referat annisa kista ovarium

29
REFERAT HUBUNGAN KISTA OVARIUM DENGAN HORMONAL DAN LINGKUNGAN Disusun Oleh Annisa Nurul Lathifah, S.Ked J510155080 Pembimbing: Dr Agus Dalranto, Sp.Og

Upload: wahyu-cahyani

Post on 10-Nov-2015

76 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

kista ovarium

TRANSCRIPT

REFERATHUBUNGAN KISTA OVARIUM DENGAN HORMONAL DAN LINGKUNGAN

Disusun OlehAnnisa Nurul Lathifah, S.KedJ510155080

Pembimbing:Dr Agus Dalranto, Sp.Og

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD Dr. HARJONO KABUPATEN PONOROGOFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2015REFERATHUBUNGAN KISTA OVARIUM DENGAN HORMONAL DAN LINGKUNGAN

Yang diajukan oleh :

Annisa Nurul LathifahJ510155080

Tugas ini dibuat untuk memenuhi persyaratan Program Profesi Dokter

Pada hari , tanggal April 2015

Pembimbing:dr. Agus Dalranto, Sp.OG(............................)

Dipresentasikan dihadapandr. Agus Dalranto, Sp.OG(............................)

Kabag. Profesi Dokterdr. Dona Dewi Nirlawati(............................)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD DR. HARJONO PONOROGOFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2015BAB IPENDAHULUAN

Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang bekaitan dengan sistem, fungsi, dan, proses reproduksi. Kesehatan reproduksi menjadi cukup serius sepanjang hidup, terutama bagi perempuan, selain karena rawan terpapar penyakit, juga berhubungan dengan kehidupan sosialnya, misalnya kurangnya pendidikan yang cukup, kawin muda, kematian ibu, masalah kesehatan reproduksi perempuan, masalah kesehatan kerja, menopause, dan, masalah gizi. (Manuaba, 2002).Masalah kesehatan reproduksi wanita sudah menjadi agenda internasional. Salah satu masalah kesehatan reproduksi wanita yaitu adanya penyakit kewanitaan atau ginekologi. Menurut hasil statistik terdapat 50,95% wanita yang mempunyai penyakit ginekologi dan diantaranya 87,5% wanita yang sudah menikah. Ditambah lagi banyak wanita diserang tumor rahim. Wanita yang berusia 30-50 tahun sebanyak 30% mempunyai tumor rahim, dan diantaranya dari tumor yang tidak ganas menjadi tumor yang ganas. Perempuan mempunyai dua buah ovarium yang berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon. Tumor adalah gangguan yang paling umum yang terjadi pada ovarium. Tumor tersebut dapat berupa solid atau berisi cairan. Sebagian besar tumor pada indung telur adalah tumor jinak (94%) dan termasuk didalamnya cysts, cystadenomas, teratomas, endometriomas, dan fibromas (Yatim, 2005)Kista ovarium yaitu suatu kantong abnormal yang berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam indung telur. Bentuknya kistik dan ada pula yang berbentuk seperti anggur. Kista dapat berisi udara, cairan kental, maupun nanah. Pada umumnya kista ovarium tidak disertai keluhan dan gejala. Keluhan baru muncul jika ukurannya sudah membesar atau letaknya menggangggu organ lain disekitarnya. Gejala yang sering dirasakan adalah pembesaran perut atau ada benjolan didaerah perut bagian bawah. Kista ovarium dapat jinak maupun ganas, kista ovarium yang tidak ganas biasanya bersifat fisiologis dan dialami banyak wanita di usia reproduksi karena masih mengalami menstruasi. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia angka kejadian kista ovarium di Indonesia mencapai 37,2%, dan paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa pubertas. (Winkjosastro, 2011). Perjalanan penyakit yang sillint killer atau secara diam-diam menyebabkan banyak wania yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang kista ovarium dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar atau membesar. Kista ovarium juga dapat berubah menjadi ganas dan berubah menjadi kanker ovarium. Untuk mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium maka seharusnya pendeteksian dini kanker ovarium dengan pemeriksaan yang lebih lengkap sehingga dengan ini pencegahan terjadinya keganasan dapat dilakukan.

BAB IIHUBUNGAN KISTA OVARIUM DENGAN HORMONAL DAN LINGKUNGAN

A. KISTA OVARIUM1. DefinisiKista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh abnormal dibagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan, nanah, atau bahan-bahan lain. Kista adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui, diduga seringnya memakai kesuburan. Kistoma ovarii merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista IIIptasi terhadap rasa nyeri.dermoid, kista coklat atau kista lutein. Cystoma ovarri adalah katub tertutup yang normal / abnormal, berlais jaringan eitel dan mengandung cairan/bahan setengah padat pada ovarium (Kapita Selekta Kedokteran, 2000).Gangguan yang paling sering terjadi adalah kista ovarium, sindrom ovarium polikistik, dan kanker ovarium. Kista ovarium merupakan tumor jinak berupa kantong abnormal berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam indung telur (ovarium). Indung telur adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam jaringan ovarium. Kista ini disebabkan oleh karena kegagalan folikel untuk pecah atau regresi (Wheleer et al., 2003).

2. EpidemiologiKista ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan penyebab kematian oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi keganasan ovarium, rata-rata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi). Di Amerika insidensi kista ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista fungsional dan jinak. Di Amerika karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira 22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000 orang (Sanfilippo et al., 1997).Di Iindonesia, berdasarkan data catatan medik (2008) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Margono Soekardjo Purwokerto ditemukan kasus kista ovarium mempunyai ranking jumlah tertinggi selama Tahun 2008. Ditemukan juga bahwa usia wanita yang mengalami kista orarium sekitar 58% terjadi pada wanita yang berumur di bawah 30 tahun.

3. KlasifikasiKlasifikasi kista ovarium menurut Winkjosastro, 2011 dapat digolongkan sebagai berikut:a. Tumor Kistik1) Tumor Jinak Jaringan Ovariuma) Kista Folikelb) Kista Korpus Luteumc) Kista Granulosad) Kista Tekae) Ovarium Polikistik2) Tumor Epitel Ovariuma) Kistadenoma Ovarii Serosumb) Kistadenoma Ovarii Musinosumc) Kista Dermoidb. Tumor Padat/ Tumor Jaringan Ikat Ovarium1) Fibroma2) Tumor Brenner3) Tumor Sel Stroma4) Tumor Sel Teka5) Tumor Endometroid

4. EtiologiKista ovarium merupakan jenis yang paling sering terjadi terutama yang bersifat non neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari korpus luteum. Tetapi di samping itu ditemukan pula jenis yang merupakan neoplasma. Oleh karena itu kista ovarium dibagi dalam 2 golongan:a. Non-neoplastik (fungsional)1) Kista folikelKista ini berasal dari folikel yang menjadi besar semasa proses atresia foliculi. Setiap bulan, sejumlah besar folikel menjadi mati, disertai kematian ovum disusul dengan degenerasi dari epitel folikel. Pada masa ini tampaknya sebagai kista-kista kecil. Tidak jarang ruangan folikel diisi dengan cairan yang banyak, sehingga terbentuklah kista yang besar, yang dapat ditemukan pada pemeriksaan klinis. Tidak jarang terjadi perdarahan yang masuk ke dalam rongga kista, sehingga terjadi suatu haematoma folikuler.2) Kista luteinKista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan. Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum haematoma. Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi pada masa vascularisasi. Bila perdarahan ini sangat banyak jumlahnya, terjadilah corpus luteum haematoma, yang berdinding tipis dan berwarna kekuning-kuningan. Secara perlahan-lahan terjadi reabsorpsi dari unsur-unsur darah, sehingga akhirnya tinggalah cairan yang jernih atau sedikit bercampur darah. Pada saat yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam jaringan-jaringan perut.b. NeoplastikYang termasuk golongan ini ada 3 jenis:

1) Cystadenoma mucinosumJenis ini dapat mencapai ukuran yang besar. Ukuran yang terbesar yang pernah dilaporkan adalah 328 pound. Tumor ini mempunyai bentuk bulat, ovoid atau bentuk tidak teratur, dengan permukaan yang rata dan berwarna putih atau putih kebiru-biruan.2) Cystadenoma serosumJenis ini lebih sering terjadi bila dibandingkan dengan mucinosum, tetapi ukurannya jarang sampai besar sekali. Dinding luarnya dapat menyerupai kista mucinosum. Pada umumnya kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal ephitelium).3) Kista dermoidTumor ini merupakan bagian dari teratoma ovary bedanya ialah bahwa tumor ini bersifat kistik, jinak dan elemen yang menonjol ialah eksodermal. Sel-selnya pada tumor ini sudah matang. Kista ini jarang mencapai ukuran yang besar. Penyebabnya saat ini belum diketahui secara pasti. Namun ada salah satu pencetusnya yaitu faktor hormonal, kemungkinan faktor resiko yaitu: Faktor genetik/ mempunyai riwayat keluarga dengan kanker ovarium dan payudara. Faktor lingkungan (polutan zat radio aktif) Gaya hidup yang tidak sehat Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, misalnya akibat penggunaan obat-obatan yang merangsang ovulasi dan obat pelangsing tubuh yang bersifat diuretik. Kebiasaan menggunakan bedak tabur di daerah vagina(Wiknjosastro, 2011)

5. Faktor ResikoFaktor yang menyebabkan tumor ovarium antara lain :a. Wanita yang menderita kanker payudarab. Riwayat kanker kolonc. Diet tinggi lemakd. Minum alkohole. Kehamilan:Pada wanita hamil, kista ovarium dapat terbentuk pada trimester kedua, ketika kadar hCG puncak. f. Hypothyroidism :Karena kesamaan antara subunit alpha thyroid-stimulating hormone (TSH) dan hCG, hipotiroidisme dapat merangsang ovarium dan kista pertumbuhan. g. Gonadotropin ibu:Efek transplasental gonadotropin ibu dapat menyebabkan perkembangan janin dan neonatal kista ovarium. h. Rokok:Risiko kista ovarium fungsional meningkat dengan merokok, resiko dari merokok mungkin meningkat lebih lanjut dengan indeks massa tubuh menurun (BMI). i. Ligasi tuba:Kista fungsional telah dikaitkan dengan sterilisasi tubal ligation.

6. PatofisiologiFungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat.Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium.Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature.Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Kista folikel dan luteal, kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak pecah atau folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali.Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4-5 cm, sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit pada daerah pelvis.Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein.Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium.Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.

7. Manifestasi KlinisSebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapun kista yang berkembang menjadi besar dan menimbulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak biasa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium.Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut yang muncul bila anda mempunyai kista ovarium:a. Perut terasa penuh, berat, kembungb. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)c. Haid tak teraturd. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar kepanggul bawah dan paha.e. Nyeri senggamaf. Mual, ingin muntah, atau pergeseran payudara mirip seperti pada saat hamil.Gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera :a. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tibab. Nyeri bersamaan dan demamc. Rasa ingin muntah8. Pemeriksaan Penunjanga. LaparaskopiPemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan silat-sifat tumor itu. b. UltrasonografiDengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapatkah dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.c. Foto RontgenPemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat gigi dalam tumor. Penggunaan foto rontgen pada pictogram intravena dan pemasukan bubur barium dalam colon disebut di atas.d. ParasentesisTelah disebut bahwa fungsi pada asites berguna menentukan sebab asites. Perlu diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan cavum peritonei dengan kista bila dinding kista tertusuk (Wiknjosastro, 2011).

9. DiagnosisDiagnosis tentang adanya kista di ovarium umumnya ditemukan setelah melakukan pemeriksaan fisik (pemeriksaan ginekologis) serta pemeriksaan ultrasonografi. Temuan mengenai adanya kista ovarium baik kista fisiologis maupun patologis kadangkala merupakan temuan yang tidak disengaja ketika melakukan pemeriksaan ginekologis atau pemeriksaan ultrasonografi. Adanya kista di ovarium baik yang bersifat fisiologis maupun patologis pada umumnya tidak disadari oleh seorang wanita, kecuali kista tersebut membesar, menekan organ lain atau melintir (torsi), sehingga menimbulkan berbagai keluhan.

10. PenatalaksanaanMenurut Wiknjosastro (2011), menyatakan bahwa dapat dipakai prinsip bahwa kista ovarium neoplastik memerlukan operasi dan kista nonneoplastik tidak. Jika menghadapi kista yang tidak memberi gejala atau keluhan pada penderita dan yang besar kistanya tidak melebihi jeruk nipis dengan diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan besar kista tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum, jadi merupakan kista nonneoplastik. Tidak jarang kista-kista tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga pada pemeriksaan ulangan setelah beberapa minggu dapat ditemukan ovarium yang kira-kira besarnya normal. Oleh sebab itu, dalam hal ini perlu menunggu selama 2 sampai 3 bulan, sementara mengadakan pemeriksaan ginekologik berulang. Jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan kista tersebut, maka dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan besar kista itu bersifat neoplastik, dan dapat dipertimbangkan satu pengobatan operatif. Tindakan operasi pada kista ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan kista dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung kista. Akan tetapi, jika kistanya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo-ooforektomi). Pada saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk mengetahui apakah ditemukan pada satu atau pada dua ovarium. Pada operasi kista ovarium yang diangkat harus segera dibuka, untuk mengetahui apakah ada keganasan atau tidak. Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi anatomik untuk mendapatkan kepastian apakah kista ganas atau tidak. Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat ialah histerektomi dan salpingo-ooforektomi bilateral. Akan tetapi, wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan tingkat keganasan kista yang rendah (misalnya kista sel granulosa), dapat dipertanggung-jawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.Terapi bergantung pada ukuran dan konsistensi kista dan penampakannya pada pemeriksaan ultrasonografi. Mungkin dapat diamati kista ovarium berdiameter kurang dari 80 mm, dan skening diulang untuk melihat apakah kista membesar. Jika diputuskan untuk dilakukan terapi, dapat dilakukan aspirasi kista atau kistektomi ovarium. Kista yang terdapat pada wanita hamil, yang berukuran >80 mm dengan dinding tebal atau semisolid memerlukan pembedahan, setelah kehamilan minggu ke 12. Kista yang dideteksi setelah kehamilan minggu ke 30 mungkin sulit dikeluarkan lewat pembedahan dan dapat terjadi persalinan prematur. Keputusan untuk melakukan operasi hanya dapat dibuat setelah mendapatkan pertimbangan yang cermat dengan melibatkan pasien dan pasangannya. Jika kista menimbulkan obstruksi jalan lahir dan tidak dapat digerakkan secara digital, harus dilakukan seksio sesaria dan kistektomi ovarium.

11. KomplikasiMenurut Wiknjosastro (2011), komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium yaitu: 1) Perdarahan ke dalam kista Biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista dan menimbulkan gejala klinik yang minimal. Akan tetapi bila perdarahan terjadi dalam jumlah banyak, akan terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut mendadak. 2) Putaran tungkai Dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi, adanya putaran tangkai menimbulkan tarikan terhadap peritonium perietale dan ini menimbulkan rasa sakit. Karena vena lebih mudah tertekan, terjadilah pembendungan darah dalam tumor dengan akibat pembesaran tumor dan terjadi perdarahan didalamnya.3) Infeksi pada tumor Terjadi jika di dekat kista ada kuman patogen, seperti appendisitis,atau salpingitis.4) Robek dinding kista Terjadi pada torsi tangkai, tetapi dapat pula sebagai akibat trauma, seperti jatuh, atau pukulan di perut. Bila terjadi robekan disertai hemoragi maka akan terjadi perdarahan dan menimbulkan nyeri yang berlangsung terus-menerus.5) Perubahan keganasan Dapat terjadi pada beberapa kista seperti kistadenoma ovary serosum, kistadenoma ovari musinosum. Oleh sebab itu, setelah diangkat perlu pemeriksaan yang seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasan.

12. PrognosisPrognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah dalam stadium akhir. Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara 86.9% untuk stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV. Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangakan karsinoma sel skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk. Sebagian besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awal memiliki prognosis yang sangat baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut berkaitan dengan prognosis yang lebih baik dibandingkan germinal sel tumor nondisgerminoma. Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan yang rendah mempunyai sifat yang lebih jinak tetapi tetap berhubungan dengan angka kematian yang tinggi. Secara keseluruhan angka bertahan hidup selama 5 tahun adalah 86.2%.

B. HUBUNGAN KISTA OVARIUM DENGAN HORMONALHubungan antara kista ovarium dengan hormonal memang sangatlah jelas. Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau indung telur itu sendiri. Terjadinya kista ovarium dimulai dari ketidakseimbangan hormone pada seorang wanita. Kista ovarium timbul ketika terjadi ketidakseimbangan hormone progesterone pada saat siklus ovulasi, dimana progesterone yang akan mempertahankan ovum ketika ovulasi. Apabila terjadi pengurangan progesterone saat proses ovulasi maka hipotalamus menstimulasi ovarium dengan meningkatkan produksi GnRH, yang merangsang pituitari untuk juga menghasilkan FSH dan LH. Ovarium kelabakan cepat-cepat menghasilkan estrogen dan androgen lagi, yang menstimulasi lebih banyak folikel lagi untuk ovulasi. Bila folikel-folikel tambahan ini juga tidak berhasil melepaskan sel telur matang (ovulasi) dan progesteron, maka siklus menstruasi dikuasai oleh tingginya estrogen dan androgen tanpa progesteron.

C. HUBUNGAN KISTA OVARIUM DENGAN LINGKUNGANGaya hidup yang tidak sehat akan sangat mudah memicu penyakit kista, seperti hal nya mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak zat kimia, zat-zat beracun yang terdapat dalam kemasan makanan, terlalu sering terkena polusi udara, merokok, serta mengkonsumsi minuman beralkohol.Kebiasaan yang tidak dapat dilepaskan dari kebiasaan hidup kita adalah mengkonsumsi kafein dan juga soda. Ada beberapa yang menyatakan bahwa kafein serta soda dapat menyebabkan timbulnya kista. Kista itu sendiri dapat muncul karena terjadi ketidakseimbangan hormonal, dan juga akibat gaya hidup yang tidak sehat serta tingkat stress yang sangat tinggi memungkinkan kista tersebut muncul dan hidup dengan subur di dalam rahim. Dengan begitu kafein dan juga soda bukan merupakan penyebab langsung munculnya kista namun lebih kepada gaya hidup anda sendiri. Selain itu juga asupan makanan yang tidak sehat memicu munculnya kista dan juga kebersihan terhadap area kewanitaan anda.Pada sebuah penelitian disebutkan diet wanita pengidap kanker ovarium dapat ditemukan pada pola diet Barat, yaitu tinggi daging dan sedikit sayuran. Hal tersebut kemungkinan berhubungan dengan tingginya angka insiden kista ovarium. Sayur-sayuran, tidak termasuk buah-buahan, dikatakan memiliki efek yang menguntungkan, sementara mengonsumsi tinggi daging dapat meningkatkan resiko seorang wanita mengidap kista ovarium. Beberapa penelitian juga menyatakan konsumsi tembakau meningkatkan angka kejadian kista ovarium pada wanita terutama jenis tumor musinosa.

BAB IIIKESIMPULAN

1. Kista ovarium merupakan tumor jinak berupa kantong abnormal berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam indung telur (ovarium)2. Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapun kista yang berkembang menjadi besar dan menimbulkan nyeri yang tajam.3. Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium4. Faktor resiko yang menyebabkan kista ovarium antara lain diet tinggi lemak, alcohol, hipotiroidisme, hormone gonadotropin ibu, rokok, kehamilan.5. Terdapat hubungan yang erat antara kista ovarium dengan hormonal pada seorang wanita dan lingkungan hidup serta gaya hidup dari seorang wanita.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aeculapius.Manuaba, IBG. 2002. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGCPurcell K, Wheeler JE. Benign disorders of the ovaries & oviducts. In: Current Obstetric & Gynecologic diagnosis & treatment. Decherney AH, Nathan L editors. Ninth edition. Lange Medical Books. New York, 2003.p: 708-15Sanfilippo JS, Rock JA. Surgery of benign disease of the ovary. In: Te Lindes Operative Gynecology, Rock JA, Thompson JD editors. Lippincott-Raven Publishers, Philadelphia, 1997. P 625-44The Patient Education Institute. X-Plain Ovarian Cysts. America. The Patient Education Institute. 2011. Hal 3Triyanto E., 2010. Hubungan Antara Dukungan Suami dengan Mekanisme Koping Istri yang Menderita Kista Ovrium Di Purwokerto. Jurnal Keperawatan Soedirman. Vol 5. Pp.1-7Winkjosastro H. dan Prawiroraharjo S., 2011. ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Yatim F., 2005. Penyakit Kandungan Mioma, Kanker Rahim dan Indung Telur, Kista serta Gangguan Lainnya. Jakarta : Pustaka Populer Obor