reaktor nuklir di indonesia

6
REAKTOR NUKLIR DI INDONESIA Azis Nugroho XII Ipa I SMA 3 Ketapang ndonesia merupakan Negara ASEAN pertama yang yang mempunyai reaktor nuklir yakni dibangun sejak tahun 1965. Inilah fakta, nuklir merupakan energy yang banyak ditentang oleh masyarakat Indonesia dengan alasan keamanan. Karena jika terjadi kecelakaan maka akan timbul dampak yang besar bagi kehidupan. Energi nuklir ini digunakan oleh berbagai negara termasuk Indonesia, meskipun di Indonesia sendiri hanya sebatas reactor nuklir yang digunakan untuk penelitian tidak untuk suplai kelistrikan nasional. I Dinamika energi nuklir seringkali disalah artikan dengan bom nuklir, padahal nuklir adalah salah satu energi yang dapat diperbaharui dan sangat efisien, ramah lingkungan jika dikelola dengan tepat. Saat ini Indonesia memiliki empat reaktor nuklir, dan dua lainya sedang dibuat di daerah Jepara dan Gorontalo untuk kepentingan kelistrikan nasional. Adapun tempat dan keterangan dari 4 reaktor yang telah ada adalah sebagai berikut. Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Bandung PPTN Bandung diresmikan pada tahun 1965, pada tahun itu stabilitas politik indonesia sedang kacau akibat adanya pemberontakan G 30 S/PKI. Reaktor tersebut merupakan salah satu fasilitas

Upload: billy-nogrowhow

Post on 25-Jun-2015

207 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Reaktor Nuklir Di Indonesia

REAKTOR NUKLIR DI INDONESIA

Azis NugrohoXII Ipa I SMA 3 Ketapang

ndonesia merupakan Negara ASEAN pertama yang yang mempunyai reaktor

nuklir yakni dibangun sejak tahun 1965. Inilah fakta, nuklir merupakan energy

yang banyak ditentang oleh masyarakat Indonesia dengan alasan keamanan.

Karena jika terjadi kecelakaan maka akan timbul dampak yang besar bagi

kehidupan. Energi nuklir ini digunakan oleh berbagai negara termasuk Indonesia,

meskipun di Indonesia sendiri hanya sebatas reactor nuklir yang digunakan untuk

penelitian tidak untuk suplai kelistrikan nasional.

IDinamika energi nuklir seringkali disalah artikan dengan bom nuklir, padahal

nuklir adalah salah satu energi yang dapat diperbaharui dan sangat efisien, ramah

lingkungan jika dikelola dengan tepat.

Saat ini Indonesia memiliki empat reaktor nuklir, dan dua lainya sedang

dibuat di daerah Jepara dan Gorontalo untuk kepentingan kelistrikan nasional.

Adapun tempat dan keterangan dari 4 reaktor yang telah ada adalah sebagai

berikut.

Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Bandung

PPTN Bandung diresmikan pada

tahun 1965, pada tahun itu

stabilitas politik indonesia sedang

kacau akibat adanya

pemberontakan G 30 S/PKI. Reaktor

tersebut merupakan salah satu

fasilitas dari kawasan nuklir

Bandung yang menempati lahan sekitar 3 ha.

Di kawasan ini terdapat Pusat Teknologi Bahan dan Radiometri. Kegiatan

di sana meliputi pendayagunaan reaktor untuk penelitian dan pembinaan

keahlian, litbang bahan dasar, radioisotop dan senyawa bertanda,

instrumentasi dan teknik analisis radiometri, pengawasan keselamatan kerja

terhadap radiasi dan lingkungan, serta pelayanan kedokteran nuklir.

Fasilitas lain yang terdapat di kawasan itu adalah laboratorium fisika,

kimia, dan biologi, produksi isotop dan senyawa bertanda, dan klinik

Page 2: Reaktor Nuklir Di Indonesia

kedokteran nuklir pertama di Indonesia sebagai embrio berdirinya Unit

Kedokteran Nuklir di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung.

Dengan berdirinya reaktor ini membuat Indonesia menjadi negara

pertama di ASEAN yang memiliki dan mengembangkan tenaga nuklir. Pada

awalnya reaktor berjenis Triga Mark II ini memiliki daya 250kW, namun pada

tahun 2000 kapasitasnya ditingkatkan menjadi 2MW.

Kawasan Nuklir Pasar Jumat Jakarta

Kawasan Nuklir Pasar Jumat Jakarta dibangun pada 1966 di atas lahan

sekitar 20 ha. Di kawasan ini terdapat beberapa fasilitas, yaitu tiga unit Iradiator

Gamma (y) kobalt-60, 2 mesin berkas elektron, laboratorium pengolahan

uranium, perangkat alat ukur radiasi, laboratorium kimia, biologi, proses dan

hidrologi, fasilitas pendidikan dan latihan, serta Gedung Peragaan Sains dan

Teknologi Nuklir (Perasten).

Di kawasan ini terdapat beberapa unit organisasi Batan, seperti: Pusat

Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, Pusat Teknologi Keselamatan dan

Metrologi Radiasi, Pusat Pengembangan Geologi Nuklir, Pusat Pendidikan dan

Pelatihan serta Pusat Diseminasi Iptek Nuklir. Berbagai kegiatan penelitian

dilakukan di kawasan ini, yang meliputi litbang radioisotop dan radiasi serta

aplikasinya di berbagai bidang, litbang eksplorasi dan pengolahan bahan nuklir,

geologi dan geofisika, litbang keselamatan radiasi dan biomedika nuklir,

pendidikan dan pelatihan serta kegiatan sosialisasi dan diseminasi hasil

Litbangyasa Iptek Nuklir kepada masyarakat yang dilakukan Batan.

Reaktor Penelitian Nuklir Kartini Yogyakarta

Reaktor Penelitian Nuklir Kartini diremikan

pada tahun 1979, reaktor ini terletak di

kawasan nuklir Yogyakarta di jalan

Babarsari, Sleman, Yogyakarta dengan luas

lahan sekitar 8,5 ha.

Di samping Reaktor Kartini, kawasan

ini juga memiliki fasilitas perangkat subkritik, laboratorium penelitian bahan

murni, akselerator, laboratorium penelitian D2O, laboratorium fisika dan kimia

nuklir, fasilitas keselamatan kerja dan kesehatan, perpustakaan, fasilitas

laboratorium untuk pendidikan, Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan,

serta Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN).

Page 3: Reaktor Nuklir Di Indonesia

Reaktor yang memakai reaktor jenis Triga Mark II ini berkapasitas

250kW. Rencananya reaktor ini akan ditingkatkan kapasitasnya menjasi 2MW.

Reaktor Penelitian Nuklir MPR RSG-GA Siwabessy

Reaktor ini terletak di kawasan

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (PUSPIPTEK) Serpong, Banten

dengan luas lahan sekitar 25 ha.

Diresmikan pada tahun 1987. Reaktor

yang menelan biaya 50 Juta USD pada saat

itu telah menggunakan kapasitas 30MW.

Kawasan Nuklir Serpong adalah pusat Litbangyasa Iptek Nuklir yang

dibangun dengan tujuan untuk mendukung usaha pengembangan industri

nuklir dan persiapan pembangunan serta pengoperasian PLTN di Indonesia.

Pembangunan instalasi dan laboratorium Kawasan Nuklir Serpong dilaksanakan

melalui tiga fase yang dimulai sejak 1983 dan selesai secara keseluruhan 1992.

Kawasan Nuklir Serpong terletak di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi (Puspitek).

Selain fasilitas utama Reaktor Siwabessy, di kawasan nuklir Serpong

terdapat beberapa fasilitas utama lainnya, seperti Instalasi Produksi Elemen

Bakar Reaktor Riset, Instalasi Radioisotop dan Radiofarmaka, Instalasi Elemen

Bakar Eksperimental, Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif, Instalasi

Radiometalurgi, Instalasi Keselamatan dan Keteknikan Reaktor, Fasilitas

Pengembangan Informatika, Instalasi Mekano Elektronik Nuklir, Instalasi

Spektometri Neutron, serta Instalasi Penyimpanan Elemen Bakar Bekas dan

bahan Terkontaminasi

Reaktor ini merupakan reaktor terbanyak dan terbesar di negara-negara

ASEAN.

Tidak disangka Indonesia telah mengembangkan energi nuklir sejak zaman

orde lama. Rencana pembuatan PLTN di Indonesia dari dulu menuai berbagai

kritikan dan terus diundur, karena Indonesia sebagai salah satu negara pendiri

ASEAN dan negara tempat sekretariat ASEAN harus menghormati salah satu

komitmen kesepakatan antar anggota.

Page 4: Reaktor Nuklir Di Indonesia

Namun sekarang Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan nuklir di

masa ini untuk tujuan perdamaian dan mengatasi masalah energi, berikut faktor

pendukungnya

Indonesia telah memiliki suatu lembaga atom

dengan nama BATAN (Badan Atom Nasional)

sejak tahun 1958. Dulunya BATAN bernama

Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga

Atom (LTA). Lalu pada tahun 1964 diubah

dengan nama BATAN.

Telah memiliki pusat penelitian atom yang

tersebar di Jakarta, Bandung, Serpong dan

Jogjakarta.

Uranium, saat ini Indonesia memiliki dua tambang uranium yang siap

dieksplorasi, yaitu di daerah Kalimantan Barat dan Papua.

Kooperasi, pada tahun 2006, Indonesia menandatangani perjanjian dengan

negara lain untuk mengembangkan tenaga nuklir, dengan Rusia, Iran dan Korea

Utara. Australia tidak bermasalah untuk mengirim uranium ke Indonesia, dan

terdapat perjanjian dengan perusahaan Rusia untuk membangun reaktor nuklir

di Gorontalo.

Motivasi, Indonesia memiliki beberapa alasan untuk membangun reaktor

tersebut antara lain :

Konsumsi energi Indonesia yang besar

Nuklir akan mengurangi ketergantungan akan petroleum

Jika konsumsi energi dapat disediakan dengan nuklir, Indonesia dapat

memproduksi lebih banyak minyak bumi

Memproduksi energi yang dapat diperbaharui lainnya, seperti angin dan

tenaga matahari lebih mahal

Jepang, seperti Indonesia, sering terkena gempa bumi, tetapi memiliki

reaktor nuklir

Emisi gas dapat dikurangi

Sarana Pencetakan Tenaga SDM di bidang Teknik Nuklir.