realisasi penggunaan insya allah dalam penulisan proposal kegiatan guna meningkatkan organisasi...

17
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, istilah-istilah islami semakin lazim digunakan dalam forum umum, seperti salam, alhamdulillah, astaghfirullah dan lain sebagainya. Penggunaan istilah islami tersebut dikarenakan oleh banyaknya kaum muslimin yang mengucapkan lafal islami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga terdengar lazim. Lazimnya istilah-istilah islam dapat memberikan kebanggaan tersendiri bagi umat islam, terlepas dari sekedar ucapan atau memang realisasi keimanan. Lebih lanjut, kelaziman tersebut menjadi salah satu proses yang baik dalam pengenalan tradisi islam kepada masyarakat secara menyeluruh. Penggunaan istilah islami banyak diterapkan dalam berbagai kalangan, baik ranah formal maupun nonformal. Dalam ranah formal misalnya penggunaan istilah islami pada kegiatan organisasi, baik yang bernuansa islam maupun umum. Dalam praktik berorganisasi, istilah islami dapat diaplikasikan melalui lisan dan tulisan. Praktik berupa lisan, dapat diucapkan langsung, seperti penyampaian salam, ungkapan “Alhamdulillah” tanda syukur, ataupun ekspresi keterkejutan yang ditutup dengan istighfar secara spontan. Sedangkan untuk praktik yang berbentuk tulisan, seperti pada penggunaan kalimat-kalimat islami dalam pelaksanaan teknis kegiatan. Namun demikian, penerapan istilah islami masih sebatas pembiasaan yang belum menjadi prioritas. Selain itu, penerapan istilah islami masih didominasi pada bentuk lisan. Sebagian sudah ada yang menerapkan dalam tulisan, namun belum menjadi prioritas utama. Hal ini dapat diindikasi melalui konsistensi penulisan istilah islam. Sebagian organisasi tidak menggunakan istilah islami secara terus menerus. Dengan kata lain, tidak ada ukuran pasti mengenai kapan sebaiknya istilah-istilah islami dipakai. Kebanyakan dari organisator hanya menggunakan istilah islami ketika teringat saja. Salah satu contoh penggunaan istilah islam secara tertulis adalah frasa Insya Allah”. Dalam beberapa kasus, sebagian organisasi menggunakan istilah tersebut untuk menerangkan kegiatan yang akan dilaksanakan. Misal, penulisan rencana kegiatan dengan redaksi kalimat, “... yang Insya Allah akan

Upload: yanda-arsyavin

Post on 02-Dec-2015

75 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Ini menunjukkan betapa pentingnya insya allah didalam konsep perencanaan, sebagaimana firman allah yang tercantum dalam qur'an surat al-kahfi ayat 23-24.

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, istilah-istilah islami semakin lazim digunakan dalam forum

umum, seperti salam, alhamdulillah, astaghfirullah dan lain sebagainya.

Penggunaan istilah islami tersebut dikarenakan oleh banyaknya kaum muslimin

yang mengucapkan lafal islami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga terdengar

lazim. Lazimnya istilah-istilah islam dapat memberikan kebanggaan tersendiri

bagi umat islam, terlepas dari sekedar ucapan atau memang realisasi keimanan.

Lebih lanjut, kelaziman tersebut menjadi salah satu proses yang baik dalam

pengenalan tradisi islam kepada masyarakat secara menyeluruh.

Penggunaan istilah islami banyak diterapkan dalam berbagai kalangan, baik

ranah formal maupun nonformal. Dalam ranah formal misalnya penggunaan

istilah islami pada kegiatan organisasi, baik yang bernuansa islam maupun umum.

Dalam praktik berorganisasi, istilah islami dapat diaplikasikan melalui lisan dan

tulisan. Praktik berupa lisan, dapat diucapkan langsung, seperti penyampaian

salam, ungkapan “Alhamdulillah” tanda syukur, ataupun ekspresi keterkejutan

yang ditutup dengan istighfar secara spontan. Sedangkan untuk praktik yang

berbentuk tulisan, seperti pada penggunaan kalimat-kalimat islami dalam

pelaksanaan teknis kegiatan.

Namun demikian, penerapan istilah islami masih sebatas pembiasaan yang

belum menjadi prioritas. Selain itu, penerapan istilah islami masih didominasi

pada bentuk lisan. Sebagian sudah ada yang menerapkan dalam tulisan, namun

belum menjadi prioritas utama. Hal ini dapat diindikasi melalui konsistensi

penulisan istilah islam. Sebagian organisasi tidak menggunakan istilah islami

secara terus menerus. Dengan kata lain, tidak ada ukuran pasti mengenai kapan

sebaiknya istilah-istilah islami dipakai. Kebanyakan dari organisator hanya

menggunakan istilah islami ketika teringat saja.

Salah satu contoh penggunaan istilah islam secara tertulis adalah frasa

“Insya Allah”. Dalam beberapa kasus, sebagian organisasi menggunakan istilah

tersebut untuk menerangkan kegiatan yang akan dilaksanakan. Misal, penulisan

rencana kegiatan dengan redaksi kalimat, “... yang Insya Allah akan

2

diselenggarakan pada...”. Kalimat tersebut sering dituliskan pada surat-surat

perencanaan kegiatan. Akan tetapi, ternyata frasa “Insya Allah” tidak seterusnya

dipakai dalam penulisan rencana kegiatan.

Fenomena tersebut di atas, menjadi menarik ketika dikaitkan dengan fungsi

manajemen organisasi. Salah satu fungsi manajemen organisasi adalah

perencanaan (planning). Setiap kali organisasi akan melaksanakan kegiatan,

secara otomatis harus melakukan tahapan perencanaan (planning). Hubungannya

dengan istilah islam, Al-Quran telah memberikan tuntunan-tuntunan yang jelas

mengenai etika perencanaan. Salah satu etika yang dijelaskan dalam Al-Quran

adalah istilah (perkataan) yang harus digunakan ketika merencanakan sesuatu

kegiatan, yaitu penggunaan frasa “Insya Allah”. Selama ini, penggunaan “Insya

Allah” kebanyakan hanya ketika ingat saja, tanpa didasari dengan landasan syar`i

yang terdapat dalam Al-Quran.

Oleh karena itu, dalam karya tulis ini akan dibahas mengenai landasan-

landasan syar`i tentang urgensi penggunaan frasa “Insya Allah”, khususnya yang

berkaitan dengan fungsi perencanaan (planning). Sebenarnya, bagaimana Al-

Quran menuntun umat muslim dalam merencanakan sesuatu? Bagaimanakah

peranan Al-Quran dalam memperbaiki kualitas perencanaan organisasi?

2.1 Tujuan

1. Mengetahui penjelasan dalam Al-Quran mengenai kegiatan perencanaan

dalam berorganisasi

2. Mengetahui implementasi Al-Quran yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan kualitas organisasi, khususnya pada perencanaan

3.1 Manfaat

1. Sebagai rujukan bagi organisator secara khusus, dan pembaca pada

umumnya mengenai pedoman merencanakan suatu kegiatan

2. Sebagai informasi tentang pentingnya penggunaan istilah islam dalam

kehidupan sehari-hari

3. Sebagai motivasi spiritual bagi masyarakat untuk lebih membiasakan diri

dengan istilah-istilah islam di kehidupan sehari-hari.

3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Perencanaan (Planning) dalam Kehidupan

Ada tiga masa dalam kehidupan manusia. Pertama adalah masa lalu, yaitu

masa yang sudah terlewati dan tidak dapat diulang kembali. Kedua, masa

sekarang. Masa yang sedang dijalani dengan berbagai aktivitas. Ketiga adalah

masa depan. Masa depan masih menjadi misteri yang tidak ada seorang pun yang

tahu apa yang akan terjadi. Allah SWT menjelaskan dalam firmannya,

Artinya : Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang

Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang

ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti)

apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat

mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui

lagi Maha Mengenal.

Dengan demikian, seorang muslim tidak perlu mengkhawatirkan apa yang

akan terjadi nanti agar segala sesuatunya yang terjadi pada masa sekarang lebih

maksimal (Al-Qarni, 2003). Namun demikian, bukan berarti manusia tidak boleh

memikirkan masa depan. Perlu dibedakan antara mengkhawatirkan dengan

mempersiapkan diri. Bahkan, sudah menjadi suatu keharusan bagi seorang

muslim untuk mempersiapkan masa depan (Faqih, 2004). Hal tersebut sesuai

dengan Al-Quran surah Al-Hasyr ayat 18.

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari

4

esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dari uraian di atas, konsep perencanaan diperlukan oleh manusia dalam

menyongsong masa yang akan datang. Konsep perencanaan ini pun menjadi tolok

ukur keunggulan seseorang dan potensi kepemimpinannya (Suwaidan, 2009).

2.2 Penegasan Penggunaan Frasa “Insya Allah” dalam Al-Quran

Dalam sebuah tafsir, dijelaskan asababunnuzul (sebab-sebab diturunkannya)

surah Al-Kahfi ayat 23-24 adalah mengenai perencanaan Rasulullah SAW.

Artinya : Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu:

"Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan

menyebut): "Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan

katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang

lebih dekat kebenarannya dari pada ini".

Menurut riwayat, Rasulullah SAW dimohon oleh beberapa orang Quraisy

untuk menceritakan seputar roh, kisah ashabul kahfi, dan kisah Dzulkarnain.

Beliau mengatakan agar mereka datang kepada Rasulullah SAW keesokan

harinya, dan beliau berencana untuk menceritakannya. Rasulullah SAW tidak

mengucapkan “Insya Allah”, sehingga Allah SWT menegur beliau melalui dua

ayat tersebut di atas.

Dalam ayat di atas dijelaskan mengenai urgensi penggunaan frasa “Insya

Allah” ketika hendak melakukan sesuatu. Dalam ayat ini, Allah SWT memulainya

dengan larangan, “Jangan sekali-kali...”. dengan demikian, menjadi larangan

secara nyata bagi kaum muslimin yang tidak dapat disepelekan. Larangan tersebut

juga terdapat dalam Al-Quran untuk melarang perbuatan yang lain. Berikut

beberapa ayat Al-Quran yang berisi larangan Allah SWT yang menggunakan

penegasan “Jangan sekali-kali”

5

Larangan Meragukan Kebenaran Allah SWT

Artinya : Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu

termasuk orang-orang yang ragu. (QS. Al-Baqarah/2 : 147)

Larangan Kemusyrikan

Artinya : Katakanlah: "Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah

yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak

memberi makan?" Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintah supaya aku

menjadi orang yang pertama kali menyerah diri (kepada Allah), dan jangan

sekali-kali kamu masuk golongan orang musyrik." (QS. Al-An`aam/6 : 14)

Larangan Durhaka Terhadap Orang Tua

Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah

selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-

baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai

berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu

mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu

membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

(QS. Al-Muthaffifin /83 : 7)

Larangan Berbuat Curang

6

Artinya : Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang

durhaka tersimpan dalam sijjin. (QS. Al-Baqarah/2 : 147)

Larangan-larangan di atas disebutkan dengan tegas dalam Al-Quran dengan

sama-sama memakai redaksi kalimat, “Jangan sekali-kali” Dengan demikian,

merencanakan kegiatan tanpa diiringi oleh penggunaan frasa “Insya Allah”

menjadi penting untuk disadari. Urgensi pemakaian tersebut sama pentingnya

dengan menjaga diri dari larangan-larangan di atas, seperti meragukan kebenaran

Allah SWT, syirik, durhaka, curang dan lain sebagainya. Sehingga, penggunaan

frasa “Insya Allah” bukan hanya ketika teringat saja, akan tetapi juga hendaknya

diterapkan secara menyeluruh pada setiap perencanaan.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan frasa “Insya

Allah” menjadi sangat penting untuk diimplementasikan. “Insya Allah” bukan

hanya sebuah perkataan, lebih dari itu, penggunaan Insya Allah juga dapat

meningkatkan rasa tawakal manusia kepada Dzat yang Maha Berkuasa.

Implementasi yang dimaksudkan di atas pun tidak terbatas pada ungkapan lisan

saja, tetapi juga termasuk tulisan. Oleh karena itu, perlu diadakannya suatu

kesepakatan dalam pemakaian frasa “Insya Allah” dalam setiap kegiatan-kegiatan

berorganisasi khususnya, dan di luar pada umumnya.

7

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Studi literatur Al-Quran

Dalam membahas mengenai penggunaan frasa Insya Allah dalam

kehidupan sehari-hari, penulis berfokus pada aktivitas organisasi karena

berkaitan erat dengan proses perencanaan. Pembahasan yang dilakukan

menggunakan literatur Al-Quran, lengkap dengan terjemahan dan tafsir.

Selain itu, pembahasan dan studi literatur juga ditunjang dengan beberapa

buku yang berkaitan dengan materi pokok karya tulis

Observasi

Untuk memperoleh data mengenai penggunaan istilah islami “Insya

Allah”, penulis melakukan observasi terhadap beberapa hal, di antaranya :

1. Program Kerja beberapa organisasi mahasiswa

2. Proposal kegiatan mahasiswa

3. Pamflet pemberitahuan agenda kegiatan mahasiswa

Dari ketiga sampel tersebut, penulis akan mengumpulkan data seputar

penggunaan frasa “Insya Allah”, konsistensi, dan frekuensi

penggunaannya.

3.2 Alur Pembahasan

Dalam menyusun karya tulis ini, penulis memiliki rangkaian alur pembahasan

yang sistematis, agar memudahkan pencarian dan pembahasan data. Alur yang

dimaksudkan adalah :

1. Konsep Perencanaan (Planning) dalam kehidupan sehari-hari

2. Penegasan tentang urgensi penggunaan frasa “Insya Allah” dalam Al-

Quran

3. Penggunaan frasa Insya Allah selama ini dilengkapi dengan koreksi

redaksi kalimat yang belum menggunakan kalimat “Insya Allah”

4. Penerapan yang dapat dilakukan dengan lebih konsisten

8

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Implementasi Penggunaan Frasa Insya Allah

Mengingat pentingnya penggunaan frasa Insya Allah dalam perencanaan

kegiatan, maka diperlukan suatu kesepakatan dalam menciptakan konsistensi

penggunaan. Kesepakatan ini dapat berupa sistem aturan penulisan yang

melibatkan administrasi suatu organisasi. Dengan adanya suatu kesepakatan,

maka diharapkan terciptanya konsistensi pemakaian frasa “Insya Allah” dalam

setiap kali kegiatan.

Metode penerapan dapat dilakukan secara internal organisasi, maupun

bekerja sama membentuk kesepakatan universal terkait dengan perencanaan

(planning). Secara internal, menjadi tugas bagi seorang pemimpin organisasi dan

kepengurusan untuk berinisiatif menciptakan peraturan penulisan frasa “Insya

Allah” setiap kali melakukan penulisan agenda kegiatan. Hal tersebut dapat

berupa peraturan internal organisasi, ataupun diimplementasikan dalam suatu

Pelatihan Manajemen Organisasi (PMO) kepada anggota organisasi.

Metode kedua adalah menciptakan kesepakatan antar organisasi yang

memiliki kesamaan tujuan secara umum. Misal Himpunan Mahasiswa Prodi, Unit

Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Dakwah, dan sebagainya. Tujuan dari

musyawarah penggunaan frasa “Insya Allah” ini adalah untuk mencapai satu

kesepakatan dalam konsistensi penggunaan. Konsistensi yang dimaksudkan

merujuk pada output organisasi berupa Program Kerja, Proposal Kegiatan,

Publikasi Kegiatan (Iklan, Pamflet, dan sejenisnya). Ketiga hal tersebut

merupakan perencanaan organisasi yang membutuhkan konsistensi pengamalan

Al-Quran secara konsisten.

4.2 Realisasi Frasa Insya Allah dengan Pedoman Al-Quran

Dalam mencapai kesepakatan ini, tentu organisator akan menghadapi

beberapa permasalahan yang menolak formalitas perencanaan. Penolakan dari

pihak kontra ini dapat menggunakan berbagai alasan, seperti terlalu berlebihan

menanggapi anjuran Al-Quran. Untuk menghadapi hal-hal tersebut, organisator

memerlukan strategi khusus yang berpedoman kuat pada Al-Quran.

9

Pertama, urgensi penggunaan seperti yang dijelaskan dalam Bab II,

Larangan Allah SWT yang ditegaskan dengan redaksi kalimat, “Jangan sekali-

kali...” Secara langsung, ayat Al-Quran tersebut berisi larangan, yang tentu

menjadi kewajiban bagi umat islam untuk menghindarinya. Dalam hal ini

menghindari perencanaan tanpa mengucapkan “Insya Allah”

Kedua, kesepakatan untuk menggunakan frasa “Insya Allah” dalam setiap

agenda kegiatan merupakan wujud ibadah dan pendekatan diri kepada Allah

SWT. Selain itu, untuk menghindarkan diri dari sifat meremehkan petunjuk yang

diberikan oleh Allah SWT kepada manusia melalui perantara Rasulullah SAW.

Allah SWT menjelaskan bagi sebagian kaum meremehkan petunjuk-Nya dengan

firman,

Artinya : Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al-Quran ini? (QS.

Al Waaqi'ah/56 : 81)

Lebih lanjut, anjuran pemakaian frasa “Insya Allah” merupakan petunjuk dari

Allah SWT. Dalam beberapa ayat Al-Quran, Allah mengancam siapa saja yang

tidak mengindahkan petunjuk-Nya dengan penghapusan amalan.

Allah berfirman,

Artinya : Dan orang-orang yang tidak percaya, maka kecelakaanlah bagi

mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah

karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al

Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka. (QS.

Muhammad/47 : 8-9)

Dari penjelasan Al-Quran di atas, kategori membenci adalah termasuk

tidak menyetujui terhadap salah satu hukum islam, ibadah, sistem ekonomi,

muamalah, politik, dan peraturan-peraturan masyarakat lain. Orang-orang yang

termasuk dalam kategori ini membenci akhlak, peraturan (kesepakatan)

masyarakat yang baik, dan ilmu-ilmu islam (Hawwa, 2009)

10

4.3 Contoh Koreksi Proposal Kegiatan

Tabel 1. Perbaikan Redaksi Kalimat Perencanaan pada Proposal Kegiatan

No. Proposal Asli Perbaikan

1.

2.

11

3.

4.

5.

12

4.4 Peningkatan Kualitas Diri Melalui Penerapan Al-Quran Surah Al-Kahfi

Seperti dijelaskan di atas, penggunaan frasa “Insya Allah” memiliki landasan kuat

secara langsung dari Al-Quran. Dengan berpedoman kepada Al-Quran, maka

terdapat banyak kemaslahatan yang dapat diperoleh. Berikut adalah beberapa

keuntungan, manfaat dari implementasi Surah Al-Kahfi ayat 23-24 dalam

kehidupan sehari-hari :

1. Meningkatkan sifat tawakal (berserah diri) kepada Allah SWT

Melalui penerapan frasa “Insya Allah”, setiap muslim dapat meningkatkan

rasa tawakal mereka kepada Allah SWT. Orang-orang yang bertawakal

meyakini eksistensi Allah SWT dalam setiap aktivitas, baik yang telah terjadi

maupun yang masih berupa perencanaan. Makna dari Insya Allah pun

menjadi sangat penting, terkait dengan hakikat manusia yang hanya mampu

berencana, sedangkan penentu kejadian adalah Allah SWT.

2. Membiasakan diri terhadap nilai-nilai islam

Dengan diterapkannya penggunaan frasa “Insya Allah”, maka secara

konsisten hal tersebut dapat menumbuhkan suatu kebiasaan islami. Semakin

tinggi frekuensi penggunaannya, dapat menciptakan kelaziman yang

mengarah pada keteraturan cara hidup.

3. Menghindarkan diri dari kesombongan

Pada hakikatnya, manusia hanya dapat berencana. Setiap rencana tersebut

dapat terlaksana jika dan hanya jika Allah SWT mengizinkan. Oleh karena

itulah perlu dilafalkan “Insya Allah (Jika Allah mengizinkan)” dalam setiap

perencanaan agar umat muslim tidak termasuk kedalam golongan yang

sombong. Mendurhakai Allah SWT melalui keyakinan pribadi tanpa

menyerahkan urusan kepada Allah (tawakal). Sebagai contoh, urusan rezeki

adalah hak prerogatif Allah SWT. Manusia tidak dapat menentukan esok akan

mendapatkan rezeki seberapa besar. Namun, orang-orang kafir menentukan

rezeki mereka dengan kesombongan dan tidak mengindahkan eksistensi Allah

SWT sebagai pemberi rezeki. Allah SWT berfirman,

13

Artinya : Atau siapakah dia yang memberi kamu rezki jika Allah menahan

rezki-Nya? Sebenarnya mereka terus menerus dalam kesombongan dan

menjauhkan diri?(QS.Al-Mulk/67 : 21)

Rasa kesombongan yang terus menerus bisa jadi merupakan bentuk

kedurhakaan secara keyakinan. Mereka meyakini bahwa rezeki datang dari

apa yang mereka usahakan, tanpa menyadari bahwa Allah SWT yang

memberikan rezeki. Oleh karena itu, dengan implementasi pengucapan “Insya

Allah”, dapat menghindarkan diri dari rasa kesombongan tersebut.

4. Dilimpahkan kebaikan oleh Allah SWT karena mengamalkan perkataan baik.

Allah berfirman,

Artinya : Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah

kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang

baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang

merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat

mereka akan hancur.

Ayat tersebut di atas menjelaskan tentang naiknya perkataan-perkataan baik

ke langit, menuju Allah SWT. “Insya Allah” merupakan salah satu perkataan

yang diajarkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, dalam melakukan

perencanaan. Oleh karena itu, perkataan “Insya Allah” adalah termasuk ke

dalam perkataan yang baik, sehingga orang-orang yang mengucapkannya pun

mendapatkan kebaikan dari Allah SWT. Waallahu`alam bish showab.

14

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Dalam melakukan perencanaan (planning), Allah SWT memberikan

petunjuk berupa pengucapan lafal “Insya Allah”, seperti dijelaskan dalam

surah Al-Kahfi ayat 23-24.

2. Implementasi yang dapat dilakukan oleh organisasi adalah secara internal

membangun peraturan atau kesepakatan mengenai konsistensi pemakaian

frasa “Insya Allah” dalam setiap kali perencanaan. Luaran dari

perencanaan yang disertakan kalimat Insyaallah dapat berupa Program

Kerja, Proposal Kegiatan, dan Publikasi (Periklanan Kegiatan). Dengan

adanya penerapan ini, maka dapat meningkatkan kualitas organisasi dan

individu yang terlibat di dalamnya

5.2 Saran

1. Hendaknya dalam setiap perencanaan, diterapkan penggunaan kata “Insya

Allah”, baik secara lisan maupun tulisan

2. Sebaiknya dalam organisasi mahasiswa, khususnya yang bernuansa islam

melakukan musyawarah khusus mengenai reformasi sistematika

perencanaan (planning) yang sesuai dengan petunjuk Al-Quran.

Musyawarah ini diharapkan mencapai suatu kesepakatan tentang

konsistensi penggunaan frasa “Insya Allah” dalam setiap perencanaan

kegiatan.

15

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qarni, `Aidh. 2004. La Tahzan. Jakarta : Qisthi Press

Al-Quran dan Terjemahannya, Departemen Agama RI

Faqih, K.A. 2004. Mempersiapkan Rumah di Surga. Bandung : PT Syaamil Cipta

Media

Hawwa, Sa`id. 2009. Al-Islam. Jakarta : Al-I`tishom Cahaya Umat

Suwaidan, T.M. dan Basyarahil, F.U. 2009. Memproduksi Pemimpin Hebat.

Surabaya : Pustaka Yassir

16

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis 1

Nama : Dwi Cahyo Yulianto

NPM : E1J012005

Tempat,Tanggal Lahir : Raman Aji, 30 Juli 1994

Fakultas/Jurusan : Pertanian/Agroekoteknologi

Perguruan Tinggi : Universitas Bengkulu

Nomor HP. : 085769892152

Email : [email protected]

Karya Ilmiah yang

pernah dibuat

: 1. Pemanfaatan Buah Bligo Sebagai Bahan Dasar

Pembuatan Keripik

2. Pemanfaatan Kulit Kakao Sebagai Bahan Dasar

Pembuatan Keripik

3. Lumpia dari Kulit Kakao

4. Papan Rekayasa dari Kayu Batang Singkong

5. Inovasi Teknologi Pembuatan Bakpia dari Kulit

Kakao di Kabupaten Lampung Timur

6. CMO (Cocoa Mesocarp Optimizer) : Industri

Pengolahan Kulit Kakao Sebagai Peningkatan

Kesejahteraan Masyarakat

7. Bank Tomas (Tanaman Obat Masyarakat) :

Program Sinergi Fungsi Mahasiswa, Karang

Taruna, dan Koperasi dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat

Bengkulu, 7 Maret 2013

Penulis 1

Dwi Cahyo Yulianto

NIM.E1J012005

17

Penulis 2

Nama : Jusrian Saubara Orpa Yanda

NPM : E1J012098

Tempat,Tanggal

Lahir

Alamat

:

:

Bengkulu, 16 Oktober 1994

Jl. Bukit Barisan 3 No. 08 Rt. 02, Rw. 01 Sawah

Lebar, Bengkulu

Fakultas/Jurusan : Pertanian/Agroekoteknlogi

Perguruan Tinggi : Universitas Bengkulu

Nomor HP. : 085279959575

Email : [email protected]

Karya Ilmiah yang

pernah dibuat

: 1. Implementasi Shalat Berjamaah Manifestasi

Mahasiswa Berprestasi.

2. Bank Tomas (Tanaman Obat Masyarakat) :

Program Sinergi Fungsi Mahasiswa, Karang

Taruna, dan Koperasi dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat.

Bengkulu, 7 Maret 2013

Penulis 2

Jusrian Saubara Orpa Yanda

NIM.E1J012098