studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

31
1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan kesehatan kepada kelompok kami selama proses penyusunan studi kelayakan dengan judul Studi Kelayakan Pembangunan Pabrik Gula di Daerah Maumbi, Kota Manado, Sulawesi Utara. Penyusunan studi kelayakan ini dimaksudkan untuk menganalisis apakah rencana proyek pembangunan pabrik gula di lokasi yang telah dipilih dapat layak dilaksanakan atau tidak. Kelompok kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam proses pembuatan studi kelayakan ini sampai akhirnya kelompok kami dapat menyelesaikan studi kelayakan ini. Kelompok kami menyadari bahwa studi kelayakan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kelompok kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikkan studi kelayakan ini. Akhir kata, kelompok kami berharap agar studi kelayakan ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya. Selamat membaca dan terimakasih.

Upload: kpriskila

Post on 15-Feb-2015

822 views

Category:

Documents


176 download

DESCRIPTION

pembangunan pabrik gula

TRANSCRIPT

Page 1: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan

kesehatan kepada kelompok kami selama proses penyusunan studi kelayakan

dengan judul Studi Kelayakan Pembangunan Pabrik Gula di Daerah Maumbi, Kota

Manado, Sulawesi Utara.

Penyusunan studi kelayakan ini dimaksudkan untuk menganalisis apakah rencana

proyek pembangunan pabrik gula di lokasi yang telah dipilih dapat layak

dilaksanakan atau tidak.

Kelompok kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

mendukung dalam proses pembuatan studi kelayakan ini sampai akhirnya kelompok

kami dapat menyelesaikan studi kelayakan ini.

Kelompok kami menyadari bahwa studi kelayakan ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kelompok kami sangat mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun untuk perbaikkan studi kelayakan ini.

Akhir kata, kelompok kami berharap agar studi kelayakan ini dapat memberikan

manfaat bagi pembacanya. Selamat membaca dan terimakasih.

Bandung, April 2013

Tim Penyusun

Page 2: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

19

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………......1

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………...2

Bab I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang ……………………………………………………………………………..4

1.2. Tujuan dan Manfaat …………………………………………………………………….5

1.3. Ruang Lingkup Projek …………………………………………………………………….5

1.4. Stakeholder ……………………………………………………………………………..5

1.5. Pendekatan ……………………………………………………………………………..6

Bab II Kajian Aspek Pasar

2.1. Diskripsi Sektor Industri …………………………………………………………………….7

2.2. Analisis Potensi Pasar dan Competitor …………………………………………………..8

2.3. Analisis STP ……………………………………………………………………………..9

2.4. Analisis dan Proyeksi Pasar Effektif …………………………………………………...9

2.5. Program Marketing Mix …………………………………………………………………...10

Bab III Kajian Produksi/Operasi

3.1. Perencanaan Kapasitas Produksi ………………………………………………….11

3.2. Teknologi dan Proses Produksi …………………………………………………………..11

3.3. Peralatan dan Fasilitas …………………………………………………………………...13

3.4. Bahan Baku, Penolong dan Utilitas ………………………………………………….13

3.5. Organisasi dan Manajemen …………………………………………………………..14

3.6. Jadwal Implementasi …………………………………………………………………...17

Page 3: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

19

Bab IV Analisis Finansial

4,1 Rincian permodalan …………………………………………………………………...18

4.2 Biaya Operasi ……………………………………………………………………………19

4.3 Proyeksi pendapatan BEP …………………………………………………………..20

1.4 Proyeksi Cash Flow …………………………………………………………………...21

Bab V Kesimpulan dan Tindak Lanjut

5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………22

5.2 Tindak Lanjut ……………………………………………………………………………22

Page 4: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

19

BAB IPendahuluan

1.1 Latar BelakangIndustri gula di Indonesia dewasa ini belum memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Produksi gula belum dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri sehingga masih diperlukan impor gula. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menutupi kekurangan produksi gula ini, antara lain: Memperluas areal tanaman tebu baik yang diusahakan oleh pabrik gula maupun

petani (areal tebu rakyat) Meningkatkan produktivitas tanaman tebu melalui program intensifikasi. Merehabilitasi serta menambah kapasitas pabrik gula yang sudah ada. Membangun pabrik gula baru dengan melibatkan investasi perusahaan swasta

nasional.

Usaha perluasan tanaman tebu untuk pengembangan pabrik gula baru telah dilakukan di beberapa daerah di luar pulau Jawa seperti di Aceh, Sumatera Utara, Lampung, dan Sulawesi Utara dengan hasil yang cukup memuaskan. Oleh karena itu, pada dasarnya Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk mengembangkan industri gula. Sebagai komoditi yang termasuk kebutuhan pokok, tata niaga gula pasir dulu dikendalikan oleh BULOG, namun dengan tekanan dari IMF maka tataniaga gula dibebaskan. Data ststistik memperlihatkan tingkat konsumsi gula di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun. Suatu penelitian telah menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara tingkat pendapatan dengan tingkat konsumsi gula per kapita. Dengan demikian peningkatan konsumsi gula dipengaruhi oleh faktor-faktor:1. Pertambahan penduduk2. Peningkatan pendapatan per kapita

Menurut hasil penelitian, permintaan gula di kota Manado selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Khususnya menjelang perayaan hari – hari besar seperti Natal, Tahun Baru, dan Lebaran, permintaan gula selalu meningkat dua kali lipat. Seperti pada perayaan Natal tahun 2012 yang lalu, permintaan gula di kota Manado meningkat dari 4.000 ton menjadi 8.000 ton. Akibatnya, gula yang dipasarkan kepada masyarakat Manado pada waktu itu perlu dipasok dari Sulawesi Selatan, Lampung, Gorontalo dan beberapa kawasan yang menjadi produsen gula di pulau Jawa. Oleh karena itu, kami menganggap perlu dibangun sebuah pabrik gula di kota Manado untuk memenuhi permintaan gula di kota Manado.

Page 5: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

19

1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari pembangunan pabrik ini adalah agar perusahaan kami mendapatkan

keuntungan dari penjualan produk (gula) nantinya. Keuntungan yang diharapkan adalah sebesar 4 M per bulan.

Manfaat dari pembangunan pabrik ini adalah agar para konsumen yang berada di kota Manado tidak perlu mengimpor gula dari luar daerah. Kehadiran pabrik ini diharapkan dapat memenuhi permintaan gula di kota Manado.

1.3 Ruang Lingkup ProjekUntuk membangun pabrik gula ini, hal – hal yang perlu dilakukan adalah : Mempersiapkan proyek : melakukan survey, feasibility studi (menentukan STP,

menentukan struktur organisasi, menyusun anggaran biaya), dan design and engineering (menentukan luas bangunan, tipe bangunan).

Merekrut pekerja. Memenuhi persyaratan administrasi pembangunan pabrik. Melakukan pembangunan pabrik (lahan tebu bangunan, kantor administrasi,

bangunan kesejahteraan karyawan, dan perumahan karyawan). Pengoperasian pabrik.

1.4 StakeholderPihak – pihak yang akan terlibat dalam proyek ini adalah : Investor : sebagai penanam modal untuk pembangunan pabrik. Bank Swasta / Pemerintah : sebagai penanam modal untuk pembangunan pabrik. Pekerja bangunan : bertugas melaksanakan pembangunan pabrik. Supplier alat dan bahan bangunan : sebagai pemasok alat dan bahan untuk

pembangunan pabrik. Supplier fasilitas produksi pabrik : sebagai pemasok untuk fasilitas di dalam pabrik. Arsitek : sebagai pembuat desain bangunan. Pemilik lahan : sebagai pihak yang akan dibeli lahannya untuk dibangun pabrik. Pemerintah : sebagai pemberi izin untuk mendirikan bangunan dan seluruh keperluan

administrasi

Page 6: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

19

1.5 PendekatanPembiayaan investasi dan pemodalan dari proyek ini terdiri dari : Fixed asset dan Modal kerja.Kedua pembiayaan investasi tersebut dapat diperoleh dari : Para investor : memberikan proposal pembangunan proyek, memberikan tawaran

kerja sama. Para investor akan mendapat pembagian keuntungan beberapa persen dari pabrik gula ini apabila telah beroperasi.

Peminjaman uang dari bank swasta / pemerintah : memilih bank yang akan dipinjami, mempersiapkan dokumen – dokumen yang dibutuhkan, melakukan peminjaman uang.

Keuangan pribadi dari pendiri proyek.

Page 7: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

19

BAB IIKajian Aspek Pasar

2.1 Diskripsi Sektor Industri

2.1.1 Perkembangan Industri Gula Saat Ini

Bercermin pada kesuksesan industri gula di Brazil, Indonesia sebenarnya sudah mulai

melakukan industrialisasi diversifikasi produk turunan tebu yang terintegrasi dengan

pabrik gula seperti industri lilin (wax) dari blotong, pabrik alkohol serta spirtus mulai tahun

1950-an, namun perkembangannya cenderung lambat dan jalan di tempat. Keseriusan

pemerintah untuk membangun industri produk turunan tebu yang terpadu dengan industri

gula mulai terlihat kembali beberapa tahun terakhir dengan disusunnya Rencana Strategis

Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014 maupun Program Revitalisasi Industri Gula

Nasional Kementerian BUMN dan Kementerian Perindustrian. Pengembangan industri

produk turunan tebu yang terpadu dan modern dapat memberikan multiplier effect (efek

pengganda) terutama di sektor hulu. Akan banyak industri yang tumbuh dan banyak

menyerap tenaga kerja serta mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam jangka

pendek, pengembangan industri gula terpadu dapat dimulai dari beberapa produk seperti

bioethanol, kompos atau pupuk organik, dan listrik (co-generation).

2.1.2 Problem dan Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Industri Gula

Namun, ada beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan terkait pembangunan industri gula

yang terpadu dengan industri turunannya agar efisien dan menguntungkan, antara lain :

Ketersedian lahan yang cukup luas di pabrik gula. Pertumbuhan penduduk dan

ekonomi yang semakin meningkat memaksa ketersediaan lahan kosong dan pertanian

diubah menjadi perumahan dan industri. Hal ini juga berdampak pada eksistensi

pabrik gula. Saat ini, sebagian besar lokasi pabrik gula BUMN berdampingan dengan

perumahan penduduk bahkan ada yang berada di tengah-tengah kota. Oleh karena

itu, perintisan industri gula terpadu dalam jangka pendek perlu dipilih lokasi pabrik gula

yang memiliki lahan cukup luas. Hal ini selain agar proses produksi berjalan lancar

juga tidak mengganggu lingkungan sekitar, sehingga tercipta industri gula terpadu

yang lestari dan berkelanjutan. Sedangkan dalam jangka menengah-panjang dapat

dibangun perkebunan tebu dan pabrik gula baru yang terintegrasi dengan pabrik co-

product tebu seperti bioethanol, pupuk organik, co-generation, dan industri produk

turunan tebu lainnya seperti yang akan dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara X

(Persero) di Pulau Madura dalam beberapa tahun ke depan[4].

Kapasitas giling dan efisiensi pabrik gula. Pabrik gula yang efisien dan memiliki

kapasitas giling lebih dari 5.000 TCD (Ton Cane per Day/Ton Tebu per Hari) dinilai

Page 8: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

19

memiliki profil kelayakan finansial yang lebih baik untuk usaha produk turunan tebu

seperti pabrik bioethanol dan produksi listrik. Hal ini berkaitan dengan efisiensi energi

proses produksi, ketersediaan bahan baku produk turunan tebu, dan nilai

keekonomian pabrik tersebut. Hasil kajian Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian, Kementerian Pertanian menunjukkan pabrik bioethanol dengan kapasitas

60 kiloliter/hari memerlukan biaya investasi sebesar Rp. 133 – 200 milyar. Dengan

biaya operasional per tahun sekitar Rp. 39 milyar dan harga bioethanol Rp. 5,5

juta/kiloliter, maka usaha tersebut secara finansial menguntungkan dengan B/C ratio

(Benefit Cost Ratio) diestimasi sekitar 1,37. Pengusahaan pembangkit tenaga listrik

dengan memanfaatkan ampas tebu (co-generation) juga cukup prospektif. Dengan

kapasitas sekitar 6.000 KWH (Kilowatt Hour), usaha ini memerlukan dana investasi

sekitar Rp. 45 milyar dan biaya operasional sekitar Rp. 9 milyar. Secara finansial

usaha cogeneration cukup menguntungkan dengan nilai B/C adalah sekitar 1,84[5].

Kebijakan pemerintah. Tanpa political will berupa dukungan kebijakan dari pemerintah,

pembangunan industri gula terpadu sulit diwujudkan. Berbagai kebijakan pergulaan

seperti kebijakan produksi, perdagangan, dan investasi harus dijalankan secara

konsisten. Seperti diketahui, investasi pada industri gula memerlukan investasi yang

sangat besar. Oleh karena itu, perlu dukungan modal atau investasi baik dari

pemerintah maupun investor dan tidak hanya mengandalkan kas internal perusahaan.

Pemberian insentif dari pemerintah juga diperlukan untuk pembangunan industri gula

terpadu di luar pulau Jawa.

2.2 Analisis Potensi Pasar dan Kompetitor

2.2.1 Konsumen dan PotensinyaIndustri yang nantinya akan menjadi konsumen kami adalah industri yang bahan baku utama untuk membuat produknya adalah gula, yaitu : Cake & Bakery dan Café yang berlokasi di kota Manado. Konsumen yang menjadi target pasar ini kami rasa sangat berpotensi untuk menjadi customer yang dapat menguntungkan perusahaan melalui kebutuhan dan permintaan gula yang akan selalu terus - menerus dalam proses produksi pembuatan produknya. Khususnya saat perayaan beberapa hari besar yang sering mengalami lonjakan permintaan pelanggan. Kami tidak berfokus pada harga akan tetapi pada kualitas yang baik. Akan tetapi, harga produk kami tetap dapat bersaing karena rendahnya biaya transportasi untuk mendistribusikan produk kami dibanding dengan para kompetior.

2.2.2 Kompetitor dan PotensinyaSejauh ini yang kami anggap sebagai perusahaan competitor adalah perusahaan atau industri yang memproduksi gula, seperti Gulaku-Sugar Group Companies (SGC) dan

Page 9: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

19

beberapa pabrik gula di Sulawesi Selatan, Lampung, Gorontalo juga beberapa kawasan yang menjadi produsen gula di pulau Jawa yang sering mengimpor gula ke kota Manado.Dengan hampir 20 tahun pengalaman dalam industri, Sugar Group Companies adalah kelas dunia produsen gula terpadu di Indonesia, dan mencakup setiap aspek dari produksi gula dari tanaman tebu, penggilingan, penyulingan, dan kemasan untuk distribusi dan pemasaran untuk industri, grosir dan ritel pelanggan. Sugar Group Companies memiliki sekitar 60.000 hektar perkebunan tebu dan tiga pabrik gula di pulau Sumatera, memproduksi lebih dari 450.000 ton gula per tahun – sekitar 30% dari produksi gula total di Indonesia dan menguasai pangsa pasar 15%. Sugar Group Companies juga mengoperasikan etanol terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi penyulingan tahunan lebih dari 40 juta liter. Sugar Group Companies mencapai sinergi yang signifikan dengan mengoperasikan empat pabrik dan perkebunan sebagai satu kelompok. Strategi manajemen Sugar Group Companies memberikan efisiensi biaya dan fleksibilitas operasional melalui skala ekonomi. Sebagai perusahaan gula terintegrasi, memiliki keuntungan dari pasokan mandiri bahan baku untuk pabrik-pabrik gula dan penyulingan etanol. Semua pabrik Sugar Group Companies terus dipelihara dan ditingkatkan untuk meningkatkan produksi dan efisiensi.

2.3 Analisis STP Segmentasi yang Akan Diambil

Segmen pasar kami ada beberapa, yaitu : Restoran, Cake & Bakery, Café, Perusahaan pembuat biskuit dan cokelat, dan ibu rumah tangga.

Target PasarKami mengincar target pasar yang bahan baku utama untuk membuat produknya adalah gula, yaitu : Cake & Bakery dan Café yang berlokasi di kota Manado.

Posisi Produk di Mata KonsumenProduk gula yang kami tawarkan kepada konsumen adalah gula dengan high quality (kualitas tinggi) dengan harga yang dapat bersaing di pasaran.

2.4 Program Marketing Mix Produk

Perusahaan meluncurkan produk gula ini untuk menyediakan gula yang manis, alami, dan bersih. Gula ini akan dengan cepat menjadi merek terkenal dan terpercaya di Indonesia.

HargaProduk dijual dalam bentuk karung dengan berat bersih 50 kg gula. Harga gula per karung adalah Rp. 420.000,00.

Page 10: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

19

PromosiPromosi dari produk kami akan dilakukan melalui beberapa cara, yaitu personal selling (interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk melakukan suatu presentasi, menjawab langsung dan menerima pesanan dari konsumen) dan direct marketing (penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari konsumen tertentu dan calon konsumen). DistribusiDalam pendistribusiannya, perusahaan kami akan mendistribusikan sebagian besar gula secara langsung kepada konsumen yang disasar. Selain itu sebagian kecil gula akan diserahkan kepada distributor utama yang kemudian mendistribusikan ke konsumen yang disasar. Beberapa konsumen utama yang ingin kami sasar adalah :1) Beberapa Cake & Bakery tersebut adalah : Evie Cake & Bakery, Ananas Cake &

Bakery, Jaya Cake & Bakery, Cella Cake & Bakery, Holland Cake & Bakery, Batavia Cake & Bakery, Venezia Cake & Bakery, Kartini Cake & Bakery, Dolphin Donuts, J.Co Donuts, Happy Cake & Bakery, Bread Talk, Roti Boy, dan lain - lain.

2) Beberapa Café yang menjadi target kami adalah : D’Terrace Café, Kabal Café, The Club Café, Black Canyon Café, Coffee Toffee, Waroeng Charity, HaHa Café, The Sense Café, Kowloon Café, Hollywood Café, dan lain – lain.

Pelanggan-pelanggan kami ini merupakan pelangan yang menuntut kualitas tertinggi untuk memproduksi produknya.

2.5 Analisis dan Proyeksi Pasar Effektif

2.5.1 Perkiraan Market ShareDengan mempertahankan kualitas produk yang tinggi, perusahaan mampu menargetkan sekitar 80% dari konsumen yang disasar dan sisanya 20% untuk pasar pesaing. Penentuan strategi akan dilakukan oleh perusahaan kami dengan mempertimbangkan posisi masing - masing perusahaan (termasuk competitor) dalam pasar. Karena perusahaan yang besar yang sudah ada sebelumnya mungkin dapat menerapkan stretegi tertentu yang jelas tidak bisa dilakukan oleh perusahaan baru seperti kami. Akan tetapi sebaliknya, bukanlah menjadi sesuatu hal yang jarang terjadi bahwa perusahaan baru seperti kami dengan strategi kami sendiri mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama atau bahkan lebih baik daripada perusahaan besar.

2.5.2 Proyeksi Pasar EfektifSaat ini kompetitor telah meraih pasar sebesar 50% dari pasar yang ditargetkan oleh perusahaan kami. Hal ini menunjukkan peluang yang masih sangat besar bagi perusahaan untuk mengembangkan produksi pada target pasar yang akan dituju.

Page 11: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

19

BAB IIIKajian Produksi / Operasi

3.1 Kapasitas Produksi Dan LokasiLuas area yang dibutuhkan untuk pembangunan proyek ini adalah 2000 hektar. Luas area ini menggambarkan kapasitas efektif dari proyek ini. Sementara luas bangunan pabrik gula itu sendiri adalah 3500 m2.

Lokasi yang dipilih untuk pembangunan pabrik gula ini adalah daerah Maumbi, Manado. Lokasi ini dipilih karena : masih terdapat banyak lahan kosong yang memenuhi kapasitas efektif yang dibutuhkan untuk pembangunan proyek ini, daerah ini merupakan daerah industri di kawasan Manado, dan jarak yang tidak terlalu jauh dengan konsumen yang umumnya berada di dalam kota Manado atau dekat dengan pusat kota Manado. Jarak lokasi ini dari pusat kota Manado sekitar 30 menit.

3.2 Teknologi dan Proses ProduksiSetelah pabrik gula ini selesai dibangun, proses produksi yang dipilih untuk memproduksi gula adalah pemurnian nira dengan metode Sulfitasi. Teknologi yang akan digunakan dalam proses produksi ini akan diadopsi dari pabrik – pabrik gula yang sudah sukses sebelumnya, tentunya dengan sedikit modifikasi agar lebih efektif, efisien, dan ramah lingkungan. Seluruh peralatan dari proses produksi (mesin dan peralatan lainnya) didapat dari supplier yang telah dipilih sebelumnya.

Proses pembuatan gula dari tebu adalah sebagai berikut : 2. Pemurnian Nira : proses pemisahan sakharosa yang terdapat dalam batang tebu dari

zat-zat lain seperti air, zat organic, sabut. Pemisahan dilakukan dengan jalan tebu

Lokasi pembangunan pabrik

Page 12: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

19

digiling dalam beberapa mesin penggiling sehingga diperoleh cairan yang disebut nira. Dalam pabrik kami menggunakan proses Sulfitasi yang terdiri dari : pengapuran sebagian dan sulfitasi, sulfitasi asam, sulfitasi alkalis, dan sulfitasi netral.

3. Penguapan : Nira yang diperoleh dari mesin penggiling dibersihkan dari zat-zat bukan gula dengan pemanasan dan penambahan zat kimia. Sedangkan ampas digunakan bahan ketel uap.

4. Pengkristalan.5. Pengeringan.

Sesuai dengan proses di atas, maka stasiun – stasiun kerja yang terdapat pada sebuah pabrik gula adalah :1. Cane preparation plant

2. Milling plant

3. Clarification plant

4. Evarorating plant

5. Boiling and Cristalizing plant

6. Centrifugal, drying and bagging plant

7. Steam generation plant

8. Electric power plant

Gambaran kasar skema layout di dalam pabrik :

Page 13: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

19

3.3 Peralatan dan FasilitasFasilitas utama yang diperlukan untuk pabrik gula ini nantinya adalah :No. Fasilitas Produksi (Utama)

1 Cane preparation plant

2 Milling plant

3 Clarification plant

4 Evarorating plant

5 Boiling and Cristalizing plant

6 Centrifugal, drying and bagging plant

7 Steam generation plant

8 Electric power plant

9 Laboratory

Page 14: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

19

10 Work Shop

Fasilitas pendukung yang diperlukan untuk pabrik gula ini nantinya adalah :No. Fasilitas Pendukung

1 Toilet

2 Kantor administrasi

3 Klinik

4 Loker

5 Gudang bahan baku

6 Gudang barang jadi

7 Kantin

8 Tempat parker

9 Bangunan kesejahteraan karyawan

10 Perumahan karyawan

3.4 Bahan Baku, Penolong dan UtilitasBahan baku yang diperlukan untuk proses produksi adalah batang tebu. Batang tebu in nantinya diperoleh dari pemasok bahan baku tebu melalui usaha dari pabrik yang akan dibangun. Pendstribusian bahan baku dilakukan setiap 1 tahun sekali, sesuai dengan waktu panen batang tebu dari pemasok. Sedangkan utilitas yang digunakan ada 4 yaitu: air, uap, listrik, dan udara. Utilitas ini dapat diperoleh setiap saat melalui sumber daya alam yang terdapat di lokasi pembangunan pabrik.

3.4 Organisasi dan ManajemenStruktur organisasi dari pabrik gula yang akan dibangun adalah :

Page 15: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

19

Dari gambar di atas dapat diuraikan tugas dan tanggung jawab dari masing – masing jabatan yang ada pada pabrik gula. Uraian tugas dan tanggung jawab tersebut adalah sebagai berikut :1. Manager : Dalam menjalankan tugasnya, manager dibantu dengan kepala dinas,

mengendalikan kegiatan operasional pabrik, mengelola seluruh produksi yang dikirim dari kebun sesuai dengan kapasitas optimal pabrik dan menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan standart yang telah ditetapkan (nasional maupun internasional).

2. Kepala Dinas Pengolahan : Dalam melaksanakan tugas kepala dinas pengolahan harus berkoordinasi dengan kepala dinas teknik dan bibantu oleh asisten, mengkoordinasi semua asisten yang dibawahinya untuk mencapai target/sasaran yangsudah ditentukan, mengoptimalkan kerja mesin dan perlatan.

3. Kepala Dinas Laboratorium : Membantu manager pabrik dalam melaksanakan pekerjaan di bidang laboratorium sebagai alat kontrol.

4. Kepala Dinas Teknik : Dalam menjalankan tugas , kepala dinas teknis harus berkoordinasi dengan kepala pengolahan dibantu oleh asisten, mengkoordinasi seluruh asisten yang dibawahinya untuk mencapai target/sasaran yang tepat, mengoptimalkan kerja mesin/ peralatan agar proses produksi berjalan optimal, membuat laporan pertanggung jawaban.

5. Kepala Dinas Tata Usaha : Mengkoordinir seluruh kegiatan administrasi kantor, bersama dinas/bagian lain menyusun rencana kerja tahunan, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja, pengendalian sumber dana dan penggunaan dana, menyimpan uang kas dan surat berharga milik perusahaan, melakukan inspeksi ke kantor unit dalam lingkungan pabrik/kebun, pengamanan terhadap aset perusahaan.

Page 16: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

19

6. Asisten Pemurnian : Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan, perbaikan dan pengoperasian peralatan pada stasiun pemurnian, menyusun program perawatan peralatan, melaksanakan standar fisik, biaya dan mutu, melaksanakan inspeksi secara teratur dan membuat recording, pengendalian biaya dan system kerja.

7. Asisten Masakan : Membuat rencana kerja jangka pendek tentang pengadaan, perbaikan dan pengoperasian peralatan pada stasiun masakan, meyusun program perawatan peralatan, melaksanakan standar fisik, biaya dan mutu, melaksanakan inspeksi secara teratur dan membuat recording, pengendalian biaya dan sistem kerja.

8. Asisten Putaran : Meyusun program perawatan peralatan, melaksanakan standar fisik, biaya dan mutu, melaksanakan inspeksi secara teratur dan membuat recording, pengendalian biaya dan sistem kerja.

9. Asisten Laboratorium : Mengkoordinir dan mengevaluasi kegiatan laboratorium di laboratorium, menganalisa dan memperbaiki hasil kerja, membuat rencana kerja tahunan dengan bagian lain.

10. Asisten Instrumen : Membuat rencana jangka pendek dalam hal pengadaan, perbaikan dan penggunaan peralatan-peralatan listrik/ instrument, menyusun program perawatan peralatan listrik dan instrument, melaksanakan standar baik biaya, fisisk maupun mutu sesuai dengan ketetapan, melakukan inspeksi secara teratur, memantau menganalisa dan memperbaiki pekerjan dibidang listrik/ instrument.

11. Asisten Gilingan : Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan perbaikan dan penanganaan peralatan pada stasiun gilingan, menyusun program perawatan/ mesin/ peralatan stasiun gilingan, melaksanakan standat fisik, biaya, dan mutu yang telah ditetapkan, melakukan inventaris fisik, memantau, menganalisa, dan memperbaiki hasil kegiatan distasiun gilingan, membuat laporan pertanggung jawaban hasil kerja.

12. Asisten Work Shop : Membuata rencana jangka pendek dalam pengadaan perbaikan/ modifikasi dan penggunaan mesin/ peralatan work shop, menyusun program perawatan peralatan work shop, melaksanakan standart biaya, fisik, dan mutu, memantau, mengevaluasi, dan memperbaiki hasil kerja work shop.

13. Asisten Cane Yard : Menentukan operasi cane staker, forklift, traktor, dll, menyusun anggaran dan program perawatan peralatan yang dipergunakan di cane yard beserta keberhasilannya, pengawasan dan pengendalian biaya serta operasi cane yard, menjaga kebersihan halaman, lingkungan, jalan saluran air, pasar dan infrastruktur lainya milik pabrik

14. Asisten Gudang Hasil/Material : Melakukan pemeriksaan di gudang material dan gudang hasil, melakukan inspeksi secara teratur, menyusun laporan mengenai jumlah barang masuk dan keluar.

15. Asisten Keuangan : Mengkoordinir semua kegiatan adminisrasi perkantoran, bersama dinas/ bagian lain menyusun rencana kerja tahunan, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja, pengendalian sumber dana dan penggunaan dana, menyimpan uang kas dan surat-surat berharga milik perusahaan, melakukan inspeksi kekantor unit dalam lingkup pabrik/ kebun, pengamanan asset perusahaan.

Page 17: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

19

16. Asisten SDM dan Umum : Mengelola sumber daya yang ada pada perusahaan, mengelola perkoprasian perusahaan, sebagai hubungan masyarakat perusahaan.

17. Perwira Pengamanan : Menjaga keamanan pabrik dan aset – aset yang dimilikinya. 18. Pekerja : Pihak yang melakukan proses produksi.

Page 18: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

19

3.5 Jadwal ImplementasiJadwal rencana implementasi proyek ini adalah sebagai berikut :

Kegiatan Waktu pelaksanaan

1. Mempersiapkan proyek

1.1 Survey April – Juli 2013

1.2 Feasibility studi

1.2.1 Menentukan STP Agustus 2013

1.2.2 Struktur organisasi September 2013

1.2.3 Menyusun anggaran biaya September 2013

1.3 Design and engineering Oktober – November 2013

1.3.1 Menentukan luas bangunan November 2013

1.3.2 Menentukan tipe bangunan November 2013

2. Merekrut pekerja November - Desember 2013

3. Memenuhi persyaratan administrasi pembangunan pabrik

Desember 2013

4. Melakukan pembangunan pabrik

4.1 Pembngunan lahan tebu Januari – Juli 2014

4.2 Pembangunan bangunan PabrikJanuari – Desember 2014

4.2 Pembangunan kantor administrasi Oktober 2014 – Mei 2015

4.3 Pembangunan bangunan kesejahteraan karyawan Mei 2015 – Maret 2016

4.4 Pembangunan perumahan karyawan Mei 2015 – Maret 2016

5. Pengoperasian pabrik April 2016

Total waktu yang diperlukan mulai dari persiapan proyek sampai dengan pengoperasianpabrik diperkirakan 3 tahun (April 2013- april 2016).

Page 19: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

19

BAB IVAnalisis Finansial

4,1 Rincian permodalanFix Asset :

Biaya permohonan hak guna usaha (HGU) $ 200,000,000 Bangunan $ 400,000 Kantor Administrasi $ 100,000 Bangunan Kesejahteraan Karyawan $ 75,000 Perumahan Karyawan $ 180,000 Pengadaan alat kantor $ 50,000 Fasilitas Produksi Pabrik :  Cane preparation plant $ 75,000 Milling plant $ 440,000 Clarification plant $ 155,000 Evarorating plant $ 430,000 Boiling and Cristalizing plant $ 465,000 Centrifugal, drying and bagging plant $ 475,000 Steam generation plant $ 300,000 Electric power plant $ 125,000 Laboratory $ 125,000 Work Shop $ 100,000 Pembangunan Lahan :  Alat Transportasi $ 200,000 Unit Irigasi $ 150,000 Mesin dan Peralatan Pertanian $ 250,000 Prasarana Jalan $ 100,000 Pelatihan Pekerja $ 100,000

TOTAL $ 204,295,000

Page 20: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

19

4.2 Biaya Operasi

Fixed investment $ 8,300,000.00 Land $ 300,000.00 Buildings $ 1,800,000.00 30 tahun Equipment $ 5,200,000.00 10 tahun Cars $ 1,000,000.00 5 tahun Working Capital $ 2,000,000.00 Other current assets $ 400,000.00 Sources of Financing: total $ 10,700,000.00 Current liabilities (account payable) $ 400,000.00 Supplier’s credit $ 3,000,000.00 5 tahun 8% $ 600,000.00 Bank overdraft $ 1,500,000.00 9% 75% Equity Capital $ 5,800,000.00 Total $ 10,700,000.00 Sales revenue $ 12,500,000.00

Production costs variable $ 6,500,000.00 8 tahun $ 6,000,000.00

fixed $ 3,280,000.00 8 tahun

tax of the profit 50% 6117.916667

9.00012.5001004 – 107.67010.0008037.3509.3757526.0006.875551

Annual operating costs

Annual Sales revenue

Capacity utilization (%)

Year

Page 21: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

19

dividend on equity capital 4%

4.3 Proyeksi pendapatan BEP

Year 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sales revenue 6,875,000 9,375,000 10,000,000 12,500,000 12,500,000 12,500,000 12,500,000 12,500,000 12,500,000 12,500,000Operating cost 6,000,000 7,350,000 7,670,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000

Depreciation

Buildings 60,000

60,000

60,000

60,000

60,000

60,000

60,000

60,000

60,000

60,000

Equipment 520,000

520,000

520,000

520,000

520,000

520,000

520,000

520,000

520,000

520,000

Cars 200,000

200,000

200,000

200,000

200,000

200,000

200,000

200,000

200,000

200,000

Profit before tax

95,000

1,245,000

1,550,000

2,720,000

2,720,000

2,720,000

2,720,000

2,720,000

2,720,000

2,720,000

Tax 0 0 0 0 0 1,360,000

1,360,000

1,360,000

1,360,000

1,360,000

Net profit $ 95,000.00

$ 1,245,000.00

$ 1,550,000.00

$ 2,720,000.00

$ 2,720,000.00

$ 1,360,000.00

$ 1,360,000.00

$ 1,360,000.00

$ 1,360,000.00

$ 1,360,000.00

Depresiasi building, equipment dan cars dijadikan kedalam 1 tahunTax = 50% dari profit yang digunakan pada 5 tahun terakhir (tahun ke 6-10)

Page 22: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

19

5.4 Proyeksi Cash Flow

Year 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Saldo awal 2,000,0

00 7,823,

200 16,500,

400 25790400 37,533,

600 49,276,

800 60,362,

400 71448000 82,533,

600 93,619,

200 Sales

revenue 6,875,000 9,375,000 10,000,000 12,500,000 12,500,000 12,500,000 12,500,000 12,500,000 12,500,000 12,500,000Account payable 0 0 0 0 400 0 0 0 0 0

Supplier’s credit

648,000

648,000

648,000

648,000

648,000 0 0 0 0 0

Tax 0 0 0 0 0 1,360,

000 1,360,

000 1,360,

000 1,360,

000 1,360,

000

Dividen $

3,800.00 $

49,800.00 $

62,000.00 $

108,800.00 $

108,800.00 $

54,400.00 $

54,400.00 $

54,400.00 $

54,400.00 $

54,400.00

Saldo akhir 8,223,2

00 16,500,

400 25,790,

400 37,533,

600 49,276,

400 60,362,

400 71,448,

000 82,533,

600 93,619,

200 104,704,

800

Account payable : Perusahaan telah memiliki kontrak peminjaman (hutang) dengan salah satu Bank yang berakhir pada tahun ke 4. Sehingga peminjaman uang kembali dilakukan oleh perusahaan pada tahun ke 5.

Analisis hasil pendapatan dan pemasukan :Dengan menggunakan metode payback period pada perhitungan cash flow maka didapatkan hasil pemasukan yang mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan pemasukan yang ada pada tahun sebelumnya ditambahkan pada pemasukkan ditahan berikutnya. Sehingga walaupun pendapatan pada tahun ke 4 sampai tahun ke 10 konstan tetapi pada pemasukkan tetap mengalami peningkatan.

Page 23: studi kelayakan usaha pembangunan pabrik gula

19

BAB V

Kesimpulan dan Tindak Lanjut

5.1 KesimpulanKesimpulannya adalah bahwa berdasarkan hasil perhitungan cash flow khusunya pemasukkan didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa proyek ini mengalami peningkatan keuntungan dari tahun ke tahun. Sehingga proyek ini bisa dijalankan dengan sebagaimana mestinya.

5.2 Tindak LanjutTindak lanjut dari serangkaian analisis sebelumnya adalah tetap melanjutkan proyek ini, karena sesuai dengan hasil analisis dan kesimpulannya, bahwa proyek ini layak untuk dilanjutkan dan dijalankan.