referat foto skull

34
BAB I PENDAHULUAN Pemeriksaan foto kepala atau skull rontgen merupakan pemeriksaan radiografi yang relatif perlu diperhatikan, selain karena anatomi dari skull yang kompleks serta bentuk wajah dan variasi anatomis pada setiap orang berlainan, immobilisasi maksimal juga sangat dibutuhkan untuk mendapatkan gambar radiograf skull yang berkualitas. Secara garis besar pemeriksaan skull dapat dipisahkan menjadi pemeriksaan tengkorak (skull), sinus, nasal bones, facial bones, orbita, zygoma dan mandibula. Untuk pemeriksaan skull banyak memiliki variasi proyeksi yang digunakan, hal ini bertujuan untuk mendapatkan spesialisasi dan karakter gambaran radiograf yang berbeda dari masing-masing anatomi skull (1). Foto kepala atau skull rontgen biasanya dilakukan pada pasien post trauma, perdarahan lewat telinga, benjolan di kepala, sakit kepala yang menetap, sakit telinga, dan diduga ada metastase tumor (1). Foto kepala jarang dilakukan pada pasien dengan penyakit susunan syaraf pusat kecuali terdapat bukti jelas adanya suatu kelainan saraf cranialis atau bukti klinis adanya peningkatan tekanan intracranial (2). Sebelum melakukan foto kepala, perlu dilakukan pemeriksaan klinis yang teliti terlebih dahulu. Karena akan membantu memperoleh foto yang benar dan menghubungkan antara kelainan klinis dan kelainan radiologis. Foto kepala itu 1

Upload: iraisa-rosaria

Post on 31-Jul-2015

1.455 views

Category:

Documents


151 download

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Foto Skull

BAB I

PENDAHULUAN

            Pemeriksaan foto kepala atau skull rontgen merupakan pemeriksaan radiografi yang

relatif perlu diperhatikan, selain karena anatomi dari skull yang kompleks serta bentuk

wajah dan variasi anatomis pada setiap orang berlainan, immobilisasi maksimal juga sangat

dibutuhkan untuk mendapatkan gambar radiograf skull yang berkualitas. Secara garis besar

pemeriksaan skull dapat dipisahkan menjadi pemeriksaan tengkorak (skull), sinus, nasal

bones, facial bones, orbita, zygoma dan mandibula. Untuk pemeriksaan skull banyak

memiliki variasi proyeksi yang digunakan, hal ini bertujuan untuk mendapatkan spesialisasi

dan karakter gambaran radiograf yang berbeda dari masing-masing anatomi skull (1).

Foto kepala atau skull rontgen biasanya dilakukan pada pasien post trauma,

perdarahan lewat telinga, benjolan di kepala, sakit kepala yang menetap, sakit telinga, dan

diduga ada metastase tumor (1).

Foto kepala jarang dilakukan pada pasien dengan penyakit susunan syaraf pusat

kecuali terdapat bukti jelas adanya suatu kelainan saraf cranialis atau bukti klinis adanya

peningkatan tekanan intracranial (2).

Sebelum melakukan foto kepala, perlu dilakukan pemeriksaan klinis yang teliti

terlebih dahulu. Karena akan membantu memperoleh foto yang benar dan menghubungkan

antara kelainan klinis dan kelainan radiologis. Foto kepala itu sulit untuk diinterpretasikan

secara radiologis, biarkan foto sinar-x membantu, tetapi jangan MENGGANTIKAN

keputusan klinis (2).

1

Page 2: Referat Foto Skull

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Anatomi Kepala

Skull atau tengkorak membentuk rangka kepala dan muka, termasuk pula

mandibula, yaitu tulang rahang bawah. Tengkorak terdiri atas 22 tulang (atau 28 tulang

termasuk tulang telinga), dan ditambah lagi 2 atau lebih tulang-tulang rawan hidung yang

menyempurnakan bagian anteroinferior dari dinding-dinding lateralis dan septum hidung

(nasal).(6) Adapun pembagiannya dapat di gambarkan sebagai berikut :

1.      8 buah tulang tengkorak (cranial bones)

Tulang – tulang yang berfungsi melindungi otak (gubah otak), terdiri dari :

         1 os. Frontal

         2 os. Parietal

         1 os. Occipital

         1 os. Ethmoid

         1 os. Sphenoid

         2 os. Temporal

     2 Os. Maleus

   2 Os. Inkus     os. telinga

   2 Os. Stapes . (6)

2.      14 tulang rangka muka (facial bones)

Berfungsi memberi bentuk, struktur  pada wajah serta menyokong tulang-

tulang di dalam wajah,  Melindungi bagian tepi atas sistem pernafasan dan saluran

pencernaan, bersama-sama cranial membentuk lengkung mata (eye sockets), tediri

dari :

         2 os. maxillary bones

         2 os. nasal

         2 os. lacrimal

         2 os. zygoma  (malar)

         2 os. palatine

2

Page 3: Referat Foto Skull

         2 os. inferior nasal conchae

         1 os. vomer

1 os. Mandibula.(6)

2.2.Landmark dan baseline dalam pemeriksaan foto kepala

Landmark merupakan suatu tanda yang berada di daerah tubuh yang

digunakan untuk membantu dalam suatu pemeriksaan. Saat memposisikan kepala

pasien, harus diperhatikan bentuk wajah dan variasi anatomis landmark untuk dapat

menentukan bidang yang akan digunakan setepat mungkin disesuaikan dengan

3

Page 4: Referat Foto Skull

posisi kaset. Telinga, hidung, dan dagu bukanlah patokan yang tepat. bagian tubuh

seperti mastoid dan orbital margin merupakan landmark yang tepat (1).   

Sedangkan baseline merupakan suatu garis khayal pada daerah tubuh yang

juga digunakan untuk membantu dalam suatu pemeriksaan. Pada penjelaasan berikut

akan dijelaskan beberapa landmark dan baseline yang ada di kepala yang sering

digunakan dalam pemeriksaan radiografi (1).

a. Landmark

1. Vertex

Suatu titik yang berada pada pertengahan MSP kepala pada tulang parietal

2. Glabella

Suatu titik yang berada pada MSP sejajar dengan kedua alis mata pada

tulang frontal

3. Nasion

Suatu titik yang berada pada MSP setinggi kedua mata

4. Acanthio

Suatu titik yang berada pada MSP di antara lubang hidung dan bibir

5. Infra Orbital Point

Suatu titik yang berada di bawah dari orbita

6. Outer Canthus of Eye

Suatu titik yang berada pada lateral dari orbita

7. Inner Canthus of Eye

Suatu titik yang berada pada medial dari orbita

8. Mental

Suatu titik yang berada pada MSP di bawah bibir

9. External Meatus Acusticus Ekternus (MAE)

Suatu titik yang berada tepat di lubang telinga

4

Page 5: Referat Foto Skull

b. Baseline

1. Glabellomeatal Line

Garis yang menghubungkan MAE dengan Glabella

2. Orbito Meatal Line

Garis yang menghubungkan MAE dengan Orbita

3. Infra Orbito Meatal Line

Garis yang menghubungkan MAE dengan Infra Orbita Point

4. Acanthiomeatal Line

Garis yang menghubungkan MAE dengan Acanthio

5. Mentomeatal Line

Garis yang menghubungkan MAE dengan Mental

6. Glabelloalveolar Line

Garis yang menghubungkan Glabella dengan Alveola

5

Page 6: Referat Foto Skull

2.3.Indikasi foto kepala

1. Trauma

Trauma kepala yang berat pada orang dewasa, terutama bila disertai

dengan hilangnya kesadaran untuk waktu yang lama atau bila secara klinis

jelas adanya fraktur depresi (5).

Trauma ringan :

Bila penderita tidak kehilangan kesadaran dan hanya pingsan

sebentar, dan bila pemeriksaan klinis normal (3).

Trauma pada anak – anak :

Biasanya mudah untuk mendeteksi adanya fraktur depresi pada anak

– anak dengan pemeriksaan klinis dan foto kepala dibutuhkan untuk

menunjukkan luasnya cedera dan pengobatan yang diperlukan.

Trauma kepala yang ringan dengan pemeriksaan klinis yang normal

BUKAN merupakan indikasi untuk foto sinar-X karena tidak akan

mengubah cara pengobatan. Foto kepala pada anak-anak setelah

trauma kebanyakan tidak membantu. Observasi klinis secara cermat

jauh lebih penting (3).

6

Page 7: Referat Foto Skull

2. Perdarahan lewat telinga

Atau bocornya cairan cerebrospinal lewat telinga atau hidung setelah

trauma hampir selalu berarti ada fraktur pada basis cranii. Hal ini amat sulit

dikenali pada foto sinar-X. Foto lateral yang dibuat dengan penderita

berbaring terlentang bisa menunjukkan adanya darah di dalam sinus

sphenoidalis atau udara didalam kepala (2).

3. Benjolan atau lekukan pada kepala

Foto sinar-X akan membantu diagnosa asalkan benjolan itu tidak

berubah tempat pada pemeriksaan klinis, dan tidak mobile. Bila benjolan itu

lunak, foto pada daerah itu akan membantu untuk mengesampingkan adanya

defek cranium dibawahnya (infeksi, tumor, dll) (3).

4. Sakit kepala yang menetap

Foto kepala jarang memberikan informasi yang berguna KECUALI bila

terdapat juga tanda-tanda klinis, misal kelainan neurologis, peningkatan

tekanan intrakranial, atau kebutaan. Bila penderita diketahui menderita tumor

maligna di bagian tubuh yang lain, foto kepala lateral akan membantu

menunjukkan adanya metastase ke kepala (2).

5. Sakit telinga

Pemeriksaan klinis lebih baik daripada foto sinar-X kecuali bila anda

ahli atau membuat juga foto mastoid. Foto rutin kepala jarang memberi

manfaat bila dicurigai ada mastoiditis (2).

6. Metastase atau penyakit umum seperti Paget Disease

Foto kepala lateral akan membantu menegakkan diagnosa. Proyeksi

tambahan yang lain biasanya tidak berguna (2).

7

Page 8: Referat Foto Skull

2.4.Posisi foto kepala

Ada lima posisi dasar yang umumnya digunakan dalam pemeriksaan

radiografi skull, yakni :

1. Postero-anterior (occipito-frontal) dan PA Axial projections (Caldwell)

Tujuan PA: melihat detail-detail tulang frontal, struktur cranium disebelah

depan dan pyramid os petrossus (4).

Tujuan PA Caldwell : melihat detail kavum orbita. Terlihat gambaran alae

major dan minor os sphenoidale superimposed terhadap orbita, petrosus

ridge yang merupakan tegmen timpani juga diproyeksikan didekat margo

inferior cavum orbita (4).

Posisi pasien : 

o Duduk tegak atau prone

o Atur MSP pada pertengahan lysolm

o Fleksikan lengan , atur agar posisi tangan senyaman mungkin (1). 

Posisi obyek : 

o Atur kepala dan hidung agar menepel kaset dan MSP tegak lurus

kaset

o Atur OML agar tegak lurus kaset, tahan nafas saat eksposi (1)

8

Page 9: Referat Foto Skull

2. Lateral.

Tujuannya untuk melihat detail-detail tulang kepala, dasar kepala,

dan struktur tulang muka (5) .

Patologi yang ditampakkan Fraktur, neoplastic proscess, Paget’s

disease, infeksi, tumor, degenerasi tulang. Pada kasus trauma gambaran

9

Page 10: Referat Foto Skull

skull lateral akan menampakkkan fractur horisontal, air-fluid level pada

sinus sphenoid, tanda-tanda fraktur basal cranii apabila terjadi perdarahan

intracranial (1).

Posisi Pasien

Prone atau duduk tegak, recumbent, semiprone (Sim’s) Position (1).

Posisi Obyek

• Atur kepala true lateral dengan bagian yang akan diperiksa dekat

dengan IR

• Tangan yang sejajar dengan bagian yang diperiksa berada di depan

kepala dan bagian yang lain lurus dibelakang tubuh

• Atur MSP sejajar terhadap IR

• Atur interpupilary line tegak lurus IR

• Pastikan tidak ada tilting pada kepala

• Atur agar IOML // dengan IR (1).

10

Page 11: Referat Foto Skull

Struktur yang ditampakkan

Bagian yang menempel dengan film ditampakkan dengan jelas. Sella tursika

mencakup anterior dan posterior clinoid dan dorsum sellae ditampakkan dengan

jelas (2).

3. Towne (semi-axial / grashey’s position)

Tujuannya melihat detail tulang occipital dan foramen magnum,

dorsum sellae, os petrosus, kanalis auditorius internus, eminentia arkuata,

antrum mastoideum, processus mastoideus dan mastoid sellulae.

Memungkinkan perbandingan piramida os petrosus dan mastoid pada

gambar yang sama (5).

Posisi towne diambil dengan berbagai variasi sudut angulasi antara

30-60 derajat ke arah garis orbitomeatal. Sentrasi dari depan kira-kira 8

cm di atas glabela dari foto polos kepala dalam bidang midsagital (2).

Posisi pasien

Pasien dalam keadaan supine/duduk tegak, pusatkan MSP tubuh ke

garis tengah grid. 

Tempatkan lengan dalam posisi yang nyaman dan atur bahu untuk

dibaringkan dalam bidang horizontal yang sama. 

11

Page 12: Referat Foto Skull

Pasien hyprshenic dalam posisi duduk tegak jika memungkinkan. 

Bila ini tidak memungkinkan, untuk menghasilkan proyeksi yang

diinginkan pada bagian oksipital asal oleh penyudutan CR Caudad

dengan mengangkat kepala dan mengaturnya dalam posisi horizontal.

Stewart, merekomendasikan sudut 400. Proyeksi oksipitofrontal

ditemukan oleh Hass dapat digunakan dalam proyeksi AP Axial pada

pasien hypersthenic. 

Metode Hass  adalah kebalikan dari proyeksi AP Axial (Towne), tapi

memberikan hasil sebanding (1).

Posisi obyek

Atur pasien sehingga MSP tegak lurus dengan garis tengah kaset. 

Fleksikan leher secukupnya, garis orbito meatal tegak lurus ke bidang

film. 

Bila pasien tidak dapat memfleksikan lehernya, aturlah sehingga

garis infra orbito meatal tegak lurus dan kemudian menambah sudut

CR 70 . 

Untuk memperlihatkan bagian oksipito basal atur posisi film

sehingga batas atas terletak pada puncak cranial. Pusatkan kaset pada

foramen magum. 

Untuk membatasi gambaran dari dorsum sellae dan ptrous pyramid,

atur kaset sehingga titik tengah akan bertepatan dengan CR 

Periksa kembali posisi dan imobilisasi kepala. 

Tahan napas saat ekspose (1). 

12

Page 13: Referat Foto Skull

4. Vertiko-submental (basal)

Tujuannya untuk melihat detail dari basis crania (5).

Patologi yang ditampakkan

Fraktur dan neoplatic/inflamantory process dari arc zygomaticum (5).

Posisi Pasien

Supine atau erect .Posisi erect akan membuat pasien merasa lebih

nyaman (2).

Posisi Obyek

• Hyperekstensikan leher hingga IOML // IR

• Vertex menempel pada IR

• Atur MSP tegak lurus meja/permukaan bucky

• Pastikan tidak ada rotasi ataupun tilting

Posisi ini sangat tidak nyaman, sehingga usahakan agar pemeriksaan

dilkakukan dengan waktu sesingkat mungkin (1).

13

Page 14: Referat Foto Skull

Struktur yang ditampakkan

Arc zygomaticum

5. Water’s

Tujuannya untuk melihat gambaran sinus paranasal (7).

Patologi Yang Ditampakkan

Inflamantory condition (sinusitis, secondary osteomyelitis) dan polyp

sinus (7).

Posisi Pasien

Erect

Posisi Obyek

• Ekstensikan leher, atur dagu dan hidung menghadap permukaan

meja/bucky.

• Atur kepala sehingga MML (mentomeatal line) tegak lurus terhadap IR,

OML akan membentuk sudut 370 derajat terhadap bidang IR.

14

Page 15: Referat Foto Skull

• Instruksikan pada pasien untuk membuka mulut dengan tidak

mengubah posisi atau ada pergerakan pada kepala dan MML menjadi

tidak tegak lurus lagi

• Atur MSP tegak lurus terhadap pertengahan grid atau permukaan

meja/bucky.

• Pastikan tidak ada rotasi atau tilting (1).

Struktur Yang Ditampakkan

Tampak bagian inferior Sinus maxillary bebas dari superimposisi dengan

processus alveolar dan petrous ridge, inferior orbital rim, dan tampak gambaran

sinus frontalis oblique. Sinus sphenoid tampak apabila pasien membuka mulut

2.5.Sistematika pembacaan foto kepala

1. Perhatikan tabula interna, eksterna dan diploe bentuk kepala.

2. Pelajari garis-garis impresia, canal-canal dan sutura, misalnya :

a. Arachnoidal impression

b. Sutura

c. Sinus venosus

15

Page 16: Referat Foto Skull

d. Pleksus venosus dalam diploe

e. Sebelum umur 16 tahun maka impresion digitae adalah normal

f. Bila ada penipisan atau penebalan calvaria, bandingkan dengan yang

normal.

3. Daerah yang ada kalsifikasi, misalnya :

a. Glandula pinealis

b. Pleksus choroideus

c. Basal ganglia

d. Duramater

e. CA deposit dalam arteri serebralis

4. Sella tursica

a. Harus diukur dan dilihat bentuknya

b. Prosesus clinoideus anterior dan posterior serta dorsum sella

diperiksa untuk melihat adanya erosi.

c. Normal bila lebarnya 4 – 16 mm dengan rata-rata 10,5 mm.

Dalamnya 4 – 12 mm dengan rata-rata 8 mm.

d. Perhatikan basis sella tursica untuk melihat adanya gambaran double

contour atau erosi.

5. Pelajari orbita, sphenoid ridge, petrous ridge tulang temporal.

6. Soft tissue.

7. Pada anak-anak perhatikan lebar dari sutura dan besarnya fontanel (8).

PADA VERTIKO-SUBMENTAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. Foramen ovale

Dimana keluar cabang nervus mandibula dari nervus lima dan arteri

meningea yang kecil.

2. Foramen spinosum

Dimana keluar arteri meningea media

3. Foramen laserum yang terletak didekat apek dari piramid os petrosus.

4. Carotic canal yang dapat dilihat di antero lateral pyramid os petrosus, dari

carotic canal keluar arteria carotis

5. Sinus petrosus inferior

16

Page 17: Referat Foto Skull

Dapat dilihat sebagai garis sempit antara cllvus dan pucuk dan petrous

pyramid.

6. Auditory canal

Dapat dilihat sedikit posterior dari temporo mandibula joint.

Bila skull membesar dapat disebabkan oleh karena :

a. Gangguan pada hypophyse

b. Tumor dalam sella turcica, misalnya : Acromegali.

c. Tumor otak

d. Obstruksi hidrosefalus oleh karena :

i. Tumor cerebellum, pons atau ventrikel ke IV

ii. Obstruksi Aquaductus sylvii :

- Ventrikel ke I

- Foramen maghendi atau luschka

iii. Adhesion atau pseudotumor

iv. Penebalan dari tulang kepala, misalnya :

- Acromegali

- Paget’s disease

- Fibrous dysplasia (8).

2.6.Kelainan radiologis pada foto kepala

1) Microcephali

Kelainan congenital

Disebabkan pertumbuhan otak yang kurang

Kepala kecil diseluruh diameter

Dahi datar dan lantai sedang occipitale prominent

Tulang kepala kadang-kadang dense dan tebal

Sutura dan fontanela dapat normal tetapi pada beberapa kasus kecil

dan menutup sebelum waktunya (3).

2) Hydrocephalus : kenaikan jumlah cairan cerebrospinal dalam ventrikel dari

otak atau ruang subarachinoid disekitar otak. Ada 2 macam :

A. Congenital

B. Acquired : Disebabkan obstruksi aliran cerebrospinal dan ventrikel ke 17

Page 18: Referat Foto Skull

ruang subarachnoid atau resorbsi kurang (3).

Tanda- tanda Hydrocephalus :

Pada anak-anak :

- Kepala besar tidak sesuai dengan pertumbuhan tulang muka.

- Sutura membuka

- Tulang kepala sendiri jadi tipis dan fontanel menonjol.

- Fossa posterior menonjol ke belakang dan bawah sedang fossa

anterior menonjol ke depan.

Pada anak-anak yang sudah agak besar :

- Tendensi pembesaran kepala kurang

- Gyri tertambah dan menekan pada tulang kepala, ini terlihat jelas

pada tulang frontal dan basis dari fossa medial.

- Sella turcica dangkal (3).

3) Cranio stenosis

a. Kelainan kepala ini disebabkan oleh karena sutura yang menutup

sebelum waktunya.

b. Causa belum diketahui tetapi rupanya dengan kelainan skeletal

lainnya, misalnya : Adanya syndactyli dan kelainan-kelainan

congenital dari organ tubuh lainnya.

c. Sebagai akibat dari pertumbuhan otak yang lebih besar daripada skull

maka tabula interna menjadi tipis dan lekuk-lekuk menjadi

bertambah.

d. Macam-macam kelainan :

Scapocephall : Sutura sagital menutup terlalu dini dan

juga sutura yang berhubungan dari os temporale kepala menjadi

panjang dan lebar menjadi berkurang.

Turricephall : Yang paling sering terdapat, sutura

transversa menutup terlalu dini, kepala berbentuk seperti tower,

lekuk-lekuk bertambah.

18

Page 19: Referat Foto Skull

Plogiocephall : Premature ossifikasi dari hanya separo

dari sutura, atau sutura dari separo kepala hingga yang tidak terkena

akan tumbuh berlebihan (4).

4) Kelainan di kepala yang dapat menyebabkan keluhan sakit kepala yang khronis,

cari penyebabnya sbb :

A. Apakah ada tanda-tanda tekanan intrakranial yang meninggi

a. Lebar atau dalamnya lebih besar dari normal (sella turcica)

b. Impresio digitate :

i. Gyri selalu membuat pulsasi, bila tekanan naik maka pulsasi akan

naik dan mengakibatkan erosi pada tabula interna.

ii. Gambaran impresio digitate ini normal pada bayi dan anak serta

orang dibawah 16 tahun.

iii. Sutura melebar (sebelum mengadakan fusi) : tidak terlihat pada umur

< 14 tahun.

c. Osteoporosis yang diffuse dari calvaria atau kadang-kadang local

osteoporosis. Oleh karena banyak causa penyakit sistemik yang

menyebabkan osteoporosis dari skull maka tanda ini tidak dapat berdiri

sendiri, misalnya :

i. Kelainan phosphor dan Ca

ii. Blood dyscrasia

iii. Kelainan metabolisme endokrin

d. Ada pemindahan calcificasi yang normal, misalnya :

i. Glandula pinealis

ii. Pleksus choroideus

iii. Falx cerebri

iv. Tentorium cerebelli

v. Ligament petro clinoid

vi. Dinding sinus longitudinal superior dan duramater

vii. Arachnoidal granulation

e. Deposit calcium yang abnormal disebabkan oleh :

i. Non neoplastic :

Congenital dan neonatal

- Tuberous sclerosis

19

Page 20: Referat Foto Skull

- Infantile hemiplegia

Penyakit parasit

- Toxoplasmoses

- Toruloses

- Cystecorcoses

- Echinococcus

- Trichinoses

Proses Inflamasi

- Tuberculous meningitis

- Encephalitis

- Brain abses

- Tuberculoma

Vascular

- Arterio sclerosis

- Angioma

- Aneurisma

- Subdural haematom

- Cerebral haematom

Parathyroid insufficiency

X – ray injury

ii. Neoplastic :

Gillomas

Meningiomas

Congenital tumor

Choroid plexus papilloma

B. Kelainan pada sinus paranasalis

C. Kelainan pada mastoid

D. Kelainan di daerah pharynx, misalnya :

a. Ca Nasopharinx

b. Adenoid yang membesar

E. Kelainan gigi dan sekitarnya, misalnya :

a. Abses gigi

b. M3 miring

20

Page 21: Referat Foto Skull

c. Osteomyelitis mandibula

d. Tumor adamantinoma

e. Cysta di mandibula (4).

SINUS PARANASALIS

INDIKASI :

1. Nyeri lokal

2. Pembengkakan atau trauma

3. Discharge yang berbau (7).

POSISI :

1. Warter’s position

2. Cadwell position

3. Lateral position

4. Granger position (4).

HAL-HAL YANG PENTING UNTUK DIPELAJARI :

1. Derajat radioluscent dan sinus frontalis, maxillaris, ethmoidalis dan

sphenoidalis

2. Tulang-tulang disekitar sinus paranasal

3. Tebal dari mukosa

4. Adanya filling defect (4).

KELAINAN RADIOLOGIS :

1. Lesi yang membuat gambaran kenaikan densitas yang difuse pada

paranasal.

2. Bila opacity difuse perlu juga dipikirkan kemungkinan terisi darah pada

kasus post trauma.

3. Tumor dapat menyebabkan bayangan difuse pada sinus paranasal,

untuk itu perlu mencari adanya tanda-tanda destruksi.

4. Penebalan mukosa

21

Page 22: Referat Foto Skull

Normal penebalan mukosa tidak lebih dari 1 mm. Bila lebih maka dapat

disebabkan keradangan yang kronis atau oedematous. Dapat disertai

perubahan polipoid atau tidak.

5. Polip:memberikan gambaran bergelombang disebabkan alergi

6. alergi.

7. Mucocelle : sebagai komplikasi dari peradangan (4).

MASTOID (Merupakan bagian pars petrosa os temporal)

POSISI :

1. Schuller position

2. Law position

3. Stenver position

4. Towne’s position (8).

KELAINAN RADIOLOGIS :

Pneumatisasi proccesus mastoid tidak terlihat dengan jelas sampai umur kurang

dari 6 tahun.Setelah umur 6 tahun, baru terlihat dengan jelas :

1. Clowding

2. Destruksi tulang

3. Penebalan dinding sel

4. Sclerosis

5. Colesteatoma (8).

22

Page 23: Referat Foto Skull

BAB III

KESIMPULAN

1. Skull atau tengkorak membentuk rangka kepala dan muka, termasuk pula mandibula,

yaitu tulang rahang bawah. Tengkorak terdiri atas 22 tulang (atau 28 tulang termasuk

tulang telinga), dan ditambah lagi 2 atau lebih tulang-tulang rawan hidung yang

menyempurnakan bagian anteroinferior dari dinding-dinding lateralis dan septum

hidung (nasal).

2. Indikasi foto kepala:

Trauma

Perdarahan lewat telinga

Benjolan atau lekukan pada kepala

Sakit kepala yang menetap

Sakit telinga

Metastase atau penyakit umum seperti Paget Disease

3. Posisi foto kepala

- Postero-anterior (occipito-frontal) dan PA Axial projections (Caldwell)

Tujuan PA: melihat detail-detail tulang frontal, struktur cranium

disebelah depan dan pyramid os petrossus.

Tujuan PA Caldwell : melihat detail kavum orbita. Terlihat gambaran

alae major dan minor os sphenoidale superimposed terhadap

orbita, petrosus ridge yang merupakan tegmen timpani juga

diproyeksikan didekat margo inferior cavum orbita.

- Lateral.

Tujuannya untuk melihat detail-detail tulang kepala, dasar kepala, dan

struktur tulang muka.

- Towne (semi-axial / grashey’s position)

Tujuannya melihat detail tulang occipital dan foramen magnum, dorsum

sellae, os petrosus, kanalis auditorius internus, eminentia arkuata, antrum

23

Page 24: Referat Foto Skull

mastoideum, processus mastoideus dan mastoid sellulae. Memungkinkan

perbandingan piramida os petrosus dan mastoid pada gambar yang sama.

- Vertiko-submental (basal)

Tujuannya untuk melihat detail dari basis crania.

- Water’s

Tujuannya untuk melihat gambaran sinus paranasal.

4. Sistematika pembacaan foto kepala

- Perhatikan tabula interna, eksterna dan diploe bentuk kepala.

- Pelajari garis-garis impresia, canal-canal dan sutura, misalnya :

a. Arachnoidal impression

b. Sutura

c. Sinus venosus

d. Pleksus venosus dalam diploe

e. Sebelum umur 16 tahun maka impresion digitae adalah normal

f. Bila ada penipisan atau penebalan calvaria, bandingkan dengan

yang normal.

- Daerah yang ada kalsifikasi, misalnya :

a. Glandula pinealis

b. Pleksus choroideus

c. Basal ganglia

d. Duramater

e. CA deposit dalam arteri serebralis

- Sella tursica

a. Harus diukur dan dilihat bentuknya

b. Prosesus clinoideus anterior dan posterior serta dorsum sella

diperiksa untuk melihat adanya erosi.

c. Normal bila lebarnya 4 – 16 mm dengan rata-rata 10,5 mm.

Dalamnya 4 – 12 mm dengan rata-rata 8 mm.

d. Perhatikan basis sella tursica untuk melihat adanya gambaran

double contour atau erosi.

- Pelajari orbita, sphenoid ridge, petrous ridge tulang temporal.

24

Page 25: Referat Foto Skull

- Soft tissue.

- Pada anak-anak perhatikan lebar dari sutura dan besarnya fontanel.

DAFTAR PUSTAKA

1. Artawijaya I Gusti Ngurah. Teknik Radiologi Skull.

http://catatanradiograf.blogspot.com/2010/06/teknik-radiografi-skull.html

2. Ilyas G, Budyatmoko B. Perkembangan Mutakhir Pencitraan Diagnostik dalam

Radiologi Diagnostik. Edisi Kedua. FKUI-RSCM. Jakarta. 2005.

3. Jong William. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta.2005.

4. Rasad Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Edisi ke-2. Balai Penerbit FKUI.

Jakarta,2005.

5. Rusdy Ghazali M. Radilogi Diagnosik. Pustaka Cendekia Press. Yogyakarta, 2006.

6. Snell Richard S. M.D,PhD. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa

Kedokteran.EGC.Jakarta.1992.

7. Soepardy Efiaty Arsyad,dr.Sp.THT. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala Leher. FKUI.Jakarta.2001.

8. Tim Radiologi RSUD Dr.Soetomo. Kumpulan Kuliah Radiologi I. Bursa SEMA

FK-UNAIR. Surabaya.1993.

.

25

Page 26: Referat Foto Skull

26