referat ctev.ppt

24
CONGENITAL TALIPES EQUINOVARUS (CTEV) Audrey Budiono (07120080088)

Upload: audrey-budiono

Post on 21-Dec-2014

146 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Referat CTEV

TRANSCRIPT

Page 1: REFERAT CTEV.ppt

CONGENITAL TALIPES EQUINOVARUS (CTEV)

Audrey Budiono (07120080088)

Page 2: REFERAT CTEV.ppt

Definisi

Fiksasi dari kaki pada posisi talus menunjuk ke arah bawah (equinus), bagian leher berdeviasi kearah tengah dan bagian tubuh berotasi sedikit ke luar dalam hubungannya dengan kalkaneus; naviculare dan seluruh kaki depan bergeser ke tengah dan supinasi.

Page 3: REFERAT CTEV.ppt

Epidemiologi

2 dari 1000 kelahiran hidup Bayi laki-laki >> bayi perempuan 50% bilateral

Page 4: REFERAT CTEV.ppt

Etiologi

Masih belm diketahui secara pasti Faktor mekanik intrauteri Keturunan Infeksi TORCH Gangguan perkembangan fetus Defek plasma sel primer

Page 5: REFERAT CTEV.ppt

Patofisiologi

Jaringan lunak Otot gastroknemius mengecil Tendon Achiles memendek dengan arah

mediokaudal dan menyebabkan varus; begitu pula tendon halucis longus dan digitorum komunis

Tendon tibialis anterior dan posterior memendek, sehingga kaki bagian depan (forefoot) menjadi aduksi

Ligament antara talus, kalkaneus, naviculare menebal dan memendek. Fasia plantaris menebal dan memendek, yang dengan kuat menahan kaki pada posisi equines dan membuat navicular dan calcaneus dalam posisi adduksi dan inversi

Page 6: REFERAT CTEV.ppt

Patofisiologi

Tulang Sebagian besar deformitas terjadi di tarsus. Pada saat lahir, tulang tarsal, yang hampir seluruhnya

masih berupa tulang rawan, berada dalam posisi fleksi, adduksi, dan inversi yang berlebihan. Talus dalam posisi plantar fleksi hebat, collumnya melengkung ke medial dan plantar, dan kaputnya berbentuk baji. Navicular bergeser jauh ke medial, mendekati malleolus medialis, dan berartikulasi dengan permukaan medial caput talus. Calcaneus adduksi dan inversi dibawah talus. Bentuk sendi-sendi tarsal relatif berubah karena perubahan posisi tulang tarsal.

Forefoot yang pronasi, menyebabkan arcus plantaris menjadi lebih konkaf (cavus). Tulang-tulang metatarsal tampak fleksi dan makin kemedial makin bertambah fleksi

Page 7: REFERAT CTEV.ppt

Klasifikasi

Typical Positional clubfoot Delayed treated clubfoot Recurrent typical clubfoot Alternatively treated clubfoot

Atypical Rigid or resistant atypical clubfoot Syndromic clubfoot Tetralogic clubfoot Neurogenic clubfoot Acquired clubfoot

Page 8: REFERAT CTEV.ppt

Gambaran klinis Sejak lahir Kedua kakinya berputar dan terplintir ke

dalam sehingga alas kakinya menghadap ke posteromedial. Lebih tepatnya, pergelangan kaki (ankle) dalam posisi equinus, telapak kaki inversi dan forefoot dalam keadaan adduksi dan supinasi.

Kadang terdapat kelengkungan yang besar (cavus) dan talus menonjol keluar pada permukaan dorsolateral kaki. Tumit biasanya kecil dan tinggi, terlihat kurus.

Page 9: REFERAT CTEV.ppt

Gambaran radiologis

Fleksi plantar anterior kalkaneus sedemikian rupa sehingga sudut antara sumbu panjang tibia dan sumbu panjang kalkaneus (sudut tibiocalcaneal) lebih dari 90 °

Page 10: REFERAT CTEV.ppt

Gambaran radiologis Talus diasumsikan tetap fix terhadap

tibia. Kalkaneus dianggap yang berputar menjadi ke arah garis tengah (varus). Pada tampilan lateral, sudut antara sumbu panjang sumbu panjang kalkaneus (sudut talocalcaneal) adalah kurang dari 25°, dan 2 tulang hampir sejajar.

Page 11: REFERAT CTEV.ppt

Gambaran radiologis Sudut talocalcaneal kurang dari 15°,

dan 2 tulang tampak tumpang tindih lebih dari biasanya. Selain itu, sumbu longitudinal yang melalui pertengahan talus (midtalar line) lewat lateral terhadap pangkal metatarsal pertama, karena bagian forefoot terdeviasi ke medial

Page 12: REFERAT CTEV.ppt

Gambaran radiologis Letak varus dan supinasi kaki depan

meningkatkan konvergensi pangkal –pangkal metatarsal, dibandingkan dengan konvergensi pada kaki normal. Pada foto lateral, tampak gambaran seperti tangga (ladder-like configuration) dari tulang metatarsal.

Page 13: REFERAT CTEV.ppt

CTEV Scoring

Page 14: REFERAT CTEV.ppt

CTEV Scoring

Grade 1 - Benign (score < 5) Grade 2 - Moderate (score 5-10) Grade 3 - Considerable reducibility (score 10-15) Grade 4 - Resistant and partially reducible (score 15-20)

Page 15: REFERAT CTEV.ppt

Manajemen Dengan penatalaksanaan terapi non

operatif, maka pemasangan splint dimulai pada bayi berusia 2-3 hari. Urutan dari koreksi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Adduksi forefoot Supinasi forefoot Equinus

Tidak boleh dilakukan pemaksaan saat melakukan koreksi

Beberapa metode terapi: Ponsetti method French method

Page 16: REFERAT CTEV.ppt

Ponsetti Method

Bandingkan posisi normal tulang tarsal dengan clubfoot. Perhatikan talus berubah bentuk dan navicular bergeser ke medial. Kaki memuntir (rotasi) mengelilingi caput talus. Koreksi Ponseti dicapai dengan membalikkan arah rotasi ini [3]. Koreksi dicapai secara bertahap dengan gips serial.

Page 17: REFERAT CTEV.ppt

Ponsetti Method

Dikerjakan segerea setelah kelahiran (7-10 hari)

Jika deformitas tidak terkoreksi setelah 6 atau 7 kali ganti gips, kemungkinan besar penanganan selanjutnya akan gagal

Page 18: REFERAT CTEV.ppt

Ponsetti Method 1. Menentukan letak kaput talus 2. Mengurangi cavus 3. Long leg cast

a) Manipulasi Awal. Tumit tidak disentuh sedikitpun agar calcaneus bisa abduksi bersama-sama dengan kaki

b) Memasang paddingc) Pemasangan Gips Pasang gips di bawah lutut lebih dulu

kemudian lanjutkan gips sampai paha atas. Mulai dengan tiga atau empat putaran disekeliling jari-jari kaki kemudian ke proksimal sampai lutut .

d) Molding gips Molding gips di atas caput talus sambil mempertahankankaki pada posisi koreksi . Arcus plantaris dimolding dengan baik untuk mencegah terjadinya flatfoot atau rocker-bottom deformity. Tumit dimolding dengan baik dengan”membentuk” gips di atas tuberositas posterior calcaneus. Proses molding ini hendaknya merupakan proses yang dinamik, sehingga jari-jari harus sering digerakkan untuk menghindari tekanan yang berlebihan pada satu tempat.

Page 19: REFERAT CTEV.ppt

Ponsetti method

e) Lanjutankan gips sampai paha Gunakan padding yang tebal pada proksimal paha untuk mencegah iritasi kulit . Gips dapat dipasang berulang bolak-balik pada sisi anterior lutut untuk memperkuat gips disisi anterior [3] dan untuk mencegah terlalu tebalnya gips di fossa poplitea, yang akan mempersulit pelepasan gips.

f) Potong gips

Page 20: REFERAT CTEV.ppt

Ciri dari abduksi yang adekuat Pastikan abduksi kaki cukup adekuat

terlebih dulu agar kita dapat melakukan dorsofleksi kaki 0-5° dengan aman sebelum melakukan tenotomi. Tanda terbaik abduksi yang adekuat adalah kita

dapat meraba processus anterior calcaneus yang terabduksi keluar dari bawah talus.

Kaki dapat diabduksi sekitar 60 derajat terhadap bidang frontal tibia.

Calcaneus neutral atau sedikit valgus. Hal ini ditentukan dengan meraba bagian posterior dari calcaneus

Page 21: REFERAT CTEV.ppt

Tenotomi

Setelah dapat dicapai abduksi kaki maksimal, kebanyakan kasus membutukan dilakukannya tenotomi perkutaneus pada tendon Achilles.

Tenotomi dilakukan untuk mengoreksi equinus setelah cavus, adduksi, dan varus sudah terkoreksi baik akan tetapi dorsofleksi ankle masih kurang dari 10 derajat.

Pemasangan gips terakhir dilakukan dengan kaki yang berada pada posisi dorsofleksi maksimum, kemudian gips dipertahankan hingga 2-3 minggu.

Page 22: REFERAT CTEV.ppt

Bracing Setelah tenotomi, gips terakhir dipakai selama 3 minggu.

Protokol Ponseti selanjutnya adalah memakai brace (bracing) untuk mempertahankan kaki dalam posisi abduksi dan dorsofleksi.

Brace berupa bar logam direkatkan pada sepatu yang bertelapak kaki lurus dengan ujung terbuka (straight-last open-toe shoes).

Abduksi kaki dengan sudut 60-70 derajat ini diperlukan untuk mempertahankan abduksi calcaneus dan forefoot serta mencegah kekambuhan (relaps). Jaringan lunak pada sisi medial akan tetap teregang hanya jika dilakukan bracing setelah pemasangan gips.

Page 23: REFERAT CTEV.ppt

Diagnosa banding

Spina Bifida adalah suatu celah pada tulang belakang (vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh pada masa perkembangan fetus. Defek ini berhubungan dengan herniasi jaringan dan gangguan fusi tuba neural.

Arthrogryposis, juga dikenal sebagai Arthrogryposis Multiplex Congenita, adalah kelainan bawaan yang ditandai dengan beberapa kontraktur sendi dan dapat meliputi kelemahan otot dan fibrosis non-progresif.

Page 24: REFERAT CTEV.ppt

Prognosis

Umur (minggu ) Persentase

0-6 94%

7-12 66%

13-24 24%

25-31 1%

>36 0.24%