referat oke bro.docx

43
BAB I PENDAHULUAN Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal merupakan indikator yang paling peka untuk menilai keberhasilan program kesehatan ibu dan anak 1 . Salah satu penyebab kematian perinatal adalah malpresentasi, termasuk di antaranya adalah kelainan presentasi bokong, kejadian hipoksia, dan trauma lahir pada perinatal yang sering ditemui pada kasus persalinan dengan malpresentasi yaitu pada presentasi bokong 2 . Presentasi bokong atau sering dikenal dengan letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri 3 . Persalinan dengan presentasi bokong menyebabkan kematian perinatal langsung sebesar 4-5 kali lebih besar dibandingkan dengan presentasi kepala. Sebab kematian perinatal pada persalinan presentasi bokong yang terpenting adalah prematuritas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna dengan akibat hipoksia atau perdarahan di dalam tengkorak. Trauma lahir pada presentasi bokong banyak dihubungkan dengan usaha untuk mempercepat persalinan dengan tindakan-tindakan untuk mengatasi macetnya persalinan 4 . Kehamilan dengan presentasi bokong merupakan kehamilan yang memiliki risiko. Hal ini dikaitkan dengan 1

Upload: ryan-arifin-suryanto

Post on 19-Nov-2015

317 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal merupakan indikator yang paling peka untuk menilai keberhasilan program kesehatan ibu dan anak1. Salah satu penyebab kematian perinatal adalah malpresentasi, termasuk di antaranya adalah kelainan presentasi bokong, kejadian hipoksia, dan trauma lahir pada perinatal yang sering ditemui pada kasus persalinan dengan malpresentasi yaitu pada presentasi bokong2.Presentasi bokong atau sering dikenal dengan letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri3. Persalinan dengan presentasi bokong menyebabkan kematian perinatal langsung sebesar 4-5 kali lebih besar dibandingkan dengan presentasi kepala. Sebab kematian perinatal pada persalinan presentasi bokong yang terpenting adalah prematuritas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna dengan akibat hipoksia atau perdarahan di dalam tengkorak. Trauma lahir pada presentasi bokong banyak dihubungkan dengan usaha untuk mempercepat persalinan dengan tindakan-tindakan untuk mengatasi macetnya persalinan4. Kehamilan dengan presentasi bokong merupakan kehamilan yang memiliki risiko. Hal ini dikaitkan dengan abnormalitas janin dan ibu. Frekuensi dari letak sungsang ditemukan kira-kira 4,4% di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan dan 4,6% di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung5,6.Banyak faktor yang dapat menyebabkan kelainan letak presentasi bokong, di antaranya paritas ibu dan bentuk panggul ibu. Angka kejadian presentasi bokong jika dihubungkan dengan paritas ibu maka kejadian terbanyak adalah pada ibu dengan multigravida dibanding pada primigravida, sedangkan jika dihubungkan dengan panggul ibu maka angka kejadian presentasi bokong terbanyak adalah pada panggul sempit. Hal ini dikarenakan fiksasi kepala janin yang tidak baik pada Pintu Atas Panggul6.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI Letak sungsang atau presentasi bokong merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah sehingga kepala berada di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri2,3,5,6.

Gambar 2.1. Letak Sungsang

2.2. KLASIFIKASI Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yaitu presentasi bokong murni (frank breech), presentasi bokong kaki sempurna (completed breech presentation), presentasi bokong kaki tidak sempurna (incompleted breech presentation), dan presentasi kaki, baik berupa ekstensi satu kaki (single footling presentation) atau ekstensi kedua kaki (double footling presentation).2

Gambar 2.2. Jenis-jenis letak Sungsang Berikut adalah beberapa klasifikasi presentasi bokong, antara lain4:a) Presentasi bokong murni (Frank Breech) yaitu fleksi ekstremitas bawah pada sendi paha dan ekstensi lutut sehingga kaki terletak berdekatan dengan kepala.b) Presentasi bokong lengkap (Complete Breech) yaitu satu atau kedua lutut lebih banyak dalam keadaan fleksi dari pada ekstensi.c) Presentasi bokong tidak lengkap (Incomplete Breech) yaitu satu atau kedua sendi paha tidak dalam keadaan fleksi dan satu atau kedua kaki atau lutut terletak di bawah bokong, sehingga kaki atau lutut bayi terletak paling bawah pada jalan lahir, terdiri dari:Kedua kaki terletak di bawah (letak kaki sempurna)Hanya satu kaki terletak di bawah (letak kaki tak sempurna)Kedua lutut terletak paling rendah (letak lutut sempurna)Hanya satu lutut terletak paling rendah (letak lutut tak sempurna)d) Presentasi bokong pada kehamilan tunggal dengan berat badan janin < 2500 gram, yaitu:40% adalah Frank Breech 10% adalah Complete Breech 50% adalah Footling Breech e) Presentasi sungsang pada kehamilan tunggal dengan berat badan janin > 2500 gram, yaitu:65% adalah Frank Breech 10% adalah Complete Breech 25% adalah Footling Breech

Posisi janin pada presentasi sungsang ditentukan dengan menggunakan sacrum sebagai denominator (fetal point of reference to the maternal pelvis) sedangkan stasiun janin pada presentasi sungsang adalah ketinggian sacrum terhadap spina ischiadica.4

2.3. EPIDEMIOLOGI Presentasi sungsang pada kehamilan tunggal dengan berat badan < 2500 gram: 40% adalah FrankBreech, 10% adalah Complete Breech, dan 50% adalah Footling Breech. Sedangkan presentasi sungsang pada kehamilan tunggal dengan Berat Badan Janin > 2500 gram: 65% adalah Frank Breech, 10% adalah Complete Breech dan 25% adalah Foot ling Breech. Posisi janin pada presentasi sungsang ditentukan dengan menggunakan sacrum sebagai denominator (fetal point of reference to the maternal pelvis) dan station janin pada presentasi sungsang adalah ketinggian sacrum terhadap spina ischiadica.4 Pada presentasi bokong, akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba sakrum. Keadaan ini lebih sering dijumpai pada primipara. Pada presentasi bokong kaki sempurna di samping sakrum dapat diraba kedua kaki. Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di samping bokong sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas, sakrum tidak teraba.2,3,4 Pada presentasi kaki bagian paling rendah ialah satu atau dua kaki. Letak sungsang ditemukan pada 2 - 4,6 % kehamilan.2,3,4 Beberapa literatur lainnya menyebutkan angka 3 5 %. Insiden terbanyak terdapat pada usia kehamilan 28 minggu,dan seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, insidens semakin berkurang.2,11 Biasanya terjadi koreksi spontan pada usia kehamilan 34 minggu menjadi presentasi kepala.2 Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh persalinan tunggal. Mortalitas perinatal : kematian perinatal 13 kali lebih tinggi daripada kematian perinatal pada presentasi kepala. Morbiditas perinatal : 5-7 kali lebih tinggi daripada presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin dan jenis presentasi bokong. Sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong : hipoksia, trauma persalinan, prematuritas dan kelainan kongenital. Kelainan kongenital terdapat 6-18% pada presentasi bokong, dibandingkan 2-3% pada presentasi kepala.3 Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh persalinan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan ( 37 minggu)3,6. Presentasi bokong adalah suatu keadaan pada letak janin memanjang dimana presentasi bokong dengan atau tanpa kaki merupakan bagian terendahnya. Beberapa peneliti lain seperti Greenhill melaporkan kejadian persalinan presentasi bokong sebanyak 4-4,5%.6 Di Parkland Hospital 3,5 persen dari 136.256 persalinan tunggal dari tahun 1990 sampai 1999 merupakan letak sungsang5. Sedangkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang sendiri pada tahun 2003-2007 didapatkan persalinan presentasi bokong sebesar 8,63%.6Mortalitas perinatal pada presentasi bokong 13 kali lebih tinggi daripada kematian perinatal pada presentasi kepala. Sedangkan morbiditas perinatal 5-7 kali lebih tinggi daripada presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin, dan jenis presentasi bokong. Sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong : hipoksia, trauma persalinan, prematuritas dan kelainan kongenital. Kelainan kongenital terdapat 6-18% pada presentasi bokong, dibandingkan 2-3% pada presentasi kepala6,7.

2.4. ETIOLOGI Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan di dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, presentasi bokong atau letak lintang5. Karena berbagai sebab yang belum diketahui begitu jelas, menjelang kehamilan aterm, kavum uteri telah mempersiapkan janin pada posisi longitudinal dengan presentasi belakang kepala. Presentasi bokong umumnya terjadi pada akhir trimester kedua kehamilan atau mendekati aterm4. Faktor predisposisi untuk presentasi bokong selain usia kehamilan adalah relaksasi uterus yang dapat disebabkan oleh multiparitas, bayi multipel, hidramnion, oligohidramnion, hidrosefalus, anensefalus, presentasi bokong sebelumnya, anomali uterus dan berbagai tumor dalam panggul juga pada plasenta yang terletak didaerah kornu fundus uteri3,4. Fianu dan Vacclanova (1978) mendapatkan dengan pemeriksaan USG bahwa prevalensi letak sungsang tinggi pada implantasi plasenta pada cornu-fundal4. Lebih dari 50 % kasus tidak ditemukan faktor yang menyebabkan terjadinya letak sungsang. Ada beberapa situasi akan mendapatkan kemungkinan untuk terjadinya letak sungsang: Kelahiran prematur. Bila lahir saat bayi masih berukuran kecil untuk bergerak secara bebas didalam uterus. Plasenta terletak di daerah fundus. Plasenta mengambil ruang dari bagian atas uterus sehingga fetus mempunyai ruang yang lebih sempit. Bentuk irreguler dari uterus ibu, atau terdapat jaringan fibroid di bagian bawah dari uterus. Fetus yang berjumlah lebih dari satu (seperti kembar) Multiparitas Terlalu sedikit atau terlalu banyak cairan amnion. Kelainan bentuk kepala, hidrocepal atau anencepal karena kepala kurang sesuai dengan pintu atas panggul

2.5. PATOFISIOLOGI Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang8. Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala1. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang saat usia kehamilan aterm.4

2.6. TANDA DAN GEJALA Kehamilan dengan letak sungsang seringkali oleh ibu hamil dinyatakan bahwa kehamilannya terasa lain dari kehamilan sebelumnya, karena perut terasa penuh dibagian atas dan gerakan lebih banyak dibagian bawah. Pada kehamilan pertama kalinya mungkin belum bisa dirasakan perbedaannya. Dapat ditelusuri dari riwayat kehamilan sebelumnya apakah ada yang sungsang.Pada pemeriksaan luar berdasarkan pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa Leopold I di fundus akan teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopold II teraba punggung di satu sisi dan bagian kecil di sisi lain. Leopold III-IV teraba bokong di bagian bawah uterus. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi pusat atau sedikit lebih tinggi daripada umbilikus6,7.Pada pemeriksaan dalam pada kehamilan letak sungsang apabila didiagnosis dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat oleh karena dinding perut tebal, uterus berkontraksi atau air ketuban banyak. Setelah ketuban pecah dapat lebih jelas adanya bokong vang ditandai dengan adanya sakrum, kedua tuberositas iskii dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari vang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong mengalami edema sehingga kadang-kadang sulit untuk membedakan bokong dengan muka. Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan bokong dengan muka karena jari yang akan dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang dimasukkan kedalam mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa ada hambatan, mulut dan tulang pipi akan membentuk segitiga, sedangkan anus dan tuberosis iskii membentuk garis lurus. Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba di samping bokong, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempuma hanya teraba satu kaki disamping bokong. Informasi yang paling akurat berdasarkan lokasi sakrum dan prosesus untuk diagnosis posisi6.

2.7. PEMERIKSAAN PENUNJANG Dilakukan jika masih ada keraguan dari pemeriksaan luar dan dalam, sehingga harus di pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik atau MRI (Magnetic Resonance Imaging). Pemeriksaan ultrasonografik diperlukan untuk konfirmasi letak janin, bila pemeriksaan fisik belum jelas, menentukan letak placenta, menemukan kemungkinan cacat bawaan. Pada foto rontgen (bila perlu) untuk menentukan posisi tungkai bawah, konfirmasi letak janin serta fleksi kepala, menentukan adanya kelainan bawaan anak 4,7.

2.8. DIAGNOSIS Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Diagnosis ditegakkan berdasarkan keluhan subyektif dan pemeriksaan fisik atau penunjang yang telah dilakukan. 2.8.1. Anamnesis Dari anamnesis didapatkan kalau ibu hamil akan merasakan perut terasa penuh dibagian atas dan gerakan anak lebih banyak di bagian bawah rahim. Dari riwayat kehamilan mungkin diketahui pernah melahirkan sungsang.2.8.2. Pemeriksaan Abdomen Pemeriksaan abdomen yang dilakukan, antara lain1,4:a) Palpasi dengan perasat Leopold didapatkan, yaitu:Leopold I : Kepala janin yang keras dan bulat dengan balotemen menempati bagian fundus uteriLeopold II : Teraba punggung berada satu sisi dengan abdomen dan bagian-bagian kecil berada pada sisi yang lain.Leopold III : Bokong janin teraba di atas pintu atas panggul selama engagement belum terjadi.b) AuskultasiDenyut jantung janin biasanya terdengar paling keras pada daerah sedikit diatas umbilikus, sedangkan bila ada engagement kepala janin, denyut jantung janin terdengar di bawah umbilikus.c) Pemeriksaan DalamUntuk mengetahui bokong dengan pasti, kita harus meraba os sacrum, tuber ossis ischii, anus5.d) Pemeriksaan PenunjangApabila masih ada keraguan harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik atau MRI5.

2.9. DIAGNOSIS BANDING Kehamilan dengan letak sungsang dapat didiagnosis dengan kehamilan dengan letak muka. Pada pemeriksaan fisik dengan palpasi Leopold masih ditemukan kemiripan. Ini dibedakan dari pemeriksaan dalam yakni pada letak sungsang akan didapatkan jari yang dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot dan anus dengan tuberosis iskii sesuai garis lurus. Pada letak muka, jari masuk mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa hambatan serta mulut dan tulang pipi membentuk segitiga. Sedangkan dengan USG atau rontgen sangatlah dapat dibedakan4,5.

2.10. PENATALAKSANAAN2.10.1. Dalam Kehamilan Pada umur kehamilan 28-30 minggu, mencari kausa dari pada letak sungsang yakni dengan USG; seperti plasenta previa, kelainan kongenital, kehamilan ganda, kelainan uterus. Jika tidak ada kelainan pada hasil USG, maka dilakukan knee chest position atau dengan versi luar (jika tidak ada kontraindikasi)4.

Gambar 2.3. Versi luar pada letak sungsang dan Knee Chest Position

Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu. Pada umumnya versi luar sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan karena kemungkinan besar janin masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu ke 38 versi luar sulit dilakukan karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban relatif telah berkurang.

Gambar 2.4. Versi luar pada letak sungsang

Sebelum melakukan versi luar diagnosis letak janin harus pasti sedangkan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Kontraindikasi untuk melakukan versi luar: panggul sempit, perdarahan antepartum, hipertensi, hamil kembar, plasenta previa4,5. Keberhasilan versi luar 35-86 % (rata-rata 58%). Peningkatan keberhasilan terjadi pada multiparitas, usia kehamilan, frank breech, letak lintang. Newman membuat prediksi keberhasilan versi luar berdasarkan penilaian seperti Bhisop skor (Bhisop-like score).

Tabel 1. Bishop ScoreSkor0123

Pembukaan serviks01-23-45+

Panjang serviks (cm)3210

Station-3-2-1+1,+2

Konsistensi KakuSedangLunak

PositionPosteriorMidAnterior

Artinya: Keberhasilan 0% jika nilai 9. Kalau versi luar gagal karena penderita menegangkan otot-otot dinding perut, penggunaan narkosis dapat dipertimbangkan, tetapi kerugiannya antara lain: narkosis harus dalam, lepasnya plasenta karena tidak merasakan sakit dan digunakannya tenaga yang berlebihan, sehingga penggunaan narkosis dihindari pada versi luar 7. 2.10.2. Dalam Persalinan Menolong persalinan letak sungsang diperlukan lebih banyak ketekunan dan kesabaran dibandingkan dengan persalinan letak kepala. Pertama-tama hendaknya ditentukan apakah tidak ada kelainan lain yang menjadi indikasi sectio caesar, seperti panggul yang sempit, plasenta previa, atau adanya tumor dalam rongga panggul. Pada persalinan sungsang, bila dicurigai adanya kesempitan panggul sedangkan versi luar tidak berhasil, maka tidak boleh dilakukan partus percobaan. Dalam keadaan ini mungkin timbul kesulitan dalam melahirkan kepala.1 Persalinan pada letak sungsang dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu persalinan pervaginam atau perabdominal (sectio caesar). Penentuan cara persalinan adalah sangat individual, kriteria pada tabel dibawah dapat digunakan untuk menentukan cara persalinan per vaginam atau per abdominal (sectio caesar) :Tabel 2. Penentuan Cara Persalinan Pervaginam atau PerabdominalPersalinan pervaginamSectio caesar

Presentasi Frank BreechPresentasi footling

Usia kehamilan 34 mingguJanin preterm (25-34 minggu)

TBJ 2000-3500 gramTBJ > 3500 gr atau < 1500 gr

Kepala fleksiKepala janin defleksi atau hiperekstensi

Ukuran panggul adekuat (berdasarkan X-ray pelvimetry)Diameter transversa PAP 11,5 cm dan diameter anteroposterior 10,5 ; Diameter tranversal panggul tengah 10 cm, dan diameter anteroposterior 11,5 cm.Panggul sempit atau ukuran dalam nilai borderline

Tidak ada indikasi sectio caesar pada ibu atau anakBagian terendah janin belum engagePartus lamaPrimi tuaInfertilitas atau Riw. Obstetric burukLetak kaki pada kehamilan 25 minggu tanpa disertai kelainan kongenital (mencegah prolaps tali pusat)Ketuban pecah dini

Janin previable (usia kehamilan 3650 g3649-3176 g< 3176 g

Usia kehamilan> 39 minggu38 minggu< 37 minggu

Station< -3-2-1 atau >

Pembukaan serviks2 cm3 cm4 cm

Arti nilai: 3 : persalinan perabdominam4 : evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin, bila nilai tetap dapat dilahirkan pervaginam. >5 : dilahirkan pervaginam.

2. Tali pusat menumbung pada primi/multigravida.3. Didapatkan distosia4. Umur kehamilan: Prematur (EFBW=2000 gram) Post date (umur kehamilan 42 minggu)5. Nilai anak (hanya sebagai pertimbangan)Riwayat persalinan yang lalu: riwayat persalinan buruk, nilai social janin tinggi.6. Komplikasi kehamilan dan persalinan: Hipertensi dalam persalinan Ketuban pecah dini

2.11. KOMPLIKASI11Komplikasi persalinan letak sungsang antara lain:1. Dari faktor ibu:1. Perdarahan oleh karena trauma jalan lahir, atonia uteri, sisa plasenta2. Infeksi karena terjadi secara ascendens melalui trauma (endometritis)3. Trauma persalinan seperti trauma jalan lahir, simfidiolisis2. Dari faktor bayi:1. Perdarahan seperti perdarahan intracranial, edema intracranial, perdarahan alat-alat vital intra-abdominal2. Infeksi karena manipulasi3. Trauma persalinan seperti dislokasi/fraktur ekstremitas, persendian leher, rupture alat-alat vital intraabdominal, kerusakan pleksus brachialis dan fascialis, kerusakan pusat vital di medulla oblongata, trauma langsung alat-alat vital (mata, telinga, mulut), asfiksia sampai lahir mati(1,5,6).

2.12. PROGNOSIS 1,2,3 Angka kematian bayi akibat persalinan sungsang lebih tinggi daripada persalinan dengan letak kepala. Sebab kematian utama adalah akibat prematuritas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna dengan akibat hipoksia atau perdarahan dalam tengkorak. Hipoksia akibat terjepitnya tali pusat antar kepala dan panggul dapat menyebabkan lepasnya plasenta. Kelahiran janin di atas 8 menit setelah umbilikus lahir dapat membahayakan janin. Di samping itu bila janin bernapas sebelum hidung dan mulut lahir dapat menyebabkan sumbatan jalan napas akibat terhisapnya mukus. Laserasi jalan lahir dapat terjadi akibat dilatasi serta pendataran serviks yang tidak sempurna, demikian juga perineum dapat mengalami robekan setelah kepala lahir. Pada janin dapat terjadi bahaya fraktur klavikula, humerus dan femur. Adanya anemia pada ibu juga harus diperhatikan mengingat rendahnya kadar hemoglobin dapat mempengaruhi kontraksi uterus. Pada persalinan dan post partum harus diperhatikan kemungkinan terjadinya inersia uteri dan perdarahan post partum.

BAB IIIKESIMPULAN

Letak sungsang merupakan keadaan di mana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri, atau janin terletak pada posisi aksis longitudinal dengan kepala di fundus uteri 1,2,3 . Jenis - jenis letak sungsang, yaitu presentasi bokong murni (frank breech), presentasi bokong kaki sempurna (completed breech presentation), presentasi bokong kaki tidak sempurna (incompleted breech presentation), dan presentasi kaki, baik berupa ekstensi satu kaki (single footling presentation) atau ekstensi kedua kaki (double footling presentation).2 Faktor faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya adalah prematuritas, multiparitas, kehamilan kembar, polihidramnion, hidrosefalus, panggul sempit, dan kelainan bentuk uterus seperti uterus bikornus, uterus berseptum, kelemahan dinding uterus akibat multiparitas, dan adanya tumor uterus. Adanya kelainan letak implantasi plasenta (plasenta previa) dan panjang tali pusat yang terlalu pendek juga menyebabkan terjadinya kehamilan sungsang.2 Diagnosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik yang dapat kita lakukan adalah dengan pemeriksaan luar. Apabila tidak berhasil maka diagnosis letak sungsang ini dapat kita buat berdasarkan pemeriksaan dalam. Apabila masih ada keragu raguan harus dipertimbangkan pemeriksaan penunjang berupa USG atau MRI.2 Penanganan letak sungsang ini dapat dilakukan versi luar bila masih dalam kehamilan. Bila dalam persalinan maka kita dapat menolong persalinan ini dengan menggunakan perasat perasat Bracht, klasik, Mller, Loevset dan Mauriceau.1,2,3,4 Menolong persalinan dengan letak sungsang diperlukan lebih banyak ketekunan dan kesabaran dibandingkan dengan persalinan normal. Apabila tidak terjadi kemajuan dalam persalinan maka kita dapat melakukan operasi seksio sesarea. Untuk melakukan operasi seksio sesarea diperlukan indikasi yang kuat.2 Kelahiran janin di atas 8 menit setelah umbilikus lahir dapat membahayakan janin. Di samping itu bila janin bernapas sebelum hidung dan mulut lahir dapat menyebabkan sumbatan jalan napas akibat terhisapnya mukus.2,3 Angka kematian bayi akibat persalinan sungsang lebih tinggi daripada persalinan dengan letak kepala. Hal ini disebabkan oleh prematuritas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna dengan akibat hipoksia atau perdarahan dalam tengkorak.2,3

DAFTAR PUSTAKA

1. Siswishanto, Rukmono. Malpresentasi dan Malposisi. Dalam: Wiknjosastro dkk, ed. Ilmu kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2008, hal 588-5982. Benson,R.C., Current obstetric and gynecologic diagnostic and treatment, 6rd ed, Lange Medical Publication, Maruzen Asia, Singapore,2010.3. Martohoesodo,S., Hariadi,R., Distokia karena kelainan letak serta bentuk janin, dalam Ilmu Kebidanan Edisi III, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2002, hal;595-6364. Cunningham, F.G., Mac.Donald, P.C., Gant, N.F., Distosia karena kelainan pada presentasi, posisi atau perkembangan janin , Obstetri Williams (18th ed), Suyono, J., Hartono, A., (Alih Bahasa), Jakarta : EGC, 20055. Giuliani A, Scholl WMJ, Basver A, Tamussino KF. Mode of delivery and outcome of 699 term singleton breeech deliveries at a single center. Am J Obstet Gynecol 2002;187:1694-86. Supono. Pimpinan persalinan letak sungsang. Dalam: Ilmu kebidanan bagian patologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi/Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/Rumah Sakit Umum Pusat dr. Mohammad Hoesin, Palembang, 2008;15-33.7. Angsar,M.D., Setjalilakusuma,L., Persalinan sungsang, dalam Ilmu Bedah Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2000, hal;104-122.8. Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL. Malpresentation. In: Obstetrics normal and problem pregnancies. 5rd ed. New York: Churchill Livingstone. Ltd. 2010:478-90.9. Jeremy Oats and Suzanne Abraham. 2005. Llewellyn-Jones Fundamentals of Obstetrics and Gynaecology 8th Edition. Elsevier Mosby, Edinburgh: 168-17110. Mukhopadhayaa S, Arulkumaran S. Breech Delivery, Best Practice and Research Clin Obster and Gynaecol. 2002; 16 (1): 31-4211. Novak-Antolic Z. Tranverse lie, brow, and face presentations. In: Kurjak A, Chervenak FA, editors Textbook of Perinatal Medicine, 2nd editors, London: Informa UK Ltd; 2006: 1912-7

23