referat radiologi

33
KOLITIS TUBERKULOSA A.PENDAHULUAN Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang paling umum di seluruh dunia.Indonesia merupakan Negara ketiga yang memiliki prevalensi tertinggi di dunia setelah india dan china.Berdasarkan survey kesehatan nasional tahun 2001,Tb diposisikan urutan ketiga penyebab kematian di Indonesia. 1,2,3 Dari literatur mengatakan bahwa prevalensi terbanyak untuk kasus kolitis tuberkulosa adalah usia muda,dengan rata –rata umur 20-40 tahun dan jenis kelamin perempuan lebih banyak daripada pria (2:1). 3 Tuberkulosis adalah penyakit infeksi saluran pernapasan akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis.Penyebab terbanyak Mycobacterium Tuberculosis pada saluran cerna,biasanya dikarenakan tertelannya sputum yang mengandung kuman tb.Terdapat hubungan tingginya frekuensi tuberculosis saluran cerna dengan beratnya tuberculosis paru. 4 TB dalam sistem pencernaan adalah salah satu manifestasi TB ekstrapulmonary dan terdiri dari 3-16% dari semua kasus TB extrapulmonary. 5

Upload: zainal-takke-enal-takke

Post on 14-Dec-2015

74 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

Referat Radiologi Kolitis Tuberkulosis

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Radiologi

KOLITIS TUBERKULOSA

A.PENDAHULUAN

Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang paling umum di seluruh

dunia.Indonesia merupakan Negara ketiga yang memiliki prevalensi tertinggi di

dunia setelah india dan china.Berdasarkan survey kesehatan nasional tahun

2001,Tb diposisikan urutan ketiga penyebab kematian di Indonesia.1,2,3

Dari literatur mengatakan bahwa prevalensi terbanyak untuk kasus kolitis

tuberkulosa adalah usia muda,dengan rata –rata umur 20-40 tahun dan jenis

kelamin perempuan lebih banyak daripada pria (2:1).3

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi saluran pernapasan akibat bakteri

Mycobacterium tuberculosis.Penyebab terbanyak Mycobacterium Tuberculosis

pada saluran cerna,biasanya dikarenakan tertelannya sputum yang mengandung

kuman tb.Terdapat hubungan tingginya frekuensi tuberculosis saluran cerna

dengan beratnya tuberculosis paru.4

TB dalam sistem pencernaan adalah salah satu manifestasi TB

ekstrapulmonary dan terdiri dari 3-16% dari semua kasus TB extrapulmonary.5

Kolitis adalah suatu peradangan akut atau kronik pada kolon,yang berdasarkan

penyebab dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu colitis infeksi dan colitis non

infeksi. Kolitis Tb merupakan salah satu bagian dari colitis infeksi yang

disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis dan paling sering menyerang region

ileocaecal. Kolitis tb mempunyai gejala klinis nyeri perut kronis yang tidak

khas,dapat terjadi diare ringan bercampur darah,kadang-kadang

konstipasi,anoreksia dan pada pemeriksaan fisis didapatkan teraba massa

abdomen kanan bawah.6

Diagnosis pasti ditegakkan dengan ditemukannya kuman tuberculosis di

jaringan,baik dengan pemeriksaan mikroskopik langsung atau kultur biopsy

jaringan. Adanya dugaan colitis Tuberkulosa apabila didapatkan tuberkulosa paru

aktif dengan penyakit ileosekal.7

Page 2: Referat Radiologi

Pada pemeriksaan Radiologi dengan kontras yaitu Colon in loop ditemukan

penebalan dinding,distorsi lekuk mukosa,ulserasi,stenosis atau massa mirip

keganasan di sekum.Pemeriksaan kolonoskopi merupakan pemeriksaan yang

penting,untuk menegakkan diagnosis colitis tuberkulosa,karena dapat

memvisualisasikan lesi secara langsung.8

Untuk penatalaksanaan colitis Tuberkulosa,diperlukan kombinasi 3 macam

obat atau lebih obat antituberkulosis seperti pada pengobatan tb paru,demikian

pula lama pengobatan dan dosis obatnya.9

B.ANATOMI DAN FISIOLOGI

Panjang usus besar (kolon dan rectum) 1.500cm, yang terdiri dari sekum,

kolon asenden, kolon tranversum, kolon desenden, kolon sigmoid dan rectum.

Dinding usus besar mempunyai tiga lapis yaitu lapisan mukosa (bagian dalam),

yang berfungsi untuk mencernakan dan absorpsi makanan, lapisan muskularis

(bagian tengah) yang berfungsi untuk menolak makanan ke bagian bawah, dan

lapisan serosa (bagian luar). bagian ini sangat licin sehingga dinding usus tidak

berlengketan satu sama lain di dalam rongga abdomen.Berbeda dengan mukosa

usus halus,pada mukosa kolon tidak dijumpai villi dan kelenjar biasanya lurus-

lurus dan teratur. Permukaan mukosa terdiri dari pelapis epitel tipe absortif

(kolumnar) diselang seling sel goblet. Pelapis epitel kripta terdiri dari sel goblet.

Pada lamina propria secara sporadik terdapat nodul jaringan limfoid. Sel berfungsi

mengabsorpsi air, lebih dominan pada kolon bagian proksimal (asendens dan

tranversum),sedangkan sel goblet lebih banyak dijumpai pada kolon

desenden.Lamina propria lebih seluler (sel plasma, limfosit dan eosinofil)pada

bagian proksimal dibanding dengan distal dan rektum. Pada bagian distal kolon,

sel plasma hanya ada dibawah epitel permukaan. Sel paneth bisa ditemukan pada

sekum dan kolon asenden. Pada anus terdapat sfingter anal internal (otot polos)

dan sfingter anal eksternal (otot rangka) yang mengitari anus.10

Page 3: Referat Radiologi

Gambar 1 : Anatomi Kolon 1

Gambar 2 :Histologi normal kolon 2

Dinding usus besar terdiri dari empat lapisan yaitu mukosa,sub mukosa,

muskularis eksterna dan serosa. Mukosa terdiri atas epitel selapis silindris,

kelenjar intestinal, lamina propiadan muskularis mukosa.Usus besar tidak

mempunyai plika dan vili, jadi mukosa tampak lebih rata daripada yang ada pada

usus kecil.Submukosa di bawahnya mengandung sel dan serat jaringan ikat,

berbagai pembuluh darah dan saraf. Tampak kedua lapisan otot di muskulus

eksterna. Baik kolon tranversum maupun kolon sigmoid melekat ke dinding tubuh

oleh mesenterium, oleh karena itu, serosa menjadi lapisan terluar pada kedua

Page 4: Referat Radiologi

bagian kolon ini. Di dalam mesenterium terdapat jaringan ikat longgar, sel-sel

lemak,pembuluh darah dan saraf.10

Gambar 3 : Histologi Kolon 3

Kolon mengabsorpsi air sampai dengan 90% dan juga elektrolit, sehingga

mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi padat, disebut eses. Kolon tidak

memproduksi enzim, tetapi hanya mukus. Terdapat sejumlah bakteri pada kolon,

yang mampu mencerna sejumlah kecil selulosa, dan menghasilkan sedikit nutrien

bagi tubuh.Bakteri juga memproduksi vitamin K dan juga gas, sehingga

menimbulkan bau pada feses. Secara imunologis, oleh karena banyak limfonodus

terutama di appendiks dan rektum; dan sel imun dilamina propria. Feses juga

bewarna coklat yang disebabkan pigmen empedu.11

C.DEFINISI

Kolitis adalah suatu peradangan akut atau kronik pada kolon sedangkan

tuberkulosis adalah peradangan pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh

Mycobacterium Tuberculosis.12

Kolitis tuberkulosa merupakan penyakit infeksi kolon oleh Mycobacterium

Tuberkulosis biasanya lewat tertelannya sputum yang mengandung kuman.13

Page 5: Referat Radiologi

D.EPIDEMIOLOGI

Lebih sering ditemukan di Negara berkembang dengan penyakit tuberkulosis

yang menjadi masalah kesehatan masyarakat.13

E.ETIOLOGI

Kolitis Tuberkulosis merupakan bagian dari Kolitis infeksi.Penyebab dari

Kolitis Tb adalah bakteri Mycobacterium Tuberkulosis. Faktor predisposisi yang

dapat meningkatkan kejadian Kolitis tb adalah tuberkulosis paru.13

F.PATOGENESIS

Terjadinya infeksi kuman ini ke dalam saluran cerna dapat terjadi secara

primer dan sekunder. Infeksi primer terjadi melalui tertelannya mikroorganisme

secara langsung ataupun penyebaran dari tuberkulosis milier. Sedangkan infeksi

sekunder terjadi melalui tertelannya material yang telah terinfeksi kuman ini

seperti sputum yang kemudian menginvasi mukosa intestine secara langsung,

penyebaran hematogenik melalui darah menuju hepar yang kemudian diekskresi

melalui cairan empedu ke dalam saluran cerna ataupun melalui pembentukan

tuberkuloma. Terjadi peningkatan insidens tuberkulosis paru yang luas dengan

tuberkulosis intestinal sekunder sebanyak 25-80%. Terdapat hubungan yang

tinggi antara berat-ringannya infeksi tuberkulosis paru dengan frekuensi

tuberkulosis pada saluran cerna. Semua bagian saluran cerna dapat terkena

infeksi, namun yang paling sering adalah pada daerah ileosekal dan ileum

terminal.14,15

G.DIAGNOSIS

1. Gambaran klinis

Gejala klinis penyakit ini tidak khas. Yang tersering adalah keluhan pada perut

kronis yang tidak khas. Dapat terjadi diare ringan tercampur darah, konstipasi,

anoreksia,demam ringan,penurunan berat badan dan terdapat massa abdomen

kanan bawah.40% pasien yang menderita kolitis tuberkulosa dengan diare kronik

Page 6: Referat Radiologi

sebagai gejala tunggal dan 60% dengan gejala diare kronik disertai nyeri perut,

penurunan berat badan,BAB berdarah dan demam.16,17

2. Pemeriksaan Laboratorium

Dalam pemeriksaan laboratorium dilakukan pemeriksaan darah rutin,hasil

pemeriksaan darah pada kolitis tuberkulosa ditemukan indikasi anemia ringan

dengan adanya peningkatan eritrosit pada 50-80% pasien. Leukosit count biasanya

dalam kisaran normal.17Pemeriksaan basil tahan asam (BTA) dari dahak sering

memberikan hasil yang negatif.18

3. Pemeriksaan Radiologi

Foto thoraks

Foto thoraks dapat menunjukkan adanya gambaran kalsifikasi dari

tuberkulosis paru untuk masuk ke dalam saluran pencernaan.19

Gambar 4 : Pada foto thoraks ditemukan kalsifikasi hilar pada lymfadenitis TB.4

Page 7: Referat Radiologi

Foto polos abdomen

Foto polos abdomen digunakan untuk melihat adanya kelainan anatomi pada

bagian abdomen,pada pasien yang mengeluh nyeri perut yang tidak mempunyai

gejala klinis yang khas.19

Gambar 5: foto polos abdomen ditemukan kalsifikasi mesenterika Limfadenopati

pada pasien dengan tuberkulosis.5

Colon in loop

Colon in loop digunakan untuk melihat adanya kelainan pada kolon dengan

menggunakan bahan kontras barium sulfat.20

Gambaran colon in loop yang didapatkan pada kolitis tuberkulosa adalah

o Dinding kolon menebal

o Distorsi lekuk mukosa

o Ulserasi

o Stenosis atau massa mirip keganasan di sekum

Page 8: Referat Radiologi

Gambar 6 : Pemeriksaan Colon in loop ditemukan Dinding kolon menebal 6

Gambar 7 : Pemeriksaan colon in loop ditemukan striktur dari dinding abdomen

pada tuberkulosis.7

Page 9: Referat Radiologi

Pemeriksaan USG

Pemeriksaan USG tidak spesifik terhadap kolitis tuberkulosa tetapi dapat

memberikan gambaran dinding caecal menebal dan limfadenopati.20

Pemeriksaan CT-Scan

Pemeriksaan CT-Scan ditemukan:21

o Penebalan dinding secara melingkar pada ileum terminale dan caecum

o Penebalan asimetris pada ileocaecal valve

o Metastasis ke organ lain seperti paru-paru

Gambar 8: tampak penebalan asimetris pada ileoceacal valve 8

Page 10: Referat Radiologi

Gambar 9: tampak gambaran hipodens penebalan dinding kolon9

4. Pemeriksaan Kolonoskopi

Kolonoskopi adalah pemeriksaan untuk mendeteksi ketidaknormalan pada

kolon dan rektum .Proses ini dilakukan dengan memasukkan kolonoskop atau

selang yang ujungnya ada kamera ke dalam rektum.21

Gambar 10 : Kolonoskopi ditemukan penyempitan lumen, dinding kolon kaku,

ulserasi dengan tepi yang ireguler. 10

Page 11: Referat Radiologi

5. Pemeriksaan Histopatologi

Tuberkulum biasanya sebesar 1 sampai 3 mm, terbentuk sebagai reaksi radang

di sekitar kelompok basil TB. Sebagian besar terdiri atas sel epiteloid yang berasal

dari histiosit dan makrofag. Beberapa sel itu akan membesar dan berinti banyak

dan disebut sel raksasa Langhans. Di tengah tuberkulum terjadi nekrosis keju,

sedangkan lapisan luarnya terdiri atas sel limfosit. Struktur histologi ini

merupakan gambaran patologi khas TB. Gambaran patologi jaringan hasil biopsi

atau sisa jaringan debris pada dasarnya menunjukkan radang spesifik seperti ini

pula.3

6. Pemeriksaan Mikrobiologi

Pemeriksaan bakteriologi merupakan satu-satunya pembuktian mutlak akan

adanya TB. Sediaan apus untuk identifikasi kuman TB dapat dilakukan dengan

pewarnaan Ziehl Nielsen atau KenyonGabetTan. Biakan kuman dilakukan dengan

medium L’weinstein Jensen atau Middlebrook 7H-11. Bahan yang diperiksa

adalah sputum, cairan lambung, air kemih, cairan sinovium, atau debris

bergantung pada letak penyakit (Karnadihardja, 2004).Oleh karena basil TB

sangat lambat berkembang biak, diperlukan waktu enam sampai delapan minggu

untuk mengetahui hasil biakan. Marmut dapat dipakai untuk biakan binatang.

Hasil pemeriksaan ini dapat diperoleh setelah enam minggu. Pembelahan sel

memerlukan waktu 20-24 jam.3

H.DIAGNOSIS BANDING

Penyakit Chron’s

Merupakan penyakit inflamasi kronis transmural pada saluran cerna dengan

etiologi yang tidak diketahui dan paling sering menyerang usus halus dan kolon.22

Faktor prediposisi dari Chron’s adalah infeksi dari mycobacteria contohnya

Mycobacterium Paratuberkulosis dan virus measles yang paling banyak

menyebabkan penyakit Chron’s.kemudian faktor imunologis dan faktor genetik.22

Page 12: Referat Radiologi

Gejala klinis dari penyakit Chron’s adalah nyeri perut,demam dan berat badan

menurun.

Gambaran radiologis dari penyakit Chron’s :

Gambar11: Colon in loop gambaran mukosa granular difus.11

Gambar 12: Colon in loop ditemukan gambaran cobblestone yang dihasilkan oleh

karena ulserasi transversal dan longitudinal ,penebalan mukpsa dan sub mukosa.12

Page 13: Referat Radiologi

Kolitis Amebik (Amebiasis Kolon)

Merupakan peradangan kolon yang disebabkan oleh protozoa Entamoeba

histoliytica. Terdapat dalam dua bentuk yaitu kista dan trofozoit yang bergerak.

Penularan terjadi melalui bentuk kista yang tahan suasana asam. Di dalam lumen

usus halus,dinding kista pecah mengeluarkan trofozoit yang akan menjadi

dewasa dalam lumen kolon. Akibat invasi amuba ke dinding usus,timbul reaksi

imunitas humoral dan imunitas cell- mediated amebisidal berupa makrofag

lymphokine-activated serta limfosit sitotoksik CD 8.Invasi yang mencapai

lapisan muskularis dinding kolon dapat menimbulkan jaringan granulasi dan

terbentuk massa yang disebut ameboma,sering terjadi di sekum dan kolon

asenden.23

Gambaran radiologi pada kolitis amebik :

Gambar 13: Pem.Colon in Loop tampak filling defect.13

Tumor kolon

Jenis tumor kolorektal adalah :

Adenokarsinoma

Sebagian besar kanker kolorektal (98%) adalah tipe adenokarsinoma. Kanker

Page 14: Referat Radiologi

muncul dari sel epitel kelenjar di lapisan dalam usus yang dapat menyebar ke

dalam dinding kolon dan berpotensi untuk metastasis ke kelenjar getah bening

(KGB). Adenokarsinoma muncul dari lapisan epitel kelenjar sehingga mensekresi

mukus untuk melubrikasi bagian dalam kolon dan rektum.23

Pasien dengan karsinoma kolorektal umumnya memberikan keluhan berupa

gangguan proses defekasi (Change of bowel habit), berupa konstipasi atau diare,

perdarahan segar lewat anus (rectal bleeding), perasaan tidak puas setelah buang

air besar (tenesmus), buang air besar berlendir (mucoid diarrhea), anemia tanpa

sebab yang jelas,dan penurunan berat badan. 23

Karsinoid tumor

Kurang dari 2% keganasan kolorektum adalah jenis karsinoid tumor, tetapi

hampir separuh dari tumor ganas usus halus adalah jenis karsinoid tumor.Tumor

ini terbentuk dari sel Kulchitsky yang memproduksi hormon pada dinding usus

yaitu 5-hidroksitriptamin. Karsinoid tumor sering ditemukan pada rektum dan

apendiks namun biasanya asimptomatik dan jarang bermetastasis,walaupun

mungkin memperlihatkan penyebaran lokal yang ekstensif.23

Gastrointestinal stromal tumor (GISTs)

Tumor ini terbentuk dari sel spesifik pada dinding Kolon disebut intestinal

cells of Cajal. Tumor ini adalah tumor mesenkim yang menyerang traktus

digestivus yang berasal dari sel ganglion myenteric.Terdapat jenis Benigna dan

malignana. Tumor ini sering ditemukan di bagian traktus digestivus atas, namun

pada kolon hanya sekitar 5%. Ahli Patologi mendeskripsikan tipe GISTs ini

sebagai spindle,epitheloid, dan campuran. Sekitar 70% GISTs merupakan tipe

spindle, 20% merupakan tipe epitheloid, dan 10% merupakan tipe campuran.23

Page 15: Referat Radiologi

Gambar 14 :Merupakan Proses keganasan dari mukosa kolon. Pada Foto colon in

loop tampak sebagian kontras mengisi usus sampai caecum.Tampak gambaran

filling defect irregular pada colon berbentuk napkin ring atau apple core.14

J.PENATALAKSANAAN 3

Diperlukan kombinasi 3 macam atau lebih obat anti tuberkulosis seperti pada

pengobatan tuberkulosis paru, demikian pula lama pengobatan dan dosis obatnya.

Kadang- kadang perlu tindakan bedah untuk mengatasi komplikasi, Beberapa obat

anti tuberkulosis yang sering dipakai adalah

o INH 5-10 mg/kgBB atau 400 mg sekali sehari

o Etambutol 15-25 mg/kgBB atau 900 -1200 mg sekali sehari

o Rifampisin 10 mg/kgBB atau 450-600 mg sekalisehari

o Pirazinamid 25-35 mg/kg BB atau 1,5-2 g sekali sehari

K.KOMPLIKASI 4

Komplikasi yang mungkin terjadi berupa perdarahan,perforasi,obstruksi

intestinal, terbentuknya fistula dan sindrom malabsorpsi. Komplikasi yang sering

Page 16: Referat Radiologi

terjadi adalah obstruksi intestinal. Mula- mula berupa obstruksi parsial yang

kemudian berkembang menjadi obstruksi total.

L.PROGNOSIS 4

Pada penderita kolitis tuberkulosa prognosisnya bisa menjadi baik jika tidak

bermetastasis.

M.KAJIAN ISLAM

Pada dasarnya islam mengajarkan agar umat yang sakit untuk mencari

pengobatan. Hal yang lain seyogyanya diketahui oleh seorang muslim adalah

tidaklah Allah SWT menciptakan suatu penyakit kecuali Dia juga yang

menciptakan penawarnya.Hal ini sebagaimana yang disabdakan Rasulullah as :24

ل� م�ا �ز� �ن �ال� د�اء� الله أ ل� إ �ز� �ن �ه أ ف�اء� ل ش�

“Tidaklah Allah turunkan penyakit kecuali Allah turunkan pula obatnya”

Dari riwayat Imam Muslim dari Jabir bin Abdillah  dia berkata bahwa Nabi

bersabda,

و�ج�ل� ع�ز� الله� �ذ�ن� �إ ب� أ �ر� ب الد�اء�، الد�و�اء ص�اب�

� أ �ذ�ا ف�إ د�و�اء&، د�اء' ل) �ك ل

“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya

maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR.

Muslim)

Page 17: Referat Radiologi

REFERENSI

1) Blumberg H, Leonard M, Jasmer R. Update on the treatment

Of tuberculosis and latent tuberculosis infection. JAMA

2005;293:2776-85.

2) Anonym.Anatomy Of Colon.Available at:www.anatomy of colon.or.id

Diakses pada tanggal 19 agustus 2015

3) Raviglione MC, O’Brien. Tuberculosis. In: Braunwald E,Fauci

AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL,eds.

Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th ed.

NewYork: McGraw Hill. Med Pub Div 2005.p.953-66.

4) Anonym,Histologycolon,www.histology colon.com diakses pada tanggal

19 agustus 2015

5) Anonymous. Tuberculosis. In: Yamada T, Alpers

DH,Kaplowitz N, Laine L, Owyang C, Powell DW, eds.

Textbook of Gastroenterology. 4th ed. Philadelphia:

Lippincott Williams & Wilkins 2005.p.1570-3.

6) Sudoyo W.Setiyohadi B,Alwi I. Kolitis Infeksi.Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam. Jilid I.p 560-66

7) Syam AF. Pendekatan klinis gangguan saluran cerna

bagian bawah: diare kronis, hematokesia dan nyeri

abdomen.In: Simadibrata M, Kemala N, Harimurti K dan

Laksmi P,eds. Current Diagnosis and Treatment in Internal

Medicine. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam

FKUI 2005.p.28-34.

8) Simadibrata M. Pendekatan diagnostik diare kronis.In:

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Setiati S, eds. BukuAjar

Ilmu Penyakit Dalam. 4th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu

Penyakit Dalam FKUI 2006.p.357-65.

Page 18: Referat Radiologi

9) Abraham P, Mistry FP. Tuberculosis of the gastrointestinal

tract. Ind J Tub 2002;39:251-7.

10) Misra S, Misra V, Dwivedi M, Gupta S. Colonic

tuberculosis: clinical features, endoscopic appearance and

management.J Gastroenterol Hepatol 1999;14:723-9.

11) Bartlett IG. Pseudomembraneus enterocolitis and

antibiotic-assotiatited colitis. In: Sleissenger MH,Fordtran

IS,editors .Gastrointestinal

disease :pathopisiology,diagnosis,management, 5th ed

Philadelphia:WB Saunders;1993.p. 1181

12) Asih,Yasmin.Anatomi dan Fisiologi Tubuh

Manusia.Irawati,Ramadhani Dian,Indriyani

Fara,eds.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

13) Hall and Guyton .Fisiologi Saluran

Pencernaan.Suyono Joko,Resmisari Titiek,Novrianti

Andita.eds 11. Buku Ajar Fisiologi

Kedokteran.Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC

14) Marshall JB. Tuberculosis of the gastrointestinal tract and peritoneum. Am

J Gastroenterol 1993;88:989-99.

15) Abraham P, Mistry FP. Tuberculosis of the gastrointestinal tract. Ind J Tub

2002;39:251-7.

16) Ramanathan M, Wahinuddin S, Safari E, Sellaiah SP. Abdominal

tuberculosis. Singapore Med J 1997;38:364-8.

17) Kapoor VK. Abdominal Tuberculosis. Postgrad Med J 1998;74:459–67.

18) Misra S, Misra V, Dwivedi M, Gupta S. Colonic tuberculosis: clinical

features, endoscopic appearance and management. J Gastroenterol Hepatol

1999;14:723-9.

Page 19: Referat Radiologi

19) Khan R, Abid S, Jafri W, Abbas Z, Hameed K, Ahmad Z. Diagnostic

dilemma of abdominal tuberculosis in non-HIV patients: An ongoing

challenge for physicians. World J Gastroenterol 2006;12:6371-5

20) Simadibrata M, Haris A, Syam AF, Abdullah M, Makmun D,Djojoningrat

D, et al. Abdominal tuberculosis. J Gastroenterol Hepatol 2004;19:A391.

21) Islam MM,Azad AK,Bardhan PK.Radiology Of Colitis TB.2000;24-25

22) Kumar N,Govil A,Puri AS.Tuberculosis in Colitis,Radiology Colon In

Loop. 2000;15:29

23) Tjaniadi P,Lesmana M,et al. Endoscopic In Colitis Tb.2000;5:851

24) Raviglione MC, O’Brien. Tuberculosis. In: Braunwald E,Fauci AS,

Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL,eds. Harrison’s Principles

of Internal Medicine. 16th ed. New York: McGraw Hill. Med Pub Div

2005.p.953-66.

25) Haque R,Huston CD.,Hughes M,et al. Amebiasis.N engl J

Med.2003;348:1565

26) http//muslim.or.id/akhlaq-dan-nasegah/dan jika aku sakit dialah yang

menyembuhkanku.html

Page 20: Referat Radiologi

BAGIAN ILMU RADIOLOGI REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN AGUSTUS 2015

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

KOLITIS TUBERKULOSA

Oleh :

ULFAYOSI SONIA PUTRI,S.Ked.

10542 1030 09

Page 21: Referat Radiologi

Pembimbing :

dr. IRIANI BAHAR,M.Kes,Sp.Rad

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU RADIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

DAFTAR ISI

Halaman Sampul……………………………………………………………..

Lembar Pengesahan………………………………………………………….

Kata Pengantar……………………………………………………………….

Daftar Isi…………………………………………………………………….

A. PENDAHULUAN……………………………………………….

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI…………………………………..

C. DEFINISI…………………………………………………..........

D. EPIDEMIOLOGI………………………………………………...

E. ETIOLOGI………………………………………………………

F. PATOGENESIS…………………………………………………..

1. Gambaran Klinis…………………………………………

` 2. Pemeriksaan Laboratorium………………………………

3. Pemeriksaan Radiologi…………………………………..

a. Foto Thoraks……………………………………..

b. Foto Polos Abdomen……………………………

Page 22: Referat Radiologi

c. Colon In Loop………………………………….

d. USG……………………………………………

e. CT-Scan……………………………………….

4. Kolonoskopi…………………………………………..

5. Pemeriksaan Histopatologi…………………………….

6. Pemeriksaan Mikrobiologi……………………………

G. DIAGNOSA BANDING………………………………………

H. PENATALAKSANAAN………………………………………

I. KOMPLIKASI………………………………………………..

J. PROGNOSIS…………………………………………………….

K. KAJIAN ISLAM………………………………………………..

Daftar Pustaka……………………………………………………………

Page 23: Referat Radiologi

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena segala limpahan rahmat dan

hidayah-Nya serta segala kemudahan yang diberikan dalam setiap kesulitan

hamba-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan referat ini dengan judul Kolitis

Tuberkulosa. Tugas ini ditulis sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan

kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Radiologi.

Berbagai hambatan dialami dalam penyusunan tugas ini. Namun, berkat

bantuan, saran,kritik dan motivasi dari pembimbing serta teman-teman sehingga

tugas ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis sampaikan dengan hormat dan terima kasih kepada dr… selaku

pembimbing telah banyak meluangkan waktu dengan tekun dan sabar dalam

membimbing, memberikan arahan dan koreksi selama proses penyusunan tugas

ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari apa yang diharapkan

oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis akan senang menerima kritik dan

saran demi perbaikan dan kesempurnaan tugas ini.

Semoga referat ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis secara

khusus.

Makassar, Agustus 2015

Page 24: Referat Radiologi

Penulis

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ulfayosi Sonia Putri

STB : 10542 0130 09

Judul Referat : KOLITIS TUBERKULOSA

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu

Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Agustus 2015

Pembimbing

dr.Iriani Bahar,M.Kes,Sp.Rad