pasir besi di indonesiaftgeologi.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2018/05/pasir-besi-di... · bab 4...
TRANSCRIPT
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 1
PASIR BESI DI INDONESIA Geologi , Eksplorasi dan Pemanfaatannya
TIM PENYUSUN
Prima Muharam Hilman Sabtanto Joko Suprapto Dwi Nugroho Sunuhadi
Armin Tampubolon Rina Wahyuningsih Denni Widhyatna
Bambang Pardiarto Rudy Gunradi
Franklin
Koswara Yudawinata Deddy T Sutisna Dedeh Dinarsih
Sukaesih Euis Tintin Yuningsih
Candra
Penny Oktaviani Retno Rahmawati Raden Maria Ulfa
Indra Sukmayana Irfan Ostman
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
2014
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 2
PASIR BESI DI INDONESIA Geologi , Eksplorasi dan Pemanfaatannya
Penasihat
Kepala Badan Geologi
Pengarah Kepala Pusat Sumber Daya Geologi
Penanggungjawab
Prima Muharam Hilman
Editor
Sabtanto Joko Suprapto Dwi Nugroho Sunuhadi
Redaktur
Rina Wahyuningsih
Denni Widhiyatna
Desain Grafis Candra
Rizki Novri Wibowo
Sekretariat
Ella Dewi Laraswati Penny Oktaviani
Diterbitkan oleh:
Pusat Sumber Daya Geologi – Badan Geologi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jalan Soekarno Hatta No. 444 Bandung 40254
Telp. (022) 5226270, 5205572, Fax. (022) 5206263
website : www.esdm.go.id, http://psdg.bgl.esdm.go.id email : [email protected]
ISBN:9786022928060
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 3
KATA PENGANTAR
Atlas Geokimia Daerah Kalimantan Bagian Timur Laut merupakan seri kelima Atlas Gokimia Regional Sistematik Indonesia, setelah seri: Kesatu (Sumatera Bagian Utara), Kedua (Sumatera Bagian Selatan), Ketiga (Sulawesi 2° ke selatan) dan Keempat (Sulawesi 2° ke utara).
Penyelidikan geokimia sedimen sungai di daerah Kalimantan Bagian Timur Laut merupakan Proyek CTA39, yaitu proyek kerjasama Pemerintah Republik Indonesia (Direktorat Sumberdaya Mineral) dengan Pemerintah Republik Perancis (BRGM - Bureau de Recherches Geologiques et Miniers), sebagai kelanjutan dari program penyelidikan geotektonik dan potensi mineral di wilayah Kepulauan Sunda Kecil (sebelah timur Bali).
Publikasi hasil penyelidikan ini untuk menyajikan data bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Potensi daerah penyelidikan yang secara keseluruhan merupakan daerah terpencil dapat lebih terungkap. Sehingga dapat menjadi pemicu berkembangnya pembangunan di daerah penyelidikan.
Dengan telah tersusunnya atlas ini, diucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu, terutama seluruh personil yang terlibat pada pengambilan sampel geokimia dan penyelidikan lapangan.
Bandung, Agustus 2014 Penyusun
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 4
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR Iii
DAFTAR ISI Iv
Bab 1 Pendahuluan 1
Bab 2 Geologi 2
Bab 3 Eksplorasi Pasir besi 5
Bab 4 Analisis Laboratorium Conto Pasir Besi 24
Bab 5 Penambangan Pasir besi 35
Bab 6 Pengolahan Pasir Besi 42
Bab 7 Konservasi Pasir besi 50
Bab 8 Kegunaan, Peluang, dan Kendala Pemanfaatan 53
Bab 9 Kegiatan Inventarisasi oleh Pusat Sumber Daya Geologi 61
Bab 10 Potensi Pasir Besi di Indonesia 63
Peristilahan 125
Daftar Pustaka 131
1. PENDAHULUAN
Pasir besi adalah endapan pasir yang mengandung partikel besi
(magnetit), yang terdapat di sepanjang pantai, terbentuk karena proses
penghancuran oleh cuaca, air permukaan dan gelombang terhadap batuan
asal yang mengandung mineral besi seperti magnetit, ilmenit, oksida besi,
kemudian terakumulasi serta tercuci oleh gelombang air laut. Pasir besi ini
biasanya berwarna abu-abu gelap atau kehitaman. Secara umum pasir
besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-butiran
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 5
mineral seperti kuarsa, kalsit, felspar, amfibol, piroksen, biotit, dan turmalin.
Pasir besi terdiri dari magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit, dan
hematit. Pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik
volkanik (www.tekmira.esdm.go.id). Pasir besi secara umum, banyak
dipakai dalam industri diantaranya sebagai bahan baku pabrik baja dan
bahan magnet dengan mengambil bijih besinya, pabrik keramik dan bahan
refractory dengan mengambil silikatnya (Austin, 1985).
Pasir besi umumnya merupakan pasir besi pantai yang banyak
tersebar antara lain di sepanjang pantai barat Sumatera, pantai selatan
Jawa dan Bali, pantai-pantai Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan
pantai utara Papua. Beberapa lokasi telah dilakukan eksplorasi, bahkan
eksploitasi, namun sebagian besar lagi belum dilakukan eksplorasi atau
kalaupun sudah dieksploitasi tidak dilakukan melalui tahapan eksplorasi
yang benar.
Selandia Baru adalah salah satu negara di dunia yang membuat
baja dari pasir besi. Dibandingkan dengan bijih besi import, pasir
titanomagnetit Selandia Baru menyediakan bahan baku yang relatif
berkualitas tinggi, mengandung 58-60% besi dari konsentrasi beratnya.
Magnetit adalah oksida besi dengan komposisi Fe3O4. Titanomagnetit
Selandia Baru juga mengandung sedikit titanium, mangan, vanadium, dan
elemen lain. Begitu juga dengan Cina yang sudah sejak lama
menggunakan pasir besi sebagai bahan baku pembuatan besi baja.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 6
2. GEOLOGI
2.1 Genesa
Pasir Besi adalah partikel yang mengandung besi (magnetit),
terdapat di sepanjang pantai, terbentuk karena proses penghancuran
batuan asal oleh cuaca, dan air permukaan, yang kemudian tertransportasi
dan diendapkan di sepanjang pantai. Gelombang laut dengan energi
tertentu memilah dan mengakumulasi endapan tersebut menjadi pasir besi
yang memiliki nilai ekonomis.
Mineral ringan dan mineral berat yang mengandung besi diendapkan
dalam bentuk gumuk – gumuk pasir sepanjang dataran pantai, antara lain
di sepanjang pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa dan Bali, pantai-
pantai Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan pantai utara Papua.
Endapan ini mengandung mineral utama, seperti magnetit
(Fe3O4/FeO.Fe2O3) hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3/FeO.TiO2) serta
mineral ikutan pirhotit (FenSn), pirit (FeS2), markasit (FeS2), kalkopirit
(CuFeS2), kromit (FeO,Cr2O3), almandit [Fe3Al2(SiO4)3], andradit
[Ca3Fe2(SiO4)3], SiO2 bebas, serta unsur jejak (trace element) lainnya,
antara lain : Mn, Mg, Zn, Na, K, Ni, Cu, Pb, As, Sb, W, Sn, V, (Wilfred W.,
1939).
Pembentukan endapan pasir besi ditentukan oleh beberapa faktor
antara lain batuan asal, proses perombakan, media transportasi, proses
serta tempat pengendapannya. Sumber mineral endapan pasir besi pantai
sebagian besar berasal dari batuan gunungapi bersifat andesit–basal.
Proses perombakan terjadi akibat dari pelapukan batuan karena proses
alam akibat panas dan hujan yang membuat butiran mineral terlepas dari
batuan.
Media transportasi endapan pasir besi pantai antara lain: aliran
sungai, gelombang, dan arus laut. Proses transportasi membawa material
lapukan dari batuan asal, menyebabkan mineral-mineral terangkut hingga
ke muara, kemudian gelombang dan arus laut mencuci dan memisahkan
mineral-mineral tersebut berdasarkan perbedaan berat jenisnya.
Di daerah pantai mineral-mineral diendapkan kembali oleh
gelombang air laut yang menghempas ke pantai, akibat hempasan tersebut
sebagian besar mineral yang mempunyai berat jenis yang besar akan
terendapkan di pantai, sedang mineral yang berat jenisnya lebih ringan
akan kembali terbawa oleh arus balik kembali ke laut, demikian terjadi
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 7
secara terus menerus hingga terjadi endapan pasir besi di pantai (Gambar
2.1).
Tempat pengendapan pasir besi umumnya terjadi pada pantai yang
landai, sedangkan pada pantai yang curam sulit terjadi proses
pengendapan.
Gambar 2.1 Proses pembentukan pasir besi
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 8
2.2 Sifat Fisik Pasir Besi
Pasir besi mengandung mineral besi utama yaitu titanomagnetit
dengan sedikit magnetit dan hematit yang disertai dengan mineral pengotor
seperti kuarsa, piroksen, biotit, dan lain-lain. Pengotor lainnya yang biasa
terdapat dalam pasir besi yaitu fosfor dan sulfur.
Pasir besi berwana abu-abu hingga kehitaman, berbutir sangat
halus dengan ukuran antara 75 – 150 mikron, densitas 2-5 gr/cm3, bobot isi
(Specific Gravity, SG) 2,99-4.23 g/cm3, dan derajat kemagnitan (MD) 6,40
- 27,16%.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 9
3. EKSPLORASI PASIR BESI
Eksplorasi pasir besi meliputi urutan kegiatan eksplorasi pasir besi
mulai dari kegiatan-kegiatan sebelum pekerjaan lapangan, saat pekerjaan
lapangan dan setelah pekerjaan lapangan yang dilakukan untuk
mengetahui potensi pasir besi.
3.1 Kegiatan Sebelum Pekerjaan Lapangan
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai
potensi atau prospek endapan pasir besi serta keadaan geologinya, antara
lain meliputi studi: literatur, penginderaan jarak jauh dan geofisika.
Selain itu dalam kegiatan ini dilakukan juga persiapan dan
penyediaan peralatan lapangan.
3.1.1 Studi Literatur
Studi literatur yang dilakukan meliputi: pengumpulan dan
pengolahan data serta laporan kegiatan sebelumnya.
3.1.2 Studi Penginderaan Jarak Jauh
Jenis data yang dapat digunakan dalam studi ini meliputi : data Citra
Landsat MSS TM/ Tematic mapper, SLAR, Spot image dan foto udara.
Dengan data penginderaan jarak jauh ini dapat dilakukan interpretasi
gejala–gejala geologi yang berguna sebagai acuan dalam eksplorasi
pasir besi.
Metode penelitian yang dilakukan dalam penerapan penginderaan
jarak jauh ini dengan melakukan ekstraksi data penginderaan jarak jauh
yang meliputi :
Analisis digital image processing: penafsiran data penginderaan
jarak jauh dilakukan dengan pengolahan digital menggunakan
perangkat komputer dan perangkat lunak tertentu untuk melakukan
pengolahan data digital.
Penafsiran visual dengan menggunakan kriteria penafsiran pada foto
udara meliputi : rona dan warna; ciri morfologi; tekstur
topografi/relief; bentuk dan ukuran obyek; litologi aluvial pantai.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 10
3.1.3 Studi Geofisika
Data yang digunakan dalam studi ini merupakan data geofisika
berupa anomali kemagnetan.
3.1.4 Persiapan dan Penyediaan Peralatan Lapangan
Penyediaan peralatan untuk pekerjaan lapangan antara lain: peta
dasar topografi dan peta geologi, alat bor tangan, alat ukur topografi,
palu geologi, kompas geologi, loupe, alat tulis, magnetik pen,
susceptibility meter, Global Positioning System (GPS), kamera, alat gali,
pita ukur, alat preparasi conto, kantong conto dan peralatan
keselamatan kerja.
3.2 Kegiatan Pekerjaan Lapangan
Kegiatan pekerjaan lapangan yang dilakukan antara lain: pemetaan
geologi, pengukuran topografi, pemboran, pembuatan sumur uji,
preparasi conto dan survei geofisika.
3.2.1 Pemetaan Geologi
Pemetaan geologi dalam penyelidikan pasir besi meliputi pemetaan
batas pasir pantai dengan litologi lainnya, sehingga dapat diperoleh
gambaran sebaran endapan pasir besi.
3.2.2 Pengukuran Topografi
Pengukuran topografi dilakukan untuk menggambarkan morfologi
pantai dan perencanaan penempatan titik-titik lokasi pemboran dan
sumur uji serta lintasan geofisika.
Urutan kegiatan yang dilakukan dalam pengukuran topografi adalah
sebagai berikut:
Penentuan koordinat titik awal pengukuran pada punggungan sand
dune.
Pembuatan garis sumbu utama (base line) dan
pengukuran siku-siku untuk garis lintang (cross line).
Garis sumbu utama diusahakan searah dengan garis pantai dan
garis-garis lintang yang merupakan tempat kedudukan titik bor, arahnya
dibuat tegak lurus terhadap sumbu utama dengan interval jarak tertentu.
3.2.3 Geofisika (Geomagnetik)
Metoda geofisika yang digunakan dalam studi ini adalah metoda
geomagnetik yang meliputi: aeromagnetic dan groundmagnetic, namun
jarang diterapkan. Tujuan dari penerapan metode ini adalah untuk
mencari sebaran anomali magnetik daerah pantai yang dieksplorasi.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 11
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Penentuan daerah survei secara lateral baik searah pantai maupun
tegak lurus pantai
Penentuan jalur lintasan terbang (aeromagnetic) dan lintasan
pengukuran (groundmagnetic)
Pekerjaan perekaman data magnetik
Pengolahan data
Pembuatan citra magnetik
Penentuan anomali yang menggambarkan respon magnetik dari
pasir besi.
Gambar 3.1 Peta sebaran Magnetit Degree (MD) Komposit Daerah Kotakarang, Lampung
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 12
Gambar 3.2 Peta sebaran Berat Jenis (BD) Komposit Daerah Tanjungjati
Gambar 3.3 Penampang endapan pasir besi tegak lurus pantai Blok Kotakarang
3.2.4 Pemboran
Pemboran ini dimaksudkan untuk mengambil conto-conto pasir
besi pantai baik yang ada diatas permukaan laut maupun yang berada
dibawahnya.
Pekerjaan pemboran pasir besi dilakukan dengan menggunakan
bor dangkal baik yang bersifat manual (Doormer) maupun bersifat semi
mekanis (Gambar 3.4).
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 13
Gambar 3.4 Sketsa Bor Tangan Doormer
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Penentuan lokasi titik bor
Setting alat bor
Pembuatan lubang awal dilakukan dengan menggunakan mata bor
jenis Ivan sampai batas permukaan air tanah.
Setelah menembus lapisan air tanah, pemboran dilakukan dengan
menggunakan casing yang didalamnya dipasang bailer.
Pemboran dihentikan sampai batas batuan dasar.
Pengambilan conto pasir besi yang terletak di atas permukaan air
tanah diambil dengan sendok pasir (sand auger) jenis Ivan berdiameter
2,5 inchi, sedangkan conto pasir yang berada di bawah permukaan air
tanah dan bawah permukaan air laut diambil dengan bailer yang
dilengkapi ball valve.
Conto-conto diambil untuk setiap kedalaman 1,5 meter atau setiap
satu meter dan dibedakan antara conto dari horizon A, conto horizon B
dan conto dari horizon C.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 14
Pola pemboran dan interval titik bor yang digunakan pada pekerjaan
ini disesuikan dengan tahapan survei, sebagai contoh pada tahapan
eksplorasi rinci digunakan pola pemboran dengan interval 100 m x 20 m
(Gambar 3.5).
Gambar 3.5 Pola Pemboran dan Nomor Urut Titik Bor Tahap Eksplorasi Rinci
3.2.5 Pembuatan Sumur Uji
Pembuatan sumur uji pada umumnya dilakukan pada pasir besi
undak tua yang telah mengalami kompaksi. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk mengambil conto-conto pasir besi pantai sampai pada kedalaman
tertentu sampai mencapai permukaan air dan untuk mengetahui
profil/penampang tegak perlapisan pasir besi.
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Penentuan lokasi sumur uji.
Penggalian dengan luas bukaan sumur 1m x 1m atau 1,5m x 1,5m.
Bila terjadi runtuhan maka dibuat penyangga.
Pembuatan sumur dihentikan apabila telah mencapai permukaan air
atau telah mencapai batuan dasar.
Pengambilan conto pasir besi dari sumur uji diambil dengan interval
setiap satu meter menggunakan metoda channel sampling, dengan
ukuran 5 cm x 10 cm.
20 cm
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 15
Gambar 3.6 Pengambilan conto bor pada zona sand dune pasir besi daerah
Tanjung Jati Kecamatan Pesisir Selatan
3.2.6 Preparasi Conto
Proses preparasi di lapangan untuk conto bor dan sumur uji dapat
dilakukan dengan dua metoda, yaitu: increment atau Riffle splitter.
Conto yang diambil harus homogen dari setiap interval kedalaman.
Dengan pengambilan yang cukup representatif akan menjamin ketelitian
dalam analisis kimia, perhitungan sumber daya atau cadangan dari
endapan pasir besi pantai. Pengambilan conto-conto tersebut didasari
oleh prosedur baku dalam eksplorasi endapan pasir besi pantai.
Kegiatan yang dilakukan dalam proses preparasi dengan metoda
increment mengacu pada Japan Industrial Standard (J.I.S ), yaitu :
Conto pasir hasil pemboran atau sumur uji ditampung pada suatu
wadah dan diaduk hingga homogen
Conto tersebut di atas dimasukkan dalam kotak increment, diratakan
dan dibagi dalam garis kotak- kotak (Gambar 3.7).
Conto direduksi dengan menggunakan sendok increment dari kotak
increment, dari tiap-tiap kotak ditampung dalam kantong conto
(Gambar 3.8).
Conto hasil reduksi kemudian dikeringkan (Gambar 3.9).
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 16
Conto yang sudah dikeringkan dari tiap – tiap interval dibagi menjadi
3 bagian. Satu bagian untuk conto individu, satu bagian untuk conto
komposit dan satu bagian untuk duplikat.
Satu bagian conto dari tiap interval digabungkan dengan interval
lainnya menjadi conto komposit.
Gambar 3.7 Sketsa Alat Reduksi Penyontoan dengan Metoda “Increment” (Standar J.I.S.)
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 17
Gambar 3.8 Teknik Penyontoan Pasir Besi Metoda Increment
Gambar 3.9 Pengambilan conto pasir besi dari increment box
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 18
Gambar 3.10 Conto hasil pemboran dikeringkan dengan panas matahari
Kegiatan yang dilakukan dalam proses preparasi dengan metoda
riffle splitter, yaitu :
Conto pasir hasil pemboran atau sumur uji ditampung pada suatu
wadah dan diaduk hingga homogen, kemudian dikeringkan
Conto yang telah kering direduksi dengan riffle splitter hingga
mendapatkan berat yang diinginkan (+ 3 kg).
Conto yang sudah mengalami splitting dari tiap – tiap interval dibagi
menjadi 3 bagian. Satu bagian untuk conto individu, satu bagian
untuk conto komposit dan satu bagian untuk duplikat.
Satu bagian conto dari tiap interval digabungkan dengan interval
lainnya menjadi conto komposit.
3.2.7. Penentuan Persentase Kemagnetan (MD)
Penentuan persentase kemagnetan diawali dengan pemisahan
mineral magnetik dengan non-magnetik, sebagai berikut:
Hasil preparasi conto dilapangan sebanyak 1 kg, direduksi hingga +
100 gr menggunakan splitter (conto hasil reduksi).
Conto hasil reduksi ditaburkan dalam suatu tempat secara merata.
Pemisahan dilakukan dengan menggerakkan magnet batang 300
gauss berulang-ulang minimal 7 kali di atas selembar kaca setebal 2
mm yang dibawahnya tertabur conto pasir untuk mendapatkan conto
konsentrat yang cukup bersih. Jarak antara magnet batang dengan
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 19
lapisan pasir harus dibuat tetap untuk menghindari perbedaan kuat
medan magnet.
Konsentrat yang diperoleh dari pemisahan magnet, ditimbang dalam
satuan gram. Dengan membandingkan berat konsentrat dan berat
conto hasil reduksi, maka didapat harga persentase magnetik
dengan rumus :
M.D = Berat Konsentrat X 100 %
Berat conto hasil reduksi
Gambar 3.11 Pemisahan mineral magnetik dengan non magnetit
3.2.8. Penentuan Berat Jenis
Penentuan berat jenis insitu dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Penghitungan volume conto dari bor berdasarkan perhitungan
volume bagian dalam dari casing dengan rumus:
V= π x r2 x t
V= Volume conto
π = Konstanta (3,14)
r = jari-jari bagian dalam casing;
t = ketinggian conto dalam casing.
Penentuan berat dengan cara menimbang setiap interval conto
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 20
Gambar 3.12 Pengukuran persentase kemagnetan (Magnetic Degree)
3.3. Kegiatan Setelah Pekerjaan Lapangan
Kegiatan setelah pekerjaan lapangan yang dilakukan antara lain:
analisis laboratorium dan pengolahan data.
3.3.1. Analisis Laboratorium
Conto-conto setelah dikumpulkan dilakukan analisis laboratorium.
Pekerjaan analisis laboratorium meliputi analisis kimia dan fisika
(Gambar.3.11)
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 21
Gambar 3.13 Bagan Alir Penyiapan Conto Untuk Analisis Laboratorium
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 22
3.3.1.1. Analisis Kimia
Analisis kimia dilakukan terhadap conto individu untuk mengetahui
kandungan unsur dalam konsentrat, antara lain: Fetotal (FeO dan Fe2O3,
Fe3O4) dan Titan. Analisis kimia dapat dilakukan dengan beberapa
metoda, antara lain: AAS, volumetrik, XRF dan ICP.
3.3.1.2. Analisis Fisika
Analisis fisika yang dilakukan antara lain analisis mineral butir,
analisis ayak, analisis sifat magnetik dan berat jenis.
Analisis Mineral Butir
Analisis mineral butir dilakukan untuk mengetahui jenis dan persen
berat mineral baik untuk fraksi magnetik maupun nonmagnetik.
Conto yang dianalisis mineral butir berasal dari conto komposit, yang
mewakili wilayah/ blok pemboran.
Analisis Ayak
Analisis ayak dimaksudkan untuk mengetahui ukuran butiran pasir
besi yang dominan. Analisis ayak dilakukan terhadap conto pilihan
berasal dari bagian-bagian blok interval dalam bentuk conto
komposit berat 500 gram yang dibagi menjadi 6 fraksi, yakni :
1. butiran yang lebih besar + 2 mm atau + 10 mesh
2. butiran antara –2 + 1mm atau –10 + 18 mesh
3. butiran antara –1 + ½ mm atau –18 + 35 mesh;
4. butiran antara –1/2 + ¼ mm atau –35 + 72 mesh;
5. butiran antara –1/4 + 1/8 atau –72 + 150 mesh dan
6. butiran yang lebih kecil dari –1/8 mm.
Masing-masing fraksi jumlahnya dinyatakan dalam persen berat
yang dapat digambarkan dalam bentuk diagram balok sehingga
sebaran fraksi pasir besi yang dominan dapat diketahui (Gambar 3.15).
Analisis Ayak/ Besar Butir
mm
+ 2
-2 +
1 - 1 + 1/2 -1/2 + 1/4 1/4 + 1/8
-
1/8
Fraksi
mesh +10
-10
+ 18 -18 + 35 35 + 72 72 + 150
% Fraksi 0,25 0,35 0,5 13,5 79,5 5,90
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 23
Diagram Balok Sebaran Besar Butir
Komposisi Mineral
+ 2 -2 + 1 - 1 + 1/2 -1/2 + 1/4 1/4 + 1/8 - 1/8 Total
100 100 40 2 - - 1.05
- - - 3 55 59 45.17
- - - 1 5 5 4.35
- - 40 40 2 5 7.5
- - - 20 37 31 36.43
- - 20 34 1 Tr 5.5
Fe3 O4
Fe2 Ti
O3
Fe2O3
Ca, Mg, Fe, SiO2 Gambar 3.15 Conto Hasil Analisis Ayak
Analisis Berat Jenis
Analisis berat jenis dimaksudkan untuk mengetahui berat jenis pasir
besi. Analisis dilakukan dengan cara conto asli (crude sand) seberat
100 gram dimasukkan ke dalam air yang diketahui volumenya di
dalam gelas ukur. Untuk memudahkan perhitungan ditetapkan volume
200 cc, apabila kenaikan air menjadi A cc, maka volume pasir yang
dimasukkan = A – 200 cc.
Jadi berat jenis = 100 / (A-200) gram /cc.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 24
Gambar 3.14 Pengukuran berat jenis (BD) pasir besi
3.3.2 Pengolahan Data
Hasil pengamatan dan analisis laboratorium diolah dan ditafsirkan
secara seksama untuk memberikan gambaran tentang kondisi geologi
daerah penelitian yang berkembang dari aspek genetik, posisi,
hubungan serta distribusinya.
Data hasil analisis MD dan pemboran dibuat profil penyebaran
endapan pasir besi terhadap sumbu panjang (sejajar pantai) dan sumbu
pendek (tegak lurus pantai) dan isograde. Lokasi-lokasi pengambilan
conto diplot dalam peta topografi hasil pengukuran (Peta Lokasi
Pengambilan Conto dan Peta Isograde).
Peta-peta yang dihasilkan bertujuan untuk keperluan
penambangan, misalnya : peta isograde dan peta topografi serta
penampang tegak sebaran bijih besi ke arah kedalaman baik sejajar
garis pantai maupun yang memotong tegak lurus garis pantai. Bentuk–
bentuk gumuk pasir baik yang front maupun back dunes dipetakan
secara rinci.
Perhitungan sumber daya secara manual dilakukan dengan
beberapa metoda, antara lain:
Metoda daerah pengaruh dengan rumus :
C = (L x t) X MD x SG
Dimana : C = Sumber daya dalam ton
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 25
L = Luas daerah pengaruh dalam m2
t = Tebal rata-rata endapan pasir besi dalam meter
MD = prosentase kemagnetan dalam %
SG = Berat Jenis dalam ton/m3
Metoda Geostatistik
Metoda ini digunakan untuk membantu dalam perhitungan estimasi
sumber daya/cadangan endapan bahan galian dimana nilai conto
merupakan realisasi fungsi acak (statistik spasial). Pada hipotesis ini,
nilai conto merupakan suatu fungsi dari posisi dalam cebakan, dan
posisi relatif conto dimasukkan dalam pertimbangan. Kesamaan nilai-
nilai conto yang merupakan fungsi jarak conto serta yang saling
berhubungan ini merupakan dasar teori statistik spasial. Metoda ini
jarang dilakukan dalam perhitungan estimasi sumber daya /cadangan
pasir besi.
Untuk mengetahui sejauh mana hubungan spasial antara titik–titik di
dalam cebakan, maka harus diketahui fungsi strukturalnya yang
dicerminkan oleh model semivariogramnya.
Menetapkan model semivariogram merupakan langkah awal dalam
perhitungan geostatistik, selanjutnya dengan perhitungan varian
estimasi, varian dispersi, varian kriging, dll.
Metoda geostatistik yang digunakan dalam eksplorasi pasir besi
adalah varian estimasi. Pada metoda ini estimasi suatu cadangan
dicirikan oleh suatu ekstensi/pengembangan satu atau beberapa harga
yang diketahui terhadap daerah sekitarnya yang tidak dikenal. Suatu
harga yang diketahui (diukur pada conto inti, atau pada suatu blok)
diekstensikan terhadap bagian-bagian yang diketahui pada satu
endapan bijih.
Ada beberapa cara estimasi yang sudah dikenal pada kegiatan
pertambangan antara lain :
a. Estimasi kadar rata-rata suatu cadangan bijih berdasarkan rata-rata
suatu kadar yang didapat dari analisis conto pemboran/sumur uji.
b. Estimasi endapan bijih pada suatu tambang atau blok-blok
penambangan dengan menggunakan sistem poligon sebagai daerah
pengaruh, yang antara lain didasari oleh titik-titik pengamatan
berikutnya, pembobotan secara proporsional yang berbanding
terbalik dengan jarak dan lain-lain.
Tujuan dari penggunaan metoda ini antara lain untuk memperoleh
gambaran tiga dimensi dari bentuk endapan pasir besi. Pada
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 26
penerapannya untuk perhitungan dalam geostatistik umumnya
memerlukan bantuan komputer. Geoplan merupakan perangkat lunak
yang diperlukan dalam paket perhitungan variogram. Selain itu juga
digunakan perangkat lunak program KRIG3D yang merupakan paket
program kriging, varian estimasi dan varian dispersi.
3.4. Tahapan Eksplorasi
Tahapan eksplorasi adalah urutan penyelidikan geologi yang
umumnya dilaksanakan melalui 4 tahap sebagai berikut : survei tinjau,
prospeksi, eksplorasi umum, dan eksplorasi rinci. Khususnya dalam
eksplorasi pasir besi lazim dilakukan dua tahap, yaitu : penyelidikan umum
dan eksplorasi. Pekerjaan yang dilakukan mengambil acuan kegiatan
eksplorasi yang telah dilakukan oleh Direktorat Sumber Daya Mineral.
Tujuan dari penyelidikan geologi ini adalah untuk mengidentifikasi
keterdapatan pasir besi pada suatu daerah yang meliputi aspek ukuran,
bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya sehingga dapat dilakukan
kajian untuk nilai ekonomisnya.
3.4.1. Penyelidikan Umum
Penyelidikan umum adalah tahapan eksplorasi untuk
mengidentifikasi daerah potensial keterdapatan pasir besi pada skala
regional terutama berdasarkan hasil studi geologi regional dan analisis
penginderaan jarak jauh. Pada tahapan ini juga dilakukan pekerjaan
pemboran sejajar pantai secara acak disertai pengambilan conto dan
pembuatan sumur – sumur uji apabila diperlukan.
Tujuan dari tahapan survei tinjau ini adalah untuk mengidentifikasi
daerah yang prospektif untuk diteliti lebih lanjut. Adapun pekerjaan yang
dilakukan pada tahapan ini adalah :
Pemetaan geologi dan topografi skala 1 : 25.000 sampai skala 1 :
10.000
Pemboran dengan jarak antara lubang bor 2 km x 0,08 km sampai
dengan 1 km x 0,08 km
Pembuatan sumur uji
Penentuan sumber daya endapan pasir besi hipotetik sampai tereka
3.4.2. Eksplorasi
Eksplorasi adalah tahapan lanjutan setelah penyelidikan umum.
Tujuannya adalah untuk mengetahui sumber daya endapan pasir besi
secara rinci.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 27
Adapun pekerjaan yang dilakukan pada tahapan ini adalah :
Pemetaan geologi dan topografi skala 1 : 5000 sampai 1 : 1000
Pemboran dengan jarak antara lubang bor 0,4 km x 0,04 km sampai
0,1 km x 0,02 km (Gambar 4.14 )
Penentuan sumber daya endapan pasir besi terunjuk dan terukur
Gambar 3.16 Daerah Pengaruh Pemboran Diambil ½ Jarak Lubang Bor
3.5. Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan merupakan kegiatan terakhir seluruh pekerjaan
eksplorasi yang berisi uraian teknis dan non-teknis. Laporan terdiri dari
bab–bab yang berisi Pendahuluan, Kegiatan penyelidikan, Hasil
Penyelidikan dan Kesimpulan. Laporan dilengkapi dengan sari, daftar isi,
daftar gambar , daftar foto, daftar tabel dan lampiran, serta daftar pustaka.
Contoh format laporan mengacu pada SNI 13-6606-2001, tentang tata cara
umum penyusunan laporan eksplorasi bahan galian.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 28
4. ANALISIS LABORATORIUM CONTO PASIR BESI
Analisis conto pasir besi dapat dilakukan dengan metode fisika dan
kimia yang secara umum dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Analisis Fisika (Derajat Kemagnetan, Densitas, Analisis Ayak dan
Mineral Butir)
2. Analisis kimia meliputi parameter Fe total, FeO,Fe2O3Al2O3, CaO,
MgO, Na2O, K2O, SiO2, TiO2, MnO2, Cr2O3, S total, P total, H2O,
HD/LOI atau partial Fe total, Fe2O3 , FeO, TiO2, H2O–.
Gambar 4.1 Bagan alir preparasi dan analisis fisika dan kimia terpadu
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 29
4.1 Prosedur Analisis Fisika
4.1.2 Analisis Mineralogi Butir
Gambar 4.2 Peralatan preparasi dan analisis mineral butir
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 30
Gambar 4.3 Peralatan preparasi dan analisis mineral butir
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 31
4.2 Prosedur Analisis Kimia Conto Pasir Besi
Analisis kimia pasir besi dapat dilakukan dengan beberapa metoda
diantaranya metoda konvensional dan metoda instument, metoda
konvensional menggunakan metoda Gravimetri dan Volumetri, sedangkan
metoda instrument menggunakan Spectrofotometer, Spectrofotmetri
Serapan Atom (SSA) dan metoda sinar X (X-Ray Fluoresence).
Gambar 4.4 Baganalir analisis pasir besi metoda konvensional dan instrument
(Spestrofotometer & SSA)
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 32
4.2.1 Preparasi Conto di Laboratorium Kimia ( SNI-13-3496-1994) a. Prinsip
Conto dikeringkan, displiting (quartering), digerus halus sampai lolos saringan 150 – 200 mesh. b. Cara Preparasi
Conto pasir besi dikeringkan di udara terbuka atau di dalam oven dengan suhu 50º – 60º
C, kemudian displiting (quartering), selanjutnya
digerus dengan alat “Tema Mill” selama 3 menit, dituangkan ke dalam plastik lembaran kemudian diaduk, setelah homogen dimasukkan ke dalam kantung plastik/botol conto yang sudah diberi label nomor analisis dan kode conto (gambar 4.5).
Gambar 4.5 Peralatan dan proses preparasi conto pasir besi
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 33
4.2.2 Preparasi Larutan Conto dengan asam Flurida dan asam sulfat (ASTM E 507-1998, ASTM E 508-98)
a. Prinsip Conto pasir besi dilarutkan dengan asam sulfat, asam fluorida dan
asam chlorida di dalam teflon, kemudian dipanaskan, disaring, filtrat merupakan larutan induk conto untuk analisis Fe total, Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, MnO, TiO2, Cr2O3, b. Cara Pelarutan :
Conto dan standar pasir besi ditimbang,kemudian dimasukan ke dalam teflon, dibasahi dengan aquadest. Larutan ditambah asam sulfat dan asam fluorida kemudian dipanaskan di atas hot plate lalu didinginkan. Setelah dingin ditambah asam chlorida kemudian dipanaskan. Larutan ditambah aquadest kemudian dipanaskan sampai hampir mendidih(±80
0C), setelah dingin disaring. Filtrat ditampung di
dalam labu ukur, kemudian diencerkan, dikocok sampai homogen (ini adalah larutan induk conto untuk analisis total Fe, Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, TiO2, MnO2, Cr2O3). Residu dalam kertas saring dicuci, untuk blanko dilakukan tahapan yang sama seperti standar dan conto pasir besi.
4.2.3 Analisis total Fe secara Volumetri-Bikhromatometri 4.2.3.1 Analisis Total Fe secara Bikromatometri dengan Pereduksi Ag
(Volumetri/ASTM E 1081-95a-1998) a. Prinsip :
Larutan induk conto dipipet, diasamkan, kemudian direduksi dengan perak granular kemudian dititrasi dengan kalium dikromat dan digunakan indikator diphenilamin sulfonat untuk penentuan titik ahir titrasi. b. Cara Analisis
Larutan induk conto dan standar di pipet kemudian di masukkan ke dalam gelas kimia ditambah asam khlorida kemudian direduksi dengan perak granular (Ag) di dalam kolom Jones Reductor, dicuci dengan asam chlorida.Filtrat ditampung di dalam erlenmeyer dan ditambah indikator diphenilamin sulfonat kemudian dititrasi dengan larutan Kalium Dikhromat sampai larutan tepat berubah menjadi violet. Hasilnya berupa nilai konsentrasi Fe Total dalam persen.
4.2.3.2 Analisis Total Fe secara Bikromatometri dengan Pereduksi
SnCl2 /Volumetri
a. Prinsip : Larutan induk conto dipipet, diasamkan, kemudian direduksi, dengan
Tin (II) chloride, kemudian dioksidasi dengan kalium dikromat dan
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 34
ditambahkan indikator diphenilamin sulfonat untuk penentuan titik akhir titrasi b. Cara Analisis
Larutan induk conto dan standar di pipet kemudian di masukkan ke dalam erlenmeyer ditambah asam khlorida kemudian dipanaskan pada suhu ± 70
0C, direduksi dengan larutan Tin(II) chlorida, ditambah
merkuri chlorida dan campuran asam khlorida, asam nitrat dan asam sulfat serta ditambah indikator barium diphenil amin sulfonat. Larutan dititrasi dengan dengan larutan kalium dikhromat sampai tepat berubah menjadi violet. Hasilnya berupa nilai konsentrasi Fe Total dalam persen.
4.2.3.3 Analisis FeO secara Volumetri – Permanganimetri/ KF-III-32-22
IKNL a. Prinsip
Conto pasir besi dilarutkan dengan asam fluorida dan asam sulfat, kemudian dipanaskan dan direaksikan dengan kalium permanganat dalam suasana asam borat jenuh. b. Cara Analisis
Conto dan standar pasir besi ditimbang kemudian dimasukan ke dalam cawan platina bertutup, ditambah asam florida dan asam sulfat dipanaskan pada suhu 150
0 C, kemudian dimasukkan ke dalam larutan
asam borat jenuh dandititrasi dengan kalium permanganat sampai larutan tepat berwarna merah muda (Gambar 4.6). Hasilnya berupa nilai konsentrasi FeO dalam persen (%).
Gambar 4.6 Peralatan analisis FeO secara Volumetri
4.2.3.4 Analisis TiO2 secara Spektrofotometri*)/SNI-15.04449-1989 a. Prinsip
Larutan conto pasir besi dalam suasana asam direaksikan dengan hidrogen peroksida dan asam fosfat, larutan kuning yang terbentuk diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 400 nm.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 35
Gambar 4.7 Peralatan analisis TiO2 dan P total secara Spektrofotometri
Cara Analisis Larutan induk
*) conto, larutan standar, blanko dipipet kemudian
dimasukkan ke dalam gelas kimia, ditambahkan asam sulfat. Larutan tersebut dipanaskan hingga (±80
oC), sampai keluar uap putih,
didinginkan, kemudian ditambahkan aquades. Larutan dituangkan ke dalam labu ukur kemudian ditambah asam fosfat dan hidrogen peroksida pekat, sehingga terbentuk larutan berwarna kuning (gambar 4.7). Larutan berwarna kuning yang terbentuk di bandingkan dengan standar dan diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang (λ) 400 nm. Hasilnya berupa nilai konsentrasi TiO2 dalam persen (%).
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 36
4.2.3.5 Analisis SiO2 (Dibuat sama dengan di atas)
a. Prinsip Conto pasir besi dilarutkan dalam campuran asam khlorida, asam
nitrat dan asam sulfat dipanaskan kemudian disaring, residu diabukan, ditimbang kemudian direaksikan dengan asam fluorida dan asam sulfat, dikeringkan, dipijarkan dan ditimbang, berat yang hilang merupakan kadar SiO2. b. Cara Analisis
Conto pasir besi ditimbang kemudian dimasukan ke dalam gelas kimia, dibasahi aquadest kemudian ditambah asam khlorida lalu dipanaskan di atas “water bath” atau di atas hotplate pada suhu 100
oC .
Larutan ditambahkan asam nitrat dan dipanaskan sampai kering di atas “water bath atau diatas hotplate pada suhu 100
oC, ditambahkan asam
sulfat, dipanaskan, kemudian diencerkan dengan aquades dan dipanaskan sampai hampir mendidih (±80
oC) kemudian disaring dan
endapan dicuci dengan asam khlorida. Endapan dan kertas saring dimasukan ke dalam cawan platina kemudian dimasukkan ke dalam furnace, dipanaskan bertahap pada suhu 100ºC, 200ºC, kemudian suhu pembakaran dinaikan menjadi suhu 400
oC kemudian diabukan
dengan menaikkan suhu dari mulai 600ºC, 800ºC dan akhirnya 1000ºC, didinginkan kemudian ditimbang .
Endapan ditambah asam fluorida dan asam sulfat kemudian dipanaskan dan dipijarkan diatas pembakar “Meker (Fisher)”, lalu didinginkan dan masukkan ke dalam eksikator, kemudian timbang, berat yang hilang merupakan kadar SiO2 dalam persen. Hasilnya berupa nilai konsentrasi SiO2 dalam persen (%)
4.2.3.6 Analisis Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, MnO, Cr2O3 secara AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry)/ASTM E 507-1998, ASTM E 508-98; ASTM E 314-95
a. Prinsip : Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, MnO, Cr2O3 dari larutan conto induk
merupakan bentuk ion–ion (Al3+
, Ca2+
, Mg2+
, Na+, K
+, Mn
2+, Cr
3+). ion
tersebut masuk melalui atomizer, terjadi pengabutan dalam nebulizer dan diberi energi, terjadi atom-atom bebas (Al
o, Ca
o, Mg
o, Na
o, K
o, Mn
o,
Cro). Atom tersebut menyerap sinar resonansi energi cahaya dengan
panjang gelombang tertentu dari lampu “hallow cathoda”. Intensitas cahaya diinterpretasikan dengan detektor, jumlah cahaya yang diserap akan sebanding dengan konsentrasinya
b. Cara Analisis
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 37
Alat AAS dikalibrasi dengan larutan standar masing-masing unsur. Untuk mengkalibrasi AAS langkah pertama menyiapkan larutan standar gabungan Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, MnO, Cr2O3. Langkah kedua menyiapkan larutan conto yang akan diukur. Untuk pengukuran Al2O3 dilakukan secara langsung, menggunakan gas acetylene dan Nitrous Oxyde/N2O sedangkan untuk pengukuran Cr2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, dan MnO dipipet larutan induk conto, ditambah larutan lantan khlorida, dikocok, kemudian diukur dengan AAS (Gambar 4.8). Menggunakan gas acetylene masing–masing parameter diukur dengan panjang gelombang (λ) (untuk Al = 309,3 nm; Ca = 422,7 nm; Mg = 202,5 nm; Na = 589,6 nm; Mn = 279,5 nm; K = 766,5 nm; Cr = 359,3 nm) pengukuran dimulai dari larutan standar dengan konsentrasi rendah, kemudian baca nilai absorbansinya. Setelah diperoleh grafik dengan linearitas cukup baik (koefisien regresi R > 0,99) maka dapat dilakukan pengukuran larutan conto dengan langkah yang sama. Konsentrasi larutan conto dibaca dari grafik hubungan antara absorbansi dengan konsentrasinya. Hasilnya berupa nilai konsentrasi Al2O3 Cr2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, MnO dalam persen (%)
Gambar 4.8 Peralatan analisis AAS
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 38
4.2.3.7 Analisis Posfat ( P total ) secara Spektrofotometri/ SNI 13-3496-1994
a. Prinsip Conto pasir besi dilarutkan dalam asam nitrat, kemudian dikeringkan
dan direaksikan dengan larutan ammonium molibdo vanadat sehingga terbentuk larutan berwarna kuning. Larutan tersebut kemudian diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang (λ) 420 nm. b. Cara Analisis
Conto pasir besi ditimbang dan dimasukkan ke dalam gelas kimia, kemudian tambahkan asam nitrat pekat dan panaskan sampai hampir keringkemudian ditambah asam nitrat dan dipanaskan. Larutan ditambahkan aquades, diaduk, dan dipanaskan kembali. Setelah larutan tersebut panas kemudian didinginkan, disaring .Filtrat ditampung ke dalam labu. kemudian ditambahkan asam sulfat dan larutan molybdovanadat. diencerkan dengan aquades dan dikocok kemudian dibiarkan selama 45 menit. Larutan kemudian diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm dan dibaca nilai absorbansinya. Hasilnya berupa nilai konsentrasi P Total/ P2O5 dalam persen (%)
4.2.3.8 Analisis S total secara Gravimetri a. Prinsip
Conto pasir besi dilarutkan dengan aquaregia,kemudian disaring. Filtrat diendapkan dengan larutan barium klorida, endapan disaring dan dibakar pada suhu 800ºC, kemudian ditimbang sebagai barium sulfat. S total dihitung berdasarkan faktor kimia dari barium sulfat b. Cara Analisis
Conto pasir besi ditimbang dan dimasukkan ke dalam gelas kimia, kemudian ditambah asam klorida pekat dan asam nitrat pekat. Setelah itu, dipanaskan di atas hot plate dan didinginkan. Setelah dingin, ditambahkan asam klorida, diaduk dan dipanaskan di atas hot plate, didinginkan, kemudian disaring. Filtrat dipanaskan sampai hampir mendidih, ditambahkan barium klorida, diaduk, didegradasi selama ± 2 jam / dibiarkan semalam. Larutan disaring, residu yang didapat kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselin. Cawan yang berisi residu kemudian dimasukkan ke dalam furnace, dikeringkan pada suhu 110ºC, suhu dinaikkan sampai 200ºC, dibakar pada suhu 400ºC, dan dipijarkan pada suhu 800ºC. Setelah dipijarkan, didinginkan dan ditimbang. Hasilnya berupa nilai konsentrasi S Total/SO3 dalam persen (%).
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 39
4.2.3.9 Analisis Air Kelembaban (H2O
-) secara Gravimetri
SNI 1965.2008/SNI 7574-2010/ASTM C 25-2011 a. Prinsip
Conto pasir besi ditimbang, dipanaskan pada suhu 100 – 110ºC selama 2 jam, kemudian didinginkan dan ditimbang kembali. Kehilangan berat setelah pemanasan sama dengan % H2O
-.
b. Cara Analisis
Conto pasir besi ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam botol timbang. Setelah itu, botol timbang yang berisi conto dimasukkan ke dalam oven dan dipanaskan pada suhu 100 – 110ºC selama 2 jam (Gambra 4.9). Hasilnya berupa nilai konsentrasi H2O
- dalam persen (%).
Gambar 4.9 Peralatan alnalisis Fe2O3 4.2.3.10 Analisis Hilang Dibakar (HD) atau Loss on Ignition (LOI)
secara Gravimetri/ SNI 1965.2008/ SNI 7574-2010/ ASTM C 25-2011
a. Prinsip Conto pasir besi ditimbang, dibakar pada suhu 1000ºC, kemudian
didinginkan dan ditimbang kembali. Kehilangan berat setelah pembakaran sama dengan % HD.
b. Cara Analisis
Conto pasir besi ditimbang dan dimasukkan ke dalam cawan porselen, kemudian cawan porselen yang berisi conto dimasukkan ke dalam furnace. Setelah itu furnace dipanaskan bertahap pada suhu
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 40
100ºC, 200ºC, 400ºC, 600ºC, 800ºC, dan akhirnya 1000ºC (Gambar 4.10). Setelah itu, suhu furnace diturunkan menjadi 200ºC, cawan diangkat dan disimpan di atas asbes, kemudian dimasukkan ke dalam eksikator dan dibiarkan dingin. Setelah dingin, cawan tersebut ditimbang. Hasilnya berupa nilai konsentrasi HD/LOIdalam persen (%)
Gambar 4.10 Peralatan analisis hilang dibakar (HD)
4.2.3.11 Analisis Fe2O3 secara Stochiometri
Perhitungan mineral secara stochiometri ini dilakukan berdasarkan perhitungan kimia. a. Prinsip
Stochiometri (perhitungan kimia) mineral Fe2O3, dihitung dari hasil analisis Fe total, FeO. Perhitungan dimulai dari kandungan FeO, dan, Fe total .
b. Cara perhitungan
Fe2O3 dihitung dari faktor kimia Berat Molekul Fe2O3 dibagi Berat Atom 2Fe dikurangi selisih % Fe total yang diperoleh dari hasil analisis kimia dikurangi Fe yang dihitung dari FeO (Berat Atom Fe dibagi Berat Molekul FeO dikalikan FeO yang diperoleh dari hasil analisis kimia), kemudian dikurangi lagi dengan Fe2O3 yang dihitung dari Fe3O4 (Berat Molekul Fe2O3 dibagi Berat Molekul Fe3O4 dikali persen Fe3O4 atau Fe2O3 terpakai pada Fe3O4)
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 41
FeOx
FeOBM
FeBAtotalFex
FeBA
OFeBMOFe %%
2
32
32
4.2.3.12 Analisis Fe2O3Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, SiO2, TiO2, MnO2, Cr2O3, P2O5 dengan metoda X-RF ( K-III-20-IKNL)
4.2.3.12.1 Preparasi Conto untuk metoda X-RF a. Prinsip
Conto dan conto standar/SRM (Standar Reference Material) /In-House Standar PSDG dicampur microwax powder, dipress dalam Press machine HERZOG hingga menghasilkan pelet dengan tekstur permukaan yang rata, halus dan kompak (Gambar 4.11).
Gambar 4.11 Peralatan dan proses preparasi dengan alat XRF
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 42
b. Cara Preparasi X-RF Conto dan conto standar/SRM (Standar Reference Material) /In-
House Standar PSDG ditimbang kemudian ditambah microwax powder, diaduk sampai homogen kemudian dimasukan ke dalam aluminium cup dan diratakan. Setelah rata dimasukkan ke dalam Press Machine HERZOG kemudian di press dengan kekuatan 90 kN( kilo Newton) ± 15 detik. Label nomor sesuai nomor analisis/kode conto ditempelkan dibelakang aluminium cup, press powder disimpan dalam tempatnya.
4.2.3.13 Analisis Fe2O3, Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, SiO2, TiO2, MnO2, Cr2O3, P2O5 dengan metoda X-RF
a. Prinsip Pasir besi ditembak dengan radiasi eksterna unsur tersebut
sehingga tereksitasi, selang waktu tertentu (orde mikrodetik), akan kembali ke keadaan dasarnya (de-eksitasi) dengan memancarkan radiasi sinar X- karakteristik, jumlah sinar radiasi yang dipancarkan sebanding dengan jumlah unsur didalam conto pasir besi.
Pantulan Sinar X- karakteristik memiliki luas area/ λ (panjang gelombang) tertentu sehingga jumlah atau intensitas radiasi kadar masing- masing unsur dapat ditentukan. b. Cara Analisis
Conto press powder pasir besi di masukkan ke dalam holder, kemudian tekan start untuk memulai analisis, akurasi dan presisi dari standar SRM, In-House Standar Pasir besi PSDG dicek. Apabila memenuhi persyaratan bisa langsung dilakukan analisis conto. Evaluasi hasil analisis dan lakukan analisis ulang bila perlu. Hasilnya berupa nilai konsentrasi Fe2O3, Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, SiO2, TiO2, MnO2, Cr2O3, P2O5 dalam persen (%)
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 43
Gambar 4.12 Bagan Alir Analisis Fe2O3, Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, SiO2,
TiO2, MnO2, Cr2O3, P2O5 dengan metoda XRF
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 44
5. PENAMBANGAN PASIR BESI
Penyebaran endapan pasir besi berada pada permukaan atau dekat
permukaan tanah, bersifat lepas, umumnya mempunyai kandungan besi
tidak homogen. Tahapan penambangan pasir besi meliputi penggalian,
pemindahan, pengangkutan, dan penimbunan.
Penambangan pasir besi dilakukan dengan tambang
terbuka/permukaan (surface mining). Pengertian tambang terbuka adalah
cara penambangan yang kegiatannya berhubungan langsung dengan alam
terbuka atau di atas permukaan (Hutamadi dan Agung, 2012).
Teknik penambangan sangat ditentukan oleh beberapa faktor antara
lain:
Letak/posisi bahan galian
Topografi permukaan
Kondisi geologi
Alat yang digunakan
Nilai bahan galian
Ketentuan perundang-undangan
Penambangan diawali dengan mengupas lapisan penutup
(overburden) dan memisahkan tanah pucuk (top soil). Pada saat reklamasi
tanah pucuk tersebut dikembalikan fungsinya untuk menjaga kesuburan
lahan (Mcdonald, 1983).
Berdasarkan cara penggaliannya, alluvial mining dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu :
1. Penambangan mekanik(mechanical mining), terdiri dari:
a. Metode kering (dry methods)
b. Metode basah (wet methods)
2. Dredging (kapal keruk).
3. Manual/ Hand mining.
5.1 Penambangan Mekanik
5.1.1 Metode Kering
Metode penambangan mekanik kering menggunakan proses
mekanik dilakukan tanpa menggunakan air. Salah satu di antaranya
yaitu menggunakan Bucket Wheel Excavator (Gambar 5.1).
Penambangan mekanik kering menggunakan truk, excavators,
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 45
scrapers, loaders dan bulldoser untuk memindahkan material ke unit
pengolahan. Penambangan secara mekanik metode kering digunakan
untuk pasir besi dengan sebaran dangkal atau di atas permukaan air
tanah.
Gambar 5.1 Contoh penambangan metode kering dengan menggunakan
Bucket Wheel Excavator penambangan pasir besi di New
Zealand dengan kapasitas 3500 ton/jam
(sumber: http://australiantailings.com/Announce_4.html)
5.1.2 Penambangan Mekanik Metode Basah
Penambangan metode ini menggunakan air untuk menggali dan
mengangkut pasir besi. Penggalian dilakukan dengan menggunakan
semprotan air bertekanan tinggi yang disebut monitor atau water jet.
Tekanan semprotan air dapat diatur disesuaikan dengan keadaan
material yang akan digali, biasanya tekanan bisa mencapai 10 atm
(Gambar 5.2).
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 46
Gambar 5.2 Penggunaan pompa monitor pada penambangan mekanik basah
(sumber://en.wikipedia.org/wiki/Hydraulic-mining)
Monitor dibantu dengan alat mekanis seperti back hoe atau bulldoser
terutama untuk mengupas lapisan penutup. Hasil semprotan berupa
lumpur mengandung pasir besi dan pengotor dengan menggunakan
pompa hisap dialirkan ke instalasi pengolahan. Untuk meningkatkan
kapasitas produksi penambangan dapat dengan menggunakan lebih
dari satu monitor, yaitu penggunaan beberapa monitor pada beberapa
permukaan kerja (front penambangan) atau penggunaan beberapa
monitor pada satu permukaan kerja (Gambar 5.3).
Gambar 5.3 Penggunaan beberapa pompa monitor pada satu front penambangan
(sumber://www.museumca.org/goldrush/fever19-hy.html)
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 47
5.2 Penambangan dengan Kapal Keruk (Dredging)
Metode ini digunakan apabila endapan yang digali terletak di bawah
permukaan air atau tersedia cukup air untuk berjalannya operasi kapal
keruk. Pengoperasian kapal keruk umumnya dilakukan di daerah lepas
pantai, sungai, dan rawa. Pola arah pergerakan kapal keruk dalam
penambangan mengikuti arah memanjang sebaran lateral pasir besi atau
dapat juga dengan pola arah pergerakan tegak lurus garis pantai (Gambar
5.4).
Kapal keruk umumnya disertai dengan separator magnetik, sehingga
proses penambangan dapat langsung diikuti proses pemisahan, bahan
pengotor dipisahkan dan dibuang menjadi tailing.
Berdasarkan jenis alat gali yang digunakan, kapal keruk dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
a. Multi bucket dredge
b. Cutter suction dredge
c. Bucket wheel dredge
Gambar 5.4 Pola arah pergerakan penambangan menggunakan kapal keruk
(Macdonald, 1983)
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 48
Multi bucket dredge (Gambar 5.5), yaitu kapal keruk menggunakan alat gali berupa rangkaian mangkok (bucket). Cutter suction dredge, yaitu kapal keruk dengan alat gali berupa pisau pemotong yang menyerupai bentuk mahkota (Gambar 5.6). Bucket wheel dredge, yaitu kapal keruk yang dilengkapi dengan timba yang berputar (bucket wheel) sebagai alat gali (Gambar 5.7).
Gambar 5.5 Multi bucket dredge (sumber: http://www.tradeindia.com/selloffer)
Gambar 5.6 Cutter suction dredge pada penambangan pasir besi di pantai Cianjur
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 49
Gambar 5.7 Bucket wheel dredge (sumber: http://qzyongsheng.en.alibaba.com/product)
Sistem pengerukan menggunakan kapal keruk dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Sistem jenjang (benches), yaitu cara pengerukan dengan membuat atau membentuk jenjang (Gambar 5.8).
Gambar 5.8 pengerukan sistem jenjang (Sumber : http://technology.infomine.com)
2. Sistem tekan, yaitu cara pengerukan dengan menekan tangga pengeruk (ladder) sampai pada kedalaman yang dikehendaki, kemudian maju secara bertahap tanpa membentuk jenjang (Gambar 5.9).
3. Sistem kombinasi, yaitu merupakan gabungan dari sistem jenjang dengan sistem tekan. Biasanya sistem jenjang dipakai untuk menggali tanah penutup, sedangkan sistem tekan untuk menggali endapan pasir besi.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 50
Gambar 5.9 Pengerukan dengan menekan tangga pengeruk (ladder)
(Sumber: http://www.miningandmetallurgy.com/
5.3 Penambangan Manual
Penambangan secara manual atau sederhana adalah penambangan menggunakan tenaga manusia tidak menggunakan tenaga mesin atau alat mekanis (Gambar 5.10). Penggunaan metode ini biasanya dilakukan oleh rakyat setempat atau pengusaha skala kecil. Endapan pasir besi yang ditambang umumnya mempunyai jumlah cadangan tidak terlalu besar.
Gambar 5.10 Penambangan pasir besi secara manual (sumber:
http://industri.bisnis.com/read/20140208/44/201979/
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 51
6. PENGOLAHAN PASIR BESI
6.1 Pengolahan pasir besi menjadi bijih besi
Pasir besi seperti juga bijih logam lainnya tidaklah murni, biasanya
tersusun atas mineral utama yang terdiri dari besi, titanium, dan oksigen
dan mineral pengotor yang terdiri dari alumunium, silikon, vanadium, fosfor
dan sulfur. Untuk mendapatkan logam besi diperlukan tahap pengolahan
menggunakan magnetic separation. Logam besi dalam pasir besi memiliki
sifat kemagnetan yang tinggi. Sedangkan mineral pengotornya atau
gangue memiliki sifat kemagnetan yang rendah.
Pengolahan pasir besi biasanya dilakukan secara fisik. Tujuan dari
pengolahan ini untuk meningkatkan kadar logam besi dengan cara
membuang material yang tidak diinginkan (Gambar 6.1). Secara umum,
setelah proses pengolahan akan dihasilkan dua kategori produk, yaitu :
1. Konsentrat berupa logam besi
2. Tailing berupa kumpulan bahan-bahan kurang berharga (mineral
pengotor).
Gambar 6.1 Proses Pengolahan Pasir Besi
Magnetic separation adalah proses pemisahan material dengan
memanfaatkan sifat kemagnetan mineral (Gambar 6.2). Teknik pemisahan
ini sangat berguna pada pengolahan pasir besi karena praktis dan
ekonomis.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 52
Gambar 6.2 Magnetic Separator di Penambangan Pasir Besi Cianjur
Gambar 6.3 Magnetic Separator
Di dalam mesin magnetic separator, ruah dilewatkan di bawah dua
pasang elektromagnet. Pasangan elektromagnet pertama memiliki kuat
magnet yang rendah 400-600 gauss, berguna untuk menarik logam besi
yang ada. Pasangan elektromagnet kedua memiliki kuat magnet yang lebih
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 53
kuat 5000-8000 gauss, berguna untuk menarik logam besi yang memiliki
sifat kemagnetan yang lebih rendah (gambar 2). Pengolahan
menggunakan dua tahap pemisahan ini berguna untuk menghasilkan
konsentrat akhir yang mengandung Fe lebih besar. Proses ini dapat
dilakukan dengan bantuan air maupun tidak. Produk sisa dari magnetic
separator pada pengolahan pasir besi adalah tailing berupa material bukan
magnet.
6.2 Pengaruh Mineral Middling terhadap Recovery dan Kandungan
Fe dalam Konsentrat
Ketika pengolahan harus menghasilkan kandungan Fe yang tinggi,
maka mineral middling harus masuk dalam jalur tailing. Hal ini akan
menyebabkan sebagian mineral besi, yaitu mineral besi yang terikat
dengan gangue atau middling masuk dalam jalur tailing. Hasil akhirnya
adalah recovery Fe menjadi turun atau rendah. Ketika pengolahan harus
mendapatkan recovery Fe yang tinggi, maka mineral middling akan masuk
dalam konsentrat. Karena mineral middling mengikat mineral gangue,
maka konsentrat yang dihasilkan akan memiliki kadar Fe rendah.
Di sini sangat jelas bahwa mineral middling menjadi sangat
kompromis dalam pengolahan. Artinya jika mineral middling tetap seperti
apa adanya maka, kadar dan recovery akan menjadi saling berlawanan
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6.4. Dari Gambar 6.4 dapat
dijelaskan, jika pengolahan pasir besi menargetkan kadar Fe sekitar 59
persen, maka Fe yang dapat di-recover atau diambil hanya sekitar 52%.
Artinya sekitar 48% Fe akan masuk jalur tailing. Sebaliknya, jika
pengolahan pasir besi mentargetkan recovery Fe sekitar 80%, maka
konsentrat hanya akan memiliki kadar Fe sekitar 54%. Artinya sejumlah
mineral gangue, biasanya dalam middling masuk jalur konsentrat.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 54
Gambar 6.4 Hubungan Recovery Fe Dengan Kadar Fe di Konsentrat
(http://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-mineral/pengolahan-pasir-besi/)
6.3 Hubungan Konsentrat Fe dengan Ukuran Partikel Pasir Besi
Pengaruh ukuran partikel pasir besi terhadap kandungan Fe
setelah dilakukan konsentrasi dapat dilihat pada Gambar 6.5 di bawah.
Pada ukuran yang kasar sekitar 500 mikron, kandungan Fe adalah antara
38 – 48%. Sedangkan kandungan Fe dapat mencapai 59 – 61% jika
ukuran pasir besi yang diolah kurang dari 125 mikron.
Gambar 6.5 Pengaruh Ukuran Pasir Besi Terhadap Kadar Fe Dalam Konsentrat
(http://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-mineral/pengolahan-pasir-besi/)
Dari gambar diketahui, jika pasir besi yang diolah memiliki ukuran
100 - 500 mikron, maka kandungan Fe dalam konsentrat tidak akan pernah
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 55
mencapai 61%. Kandungan Fe hanya akan mencapai angka 59 - 61%, jika
pasir besi yang berukuran lebih besar daripada 125 mikron dikeluarkan dari
proses pengolahan dengan cara diayak. Tentu saja hal ini akan
menyebabkan recovery menjadi sangat rendah.
6.4 Pengolahan konsentrat pasir besi menjadi besi gumbal (pig
iron)
Konsentrat Pasir besi sebelum diolah menjadi besi gumbal, harus
dimurnikan terlebih dahulu. Pemurnian besi biasanya dilakukan dengan
cara smelting atau peleburan yang dilakukan dengan menggunakan panas
dan bahan kimia pereduksi bijih (kokas), untuk memisahkan unsur lain
menjadi gas atau terak sehingga hanya menyisakan unsur logamnya.
Kokas tersebut mengoksidasi dalam dua tahap, pertama
memproduksi karbon dioksida dan kemudian karbon monoksida. Karena
sebagian besar bijih tidaklah murni, biasanya diperlukan flux, seperti
batugamping, untuk melepaskan mineral gauge yang menyertainya
sebagai terak.
Secara komersial, besi di murnikan dari bijihnya dengan cara
reduksi di suhu tinggi dalam sebuah tanur tinggi (furnaces blast). Bijih besi
yang memiliki kandungan hematit atau magnetit tinggi dapat langsung
diolah dengan tanur tinggi.
Bahan baku yang perlu dimasukkan dalam tanur tinggi antara lain
bijih besi, karbon, dan batu kapur (CaCO3). Proses tanur tinggi adalah
reduksi bijih besi dengan karbon monoksida yang dihasilkan dari kokas dan
udara yang dihembuska dari dasar tanur.
Tanur bekerja secara tarus menerus (Gambar 6.6). Campuran
pereaksi dimasukkan dari puncak tanur dalam selang waktu yang teratur,
bergerak ke bawah sampai lapisan terbawah yang panas keputih-putihan.
Campuran pereaksi harus memiliki pori yang cukup untuk melewatkan gas
buangan. Oleh karena itu karbon yang digunakan harus berukuran cukup
besar dan permeable, artinya kokas atau charcoal yang digunakan tidak
boleh berupa partikel halus. Dan harus cukup kuat sehingga tidak hancur
karena beban material di atasnya. Selain sifat fisiknya, karbon yang
digunakan harus memiliki kandungan sulfur, fosfor, dan abu yang rendah.
Campuran bahan baku akan turun ke bagian bawah dengan suhu yang
lebih tinggi ± 800 °C.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 56
Gambar 6.6 Skema Tanur Tinggi
Reaksi kimia utama yang terjadi dalam menghasilkan besi cair
(gambar 6.7) adalah :
Fe2O3 + 3CO → 2Fe + 3CO2
Reaksi tersebut di bagi beberapa tahap, reaksi pertama yang
terjadi adalah saat pemanasan awal pada tungku. Udara panas bereaksi
dengan karbon dan memproduksi karbon monoksida seperti dalam reaksi:
2 C(s) + O2(g) → 2 CO(g)
Karbon monoksida panas tersebut menjadi agen reduksi untuk bijih
besi dan bereaksi dengan oksida besi menghasilkan besi cair dan karbon
dioksida. Besi ini direduksi beberapa kali, bergantung pada temperatur
bagian yang dilewati. Pada bagian atas, dimana temperatur biasanya di
antara 200 °C dan 700°C, besi oksida ini sebagian direduksi menjadi
oksida besi (I,II), Fe3O4.
3 Fe2O3(s) + CO(g) → 2 Fe3O4(s) + CO2(g)
Pada temperature sekitar 850 °C, pada bagian bawah tungku, besi
(I, II) direduksi menjadi oksida besi (II) dengan reaksi :
Fe3O4(s) + CO(g) → 3 FeO(s) + CO2(g)
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 57
Gambar 6.7 Tanur Tinggi dan reaksi kimia di dalamnya
Karbon dioksida panas, karbon monoksida yang tidak bereaksi,
dan nitrogen dari udara yang dimasukkan ke tungku bergerak turun menuju
zona reaksi. Selama material ini bergerak ke bawah, arus gas yang ada
memanaskan bahan baku dan membusukkan batugamping menjadi oksida
kalsium dan karbon dioksida dengan reaksi :
CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g)
Oksida besi (II) yang turun ke area dengan temperatur lebih tinggi,
sekitar 1200 °C, tereduksi kembali menjadi logam besi :
FeO(s) + CO(g) → Fe(s) + CO2(g)
Karbon dioksida yang terbentuk pada reaksi diatas bereaksi
dengan kokas menjadi karbon monoksida :
C(s) + CO2(g) → 2 CO(g)
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 58
Suhu yang bergantung pada kesetimbangan mengatur atmosfer
gas di tungku di sebut reaksi Boudouard :
2CO CO2 + C
Proses dekomposisi batugamping yang terjadi pada zona tengah
dari tungku:
CaCO3 → CaO + CO2
Oksida kalsium terbentuk oleh reaksi dekomposisi dengan
berbagai asam pengotor besi (biasanya silika), untuk membentuk terak
fayalitic yang pada dasarnya kalsium silikat, CaSiO3.
SiO2 + CaO → CaSiO3
Besi gumbal (iron pig) yang dihasilkan tanur tinggi, disebut besi
tuang, memiliki kandungan karbon yang realtif tinggi sekitar 4-5%,
membuatnya sangat getas, dan penggunaannya terbatas hanya untuk
komersial. Komposisi besi tuang bervariasi bergantung pada sumbernya.
Kebanyakan besi gumbal yang di hasilkan oleh tanur tinggi, diolah
kembali untuk mengurangi kandungan karbon dan menghasilkan
bermacam-macam kualitas baja yang digunakan untuk material konstruksi,
mobil, kapal, dan mesin.
Meskipun efisiensi tanur tinggi terus dikembangkan namun reaksi
kimia yang terjadi di dalamnya tetap sama. Berdasarkan American Iron and
Steel Institute, tanur tinggi akan tetap dipakai hingga milenium selanjutnya
karena ukurannya yang besar dan menghasilkan logam panas dengan
biaya yang kompetitif dibandingkan dengan teknologi pembuat besi
lainnya. Salah satu kelemahan tanur tinggi adalah produksi karbon
dioksida yang tinggi sebagai gas buangan, yang menyumbang emisi
karbon dioksida (CO2 )di dunia.
Untuk mengurangi emisi tersebut telah dilakukan beberapa proses
baru dalam tanur tinggi, dan berhasil mengurangi sekitar 50% emisi karbon
dioksida yang dihasilkan. Beberapa mengandalkan penangkapan dan
penyimpanan (CCS) dari CO2, sementara yang lain memilih dekarbonasi
besi dan baja, dengan menggunakan hidrogen, listrik, atau biomass.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 59
7. KONSERVASI PASIR BESI
Konservasi sumber daya mineral adalah upaya pengelolaan
sumber daya mineral untuk mendapatkan manfaat yang optimal,
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan bagi kepentingan rakyat secara
luas. Tanpa penerapan kaidah konservasi secara intensif dan efektif, akan
berakibat menurunnya peran dan manfaat sumber daya mineral dalam
pembangunan sebagai akibat hilangnya kesempatan untuk mengusahakan
ataupun hilangnya atau menurunnya nilai sumber daya mineral, baik
secara fisik, ekonomis maupun fungsinya.
Pelaku usaha pertambangan apabila hanya bertendensi untuk
memperoleh keuntungan yang besar dengan mudah dan cepat, yaitu
hanya menambang mineral kadar tinggi atau mineral yang mudah dan
murah proses eksploitasinya serta melakukan pengolahan dengan cara
yang kurang efisien dengan perolehan (recovery) yang rendah, akan
menyebabkan banyak sumber daya yang masih potensial tertinggal atau
terbuang, sehingga hilang atau berkurang peluang memanfaatkannya.
Disamping itu para penambang hanya menambang bahan galian pokok
saja tanpa mengolah mineral ikutan yang terdapat bersama-sama bahan
galian pokok sehingga banyak sekali mineral ikutan yang terbuang
bersama tailing.
Pasir besi merupakan mineral yang banyak mengandung senyawa
besi oksida, misalnya magnetit (Fe3O4), ilmenit (FeTiO3), hematit (Fe2O3)
dan mineral lain seperti alumina, silika dalam jumlah sedikit, dengan variasi
kandungan di lokasi yang berbeda.
Menurut Yulianto, dkk. (2002), pasir besi mempunyai potensi untuk
bahan industri baja dan industri semen. Selama ini pasir besi ditambang
hanya digunakan sebagai bahan mentah (raw material) dan dijual langsung
ke pihak pengguna tanpa melalui pengolahan. Pemanfaatan seperti ini,
tentu saja tidak efektif dan optimal, mengingat masih adanya mineral lain
yang tidak diperhitungkan, dan mineral tersebut mungkin berpotensi
mengandung nilai ekonomi tinggi.
Umumnya pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur
dengan butiran-butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit,
feldspar, ampibol, piroksen, biotit, dan tourmalin. Mineral tersebut terdiri
dari magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit, dan hematit.
Titaniferous magnetit adalah bagian yang cukup penting merupakan
ubahan dari magnetit dan ilmenit.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 60
Adanya kandungan TiO2 yang cukup tinggi dalam pasir besi dan
mineral ikutan lainnya yang ekonomis lainnya dapat memberikan nilai
tambah yang signifikan pada pasir besi tersebut.
Peningkatan Nilai Tambah pasir besi di Indonesia dapat dikaitkan
dengan upaya konservasi sumberdaya alam tak terbarukan (non-
renewable resources). Hal ini lebih diarahkan untuk menjaga agar
persediaan sumberdaya yang tak terbarukan relatif tetap dapat memenuhi
kebutuhan dalam masa yang relatif panjang.
Upaya untuk meningkatkan nilai tambah mineral dan batubara
telah dimandatkan oleh pemerintah dalam UU No.4/2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara, pada pasal 102 dan pasal 103.
Kemudian dijabarkan dalam PP No. 23/2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, yang kemudian
direvisi menjadi PP No.24/ 2012. Kemudian diperjelas lagi dengan
diterbitkannya Permen ESDM No.7/2012 yang disempurnakan dengan
diterbitkannya Permen ESDM No.11/2012, tentang Peningkatan Nilai
Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian. Maka
pemegang IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP Operasi
Produksi khusus pengolahan dan pemurnian wajib melakukan peningkatan
nilai tambah terhadap mineral atau batubara yang diproduksinya.
Ketentuan ini langsung mengikat bagi mereka yang akan berinvestasi di
bidang pertambangan mineral dan batubara, serta diberi kesempatan
selambat-lambatnya 5 (lima) tahun kepada perusahaan yang sedang
berjalan setelah UU No. 4/ 2009 diberlakukan dan berlaku efektif pada
tahun 2014. Pada awal tahun 2014 diterbitkan Permen ESDM No.1/2014,
tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui Kegiatan Pengolahan
Dan Pemurnian di Dalam Negeri, yang mewajibkan para IUP Operasi
Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP Operasi Produksi khusus
pengolahan dan pemurnian, disamping melakukan peningkatan nilai
tambah terhadap mineral atau batubara yang diproduksinya sebagai bahan
baku industri dalam negeri juga mengolah produk samping sisa
pengolahan/pemurnian untuk bahan baku industri kimia dan pupuk dalam
negeri.
Dengan diterbitkannya peraturan ini bertujuan meningkatkan dan
mengoptimalkan nilai suatu komoditi di sektor pertambangan, tersedianya
bahan baku di dalam negeri, serta meningkatkan penyerapan tenaga kerja
dan penerimaan negara.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 61
Penerapan teknologi rendah dalam mengeksploitasi sumberdaya
alam utamanya sumberdaya mineral dapat menghambat upaya konservasi.
Hambatan ini dapat diatasi dengan cara meningkatkan kualitas teknologi
pengolahan dan pemurnian mineral-mineral logam yang dihasilkan di
Indonesia.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 62
8. KEGUNAAN, PELUANG, KENDALA PEMANFAATANNYA DAN REGULASI
8.1 Kegunaan
Pasir besi adalah salah satu hasil dari Sumber Daya Alam yang ada di Indonesia dan merupakan salah satu bahan baku dasar dalam industri besi baja. Selain sebagai bahan baku industri baja, pasir besi juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri semen dalam pembuatan beton. Pasir besi yang mempunyai kandungan Fe2O3, SiO2, MgO dan ukuran beton 80-100 mesh berpotensi untuk digunakan sebagai pengganti semen dalam produksi beton berkinerja tinggi.
Pemanfaatan produksi pasir besi lebih diarahkan untuk pasaran dalam negeri, terutama untuk industri semen. Dengan berkembangnya industri semen di dalam negeri, permintaan pasar domestik akan pasir besi meningkat kembali. Hasil penelitian menunjukkan manfaat dan kegunaan pasir besi adalah:
Pemakaian pasir besi sebesar 80% dari berat pasir total memberikan kuat tekan maksimum diantara kadar pasir besi yaitu 42,65 MPa dan dapat meningkatkan kuat tekan sebesar 28,41% dibandingkan beton normal.
Pemakaian pasir besi sebesar 80% dari berat pasir total memberikan kuat tekan maksimum diantara kadar pasir besi yaitu 3,07 MPa dan meningkatkan kuat tarik belah sebesar 4,84% dibandingkan beton normal.
Pada pasir besi ini meningkatkan kuat tekan dan kuat tarik belah hingga 80%, hal ini dimungkinkan karena selain sifat filler juga sifat kimiawi pasir besi yang mengandung SiO2 sehingga membantu kinerja semen sebagai bahan pengikat. Bahan mentah yang digunakan dalam pembuatan semen adalah
batu kapur, pasir silika, tanah liat dan pasir besi. Total kebutuhan bahan mentah yang digunakan untuk memproduksi semen yaitu:
1. Batu kapur digunakan sebanyak ± 81%. Batu kapur merupakan sumber utama oksida yang mempunyai rumus CaCO3 (Kalsium Karbonat),pada umumnya tercampur MgCO3 dan MgSO4. Batu kapur yang baik dalam penggunaan pembuatan semen memiliki kadar air ± 5%.
2. Pasir silika digunakan sebanyak ± 9% Pasir silika memiliki rumus SiO2 (silikon dioksida). Pada umumnya pasir silika terdapat bersama oksida logam lainnya, semakin murni kadar SiO2 semakin putih warna pasir silikanya, semakin berkurang kadar SiO2 semakin berwarna merah atau coklat, disamping itu semakin mudah menggumpal karena kadar airnya yang tinggi. Pasir
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 63
silika yang baik untuk pembuatan semen adalah dengan kadar SiO2 ± 90%
3. Tanah liat digunakan sebanyak ± 9%. Rumus kimia tanah liat yang digunakan pada produksi semen SiO2Al2O3.2H2O. Tanah liat yang baik untuk digunakan memiliki kadar air ± 20%, kadar SiO2 tidak terlalu tinggi ± 46%
4. Pasir besi digunakan sebanyak ± 1%. Pasir besi memiliki rumus kimia Fe2O3 (Ferri Oksida) yang pada umumnya selalu tercampur dengan SiO2 dan TiO2 sebagai impuritiesnya. Fe2O3 berfungsi sebagai penghantar panas dalam proses pembuatan terak semen. Kadar yang baik dalam pembuatan semen yaitu Fe3O2 ± 75% – 80%. Pada penggilingan akhir digunakan gipsum sebanyak 3-5% total
pembuatan semen (A). Potensi bijih besi nasional masih belum dimanfaatkan oleh industri baja nasional secara optimal karena kendala teknis dan investasi (Masduki, 2002). Dalam memproduksi baja banyak dibutuhkan material baik sebagai bahan baku diantaranya adalah bijih besi, maupun bahan imbuh dan bahan penolong. Jenis-jenis material yang umum dibutuhkan dalam memproduksi baja ditunjukan pada Gambar 8.1.
Tabel 8.1 memperlihatkan kebutuhan material untuk produksi baja di PT. Krakatau Steel sebelum & selama tahun 2000an. Sebagian besar material yang digunakan untuk memproduksi baja merupakan material impor. Dengan kondisi tersebut besar peluang untuk dilakukan pengembangan sumberdaya lokal untuk memasok kebutuhan industri baja.
Gambar 8.1 Material yang dibutuhkan untuk produksi 1 ton baja (Masduki, 2002)
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 64
Tabel 8.1 Kebutuhan Material untuk Produksi Baja 2.5 juta ton/tahun di PTKS
MATERIAL KEBUTUHAN (Ton) SUMBER
Pellet bijih besi 3.5 juta Swedia, Chili, dll
Besi skrap 1.7 juta Eropa, Lokal
Refraktori 39,000 China
Kapur bakar 250,000 Lokal
Bahan imbuh: FeSi, FeMn, SiMn
12,750 China
Elektroda 6,500 China
Alumunium 8,000 Lokal
Coke breeze 37,500 China
8.2 Peluang
Indonesia memiliki cadangan bijih besi yang dihasilkan dari tipe endapan pasir besi yang memiliki prospek untuk dimantaatkan pada pengembangan industri baja nasional (Tabel 8.2). Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya mineral yang sangat besar serta posisi yang strategis di kawasan Asia Pasifik mempunyai peluang untuk mengembangkan potensi mineralnya apabila ditunjang dengan strategi yang sesuai serta iklim berusaha yang mendukung.
Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pendapatan yang meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi akan menjadi pasar yang potensial bagi produk yang berbasis sumber daya mineral. Restrukturisasi industri di negara-negara maju juga akan membuka peluang sebagai pasar bijih besi Indonesia. Dengan sumber daya alam mineral logam besi yang kaya (Tabel 8.3), Indonesia memiliki peluang yang besar sebagai tempat relokasi industri dari negara maju, termasuk industri pengolahan hasil tambang.
Tabel 8.2 Cadangan Bijih Besi Lokal
TIPE
ENDAPAN
CADANGAN LOKASI
Laterit 936.447.000 ton
(Fe: 39,8 – 55,2%)
Kalimantan Selatan
Sulawesi Tenggara
Kontak Metasomatik
15.407.561 ton (Fe: 38 – 70,40%)
Sumatra Barat, Lampung, Kalimantan Barat, Flores,
Kalimantan Selatan
Sedimen 1.061.000 ton (Fe: 30 – 69%)
Aceh, Lampung, Jawa Barat
Pasir besi 158.893.645 ton (Fe: 34 – 59%, TiO2: 5,4
– 23,17%)
Aceh, Bengkulu, Lampung selatan, P.
Jawa dan Bali
Sumber : Yudawinata and Sunarya (1996)
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 65
Tabel 8.3 Potensi Sumberdaya dan Cadangan Mineral Logam Besi di Indonesia
Sumber: Pusat Sumber Daya Geologi, 2013
8.3 Kendala
Masih terdapatnya kasus tumpang-tindih lintas sektor dan terhambatnya proses ijin pinjam pakai menjadi salah satu kendala dalam pengembangan pertambangan di Indonesia. Hal ini menyebabkan sinkronisasi lebih lanjut untuk legislasi lintas sektor (pertambangan, kehutanan, lingkungan dan tata ruang) perlu segera diselesaikan. Belum optimalnya pelaksanaan kegiatan pertambangan yang baik dan benar juga menjadi kendala yang diantaranya menyebabkan munculnya PETI (perusahaan yang tidak mematuhi ketentuan pertambangan yang baik dan benar). Hal ini juga disertai dengan kurang berkembangnya sistem informasi geologi dan sumber daya mineral yang terpadu dengan memanfaatkan teknologi informasi yang mutakhir (adanya keterbatasan dalam kemampuan penguasaan teknologi). Bagaimana meningkatkan sumber daya manusia yang profesional baik dalam jumlah maupun kualitasnya untuk mempelajari teknologi ini sangat diperlukan.
Dengan rencana pengembangan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral di Indonesia yang pada saat ini jumlahnya masih terbatas, akan memerlukan infrastruktur pendukung seperti jalan, pelabuhan dan yang paling penting dukungan sumber energi. Sehingga penyediaan infrastruktur untuk mendukung aktivitas ekonomi tersebut harus segera terlaksana. Hal ini juga akan berdampak pada bagaimana meningkatkan keterkaitan antara usaha pertambangan dengan industri pengolahan dan sektor-sektor lainnya. Hal yang harus diingat juga bahwa berbagai kegiatan usaha pertambangan tersebut mulai dari eksplorasi,
BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM
1 Besi Laterit/Laterite Iron 1.879.728.017,30 684.517.136,67 424.146.020,00 101.405.611,09
2 Besi Primer/Primary Iron 712.464.366,32 401.771.218,67 65.579.511,00 39.825.354,30
3 Besi Sedimen 18.661.823,37 11.748.735,25 18.625.623,37 11.745.536,95
4 Kobal/Cobalt 1.481.642.000,00 1.630.161,04 490.336.020,00 471.693,33
5 Kromit Plaser/Placer Chromite 5.782.929,00 2.442.554,30 4.078.029,00 2.834.916,25
6 Kromit Primer/Chromite 32.254.881,50 75,91 - -
7 Mangan/Manganese 15.490.762,73 6.304.770,42 4.429.029,00 2.834.916,25
8 Molibdenum/Molydenum 706.000.005,59 238.400,39 - -
9 Nikel/Nickel 3.565.478.997,00 52.152.471,35 1.168.108.558,40 21.625.738,10
10 Pasir Besi/Iron Sand 2.116.772.029,90 425.416.226,90 173.810.612,00 25.412.652,63
11 Titan Laterit/Lateritic Titanium 741.298.559,00 2.985.335,15 - -
12 Titan Plaser/Placer Titanium 71.314.609,90 7.192.219,95 1.480.000,00 118.306,00
NOKOMODITI
COMMODITIES
TOTAL SUMBER DAYA (TON) TOTAL CADANGAN (TON)
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 66
penambangan, serta pengolahan dan pemurnian hasil tambang memerlukan dana yang besar.
Kegiatan usaha pertambangan juga banyak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian fungsi lingkungan hidup fisik meliputi air, udara, tanah, dan bentang alam, ataupun nonfisik seperti sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Hal ini terutama pertambangan yang diusahakan oleh rakyat setempat yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan ataupun peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sementara itu, usaha pertambangan rakyat secara tradisional tidak mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat penambang secara nyata. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pertambangan secara efektif sehingga usaha pertambangan rakyat dapat ditata dan dikembangkan secara mantap dan terpadu sebagai bagian integral dari sistem pertambangan nasional yang berwawasan lingkungan.
Arus globalisasi telah mendorong terjadinya persaingan yang makin ketat dalam menarik investasi, baik persaingan antar negara maupun persaingan antar sektor ekonomi. Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menciptakan iklim investasi yang lebih mendukung serta sistem insentif untuk menarik masuknya investor baru dalam usaha pertambangan.
8.4 Regulasi
Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan landasan konstitusional pengelolaan sumber daya mineral dan batubara yang pada hakikatnya mengamanatkan bahwa bumi, air dan kekayaan alam termasuk batubara, merupakan sumber daya alam tak terbarukan yang mempunyai peranan penting dalam memenuhi hajat hidup orang banyak. Oleh karena itu pengelolaannya harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Undang-Undang No.4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, mempengaruhi sistem perizinan, kebijakan DMO dan kebutuhan nilai tambah pada produk pertambangan. Undang-Undang No.4 tahun 2009 (pasal 108 dan 109) ini pun merupakan perwujudan kebijakan sosial yang ada di sektor pertambangan (comdev). Pada pasal tersebut dinyatakan pemegang Izin Usaha Pertambangan dan Izin Usaha Pertambangan Khusus wajib menyusun program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini diperkuat dengan peraturan pemerintah No. 23 tahun 2010 (pasal 106 – 109) tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Ada tiga alasan penting bagi perusahaan melakukan comdev, antara lain untuk mendapatkan izin lokal beroperasinya perusahaan, menciptakan sustainable future (masa depan yang berkelanjutan), dan sebagai sarana bagi perusahaan untuk
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 67
memenuhi sasaran-sasaran usahanya. Kebijakan sosial di sektor pertambangan mempunyai arti khusus dalam memecahkan masalah atau peningkatan kesejahteraan sosial untuk pembangunan yang berkelanjutan dan menciptakan kemandirian, bukan ketergantungan.
Dalam pengelolaan tambang, ada dua aspek penting yang harus diperhatikan yaitu aspek lingkungan dan aspek sosial-ekonomi. Kedua aspek ini akan saling berintegrasi sampai dengan suatu tambang tutup. Dengan demikian harus ada program CSR yang tepat sasaran dan sesuai perencanaan. Aspek lingkungan dan sosial serta program CSR yang saling berintegrasi dengan didasari platform kebijakan ekonomi dan sosial serta regulasi yang ada maka akan tercapai kemandirian masyarakat dan pembangunan berkelanjutan (Gambar 8.2).
Sumber: Persentasi CSR, diolah
Gambar 8.2 Keterkaitan CSR dengan Kebijakan Sosial Pada tahun 2009, dikeluarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 34
(Permen 34/2009) tentang Pengutamaan Pemasokan Kebutuhan Mineral dan Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri. Permen 34/2009 yang bertujuan untuk mengatasi dan mencegah kelangkaan pasokan mineral dan batubara sekaligus menjamin pasokan di dalam negeri. Ketentuan mengenai pengutamaan pemasokan kebutuhan mineral dan batubara untuk dalam negeri ini berlaku kepada Badan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (BUPMB). BUPMP terdiri dari: Kontrak Karya (KK), Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi Produksi. BUPMB wajib menjual
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 68
mineral atau batubara yang diproduksi kepada Pemakai Mineral Dalam Negeri (PMDN) atau kepada Pemakai Batubara Dalam Negeri (PBDN).
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan dikeluarkan untuk menata pertambangan agar dapat dimanfaatkan dengan baik dan meminimalisir tumpang tindih penggunaan lahan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, budaya dan ekonomi.
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan. Peningkatan nilai tambah produk pertambangan sangat penting mengingat selama ini peran Indonesia hanya sebagai produsen atau penjual bahan galian tambang yang sebagian besar tanpa diolah sementara industri dalam negeri yang berbasis tambang masih mengimpor bahan baku tersebut dari negara lain yang bahan bakunya berasal dari Indonesia. Beberapa komoditas mineral logam telah diolah di dalam negeri menjadi produk akhir seperti bijih timah, bijih nikel dan bijih tembaga. Pemerintah dalam hal ini telah mengatur mengenai peningkatan nilai tambah.
Pemanfaatan bahan dan hasil tambang terus dikembangkan melalui peningkatan produksi dan usaha pemasarannya di dalam negeri dan di luar negeri serta pengolahannya perlu didukung oleh industri pengolahan yang maju agar mampu meningkatkan nilai tambah dan pendapatan negara. Pemerintah juga mengeluarkan beberapa kebijakan untuk dapat menjalankan pengelolaan pertambangan dengan mendorong pengembangan nilai tambah produk komoditi hasil tambang, antara lain pengolahan, pemurnian, local content, local expenditure, tenaga kerja dan CSR. Berdasarkan PP 23/2010 tersebut, Menteri ESDM memiliki wewenang menetapkan kebutuhan mineral dan batubara di dalam negeri. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan untuk industri pengolahan dan pemakaian langsung. Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Operasi produksi diperkenankan mengekspor mineral dan batubara yang mereka produksi setelah kebutuhan di dalam negeri terpenuhi.
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 membahas tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Dalam peningkatan pembinaan dan pengawasan dilakukan inspeksi terpadu Pemerintah Pusat dan Daerah dengan menyiapkan inspektur tambang serta kerjasama untuk audit terhadap perusahaan tambang di daerah. Pembangunan pertambangan diselenggarakan secara terpadu dengan pembangunan daerah dan pembangunan berbagai sektor lainnya, terutama yang berkaitan erat dengan perluasan lapangan kerja dan kesempatan usaha, serta pengembangan wilayah dengan selalu memperhatikan kebutuhan masa depan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 69
Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca tambang, mengisyaratkan bahwa pembangunan berkelanjutan pada daerah bekas tambang akan menjadi promosi yang baik terhadap industri pertambangan untuk beroperasi di daerah prospek lainnya. Kesemua ini dilakukan untuk memajukan ekonomi tanpa menghabiskan modal alam.
Perpres No. 32 Tahun 2011 telah mencanangkan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk jangka waktu 2011 – 2025.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 70
9. KEGIATAN INVENTARISASI PASIR BESI OLEH PUSAT SUMBER
DAYA GEOLOGI
Ekplorasi pasir besi sudah dilakukan oleh Pusat Sumber Daya
Geologi, Badan Geologi dimulai dari tahun 1971 hingga 2011. Terdapat 32
kegiatan inventarisasi pasir besi di Pulau Jawa, Nusa Tenggara, Sumatera,
Sulawesi, dan Kepulauan Maluku (Tabel 9.1).
Tabel 9.1 Kegiatan Inventarisasi Pasir Besi
1. Eksplorasi Sentjara Umum Endapan Pasir Besi Pantai Selatan Jogjakarta
1971
2. Laporan Pendahuluan Eksplorasi Endapan Pasir Besi Titanam Di
Pantai Selatan Kulon Progo Jogjakarta
1971
3. Titano Iron Deposit at The Southern Coast Of Kulon-Progo (West-Progo) Jogjakarta
1971
4. Laporan Perdjalanan Dinas Pada Endapan Pasir Besi Titan Dipantai
Selatan Djawa Tengah,Djawa Timur Dan P.Bali
1972
5. Keterangan Singkat Tentang Tjara Pengambilan Dan Preparasi Tjonto Endapan Pasir Besi Pantai Selatan Djawa
1972
6. Rentjana Kerdja Eksplorasi Pendahuluan Pada Pasir Besi Titan
Pantai Selatan Djampang Kulon Djawa Barat
1972
7. Eksplorasi Pendahuluan Terhadap Endapan Pasir Besi Titan Di Daerah Pangandaran – Parigi Jawa Barat
1972
8. Laporan Perjalanan Dinas Pada Peninjauan Endapan Pasir Besi
Titan Di Pantai Selatan Pulau Jawa dan Bali Bersama Team New Zealand
1972
9. Laporan Pendahuluan Penyelidikan Endapan Pasir Besi Titan Di
Pantai Selatan Jampang Kulon Jawa Barat
1972
10. Hasil Penyelidikan Terhadap Endapan Pasir Besi Titan Di Daerah Pantai Jampang Kulon Jawa Barat
1973
11. Laporan Perihal Potensi Dan Prospek-Prospek Dari Deposit Pasir
Besi Jogya Dalam Rangka Pendirian Proyek Pabrik Baja
1973
12. Reconnaicance Report On The iron Sand Of Southern Coast OF Flores
1974
13. Laporan Eksplorasi Pendahuluan Pasir Besi Puger Pasirian Jawa
Timur
1974
14. Penyelidikan Singkat Terhadap Pasir Besi Di Daerah Pantai Teluk Betung Dan Kalianda Lampung Selatan
1976
15. Peninjauan Terhadap Penyebaran Pasir Besi Di Sekitar Pantai Kota 1976
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 71
16. Eksplorasi Pasir Besi Titan Di Daerah Pantai Selatan Cianjur-Sukabumi Jawa Barat
1980
17. Hasil Eksplorasi Endapan Pasir Besi Di Daerah Pantai Pasur Dan Jolosutro Blitar
1981
18. Hasil Eksplorasi Endapan Pasir Besi-Titan Di Daerah Pantai antara S. Cibuni – S. Ci Kakap Cianjur Jawa Barat
1982
19. Hasil Eksplorasi Endapan Pasir Besi – Titan Di Daerah Pantai Antara S. Cibuni – S. Cikaso Sukabumi Jawa Barat
1982
20. Laporan Eksplorasi Endapan Pasir Besi di Daerah Brebes – Tegal, Jawa Tengah
1983
21. Exploration For Titanoferous Iron Sand in the Coastial Area Of Cipatujah, West Java
1984
22. Percobaan Pelindian Titanium Dioksida (TiO2) Dari Konsentrat Pasir
Besi Daerah Yogyakarta Dengan Asam Sulfat
1990
23. Reduksi Langsung Pasir Besi Dari Kulonprogo Yogyakarta Dengan Batubara Dan CO2
1991
24. Penyelidikan Pendahuluan Bahan Galian Pasir Besi Di Kabupaten
Sumba Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur
1995
25. Inventarisasi Endapan Pasir Besi Di Provinsi Sulawesi Utara 2006
26. Eksplorasi Endapan Pasir Besi Di Daerah Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara
2006
27. Laporan Eksplorasi Endapan Pasir Besi Di Daerah Kabupaten
Halamhera Utara Provinsi Maluku
2006
28. Laporan Eksplorasi Pasir Besi Di Kabupaten Manggaria Provinsi Nusa Tenggara Timur
2006
29. Laporan Eksplorasi Umum Endapan Pasir Besi Di Kabupaten
Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara
2007
30. Eksplorasi Umum Pasir Besi Di Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat
2008
31. Pasir Besi Di Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung 2011
32. Laporan Prospeksi Pasir Besi DI Kabupaten Lampung Barat Provinsi
Lampung
2011
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 72
10. POTENSI PASIR BESI DI INDONESIA
Berdasarkan data neraca sumberdaya dan cadangan mineral logam
Indonesia Tahun 2013, total sumber daya konsentrat pasir besi sebesar 2.121.476.550 ton dan total logam besi sebesar 443.732.972 ton. Sedangkan total cadangan konsentrat pasir besi di Indonesia adalah sebesar 173.810.612 ton, dengan total cadangan logam besi sebesar 25.412.653 ton. Data yang tersebar pada 67 lokasi di seluruh Indonesia, kecuali Pulau Kalimantan tersebut bersumber dari hasil penyelidikan Pusat Sumber Daya Geologi dan beberapa dari pemegang Ijin Usaha Pertambangan dan Kontrak Karya. Namun data tersebut kemungkinan besar merupakan data pesimistik, karena ada data lain yang belum terinventarisasi, yaitu data yang bersumber dari pemegang Ijin Usaha Pertambangan Pasir Besi yang tidak melaporkan atau tidak tercatat data sumber daya atau bahkan cadangannya. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara sampai dengan tahun 2012 terdapat 219 Ijin Usaha Pertambangan Pasir Besi dengan perincian 81 IUP Eksplorasi, 1 IUP Studi Kelayakan dan 137 IUP Operasi Produksi. Dengan kegiatan status perijinan Operasi Produksi seharusnya data sumber daya dan cadangan sudah tersedia, sehingga bila seluruh atau sebagian data tersebut terhimpun, maka data sumber daya dan cadangan pasir besi akan meningkat.
Dari 67 lokasi potensi tersebut, 2 lokasi diantaranya tidak terdapat di pantai, yaitu di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur yang merupakan luapan lumpur Sidoarjo dan di Timika, Papua yang merupakan lokasi tailing penambangan tembaga PT. Freeport.
Selain mengandung besi, di beberapa lokasi endapan pasir besi juga mempunyai kandungan titanium dalam bentuk mineral ilmenit (FeTiO3). Di beberapa tempat seperti di pantai selatan Pulau Jawa kandungannya mencapai 11% sampai dengan 13%. 10.1. Pulau Sumatera
Di Pulau Sumatera, lokasi sumber daya dan cadangan pasir besi dijumpai di beberapa provinsi, yaitu : Provinsi Aceh, Bengkulu dan Lampung. Di Provinsi Aceh, pasir besi dijumpai di Kota Banda Aceh yaitu endapan pasir pantai berupa magnetit dan ilmenit dengan kadar Fe total 55%, total sumber daya bijih tertunjuk sebesar 2.897.114 ton dan sumber daya logam tertunjuk sebesar 1.593.413 ton.
Di Provinsi Bengkulu, pasir besi dijumpai di Kabupaten Seluma, Mukomuko dan Bengkulu Utara. Perincian lokasi, kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber daya, dan keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel 10.1.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 73
Tabel 10.1 Potensi Pasir besi di Provinsi Bengkulu (Tabel Bukan Potensi Provinsi Bengkulu)
Di Provinsi Lampung, potensi pasir besi dapat dijumpai di Kabupaten Lampung Barat, Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung dengan perincian lokasi, kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber daya, cadangan dan keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel 10.2.
Tabel 10.2 Potensi Pasir besi di Provinsi Lampung
NO LOKASI KECAMATAN KABUPATENTINGKAT
PENYELIDIKAN
SUMBER DAYA
TERTUNJUK KETERANGAN
1 Blok Malaya-Cahaya Negeri-Lemong Pesisir Utara Lampung Barat Prospeksi 50.525
2 Kotakarang Pesisir Utara Lampung Barat Prospeksi 40.884
3 Baturaja-Way Guday Pesisir Utara Lampung Barat Prospeksi 26.082
4 Tanjungjati Pesisir Selatan Lampung Barat Prospeksi 53.267
5 Kalianda Kalianda Lampung Selatan Eksplorasi Umum 661.895 Kadar Fe total 46,05%
6 Teluk Betung Tanjungkarang Timur Kota Bandar Lampung Eksplorasi Umum 112.776 Kadar Fe total 50%
945.429
Kadar Fe total 37,24%
J u m l a h
NO LOKASI KECAMATAN KABUPATENTINGKAT
PENYELIDIKAN
SUMBER DAYA
TERTUNJUK KETERANGAN
1 Blok Malaya-Cahaya
Negeri-Lemong Pesisir Utara Lampung Barat Prospeksi
50.525
2 Kotakarang Pesisir Utara Lampung Barat Prospeksi 40.884
3 Baturaja-Way Guday Pesisir Utara Lampung Barat Prospeksi 26.082
4 Tanjungjati Pesisir Selatan Lampung Barat Prospeksi 53.267
5 Kalianda Kalianda Lampung Selatan Eksplorasi Umum 661.895 Kadar Fe total 46,05%
6 Teluk Betung Tanjungkarang Timur Kota Bandar Lampung Eksplorasi Umum 112.776 Kadar Fe total 50%
945.429
Kadar Fe total 37,24%
J u m l a h
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 74
Gambar 10.1 Peta Potensi Pasir Besi Pulau Sumatera
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 75
Tabel 10.3 Sumber Daya dan Cadangan Pasir Besi di Pulau Sumatera
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 76
10.2. Pulau Jawa Potensi pasir besi di Pulau Jawa dijumpai di Provinsi Jawa Barat,
Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta dan Jawa Timur. Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan data lokasi sebaran
potensi terbanyak, yaitu di Kabupaten Cianjur, Sukabumi, Tasikmalaya, Ciamis, dan Subang dengan perincian lokasi, kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber daya, cadangan dan keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel 10.4.
Tabel 10.4 Potensi Pasir besi di Provinsi Jawa Barat
Gambar 10.2 Endapan pasir besi titan sepanjang Pantai Sindangbarang
dan Cidaun, Kabupaten Cianjur
TERTUNJUK TERUKUR
1 Cibadogol,
Citanglar
Ciemas Sukabumi Eksplorasi Umum 6.676.925 - - F total 37,8%
2 Sindangbarang Sindangbarang Cianjur Eksplorasi Rinci - 4.039.651 - Fe total 57,43%
3 Cidaun Cidaun Cianjur Eksplorasi Rinci - 3.329.500 - Fe total 57,43%,
TiO2 12,73%
4 Cijulang Cijulang Ciamis Eksplorasi Umum 162.222 - - Fe total 60%
5 Cikakap, Cikaso Tegalbuleud Sukabumi Eksplorasi Umum 9.786.229 - - Fe total 57%
6 Cikalong Cipatujah,
Karangnunggal
Tasikmalaya Eksplorasi Umum 2.357.390 - - Fe total 56,13%
7 Cipatujah Cipatujah Tasikmalaya Eksplorasi Rinci - - 1.302.000 Fe total 56,32%
8 Cidadap Karangnunggal Tasikmalaya Eksplorasi Umum 4.570.000 Fe total 35% s.d.
60%
9 Pangandaran Pangandaran Ciamis Eksplorasi Umum 113.094 - - Fe total 59%
10 Pantai Utara
Pamanukan
Pusakanagara Subang Eksplorasi Umum 30.021 - - Fe total 54,7%
23.695.881 7.369.152 1.302.000
KETERANGANSUMBER DAYA KONSENTRAT (ton)CADANGAN TERKIRA
KONSENTRAT (ton)
J u m l a h
NO. LOKASI KECAMATAN KABUPATENTINGKAT
PENYELIDIKAN
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 77
Gambar 10.3 Endapan pasir besi undak tua yang ditemukan di Kampung
Taibeusi, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur
Gambar10.4 Endapan pasir besi titan sepanjang Pantai Sindangbarang
dan Cidaun, Kabupaten Cianjur
Di Provinsi Jawa Tengah, pasir besi dijumpai di pantai selatan
maupun di pantai utara, yaitu di Kabupaten Cilacap, Purworejo dan Jepara dengan perincian lokasi, kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber daya, cadangan dan keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel 10.5
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 78
Tabel 10.5 Potensi Pasir besi di Provinsi Jawa Tengah
Di Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta, kegiatan pertambangan
pasir besi dengan menerapkan tahapan yang benar dijumpai di daerah pantai antara Sungai Progo sampai Sungai Bogowonto, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo. Wilayah ini dikelola oleh PT. Jogja Mangasa dengan total sumber daya konsentrat dan cadangan konsentrat masing-masing 230.801.330 ton dan 169.078.612 ton dengan kadar Fe 12,8% sampai dengan 13,7%. Selain di Kulon Progo, pasir besi juga dijumpai di pantai antara Sungai Opak dan Sungai Progo Kabupaten Bantul dengan sumber daya tertunjuk konsentrat 2.011.033 ton dan total cadangan 399.879.942 ton dan kadar Fe total 59%.
Di Provinsi Jawa Timur, endapan pasir besi tercatat dijumpai di 4 lokasi, 3 lokasi di pantai yaitu Desa Popoh dan Perigi, pantai selatan Tulungagung (Tabel 10.6), di Pantai Pasirian sampai Puger Kabupaten Jember, Lumajang dan di Rejosari serta 1 lokasi di daerah luapan lumpur Sidoarjo. Berdasarkan hasil survey, lumpur Sidoarjo mengandung besi 3,5%, sehingga bila dikalikan volume lumpurnya 46.153.500 ton, maka sumberdaya besinya 1.638.449 ton.
Tabel 10.6 Potensi Pasir besi di Provinsi Jawa Timur
CADANGAN KONSENTRAT (ton)
TERKIRA TERBUKTI
1 Adipala Cilacap Eksploitasi 780.000 Kadar Fe Total 52%
2 Pantai selatan
Kutoarjo
Purworejo Eksploitasi 1.700.000 250.000 Kadar Fe total 47,4%,
3 Pantai Keling -
Bangsri
Jepara Eksplorasi Rinci 9.714.000 Kadar Fe total 66,8%
9.714.000 1.700.000 1.030.000
SUMBER DAYA TERUKUR
KONSENTRAT ( ton )KETERANGANNO LOKASI KABUPATEN
TINGKAT
PENYELIDIKAN
J u m l a h
HIPOTETIK TERTUNJUK TERUKUR1 Ds.Popoh dan
Perigi, Pantai
Sel.Tulungagung
Campur Darat, Tanggung
Gunung
Tulungagung Eksplorasi Umum 1.100 Fe total 42%
2 Porong Porong Sidoarjo Survei Tinjau 46.153.500 Lumpur Lapindo, Fe 3,55 %
3 Pantai Pasirian
sampai Puger
Pesisiran, Tempeh, Kunir,
Yosowilangun, Kencong,
Gumukmas, Puger
Lumajang, Jember Eksplorasi Rinci 700.000 Fe total 49,7%,
4 Rejosari Kalidawir Tulungagung Eksplorasi 253.753
46.153.500 1.100 253.753 700.000
KETERANGANSUMBER DAYA KONSENTRAT (ton) CADANGAN KONSENTRAT
TERKIRA (ton)
J u m l a h
NO LOKASI KECAMATAN KABUPATENTINGKAT
PENYELIDIKAN
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 79
Gambar 10.5 Peta Potensi Pasir Besi Pulau Jawa
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 80
Tabel 10.7 Sumber Daya dan Cadangan Pasir Besi di Pulau Jawa
BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM1 Cibadogol, Citanglar Ciemas Sukabumi Jawa Barat Eksplorasi Umum - - 6.676.925 2.523.878 - - - - - - Fe 37,8%
2 Sindangbarang Sindangbarang Cianjur Jawa Barat Eksplorasi Rinci - - - - 4.039.651 2.319.972 - - - - Fe 57,43% Dinas PSDAP Kab. Cianjur
2002
3 Cidaun Cidaun Cianjur Jawa Barat Eksplorasi Rinci - - - - 3.329.500 1.912.132 - - - - Kadar 57,43 % Fe, 12,73 % TiO2 Dinas PSDAP Kab. Cianjur
2002
4 Cijulang Cijulang Ciamis Jawa Barat Eksplorasi Umum - - 162.222 97.333 - - - - - - Fe 60%
5 Cikakap, Cikaso Tegalbuleud Sukabumi Jawa Barat Eksplorasi Umum - - 9.786.229 5.578.151 - - - - - - Fe 57%
6 Cikalong Cipatujah,
Karangnunggal
Tasikmalaya Jawa Barat Eksplorasi Umum - - 2.357.390 1.323.203 - - - - - - Fe 56,13%
7 Cipatujah Cipatujah Tasikmalaya Jawa Barat Eksplorasi Rinci - - - - - 1.302.000 733.286 - - Fe 56,32%, Jumlah fraksi magnetik
1.302.000 ton.
Laporan Tahunan 2000,
PT. ANTAM, tbk
8 Pangandaran Pangandaran Ciamis Jawa Barat Eksplorasi Umum - - 113.094 66.725 - - - - - - Fe 59% Djumhani, 1978, Laporan
Teknik Proyek Survey
Mineral Logam, Dit. Geologi,
1977-1978
9 Pantai Utara Pamanukan Pusakanagara Subang Jawa Barat Eksplorasi Umum - - 30.021 16.421 - - - - - - Fe 54,7%
10 Adipala Adipala Cilacap Jawa Tengah Operasi Produksi - - - - - - - - 780.000 405.600 Ketebalan rata-rata 3 s/d 8 meter,
Kadar Fe 52%, Jumlah fraksi magnetik
780.000 ton.
Laporan Tahunan 2004,
PT. ANTAM, tbk
11 Pantai selatan Kutoarjo Kutoarjo Purworejo Jawa Tengah Operasi Produksi - - - - - - 1.700.000 812.600 250.000 118.575 Konsentrat, kadar Fe = 47,4%, Summary 2005, PT. Antam,
tbk, s/d 31 Desember 2005
12 Pantai Keling - Bangsri Keling - Bangsri Jepara Jawa Tengah Eksplorasi Rinci - - - - 9.714.000 6.488.952 - - - - Berupa magnetit & hematit, Kadar
Fe2O3 rata-rata 66,8%
Laporan PT. Pasir Rantai
Emas, 2012
13 S. Progo - S.
Bogowonto
Wates, Panjatan Kulon Progo D.I. Jogjakarta Studi Kelayakan - -193.100.000 26.454.700 37.701.330 4.825.770 139.606.193 18.986.442 29.472.419 4.008.249
Kadar Fe 12,8 - 13,7 % F(COG5%) Studi Kelayakan PT Jogja
Mangasa Iron, 2011
14 S. Progo - S. Opak Srandakan, Sanden Bantul D.I. Jogjakarta Eksplorasi Umum 2.011.033 1.186.509 Konsentrat pasir besi endapan pantai,
kadar Fe 59%
DSM, 1996
15 Ds.Popoh dan Perigi,
Pantai Sel.Tulungagung
Campur Darat,
Tanggung Gunung
Tulungagung Jawa Timur Eksplorasi Umum - - 1.100 462 - - - - - - Terdpt pd gumuk sepanjang pantai
Popoh dengan kadar Fe 42%
16 Porong Porong Sidoarjo Jawa Timur Survei Tinjau 46.153.500 1.638.449 - - - - - - - - Dari Lumpur Lapindo, Kadar Fe 3,55
%
KPP Konservasi, 2007
17 Pantai Pasirian sampai
Puger
Pesisiran, Tempeh,
Kunir, Yosowilangun,
Kencong, Gumukmas,
Puger
Lumajang, Jember Jawa Timur Eksplorasi Rinci - - - - - - 700.000 347.900 - - Konsentrat, kadar Fe 49,7 % , Summary 2005, PT. Antam,
tbk, s/d 31 Desember 2005
18 Rejosari Kalidawir Tulungagung Jawa Timur Eksplorasi 253.753 Laporan CV. Sumber Mas,
2012
19 Cidadap Karangnunggal Tasikmalaya Jawa Barat 4.570.000 2.376.400 Kadar Fe total 35% s.d.60% Laporan PT Mina Bandar
Galunggung, 2011
46.153.500 1.638.449 218.808.014 39.623.783 55.038.235 15.546.826 143.308.193 20.880.229 30.502.419 4.532.424J u m l a h
SUMBER DAYA ( ton ) CADANGAN (ton)
KETERANGAN SUMBER DATAHIPOTETIK TERTUNJUK TERUKUR TERKIRA TERBUKTINO LOKASI KECAMATAN KABUPATEN PROPINSITINGKAT
PENYELIDIKAN
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 81
10.3. Nusa Tenggara
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat, endapan pasir besi terdata di
Pulau Lombok dan Sumbawa dengan status sumber daya hipotetik. Di
Pulau Lombok, pasir besi dijumpai di pantai barat dan pantai timur,
sedangkan di Pulau Sumbawa dijumpai di pantai utara dengan perincian
lokasi, kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber daya,
cadangan dan keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel 10.8.
Tabel 10.8 Potensi Pasir besi di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur, endapan pasir besi terdata di
Pulau Flores dan Sumba. Di Pulau Flores, pasir besi dijumpai di daerah
pantai selatan Kabupaten Manggarai Timur dan Ende, sedangkan di Pulau
Sumba dijumpai di Kabupaten Sumba Barat dengan perincian lokasi,
kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber daya, cadangan dan
keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel 10.9.
Tabel 10.9 Potensi Pasir besi di Provinsi Nusa Tenggara Timur
1 Tawun, Ds Sekotong Sekotong Lombok Barat Survai Tinjau 7 Kadar Fetotal 63%
2 Pantai Labuhan Haji Selong Lombok Timur Survai Tinjau 200 Kadar Fetotal 59%
3 Pantai Sanggar Sanggar Bima Survei Tinjau 1.328 Fe 1,7 - 12%
4 Pantai Tolokala Kilo Dompu Survei Tinjau 2.745 Fe 1 - 10%
5 Pantai Sowa, Pantai
Tololai, Pantai Wisata
Donggo Bima Survai Tinjau 2.025 Kadar Fe total 64%
6 Pantai Saniang Darat Wera Bima Survai Tinjau 13.828 Kadar Fe Oksida 71%
20.134J u m l a h
SUMBER DAYA HIPOTETIK
KONSENTRAT (ton)NO. LOKASI KECAMATAN KABUPATEN
TINGKAT
PENYELIDIKANKETERANGAN
SUMBER DAYA KONSENTRAT (ton)
TEREKA TERTUNJUK
1 Pantai Selatan
Ende-Phondo
Nangapanda,
Ende
Ende Eksplorasi Umum 568.824 Fe rata-rata 15
2 Wendewa Utara Laratama Sumba Barat Eksplorasi 50.000 Fe2O3 58 - 64 %
3 Patawang Rindi Umalulu Sumba Timur Eksplorasi 50.000 Fe2O3 51 %
4 Nangarawa Borong Manggarai
Timur
Eksplorasi Umum 134.520 Fe total 53,07 %
100.000 703.344
KETERANGAN
J u m l a h
NO LOKASI KECAMATAN KABUPATENTINGKAT
PENYELIDIKAN
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 82
Gambar 10.6 Peta Potensi Pasir Besi Pulau Nusa Tenggara
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 83
Tabel 10.10 Potensi Sumber Daya dan Cadangan Pasir Besi di Nusa Tenggara
BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM1 Tawun, Ds Sekotong Sekotong Lombok Barat Nusa Tenggara Barat Survai Tinjau 7 4 - - - - Endapan rombakan pantai mutu
belum diketahui, Kadar Fe 63%
2 Pantai Labuhan Haji Selong Lombok Timur Nusa Tenggara Barat Survai Tinjau 200 118 - - - - Endapan rtombakan pantai, berlapis
tipis, Kadar Fe 59%
3 Pantai Sanggar Sanggar Bima Nusa Tenggara Barat Survei Tinjau 1.328 80 - - - - Fe 1,7 - 12% Kanwil DPE NTB, 1994
4 Pantai Tolokala Kilo Dompu Nusa Tenggara Barat Survei Tinjau 2.745 137 - - - - Fe 1 - 10% Kanwil DPE NTB, 1994
5 Pantai Sowa, Pantai
Tololai, Pantai Wisata
Donggo Bima Nusa Tenggara Barat Survai Tinjau 2.025 1.355 - - - - Endapan panta lapisan tipis Mutu
belum diketahui, Kadar Fe 64%
6 Pantai Saniang Darat Wera Bima Nusa Tenggara Barat Survai Tinjau 13.828 1.381 - - - - Endapan rombakan pantai lapisan
tipis, Kadar Fe Oksida 71%
7 Pantai Selatan Ende-
Phondo
Nangapanda, Ende Ende Nusa Tenggara Timur Eksplorasi Umum - - - - 568.824 85.324 Endapan Pantaidan dengan kadar
rata-rata 15 % Fe mineral ikutan
Titan
DSM, Eksplorasi Logam Besi
di Pesisir Selatan kab. Ende.
NTT
8 Wendewa Utara Laratama Sumba Barat Nusa Tenggara Timur Eksplorasi - - 50.000 30.500 - - Fe2O3 58 - 64 % DIM 2004
9 Patawang Rindi Umalulu Sumba Timur Nusa Tenggara Timur Eksplorasi - - 50.000 25.500 - - Fe2O3 51 % DIM 2004
10 Nangarawa Kota Komba Manggarai Timur Nusa Tenggara Timur Ekspolrasi Umum 134.520 71.390 Kadar Fe Total 53,07% PSDG, Laporan Eksplorasi
Pasir Besi Kabupaten
Manggarai, 2006
20.134 3.076 100.000 56.000 703.344 156.713J u m l a h
SUMBER DAYA ( ton )
KETERANGAN SUMBER DATAHIPOTETIK TEREKA TERTUNJUKNO LOKASI KECAMATAN KABUPATEN PROPINSITINGKAT
PENYELIDIKAN
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 84
10.4. Pulau Sulawesi
Potensi pasir besi di Pulau Sulawesi dijumpai di Provinsi Sulawesi
Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara dengan
tingkat penyelidikan survei tinjau sampai dengan eksplorasi umum.
Di Provinsi Sulawesi Selatan, endapan pasir besi terdata di 3
kabupaten, yaitu Kabupaten Jeneponto, Selayar dan Takalar dengan
perincian lokasi, kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber
daya, dan keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel 10.11.
Tabel 10.11 Potensi Pasir besi di Provinsi Sulawesi Selatan
Di Provinsi Sulawesi Barat, endapan pasir besi hanya terdata di 1
lokasi yang merupakan hasil kegiatan Prospeksi Mineral Logam di
Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Pusat Sumber Daya Geologi
Tahun 2010, yaitu di daerah Paku Kecamatan Binuang dengan sumber
daya konsentrat hipotetik 2.088.000 ton dan kadar Fe 5,6 sampai dengan
5,9%.
Di Provinsi Sulawesi Tengah, endapan pasir besi juga hanya terdata
di 1 lokasi yaitu di Pantai Kola Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten
Morowali dengan sumber daya tereka konsentrat 355331 ton dan kadar
Fe2O3 23,7-28,7%.
Potensi endapan pasir besi di Sulawesi Utara seluruhnya merupakan
hasil kegiatan Inventarisasi Pasir Besi Pusat Sumber Daya Geologi Tahun
2006 dan tahun 2007 dengan perincian lokasi, kecamatan, kabupaten,
SUMBER DAYA KONSENTRAT (ton)
HIPOTETIK TEREKA TERTUNJUK
1 Pabiringa Binamu Jeneponto Eksplorasi Umum - 7.809
2 Kampala Arungkeke Jeneponto Eksplorasi Umum 19.695
3 Bulo-bulo Arungkeke Jeneponto Eksplorasi Umum 72.406
4 Punagaya Arungkeke Jeneponto Eksplorasi Umum 20.103
5 Parapungta Galesong
Selatan
Takalar Survei Tinjau 2.865.000 - - Fe total 40%
6 Batubatu-
Bontosunggu
Galesong Utara Takalar Prospeksi - 1.984.000 - Fe2O3 17%, FeO 16%
7 Bontokonan-
Bontomaru
Galesong
Selatan
Takalar Prospeksi - 2.865.000 - Fe2O3 7,5%, FeO
6,7%
8 TanahJampea Pasimasungu Selayar Survei Tinjau 37.500 - - Fe total 43%
2.902.500 4.849.000 120.013
NO LOKASI KECAMATAN KABUPATEN KETERANGAN
Fe total 45,48%
J u m l a h
TINGKAT
PENYELIDIKAN
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 85
tingkat penyelidikan, sumber daya, cadangan dan keterangan kandungan
besi tercantum dalam tabel 10.12.
Tabel 10.12 Potensi Pasir besi di Provinsi Sulawesi Utara
HIPOTETIK TERTUNJUK
1 Poigar Tenga Bolaang
Mongondow
Survei Tinjau 4.955.543 Kadar Fe 42.04 %
2 Lolan Poigar Bolaang
Mongondow
Survei Tinjau 11.724.893 Kadar Fe 45.73 %
3 Lolak Lolak Bolaang
Mongondow
Survei Tinjau 65.613.563 Kadar Fe 53.44 %
4 Bintauna Bintauna Bolaang
Mongondow
Survei Tinjau 16.321.692 Kadar Fe 36.28 %
5 Kotabunan Kotabunan Bolaang
Mongondow
Survei Tinjau 20.168.974 Kadar Fe 43,49 %
6 Teling Tombariri Minahasa Survei Tinjau 4.131.374 Kadar Fe 10.37 %
7 Sidate Tenga Minahasa
Selatan
Survei Tinjau 5.716.151 Kadar Fe 31.30 %
8 Belang Belang-
Posumaen
Minahasa
Selatan
Eksplorasi Umum 425.986 Fe total 30 ~ 40 %.
128.632.190 425.986
KETERANGANSUMBER DAYA KONSENTRAT (ton)
NO LOKASI KECAMATAN KABUPATENTINGKAT
PENYELIDIKAN
J u m l a h
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 86
Gambar 10.7 Peta Potensi Pasir Besi Pulau Sulawesi
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 87
Tabel 10.13 Potensi Sumber Daya dan Cadangan Pasir Besi di Pulau Sulawesi SUMBER DAYA ( ton )
BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM1 Pabiringa Binamu Jeneponto Sulawesi Selatan Eksplorasi Umum - - 7.809 3.552
2 Kampala Arungkeke Jeneponto Sulawesi Selatan Eksplorasi Umum 19.695 8.957
3 Bulo-bulo Arungkeke Jeneponto Sulawesi Selatan Eksplorasi Umum 72.406 32.930
4 Punagaya Arungkeke Jeneponto Sulawesi Selatan Eksplorasi Umum 20.103 9.143
5 Parapungta Galesong Selatan Takalar Sulawesi Selatan Survei Tinjau 2.865.000 1.146.000 - - - - Pasir besi Endapan Pantai, kadar Fe
40%
6 Batubatu-Bontosunggu Galesong Utara Takalar Sulawesi Selatan Prospeksi - - 1.984.000 317.440 - - Fe2O3 17%, FeO 16% Darwis, 1993, Kanwil DPE,
Sulsel
7 Bontokonan-Bontomaru Galesong Selatan Takalar Sulawesi Selatan Prospeksi - - 2.865.000 191.955 - - Fe2O3 7,5%, FeO 6,7% Darwis, 1993, Kanwil DPE,
Sulsel
8 Tanah Jampea Pasimasungu Selayar Sulawesi Selatan Survei Tinjau 37.500 16.125 - - - - Pasir besi Endapan Pantai, kadar Fe
43%
9 Paku Binuang Polewali Mandar Sulawesi Barat Survei Tinjau 2.088.000 123.192 Pasir besi Endapan Pantai, kadar Fe
5,6 - 5,9%
Laporan Prospeksi Mineral
Logam di Kabupaten Polewali
Mandar, Sulawesi Barat, 2010,
PSDG
10 Pantai Kola Bungku Tengah Morowali Sulawesi Tengah Prospeksi - - 355.331 88.833 - - Bijih Fe2O3 23,7-28,7% dan mineral
ikutan Khrom,Titan
11 Poigar Tenga Bolaang
Mongondow
Sulawesi Utara Survei Tinjau 4.955.543 2.083.310 - - - - Kadar Fe 42.04 %
12 Lolan Poigar Bolaang
Mongondow
Sulawesi Utara Survei Tinjau 11.724.893 5.361.794 - - - - Kadar Fe 45.73 %
13 Lolak Lolak Bolaang
Mongondow
Sulawesi Utara Survei Tinjau 65.613.563 35.063.888 - - - - Kadar Fe 53.44 %
14 Bintauna Bintauna Bolaang
Mongondow
Sulawesi Utara Survei Tinjau 16.321.692 5.921.510 - - - - Kadar Fe 36.28 %
15 Kotabunan Kotabunan Bolaang
Mongondow
Sulawesi Utara Survei Tinjau 20.168.974 8.771.487 - - - - Kadar Fe 43,49 %
16 Teling Tombariri Minahasa Sulawesi Utara Survei Tinjau 4.131.374 428.423 - - - - Kadar Fe 10.37 %
17 Sidate Tenga Minahasa Selatan Sulawesi Utara Survei Tinjau 5.716.151 1.789.155 - - - - Kadar Fe 31.30 %
18 Belang Belang-Posumaen Minahasa Selatan Sulawesi Utara Eksplorasi Umum - - - - 425.986 149.095 Fe total 30 ~ 40 % . Franklin, dkk, 2007, Pusat
Sumber Daya Geologi
133.622.690 60.704.884 5.204.331 598.228 545.999 203.677J u m l a h
Konsentrat Pasir besi Endapan Pantai,
kadar Fe 45,48%
Laporan Eksplorasi Umum
Pasir Besi, 2008, PMG
Inventarisasi Endapan
Pasirbesi di Sulawesi Utara
(Hotma S; dkk)
KETERANGAN SUMBER DATAHIPOTETIK TEREKA TERTUNJUKNO LOKASI KECAMATAN KABUPATEN PROPINSITINGKAT
PENYELIDIKAN
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 88
10.5. Kepulauan Maluku
Potensi pasir besi di daerah Maluku hanya terdata di Kabupaten
Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara dengan perincian lokasi,
kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber daya, dan keterangan
kandungan besi tercantum dalam tabel 10.14.
Tabel 10.14 Potensi Pasir besi di Provinsi Halmahera Utara
TEREKA TERTUNJU TERUKUR
1 Towil Maba Halmahera
Timur
Eksplorasi Umum 246.000 Kadar Fe 55%
2 Ake Aru - Ake
Pasowani
Galela Utara Halmahera
Utara
Eksplorasi Umum 519.899 Fetotal antara 51,98% -
62,73%
3 Jangailulu Loloda Halmahera
Utara
Eksplorasi 550.000.000 Kadar Fe total 52,94%
4 Loloda Utara Loloda Halmahera
Utara
Eksplorasi 30.517.221 Kadar Fe total 51% s.d.
55%
30.517.221 765.899 550.000.000
SUMBER DAYA KONSENTRAT (ton)NO LOKASI KECAMATAN KABUPATEN
TINGKAT
PENYELIDIKANKETERANGAN
J u m l a h
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 89
Gambar 10.8 Peta Potensi Pasir Besi Pulau Maluku
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 90
Tabel 10.15 Sumber Daya dan Cadangan Pasir Besi di Maluku
Jumlah Sumber Daya Pulau Sulawesi dan Maluku sebesar 1,073,754,174 ton
SUMBER DAYA ( ton )
BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM1 Towil Maba Halmahera Timur Maluku Utara Eksplorasi Umum - - 246.000 135.300 - - Kadar Fe 55%
2 Ake Aru - Ake
Pasowani
Galela Utara Halmahera Utara Maluku Utara Eksplorasi Umum - - 519.899 285.944 - - Kandungan Fetotal berkisar
antara 51,98% - 62,73%,
untuk kandungan TiO2
maksimal 9,26% .
Laporan Eksplorasi Pasir Besi
di daerah Kecamatan Galela
Utara, Kab. Halmahera Timur,
Prop. Maluku Utara (Pusat
Sumber Daya Geologi)
3 Jangailulu Loloda Halmahera Utara Maluku Utara Eksplorasi 550.000.000 291.170.000 Kadar Fe total 52,94% Laporan PT. Karunia Mitra
Abadi, 2012
4 Loloda Utara Loloda Halmahera Utara Maluku Utara Eksplorasi 30.517.221 15.868.955 Kadar Fe total 51% s.d. 55% Laporan PT Amo Ngajama,
2010
30.517.221 15.868.955 765.899 421.244 550.000.000 291.170.000J u m l a h
KETERANGAN SUMBER DATATEREKA TERTUNJUK TERUKURNO LOKASI KECAMATAN KABUPATEN PROPINSITINGKAT
PENYELIDIKAN
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 91
10.5. Pulau Papua
Data potensi pasir besi di Papua tercatat 4 lokasi, yaitu 3 lokasi di
Kabupaten Sarmi yang merupakan wilayah Kontrak Karya PT. Kumamba
Mining dan 1 lokasi di Kabupaten Mimika yang merupakan hasil pendataan
Pusat Sumber Daya Geologi di daerah tailing PT. Freeport. Perincian
lokasi, kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber daya, dan
keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel 10.16.
Tabel 10.16 Potensi Pasir besi di Pulau Papua
NO LOKASI KECAMATAN KABUPATENTINGKAT
PENYELIDIKAN
SUMBER DAYA KONSENTRAT
TEREKA (ton)KETERANGAN
1 Verkame Pantai Barat Sarmi Eksplorasi 200.400.000 Magnetit High Titanium
2 Dabe - Nengke Tor Atas Sarmi Eksplorasi 206.550.000 Magnetit High Iron
3 Wiru Bonggo Sarmi Eksplorasi 199.900.000 Magnetit Mixed
4 Timika Mimika Timur Mimika Eksplorasi 465.000.000 Tailing PT. Freeport,
kadar Fe 8,92 kg/m3.
1.071.850.000J u m l a h
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 92
Gambar 10.9 Peta Potensi Pasir Besi Pulau Papua
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 93
Tabel 10.17 Potensi Sumber Daya dan Cadangan Pasir Besi di Papua
BIJIH LOGAM1 Verkame Pantai Barat Sarmi Papua Eksplorasi 200.400.000 1.002.000 Magnetit High Titanium
2 Dabe - Nengke Tor Atas Sarmi Papua Eksplorasi 206.550.000 6.196.500 Magnetit High Iron
3 Wiru Bonggo Sarmi Papua Eksplorasi 199.900.000 4.997.500 Magnetit Mixed
4 Timika Mimika Timur Mimika Papua Prospeksi 465.000.000 1.659.120 Tailing PT. Freeport, kadar Fe 8,92
kg/m3.
KPP Konservasi PSDG, 2007
1.071.850.000 13.855.120J u m l a h
SUMBER DAYA ( ton )
RKAB 2009, PT. Kumamba
Mining
KETERANGAN SUMBER DATATEREKANO LOKASI KECAMATAN KABUPATEN PROPINSITINGKAT
PENYELIDIKAN
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 94
10.6 Data Produksi Pasir Besi Indonesia
Produksi pasir besi di Indonesia tidak begitu besar bila di bandingkan dengan sumber daya yang dimiliki. Hingga tahun 2013 Indonesia telah memproduksi pasir besi sekitar 19.000.000 ton (Tabel 10.18).
Tabel 10.18 Produksi Pasir Besi Indonesia, 1996-2013
Tahun Pasir Besi
(ton)
1996 425.101
1997 516.403
1998 509.978
1999 502.198
2000 420.418
2001 440.648
2002 190.946
2003 245.911
2004 79.635
2005 87.940
2006 84.954
2007 84.371
2008 4.455.259
2009 4.561.059
2010 8.975.507
2011 r) 11.814.544
2012 *) 11.545.752
2013 **) 19.000.000
Keterangan:
Sumber: Publikasi Statistik Pertambangan Non Minyak dan
Gas Bumi
*) Angka Sementara **) Sumber : Direktur Jenderal Mineral dan Batubara –
KESDM r) Revisi
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=10¬ab=3
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 95
Gambar 10.10 Grafik Produksi Pasir Besi Indonesia 1996 - 2013
10.7 Lokasi Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Pasir Besi di Indonesia
Menurut data Ijin Usaha Pertambangan (IUP) status tahun 2013 dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, IUP Pasir Besi di Indonesia berjumlah 225 IUP dengan status kegiatan dari Eksplorasi sampai Operasi Produksi. IUP pasir besi terbanyak berada di pesisir selatan pulau Jawa.
10.7.1 IUP Pasir Besi Pulau Sumatera dan Sekitarnya IUP Pasir Besi di Pulau Sumatera terdapat 27 lokasi yang tersebar di
beberapa provinsi yaitu Provinsi Aceh 3 lokasi, Sumatera Utara 1 lokasi, Sumatera Barat 4 lokasi, Lampung 7 lokasi dan terbanyak di Provinsi Bengkulu sebanyak 12 lokasi.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 96
Gambar 10.11 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Aceh
Gambar 10.12 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 97
Gambar 10.13 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Bengkulu
Gambar 10.14 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Lampung
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 98
Tabel 10.19 Tabel Lokasi IUP Pasir Besi di Pulau Sumatera
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUBATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
1 SAMANA CITRA AGUNG
ACEH ACEH BESAR KEC. SEULIMEUM, ACEH BESAR
360 TAHUN 2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 120,6
2 GLEE RINDER PRATAMA
ACEH PIDIE KEC. MUARA TIGA, KAB. PIDIE
38 TAHUN 2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 48,02 09APR001
3 GANESHA INDO JAYA
ACEH BIREUEN GANDAPURA, JANGKA DAN KUTA BLANG
540/041/2012
EKSPLORASI IUP 10000 012JAP002
4 QUANTUM MULTI MINERAL
SUMATERA UTARA
MANDAILING NATAL
DESA KUALA BATAHAN, TOMPET,PARTEMUAN
DAN SEKITARNYA, KEC.BATAHAN
540/347.A/K/2010
EKSPLORASI IUP 13720 00 IUP.078
5 SUNUR SUMBER REJEKI
SUMATERA BARAT
AGAM
JORONG DURIAN KAPEH, NAGARI TIKU UTARA, KEC. TANJUNG MUTIARA, KAB. AGAM
548 TAHUN 2009
EKSPLORASI IUP 354
6 MINANG MINING MAKAO
SUMATERA BARAT
SUMATERA BARAT PROV
KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT
544-235-2011
EKSPLORASI IUP 30000
7 ANDALAS MINANG
MALINDO
SUMATERA
BARAT AGAM
JORONG DURIAN KAPEH, NAGARI TIKU
UTARA, KEC. TANJUNG MUTIARA, KAB. AGAM
301
TAHUN 2010
OPERASI
PRODUKSI IUP 196
8 GALIAN ENDAPAN
BUANA
SUMATERA
BARAT AGAM
JORONG LABUHAN, NAGARI TIKU V JORONG, KEC.
TANJUNG MUTIARA, KAB. AGAM
493 TAHUN
2010
OPERASI
PRODUKSI IUP 190
9 DAFASSANUR UTAMA
BENGKULU BENGKULU UTARA
KEC.BATIK NAU, LAIS, AIR BESI DAN NAPAL, BENGKULU UTARA
221 TAHUN 2011
EKSPLORASI IUP 13940 KWBU.011-005
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 99
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUBATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
10 INTERMITRA SELARAS UNGGUL
BENGKULU SELUMA
DESA PENAGO I DAN TALANG KABU, KEC. ILIR TAGO, KAB. SELUMA
275 TAHUN
2010
EKSPLORASI IUP 5267,94
SL. 08 DES. 035
11 BELINDO INTI ALAM
BENGKULU SELUMA
DESA PASAR SELUMA, KEC. SELUMA SELATAN, KAB. SELUMA
273 TAHUN 2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 3645 04 MIP. 013
12 PUGUK SAKTI PERMAI
BENGKULU SELUMA
DESA PASAR SELUMA DAN PURBOSARI, KEC. SELUMA BARAT, KAB. SELUMA
283 TAHUN 2010
EKSPLORASI IUP 1918,4
KW. 04 MIP. 015
13 BEJANA INTI ALAM BENGKULU SELUMA
DESA PEMATANG
RIDING, GENTING JUAR, DAN KETAPANG BARU, KAB. SELUMA
276
TAHUN 2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 5370 04 APP. 005
14 BELINDO INTI ALAM
BENGKULU SELUMA DESA PASAR NGALAM, KEC. AIR PERIUKAN,
KAB. SELUMA
274 TAHUN
2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 2156 04 MIP 017
15 FAMIATERDIO NAGARA
BENGKULU SELUMA
DESA RAWA INDAH, DESA PENAGO BARU, KEC. ILIR TALO, KAB. SELUMA
271 TAHUN 2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 3645 05 FRP 020
16 BENGKULU MEGA STEEL
BENGKULU KAUR
DESA PASAR BARU DAN TEBING RAMBUTAN, KEC. NASAL, KAB. KAUR
151.B TAHUN 2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 58,66
17 FAMINGLEVTO
BAKTIABADI BENGKULU SELUMA
DESA PASAR SELUMA KEC. SELUMA
SELATAN, KAB. SELUMA
467 TAHUN
2010
OPERASI
PRODUKSI IUP 168
SL. 08 DES
036
18 BUKIT RESOURCES
BENGKULU KAUR
386 TAHUN 2010
EKSPLORASI IUP 1482
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 100
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUBATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
19 SELO MORO BANYU ARTO
BENGKULU KAUR KEC NASAL 283A TAHUN 2010
EKSPLORASI IUP 1163
20 JEMBAR AGRO LESTARI
BENGKULU KAUR KEC. NASAL 630 TAHUN 2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 197
21 ANINDYA MITRA INTERNASIONAL
LAMPUNG LAMPUNG BARAT
PEKON PAGAR DALAM, KEC.LEMONG, LAMPUNG BARAT
B/154.A/KPTS/06/2008
EKSPLORASI KP 5
22 TOP MINERAL INDONESIA
LAMPUNG LAMPUNG BARAT
DESA BANDAR PUGUNG, KEC.LEMONG,LAMPUNG BARAT
B/198.A/KPTS/II.11/2009
EKSPLORASI IUP 19,18 180101200901003
23 MURNI TRI MUSTIKA GASIRTUB
LAMPUNG TANGGAMUS DESA BADAK, KEC LIMAU, KAB TANGGAMUS
B.275/37/12/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 19,12 180201201002023
24 TOP MINERAL INDONESIA
LAMPUNG LAMPUNG BARAT
DESA BAMBANG, KEC.LEMONG,
KAB.LAMPUNG BARAT
B/204.A/KPTS/II.11/2
009
EKSPLORASI IUP 29,88 180101200901001
25 WAHANA BUMI SELATAN
LAMPUNG LAMPUNG SELATAN
RAJABASA 503.540/08/KP/III.6/2008
OPERASI PRODUKSI
KP 711
26 TOP MINERAL INDONESIA
LAMPUNG LAMPUNG BARAT
DESA MALAYA,
KEC.LEMONG, KAB.LAMPUNG BARAT
B/203.A/K
PTS/II.11/2009
OPERASI PRODUKSI
IUP 14,61 180101200902001
27 TOP MINERAL INDONESIA
LAMPUNG LAMPUNG BARAT
DESA PAGAR DALAM, KEC. LEMONG, LAMPUNG BARAT
B/199.A/KPTS/II.11/2009
EKSPLORASI IUP 24,09 180101200901002
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 101
10.7.2 IUP Pasir Besi Pulau Jawa
Pulau Jawa memiliki jumlah lokasi IUP Pasir Besi terbanyak di Indonesia yaitu 123 IUP yang seluruhnya tersebar di pesisir pantai selatan. 2 IUP berada di Provinsi Banten, 52 IUP berada di Provinsi Jawa Barat, 1 IUP di DI Yogyakarta, 40 IUP di Jawa Tengah dan Jawa Timur 30 IUP.
Gambar 10.15 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Banten
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 102
Gambar 10.16 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Jawa Barat
Gambar 10.17 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Jawa Tengah
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 103
Gambar 10.18 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Yogyakarta
Gambar 10.19 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Jawa Timur
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 104
Tabel 10.20 Tabel Lokasi IUP Pasir Besi di Pulau Jawa
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
1 TELUK SEMAKA LAMPUNG
BANTEN PANDEGLANG
KEC. CIMANGGU KAB.PANDEGLANG
503/KEP.01 BPPT/2011
EKSPLORASI
IUP 10
2 SUKAWARIS 1 BANTEN PANDEGLANG
KAMP. CIJAMBU, DESA SUKAWARIS, KEC. CIKEUSIK, PANDEGLANG
503.KEP.07-BPPT/2012
EKSPLOITASI
IPR 5
3 MARVELZON INDONESIA
JAWA BARAT
CIAMIS CIAMIS 540/KPTS.28-HUK/2004
EKSPLOITASI
KP 10000
4
USAHA PERTAMBANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA
JAWA BARAT
TASIKMALAYA
SUKASARI RANCAMAMBO, DESA CIKAWUNGADING, KEC.CIPATUJAH,
TASIKMALAYA
540/KEP.181/DISTAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 12
5 ADIGUNA USAHA SEMESTA
JAWA BARAT
TASIKMALAYA
BANTARPARI DESA SINDANGJAYA, KEC.CIKALONG, KAB.TASIKMALAYA
540/KEP.178/DISTAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 42
6 SUMBER SURYADAYA PRIMA
JAWA BARAT
SUKABUMI KEC. TEGALBULUED, KAB. SUKABUMI
503.8/4219-BPPT/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 756,1
7 METRO GLOBAL SYSTEM
JAWA BARAT
TASIKMALAYA
DESA MANDALA JAYA, KEC.CIKALONG,
TASIKMALAYA
540/KEP.38/DISTAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 4,8
8 MITRA INVESTASI ARTAPERDANA
JAWA BARAT
SUKABUMI DESA CIBITUNG, KEC. CIBITUNG, KAB. SUKABUMI
503.8/4217-BPPT/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 25,12
9 MEGAH CIPTA
SAWARGITAMAS
JAWA
BARAT
TASIKMALAY
A
DESA SINDANGJAYA, KALAPAGENEP,
KEC.CIKALONG, TASIKMALAYA
540/KEP.176/DIS
TAMBEN/2011
OPERASI
PRODUKSI IUP 182,2
10 PUTRA MANDIRI ABADI
JAWA BARAT
TASIKMALAYA
DESA CIKAWUGADING, KEC. CIPATUJAH, TASIKMALAYA
540/KEP.59/DISTAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 0,84
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 105
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
11 MEGATOP INTISELARAS
JAWA BARAT
CIANJUR KEC. AGRABINTA 503/TMB.1926/DPSDA.P
OPERASI PRODUKSI
IUP 5000
12
ADIGUNA
USAHA SEMESTA
JAWA BARAT
TASIKMALAYA
SONDONGWANGI, DESA SINDANGJAYA, KEC.CIKALONG, KAB.TASIKMALAYA
540/KEP.177/DISTAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 43
13 MINERAL GENERAL
RESOURCES
JAWA BARAT
TASIKMALAYA
DESA CIHERAS, KEC.CIPATUJAH,
TASIK,ALAYA
540/KEP.185/DISTAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 140
14 SUMBER SURYADAYA PRIMA
JAWA BARAT
SUKABUMI KEC. SIMPENAN, KAB. SUKABUMI
503.8/4220-BPPT/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 44,14
15
BUMI PERTIWI
MAKMUR SEJAHTERA
JAWA BARAT
SUKABUMI
LEPAS PANTAI KEC.
CIBITUNG DAN KEC. TEGALBULUED, KAB. SUKABUMI
503.8/2051-BPPT/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 2167,6
16 TIRTA MINING KAHURIPAN
JAWA BARAT
TASIKMALAYA
DESA CIMANUK, KEC. CIKALONG TASIKMALAYA
540/KEP.73/DISTAMBEN/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 4,7
17 INDOMINERAL MULTI PRATAMA
JAWA BARAT
TASIKMALAYA
DESA MANDALAJAYA, KEC.CIKALONG, TASIKMALAYA
540/KEP.41/DISTAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 4,5
18 NUSAMBADHA PRATAMA IS
JAWA BARAT
TASIKMALAYA
KARANGNUNGGAL 540/KEP.05/DISTAMBEN/2009
OPERASI PRODUKSI
IUP 505
19 PUTERA CIANDUM MINING
JAWA BARAT
TASIKMALAYA
DESA CIANDUM, KEC.CIPATUJAH, TASIKMALAYA
540/KEP.186/DISTAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 77
20 GENERAL MINERAL RESOURCES
JAWA BARAT
CIAMIS CIMERAK 540/04/BPPT.03/2011
EKSPLORASI
IUP 10300
21 PUTERA CIWULAN MINING
JAWA BARAT
TASIKMALAYA
DESA CIDADAP, KEC. KARANGNUNGGAL, TASIKMALAYA
540/KEP.211/DISTAMBEN/2011
EKSPLORASI
IUP 210,5
22 MINA BANDAR
GALUNGGUNG
JAWA
BARAT
TASIKMALAY
A
MUARA SUNGAI CIWULAN-MANGKABAYA,
DESA CIDADAP-
540/KEP.183/DIS
TAMBEN/2011
OPERASI
PRODUKSI IUP 400
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 106
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
MANDALAJAYA, KEC.KARANGMANUNGGAL-CIKALONG TASIKMALAYA
23 MULTI MAKMUR MARGOS
JAWA BARAT
TASIKMALAYA
DESA CIANDUM, KEC.CIPATUJAH, TASIKMALAYA
540/KEP.182/DISTAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 15
24 PUTRA MANDIRI
ABADI
JAWA
BARAT
TASIKMALAY
A
DESA CIHERAS,
KEC.CIPATUJAH, TASIKMALAYA
540/KEP.43/DIST
AMBEN/2011
OPERASI
PRODUKSI IUP 4,7
25 WIJAYA NIAGA BAKTI
JAWA BARAT
TASIKMALAYA
DESA MANDALAJAYA, KEC.CIKALONG, TASIKMALAYA
540/KEP.52/DISTAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 4,7
26 SUMBER BUMI TASIK
JAWA BARAT
TASIKMALAYA
540/KEP.41/DISTAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 14006
27 KHO TJIAN KWANG (EDDY.S)
JAWA BARAT
SUKABUMI
SUNGAI KARANG BOLONG DESA SUKATANI KEC. SURADE, KAB. SUKABUMI
503.8/2488-DPTPM/2009
OPERASI PRODUKSI
IUP 3
28 INDO ASIA KUNYU MINING
JAWA BARAT
TASIKMALAYA
DESA KALAPAGENEP, KEC.CIKALONG, TASIKMALAYA
540/KEP.68/DISTAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 4,801
29 PANCA SAKTI UTAMA
JAWA BARAT
TASIKMALAYA
DESA CIMANUK , KEC.CIKALONG,
TASIKMALAYA
540/KEP.042/DISTAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 4,7
30
PERUSDA ANEKA TAMBANG DAN ENERGI
(PD.ATE)
JAWA BARAT
SUKABUMI TEGALBULUED, KAB. SUKABUMI
503.8/7737-BPPT/2010
EKSPLORASI
IUP 158
31 ASGARINDO PRIMA UTAMA
JAWA BARAT
GARUT PAMEUNGPEUK & CIBALONG
540/2514.A/SDAP/XII/2009
EKSPLORASI
IUP 2160
32 BUMI PERTIWI MAKMUR
SEJAHTERA
JAWA
BARAT SUKABUMI
LEPAS PANTAI KEC. CIBITUNG DAN KEC.
TEGALBULUED, KAB.
503.8/2053-
BPPT/2011
OPERASI
PRODUKSI IUP 51,66
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 107
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
SUKABUMI
33 GALUH BAHARI LESTARI
JAWA BARAT
CIAMIS
DESA LEGOKJAWA, DESA
MASAWAH, KEC. CIMERAK, KAB. CIAMIS
540/003/BPPT.03/2011
EKSPLORASI
IUP 756 32
34 ANUGRAH SUMBER ALAM
JAWA BARAT
TASIKMALAYA
DESA CIANDUM,KEC.CIPATUJAH, TASIKMALAYA
540/KEP.51/DISTAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 2
35 INDO SINORANG RESOURCES
JAWA BARAT
CIAMIS WILAYAH LEPAS PANTAI, KEC. CIMERAK, KAB. CIAMIS
540/001/BPPT.03/2011
EKSPLORASI
IUP 10010 32
36 MEGAH CIPTA SAWARGITAMAS
JAWA BARAT
GARUT
KEC. CARINGIN, BUNGBULANG, MEKARMUKTI, DAN
CIKELET, KAB. GARUT
540/2254.A/SDAP/XI/2009
EKSPLORASI
IUP 3900
37 ASGARINDO PRIMA UTAMA
JAWA BARAT
GARUT CIBALONG 540/KEP. 494-SDAP/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 140
38 JASSMAS JAWA
BARAT
TASIKMALAY
A
DESA CIKAWUNGADING, KEC.CIPATUJAH,
TASIKMALAYA
540/KEP.180/DIS
TAMBEN/2011
OPERASI
PRODUKSI IUP 14,1
39 BUMI PERTIWI MAKMUR SEJAHTERA
JAWA BARAT
SUKABUMI
LEPAS PANTAI KEC. CIBITUNG DAN KEC. TEGALBULUED, KAB. SUKABUMI
503.8/2052-BPPT/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 2632,5
40 SUMBER SURYADAYA PRIMA
JAWA BARAT
SUKABUMI KEC. CIBITUNG, KAB. SUKABUMI
503.8/4218-BPPT/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 212,3
41 INDO ASIA
KUNYU MINING
JAWA
BARAT
TASIKMALAY
A
DESA SINDANGJAYA, KEC.CIKALONG, TASIKMALAYA
540/KEP.54/DIST
AMBEN/2011
OPERASI
PRODUKSI IUP 4,85
42 MUSTIKA PRATAMA
JAWA BARAT
TASIKMALAYA
BLOK BURUJUL, DESA CIMANUK, KEC.CIKALONG, TASIKMALAYA
540/KEP.44/DISTAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 4,6
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 108
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
43 PUTERA SULUNG BUBUJUNG
JAWA BARAT
TASIKMALAYA
CIPATUJAH 540/KEP.210/DISTAMBEN/2011
EKSPLORASI
IUP 155
44 ANUGRAH LESTARI ALAM
JAWA BARAT
CIANJUR DESA TERSEBAR, KEC. SINDANGBARANG, KAB. CIANJUR
503/TMB.2440/DPSDA&P
OPERASI PRODUKSI
IUP 187,5
45 TIGER ROOT JAWA BARAT
TASIKMALAYA
DESA MANDALAJAYA, KEC.CIKALONG
TASIKMALAYA
540/KEP.184/DISTAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 156
46 BERLIAN CAHAYA AGUNG
JAWA BARAT
TASIKMALAYA
DESA SINDANGJAYA. KEC.CIKALONG, TASIKMALAYA
540/KEP.55/DISTAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 4
47 CAKRA BUANA JAWA BARAT
CIAMIS
DESA LEGOKJAWA, DESA
KERTAMUKTI, DESA CIPARANTI, KEC. CIMERAK, KAB. CIAMIS
540/002/BPPT.03/2011
EKSPLORASI
IUP 1262 32
48 INDO ASIA KUNYU MINING
JAWA BARAT
TASIKMALAYA
DESA KOLOT, KALAPAGENEP, KEC.CIKALONG, TASIKMALAYA
540/KEP.47/DISRAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 4,5
49 INDO ASIA KUNYU MINING
JAWA BARAT
TASIKMALAYA
DESA SINDANGJAYA, KEC.CIKOLONG, TASIKMALAYA
540/KEP.39/DISTAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 4,9
50 ASGARINDO
PRIMA UTAMA
JAWA
BARAT GARUT PAMEUNGPEUK
540/KEP. 493-
SDAP/2010
OPERASI
PRODUKSI IUP 200
51 KARYA SAKTI PURNAMA
JAWA BARAT
SUKABUMI DESA CIBITUNG, KEC. CIBITUNG, KAB. SUKABUMI
503.8/4215-BPPT/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 43
52 MEGATOP
INTISELARAS
JAWA
BARAT CIANJUR
KEC. CIDAUN, KEC.
SINDANGBARANG, KEC. AGRABINTA
503/TMB.2046/DP
SDA.P
EKSPLORA
SI IUP 15000
53 GUCI MAS NUSANTARA
JAWA TENGAH
JEPARA DS. BANDUNGHARJO, KEC. DONOROJO
540/002/IUP-OP/BPPT/IV/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 14,39
54 BANGUN REDJA
PERKASA
JAWA
TENGAH CILACAP
DESA WLAHAR DAN
BUNTON, KEC. ADIPALA, 545/0347/19/2012
OPERASI
PRODUKSI IUP 188,7
KW.12.FE
L.05.046-
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 109
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
KAB. CILACAP CP
55 DJEMAKIR HADI SUMARNO
JAWA TENGAH
CILACAP
DESA WIDARAPAYUNG
WETAN, KEC. BINANGUN, KAB. CILACAP
545/996/25/2010 OPERASI PRODUKSI
IUP 0,94 KW.10APL012-CP
56 SERANDIL MAKMUR
JAWA TENGAH
CILACAP DESA WELAHAN WETAN, KEC. ADIPALA, KAB. CILACAP
545/1900/25/2009 OPERASI PRODUKSI
IUP 30 KW.09OKP.080-CP
57 TUNAS SEJATI MANDIRI
JAWA TENGAH
CILACAP DESA PEDANGSONG DAN GLEMPANGPASIR, KEC. ADIPALA, KAB. CILACAP
545/3205/25/2010 EKSPLORASI
IUP 50 KW.10.NPL023-CP
58 JATI KUSUMA JAWA TENGAH
CILACAP DESA PAGUBUGAN KULON, KEC.BINANGUN
545/960/19/2011 OPERASI PRODUKSI
IUP 68 KW11MEL621CP
59 BHINEKA BUMI JAWA TENGAH
CILACAP
DESA SIDAURIP, PAGUBUGAN KULON,KE. BINANGUN, KAB. CILACAP
545/0727/19/2011 OPERASI PRODUKSI
IUP 54 KW.11.MEL.6-21-CP
60 SUKAINAH JAWA
TENGAH CILACAP
SUNGAI TIPAR, DESA KARANGBENDA , KEC.
ADIPALA, KAB.CILACAP
545/966/25/2010 OPERASI
PRODUKSI IUP 0,95
KW10APL
004CP
61 ALAM MINERAL LESTARI
JAWA TENGAH
JEPARA
DS. BANDUNGHARJO, DS. BANYUMANIS, DS. UJUNGWATU, KEC. DONOROJO
540/001/IUP-EKSPLR/BPPT/IV/2010
EKSPLORASI
IUP 200
62 MAJU SETIA JAWA TENGAH
CILACAP DESA SLARANG, KEC. KESUGIHAN, KAB. CILACAP
545/2013/19/2011 OPERASI PRODUKSI
IUP 12
63 AGUS BAYU SETIYAWAN
JAWA TENGAH
CILACAP DESA WIDARAPAYUNG WETAN, KEC BINANGUN
545/998/25/2010 OPERASI PRODUKSI
IUP 0,95 10APL008-CP
64 BHINEKA BUMI JAWA
TENGAH CILACAP
DESA WELAHAN, KEC.
ADIPALA, KAB. CILACAP 545/1032/19/2011
OPERASI
PRODUKSI IUP 47,6
KW.11.JN
L.539-CP
65 BHINEKA BUMI JAWA TENGAH
CILACAP DESA WELAHAN WETAN, KEC. ADIPALA, KAB. CILACAP
545/537/25/2010 OPERASI PRODUKSI
IUP 100 KW..08JAP054-CP
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 110
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
66 INDRIANTI JAWA TENGAH
CILACAP
DESA WIDARAPAYUNG KULON DAN SIDAYU, KEC. BINANGUN, KAB. CILACAP
545/993/25/2009 OPERASI PRODUKSI
IUP 0,96
67 DAVID WIJAYA SASMITA
JAWA TENGAH
CILACAP DESA WIDARAPAYUNG WETAN, KEC.BINANGUN, KAB.CILACAP
545/995/25/2009 OPERASI PRODUKSI
IUP 0,96 KW.10APL009-CP
68 SUKAINAH JAWA
TENGAH CILACAP
SUNGAI SERAYU, DESA
SLARANG, KEC. KESUGIHAN, CILACAP
545/2084/25/2010 OPERASI
PRODUKSI IUP 0,38
KW.10.JL
L017-CP
69
MITRA
NIAGATAMA CEMERLANG
JAWA
TENGAH KEBUMEN
DESA WIROMARTAN, LEMBUPURWO, TLOGOPRAGOTO,
TLOGODEPOK, MIRIT DAN DESA MIRITPETIKUSAN KEC. MIRIT, KAB. KEBUMEN
503/001/KEP/201
1
OPERASI
PRODUKSI IUP 984,79
70 HARUM INDO MINERAL
JAWA TENGAH
CILACAP DESA GLEMPANGPASIR, KEC. ADIPALA, KAB. CILACAP
545/4103/25/2010 OPERASI PRODUKSI
IUP 45,53 KW.10.DSL024-CP
71 KARWAN JAWA TENGAH
CILACAP DESA KARANGBENDA,KEC.ADIPALA, KAB.CILACAP
545/2809/25/2010 OPERASI PRODUKSI
IUP 0,72 KW.10.SPL020-CP
72 DAVID WIJAYA SASMITA
JAWA TENGAH
CILACAP
DESA WIDARAPAYUNG
WETAN, KEC.BINANGUN, KAB.CILACAP
545/994/25/2010 OPERASI PRODUKSI
IUP 0,94
73 BANIYAH JAWA TENGAH
CILACAP
DESA WIDARAPAYUNG KULON DAN SIDAYU, KEC. BINANGUN, KAB.
CILACAP
545/999/25/2009 OPERASI PRODUKSI
IUP 0,97 KW.10.APL006-CP
74 SERANDIL MAKMUR
JAWA TENGAH
CILACAP DESA BUNTON, KEC.ADIPALA
545/979/19/2011 OPERASI PRODUKSI
IUP 6,2 KW11MEL520CP
75 HARUM INDO
MINERAL
JAWA
TENGAH CILACAP
DS.WIDARA PAYUNG KULON DAN SIDAYU,
KEC. BINANGUN, KAB.
545/4102/25/2010 OPERASI
PRODUKSI IUP 100
KW.10.DS
L025-CP
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 111
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
CILACAP
76
REPINDO
GRAHA NUSA SEJATI
JAWA TENGAH
CILACAP
DESA SLARANG, KEC.
KESUGIHAN, KAB. CILACAP
545/2039/19/2011 OPERASI PRODUKSI
IUP 0,95 KW.09MRP071-CP
77 INDRIANTI JAWA TENGAH
CILACAP DESA WIDARAPAYUNG WETAN, KEC. BINANGUN, KAB. CILACAP
545/992/25/2009 OPERASI PRODUKSI
IUP 0,94 KW.10.APL011-CP
78 VACATION INTERNATIONAL INDONESIA
JAWA TENGAH
CILACAP DESA BUNTON, KEC.ADIPALA, KAB.CILACAP
545/2041/19/2011 OPERASI PRODUKSI
IUP 5,1 KW.08JLP059-CP
79 AFIF KHUMAENI JAWA TENGAH
CILACAP SLARANG KESUGIHAN 545/672/25/2010 OPERASI PRODUKSI
IUP 0,95 KW10APL001CP
80 SERANDIL MAKMUR
JAWA TENGAH
CILACAP DESA BUNTON, KEC ADIPALA
545/525/25/2010 OPERASI PRODUKSI
IUP 55 KW09MRP070CP
81 DANDY GUSTIAR
JAWA TENGAH
CILACAP DESA SLARANG, KEC. KESUGIHAN, KAB. CILACAP
545/2204/25/2010 OPERASI PRODUKSI
IUP 0,95 KW.10JLL.019.CP
82 CILACAP STEEL JAWA TENGAH
CILACAP
DESA WELAHAN WETAN,
KEC. ADIPALA, KAB. CILACAP
545/716/25/2009 OPERASI PRODUKSI
IUP 32,5
KW.09
MEP075-CP
83 MAJU SETIA JAWA TENGAH
CILACAP DESA SLARANG, KEC KESUGIHAN, KAB CILACAP
545/2040/19/2011 OPERASI PRODUKSI
IUP 5 11OKTP076-CP
84 PASIR RANTAI EMAS
JAWA TENGAH
JEPARA DS. BUMIHARJO DAN BALONG, KEC. KELING
540/001/IUP-OP/BPPT/XI/2009
OPERASI PRODUKSI
IUP 200 KW99PP0096
85 MUKSIN JAWA TENGAH
CILACAP DESA SLARANG, KEC. KESUGIHAN, KAB. CILACAP
545/2085/25/2010 OPERASI PRODUKSI
IUP 0,52 KW.10.JLL018-CP
86 ASEP WAWAN IRAWAN
JAWA TENGAH
CILACAP
DESA BUNTON,
KEC.ADIPALA, KAB.CILACAP
545/2037/19/2011 OPERASI PRODUKSI
IUP 0,95
87 SAKINO JAWA TENGAH
CILACAP DESA KARANGBENDA,KEC.ADIPALA, KAB.CILACAP
545/2810/25/2010 OPERASI PRODUKSI
IUP 0,72 KW.10.SPL021-CP
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 112
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
88 IKA YULIATINA HASMAR
JAWA TENGAH
CILACAP DESA BUNTON, KEC.ADIPALA, KAB.CILACAP
545/2038/19/2011 OPERASI PRODUKSI
IUP 0,95 KW.10.APL002-CP
89 PASIR BESI INDONESIA
JAWA TENGAH
CILACAP DESA BUNTON,KEC.ADIPALA, KAB.CILACAP
545/536/25/2010 OPERASI PRODUKSI
IUP 31,9 KW.05OKP012-CP
90 SUGI HASTUTI JAWA TENGAH
CILACAP DESA WIDARAPAYUNG WETAN, KEC. BINANGUN,
KAB. CILACAP
545/997/25/2009 OPERASI PRODUKSI
IUP 0,97 KW.10.APL007-CP
91 SITI AMINAH JAWA TENGAH
CILACAP DESA SEDAYU, KEC BINANGUN, KAB. CILACAP
545/2404/25/2009 OPERASI PRODUKSI
IUP 0,92 KW.09AGP079-CP
92 MITRA HANDAL
ABADI
JAWA
TENGAH CILACAP
DESA WELAHAN WETAN,
KEC. ADIPALA, KAB. CILACAP
545/1423/25/2009 OPERASI
PRODUKSI IUP 87
KW.09.JL
P078-CP
93 JOGJA MAGASA IRON
YOGYAKARTA
PUSAT KULON PROGO 607.K/30/DJB/2011
STUDI KELAYAKAN
KK 2988 07pkpsb001
94 SINAR ANUGERAH GEMILANG
JAWA TIMUR
TRENGGALEK
DESA NGLEBENG, KEC. PANGGUL, KAB. TRENGGALEK
188.45/543/425.013/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 15,3
95 INDO MODERN MINING SEJAHTERA
JAWA TIMUR
LUMAJANG DUSUN DAMPAR DESA BADES KEC. PASIRIAN KAB. LUMAJANG
188.45/ 224 /427.12/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 872,1
96 ARDI MANUNGGAL
JAWA TIMUR
TULUNGAGUNG
DESA KALIBATUR, KEC. KALIDAWIR
188.45/55/031/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 4,5
97 BHUMI PERTIWI SUPRA MULTI GUNA
JAWA TIMUR
BLITAR DS. BULULAWANG (KEC. BAKUNG)
503/001/IUP-PERUBAHAN/409.304/I/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 2
98 BHUMI PERTIWI SUPRA MULTI GUNA
JAWA TIMUR
BLITAR DS. NGADIPURO (KEC. WONOTIRTO)
503/003/IUP/409.304/IV/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 18,9
99 INDO MODERN MINING
SEJAHTERA
JAWA
TIMUR LUMAJANG
KEC. PASIRIAN, TEMPEH, KUNIR, YOSOWILANGUN,
KAB. LUMAJANG
503/302/427.14/2
012
EKSPLORA
SI IUP 4398 67316
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 113
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
100 SURYA ABADI JAWA TIMUR
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG
503/92/427.73/IPR/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR 5
101 SARI RAYA JAWA TIMUR
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG
503/89/427.73/IPR/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR 5
102 SUMBER GLOBALINDO MINING
JAWA TIMUR
TRENGGALEK
DESA NGULUNG WETAN, KEC. MUNJUNGAN, KAB. TRENGGALEK
188.45/581/406.013/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 8,72
103 LENTERA EMAS JAWA TIMUR
LUMAJANG SUNGAI MUJUR DESA PANDAN ARUM KEC.
TEMPEH KAB LUMAJANG
188.45/175/427.12/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 2,5
104 PERKEMI JAWA TIMUR
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG
503/85/427.73/IPR/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR 5
105 BUMI PERTIWI JAWA TIMUR
JEMBER DESA MAYANGAN, KEC. GUMUKMAS, KAB. JEMBER
541.3/003A/411/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR 5,03
106 KARYA MULYA JAWA TIMUR
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB.
LUMAJANG
503/87/427.73/IPR/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR 5
107 TANI MAKMUR JAWA TIMUR
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG
503/88/427.73/IPR/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR 5
108 NEW JEMBER GOLDEN INTERNATIONAL
JAWA TIMUR
JEMBER
DS.KEPANJEN, DS.MAYANGAN, DS.MOJOSARI, DS.MOJOMULYO
541.3/006/411/2011
EKSPLORASI
IUP 1924
109 ANEKA
TAMBANG (TBK)
JAWA
TIMUR LUMAJANG
DESA WOTGALIH KEC.
YOSOWILANGUN KAB
188.45 / 225 /
427.12 / 2010
OPERASI
PRODUKSI IUP 462,2
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 114
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
LUMAJANG
110 NIRWANA JAWA TIMUR
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG,
DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG
503/84/427.73/IPR/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR 5
111 SEJAHTERA JAWA TIMUR
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB.
LUMAJANG
503/95/427.73/IPR/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR 5
112 RAHARJA JAWA TIMUR
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG
503/91/427.73/IPR/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR 5
113 AL HIKMAH JAWA TIMUR
TULUNGAGUNG
DESA NGREJO, KEC. TANGGUNGGUNUNG
188.45/53/031/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 1
114 BAHARI JAYA ABADI
JAWA TIMUR
BLITAR BULUWALANG, KEC BAKUNG, BLITAR
503/002/IUP/409.304/IV/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 0,9
115 BUDI LUHUR JAWA TIMUR
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG,
DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG
503/93/427.73/IPR/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR 5
116 KARYA SANTOSA
JAWA TIMUR
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG
503/97/427.73/IPR/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR 5
117 JOYO MULYO JAWA TIMUR
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG
503/90/427.73/IPR/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR 5
118 ARTA MULYA JAWA TIMUR
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG
503/94/427.73/IPR/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR 5
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 115
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
119 LANGGENG JAWA TIMUR
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG
503/96/427.73/IPR/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR 5
120 EDI SAMPURNA JAWA TIMUR
BLITAR PANTAI JOLOSUTRO (DS. RINGINREJOKEC. WATES)
503/002/IUP/409.304/IV/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 56
121 SARI REJEKI JAWA TIMUR
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG,
DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG
503/86/427.73/IPR/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR 5
122 AWARA JAWA TIMUR
BLITAR DESA BULULAWANG,KEC. BAKUNG KAB.BLITAR
503/001/IUP-PERUBAHAN/409
.304/I/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 6,97
123 AGTIKA DWI SEJAHTERA
JAWA TIMUR
JEMBER DESA PASEBAN, KEC. KENCONG, KAB. JEMBER
541.3/029/411/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 491,8
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 116
10.7.3 IUP Pasir Besi Kalimantan
IUP Pasir Besi di pulau Kalimantan hanya terdapat di Pulau Pelapis di daerah Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat dengan status kegiatan masih eksplorasi.
Gambar 10.20 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Pulau Kalmantan
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 117
Tabel 10.21 Tabel Lokasi IUP Pasir Besi di Pulau Kalimantan
NO
NAMA PERUSAHAA
N PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN JENIS IZIN LUAS
KODE WILAYA
H
1 BERKAT PAWAN REZEKI
KALIMANTAN BARAT
KAYONG UTARA
PULAU PELAPIS, KEC. PULAU MAYA KARIMATA, KAB. KAYONG UTARA
281 TAHUN 2009
EKSPLORASI
IUP 2000
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 118
10.7.4 IUP Pasir Besi Sulawesi
IUP Pasir Besi di Pulau Sulawesi sebanyak 29 lokasi yang tersebar terutama di Provinsi Sulawesi Utara 20 lokasi, Provinsi Sulawesi Selatan 8 lokasi dan Provinsi Sulawesi Tenggara 1 lokasi.
Gambar 10.21 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Sulawesi Utara
Daerah Pulau Sangihe dan Pulau Karakelong
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 119
Gambar 10.22 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Sulawesi Utara
Gambar 10.23 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Sulawesi Selatan
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 120
Gambar 10.24 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Sulawesi Tenggara
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 121
Tabel 10.22 Tabel Lokasi IUP Pasir Besi di Pulau Sulawesi
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
1 INDAH SARI SULAWESI UTARA
BOLAANG MONGONDOW
LOLAK 99 TAHUN 2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 18
2 ANUGRAH JAYA SULAWESI UTARA
KEPULAUAN TALAUD
KEC. MELONGUANE, KAB. TALAUD, SULUT
37 TAHUN 2010
EKSPLORASI
IUP 7357
3 HAMPARAN PASIR BESI
SULAWESI UTARA
BOLAANG MONGONDOW
KEC. LOLAK, BOLAANG, BOLAANG TIMUR DAN POIGAR, KAB. BOLAANG
MONGONDOW
48 TAHUN 2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 800
4 MEITHA PERKASA UTAMA
SULAWESI UTARA
BOLAANG MONGONDOW TIMUR
DESA PARET, KEC.KOTABUNAN, KAB. BOLAANG MONGONDOW TIMUR
50 TAHUN 2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 500
5 ENPEKA TABUKAN FERRONUSA
SULAWESI UTARA
KEPULAUAN SANGIHE
KEC TABUKAN UTARA, KAB KEPULAUAN SANGIHE
127 TAHUN 2010
EKSPLORASI
IUP 2000
6 MALTA SULAWESI UTARA
BOLAANG MONGONDOW
KEC. POIGAR 30 TAHUN 2012
EKSPLORASI
IUP 535,5
7 DUTAM MINERAL
SULAWESI UTARA
MINAHASA SELATAN
KEC.TENGA, MINBAHASA SELATAN
831 TAHUN 2010
EKSPLORASI
IUP 1626 95354
8 JAPALINDO NUANSA NUSANTARA
SULAWESI UTARA
KEPULAUAN TALAUD
KEC. TAMPAN DAN AMMA 28 TAHUN 2010
EKSPLORASI
IUP 7950
9 NIKITA GEMILANG INTI TAMBANG
SULAWESI UTARA
MINAHASA SELATAN
KEC. SINONSAYANG, MINAHASA SELATAN
830 TAHUN 2010
EKSPLORASI
IUP 2000
10 SATRIA BARA
MAS
SULAWESI
UTARA
MINAHASA
TENGGARA
DESA MINANGA, TUMBAK DAN BENTENAN, KEC. PUSOMAEN,
KAB. MINAHASA TENGGARA
25.E TAHUN
2010
EKSPLORA
SI IUP 1993
11 HARUM INDO MINERAL
SULAWESI UTARA
KEPULAUAN SANGIHE
DESA SIMUENG, KEC. TABUKAN SELATAN, KAB. KEPULAUAN SANGIHE
105 TAHUN 2010
EKSPLORASI
IUP 3000
12 ARMADA INTI SULAWESI MINAHASA MOLINOW, KEC.TENGA 218 OPERASI IUP 199
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 122
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
MALFUZHAT UTARA SELATAN MINAHASA SELATAN TAHUN 2011
PRODUKSI
13 PRIMA BANGUN PERSADA NUSANTARA
SULAWESI
UTARA
MINAHASA
SELATAN
KEC. TUMPAN, MINAHASA
SELATAN
842 TAHUN 2010
EKSPLORA
SI IUP 1423
14 DELTA SARANA SENTOSA
SULAWESI UTARA
MINAHASA SELATAN
KEC. AMURANG, MINAHASA SELATAN
846 TAHUN 2010
EKSPLORASI
IUP 1563
15 INDAH SARI SULAWESI UTARA
BOLAANG MONGONDOW TIMUR
DESA MOTONGKAD, KEC.NUANGAN, KAB.KEC. NUANGAN, BOLAANG MONGONDOW TIMUR
57 TAHUN 2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 15,55
16 SUKSES USAHA
MANDIRI
SULAWESI
UTARA
KEPULAUAN
TALAUD
KEC. MELONGUANE, BEO DAN
ESSANG SELATAN
31 TAHUN
2010
EKSPLORA
SI IUP 3750
17 SINAR AMURANG ABADI
SULAWESI UTARA
MINAHASA SELATAN
KEC. TENGA, MINAHASA SELATAN
172 TAHUN 2012
OPERASI PRODUKSI
IUP 199
18 SATRIA BARA MAS
SULAWESI UTARA
MINAHASA TENGGARA
25.D
TAHUN 2010
EKSPLORASI
IUP 1212
19 PANTAS INDOMINING
SULAWESI UTARA
MINAHASA SELATAN
KEC. TENGA, MINAHASA SELATAN
853 TAHUN 2010
EKSPLORASI
IUP 1856
20 ARMADA INTI MALFUZHAT
SULAWESI UTARA
MINAHASA SELATAN
KEC.TENGA, MINAHASA SELATAN
856 TAHUN 2010
EKSPLORASI
IUP 1800
21 GOBISARI UTAMA
SULAWESI SELATAN
KEPULAUAN SELAYAR
DESA MAMINASA, KAB. KEP. SELAYAR, SULAWESI SELATAN
425/X/TAHUN 2010
EKSPLORASI
IUP 1000
22 INDO BANGUN MINERAL
SULAWESI SELATAN
TAKALAR KEC. MANGARABOMBANG, MAPPAKASUNGGU, SANROBONE, KAB. TAKALAR
174 TAHUN 2010
EKSPLORASI
IUP 4176
23 RANI AZNANDA
PRATAMA
SULAWESI
SELATAN
KEPULAUAN
SELAYAR
DESA DOLO, KEC. PASIMASUNGGU DAN
PASIMASUNGGU, KAB.
423 TAHUN
2009
OPERASI
PRODUKSI IUP 415,3
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 123
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
KEPULAUAN SELAYAR
24 NIAGA MAJU
PASIFIK
SULAWESI
SELATAN
KEPULAUAN
SELAYAR
KALAOTOA KEC
PASILAMBENA
239/I/TAH
UN 2010
EKSPLORA
SI IUP 13000
25
NIAGA MAJU PASIFIK
SULAWESI SELATAN
KEPULAUAN SELAYAR
KEC. BONTOSIKUYU KAB. SELAYAR
238/I/TAHUN 2010
EKSPLORASI
IUP 5600
26 MARGA WIJAYA SULAWESI SELATAN
KEPULAUAN SELAYAR
PASIMASUNGGU 441/XI/TAHUN 2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 301,18
27 ANUGERAH MINERAL BARRU
SULAWESI SELATAN
BARRU DESA PANTAI, KEC. MALLUSETASI, KAB. BARRU
397 TAHUN 2010
EKSPLORASI
IUP 500
KW 18/IUP/EP-BR
28
GALENA
SUMBER ENERGI
SULAWESI
SELATAN SINJAI
DESA PASIMARANNU & SINJAI
KEC. SINJAI TIMUR
401
TAHUN 2010
OPERASI
PRODUKSI IUP 180
29 SHANTUNG MINERAL RESOURCES
SULAWESI TENGGARA
BOMBANA KEC.KABAENA TENGAH 396 TAHUN 2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 695
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 124
10.7.5 IUP Pasir Besi di Kepulauan Nusa Tenggara
IUP Pasir Besi di Kepulauan Nusa Tenggara tersebar di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. 8 IUP Pasir Besi berada di wilayah Provinsi NTB masuk ke dalam Kabupaten Bima, Dompu, dan Lombok Timur. 7 lokasi IUP Pasir Besi berada di wilayah Provinsi NTT meliputi Kabupaten Ende, Sikka dan Nagekeo
Gambar 10.25 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Nusa Tenggara Barat
Gambar 10.26 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Nusa Tenggara Timur
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 125
Tabel 10.23 Tabel Lokasi IUP Pasir Besi di Kepulauan Nusa Tenggara
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
1 INDOMINING KARYA BUANA
NUSA TENGGARA BARAT
BIMA DESA OI TUI DAN TAWALI, KEC. AMBALAWI, KAB. BIMA
188.45/354/004/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 1500
2 JAGAD MAHESA KARYA
NUSA TENGGARA BARAT
BIMA KEC. WERA DAN AMBALAWI, KAB. BIMA
188.45/191/01.16/2012
OPERASI PRODUKSI
IUP 3772
3 BIMA MINERAL INDONESIA
NUSA TENGGARA BARAT
DOMPU KEC. PEKAT KAB. DOMPU 251 TAHUN 2011
EKSPLORASI
IUP 6000
4 INDOMINING KARYA BUANA
NUSA TENGGARA
BARAT
BIMA DESA MAWU DAN NIPA, KEC. AMBALAWI, KAB.
BIMA
188.45/355/004/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 500
5 TIMUR RAYA MAS NUSA TENGGARA BARAT
DOMPU KEC. PEKAT KAB. DOMPU 547 TAHUN 2012
EKSPLORASI
IUP 7378
6 ANUGRAH MINERALINDO
NUSA
TENGGARA BARAT
DOMPU KEC. PEKAT, KAB. DOMPU
330 TAHUN 2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 10010 DU2008_EL70_12
7 TIMUR RAYA MAS NUSA TENGGARA BARAT
DOMPU DESA DOROPETI, KEC. PEKAT, DOMPU
190 TAHUN 2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 710
8 ANUGRAH MITRA GRAHA
NUSA TENGGARA BARAT
LOMBOK TIMUR
DESA DEDALPAK,KEC.PRINGGABAYA,KAB LOMBOK TIMUR
3832.A/503/PPT.I/IV/2010
EKSPLORASI
IUP 2,02
9 KAPITALINDO MANAGEMENT
NUSA TENGGARA
TIMUR
ENDE KEC. NDONA, KAB. ENDE PE.625/SEKRT.1/E/XII/2009
OPERASI PRODUKSI
IUP 16,24
10 SKYLINE FLORES ADIJAYA
NUSA TENGGARA TIMUR
SIKKA LAUT SAWU/LAUT SELATAN, KAB. SIKKA
184/HK/2010 EKSPLORASI
IUP 10000 184/HK/2
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 126
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
11 UTAM SENTOSA ABADI FLOBAMORA
NUSA TENGGARA TIMUR
NAGEKEO KEC NANGARORO 44I/KEP/HK/2010 EKSPLORASI
IUP 5512
12 ADHIYASA UTAMA REKA VENTURA
NUSA TENGGARA TIMUR
NAGEKEO KEC MAUPONGGO 44.H/KEP/HK/2010
EKSPLORASI
IUP 3860
13 SKYLINE FLORES ADIJAYA
NUSA TENGGARA
TIMUR
ENDE LAUT SAWU/LAUT SELATAN, KAB. ENDE
235 TAHUN 2009
EKSPLORASI
IUP 10000
14 HIKMAH TAMA USAHA MANDIRI
NUSA TENGGARA TIMUR
NAGEKEO KEC MAUPONGGO 44.C/KEP/HK/2010
EKSPLORASI
IUP 6590 07 DEDE
15 RAHMAD RAYA
NUSA
TENGGARA TIMUR
ENDE KEC. ENDE UTARA, KAB.
ENDE
PE.43/SEKRT.1/
E/II/2010
OPERASI
PRODUKSI IUP 5,73
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 127
10.7.6 IUP Pasir Besi di Kepulauan Maluku Utara
Jumlah IUP Pasir Besi yang berada di wilayah Maluku Utara berjumlah 27 IUP dengan tahapan kegiatan dari Eksplorasi sampai Operasi Produksi. IUP Pasir Besi di Maluku Utara umumnya menempati wilayah di pesisir pantai sebelah timur dari Pulau Halmahera, Pulau Morotai dan Pulau Obi.
Gambar 10.27 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Maluku Utara
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 128
Tabel 10.24 Tabel Lokasi IUP Pasir Besi di Provinsi Maluku Utara
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
1 KARUNIA ARTA KAMILAN
MALUKU UTARA
PULAU MOROTAI
DESA TOROWA, PANGEO, KEC. MOROTAI JAYA, KAB. PULAU
MOROTAI
540/54B/PM/2010
EKSPLORASI
IUP 2750
2 INDONESIA BINA MINERAL
MALUKU UTARA
HALMAHERA UTARA
LOLODA UTARA, HALUT 540/197C/HU/2010
EKSPLORASI
IUP 1587
3 DEFESNA UTAMA MALUKU
UTARA
HALMAHERA
SELATAN
DESA ALAM KENANGA DSK, KEC. OBI BARAT, KAB. HALMAHERA
SELATAN
149 TAHUN
2011
EKSPLORA
SI IUP 2062
KW.P.OBI.149.13092
011.IUP.EKS
4 HALMAHERA SENTRA MINERAL
MALUKU UTARA
HALMAHERA UTARA
DESA PACAO, KAPA-KAPA, GISI, GALAO, KAILUPA, KEC. LOLADA UTARA, KAB. HALMAHERA
TENGAH
540/123/HU/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 1500 HU11PPO09
5 INTIM JAYA KARYA
MALUKU UTARA
PULAU MOROTAI
DESA TUTUHU, KEC. MOROTAI SELATAN BARAT, KAB. PULAU MOROTAI
540/85/PM/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 123 10IUPPRO
6 PUTRA GAMALAMA MANDIRI
MALUKU UTARA
HALMAHERA TENGAH
DESA NUSILIKO, TILOPE, SOSOWOMO. KEC WEDA, WEDA SELATAN. KAB HALMAHERA TENGAH
540/KEP/172/2009
EKSPLORASI
IUP 3816
7 INTIM
RESOURCES
MALUKU
UTARA
HALMAHERA
UTARA
DESA TOGASA, TUTUMALOLEO, SALIMULI, DODOWO, BOBISINGO, LALONGA, LIMAU, SIMAU, KEC. GALELA DAN GALELA UTARA, KAB. HALMAHERA UTARA
540/94.A/
HU/2010
EKSPLORA
SI IUP 858,19 HU10PPE2
8 SARANA EMAESA JAYA ABADI
MALUKU UTARA
HALMAHERA SELATAN
DESA TANJUNG JERE & DESA MATUTING KECAMATAN GANE TIMUR KABUPATEN HALMAHERA SELATAN
35.A TAHUN
2010
EKSPLORASI
IUP 5485
9 BELA SARANA PERMAI
MALUKU UTARA
HALMAHERA SELATAN
DESA WOI DSK, KEC. OBI TIMUR, KAB HALMAHERA SELATAN
31.A TAHUN 2010
EKSPLORASI
IUP 4290 KW.P.OBI
10 KARYA INTAN MAKSIMA
MALUKU UTARA
HALMAHERA UTARA
LOLODA UTARA, HALUT 540/197D/HU/2010
EKSPLORASI
IUP 2237
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 129
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
11 INTIM JAYA KARYA
MALUKU UTARA
PULAU MOROTAI
DESA TOROWA, PANGEO, KEC. MOROTAI JAYA, KAB. PULAU MOROTAI
540/69/PM/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 186 10IUPPRO
12 ADDIS PRATAMA PERKASA
MALUKU UTARA
HALMAHERA UTARA
DESA KAILUPA, DORUME, NGAJAM, WORIMOI, DOITIA, KEC. LOLODA UTARA, KAB. HALMAHERA UTARA
540/95.B/HU/2010
EKSPLORASI
IUP 3054,02
HU09PPE31
13
ALGIFARI
WILDAN SEJAHTERA
MALUKU
UTARA
HALMAHERA
SELATAN
DESA LALUBI KECAMATAN GANE
TIMUR KABUPATEN HALMAHERA SELATAN
105 A
TAHUN 2009
EKSPLORA
SI IUP 3622
14 HALIM PRATAMA MALUKU UTARA
HALMAHERA SELATAN
DESA SUM DSK KEC. OBI TIMUR KAB HALMAHERA SELATAN
209 TAHUN 2009
EKSPLORASI
IUP 1548 KW. P. O
15 INDONESIA BINA MINERAL
MALUKU UTARA
HALMAHERA UTARA
KEC LOLODA UTARA, KAB HALMAHERA UTARA
540/197.E/HU/2010
EKSPLORASI
IUP 399
16 ANIMUS DHARMA NUSANTARA
MALUKU UTARA
HALMAHERA TIMUR
DESA WASILEO DAN TANJUNG LILI, KEC MABA TENGAH DAN MAA UTARA, KAB HALMAHERA TIMUR
188.45/540-85A/2010
EKSPLORASI
IUP 11125
17 BERKAT ANUGRAH MAJU ABADI
MALUKU UTARA
TIDORE KEPULAUAN
KEC. OBA UTARA DAN OBA TENGAH, KOTA TIDORE KEPULAUAN
7.2 TAHUN 2012
EKSPLORASI
IUP 1468
18 BERKAT ANUGERAH
TAMA SEJATI
MALUKU UTARA
HALMAHERA SELATAN
DESA BISUI, LUIN DSK. RANGA-RANGA, KAB HALMAHERA
SELATAN
18.A TAHUN
2010
EKSPLORASI
IUP 21770 P.GANE 1
19 ANUGERAH BERKAH SEMESTA
MALUKU UTARA
HALMAHERA TENGAH
DESA SIBENPOPO, KEC. PATANI BARAT, KAB. HALMAHERA TENGAH
540/KEP/269.A/2010
EKSPLORASI
IUP 4523
20 INTIM JAYA
KARYA
MALUKU
UTARA
HALMAHERA
SELATAN
DESA KELO DAN DUSUN LELE
KEC. OBI TIMUR KAB. HALMAHERA SELATAN
16
TAHUN 2010
EKSPLORA
SI IUP 1500
KW 0502
IUP-EKS.IJK
21 INTIM JAYA KARYA
MALUKU UTARA
PULAU MOROTAI
DESA TAWAKALI DSK, KEC. MOROTAI UTARA, KAB. PULAU MOROTAI
540/86/PM/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP 195 10IUPPRO.PM07
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 130
NO NAMA
PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
22 AMO NGAJAMA MALUKU UTARA
HALMAHERA UTARA
LOLODA UTARA 540/39/HU/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP 1300
23 HOBBY MINING MALUKU UTARA
HALMAHERA UTARA
540/55/HU/2010
EKSPLORASI
IUP 9694 540/55/H
24 BERKAT ANUGERAH TAMA SEJATI
MALUKU UTARA
HALMAHERA SELATAN
DESA TANJUNG JERE, FIDA DSK, KAB HALMAHERA SELATAN
11.A TAHUN 2009
EKSPLORASI
IUP 12060 KW 0107
25 KARUNIA MITRA
ABADI
MALUKU
UTARA
HALMAHERA
BARAT
KEC. LOLODA, KAB. HALMAHERA
BARAT
182 TAHUN 2011
EKSPLORA
SI IUP 4000 82.01.02
26 HOBBY MINING MALUKU UTARA
PULAU MOROTAI
KEC. MOROTAI UTARA, KAB. PULAI MOROTAI
540/94/PM/2011
EKSPLORASI
IUP 4311 07 EKS.PM/2011
27 DOMINIUM MINING
MALUKU UTARA
MOROTAI KEC MOROTAI JAYA 540/85A/PM/2010
EKSPLORASI
IUP 1000 KW10IUPEKS.PM01
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 131
10.7.7 IUP Pasir Besi di Pulau Papua
Lokasi IUP Pasir Besi di wilayah Papua berjumlah 3 IUP, 2 IUP di wilayah Provinsi Papua dan 1 IUP di wilayah Provinsi Papua Barat.
Gambar 10.28 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Papua Barat
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 132
Gambar 10.29 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Papua
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 133
Tabel 10.25 Tabel Lokasi IUP Pasir Besi di Pulau Papua
NO NAMA PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN JENIS IZIN
LUAS KODE
WILAYAH
1 SALAF MULIA PAPUA SARMI DISTRIK PANTAI BARAT, SARMI
49 TAHUN 2011
EKSPLORASI IUP 3961
2 MEGA DAYA BUANA PAPUA WAROPEN KAB. WAROPEN 89 TAHUN 2010
EKSPLORASI IUP 25000
3 MIOSSU INDAH ABADI
PAPUA BARAT
TAMBRAUW DISTRIK SAUSAPOR DAN KWOOR, KAB. TAMBRAUW
56 TAHUN 2010
EKSPLORASI IUP 6376,6
D.U 002
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 134
PERISTILAHAN
Absorbance (A) adalah nilai serapan atom atau molekul terhadap cahaya tunggal (monokhromatis).
Aeromagnetic adalah survei sifat magnetik batuan dimana pengukurannya dilakukan di udara. Dalam metoda ini umumnya dilakukan dengan menggunakan pesawat udara.
Analisis Ayak (Analisis Besar Butir) adalah pemilahan zat padat menurut ukurannya dng menggunakan pengayak
Analisis Mineral Butir (grain counting) adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui kadar dari suatu sampel (konsentrat mineral berat, sayatan poles, maupun sayatan tipis), dengan membandingkan antara persen volume suatu mineral tertentu terhadap mineral secara keseluruhan.
Anomali adalah penyimpangan dr keseragaman sifat fisik, sering menjadi perhatian ekplorasi
Aquades adalah air hasil destilasi/penyulingan. Back dunes adalah Sederetan gumuk pasir yang terletak di belakang front
dune. Bailer adalah bagian dari bor tangan yang berfungsi untuk menangkap
conto pasir. Ball Valve (Katup Bola) adalah katup berbentuk bola dalam bailer
berfungsi sebagai alat penutup agar conto pasir tidak tumpah. Berat Ekivalen (BE) atau Berat Setara (BS) adalah berat atom atau berat
molekul dibagi jumlah penambahan atau pengurangan elektron pada reaksi reduksi - oksidasi (redoks) atau berat atom atau berat molekul dibagi valensi (muatan/bilangan ion atom) pada reaksi bukan redoks.
Besi Gumbal (Iron pig) adalah produk menengah hasil peleburan bijih besi yang di hasilkan oleh tanur tinggi.
Bichromatometri adalah metoda analisis volumetri dengan menggunakan larutan peniter Kalium Bichromat (K2Cr2O7).
Bor Tangan (Hand Auger) adalah alat bor yang umumnya dipakai untuk mengambil conto pasir sampai batuan dasar (yang umumnya sampai kedalaman ± 10 m).
Bobot Isi (Specific Gavity) adalah rasio kepadatan zat untuk densitas dari suatu substansi.
Cadangan Pasir Besi Terbukti (Proved Ore Reserves) adalah sumber daya terukur yang berdasarkan studi kelayakan tambang, semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomis.
Citra Satelit/ Landsat image adalah penggambaran bentuk rupa bumi oleh satelit. Data yang disajikan dalam bentuk format band interleaved by line (BIL) atau band interleaved by pixel (BIP).
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 135
Conto individu adalah conto pasir besi hasil pemboran yang diambil dari tiap interval kedalaman tertentu, biasanya tiap 1 atau 1,5 m.
Conto komposit adalah conto pasir besi hasil pemboran yang diambil dari satu lubang bor.
Conto Ruah (bulk sample) adalah Crude Sand yang diambil sebagai conto untuk analisis laboratorium.
Coning and Quartering adalah proses pembagian percontoh yang homogen, menjadi empat bagian yang sama banyak kemudian diambil contoh yang posisinya berseberangan.
Crude Sand adalah pasir besi di alam yang belum pernah mengalami benefisiasi.
Degrasi adalah proses penghabluran endapan untuk menghindari feftisasi dalam penyaringan.
Densitas (BV) adalah besaran yang dinyatakan dalam massa per volume. Derajat Kemagnetan (Magnetic degree/MD) adalah persentase jumlah
mineral yang tertarik magnet terhadap crude sand dengan metode yang telah ditentukan.
Deskripsi Megaskopis adalah proses pengidentifikasian percontoh secara visual tanpa menggunakan alat bantu atau dengan alat bantu sederhana.
Deskripsi Mikroskopis adalah proses pengidentifikasian conto dengan menggunakan mikroskop.
Duplo adalah proses pengerjaan analisis dua kali dari conto/standar yang sama
Eksplorasi adalah penyelidikan dan penjajakan daerah yg diperkirakan mengandung mineral berharga dng jalan survei geologi, survei geofisika, atau pengeboran untuk menemukan deposit dan mengetahui luas wilayahnya.
Eksploitasi adalah pengusahaan; pendayagunaan. Feftisasi adalah terjadinya penerobosan endapan melaluikertas saring Flux adalah agen pembersih kimia atau agen pemurni. Fluks mungkin
memiliki lebih dari satu fungsi, dapat digunakan saat metalurgi ekstraktif maupun panggabungan logam (metalurgi).
Front dune adalah Gumuk pasir yang berdekatan dengan garis pantai. Geostatistik adalah metoda estimasi perhitungan sumber daya/cadangan
endapan bahan galian dengan menggunakan komponen statistik.
Gumuk Pasir (Sand Dunes) adalah longgokan pasir besi atau bukan pasir besi yang terletak searah dengan pantai dan memanjang, yang mempunyai ketinggian sampai dengan 15 meter.
Gravimetri adalah metoda analisis untuk menentukan kadar suatu unsur berdasarkan penimbangan sebelum dan sesudah proses.
Grek (Gram Ekivalen) adalah berat zat dalam gram dibagi BE.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 136
Groundmagnetic adalah survei sifat magnetik batuan dimana pengukurannya dilakukan dipermukaan tanah
Hematit adalah bijih besi yg berwarna merah kehitam-hitaman; Fe2O3 Horison A adalah Lapisan pasir yang terdapat antara lapisan penutup
dengan permukaan air tanah. Horison B adalah Lapisan pasir yang terdapat antara permukaan air tanah
dengan permukaan air laut. Horison C adalah Lapisan pasir yang terdapat antara permukaan air laut
dengan batuan dasar. Ilmenit adalah mineral hitam, titanium oksida besi, FeTiO3, mengkristal
dalam sistem heksagonal. Biasanya ditemukan pada batuan beku, metamorf, dan pasir hasil pelapukan batuan asal.
Increment adalah sejumlah massa yang diambil dari conto endapan yang dihasilkan oleh pengambilan conto di lapangan.
In situ adalah frase latin dalam bahasa inggris dapat di artikan “on site” atau “in position”. Yang berarti “lokal” atau “ditempatnya”.
Isograde adalah garis kontur yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai MD yang sama.
Izin Usaha Pertambangan (IUP) adalah izin yang diberikan untuk melaksanakan usaha pertambangan.
Ivan (Sand Auger) adalah bagian alat bor yang digunakan untuk mengambil conto pasir di atas permukaan air tanah.
Jaminan Mutu (Quality Assurance, QA) adalah seluruh perencanaan dan kegiatan sistematik yang diperlukan untuk memberikan suatu keyakinan yang memedai bahwa suatu barang atau jasa memenuhi persyaratan mutu.
Kuarsa adalah penyusun utama dl pasir, batuan, dan berbagai mineral, bersifat lebih tembus cahaya ultra-ungu dp kaca biasa sehingga banyak digunakan dl alat optik; silika (SiO2)
Konsentrat Pasir Besi adalah Crude Sand yang telah mengalami benefisiasi melalui proses antara lain dengan pemisahan secara magnetik.
Laboratorium adalah suatu instansi/lembaga yang melaksanakan pengujian dan/atau kalibrasi.
Larutan Conto Induk adalah larutan yang mengandung conto dengan berat tertentu dalam suatu volume tertentu dan dari larutan inilah ditetapkan beberapa unsur yang akan dianalisis.
Larutan Pekat adalah larutan kimia konsentrasi tinggi dan murni. N (Normalitas) adalah gram ekivalen (grek) suatu zat dalam satu liter
larutan. Neraca Sumber Daya merupakan alat evaluasi sumber daya mineral dan
batubara, yang menyajikan informasi cadangan awal, perubahan atau pemanfaatan, dan tingkat kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sebagai faktor degradasi
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 137
lingkungan, termasuk pembiayaannya kedalam bentuk tabel maupun peta neraca sumber daya mineral dan batubara.
Magnetit adalah bijih besi hitam yg mempunyai sifat magnet Magnetic separation adalah proses pemisahan material dengan
memanfaatkan sifat kemagnetan mineral. Metoda Instrumen adalah metoda analisis dengan menggunakan
instrument (seperti AAS, ICP, Spectrofotometer, XRD dan lain - lain).
Metoda Konvensional (Metoda gravimetri, volumetri, kolorimetri, dan turbidimetri) adalah cara analisis manual, yang dalam pengukurannya masih menggunakan kemampuan indera manusia.
Metode Standar adalah metode yang dikembangkan oleh suatu organisasi atau kelompok dengan menggunakan studi banding. Metode ini dipublikasikan secara internasional maupun nasional dan disahkan oleh badan yang berwenang seperti ISO,ASTM, JIS, AS, AOAC, APHA, dll.
Middling adalah pertengahan antara konsentrat dan tailing (metalurgi). Mineral adalah benda padat anorganik dan homogen yang terbentuk
secara alamiah, mempunyai sifat – sifat fisik dan kimia tertentu, dapat berunsur tunggal atau berbentuk persenyawaan.
Mineral ikutan (gangue minerals) adalah komponen mineral dr batuan yg terdapat dl jumlah kecil sehingga tidak diperhitungkan dl klasifikasi.
Morfologi adalah struktur luar dr batu-batuan dl hubungan dengan perkembangan ciri topografis
Pasir Besi adalah endapan pasir yang mengandung partikel besi (magnetit), yang terdapat di sepanjang pantai, terbentuk karena proses penghancuran oleh cuaca, air permukaan dan gelombang terhadap batuan asal yang mengandung mineral besi seperti magnetit, ilmenit, oksida besi, kemudian terakumulasi serta tercuci oleh gelombang air laut
Penampang Isograde adalah penampang zona pasir besi yang menggambarkan pola isograde secara vertikal baik dua maupun tiga dimensi.
Penginderaan Jarak Jauh/Remote Sensing adalah metoda teknik pengumpulan data dan informasi permukaan bumi tanpa kontak langsung dengan obyek. Obyek penelitian seolah-olah dipindahkan ke laboratorium untuk diteliti, dianalisis dengan proses digital image processing dan interpretasi visual.
Pengujian adalah suatu kegiatan teknis terdiri dari penetapan karakteristik suatu bahan, zat atau produk tertentu berdasarkan metode tertentu.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 138
Pengendalian Mutu (Quality Control, QC) adalah suatu cara untuk mengetes kebenaran dari data yang dihasilkan oleh suatu laboratorium setelah dibandingkan dengan conto acuan standar (Standard Reference Material/SRM) yang dapat dipercaya.
Pereduksi Conto (Increment box) adalah alat pereduksi conto di lapangan yang berupa bak terbuat dari kayu dengan ukuran lebar x panjang x tebal: 60 cm x 90 cm x 2 cm (J.I.S., 1965), untuk mendapatkan conto yang representatif.
Persen (%) adalah satu bagian dalam seratus bagian. Peta Isograde adalah peta zona pasir besi yang menggambarkan pola
isograde pasir besi suatu daerah. ppm (part per million) adalah satu bagian dalam satu juta bagian. Preparasi adalah rangkaian kegiatan mempersiapkan conto yang
representatif sesuai dengan jumlah dan ukuran yang dikehendaki untuk dianalisis.
Reduksi adalah pengurangan conto secara splitty atau kuartering. Repeatibility adalah proses pengulangan analisis minimal delapan kali
yang merupakan rangkaian untuk mendapat nilai standar deviasi dan presisi.
Riffle Splitter adalah alat pembagi conto terbuat dari baja anti karat dengan lebar chute 6 mm kemiringan 60°, panjang 12 cm, lebar 4,9 cm, tinggi 7,6 cm, tinggi kaki 16,5 cm, biasanya dipakai di laboratorium.
Sendok Increment adalah sendok khusus berukuran 3 cm x 3 cm x 2 cm untuk mereduksi conto pasir dalam Increment box.
Setifikat Hasil Analisis (Certificate of analysis) adalah dokumen yang menyajikan hasil dan informasi yang berkaitan dengan analisis/pengujian.
Sistem Mutu adalah struktur organisasi, tanggung jawab, posedur, proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen atau pengelolaan mutu.
Spektrofotometri adalah metoda analisis dengan menggunakan alat spektrofotometer.
Splitter adalah alat pembagi perconto homogen yang terbuat dari baja anti karat, sehingga diperoleh conto lebih kecil (tereduksi) dari conto awal.
Splitty adalah pengurangan conto dengan menggunakan riffle splitter. Sumber Daya Endapan Pasir Besi Hipotetik adalah sumber daya yang
dihitung dengan interval bor > 1000 m. Sumber Daya Endapan Pasir Besi Tereka adalah sumber daya yang
dihitung dengan interval bor 1000 m x 80 m. Sumber Daya Endapan Pasir Besi Tertunjuk adalah sumber daya yang
dihitung dengan interval bor 400 m x 40 m.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 139
Sumber Daya Endapan Pasir Besi Terukur adalah sumber daya yang dihitung dengan interval bor 100 m x 20 m.
Survei adalah teknik riset dengan memberi batas yg jelas atas data; penyelidikan; peninjauan
Susceptibility meter adalah alat untuk mengukur derajat kemagnetan. SRM (Standar Raw Material) adalah suatu bahan yang dikeluarkan oleh
Badan Sertifikasi Internasional sebagai pembanding yang mempunyai satu atau lebih sifatnya telah diberi sertifikat atau dokumen lain yang diterbitkan oleh Badan sertifikasi tersebut.
Stoichiometry adalah cara perhitungan berdasarkan faktor unsur kimia. Tailing adalah bahan yang tertinggal setelah pemisahan fraksi bernilai bijih
besi. Tambang terbuka (Surface Mining) adalah cara penambangan yang
kegiatannya berhubungan langsung dengan alam terbuka atau di atas permukaan.
Tanur Tinggi (furnaces blast) adalah perapian yg bentuknya tinggi (untuk membakar batu kapur, bijih besi, dsb)
Titanomagnetit adalah salah satu mineral dari kelompok oksida, merupakan magnetit dengan inklusi dari hasil peluruhan ulvospinel (Fe2TiO4) dan ilmenit.
Topografi adalah keadaan muka bumi pd suatu kawasan atau daerah Transmitance (T) adalah nilai sisa serapan atom atau molekul terhadap
cahaya tunggal (monokhromatis). Uji Banding (Validasi) adalah pengelolaan unjuk kerja danevaluasi
pengujian atas bahan yang sama oleh dua atau lebih laboratorium yang berbeda sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Uji Profisiensi adalah suatu cara untuk mengetahui kinerja/unjuk kerja laboratorium penguji dengan cara uji banding antar laboratorium
Undak adalah sebarang permukaan panjang, smpit, aga rata sedikit melandai, biasanya tak sebarapa luas dibanding luas dataran, di batasi pada satu sisinya oleh lereng naik yang curam, dan disisi laon oleh lereng menurun yang lebih curam. ~pantai yang terbentuk di pantai.
Volumetri atau Titrimetri adalah metoda analisis untuk menentukan kadar suatu unsur berdasarkan pengukuran volume tertentu dari larutan conto dan volume tertentu dan larutan peniter yang telah diketahui konsentrasinya.
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 140
DAFTAR PUSTAKA
ASTM, 1998 E 1081 – 95a Standard Test Method for Determination of Total Iron in Iron Ores and Related Materials by Silver Reduction- Dichromate Titration
1
ASTM, 1998 E 507 – 98 Standard Test Method for Aluminium in Iron Ores by AAS
ASTM, 1998 E 508 – 98 Standard Test Method for Calsium and Magnesium in Iron Ores by AAS
ASTM,1998,E 247 – 96 Standar Test Method for Determination of Silica in Mangan Ore, Iron Ores and related Materials by Gravimetry
Austin, GT. 1985. Shreve’s Chemical Process Industries, Fifth Edition, McGraw-Hill Book Co., New York
Hartati, R.D. 2000. Prosedur Analisis Geokimia dan Logam. DSM, Bandung.
Hillebrand, Lundell Bright and Hoffman, 1980. Applied Inorganic analysis, Second Edition, R.E.Kriger Publishing Company, Huntington, New York.
Hutamadi, R., dan Agung, LN., 2012. Pengenalan Sistem Penambangan dan Estimasi Cadangan Secara Konvensional. Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
ISO 2597 – 1973 (E) Iron Ores Determination of Iron Content – Volumetric Method .
Macdonald, E.H., 1983. Alluvial Mining. Chapman and Hall, New York. Purbo, M.M., dan Hadiwidjoyo. 2013. Kamus Geologi dan Ranah
Rinangkun. Badan Geologi, Bandung. SNI 13-3496-1994 tentang Cara Preparasi Contoh Bahan Galian Secara
Umum untuk Analisis Kimia dan Uji Sifat Fisika di Laboratorium. SNI 13-6606-2001 tentang Tata Cara Umum Penyusunan Laporan
Eksplorasi Bahan Galian. Soepriadi, Nadhira Seraphine, dan Dyah Manis Novihapsari. 2013. Potensi
Endapan Pasir Besi di Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Buletin Sumber Daya Geologi Volume 8 Nomor I. Bandung
Tim Penyusun, 2005, Konsep Pedoman Teknis Metoda Preparasi dan Analisis Mineral Butir, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung. Tim Penyusun, 2005, Konsep Pedoman Teknis Eksplorasi Pasir Besi,
Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung. http://australiantailings.com/Announce_4.html http://dc426.4shared.com/doc/o1jpo31K/preview.html http://en.wikipedia.org/wiki/Blast_furnace http://en.wikipedia.org/wiki/Hydraulic-mining http://en.wikipedia.org/wiki/Ironsand
PASIR BESI DI INDONESIA G eol og i , E kspl or as i d an P eman f aat an n ya | 141
http://en.wikipedia.org/wiki/Mineral_processing http://industri.bisnis.com/read/20140208 /44/201979/ http://kbbi.web.id/ http://nurul.kimia.upi.edu/arsipkuliah/web2012/0900598/besi.htm http://qzyongsheng.en.alibaba.com/product http://www.andyyahya.com/2013/07/share-analisis-mineral-butirderajat.html http://www.amex.net.au/projects/ironsand-a-product-in-demand http://www.hukumpertambangan.com/izin-usaha-pertambangan/ http://www.miningandmetallurgy.com/DredgingPump http://www.mineraltechnologies.com/gravity-separation-technolog http://www.museumca.org/goldrush/ fever19-hy.html http://www.pam-group.com/en/en.prmprocess.htm http://www.teara.govt.nz/en/graph/5892/chemical-composition-of-ironsands http://www.tekmira.esdm.go.id/data/PasirBesi/ulasan.asp?xdir=PasirBesi&commId=26&comm=Pasir%20Besi http://www.tenovagroup.com/pdf/brochure/17-Processing%20Iron%20Ore http://www.tradeindia.com/selloffer