referat suci sukmawati 2011730105
DESCRIPTION
KELAINAN JANTUNG REMATIKTRANSCRIPT
PENYAKIT JANTUNG REMATIK(PJR)
Oleh: Suci Sukmawati
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTATAHUN 2015
ANATOMI JANTUNG
PENYAKIT JANTUNG REMATIK
Latar Belakang
• Penyakit jantung rematik adalah penyakit yang diakibatkan oleh komplikasi dari demam rematik yang ditandai dengan adanya cacat pada katup jantung.
• Demam rematik akut adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh adanya suatu reaksi imunologi terhadap infeksi oleh bakteri Streptokokus Group A.
TINJAUAN PUSTAKA Definisi
Epidemiologi
Demam rematik akut (DRA) merupakan penyakit reaksi autoimun lambat terhadap Streptococcus grup A (SGA)
Penyakit Jantung Rematik adalah suatu kondisi dimana katup jantung terusak oleh infeksi Streptoccocus Beta Hemoliticus Grup A yang disebabkan Penyakit Demam Rematik
terdahulu.
DRA dan PJR terjadi sebagian besar di negara yang sedang berkembang, lingkungan padat, sosial ekonomi rendah, keadaan malnutrisi, dan fasilitas kesehatan terbatas. Insidens puncak terjadi pada usia 8 tahun (rentang usia 5 – 16 tahun).
•Faktor predisposisi
•Etiollogi
Streptococcus Beta Hemoliticus Grup A
Faringitis dan pioderma
Faktor pada Individu:1. Faktor Genetik2. Jenis Kelamin3. Golongan Etnik dan Ras4. Umur5. Keadaan Gizi dan Lain-
lain
PATOGENESIS
Adanya persamaan antara kabohidrat dari streptococcus grup A dengan glycoprotein dari katup jantung.
Terdapat persamaan molekuler yaitu: streptococcal M.Protein dengan sel miocard pada manusia.
Respon autoimun karena persamaan molekul dan penempelan toksin dari SBHGA pada katup jantung terutama mitral karena di tunjang dengan reseptor spesifiknya
PERJALANAN PENYAKIT
Fase infeksi Fase laten
1 – 3 minggu sesudah infeksi
• Fase rematik
akut
• Fase
Akhir
- Carditis ringan – Carditis berat dng gagal jantung 2 – 3
bulan. – Polyarthritis migrans
DASAR DIAGNOSIS
Manifestasi
Mayor
Manifestasi Minor
Karditis
Poliartritis
Khorea
Eritema
marginatum
Nodul subkutan
PLUS
Klinis
Artralgia
Demam
Laboratorium
Peningkatan reaktan fase akut (laju endap
darah, C-reactive protein)
Pemanjangan interval PR pada EKG
Kriteria Jones (revisi) untuk pedoman dalam diagnosis reumatik (1992)
2 mayor atau 1 mayor + 2 minor
Disertai bukti infeksi Streptococcus beta
hemolyticus group A
• Sendi besar : Lutut,Pergelangan kaki,Pergelangan tangan,Siku,Pinggul,Bahu
• Dimulai dari lutut menjalar sampai ke kaki.• Bersamaan / berpindah-pindah .• Bengkak,merah , Panas sekitar sendi ,Nyeri , gangguan
fungsi sendi .• Rasa nyeri yang sangat mencolok.• Tidak ada kelainan radiologi.• Berespon terhadap salisilat.• Menghilang tanpa pengobatan dalam 5 minggu tanpa
gejala sisa .
POLIARTRITIS MIGRAN
GEJALA KLINIK
Manifestasi yang paling berat. Bising jantung organik. Perikarditis ( friction rub,efusi perikardium ,
nyeri dada) Insufisiensi mitral Bising holosistolic
(Pansistolik)halus, jika berat disertai bising
Insufisuensi aorta Pada foto torak terlihat kardiomegali
GEJALA KLINIK
KARDITIS
Pada perempuan prapubertas Pada umumnya akan sembuh sendiri walaupun dapat
berlangsung selama beberapa mimggu – 3 bulan . Gerakan –gerakan cepat , bilateral . Kelemahan otot. Inkoordinasi gerakan Gangguan emosi
GEJALA KLINIK
KHOREA SYDENHAM
GEJALA KLINIS Makuler dengan tepi eritem
Ruam gatal
Tengah pucat, Tepi berbatas tegas
Bulat , tanpa indurasi
berdiameter 2,5 cm
Pada batang tubuh dan tungkai proksimal, tidak melibatkan muka.
Tidak dipengaruhi dengan obat anti inflamasi
Dapat berulang
Jarang dijumpai
ERITEMA MARGINATUM
Jarang Permukaan ektensor sendi 0,5-2 cm, Tidak nyeri, dapat digerakan bebas. Dibawah kulit, Kulit yang menutupi ,tidak
pucat atau meradang. Timbul setelah serangan akut demam rematik Pemberian steroid cepat hilang Prognosis buruk
GEJALA KLINIS
NODUL SUB KUTAN
EKG NORMAL
PR Interval normal:
– Jarak antara permulaan P sampai dengan permulaan QRS
– Normalnya 0,12-0,20 detik
– Bila PR <0,12, hantaran dipercepat
– Bila PR >0,20, terjadi blok di AV
EKG INTERVAL P-R ABNORMAL
TABEL 1. KRITERIA WHO TAHUN 2002-2003 UNTUK DIAGNOSIS DEMAM REMATIK DAN PENYAKIT JANTUNG REMATIK (BERDASARKAN REVISI
KRITERIA JONES)Kategori diagnostik Kriteria
Demam rematik serangan pertama Dua mayor atau satu mayor dan dua minor
ditambah dengan bukti infeksi SGA
sebelumnya
Demam rematik serangan rekuren tanpa
PJR
Dua mayor atau satu mayor dan dua minor
ditambah dengan bukti infeksi SGA
sebelumnya
Demam rematik serangan rekuren dengan
PJR
Dua minor ditambah dengan bukti infeksi SGA
sebelumnya
Korea rematik Tidak diperlukan kriteria mayor lainnya atau
bukti infeksi SGA
PJR (stenosis mitral murni atau kombinasi
dengan insufisiensi mitral dan/atau
gangguan katup aorta)
Tidak diperlukan kriteria lainnya untuk
mendiagnosis sebagai PJR
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Labolatorium
EKG
Kultur tenggorok ASTO
Acute-phase reactants, Erythroscyte Sedimentation Rate (ESR)
and C-reactive protein (CRP) Blood culture
PENATALAKSANAAN
1. Perawatan tirah baring di rumah sakit
2. Eradikasi kuman Streptokokus3. Penggunaan obat anti radang4. Pengobatan khorea5. Pengobatan komplikasi bila ada
seperti Gagal jantung, tromboemboli, endokarditis bakteri dan sebagainya.
7. Diet bergizi tinggi, cukup kalori, protein, dan vitamin
PRINSIP
TATALAKSANA
Tirah baring
Pemusnahan streptokok dan pencegahan
Pengobatan antinyeri dan antiradang
PRIMER• Benzantin penicillin G Dosis 0,6-1,2 juta U i.m. • Fenoksimetilpenisilin (fenisilin v).3-4x250 mg
selama 10 hari.• Eritromisin 40-50 mg/kgBB/hr dibagi 2-4 dosis
selama 10 hr• Sefalosforin generasi pertam• Amoksisilin 25-50 mg/kgBB/hr dibagi 3 dosis
selama 10 hari
• Prednison : 2 mg/kgbb/hari dibagi 4-6 dosis • salisilat :100 mg/kgbb/hari, dibagi 4-6 minggu
Dosis prednison di tappering off pada minggu terakhir pemberian dan mulai diberikan aspirin
Setelah minggu ke-2 dosis salisilat diturunkan menjadi 75 mg/kgbb/hari
atritis Karditis
ringan
Karditis
sedang
Karditis berat
Predniso
n
- - 2-4 minggu 2-6
minggu
Aspirin 1-2 minggu 2-4 minggu 6-8 minggu 2-4
bulan
sekunder• Benzantin penicillin G Dosis 0,6-1,2 juta U i.m. • Fenoksimetilpenisilin (fenisilin v). 2x125-250 mg• Eritromisin 2x250 mg• Sulfonamid p.o.
BB<30kg:0,5g 1xhrBB>30 kg:1,0g 1x/hr
• Kelainan katup jantung yang menetap akibat demam rematik
akut dengan karditis sebelumnya .• Terutama mengenai katup mitral (75%), aorta
(25%).• Jarang mengenai katup trikuspid dan tidak
pernah mengenai katup pulmonal.• Kelainan yang terjadi dapat berupa insufisiensi, stenosis, atau
keduanya.
Penyakit jantung rematik
Stenosis mitral.
Sering usia dewasa Manifestasi klinis
Stenosis mitral ringan tidak menimbulkan keluhan yang berarti. Stenosis yang lebih berat akan menimbulkan sesak nafas dengan atau tanpa aktivitas, ortopnoe, dan palpitasi. Pemeriksaan fisik- Peningkatan impuls sepanjang garis parasternal kiri- Denyut nadi perifer melemah, tekanan nadi menyempit- Pada stenosis mitral yang berat dapat ditemukan tanda- tanda hipertensi pulmonal (bunyi jantung I mengeras, komponen pulmonal bunyi jantung II mengeras) - Bising mid- diastolic/ presistolik.
Pemeriksaan Penunjang- EKG - Foto thoraks
- Echokardiografi
Tata laksana- Antibiotik profilaksis
- Pembatasan aktivitas - Pasien dengan gejala klinis dapat dilakukan
operasi
Insufisiensi mitral
•Insufisiensi mitral merupakan kelainan katup yang tersering ditemukan akibat demam rematik akut yang disertai karditis (valvulitis mitral). •Proses penyembuhan valvulitis mitral menyebabkan daun katup menebal sehingga tidak dapat menutup dengan sempurna selama fase systole.•Perlengketan antara tepi daun katup.•Pelebaran ventrikel kiri, kerusakan otot papilaris serta korda tendinae menambah kebocoran tersebut
Pemeriksaan fisik-Peningkatan impuls di daerah apeks pada insufisiensi mitral
berat-Bunyi jantung I normal atau melemah-Bunyi jantung II dapat terdengar terpecah lebar-Bunyi jantung III sering dijumpai-Pansistolik murmur di daerah apeks menjalar kearah aksial kiri
Pemeriksaan penunjang• EKG : • Foto Thoraks• Echokardiografi• Dopler dan dopler warna
Tata laksana•Antibiotik profilaksis sesuai dengan demam rematik akut.•Pemberian ACE inhibitor seperti kaptopril dapat dipertimbangkan.•Pembatasan aktivitas tergantung derajat penyakit.•Operasi repair atau replacement.
Insufisiensi Aorta
-Kelainan katup aorta pada DR hampir selalu berupa insufisiensi aorta.-Pada sebagian kecil dapat disertai dengan stenosis aorta-Tetapi stenosis aorta murni tidak pernah ditemukan akibat reuma.-Insufisiensi aorta lebih jarang dibandingkan insufisiensi mitral. -Kelainan ini dapat terjadi setelah proses radang reumatik pada katup aorta. Pemeriksaan fisik•Impuls prekordium meningkat •Dapat dijumpai getaran bising (thrill) diastolik pada sela 3 garis parasternal kiri•Bunyi jantung I melemah, bunyi jantung II normal atau tunggal.•Bising diastolik pada sela iga 3-4 kiri•Bising sistolik pada sela iga 2 kanan karena stenosis aorta relatif•Pada insufisiensi aorta yang berat dapat terdengar bising middiastolik di apeks
Pemeriksaan penunjang
•EKG .•Foto Thoraks . .•Echokardiografi .•Doppler dan doppler berwarna .
Tata laksana• Antibiotik profilaksis seperti pada demam rematik akut.• Pada kasus ringan tidak perlu pembatasan aktivitas. • Pada kasus berat pembatasan aktivitas bergantung nyeri angina
atau sesak saat aktivitas, dan kardiomegali bermakna tergantung pada derajat klinis.
• Tindakan bedah untuk repair atau penggantian katup.
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Arthritis Rheumatoid
Artritis et causa infeksi
Karditis et causa virus
Keadaan mirip chorea
Kelainan kongenital
KOMPLIKASI
• Komplikasi yang sering terjadi pada Penyakit Jantung Reumatik (PJR)diantaranya adalah gagal jantung, pankarditis (infeksi dan peradangan diseluruh bagian jantung), pneumonitis reumatik (infeksi paru), emboli atausumbatan pada paru, kelainan katup jantung, dan infark (kematian seljantung).
PROGNOSISA. PROGNOSIS
Prognosis demam rematik tergantung teratasi atau tidaknya infeksi.Streptococcus Beta Hemoliticus grup A dan
pengobatan pencegahan.
- Ad.Vitam: tergantung berat ringannya karditis.
- Ad.Sanasionam: 3 % akan terjadi didaerah wabah faringitis dan 15% terjadi pada pasien yang pernah
mendapat serangan demam rematik sebelumnya. Faktor yang mempengaruhi kekambuhan ialah faktor imun
dan gejala sisa penderita.
- Ad.Fungsionam: dikhawatirkan akan menjadi gagal jantung jika penyembuhan dan pencegahan rekurensi
tidak adequat.
DAFTAR PUSTAKA
• Pedoman Pelayanan Medis : Jilid II, Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2011.
• Garna, Herry dan D. Nataprawira, Heda Melinda. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak. Bandung : FKUNPAD, 2014.