reaktor otk.doc

27
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kinetika kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang kecepatan reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi tersebut, termasuk didalamnya : 1. Melakukan pengukuran kecepatan reaksi 2. Mempelajari pengaruh konsentrasi, temperatur, dan tekanan terhadap kecepatan reaksi 3. Menentukan mekanisme reaksi Pada umumnya kecepatan reaksi atau laju reaksi merupakan fungsi konsentrasi, temperatur, dan tekanan. Mendapatkan bentuk matematis kecepatan reaksi sebagai fungsi ketiga besaran di atas (C,T,P) merupakan persoalan utama cabang ilmu kinetika terapan. Secara kuantitatif hubungan antara konsentrasi dan laju reaksi baru dipelajari oleh Barthelot dan St. Gilles pada tahun 1982. Dapat disimpulkan bahwa laju reaksi merupakan fungsi konsentrasi pangkat suatu bilangan.

Upload: bobby-redian

Post on 26-Oct-2015

149 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

reaktor otk

TRANSCRIPT

Page 1: Reaktor OTK.doc

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kinetika kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang kecepatan reaksi kimia

dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi tersebut, termasuk

didalamnya :

1. Melakukan pengukuran kecepatan reaksi

2. Mempelajari pengaruh konsentrasi, temperatur, dan tekanan terhadap kecepatan

reaksi

3. Menentukan mekanisme reaksi

Pada umumnya kecepatan reaksi atau laju reaksi merupakan fungsi

konsentrasi, temperatur, dan tekanan. Mendapatkan bentuk matematis kecepatan

reaksi sebagai fungsi ketiga besaran di atas (C,T,P) merupakan persoalan utama

cabang ilmu kinetika terapan. Secara kuantitatif hubungan antara konsentrasi dan

laju reaksi baru dipelajari oleh Barthelot dan St. Gilles pada tahun 1982. Dapat

disimpulkan bahwa laju reaksi merupakan fungsi konsentrasi pangkat suatu

bilangan.

Orde Reaksi

Orde reaksi adalah bilangan yang menyatakan derajat ketergantungan laju

reaksi pada konsentrasi reaktan dan memiliki beberapa sifat berikut :

1. Orde reaksi ditentukan dari percobaan, sehingga tidak perlu bilangan bulat

2. Orde reaksi tidak perlu sama dengan koefisien stoikiometrik

Konstanta Kecepatan Reaksi

Konstanta kecepatan reaksi yang disebut juga laju reaksi spesifik adalah nilai

laju reaksi pada konsentrasi reaktan sama dengan satu satuan konsentrasi.

Page 2: Reaktor OTK.doc

I.2. Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui prinsip kerja reactor,

pengaruh kecepatan dan waktu agitasi terhadap reaksi, mengetahui cara

menghitung laju reaksi dan konversi, mengetahui cara menghitung scale up reaktir

dan membuktikan bahwa lamanya pengadukan berpengaruh pada konsentrasi suatu

campuran.

I.3. Permasalahan

Pada praktikum yang dilakukan akan dibuktikan dengan melakukan

percobaan apakah lama pengadukan berpengaruh pada konsentrasi dan volume

yang akan dicapai dan juga bagaimana hasil yang dicapai tersebut bila

dibandingkan dengan tanpa pengadukan serta bagaimana perbandingan variabel

tersebut secara grafik.

I.4. Hipotesa

Melalui percobaan ini dapat diperkirakan dengan semakin lamanya waktu

pengadukan dan dengan kecepatan yang berbeda maka volume akan semakin kecil.

I.5. Manfaat

Dengan melakukan percobaan ini diharapkan praktikan dapat mengerti

tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yang salah satunya adalah waktu

pengadukan dan kecepatan pengadukan.

Page 3: Reaktor OTK.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kinetika adalah ilmu yang mempelajari kecepatan perubahan suatu proses,

misalnya :

- perubahan jumlah zat selama reaksi berlangsung

- perubahan temperatur pada pengontakan dua benda yang memiliki temperatur

yang berbeda

- perubahan jumlah penduduk

Sedangkan kinetika kimia adalah ilmu yang mempelajari tentan kecepatan reaksi

dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi tersebut, termasuk didalamnya :

1. Melakukan pengukuran kecepatan reaksi

2. Mempelajari pengaruh konsentrasi, temperatur, dan tekanan terhadap kecepatan

reaksi

3. Menentukan mekanisme reaksi

Tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan suatu rangkaian percobaan

yang menghasilkan :

1. suatu hubungan yang menghasilkan variabel-variabel seperti konsentrasi,

temperatur, dan tekanan dengan kecepatan reaksi yang dipelajari

2. mekanisme yang dihasilkan dari interpretasi hubungan empirik yang diperoleh

dari butir satu di atas

Kecepatan Reaksi

Kecepatan reaksi didefinisikan sebagai kecepatan pengurangan jumlah mol

reaktan atau penambahan jumlah mol produk untuk setiap satuan jumlah tempat

berlangsungnya reaksi. Jumlah tempat berlangsungnya reaksi tergantung pada jenis

reaksi. Untuk reaksi homogen, yaitu reaksi yang melibatkan satu fase campuran reaksi,

jumlah tempat reaksi dapat dinyatakan sebagai volume campuran reaksi, sehingga

secara matematis kecepatan reaksi dapat ditulis sebagai berikut :

Page 4: Reaktor OTK.doc

dimana :

ri = kecepatan reaksi mol i. Tanda negatif menunjukan kecepatan pengurangan

reaktan sedangkan tanda positif menunjukan kecepatan penambahan produk

n = jumlah molekul

t = waktu reaksi

V = volume campuran reaksi

Konsep Dasar Kinetika Kimia

Pada umumnya kecepatan reaksi atau laju reaksi merupakan fungsi

konsentrasi, temperatur, dan tekanan. Mendapatkan bentuk matematis kecepatan reaksi

sebagai fungsi ketiga besaran di atas (C,T,P) merupakan persoalan utama cabang ilmu

kinetika terapan. Secara kuantitatif hubungan antara konsentrasi dan laju reaksi baru

dipelajari oleh Barthelot dan St. Gilles pada tahun 1982. Dapat disimpulkan bahwa laju

reaksi merupakan fungsi konsentrasi pangkat suatu bilangan.

Orde Reaksi

Orde reaksi adalah bilangan yang menyatakan derajat ketergantungan laju reaksi

pada konsentrasi reaktan dan memiliki beberapa sifat berikut :

1. Orde reaksi ditentukan dari percobaan, sehingga tidak perlu bilangan bulat

2. Orde reaksi tidak perlu sama dengan koefisien stoikiometrik

Konstanta Kecepatan Reaksi

Konstanta kecepatan reaksi yang disebut juga laju reaksi spesifik adalah nilai laju reaksi

pada konsentrasi reaktan sama dengan satu satuan konsentrasi. Satuan ini tergantung

pada orde total reaksi dan nilainya tergantung komponen yang ditinjau.

Kecepatan Reaksi Homogen

Reaksi yang dilakukan pada sistem adalah :

Page 5: Reaktor OTK.doc

- Tertutup

- Isotermal

- Bertekanan konstan

- Homogen

- Melibatkan hanya satu reaksi

Percobaan Kinetika Reaksi Homogen

Dibagi 2 tahapan:

1. Pengambilan sampel untuk analisa suatu percobaan.

2. Mengolah data dari tahapan 1 dengan menggunakan metode differensial atau

metode integrasi menjadi persamaan reaksi.

Pada umumnya, pengambilan cuplikan sample dari suatu campuran reaksi dapat

dilakukan seketika atau yang selanjutnya disebut dengan metode sampling dan dapat

dilakukan secara kontinu.

Metode Sampling

Metode ini merupakan suatu cara pengambilan cuplikan sample dari suatu campuran

reaksi., Cuplikan sample ini dilakukan dengan menggunakan suatu cara dan kemudian

didinginkan dan dilarutkan untuk menghentikan reaksi pada sample tersebut. Setelah itu

cuplikan sample itu dianalisa untuk mengetahui komposisinya baik secara kualitatif

maupun kuantitatif dari suatu reaktan ataupun produk yang ada. Langkah ini diulangi

untuk waktu yang berbeda.

Teknik yang digunakan antara lain :

- titrasi

- kromatografi gas

- spektroskopi

- spektrometri massa.

Page 6: Reaktor OTK.doc

Metode Titrasi

Cara ini ditentukan oleh Bodenstein yaitu untuk reaksi antara hidrogen dan iodine

dalam tube-tube tertutup.

Reaksi yang terjadi:

H2 + I2 2HI

Campuran hidrogen dan uap iodine dipanaskan dalam tube-tube pada 700 K, setelah

waktu tertentu tube dibuka dalam larutan alkali pada temperatur kamar.

Kelebihan hidrogen ditampung dan diukur, sedangkan larutannya dianalisa secara

volumetri untuk menentukan konsentrasi iodin dan iodide. Percobaan ini diulangi untuk

waktu reaksi yang berbeda dalam tube yang lain.

Cara ini sering digunakan untuk penentuan kinetika hidrolisa ester dengan memakai

katalis asam.

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

CH3CO2CH3 + H2O CH3CO2H + CH3OH

Apabila reaksi berlangsung dengan larutan asam berlebih, berarti reaksi orde

satu terhadap ester maka laju reaksi hanya bergantung pada konsentrasi ester.

Persamaan laju reaksi dapat ditulis sebagai berikut :

Laju = k (CH3CO2CH3)

Dimana k adalah konstanta laju reaksi dan pseudo orde satu reaksi. Metil asetat dan HCl

encer berlebih dicampur dengan soda lime untuk mengeluarkan gas CO2 ke atmosfer.

Cuplikan sampel diambil pada interval waktu yang beraturan serta segera dilarutkan

untuk menghentikan reaksi berikutnya. Titrasi dari sampel-sampel ini dengan alkali

standar menggunakan indikator phenolptalein (PP) dapat mengukur kadar asam asetat

yang terbebas (tanpa mengubah konsentrasi H+).

Pada desain reaktor, kita ingin mengetahui berapa ukuran dan tipe reaktor serta

metode operasi yang paling baik untuk digunakan ini akan sukar, karena temperatur dan

komposisi dari fluida yang bereaksi mungkin berbeda dari satu titik ke titik lainnya

dalam reaktor, yang tergantung pada karakteristik dari reaksi endotermik, yang

Page 7: Reaktor OTK.doc

tergantung pada laju penambahan panas atau penghilangan panas dari dari sistem.

Pengaruhnya dikarenakan beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk

memprediksikan performance reaktor.

1. Reaktor Batch

Reaktor batch biasanya tanki silinder dan vertikal. Untuk reaktor batch yang vertikal

berpengaduk yang sederhana dimana ketinggian liquid biasanya dibandingkan dengan

diameter reaktor. Untuk perbandingan liquid dengan diameter yang lebih besar akan

memerlukan peralatan agitasi yang lebih kompleks. Bila dibutuhkan area interfacial

gas-liquid untuk penguapan atau absorbsi gas atau diinginkan untuk menurunkan

hidrostatik head, digunakan reaktor horizontal. Reaktor batch dibuat dari stainless steel

tetapi lebih menguntungkan bila permukaan dalamnya dilapisi dengan glass atau

polimer untuk meminimalkan korosi.

2. Continous Flow Reactor – stirred Tank (CSTR)

Continous flow stirred tank reactor digunakan dengan luas dalam industri proses

kimia. Meskipun satu reaktor dapat digunakan biasanya juga menggunakan reaktor

yang disusun seri (battery) tergantung pada jumlah reaktor yang digunakan. Keefektifan

dari beberapa battery tergantung pada jumlah reaktor yang digunakan, ukuran dari

komponen reaktor dan efisiensi mixing dalam setiap stage.

3. Semi Batch atau Semi Flow Reaktor

Proses semi batch atau semi flow reaktor paling sukar untuk dianalisa dari sudut

pandang desain reaktor karena salah satunya ada dalam sistem terbuka di bawah

kondisi non steady-state.

Oleh karena itu, persamaan diferensial energi dan konservasi massa lebih kompleks

daripada dengan reaksi yang sama pada contimous flow reaktor yang beroperasi pada

keadaan steady-state.

Page 8: Reaktor OTK.doc

Berdasarkan desain reaktor kimia, dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu : tank

reactor, reaktor tubular, reaktor tower, reaktor fluidized-bed, reaktor slurry phase.

1. Reaktor Tanki

Reaktor jenis ini paling umum digunakan pada industri kimia. Reaktor ini, pada

umumnya dilengkapi dengan alat agitasi (seperti stirring, cooking atau shaking) juga

untuk perpindahan panas (seperti jacket, pertukaran panas eksternal dan internal). Jenis

ini juga dapat digunakan untuk operasi batch atau contimous dengan jangkauan yang

luas untuk temperatur dan tekanan. Kecuali untuk liquid yang sangat kental, pendekatan

untuk mixing yang sempurna (back mixing) dapat dicapai untuk stirred tank reaktor.

2. Reaktor Tubular

Bentuk reaktor ini adalah single continous tube atau beberapa tube disusun paralel.

Reaktor masuk pada salah satu ujung dan produk keluar dari ujung lainnya.

Perpindahan panas dari atau ke reaktor dapat dilakukan dengan jacket atau design shell

and tube. Reaktor tubular dapat diaplikasikan apabila back mixing dari campuran reaksi

pada aliran langsung tidak diinginkan. Reaksi gas dalam skala besar seperti cracking

hidrokarbon, konversi udara menjadi NO dan oksidasi NO menjadi NO2 adalah salah

satu contoh penggunaan reaktor tubular.

3. Reaktor Tower

Karakteristik dari jenis reaktor ini adalah silinder vertikal dengan perbandingan antara

tinggi dan diameter yang besar. Reaktor tower dapat menggunakan baffle dan solid

packing (reaktan, katalis atau inert) dan dapat digunakan untuk proses kontinyu yang

melibatkan reaksi hidrogen. Contohnya pada lime klin dan unit-unit absorbsi gas untuk

reaksi gas-liquid termasuk packed tower, plate tower dan spray tower.

4. Reaktor Fluidized-Bed

Reaktor fluidized bed merupakan vessel silinder yang vertikal yang mengandung slurry

partikel katalis dengan medium liquid yang salah satunya adalah reaktan. Reaktan gas

di-bublingkan melalui slurry dalam medium liquid, dimana ada katalis reaksi. Teknik

ini dilengkapi dengan kontrol temperatur karena kapasitas panas yang tinggi dan

karakteristik perpindahan panas dari liquid contoh pada skala produksi, reaktor slurry

Page 9: Reaktor OTK.doc

digunakan pada hydrocracking dari residu fuel oil. The ebullating- bed reactor (nama

komersilnya H-Coal Reactor yang dikembangkan oleh Hydrocarbon Reseach Inc, dapat

diklasifikasikan sebagai reaktor jenis ini. Reaktor ini digunakan dalam pengembangan

proses liquefaction batubara. Sistem reaksi mengandung batubara dan partikel katalis,

minyak dan gas hidrogen.

Hal yang penting dalam fluidized bed reactor adalah katalis solid membantu

suspensi dengan aliran keatas untuk reaksi fluida, sehingga meningkatkan kecepatan

transfer massa dan panas serta mixing yang baik. Secara prinsip, fluidized bed reaktor

lebih menguntungkan dari fixed bed pada kecepatan transfer panas yang tinggi, dan

biasanya digunakan pada kuantitas transport solid yang besar dalam proses reaksi dan

katalis ditransfer ke vessel lain untuk diregenerasi. Fluidisasi dapat digunakan untuk

partikel sangat kecil dengan ukuran < 300 m dengan gas.

Page 10: Reaktor OTK.doc

BAB III

METODELOGI

III.1. Alat dan Bahan

Alat : - Stirred Tank Reaktor Apparatus

- Erlenmeyer

- Beker glass 1000 ml 1 buah

- Beker glass 100 ml 3 buah

- Gelas ukur

- Pipet tetes

- Pengaduk

- Buret

Bahan : - NaOH 2 N

- HCl 4 N

- CH3COOH

- Phenolptalein

III.2. Prosedur Percobaan

1. Encerkan larutan HCl menjadi 0,1 N dan larutan NaOH dan CH3COOH

menjadi 0,1 N.

2. Hidupkan power supply.

3. Hidupkan pompa 1 untuk mengalirkan NaOH 0,05 N dan pompa 2 untuk

mengalirkan larutan CH3COOH 0,05 N secara bersamaan dan tunggu sampai

memenuhi reaktor, kemudian matikan pompa.

4. Ambil sampel larutan dalam reaktor sebelum pengadukan dan titrasi dengan

HCl setelah ditambahkan larutan PP.

5. Ulangi pengambilan sampel setiap 15 menit dan kemudian dititrasi dengan

dengan HCl 0,1 M.

6. Catat volume campuran terpakai.

Page 11: Reaktor OTK.doc

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

IV.1. Hasil Pengamatan

Volume NaOH = 20 ml

Normalitas NaOH = 0.1 N

Volume CH3COOH = 20 ml

Normalitas CH3COOH = 0.1 N

Normalitas HCl = 0.1 N

Volume HCl yang masuk buret = 50 ml

* CH3COOH 20 ml + NaOH 20 ml kemudian diberi indikator pp

hasilnya : larutan berwarna ungu kemerah-merahan.

* CH3COOH 20 ml + NaOH 20 ml kemudian diberi indikator pp, lalu diaduk

dengan kecepatan 40 rpm selama 2 menit

hasilnya: larutan berwarna ungu kemerah-merahan tetapi lebih tua.

* CH3COOH 20 ml + NaOH 20 ml diaduk dengan kecepatan 60 dan 80 rpm selama

2 dan 4 menit, lalu dititrasi dengan HCl 0,1 N.

hasilnya :

t (menit)

Volume HCl (ml)

60 rpm 80 rpm

2

4

23

24

28

28,5

Page 12: Reaktor OTK.doc

IV.2. PERHITUNGAN

Reaksi yang terjadi:

reaksi 1:

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

reaksi 2:

CH3COONa + HCl CH3COOH + NaCl

mol HCl ~ mol CH3COONa (reaksi 2) ~ mol CH3COONa (reaksi 1) ~ mol

NaOH

untuk kecepatan putar = 60 rpm

waktu = 2 menit

pada reaksi 2:

N1V1 = N2V2

N1 . 40 ml = 0,1 . 23 ml

N1 = 0,0575 N

keterangan:

N1 = Normalitas campuran NaOH dan asam asetat

V1 = Volume campuran NaOH dan asam asetat yang terpakai

N2 = Normalitas HCl

V2 = Volume HCl yang dipakai

mol CH3COONa = 0,0575 mol/l x 50 ml x 10-3 l/ml

= 0.002875 mol

0.00308 mol CH3COONa ~ 0.002875 mol NaOH

sisa NaOH yang terdapat pada larutan CH3COONa:

= 50 ml - 28,75 ml

= 21,25 ml

waktu = 4 menit

Page 13: Reaktor OTK.doc

pada reaksi 2:

N1V1 = N2V2

N1 . 40 ml = 0,1 . 24 ml

N1 = 0,06 N

mol CH3COONa = 0.06 mol/l x 50 ml x 10-3 l/ml

= 0.003 mol

0.0032 mol CH3COONa ~ 0.003 mol NaOH

sisa NaOH yang terdapat pada larutan CH3COONa:

= 50 ml - 30 ml

= 20 ml

untuk kecepatan putar = 80 rpm

waktu = 2 menit

pada reaksi 2:

N1V1 = N2V2

N1 . 40 ml = 0,1 . 28 ml

N1 = 0,07 N

mol CH3COONa = 0.07 mol/l x 50 ml x 10-3 l/ml

= 0.0035 mol

0.0031 mol CH3COONa ~ 0.0035 mol NaOH

sisa NaOH yang terdapat pada larutan CH3COONa:

= 50 ml - 35 ml

= 15 ml

waktu = 4 menit

Page 14: Reaktor OTK.doc

pada reaksi 2:

N1V1 = N2V2

N1 . 40 ml = 0,1 . 28,5 ml

N1 = 0,07125 N

mol CH3COONa = 0.07125 mol/l x 50 ml x 10-3 l/ml

= 0.0035625 mol

0.0033 mol CH3COONa ~ 0.0035625 mol NaOH

sisa NaOH yang terdapat pada larutan CH3COONa:

= 50 ml - 35,625 ml

= 14,375 ml

BAB V

Page 15: Reaktor OTK.doc

PEMBAHASAN

Dalam percobaan Reaktor ini diambil 3 sampel yaitu untuk non pengadukan,

pengadukan dengan adanya kecepatan serta pengadukan dengan kecepatan yang

lebih besar lagi. Dari data pengamatan yang diperoleh diketahui bahwa semakin cepat

pengadukan yang dilakukan maka volume HCl yang digunakan semakin kecil.

Laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi, temperatur dan tekanan. Dan ketiga

variabel ini digunakan untuk mendapatkan persamaan matematis kecepatan reaksi.

Saat reaksi berlangsung dengan cepat, jika tabrakan molekul-molekul dan zat-

zat yang bereaksi banyak dan sering terjadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi

jumlah dan kerapatan tabrakan itu adalah luas permukaan, konsentrasi, temperatur,

serta penambahan katalis.

a. Luas permukaan zat

Bentuk serbuk akan memiliki bidang sentuhan yang luas untuk tabrakan dengan

zat lain. Akibatnya reaksi akan lebih cepat jika dibandingkan reaksi yang tidak

mengalami pengadukan, karena dengan pengadukan akan memperbesar luas

permukaan yang menyebabkan tabrakan molekul lebih banyak.

b. Konsentrasi

Suatu larutan yang pekat dalam arti konsentrasinya tinggi sudah tentu

mengandung konsentrasi yang lebih rapat daripada larutan yang lebih encer

(konsentrasi rendah). Molekul yang rapat letaknya berdekatan tentu lebih mudah

untuk sering bertabrakan daripada molekul yang agak berdekatan. Itulah sebabnya

semakin besar konsentrasi yang kita gunakan semakin besar pula kecepatan

reaksinya.

Bentuk serbuk akan memiliki bidang sentuhan yang luas untuk tabrakan

dengan zat lain. Akibatnya reaksi akan lebih cepat jika dibandingkan reaksi yang

tidak mengalami pengadukan akan memperbesar luas permukaan yang menyebabkan

terjadinya tabrakan antar molekul yang lebih banyak lagi.

Sedangkan untuk suatu larutan yang pekat dalam arti konsentrasinya tinggi

sudah tentu mengandung konsentrasi yang lebih rapat daripada larutan yang lebih

Page 16: Reaktor OTK.doc

encer (larutan dengan konsentrasi rendah). Molekul yang rapat letaknya berdekatan,

dan tentu lebih mudah untuk lebih sering bertabrakan daripada molekul yang agak

berdekatan. Itukah sebabnya semakin besar konsentrasi yang dipergunakan semakin

besar pula kecepatan reaksinya.

Temperatur yang sesuai akan membantu mempercepat jalannya reaksi , begitu juga

dengan penambahan katalis pada reaksi.

Dari hasil pengamatan, pada pencampuran CH3COOH dengan NaOH, yang

kemudian ditambah indikator PP diperoleh larutan berwarna ungu kemerah-merahan

(tanpa pengadukan). Sedangkan pada pencampuran CH3COOH dengan NaOH yang

diaduk dengan kecepatan 40 rpm selama 2 menit, kemudian ditambah indikator PP

diperoleh larutan berwarna ungu kemerah-merahan yang lebih tua dari pencampuran

tanpa pengadukan.

Sedangkan pada pencampuran CH3COOH dengan NaOH yang diaduk dengan

kecepatan 60 rpm selama 2 dan 4 menit, yang kemudian ditambah indikator PP, serta

dititrasi dengan HCl 0,1 N diperoleh volume HCl 23 ml dan 24 ml. Untuk

pencampuran dengan kecepatan 80 rpm diperoleh volume HCl 28 ml dan 28,5 ml.

Dari sini dapat disimpulkan untuk semakin besar kecepatan pengadukan akan

menaikan volume HCl yang terpakai pada titrasi dan semakin lama waktu

pengadukan juga akan menaikan volume HCl yang terpakai pada titrasi.

Kemudian dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh sisa NaOH

yang terdapat pada larutan CH3COONa adalah pada kecepatan pengadukan 60 rpm

selama 2 menit = 21,25 ml; 4 menit = 20 ml; kecepatan pengadukan 80 rpm selama 2

menit = 15 ml; dan 4 menit = 14,375 ml. Dari sini dapat disimpulkan bahwa semakin

besar kecepatan pengadukan dan semakin lama waktu pengadukan akan menurunkan

volume NaOH yang terdapat pada larutan CH3COONa.

Adapun kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam praktikum kali ini

adalah pada pengukuran volume sampel (CH3COOH, NaOH, dan HCl) yang kurang

akurat, kurang tepatnya pengukuran volume titrasi HCl, tidak tepatnya penentuan

lamanya pengadukan.

Page 17: Reaktor OTK.doc

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1. Kesimpulan

1. Faktor yang mempengaruhi jumlah dan kerapatan kecepatan laju reaksi

adalah luas permukaan zat, konsentrasi, temperatur, dan penambahan

katalis.

2. Semakin lama waktu yang diperlukan untuk reaksi konsentrasi semakin

kecil (volume semakin besar).

3. Reaktor dapat didefinisikan sebagai tempat berlangsungnya suatu proses

reaksi kimia. Bahan-bahan yang diperlukan ke dalam reaktor, dicampur,

dipanaskan atau didinginkan, ditekan atau disuling dan lain-lainnya agar

menghasilkan reaksi kimia yang diinginkan.

4. Penurunan konsentrasi lebih cepat pada reaksi dengan pengadukan yang

lebih besar lalu diikuti dengan kecepatan lebih kecil dan kemudian tanpa

pengadukan karena dengan pengadukan akan memperluas permukaan.

VI.2. Saran

Disarankan untuk melakukan praktikum dengan menggunakan peralatan

yang tersedia (Chemical Liquid Reactor) agar praktikan dapat mengetahui cara

kerja dari peralatan tersebut.

Page 18: Reaktor OTK.doc

DAFTAR PUSTAKA

Hill, Charles, G, Jr., 1977, “An Introduction to Chemical Engineering Kinetics and

Reactor Design”, John Wiley & Sons, New York.

Ismail, Syarifuddin, 1999, “Kinetika Kimia”, Universitas Sriwijaya, Inderalaya.

Levenspiel, Octave, 1972, “Chemical Reaction Engineering”, John Wiley & Sons,

New Delhi.

Page 19: Reaktor OTK.doc

Grafik t vs V HCl pada kecepatan 60 rpm

Grafik t vs V HCl pada kecepatan 80 rpm