referat furunkel mae

35
BAB I PENDAHULUAN Otitis Eksterna disebut juga swimmer’s ear atau singapore’s ear. Otitis Eksterna merupakan penyakit keradangan atau infeksi kulit pada Meatus Akustikus Eksternus. Angka kejadian di Amerika Serikat adalah 4 dari 1000 orang penduduk setiap tahunnya. 1-4 Meatus Akustikus Eksternus secara anatomis berfungsi sebagai pelindung benda asing dan infeksi. Meatus Akustikus Eksternus dari lateral ke medial mempunyai penyempitan yang disebut isthmus, rambut-rambut pada sepertiga lateral Meatus Akustikus Eksternus, kelenjar sebaseum dan kelenjar apokrin sampai ke folikel rambut dan menghasilkan serum. 1-5 Otitis Eksterna terjadi jika adanya gangguan fungsi proteksi dari serumen Meatus Akustikus Eksternus, misalnya pengikisan oleh air (aktivitas di air berkeringat, dan kelembaban yang tinggi) atau membersihkan Meatus Akustikus Eksternus dengan cotton bud, pengorek besi, kuku jari, ujung pen atau pensil, dapat menyebabkan abrasi dari epitel dan memudahkan organisme masuk ke jaringan. 1,3,4 Organisme penyebab Otitis Eksterna 90% adalah bakteri dan 10% adalah jamur. Bakteri yang dominan adalah Pseudomonas Aeruginosa, diikuti oleh Staphilokokus Aureus, Staphilokokus Epidermis. Sedangkan jamur yang dominan adalah Aspergilus dan Candida. 1,3,6 1

Upload: dhila-ecca

Post on 25-Dec-2015

200 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

furunkel MAE

TRANSCRIPT

Page 1: Referat furunkel MAE

BAB I

PENDAHULUAN

Otitis Eksterna disebut juga swimmer’s ear atau singapore’s ear. Otitis

Eksterna merupakan penyakit keradangan atau infeksi kulit pada Meatus Akustikus

Eksternus. Angka kejadian di Amerika Serikat adalah 4 dari 1000 orang penduduk setiap

tahunnya.1-4

Meatus Akustikus Eksternus secara anatomis berfungsi sebagai pelindung

benda asing dan infeksi. Meatus Akustikus Eksternus dari lateral ke medial mempunyai

penyempitan yang disebut isthmus, rambut-rambut pada sepertiga lateral Meatus

Akustikus Eksternus, kelenjar sebaseum dan kelenjar apokrin sampai ke folikel rambut

dan menghasilkan serum.1-5

Otitis Eksterna terjadi jika adanya gangguan fungsi proteksi dari serumen

Meatus Akustikus Eksternus, misalnya pengikisan oleh air (aktivitas di air berkeringat,

dan kelembaban yang tinggi) atau membersihkan Meatus Akustikus Eksternus dengan

cotton bud, pengorek besi, kuku jari, ujung pen atau pensil, dapat menyebabkan abrasi

dari epitel dan memudahkan organisme masuk ke jaringan.1,3,4

Organisme penyebab Otitis Eksterna 90% adalah bakteri dan 10% adalah

jamur. Bakteri yang dominan adalah Pseudomonas Aeruginosa, diikuti oleh

Staphilokokus Aureus, Staphilokokus Epidermis. Sedangkan jamur yang dominan adalah

Aspergilus dan Candida.1,3,6

Rasa penuh dan gatal pada telinga menimbulkan rasa inigin mengorak-ngorek

menjadi kebiasaan gatal korek yang disebut juga itch scratch cycle. Rasa nyeri dapat

timbul karena lapisan epitel kulit Meatus Akustikus Eksternus terkikis dan tampak

eritema. Rasa nyeri kemudian menyebar saat mengunyah, menekan tragus atau

menggerakan Aurikulum. Inflamasi menyebabkan edema sehingga menimbulkan rasa

penuh pada telinga dan gangguan pendengaran. Adanya sekret di Meatus Akustikus

Eksternus bisa jernih atau bahkan keruh dan tidak berbau sampai dapat berupa purulen

jika keadaan bertambah berat.1,3,6

1

Page 2: Referat furunkel MAE

Otitis Eksterna dibagi menjadi 2 yaitu Otitis Eksterna sirkumskripta dan Otitis

Eksterna difusa. Otitis Eksterna sirkumskripta atau juga disebut furunkel Meatus

Akustikus Eksternus merupakan radang pada sepertiga luar Meatus Akustikus Eksternus,

sedangkan Otitis Eksterna difusa merupakan infeksi yang mengenai kulit Meatus

Akustikus Eksternus didua pertiga bagian dalam.

Otitis Eksterna sirkumskripta atau juga disebut furnukel Meatus Akustikus

Eksternus adalah radang yang mengenai sepertiga luar Meatus Akustikus Eksternus.

Pada sepertiga luar dari Meatus Akustikus Eksternus mengandung adneksa kulit, folikel

rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen. Otitis Eksterna sirkumskripta sendiri

akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah dikarenakan banyaknya kasus yang

ditemukan di poli THT RSD Sidoarjo, sehingga penulis ingin lebih lanjut mengetahui

bagaimana perjalanan, penyebab, maupun pengobatan yang dapat dilakukan pada

penyakit ini. Selain itu juga adapun tujuan lain dari penulisan makalah ini adalah untuk

dapat memberikan edukasi yang baik pada masyarakat tentang pencegahan terjadinya

infeksi berulang yang disebabkan oleh karena furunkel Meatus Akustikus Eksternus.

2

Page 3: Referat furunkel MAE

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI TELINGA

Secara anatomi telinga dibagi atas 3 yaitu telinga luar, telinga tengah, dan

telinga dalam. Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan menghantarkan gelombang

bunyi ke struktur-struktur telinga tengah. Telinga luar terdiri dari Aurikulum dan

Meatus Akustikus Eksternus sampai membrane timpani. Di dalam telinga tengah

terdapat tiga tulang pendengaran yaitu maleus, inkus, stapes. Telinga dalam terdiri

dari koklea yang berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari tiga

buah kanalis semisirkularis.1-7

Gambar 1. Anatomi telinga10

3

Page 4: Referat furunkel MAE

Aurikulum merupakan struktur tulang rawan yang berleku-lekuk dan

dibungkus oleh kulit tipis. Lekukan-lekukan ini dibentuk oleh heliks, antiheliks,

tragus, antitragus, fossa skafoidea, fossa triangularis, konkha dan lobulus. Permukaan

lateral Aurikulum mempunyai tonjolan dan daerah yang datar. Aurikulum yang

melengkung disebut tuberkulum telinga (darwn tubercle). Pada bagian anterior heliks

terdapat lengkungan yang disebut antiheliks. Bagian superior antiheliks membentuk

dua buah krura antiheliks dan bagian dikedua krura ini disebut fosa triangulari. Di atas

kedua krura ini terdapat fosa skafa. Di depan antiheliks terdapat konka, yang terdiri

atas dua bagian yaitu samba konka, yang merupakan bagian anterior superior konka

yang ditutupi oleh krus heliks dan kavum konka yang terletak dibawahnya

berseberangan dengan konka, yang merupakan bagian antero superior konka yang

ditutupi oleh krus heliks dan kavum konka yang terletak dibawahnya berseberangan

dengan konka dan terletak di bawah krus heliks terdapat tonjolan kecil yang

berbentuk segitiga kecil yang disebut tragus dan terletak pada batas bawah anteheliks

disebut antitragus.1,2,7

Gambar 2. Anatomi daun telinga (Aurikulum)11

Aurikulum terdiri dari potongan kartilago yang ditutupi kulit dan dihubungkan

ke tengkorak oleh otot dan ligamentum vestigial. Meatus Akustikus Eksternus

membentuk pipa melengkung seperti “S” yang terbentang dari Aurikulum ke

membran timpani (gendang telinga). Meatus Akustikus Eksternus mempunyai

4

Page 5: Referat furunkel MAE

kerangka tulang rawan pada sisi paling laterlanya yang bersambung dengan

Aurikulum.1-7

Saluran ini dilapisi kulit yang melekat erat ke kerangka tulang rawan dan

tulang Meatus Akustikus Eksternus. Kulit ini mengandung banyak glandula

ceraminosa dan vibrisae pada bagian terluarnya. Rangka luar dan bagian medial

dibentuk oleh pars tympanica, petrosa dan squamosa ossis temporalis. Os temporal

membentuk bagian dasar dan dinding lateral tengkorak. Telinga luar berfungsi

mengumpulkan dan menghantar gelombang bunyi ke struktur-struktur telinga

tengah.1-7

Jaringan subkutan Aurikulum bagian superior sangat tipis, terutama di

permukaan anterior, sehingga kulit langsung menempel pada tulang rawan. Makin ke

bawah lapisan subkutan bertambah dan berakhir di lobulus yang tidak mempunyai

rangka tulang rawan. Perdarahan Aurikulum bagian posterior berasal dari cabang

posterior arteri karotis eksterna yang mendarahi juga sebagian kecil permukaan depan

Aurikulum. Sebagian permukaan belakang Aurikulum terutama diperdarahi oleh

arteri oksipitalis. Permukaan depan Aurikulum terutama diperdarahi oleh cabang

anterior arteri temporalis superficial anterior. Persarafan Aurikulum disuplai oleh

cabang-cabang aurikularis magnus dan oksipitalis minor dari pleksus servikalis, juga

dari cabang aurikulotemporal saraf trigeminal serta cabang aurikular nervus vagus.1,2

Karena keunikan anatomi Aurikulum serta konfigurasi Meatus Akustikus

Eksternus yang melengkung, maka telinga luar mampu melindungi membran timpani

dari trauma, benda asing dan efek termal. Meatus Akustikus Eksternus berbentuk

huruf S, dengan bagian tulang rawan pada sepertiga luar dan bagian tulang pada dua

pertiga dalam. Panjang Meatus Akustikus Eksternus kira-kira 2,5 cm – 3 cm. Bagian

yang tersempit dari Meatus Akustikus Eksternus adalah dekat perbatasan tulang dan

tulang rawan yang disebut dengan isthmus. Hanya sepertiga bagian luar atau bagian

kartilaginosa dari Meatus Akustikus Eksternus dapat bergerak.1,2

Pada kulit yang normal di Meatus Akustikus Eksternus, ada bakteri flora

seperti Micrococcus dan Corynebacterium sp. Infeksi pada Meatus Akustikus

Eksternus oleh bakteri patogen dipengaruhi kondisi host misalnya adanya trauma

lokal, adanya perubahan sifat serumen, dermatitis, dan perubahan pH pada Meatus

Akustikus Eksternus. Kulit yang melapisi bagian kartilaginosa lebih tebal daripada

5

Page 6: Referat furunkel MAE

kulit bagian tulang, selain itu juga mengandung folikel rambut yang banyak bervariasi

antar individu namun ikut membantu menciptakan suatu sawar dalam Meatus

Akustikus Eksternus. Anatomi Meatus Akustikus Eksternus bagian tulang sangat unik

karena merupakan satu-satunya tempat dalam tubuh dimana kulit langsung terletak di

atas tulang tanpa adanya jaringan subkutan. Dengan demikian daerah ini sangat peka,

dan tiap pembengkakan akan sangat nyeri karena tidak terdapat ruang untuk

ekspansi.1,2

Bersama dengan lapisan luar membrana timpani, Meatus Akustikus Eksternus

membentuk suatu kantung berlapis epitel yang dapat memerangkap kelembaban,

sehingga daerah ini menjadi rentan infeksi pada keadaan tertentu. Kulit yang melapisi

bagian kartilaginosa lebih tebal daripada kulit bagian tulang, selian itu juga

mengandung folikel rambut yang banyaknya bervariasi antar individu namun ikut

membantu menciptakan suatu sawar dalam Meatus Akustikus Eksternus.1,2

Anatomi Meatus Akustikus Eksternus bagian tulang sangat unik karena

merupakan satu-satunya tempat dalam tubuh dimana kulit langsung terletak di atas

tulang tanpa adanya jaringan subkutan. Dengan demikian daerah ini akan sangat peka,

dan tiap pembengkakan akan sangat nyeri karena tidak terdapat ruang untuk

ekspansi.1-5

Gambar 3. Membran timpani yang normal12

Meatus Akustikus Eksternus terjdiri dari kartilago di sepertiga lateral (yang

bersambung dengan Aurikulum) dan tulang di dua pertiga bagian dalam. Kulit yang

6

Page 7: Referat furunkel MAE

melapisi bagian kartilago mengandung folikel rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar

serumen. Celah kecil dibagian anterior kartilago ini (fissure santorini) menjadi jalan

potensial untuk penyebaran tumor dan infeksi dari Meatus Akustikus Eksternus ke

kelenjar parotis. Kulit tipis yang melapisi saluran tulang bersambung dengan lapisan

luar membrane timpani.5

Saluran limfatik merupakan bagian yang penting dalam penyebaran infeksi.

Bagian anterior dan superior dari Meatus Akustikus Eksternus, disalurkan ke

pembuluh limfe preaurikular di kelenjar limfe servikal bagian superior.1-7

Bagain inferior disalurkan ke infra aurikuler dekat angulus mandibula. Bagian

posterior disalurkan ke kelenjar limfe postaurikuler dan kelenjar limfe servikal bagian

superior. Rangsangan pada aurikuler dan Meatus Akustikus Eksternus berasal dari

saraf perifer dan cranial, yaiu dari saraf trigeminus (V), fasialis (VII), glosopharingeal

(IX), dan vagus (X).1,2

2.2 FISIOLOGI PENDENGARAN

Proses mendengar diawali dengan ditangkap energi bunyi oleh Aurikulum

dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran

tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui

rangkaian tulang pendengaran yang mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit

tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap

lonjong. Energy getar yang telah diamplifikasi akan diteruskan ke stapes yang

menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibule bergerak .

Getaran diteruskan melalui membrane Reiiner yang mendorong endolimfa, sehingga

akan menimbulkan gerak relative antara membrane basilaris dan membrane tektoria.

Proses ini menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal

ion terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini

menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neuron transmitte

ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf audiotorius, lalu

dilanjutkan ke nucleus auditorius lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai ke

korteks pendengaran (area 39 - 40) di lobus temporalis.1

2.3 DEFINISI FURUNKEL MEATUS AKUSTIKUS EKSTERNUS

7

Page 8: Referat furunkel MAE

Yang dimaksud dengan Otitis Eksterna ialah radang Meatus Akustikus

Eksternus akut maupun kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus.

Istilah Otitis Eksterna telah lama dipakai untuk menjelaskan sejumlah kondisi.

Spektrum infeksi dan radang mencakup bentuk-bentuk akut atau kronis. Dalam hal

infeksi perlu dipertimbangkan agen bakteri, jamur dan virus. Radang non-infeksi

termasuk pula dermatosis, beberapa diantaranya merupakan kondisi primer yang

langsung menyerang Meatus Akustikus Eksternus. Shapiro telah menegaskan bahwa

perbedaan antara Otitis Eksterna yang berasal dari dermatosis dengan Otitis Eksterna

akibat infeksi tidak selalu jelas. Suatu dermatosis dapat menjadi terinfeksi setelah

beberapa waktu, sementara pada infeksi kulit dapat terjadi reaksi ekzematosa terhadap

mekanisme penyebab. Sekali lagi, anamnesis dan pemeriksaan yang cermat seringkali

akan memberi petunjuk ke arah kondisi primernya. 1-3

Otitis Eksterna dibagi menjadi 2 bagian yaitu furunkel Meatus Akustikus

Eksternus (Otitis Eksterna sirkumskripta) dan Otitis Eksterna difusa.

Furunkel Meatus Akustikus Eksternus (Otitis Eksterna sirkumskripta)

merupakan peradangan pada sepertiga luar Meatus Akustikus Eksternus mengandung

adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen, maka

ditempat itu dapat terjadi infeksi pada pilosebaseus, sehingga membentuk furunkel.1-5

Otitis Eksterna difusa biasanya mengenai kulit Meatus Akustikus Eksternus

duapertiga dalam. Tampak kulit Meatus Akustikus Eksternus hiperemis dan edema

yang tidak jelas batasnya.1

Kuman penyebab biasanya golongan Pseudomonas. Kuman lain yang dapat

sebagai penyebab ialah Staphylococcus albus, Escherichia colli dan sebagainya. Otitis

Eksterna difusa dapat juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis.1

Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, Meatus Akustikus Eksternus sangat

sempit, kadang kelenjar getah bening regional membesar dan nyeri tekan, terdapat

sekret yang berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir (musin). Seperti sekret yang

ke luar dari kavum timpani pada otitis media. 1-6

8

Page 9: Referat furunkel MAE

Gambar 4. Otitis Eksterna sirkumskripta13

2.4 ETIOLOGI

Penyebab furunkel Meatus Akustikus Eksternus (Otitis Eksterna

sirkumskripta) yang tersering adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus albus.

Faktor lainnya adalah maserasi kulit liang telinga akibat sering berenang atau mandi

dengan shower, trauma, reaksi terhadap benda asing, dan akumulasi serumen. Sering

terjadi super infeksi oleh bakteri piogenik (terutama Pseudomonas atau

staohylococcus) dan jamur.1-3

Otitis Eksterna rekuren biasanya disebabkan oleh pemakaian aplikator

berujung kapas yang sering atau sering berenang dalam kolam berenang berklorinasi

(atau keduanya).

Gambar 5. Salah satu penyebab Otitis Eksterna14

2.5 PATOGENESIS

Furunkel Meatus Akustikus Eksternus (Otitis Eksterna sirkumskripta)

merupakan infeksi folikel rambut, bermula sebagai folikulitis kemudian biasanya

meluas menjadi furunkel. Organisme penyebab biasanya Staphylococcus. Umumnya

9

Page 10: Referat furunkel MAE

kasus-kasus ini disebabkan oleh trauma garukan pada Meatus Akustikus Eksternus.

Kadang-kadang furunkel disebabkan oleh tersumbat serta terinfeksinya kelenjar

sebasea di Meatus Akustikus Eksternus. Panas dan lembab dapat menurunkan daya

tahan kulit Meatus Akustikus Eksternus, sehingga frekuensi penyakit ini agak

meningkat pada musim panas. 1-4

Pada kasus dini dapat terlihat pembengkakan dan kemerahan difus didaerah

Meatus Akustikus Eksternus bagian tulang rawan, biasanya posterior atau superior.

Pembengkakan itu dapat menyumbat Meatus Akustikus Eksternus. Setelah terjadi

lokalisasi dapat timbul pustula. Pada keadaan ini terdapat rasa nyeri yang hebat

sehingga pemeriksaan sukar dilakukan. Biasanya tidak terdapat sekret sampai

absesnya pecah. Toksisitas dan adenopati muncul lebih dini karena sifat organisme

penyebab infeksi.1-3

2.6 FAKTOR PREDISPOSISI2

Infeksi dapat terjadi sebagai akibat faktor-faktor predisposisi tertentu sebagai berikut:

1. Perubahan pH kulit kanalis yang biasanya asam menjadi basa

2. Perubahan lingkungan terutama gabungan peningkatan suhu dan kelembaban

3. Suatu trauma ringan seringkali karena benang atau membersihkan telinga

secara berlebihan.

2.7 GEJALA DAN TANDA1.3

Nyeri hebat yang diikuti otore purulen.

Nyeri tekan pada tragus dan pada tarikan Aurikulum

Gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat Meatus Akustikus

Eksternus.

Meatus Akustikus Eksternus tampak bengkak pada tempat tertentu.

2.8 DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan :

1. Anamnesa9

- kebiasaan mengkorek telinga

10

Page 11: Referat furunkel MAE

- nyeri teliga (otalgi) spontan, bila tragus ditekan dan Aurikulum ditarik

- bila furunkel terjadi dibagian anterior, nyeri bertambah bila membuka

mulut atau mengunyah.

- Pendengaran biasanya normal kecuali bila lumen meatus tertutup.

- Suhu badan subfebris.

2. Pemeriksaan Fisik9

Inspeksi : Pada kasus yang berat kepala penderita miring ke sisi yang sakit

(Tortikolis), karena spasme otot sternokleidomastoideus.

Edema dan hiperemi sekitar Meatus Akustikus Eksternus, dan

dapat menjalar ke Aurikulum, dan sulkus retroaurikuler.

Palpasi : Nyeri bertambah bila diadakan manipulasi Aurikulum. Bila

tragus ditekan nyeri bertambah berat.

Otoskopi : Pemeriksaan ke dalam Meatus Akustikus Eksternus dengan

mempergunakan lampu kepala terlihat lumen Meatus

Akustikus Eksternus menyempit.

Pemeriksaan Meatus Akustikus Eksternus, pada inspeksi tampak

Meatus Akustikus Eksternus kemerahan, edema. Rasa nyeri juga dijumpai

terutama saat menggerakkan rahang (mengunyah), menekan tragus dan

menggerakkan Aurikulum.

- Adanya inflamasi, hiperemis, edema yang terlihat pada linag

telinga luar dan jaringan lunak periaurikuler.

- Nyeri yang hebat, yang ditandai adanya kekakuan pada jaringan

lunak pada ramus mandibula dan mastoid.

- Status mental harus diperiksa. Gangguan status mental dapat

menunjukkan komplikasi intrakranial.

- Membran timpani biasanya intak.

- Demam tidak umum terjadi.

- Torticolis

11

Page 12: Referat furunkel MAE

3. Pemeriksaan Penunjang

Biakan dan tes sensitivitas dari sekret.

Diagnosis Banding :

1. Otomikosis

Infeksi jamur di Meatus Akustikus Eksternus dipermudah oleh

kelembaban yang tinggi di daerah tersebut. Yang tersering ialah

pityrosporum, Aspergilus. Kadang-kadang ditemukan juga candida

albicans atau jamur lain. Pityrosporum menyebabkan terbentuk sisik yang

menyerupai ketombe dan merupakan predipossisi Otitis Eksterna

bakterialis.

Sebagai salah satu penyebab kegagalan pada pengobatan Otitis

Eksterna. Penyakit ini banyak dijumpai di daerah tropis, karena adanya

kelembaban yang terjadi pada Meatus Akustikus Eksternus. Penyakit ini

dapat pula disebabkan oleh penggunaan tetes telinga yang mengandung

antibiotika.

Jamur yang banyak dijumpai Aspergillus Niger dan Candida

Albicans. Keluhannya adanya rasa gatal yang hebat daripada Otitis

Eksterna yang bukan akibat jamur. Selain itu juga disertai cairan yang

keluar dari telinga.

Pada pemeriksaan terdapat adanya massa yang berwarna abu-abu

putih, yang kadang-kadang dapat disertai dengan adanya darah sedikit.

Pada infeksi dengan Aspergillus Niger tampak sekret kehitaman.

Untuk pengobatan Meatus Akustikus Eksternus dibersihkan sampai

kering, karena kondisi Meatus Akustikus Eksternus yang basah atau

lembab akan menghambat infeksi jamur. Setelah itu dapat diberikan obat

jamur misalnya Nistatin, Amphotericin B, dapat dalam bentuk tetesan atau

cream selama paling sedikit 1 minggu. Selain itu dapat dipakaikan Salicyl

2% dalam alkohol kecuali bila ada perforasi membran timpani obat ini

tidak boleh digunakan.9

Gejala biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh ditelinga, tetapi

sering pula tanpa keluhan.1

12

Page 13: Referat furunkel MAE

Gambar 6. Otomikosis15

2. Mastoiditis Akut

Mastoiditis akut merupakan infeksi akut yang mengenai

mukosa sel mastoid yang merupakan kelanjutan dari proses otitis media

akut supuratif yang tidak teratasi. Kriteria diagnosa dari anamnesa dapat

ditemukan nyeri dan rasa penuh dibelakang telinga, otore terus menerus

selama lebih dari 6 minggu, febris atau sub febris, pendengaran

biasanya menurun dan didapatkan nyeri tekan pada planum mastoid.

Gambar 7. Mastoiditis akut16

Pada pemeriksaan dengan otoskop ditemukan adanya perforasi

membran timpani yang bersifat “reservoir sign” atau apabila sekret

dikeluarkan akan muncul lagi. Untuk memastikan dapat dilakukan x-foto

mastoid (Schuller).8

Pada pemeriksaan dengan foto Schuller didapatkan adanya

opasifikasi sel-sel udara mastoid oleh cairan dan hilangnya trabekulasi

normal dari sel-sel tersebut. Terapi yang dapat dilakukan adalah

mastoidektomi simpel (Scwharte).2

3. Otitis Eksterna Difusa

13

Page 14: Referat furunkel MAE

Otitis Eksterna difusa merupakan radang pada kulit Meatus

Akustikus Eksternus yang bersifat kumat-kumatan, yang ditandai dengan

rasa gatal dan otore. Biasanya disebebakan oleh karena infeksi kuman,

jamur maupun virus. Bisa juga disebakan oleh alergi ataupun penyakit

kronis seperti diabetes melitus.

Dari anamnesa ditemukan adanya gatal pada daerah meatus

akustikus eksterna, otore, pendengaran dapat normal ataupun sedikit

menurun. Bila infeksi hebat dapat disertai rasa nyeri dan febris. Pada

pemeriksaan dengan otoskop ditemukan Meatus Akustikus Eksternus

odem, hiperemi Meatus Akustikus Eksternus dan kadang-kadang sampai ke

membran timpani. Dapat ditemukan berbagai macam sekret diantaranya

serous yang disebabkan oleh alergi, purulen disebabkan oleh karena infeksi

kuman, keabu-abuan akibat dari infeksi jamur. 8

Gambar 8. Otitis Eksterna difusa17

2. 9 KOMPLIKASI

Terdapat beberapa penyulit pada Otitis Eksterna sirkumskripta antara

lain erisepelas, limfadenitis regional, perikondritis aurikularis.8

1. Limpfadenitis regional

Keradangan atau pembesaran kelenjar limfa regional, yang

disebabkan oleh bakteri dari penyakit Furunkel Meatus Akustikus

Eksternus. Penegakan diagnosa dapat dijumpai, seperti : kelenjar getah

bening yang membesar/membengkak (tampak benjolan), lunak, sakit,

tampak kulit yang hiperemi dan hangat, demam, kadang-kadang

14

Page 15: Referat furunkel MAE

tampak abses. Hal ini bisa mengindikasikan gangguan serius lainnya

seperti limfoma (kanker sel darah putih) atau tuberkulosis.

Penatalaksanaan dapat dilakukan biopsi, dan simptomatik, istirahat

yang cukup dan higiene yang cukup.

Gambar 9. lymphadenitis regional18

2. Erisepelas

Suatu keradangan pada kulit yang sering kali didahului oleh

lesi yang terjadi pada kulit Meatus Akustikus Eksternus atau

Aurikulum dan disertai dengan sekunder infeksi oleh kuman

Streptococcus.9

Secara klinis terjadi pembengkakan Aurikulum, berwarna

merah, nyeri hebat, infeksi dapat berlanjut sampai perbatasan kulit

telinga dan kulit wajah. Keadaan umum penderita lemah, febris tinggi,

dan nadi yang meningkat.

Penatalaksanaan dapat diberikan kompres larutan burowi untuk

menimbulkan rasa dingin. Untuk medikamentosa dapat diberikan

antibiotika, antiinflamasi, dan dapat juga diberikan untuk gejala

simtomatik yaitu analgetika dan antipiretik.8,9

15

Page 16: Referat furunkel MAE

Gambar 10. Erisepelas19

3. Perikondritis Aurikula

Perikondritis aurikula adalah suatu keradangan pada

perinkondrium, yang dapat diikuti dengan terbentuk nanah ataupun

cairan serous diantara perikondrium dan kondrium. Penyakit ini dapat

terjadi akibat kartilago yang terbuka karena pembedahan, luka bakar

ataupun trauma yang diikuti oelh infeksi sekunder. Infeksi yang terjadi

karena aspirasi pada othematoma yang dilakukan secara tidak steril.

Gejala klinis yang didapatkan pada penyakit ini dapat berupa rasa nyeri

pada telinga yang makin lama makin meningkat, odem pada daun

telinga yang menyeluruh, hiperemi/biru, terasa keras dan terdapat nyeri

tekan. Pada penyakit ini yang khas adalah pada bagian lobulus tidak

terkena infeksi.

Gambar 11. Perikondritis aurikula20

16

Page 17: Referat furunkel MAE

Terapi yang dilakukan adalah apabila tidak disertai abses

dilakukan kompres daun telinga. Namun apabila ada abses, perlu

mengeluarkan nanah dengan cara diinsisi. Tindakan insisi ini

dilakukan bila ada tanda-tanda abses yang fluktuasi, karena apabila

dilakukan tanpa belum adanya tanda abses akan mengakibatkan

perluasan infeksi itu sendiri.

Pada waktu melalukan insisi hal-hal yang perlu diperhatikan

adalah apakah cartilago terjadi nekrosis atau tidak. Apabila ditemukan

cartilago yang nekrosis dapat berupa warna yang kehitaman, maka

diperlukan tindakan eksisi untuk mengangkat cartilago yang nekrosis

disertai dengan cartilago yang sehat disekitarnya. Untuk pengobatan

medikamentosa perlu diberikan antibiotika dosis tinggi dan analgetika

dan pernderita perlu untuk dirawat dirumah sakit. Pada tingkatan yang

ringan penyakit ini dapat sembuh tanpa meninggalkan bekas. Pada

yang berat didapatkan nekrosis tulang rawan yang luas, jaringan

penyangga telinga yang rusak, adanya deformitas pada telinga, telinga

menjadi kecil dan menggelantung (cauli flower).

Gambar 12. Telinga Cauli flower21

17

Page 18: Referat furunkel MAE

TABEL 1. PERBEDAAN ANTARA FURUNKEL MAE DAN MASTOIDITIS AKUTA9

Furunkel Mastoiditis Akuta

Anamnesa :

Otore

Nyeri

- Tidak ada

- Bertambah bila

tragus ditekan, daun

telinga ditarik,

mengunyah/

membuka mulut

- Beberapa minggu

- Tidak nyeri pada

tindakan tersebut

Pemeriksaan :

Inspeksi

- Edema dan hiperemi

difus

- Aurikulum

terdorong ke depan

- Edema dan

hiperemi pada

daerah mastoid

- Aurikulum

terdorong ke

depan dan ke

bawah

Palpasi - Nyeri bila tragus

ditekan/ Aurikulum

ditarik

- Tragus ditekan

makin lama, nyeri

berkurang

- Pembesaran

kelenjar getah

bening teraba

- Tidak nyeri

- Tulang mastoid

ditekan makin

lama makin sakit

- Tidak ada

pembesaran

18

Page 19: Referat furunkel MAE

Otoskopi - Tidak ada secret di

MAE

- Edema terjadi

disemua bagian

MAE

- Ada mukopus di

MAE

- Edema pada

bagian

posterosuperior

Foto rontgen Mastoid - Normal - Sel-sel mastoid

rusak (kabur)

2.10 PENATALAKSANAAN

Prinsip-prinsip penatalaksanaan yang dapat diterapkan pada semua tipe Otitis

Eksterna antara lain :2

1. Membersihkan liang telinga dengan pengisap atau kapas dengan berhati-hati

2. Penilaian terhadap sekret, edema dinding kanalis, dan membrana timpani

bilamana mungkin keputusan apakah akan menggunakan sumbu untuk

mengoleskan obat

3. Pemilihan pengobatan lokal

Pengobatan :9

1. Istirahat, makanan lunak

2. Lokal : MAE dimasuki tampon pita yang telah dibasahi dengan sol.Burowi

(liquor aluminium sub asetat). Tampon dibiarkan didalam lumen

selama 2X24 jam dan selalu di tetesi dengan sol. Burowi agar tetap

basah. Diganti setiap 2 hari.

Maksud pemberian tampon dan tetes sol. Burowi adalah;

19

Page 20: Referat furunkel MAE

- Menyebabkan rasa dingin, menghilangkan edema dan

mengurangi rasa sakit

- Tekanan tampon pada furunkel dapat mengurangi edema.

- Sol. Burowi menghancurkan sisa-sisa debris

3. Pemberian analgetika

4. Antibiotika (Penicillin dan Ampicillin) hanya diberikan pada kasus yang

berat, atau bila ada komplikasi

TABEL 2. OBAT-OBATAN TOPIKAL UNTUK TERAPI OTITIS EKSTERNA2

NAMA OBAT SPEKTRUM ORGANISME

Kolistin Pseudomonas aeruginosaGolonganKlebsiella-EnterobacterEscherichia coli

Polimiksin B Pseudomonas aeruginosaGolonganKlebsiella-EnterobacterEscherichia coli

Neomisin Staphylococcus aureusdanS.albusEscherichia coliGolonganproteus

Kloramfenikol Staphylococcus aureusdanS.albusGolonganKlebsiella-EnterobacterEscherichia coli

NistatinKlotrimazolMikonazolTolnafatKarbol-fuhsin

Organisme jamur

20

Page 21: Referat furunkel MAE

Timol/alcoholAsamsalisilat/alcoholAsamborat/alcoholAsamasetat/alcohol

Terutama organism jamur namun dapat pula efektif pada infeksi bakteri dengan cara merendahkan pH kulit liang telinga

M-kresilasetatMertiolatakueus

Umumya antiseptic

2.11 PROGNOSIS8

Baik

Umumnya sembuh setelah diobati secara adekuat.

Dapat kambuh, terutama pada perenang, karena pemakaian ear plug dan

kebiasaan korek-korek telinga.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Furunkel Meatus Akustikus Eksternus (Otitis Eksterna sirkumskripta)

merupakan peradangan pada sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa

kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen, maka

ditempat itu dapat terjadi infeksi pada pilosebaseus, sehingga membentuk

furunkel.1-5

Furunkel Meatus Akustikus Eksternus (Otitis Eksterna sirkumskripta)

merupakan infeksi folikel rambut, bermula sebagai folikulitis kemudian biasanya

meluas menjadi furunkel. Penyebab Otitis Eksterna sirkumskripta yang tersering

adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus albus. Umumnya kasus-kasus ini

disebabkan oleh trauma garukan pada liang telinga. Kadang-kadang furunkel

disebabkan oleh tersumbat serta terinfeksinya kelenjar sebasea di liang telinga.

Panas dan lembab dapat menurunkan daya tahan kulit liang telinga, sehingga

frekuensi penyakit ini agak meningkat pada musim panas.1-4

21

Page 22: Referat furunkel MAE

Gejala dan tandanya seperti nyeri hebat yang diikuti otore purulen, nyeri

tekan pada tragus dan pada tarikan Aurikulum, gangguan pendengaran bila

furunkel besar dan menyumbat Meatus Akustikus Eksternus, Meatus Akustikus

Eksternus tampak bengkak pada tempat tertentu. 1,3

Diagnosa banding untuk furunkel Meatus Akustikus Eksternus adalah

otomikosis, mastoiditis akut, Otitis Eksterna difusa. Otomikosis merupakan

infeksi pada Meatus Akustikus Eksternus yang disebabkan oleh karena jamur.

Keluhannya adalah rasa gatal yang hebat dari pada Otitis Eksterna yang bukan

akibat dari jamur. Diagnosa banding lainnya adalah mastoiditis akut, merupakan

infeksi akut yang mengenai mukosa sel mastoid yang merupakan kelanjutan dari

otitis media akut supuratif yang tidak teratasi. Selain itu juga furunkel Meatus

Akustikus Eksternus dapat dibedakan dengan Otitis Eksterna difusa. Otitis

Eksterna difusa merupakan radang pada kulit Meatus Akustikus Eksternus yang

bersifat kumat-kumatan, yang ditandai dengan rasa gatal dan otore.8

Penatalaksanaanya antara lain membersihkan Meatus Akustikus

Eksternus dengan pengisap atau kapas dengan berhati-hati, penilaian terhadap

sekret, edema dinding kanalis, dan membrana timpani bilamana mungkin

keputusan apakah akan menggunakan sumbu untuk mengoleskan obat, pemilihan

pengobatan lokal.2

3.2 Saran

Hindari segala faktor-faktor yang dapat menyebabkan infeksi pada

telinga seperti membersihkan telinga menggunakan cotton bud ataupun alat-alat

yang dapat menyebabkan infeksi pada telinga. Sebaiknya pembersihan telinga

dilakukan oleh dokter menggunakan alat irigasi sehingga dapat menghindari

infeksi yang terjadi. Sebaiknya dilakukan setidaknya 6 bulan sekali.

Pada penggunaan alat irigasi yang salah dan tidak steril dalam

membersihkan telinga juga dapat menyebabkan infeksi pada telinga. Tata

pembersihan yang salah juga turut menjadi factor resiko terjadinya gangguan

pada telinga yang dapat juga menyebabkan infeksi.

22

Page 23: Referat furunkel MAE

DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD. 2012. Buku Ajar Ilmu

Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, Edisi ke-7. Kelainan

Telinga Luar, Hal 50-56.Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

2. Adams, GL. Boies, LR. Higler, PA. Boeis : Buku Ajar Penyakit THT (Boeis

fundamentals of otolaryngology). Alih bahasa, Caroline W. editor. Harjanto

Effendi. Edisi 6. Hal 78-80. Jakarta: EGC, 1997.

3. Mansjoer Arif, Triyanti Kuspuji, Savitri Rakhmi, et all. 2001. Kapita Selekta

Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Pertama. Hal 83-84. Jakarta: Media Aesculapius

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

4. Rukmini, S. Soepriyadi. Harmadji S. 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi.

Edisi-3. Hal 1-3. Surabaya: RSU Dr Soetomo. FK UNAIR.

5. Lucente, FE. Har-El, G. 2011. Ilmu THT Esensial (Essentials of Otolaringology).

Alih bahasa, Huriawati Hartanto et all. Edisi-5. Jakarta: EGC.2011

6. Waitzman. AA, Meyers, AD. Otitis Externa. Available from

http://emedicine.medscape.com/2014/09/19/Otitis-Externa

7. Bickley, LS. 2009. Buku Ajar Pemeriksaan Fisikdan Riwayat Kesehatan

Bates/Lyns. Alih bahasa, Andry Hartono. Editor, Linda Dwijayanti. Edisi 8. Hal

125-127. Jakata, EGC.

23

Page 24: Referat furunkel MAE

8. Mulyarjo. Rukmini, S. et all. 2001. Pedoman Pelayanan Medik Poliklinik THT.

Diagnosis, Terapi dan Tindakan Praktis. Edisi 2 (revisi). Surabaya: SMF THT

RSUD DR SOETOMO.

9. Mahasiswa, Senat. 1994. Diktat Kuliah THT. Surabaya: Fakultas Kedokteran

Universitas Airlangga.

10. Gambar 1: http://septiadah.wordpress.com/2014/09/19/fisika-telinga-pendengaran.

11. Gambar 2 : http://aagungwidhiutami.blogspot.com/2014/09/19/anatomi-fisiologi-

telinga.html.

12. Gambar 3 : kydrugz.blogspot.com/2014/09/19/membran-timpani.

13. Gambar 4: http://shttp://niarahayu9.blogspot.com/2014/09/19/otitis-eksterna-

sirkumskripta

14. Gambar 5: http://wartanews.com/2014/09/19/lifestyle/bahaya-membersihkan

telinga.

15. Gambar 6: http://d132a.wordpress.com/2014/09/26/penyakit-Telinga-Hidung-

Tenggorok. Otomikosis.

16. Gambar 7 : http://m.cdn.blog.hu/2014/09/26/ear-mastoiditis.

17. Gambar 8 : http://niarahayu9.blogspot.com/2014/09/26/otitis-eksterna-difusa

18. Gambar 9 : http://entusa.com/2014/09/25/Lymp-Regional

19. Gambar 10 : http://skydrugz.blogspot.com/2014/09/26/erisepelas

20. Gambar 11 : http://blogspot.com/2014/09/26/perikondritis-aurikula

21. Gambar 12 : http://blogspot.com/2014/09/30/cauli-flower

24