna-pati/http://ikameilaty.wordpress.com/2011/12/30/laporan-evaluasi-nilai-gizi-daya-cerna-pati/http://ikameilaty.wordpress.com/2011/12/30/laporan-evaluasi-nilai-gizi-daya-cerna-pati/http://ikameilaty.wordpress.com/2011/12/30/laporan-evaluasi-nilai-gizi-daya-cerna-pati/http://ikameilaty.wordpress.com/2011/12/30/laporan-evaluasi-nilai-gizi-daya-cerna-pati/http://ikameilaty.wordpress.com/2011/12/30/laporan-evaluasi-nilai-gizi-daya-cerna-pati/