referat krisis hipertensi
DESCRIPTION
nnnTRANSCRIPT
Disusun OlehNANDA SUGESTI
10700308
Pembimbingdr. Dwi Ariyanti, Sp. JP. FIHA
Laboratorium Ilmu Penyakit DalamRSD. dr. Soebandi- Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma surabaya
Krisis Hipertensi
Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak (sistol ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg), pada penderita hipertensi, yangmembutuhkan penanggulangan segera
Epidemiologi
Angka kejadian krisis hipertensi menurut laporan dari hasil penelitian satu dekade di negara maju berkisar 2 – 7% dari populasi hipertensi, terutama pada usia 40 – 60 tahun dengan pengobatan yang tidak teratur selama 2 – 10 tahun.
KLASIFIKASI KRISIS HIPERTENSI
1. Hipertensi emergensi Kenaikan TD mendadak (sistolik >180
mmHg atau diastolik >120 mmHg) yang disertai kerusakan organ target yang progresif. Diperlukan tindakan penurunan TD yang segera dalam kurun waktu menit/jam
2. Hipertensi urgensi Kenaikan TD mendadak (sistolik >180
mmHg atau diastolik >120 mmHg) yg tidak disertai kerusakan organ target. Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam.
Istilah-istilah Berkaitan Dengan Hipertensi
Hipertensi refrakter •Respon pengobatan yang tidak memuaskan dan tekanan darah >200/110 mmHg, walaupun telah diberikan pengobatan yang efektif (triple drug)
Hipertensi Akselerasi •Peningkatan tekanan darah diastolic >120 mmHg disertai dengan kelainan fundoskopi. Apabila tidak diobati maka akan dapat berlanjut ke fase maligna
Hipertensi Maligna •tekanan darah diastolic >120 – 130 mmHg dan kelainan fundoskopi disertai papil edema, peninggian tekanan intracranial, kerusakan yang cepat dari vascular, gagal ginjal akut, ataupun kematian jika pendertia tidak mendapatkan pengobatan
Hipertensi ensefalopati •Kenaikan tekanan darah secara mendadak dengan keluhan sakita kepala berat, penurunan kesadaran. Keadaan ini dapat menjadi reversible jika tekanan darah tersebut diturunkan
ETIOLOGI
Hipertensi Emergensi Hipertensi Urgensi
O Pengobatan yang tidak adekuat terhadap hipertensi primer
o Hipertensi renovaskular
o Penyakit parenkim ginjal
o Pheokromositoma
o Hiperaldosterone primer
O Peningkatan drastis dari tahanan pembuluh darah sistemik
o Peningkatan vasokontriksi sistemik
o Hormon (angiotensin II, vasopressin dan norepinerin)
Hipertensi Emergensi
Kerusakan organ target
Ensefalopati hipertensi
Diseksi aorta
Infark miokard akut/angina tidak
stabil
Eklamsi
Gagal ginjal akut
Anemia mikroangiopati hemolitik
PATOFISIOLOGI
Mekanisme autoregulasi
Peranan Mediator Endokrin dan Parakrin
GEJALA KLINIS
Clinical Characteristics of the Hypertensive Emergency
Blood Pressure (mmHg)
Funduscopic Findings
Neurologic Status
Cardiac Findings Renal Symptoms
Gastrointestinal Symptoms
Usually>220/140
Hemorrhages, exudates, papiledema
Headache, confusion, somnolence, stupor, visual loss, seizures, focal neurologic deficits, coma
Prominent apical pulsation, cardiac eniargement, congestive heart failure
Azotemia, proteinuria, oliguria
Nausea. vomiting
Clinical Manifestations of End-Organ Damage From Hypertensive Emergency
Central nervous system
Dizzness, NV, confusion, weakness, encephalopathy, ICH, SAH, ischemic stroke
Eyes Ocular hemorrhage, exudates, or papiledema on fundoscopic exam, blurred vision, loss of sight
Heart Angina, ACS, LVF, PE, aortic dissection, cardiogenic shock
Kidneys Hematuria, proteinuria, pyelonephritis, elevated SCr and BUN, ARF
ACS; acute coronary syndrome; ARF: acute renal failure: BUN: blood urea nitrogen: ICH: intracranial hemorrhage; LVF: left ventricular failure; NV: nausea and vomiting: PE: pulmonary edema: SAH: subarachnoid hemorrhage; SCr, serum creatinine
DIAGNOSA
Anamnesis
1. Riwayat hipertensi : lama dan beratnya2. Obat antihipertensi yang digunakan dan kepatuhannya3. Riwayat pemakaian obat-obatan yang dapat menaikkan
tekanan darah seperti kokain, phencyclidine (PCP), Lysergic Acid Diethylamide (LSD), amphetamin, atau obat-obat simpatomimetic lainnya
4. Usia : sering pada usia 40 – 60 tahun5. Gejala sistem saraf (sakit kepala, perubahan mental,
ansietas)6. Gejala sistem ginjal (gross hematuri, jumlah urin
berkurang)7. Gejala sistem kardiovaskuler (adanya payah jantung,
kongestif dan oedema paru, nyeri dada).8. Riwayat penyakit : Glomerulonefritis, pyelonefritis9. Riwayat kehamilan : tanda eklampsia
Pemeriksaan Fisik1. Sesuai dengan organ target yang terkena2. Pengukuran TD di lengan3. Palpasi denyut nadi di ekstremitas4. Auskultasi untuk mendengar ada/ tidak
bruit pembuluh darah besar, bising jantung dan ronki paru
5. Pemeriksaan neurologis umum6. Pemeriksaan funduskopi
Pemeriksaan Laboratorium Awal Dan Lanjutan
Pemeriksaan laboratorium awal: Darah : Rutin, BUN, creatinine, elektrolit,
KGDUrine : Urinalisa & Kultur UrinEKG : 12 lead, melihat tanda iskemiFoto dada : apakah ada edema paru
Pemeriksaan lanjutan (tergantung keadaan klinis dan hasil pemeriksaan pertama)
Dugaan kelainan ginjal : IVP, renal angiografi, biopsi renal
Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi : CT scan
Bila dicurigai feokromositoma : urine 24 jam untuk khatekolamin, metamefrin, Venumandelic Acid (VMA)
Echocardiografi dua dimensi : membedakan gangguan fungsi diastolik dari gangguan fungsi sistolik ketika tanda gagal jantung didapatkan
Diagnosis Banding
Hipertensi berat kronis ( sementara krisis hipertensi berlangsung mendadak)
Emergensi neurologi yang dapat dikoreksi dengan pembedahan. (stroke,TIA)
Ansietas dengan hipertensi labil.Oedema paru dengan payah jantung kiri
TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSIHarus dilakukan di RS dg fasiltas pemantauan yg memadaiPengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus
sesegera mungkinTD harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam
dengan langkah sbb:a. 5 menit s/d 120 menit pertama TD rata-rata (mean arterial blood pressure) diturunkan 20-25%.b. 2 s/d 6 jam kemudian TD diturunkan sampai 160/100 mmHg.c. 6-24 jam berikutnya diturunkan sampai <140/90 mmHg bila
tidak ada gejala iskemia organ.d. TD secara bertahap diusahakan mencapai normal dalam satu atau dua
minggu
PENGOBATAN
Hipertensi Urgensi- Tidak memerlukan penurunan tekanan
darah segera sampai normal dalam waktu observasi
- Oral anti hipertensi bekerja cepat- Target tidak tercapai, tingkatkan dosis- Target tercapai dalam 3-7 hari
Management of Hypertensive Urgencies
AGENT DOSEONSET/DURATION OF ACTION(AFTER DISCONTINUATION) PRECAUTIONS
Captopril 25 mg p.o., repeat as needed SL, 25 mg
15-30 min/6-8 h SL,15-30 min/2-6 h
Hypotension, renal failure in bilateral renal artery stenosis
Clonidine 0.1-0.2 mg p.o., repeat hourly as required to total dose of 0.6 mg
30-60 min/8-16 h Hypotension, drowsiness, dry mouth
Labetalol 200-400 mg p.o repeat every 2-3 h 30 min-2 h/2-12 h Bronchoconstriction, heart block, orthostatic hypotension
Amblodipin 2,5-5 mg 1-2 hr/12-18 hr Tachycardia, hypotension
Nifedipin 5 mg sl 5-20 min/2-6 hr Tachycardio, hypotension
Adapted with permission from Vidt DG. Hypertensive crises: emergencies and urgencies. J Clin Hypertens (Greenwich). 2004;6:520-525
Prognosis
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita hanyalah 20% dalam 1 tahun. Kematian sebabkan oleh uremia (19%), payah jantung kongestif (13%), cerebro vascular accident (20%), payah jantung kongestif disertai uremia (48%), infrak miokard (1%), diseksi aorta (1%)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya pengobatan modern dan penanggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplanta ginjal
Algorithm for Triage Evaluation
ParameterSevere Hypertension (Urgency)
Hypertensive EmergencyAsymptomatic Symptomatic
Blood pressure (mmHg)
> 180/110 > 180/110 Usually > 220/140
Symptoms Headache, anxiety; often asymtomatic
Severe headache, shortness of breath
Shortness of breath, chest pain, nocturia, dysarthria, weakness, altered consciousness
Examination No target organ damage, no clinical cardiovascular disease
Target organ damage; clinical cardiovascular disease present, stable
Encephalopathy,pulmonary edema, renal insufficiency, cerebrovascular accident, cardiac ischemia
Therapy Observe 1-3 hr; initiate, resume medication; increase dosage of inadequte agent
Observe 3-6 hr; lower BP with shortacting oral agent; adjust current therapy
Baseline laboratory tests; intravenous line; monitor BP, may initiate parenteral therapy in emergency room
Plan Arrange follow-up within 3-7 days; if no prior evaluation, schedule appointment
Arrange follow-up evaluation in less than 72 hr
Immediate admission to ICU; treat to initial goal BP, additional diagnostic studies
Terima kasih