referensi leb mitke kedua

Upload: ahyar

Post on 14-Jul-2015

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/tanaman_obat/pt/buku09.pdf http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_110_penyakit_hati.pdf http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/16/46df7e89064b122bcc01b1d9a565085f57 9c1606.pdf http://tanamanobat.org/439/kencur/ http://balittro.litbang.deptan.go.id/ind/images/stories/Buletin/20091/7-kencur.pdf Daun Kencur ekstrak http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/12TanamanObatBersifatAntibakteri110.pdf/12 TanamanObatBersifatAntibakteri110.pdf http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2111494-salmonella-typhi-dan-demamtifoid/ Tifoid berasal dari bahasa Yunani yang berarti smoke, karena terjadi penguapan panas tubuh serta gangguan kesadaran disebabkan demam yang tinggi. Penularan penyakit ini hampir selalu terjadi melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh kuman tifoid. Penularan penyakit ini terjadi karena makanan dan minuman, urin atau feases manusia yang tercemar kuman tifoid. Kuman masuk ke dalam tubuh bersama makanan atau minuman yang tercemar melalui lambung, kelenjar limfoid, usus halus dan kemudian masuk ke dalam peredaran darah. Bakteri tersebut masuk ke dalam peredaran darah berlangsung singkat, terjadi 24 72 jam tetapi belum menimbulkan gejala. Setelah akhir masa inkubasi 120 216 jam bakteri tersebut melepaskan endotoksin, menyebar ke seluruh tubuh dan menimbulkan gejala demam tifoid. Penyebab penyakit Typus ( Hepatitis A atau dulu orang menyebutnya sbg penyakit kuning krn seluruh tubuh si penderita berwarna kekuningan ) adalah bakteri bernama SALMONELLA TYPHI. Sumber penyebab hepatitis, lebih banyak disebabkan kuman yang menempel di bekas cucian gelas, sendok, piring dan sebagainya dengan kondisi air cucian yang tak diganti, tangan yang kotor. Bakteri ini umumnya terdapat dalam makanan yang sudah basi, daging mentah, maupun kotoran. Ciri-ciri umum orang terkena typus adalah awalnya pusing seperti mau flu, demam disertai nyeri, mual dan lemas, panas, perut terasa mual dan sebah (penuh), badan terasa tidak enak dan lekas capek. Salmonella typhi merupakan bakteri penyebab diare yang disertai demam tifoid (tifoid fever) yang diawali demam lebih dari seminggu dan kondisi tubuh seseorang seperti akan menderita flu. Demam sukar turun walau sudah minum obat dan disertai nyeri kepala yang hebat. Kelas : Psilopsida Ordo : Psilotales Family : Psilotaceae Genus : Salmonella

Species : Salmonella typhi Habitat Inang bagi Salmonella adalah usus halus manusia dan hewan. Makanan dan minuman terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi. Salmonella typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan berkembang biak mencapai dosis infekti. Dimensi Bakteri berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai flagel feritrik (fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram negatif, ukuran 2 - 4 mikrometer x 0.5 - 0.8 mikrometer dan bergerak. Salmonella typhi merupakan bakteri fakultatif intraseluler. Salmonella juga memiliki dua pathogenicity island yaitu SPI-1 dan SPI-2. SP-2 mengandung gen esensial untuk infeksi sistemik, replikasi intraseluler dan TTSS (type III secretion system) yang melindungi bakteri untuk tetap hidup dari proses degradasi. Potensi Demam tifoid yang disebabkan oleh Salmonella typhi merupakan penyakit sistemik, bersifat endemik, dan masih merupakan problema kesehatan diberbagai Negara berkembang di dunia. Salmonella typhi memiliki protein adhesin type-] fimbriae sebagai faktor virulensi yang berpotensi imunogenik untuk membentuk SigA protektif guna menghambat proses adhesi dan kolonisasi sehingga tahap awal infeksinya dapat dicegah. Fisiologis Pada umumnya isolat kuman Salmonella dikenal dengan sifat sifat, gerak positif, reaksi fermentasi terhadap manitol dan sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol, laktosa, Voges Praskauer dan KCN. Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan H2S. Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada fermentase glukosa. Pada agar SS,Endo, EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk bulat, kecil dan tidak berwana, pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat logam akibat pembentukan H2S Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2111494-salmonella-typhi-dandemam-tifoid/#ixzz1dwsO0mQH

http://informasidantips.com/search/daun+kencur/Posted in Tanaman Obat on Dec 21, 2010 with 1 Comment Informasi tanaman obat Kencur, semoga bisa memberikan informasi tambahan buat anda, artikel ini cocok bagi anda yang suka menggunakan obat herbal.

(Kaempferia galanga, Linn.) Sinonim : Familia : Zingiberaceae Uraian : Kencur (Kaempferia galanga) termasuk suku tumbuhan Zingiberaceae dan digolongkan sebagai tanaman jenis empon-empon yang mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Rimpang kencur mempunyai aroma yang spesifik. Daging buah kencur berwarna putih dan kulit luarnya berwarna coklat. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan berhadapan. Bunganya tersusun setengah duduk dengan mahkota bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah, bibir bunga berwara lembayung dengan warna putih lebih dominan. Kencur tumbuh dan berkembang pada musim tertentu, yaitu pada musim

penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan di tempat terbuka. Nama Lokal : Kencur (Indonesia, Jawa), Cikur (Sunda), Ceuko (Aceh); Kencor (Madura), Cekuh (Bali), Kencur, Sukung (Minahasa); Asauli, sauleh, soul, umpa (Ambon), Cekir (Sumba); Penyakit Yang Dapat Diobati : Radang Lambung, Radang anak telinga, Influenza pada bayi; Masuk angin, Sakit Kepala, Batuk, Menghilangkan darah kotor; Diare, Memperlancar haid, Mata Pegal, keseleo, lelah; Pemanfaatan : 1. Radang Lambung Bahan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari. Cara membuat: kencur dikuliti sampai bersih dan dikunyah; Cara menggunakan: ditelan airnya, ampasnya dibuang, kemudian minum 1 gelas air putih, dan diulangi sampai sembuh. 2. Radang Anak Telinga Bahan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan biji buah pala. Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus dan diberi 2 sendok air hangat; Cara menggunakan: dioleskan/dibobokkan di seputar hidung. 3. Influenza pada bayi Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan 2 lembar daun kemukus (lada berekor/ Cubeb) Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk halus, kemudian ditambah beberapa sendok air hangat. Cara menggunakan: dioleskan/dibobokkan di seputar hidung. 4. Masuk Angin Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya. Cara membuat: kencur dikuliti bersih. Cara menggunakannya: kencur dimakan dengan garam secukupnya, kemudian minum 1 gelas air putih.Dapat dilakukan 2 kali sehari. 5. Sakit Kepala Bahan: 2-3 lembar daun kencur. Cara membuat: daun kencur ditumbuk sampai halus. Cara menggunakannya: dioleskan (sebagai kompres/pilis) pada dahi. 6. Batuk a. Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.

Cara membuat : kencur diparut, kemudian ditambah 1 cangkir air hangat, diperas dan disaring. Cara menggunakan : diminum dengan ditambah garam secukupnya. b. Bahan : 1 rimpang kencur sebesar ibu jari. Cara membuat : kencur dikuliti sampai bersih dan dikunyah; Cara menggunakan : airnya ditelan, ampasnya dibuang. Dilakukan setiap pagi secara rutin. 7. Diare a. Bahan : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya. Cara membuat : kencur diparut, kemudian ditambah 1 cangkir air hangat, diperas dan disaring. Cara menggunakan : diolsekan pada perut sebagai bedak. b. Bahan : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya. Cara membuat : kencur diparut, kemudian ditambah garam secukupnya. Cara menggunakan : dioleskan pada perut sebagai bedak. 8. Menghilangkan Darah Kotor Bahan : 4 rimpang kencur sebesar ibu jari, 2 lembar daun trengguli, 2 biji cengkeh kering, adas pulawaras secukupnya. Cara membuat : semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter air sampai mendidih kemudian disaring. Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari secara teratur. 9. Memperlancar haid Bahan : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari, 1 lembar daun trengguli, 1 biji buah cengkeh tua, adas pulawaras secukupnya. Cara membuat : kencur dicincang, kemudian dicampur dengan bahan lain dan direbus bersama dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring. Cara menggunakan : diminum sekali sehari 2 cangkir. 10. Mata Pegal Bahan : 1 potong rimpang Cara membuat : kencur dibelah menjadi 2 bagian. Cara menggunakan : permukaan yang masih basah dipakai untuk menggosok pelupuk mata. 11. Keseleo Bahan : 1 rimpang kencur dan beras yang sudah direndam air. Cara membuat : kedua bahan tersebut dipipis dan air secukupnya. Cara menggunakan : dioleskan/digosokan pada bagian yang keseleo sebagai bedak.

12. Menghilangkan Lelah. Bahan : 1 rimpang besar kencur, 2 sendok beras digoreng tanpa minyak (sangan) dan 1 biji cabai merah. Cara membuat : semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring. Cara menggunakan : diminum sekaligus dan diulangi sampai sembuh. Untuk orang pria dapat ditambah dengan 1 potong lengkuas dan tepung lada secukupnya. 13. M Komposisi : KANDUNGAN KIMIA : Rimpang Kencur mengandung pati (4,14 %), mineral (13,73 %), dan minyak atsiri (0,02 %) berupa sineol, asam metil kanil dan penta dekaan, asam cinnamic, ethyl aster, asam sinamic, borneol, kamphene, paraeumarin, asam anisic, alkaloid dan gom. http://iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=137 Tinggalkan komentar anda melalui form koment yang ada, untuk memberikan tanggapan mengenai Tanaman Obat Kencur.

http://www.plantamor.com/index.php?plant=735 Kencur Kaempferia galanga L. Nama umum Indonesia: Kencur, cikur (Snd) Melayu: Cikur, cekor Pilipina: Dusol Cina: shan nai

Kencur Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas: Commelinidae Ordo: Zingiberales Famili: Zingiberaceae (suku jahe-jahean) Genus: Kaempferia Spesies: Kaempferia galanga L.

KlasifikasiDivisi: Spermatophyta Sub divisi: Angiospermae Kelas: Monocotyledonae Bangsa: Zingiberales Suku: Zingiberaceae Marga: Kaempferia Jenis: Kaempferia galanga L.

Ciri-ciriHabitus: Semak, tahunan, tinggi + 20 cm Batang: Semu, pendek, membentuk rimpang, coklat keputih-putihan. Daun: Tunggal, bentuk lonjong, panjang 7-15 cm, lebar 2-8 cm, ujung runcing, pangkal berlekuk, tepi rata, hijau. Bunga: Tunggal, bentuk terompet, panjang 2,5-5 cm, benang sari panjang 4 mm, kuning, puik putih, putih keunguan. Akar: Serabut, coklat kekuningan.

Kandungan KimiaRimpang kencur mengandung saponin, flavonoida dan pollfenol. di samping minyak atsiri.

KhasiatRimpang kencur berkhasiat sebagai obat batuk, obat kembung, obat mual, obat bengkak dan obat bisul Untuk obat batuk dipakai 5 gram rimpang segar kencur, dicuci, dikunyah-kunyah sampai halus lalu ditelan.

Isolasi Kencur (Kaempferia galanga) secara Kromatografi Lapis Tipis Preparatif http://succiariessa.blogspot.com/2011/05/isolasi-kencur-kaempferiagalanga.htmlKencur merupakan temu kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Kencur (Kaempferia galanga) termasuk suku tumbuhan Zingiberaceae dan digolongkan sebagai tanaman jenis empon-empon yang mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat. Rimpang kencur mempunyai aroma yang spesifik, daging buah kencur berwarna putih dan kulit luarnya berwarna coklat. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan berhadapan. Bunganya tersusun setengah duduk dengan mahkota bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah, bibir bunga berwara lembayung dengan warna putih lebih dominan. Tumbuhan ini tumbuh baik pada musim penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan di tempat terbuka. Nama tanaman ini antara lain adalah Kencur (indonesia, Jawa), Cikur (sunda), Ceuko (Aceh), Kencor (Madura), Cekuh (Bali), Kencur, sukung (Minahasa), Sauleh, Soul, Umpa (Ambon), Cekir (Sumba), Cekur (Malaysia), Pro hom (Thailand). Kencur memiliki kandungan kimia yaitu rimpang Kencur mengandung pati (4,14 %), mineral (13,73 %), dan minyak atsiri (0,02 %) berupa sineol, asam metil kanil dan penta dekaan, asam cinnamic, ethyl aster, asam sinamic, borneol, kamphene, paraeumarin, asam anisic, alkaloid dan gom. Berbagai masakan tradisional Indonesia dan jamu menggunakan kencur sebagai bagian resepnya. Kencur dipakai orang sebagai tonikum dengan khasiat menambah nafsu makan sehingga sering diberikan kepada anak-anak. Jamu beras kencur sangat populer sebagai minuman penyegar pula. Di Bali, urap dibuat dengan menggunakan daun kencur Berikut adalah klasifikasi dari tanaman kencur

Kerajaan: Divisi: Kelas: Ordo: Famili: Upafamili: Genus: Spesies:

Plantae Magnoliophyta Liliopsida Zingiberales Zingiberaceae Zingiberoideae Kaempferia Kaempferia galanga Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya. Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnyabahan alami) tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja,karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas,beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah:o Tipe

persiapan sampel ekstraksi pelarut

o Waktu

o Kuantitas o Suhu o Tipe

pelarut pelarut

Minyak dapat diekstraksi dengan perkolasi, imersi, dan gabungan perkolasi-imersi. Dengan metode perkolasi, pelarut jatuh membasahi bahan tanpa merendam dan

berkontak dengan seluruh spasi diantara partikel. Sementara imersi terjadi saat bahan benar-benar terendam oleh pelarut yang bersirkulasi di dalam ekstraktor. Sehingga dapat disimpulkan:o

Dalam proses perkolasi, laju di saat pelarut berkontak dengan permukaan bahan selalu tinggi dan pelarut mengalir dengan cepat membasahi bahan karena pengaruh gravitasi.

o Dalam proses imersi, bahan berkontak dengan pelarut secara periodeik sampai bahan benar-banar terendam oleh pelarut. Oleh karena itu pelarut mengalir perlahan pada permukaan bahan, bahkan saat sirkulasinya cepat. o Untuk perkolasi yang baik, partikel bahan harus sama besar untuk mempermudah pelarut bergerak melalui bahan.o

Dalam kedua prosedur, pelarut disirkulasikan secara counter-current terhadap bahan. Sehingga bahan dengan kandungan minyak paling sedikit harus berkontak dengan pelarut yang kosentrasinya paling rendah. Metode perkolasi biasa digunakan untuk mengekstraksi bahan yang kandungan minyaknya lebih mudah terekstraksi. Sementara metode imersi lebih cocok digunakan untuk mengekstraksi minyak yang berdifusi lambat. Ekstraksi bahan makanan biasa dilakukan untuk mengambil senyawa pembentuk rasa bahan tersebut. Misalnya senyawa yang menimbulkan bau dan/atau rasa tertentu. Ada dua jenis ekstraktor yang lazim digunakan pada skala laboratorium, yaitu ekstraktor Soxhlet dan ekstraktor Butt. Pada ekstraktor Soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu didih sehingga menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan keluar dalam fasa cair. Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong berisi padatan. Pelarut akan membasahi sampel dan tertahan di dalam selongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa sifon sama dengan tinggi pelarut di selongsong. Kemudian pelarut seluruhnya akan menggejorok masuk kembali ke dalam labu didih dan begitu seterusnya. Peristiwa ini disebut dengan efek sifon. Prinsip kerja ekstraktor Butt mirip dengan ekstraktor Soxhlet. Namun pada ekstraktor Butt, uap pelarut naik ke kondensor melalui annulus di antara selongsong dan dinding dalam tabung Butt. Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong langsung lalu keluar dan masuk kembali ke dalam labu didih tanpa efek sifon. Hal ini menyebabkan ekstraksi Butt berlangsung lebih cepat dan berkelanjutan (rapid). Selain itu ekstraksinya juga lebih

merata. Ekstraktor Butt dinilai lebih efektif daripada ekstraktor Soxhlet. Hal ini didasari oleh faktor berikut: o Pada ekstraktor Soxhlet cairan akan menggejorok ke dalam labu setelah tinggi pelarut dalam selongsong sama dengan pipa sifon. Hal ini menyebabkan ada bagian sampel yang berkontak lebih lama dengan cairan daripada bagian lainnya. Sehingga sampel yang berada di bawah akan terekstraksi lebih banyak daripada bagian atas. Akibatnya ekstraksi menjadi tidak merata. Sementara pada ekstraktor Butt, pelarut langsung keluar menuju labu didih. Sampel berkontak dengan pelarut dalam waktu yang sama.o

Pada ekstraktor Soxhlet terdapat pipa sifon yang berkontak langsung dengan udara ruangan. Maka akan terjadi perpindahan panas dari pelarut panas di dalam pipa ke ruangan. Akibatnya suhu di dalam Soxhlet tidak merata. Sedangkan pada ekstraktor Butt, pelarut seluruhnya dilindungi oleh jaket uap yang mencegah perpindahan panas pelarut ke udara dalam ruangan. Pembahasan Simplisia yang kami gunakan pada percobaan fitokimia adalah rimpang kencur dengan nama latin Kaempferia galanga dari Familli Zingiberaceae. Rimpang yang masih basah dipotong dan dikeringkan dibawah sinar matahari sebelum jam 09:00. Pengeringan ditujukan untuk menonaktifkan enzim yang ada pada rimpang tersebut. Setelah dikeringkan ditimbang berat kering simplisia kemudian sebagian dihaluskan untuk pengujian tes pendahuluan (tes skrining). Skrining test yang menunjukkan hasil positif hanya test pengujian adanya monoterpen dan seskuiterpen. Golongan monoterpen menunjukkan hasil positif dengan adanya warna ungu biru yang terbentuk. Berdasarkan hasil tes skrining simplisia percobaan difokuskan pada golongan monoterpenoid. Ekstraksi yang dilakukan adalah dengan cara ekstraksi panas yaitu soxhletasi karena simplisia yang akan diekstraksi adalah bagian keras tanaman yaitu rimpang sehingga perlu pemanasan agar pelarut dapat mengekstrak isolat yang diinginkan. Soxhletasi dapat menghasilkan ekstrak yang lebih banyak karena ekstraksi dilakukan secara berulang. Selain itu cara ekstraksi dengan soxhletasi dapat menghemat pelarut dibandingkan maserasi.

Pelarut yang digunakan pada proses ekstraksi adalah n-heksan sebab isolat yang diinginkan kemungkinan bersifat non polar (monoterpenoid). Prinsipnya adalah berdasarkan suka dan tidak suka suatu isolat dalam suatu pelarut. Jika isolat bersifat polar maka cenderung larut dan tertarik pada pelarut polar. Begitu juga pada isolat yang bersifat non polar akan menyukai pelarut non polar juga. Hasil soxhletasi dipisahkan dari pelarut n-heksan dan dipekatkan dengan cara Rotasi dan Evaporasi (Rotavapor). Ekstrak yang diperoleh dari rotavapor kemudian diuapkan dengan cara dibiarkan pada suhu kamar selama 2-3 hari sampai terbentuk ekstrak kental berwarna coklat yang disertai kristal putih. Ekstrak kental difraksinasi dalam berbagai perbandingan pelarut n-heksan : etil asetat dan etil asetat : metanol dengan metode Kromatografi Cair Vakum (KCV). Setiap fraksi memberikan hasil fraksinasi yang berbeda-beda. Proses identifikasi awal dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT). Pengembang yang digunakan adalah toluen : aseton dengan perbandingan 7 : 3. Semua fraksi hasil KCV ditotolkan pada pelat KLT. Identifikasi tahap selanjutnya digunakan kembali metode KLT pada fraksi yang memiliki spot yang sama yaitu fraksi no 4, fraksi gabungan 8 dan 9, fraksi no 10, fraksi gabungan 11 dan 12, fraksi no 13 dan fraksi no 14. Proses isolasi digunakan metode Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (KLTP). Pengembang yang digunakan sama dengan proses identifikasi yaitu toluen : aseton dengan perbandingan yang sama yaitu 7 : 3. Pada pelat KLTP diperoleh hasil elusi berupa 2 pita yaitu bagian atas dan bagian bawah dan tidak berwarna kemudian dideteksi dibawah sinar UV pada panjang gelombang 365 nm. Kedua pita tersebut dikerok dan dilarutkan dalam metanol dan disaring. Filtratnya di uji secara Spektrofotometri UVVisible. Puncak yang baik didapatkan dari pita pada bagian bawah dengan mengencerkan sebanyak 2 kali. Diperoleh panjang gelombang maksimum 277,6 nm dengan absorban 1,2271. Diposkan oleh succi ariessa

http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=4990 Universitas sebelas maret KAJIAN EKSTRAK KENCUR, DAUN MIMBA, DAUN CENGKEH DAN CARA APLIKASINYA TERHADAP INSIDENSI SERANGAN PATOGEN PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG (BPB) (PHYTOPHTORA CAPSICI LEONINEMEND ALIZADE AND TSAO) TANAMAN LADA Oleh : Varida Afifah Kusniati ABSTRAK KAJIAN EKSTRAK KENCUR, DAUN MIMBA, DAUN CENGKEH DAN CARA APLIKASINYA TERHADAP INSIDENSI SERANGAN PATOGEN PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG (BPB) (Phytophtora capsici Leoninemend Alizade and Tsao) TANAMAN LADA 1) Tanaman lada (Piper nigrum L.) merupakan salah satu sumber devisa negara sektor non migas. Rendahnya produktivitas lada disebabkan beberapa faktor, antara lain rawannya terserang penyakit busuk pangkal batang (BPB) yang disebabkan jamur Phytophtora capsici L. Saat ini dalam perdagangan internasional kekhawatiran konsumen terhadap residu pestisida dan kontaminasi mikroba penghasil aflatoksin mulai meningkat. Maka dibutuhkan suatu teknik pengendalian penyakit yang lebih aman dan bebas residu kimia, yaitu pengendalian penyakit dengan pestisida nabati. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak kencur, daun mimba dan daun cengkeh dalam formulasi cair dan padat terhadap insidensi serangan jamur P. capsici pada tanaman lada dan memperoleh pestisida nabati yang paling efektif dalam menekan insidensi serangan jamur P. capsici pada tanaman lada. Pelaksanaan penelitian ini di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian UNS dan lahan desa Sukosari kelurahan Mulur kecamatan Bendosari kabupaten Sukoharjo, ketinggian 110 m dpl dan kelembaban 72%. Mulai bulan Maret 2008 sampai November 2008. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari satu faktor yang terdiri dari 6 taraf perlakuan pestisida nabati dengan tiga kali ulangan, tiap 1 ulangan terdiri dari 2 tanaman: E1P (Kencur formulasi padat), E2P (Daun Mimba formulasi padat), E3P (Daun Cengkeh formulasi padat), E1C (Kencur formulasi cair), E2C (Daun Mimba formulasi cair), E3C (Daun Cengkeh formulasi cair), variabel pengamatan meliputi: insidensi penyakit yang dilakukan selama pengamatan, jumlah daun, berat basah total tanaman dan berat kering total tanaman yang dilakukan pada akhir pengamatan (setelah 3 bulan pengamatan). Data dianalisis dengan uji F taraf 5% dan 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa macam pestisida nabati tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pengamatan. Meskipun secara statistik tidak berpengaruh (karena kurangnya sampel) tetapi perlakuan menunjukkan kecenderungan. Perlakuan pestisida nabati cengkeh cair dosis 25 ml/polibag menunjukkan nilai insidensi penyakit terendah (16.67 %) Perlakuan pestisida nabati daun cengkeh formula cair menghasilkan nilai rata-rata tertinggi pada jumlah daun dan pestisida nabati daun cengkeh formula padat menghasilkan nilai rata-rata tertinggi pada berat kering total tanaman.

Jumat, 19 Maret 2010 Epochtimes http://erabaru.net/kesehatan/34-kesehatan/11592-khasiat-kencurs Memiliki nama latin Kaempferia galanga L., kencur merupakan salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kebutuhan. Tanaman serbaguna yang bernama lain cikur (Sunda), ceuko (Aceh), kencor (Madura), cekuh (Bali), sukung (Minahasa); asauli, sauleh, soul, umpa (Ambon), dan Cekir (Sumba) ini dikenal di kalangan masyarakat Indonesia sebagai bahan baku obat tradisional (jamu) dan rempah-rempah. Seiring beranjaknya waktu, kencur juga digunakan dalam industri kosmetika, fitofarmaka, penyedap makanan, dan juga minuman kemasan. Kencur merupakan terna (tumbuhan dengan batang lunak tidak berkayu atau hanya mengandung jaringan kayu sedikit sekali) kecil yang cocok ditanam di tanah yang relatif gembur dan tidak terlalu banyak air. Dia hidup di dataran rendah sampai sedang (50-600 m dpl) dengan suhu berkisar 26-30C. Daging buah berwarna putih dan kulit luarnya berwarna coklat. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan berhadapan. Selain ditanam di kebun, kencur juga dapat ditanam di dalam pot. Belakangan, selain ditanam di halaman sebagai apotek hidup sekaligus juga dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Bidang farmakologi melaporkan, rimpang atau rizoma kencur yang mempunyai aroma yang spesifik tersebut mengandung komposisi pati (4,14 %), mineral (13,73 %), dan minyak atsiri (0,02 %) berupa sineol, asam metil kanil dan penta dekaan, asam sinamat, etil ester, asam sinamic, borneol, kamphene, paraeumarin, asam anisat, alkaloid dan gom. Ekstrak methanol dari tanaman ini menunjukkan aktivitas melawan Toxocara canis (sejenis cacing parasit penyebab penyakit toksokariasis) dan efektif melawan tiga spesies yang menyebabkan granulomatous amoebic encephalitis (penyakit sistem syaraf pusat) dan amoebic keratitis (bakteri yang menyebabkan infeksi di kornea mata). Pada 1999 ekstrak rimpang juga menghalangi aktivitas virus Epstein-Barr. Riset lebih lanjut menunjukkan ekstrak rimpang secara efektif membunuh larva nyamuk Culex dan Aedes aegypti. Kelanjutan dari penemuan ini, sedang dilakukan riset terhadap kulit tikus untuk mendapatkan bahan yang tepat sebagai penolak serangga.

Resep tradisional

Telah disebutkan sebelumnya bahwa kencur merupakan tanaman yang telah dikenal dalam khasanah tradisional masyarakat Indonesia. Sebagai bumbu dapur, urap dan karedok merupakan contoh masakan yang menggunakan kencur sebagai bumbu. Bahkan di Jawa Barat, batang berikut rimpang kencur muda lazim digunakan sebagai bahan urap. Sedangkan sebagai tanaman obat, kencur juga dikenal sebagai obat radang lambung, radang anak telinga, influenza pada bayi, masuk angin, sakit kepala, batuk, diare, menghilangkan darah kotor, memperlancar haid, mata pegal, keseleo, dan menghilangkan lelah. Selanjutnya, sebagai jamu, masyarakat mengenalnya dengan nama beras kencur. Berikut beberapa ramuan sederhana yang patut dicoba.

Obat batukAmbil beberapa buah kencur, kupas kulitnya, dan parut. Setelah itu, peras hasil parutannya dan ambil airnya dengan disaring hingga kira-kira mendapatkan 250 ml. Tambahkan sedikit madu dan bubuhkan beberapa tetes air jeruk nipis. Minum 3 kali sehari hingga batuk menghilang. Resep ini lebih diutamakan jika diminum saat penyakit belum parah

KeseleoAmbil 1 rimpang kencur dan beras yang sudah direndam air. Lumatkan kedua bahan dengan air secukupnya. Oleskan atau gosokkan pada bagian yang keseleo.

Beras kencurDi kalangan masyarakat Jawa, dipadu dengan beras, kencur diolah menjadi minuman penyegar bernama beras kencur. Minuman ini juga digolongkan sebagai jamu karena konon memiliki khasiat meningkatkan nafsu makan dan menghilangkan pegal linu. Minuman ini banyak dijual di pasar tradisional dan penjaja jamu keliling. Belakangan, industri jamu telah mengemasnya dalam bentuk bubuk, konsentrat, maupun minuman penyegar dalam kemasan kotak. Jika ingin membuat sendiri di rumah, caranya mudah. Siapkan beras dan kencur sesuai kebutuhan. Jika menginginkan rasa dan aroma yang berbeda, silakan tambahkan dengan bahan-bahan lain. Biasanya bahan-bahan lain yang dibubuhkan antara lain: biji kedawung, rimpang jahe, biji kapulogo, asam jawa, kayu keningar, kunyit, jeruk nipis, atau buah pala. Untuk pemanis, digunakan gula merah dicampur gula putih atau gula batu. Cara pengolahan pada umum-nya tidak jauh berbeda. Mula-mula beras disangrai, selanjutnya ditumbuk sampai halus. Kencur diparut atau diblender. Kedua bahan ini kemudian dicampur, diperas, dan disaring, kemudian ditambah air matang sedikit demi sedikit. Sedangkan asam jawa dan gula merah masing-masing direbus sampai tercampur lalu disaring. Air asam jawa dan gula merah kemudian ditambahkan ke air campuran

beras dan kencur sambil diaduk-aduk. Untuk bahan-bahan lain yang ingin ditambahkan sesuai keinginan, juga ditumbuk sampai halus, ditambah air matang, dan diperas. Selanjutnya, tambahan rasa dan aroma dari bahan-bahan lain bisa dimasukkan sesuai komposisi racikan. (Febriant/The Epoch Times)

http://digilib.unej.ac.id/gdl42/gdl.php?mod=browse&op=read&id=gdlhub-gdlriskasukma-3155 Univ Jember PERBANDINGAN DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli, Staphylococcus aureus, DAN Salmonella typhi Undergraduate Theses from GDLHUB / 2010-09-02 10:47:04 Oleh : Riska Sukma Maria NIM 050210103207 Dibuat : 2010-09-02, dengan 1 file Keyword : Daya Hambat,Pertumbuhan Bakteri Kencur (Kaempferia galanga L.) sudah sejak lama dikenal dan ditanam di Indonesia. Tanaman kencur mempunyai kegunaan tradisional dan sosial cukup luas dalam masyarakat Indonesia (Rukmana, 1994: 10). Rimpang tanaman kencur mempunyai khasiat obat antara lain untuk menyembuhkan batuk dan mengeluarkan dahak (ekspektoansia), mencuci luka yang bernanah, borok atau kudis (Afriatini, 2001: 14). Khasiat lain dari kencur adalah untuk mengobati diare dan menghilangkan darah kotor (Ramadoni, 2008). Berbagai jenis penyakit yang menyerang tubuh manusia mulai dari ujung kaki sampai seluluh tubuh. Hampir semua bagian tubuh manusia diserang oleh mikroba patogen yang menyebabkan banyak jenis penyakit (Suriawiria, 1986: 210). Bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Samonella typhi merupakan jenies bakteri patogen yang menimbulkan penyakit. Penelitian yang dilakukan oleh Tewtrakul (2005) membuktikan bahwa minyak atsiri rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Gram positif yaitu Staphylococus aureus ATCC 25925, Streptococcus faecalis dan Bacillus subtilis dan bakteri Gram negatif yaitu Salmonella typhi, Shigella flexneri, Escherichia coli ATCC 25922. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Jember. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode difusi agar dengan sumuran dengan kontrol positif tetrasiklin 0,01% dan kontrol negatif tween 80 1%. Konsentrasi yang digunakan adalah konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100%. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali pengulangan. Analisis data dengan uji regresi untuk melihat pengaruh ekstrak etanol rimpang kencur terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Salmonella typhi, One-Way ANOVA menggunakan SPSS

versi 15 for Windows, untuk menguji perbedaan diantara semua pasangan perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan dengan =0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa Konsentrasi Hambatan Minimum (KHM) ekstrak etanol rimpang kencur terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli adalah pada konsentrasi 3%, Konsentrasi Hambatan Minimum (KHM) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus adalah pada konsentrasi 2%, sedangkan Konsentrasi Hambatan Minimum (KHM) terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi adalah pada konsentrasi 2%. Berdasarkan hasil analisis uji regresi (Tabel 4.4, Tabel 4.5, dan Tabel 4.6) menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,000